laporan aspirin.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: LAPORAN ASPIRIN.docx](https://reader035.vdocuments.us/reader035/viewer/2022081816/55cf9bcd550346d033a76f56/html5/thumbnails/1.jpg)
KEPUSTAKAAN
Funiss BS, et al, 1978, Vogel’s Textbook of Practical Organic Chemistry, 4 th edition,
The English Language Book Society and Longman, London, 831-832
Fessenden RJ, Fessenden JS, 1994, Organic Chemistry, 5th edition, Brooks/Cole
Publishing Company Pasific Grove, California, 512-513
Mc Murry J, Orgnic Chemistry, 5th edition, Brooks/Cole Publishing Company Pasific
Grove, USA, 864
http://id.wikipedia.org/wiki/Aspirin
http://farmasi07itb.wordpress.com/2008/12/17/esterifikasi-fenol-sintesis-aspirin/
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_salisilat
DASAR TEORI
Aspirin adalah turunan dari asam salisilat yang mana zat yang berwarna,
berbentuk kristal, dan merupakan asam lemah, yang mana mempunyai titik lebur
1350C. Asam asetilsalisilat larut dengan cepat dalam larutan amonium asetat atau
dalam asetat, karbonat, sitrat atau logam alkali hidroksid. Asam asetilsalisilat stabil
dalam udara kering, tapi akhirnya terhidrolisis ketika kontak dengan udara lembab
menjadi asam dan asam salisilat. Dalam larutan alkali, hidrolisis berlangsung cepat
dan larutan jernih terbentuk yang mungkin seluruhnya mengandung asetat dan
salisilat.
Aspirin ialah pereda nyeri yang paling banyak digunakan di dunia. Aspirin
yang telah digunakan untuk mengobati sakit gigi, sakit kepala, arthritis, dan nyeri
lainnya selama 100 tahun. Akan tetapi, baru-baru ini saja kita memahami bagaimana
1
![Page 2: LAPORAN ASPIRIN.docx](https://reader035.vdocuments.us/reader035/viewer/2022081816/55cf9bcd550346d033a76f56/html5/thumbnails/2.jpg)
aspirin bekerja. Ini merupakan cerita menarik karena ada hubungan langsung dengan
biosintesis prostaglandin. Salah satu efek samping dari aspirin ialah iritasi lambung
dan ini juga merupakan akibat dari penghambatan sintesis prostaglandin. Ternyata
bahwa PGE2 melindungi sel pada dinding lambung dengan merangsang pembentukan
lapisan pelindung dari mukosa. PGE2 juga membantu meregulasi tingkat asam dalam
lambung, tanpa zat ini, produksi asam hidroklorida akan meningkat. Jadi, dapat
dimengerti bagaimana penghambatan lepasnya PGE2 dalam lambung karena menelan
aspirin dapat mengakibatkan gangguan lambung. Tebtu saja, hal ini tidak mencegah
pemanfaatan aspirin. Seperti pasa banyak elixir, bila diminum dengan takaran sedang,
aspirin sangat berguna tetapi bila takarannya berlebihan akan menimbulkan masalah.
Komponen Penyusun Aspirin
Aspirin merupakan hasil reaksi antara asam salisilat dengan anhidrida asetat.
Asam salisilat
Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam bifungsional
yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH. Karenanya asam salisilat ini
dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda yaitu reaksi asam dan basa.
Nama asam salisilat berasal dari spesies dedalu (bahasa Latin: salix), yang
memiliki kandungan asam tersebut secara alamiah, dan dari situlah manusia
mengisolasinya. Penggunaan dedalu dalam pengobatan tradisional telah
dilakukan oleh bangsa Sumeria, Asyur dan sejumlah suku Indian seperti
Cherokee.Salisilat umumnya bekerja melalui kandungan asamnya. Hal
tersebut dikembangkan secara menetap ke dalam salisilat baru.
2
![Page 3: LAPORAN ASPIRIN.docx](https://reader035.vdocuments.us/reader035/viewer/2022081816/55cf9bcd550346d033a76f56/html5/thumbnails/3.jpg)
Nama SistematisAsam 2-
hidroksibenzoat
Sifat
Rumus molekul C7H6O3
Massa molar 138,12 g/mol
Densitas 1,44 g/cm3
Titik leleh 159 °C
Titik didih 211 °C (2666 Pa)
Kelarutan dalam
kloroform, etanol,
metanol
kloroform 0,19 M;
etanol 1,84 M;
nalgesi 2,65 M [1]
Senyawa terkait
Senyawa terkait Metil salisilat,
Asam benzoat,
Fenol, Aspirin,
Asam 4-
3
![Page 4: LAPORAN ASPIRIN.docx](https://reader035.vdocuments.us/reader035/viewer/2022081816/55cf9bcd550346d033a76f56/html5/thumbnails/4.jpg)
Molekul Anhidrida Asetat
hidroksibenzoat,
Magnesium
salisilat,
Bismut
subsalisilat,
Asam
sulfosalisilat
Anhidrida asetat
Anhidrida asetat, (Nama IUPAC: etanoil
etanoat) dan disingkat sebagai Ac2O, adalah
salah satu anhidrida asam paling sederhana.
Rumus kimianya adalah (CH3CO)2O.
Senyawa ini merupakan reagen penting dalam sintesis organik. Senyawa ini
tidak berwarna, dan
berbau cuka karena reaksinya dengan kelembapan di udara membentuk asam
asetat.
Anhidrida asetat dihasilkan melalui reaksi kondensasi asam asetat, sesuai
persamaan:
Selain itu, anhidrida asetat juga dihasilkan melalui reaksi asetil klorida dengan
natrium asetat.
4
![Page 5: LAPORAN ASPIRIN.docx](https://reader035.vdocuments.us/reader035/viewer/2022081816/55cf9bcd550346d033a76f56/html5/thumbnails/5.jpg)
Molekul asetosal
Sintesis Aspirin
Aspirin adalah turunan asam karboksilat yang dapat disintesis dengan
mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asetat serta menggunakan katalisis
H2SO4 sebagai zat penghidrasi.
Reaksinya disebut esterifikasi fenol. Sebagai
fenol adalah asam salisilat dan sebagai turunan asam
karboksilat adalah anhidrida asetat.
Esterifikasi fenol tidak melibatkan pemecahan ikatan C-O dari fenol tetapi
tergantung pada pemecahan ikatan O-H.Meskipun asam karboksilat dapat digunakan
untuk esterifikasi fenol,tetapi hasilnya sedikit.Untuk mendapatkan hasil yang lebih
banyak,digunakan turunan asam karboksilat.Misalnya anhidrida asetat yang bersifat
lebih reaktif nalgesic asam asetat. Berikut ini reaksinya:
Mekanisme pembentukan aspirin mengikuti reaksi asilasi.Asilasi adalah proses
adisi gugus asil ke sebuah senyawa. Senyawa yang menyediakan gugus asil disebut
sebagai agen pengasil. Anhidrida asam karboksilat,dalam hal ini ialah anhidrida
asetat, juga sering digunakan sebagai agen pengasil untuk mengasilasi asam salisilat.
5
![Page 6: LAPORAN ASPIRIN.docx](https://reader035.vdocuments.us/reader035/viewer/2022081816/55cf9bcd550346d033a76f56/html5/thumbnails/6.jpg)
Mekanisme reaksinya adalah subsitusi nukleofilik pada asil.
1. Anhidrida asetat menyerang H+
2. Anhidrida asam asetat mengalami resonansi
3. Anhidrida asam asetat menyerang gugus fenol dari asam salisilat
4. H+ terlepas dari –OH dan berikatan dengan atom O pada anhidrida asam
asetat
5. Anhidrida asam asetat terputus menjadi asam asetat dan asam
asetilsalisilat (aspirin)
6. H+ akan lepas dari aspirin
Untuk menguji apakah semua asam salisilat telah terasilasi menjadi asam asetil
salisilat (aspirin) maka dapat digunakan FeCl3. FeCl3 dengan fenol akan membentuk
kompleks berwarna ungu. Asam salisilat merupakan senyawa yang mengandung
fenol sedangkan pada aspirin gugus fenol itu telah tersubsitusi oleh asetil. Maka pada
aspirin warna orange pada FeCl3 akan tetap. Aspirin memiliki sifat-sifat sebagai
berikut: Mr = 180, Titik leleh = 136 oC (277 oF), dan Titik didih = 140 oC (284 oF)
Kegunaan Aspirin
Aspirin berfungsi sebagai analgesic antipiretik. Sifat antipiretik dan analgesik
yang ditemukan berasal dari senyawa salicin. Salicin merupakan kelompok glikosida.
Glikosida adalah senyawa yang memiliki bagian gula terikat pada non-glikosa L.
Aglikon dalam salian adalah salial alkohol dan tereduksi sempurna menjadi asam
salisilat. Aspirin bersifat analgesic yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain
itu, aspirin juga merupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit pada
cedera ringan seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat
antipiretik yang berfungsi untuk mengurangi demam.Indikasi aspirin adalah untuk
meringankan rasa sakit, terutama sakit kepala dan pusing, sakit gigi, dan nyeri otot
serta menurunkan demam.
6
![Page 7: LAPORAN ASPIRIN.docx](https://reader035.vdocuments.us/reader035/viewer/2022081816/55cf9bcd550346d033a76f56/html5/thumbnails/7.jpg)
Penggunaan aspirin secara berulang-ulang dapat mengakibatkan pendarahan
pada lambung dan pada dosis yang cukup besar dapat mengakibatkan reaksi seperti
mual atau kembung, diare, pusing dan bahkan berhalusinasi.
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami reaksi asetilasi
2. Terampil dalam melakukan pemurnian aspirin dengan cara rekristalisasi
menggunakan dua pelarut campuran.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat-alat yang digunakan :
Labu Erlenmeyer
Termometer
Corong Buchner
Kaca Arloji
Labu Hisap
Batang Pengaduk
Gelas Ukur
Timbangan Gram dan Anak Timbangan
Kertas Perkamen
Corong kaca
Kertas Saring
Penangas Air dan Bunsen
Pompa Hisap
Sumbat Gabus
Beaker Gelas7
![Page 8: LAPORAN ASPIRIN.docx](https://reader035.vdocuments.us/reader035/viewer/2022081816/55cf9bcd550346d033a76f56/html5/thumbnails/8.jpg)
Magnetic Stirrer dan Magnetic Bar
2. Bahan-bahan yang digunakan :
5 gram asam salisilat
7 ml anhidrida asetat
3 tetes H2SO4 pekat
75 ml air dingin
15 ml etanol panas
37,5 ml air panas
MEKANISME REAKSI
Mekanisme Reaksi :
CARA KERJA
8
![Page 9: LAPORAN ASPIRIN.docx](https://reader035.vdocuments.us/reader035/viewer/2022081816/55cf9bcd550346d033a76f56/html5/thumbnails/9.jpg)
1. Ke dalam labu Erlenmeyer dimasukkan berturut-turut 5 g asam salisilat,7 ml
anhidrida asetat dan 3 tetes H2SO4 pekat pada waktu penambahan labu
Erlenmeyer digoyang-goyang agar tercampur sempurna.
2. Labu Erlenmeyer tersebut dimasukkan ke dalam tangas air dengan temperatur
50– 60 ºC ,diaduk selama 15 menit,keluarkan dari tangas air dan sambil diaduk-
aduk terus dibiarkan labu sampai dingin
3. Kemudian lakukan test FeCl3 dengan cara :
a. Ambil sedikit larutan tersebut dan letakkan pada kaca arloji.
b. Tambahkan larutan FeCl3 secukupnya.
c. Jika larutan berwarna ungu, maka panaskan kembali di atas water bath
selama 5 menit kemudian test lagi dengan FeCl3.
d. Jika larutan tidak berwarna, berarti asam salisilat telah bereaksi semua
menjadi asam asetil salisilat.
4. Setelah menjadi padat, tambahkan 75 ml air ke dalam larutan tadi, lalu aduk dan
segera lakukan penyaringan dengan corong buchner dan labu hisap.
5. Pindahkan hasil penyaringan ke dalam erlenmeyer dan lakukan proses
rekristalisasi dengan cara :
a. Aspirin yang terbentuk dilarutkan dalam 15 ml etanol
b. Larutan tersebut dituangkan ke dalam 37,5 ml air hangat. Bila timbul
endapan dipanaskan sampai semuanya larut.Jika ada kotoran,disaring panas
c. Didinginkan pelan-pelan sampai terbentuk beautiful needle like crystal.
d. Disaring dengan corong buchner, kemudian keringkan dalam oven.
6. Masukkan ke dalam botol hasil, lalu timbang dan dikemas dengan baik disertai
label.
SKEMA KERJA
9
![Page 10: LAPORAN ASPIRIN.docx](https://reader035.vdocuments.us/reader035/viewer/2022081816/55cf9bcd550346d033a76f56/html5/thumbnails/10.jpg)
(goyang ad homogen)
GAMBAR PEMASANGAN ALAT
10
5 gram asam salisilat + 7 ml anhidrida asetat + 3 tetes H2SO4 pekat ke dalam labu erlenmeyer yang kering
erlenmeyer kering
dikeringkan dalam oven
saring dengan corong buchner
didinginkandisaring panas
tidak ada kotoranAda kotoran
kristal kasar aspirin + 15 ml etanol yang telah dipanaskan di hot plate +37,5 ml air panas
lakukan rekristalisasi
saring dengan corong buchner dan labu hisap
+ 15 ml aquadestPanaskan lagi
Tidak berwarna unguBerwarna ungu
test dengan larutan FeCl3
didinginkan hingga terbentuk kristal
panaskan di water bath (suhu 50 – 60 ºC) sambil diaduk ± 15 menit menit
![Page 11: LAPORAN ASPIRIN.docx](https://reader035.vdocuments.us/reader035/viewer/2022081816/55cf9bcd550346d033a76f56/html5/thumbnails/11.jpg)
HASIL PRAKTIKUM
11
![Page 12: LAPORAN ASPIRIN.docx](https://reader035.vdocuments.us/reader035/viewer/2022081816/55cf9bcd550346d033a76f56/html5/thumbnails/12.jpg)
Hasil teoritis : 5,5 gram
Hasil praktis : 3,25 gram
Persen hasil : Hasil Praktis(gram)HasilTeoritis (gram)
×100 %
3,25 gram5,5 gram
× 100 %=59,09 %
KETETAPAN ALAM
Titik leleh : 129⁰ - 133⁰ C
PEMBAHASAN DAN DISKUSI
Bahan dasar pembuatan aspirin ialah asam salisilat dan anhidrida asetat dengan
katalis H2SO4. Langkah pertama yang dilakukan ialah menyediakan bahan-bahannya
sesuai dengan prosedur yang tertera. Hal yang perlu diperhatikan sebelum
mereaksikan kedua bahan ini ialah alat-alat yang digunakan dalam praktikum harus
berada dalam keadaan kering.
Apabila alat-alat yang digunakan dalam keadaan basah, lembab, ataupun
terkena air dapat menyebabkan aspirin akan berubah kembali menjadi senyawa
pembentuk awal yaitu asam salisilat dan anhidrida asetat (adanya reaksi reversible)
sehingga aspirin tersebut tidak dapat digunakan kembali dan kemungkinan campuran
tersebut akan berwarna hitam (gagal).
Setelah ketiga bahan tersebut dicampur dan dikocok ad homogen, dilakukan
pemanasan. Yang dimana waktu yang diperlukan kurang lebih 10-15 menit dengan
suhu 50-60⁰ C. Suhu tersebut merupakan suhu optimal dimana terjadinya
12
![Page 13: LAPORAN ASPIRIN.docx](https://reader035.vdocuments.us/reader035/viewer/2022081816/55cf9bcd550346d033a76f56/html5/thumbnails/13.jpg)
pembentukan aspirin. Apabila digunakan suhu diatas suhu tersebut maka akan terjadi
peruraian pada ester yang terbentuk. Dan apabila dilakukan pada suhu dibawah suhu
optimal tersebut malah akan membuat reaksi berjalan dengan lambat.
Setelah bahan tersebut didinginkan maka akan terjadi pengkristalan. Kristal-
kristal tersebut akan diuji menggunakan FeCl3 yang gunanya untuk mengetahui
apakah masih ada tersisa asam salisilat atau tidak pada bahan tersebut. Jika senyawa
tersebut positif (+) masih mengandung asam salisilat maka setelah ditetesi dengan
FeCl3 akan terbentuk warna ungu pada kristal, karena pereaksi akan mengikat gugus -
OH pada inti aromatis. Jadi, campuran itu harus dipanaskan ulang, hingga semua
asam salisilatnya berubah menjadi aspirin. Setelah hasil reaksinya menjadi padat,
maka ditambahkan 150 ml air dan harus segera disaring dengan corong Buchner.
Sedangkan, bila pada kristal negative (-) mengandung asam salisilat maka warna
FeCl3 akan tetap orange.
Setelah melakukan test dengan FeCl3, maka segera dilakukan penambahan air
sebanyak 75 ml. Hal ini dikarenakan agar anhidrida asetat segera bereaksi dan
mengendap dengan bentuk kristal berupa asam asetat. Dan perlu diingat bahwa
penambahan air tidak boleh berlebihan (lebih dari jumlah yang tertera pada prosedur)
karena kelarutan asprin hanya sedikit larut dalam air. Dan segera disaring dengan
corong Buchner agar tidak terjadi reaksi reversible pada aspirin. Hasil dari
penyaringan tersebut (kristal aspirin) dapat dipindahkan ke labu erlenmeyer yang
baru, bersih dan kering.
Untuk memperoleh kristal yang lebih bagus, maka proses rekristalisasi
selanjutnya menggunakan dua macam pelarut. Pelarut yang cocok untuk aspirin ialah
air dan alkohol. Digunakan 2 pelarut agar hasilnya bagus dan dengan hasil yang
maksimum. Fungsinya adalah yang satu untuk melarutkan sedangkan yang satu lagi
tidak dapat melarutkan sehingga dapat terbentuk kristal.
13
![Page 14: LAPORAN ASPIRIN.docx](https://reader035.vdocuments.us/reader035/viewer/2022081816/55cf9bcd550346d033a76f56/html5/thumbnails/14.jpg)
Yang pertama kali dididihkan ialah air karena titik didih air lebih tinggi
dibandingkan etanol. Setelah itu, yang dididihkan kedua ialah etanol. Pada saat
mendidihkan etanol, maka erlenmeyer-nya ditutupi dengan corong dan kapas. Hal itu
dimaksudkan untuk mengurangi penguapan yang terjadi pada saat pemanasan etanol,
mengingat sifat etanol yang mudah menguap.
Setelah etanol-nya mendidih maka segera dituang ke dalam erlenmeyer yang
berisi kristal hasil penyaringan dari corong Buchner. Hasil campurannya harus
tercampur homogen terlebih dahulu sebelum ditambahkan air panas. Tapi pada saat
kami memanaskan etanol, etanol tersebut sudah menguap terlebih dahulu (ditandai
dengan kapasnya sudah agak basah) sebelum ditambahkan pada kristal hasil
penyaringan karena terlalu lamanya etanol tersebut dipanaskan. Dan pada saat itu
juga air yang didihkan belum panas. Ketika etanol ditambahkan ke dalam kristal
tersebut, kristal itu belum sepenuhnya larut dan kami langsung menambahkan dengan
air panas, menyebabkan campuran tersebut menggumpal atau belum larut. Kristal
yang belum larut tersebut, kami panaskan kembali diatas magnetic stirrer agar
melarut dengan sempurna (larutan jernih). Untuk mendapatkan campuran yang
homogen dibutuhkan waktu yang cukup lama akibat penggumpalan tersebut. Setelah
campuran tersebut homogen (larutan jernih), campuran didinginkan dan disaring di
corong Buchner untuk mendapatkan kristal.
Kristal aspirin yang terbentuk kemudian dikeringkan di dalam oven (untuk
mempercepat pengeringan). Setelah kering sempurna, maka ditimbang hasil
praktisnya. Hasil praktis inilah yang digunakan untuk mengetahui berapa persen hasil
yang kita peroleh jika dibandingkan dengan hasilk teoritisnya. Hasil yang diperoleh
setiap praktikan tidaklah sama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tersebut ialah:
Pengukuran zat-zat yang kurang akurat
14
![Page 15: LAPORAN ASPIRIN.docx](https://reader035.vdocuments.us/reader035/viewer/2022081816/55cf9bcd550346d033a76f56/html5/thumbnails/15.jpg)
Penimbangan yang kurang tepat
Alat-alat yang digunakan tidak berada dalam keadaan kering
Pelarut untuk rekristalisai berlebih. Efek ynag ditimbul ialah ada
sebagian aspirin yang ikut terlarut
Banyak Kristal yang masih tertinggal di kertas saring
Akibat dari semua di atas, hasil praktis yang diperoleh lebih sedikit
dibandingkan hasil teoritisnya.
TANDA TANGAN PRAKTIKAN
Lia Cahyaningtyas Gratia Vidy M. T
(1120129/H-10) (1120139/H-10)
15