labolatory activity report-muscle
TRANSCRIPT
AKTIVITAS LABORATORIUM ANATOMI
A. Otot Pada Anggota Badan Atas dan Bawah
1. Otot pada Pinggang
Muscle Origin Insertion Action
Psoas major Vertebrae T12-L5 FemurFlexes hip and/or
lumbar spine
Illiacus Ilium Femur As above
Gluteus maximusIlium, sacrum,
coccyx and lumbodorsal fascia
Iliotibial tract and femur
Extension and lateral rotation at the hip
Gluteus medius Ilium FemurAbduction and
medial rotation at the hip
Gluteus minimus Ilium Femur As above
Tensor fasciae latae Ilium Iliotibial tractFlexion and medial
rotation at hip; tenses fascia lata
2. Otot pada Paha
Otot pada paha disusun dalam tiga kompartmen yang dipisahkan oleh intermuskular
septa.
Gambar : potongan transfersal pada pertengahan paha kiri
1.1. Kompartmen Anterior Paha
Kompartmen anterior paha berisi Sartorius dan empat otot quadrisep femoris (rectus
femoris, vastus lateralis, vastus medialis, dan vastus intermedius). Kesemua otot tersebut
disarafi oleh femoral nerve. Untuk tambahan, terminal akhir dari otot psoas major dan iliacus
melewati bagian atas dari kompartmen anterior yang keduanya berasal dari dinding posterior
abdomen. Kedua otot ini disarafi oleh percabangan langsung dari anterior rami L1 – L3
(psosas major) atau dari femoral nerve (iliacus).
Otot Origin Insersi Innervation Fungsi
Psoas majorDinding posterior
abdomenLesser trochanter
of femurAnterior rami[L1, L2, L3]
Fleksi paha pada hip joint.
IliacusDinding posterior
abdomen(iliac fossa)
Lesser trochanter of femur
Femoral nerve[L2, L3]
Fleksi paha pada hip joint.
Vastus medialis
FemurQuadrisep femoris
tendon dan tepi tengah platela
Femoral nerve[L2, L3,L4]
Extensi tungkai kaki pada knee
joint
Vastus intermedius
FemurQuadrisep femoris
tendon dan tepi tengah platela
Femoral nerve[L2, L3,L4]
Extensi tungkai kaki pada knee
jointVastus Femur Quadrisep femoris Femoral nerve Extensi tungkai
lateralis tendon [L2, L3,L4]kaki pada knee
joint
Rectus femoris
Straight head dari anterior inferior iliac spine, reflected head
dari ilium tepat superior terhadap
acetabulum
Quadrisep femoris tendon
Femoral nerve[L2, L3,L4]
Fleksi paha pada hip joint dan extensi tungkai kaki
pada knee joint
SartoriusAnterior superior iliac
spine
Permukaan anterior tibia tepat
inferomedial terhadap tibial
tuberosity
Femoral nerve[L2, L3]
Fleksi paha pada hip joint dan extensi tungkai kaki
pada knee joint
1.2. Kompartmen Medial Paha
Kompartmen medial paha berisi enam otot (gracilis, pectineus, adductor longus, adductor
brevis, adductor magnus, dan obturator externus). Semua otot tersebut disarafi oleh obturator
nerve, kecuali pectineus yang disarafi oleh femoral nerve, dan bagian dari adductor magnus
yang disarafi oleh sciatic nerve.
Otot Origin Insersi Innervasi Fungsi
Grasilis
Lapisan permukaan
external pubis, inferior pubic
ramus, ramus dari ischium
Permukaan medial dari proksimal tibia
Obturator nerve
[L2,L3]
Adduksi paha pada hip joint dan fleksi tungkai kaki pada
knee joint
PectineusPectineal line dan tulang berdekatan
dari pelvis
Garis oblique dari dasar lesser
trochanter ke line aspera pada
permukaan posterior proximal femur
Femoral nerve[L2,L3]
Adduksi dan fleksi paha pada hip joint
Adductor longus
Permukaan external pubis
Linea aspera pada 1/3 tengah dari femur
Obturator nerve (divisi
anterior)[L2,L3,L4]
Adduksi dan rotasi medial paha pada hip
joint
Adductor brevis
Permukaan external pubis dan
inferior pubis ramus
Permukaan posterior dari proximal femur
dan 1/3 atas linea aspera
Obturator nerve
[L2,L3]
Adduksi paha pada hip joint
Adductor magnus
Bagian Adductor – ischiopubic ramus
Permukaan posterior dari proximal femur, linea aspera, medial supracondylar line
Obturator nerve
[L2,L3,L4]
Adduksi dan rotasi medial paha pada hip
joint
Bagian Hamstring – ischial tuberosity
Adductor tubercle dan garis
supracondilar
Sciatic nerve (divisi tibia)[L2,L3,L4]
Obturator externus
Permukaan external dari membrane
obturator dan tulang berdekatan
Trochanteric fossa
Obturator nerve (divisi
posterior)[L3,L4]
1.3. Kompartmen Posterior Paha
Kompartmen posterior paha berisi tiga otot besar yang disebut ‘hamstrings’. Ketiga otot
tersebut disarafi oleh sciatic nerve.
Otot Origin InsersiInnervas
iFungsi
Biceps femoris
Long head – bagian inferomedial dari area atas ischial
tuberosity; short head – bibir lateral linea
aspera
Kepala fibulaSciatic nerve
[L5 – S2]
Fleksi tungkai kaki pada knee joint; extensi dan rotasi
lateral paha pada hip joint dan rotasi lateral tungkai
kaki pada knee joint
Semitendinosus
Bagian inferomedial area atas dari ischial
tuberosity
Permukaan medial dari proximal tibia
Sciatic nerve
[L5 – S2]
Fleksi tungkai kaki pada knee joint; extensi paha pada
hip joint dan rotasi medial paha pada hip joint dan
tungkai kaki pada knee joint
Semimembranosus
Superolateral impression pada ischial tuberosity
Groove dan tulang pada permukaan
medial dan posterior dari medial tibial
condyle
Sciatic nerve
[L5,S1,S2]
Fleksi tungkai kaki pada knee joint; extensi paha pada
hip joint dan rotasi medial paha pada hip joint dan
tungkai kaki pada knee joint
3. Tungkai kaki
Tungkai kaki merupakan bagian tubuh bagian bawah antara knee joint dan ankle joint.
Terbagi menjadi tiga compartment, yaitu kompartmen posterior (superficial, deep), anterior,
dan lateral. Kompartmen posterior dan anterior dipisahkan oleh interosseoud membrane,
sedangkan kompatrmen lateral dipisahkan oleh anterior intermuscular septa dengan
kompartmen anterior dan posterior intermuscular septa dengan kompartmen posterior.
Gambar : potongan transfersal dari tungkai kaki kiri; 10 cm distal terhadap knee joint
3.1. Kompartmen Posterior
Otot-otot pada kompartmen posterior (flexor) dari tungkai kaki dibagi kedalam dua
kelompok, superficial dan deep, dipisahkan oleh lapisan deep fasia. Pada umumnya, otot
berfungsi sebagai plantarflexi dan menelengkupkan kaki dan fleksi jari-jari kaki. Semua
dipersarafi oleh tibial nerve.
Kelompok Superfisial
Otot Origin Insersi Innervasi Fungsi
Gastrocnemius
Medial head – permukaan
posterior dari distal femur; Lateral head – permukaan atas posterolateral dari
lateral femoral condyle
Via calcaneal tendon sampai permukaan posterior calcaneus
Tibial nerve[S1,S2]
Plantarfleksi kaki dan fleksi lutut
Plantaris
Bagian inferior dari garis supracondylar lateral dari femur
dan ligament oblique popliteal
dari lutut
Via calcaneal tendon sampai permukaan posterior calcaneus
Tibial nerve[S1,S2]
Plantarfleksi kaki dan fleksi lutut
SoleusGaris soleal dan tepi tengah tibia
Via calcaneal tendon sampai permukaan posterior calcaneus
Tibial nerve[S1,S2]
Plantarfleksi kaki
Kelompok Deep
Otot Origin Insersi Innervasi Fungsi
PopliteusPermukaan
posterior dari proximal tibia
Lateral femoral condyle
Tibial nerve[L4 – S1]
Membuka knee joint (rotasi lateral femur pada tibia)
Flexor hallucis
longus
Permukaan posterior dari
fibula dan membrane
interosseous yang berdekatan
Permukaan plantar phalanx
distal dari ibu jari
Tibial nerve[S2,S3]
Fleksi ibu jari
Flexor
digitorum
longus
Sisi tengah permukaan
posterior dari tibia
Permukaan plantar dasar
phalanges distal dari empat jari
lateral
Tibial nerve[S2,S3]
Fleksi empat jari lateral
Tibialis
posterior
Permukaan posterior
membrane intrerosseous dan region berdekatan
dari tibia dan fibula
Tuberosity navicular dan
region berdekatan dari medial cuneiform
Tibial nerve[L4,L5]
Inversi dan plantarfleksi kaki;
mendukung medial arch kaki selama berjalan
3.2. Kompartmen Lateral
Terdapat 2 otot pada kompartmen lateral tungkai kaki, yaitu fibularis longus dan
fibularis brevis. Keduanya berperan dalam eversi kaki dan keduanya dipersarafi oleh
superficial fibular nerve, yang merupakan cabang dari fibular nerve.
Otot Origin Insersi Innervasi Fungsi
Fibularis longus
Permukaan lateral atas fibula, kepala fibula dan lateral
tibial condyle
Dibawah permukaan sisi
lateral ujung distal cuneiform tengah
dan dasar metatarsal I
Superficial fibular nerve
[L5,S1,S2]
Eversi dan plantarfleksi kaki;
mendukung arches kaki
Fibularis brevis
2/3 bawah dari permukaan lateral
fibula
Tubercle lateral pada dasar
metatarsal V
Superficial fibular nerve
[L5,S1,S2]Eversi kaki
3.3. Kompartmen Anterior
Terdapat empat otot pada kompatrmen anterior tungkai kaki, yaitu : tibialis anterior,
extensor hallucis longus, extensor digitorum longus, dan fibularis tertius. Secara bersama
otot-otot tersebut mendorsofleksikan kaki pada ankle joint, extensi ibu jari dan inverse kaki.
Semuanya dipersarafi oleh deep fibular nerve, yang merupakan cabang dari fibular nerve.
Otot Origin Insersi Innervasi Fungsi
Tibialis anterior
Permukaan lateral tibia dan
membrane interosseous berdekatan
Permukaan medial dan inferor cuneiform medial dan permukaan berdekatan pada
dasar metatarsal I
Deep fibular nerve
[L4,L5]
Dorsofleksi kaki pada ankle joint;
inverse kaki; mendukung
medial arch pada kaki
Extensor hallucis longus
½ tengah permukaan medial
fibula dan permukaan berdekatan membrane
interosseous
Permukaan dorsal dari dasar distal phalanx dari ibu
jari
Deep fibular nerve
[L5,S1]
Extensi ibu jari dan dorsofleksi
kaki
Extensor digitorum
longus
½ proximal permukaan tengah
fibula dan permukaan lateral
tibial condyle
Via dorsal digital meluas ke dalam
dasar distal phalanges dan
bagian tengahnya dari lateral empat
jari kaki.
Deep fibular nerve
[L5,S1]
Extensi empat jari kaki lateral dan dorsofleksi kaki
Fibularis tertius
Bagian distal permukaan tengah
fibula
Permukaan dorsomedial dari dasar metatarsal I
Deep fibular nerve
[L5,S1]
Dorsofleksi kaki dan eversi kaki
4. Otot Lengan
Gambar : potongan transversal lengan kiri
4.1. Kompartmen Anterior
Otot Origin Insersi Innervasi Fungsi
CoracobrachoalisApex dari coracoids
processHumerus pada
sisi medial
Musculocutaneous nerve
[C5,C6,C7]
Fleksi lengan pada glenohumeral joint
Biceps brachii
Long Head – supraglenoid
tubercle scapula; short head – apex
dari coracoids process
Radial tuberosity
Musculocutaneous nerve
[C5,C6]
Fleksi powerful dari lengan bawah pada
elbow joint dan supinator lengan
bawah; fleksi accessory lengan
pada glenohumeral joint
Brachialis Aspek anterior humerus
(permukaan medial dan lateral) dan
Radial tuberosity
Musculocutaneous nerve
[C5,C6]; (kontribusi kecil
Fleksi powerful lengan bawah pada
elbow joint
intermuscular septae yang berdekatan
oleh radial nerve [C7] pada bagian
otot lateral)
4.2. Kompartmen Posterior
Otot Origin Insersi Innervasi Fungsi
Triceps brachii
Long head – infraglenoid tubercle
scapula;Medial head –
permukaan posterior humerus;
Lateral head – permukaan posterior
humerus
olekranonRadial nerve[C6,C7,C8]
Ekstensi lengan bawah pada elbow joint. Long head
juga bisa mengekstensikan dan adducksikan
lengan pada shoulder joint
5. Otot Lengan Bawah
5.1. Kompartmen Anterior
Otot-otot pada kompartmen anterior (flexor) lengan bawah dibagi kedalam 3 bagian,
seperfisial, intermediet dan deep. Pada umumnya otot-otot ini berfungsi sebagai : pergerakan
pada wrist joint, fleksi jari-jari tangan, dan pronasi. Semua otot ini dipersarafi oleh median
nerve, kecuali flexor carpi ulnaris muscle dan ½ medial otot flexor digitorum profundus, yang
dipersarafi oleh ulnar nerve.
Lapisan Superficial
Otot Origin Insersi Innervasi Fungsi
Flexor carpi ulnaris
Humeral head – epicondyle medial
dari humerus;Ulnar head –
olekranon dan tepi posterior dari ulna
Tulang pisiform, lalu via
pisohamate dan pisometacarpal
ligaments kedalam hamate
dan dasar metacarpal V
Ulnar nerve[C7,C8,T1]
Fleksi dan adduksi wrist
joint
Palmaris longus
Epicondyle medial dari humerus
Palmar aponeurosis dari
tangan
Median nerve[C7,C8]
Fleksi wrist joint
Flexor carpi radialis
Epicondyle medial dari humerus
Dasar metacarpal II dan III
Median nerve[C6,C7]
Fleksi dan abduksi
pergelangan tangan
Pronator teres Humeral head – epicondyle medial
Lateral surface radial
Median nerve[C6,C7]
pronasi
dan supraepincondylar ridge berdekatan;Ulnar head – sisi
medial dari coronoid process
Lapisan Intermediate
Otot Origin Insersi Innervasi Fungsi
Fleksor digitorum
superficialis
Humero-ulnar head
Empat tendon, yang menempel
pada permukaan palmar dari phalanges tengah dari telinjuk,jari tengah, jari manis, dan kelingking
Median nerve[C8,T1]
Fleksi proximal interphalangeal joint
dari telinjuk,jari tengah, jari manis,
dan kelingking; juga dapat fleksi
metacarpophalangeal joint dari jari-jari
yang sama dan wrist joint
Lapisan Deep
Otot Origin Insersi Innervasi Fungsi
Flexor digitorum profundus
Permukaan anterior dan
medial ulna dan anterior medial setengah dari
membrane interosseous
Empat tendon, yang menempel
pada permukaan palmar dari phalanges tengah dari telinjuk,jari tengah, jari manis, dan kelingking
Setengah lateral oleh
median nerve; setengah
medial oleh ulnar nerve
[C8,T1]
Fleksi DISTAL interphalangeal joint
dari telinjuk,jari tengah, jari manis,
dan kelingking; juga dapat fleksi
metacarpophalangeal joint dari jari-jari
yang sama dan wrist joint
Flexor pollicis longus
Permukaan anterior radius dan setengah
radial memban interosseous
Permukaan palmar pada dasar distal
phalanx ibu jari
Median nerve[C7,C8]
Fleksi interphalangeal joint
ibu jari; bisa juga fleksi
metacarpophalangeal joint dari ibu jari
Pronator quadratus
Linear ridge distal anterior
permukaan ulna
Permukaan distal anterior
radius
Median nerve[C7,C8]
Pronasi
5.2. Kompartmen Posterior
Lapisan Superficial
Otot Origin Insersi Innervasi Fungsi
Brachioradialis
Bagian proximal dari lateral
supraepicondylar ridge humerus
dan intermuscular septum yang
dekat
Permukaan lateral ujung
distal dari radius
Radial nerve [C5,C6]
sebelum terbagi menjadi cabang superficial dan
deep
Fleksor aksesori pada elbow joint
Extensor carpi radialis longus
Bagian distal dari lateral
supraepicondylar ridge humerus
dan intermuscular
septum
Permukaan dorsal pada
dasar metacarpal II
Radial nerve [C6,C7]
sebelum terbagi menjadi cabang superficial dan
deep
Ekstensi dan abduksi
pergelangan tangan
Extensor carpi radialis brevis
Lateral epicondile
humerus dan intermuscular
septum
Permukaan dorsal pada
dasar metacarpal II
dan III
Cabang Deep pada radial
nerve [C7,C8] sebelum
menembus otot supinator
Ekstensi dan abduksi
pergelangan tangan
Extensor digitorum
Lateral epicondyle
humerus dan
Empat tendon, yang menyisip
melalui
Posterior interosseous
nerve [C7,C8]
Ektensi telunjuk, jari tengah, jari
intermuscular septum dan deep
fascia
‘extensor hoods’ ke dalam
aspek dorsal dari dasar
middle dan distal phalanges dari telinjuk,jari
tengah, jari manis, dan kelingking
manis, dan kelingking; dapat juga
extensi pergelangan
tangan
Extensor digiti minimi
Lateral epicondyle
humerus dan intermuscular
septum bersama dengan extensor
digitorum
Dorsal hood dari kelingking
Posterior interosseous
nerve [C7,C8]
Ekstensi jari kelingking
Extensor carpi ulnaris
Lateral epicondyle
humerus dan tepi posterior ulna
Tubercle pada dasar sisi medial
metacarpal V
Posterior interosseous
nerve [C7,C8]
Ekstensi dan adduksi
pergelangan tangan
AnconeusLateral
epicondyle humerus
Olekranon dan proximal
permukaan posterior ulna
Radial nerve[C6 – C8]
Abduksi ulna pada pronasi;
ekstensor aksesory pada
elbow joint
Lapisan Deep
Otot Origin Insersi Innervasi Fungsi
Supinator
Bagian superficial –
lateral epicondyle
humerus, radial collateral dan
anular ligamentBagian deep – supinator crest
ulna
Permukaan lateral radius
Posterior interosseous
nerve[C6,C7]
Supinasi
Abductor pollicis longus
permukaan posterior ulna
dan radius; dan intervening membrane
interosseous
Sisi lateral pada dasar
metacarpal I
Posterior interosseous
nerve[C7,C8]
Abduksi carpometacarpal
joint ibu jari; extensi aksesory
ibu jari
Ekstensor pollicis brevis
Permukaan posterior radius
Permukaan dorsal pada
Posterior interosseous
Ekstensi metakarpophalageal
dan interosseous
membran
dasar proximal phalanx dari
ibu jari
nerve[C7,C8]
joint ibu jari; bisa juga ekstensi
karpometakarpal joint ibu jari
Extensor pollicis longus
Permukaan posterior ulna
dan interosseous
membran
Permukaan dorsal pada dasar distal phalanx dari
ibu jari
Posterior interosseous
nerve[C7,C8]
Ekstensi interphalageal joint ibu jari; bisa juga
ekstensi karpometakarpal
dan metakarpophalageal
joint ibu jari
Extensor indicis
Permukaan posterior ulna dan membrane
introsseous
Extensor hood pada jari telunjuk
Posterior interosseous
nerve[C7,C8]
Ekstensi jari telunjuk
AKTIVITAS LABORATIRIUM HISTOLOGI
Otot Halus
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila
diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis.
Otot polos berkontraksi secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot
polos dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding
pembuluh darah, saluran pernafasan.
Otot Jantung
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya
menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi
terhadap rangsang lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung.
Otot Rangka
Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini
melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh
saraf sadar.
Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis
gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu nama
lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang. Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila
menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf
sadar. Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan
keras
Spinal Ganglion
Brachial Plexus
Cervixal Plexus
Lumbar and Sacral Plexus
Plexus Cervical dan Lumbosakral
Plexus adalah jaring-jaring serabut saraf yang terbentuk dari ramus ventral seluruh
saraf spinal kecuali T1 dan T11 yang merupakan awal saraf inter kostal.
1. Plexus Cervical
Pelxus cervical
terbentuk dari ramus ventral
keempat saraf servik pertama C1-
C4 dan sebagian C5. Saraf ini
menginerfasi otot leher, kulit
kepala, leher serta dada. Saraf
terpenting yang berawal pada
plexus ini adalah saraf phrenic
yang menginervasi diafragma.
2. Pelxus lumbar
Plexus lumbar terbentuk
dari ramus saraf lumbar L1-L4
atau anyaman saraf yang dibentuk
oleh rami anteriores nerve
orum lumbaliorum L1-L4. Saraf
dari plexus ini menginervasi kulit
dan otot dinding abdomen, paha, dan genitalia ekternal. Saraf terbesar adalah saraf
femoral yang mensuplai otot fleksor paha dan kulit pada paha anterior, region pinggul,
dan tungkai bawah.
Truncus lumbosacralis (L4-L5)
Saraf yang melewati ala sacralis dan menurun ke dalam pelvis untuk
membentuk plexus sacralis bersama dengan ramus anteriores nervorum
sacraliorum 1-4.
A B CWaktu (ms)
Tegangan (g)
Strip Chart Recorder
AKTIVITAS LABORATIRIUM FISIOLOGI
Fisiologi dari Kesuluruhan Kontraksi Otot
Lab act kali ini yaitu tentang bagaimana respon otot terhadap stimulus yang diberikan.
Jika kekuatan stimulus mencapai threshold untuk kontraksi otot, satu stimulus bisa membuat
otot berkonstraksi atau otot berkedut. Seperti gambar dibawah ini kontraksi otot sempurna
dibagi kedalam tiga fase, yaitu laten, kontraksi dan periode relaksasi.
Selama periode laten, sarcolemma dan T tubul mengalami depolirasi yang
menyebabkan Ca terlepas dari terminal cisternae ke dalam sitosol yang menyebabkan cross
bridges memulai untuk berkontraksi. Kemudian pada periode kontraksi cross bridges
melakukan siklusnya, sarcomeres menjadi pendek, kekuatan tergantung dari berat yang sedan
di angkat dan tipe seratnya. Pada fase terakhir atau periode relaksasi, Ca secara aktif
ditranspor kembali kedalam terminal cisternae. Cross bridge mulai menurun dan selsai
terhadap siklusnya, jadi keregangan otot pun mulai berkurang dan otot kembali ke panjang
semula.
Kontraksi otot bisa ditingkatkan dalam beberapa cara. Pertama, panjang dari
sarcomere merupakan peran penting dalam regangan yang akan mempengaruhi kekuatan dari
kontraksi.
0,10,20,30,40,51,01,52,02,5
Waktu (ms)
Tegangan (g)
Strip Chart Recorder
Pada gambar diatas, jika otot berkontraksi pada panjang normal (A), kontraksi secara
signifikan lebih rendah dibandingkan kontraksi otot yang telah ditegangkan diukuran
tertentu(B). Bagaimanapun, jika ketegangan secara terus menerus meningkat, pada point
tertentu kontraksi bahkan akan lebih kecil(C). Ini dikarenakan cross bridge yang terbentuk
minimal.
Selain panjang otot, kontraksi otot juga dapat diperkuat dalam dua kondisi. Kita dapat
meningkatkan kekuatan stimulus dengan meningkatkan tegangan stimulator di atas set.
Melalui manuver ini, akan ada unit motor lebih direkrut untuk kontraksi otot (penjumlahan
angkatan). Peningkatan kontraksi otot, bagaimanapun, memiliki tingkat maksimum tertentu,
di mana semua unit motor direkrut dan stimulasi yang tidak akan menyebabkan kontraksi otot
meningkat lagi seperti gambar dibawah ini.
Seperti gambar diatas, sebelum mencapai 0,3 volt kontraksi belum bisa didapatkan, dan
kontraksi ini secara terus menerus meningkat hingga 1,5 volt. Bagaimanapun, kekuatan dari
kontraksi otot terdapat batas maximum, walaupun stimulasi ditingkat kan hingga 2,0 dan 2,5
volt.
(a) Wave summation (b) Dua berturut-turut kontraksi tanpa penjumlahan temporal
Meningkatkan kontraksi otot bisa juga didapat dengan menerapkan stimulasi
kompetisi berturut-turut sebelum relaksasi kontraksi pertama. Jumlah ini meningkatkan
ketegangan otot temporal, dan sebagai hasilnya, puncak kedua adalah lebih tinggi daripada
yang pertama. Fenomena ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa masuknya Ca ekstra karena
stimulasi dari dua akan mempromosikan kontraksi kedua ditambahkan dengan yang
pertama(a). Namun, jika aplikasi kedua dilakukan setelah kontraksi pertama berakhir, dari
jumlah tersebut tidak akan terjadi lagi(b).
Suatu yang berulang dengan meningkatnya frekuensi stimulasi dapat mengakibatkan
siklus kontraksi-relaksasi yang lebih pendek. Jika beberapa derajat relaksasi masih terlihat
setelah setiap kontraksi, maka disebut tetanus tidak lengkap. Namun, dengan cepat stimulasi
kontraksi otot mulai tetanus beberapa lengkap. Dalam situasi ini, kalsium intraseluler
melimpah terus menerus tersedianya binding site pada aktin untuk melakukan siklus cross
bridge yang digambarkan pada diagram dibawah ini.