lapkas 2 nana.pptx
TRANSCRIPT
RSUD KOTA BANJAR1
PRESENTATIONCASE REPORT CLINICAL
STAGE OF DERMATOLOGY
Tutor : dr. Bowo Wahyudi Sp,KkHASANAH 2010730139
SEPTEMBER 2015
Tinea Korporis + Tinea Kruris e.c Epidermophyton”
RSUD KOTA BANJAR2
IDENTITAS
Nama : Ny. IS Usia : 45 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Rencang Bojong,
Banjar Bangsa : Indonesia Pekerjaan : IRT Dokter yg merawat : Dr. Bowo
Wahyudi, Sp. KK
RSUD KOTA BANJAR3
ANAMNESIS
Keluhan UtamaTimbul bercak-bercak kemerahan dan bersisik halus pada bokong, paha kiri dan tungkai kanan yang terasa semakin gatal ketika berkeringat dan meluas. Keluhan ini dirasakan sejak ± 1 minggu yang lalu.
RSUD KOTA BANJAR4
ANAMNESIS
2bln SMRSBercak kemerahan dan gatal pd lutut dan meluas ke sekitar tungkai.
1 minggu SMRSBercak kemerahan dan gatal menyebar ke daerah tungkai kanan, paha kiri dan bokong.Bercak kemerahan di lutut mulai menghitam.
3 hari SMRSBercak-bercak kemerahan dan bersisik halus pd bokong, paha kiri dan tungkai kanan yg terasa gatal sangat hebat ketika berkeringat dan meluas.
RSUD KOTA BANJAR5
R. Penyakit Dahulu• Pernah mengalami keluhan seperti ini
± 1 tahun yg lalu.
R. Alergi •Alergi makanan laut, cuaca dingin, bulu hewan ataupun gigitan serangga disangkal.•Alergi terhadap bahan kimia (detergen) dan riwayat atopi disangkal.
R. Psikososial
• IRT dan setiap pagi hari kesawah untuk memetik sayuran
• Berkeringat sangat banyak• Tidak mandi setelah pulang dari
sawah• Sering menggunakan celana yang
tidak menyerap keringat dan dicuci selama 1 minggu 2 kali
ANAMNESIS
RSUD KOTA BANJAR6
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak ringan Kesadaran : Composmentis Tekanan darah : tidak dilakukan Suhu : 36,3 0 C Nadi : 84 x/ menit Pernafasan : 20 x/menit
RSUD KOTA BANJAR7
PEMERIKSAAN FISIKSTATUS GENERALIS
Kepala Rambut : hitam distribusi merata
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : sekret (-/-)
Mulut : hiperemis (-), mukosa buccal basah, stomatitis (-)
Gigi : caries (-)
THT : tonsil T1/T1, hiperemis (-)
Leher KGB : tidak teraba membesar, massa (-)
Thorax Bentuk dan gerak simetris
Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)
BJ I&II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Tampak datar, supel, BU (+) normal
Ekstremitas Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT < 2 detik
Kulit : lihat status dermatologis
RSUD KOTA BANJAR8
PEMERIKSAAN FISIK
RSUD KOTA BANJAR9
PEMERIKSAAN FISIK
RSUD KOTA BANJAR10
PEMERIKSAAN FISIK
RSUD KOTA BANJAR11
PEMERIKSAAN FISIK
RSUD KOTA BANJAR12
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS DERMATOLOGIKUS
Distribusi Regional
A/R Bokong, lutut, paha kiri dan tungkai kanan.
Karakteristik Lesi Multipel, sirkumskrip, ireguler, polisiklik, sebagian
menimbul dan sebagian tidak menimbul, kering,
dengan ukuran terkecil 0,5 cm x 2 cm dan terbesar 8
cm x 7 cm.
Efluroesensi Makula eritematosa, makula hiperpigmentasi, disertai
skuama halus
RSUD KOTA BANJAR13
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pem. mikroskopik dgn kerokan kulit pd tepi lesi yg aktif, tetesi KOH 20%+tinta parker pd preparat kaca obyek, ditutup dgn gelas penutup.
Biarkan 15 menit, lihat dgn mikroskop pd pembesaran 40x.
Hifa panjang bersepta, bercabang-cabang dan double contour
RSUD KOTA BANJAR14
RESUME
Perempuan, 45 tahun, timbul bercak-bercak kemerahan dan bersisik halus pada bokong, paha kiri dan tungkai kanan yang terasa semakin gatal ketika berkeringat dan meluas.
2 bulan SMRS, bercak kemerahan dan gatal ketika berkeringat pd lutut dan meluas ke sekitar tungkai.
1 minggu SMRS, Bercak kemerahan dan gatal menyebar ke daerah tungkai kanan, paha kiri dan bokong. Bercak kemerahan di lutut mulai menghitam.
3 hari SMRS, bercak-bercak kemerahan dan bersisik halus pd bokong, paha kiri dan tungkai kanan yg terasa gatal sangat hebat ketika berkeringat dan meluas.
RSUD KOTA BANJAR15
RESUME Pasien suka memakai celana yang berbahan tidak menyerap
keringat dan dicuci selama 1 minggu 2 kali. Pasien jarang menjemur handuk yang telah dipakainya dan hanya menggantungkan handuknya dikamar. Pasien mencuci handuk jika sudah terlihat kotor.
Kegiatan pasien sehari-hari adalah sebagai ibu rumah tangga dan bertani.
±1 tahun yang lalu pasien pernah mengalami hal yang serupa seperti sekarang, tetapi gatalnya hanya pada bagian lengan, lutut dan tungkai saja.
PF : DBN Status Dermatologis, distribusi : Regional. A/R : Bokong, lutut,
paha kiri dan tungkai kanan. Karakteristik lesi : Multipel, sirkumskrip, ireguler, polisiklik, sebagian menimbul dan sebagian tidak menimbul, kering, dengan ukuran terkecil 0,5 cm x 2 cm dan terbesar 8 cm x 7 cm. Efloresensi : Makula eritematosa, makula hiperpigmentasi, disertai skuama dengan tepi aktif berbatas tegas.
Pemeriksaan penunjang dengan kerokan kulit, hasil : hifa panjang bersepta, bercabang-cabang dan double contour.
RSUD KOTA BANJAR16
DIAGNOSIS
Diagnosis Banding :1. Tinea Korporis + Tinea Kruris
e.c Epidermophyton2. Tinea Korporis + Tinea Kruris
e.c Trichopyton3. Tinea Korporis + Tinea Kruris
e.c Microsporum
Diagnosis kerja : Tinea Korporis + Tinea Kruris
e.c Epidermophyton
RSUD KOTA BANJAR17
RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan dengan lampu wood Pemeriksaan kultur dari kerokan bagian tepi lesi
dalam media agar Sabouroud dektrose Pemeriksaan fungsi hati SGOT dan SGPT
RSUD KOTA BANJAR18
PENATALAKSANAANNon-Medikamentosa Edukasi : Menerangkan kpd pasien bahwa penyakit yang diderita pasien a/
infeksi jamur dan mudah menular. Memberikan saran kpd pasien agar menganti baju dan pakaian dalam
yang basah karena keringat. Mengurangi kegiatan sehari-hari yang dpt banyak menimbulkan
keringat. Menyarankan kpd pasien agar tidak menggaruk-garuk lesi. Mencuci dan menjemur handuk di luar ruangan agar terkena sinar
matahari sesering mungkin. Menyarankan kpd pasien untuk tidak menggunakan dan langsung
mecncuci baju yang telah dipakai sebelumnya, sebaiknya pakaian yang telah dipakai langsung dicuci.
Menyarankan kpd pasien untuk mandi dan membersihkan dirinya setiap hari, minimal 2x sehari terutama setelah beraktifitas.
Memberikan informasi kpd pasien untuk meminum obat tablet 1 kali sehari selama 14 hari, lalu kontrol kembali setelah 14 hari pengobatan.
RSUD KOTA BANJAR19
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa Topikal : Ketokonazol cream 2 % dioleskan pada
bagian yang gatal, sehari digunakan 2 kali selama 14 hari.
Sistemik : Ketokonazol tablet 1 x 200 mg selama 2 minggu.
RSUD KOTA BANJAR20
PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : Ad Bonam Quo Ad Functionam : Ad Bonam Quo Ad Sanationam : Ad bonam
RSUD KOTA BANJAR21
ANALISIS KASUS
RSUD KOTA BANJAR22
Mengapa pada pasien ini di diagnosis tinea Korporis+tinea kruris?
ANAMNESIS Kasus
Keluhan bercak-bercak kemerahan dan bersisik halus pd bokong, paha kiri dan tungkai kanan yang disertai rasa gatal. Rasa gatal bertambah terutama bila berkeringat dan udara panas.
Teori: Tinea korporis dan kruris : infeksi jamur golongan dermatofita Tinea korporis pada badan, tungkai dan lengan (tidak termasuk
lipat paha, tangan dan kaki). Tinea kruris pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan
kadang-kadang sampai perut bagian bawah. Penderita dermatosis merasa gatal dan kelainan berbatas tegas,
terdiri macam-macam efloresensi. Bagian tepi lesi lebih aktif (lebih jelas tanda-tanda peradangan).
Kulit yang terinfeksi jamur berbentuk lingkaran, berbatas tegas dengan tepi kemerahan disertai vesikel-vesikel kecil dan bersisik.
Keluhan utama gatal diwaktu panas dan berkeringat.
RSUD KOTA BANJAR23
ANAMNESIS Kasus
Pasien jarang membersihkan badannya ketika berkeringat, pasien juga suka memakai celana berbahan yang tidak menyerap keringat ketika pergi ke sawah dan dicuci selama 1 minggu 2x. Pasien jarang menjemur handuk yang telah dipakainya hanya menggantungkan handuknya di dalam kamar, pasien mencuci handuk hanya jika terlihat kotor.
TeoriCara penularan : Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut yang
mengandung jamur baik dari manusia, binatang, atau tanah. Penularan tidak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang
dihinggapi jamur, pakaian, debu. Kontaminasi dengan pakaian, handuk atau sprei penderita. Faktor suhu dan kelembaban, tampak pada lokalisasi atau lokal, dimana banyak keringat. Kebiasaan mengenakan pakaian yang tidak menyerap keringat dalam waktu yang lama dan atau bertukar pinjam pakaian dengan orang lain penderita tinea kruris
Mengapa pada pasien ini di diagnosis tinea Korporis+tinea kruris?
RSUD KOTA BANJAR24
Mengapa pada pasien ini di diagnosis tinea Korporis+tinea kruris?
Pemeriksaan Fisik Kasus
Lesi berupa makula eritematosa, makula hiperpigmentasi, bentuk polisiklik, disertai skuama dengan tepi aktif dan berbatas tegas.
Teori Gambaran klasik lesi tinea korporis dan tinea kruris
berupa lesi anular, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang dengan vesikel dan papul ditepi. Daerah tengahnya biasanya lebih tenang, kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan.
RSUD KOTA BANJAR25
Mengapa pada pasien ini di diagnosis tinea Korporis+tinea kruris?
Pemeriksaan penunjang Pem. mikroskopik dgn
kerokan kulit pd tepi lesi yg aktif, tetesi KOH 20%+tinta parker pd preparat kaca obyek, ditutup dgn gelas penutup.
Biarkan 15 menit, lihat dgn mikroskop pd pembesaran 40x.
Hifa panjang bersepta, bercabang-cabang dan double contour.
Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan hifa panjang yang terbagi oleh sekat, bercabang, double contour maupun spora berderat (artrospora) yang khas pada infeksi dermatofita.
RSUD KOTA BANJAR26
Pemeriksaan penunjang disarankan
Pemeriksaa sinar wood untuk melihat fluoresensi. Bila sinar diarahkan ke kulit yang mengalami infeksi jamur, sinar akan berubah menjadi dapat dilihat.
Sabouraud Dextrose Agar (SDA) untuk mengetahui golongan ataupun spesies dari jamur.
Pemeriksaan fungsi hati SGOT&SGPT untuk melihat fungsi hati sebelum diberikan pengobatan, karena ES ketokonazole menggangu fungsi hati.
RSUD KOTA BANJAR27
Bagaimana diagnosis banding pada kasus ini?
Epidhermophyton Trycophyton Microsporum
• Menginfeksi kulit dan kuku
• Penularannya : tanah dan atau
tumbuhan kepada manusia.
• Termasuk E.floccosum (infeksi
yang pada manusia, penyebab
dermatofitosis pada individu tidak
sehat).
• Penyebab paling umum dari tinea
corporis, tinea cruris, tinea pedis.
• Infeksi terbatas kepada lapisan
korneum kulit luar.
• Menyerang kulit, kuku, dan
rambut.
• Penularannya : manusia
kepada manusia.
• Penyebab paling umum dari
tine kruris dan tinea pedis.
• Menyerang kulit dan rambut.
• Penularannya : hewan kepada
manusia.
• Penyebab tinea kapitis, dan
tinea korporis.
Diagnosis banding pd kasus dpt disingkirkan sebagai diagnosis kerja dikarenakan perbedaan pada jenis spesies penyebab, cara penularannya dan infeksinya terbatas pada lapisan korneum kulit luar sehingga ditegakan diagnosis kerja Tinea Korporis + Tinea Kruris e.c Epidermophyton
RSUD KOTA BANJAR28
Bagaimana penatalaksanaa pada kasus ini?
Non-medikamentosa : edukasi Medikamentosa
Topikal : Ketokonazol cream 2 % dioleskan pada bagian yang gatal, sehari digunakan 2 kali selama 14 hari.
Sistemik : Ketokonazol tab 1 x 200 mg selama 2 minggu.
RSUD KOTA BANJAR29
KETONAZOLE
Ikatan yg kuat dgn keratin dan mencapai keratin dlm wkt 2 jam melalui kelenjar keringat eccrine, penghantaran menjadi lebih lambat ketika mencapai lapisan basal epidermis dlm waktu 3-4 minggu.
Konsentrasinya masih tetap dijumpai, sekurangnya 10 hari setelah obat dihentikan.
Sangat efektif dalam pengobatan jamur.
RSUD KOTA BANJAR30
KETOKONAZOLE
INDIKASI Infeksi pada kulit, rambut dan kuku (kecuali kuku
kaki) yang disebabkan oleh dermatofit Infeksi jamur pada rongga pencernaan Kandidosis vagina kronik dan kandidosis rekuren Infeksi mikosis sistemik Pengobatan profilaksis pd pasien yg mekanisme
pertahanan tubuhnya menurun (keturunan, disebabkan penyakit/obat) yg berhubungan dengan meningkatnya risiko infeksi jamur
RSUD KOTA BANJAR31
KETOKONAZOLE
KONTRA INDIKASI Penyakit hati akut/kronik Hipersensitif ketoconazole Pemberian peroral, tidak boleh
diberikan bersama dgn terfenadine, astemizole, cisapride dan triazolam
Wanita hamil
RSUD KOTA BANJAR32
KETOKONAZOLE TOPIKAL
Rekomendasi infeksi lokal karena dermatofit yang hidup pada jaringan kulit.
Digunakan untuk infeksi jamur dgn dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien.
RSUD KOTA BANJAR33
KETOKONAZOL SISTEMIK
Antifungi sistemik pertama berspektrum luas. Turunan imidazol sintetik yg lipofilik dan larut dlm
air pd PH asam. Bekerja menghambat C-14-dimetilase (enzim P-450
sitokrom) pembentukan ergosterol membran jamur. Dosis anjuran dewasa 200-400 mg/hari. Lama
pengobatan untuk tinea cruris dan tinea korporis selama 2-4 mggu.
Tidak resisten, ES minimal, harga terjangkau.
RSUD KOTA BANJAR34
Bagaimana prognosis pada kasus ini?
Quo Ad Vitam : Ad Bonam
Tidak ada gejala/tanda yang mengarah pada ancaman kematian.
Quo Ad Functionam : Ad Bonam
Lesi kulit yang ditimbulkan tidak mengganggu fisiologis kulit secara bermakna.
Quo Ad Sanactionam : Ad Bonam
Dengan menghilangkan faktor presdiposisi maka penyakit dapat diobati secara tuntas dan sembuh.
Prognosis pada kasus sesuai dengan teori, yaitu : Prognosis pada penyakit ini baik dengan diagnosis dan terapi yang tepat, asalkan kelembapan dan kebersihan kulit selalu dijaga.
RSUD KOTA BANJAR35
REFERENSI Shannon Verma, Michael P. Heffernan. 2008. Superficial Fungal Infection: in Fitzpatrick’s
Dermatology In General Medsicine. 7th ed. USA: The McGraw Hill Companies. Hal: 1807-1821. Djuanda, Adhi, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam. Jakarta : Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal: 89-105. Fitzpatrick, Thomas, et al. 2003. Superficial Fungal Infection: in Fitzpatrick’s Dermatology In General
Medicine, 6th edition. USA: McGraw-Hill Book. Hal: 2209-2226. Darwanto, Prianto Juni, dkk. 2006. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hal: 219-220 Boel, Trelia. 2003. Mikosis Superfisialis. Sumatra Utara: USU digital library. Hal: 1-14 Goedadi MH, Suwito PS. 2004. Tinea korporis. In : Budimulja U, Kuswadji, Bramono K, Menaldi SL,
Dwihastuti P, Widaty S, editors. Dermatomikosis superfisialis. Jakarta: Balai penerbit FKUI. Hal: 31-34.
Munaf, Sjamsuir, dkk. 2004. Kumpulan Kuliah Farmakologi, Edisi 2. Jakarta: EGC. Hal: 221-223 Kuswadji, Widaty KS.2004. Obat anti jamur. In : Budimulja U, Kuswadji, Bramono K, Menaldi SL,
Dwihastuti P, Widaty S, editors. Dermatomikosis superfisialis. Jakarta: Balai penerbit FKUI.Hal:.108-116.
Ganjar, Indrawati. 2005. Mikologi Dasar dan Terapan : Dermatomikosis. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 3-10.
Nugroho SA. 2004.Pemeriksaan penunjang diagnosis dermatomikosis superfisialis. In : Budimulja U, Kuswadji, Bramono K, Menaldi SL, Dwihastuti P, Widaty S, editors. Dermatomikosis superfisialis. Jakarta: Balai penerbit FKUI. Hal: 99-106.
Patel S, Meixner JA, Smith MB, McGinnis MR. 2006. Superficial mycoses and dermatophytes. In : Tyring SK, Lupi O, Hengge UR, editors. Tropical dermatology. China: Elsenvier inc. Hal: 185-92.
Sobera JO, Elewski BE. 2003.Fungal disease. In : Bolognia JL, Jorizzo JL, Raiini RP, editors. Dermatology. Spain : Elsevier Science. Hal: 1174-83.
RSUD KOTA BANJAR36