kpsw 2

Upload: putri-dwi-kartini

Post on 04-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 kpsw 2

    1/19

    BAB I

    REKAM MEDIS

    IDENTIFIKASI

    Nama : Ny. M

    Umur : 46 tahun

    Alamat : Jln. Mayor Sabara lrg. Surya 5113 Rt. 35 Rw 03 Kecamatan

    Kalai Palembang

    Agama : Islam

    Status : Menikah

    Pekerjaan : Ibu rumah tangga

    MRS : 23Desember 2007 (pkl 09.50WIB), dikirim oleh IRD.

    ANAMNESIS

    Anamnesis Umum (23 Desember 2007, pkl 09.50 WIB)

    Riwayat Obstetri : G6P5 A0

    No Tempat

    Bersalin

    Tahun Hasil

    Kehamilan

    Jenis

    Persalinan

    ANAK

    kelamin Berat Keadaan

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    RSMH

    Bidan

    Bidan

    Bidan

    SpOG

    Hamil ini

    1986

    1989

    1991

    1993

    2006

    Aterm

    Aterm

    Aterm

    Aterm

    Aterm

    Spontan

    Spontan

    Spontan

    Spontan

    Spontan

    Laki-laki

    Laki-laki

    Laki-laki

    Laki-laki

    Laki-laki

    3500 gr

    3500 gr

    3500 gr

    3500 gr

    3250 gr

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Riwayat Kehamilan Lalu

    Preeklampsi-eklampsia/hiperemesis : (-)

    Perdarahan post partum : (-)

    1

  • 7/29/2019 kpsw 2

    2/19

    Penyakit-penyakit lain : (-)

    Trauma : (-)

    Operasi yang lalu : (-)

    Riwayat kehamilan sekarang

    Haid : Teratur, siklus 30 hari

    Lamanya : 7 hari

    Banyaknya : Biasa

    HPHT : 02 Maret 2007

    Taksiran persalinan : Desember 2007

    Nafsu makan : Baik

    Miksi : Normal

    Defekasi : Normal

    Periksa hamil : Periksa ke dokter

    Riwayat Persalinan

    Dikirim oleh : Bidan tanpa surat

    His mulai sejak tanggal : 25 November 2006

    Darah lendir sejak tanggal : 25 November 2006

    Ketuban : Pecah tanggal 24 November 2006

    Riwayat Perkawinan : 1 kali; lama 6 tahun

    Riwayat Sosial ekonomi : Sedang

    Riwayat gizi : Sedang

    Anamnesis Khusus

    Keluhan Utama : Mau melahirkan dengan keluar air-air dan bekas SC 1x.

    Riwayat Perjalanan Penyakit:

    3 jam SMRS os mengeluh keluar air banyaknya 2x ganti kain, keluar darah

    2

  • 7/29/2019 kpsw 2

    3/19

    lender(-), kemudian os mengaku hamil cukuk bulan dan gerakan janin masih

    dirasakan.Tahun 2000, os pernah di sc karena hamil dengan tumor kandungan.

    Tahun 2007 bulan januari os pernah dioperasi tumor abdomen di RS Siti Khodijah.

    Status Present

    Keadaan umum : baik

    Kesadaran : Compos mentis

    Tekanan darah : 340/80 mmHg.

    Nadi : 80 x/mnt

    Frekuensi pernafasan : 20 x/mnt

    Suhu : 36,8C

    Berat badan : 50 kg

    Tinggi badan : 152 cm

    Bentuk badan : Asthenikus

    Konjungtiva palpebra : Pucat -/-

    Sklera : Ikterik -/-

    Gizi : Baik

    Payudara : hiperpigmentasi (+/+)

    Jantung : Gallop (-), murmur (-)

    Paru-paru : Vesikuler (+)N , Wheezing (-), ronki (-),

    Hati dan lien : Sulit dinilai

    Edema pretibial : (-/-)

    Varices : (-/-)

    Refleks fisiologis : (+/+)

    Refleks patologis : (-/-)

    Status Obstetri

    3

  • 7/29/2019 kpsw 2

    4/19

    Pemeriksaan Luar :

    Tanggal : 23 Desember 2007 pukul 09.30 WIB

    Inspeksi : Tampak perut cembung

    Palpasi : Leopold I : 4 jari di bawah proccesus xiphoideus (27 cm)

    Leopold II : Memanjang, punggung kiri.

    Leopold III : Terbawah bokong

    Leopold IV : Penurunan 5/5

    Lingkar Perut : 37 cm

    Fundus uteri : 3 JBPX (37 cm)

    His : 2x/10/30

    DJJ : 140x/menit teratur

    TBJ : 3600 gram

    Pemeriksaan Dalam :

    Tanggal 23 Desember 2007 pukul 09.30 WIB

    Inspekulo :

    Portio livide, OUE terbuka, flour (-), fluxus (+) cairan ketuban tidak aktif, E/L/P (-),

    tes lakmus (+) merah menjadi biru.

    Portio :

    - Konsistensi : Lunak

    - Posisi : Medial

    - Pendataran : 100%

    - Pembukaan : 2 cm

    Ketuban : (-) (3 jam)

    Terbawah : Kepala

    Penurunan : H I-II

    Penunjuk : Sutura Sagitalis Lintang

    4

  • 7/29/2019 kpsw 2

    5/19

    Pemeriksaan Panggul:

    Promontorium tidak teraba, KD >13 cm, KV >11,5 cm, linea innominata teraba 1/3-

    1/3, sakrum konkaf, spina ischiadika menonjol, arkus pubis >900, dinding samping

    lurus, kesan panggul luas. DKP (-)

    DIAGNOSIS KERJA

    G6P5A0 hamil aterm dengan riwayat KPSW 3 jam + bekas SC 1x inpartu kala I fase

    laten, Janin Tunggal Hidup Presentasi Kepala.

    PROGNOSIS

    Ibu : dubia

    Anak : dubia

    PENATALAKSANAAN

    Rencana partus pervaginam (Kala II dipimpin waktu)

    Observasi His, denyut jantung janin , tanda vital ibu.

    IVFD RL gtt XX/menit

    Pemeriksaan laboratorium darah rutin, urin rutin, dan cross match

    Kosongkan kandung kemih

    Evaluasi partograf WHO modifikasi

    FOLLOW UP

    Waktu TD N RR T DJJ His

    23/12/07

    08.30 wib 120/80 mmhg 80 x/m 20 x/m 37oc 148 x/m 4x/10/45

    LAPORAN PERSALINAN

    Tanggal 23 Desember 2007

    5

  • 7/29/2019 kpsw 2

    6/19

    Pukul 13.00 wib, tampak parturient ingin mengedan kuat, pada pemeriksaan dalam

    didapatkan:

    - Portio tidak teraba

    - Pembukaan lengkap

    - Ketuban jernih, bau (-)

    - Terbawah kepala

    - Penurunan H III (+)

    - Penunjuk UUK kiri depan

    D/ G6P5A0 hamil aterm dengan riwayat KPSW 3 jam + bekas SC 1x inpartu kala I

    fase laten, Janin Tunggal Hidup Presentasi Kepala.

    Th/: Pimpin persalinan dan episiotomi mediolateral

    Pukul 13.10 wib, lahir dengan spontan hidup neonatus perempuan, berat badan 4200

    gram, panjang badan 50 cm, AS 8/9 FTGA.

    Dilakukan manajemen aktif kala III : injeksi pitogen 10 IU IM, peregangan tali pusat

    terkendali, masase fundus uteri.

    Pukul 13.15 wib, lahir plasenta lengkap BP 700 gram, PTP 50 cm, diameter 19x20

    cm. Dilakukan eksplorasi, tidak ditemukan diskontinuitas jaringan.

    Post partum KU ibu dan bayi baik

    BAB II

    6

  • 7/29/2019 kpsw 2

    7/19

    PERMASALAHAN

    1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?

    2. Apakah faktor etiologi ketuban pecah sebelum waktunya pada pasien ini?

    3. Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat?

    BAB III

    7

  • 7/29/2019 kpsw 2

    8/19

    TINJAUAN PUSTAKA

    Pada keadaan normal selaput ketuban pecah dalam persalinan. Ketuban pecah

    sebelum waktunya (KPSW) adalah pecahnya selaput ketuban yang terjadi sebelum

    terjadinya persalinan. KPSW terjadi sekitar 2,7% - 17% kehamilan dan pada

    kebanyakan kasus terjadi secara spontan. KPSW merupakan masalah obstetrik, dan

    30% terjadi pada kehamilan preterm.5

    DEFINISI KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA

    Ketuban pecah sebelum waktunya (Premature Rupture Of Membranes) adalah

    pecahnya selaput ketuban sebelum terjadinya persalinan atau suatu keadaan saat

    kehamilan dimana terjadi keluarnya cairan ketuban sebelum memasuki masa

    persalinan. Keadaan ini dapat beresiko menimbulkan infeksi pada janin maupun

    terjadi kelahiran yang prematur. Apabila ketuban tersebut pecah sebelum usia gestasi

    37 minggu, maka disebut preterm ketuban pecah sebelum waktunya (Preterm

    Premature Rupture Of Membranes). 1,2,4,5,6,7

    ETIOLOGI KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA

    Penyebab pasti KPSW belum diketahui secara pasti, namun diduga beberapa

    faktor yang dapat menyebabkan KPSW adalah sebagai berikut:1,2,3,4,5,6,7,8

    1. Infeksi Traktus Urinarius dan Genital, Termasuk Penyakit Menular Seksual

    Mikroorganisme pada mukus servik secara ascenden berkembang mencapai

    uterus menimbulkan reaksi inflamasi pada plasenta, selaput ketuban, dan desidua

    maternal. Reaksi inflamasi ini mengeluarkan sitokin seperti IL-1 dan IL-6 dari

    sel endothelial dan tumor necrosing factordari makrofag. Hal ini menstimulasi

    produksi prostaglandin yang akan menyebabkan pematangan servik dan

    kontraksi uterus. Mikroorganisme penyebab yang sering adalah streptococcus,

    mikoplasma, basil fusiform.

    8

  • 7/29/2019 kpsw 2

    9/19

    2. Infeksi Intrauterin

    Infeksi intrauterin menjadi predisposisi pecahnya selaput ketuban melalui

    beberapa mekanisme, semuanya menyebabkan degradasi dari matriks

    ekstraseluler. Beberapa organisme yang termasuk dalam flora vagina

    menghasilkan protease yang dapat menurunkan kadar kolagen dan melemahkan

    selaput ketuban.

    Infeksi bakteri dan respon inflamasi ibu juga menyebabkan produksi

    prostaglandin oleh selaput ketuban yang akhirnya meningkatkan resiko preterm

    KPSW yang diakibatkan oleh iritabilitas uterin dan penurunan kolagen selaput

    ketuban.

    3. Status Sosial Ekonomi yang Rendah.

    4. Peregangan Uterus dan Saccus Amniotik yang Berlebihan, yang biasanya terjadi

    pada kehamilan multipel atau terlalu banyak cairan amnion (hydramnion).

    5. Merokok Selama Kehamilan.

    6. perdarahan Pervaginam.

    7. Riwayat PersalinanPreterm Sebelumnya.

    MEKANISME TERJADINYA KETUBAN PECAH SEBELUM

    WAKTUNYA

    Terjadi perubahan sitoarsitektur membran korioamniotik, kualitas dan

    kuantitas dari membran kolagen. Khususnya kolagen tipe III yang dapat berkurang

    pada pasien KPSW, serta peningkatan aktifitas kolagenolitik ditemukan padapreterm

    KPSW.8

    Infeksi diduga berperanan cukup penting dalam menyebabkan persalinan

    prematur dan preterm KPSW. Organisme yang paling sering menyebabkan yaitu

    bakteri vaginosis, Trichomonas vaginalis, Mycoplasmae, Chlamydia trachomitis,

    Neisseria gonnorhea, Streptococcus group B, serta Bacteroides fragilis,

    Peptostreptococcus, danFusobacterium. Bakteri yang sering ditemukan dari cairan

    9

  • 7/29/2019 kpsw 2

    10/19

    amnion pada persalinan prematur dan bakteri vagina lainnya termasukLactobacillus

    dan Staphylococcusepidermidis dapat menyebabkan pengeluaran mediator inflamasi

    yang dapat menyebabkan kontraksi uterus. Hal ini dapat menyebabkan perubahan

    pada serviks, pemisahan korion dari amnion, dan KPSW.5,7,8

    Maternal dan fetal stress juga dapat menyebabkan pengeluaran stress

    mediator melalui axis hypothalamic-pituitary-adrenal yang menyebabkan

    peningkatan produksi placental corticotrophin releasing hormone ( CRH ). Aksi

    yang belakangan diketahui sebagai suatu efector parakrin, yang dapat meningkatkan

    pengeluaran enzim dan senyawa compound yang dapat menyebabkan preterm

    KPSW.8

    Gambar dibawah ini menunjukkan mekanisme terjadinyapreterm KPSW.3

    (Sumber: http://www.biolreprod.org/cgi/content/full/63/6/1575/b)

    GEJALA KLINIS

    Gejala klinis yang dapat timbul pada pasien KPSW antara lain:1,2,4,5,6,8

    10

    http://www.biolreprod.org/cgi/content/full/63/6/1575/bhttp://www.biolreprod.org/content/vol63/issue6/images/large/bire-63-06-01-f01.jpeghttp://www.biolreprod.org/cgi/content/full/63/6/1575/b
  • 7/29/2019 kpsw 2

    11/19

    1. Gejala utama berupa keluarnya cairan dari vagina, yang dapat keluar sebagai

    pancaran yang besar dan mendadak atau sebagai suatu tetesan yang konstan

    lambat.

    2. Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu

    3. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan

    berlangsung.

    4. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum

    kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.

    DIAGNOSIS

    Diagnosis KPSW didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

    laboratorium. Dari anamnesis 90% sudah dapat mendiagnosis KPSW secara benar.

    Pengeluaran urin dan cairan vagina yang banyak dapat disalahartikan sebagai KPSW.

    Maka dari itu pembedaan antara cairan amnion dan urin, atau sekret vagina adalah

    penting. Tidak ada satu pemeriksaan pun yang ditemukan untuk dapat mendiagnosis

    secara akurat, maka dari itu diperlukan integrasi antara anamnesis, gejala klinis/

    pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.1,2,3,4,5,6,7,8

    1. Anamnesis

    Pada umumnya pasien datang dengan keluhan keluarnya cairan dari

    kemaluan. Cairan dapat keluar mendadak dan banyak atau perlahan dan sedikit.

    Juga perlu ditannyakan adakah kontraksi uterus, perdarahan pervaginam, baru

    saja intercourse (berhubungan intim/coitus), atau adakah demam. Penting

    memastikan kapan taksiran persalinan sebab informasi ini mempengaruhi

    pengobatan selanjutnya.

    2. Inspekulo

    Pemeriksaan inspekulo secara steril merupakan langkah pemeriksaan

    pertama terhadap kecurigaan KPSW. Adanya genangan cairan di forniks

    posterior mendukung diagnosis ini.

    11

  • 7/29/2019 kpsw 2

    12/19

    3. Nitrazin test

    Metode diagnostik menggunakan kertas nitrazin (lakmus) dan

    pemeriksaan gambaran daun pakis memiliki sensitifitas mendekati 90%. Untuk

    memastikan cairan tersebut merupakan cairan ketuban dilakukan tes dengan

    nitrasin. Cairan ketuban akan mengubah kertas nitrasin menjadi biru karena pH

    cairan ketuban diatas 6,0-6,5. Sedangkan pH normal vagina adalah antara 4,5-

    6,0. Pemeriksaan dengan kertas nitrasin dapat bersifat positif palsu dengan

    adanya kontaminasi darah, semen, dan vaginitis.

    4. Fern test

    Merupakan pemeriksaan apusan terpisah untuk mengambil cairan dari

    forniks posterior atau dinding vagina. Sewaktu cairan mengering pada kaca

    objek, dapat dilihat adanya gambaran daun pakis (arborisasi) di bawah

    mikroskop. Terdapatnya daun pakis ini mengindikasikan adanya KPSW.

    5. Ultrasonografi

    Pada kasus dimana penderita diduga memiliki riwayat PROM, tetapi

    pemeriksaan fisik gagal memastikan diagnosis, pemeriksaan USG dapat

    membantu.

    KOMPLIKASI

    1. Neonatal8

    a) Peningkatan morbiditas dan mortalitas neonatal yang berhubungan dengan

    prematuritas.

    b) Komplikasi selama kehamilan dan persalinan yang dapat meningkatkan

    resiko resusitasi neoatal.

    c) Infeksi.

    2. Maternal8

    a) Infeksi

    12

  • 7/29/2019 kpsw 2

    13/19

    Korioamnionitis dan infeksi fetus dapat menyebabkan septicemia,

    pneumonia, infeksi traktus urinaria, atau infeksi lokal seperti omphalitis

    atau konjunctivitis.

    b) Peningkatan resiko seksio sesaria

    3. Prematuritas8

    a) Respiratory distress syndrome (RDS)

    b) Intraventricular hemorrhage (IVH)

    c) Enterokolitis nekrosis (NBC)

    4. Deformitas fetus sindrom8

    a) Retardasi pertumbuhan

    b) Anomali muka dan tungkai fetus

    c) Hipoplasi pulmonary

    d) Imature alveoli

    PENGOBATAN

    1. Antibiotik1,2,4,5,6,7,8

    Pemberian antibiotik pada pasien KPSW dapat menurunkan resiko infeksi padaperinatal dan maternal serta dapat memperpanjang periode laten. Sebuah

    metanalisis8 memperlihatkan bahwa penderita yang mendapatkan antibiotik

    setelahpreterm KPSW dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan antibiotik,

    mengurangi kejadian endometritis post partum, chorioamnionitis, sepsis neonatal,

    pneumonia neonatal dan hemoragi intravnetrikuler.

    2. Tokolitik1,2,4,5,6,7,8

    Terapi tokolitik dapat memperpanjang periode laten untuk waktu yang singkat

    tetapi tidak memperlihatkan peningkatan luaran janin yang baik. Terapi tokolitik

    jangka panjang pada pasien KPSW tidak direkomendasikan dengan pertimbangan

    belum ada hasil penelitian lebih lanjut.

    3. Kortikosteroid1,2,4,5,6,7,8

    13

  • 7/29/2019 kpsw 2

    14/19

    Pemberian kortikosteroid dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas perinatal

    setelah preterm KPSW33 antara lain resiko RDS, hemoragi intraventrikuler dan

    enterokolitis nekrotikan.

    PENATALAKSANAAN

    Penatalaksanaan ketuban pecah sebelum waktunya dapat dibedakan atas

    penatalaksanaan secara konservatif dan aktif.1,2,4,5,6,7,8

    1. Konservatif

    Bila tidak didapatkan komplikasi dan usia gestasi 28-37 minggu, diberikan obat-

    obatan:

    - Tokolitik

    - Kortikosteroid untuk pematangan paru

    - Vitamin C dosis tinggi

    - Antibiotik

    Komplikasi :

    a) Suhu > 38,2C

    b) Leukosit > 15000/mm3c) Air ketuban berbau, kental, dan hijau kuning

    Apabila setelah pengobatan diberikan air ketuban tidak lagi keluar, maka

    penderita boleh pulang dengan nasihat :

    a) Tidak boleh bersetubuh

    b) Vagina tidak boleh diirigasi

    c) Tidak memakai celana dalam, pembalut wanita atau semua yang

    memudahkan terjadinya infeksi.

    2. Penatalaksanaan aktif

    Indikasi penatalaksanaan aktif bila :

    14

  • 7/29/2019 kpsw 2

    15/19

    Didapatkan komplikasi

    Usia kehamilan kurang dari 28 minggu atau lebih dari 37 minggu

    Janin mati dalam kandungan

    Indeks tokolitik > 8

    Penatalaksanaan aktif meliputi :

    a. Pemberian antibiotik bila :

    Terjadinya komplikasi

    Inpartu

    Ketuban pecah < 12 jam

    Adanya rencana terminasi dengan induksi atau

    akselerasi, seksio sesaria

    b. Dilakukan terminasi

    Pervaginam bila :

    Usia gestasi < 28 minggu

    Tidak ada kontraindikasi tetes pitosin

    Bukan letak lintang atau presentasi lain yang tak mungkin pervaginam

    Janin mati

    Skor Bishop > 5

    Perabdominam bila :

    Kontra indikasi tetes pitosin

    Letak lintang

    Presentasi lain yang tidak memungkinkan pervaginam

    Skor Bishop < 5

    15

  • 7/29/2019 kpsw 2

    16/19

    BAB IV

    ANALISA KASUS

    Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan

    mau melahirkan anak dengan keluar air-air sejak 2 hari yang lalu. Dari anamnesis,

    pemeriksaan fisik-obstetri, dan pemeriksaan penunjang, maka pasien ini didiagnosis

    dengan G2 P1 A0 hamil 35-36 minggu dengan KPSW 2 hari inpartu kala 1 fase aktif

    janin tunggal hidup presentasi bokong.

    Pasien masuk rumah sakit tanggal 26 November 2006 pada pukul 08.15 wib

    dengan keluhan mau melahirkan anak dengan keluar air-air. Berdasarkan anamnesis,

    pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, pasien ini di diagnosis sebagai

    KPSW. Pada saat datang pasien sudah menunjukkan tanda-tanda inpartu dan usia

    kehamilan di perkirakan sekitar 35-36 minggu. Diberikan antibiotika untuk mencegah

    infeksi. Pada pasien ini dilakukan observasi tanda vital ibu, DJJ, dan His

    .Berdasarkan pemeriksaan didapatkan his 3x/10/30, portio teraba lunak, pendataran

    100%, pembukaan 8 cm, hal ini menunjukkan adanya tanda-tanda inpartu sehingga

    pada pasien ini direncanakan partus pervaginam

    Dari anamnesa didapatkan adanya riwayat keputihan pada pasien ini maka

    diduga penyebab KPSW pada pasien ini adalah infeksi. Berdasarkan teori yang ada

    bahwa infeksi adalah penyebab KPSW terbanyak dan dapat menyebabkan persalinan

    prematur. Menurut teori yang ada bahwa penanganan pasien KPSW ditekankan

    berdasarkan usia gestasi dan adanya komplikasi. Pada kehamilan preterm dan tidak

    adanya komplikasi maka diusahakan untuk dilakukan tindakan konservatif, namunapabila terjadi kegagalan pada tindakan konservatif maka dapat ditatalaksana dengan

    tindakan aktif. Pada pasien ini, mengingat usia kehamilannya maka ditatalaksana

    secara konservatif, namun pada pemantauan lebih lanjut didapatkan adanya tanda-

    tanda inpartu sehingga pasien ini direncakan untuk melahirkan pervaginam.

    16

  • 7/29/2019 kpsw 2

    17/19

    Pada pukul 08.45 wib (26 November 2006) lahir hidup seorang bayi

    perempuan dengan berat badan 1900 gram, panjang badan 44cm, dan AS 8/9. Pada

    pukul 08.50 wib plasenta lahir lengkap dengan berat 350 gram, PTP 42 cm, diameter

    15 - 16 cm.

    17

  • 7/29/2019 kpsw 2

    18/19

    BAB V

    KESIMPULAN

    1. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnosis pasien pada kasus ini

    sudah tepat.

    2. Etiologi pada pasien ini diduga adalah infeksi. Hal ini berdasarkan hasil

    anamnesis dimana didapatkan adanya riwayat keputihan.

    3. Penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat, yaitu penatalaksanaan secaraaktif dan pemberian antibiotik. Dilakukan pemantauan lebih lanjut terhadap

    ibu dan janin yang pada akhirnya dilakukan tindakan aktif berupa terminasi

    pervaginam.

    18

  • 7/29/2019 kpsw 2

    19/19

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Anonymous. 1998. Premature Rupture of Membranes. No. 1. AmericanCollege of Obstetricians and Gynecologists Practice Bulletin: USA.

    (http:/medical-library/journals/e_publish/secure/log.html, diakses 28 September

    2006).

    2. Anonymous. 2004. Premature Rupture of Membranes (PROM) / Preterm

    Premature Rupture of Membranes (PPROM). University of Virginia: USA.

    (http://www.healthsystem.virginia.edu/uvahealth/peds_hrpregnant/online.cfm,diakses 28 September 2006).

    3. Bryant-Greenwood G, Millar L K. 2000. Human Fetal Membranes: TheirPreterm Premature Rupture. University of Hawaii, Honolulu: Hawaii.

    (http://www.biolreprod.org/cgi/content/full/63/6/1575/b, diakses 1 Oktober 2006).

    4. Chen P. 2001. Premature Rupture Of Membranes. Obstetrics and Gynecology,University of Pennsylvania School of Medicine: USA.

    (http://www.umm.edu/medref/index.html, diakses 28 september 2006).

    5. Elva J A, Hasibuan S. 2006. Ketuban Pecah Dini Pada Persalinan Preterm.

    Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RS Dr.

    Sardjito Jogjakarta: Jogjakarta. (http://obgin-ugm.com/dokumen/KPDPP.pdf,diakses 1 Oktober 2006).

    6. Greenwald J. 1993. Premature Rupture of Membranes: Diagnostic and

    Management Strategies. American Family Physician:USA.(http://www.findarticles.com/p/articles/mi_m3225/is_n2_v48/ai_13280763,

    diakses 1 Oktober 2006).

    7. Moegni E, Ocviyanti D, Wibowo N. 2006. Ketuban Pecah Dini Dan

    Infeksi Intrapartum. Catatan Kuliah Obstetri dan Ginekologi FK UI: Jakarta.

    (http://www.geocities.com/Yosemite/Rapids/1744/cklmenu.html, diakses 1

    Oktober 2006).

    8. Odunsi K, Rinaudo P. 2006. Premature Rupture of the Fetal Membranes.Vol.2. No 4. Yale-New Haven Hospital: England.

    (http://hygeia.org/poems17.htm, diakses 28 september 2006).

    19

    http://www.healthsystem.virginia.edu/uvahealth/peds_hrpregnant/online.cfmhttp://www.biolreprod.org/cgi/content/full/63/6/1575/bhttp://www.umm.edu/medref/index.htmlhttp://obgin-ugm.com/dokumen/KPDPP.pdfhttp://www.findarticles.com/p/articles/mi_m3225/is_n2_v48/ai_13280763http://www.geocities.com/Yosemite/Rapids/1744/cklmenu.htmlhttp://hygeia.org/poems17.htmhttp://www.healthsystem.virginia.edu/uvahealth/peds_hrpregnant/online.cfmhttp://www.biolreprod.org/cgi/content/full/63/6/1575/bhttp://www.umm.edu/medref/index.htmlhttp://obgin-ugm.com/dokumen/KPDPP.pdfhttp://www.findarticles.com/p/articles/mi_m3225/is_n2_v48/ai_13280763http://www.geocities.com/Yosemite/Rapids/1744/cklmenu.htmlhttp://hygeia.org/poems17.htm