jtptunimus gdl amandatama 6700 2 babii norestriction

Upload: yunita-mustikalata

Post on 06-Jul-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    1/40

    1

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    A. Pengertian

    Ada beberapa pengertian penyakit  Benigna Prostate Hiperplasia (BPH)

    menurut beberapa ahli adalah :

    1.  Benigna Prostate Hiperplasia (BPH) merupakan perbesaran kelenjar 

     prostat, memanjang ke atas kedalam kandung kemih dan

    menyumbat aliran urin dengan menutupi orifisium uretra akibatnyaterjadi dilatasi ureter (hidroureter) dan ginjal (hidronefrosis) secara

     bertahap (Smelter dan Bare, !""!)#

    2. BPH merupakakan pertumbuhan nodul$nodul fibroadenomatosa

    majemuk dalam prostat, pertumbuhan tersebut dimulai dari bagian

     periuretral sebagai proliferasi yang terbatas dan tumbuh dengan

    menekan kelenjar normal yang tersisa, prostat tersebut

    mengelilingi uretra dan, dan pembesaran bagian periuretral

    menyebabkan obstruksi leher kandung kemih dan uretra parsprostatika

    yang menyebabkan aliran kemih dari kandung kemih (Price dan

    %ilson, !""&)#

    3. BPH merupakan suatu keadaan yang sering terjadi pada pria umur '"

    tahun atau lebih yang ditandai dengan terjadinya perubahan pada

     prostat yaitu prostat mengalami atrofi dan menjadi nodular,

     pembesaran dari beberapa bagian kelenjar ini dapat

    mengakibatkan obstruksi urine ( Baradero, ayrit, dkk, !"")#

    Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bah*a  Benigna

     Prostat Hiperplasi (BPH) merupakan penyakit pembesaran prostat

    yang disebabkan oleh proses penuaan, yang biasa dialami oleh pria

     berusia '" tahun keatas, yang mengakibatkan obstruksi leher kandung

    kemih, dapat menghambat pengosongan kandung kemih dan

    menyebabkan gangguan perkemihan#

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    2/40

    B. Tahapan Perkembangan Penyakit BPH

    Berdasarkan perkembangan penyakitnya menurut Sjamsuhidajat dan e

     jong (!""') secara klinis penyakit BPH dibagi menjadi + gradiasi :

    erajat : Apabila ditemukan keluhan prostatismus, pada colok dubur 

    ditemukan penonjolan prostat, batas atas mudah teraba dan

    sisa urin kurang dari '" ml

    erajat ! : itemukan penonjolan prostat lebih jelas pada colok dubur 

    dan batas atas dapat dicapai, sedangkan sisa -olum urin

    '"$ "" ml#

    erajat . : Pada saat dilakukan pemeriksaan colok dubur batas atas

     prostat tidak dapat diraba dan sisa -olum urin lebih dari

    ""ml#

    erajat + : Apabila sudah terjadi retensi urine total

    C. Anatomi dan Fisiologi Prostat

    1. Anatomi Prostat

    /enurut %ibo*o dan Paryana (!""0)# 1elenjar prostat

    terletak diba*ah kandung kemih, mengelilingi uretra posterior dan

    disebelah proksimalnya berhubungan dengan buli$buli, sedangkan

     bagian distalnya kelenjar prostat ini menempel pada diafragma

    urogenital yang sering disebut sebagai otot dasar panggul# 2ambar 

    letak prostat terlihat di gambar !#

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    3/40

    ambar !" # $ %etak anatomi

    prostat & Hidayat' !(() )

    Prostat terdiri atas kelenjar majemuk, saluran$saluran, dan

    otot polos Prostat dibentuk oleh jaringan kelenjar dan jaringanfibromuskular# Prostat dibungkus oleh capsula fibrosa dan bagian

    lebih luar oleh  fascia prostatica yang tebal# iantara  fascia

     prostatica dan capsula fibrosa terdapat bagian yang berisi anyaman

    -ena yang disebut  plexus prostaticus#  Fascia prostatica  berasal dari

     fascia pelvic yang melanjutkan diri ke  fascia superior 

    diaphragmatic urogenital , dan melekat pada os pubis dengan

    diperkuat oleh ligamentum puboprostaticum# Bagian  posterior fascia

     prostatica membentuk lapisan lebar dan tebal yang disebut  fascia

     Denonvilliers# 3ascia ini sudah dilepas dari  fascia rectalis

    dibelakangnya# Hal ini penting bagi tindakan operasi prostat (

    Purnomo, !")#

    1elenjar prostat merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari ."$

    '" kelenjar yang terbagi atas empat lobus, lobus posterior, lobus

    lateral, lobus anterior, dan lobus medial# 4obus posterior yang

    terletak di belakang uretra dan diba*ah duktus ejakulatorius, lobus

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    4/40

    lateral yang

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    5/40

    terletak dikanan uretra, lobus anterior atau isthmus yang terletak 

    di depan uretra dan menghubungkan lobus dekstra dan lobus

    sinistra, bagian ini tidak mengandung kelenjar dan hanya berisi otot

     polos, selanjutnya lobus medial yang terletak diantara uretra dan

    duktus ejakulatorius, banyak mengandung kelenjar dan merupakan

     bagian yang menyebabkan terbentuknya uvula vesicae yang menonjol

    kedalam vesica urinaria  bila lobus medial ini membesar# Sebagai

    akibatnya dapat terjadi bendungan aliran urin pada *aktu

     berkemih (%ibo*o dan Paryana, !""0)#

    1elenjar ini pada laki$laki de*asa kurang lebih sebesar buah

    *alnut atau buah kenari besar# 5kuran, panjangnya sekitar + $ &

    cm, lebar . $ + cm, dan tebalnya kurang lebih ! $ . cm dengan berat

    sekitar 

    !" gram# Bagian$ bagian prostat terdiri dari '" 6 " 7 jaringan

    kelenjar, ." 6 '" 7 adalah jaringan stroma (penyangga) dan

    kapsul8muskuler# Bagian prostat terlihat di gambar !#!#

    ambar !"! $ Bagian prostat

    &Hidayat' !(()*

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    6/40

    Prostat merupakan iner-asi otonomik simpatik dan

     parasimpatik dari pleksus prostatikus atau pleksus pel-ikus yang

    menerima masukan serabut parasimpatik dari korda spinalis dan

    simpatik dari ner-us hipogastrikus# 9angsangan parasimpatik 

    meningkatkan sekresi kelenjar pada epitel prostat, sedangkan

    rangsangan simpatik menyebabkan pengeluaran cairan prostat

    kedalam uretra posterior, seperti pada saat ejakulasi# System

    simpatik memberikan iner-asi pada otot polos prostat, kapsula prostat,

    dan leher buli$buli# itempat itu terdapat banyak reseptor adrenergic#

    9angsangan simpatik menyebabkan dipertahankan tonus otot

    tersebut# Pada usia lanjut sebagian pria akan mengalami

     pembesaran kelenjar prostat akibat hiperplasi jinak sehingga dapat

    menyumbat uretra posterior dan mengakibatkan terjadinya obstruksi

    saluran kemih (Purnomo, !")#

    2. Fisiologi

    /enurut Purnomo (!") fisiologi prostat adalah suatu alat

    tubuh yang tergantung kepada pengaruh endokrin# Pengetahuan

    mengenai sifat endokrin ini masih belum pasti# Bagian yang peka

    terhadap estrogen adalah bagian tengah, sedangkan bagian tepi

     peka terhadap androgen# leh karena itu pada orang tua bagian

    tengahlah yang mengalami hiperplasi karena sekresi androgen

     berkurang sehingga kadar estrogen relatif bertambah# Sel$sel kelenjar 

     prostat dapat membentuk enim asam fosfatase yang paling aktif 

     bekerja pada pH '#

    1elenjar prostat mensekresi sedikit cairan yang ber*arna

     putih susu dan bersifat alkalis# ;airan ini mengandung asam sitrat,

    asam fosfatase, kalsium dan koagulase serta fibrinolisis# Selama

     pengeluaran cairan prostat, kapsul kelenjar prostat akan berkontraksi

     bersamaan dengan kontraksi -as deferen dan cairan prostat keluar 

     bercampur dengan semen yang lainnya# ;airan prostat merupakan

    "7 -olume

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    7/40

    cairan ejakulat dan berfungsi memberikan makanan spermatoon

    dan menjaga agar spermatoon tidak cepat mati di dalam tubuh

    *anita, dimana sekret -agina sangat asam (pH: .,'$+)# ;airan ini

    dialirkan melalui duktus skretorius dan bermuara di uretra posterior 

    untuk kemudian dikeluarkan bersama cairan semen yang lain pada

    saat ejakulasi# "7, dan usia 0" tahun

    sekiatr ""7 (Purnomo, !")

    ?tiologi yang belum jelas maka melahirkan beberapa hipotesa

    yang diduga menjadi penyebab timbulnya Benigna Prosat, teori

     penyebab BPH menurut Purnomo (!") meliputi, =eori

    ehidrotestosteron (H=), teori hormon (ketidakseimbangan antara

    estrogen dan testosteron), faktor interaksi stroma dan epitel$epitel, teori

     berkurangnya kematian sel (apoptosis), teori sel stem#

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    8/40

    1. =eori ehidrotestosteron (H=)

    ehidrotestosteron8 H= adalah metabolit androgen yang sangat

     penting pada pertumbuhan sel$sel kelenjar prostat# Aksis

    hipofisis testis dan reduksi testosteron menjadi dehidrotestosteron

    (H=) dalam sel prostad merupakan factor terjadinya penetrasi

    H= kedalam inti sel yang dapat menyebabkan inskripsi pada

    9@A, sehingga dapat menyebabkan terjadinya sintesis protein yang

    menstimulasi pertumbuhan sel prostat# Pada berbagai penelitian

    dikatakan bah*a kadar H= pada BPH tidak jauh berbeda

    dengan kadarnya pada prostat normal, hanya saja pada BPH,

    akti-itas enim 'alfa 6reduktase dan jumlah reseptor androgen

    lebih banyak pada BPH# Hal ini menyebabkan sel$sel prostat pada

    BPH lebih sensiti-e terhadap H= sehingga replikasi sel lebih

     banyak terjadi dibandingkan dengan prostat normal#

    2. =eori hormone ( ketidakseimbangan antara estrogen dan testosteron)

    Pada usia yang semakin tua, terjadi penurunan kadar testosteron

    sedangkan kadar estrogen relati-e tetap,sehingga terjadi

     perbandingan antara kadar estrogen dan testosterone relati-e

    meningkat# Hormon estrogen didalam prostat memiliki

     peranan dalam terjadinya poliferasi sel$sel kelenjar prostat

    dengan cara meningkatkan jumlah reseptor androgen, dan

    menurunkan jumlah kematiansel$sel prostat (apoptosis)#

    /eskipun rangsangan terbentuknya sel$sel baru akibat

    rangsangan testosterone meningkat, tetapi sel$sel prostat telah ada

    mempunyai umur yang lebih panjang sehingga masa prostat jadi

    lebih besar#

    3. 3aktor interaksi Stroma dan epitel epitel#

    iferensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat secara tidak langsung

    dikontrol oleh sel$sel stroma melalui suatu mediator yang

    disebut Growth factor # Setelah sel$sel stroma mendapatkan

    stimulasi dari H= dan estradiol, sel$sel stroma mensintesis suatu

    gro*th factor yang selanjutnya mempengaruhi sel$sel stroma itu

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    9/40

    sendiri intrakrin

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    10/40

    dan autokrin, serta mempengaruhi sel$sel epitel parakrin#

    Stimulasi itu menyebabkan terjadinya poliferasi sel$sel epitel

    maupun sel stroma#  Basic Fibroblast Growth Factor (b323) dapat

    menstimulasi sel stroma dan ditemukan dengan konsentrasi yang

    lebih besar pada pasien dengan pembesaran prostad jinak# b323

    dapat diakibatkan oleh adanya mikrotrauma karena miksi, ejakulasi

    atau infeksi#

    4. =eori berkurangnya kematian sel (apoptosis)

    Progam kematian sel (apoptosis) pada sel prostat adalah

    mekanisme fisiologik untuk mempertahankan homeostatis kelenjar 

     prostat# Pada apoptosis terjadi kondensasi dan fragmentasi sel,

    yang selanjutnya sel$sel yang mengalami apoptosis akan

    difagositosis oleh sel$sel di sekitarnya, kemudian didegradasi oleh

    enim lisosom# Pada jaringan normal, terdapat keseimbangan antara

    laju poliferasi sel dengan kematian sel# Pada saat terjadi

     pertumbuhan prostat sampai pada prostat de*asa, penambahan

     jumlah sel$sel prostat baru dengan yang mati dalam keadaan

    seimbang# Berkurangnya jumlah sel$sel prostat baru dengan prostat

    yang mengalami apoptosis menyebabkan jumlah sel$sel prostat

    secara keseluruhan menjadi meningkat, sehingga terjadi

     pertambahan masa prostat#

    5. =eori sel stem

    Sel$sel yang telah apoptosis selalu dapat diganti dengan sel$sel

     baru# idalam kelenjar prostat istilah ini dikenal dengan suatu sel

    stem, yaitu sel yang mempunyai kemampuan berpoliferasi sangat

    ekstensif# 1ehidupan sel ini sangat tergantung pada keberadaan

    hormone androgen, sehingga jika hormone androgen kadarnya

    menurun, akan terjadi apoptosis# =erjadinya poliferasi sel$sel BPH

    dipostulasikan sebagai ketidaktepatan akti-itas sel stem sehingga

    terjadi produksi yang berlebihan sel stroma maupun sel epitel#

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    11/40

    E. Pato+isiologi

    Hiperplasi prostat adalah pertumbuhan nodul$nodul

    fibroadenomatosa majemuk dalam prostat, pertumbuhan tersebut

    dimulai dari bagian periuretral sebagai proliferasi yang terbatas dan

    tumbuh dengan menekan kelenjar normal yang tersisa# aringan

    hiperplastik terutama terdiri dari kelenjar dengan stroma fibrosa dan

    otot polos yang jumlahnya berbeda$beda# Proses pembesaran prostad

    terjadi secara perlahan$lahan sehingga perubahan pada saluran kemih

     juga terjadi secara perlahan$lahan# Pada tahap a*al setelah terjadi

     pembesaran prostad, resistensi pada leher buli$buli dan daerah

     prostad meningkat, serta otot destrusor menebal dan merenggang

    sehingga timbul sakulasi atau di-ertikel# 3ase penebalan destrusor 

    disebut fase kompensasi, keadaan berlanjut, maka destrusor menjadi

    lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk 

     berkontraksi8terjadi dekompensasi sehingga terjadi retensi urin# Pasien

    tidak bisa mengosongkan -esika urinaria dengan sempurna, maka akan

    terjadi statis urin# 5rin yang statis akan menjadi alkalin dan media

    yang baik untuk pertumbuhan bakteri ( Baradero, dkk !"")#

    bstruksi urin yang berkembang secara perlahan$lahan dapat

    mengakibatkan aliran urin tidak deras dan sesudah berkemih masih ada

    urin yang menetes, kencing terputus$putus (intermiten), dengan

    adanya obstruksi maka pasien mengalami kesulitan untuk memulai

     berkemih (hesitansi)# 2ejala iritasi juga menyertai obstruksi urin#

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    12/40

    menyebabkan refluk -esiko ureter, hidroureter, hidronefrosis dan

    gagal ginjal# Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi# Pada

    *aktu miksi penderita harus mengejan sehingga lama kelamaan

    menyebabkan hernia atau hemoroid# 1arena selalu terdapat sisa urin,

    dapat menyebabkan terbentuknya batu endapan didalam kandung

    kemih# Batu ini dapat menambah keluhan iritasi dan menimbulkan

    hematuria# Batu tersebut dapat juga menyebabkan sistitis dan bila terjadi

    refluk akan mengakibatkan pielonefritis (Sjamsuhidajat dan e jong,

    !""')#

    F. ,ani+estasi -linis

    bstruksi prostat dapat menimbulkan keluhan pada saluran

    kemih maupun keluhan diluar saluran kemih# /enurut Purnomo (!")

    dan tanda dan gejala dari BPH yaitu : keluhan pada saluran kemih

     bagian ba*ah, gejala pada saluran kemih bagian atas, dan gejala di luar 

    saluran kemih#

    1. 1eluhan pada saluran kemih bagian ba*ah

    a. 2ejala obstruksi meliputi : 9etensi urin (urin tertahan

    dikandung kemih sehingga urin tidak bisa keluar), hesitansi

    (sulit memulai miksi), pancaran miksi lemah, ntermiten

    (kencing terputus$putus), dan miksi tidak puas (menetes

    setelah miksi)

    b. 2ejala iritasi meliputi : 3rekuensi, nokturia, urgensi (perasaan

    ingin miksi yang sangat mendesak) dan disuria (nyeri pada

    saat miksi)#

    2. 2ejala pada saluran kemih bagian atas

    1eluhan akibat hiperplasi prostat pada sluran kemih

     bagian atas berupa adanya gejala obstruksi, seperti nyeri

     pinggang, benjolan dipinggang (merupakan tanda dari

    hidronefrosis), atau demam yang merupakan tanda infeksi atau

    urosepsis#

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    13/40

    3. 2ejala diluar saluran kemih

    Pasien datang dia*ali dengan keluhan penyakit hernia

    inguinalis atau hemoroid# =imbulnya penyakit ini dikarenakan

    sering mengejan pada saan miksi sehingga mengakibatkan

    tekanan intraabdominal# Adapun gejala dan tanda lain yang

    tampak pada pasien BPH, pada pemeriksaan prostat didapati

    membesar, kemerahan, dan tidak nyeri tekan, keletihan,

    anoreksia, mual dan muntah, rasa tidak nyaman pada epigastrik,

    dan gagal ginjal dapat terjadi dengan retensi kronis dan -olume

    residual yang besar#

    G. Penatalaksanaan

    1. bser-asi

    Biasanya dilakukan pada pasien dengan keluhan ringan#

    Pasien dianjurkan untuk mengurangi minum setelah makan malam

    yang ditujukan agar tidak terjadi nokturia, menghindari obat$obat

    dekongestan (parasimpatolitik), mengurangi minum kopi dan tidak 

    diperbolehkan minum alkohol agar tidak terlalu sering miksi# Pasien

    dianjurkan untuk menghindari mengangkat barang yang berat agar 

     perdarahan dapat dicegah# Ajurkan pasien agar sering

    mengosongkan kandung kemih (jangan menahan kencing terlalu

    lama) untuk menghindari distensi kandung kemih dan hipertrofi

    kandung kemih# Secara periodik pasien dianjurkan untuk melakukan

    control keluhan, pemeriksaan laboratorium, sisa kencing dan

     pemeriksaan colok dubur (Purnomo, !")#

    Pemeriksaan derajat obstruksi prostat menurut Purnomo (!")

    dapat diperkirakan dengan mengukur residual urin dan pancaran urin:

    a. 9esidual urin, yaitu jumlah sisa urin setelah miksi# Sisa urin

    dapat diukur dengan cara melakukan kateterisasi setelah

    miksi atau ditentukan dengan pemeriksaan 5S2 setelah miksi#

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    14/40

    b. Pancaran urin (flo* rate), dapat dihitung dengan cara

    menghitung jumlah urin dibagi dengan lamanya miksi

     berlangsung (ml8detik) atau dengan alat urofometri yang

    menyajikan gambaran grafik pancaran urin#

    2. =erapi medikamentosa

    /enurut Baradero dkk (!"") tujuan dari obat$obat

    yang diberikan pada penderita BPH adalah :

    a. /engurangi pembesaran prostat dan membuat otot$otot

     berelaksasi untuk mengurangi tekanan pada uretra

    b. /engurangi resistensi leher buli$buli dengan obat$obatan

    golongan alfa blocker (penghambat alfa adrenergenik)

    c. /engurangi -olum prostat dengan menentuan kadar 

    hormone testosterone8 dehidrotestosteron (H=)#

    Adapun obat$obatan yang sering digunakan pada pasien BPH,

    menurut Purnomo (!") diantaranya : penghambat adrenergenik 

    alfa, penghambat enin ' alfa reduktase, fitofarmaka#

    1) Penghambat adrenergenik 

    alfa

    bat$obat yang sering dipakai adalah  prazosin,

    doxazosin,terazosin,afluzosin atau yang lebih selektif alfa a

    (=amsulosin)# osis dimulai mg8hari sedangkan dosis tamsulosin

    adalah ",!$",+ mg8hari# Penggunaaan antagonis alfa

    adrenergenik karena secara selektif dapat mengurangi obstruksi

     pada buli$buli tanpa merusak kontraktilitas detrusor# bat inimenghambat reseptor$reseptor yang banyak ditemukan pada otot

     polos di trigonum, leher -esika, prostat, dan kapsul prostat

    sehingga terjadi relakasi didaerah prostat# bat$obat golongan ini

    dapat memperbaiki keluhan miksi dan laju pancaran urin# Hal ini

    akan menurunkan tekanan pada uretra pars prostatika sehingga

    gangguan aliran air seni dan gejala$gejala berkurang# Biasanya

     pasien mulai merasakan berkurangnya keluhan dalam $!

    minggu setelah ia mulai memakai obat# ?fek samping yang

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    15/40

    mungkin timbul

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    16/40

    adalah pusing, sumbatan di hidung dan lemah# Ada obat$obat

    yang menyebabkan ekasaserbasi retensi urin maka perlu dihindari

    seperti antikolinergenik, antidepresan, transCuilier, dekongestan,

    obat$ obat ini mempunyai efek pada otot kandung kemih dan

    sfingter uretra#

    2) Pengahambat enim ' alfa reduktase

    bat yang dipakai adalah finasteride (proscar) dengan dosis

    D' mg8hari# bat golongan ini dapat menghambat pembentukan

    H= sehingga prostat yang membesar akan mengecil# @amun

    obat ini bekerja lebih lambat dari golongan alfa bloker dan

    manfaatnya hanya jelas pada prostat yang besar# ?fektifitasnya

    masih diperdebatkan karena obat ini baru menunjukkan perbaikan

    sedikit8

    !> 7 dari keluhan pasien setelah &$! bulan pengobatan bila

    dilakukan terus menerus, hal ini dapat memperbaiki keluhan

    miksi dan pancaran miksi# ?fek samping dari obat ini diantaranya

    adalah libido, impoten dan gangguan ejakulasi#

    3) 3itofarmaka8fitoterapi

    Penggunaan fitoterapi yang ada di ndonesia antara lain

    e-iprostat# Substansinya misalnya  pygeum africanum, saw

     palmetto, serenoa repeus dll# Afeknya diharapkan terjadi setelah

     pemberian selama $ ! bulan dapat memperkecil -olum prostat#

    3. =erapi bedah

    Pembedahan adalah tindakan pilihan, keputusan untuk 

    dilakukan pembedahan didasarkan pada beratnya obstruksi, adanya

    S1, retensio urin berulang, hematuri, tanda penurunan fungsi

    ginjal, ada batu saluran kemih dan perubahan fisiologi pada prostat#

    %aktu penanganan untuk tiap pasien ber-ariasi tergantung pada

     beratnya gejala dan komplikasi# /enurut Smelter dan Bare (!""!)

    inter-ensi bedah yang dapat dilakukan meliputi : pembedahan

    terbuka dan pembedahan endourologi#

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    17/40

    a. Pembedahan terbuka, beberapa teknik operasi prostatektomi

    terbuka yang biasa digunakan adalah :

    1) Prostatektomi suprapubik 

    Adalah salah satu metode mengangkat kelenjar melalui insisi

    abdomen# nsisi dibuat dikedalam kandung kemih, dan

    kelenjar prostat diangat dari atas# =eknik demikian dapat

    digunakan untuk kelenjar dengan segala ukuran, dan

    komplikasi yang mungkin terjadi ialah pasien akan kehilangan

    darah yang cukup banyak dibanding dengan metode lain,

    kerugian lain yang dapat terjadi adalah insisi abdomen akan

    disertai bahaya dari semua prosedur bedah abdomen mayor#

    2) Prostatektomi perineal

    Adalah suatu tindakan dengan mengangkat kelenjar melalui

    suatu insisi dalam perineum# =eknik ini lebih praktis dan

    sangat berguan untuk biopsy terbuka# Pada periode pasca

    operasi luka bedah mudah terkontaminasi karena insisi

    dilakukan dekat dnegan rectum# 1omplikasi yang mungkin

    terjadi dari tindakan ini adalah inkontinensia, impotensi dan

    cedera rectal#

    3) Prostatektomi retropubik 

    Adalah tindakan lain yang dapat dilakukan, dengan cara

    insisi abdomen rendah mendekati kelenjar prostat, yaitu antara

    arkus pubis dan kandung kemih tanpa memasuki kandung

    kemih# =eknik ini sangat tepat untuk kelenjar prostat yang

    terletak tinggi dalam pubis# /eskipun jumlah darah yang

    hilang lebih dapat dikontrol dan letak pembedahan lebih

    mudah dilihat, akan tetapi infeksi dapat terjadi diruang

    retropubik#

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    18/40

    ambar" !". Terapi Bedah

    &/melt0er dan Bare' !((!*

    b. Pembedahan endourologi, pembedahan endourologi

    transurethral dapat dilakukan dengan memakai tenaga elektrik

    diantaranya:

    1) ransurethral Prostatic !esection (=59P)

    /erupakan tindakan operasi yang paling banyak dilakukan,

    reseksi kelenjar prostat dilakukan dengan transuretra

    menggunakan cairan irigan (pembilas) agar daerah yang akan

    dioperasi tidak tertutup darah# ndikasi =59P ialah gejala$

    gejala sedang sampai berat, -olume prostat kurang dari 0"

    gr#=indakan ini dilaksanakan apabila pembesaran prostat terjadi

    dalam lobus medial yang langsung mengelilingi uretra# Setelah

    =59P yang memakai kateter threeway# rigasi kandung kemih

    secara terus menerus dilaksanakan untuk mencegah pembekuan

    darah# /anfaat pembedahan =59P antara lain tidak 

    meninggalkan atau bekas sayatan serta *aktu operasi dan

    *aktu tinggal dirumah sakit lebih singkat#1omplikasi =59P

    adalah rasa tidak enak pada

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    19/40

    kandung kemih, spasme kandung kemih yang terus menerus,

    adanya perdarahan, infeksi, fertilitas (Baradero dkk, !"")#

    2) ransurethral "ncision of the Prostate (=5P)

    Adalah prosedur lain dalam menangani BPH# =indakan ini

    dilakukan apabila -olume prostat tidak terlalu besar atau prostat

    fibrotic# ndikasi dari penggunan =5P adalah keluhan

    sedang atau berat, dengan -olume prostat normal8kecil (."

    gram atau kurang)# =eknik yang dilakukan adalah dengan

    memasukan instrument kedalam uretra# Satu atau dua buah

    insisi dibuat pada prostat dan kapsul prostat untuk mengurangi

    tekanan prostat pada uretra dan mengurangi konstriksi uretral#

    1omplikasi dari =5P adalah pasien bisa mengalami ejakulasi

    retrograde ("$.7) (Smelter dan Bare, !""!)#

    3) =erapi in-asi-e minimal

    /enurut Purnomo (!") terapai in-asi-e minimal dilakukan

     pada pasien dengan resiko tinggi terhadap tindakan

     pembedahan# =erapi in-asi-e minimal diantaranya

    ransurethral #icrovawe hermotherapy (=5/=),

    ransuretral Ballon Dilatation (=5B), ransuretral $eedle

     %blation8Ablasi jarum =ransuretra (=5@A), Pemasangan stent

    uretra atau prostatcatt&

    a) ransurethral #icrovawe hermotherapy (=5/=), jenis

     pengobatan ini hanya dapat dilakukan di beberapa rumah

    sakit besar# ilakukan dengan cara pemanasan prostat

    menggunakan gelombang mikro yang disalurkan ke

    kelenjar prostat melalui transducer yang diletakkan di uretra

     pars prostatika, yang diharapkan jaringan prostat menjadi

    lembek# Alat yang dipakai antara lain prostat#

    b) ransuretral Ballon Dilatation (=5B), pada tehnik ini

    dilakukan dilatasi (pelebaran) saluran kemih yang berada di

     prostat dengan menggunakan balon yang dimasukkan

    melalui kateter# =eknik ini efektif pada pasien dengan

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    20/40

     prostat kecil,

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    21/40

    kurang dari +" cm.# /eskipun dapat menghasilkan

     perbaikan gejala sumbatan, namun efek ini hanya

    sementar, sehingga cara ini sekarang jarang digunakan#

    c) ransuretral $eedle %blation (=5@A), pada teknik ini

    memakai energy dari frekuensi radio yang menimbulkan

     panas mencapai "" derajat selsius, sehingga

    menyebabkan nekrosis jaringan prostat# Pasien yang

    menjalani =5@A sering kali mengeluh hematuri, disuria,

    dan kadang$kadang terjadi retensi urine (Purnomo, !")#

    d) Pemasangan stent uretra atau  prostatcatth yang dipasang

     pada uretra prostatika untuk mengatasi obstruksi karena

     pembesaran prostat, selain itu supaya uretra prostatika

    selalu terbuka, sehingga urin leluasa mele*ati lumen uretra

     prostatika# Pemasangan alat ini ditujukan bagi pasien yang

    tidak mungkin menjalani operasi karena resiko pembedahan

    yang cukup tinggi#

    H. -omplikasi

    /enurut Sjamsuhidajat dan e ong (!""') komplikasi BPH adalah :

    1. 9etensi urin akut, terjadi apabila buli$buli menjadi dekompensasi

    2. nfeksi saluran kemih

    3. n-olusi kontraksi kandung kemih

    4. 9efluk kandung kemih

    5. Hidroureter dan hidronefrosis dapat terjadi karena produksi urin

    terus berlanjut maka pada suatu saat buli$buli tidak mampu lagi

    menampung urin yang akan mengakibatkan tekanan intra-esika

    meningkat#

    6. 2agal ginjal bisa dipercepat jika terjadi infeksi

    7. Hematuri, terjadi karena selalu terdapat sisa urin, sehingga dapat

    terbentuk batu endapan dalam buli$buli, batu ini akan menambah

    keluhan iritasi# Batu tersebut dapat pula menibulkan sistitis, dan

     bila terjadi refluks dapat mengakibatkan pielonefritis#

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    22/40

    8. Hernia atau hemoroid lama$kelamaan dapat terjadi dikarenakan

     pada *aktu miksi pasien harus mengedan#

    I. Pengka1ian Fok2s

    Pengkajian fokus kepera*atan yang perlu diperhatikan pada

     penderita BPH merujuk pada teori menurut Smelter dan Bare (!""!)

    , =ucker dan ;anobbio (!"">) ada berbagai macam, meliputi :

    a. emografi

    1ebanyakan menyerang pada pria berusia diatas '" tahun# 9as

    kulit hitam memiliki resiko lebih besar dibanding dengan ras kulit

     putih# Status social ekonomi memili peranan penting dalam

    terbentuknya fasilitas kesehatan yang baik# Pekerjaan memiliki

     pengaruh terserang penyakit ini, orang yang pekerjaanya mengangkat

     barang$barang berat memiliki resiko lebih tinggi##

    b. 9i*ayat penyakit sekarang

    Pada pasien BPH keluhan keluhan yang ada adalah frekuensi ,

    nokturia, urgensi, disuria, pancaran melemah, rasa tidak puas sehabis

    miksi, hesistensi ( sulit memulai miksi), intermiten (kencing terputus$

     putus), dan *aktu miksi memanjang dan akhirnya menjadi retensi urine#

    c. 9i*ayat penyakit dahulu

    1aji apakah memilki ri*ayat infeksi saluran kemih (S1), adakah

    ri*ayat mengalami kanker prostat# Apakah pasien pernah menjalani

     pembedahan prostat 8 hernia sebelumnya#

    d. 9i*ayat kesehatan keluarga

    1aji adanya keturunan dari salah satu anggota keluarga yang

    menderita penyakit BPH#

    e. Pola kesehatan fungsional

    1) ?liminasi

    Pola eliminasi kaji tentang pola berkemih, termasuk frekuensinya,

    ragu ragu, menetes, jumlah pasien harus bangun pada malam

    hari untuk berkemih (nokturia), kekuatan system perkemihan#

    =anyakan

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    23/40

     pada pasien apakah mengedan untuk mulai atau mempertahankan

    aliran kemih# Pasien ditanya tentang defikasi, apakah ada

    kesulitan seperti konstipasi akibat dari prostrusi prostat kedalam

    rectum#

    2) Pola nutrisi dan metabolisme

    1aji frekuensi makan, jenis makanan, makanan pantangan,

     jumlah minum tiap hari, jenis minuman, kesulitan menelan atau

    keadaan yang mengganggu nutrisi seperti anoreksia, mual,

    muntah, penurunan BB#

    3) Pola tidur dan istirahat

    1aji lama tidur pasien, adanya *aktu tidur yang berkurang

    karena frekuensi miksi yang sering pada malam hari ( nokturia )#

    4)  @yeri8kenyamanan

     @yeri supra pubis, panggul atau punggung, tajam, kuat, nyeri

     punggung ba*ah

    5) Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat

    Pasien ditanya tentang kebiasaan merokok, penggunaan obat$

    obatan, penggunaan alkhohol#

    6) Pola aktifitas

    =anyakan pada pasien aktifitasnya sehari 6 hari, aktifitas

     penggunaan *aktu senggang, kebiasaan berolah raga# Pekerjaan

    mengangkat beban berat# Apakah ada perubahan sebelum sakit

    dan selama sakit# Pada umumnya aktifitas sebelum operasi tidak 

    mengalami gangguan, dimana pasien masih mampu memenuhi

    kebutuhan sehari 6 hari sendiri#

    7) Seksualitas

    1aji apakah ada masalah tentang efek kondisi8terapi pada

    kemampua seksual akibat adanya penurunan kekuatan ejakulasi

    dikarenakan oleh pembesaran dan nyeri tekan pada prostat#

    8) Pola persepsi dan konsep diri

    /eliputi informasi tentang perasaan atau emosi yang dialami

    atau dirasakan pasien sebelum pembedahan dan sesudah

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    24/40

     pembedahan

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    25/40

     pasien biasa cemas karena kurangnya pengetahuan terhadap

     pera*atan luka operasi#

    f. Pemeriksaan Penunjang

    /enurut Purnomo (!") dan Baradero dkk (!"") pemeriksaan

     penunjang yang dapat dilakukan pada penderita BPH meliputi :

    1) 4aboratorium

    a) Analisi urin dan pemeriksaan mikroskopik urin penting

    dilakukan untuk melihat adanya sel leukosit, bakteri dan

    infeksi# Pemeriksaan kultur urin berguna untuk menegtahui

    kuman penyebab infeksi dan sensiti-itas kuman terhadap

     beberapa antimikroba#

    b) Pemeriksaan faal ginjal, untuk mengetahui kemungkinan

    adanya penyulit yang menegenai saluran kemih bagian atas#

    ?lektrolit, kadar ureum dan kreatinin darah merupakan

    informasi dasar dari fungsin ginjal dan status metabolic#

    c) Pemeriksaan  prostate specific antigen (PSA) dilakukan sebagai

    dasar penentuan perlunya biopsy atau sebagai deteksi dini

    keganasan# Bila nilai PSA E+ng8ml tidak perlu dilakukan biopsy#

    Sedangkan bila nilai PSA +$" ng8ml, hitunglah  prostate

     specific antigen density (PSA) lebih besar sama dengan ",'

    maka sebaiknya dilakukan biopsy  prostat, demikian pula bila

    nila PSA F " ng8ml#

    2) 9adiologis8pencitraan

    /enurut Purnomo (!") pemeriksaan radiologis bertujuan untuk 

    memperkirakan -olume BPH, menentukan derajat disfungsi buli$

     buli dan -olume residu urin serta untuk mencari kelainan patologi

    lain, baik yang berhubungan maupun tidak berhubungan dengan

    BPH#

    a) 3oto polos abdomen, untuk mengetahui kemungkinan adanya

     batu opak di saluran kemih, adanya batu8kalkulosa prostat,

    dan adanya bayangan buli$buli yang penuh dengan urin sebagai

    tanda

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    26/40

    adanya retensi urin# apat juga dilihat lesi osteoblastik 

    sebagai tanda metastasis dari keganasan prostat, serta

    osteoporosis akbibat kegagalan ginjal#

    b) Pemeriksaan  Pielografi intravena (

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    27/40

    J. Path3ays -epera3atanPerubahan usia (usia lanjut)

    1etidakseimbangan produksi hormon estrogen dan progesteron

    1adar testosterone menurun 1adar estrogen

    meningkat

    /empengaruhi

    9@A dalam

    inti sel

    Hiperplasi sel stoma pada jaringan

    Poliferasi sel prostat BPH

    Pre perasi

    Pasien

    kurang 

    informasi

    kesehatan 

    dan

     pengobatan

    1u

    rang 

     penge

    tahua

    n

    Post perasi9e

    siko

    imp

    oten

    si

    1eta

    kutan

    akiba

     pemb

    edah

    an

    bstruksi saluran kemih

    yang bermuara ke -esika

    urinaria

    Penebalan

    otot destrusor  

    ekompensasi

    otot destrusor 

    Akumulasi urin di-esika

    Ancaman

     perubahan 

    status

    kesehatan

    diri

    1ris

    i

    s

    s

    it

    u

    as

    ;

    e

    m

    as

    nsisi

     pro

    stat

    ekt

    omi

    =er 

     put

    usn

    ya 

    ko

    nti

    nui

    tas

     jari

    ngan

    Pe

    nur 

    un

    an 

     per 

    tah

    an

    tub

    uh

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    28/40

    Pemasa

    ngan 

    kateter

    threeway

    B

    e

    u

    a

    n

     

    d

    a

    a

    h

    S

     p

    a

    s

    m

    e

     

    u

    i

    n

    er 

    u

    s

    a

    a

    n

     ja

    ri

    n

    g

    a

     p

    er 

    iu

    re

    tr 

    al

    1e

    u

    s

    a

    a

    n

     

    i

    n

    t

    e

    gr 

    i

    t

    a

    s

     

     j

    a

    i

    n

    g

    a

    n

    e

    si

    o

      pe

    d

    ar 

    ah

    a

    n

    eruba

    h

    a

    n

     

    d

    i

    s

    u

    ng

    s

    i

    s

    e

    s

    u

    a

    l

    Su

    ka

    r

     be

    rk 

    e

    mi

    h, 

     be

    rk 

    e

    mi

    h

    tid

    ak

    la

    n

    ca

    P

    (;arpenit o, !""&),9etensiurin

    Spasme ototspinter 

     @yeri akut

    9efluk urin ke

    ginjal Hidroureter,

    hidronefrosis

    Pertumbu

    han 

    mikroorga

    nisme

    2

    a

    g

    a

    l

     

    gi

    n

     j

    a

    l

    9e

    sik 

    inf 

    ek 

    si

    (=ucker dan 

    ;anobbio,

    !"">), (Sjamsu

    hidajatdan e

     jong!""')#

    !>

    !>

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    29/40

    !0

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    30/40

    30

    K. 4iagnosa -epera3atan

    iagnosa kepera*atan pada penyakit BPH menurut ;arpenito

    (!"" =ucker dan ;anobbio (!"">) adalah :

    1. Pre perasi

    a. 9etensi urin akut8kronis berhubungan dengan obstruksi mekanik,

     pembesaran prostat, dekompensasi otot destrusor,

    ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan

    adekuat#

    b.  @yeri akut berhubungan dengan peregangan dari terminal saraf,

    distensi kandung kemih, infeksi urinaria, efek mengejan saat

    miksi sekunder dari pembesaran prostat dan obstruksi uretra#

    c. Ansietas8cemas berhubungan dengan krisis situasi, perubahan

    status kesehatan, kekha*atiran tentang pengaruhnya pada A4 atau

    menghadapi prosedur bedah#

    d. 1urang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan

     berhubungan dengan kurangnya informasi#

    2. Post perasi

    a. 9etensi urin berhubungan dengan obstruksi mekanik: bekuan

    darah, edema, trauma, prosedur bedah, tekanan dan iritasi kateter#

    b.  @yeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih dan insisi

    sekunder pada pembedahan

    c. 9esiko perdarahan berhubungan dengan insisi area bedah -askuler 

    ( tindakan pembedahan) , reseksi bladder, kelainan profil darah#

    d. 9esiko infeksi berhubungan dengan prosedur in-asif: alatselama pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih#

    e. 9esiko terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan ketakutan

    impoten akibat dari pembedahan#

    f. 2angguan pola tidur berhubungan dengan nyeri sebagai efek 

     pembedahan

    ) dan

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    31/40

    L. Fo52s Inter6ensi dan Rasional

    nter-ensi kepera*atan pada penyakit BPH menurut ;arpenito (!""),

    dan =ucker dan ;anobbio (!"">) adalah:

    1. Pra operasi

    a. 9etensi urin akut8kronis berhubungan dengan obstruksi mekanik,

     pembesaran prostat, dekompensasi otot destrusor,

    ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan

    adekuat#

    =ujuan : =idak terjadi retensi urine

    1riteria hasil : Pasien menunjukkan residu pasca berkemih kurang

    dari '" ml, dengan tidak adanya tetesan atau

    kelebihan cairan#

    nter-ensi :

    1) orong pasien untuk berkemih tiap !$+ jam atau bila tiba$tiba

    dirasakan

    9asional : meminimalkan retensi urin distensi berlebihan

     pada kandung kemih#

    2) bser-asi aliran urin, perhatikan ukuran dan kekuatan#

    9asional : berguna untuk menge-aluasi obstruksi dan

     pilihan inter-ensi

    3) A*asi dan catat *aktu tiap berkemih dan jumlah tiap berkemih,

     perhatikan penurunan haluaran urin dan perubahan berat jenis#

    9asional : retensi urine meningkatkan tekanan dalam

    saluran perkemihan atas, yang dapat mempengaruhi fungsiginjal# Adanya deficit aliran darah keginjal menganggu

    kemampuanya untuk memfilter dan mengkonsentrasi substansi#

    4) 4akukan perkusi8palpasi suprapubik 

    9asional : distensi kandung kemih dapat dirasakan diarea

    suprapubik 

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    32/40

    5) orong masukan cairan sampai .""" ml sehari

    9asional : peningkatan aliran cairan mempertahankan perfusi

    ginjal dan membersihkan ginjal dan kandung kemih dari

     pertumbuhan bakteri

    6) 1aji tanda$tanda -ital, timbang BB tiap hari, pertahankan

     pemasukan dan pengeluaran yang akurat

    9asional : kehilangan fungsi ginjal mengakibatkan penuruna

    eliminasi cairan dan akumulasi sisa toksik, dapat berlanjut

    kepenuruan ginjal total

    7) 4akukan rendam duduk sesuai indikasi

    9asional : meningkatkan relaksasi otot, penuruan edema,

    dan dapat meningkatkan upaya berkemih#

    8) 1olaborasi pemberian obat :

    (1) Supositorial rectal

    9asional : supositorial dapat diabsorbsi dengan mudah

    melalui mukosa kedalam jaringan kandung kemih untuk 

    menghasilkan relaksasi otot8menghilangkan spasme

    (2) Antibiotic dan antibakteri

    9asional : digunakan untuk mela*an infeksi

    (3)  Feno'sibenzamin ( Dibenzyline)

    9asional : diberikan untuk mempermudah berkemih

    dengan merelaksasi otot polos prostat dan menurunkan

    tahanan terhadap aliran urine#

    b.  @yeri akut berhubungan dengan peregangan dari terminal saraf,distensi kandung kemih, infeksi urinaria, efek mengejan saat

    miksi sekunder dari pembesaran prostat dan obstruksi uretra#

    =ujuan : nyeri hilang, terkontrol

    1riteria hasil : pasien melaporkan nyeri hilang dan terkontrol

     pasien tampak rileks, mampu untuk tidur dan

    istirahat dengan tepat

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    33/40

    nter-ensi :

    1) 1aji tipe nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala "$")

    lamanya#

    9asional : memberikan informasi untuk membantu dalam

    menentukan pilihan8keefektifan inter-ensi

    2) Pertahankan tirah baring bila diindikasikan

    9asional : tirah baring mungkin diperlukan pada a*al

    selama fase retensi akut# @amun ambulasi dini dapat

    memperbaiki pola berkemih normal dan menghilangkan nyeri

    kolik 

    3) Berikan tindakan kenyamanan, distraksi selama nyeri akut

    seperti, pijatan punggung : membantu pasien melakukan

     posisi yang nyaman: mendorong penggunaan relaksasi8latihan

    nafas dalam: akti-itas terapeutik 

    9asional : meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali

     perhatian dan dapat meningkatkan kemampuan koping

    4) orong menggunakan rendam duduk, gunakan sabun

    hangat untuk perineum

    9asional : meningkatkan relaksasi

    otot

    5) 1olaborasi pemberian obat pereda nyeri ( analgetik)

    9asional : menurunkan adanya nyeri, dan kaji ." menit

    kemudian untuk mengetahui keefekti-itasnya#

    c. Ansietas8cemas berhubungan dengan krisis situasi, perubahan

    status kesehatan, kekha*atiran tentang pengaruhnya pada A4

    atau menghadapi prosedur bedah#

    =ujuan : pasien tampak rileks#

    1riteria Hasil : menyatakan pengetahuan yang akurat tentang

    situasi, menunjukkan rentang tepat

    tentang perasaan dan penurunan rasa takut

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    34/40

    nter-ensi :

    1) amping pasien dan bina hubungan saling percaya

    9asional : menunjukkan perhatian dan keinginan untuk  

    membantu#

    2) Berikan informasi tentang prosedur tindakan yang akan

    dilakukan

    9asional : /embantu pasien dalam memahami tujuan dari

    suatu tindakan#

    3) orong pasien8orang terdekat untuk  

    menyatakan masalah8perasaan

    9asional : /emberikan kesempatan pada pasien dan konsep

    solusi pemecahan masalah

    4) Beri informasi pada pasien sebelum dilakukan tindakan

    9asional : memungkinkan pasien untuk menerima

    kenyataan dan menguatkan kepercayaan pada pemberi

     pera*atan dan pemberian informasi#

    e. 1urang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan

     pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi#

    =ujuan : /enyatakan pemahaman tentang proses penyakit

    dan prognosisnya#

    1riteria Hasil : /elakukan perubahan pola hidup dan

     berpartisipasi dalam program pengobatan

    nter-ensi :

    1) orong pasien menyatakan rasa takut perasaan dan perhatian#9asional : /embantu pasien dalam mengalami perasaan#

    2) 1aji ulang proses penyakit, pengalaman pasien

    9asional : memberi dasar pengetahuan dimana pasien

    dapat membuat pilihan terapi

    3) Berikan informasi tentang penyakit yang diderita pasien

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    35/40

    9asional : meningkatkan pengetahuan pasien terhadap

     penyakit yang dideritanya

    4) Berikan penjelasan tentang tindakan8pengobatan yang

    akan dilakukan

    9asional : meningkatkan pengetahuan pasien terhadap

    tindakan untuk menyembuhkan penyakitnya#

    2. Post operasi

    a. 9etensi urin berhubungan dengan obstruksi mekanik:

     bekuan darah, edema, trauma, prosedur bedah, tekanan dan iritasi

    kateter# =ujuan : Pasien berkemih dengan jumlah normal tanpa

    retensi

    1riteria Hasil : /enunjukkan perilaku yang meningkatkan

    control kandung kemih8urinaria, pasien

    mempertahankan keseimbangan cairan : asupan

    sebanding dengan haluaran#

    nter-ensi :

    1) 1aji haluaran urine dan system drainase, khususnya

    selama irigasi berlangsung

    9asional : retensi dapat terjadi karena edema area bedah,

     bekuan darah dan spasme kandung kemih#

    2) Bantu pasien memilih posisi normal untuk berkemih

    9asional : mendorong pasase urine dan menngkatkan rasa

    normalitas#

    3) Perhatikan *aktu, jumlah berkemih dan ukuran aliransetelah kateter dilepas#

    9asional : kateter biasa lepas !$' hari setelah bedah, tetapi

     berkemih dapat berlanjut sehingga menjadi masalah untuk 

     beberapa *aktu karena edema uretral dan kehilangan tonus#

    4) orong pemasukan cairan .""" ml sesuai toleransi, batasi

    cairan pada malam hari setelah kateter dilepas

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    36/40

    9asional : mempertahankan hidrasi adekuat dan perfusi

    ginjal untuk aliran urine Gpenjad*alan masukan cairan

    menurunkan kebutuhan berkemih8gangguan tidur selama

    malam hari#

    5) Pertahankan irigasi kandung kemih continue (continous

     bladder irrigation)8;B sesuai indikasi pada periode

     pascaoperasi 9asional : mencuci kandung kemih dari

     bekuan darah dan debris untuk mempertahankan patensi

    kateter#

    b.  @yeri akut berhubungan dengan spasmus kandung kemih dan

    insisi sekunder pada pembedahan, dan pemasangan kateter#

    =ujuan : @yeri berkurang atau hilang#

    1riteria Hasil :

    1) Pasien mengatakan nyeri berkurang

    2) ?kspresi *ajah pasien tenang

    3) Pasien akan menunjukkan ketrampilan

    relaksasi#

    4) Pasien akan tidur 8 istirahat dengan tepat#

    5) =anda 6 tanda -ital dalam batas normal#

    nter-ensi :

    1) 1aji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala "$")

    9asional : nyeri tajam, intermitten dengan dorongan

     berkemih sekitar kateter menunjukkan spasme kandung kemih#

    2) elaskan pada pasien tentang gejala dini spasmus kandung kemih#

    9asional : 1ien dapat mendeteksi gajala dini spasmus kandungkemih#

    3) Pertahankan patensi kateter dan system drainase#

    Pertahankan selang bebas dari lekukan dan bekuan

    9asional : mempertahankan fungsi kateter dan drainase system#

    /enurunkan resiko distensi8spasme kandung kemih

    4) Berikan informasi yang akurat tentang kateter, drainase,

    dan spasme kandung kemih

    9asional : menghilangkan ansietas dan meningkatkan kerjasama#

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    37/40

    5) 1olaborasi pemberian antispasmodic contoh :

    (1) ('sibutinin 'lorida ( Ditropan), supositoria

    9asional : merilekskan otot polos, untuk memberikan

     penurunan spasme dan nyeri

    (2)  Propantelin bromide ( pro)bantanin)

    9asional : menghilangkan spasme kandung kemih oleh

    kerja antikolinergik#

    c. 9esiko perdarahan berhubungan dengan insisi area bedah

    -askuler (tindakan pembedahan) , reseksi bladder, kelainan profil

    darah

    =ujuan : =idak terjadi perdarahan

    1riteria Hasil : ) Pasien tidak menunjukkan tanda 6 tanda

     perdarahan

    2) =anda 6 tanda -ital dalam batas normal #

    3) 5rine lancar le*at kateter 

    nter-ensi :

    1) elaskan pada pasien tentang sebab terjadi perdarahan

    setelah pembedahan dan tanda 6 tanda perdarahan #

    9asional : /enurunkan kecemasan pasien dan mengetahui

    tanda 6 tanda perdarahan#

    2) rigasi aliran kateter jika terdeteksi gumpalan dalm saluran

    kateter #

    9asional : 2umpalan dapat menyumbat kateter, menyebabkan

     peregangan dan perdarahan kandung kemih

    3) Sediakan diet makanan tinggi serat dan memberi obatuntuk memudahkan defekasi #

    9asional : engan peningkatan tekanan pada fosa prostatik 

    yang akan mengendapkan perdarahan

    4) /encegah pemakaian termometer rektal, pemeriksaan rektal

    atau huknah, untuk sekurang 6 kurangnya satu minggu #

    9asional : apat menimbulkan perdarahan prostat

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    38/40

    5) Pantau traksi kateter: catat *aktu traksi di pasang dan

    kapan traksi dilepas #

    9asional : =raksi kateter menyebabkan pengembangan

     balon ke sisi fosa prostatik, menurunkan perdarahan#

    5mumnya dilepas . 6 & jam setelah pembedahan

    6) bser-asi tanda 6 tanda -ital tiap + jam, masukan dan

    haluaran %arna urine

    9asional : eteksi a*al terhadap komplikasi, dengan

    inter-ensi yang tepat mencegah kerusakan jaringan yang

     permanen#

    d. 9esiko infeksi berhubungan dengan prosedur in-asif: alat

    selama pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih sering

    =ujuan : Pasien tidak menunjukkan tanda 6 tanda

    infeksi 1riteria Hasil :

    1) Pasien tidak mengalami infeksi#

    2) apat mencapai *aktu penyembuhan#

    3) =anda 6 tanda -ital dalam batas normal dan

    tidak ada tanda 6 tanda syok#

    nter-ensi :

    1) Pertahankan sistem kateter steril, berikan pera*atan

    kateter dengan steril#

    9asional : /encegah pemasukan bakteri dan infeksi#

    2) Anjurkan intake cairan yang cukup ( !'"" 6 .""" ) sehingga

    dapat menurunkan potensial infeksi#

    9asional : /eningkatkan output urine sehingga resiko terjadi S1dikurangi dan mempertahankan fungsi ginjal

    3) Pertahankan posisi urinebag diba*ah

    9asional : /enghindari refleks balik urine yang dapat

    memasukkan bakteri ke kandung kemih#

    4) bser-asi tanda 6 tanda -ital, laporkan tanda 6 tanda shock

    dan demam#

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    39/40

    9asional : /encegah sebelum terjadi

    shock#

    5) bser-asi urine: *arna, jumlah, bau#

    9asional : /engidentifikasi adanyainfeksi#

    6) 1olaborasi dengan dokter untuk memberi obat antibiotic

    9asional :5ntuk mencegah infeksi dan membantu proses

     penyembuhan#

    e. 9esiko terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan

    ketakutan impoten akibat dari pembedahan#

    =ujuan : =ampak rileks dan melaporkan ansietas menurun

    sampai tingkat dapat diatasi

    1riteria Hasil : /enyatakan pemahaman situasional indi-idu,

    menunjukan pemecahan masalah dan

    menunjukkan rentang yang tepat tentang perasaan

    dan penurunan rasa takut#

    nter-ensi :

    1) ampingi pasien dan bina hubungan saling percaya

    9asional : /enunjukka perhatian dan keinginan untuk 

    membantu

    2) Berikan informasi yang tepat tentang harapan kembalinya

    fungsi seksual

    9asional : impotensi fisiologis terjadi bila syaraf perineal

    dipotong selama prosedur radikal#

    3) iskusikan ejakulasi retrograde bila pendekatan

    transurethral8suprapubik digunakan9asional : cairan seminal mengalir kedalam kandung kemih

    dan disekresikan melalui urine, hal ini tidak mempengaruhi fungsi

    seksual tetapi akan menurunkan kesuburan dan menyebabkan

    urine keruh

    4) Anjurkan pasien untuk latihan perineal dan interupsi8continue

    aliran urin

    9asional : meningkatkan peningkatan control otot kontinensia

    urin dan fungsi seksual#

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Amandatama 6700 2 Babii NoRestriction

    40/40

    f. 2angguan pola tidur berhubungan dengan nyeri sebagai efek  

     pembedahan

    =ujuan : 1ebutuhan tidur dan istirahat terpenuhi#

    1riteria hasil :

    nter-ensi :

    1) Pasien mampu beristirahat 8 tidur dalam

    *aktu yang cukup#

    2) Pasien mengungkapan sudah bisa tidur 

    3) Pasien mampu menjelaskan faktor 

     penghambat tidur #

    1) elaskan pada pasien dan keluarga penyebab gangguan tidur

    dan kemungkinan cara untuk menghindari#

    9asional : meningkatkan pengetahuan pasien sehingga

    mau kooperatif dalam tindakan pera*atan

    2) ;iptakan suasana yang mendukung, suasana tenang

    dengan mengurangi kebisingan #

    9asional : Suasana tenang akan mendukung istirahat

    3) Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan

     penyebab gangguan tidur#

    9asional : /enentukan rencana mengatasi gangguan

    4) 1olaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat

    mengurangi nyeri8analgetik#

    9asional : /engurangi nyeri sehingga pasien bisa istirahat dengan

    cukup #