jurnal remed

Upload: richoco-sapoetra

Post on 14-Apr-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 jurnal remed

    1/43

    1

    PENGARUH KONSENTRASI ADSORBAT, TEMPERATUR, DAN

    TEGANGAN PERMUKAAN PADA PROSES ADSORPSI

    GLISEROL OLEH KARBON AKTIF

    Disusun oleh:

    DWI NGANDAYANI

    M0305026

    SKRIPSI

    Diajukan untuk memenuhi sebagian

    persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Kimia

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    MARET, 2011

  • 7/29/2019 jurnal remed

    2/43

    Jurusan Kimia Fakultas

    Sebelas Maret Surakarta te

    Dwi Ngandayani NIM M0

    Temperatur, dan Tegangan

    Aktif

    Pembimbing

    Yuniawan Hidayat,

    NIP. 19790605 2005

    Dipertahan

    Anggota Tim Penguji:

    1. Drs. Patiha, M. S

    NIP. 19490131 198103

    2. Dr. rer. nat. Fajar Rakh

    NIP. 19730605 200003

    Fakultas

    Uni

    ALAMAN PENGESAHAN

    atematika dan Ilmu Pengetahuan Alam U

    lah mengesahkan skripsi mahasiswa:

    305026, dengan judul Pengaruh Konsentrasi

    Permukaan pada Proses Adsorpsi Gliserol ole

    Skripsi ini dibimbing oleh :

    M. Si

    1 1001

    Pembimbing II

    Dr. rer. nat. Atmanto Heru W

    NIP. 19740813 200003 1

    an di depan Tim Penguji Skripsi pada :

    ari : Senin

    anggal : 7 Maret 2011

    1.

    1001

    an Wibowo, M. Si 2.

    1001

    Ketua Jurusan Kimia

    atematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    versitas Sebelas Maret Surakarta

    Prof. Drs. Sentot B.R., Ph. D

    NIP. 19560507 198601 1001

    ii

    2

    iversitas

    dsorbat,

    Karbon

    , M. Si

    01

    .

    .

  • 7/29/2019 jurnal remed

    3/43

    3

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul

    PENGARUH KONSENTRASI ADSORBAT, TEMPERATUR, DAN

    TEGANGAN PERMUKAAN PADA PROSES ADSORPSI GLISEROL OLEH

    KARBON AKTIFadalah benar-benar hasil penelitian sendiri dan belum pernah

    diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

    sepanjang pengetahuan saya juga belum pernah ditulis atau dipublikasikan oleh

    orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan

    dalam daftar pustaka.

    Surakarta, 7 Maret 2011

    DWI NGANDAYANI

    iii

  • 7/29/2019 jurnal remed

    4/43

    4

    PENGARUH KONSENTRASI ADSORBAT, TEMPERATUR, DAN

    TEGANGAN PERMUKAAN PADA PROSES ADSORPSI GLISEROL

    OLEH KARBON AKTIF

    DWI NGANDAYANI

    Jurusan Kimia. Fakultas MIPA. Universitas Sebelas Maret

    ABSTRAK

    Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh konsentrasi adsorbat,

    temperatur, dan tegangan permukaan pada proses adsorption gliserol oleh karbon

    aktif. Karbon aktif yang digunakan pada proses adsorpsi gliserol ditingkatkan

    aktivitasnya dengan cara merendam karbon aktif dalam larutan H2SO4 10%

    selama 12 jam dilanjutkan pemanasan selama tiga jam pada temperatur 500oC

    dengan dialiri gas N2. Selanjutnya, identifikasi dan karakterisasi terhadap karbon

    aktif dilakukan dengan infrared spectroscopy (IR) dan uji keasaman dengan

    metode gravimetri. Kondisi adsorpsi gliserol oleh karbon aktif dilakukan

    menggunakan metode batch dengan waktu kontak 12 jam pada variasi

    konsentrasi adsorbat atau rasio gliserol : akuades (v/v) 1 : 2, 1 : 3, 1 : 4, dan 1 : 5,serta variasi temperatur 20, 30, 40, 50, dan 60oC.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas pada karbon

    aktif akan meningkatkan keasaman dari 0,5 mmol/gram menjadi 2,7 mmol/gram.

    Semakin besar konsentrasi adsorbat pada proses adsorpsi gliserol, maka

    cenderung semakin banyak gliserol yang teradsorp oleh karbon aktif. Semakin

    kecil tegangan permukaan akibat naiknya temperatur menyebabkan adsorpsi

    gliserol meningkat.

    Kata kunci: Adsorpsi, Gliserol, Konsentrasi adsorbat, Temperatur, Tegangan

    permukaan, Karbon Aktif.

    iv

  • 7/29/2019 jurnal remed

    5/43

    5

    THE EFFECT OF ADSORBATE CONCENTRATION, TEMPERATURE, AND

    SURFACE TENSION ON ADSORPTION PROCESS OF GLYCEROL

    BY ACTIVATED CARBON

    DWI NGANDAYANI

    Department of Chemistry. Mathematic and Natural Science Faculty. Sebelas

    Maret University

    ABSTRACT

    The effect of adsorbate concentration, temperature, and surface tension on

    adsorption process of glycerol by activated carbon have been conducted in this

    research. Activated carbon was used to adsorption process of glycerol increased

    its activity by soaking activated carbon in H2SO4 10% solution for 12 hours

    followed heating at a temperature of 500oC under N2 gas flow for 3 hours.

    Furthermore, the identification and characterization of activated carbon were done

    by infrared spectroscopy (IR) and gravimetric method acidity test. Conditions of

    adsorption of glycerol by activated carbon were carried out using batch methodwith 12 hours of contact time on the variation of adsorbate concentration or the

    ratio glycerol : water (v/v) 1 : 2, 1 : 3, 1 : 4, and 1 : 5, as well as variations in

    temperature 20, 30, 40, 50, and 60oC.

    The result showed that increased activity of activated carbon increased

    acidity from 0.5 mmol/gram to 2.7 mmol/gram. The greater concentration of

    adsorbate on adsorption process , then glycerol more adsorbed. The lower surface

    tension because higher temperature was cause adsorption of glycerol is increased.

    Key words: Adsorption, Glycerol, Adsorbate concentration, Temperature,

    Surface tension, Activated Carbon.

    v

  • 7/29/2019 jurnal remed

    6/43

    6

    MOTTO

    Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi : energi yang Anda berikan

    kepada dunia tidak akan pernah hilang. Energi itu akan kembali kepada Anda

    dalam bentuk lain. Kebaikan yang Anda lakukan pasti akan kembali kepada Anda

    dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, perasaan bermakna maupun kepuasan

    batin yang mendalam. (Arvan P)

    Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya dipukul

    ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh bahkan ia menenteramkan amarah ombak

    dan gelombang itu . (Marcus Aurelius)

    Keberhasilan tidak hanya diukur dari apa yang telah Anda raih, namun kegagalan

    yang telah Anda hadapi dan keberanian yang membuat Anda tetap berjuang

    melawan rintangan yang datang bertubi-tubi. (Orison Swett Marden)

    vi

  • 7/29/2019 jurnal remed

    7/43

    7

    PERSEMBAHAN

    Dengan penuh rasa syukur kepada Allah S. W. T., Karya kecilku yang

    penuh perjuangan dan kesabaran ini kupersembahkan untuk

    :

    Bapak dan Ibu tercinta yang tiada henti-hentinya mencurahkan

    kasih sayang, memberikan nasihat dan semangat .......

    Mas Wawan dan Dek TriN, saudaraku yang aku

    banggakan,yang selalu perhatian dan pengertian

    my angel21 yang selalu setia menemaniku saat suka maupun

    duka, dan senantiasa memberikan semangat dan nasihat untuk

    tetap sabar dan pantang menyerah...

    Seluruh sahabat 05 tercinta, teruslah kejar cita-cita kalian

    vii

  • 7/29/2019 jurnal remed

    8/43

    8

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum wr. wb.

    Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah S. W. T. atas limpahan rahmat,

    hidayah dan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

    skripsi dengan judul PENGARUH KONSENTRASI ADSORBAT,

    TEMPERATUR, DAN TEGANGAN PERMUKAAN PADA PROSES

    ADSORPSI GLISEROL OLEH KARBON AKTIF untuk memenuhi sebagian

    persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Sains dari Jurusan Kimia Fakultas

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret.

    Skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari banyak pihak, oleh

    karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:

    1. Bapak Prof. Drs. Sutarno, M.Sc, Ph. D., selaku Dekan FMIPA UNS.2. Bapak Prof. Drs. Sentot Budi Rahardjo, Ph. D., selaku Ketua Jurusan Kimia.3. Bapak I. F. Nurcahyo, M. Si., selaku Ketua Laboratorium Kimia Dasar

    FMIPA UNS.

    4. Bapak Dr. rer. nat. Atmanto Heru Wibowo, M. Si., selaku Ketua SubLaboratorium Kimia, Laboratorium Pusat FMIPA UNS dan pembimbing II.

    5. Bapak Yuniawan Hidayat, M. Si., selaku Pembimbing I.6. Bapak Maulidan Firdaus, M. Si., Ibu Desi Suci Handayani, M. Si., Ibu

    Venty Suryanti, Mphil., dan Bapak Edi Pramono, M. Si ., selaku Pembimbing

    Akademik.

    7. Bapak/Ibu Dosen dan seluruh staf Jurusan Kimia FMIPA UNS atas semuailmu yang bermanfaat.

    8. Seluruh staf dan laboran Laboratorium Kimia Dasar FMIPA UNS dan SubLaboratorium Kimia, Laboratorium Pusat FMIPA UNS.

    9. Seluruh staf Laboratorium Kimia Organik FMIPA UGM Yogyakarta.10.Teman-teman Adsorpsi Gliserol (Syarief, Wahyu, Sulis, Arini, mb Pram, mas

    Jo), Delaks (Erma, Lenia, Kurnia), Rina, Erna, Nirub, Ida, Hani, Sofi,

    Rahmad dan teman angkatan 05 lainnya atas bantuan dan kerjasamanya.

    viii

  • 7/29/2019 jurnal remed

    9/43

    9

    11.Keluarga MESS UFO (Mb Ien, Epin, Dayu, Bella, Ntep, Isna, Sri, Nyuzz,Rahma. Tina, Rina, Upik) atas keceriaan, canda tawa, kekeluargaan dan

    bantuannya selama ini.

    12.Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu hingga selesainyapenyusunan skripsi ini.

    Semoga Allah S. W. T. membalas jerih payah dan pengorbanan yang telah

    diberikan dengan balasan yang lebih baik. Penulis menyadari banyak kekurangan

    dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

    saran untuk menyempurnakannya. Namun demikian, penulis berharap semoga

    karya kecil ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan semuanya.

    Amin.

    Waalaikumsalam wr. wb.

    Surakarta, Maret 2011

    DWI NGANDAYANI

    ix

  • 7/29/2019 jurnal remed

    10/43

    10

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii

    HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... iii

    HALAMAN ABSTRAK............................................................................. iv

    HALAMAN ABSTRACT .......................................................................... v

    HALAMAN MOTTO.................................................................................. vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................... ........ vii

    KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

    DAFTAR ISI ............................................................................................... x

    DAFTAR TABEL....................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xiii

    DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xiv

    TABEL LAMPIRAN.................................................................................. xv

    GAMBAR LAMPIRAN............................................................................. xvii

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

    B. Perumusan Masalah .................................................................... 3

    1. Identifikasi Masalah ............................................................ 32. Batasan Masalah ................................................................. 33. Rumusan Masalah ............................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

    BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 5

    A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 5

    1. Karbon Aktif ....................................................................... 52. Gliserol ................................................................................ 63. Adsorpsi .............................................................................. 6

    a. Adsorpsi Kimia (Kemisorpsi) ....................................... 7

    x

  • 7/29/2019 jurnal remed

    11/43

    11

    b. Adsorpsi Fisika (Fisisorpsi) .......................................... 74. Uji Keasaman ...................................................................... 105. Kromatografi Gas ................................................................ 116. Spektroskopi Infra Merah ................................................... 12

    B. Kerangka Pemikiran ................................................................... 13

    C. Hipotesis ..................................................................................... 14

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 15

    A. Metode Penelitian....................................................................... 15

    B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 15

    C. Alat dan Bahan ........................................................................... 15

    1. Alat ...................................................................................... 152. Bahan .................................................................................. 16

    D. Prosedur Penelitian..................................................................... 17

    1. Peningkatan Aktivitas Karbon Aktif ................................... 172. Uji Keasaman ...................................................................... 173. Pembuatan Kurva Standar Gliserol ..................................... 174. Adsorpsi Gliserol oleh Karbon Aktif .................................. 185. Penentuan Tegangan Permukaan ........................................ 19

    E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data .................................... 19

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 21

    1. Peningkatan Aktivitas serta Identifikasi dan KarakterisasiKarbon Aktif 21

    2. Pengaruh Konsentrasi Adsorbat pada Adsorpsi Gliserololeh Karbon Aktif ............................................................... 22

    3. Pengaruh Temperatur terhadap Tegangan Permukaan danAdsorpsi Gliserol oleh Karbon Aktif .................................. 24

    BAB V PENUTUP...................................................................................... 26

    A. Kesimpulan ................................................................................ 26

    B. Saran ........................................................................................... 26

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 27

    LAMPIRAN ................................................................................................ 30

    xi

  • 7/29/2019 jurnal remed

    12/43

    12

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Serapan Khas Beberapa Gugus Fungsi pada Spektroskopi

    Inframerah.......................................... 13

    xii

  • 7/29/2019 jurnal remed

    13/43

    13

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Gaya-gaya intermolekul dalam cairan....... 8

    Gambar 2. Spektrum IR karbon aktif setelah ditingkatkan aktivitasnya

    dengan H2SO4 21

    Gambar 3. Grafik hubungan jumlah gliserol yang teradsorp (A)

    dengan konsentrasi (C) awal larutan gliserol....................... 23

    Gambar 4. Grafik hubungan tegangan permukaan dengan temperatur

    dan jumlah gliserol yang teradsorp. 24

    xiii

  • 7/29/2019 jurnal remed

    14/43

    14

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Perhitungan Uji Keasaman Sampel Karbon Aktif

    tanpa Peningkatan Aktivitas dan dengan Peningkatan

    Aktivitas..................................... 30

    Lampiran 2. Perhitungan Kurva Standar dengan Variasi

    Konsentrasi... 31

    Lampiran 3. Perhitungan Konsentrasi Gliserol Awal (Co), Pasca

    Adsorpsi (Ceq), dan Jumlah Gliserol yang Teradsorp

    (A) Variasi Konsentrasi............. 32

    Lampiran 4. Perhitungan Konsentrasi Gliserol Pasca Adsorpsi

    (Ceq) dan Jumlah Gliserol yang Teradsorp(A)

    Variasi Temperatur........ 35

    Lampiran 5. Perhitungan dalam Penentuan Tegangan Permukaan

    Variasi Temperatur.. 37

    Lampiran 6. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar

    Larutan Gliserol Konsentrasi 0,5 M........................... 40

    Lampiran 7. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar

    Larutan Gliserol Konsentrasi 1 M.... 41

    Lampiran 8. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar

    Larutan Gliserol Konsentrasi 1,5 M. 42

    Lampiran 9. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar

    Larutan Gliserol Konsentrasi 2 M........ 43

    Lampiran 10. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar

    Larutan Gliserol Konsentrasi 2,3 M 44

    Lampiran 11. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar

    Larutan Gliserol Konsentrasi 2,8 M 45

    Lampiran 12. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar

    Larutan Gliserol Konsentrasi 3 M........ 46

    Lampiran 13. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar

    Larutan Gliserol Konsentrasi 3,4 M 47

    xiv

  • 7/29/2019 jurnal remed

    15/43

    15

    Lampiran 14. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar

    Larutan Gliserol Konsentrasi 4,5 M 48

    Lampiran 15. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi

    (Ceq)dengan Rasio Gliserol : Akuades (v/v) 1 : 2.... 49

    Lampiran 16. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi

    (Ceq)dengan Rasio Gliserol : Akuades (v/v) 1 : 3 50

    Lampiran 17. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi

    (Ceq)dengan Rasio Gliserol : Akuades (v/v) 1 : 4 51

    Lampiran 18. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi

    (Ceq)dengan Rasio Gliserol : Akuades (v/v) 1 : 5 52

    Lampiran 19. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi

    (Ceq)dengan Variasi Temperatur 20oC.... 53

    Lampiran 20. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi

    (Ceq)dengan Variasi Temperatur 30oC 54

    Lampiran 21. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi

    (Ceq)dengan Variasi Temperatur 40oC 55

    Lampiran 22. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi

    (Ceq)dengan Variasi Temperatur 50oC 56

    Lampiran 23. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi

    (Ceq)dengan Variasi Temperatur 60oC 57

    xv

  • 7/29/2019 jurnal remed

    16/43

    16

    TABEL LAMPIRAN

    Halaman

    Tabel 1. Hasil Uji Keasaman Sampel Karbon Aktif tanpa

    Peningkatan Aktivitas dan dengan Peningkatan

    Aktivitas............................................................................... 30

    Tabel 2. Hasil Analisis Gas Chromatography (GC) Kurva Standar

    dengan Variasi Konsentrasi................................................ 31

    Tabel 3. Penentuan Massa Jenis ()... 37

    xvi

  • 7/29/2019 jurnal remed

    17/43

    17

    GAMBAR LAMPIRAN

    Halaman

    Gambar 1. Grafik hubungan persen area dengan konsentrasi

    sebelum penambahan propanol ................................. 31

    xvii

  • 7/29/2019 jurnal remed

    18/43

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang MasalahGliserol merupakan suatu produk samping cukup besar yang dihasilkan

    dari proses produksi biodiesel. Gliserol yang dihasilkan pada setiap proses

    produksi biodiesel mencapai 10%. Pencucian gliserol pada limbah biodiesel

    menggunakan air (rasio 1:2, 1:3, 1:4 dan 1:5) dan dilanjutkan dengan proses

    pemisahan gliserol merupakan suatu proses penting berkaitan dengan kualitas

    biodiesel yang dihasilkan agar bisa memenuhi persyaratan SNI oleh suatu

    biodiesel (Karaosmanoglu et al., 1996).

    Pemisahan gliserol dapat dilakukan dengan beberapa proses seperti:

    destilasi, adsorpsi, dan ekstraksi. Dalam proses ekstraksi padat-cair diperlukan

    kontak yang sangat lama antara pelarut dan padatan, sedangkan destilasi

    memerlukan energi yang tinggi, sehingga yang paling efektif adalah pemisahan

    dengan adsorpsi. Proses adsorpsi adalah salah satu metode pengolahan limbah

    yang sederhana dan banyak dipakai untuk limbah organik (Slamet dkk.,2006).

    Proses adsorpsi gliserol pada pembuatan biodiesel dapat dilakukan dengan

    menggunakan beberapa macam adsorben, seperti: karbon aktif, lempung mineral

    (tanah liat), zeolit alam, zeolit sintetis, silika ,alumina dan lain sebagainya. Namun

    diantara beberapa macam adsorben tersebut karbon aktif paling mudah ditemukan

    dan memiliki luas permukaan paling besar, sehingga kemampuan untuk

    mengadsorp juga paling besar (Sri Wahyuni dkk.,2005).

    Karbon aktif adalah suatu bentuk arang yang sudah diaktifkan dengan

    menggunakan gas CO2, uap air, atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya

    terbuka (Jacob, 1949). Karbon aktif selain memiliki sistem pori juga memiliki

    sedikit situs aktif pada permukaannya. Situs aktif tersebut akan berinteraksi

    dengan molekul gliserol yang mempunyai tiga gugus OH serta rantai karbon

    C3, sehingga akan terjadi proses adsorpsi gliserol oleh karbon aktif.

    Kemampuan adsorpsi karbon aktif dapat ditingkatkan dengan cara

    peningkatan aktivitasnya, untuk membuka pori-pori karbon dari zat pengotor agar

    1

  • 7/29/2019 jurnal remed

    19/43

    2

    luas permukaan karbon semakin besar, sehingga banyak molekul yang dapat

    teradsorp (Yunianto, 2002). Proses peningkatan aktivitas dibagi menjadi dua

    macam yaitu secara fisika dan kimia. Peningkatan aktivitas secara fisika

    dilakukan dengan pemanasan sehingga senyawa-senyawa yang tidak diinginkan

    akan hilang, sedangkan peningkatan aktivitas secara kimia dilakukan dengan

    merendam dalam larutan kimia kemudian dipanaskan, maka senyawa-senyawa

    organik lain akan terbawa oleh zat pengaktif, sehingga dapat memperluas

    permukaan sehingga jumlah zat yang teradsorp semakin meningkat .

    Pohan dan Tjiptahadi (1987) menyatakan bahwa proses adsorpsi dapat

    dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: konsentrasi adsorbat, temperatur, dan

    tegangan permukaan. Konsentrasi adsorbat yang semakin meningkat,

    menyebabkan terjadinya interaksi antara adsorben dengan adsorbat menjadi

    lebih besar. Hal tersebut memungkinkan proses adsorpsi berlangsung lebih baik.

    Adsorpsi mengalami penurunan secara linier dengan meningkatnya

    temperatur (Oscik, 1982). Akan tetapi, hal tersebut kemungkinan tidak dapat

    berlaku secara mutlak dikarenakan adanya faktor tegangan permukaan, dimana

    tegangan permukaan menurun apabila temperatur semakin tinggi maka

    menyebabkan interaksi antara adsorbat-adsorbat serta adsorben-adsorbat menjadi

    lebih besar sehingga akan memungkinkan proses adsorpsi berlangsung lebih baik.

    Karbon aktif memiliki luas permukaan paling besar dibanding dengan

    jenis adsorben yang lain (Sri Wahyuni dkk, 2005). Akan tetapi, kemampuan

    karbon aktif sebagai adsorben gliserol hingga saat ini belum maksimal diteliti,

    sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi

    adsorbat, temperatur, dan tegangan permukaan pada proses adsorpsi gliserol

    oleh karbon aktif.

  • 7/29/2019 jurnal remed

    20/43

    3

    B.Perumusan Masalah1.Identifikasi Masalah

    Sistem pori dan situs-situs aktif yang terdapat pada setiap adsorben yang

    digunakan dapat berpengaruh terhadap proses adsorpsi (Syarief,2009). Karbon

    aktif memiliki sistem pori dan sedikit situs aktif pada permukaannya yang

    menyebabkan karbon aktif mampu mengadsorp gliserol. Peningkatan aktivitas

    karbon aktif dapat memperluas permukaan dan situs aktif, sehingga diharapkan

    jumlah gliserol yang teradsorp juga semakin meningkat (Yunianto, 2002).

    Kemampuan adsorpsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

    konsentrasi adsorbat, temperatur, dan tegangan permukaan (Pohan dan

    Tjiptahadi,1987). Semakin besar konsentrasi adsorbat, maka menyebabkan

    adsorpsi semakin meningkat.

    Adsorpsi mengalami penurunan secara linier dengan meningkatnya

    temperatur (Oscik, 1982). Akan tetapi berdasarkan faktor tegangan permukaan,

    tegangan permukaan menurun akibat meningkatnya temperatur sehingga

    menyebabkan adsorpsi meningkat. Hal ini dikarenakan interaksi antara adsorbat

    dengan adsorbat serta adsorben dengan adsorbat menjadi lebih besar dengan

    menurunnya tegangan permukaan akibat meningkatnya temperatur, sehingga

    adsorpsi meningkat.

    Gliserol yang teradsorp dapat dianalisis dengan berbagai macam metode,

    antara lain: specific gravity, titrasi periodat, serta gas chromatography (GC)

    (SnyderandFilipasic, 1983).

    2.Batasan Masalaha. Adsorben yang digunakan dalam proses adsorpsi gliserol adalah karbon aktif.

    b.Variasi konsentrasi adsorbat pada proses adsorpsi dilakukan denganmenggunakan rasio gliserol : akuades (v/v) yaitu: 1 : 2; 1 : 3; 1 : 4, dan 1 : 5.

    c. Variasi temperatur yang digunakan pada proses adsorpsi adalah 20, 30, 40, 50,dan 60oC.

  • 7/29/2019 jurnal remed

    21/43

    4

    d.Penentuan nilai tegangan permukaan dilakukan pada konsentrasi larutangliserol yang menghasilkan kondisi adsorpsi maksimum serta dengan variasi

    temperatur.

    e. Proses analisis gliserol yang teradsorp dilakukan dengan metode gaschromatography (GC) menggunakan senyawa standar pembanding propanol.

    3.Rumusan Masalaha. Bagaimana pengaruh konsentrasi adsorbat pada proses adsorpsi gliserol oleh

    karbon aktif?

    b. Bagaimana pengaruh tegangan permukaan akibat perubahan temperatur padaproses adsorpsi gliserol oleh karbon aktif?

    C.Tujuan PenelitianDari permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Mengetahui pengaruh konsentrasi adsorbat pada proses adsorpsi gliserol olehkarbon aktif.

    2. Mengetahui pengaruh tegangan permukaan akibat perubahan temperatur padaproses adsorpsi gliserol oleh karbon aktif.

    D.Manfaat PenelitianManfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

    1. Secara praktis, dapat memberikan metode alternatif dalam proses pemisahangliserol pada pembuatan biodiesel.

    2.

    Secara teoritis, dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan karbon aktifsebagai salah satu adsorben dalam proses adsorpsi gliserol.

  • 7/29/2019 jurnal remed

    22/43

  • 7/29/2019 jurnal remed

    23/43

    6

    2. GliserolIstilah gliserol hanya berlaku pada senyawa kimia murni 1, 2, 3-

    propanatriol. Sedangkan, istilah gliserin berlaku untuk produk yang dimurnikan,

    biasanya mengandung >95% gliserol. Gliserol merupakan suatu senyawa jernih

    dan kental. Gliserol bersifat higroskopis pada temperatur ruangan di atas titik

    didihnya. Gliserol terlarut dalam air dan alkohol; sedikit terlarut dalam dietil eter,

    etil asetat, dan dioksan; serta tidak terlarut dalam hidrokarbon (Knothe et al.,

    2005). Pengembangan gliserol yang merupakan suatu produk samping industri

    biodiesel sangat menjanjikan. Hal ini dikarenakan luasnya aplikasi gliserol pada

    berbagai industri. Beberapa aplikasi gliserol dalam industri antara lain: sebagai

    kosmetik; dental cream; untuk membuat nitrogliserin sebagai bahan dasar

    peledak; sebagai solven emulsifier, conditioner, freeze preventer, dan coating

    dalam industri makanan dan minuman; untuk antibiotik, capsule dalam industri

    farmasi; sebagaiplasticizing pada fotografi dan resin (Depari, 2009).

    Banyak penelitian yang mempelajari tentang adsorpsi gliserol maupun

    senyawa yang mirip dengan gliserol. Syarief (2010) telah melakukan penelitian

    adsorpsi gliserol dengan menggunakan alumina. Chinn dan King (1999)

    melaporkan adsorpsi senyawa yang mengandung gugus OH yang banyak (glikol,

    gliserol, glukosa, sukrosa, dsb) pada karbon aktif. Pereeboom., et al (2007)

    meneliti tentang adsorpsi gliserol dan propilen glikol pada karbon aktif.

    Karabacakoglu.,et al (2008) telah melakukan adsorpsi fenol dengan menggunakan

    karbon aktif yang berasal dari bagasse.

    3.AdsorpsiAdsorpsi adalah suatu peristiwa fisik yang terjadi pada permukaan suatu

    padatan. Adsorpsi terjadi jika gaya tarik-menarik antara zat terlarut dengan

    permukaan penyerap dapat mengatasi gaya tarik-menarik antara pelarut dengan

    permukaan penyerap (Oscik, 1982). Zat atau molekul yang terserap ke permukaan

    disebut adsorbat, sedangkan zat atau molekul yang menyerap disebut adsorben

    (Sukardjo, 1985).

  • 7/29/2019 jurnal remed

    24/43

    7

    Jenis adsorpsi yang umum dikenal adalah adsorpsi kimia (kemisorpsi) dan

    adsorpsi fisika (fisisorpsi).

    a. Adsorpsi Kimia (Kemisorpsi)Adsorpsi kimia terjadi karena adanya gaya-gaya kimia dan diikuti oleh

    reaksi kimia (Alberty, 1997). Pada adsorpsi kimia, hanya satu lapisan gaya yang

    terjadi. Besarnya energi adsorpsi kimia 100 kj/mol. Adsorpsi jenis ini

    menyebabkan terbentuknya ikatan secara kimia sehingga diikuti dengan reaksi

    kimia, maka adsorpsi jenis ini akan menghasilkan produksi reaksi berupa senyawa

    yang baru. Ikatan kimia yang terjadi pada kemisorpsi sangat kuat mengikat

    molekul gas atau cairan dengan permukaan padatan sehingga sangat sulit untuk

    dilepaskan kembali (irreversibel). Hal itu dapat diartikan bahwa pelepasan

    kembali molekul yang terikat di adsorben pada kemisorpsi sangat kecil (Alberty,

    1997).

    b.Adsorpsi Fisika (Fisisorpsi)Adsorpsi fisika terjadi karena adanya gaya-gaya fisika (Atkins, 1990).

    Pada adsorpsi fisika, terjadi beberapa lapisan gas. Besarnya energi adsorpsi fisika

    10 kj/mol. Molekul-molekul yang diadsorpsi secara fisika tidak terikat kuat pada

    permukaan, dan biasanya terjadi proses balik yang cepat (reversibel), sehingga

    mudah untuk diganti dengan molekul yang lain. Adsorpsi fisika didasarkan pada

    gaya Van Der Waals serta dapat terjadi pada permukaan yang polar dan non polar.

    Adsorpsi juga mungkin terjadi dengan mekanisme pertukaran ion. Permukaan

    padatan dapat mengadsorpsi ion-ion dari larutan dengan mekanisme pertukaran

    ion. Oleh karena itu, ion pada gugus senyawa permukaan padatan adsorbennya

    dapat bertukar tempat dengan ion-ion adsorbat. Mekanisme pertukaran ini

    merupakan penggabungan dari mekanisme kemisorpsi dan fisisorpsi, karena

    adsorpsi jenis ini akan mengikat ion-ion yang diadsorpsi dengan ikatan secara

    kimia, tetapi ikatan ini mudah dilepaskan kembali untuk dapat terjadinya

    pertukaran ion (Atkins, 1990).

    Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap adsorpsi antara lain (Pohan dan

    Tjiptahadi, 1987):

  • 7/29/2019 jurnal remed

    25/43

    1. Karakteristik fisika daukuran pori, dan komp

    2. Karakteristik fisika dpolaritas, dan komposi

    3. Konsentrasi adsorbat d4. Karakteristik fasa cair,5. Sistem waktu adsorpsi.

    Apabila kita ingin

    A, maka dapat dilakukan d

    A = ( Co Ceq )

    Dimana V adalah volume

    dan Ceq adalah konsentr

    larutan dan saat kesetim

    (Kobayashi etal., 1989).

    Arivoli et al (200

    menyatakan bahwa kema

    konsentrasi awal adsor

    konsentrasi, maka intera

    sehingga menyebabkan ad

    Suatu sifat yang

    cairan adalah tegangan p

    molekul pada permukaan

    bawahnya.

    Gambar 1. Gaya-g

    V

    m

    n kimia dari adsorben, antara lain: luas pe

    sisi kimia.

    n kimia dari adsorbat, antara lain: luas pe

    i kimia.

    dalam fasa cair.

    antara lain: pH dan temperatur.

    enunjukkan jumlah yang teradsorp/kapasitas

    engan menggunakan persamaan (1):

    (Persama

    (ml) dari larutan yang digunakan pada pengu

    si (g/1000 ml) dari komponen pada kead

    angan adsorpsi, m adalah berat dari adso

    9), Sari dan Widiastuti (2010), dan Prawir

    puan adsorpsi meningkat seiring dengan meni

    at. Hal ini dikarenakan semakin berta

    si antara adsorben dengan adsorbat semak

    orpsi cenderung meningkat.

    berhubungan dengan gaya-gaya intermolek

    ermukaan. Gambar 1 menyatakan bahwa li

    cairan berbeda dengan lingkungan molekul

    aya intermolekul dalam cairan (Petrucci, 1985

    8

    mukaan,

    mukaan,

    adsorpsi,

    n 1)

    uran, Co

    an awal

    rben (g)

    (2008)

    gkatnya

    bahnya

    in besar

    l dalam

    gkungan

    i bagian

  • 7/29/2019 jurnal remed

    26/43

    9

    Pada Gambar 1 molekul di bagian dalam mengalami gaya tarikan dari molekul-

    molekul tetangganya di segala arah. Molekul pada permukaan ditarik hanya oleh

    molekul permukaan lainnya serta molekul di bawah permukaan.

    Energi diperlukan untuk meningkatkan permukaan cairan. Tegangan

    permukaan adalah ukuran terhadap energi yang diperlukan. Untuk air, tegangan

    permukaan pada 25oC adalah 72,0 dyne/cm (7,20 x 10-2 J/m2). Keefektifan gaya-

    gaya intermolekul dalam menimbulkan tegangan permukaan berkurang apabila

    intensitas gerakan molekul meningkat. Hal ini berarti bahwa tegangan permukaan

    berkurang dengan meningkatnya temperatur (Petrucci, 1985).

    Persamaan Etvs menunjukkan hubungan linier antara tegangan

    permukaan dan temperatur dimana tegangan permukaan menurun dengan

    kenaikan temperatur, dan akan mencapai nilai 0 pada temperatur kritis . Hubungan

    tegangan permukaan dan temperatur menurut Etvs::

    Dimana V adalah volume molar zat yang, Tc adalah suhu kritis dan k adalah

    konstanta(k= 2,1 x 10 -7 [JK-1mol-2 / 3 ]). Untuk air dapat menggunakan V = 18

    ml/mol dan Tc = 374C (Kensington,1941).

    Temperatur meningkat akan menurunkan tegangan permukaan dimana

    dengan menurunnya tegangan permukaan akan mengakibatkan proses adsorpsi

    cenderung meningkat (Oscik,1982). Adsorpsi dan tegangan permukaan

    mempunyai hubungan linier dimana tegangan permukaan menurun akan

    menyebabkan adsorpsi meningkat. Hal ini karena pada tegangan permukaan yang

    rendah maka luas permukaan adsorbat yang berinteraksi dengan adsorben lebih luas

    mengakibatkan interaksi antara adsorbat-adsorbat serta adsorben-adsorbat menjadi

    lebih besar sehingga proses adsorpsi mengalami peningkatan. Isoterm Gibbs

    menyatakan bahwa:

    (Persamaan 2)

    (Persamaan 3)

    V2/3

    = k ( Tc T )

    = -RT

    1

    ln C( ) T,P

  • 7/29/2019 jurnal remed

    27/43

    10

    Dimana dikenal sebagai konsentrasi permukaan, itu merupakan kelebihan zat

    terlarut per satuan luas permukaan dengan satuan mol / m 2. C adalah konsentrasi

    zat dalam larutan. R adalah tetapan gas dan T adalah suhu.

    Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh temperatur terhadap proses

    adsorpsi acetaminophen (paracetamol ) oleh karbon akif pada variasi temperatur

    27, 37 dan 47oC. Proses adsorpsi meningkat seiring dengan meningkatnya

    temperatur dan adsorpsi maksimum terjadi pada temperatur 47oC (Terzyk dan

    Rychlicki, 2000). Mohddin dan Hameed (2010) juga melaporkan pengaruh

    temperatur pada proses adsorpsi methyl violet oleh karbon aktif yang

    dimodifikasi dengan H2SO4 pada variasi temperatur 30, 40 dan 50oC . Proses

    adsorpsi mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya temperatur dan

    adsorpsi maksimum terjadi pada temperatur 50oC. Hal ini dikarenakan interaksi

    antara adsorbat dengan adsorbat serta adsorben dengan adsorbat menjadi lebih

    besar dengan meningkatnya temperatur, sehingga adsorpsi meningkat dengan

    meningkatnya temperatur. Arivoli (2009) menggunakan karbon aktif yang

    dimodifikasi dengan asam sebagai adsorben rhodamin B pada variasi temperatur

    30, 40, 50 dan 60oC dan proses adsorpsi juga meningkat dengan meningkatnya

    temperatur.

    4.Uji keasamanMenurut Bronsted-Lowry, asam didefinisikan sebagai zat atau materi

    pemberi proton, sedangkan basa adalah zat atau materi penerima proton.

    Sedangkan, Lewis mendefinisikan asam sebagai zat atau materi akseptor pasangan

    elektron dan basa didefinisikan sebagai zat atau materi pendonor pasangan

    elektron.

    Definisi asam-basa dapat digunakan untuk menerangkan pengertian

    tentang gejala asam-basa yang ditunjukkan sebagai sifat permukaan padatan

    karbon aktif. Hal ini diperlukan untuk menerangkan gugus aktif pada padatan

    tersebut, baik berupa gugus asam maupun basa. Untuk menentukan letak gugus

    aktif ini sangat rumit, namun konsep paling sederhana diperoleh dengan

  • 7/29/2019 jurnal remed

    28/43

    11

    menghubungkan sifat permukaan dengan adanya ikatan terhadap asam atau basa

    yang teradsorp.

    Pengertian keasaman permukaan padatan meliputi aspek kekuatan asam

    dan jumlah gugus asamnya serta pusat asam dari berbagai macam padatan. Jumlah

    asam pada permukaan biasanya dinyatakan sebagai banyaknya molekul/jumlah

    basa yang dapat teradsorp dalam satuan berat sampel/satuan luas permukaan

    padatan.

    Jumlah basa yang teradsorp secara kimia pada permukaan padatan

    menunjukkan banyaknya gugus asam aktif pada pada permukaan padatan. Basa

    yang sering digunakan sebagai zat teradsorp pada permukaan padatan adalah

    kuinolin, piridin, piperidin, trimetilamin, n-butilamin, pirol, dan amonia (NH3).

    Trisunaryanti (1986) menyatakan bahwa basa yang paling baik digunakan adalah

    amonia.

    Metode gravimetri dapat digunakan untuk mengukur jumlah mol basa

    yang teradsorp pada permukaan padatan. Metode ini lebih sederhana dan murah

    dibandingkan dengan metode pengukuran keasaman dengan analisis termal

    maupun dengan spektrofotometer IR. Jumlah basa yang teradsorp ditimbang

    dengan membandingkan berat sampel sebelum mengadsorp dan setelah

    mengadsorp basa. Dari sini akan diperoleh berat basa yang teradsorp sehingga

    jumlah mmol gugus asam dari padatan dapat ditentukan. Rumus dalam

    menentukan keasaman padatan dengan menggunakan persamaan (4):

    Keasaman =()

    (l( kx 1000 mmol/berat sampel (g) (Persamaan 4)

    Dimana: A = berat krus + sampel setelah adsorpsi (g)

    B = berat krus + sampel mula-mula (g)

    BMNH3 = 17,03 g/mol

    m karbon aktif = massa karbon aktif (1 g)

    5.Kromatografi GasGliserol dapat dianalisis antara lain dengan menentukan nilai specific

    gravity dari campuran antara gliserol-air. Analisis gliserol juga dapat dilakukan

  • 7/29/2019 jurnal remed

    29/43

    12

    melalui proses oksidasi terhadap gliserol dengan sodium periodat untuk

    membentuk asam formiat, kemudian dititrasi menggunakan basa yang cocok.

    Disamping itu, gliserol dapat dianalisis menggunakan gas chromatography (GC).

    Metode ini merupakan metode analisis yang cepat dan dapat dipercaya (Snyder

    andFilipasic, 1983).

    Kromatografi gas-cair yang sering disebut dengan kromatografi gas

    didasarkan pada partisi dari larutan diantara fase gerak berupa gas dan suatu

    fase cairan yang tertahan pada permukaan suatu padatan inert. Konsep

    kromatografi gas-cair pertama kali diperkenalkan pada tahun 1941 oleh Martin

    dan Synge, dan juga mengembangkan kromatografi partisi cair-cair (Skoog et

    al., 1998).

    Kromatogram gas digunakan secara luas untuk mengetahui kriteria

    kemurnian suatu senyawa organik. Secara teori, waktu retensi seharusnya

    berguna untuk mengidentifikasi komponen atau senyawa dalam suatu

    campuran. Namun pada kenyataannya, kemampuan diaplikasikannya data

    seperti itu terbatas oleh jumlah variabel yang harus diatur dengan tujuan untuk

    memperoleh hasil yang dapat diulang. Meskipun demikian, kromatografi gas

    merupakan suatu metode yang baik dalam menetapkan ada atau tidaknya

    senyawa yang diperkirakan dalam suatu campuran (Skoog etal., 1998).

    6.Spektroskopi Infra MerahFrekuensi infra merah biasanya dinyatakan dalam satuan bilangan

    gelombang yang didefinisikan sebagai banyaknya gelombang per cm. Instrumen

    biasa memindai (scan) pada kisaran sekitar 700-5000 cm-1, senilai dengan energi

    sekitar 2-12 kkal/mol. Jumlah energi ini cukup untuk mempengaruhi getaran

    (vibrasi) ikatan tetapi sangat kurang untuk memutus ikatan (Hart, 2003).

    Spektroskopi infra merah terutama bermanfaat untuk menetapkan jenis

    ikatan yang ada dalam molekul (dengan menggunakan daerah gugus fungsi) (Hart,

    2003). Serapan khas beberapa gugus fungsi ditunjukkan pada tabel 1.

  • 7/29/2019 jurnal remed

    30/43

    13

    Tabel 1. Serapan Khas Beberapa Gugus Fungsi pada Spektroskopi Inframerah

    Jenis ikatan Gugus Golongan senyawa Kisaran frekuensi

    Ikatan

    tunggal

    dengan

    hidrogen

    CH Alkana 2850-3000

    =CH Alkena 3020-3080

    Aromatik 3000-3100

    OH alkohol dan fenol 3500-3700 (bebas)

    3200-3500

    (berikatan hidrogen)

    OH asam karboksilat 2500-3000

    Ikatan

    rangkap

    C=C Alkena 1600-1700

    Aromatik 1450-1600

    C=O aldehida, keton, ester

    dan asam karboksilat

    1650-1780

    B. Kerangka PemikiranProses adsorpsi dapat dipengaruhi antara lain oleh karakteristik sifat

    adsorben dan adsorbat, sistem waktu adsorpsi, karakteristik fase cair (antara lain:pH dan temperatur), tegangan permukaan dan lain-lain. Variasi konsentrasi

    adsorbat pada proses adsorpsi gliserol akan memberikan pengaruh terhadap proses

    adsorpsi dimana konsentrasi adsorbat yang semakin meningkat, menyebabkan

    terjadinya interaksi antara adsorben dengan adsorbat menjadi lebih besar. Hal

    tersebut memungkinkan proses adsorpsi akan meningkat, sesuai dengan

    penelitian Arivoli et al (2009), Sari dan Widiastuti (2010), dan Prawira (2008).

    Variasi temperatur pada proses adsorpsi gliserol juga akan memberikan

    pengaruh terhadap proses adsorpsi dimana tegangan permukaan akan menurun

    apabila temperatur semakin tinggi, sesuai dengan persamaan 2, sehingga interaksi

    antara adsorbat-adsorbat serta adsorben-adsorbat menjadi lebih besar

    mengakibatkan jumlah gliserol yang teradsorp juga semakin meningkat, sesuai

    dengan persamaan 3.

    (Hart, 2003)

  • 7/29/2019 jurnal remed

    31/43

    14

    C.Hipotesis1. Semakin besar konsentrasi adsorbat pada proses adsorpsi gliserol, maka akan

    semakin banyak gliserol yang teradsorp.

    2. Semakin kecil tegangan permukaan akibat naiknya temperatur pada prosesadsorpsi gliserol, maka semakin banyak gliserol yang teradsorp.

  • 7/29/2019 jurnal remed

    32/43

    15

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A.Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental di

    dalam laboratorium. Tahap pertama dari penelitian ini adalah melakukan

    penigkatan aktivitas karbon aktif dengan asam. Tahap kedua adalah identifikasi

    dan karakterisasi terhadap karbon aktif meliputi analisis gugus fungsi

    menggunakan spektroskopi Infra Merah (IR) dan uji keasaman dengan metode

    gravimetri yaitu adsorpsi terhadap basa amonia (NH3).

    Tahap ketiga adalah analisis terhadap gliserol dengan variasi konsentrasi

    adsorbat serta temperatur menggunakan kromatografi gas (propanol digunakan

    sebagai senyawa pembanding). Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui

    intensitas (% area) gliserol setelah proses adsorpsi serta pengaruh variasi

    konsentrasi adsorbat dan temperatur pada proses adsorpsi gliserol oleh karbon

    aktif. Tahap keempat adalah penentuan tegangan permukaan larutan gliserol pada

    konsentrasi maksimum dengan variasi temperatur untuk mengetahui pengaruh

    temperatur terhadap tegangan permukaan serta pengaruh tegangan permukaan

    pada proses adsorpsi gliserol oleh karbon aktif.

    B. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Universitas Sebelas Maret

    Surakarta Sub Laboratorium Kimia, Laboratorium Kimia Dasar FMIPA

    Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan Laboratorium Kimia FMIPA UGM

    Yogyakarta selama 6 bulan mulai dari bulan Januari 2010 sampai dengan bulan

    Juli 2010.

    C.Alat dan Bahan1.Alat

    1) Gelas beker 150 mL Pyrex2) Pipet volume 25 mL Pyrex3) Labu leher 3 100 mL Duran4) Konektor

    15

  • 7/29/2019 jurnal remed

    33/43

    16

    5) Selang6) Botol kaca7) Termometer alkohol 100oC8) Penangas9) Glasfirn10)Magnetic stirrer11)Hot plate Daiki12) Shaker13) Krus dan Tang krus14) Pompa vakum15) Desikator16) Corong penyaring17) Piknometer 25 mL18) Penggaris19) Pipa kapiler20) Termokontrol21) Heater22) Furnace23) IR Shimadzu FTIR Prestige 2124)Neraca analitik AND GF-30025) Oven merk Memmert26) Gas Chromatography (GC) HP 5890 series II

    2.Bahan1) Gliserol p. a. (Brataco)2) NH3p. a. (E. merk)3) Karbon aktif (E. merk)4) H2SO4 p.a (E.merk)5) 2-Propanol p. a. (E. merk)6) Kertas saring Whatman 427) Gas N28) Akuades (Laboratorium Pusat MIPA UNS)

  • 7/29/2019 jurnal remed

    34/43

    17

    D.Prosedur Penelitian1.Peningkatan Aktivitas Karbon Aktif

    Lima puluh gram karbon direndam dalam larutan 500 mL H2SO4 10%

    kemudian campuran diaduk dengan waktu kontak 12 jam. Kemudian disaring,

    dicuci dengn akudes sampai filtrat netral (pH 7) kemudian residu dikeringkan

    pada suhu 110C dan dipanaskan pada suhu 500C selama 3 jam dengan dialiri

    gas N2.

    2. Uji KeasamanPenentuan keasaman dilakukan dengan metode gravimetri. Enam buah

    krus masing-masing berisi 3 gram karbon aktif yang telah dilakukan peningkatan

    aktivitasnya serta 3 gram karbon aktif yang tidak dilakukan peningkatan

    aktivitas (setiap krus berisi 1 gram karbon aktif) dipanaskan dalam oven pada

    temperatur 110oC selama 1 jam. Selanjutnya, ditimbang hingga beratnya konstan

    kemudian dimasukkan dalam desikator yang telah divakum. Uap amonia (NH3)

    dialirkan melalui selang menuju desikator sehingga terjadi kontak antara uap

    amonia dengan karbon aktif selama 24 jam. Kemudian desikator dibuka selama 2

    jam untuk membebaskan amonia yang tidak teradsorp ke udara dan karbon aktif

    ditimbang secara teliti. Berat amonia yang teradsorp dapat dihitung dari selisih

    berat sebelum dan setelah proses adsorpsi. Persamaannya adalah sebagai berikut:

    Keasaman =()

    (l( kx 1000 mmol/berat sampel (g)

    Dimana: A = berat krus + sampel setelah adsorpsi (g)

    B = berat krus + sampel mula-mula setelah oven (g)BMNH3 = 17,03 g/mol

    m karbon aktif = massa karbon aktif (1 g)

    3.Pembuatan Kurva Standar GliserolSeri larutan gliserol dibuat dengan konsentrasi: 0,5; 1,0; 1,5, 2,0; 2,3; 2,7;

    3,0; 3,4 dan 4,5 M. Selanjutnya, ke dalam masing-masing larutan ditambahkan

    larutan propanol dengan volume yang konstan sebanyak 5 mL dan diaduk selama

    1 jam. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan Gas

  • 7/29/2019 jurnal remed

    35/43

    18

    Chromatography (GC) HP 5890 series II dengan kondisi sebagai berikut: gas

    pembawa He, detektor Flame Ionization Detector (FID), suhu detektor 300oC,

    suhu injektor 280oC, kolom CBP5 25 m. Dari data yang diperoleh, dibuat kurva

    hubungan antara intensitas (persen area) dengan konsentrasi.

    4.Adsorpsi Gliserol oleh Karbon AktifGliserol dan akuades dicampur dengan rasio gliserol : akuades (v/v) 1 : 2

    dalam gelas beker, sehingga diperoleh volume total 30 mL. Proses tersebut

    disertai pengadukan menggunakan stirrer dan magnetic stirrer selama 1 jam.

    Kemudian dari 30 mL larutan gliserol yang diperoleh, diambil sebanyak 20 mL.

    Selanjutnya, dilakukan proses adsorpsi gliserol metode perendaman (batch)

    dengan cara 0,5 g karbon aktif yang telah ditingkatkan aktivitasnya dimasukkan

    ke dalam gelas beker yang berisi 20 mL larutan gliserol pada temperatur kamar

    (28oC) dan kemudian diaduk 12 jam. Dilakukan proses penyaringan

    menggunakan kertas saring Whatman 42 dan diambil sebanyak 10 mL larutan

    hasil penyaringan. Selanjutnya, ke dalam gelas beker tersebut ditambahkan larutan

    propanol dengan volume yang konstan sebanyak 5 mL dan diaduk selama 1 jam.

    Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan Gas

    Chromatography (GC) HP 5890 series II dengan kondisi sebagai berikut: gas

    pembawa He, detektor Flame Ionization Detector (FID), suhu detektor 300oC,

    suhu injektor 280oC, kolom CBP5 25 m. Langkah-langkah di atas juga dilakukan

    untuk variasi rasio gliserol : akuades (v/v) 1 : 3, 1 : 4, dan 1 : 5. Dari langkah

    tersebut diperoleh data konsentrasi adsorbat atau rasio gliserol : akuades (v/v)

    yang menghasilkan adsorpsi maksimum terhadap gliserol. Selanjutnya,

    konsentrasi adsorbat yang menghasilkan adsorpsi maksimum tersebut digunakan

    pada proses adsorpsi gliserol menggunakan variasi temperatur dengan langkah

    yang sama seperti pada perlakuan variasi konsentrasi. Variasi temperatur yang

    digunakan pada proses adsorpsi adalah 20, 30, 40, 50, dan 60 oC. Hasil yang

    diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan Gas Chromatography (GC).

  • 7/29/2019 jurnal remed

    36/43

    19

    5.Penentuan Tegangan PermukaanMula-mula ditentukan terlebih dahulu nilai massa jenis larutan gliserol

    pada masing-masing variasi temperatur dengan metode piknometer. Larutan

    gliserol dibuat dengan rasio gliserol : akuades (v/v) 1 : 2, sehingga diperoleh

    volume total 30 mL. Piknometer kosong ditimbang dan dicatat. Setelah itu, ke

    dalam piknometer kosong tersebut dimasukkan larutan gliserol pada temperatur

    20oC dan ditimbang massanya. Sebelum proses tersebut dilakukan, terlebih dulu

    piknometer kosong serta piknometer berisi akuades pada temperatur 20oC

    ditimbang massanya (sebagai pembanding). Langkah-langkah di atas tersebut juga

    dilakukan untuk variasi temperatur larutan gliserol dan akuades: 30, 40, 50, dan

    60oC. Setelah diketahui massa jenis larutan gliserol pada masing-masing variasi

    temperatur, kemudian ditentukan nilai tegangan permukaannya dengan metode

    kenaikan kapiler. Larutan gliserol dibuat dengan rasio gliserol : akuades (v/v) 1 : 2,

    sehingga diperoleh volume total 30 mL pada temperatur 20oC. Selanjutnya, ke

    dalam larutan tersebut dimasukkan sebuah pipa kapiler dan diamati serta dicatat

    tinggi kenaikan larutan pada pipa kapiler. Sebelum proses tersebut dilakukan,

    terlebih dulu diamati dan dicatat tinggi kenaikan akuades dengan temperatur 20 oC

    pada pipa kapiler (sebagai pembanding). Langkah-langkah di atas tersebut juga

    dilakukan untuk variasi temperatur larutan gliserol dan akuades: 30, 40, 50, dan

    60oC.

    E. Teknik Pengumpulan dan Analisis DataData yang diperoleh dari hasil penelitian berupa frekuensi puncak-puncak

    yang dihasilkan pada spektrum IR karbon aktif yang telah dilakukan peningkatan

    aktivitas untuk identifikasi gugus fungsi. Data nilai keasaman diperoleh dari

    padatan karbon aktif tanpa peningkatan aktivitas dan yang telah ditingkatkan

    aktivitasnya dalam mmol/g dengan menggunakan metode gravimetri (adsorpsi

    terhadap uap amonia) untuk karakterisasi karbon aktif. Data berupa kromatogram

    GC diperoleh dari proses analisis gliserol setelah proses adsorpsi (persen area)

    dengan menggunakan variasi konsentrasi adsorbat atau variasi rasio gliserol :

    akuades (v/v) serta temperatur masing-masing yaitu: 1 : 2, 1 : 3, 1 : 4, dan 1 : 5

    serta 20, 30, 40, 50, dan 60o

    C. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui

  • 7/29/2019 jurnal remed

    37/43

    20

    pengaruhnya pada proses adsorpsi gliserol oleh karbon aktif. Namun, terlebih

    dahulu dilakukan pembuatan kurva standar gliserol dengan variasi konsentrasi:

    0,5; 1,0; 1,5, 2,0; 2,3; 2,7; 3,0; 3,4 dan 4,5 M. Dari hasil penelitian ini juga

    diperoleh nilai tegangan permukaan larutan gliserol pada konsentrasi maksimum

    dengan variasi temperatur 20, 30, 40, 50, dan 60oC untuk mengetahui pengaruh

    temperatur terhadap tegangan permukaan serta pengaruh tegangan permukaan

    pada proses adsorpsi gliserol oleh karbon aktif. Dari data yang diperoleh, dapat

    diketahui grafik hubungan antara jumlah gliserol yang teradsorp dengan

    konsentrasi adsorbat serta grafik hubungan temperatur dengan tegangan

    permukaan dan jumlah gliserol yang teradsorp.

  • 7/29/2019 jurnal remed

    38/43

    21

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    1.Peningkatan Aktivitas serta Identifikasi dan Karakterisasi Karbon AktifProses peningkatan aktivitas akan meningkatkan daya adsorbsi karbon

    aktif karena zat yang masih menutupi pori-pori permukaan akan dihilangkan

    dengan aktivator H2SO4, sehingga hilangnya zat tersebut dari permukaan

    karbon aktif akan menyebabkan semakin besar pori dari karbon aktif (Subadra

    dkk, 2005). Besarnya pori karbon aktif berakibat meningkatnya luas

    permukaan karbon aktif. Hal ini akan meningkatkan kemampuan adsorpsi dari

    karbon aktif.

    Sifat adsorpsi karbon aktif tidak hanya ditentukan oleh sistem pori tetapi

    juga dipengaruhi oleh komposisi kimia dari karbon aktif berupa gugus fungsi yang

    merupakan gugus aktif dari karbon aktif (Hendra, 1983). Penentuan gugus aktif

    karbon aktif dilakukan dengan menggunakan spektrofoskopi IR. Hasil analisis

    gugus fungsi dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini.

    OH

    C = O

    C = C aromatik

    C - O - H

    HSO3

    Gambar 2. Spektrum IR karbon aktif setelah ditingkatkan aktivitasnya dengan

    H2SO4.

    21

  • 7/29/2019 jurnal remed

    39/43

    22

    Pada Gambar 2 terlihat adanya pita serapan pada 1667-1505 cm-1

    menunjukkan ikatan C=C dari gugus aromatik. Adanya ikatan C=O karbonil

    terlihat pada daerah 1870-1540 cm-1. Serapan melebar pada daerah 3550-3200

    cm-1menunjukkan adanya O-H terikat. Serapan pada 1381,03 cm-1 menunjukkan

    adanya ikatan C-O-H. Sedangkan serapan gugus HSO3pada daerah 1157,29 cm-1

    sebagai pengaruh dari proses peningkatan aktivitas dengan H2SO4.

    Karakterisasi terhadap sampel karbon aktif dilakukan dengan uji

    keasaman. Hasil analisis uji keasaman menunjukkan nilai keasaman karbon aktif

    tanpa penigkatan aktivitas sebesar 0,5 mmol/g dan karbon aktif dengan

    peningkatan aktivitas sebesar 2,7 mmol/g. Perhitungannya dapat dilihat pada

    Lampiran 1. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh peningkatan aktivitas secara

    kimia dengan perendaman dalam H2SO4 10% dan pemanasan pada temperatur

    500oC selama 3 jam dengan dialiri gas N2 akan meningkatkan kemampuan situs-

    situs aktif adsorpsi serta memperluas pori-pori karbon aktif. Oleh karena itu,

    permukaan karbon aktif menjadi lebih efektif dalam menyerap basa amonia

    sehingga dapat meningkatkan keasaman. Dengan meningkatnya keasaman, maka

    kemampuan karbon aktif dalam mengadsorp gliserol diharapkan juga akan

    semakin meningkat.

    2.Pengaruh Konsentrasi Adsorbat terhadap Adsorpsi Gliserol oleh KarbonAktif

    Data adsorpsi yang diperoleh dari analisis menggunakan GC dengan

    variasi konsentrasi adsorbat ditunjukkan pada Gambar 3 yang merupakan

    hubungan jumlah gliserol yang teradsorp pada karbon aktif baik pada

    permukaan maupun pori-pori. Berdasarkan data pada Gambar 3, dapat

    diketahui bahwa semakin bertambahnya konsentrasi larutan gliserol maka

    jumlah gliserol yang teradsorp semakin meningkat. Adsorpsi gliserol paling

    besar/maksimum pada karbon aktif berada pada variasi konsentrasi dengan

    perbandingan 1 : 2 (4,5 M). Perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 3.

  • 7/29/2019 jurnal remed

    40/43

    23

    Gambar 3. Grafik hubungan jumlah gliserol yang teradsorp (A (g/g)) dengan

    konsentrasi (C) awal larutan gliserol

    Prawira (2008) mengemukakan bahwa pada konsentrasi rendah, jumlah

    adsorbat yang terserap pada adsorben sedikit, sedangkan pada konsentrasi tinggi

    jumlah adsorbat yang terserap pada adsorben semakin banyak. Hasil yang

    diperoleh dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian Prawira yang menyatakan

    bahwa semakin bertambahnya konsentrasi, maka interaksi antara adsorben dengan

    adsorbat dalam proses adsorpsi semakin besar. Hal tersebut menyebabkan

    adsorpsi cenderung meningkat. Hasil tersebut juga sesuai dengan yang

    dikemukakan oleh Langmuir dan Freundlich, bahwa jumlah zat yang teradsorp

    akan sebanding dengan tekanan atau konsentrasi yang ditambahkan (Oscik, 1982).

    Hasil tersebut juga sesuai dengan penelitian Syarief (2010) yang menyatakan

    semakin bertambahnya konsentrasi gliserol maka jumlah gliserol yang terserap

    pada -alumina semakin meningkat. Akan tetapi, hasil penelitian menunjukkanbahwa dalam konsentrasi yang sama, jumlah gliserol yang teradsorp pada alumina

    lebih besar jika dibanding dengan karbon aktif yaitu sebesar 7,4 g/g. Hal ini

    kemungkinan disebabkan alumina yang memiliki keasaman lebih tinggi

    dibandingkan dengan karbon aktif.

    Proses terjadinya adsorpsi disebabkan gliserol (memiliki tiga gugus OH

    yang bersifat polar) membentuk ikatan kimia dengan situs-situs aktif pada

    permukaan adsorben. Dari analisis IR, diketahui bahwa gugus aktif pada karbon

    2.184

    2.969

    6.155

    6.892y = 2.1955x - 2.5541

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0

    A (g/g)

    Konsentrasi awal (M)

  • 7/29/2019 jurnal remed

    41/43

    24

    aktif antara lain adalah karbonil dan hidroksil sehingga kemungkinan proses

    adsorpsi yang terjadi adalah melalui ikatan hidrogen. Cohen et al. (1996)

    menyatakan bahwa alkohol kemisorpsi dapat terjadi melalui ikatan hidrogen

    dengan atom oksigen pada permukaan.

    3.Pengaruh Temperatur terhadap Tegangan Permukaan dan Adsorpsi Gliserololeh Karbon Aktif

    Hasil pengukuran tegangan permukaan pada variasi temperatur dan hasil

    adsorpsi pada variasi temperatur tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.

    Perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5.

    Gambar 4. Grafik hubungan tegangan permukaan ((dyne/cm)) dengan

    temperatur (T(oC)) dan jumlah gliserol yang teradsorp (A(g/g)).

    Grafik hubungan tegangan permukaan dengan temperatur dan hasil

    adsorpsinya seperti yang tercantum pada Gambar 4, menunjukkan bahwa

    tegangan permukaan semakin kecil akibat naiknya temperature. Tegangan

    permukaan pada kebanyakan cairan atau larutan akan semakin kecil dengan

    meningkatnya temperatur dalam suatu bentuk yang mendekati linier (Adamson,

    1990). Hal ini dikarenakan panas yang berhubungan dengan proses memberikan

    entropi permukaan sehingga menurunkan tegangan permukaan (Fahriyati, 2007).

    Tegangan

    permukaan

    (dyne/cm)

    A(g/g)

    Tegangan permukaan (dyne/cm

    A (g/g)

    Temperatur (oC)

  • 7/29/2019 jurnal remed

    42/43

    25

    Larutan gliserol merupakan campuran antara gliserol dengan akuades pada

    rasio (v/v) 1 : 2. Berdasarkan literatur, tegangan permukaan dari akuades lebih

    besar daripada tegangan permukaan gliserol. Oleh karena itu, akuades

    kemungkinan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tegangan

    permukaan larutan gliserol. Jika jumlah akuades dalam larutan berkurang karena

    lebih banyak terdistribusi dalam fase gas maka tegangan permukaan total larutan

    akan menurun secara signifikan.

    Semakin kecil tegangan permukaan me akibat naiknyanya temperatur juga

    disebabkan karena ketika temperatur meningkat, molekul cairan bergerak

    semakin cepat sehingga pengaruh interaksi antar molekul cairan berkurang

    sehingga menyebabkan nilai tegangan permukaan mengalami penurunan.

    Semakin kecil tegangan permukaan kemungkinan gliserol untuk teradsorp pada

    permukaan adsorben akan semakin besar.

    Proses adsorpsi akan semakin meningkat dengan menurunnya tegangan

    permukaan (Oscik, 1982). Oleh karena itu, proses adsorpsi akan mengalami

    peningkatan dengan menurunnya tegangan permukaan akibat meningkatnya

    temperatur (Gambar 4). Hal ini karena pada tegangan permukaan yang rendah

    maka luas permukaan adsorbat yang berinteraksi dengan adsorben lebih luas

    mengakibatkan interaksi antara adsorbat-adsorbat serta adsorben-adsorbat menjadi

    lebih besar sehingga proses adsorpsi mengalami peningkatan.

  • 7/29/2019 jurnal remed

    43/43

    26

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A.KesimpulanDari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil

    kesimpulan sebagai berikut:

    1. Semakin besar konsentrasi adsorbat pada proses adsorpsi gliserol, makacenderung semakin banyak gliserol yang teradsorp.

    2. Semakin kecil tegangan permukaan akibat naiknya temperatur pada prosesadsorpsi gliserol, maka semakin banyak gliserol yang teradsorp.

    B.Saran1. Perlu dilakukan analisa SAA untuk mengetahui luas permukaan dari karbon

    aktif.

    2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut proses adsorpsi gliserol pada campuranyang mengandung senyawa gliserol, metanol, akuades, katalis (H2SO4/KOH),

    serta sabun.

    26