jurnal riset akuntansi - vol i_no.2_april 2010_deddy_sherly

Upload: gulover

Post on 15-Oct-2015

206 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10Volume I/No.2/April 2010

    PENGARUH FREE CASH FLOWS TE

    (Studi kasus pada PT.Unilever Ind

    Eddy Soer anto Soegoto

    PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-

    GOVERNANCETERHADAP INTEGR

    PT. PLN (PERSERO)DISTRIBUSI JAOny Widilestariningtyas

    Riri Aprianti

    PERANAN PENAGIHAN PAJAK DA

    WAJIB PAJAK PADA KPP DI LINGK

    Siti Kurnia Rahayu

    PENGARUH KEBIJAKAN PENGHAP

    POLICY) TERHADAP TINGKAT KEP

    Ely Suhayati

    Asni Wulandari

    PERANAN AUDIT KINERJA DALAM

    PEMERINTAHAN KOTA BANDUN

    DAN DISPENDA BANDUNG

    Deddy Supardi

    Sherly Wiarty

    PENGARUH PEMECAHAN SAHAM

    SAHAM (PENELITIAN PADA PERU

    TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKA

    Surtikanti

    Devi Rustendi

    UNI

    JL.Dipatiukur 112- 14 B

    ISSN : 2086-0447

    RHADAP HARGA SAHAM

    onesia Tbk)

    PRINSIP GOOD CORPORATE

    ITAS LAPORAN KEUANGAN PADA

    A BARAT DAN BANTEN

    AM MENGATASI PENINGKATAN TUNGGAKAN

    NGAN KOTA BANDUNG

    USAN SANKSI ADMINISTRASI ( UNSET

    TUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

    MENUNJANG AKUNTABILITAS PUBLIK

    (STUDI KASUS PADA BAWASDA

    (STOCK SPLIT) TERHADAP RETURN

    AHAAN MANUFAKTUR YANG

    T )

    PROGRAM STUDI KUNTANSIFAKULTAS EKONOMI

    VERSITAS KOMPUTER INDONESIA

    ndung 40132 Telp.022-2504119, Fax. 022-253375Email : [email protected]

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    PERANAN AUDIT KINERJA DALAM MENUNJANG AKUNTABILITASPUBLIK PEMERINTAH KOTA BANDUNG

    Oleh:

    Deddy Supardi

    Universitas Sangga Buana Bandung

    Sherly WiartyUniversitas Komputer Indonesia

    A b s t r a c t

    The study arranged in local government of Bandung city and observation research at

    Inspectorate and Development of Profit. The performance audit has significant correlation to theinstitution while in public sccountability it is related to the Departement of Profit. This research

    aimed to find out performance auditt, implementation of public accounting, and the role ofperformance audit in support of public accountability at the local government.

    Method used is descriptive with quantitative approach. It is intended to describe onobtained data by instrument such as questionnaire distributed to 30 respondents and calculated

    by Rank Spearman formula.The result shows that the role of performance audit in support of public accountability

    have correlation is moderate and direction. Performance audit play role 17% on public

    accountability, and the other influence of 83% by other factor is not researched such as publicservices, quality of financial information, management, and function control is will support ofpublic accountability. In the other words the hypothesis by the researcher means that peformance

    audit have role in support of public accountability.

    K e y w o r d s : Performance Audit, Public Accountability, Public Sector

    I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian

    Organisasi sektor publik seperti pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan rodapemerintahan yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan

    yang diberikan oleh masyarakat kepada penyelenggara pemerintahan haruslah diimbangidengan adanya pemerintahan yang baik (good governance). Good governance dalam duniabisnis dikenal dengan istilah good corporate governancedengan prinsip yang kurang lebih sama.

    Dalam setiap penyelenggaraan good governance, harus berlandaskan pada tiga prinsip dasar,

    yaitu transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas. Ketiga prinsip dasar tersebut merupakan bagianyang tidak dapat dipisahkan dalam setiap penentuan kebijakan publik, implementasinya, danpertanggungjawabannya dalam bingkai good governance.

    Suatu pemerintahan yang baik harus membuka pintu yang seluas-luasnya agar semua

    pihak yang terkait dalam pemerintahan tersebut dapat berperan serta atau berpartisipasi secaraaktif dimana jalannya pemerintahan harus diselenggarakan secara transparan dan pelaksanaan

    pemerintahan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Fenomena yang dapat diamatidalam perkembangan sektor publik dewasa ini adalah semakin menguatnya tuntutan

    pelaksanaan akuntabilitas publik oleh organisasi sektor publik, seperti pemerintah pusat dandaerah, unit-unit kerja pemerintah, departemen dan lembaga-lembaga negara.

    Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai kewajiban pemerintah atau publik sebagaipihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada masyarakat sebagai pihak pemberi amanah(principal) yang memiliki hak dan

    kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Tuntutan akuntabilitas

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    78

    mengharuskan organisasi sektor publik untuk lebih menekankan pada pertanggungjawaban

    horisontal (horizontal accountability) bukan hanya pertanggungjawaban vertikal (verticalaccountability).

    Praktek akuntabilitas publik di Indonesia masih berfokus hanya dari sisi pengelolaankeuangan negara, sedangkan dalam kenyataannya keingintahuan masyarakat tentang

    akuntabilitas pemerintah tidak dapat dipenuhi hanya oleh informasi keuangan saja. Melihatpengalaman di negara-negara maju, ternyata dalam pelaksanaannya, keingintahuan masyarakat

    tentang akuntabilitas publik memang tidak dapat dipenuhi hanya oleh infornasi keuangan saja.Masyarakat ingin mengetahui lebih jauh apakah pemerintah yang dipilihnya telah beroperasi

    dengan memenuhi prinsip value for money. Value for money merupakan konsep pengelolaankinerja organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi

    (spending less), efisiensi(spending well) , dan efektivitas(spending wisely).Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik dalam

    hal ini pemerintah untuk mempertahankan kualitas, profesionalisme, dan akuntabilitas publikserta value for money dalam menjalankan aktivitasnya serta untuk menjamin dilakukannya

    pertanggungjawaban publik oleh organisasi sektor publik, maka diperlukan audit terhadap sektorpublik tersebut. Audit yang dilakukan pada sektor publik/ pemerintah berbeda dengan yang

    dilakukan pada sektor swasta. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan latar

    belakang institusional dan hukum, dimana audit sektor pemerintah mempunyai prosedur dantanggung jawab yang berbeda serta peran yang lebih luas dibandingkan dengan audit sektorswasta.

    Audit sektor publik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memilikiindenpendensi dan memiliki kompetensi untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah

    sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Audit yang dilakukan pada sektor pemerintah tidakhanya terbatas pada audit atas keuangan dan kepatuhan, namun perlu diperluas dengan

    melakukan audit terhadap kinerja pemerintah tersebut. Audit kinerja merupakan prosessistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, agar dapat melakukan

    penilaian secara independen atas ekonomi dan efisien operasi, efektivitas dalam pencapaianhasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan hukum yang berlaku,

    menentukan kesesuaian antar kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkansebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut.

    Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadianekonomi yang menggambarkan kinerja entitas/ fungsi yang diaudit. Audit kinerja meliputi audit

    atas aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas yang pada dasarnya merupakan perluasan dariaudit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya, yang membedakan antara audit kinerja

    dengan audit lainnya adalah dalam hal laporan audit. Dalam audit keuangan, hasil audit adalahberupa pedapat (opini) auditor secara independen dan obyektif tentang kewajaran laporan

    keuangan sesuai dengan kriteria standar yang ditetapkan tanpa pemberian rekomendasiperbaikan. Sedangkan dalam audit kinerja, audit tidak hanya sekedar menyampaikan kesimpulan

    berdasarkan tahapan audit yang telah dilaksanakan akan tetapi dilengkapi dengan rekomendasi

    untuk perbaikan di masa mendatang.Kemampuan mempertangungjawabkan (akuntabilitas) dari pemerintah sangat tergantungpada kualitas audit sektor publik itu sendiri. Tanpa kualitas audit yang baik, maka akan timbul

    permasalahan seperti munculnya kecurangan, korupsi, kolusi, dan berbagai ketidakberesan dipemerintahan. Dilihat dari pentingnya tujuan audit kinerja yakni untuk meningkatkan akuntabilitas

    dan perbaikan kinerja pemerintah, maka penulis tertarik untuk menggali permasalahan tersebutdalam bentuk penelitian dengan judul: Peranan Audit Kinerja Dalam Menunjang

    Akuntabilitas Publik Pemerintah Kota Bandung.

    1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana audit kinerja pada Pemerintah Kota Bandung.2. Bagaimana pelaksanaan akuntabilitas publik pada Pemerintah Kota Bandung.

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    79

    3. Bagaimana peranan audit kinerja dalam menunjang akuntabilitas publik pada Pemerintah

    Kota Bandung.

    II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

    2.1 Kajian TeoritisMenurutI Gusti Agung Rai (2008:29) audit sektor publik adalah sebagai berikut:

    Kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang menyediakan pelayanan dan penyediaanbarang yang pembiayaannya berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan negara

    lainnya dengan tujuan untuk membandingkan antara kondisi yang ditemukan dengankriteria yang ditetapkan.

    Tujuan audit sektor publik dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini menyatakan bahwa

    pemeriksaan berfungsi untuk mendukung keberhasilan upaya pengelolaan keuangan negarasecara tertib dan taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit keuangannegara, yaitu audit keuangan, audit kinerja,dan audit dengan tujuan tertentu.

    Audit kinerja (peformance audit/ value for money audit/ 3E) yaitu pemeriksaan secara

    objektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti untuk dapat melakukan penilaian secaraindependen atas kinerja entitas atau program/ kegiatan pemerintah yang diaudit (Indra Bastian,2007:255).

    MenurutMahmudi (2007:188) pengertian audit kinerja adalah sebagai berikut:

    Suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif ataskinerja suatu organisasi, program, fungsi, atau aktivitas/ kegiatan. Evaluasi dilakukan

    terhadap tingkat ekonomi, efisiensi, dan keefektivan dalam mencapai target yangditetapkan serta kepatuhannya terhadap kebijakan dan peraturan perundangan yang

    disyaratkan, kemudian membandingkannya antara kinerja yang dihasilkan dengan kriteriayang ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang

    berkepentingan.Sedangkan dalam Pasal 4 ayat (3) UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

    Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, pengertian audit kinerja adalah audit ataspengelolaan keuangan negara yang terdiri atas audit aspek ekonomi dan efisiensi serta audit

    aspek efektivitas.Audit kinerja meliputi dua jenis yaitu audit ekonomi dan efisiensi/ audit manajemen dan

    audit efektivitas/ audit program. Ekonomi mempunyai arti biaya terendah, efisiensi mengacupada rasio terbaik antara output dengan biaya (input), sedangkan efektivitas berkaitan dengan

    pencapaian tujuan. Menurut I Gusti Agung Rai tahap-tahap audit kinerja oleh tim audit yaitutahap perencanaan atau survei pendahuluan, tahap pelaksanaan atau pengujian terinci, dan

    tahap tindak lanjut.

    Akuntabilitas publik yaitu pemberian informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerjafinansial pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut(Mardiasmo, 2004:21). Sedangkan pengertian lainnya yaitu suatu pertanggungjawaban oleh

    pihak-pihak yang diberi kepercayaan oleh masyarakat atau individu dimana nantinya terdapatkeberhasilan atau kegagalan di dalam pelaksanaan tugasnya tersebut dalam mencapai tujuan

    yang telah ditetapkan (Ihyaul Ulum. MD, 2004:40).Menurut Mahmudi dimensi akuntabilitas publik yang harus dipenuhi oleh organisasi

    sektor publik antara lain: akuntabilitas hukum dan kejujuran (accountability for probity andlegality), akuntabilitas manajerial (manajerial accountability), akuntabilitas program (programe

    accountability), akuntabilitas kebijakan (policy accountability), dan akuntabilitas finansial(financial accountability).

    Audit kinerja sangat penting untuk menciptakan akuntabilitas publik berupa perbaikanpertanggungjawaban manajemen kepada lembaga perwakilan, pengembangan bentuk-bentuk

    laporan akuntabilitas, perbaikan indikator kinerja, perbaikan perbandingan kinerja antara

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    80

    organisasi sejenis yang diperiksa serta penyajian informasi yang lebih jelas dan informatif.

    Menurut Indra Bastian dengan audit kinerja, tingkat akuntabilitas pemerintah dalam prosespengambilan keputusan oleh pihak yang bertanggungjawab akan meningkat, sehingga

    mendorong pengawasan dan kemudian tindakan koreksi.

    2.2 Kerangka PemikiranAkuntansi sektor publik merupakan mekanisme teknik dan analisis akuntansi atas

    pengelolaan dana masyarakat di Lembaga-lembaga Tinggi Negara, Departemen-departemendibawahnya, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,

    Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Yayasan Sosial maupun pada proyek-proyek kerjasamasektor publik dan swasta.

    Akuntansi sektor publik adalah sebagai alat untuk menciptakan pemerintahan yang baik(good governance) memiliki peran yang sangat vital dan signifikan. Terdapat tiga aspek utama

    yang mendukung terciptanya good governance, yaitu pengawasan, pengendalian, danpemeriksaan. Pengawasan mengacu pada tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak di

    luar eksekutif (yaitu masyarakat dan DPR / DPRD) untuk turut mengawasi kinerja pemerintah.Adapun tujuan dari pengawasan memiliki arti bahwa akuntansi sektor publik harus

    memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional secara

    efektif dan efisien. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat,efisiensi, dan ekonomis atas operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepadaorganisasi (berkaitan dengan management control). Pengendalian (control) adalah mekanisme

    yang dilakukan oleh eksekutif (pemerintah) untuk menjamin dilaksanakanannya sistem dankebijakan manajemen sehingga tujuan organisasi tercapai. Audit sektor publik adalah

    pemeriksaan terhadap entitas pemerintahan yang bertujuan untuk membandingkan hasilpencapaian program, fungsi atau kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

    sebelumnya.Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Berdasarkan UU

    No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negaradan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa

    Keuangan (BPK), terdapat tiga jenis audit keuangan negara, yaitu audit keuangan, audit kinerja,dan audit dengan tujuan tertentu.

    Dalam organisasi sektor publik, anggaran menjadi indikator utama penilaian kinerja.Namun sering kali organisasi hanya berfokus pada anggaran dan mengabaikan hasil (output)

    dari anggaran tersebut. Kinerja diukur hanya terbatas pada habis atau tidaknya anggaran yangdibelanjakan, terpenuhi atau tidaknya target anggaran, dan sebagainya. Padahal, yang lebih

    penting dari itu adalah apakah anggaran telah dilaksanakan secara ekonomis, efektif, danefisien. Disisi lain audit keuangan dilakukan terbatas pada ketaatan fiskal dan kewajaran laporan

    keuangan. Sementara itu, masalah keefektifan anggaran tidak menjadi fokus perhatian dimanaoutcome, benefit, dan dampak dari anggaran tidak diperiksa sehingga diperlukan audit lain selain

    dari audit keuangan tersebut.

    Audit kinerja adalah pemeriksaan terhadap entitas pemerintah atas kinerja, program/kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah sesuai dengan target yang telah ditetapkan,kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, membandingkan antara hasil

    dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepadapublik.

    Adapun tahap-tahap audit kinerja menurut I Gusti Agung Rai (2008:77) adalah tahapperencanaan atau survei pendahuluan, tahap pelaksanaan atau pengujian terinci, dan tahap

    tndak lanjut. Pada dasarnya audit keuangan dan audit kinerja sama. Audit kinerja merupakanperluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Salah satu hal yang

    membedakan audit kinerja dengan audit keuangan adalah dalam hal laporan audit. Dalam auditkinerja tidak sekedar menyampaikan kesimpulan berdasarkan tahapan audit yang telah

    dilaksanakan, akan tetapi juga dilengkapi dengan rekomendasi untuk perbaikan di masamendatang.

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    81

    Audit kinerja berfungsi untuk mengetahui apakah penggunaan sumber daya dalam rangka

    mencapai target dan tujuan telah memenuhi prinsip ekonomi, efisien, dan efektivitas, tidakmelanggar ketentuan hukum, peraturan perundang-undangan, dan kebijakan manajemen.

    Dengan dilakukannya audit kinerja stakeholders sektor publik dapat memperoleh informasi yangobjektif dan independen mengenai kinerja manajemen sektor publik. Audit kinerja bermanfaat

    untuk mengetahui apakah sumber daya organisasi telah diperoleh dan digunakan secaraekonomis, efisien, dan efektif; tidak terjadi pemborosan, kebocoran, salah alokasi, dan salah

    sasaran dalam mencapai tujuan. Pada sisi lain, audit kinerja bermanfaat untuk mengidentifikasicara untuk memperbaiki ekonomi, efisien, dan efektivitas di sektor publik serta mendorong

    dilakukannya perbaikan sistem pengendalian manajemen sektor publik.Tujuan dari akuntansi sektor publik adalah penyediaan informasi, pengendalian

    manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan alat informasi baik bagipemerintah sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Bagi pemerintah informasi

    akuntansi digunakan dalam proses pengendalian manajemen mulai dari perencanaan strategik,pembuatan program, penganggaran, evaluasi kinerja, dan pelaporan kinerja. Informasi akuntansi

    bermanfaat untuk pengambilan keputusan, terutama untuk membantu manajer dalam melakukanalokasi sumber daya. Informasi akuntansi dapat digunakan untuk menentukan biaya suatu

    program, proyek, atau aktivitas serta kelayakannya baik secara ekonomis maupun teknis.

    Dengan informasi akuntansi, pemerintah dapat menentukan biaya pelayanan (cost of services)yang diberikan kepada publik, menetapkan biaya standar, dan harga yang akan dibebankanpada publik atas suatu pelayanan (charging for services).

    Pada tahap akhir dari proses pengendalian manajemen, akuntansi dibutuhkan dalampembuatan laporan keuangan sektor publik berupa laporan surplus/ defisit pada pemerintahan,

    laporan rugi/ laba dan aliran kas pada BUMN/ BUMD, laporan pelaksanaan anggaran, laporanalokasi sumber dana, dan neraca. Laporan keuangan sektor publik merupakan bagian penting

    dari proses akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik adalah kewajiban pemerintah untukmemberikan informasi dan mengungkapkan segala kegiatan dan hasil dari kegiatannya kepada

    masyarakat atau publik melalui lembaga perwakilan.Menurut Mahmudi (2007:9) dimensi akuntabilitas publik yang harus dipenuhi oleh

    organisasi sektor publik antara lain akuntabilitas hukum dan kejujuran (accountability for probityand legality), akuntabilitas manajerial (manajerial accountability), akuntabilitas program

    (programe accountability), akuntabilitas kebijakan (policy accountability), dan akuntabilitasfinansial(financial accountability).

    Pelaksanaan audit kinerja yang memadai akan menunjang pelaksanaan akuntabilitas,karena dengan dilakukannya audit kinerja pada lingkungan pemerintah dapat memberi jaminan

    kepada masyarakat bahwa dana yang diberikannya telah dikelola secara value for money(ekonomi, efektif, dan efisien).

    2.3 Hipotesis

    Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara yang digunakan sebelum dilakukannya

    penelitian dalam hal pendugaannya menggunakan statistika untuk menganalisisnya.Hipotesisdari penelitian ini adalah Audit kinerja berperan dalam menunjang akuntabilitas publik.

    III OBJEK DAN METODE PENELITIAN3.1 Objek Penelitian

    Objek penelitian digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu.Objek yang penulis gunakan dalam penelitian adalah audit kinerja dan akuntabilitas publik pada

    Pemerintah Kota Bandung dengan observasi penelitian pada Inspektorat dan Dinas Pendapatan.

    3.2 Metode Penelitian3.2.1 Desain Penelitian

    Desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalammelaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang

    dilakukan pada waktu tertentu. Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    82

    lebih luas, yang mencakup proses-proses dimulai dengan menemukan masalah dan menetapkan

    judul penelitian, mengidentifikasikan masalah, merumuskan masalah, membuat hipotesispenelitian, metode penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, pengujian

    hipotesis, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono 2009).

    3.2.2 Operasionalisasi VariabelVariabel independen atau variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi

    atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel independendisini adalah peranan audit kinerja. Indikator yang digunakan untuk mengukur audit kinerja

    antara adalah tahap-tahap dari audit kinerja itu sendiri.Sedangkan variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau

    yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen disini adalahakuntabilitas publik. Indikator yang digunakan untuk mengukur akuntabilitas publik adalah

    dimensi dari akuntabilitas publik..

    3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data3.2.3.1 Sumber Data

    Sumber data yang diperlukan dalam penelitian tentang peranan audit kinerja dalam

    menunjang akuntabilitas publik adalah data primer, seperti dengan cara melakukan observasi,wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yangdilakukan, dan pemberian pernyataan berupa kuesioner.

    3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

    3.2.3.2.1 PopulasiPopulasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi

    syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi dalam penelitian iniadalah Pemerintah Kota Bandung yaitu sebanyak 60 (enam puluh) orang dengan observasi

    penelitian pada Inspektorat dan Dinas Pendapatan. Populasi ini dipilih karena Inspektorat eratkaitannya dengan audit kinerja sedangkan Dinas Pendapatan erat kaitannya dengan

    akuntabilitas publik.

    3.2.3.2.2 SampelTeknik sampling (teknik pengambilan sampel) dalam penelitian ini adalah menggunakan

    pendekatan non probability sampling. non probability sampling merupakan teknik pengambilansampel yang tidak memberikan peluang sama untuk dipilih menjadi sampel. Adapun teknik

    sampel yang digunakan adalah sampling sistematis. Pengambilan sampel dengan tekniksampling sistematis dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari

    bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima (Sugiyono 2009). Pada penelitian inipengambilan sampel berdasarkan nomor urut ganjil saja, karena jumlah sampel yang didapat

    sebanyak 30 (tiga puluh) orang dimana syarat minimum pengambilan sampel agar dapat

    mewakili dari keseluruhan populasi adalah sebanyak 30 (tiga puluh) orang.

    3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

    Dalam melakukan penelitian ini, penulis memperoleh data-data dengan mengadakan

    serangkaian observasi yang ada hubungannya dengan peranan audit kinerja dalam menunjang

    akuntabilitas publik. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1) Penelitian Lapangan(Field Research)

    a. Metode Pengamatan Langsung (observasi)b. Metode Wawancara (Interview)

    c. Kuesionerd. Dokumen

    2) Studi Kepustakaan(Library Research)

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    83

    3.2.4.1 Uji Validitas

    Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masingpertanyaan dengan skor total. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pernyataan mana yang

    valid dengan mengacu pada tingkat signifikan sebesar 0,3 (rskritis). Jika r korelasi < 0,3 makapernyataan tidak valid, sedangkan jika rskorelasi > 0,3 maka pernyataan valid (Sugiyono:2009).

    Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam uji validitas adalah korelasi Rank Spearman.Pengujian validitas untuk setiap variabel menggunakan Software SPSS 14.0 For Windows.

    Dari semua pernyataan instrumen setiap variabel valid untuk digunakan dalam prosespengolahan analisis data, karena semua hasil korelasi tiap item menghasilkan nilai yaitu

    rshitung>rskritis, sehingga validitas terpenuhi.

    3.2.4.2 Uji ReliabilitasDalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah split half method

    (Spearman Brown Correlation) teknik belah dua. Dapat disimpulkan bahwa antara Audit Kinerja(Variabel X) dan Akuntabilitas Publik (Variabel Y) dikatakan reliabeldan dapat digunakan untuk

    penelitian. Perhitungan uji reliabilitas menggunakanSoftware SPSS 14.0 For Windows.

    3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

    3.2.5.1 Rancangan AnalisisDalam menganalisis data, metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode

    deskriptif dengan analisis kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan kemudiandianalisis berdasarkan metode yang diterapkan, dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya

    peranan audit kinerja dalam menunjang akuntabilitas publik.Data yang dihimpun dari hasil penelitian akan penulis bandingkan antara data yang

    dilapangan dengan data kepustakaan, kemudian dilakukan analisis untuk menarik kesimpulan.

    Langkah-langkah yang dilakukan adalah:1. Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara sampling dimana yang diselidiki yang

    merupakan populasi yang dipilih dalam penelitian.

    2. Setelah metode pengumpulan data ditentukan kemudian ditentukan alat untuk

    memperoleh data dari elemen yang akan diteliti, alat yang digunakan dalam penelitian inidaftar pertanyaan atau kuesioner.

    3. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengelolaan data, disajikan dan dianalisiskemudian diadakan uji statistik.Hasil pengoperasiaan variabel disusun dalam bentuk pertanyaan (kuesioner/ angket) yang

    terdiri dari 40 (empat puluh) pertanyaan. Variabel (X) Audit Kinerja sebanyak 20 (dua puluh)pertanyaan dan variabel (Y) Akuntabilitas Publik sebanyak 20 (dua puluh) pertanyaan. Setiap

    item dari kuesioner tersebut memiliki lima jawab dengan bobot atau nilai yang berbeda. Untuksetiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung

    pernyataan (item positif) atau tidak mendukung pernyataan (item negatif).Dari setiap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kedua variabel (variabel

    bebas dan variabel terikat) tersebut, diukur dengan menggunakan skala likert. Untuk menilaivariable X dan varibel Y, maka analisis yang digunakan berdasarkan rata-rata dari masing-

    masing varibel. Nilai rata-rata ini diperoleh dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiapvariabel, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Setelah diperoleh rata-rata dari masing-

    masing variabel kemudian dibandingkan dengan kriteria yang penulis tentukan berdasarkan nilaiterendah dan nilai tertinggi dari hasil kuesioner. Atas dasar nilai tertinggi dan terendah tersebut,

    maka dapat ditentukan rentang interval yaitu nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dibagi jumlahkriteria. Dengan demikian dapat ditentukan panjang interval kelas masing-masing variabel.

    Penentuan panjang interval kelas Variabel X dan Y menggunakan garis kontinum.

    3.2.5.2 Uji HipotesisPenetapan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau

    tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y, yaitu hipotesis nol (H0) dan hipotesisalternatif (H1). Langkah-langkah dalam perancangan hipotesis adalah sebagai berikut:

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    84

    1) Menetapkan Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik

    a. Hipotesis PenelitianUntuk mengetahui peranan audit kinerja dalam menunjang akuntabilitas publik, maka

    dilakukan uji hipotesis melalui asumsi sebagai berikut:H0= Tidak terdapat peranan antara audit kinerja dalam menunjang akuntabilitas

    publik.H1= Terdapat peranan antara audit kinerja dalam menunjang akuntabilitas publik.

    b. Hipotesis StatistikH0: Tidak terdapat peranan yang signifikan antara audit kinerja dalam

    menunjang akuntabilitas publik.

    H1: Terdapat peranan yang signifikan antara audit kinerja dalam menunjangakuntabilitas publik.

    Guna menguji tingkat signifikansi korelasi rank spearman, maka dilakukan uji tdenganmenggunakan rumus:

    Keterangan:thitung= Probabilitas

    rs = Koefisien Korelasi Rank Spearmann = Jumlah data

    2) Menentukan Kriteria Penerimaan Hipotesis

    Kriteria penerimaan hipotesis dapat ditentukan dengan membandingkan antara thitung danttabel yang dapat dilihat dibawah ini:

    Jika thitung> dari ttabel, maka Ho ditolak, H1diterimaJika thitung< dari ttabel, maka Ho diterima, H1 ditolak

    3) Menggambarkan Daerah Penerimaan Hipotesis

    Untuk menggambarkan daerah penerimaan dan penolakan terhadap sebuah hipotesisdapat digambarkan dengan uji dua pihak daerah penerimaan dan penolakan hipotesis.

    IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Analisis Audit Kinerja Pada Pemerintah Kota Bandung

    Pengawasan dan pemeriksaan merupakan salah satu cara untuk membantu terwujudnyatata kelola pemerintahan yang baik, seperti yang telah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah

    No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan PenyelenggaraanPemerintahan Daerah. Seluruh upaya yang diperankan oleh Inspektorat Kota Bandung

    merupakan dorongan bagi diterapkannya good governancepada setiap jenjang Pemerintah KotaBandung. Selain itu, Inspektorat selaku aparat pemeriksaan intern Pemerintah Kota Bandung

    merupakan kekuatan pendorong dalam upaya peningkatan efisiensi, efektivitas serta kehematanpenyelenggaraan pelayanan publik dan pembangunan.

    (1) Tahap Perencanaan atau Survei PendahuluanInspektorat Kota Bandung sebelum melaksanakan audit kinerja maka tahap awal adalah

    dengan melakukan pembentukan, susunan, wewenang, dan tanggung jawab Tim Pemeriksa,pemberitahuan pada entitas pemeriksaan, survei pendahuluan, dan penyusunan Program Kerja

    Pemeriksaan (PKP).Rentang dari nilai maksimum dan minimum tersebut dibagi 5 (lima) untuk menentukan

    kriteria tahap perencanaan, maka rentang skor antar tingkat dapat dihitung sebagai berikut:Skor Maksimal : 5 x 8 x 30 = 1.200

    Skor Minimal : 1 x 8 x 30 = 240

    Range : 1.200 240 = 960Jenjang Range : 960 : 5 = 192

    thitung2

    1

    2

    s

    s

    r

    nr

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    85

    Secara umum dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang diberikan kepada responden

    mengenai tahap perencanaan dari seluruh pernyataan mendapatkan total skor sebesar 988,yaitu berada pada interval dengan klasifikasi baik. Artinya, pada Pemerintah Kota Bandung

    kriteria tahap perencanaan yang ada dalam instansi sudah dilakukan dengan baik, karena telahsesuai dengan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yaitu terdapat dalam standar

    pelaksanaan audit kinerja pernyataan pertama yang berbunyi Pekerjaan harus direncanakansecara memadai. Dasar pemikiran standar pelaksanaan pertama tersebut adalah tingkat

    pemahaman terhadap organisasi, kegiatan, dan kebijakan yang dilaksanakan akan menentukantingkat kecermatan dan keandalan perencanaan audit yang akan dilakukan. Selain itu, audit

    sering kali menghadapi keterbatasan tenaga auditor, jumlah hari, dan anggaran. Oleh karena itu,perencanaan audit merupakan suatu keharusan karena akan sangat menentukan efisiensi dan

    efektivitas audit.

    (2) Tahap Pelaksanaan atau Pengujian Terinci

    Inspektorat Kota Bandung dalam melaksanakan pemeriksaanya, setelah melaksanakantahap persiapan pemeriksaan langkah selanjutnya adalah pelaksanaan pemeriksaan. Adapun

    tahap-tahap pelaksanaan pemeriksaan adalah sebagai berikut:a. Pertemuan awal (entry briefing)

    b. Pelaksanaan pemeriksaan operasional

    c. Temuan dan pengembangan temuand. Uji petike. Saran atau rekomendasi

    f. Penyusunan Kertas Kerja Pemeriksaana. Pembahasan hasil pemeriksaan dengan Pengendali Teknis dan atau Penanggungjawab

    (review)i. Pembahasan hasil pemeriksaan dengan entitas pemeriksaan

    j. Penyusunan Naskah Hasil Pemeriksaan (NHP)k. Exit Briefing

    Sebagai kegiatan terakhir dari tugas pemeriksaaan adalah penyusunan Laporan HasilPemeriksaan (LHP). Laporan tersebut adalah sarana komunikasi yang resmi dan sangat penting

    bagi pemeriksa untuk menyampaikan informasi tentang temuan, kesimpulan, dan rekomendasikepada entitas pemeriksaan atau yang perlu mengetahui informasi tersebut.

    .Rentang dari nilai maksimum dan minimum tersebut dibagi 5 (lima) untuk menentukan

    kriteria tahap pelaksanaan, maka rentang skor antar tingkat dapat dihitung sebagai berikut:Skor Maksimal : 5 x 8 x 30 = 1.200

    Skor Minimal : 1 x 8 x 30 = 240Range : 1.200 240 = 960

    Jenjang Range : 960 : 5 = 192

    Secara umum dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang diberikan kepada responden

    mengenai tahap pelaksanaan dari seluruh pernyataan mendapatkan total skor sebesar 991, yaituberada pada interval dengan klasifikasi baik. Artinya, pada Pemerintah Kota Bandung kriteriatahap pelaksanaan yang ada dalam instansi sudah dilakukan dengan baik, karena telah sesuai

    dengan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yaitu terdapat dalam standarpelaksanaan audit kinerja pernyataan ketiga yang berbunyi Bukti yang cukup, kompeten, dan

    relevan harus diperoleh untuk menjadi dasar yang memadai bagi temuan dan rekomendasipemeriksa dan pernyataan keempat yang berbunyi Pemeriksa harus mempersiapkan dan

    memelihara dokumen pemeriksaan dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumenpemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan

    harus berisi informasi yang cukup untuk memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman, tetapitidak mempunyai hubungan dengan pemeriksaan tersebut, dapat memastikan bahwa dokumen

    pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti yang mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasipemeriksa.

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    86

    (3) Tahap Tindak Lanjut (Follow -up)

    Tindak lanjut adalah tindakan yang dilaksanakan oleh entitas pemeriksaan sesuai denganrekomendasi yang telah dikemukakan auditor dalam LHP, yang bertanggungjawab

    melaksanakan tindak lanjut adalah pihak entitas pemeriksaan, sedangkan Inspektorat KotaBandung berkewajiban untuk memantau pelaksanaan tindak lanjut tersebut.

    Rentang dari nilai maksimum dan minimum tersebut dibagi 5 (lima) untuk menentukankriteria tahap tindak lanjut, maka rentang skor antar tingkat dapat dihitung sebagai berikut:

    Skor Maksimal : 5 x 4 x 30 = 600

    Skor Minimal : 1 x 4 x 30 = 120Range : 600 120 = 480

    Jenjang Range : 480 : 5 = 96

    Secara umum dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang diberikan kepada respondenmengenai tahap tindak lanjut dari seluruh pernyataan mendapatkan total skor sebesar 472, yaitu

    berada pada interval dengan klasifikasi baik. Artinya, pada Pemerintah Kota Bandung kriteriatahap tindak lanjut yang ada dalam instansi sudah dilakukan dengan baik, karena telah sesuai

    dengan Undang-undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

    Jawab Keuangan Negara yang diatur dalam Pasal 20 dan Pasal 21. Kedua pasal tersebutmengatur hukuman dan denda bagi pihak-pihak yang tidak menindaklanjuti rekomendasi auditor.

    Penentuan kriteria akumulasi total skor jawaban maksimal adalah 5x20x30=3.000 (apabila

    responden menjawab dengan memilih kategori skor jawaban yang paling tinggi), dan skorjawaban minimal 1x20x30=600 (apabila responden menjawab dengan memilih kategori skor

    jawaban yang paling rendah). Rentang dari nilai maksimum dan minimum tersebut dibagi 5 (lima)untuk menentukan kriteria audit kinerja, maka rentang skor antar tingkat dapat dihitung sebagai

    berikut:

    Skor Maksimal : 5 x 20 x 30 = 3.000Skor Minimal : 1 x 20 x 30 = 600

    Range : 3.000 600 = 2.400Jenjang Range : 2.400 : 5 = 480

    Kesimpulan mengenai audit kinerja dilihat berdasarkan skor masing-masing indikator audit

    kinerja dengan total skor sebesar 2.451 berada pada interval dengan klasifikasi baik. Artinya,pelaksanaan audit kinerja pada Pemerintah Kota Bandung sudah terpenuhi dengan baik, yaitu

    telah sesuai dengan tahap-tahap audit kinerja sektor publik yaitu survei pendahuluan, pengujianterinci, dan tindak lanjut hasil audit. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh I Gusti Agung Rai

    bahwa audit kinerja sektor publik secara garis besar harus sesuai dengan tahapan-tahapantersebut.

    4.2 Analisis Akuntabilitas Publik Pada Pemerintah Kota BandungPraktek akuntabilitas publik di Indonesia masih berfokus hanya dari sisi pengelolaan

    keuangan negara, sedangkan dalam kenyataannya keingintahuan masyarakat tentang

    akuntabilitas publik tidak dapat terpenuhi hanya dengan informasi keuangan saja. Akuntabilitaspublik dapat dipenuhi oleh pemerintah khususnya oleh Pemerintah Kota Bandung melalui lima

    dimensi yaitu akuntailitas hukum dan kejujuran, akuntabilitas manajerial, akuntabilitas program,akuntabilitas kebijakan, dan akuntabilitas finansial.

    (1) Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran ( A c c o u n t a b i l i t y f o r P r o b i t y a n d L e g a l i t y )

    Pelaksanaan akuntabilitas hukum dan kejujuran sudah dilaksanakan oleh Pemerintah KotaBandung yaitu pada Dinas Pendapatan. Hal tersebut tercermin pada pengelolaan Pendapatan

    Asli Daerah (PAD) sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahDaerah, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    87

    pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

    tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Dinas Pendapatan selalu berusaha agar terciptainstansi yang sehat dimana tidak terjadi malpraktik dan maladministrasi.

    Rentang dari nilai maksimum dan minimum tersebut dibagi 5 (lima) untuk menentukankriteria akuntabilitas hukum dan kejujuran, maka rentang skor antar tingkat dapat dihitung

    sebagai berikut:

    Skor Maksimal : 5 x 4 x 30 = 600Skor Minimal : 1 x 4 x 30 = 120

    Range : 600 120 = 480Jenjang Range : 480 : 5 = 96

    Secara umum dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang diberikan kepada responden

    mengenai akuntabilitas hukum dan kejujuran dari seluruh pernyataan mendapatkan total skorsebesar 479, yaitu berada pada interval dengan klasifikasi baik. Artinya, pada Pemerintah Kota

    Bandung pelaksanaan akuntabilitas hukum dan kejujuran oleh instansi sudah dilakukan dengan

    baik, karena telah sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahDaerah, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antarapemerintah pusat dan pemerintah daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

    tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

    (2) Akuntabilitas Manajerial( M a n aj e r i al A c c o u n t a b i l i t y )

    Berkaitan dengan akuntabilitas manajerial yang dapat diartikan sebagai akuntabilitaskinerja yang mengharuskan lembaga publik dalam hal ini Dinas Pendapatan melakukan

    pengelolaan organisasi secara efektif dan efisien. Salah satu tugas yang telah dilaksanakan olehDinas Pendapatan dalam hal pelaporan kinerja yaitu dengan disusunnya Laporan Akuntabilitas

    Kinerja Pemerintah (LAKIP), adapun fungsi dari LAKIP tersebut adalah sarana bagi DinasPendapatan untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakehorders

    dan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Dinas Pendapatan.Rentang dari nilai maksimum dan minimum tersebut dibagi 5 (lima) untuk menentukan

    kriteria akuntabilitas manajerial, maka rentang skor antar tingkat dapat dihitung sebagai berikut:

    Skor Maksimal : 5 x 4 x 30 = 600Skor Minimal : 1 x 4 x 30 = 120

    Range : 600 120 = 480Jenjang Range : 480 : 5 = 96

    Secara umum dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang diberikan kepada respondenmengenai akuntabilitas manajerial dari seluruh pernyataan mendapatkan total skor sebesar 495,yaitu berada pada interval dengan klasifikasi baik. Artinya, pada Pemerintah Kota Bandung

    pelaksanaan akuntabilitas manajerial oleh instansi sudah dilakukan dengan baik, karena telahsesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    (3) Akuntabilitas Program( Pr o g r a m e A c c o u n t a b i l i t y )

    Dinas Pendapatan Daerah dalam melaksanakan penyelenggaraan pelayanan,menerapkan program operasional dan dilaksanakan dalam bentuk:

    1. Program penyuluhan lapangan kepada masyarakat wajib pajak;2. Program menyusun dan menghitung potensi pajak;

    3. Program penyusunan standar pengolahan data;4. Program pendayagunaan petugas;

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    88

    5. Program penyusunan sistem penggunaan pajak;

    6. Program penyusunan sistem penagihan pajak;7. Program peningkatan kualitas sumber daya manusia.

    Rentang dari nilai maksimum dan minimum tersebut dibagi 5 (lima) untuk menentukan

    kriteria akuntabilitas program, maka rentang skor antar tingkat dapat dihitung sebagai berikut:Skor Maksimal : 5 x 4 x 30 = 600

    Skor Minimal : 1 x 4 x 30 = 120Range : 600 120 = 480

    Jenjang Range : 480 : 5 = 96

    Secara umum dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang diberikan kepada respondenmengenai akuntabilitas program dari seluruh pernyataan mendapatkan total skor sebesar 475,

    yaitu berada pada interval dengan klasifikasi baik. Artinya, pada Pemerintah Kota Bandungpelaksanaan akuntabilitas program oleh instansi sudah dilakukan dengan baik, karena telah

    sesuai dengan program-program yang telah ditetapkan.

    (4) Akuntabilitas Kebijakan ( Po l i c y A c c o u n t a b i l it y ) Kebijakan Dinas Pendapatan Kota Bandung adalah sebagai berikut:

    1. Peningkatan penyuluhan kepada masyarakat wajib pajak, secara kontinyu serta membuatsolusi apabila ditemukan sesuatu permasalahan;

    2. Pemberdayaan informasi, komunikasi dalam berbagai media seperti media elektronik danmedia cetak;

    3. Peningkatkan kualitas sumber daya manusia aparat, melalui berbagai pendidikan;4. Peningkatan sistem penagihan mempermudah dan mempercepat bagi wajib pajak dalam

    pembayaran, dengan memperbanyak tempat pembayaran dan penagihan;5. Penegakan sanksi hukum bagi petugas dan wajib pajak yang melanggar peraturan

    perundang-undangan.

    Rentang dari nilai maksimum dan minimum tersebut dibagi 5 (lima) untuk menentukankriteria akuntabilitas kebijakan, maka rentang skor antar tingkat dapat dihitung sebagai berikut:

    Skor Maksimal : 5 x 4 x 30 = 600

    Skor Minimal : 1 x 4 x 30 = 120Range : 600 120 = 480

    Jenjang Range : 480 : 5 = 96

    Secara umum dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang diberikan kepada respondenmengenai akuntabilitas kebijakan dari seluruh pernyataan mendapatkan total skor sebesar 497,

    yaitu berada pada interval dengan klasifikasi baik. Artinya, pada Pemerintah Kota Bandung

    pelaksanaan akuntabilitas kebijakan oleh instansi sudah dilakukan dengan baik, karena telahsesuai dengan visi dan misi serta tujuan organisasi.

    (5) Akuntabilitas Finansial( F in a n c i a l A c c o u n t a b i l i t y ) Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,

    Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusatdan pemerintah daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

    Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentangPerubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah sumber-sumber pendapatan daerah terdiri dari:

    I. Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri dari:1. Pajak Daerah

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    89

    2. Retribusi Daerah

    3. Hasil Pengelola Kekayaan daerah yang dipisahkan4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

    II. Dana Perimbangan, terdiri dari:1. Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak

    2. Dana Alokasi Umum3. Dana Alokasi Khusus

    III. Lain-lain pendapatan daerah yang sah, terdiri dari:1. Hibah

    2. Dana Darurat3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya:

    - Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas air (PKB)- Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas air (BBNKB)

    - Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB)- Pajak Pengmbilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

    4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

    Rentang dari nilai maksimum dan minimum tersebut dibagi 5 (lima) untuk menentukankriteria akuntabilitas finansial, maka rentang skor antar tingkat dapat dihitung sebagai berikut:

    Skor Maksimal : 5 x 4 x 30 = 600Skor Minimal : 1 x 4 x 30 = 120

    Range : 600 120 = 480Jenjang Range : 480 : 5 = 96

    Secara umum dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang diberikan kepada responden

    mengenai akuntabilitas finansial dari seluruh pernyataan mendapatkan total skor sebesar 470,yaitu berada pada interval dengan klasifikasi baik. Artinya, pada Pemerintah Kota Bandung

    pelaksanaan akuntabilitas finansial oleh instansi sudah dilakukan dengan baik, karena telahsesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dimana lembaga pemerintah diwajibkan

    untuk membuat laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan anggaran dan realisasianggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

    Penentuan kriteria akumulasi total skor jawaban maksimal adalah 5x20x30=3.000 (apabilaresponden menjawab dengan memilih kategori skor jawaban yang paling tinggi), dan skor

    jawaban minimal 1x20x30=600 (apabila responden menjawab dengan memilih kategori skorjawaban yang paling rendah).

    Rentang dari nilai maksimum dan minimum tersebut dibagi 5 (lima) untuk menentukan

    kriteria akuntabilitas publik, maka rentang skor antar tingkat dapat dihitung sebagai berikut:

    Skor Maksimal : 20 x 5 x 30 = 3.000Skor Minimal : 20 x 1 x 30 = 600

    Range : 3.000 600 = 2.400Jenjang Range : 2.400 : 5 = 480

    Kesimpulan mengenai akuntabilitas publik dilihat berdasarkan skor masing-masing

    indikator akuntabilitas publik dengan total skor sebesar 2.451 berada pada interval denganklasifikasi baik. Artinya, pelaksanaan akuntabilitas publik pada Pemerintah Kota Bandung sudah

    terpenuhi dengan baik, yaitu telah sesuai dengan dimensi dari akuntabilitas publik itu sendiriyaitu akutabilitas hukum dan kejujuran, akuntabilitas manajerial, akuntabilitas program,

    akuntabilitas kebijakan, dan akuntabilitas finansial. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    90

    Mahmudi bahwa akuntabilitas publik secara garis besar harus dilaksanakan sesuai dengan

    dimensi tersebut.

    4.3 Peranan Audit Kinerja Dalam Menunjang Akuntabilitas Publik Pada Pemerintah KotaBandung

    Setelah mengadakan analisis terhadap audit kinerja sebagai variabel bebas dan

    akuntabilitas publik sebagai variabel terikat, maka dilakukan analisis untuk mengukur sejauhmana peranan audit kinerja dalam menunjang akuntabilitas publik pada Pemerintah KotaBandung. Di bawah ini diuraikan beberapa langkah pengujiannya.

    (1) Hasil Uji Hipotesis PenelitianDalam menguji adanya hubungan antara Audit Kinerja (Variabel X) dengan Akuntabilitas

    Publik (Variabel Y) dihitung berdasarkan korelasirank spearman.Langkah selanjutnya adalah dengan menghitung ranking variabel X dan Y, dengan melihat

    skor perhitungan kuesioner, perhitungan ranking tersebut menggunakan penolong perhitungankorelasirank spearman..

    Perhitungan nilai statistika pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi rankspearman dengan rumus sebagai berikut:

    Keterangan:

    rs = Koefisien KorelasiRank Spearmann = Banyaknya Ukuran Sampel

    X = Variabel XY = Variabel Y

    R (Xi) = Rank pada X untuk data ke-1R (Yi) = Rank pada Y untuk data ke-1

    rs=

    22

    2

    2

    130305,9436

    2

    130309443

    2

    130308136

    rs= 25,240305,943625,24030944325,240308136

    rs= 5,72075,94365,72079443

    5,72078136

    rs= 22295,2235

    5,928

    rs =5,4982929

    5,928

    rs =247634,2232

    5,928 = 0,415948475 0,416 (dibulatkan)

    rs=

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    2

    11

    2

    1

    2

    1

    2

    1.

    nnYR

    nnXR

    nnYRXR

    n

    t

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    91

    Di atas telah dilakukan perhitungan secara manual sementara berikut ini hasil rs yang

    diperoleh dengan menggunakanSPSS 14.0 for Windows.Analisis: Nilai korelasi untuk audit kinerja dengan akuntabilitas publik adalah 0,416 maka

    hubungan ini menurut aturan kriteria Guilford termasuk hubungan yang sedang dan searah.Artinya jika audit kinerja baik maka akuntabilitas publik akan baik juga.

    (2) Koefisien Determinasi

    Untuk mengetahui seberapa besar persentase peranan Audit Kinerja (Variabel X) dalammenunjang Akuntabilitas Publik (Variabel Y), maka penulis menggunakan analisis koefisien

    determinasi (Kd), dengan rumus sebagai berikut:

    Keterangan:

    Kd = Koefisien Determinasirs = Koefisien KorelasiRank Spearman

    Kd = 0 berarti pengaruh Variabel X terhadap Y lemah

    Kd = 100% / 1 berarti pengaruh Variabel X terhadap Y kuatKd = rs

    2x 100%

    Kd = (0,416)2

    x 100%

    Kd = 0,173056 x 100%Kd = 17,3056%

    Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat dikatakan bahwa Audit Kinerja (Variabel X)dapat menunjang Akuntabilitas Publik (Variabel Y) sebesar 17,30% dan sisanya yaitu 100%

    17,30% = 82,70% dipengaruhi oleh faktor lain di luar Audit Kinerja, misalnya pelayanan publik,kualitas informasi keuangan, manajerial, dan pengawasan fungsional yang akan menunjang

    Akuntabilitas Publik.

    (3) Hasil Uji Hipotesis StatistikUji statistik yang digunakan adalah uji t dengan rumus sebagai berikut:

    thitung2

    1

    2

    s

    s

    r

    nr

    thitung =

    2416,01

    230416,0

    thitung=9094,0

    2013,2

    thitung= 2,421

    Dimana: Jika thitung> dari ttabel, maka Ho ditolak, H1diterimaJika thitung< dari ttabel, maka Ho diterima, H 1 ditolak

    Dengan taraf signifikan 05,0 (5%) dan dk= 30 2= 28 maka, ttabel=2,048. Jadi thitung2,421 > ttabel 2,048, maka Ho ada pada daerah penolakan berarti H1 diterima atau audit kinerja

    mempunyai peranan yang signifikan dan positif dalam menunjang akuntabilitas publik.Dari hasil semua perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa audit kinerja

    mempunyai korelasi yang sedang dan positif terhadap akuntabilitas publik, ditunjukkan oleh

    angka hasil korelasi yang sedang dan searah yaitu sebesar 0,416. Ini berarti bahwa apabilainstansi melaksanakan audit kinerja dengan baik, maka pelaksanaan akuntabilitas publik akanbaik.

    Audit kinerja juga mempunyai peranan yang signifikan terhadap akuntabilitas publik,ditunjukkan oleh besarnya thitung lebih besar daripada ttabel yaitu thitung 2,421 > ttabel2,048. Hal ini

    Kd = rs2

    x 100%

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    92

    membuktikan hipotesis penelitian bahwa audit kinerja berperan dalam menunjang akuntabiliitas

    publik.Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan di atas baik perhitungan manual maupun

    menggunakanSPSS 14.0 For Windows, hasilnya adalah signifikan antara audit kinerja terhadapakuntabilitas publik. Hal tersebut membuktikan teori menurut Indra Bastian (2007:48) yaitu

    dengan audit kinerja, tingkat akuntabilitas pemerintah dalam proses pengambilan keputusan olehpihak yang bertanggungjawab akan meningkat, sehingga mendorong pengawasan dan

    kemudian tindakan koreksi.Dapat disimpulkan bahwa audit kinerja dan akuntabilitas publik pada Pemerintah Kota

    Bandung telah berjalan dengan baik dimana dengan dilaksanakannya audit kinerja pemangkukepentingan (stakeholders) sektor publik dapat memperoleh informasi yang lebih objektif dan

    independen mengenai kinerja manajemennya. Jika informasi yang diberikan berkualitas yaituakurat, transparan, tepat waktu, valid, relevan serta dapat diandalkan sehingga informasi

    tersebut dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Jika keputusan telah diambil, makaperlu adanya pengawasan maupun pemeriksaan agar dapat meningkatan akuntabilitas publik.

    V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan mengenai Peranan

    Audit Kinerja Dalam Menunjang Akuntabilitas Publik Pada Pemerintah Kota Bandung, maka

    penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan antara lain:1. Audit kinerja pada Pemerintah Kota Bandung sudah terpenuhi dengan baik. Hal ini

    didukung oleh telah dilaksanakannya tahap-tahap audit kinerja sektor publik yaitu surveipendahuluan, pengujian terinci, dan tindak lanjut hasil audit.

    2. Pelaksanaan akuntabilitas publik pada Pemerintah Kota Bandung sudah terpenuhi denganbaik. Hal ini didukung oleh telah dilaksanakannya dimensi dari akuntabilitas publik itu

    sendiri yaitu akutabilitas hukum dan kejujuran, akuntabilitas manajerial, akuntabilitasprogram, akuntabilitas kebijakan, dan akuntabilitas finansial.

    3. Peranan audit kinerja dalam menunjang akuntabilitas publik pada Pemerintah KotaBandung memiliki nilai korelasi yang sedang dan searah, jika audit kinerja baik maka

    akuntabilitas publik akan baik juga. Peranan audit kinerja terhadap akuntabilitas publiksebesar 17% dan sisanya yaitu dipengaruhi oleh faktor lain di luar Audit Kinerja,misalnya

    pelayanan publik, kualitas informasi keuangan, manajerial, dan pengawasan fungsionalyang akan menunjang Akuntabilitas Publik. Dimana Ho ada pada daerah penolakan berarti

    H1 diterima atau audit kinerja mempunyai peranan yang signifikan dan positif dalammenunjang akuntabilitas publik.

    5.2 Saran

    Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang peranan audit kinerjadalam menunjang akuntabilitas publik pada Pemerintah Kota Bandung, maka penulis akanmencoba mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan oleh Pemerintah Kota Bandung

    sebagai dasar pertimbangan atau masukan bagi instansi yaitu:1. Bagi Inspektorat, walaupun pengawasan dan pemeriksaan yang dilakukan belum optimal

    dikarenakan aspek kelembagaan yang masih merupakan bagian integral dari sistempemerintahan yang ada, namun Inspektorat dapat lebih meningkatkan kinerjanya tersebut

    melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), memberikan pembekalanteoritis dan praktek baik berdasarkan landasan ilmu pengetahuan maupun peraturan

    perundang-undangan. Bagi entitas pemeriksaan (auditee) sebaiknya pelaksanaanpenindaklanjutan tidak hanya terbatas pada rekomendasi yang diberikan oleh auditor,

    karena pelaksanaan tindak lanjut audit sangat penting dimana manfaat pekerjaan auditbukan terletak pada banyaknya temuan audit yang dilaporkan atau direkomendasikan,

    melainkan pada tindak lanjut atas laporan audit dan rekomedasinya. Kemudian Inspektorat

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    93

    perlu memberikan perhatian yang lebih dalam membuat laporan audit, karena laporan

    tersebut harus memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan (stakeholder), yaitulembaga legislatif, pemerintah, media, publik, maupun akademisi.

    2. Bagi Dinas Pendapatan, salah satu jalan yang bisa ditempuh dalam melaksanakankepercayaan yang diberikan masyarakat adalah dengan menjadikan akuntabilitas sebagai

    kebutuhan dan mengimplementasikan dalam setiap kebijakan.3. Bagi Pemerintah Kota Bandung agar saluran akuntabilitas publik dapat tersistem dengan

    baik, maka harus dibuka kepada masyarakat secara langsung yakni kepada perwakilanpublik, seperti auditor, ombudsman, dan parlemen selain tentunya kepada pemegang

    otoritas yang lebih tinggi dalam sebuah rantai komando formal. Melalui variasi saluranakuntabilitas tersebut setiap masyarakat dapat menanggapi, mengkritisi, dan

    menyampaikan aspirasinya untuk dapat diteruskan kepada pejabat publik yangbersangkutan. Masukan dan keluhan masyarakat ini dapat direkomendasikan kepada

    pejabat baru sebagaifeedbackdalam perbaikan kinerja periode berikutnya.

    VI DAFTAR PUSTAKA

    Achmad Badjuri, Elisa Trihapsari. 2009. Audit Kinerja Pada Sektor Publik Pemerintah.http://hardiyantowb.wordpress.com.Accessed03/16/2009

    _______. 2009. Efektifitas Kebijakan Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

    http://hardiyantowb.wordpress.com.Accessed03/16/2009Andi Supangat. 2006.Statistika: Untuk Ekonomi dan Bisnis. Pustaka: Bandung

    I Gusti Agung Rai. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik: Konsep, Praktik, dan Studi Kasus.Salemba Empat: Jakarta

    Ihyaul Ulum. MD. 2004.Akuntansi Sektor Publik: Sebuah Pengantar. Universitas MuhammadiyahMalang: Malang

    Indra Bastian. 2007.Audit Sektor Publik. Ed. 2. Salemba Empat: JakartaJonathan Sarwono. 2005. Riset Pemasaran dengan SPSS. Graha Ilmu: Yogyakarta

    Kuncoro, M. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Erlangga: JakartaMahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Ed. Revisi. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen

    YKPN: YogyakartaMardiasmo. 2004.Akuntansi Sektor Publik.Andi: Yogyakarta

    Mohamad Mahsun. 2009. Formalitas Laporan Kinerja Pejabat Publik. http://jsa-akuntan.com.Accessed02/12/2009

    Nur Indriantoro, Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi danManajemen. BPFE: Yogjakarta

    Rosgandika Mulyana. 2005. Metodologi Penelitian. Universitas Komputer Indonesia: BandungSugiyono. 2004.Metode Penelitian Bisnis . Alfabeta: Bandung

    _______. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung

    _______. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: BandungUmi Narimawati. 2007. Riset Manajemen SDM: Aplikasi contoh dan Perhitungannya. Agung

    Media: Jakarta

    Dinas Pendapatan Kota Bandung. 2008. Dispenda Dalam Angka: Selayang PandangPerkembangan Dinas Pendapatan

    http://www.seputar-indonesia.com.Accessed03/16/2009Inspektorat Kota Bandung. 2008.Pedoman Operasional Pemeriksaan (POP) Kota Bandung

    Inspektorat Kota Bandung. 2008.Buku Profil Inspektorat Kota BandungLembaga Administrasi Negara. 2004. Modul: Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

    Ed. Kedua. Lembaga Administrasi Negara: JakartaPeraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2007

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007

  • 5/25/2018 Jurnal Riset Akuntansi - Vol I_No.2_April 2010_Deddy_Sherly

    Ju

    rnal

    Riset

    Aku

    ntans

    i-VolI

    /No

    .2/A

    pril20

    10

    94

    Gambar. Bagan Kerangka Pikir

    TabelOperasionalisasi Variabel

    Variabel Konsep Variabel Indikator Skala No.Kuesioner

    udit Kiner a(X)

    Pemeriksaan secara objektifdan sistematik terhadapberbagai macam bukti untukdapat melakukan penilaiansecara independen atas kinerja

    entitas atau program/ kegiatan

    pemerintah yang diaudit.

    Indra Bastian (2007:47)

    1. Tahap Perencanaan atau Survei Pendahuluan

    2. Tahap Pelaksanaan atau Pengujian Terinci

    3. Tahap Tindak Lanjut

    I Gusti Agung Rai (2008:77)

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    1

    9 16

    17 20

    AkuntabilitasPublik

    (Y)

    Pemberian informasi dand i s c l o s u r e atas aktivitasdan kinerja finansial

    pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingandengan laporan tersebut.

    Mardiasmo (2004:21)

    1.1 Akuntabilitas hukum dan kejujuran( a cco u n ta b i l i ty fo r p r o b i ty a n d l e g a l i ty)

    1.2 Akuntabilitas manajerial(manajerial

    a c c o u n t a b i l i t y )

    1.3 Akuntabilitas program (p r o g r a m e a cco u n ta b i l i ty)

    1.4 Akuntabilitas kebijakan( p o l i cy

    a c c o u n t a b i l i t y )

    1.5 Akuntabilitas finansial( f i n a n ci a l a c c o u n t a b i l i t y )

    Mahmudi (2007:9)

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    1

    5 8

    9 12

    13 16

    17 20

    Akuntansi Sektor Publik (ASP)

    Tujuan ASP, yaitu:

    1. Penyediaan Informasi2. Pengendalian Manajemen3. Akuntabilitas Publik

    Akuntabilitas PublikY

    ASP adalah alat untuk menciptakangood governance. Tiga aspek utama

    good governance, yaitu:1. Pengawasan Sektor Publik

    2. Pengendalian Sektor Publik3. Pemeriksaan Sektor Publik

    Audit Kinerja

    X

    udit kinerja berperan dalam menunjang akuntabilitas publik

    Dimensi akuntabilitas publik:1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum

    (accountability for probity and legality)2. Akuntabilitas manajerial

    (manajerial accountability)3. Akuntabilitas program

    (programme accountability)

    4. Akuntabilitas kebijakan(policy accountability)

    5. Akuntabilitas finansial(financial accountability)

    Tahap-tahap audit kinerja:1. Tahap perencanaan atau

    survei pendahuluan2. Tahap pelaksanaan atau

    pengujian terinci3. Tahap tindak lanjut