hubungan karakteristik dan total energi dengan …

80
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN KEJADIAN SINDROMA METABOLIK PADA ORANG DEWASA DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2014 Karya Tulis Ilmiah Diajukan ke Program Studi DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Oleh : YOSI IRENE PUTRI 112110204 JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG TAHUN 2014

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI

DENGAN KEJADIAN SINDROMA METABOLIK PADA

ORANG DEWASA DI BALAI LABORATORIUM

KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

TAHUN 2014

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan ke Program Studi DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Oleh :

YOSI IRENE PUTRI

112110204

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

TAHUN 2014

Page 2: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

JURUSAN GIZI

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2014

Yosi Irene Putri

Hubungan Karakteristik dan Total Energi dengan Kejadian Sindroma

Metabolik pada Orang Dewasa di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2014

vii + 51 halaman + 12 tabel, 8 lampiran

ABSTRACT

Metabolic syndrome is metabolistic symptoms that is signed by the change

of labor value (profile lipid and fasting blood glucose) and clinical value (blood

pressure and waist circumference). It is caused by age factor, gender, occupation,

total energy that exedeed. The prupose of the research is to identify the relation

between characteristic and total energy with metabolic syndrome on adults in

Health Laboratory Hall, West Sumatera Province. This research was held on

September 2013 – Juni 2014 with cross sectional study design and the sample of

all adult participants (30-60 years old) who had check up for blood profile lipid

and fasting blood glucose in Health Laboratory Hall, West Sumatera Province

with 56 people. The data that were collected are primary data which include

gender, age, occupation, total energy and waist circumference. For secondary data

include fasting blood sugar, HDL, trigliserida, and blood pressure were using

univariate data analysis with frequence distribution and bivariate analysis with

Chi-square C1 95% (0,1). The results is shown that almost a half of respondence

had suffered metabolic syndrome (46%). In details, the majority of respondence

within age of 50-60 years are 64%, male respondences are 54%, and people who

occupied are 75%. There are significant relationship between gender and total

energy with metabolic syndrome and there are have not significant relationship

between age and occupation with metabolic syndrome. For additional information

to the respondences that they have to check up intensively and applying healthy

lifestyle to prevent the metabolic syndrome and degenerative deasease. For the

next research have to a different design and add more sample.

Key Words: Metabolic Syndrome, Total Energy, Characteeristic

Page 3: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

JURUSAN GIZI

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2014

Yosi Irene Putri

Hubungan Karakteristik dan Total Energi dengan Kejadian Sindroma

Metabolik pada Orang Dewasa di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2014

viii + 51 halaman + 12 tabel, 8 lampiran

ABSTRAK

Sindroma metabolik adalah kumpulan gejala metabolik yang ditandai

dengan perubahan nilai labor (profil lipid darah dan glukosa darah puasa) dan

perubahan nilai klinis (tekanan darah dan lingkar pinggang). Hal ini terjadi karena

faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan dan total energi yang berlebih. Penelitian ini

bertujuan untuk melihat hubungan karakteristik dan total energi dengan kejadian

sindroma metabolik pada orang dewasa di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat.

Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional study pada bulan

September 2013 – Juni 2014 dengan sampel seluruh orang dewasa yang berumur

30-60 tahun yang memeriksakan profil lipid darah dan glukosa darah puasa di

Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat yang berjumlah 56 orang.

Data yang dikumpulkan adalah data primer meliputi data jenis kelamin, usia,

pekerjaan, total energi dan lingkar pinggang/perut. serta data sekunder meliputi

gula darah puasa, HDL, trigliserida dan tekanan darah dengan analisis data

univariat dengan melihat distribusi frekuensi dan menggunakan analisa bivariat

dengan Chi-square Cl 95% (0,1).

Hasil penelitian menunjukkan hampir setengah dari responden mengalami

kejadian sindroma metabolik (46%) dengan responden sebagian besar berusia 50

– 60 tahun (64%) dan responden laki-laki (54%) serta bekerja (75%). Terdapat

hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan total energi dengan sindroma

metabolik dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan pekerjaan

dengan sindroma metabolik.

Perlu diinformasikan kepada responden untuk melakukan pemeriksaan

secara rutin serta menerapkan pola hidup sehat sehingga mencegah terjadinya

sindroma metabolik dan penyakit degeneratif. Perlu dilakukan penelitian lanjutan

dengan desain penelitian yang berbeda dan jumlah sampel yang banyak.

Kata Kunci (Key Word) : Sindroma Metabolik, Karakteristik, Total Energi

Page 4: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama Lengkap : Yosi Irene Putri

Tempat/Tanggal Lahir : 13 Februari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Komp. Taruko 1 Blok Q No. 11 B RT IV/RW

VIII Kelurahan Korong Gadang Kecamatan

Kuranji Kota Padang

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

Tahun 1999 – 2005 : SDN 03 Alai

Tahun 2005 – 2008 : SMPIT Adzkia

Tahun 2008 – 2011 : SMAN 5 Padang

Tahun 2011 – 2014 : DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang

Page 5: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Hubungan Karakteristik dan Total Energi dengan Kejadian Sindroma Metabolik

pada Orang Dewasa di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

tahun 2014

Oleh :

Yosi Irene Putri

Nim : 112110204

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Karya Tulis Ilmiah

Program Studi D.III Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan telah

dipertahankan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Padang, Juni 2014

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Defriani Dwiyanti, S.SiT, M. Kes) (Arlen Defitri N, S.SiT M. Biomed)

NIP. 19731220 199803 2 001 NIP. 19721110 199503 2 001

Ketua Jurusan Gizi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

(Hasneli DCN, M.Biomed)

NIP. 19630719 198803 2 003

Page 6: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

PERNYATAAN PENGESAHAN PENGUJI Karya Tulis Ilmiah

Hubungan Karakteristik dan Total Energi dengan Kejadian Sindroma Metabolik

pada Orang Dewasa di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

Tahun 2014

Oleh :

Yosi Irene Putri

Nim : 112110204

Karya Tulis Ilmiah ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji

Ujian Karya Tulis Ilmiah Program Studi D.III Jurusan Gizi Politeknik

Kesehatan Kemenkes Padang, dan dinyatakan

telah memenuhi syarat untuk diterima

Padang, Juli 2014

Tim Penguji :

Ketua/Penguji

(Defriani Dwiyanti, S.SiT, M. Kes)

NIP. 19731220 199803 2 001

Sekretaris/Penguji

(Arlen Defitri N, S.ST M. Biomed)

NIP. 19721110 199503 2 001

Anggota Penguji I

(Sudihati Hamid, S.Pd, M. Kes)

NIP. 19540320 197710 2 001

Anggota Penguji II

(John Amos, SKM, M.Kes)

NIP. 19620620 198603 1 002

Page 7: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

karunia-Nya. Salawat beserta salam tidak lupa penulis ucapkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang menjadi suri teladan yang baik, sehingga penulis bisa

menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk

dalam menyelesakan pendidikan DIII Gizi pada masa akhir pendidikan.

Judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Hubungan Karakteristik dan

Total Energi dengan Kejadian Sindroma Metabolik pada Orang Dewasa Di

Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014”.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan, arahan dari ibu Defriani Dwiyanti,

S.SiT, M. Kes., selaku pembimbing I dan ibu Arlen Defitri N, S.ST M. Biomed,

selaku pembimbing II Karya Tulis Ilmiah dan berbagai pihak, sehingga penulis

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada :

1. Bapak H. Sunardi, SKM, M Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Padang

2. Ibu Hasneli DCN, M.Biomed, selaku Ketua Jurusan Gizi.

3. Ibu Kasmiyetti DCN, M.Biomed, selaku Ka. Prodi D III Jurusan Gizi.

4. Ibu Ir. Mulyatni Nizar, M.Kes, selaku dosen Pembimbing Akademik

(PA).

Page 8: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

5. Ibu Sudihati Hamid, S.Pd, M. Kes dan bapak John Amos, SKM, M.Kes

selaku tim penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran

guna menyempurnakan karya tulus ini.

6. Pegawai Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Padang.

7. Staf dosen serta karyawan/ karyawati Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes

Padang.

8. Pimpinan Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat atas

izin penelitian dan bantuan informasi data yang diperlukan.

9. Staf dan karyawan /karyawati Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat atas bantuan informasi data-data yang diperlukan.

10. Kepada keluarga, terutama orang tua, kakak dan adik yang telah

memberikan motivasi, semangat, dan do’a yang tulus tak ternilai.

11. Kepada teman-teman DIII Gizi angkatan 2011, khususnya kelas III C

yang telah saling mendukung, menyemangati dan mendoakan, semoga

kebersamaan kita tetap terpelihara.

12. Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses perkuliahan dan

penulisan karya tulis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga bantuan, bimbingan dan petunjuk yang bapak/ibu dan rekan –

rekan berikan menjadi amal ibadah dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari

Allah SWT.

Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga

penulis merasa masih ada belum sempurna baik dalam isi maupun dalam

penyajiannya. Untuk itu penulis selalu terbuka atas kritik dan saran yang

Page 9: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

membangun guna penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah Ini. Semoga karya ini dapat

memberi manfaat kepada kita semua dan menjadi bekal bagi saya dalam

mengabdi di masyarakat.

Padang, Juli 2014

Penulis

Page 10: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

DAFTAR ISI

ABSTRAK KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................... ............ 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. .... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ .......... 5

1. Tujuan Umum ................................................................................... 5

2. Tujuan Khusus ................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

1. Bagi Peneliti ..................................................................................... 7

2. Bagi Responden ................................................................................. 7

3. Bagi Institusi ..................................................................................... 7

E. Ruang Lingkup ...................................................................................... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 8

A. Kajian Teoritis ........................................................................................ 8

1. Pengertian Sindroma Metabolik ........................................................ 8

2. Etiologi Sindroma Metabolik ............................................................ 9

3. Patofisiologi Sindroma Metabolik ..................................................... 10

a. Obesitas Sentral ............................................................................. 10

b. Dislipidemia Aterogenik ............................................................... 11

c. Tekanan Darah Meningkat ............................................................ 12

d. Resistensi Insulin ........................................................................... 13

4. Kriteria Sindroma Metabolik .............................................................. 14

5. Faktor-Faktor yang Berhubungan ..................................................... 16

a. Total Energi ................................................................................... 16

b. Aktifitas Fisik ................................................................................ 20

c. Usia ................................................................................................ 20

d. Jenis Kelamin ................................................................................ 21

e. Genetik ........................................................................................... 21

f. Pekerjaan ........................................................................................ 22

g. Merokok ........................................................................................ 23

6. FFQ (food frequency Questionnaire) ................................................ 24

B. Kerangka Teori ..................................................................................... 25

C. Kerangka Konsep ................................................................................... 25

D. Hipotesis ............................................................................................... 26

E. Definisi Operasional .............................................................................. 26

BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. 28

A. Desain Penelitian .................................................................................. 28

Page 11: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 28

C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 28

1. Populasi .............................................................................................. 28

2. Sampel ............................................................................................... 29

a. Besar Sampel .................................................................................. 29

b. Cara Pengambilan Sampel ............................................................. 29

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ........................................................ 30

a. Data Primer ..................................................................................... 30

b. Data Sekunder ............................................................................... 30

E. Cara Pengolahan Data dan Analisis Data .............................................. 30

1. Cara Pengolahan Data ....................................................................... 30

a. Editing ........................................................................................... 31

b. Coding ........................................................................................... 31

c. Entry .............................................................................................. 31

d. Cleaning ......................................................................................... 31

2. Analisis Data ..................................................................................... 31

a. Analisis Univariat .......................................................................... 31

b. Analisis Bivariat ............................................................................ 32

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 34

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 34

B. Gambaran Umum Responden ................................................................ 35

C. Hasil Penelitian ..................................................................................... 36

1. Univariat ........................................................................................... 36

2. Bivariat ............................................................................................. 38

D. Pembahasan ......................................................................................... 42

1. Analisis Univariat .............................................................................. 42

2. Analisis Bivariat ................................................................................ 46

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 51

A. Kesimpulan ........................................................................................... 51

B. Saran .................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kriteria sindroma metabolik menurut WHO tahun 1998 ................... 15

Tabel 2. Kriteria sindroma metabolik menurut NCEP ATP III tahun 2001 .... 15

Tabel 3. Kriteria sindroma metabolik NCEP ATP III 2001 dengan

modifikasi .......................................................................................... 16

Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian sindroma

metabolik ........................................................................................... 36

Tabel 5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia ............................... 36

Tabel 6. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin ................ 37

Tabel 7. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan ...................... 37

Tabel 8. Distribusi frekuensi responden berdasarkan total energi ................... 38

Tabel 9. Hubungan usia dengan kejadian sindroma metabolik ........................ 39

Tabel 10. Hubungan jenis kelamin dengan kejadian sindroma metabolik ......... 40

Tabel 11. Hubungan pekerjaan dengan kejadian sindroma metabolik .............. 41

Tabel 12. Hubungan total energi dengan kejadian sindroma metabolik ............ 42

Page 13: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran B : Kuesioner Penelitian

Lampiran C : Perhitungan Sampel

Lampiran D : Master tabel

Lampiran E : Surat Izin Penelitian

Lampiran F : Surat Tanda Telah Melakukan Penelitian

Lampiran G : Output Hasil Penelitian

Lampiran H : Lembar Konsultasi

Page 14: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan mencapai pemecahan

masalah kesehatan agar setiap penduduk dapat mencapai derajat kesehatan yang

optimal. Masalah kesehatan dipengaruhi oleh pola hidup, pola makanan,

lingkungan kerja dan stres.1

Pola makan dan asupan tinggi lemak hewan tetapi rendah serat

merupakan pola dan kebiasaan makanan etnis Minangkabau, yang merupakan

salah satu faktor risiko untuk terjadinya penyakit degeneratif,2 serta diiringi

dengan lingkungan kerja yang mendukung untuk terjadinya faktor risiko penyakit

degeneratif.

Pada penelitian Lipoeto (2002) dalam Vitria Erlinda, Susmiati

dilaporkan bahwa masyarakat Sumatera Barat juga banyak mengkonsumsi tinggi

karbohidrat dan rendah serat. Hal yang sama didapatkan dalam penelitian Hatma

(2002) dalam Vitria Erlinda, Susmiati dilaporkan bahwa tingkat konsumsi

karbohidrat etnis minang paling tinggi dibandingkan etnis Jawa, Makasar dan

Sunda, sehingga dapat meningkatkan total energi yang diperoleh tubuh.3

Tingginya asupan karbohidrat, lemak dan protein dapat menyebabkan

kegemukan dan akan terjadi perubahan profil lipid darah serta kosentrasi gula

darah yang meningkat. Hal ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan

kejadian sindroma metabolik.

Page 15: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Sindroma metabolik adalah kumpulan berbagai gangguan metabolisme

yang dapat meningkatkan risiko kesehatan di kemudian hari, yang menyebabkan

konsentrasi gula darah meningkat, gangguan metabolisme lemak, peradangan

pembuluh darah kronis, kerusakan pembuluh darah, tekanan darah meningkat dan

disamping itu akan terjadinya peningkatan asam urat.4

Prevalensi sindrom metabolik bervariasi di tiap negara. Penelitian yang

dilakukan oleh Cameron AJ, dkk (2004) menunjukan prevalensi sindoma

metabolik diseluruh dunia sebesar 15 – 30%, dimana prevalensi terbesar terdapat

pada negara berkembang.5

Data dari Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) menunjukkan

prevalensi sindroma metabolik sebesar 13,13%. Prevalensi sindroma metabolik

cenderung meningkat sampai umur 60 tahun setelah itu cenderung menurun.6 Usia

memegang peranan penting dalam kejadian sindroma metabolik. Dengan semakin

meningkatnya usia, maka prevalensi sindroma metabolik semakin meningkat.

Berdasarkan AKG (Angka Kecukupan Gizi) usia 30 tahun keatas kebutuhan

energi berkurang akibat penurunan metabolisme tubuh, penurunan metabolisme

ini banyak tidak disadari oleh masyarakat.

Prevalensi sindroma metabolik pada remaja Cina Indonesia yang

obesitas di Jakarta Utara dan Selatan sebesar 19,14% untuk laki-laki dan 10,63%

untuk perempuan. Penelitian sindroma metabolik rawat jalan pernah dilakukan di

Surabaya dengan menggunakan kriteria ATP III didapatkan prevalensi sebesar

32%.7

Page 16: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Menurut National Cholesterol Education Program Adult Treatment

Panel III (NCEP-ATP III) kriteria sindroma metabolik adalah apabila terdapat

minimal 3 dari kelainan-kelainan berikut ini pada seseorang. Kelainan-kelainan

tersebut adalah terdapat Obesitas Perut (Sentral) yang ditandai dengan ukuran

lingkar perut pada wanita ≥ 80 cm dan pada pria ≥ 90 cm. Kelainan kadar lipid

atau lemak (dislipidemia) meliputi Trigliserida > 150 mg/dl, HDL (high density

lipoprotein) pada wanita < 50 mg/dl atau HDL pria < 40 mg/dl. Peningkatan

tekanan darah (hipertensi), dimana apabila tekanan darah > 130/85 mmHg.

Meningkatnya kadar Gula Darah Puasa > 110 mg/dl. Di samping itu, peningkatan

kadar asam urat (hiperurikemia) juga berperan dalam timbulnya Sindroma

Metabolik.8

Peningkatan Prevalensi penyakit degeneratif seperti penyakit

kardiovaskuler dan diabetes merupakan dampak dari sindroma metabolik.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2007) di Indonesia menunjukan peningkatan

prevalensi penyakit jantung sebesar 7,2%, hipertensi 31,7%, sedangkan Diabetes

Mellitus (DM) 5,7%, obesitas 19,1% dan obesitas sentral 18,8%.9

Peningkatan prevalensi obesitas viseral dapat mengakibat terjadinya

penyakit degeneratif. Obesitas viseral berkaitan dengan peningkatan sindroma

metabolik. Oleh karena itu, peningkatan prevalensi penderita sindroma metabolik

seiring dengan terjadinya peningkatan prevalensi obesitas. Hal ini terjadi apabila

timbunan lemak dalam perut yang dikenal obesitas sentral atau obesitas viseral.

Diantara klasifikasi indeks massa tubuh, yang dilihat sebagai masalah

oleh Badan Kesehatan Dunia/WHO (2010) adalah mengenai berat badan berlebih

Page 17: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

(overweight) dan obesitas. Sekitar 65% penduduk berdomisili di kota yang

memiliki berat badan berlebih dan obesitas.10

Prevalensi obesitas di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data

Riskesdas tahun 2010 prevalensi berat badan berlebih dan obesitas pada orang

dewasa di Indonesia mencapai 21,7%, Prevalensi obesitas pun lebih tinggi di

daerah perkotaan dibanding dengan pedesaan, dan lebih tinggi pada kelompok

masyarakat bependidikan lebih tinggi serta bekerja sebagai PNS/TNI/Polri/

Pegawai. Sedang berdasarkan jenis kelamin, prevalensi obesitas pada perempuan

lebih tinggi (26,9%) dibanding laki-laki (16,3%). semakin tinggi tingkat

pengeluran rumah tangga per kapita pun mempunyai kecenderungan semakin

tinggi prevalensi obesitas.11

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan prevalensi

obesitas sentral sebanyak 18,8% dari 19,1% prevalensi obesitas secara umum.12

Di

Indonesia serta beberapa Negara lain masalah ini adalah masalah kesehatan

masyarakat yang utama. Prevalensi obesitas terbanyak berkisar antara 6 sampai

dengan 15% tetapi angka-angka ekstrim rendah seperti di Ungaran, Jawa Tengah

1,8%; Lembah Balim Pegunungan Jaya Wijaya, Irian Jaya 0,6%; dan Talang

Sumatera Barat 17,8%.13

Data dari Balai Laboratorium Provinsi Sumatera Barat dalam buku

induk rekaman teknis kimia klinik bahwa pada tanggal 6 Juni 2013 jumlah orang

yang bekunjung di Balai Laboratorium Provinsi Sumatera Barat adalah 11 orang.

Dari 11 orang tersebut yang memeriksaakan kadar kolesterol lengkap dan gula

darah puasa sebanyak 6 orang.

Page 18: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Peningkatan prevalensi obesitas akan meningkatkan prevalensi

Sindroma metabolik. Obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada

energi yang dikeluarkan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi

makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang

rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik (sedentary life style). Jika hal

ini dibiarkan, energi yang tidak dipakai oleh tubuh akan disimpan dalam bentuk

lemak.14

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian

tentang “Hubungan Karakteristik dan Total Energi dengan Kejadian

Sindroma Metabolik pada Orang Dewasa Di Balai Laboratorium Kesehatan

Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014”

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan karakteristik dan total energi dengan kejadian

sindroma metabolik pada orang dewasa di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan karakteristik dan total energi dengan

kejadian sindroma metabolik pada orang dewasa di Balai Laboratorium Kesehatan

Provinsi Sumatera Barat tahun 2014.

Page 19: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian sindroma

metabolik di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun

2014.

b. Diketahuinya distribusi frekuensi usia responden di Balai Laboratorium

Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2014.

c. Diketahuinya distribusi frekuensi jenis kelamin responden di Balai

Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2014.

d. Diketahuinya distribusi frekuensi pekerjaan responden di Balai Laboratorium

Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2014.

e. Diketahuinya distribusi frekuensi total energi responden di Balai

Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2014.

f. Diketahuinya hubungan usia dengan kejadian sindroma metabolik pada

responden di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun

2014.

g. Diketahuinya hubungan jenis kelamin dengan kejadian sindroma metabolik

pada responden di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

tahun 2014.

h. Diketahuinya hubungan pekerjaan dengan kejadian sindroma metabolik pada

responden di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun

2014.

Page 20: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

i. Diketahuinya hubungan total energi dengan kejadian sindroma metabolik pada

responden di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun

2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman serta dapat

mengembangkan kemampuan di bidang penelitian gizi klinik khususnya sindroma

metabolik. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh penulis selama

mengikuti pendidikan di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang.

2. Bagi Responden

Sebagai masukan bagi penderita sindroma metabolik mengenai hal-hal

apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya sindroma metabolik dan dapat

mencegah terjadinya penyakit degeneratif.

3. Bagi Institusi

Dapat menambah informasi Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

sindroma metabolik pada orang dewasa.

E. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang dan teori-teori yang mendukung penelitian

ini, maka ruang lingkup penelitian yaitu: usia, jenis kelamin, pekerjaan dan total

energi dengan kejadian sindroma metabolik pada orang dewasa yang dilakukan di

Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2014.

Page 21: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Pengertian Sindroma Metabolik

Sindrom metabolik adalah kelompok berbagai komponen faktor risiko

yang terdiri dari obesitas sentral, dislipidemia (meningkatnya trigliserida dan

menurunnya kolesterol HDL), hipertensi dan gangguan toleransi glukosa yang

ditandai dengan meningkatnya glukosa darah puasa. Disfungsi metabolik ini dapat

menimbulkan konsekuensi klinik yang serius berupa penyakit kardiovaskuler,

diabetes mellitus tipe 2, sindrom ovarium polikistik dan perlemakan hati non-

alkoholik.15

Sindroma metabolik adalah keadaan yang meningkatkan risiko penyakit

diabetes, jantung dan stroke. Sindrom metabolik sebenarnya hanya suatu cara

pengelompokkan orang yang berisiko tinggi terkena penyakit jantung. Sindrom

metabolik juga dikenal sebagai X sindrom metabolik, sindrom X, sindrom

resistensi insulin, sindrom Reaven, dan CHAOS (Australia). Istilah sindroma

metabolik ditemukan di akhir abad 1950, tetapi digunakan secara umum pada

akhir abad 1970 untuk menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan faktor

risiko diabetes yang telah ditemukan di abad 1920.16

Sindroma metabolik adalah kumpulan berbagai gangguan metabolisme

yang menyebabkan konsentrasi gula darah meningkat, gangguan metabolisme

lemak, peradangan pembuluh darah kronis, kerusakan pembuluh darah, tekanan

darah meningkat, dan disamping itu terjadinya peningkatan asam urat.17

Page 22: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Dapat disimpulkan bahwa sindroma metabolik adalah kumpulan gejala

dari gangguan metabolisme yang akibatkan terjadinya peningkatan kadar glukosa

darah, perubahan kadar lipid darah dan tekanan darah meningkat serta besarnya

lingkar perut/pinggang, jika hal ini dibiarkan maka akan mengakibatkan

peningkatan penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, jantung, stoke, PJK,

Hipertensi dan penyakit konplikasi.

2. Etiologi Sindroma Metabolik

Etiologi Sindrom Metabolik sampai sekarang belum diketahui secara

pasti. Suatu hipotesis menyatakan bahwa penyebab primer dari sindrom metabolik

adalah resistensi insulin. Resistensi insulin mempunyai korelasi dengan timbunan

lemak viseral yang dapat ditentukan dengan pengukuran lingkar pinggang atau

waist to hip ratio. Hubungan antara resistensi insulin dan penyakit kardiovaskular

diduga dimediasi oleh terjadinya stres oksidatif yang menimbulkan disfungsi

endotel yang akan menyebabkan kerusakan vaskular dan pembentukan

atheroma.16

Hipotesis lain menyatakan bahwa terjadi perubahan hormonal yang

mendasari terjadinya obesitas abdominal. Suatu studi membuktikan bahwa pada

individu yang mengalami peningkatan kadar kortisol didalam serum (yang

disebabkan oleh stres kronik) mengalami obesitas abdominal, resistensi insulin,

dan dislipidemia. Para peneliti juga mendapatkan bahwa ketidakseimbangan aksis

hipotalamus-hipofisis-adrenal yang terjadi akibat stres akan menyebabkan

terbentuknya hubungan antara gangguan psikososial dan infark miokard pemula.16

Page 23: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

3. Patofisiologi Sindroma Metabolik

a. Obesitas Sentral

Obesitas sentral atau obesitas viseral terjadi akibat kurangnya aktifitas

fisik dan perubahan pola makan. Peningkatan jumlah lemak yang disimpan dalam

rongga perut. Besar lingkar pinggang berkaitan erat dengan kemungkinan

menderita penyakit diabetes melitus tipe 2 dan penyakit komplikasi dari sindroma

metabolisme (hipertensi, kolesterol tinggi, serangan jantung, stroke, kerusakan

hati dan ginjal).18

Berat badan adalah hasil olahan dari jenis makanan yang dimakan

dengan kegiatan atau aktifitas yang dilakukan. Makan dengan sedikit karbohidrat,

banyak protein, lemak dan manis-manis, tanpa diimbangi dengan aktif

berolahraga atau berkegiatan lain, maka akan terjadi surplus kalori yang diubah

menjadi lemak tubuh dan akan mengakibatkan kegemukan.19

1. Cara Mengukur Obesitas sentral

Cara mengukur lingkar pinggang (waist circumference) adalah

mengukur panjang lingkar daerah antara batas bawah tulang rusuk (arkus kosta)

dengan puncak iliaka melewati secara horizontal umbilikus/pusar. Diukur dengan

pita meteran non elastis/meterline, pita pengukur menyentuh, tetapi tidak

menekan kulit dengan tingkat ketelitian 0,1 cm.20

Lemieux (2000) dalam Fasli Jalal, dkk, menggunakan lingkar pinggang

dan kadar trigliserida untuk mendeteksi sindroma metabolik, menemukan lingkar

pingang ≥ 90 cm dikombinasikan dengan kadar trigliserida plasma puasa >150

Page 24: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

mg/dl dapat mendeteksi penderita sindroma metablik sebanyak 80% dari 185 pria

subjek penelitian. Hal ini membuktikan bahwa pemeriksaan lingkar pinggang

dapat digunakan sebagai pemeriksaan uji saring yang mudah, murah dan berguna

untuk mendeteksi sindroma metabolik.21

2. Kriteria Obesitas Sentral

Kriteria obesitas sentral dari pengukuran lingkar pinggang, jika lingkar

pinggang ≥ 90 cm untuk pria, dan ≥ 80 cm cm untuk wanita. Lingkar pinggang

dikatakan sebagai indeks yang berguna untuk menentukan obesitas sentral dan

komplikasi metabolik yang terkait.8

b. Dislipidemia Aterogenik

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan

peningkatan maupun penurunan kadar lemak dalam darah. Lemak yang utama

adalah kenaikan kadar kolesterol total, LDL, trigliserida serta penurunan HDL.

Asupan lemak berhubungan dengan kegemukan, yang menyangkut faktor resiko

utama penyakit degeneratif yaitu penyakit jantung koroner.19

Kadar trigliserida meningkat dan kadar kolesterol HDL rendah.

Triasilgliserol atau trigliserida merupakan bentuk asam lemak cadangan utama

dan merupakan ester dari alkohol gliserol dengan asam lemak. Lemak disimpan

didalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim

lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam

lemak serta melepaskannya ke dalam pembuluh darah.22

Kurnia (2008) dalam

Widdy Bodhy, Aaltje E. Manampiring mengatakan bahwa HDL atau α-lipoprotein

Page 25: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

membantu menghilangkan timbunan lemak dalam pembuluh darah. Semakin

banyak kadar HDL dalam darah, semakin baik untuk jantung. Kadar kolesterol

HDL yang rendah dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung hingga

stroke.23

Pada penelitian Aggoun (2007) dalam Nurrahman, juga menyatakan

bahwa pada obesitas di Korea banyak ditemukan konsentrasi tinggi dari total

kolesterol, kolesterol LDL, trigliserida dan konsentrasi rendah dari kolesterol

HDL dalam plasma darah. Serta berhubungan dengan terjadinya mikro-

albuminuria dan insulin resisten atau meningkatnya level glukosa darah.24

c. Tekanan Darah Meningkat

Tekanan darah adalah tekanan yang membantu aliran darah ke

pembuluh darah. Tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah di

arteri terlalu tinggi. Tekanan darah tinggi akan merusak pembuluh darah. Jika

tekanan darah tinggi berlangsung dalam jangka waktu yang lama, pembuluh darah

akan menebal dan akan menjadi kurang fleksibel. Hal ini disebut dengan

arterosklerosis dan dapat mempengaruhi arteri yang memberikan darah ke

jantung. Menurut penelitian, orang yang kegemukan memiliki resiko yang lebih

tinggi untuk hipertensi.23

Membandingkan tekanan darah antara orang obesitas dan tidak

obesitas, didapatkan tekanan darah sistol dan diastol pada orang obesitas lebih

tinggi dibanding tidak obesitas. Menurut N.V.P. Katier, dkk. (2008) dalam

Nurhaedar menyatakan bahwa yang mengalami obesitas terdapat pembesaran

Page 26: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

pada dinding ventrikuler sebelah kiri (dinding posterior, septum dan indeks massa

ventricular kiri) dan abnormalitas pada pengisian diastol.25

Pada penelitian M.M. Atabek, dkk. (2007) dalam Nurrahman juga

mendapatkan total kolesterol, trigliserida, kolesterol LDL dan carotid artery IMT

(tanda awal artherosklerosis) pada orang obesitas lebih tinggi dibanding tidak

obesitas.24

d. Resistensi insulin

Resistensi insulin adalah keadaan dimana terjadi gangguan respon

metabolik terhadap kerja insulin, akibatnya dibutuhkan kadar insulin lebih banyak

untuk mempertahankan keadaan normoglikemi. Pembesaran depot lemak visceral

yang aktif secara lipolitik akan meningkatkan keluaran asam lemak bebas ke

sirkulasi porta, akan menurunkan pengikatan dan ekstraksi insulin di hati sehingga

menyebabkan hiperinsulin sistemik.26

Resistensi insulin adalah suatu keadaan dimana glukosa yang

distimulasi oleh insulin diberbagai jaringan seperti liver, jaringan lemak, otot

skeletal berkurang (tidak dapat mengunakan insulin secara efisien) sehingga

mengakibatkan kadar glokosa dalam darah meningkat.22

Menurut Merentek

(2006) dalam Widdy Bodhy, Aaltje E. Manampiring mengatakan bahwa kadar

glukosa yang tinggi dalam waktu lama dapat menyebabkan disfungsi endotel dan

akhirnya dapat mempercepat proses aterosklerotik. Untuk kadar insulin yang lebih

banyak daripada normal untuk mempertahankan keadaan nermoglokemia.23

Page 27: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Lemak viseral secara metabolik lebih aktif daripada lemak perifer.

Penumpukan sel lemak akan meningkatkan asam lemak bebas/NEFA

(nonesterified fatty acid) dari hasil lipolisis, yang akan menurunkan sensitifitas

terhadap insulin. Peningkatan NEFA ini di liver akan meningkatkan

gluconeogenesis, meningkatkan produksi glukosa dan menurunkan ekstraksi

insulin, sehingga terjadi hiperinsulinemia. Di otot akan menurunkan pemakaian

glukosa dan di sel α pankreas akan menurunkan sekresi insulin.27

Resistensi insulin dan hiperinsulinema ini pada gilirannya akan

menyebabkan perubahan metabolik, sehingga timbul hipertensi, dislipidemia,

peningkatan respon inflamasi dan koagulasi, melalui mekanisme yang kompleks,

diantaranya mekanisme disfungsi endotel dan oksidatif stres. Resistensi insulin

semakin lama semakin berat dan sekresi insulin akhirnya menurun, sehingga

terjadi hiperglikemia dan manifestasi DM type 2.27

4. Kriteria Sindroma Metabolik

Kriteria diagnosis sindroma metabolik WHO lebih menekankan adanya

toleransi glukosa dan resistensi insulin, oleh karena itu sulit diterapkan di praktek

sehari-hari. Selain itu pemeriksaan mikro-albuminuria bukan merupakan

pemeriksaan rutin di klinik.

Page 28: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Tabel 1.

Kriteria sindroma metabolik menurut WHO tahun 1998

Toleransi glukosa terganggu atau diabetes mellitus dan atau resistensi insulin

dengan dua atau lebih keadaan berikut :

Tekanan darah meningkat ≥ 160/9 0mmHg

Trigliserid plasma meningkat atau

Kolesterol high-density lipoprotein rendah

Pria

Wanita

≥ 150 mg/dl

< 35 mg/dl

< 39 mg/dl

Obesitas sentral

Pria

Wanita

Atau indeks massa tubuh

> 90 cm

> 85 cm

> 30 kg/m2

Mikroalbuminaria rerata eksresi albumin

urin

Ratio albumin : kreatinin

> 20 µg/menit, atau

≥ 30 mg/gr

World Health Organization, Geneva 1999.28

Pada tahun 2001 NCEP ATP III membuat suatu kriteria yang lebih

mudah digunakan di klinik. Kriteria diagnosis NCEP ATP III menggunakan

parameter yang lebih mudah untuk diperiksa dan diterapkan oleh para klinisi

sehingga dapat dengan mudah mendeteksi sindroma metabolik (tabel 2).

Tabel 2.

Kriteria sindroma metabolik menurut NCEP ATP III tahun 2001

Diagnosis sindroma metabolik ditegakkan bila didapatkan tiga atau lebih faktor

risiko tersebut dibawah ini :

Obesitas abdominal (lingkar pinggang)

Pria

Wanita

> 102 cm

> 88 cm

Trigliserid ≥ 150 mg/dl

Kolesterol high-density lipoprotein

Pria

Wanita

< 40 mg/dl

< 50 mg/dl

Tekanan darah ≥ 130/85 mmHg

Glukosa plasma puasa ≥ 110 mg/dl

JAMA 2001; 285: 2486-249.8

Page 29: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Kriteria diagnosis NCEP ATP III adalah perbedaan nilai “normal”

lingkar pinggang antara berbagai jenis etnis. Untuk orang Asia dewasa batasan

ukuran lingkar pinggang “normal” lebih kecil dibandingkan dengan orang

Kaukasia atau Eropa, oleh karena itu pada tahun 2000 WHO mengusulkan lingkar

pinggang untuk orang Asia > 90 cm untuk pria dan untuk wanita > 80 cm sebagai

batas ukuran obesitas sentral. Sejak tahun 2003 di klinik kami untuk mendiagnosis

sindroma metabolik telah menggunakan kriteria NCEP ATP III yang dimodifikasi

dengan mengganti batasan lingkar pinggang obesitas sentral dengan kriteria baru

yang sesuai untuk orang Asia.

Tabel 3.

Kriteria sindroma metabolik NCEP ATP III 2001 dengan modifikasi

(Makassar 2002). Diagnosis sindroma metabolik ditegakkan bila didapatkan

sama dengan atau lebih dari 3 faktor risiko berikut:

Faktor risiko Batasan

Obesitas abdominal

Pria

Wanita

(obesitas sentral = Lingkar pinggang)

≥ 90 cm

≥ 80 cm

Hipertrigliserid ≥ 150 mg/dl

Kolesterol – HDL

Pria

Wanita

< 40 mg/dl

< 50 mg/dl

Tekanan Darah ≥ 130/ ≥ 85 mmHg

Glukosa Plasma Puasa ≥ 110 mg/dl

5. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Sindroma Metabolik

a. Total Energi

Metabolisme energi berperan penting dalam pengaturan berat badan dan

patogenesis obesitas. Komponen Terbesar pengeluaran energi adalah Resting

Energi Expenditure (REE) yang diperlukan untuk mempertahankan homeostatis

tubuh, sedangkan aktivitas fisik merupakan kunci utama keseimbangan energi.21

Page 30: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Kebutuhan energi total orang dewasa diperlukan untuk metabolisme

basal dan aktifitas fisik. Kebutuhan energi seseorang adalah konsumsi energi dari

makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluran energi seseorang bila

mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan aktifitas yang sesuai dengan

kesehatan jangka panjang dan yang memungkinkan pemeliharaan aktifitas fisik

yang dibutuhkan.29

Pada penelitian Amalya Sari menyatakan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara asupan energi dengan kejadian obesitas. kejadian obesitas sentral

ternyata persentasinya lebih banyak terjadi pada responden yang memiliki asupan

lebih (87,5%) dibandingkan dengan responden yang memiliki asupan energi

cukup (27,8%). 30

Asupan energi yang berlebih dibanding energi yang keluar akan

menyebabkan kenaikan berat badan dan akhirnya timbul kegemukan. Ada

hubungan positif antara asupan energi total dengan penyakit degeneratif. Laki-laki

yang mempunyai asupan lebih setiap kilogram berat badan akan mengalami

sindroma metabolik dan akan berujung pada penyakit degeneratif bila tidak

diatasi.31

Pada penelitian Fasli Jalal, dkk. (2007) di Padang Pariaman

menemukan 22,8% responden ternyata menderita Sindroma Metabolik, dengan

asupan energi tinggi, karbohidrat tinggi, serat rendah, kolesterol tinggi dan asupan

omega 3 rendah. 87,5% responden wanita dan 12,5% pria memiliki lingkar

pinggang besar dari normal. Ditemukan korelasi positif antara lingkar pinggang

Page 31: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

dengan kadar trigliserida, kadar glukosa plasma dan tekanan darah, namun tidak

untuk kadar HDL-kolesterol.21

1. Karbohidrat

Karbohidrat terdapat dalam beras, jagung, gandum, kentang, ubi-ubian,

dan hasil olahan lainnya. Setiap satu gram karbohidrat dapat menghasilkan energi

sekitar 4 kilokalori. Konversikan 1 kalori = 4,2 joule, maka 1 gram karbohidrat

menghasilkan energi sebesar 16,8 kilojoule.

Karbohidrat berguna sebagai sumber energi utama. Asupan karbohidrat

yang berlebih, tidak akan langsung digunakan oleh tubuh sehingga disimpan

dalam bentuk glikogen (satu rangkaian panjang molekul-molekul glukosa yang

dihubungkan menjadi satu). Hati dan otot merupakan tempat penyimpanan

glikogen. Glikogen yang dapat diakses otak yaitu glikogen yang disimpan dalam

hati. Tetapi, kapasitas hati untuk menyimpan karbohidrat mudah habis dalam

waktu sepuluh hingga 12 jam. Sehingga untuk mempertahankan cadangan

glikogen dalam hati, membutuhkan asupan sumber karbohidrat.

Bila asupan karbohidrat berlebih sedangkan kapasitas hati dan otot

dalam menyimpan glikogen terbatas, maka karbohidrat akan disimpan dalam

bentuk lemak dan akan disimpan dalam jaringan lemak. Asupan karbohidrat yang

tinggi akan memicu peningkatan glukosa darah. Untuk menyesuaikan kondisi ini,

pankreas mengeluarkan hormon insulin ke dalam aliran darah untuk menurunkan

kadar glukosa darah. insulin merupakan hormon penyimpan yang memiliki fungsi

menyimpan kelebihan karbohidrat dalam bentuk lemak untuk membuat cadangan

energi. Oleh karena itu, insulin yang dirangsang oleh karbohidrat akan mendorong

Page 32: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

akumulasi lemak tubuh. Selain mendorong akumulasi lemak tubuh, insulin juga

berfungsi untuk tidak mengeluarkan lemak yang tersimpan. Kondisi seperti ini

tentu akan membuat seseorang dengan asupan tinggi karbohidrat akan mengalami

peningkatan berat badan dan sulit untuk menurunkan berat badan.31

2. Protein

Sumber protein dapat berasal dari hewan dan disebut protein hewani,

contohnya daging sapi, ayam, susu, ikan, telur dan keju. Sumber protein yang

berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Contohnya adalah kedelai, kacang

tanah, dan kacang hijau dan hasil oalahn lainnya. Sama seperti karbohidrat, setiap

1 gram protein dapat menghasilkan energi sebesar 17 kilojoule.

Protein merupakan zat gizi yang penting karena berkaitan erat

hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Protein berfungsi dalam

pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan dan menggantikan sel-sel yang mati.

Protein merupakan suatu zat gizi yang penting bagi tubuh karena disamping

berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh protein juga berfungsi sebagai zat

pembangun dan mengatur.32

Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang

tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan kegemukan.

Dalam keadaan berlebih, protein akan mengalami deaminasi. Nitrogen dikelurkan

dari tubuh dan sisa-sisa ikatan karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan

didalam tubuh.33

3. Lemak

Sumber lemak dapat berasal dari lemak hewani, misalnya lemak daging,

mentega, susu, ikan segar, telur dan minyak ikan. Sumber lemak nabati, misalnya

Page 33: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, kacang-kacangan, dan alpukat. Lemak

disimpan dalam jaringan bawah kulit. Setiap satu gram lemak dapat menghasilkan

energi sekitar 9 kilokalori atau 38 kilojoule.

Lemak merupakan komponen struktural dari semua sel-sel tubuh, yang

dibutuhkan oleh ratusan bahkan ribuan fungsi fisiologis tubuh. Lemak terdiri dari

trigliserida, fosfolipid dan sterol yang masing-masing mempunyai fungsi khusus

bagi kesehatan manusia. Sebagian besar (99%) lemak tubuh adalah trigliserida.

Trigliserida terdiri dari gliserol dan asam-asam lemak. Disamping menyuplai

energi, lemak terutama trigliserida, berfungsi menyediakan cadangan energi

tubuh, isolator, pelindung organ dan menyediakan asam-asam lemak esensial.

Selain itu juga berfungsi penting dalam metabolisme zat gizi, terutama

penyerapan karoteniod, vitamin A, D, E dan K.14

b. Aktifitas Fisik

Aktifitas fisik mempengaruhi akan energi. Semakin tinggi aktifitas

fisik, semakin tinggi pula jumlah energi yang dibutuhkan. Energi yang di

butuhkan untuk aktifitas fisik merupakan energi yang diperoleh untuk pekerjaan

otot, jantung dan pernafasan. Aktifitas fisik yang berat akan berakibat banyaknya

energi yang dekeluarkan begitu juga sebaliknya bila aktifitas fisik ringan

akanmengelurakan energi lebih sedikit sehingga energi yang berlebih disimpan

dalam tubuh dalam bentuk lemak.21

c. Usia

Pertambahan umur akan mengakibatkan bertambahnya kejadian

Sindroma Metabolik. Risiko absolut meningkat pada usia 65 tahun dibandingkan

usia 35 tahun, tetapi dengan meningkatnya kadar kolesterol, risiko relatif

Page 34: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

meningkat perlahan pada usia 34 tahun dibandingkan usia 65 tahun. Berat badan,

Indeks Massa Tubuh (IMT) dan tebal lemak trisep menurun secara linear dengan

meningkatnya umur dari 30 ke 40 tahun dan seterusnya.31

Risiko penyakit jantung secara bermakna lebih tinggi pada laki-laki

dibandingkan wanita sampai usia 75 tahun. Risiko ini tiga kali lebih besar pada

laki-laki dibanding wanita, paling tidak hingga setelah menopouse.31

d. Jenis kelamin

Persentase kelebihan berat badan sering terjadi pada wanita dari pada

pria, sebab wanita mempunyai lebih banyak sel lemak dari pada laki-laki per

kilogram berat badan. Kelebihan lemak tubuh ini dibutuhkan untuk fungsi

reproduksi, dimana pada saat kekurangan makan, wanita dapat menjaga

reproduksinya dengan menggunakan cadangan lemak yang ada.18

Pada penelitian Fasli Jalal, dkk. (2007) di Padang Pariaman didapatkan

sebanyak 21 orang (22,8%) dari responden ternyata menderita sindroma

metabolik. Frekuensi ini sebagian besar terjadi pada perempuan dengan jumlah 20

dari 76 orang perempuan (26,8%), sedangkan pada laki-laki hanya ditemukan 1

orang dari 16 orang laki-laki (6,3%).21

e. Genetik

Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab

genetik. Anggota keluarga tidak hanya menurunkan gen, tetapi juga makanan dan

kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit

untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru

menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33%

Page 35: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

terhadap berat badan seseorang. Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola

genetiknya, tetapi dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.31

Hasil penelitian di Amerika Serikat menunjukan prevalensi sindroma

metabolik pada penduduk dewasa sekitar 21,8%. Prevalensi sindroma metabolik

meningkat dengan bertambahnya usia sekitar 10% pada penduduk usia 20 tahun

dan mencapai pada usia 60 tahun.34

Tingginya penyakit jantung pada individu yang mempunyai riwayat

keluarga penyakit jantung lebih berkaitan rentan genetik kearah tekanan darah

tinggi, hiperkolesterolemia, diabetes melitus dan obesitas.31

f. Pekerjaan

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau

punya pekerjaan tapi sementara tidak bekerja dan mengganggur. Sementara yang

dimaksud dengan bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang

dengan maksud untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan.35

Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu, terutama

diperkotaan menyebabkan perubahan dalam gaya hidup dalam pola makan. Pola

makan tradisional yang tinggi karbohidrat, tinggi serat kasar dan rendah lemak

berubah ke pola makan baru yang tinggi karbohidrat, tinggi lemak dan rendah

serat kasar. Sehingga menggeser mutu makanan kearah tidak seimbang.

Akibatnya banyak masyarakat Indonesia terutama yang tinggal diperkotaan

menderita penyakit degeneratif.31

Page 36: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

penelitian yang dilakuakan oleh wang et al (2012) ditemukan bahwa

karyawan kantor dan kader memiliki resiko yang tinggi terkena obesitas sentaral

dibandingkan pekerja lapangan atau buruh. Penelitian Arambepola (2006) yang

menemukan bahwa obesitas sentral 33% lebih banyak pada laki-laki yang

memiliki pekerjaan sedentarian (profesor, manager, tata usaha) dan hanya 6%

pada mereka yang memiliki pekerjaan aktif tinggi (petani, nelayan, tukang

kayu).36

g. Merokok

Orang yang dikatakan merokok adalah orang yang telah merokok lebih

dari 20 bungkus pertahun atau satu batang per hari selama satu tahun dan masih

merokok sampai 1 bualn terakhir.35

Karena efek dari merokok terjadi pada masa

yang akan datang.37

Merokok adalah salah satu faktor risiko utama penyakit PJK dan

penyakit makrovaskuler lainnya. Risiko PJK dua sampai empat kali lebih tinggi

pada laki-laki dan perempuan perokok berat (yang merokok 20 atau 20 lebih per

hari), dibandingkan yang tidak merokok. Rokok dapat menjadi suatu risiko

penting hanya pada kelompok masyarakat yang mempunyai konsentrasi plasma

kolesterol tinggi.31

Wanita yang telah menopouse lebih rentan terkena penyakit PJK karena

berada pada keadaan defisien esterogen. Efek perubahan diet dan gaya hidup

menemukan bahwa mengurangi rokok, memperbaiki diet dan meningkatkan

menggunaan hormon post menopouse dapat menurunkan resiko timbulnya

penyakit jantung koroner pada wanita. Namun, peningkatan kejadian obesitas

Page 37: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

pada wanita mengakibatkan lambatnya penurunan kejadian PJK. Perokok

cenderung mempunyai kadar HDL kolesterol lebih Rendah.31

Perokok memiliki resiko penyakit arteri yang lebih tinggi dibandingkan

yang bukan perokok, hal ini terjadi karena perokok bisa merusak integritas

dinding arteri, perubahan koagulasi darah dan perubahan pada plasma lipid dan

konsentrasi lipoprotein. Kolesterol HDL rata-rata meningkat 6,8 mg/dl diantara

perokok yang sudah berhenti dan turun 6,39 mg/dl diantara pemula. Dari

penelitian yang dilakukan terhadap suatu kelompok di kalifornia menunjukan

kebiasaan merokok bisa berkaitan dengan terjadinya penurunan secara

independent dan signifikan terhadap kadar kolesterol HDL.16

6. FFQ (food frequency Questionnaire)

Menurut Cameron dan Staveren dalam Herviani (2004) FFQ (food

frequency Questionnaire) merupakan metode/cara food frekuensi biasanya

kualitatif dan menggambarkan frekuensi konsumsi per hari, minggu atau bulan.

Metode food frekuensi yang telah dimodifikasi dengan memperkirakan atau

estimasi URT dalam gram dan cara memasak dapat dikatakan dengan metode

yang kuantitatif (FFQ semi kuantitatif).38

Pada FFQ semi kuantitatif skor zat gizi yang terdapat disetiap subyek

dihitung dengan cara mengalikan frekuensi relatif setiap jenis makanan yang

dikonsumsi yang diperoleh dari data komposisi makanan yang tepat.38

Page 38: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

B. Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep

Kejadian

Sindroma

Metabolik

Total energi

Kejadian

Sindroma

Metabolik

Total energi

Merokok

Karakteristik

- Jenis kelamin

- Usia

- Pendidikan

- Pekerjaan

Aktifitas fisik

Tingkat ekonomi

Genetik

Pekerjaan

Jenis kelamin

Usia

Page 39: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

D. Hipotesis

1. Ada hubungan usia dengan kejadian sindrom metabolik

2. Ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian sindrom metabolik

3. Ada hubungan pekerjaan dengan kejadian sindrom metabolik

4. Ada hubungan total energi dengan kejadian sindrom metabolik

E. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Sindroma

metabolik

Sesorang yang

memiliki 3 kriteria

atau lebih dari 5

kriteria, sebagai

berikut :

a. Lingkar

pinggang:

Wanita ≥ 80 cm

Pria ≥ 90 cm

b. Kadar trigliserida

darah : ≥150

mg/dl

c. Kadar kolesterol

HDL :

Wanita<50 mg/dl

Pria < 40 mg/dl

d. Tekanan darah :

sistolik ≥ 130

mmHg, diastolik

≥ 85 mmHg

e. Kadar glukosa

darah puasa ≥

110 mg/dl

Lingkar perut :

di antara tulang

panggul bagian

atas dan tulang

rusuk bagian

bawah

Kadar

trigliserida,

HDL dan gula

darah puasa :

Lihat data hasil

pengukuran

labor

Tekanan darah :

dilakukan oleh

perawat

Lingkar

perut : Pita

meteran

tekanan

darah :

tensi meter

Kadar

trigliserida

,

penurunan

HDL dan

gula darah

puasa :

data hasil

pengukura

n labor

Spigmo

meter

Sindroma

metabolik :

jika

seseorang

memiliki ≥

3 kriteria

Tidak

Sindroma

metabolik :

jika

seseorang

memiliki <

3 kriteria8

Ordinal

2. Usia Lamanya hidup yang

dihitung dari tanggal

lahir sampai ulang

tahun terakhir

Wawancara Format

identitas

30-49 tahun

50-60

tahun39

Nominal

Page 40: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

3. Jenis

Kelamin

Identitas responden

yang dapat

digunakan untuk

membedakan pria

dan wanita

Observasi Format

identitas

Laki – laki

Perempuan

Nominal

4. Pekerjaan Suatu kegiatan yang

dilakukan sesorang

untuk mendapatkan

hasil

Wawancara Format

identitas

Bekerja

Tidak

Bekerja

Nominal

5. Total

Energi

Rata-rata asupan

kalori perhari dari

kalori karbohidrat,

protein dan lemak

Wawancara FFQ Semi

Kuantitatif

Lebih > 100

% AKG

Cukup ≤

100%

AKG40

Ordinal

Page 41: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain penelitian

crossectional study, yaitu seluruh variabel yang diukur pada saat yang bersamaan

pada waktu penelitian berlangsung.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat tahun 2014. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013

sampai Juli 2014. Pengambilan sampel dilakukan dari bulan Mei sampel Juni

2014.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah orang dewasa yang berusia 30 - 60 tahun yang

memeriksakan kesehatan di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera

Barat. Pembatasan usia ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang

menunjukkan gangguan metabolik terjadi dimulai dari usia 30 - 60 tahun keatas

cenderung untuk mengalami sindroma metabolik.

Page 42: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

2. Sampel

a. Besar sampel

Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus estimasi proporsi

dengan populasi finit :

𝑛 = 𝑍21−∝/2 𝑥 𝑃 1 − 𝑃 𝑁

𝑑2 𝑁 − 1 + 𝑍21−∝/2 𝑥 𝑃 1 − 𝑃

n = besar sampel

N = jumlah populasi (975)

d = presisi/derajat akurasi yang diinginkan (0,1)

Z1 - ∝/2 = nilai kurva normal pada CI (Confidence Internal) (95%)

P = Proporsi suatu kejadian untuk terjadi (32%)

1 – P = Proporsi suatu kejadian untuk tidak terjadi

Jumlah sampel yang diperoleh dari perhitungan besar sampel adalah

51,44 orang dan penambahan 10% menjadi 56 orang sampel dengan populasi

yang memenuhi semua kriteria sampel.

b. Cara pengambilan sampel

Pengambilan sampel di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling

dengan kriteria sampel sebagai berikut.

1. Usia 30 - 60 tahun

2. Berdomisili di Padang

Page 43: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

3. Bersedia menjadi sampel

4. Melakukan pemeriksaan labor (kadar trigliserida, HDL dan kadar gula

darah puasa)

5. Belum terdiagnosis penyakit jantung dan diabetes mellitus

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data primer dalam penelitian ini meliputi :

a. Data primer

Data primer dalam penelitian ini meliputi :

1. Data lingkar pinggang/perut diperoleh dengan cara melakukan pengukuran

dengan pita meteran.

2. Data pekerjaan dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan format

identitas.

3. Data total energi dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan

kuesioner FFQ semi kuantitatif.

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan bantuan 3 orang

mahasiswa jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang secara langsung. Waktu

yang dibutuhkan dalam pengumpulan data ini selama 2 minggu. Selama seminggu

pengumpulan data ini dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat, kemudian minggu berikutnya pengumpulan data dilakukan

dirumah responden atau ditempat kerja responden.

Page 44: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

b. Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini meliputi :

1. Data trigliserida, HDL dan gula darah puasa diporoleh dengan cara melihat

data sekunder yang didapatkan dari buku pelaporan Balai Laboratorium

Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Waktu pengambilan data ini dilakukan

setelah seminggu berjalannya penelitian.

2. Data tekanan darah diperoleh dengan cara pengukuran menggunakan alat

Spigmo meter yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan perawat.

3. Data nama, jenis kelamin, usia responden diperoleh dengan cara melihat data

sekunder yang didapatkan dari buku pendaftaran responden yang

memeriksakan darah di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera

Barat.

E. Cara pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Pengolahan data yang telah diperoleh dilakukan secara komputerisasi

dengan menggunakan program software pengolahan data. Adapun tahap-tahap

dalam pengolahan data yaitu sebagai berikut.

a. Editing

Tahap memeriksa kembali kuesioner jawaban responden tentang usia, jenis

kelamin, pekerjaan, total energi, lingkar pinggang, tekanan darah, kadar HDL,

trigliserida dan gula darah puasa. Tujuannya untuk melengkapi data yang

kurang lengkap dan memeriksa kesalahan untuk diperbaiki.

Page 45: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

b. Coding

Tahap memberikan kode dari kuesioner yang terkumpul pada setiap

pertanyaan dalam kuesioner. Coding bertujuan mempermudah saat analisa

dan mempercepat pemasukan data.

c. Entry

Tahap memasukan data ke dalam master tabel dengan memasukan kode

jawaban pada program data. Adapun program data yang digunakan meliputi

software FFQ-SQ untuk total energi.

d. Cleaning

Tahap membersihkan data yang tidak sesuai dengan kuisioner atau untuk

memperbaiki kesalahan data yang sudah di entry.

2. Analisis data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi

masing-masing variabel penelitian yang meliputi kejadian sindroma metabolik,

usia, jenis kelamin, pekerjaan dan total energi pada orang dewasa di Balai

Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2014.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mencari hubungan dua variabel yaitu

variabel independen dan variabel dependen, meliputi hubungan usia, jenis

kelamin, pekerjaan dan total energi dengan kejadian sindroma metabolik pada

orang dewasa di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun

Page 46: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

2014. Uji statistik yang digunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan

95%.

Page 47: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Balai Laboratorium Provinsi Sumatera Barat merupakan laboratorium

berkelas B atas dasar beban kerja dan tugasnya yang berlokasi di jalan Gajah

Mada, Gunung Pangilun Padang. Sesuai dengan Peraturan Daerah No. 22 tahun

2001, tanggal 1 Oktober 2001 tentang perubahan ketentuan mengenai kedudukan

Unit Pelaksanaan Teknis Daerah dalam lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat, sekaligus merubah keputusan Menteri Kesehatan RI, maka

susunan organisasi dan tata kerja Balai Laboratorium Kesehatan Sumatera Barat

bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.

Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dipimpin oleh

seorang kepala yang membawahi Sub. Bagian Tata Usaha, Seksi Laboratorium

Klinik, Seksi Laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Kelompok Jabatan

Fungsional. Pelayanan di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

ada dua bentuk, yang pertama adalah pelayanan laboratorium klinik yang terutama

berkaitan dengan upaya penyembuhan (Kuratif) dan pemulihan kesehatan

kesehatan (Rehabilitatif), dan yang kedua adalah pelayanan laboratorium

kesehatan masyarakat yang terutama berkaitan dengan upaya peningkatan

kesehatan (Promotif) dan pencegahan penyakit (Preventif).

Pengelolaan disemua bidang kerja pemeriksaan dilakukan oleh tenaga-

tenaga yang professional yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan baik dari

dalam dan luar negri serta berpengalaman dibidang masing-masing. Untuk

Page 48: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

mendukung terlaksananya pemeriksaan yang optimal, Balai Laboratorium

Kesehatan Provinsi Sumatera Barat menggunakan peralatan yang sudah

memenuhi standar untuk pelayanan laboratorium.

Untuk memperluas cakupan pelayanan dan meningkatkan mutu

pelayanan serta efisiensi pelayanan dilakukan suatu system pola tarif yang

terjangkau oleh masyarakat serta system rujukan yang berkesinambungan.

Disamping itu Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat juga

memberikan fasilitas konsultasi dokter untuk memberikan pelayanan individu

agar klien lebih memahami arti dari hasil pemeriksaan laboratorium tersebut.

Akan tetapi fasilitas yang disediakan itu kurang dimanfaatkan oleh klien yang

memeriksakan darahnya.

B. Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah orang yang datang di Balai

Laboratorium Provinsi Sumatera Barat yang memeriksakan kolesterol lengkap

dan Glukosa Darah Puasa (GDP). Penelitian ini melibatkan 56 orang responden,

yang terdiri sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (53,6%) dan sebagian kecil

berjenis kelamin perempuan (46,4%) yang berumur antara 30 – 60 tahun.

Sebagian besar responden bekerja (75%) dan sebagian kecil tidak bekerja (25%).

Pekerjaan responden diantaranya PNS, swasta, TNI dan wiraswasta. Sebagian

besar responden bekerja sebagai PNS (41%), sedangkan sebagian kecil responden

bekerja sebagai TNI dan wiraswasta (9%).

Page 49: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

C. Hasil Penelitian

1. Univariat

a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Sindroma

Metabolik

Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian sindroma

metabolik dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Sindroma

Metabolik di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

Tahun 2014

Kejadian Sindroma Metabolik n %

Sindroma metabolik 26 46,4

Tidak sindroma metabolik 30 53,6

Total 56 100,0

Tabel 4. menunjukan bahwa kurang dari separuh (46,4%) responden

mengalami sindroma metabolik.

b. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 5.

Tabel 5.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Balai

Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

Usia n %

50-60 tahun 36 64,3

30-49 tahun 20 35,7

Total 56 100

Page 50: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Tabel 5. menunjukan bahwa lebih dari separuh (64,3%) responden

berusia 50 – 60 tahun.

c. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden

Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat

pada tabel 6.

Tabel 6.

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di Balai Laboratorium

Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 30 53,6

Perempuan 26 46,4

Total 56 100

Tabel 6. menunjukan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki

(53,6%) lebih banyak dari yang berjenis kelamin perempuan.

d. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada

tabel 7.

Tabel 7.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Balai

Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

Pekerjaan n %

Bekerja 42 75

Tidak bekerja 14 25

Total 56 100

Tabel 7. menunjukan bahwa responden yang bekerja (75%) lebih

banyak dari pada yang tidak bekerja.

Page 51: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Pekerjaan responden diantaranya PNS, swasta, TNI dan wiraswasta.

Sebagian besar responden bekerja sebagai PNS yaitu 41%, sedangkan sebagian

kecil responden bekerja sebagai TNI dan wiraswasta yaitu 9%.

a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Total Energi

Distribusi frekuensi responden berdasarkan total energi dapat dilihat

pada tabel 8.

Tabel 8.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Total Energi di Balai

Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

Total Energi n %

Berlebih 22 39,3

Cukup 34 60,7

Total 56 100

Tabel 8. menunjukan bahwa kurang dari separuh (39,3%) responden

mempunyai asupan energi berlebih.

2. Bivariat

a. Hubungan Usia dengan Kejadian Sindroma Metabolik

Distribusi frekuensi responden menurut hubungan usia dengan keadaan

sindroma metabolik dapat dilihat pada tabel 9.

Page 52: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Tabel 9.

Hubungan Usia dengan Kejadian Sindroma Metabolik pada Responden di

Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

Usia

Kejadian Sindroma Metabolik

Total Sindroma

Metabolik

Tidak Sindroma

Metabolik

n % n % n %

50-60 tahun 17 47,2 19 52,8 36 100

30-49 tahun 9 45 11 55 20 100

Total 26 46,4 30 53,6 56 100

Uji statistik: Chi-Square ; p: 1,000

Berdasarkan tabel 9. diketahui bahwa proporsi responden yang

mengalami sindroma metabolik lebih banyak pada responden usia 50 – 60 yaitu

tahun 47,2% dibandingkan responden usia 30 – 49 tahun yaitu 45%. Berdasarkan

data tersebut terdapat kecenderungan antara usia dengan kejadian sindroma

metabolik, dimana kejadian sindroma metabolik lebih banyak terjadi pada

responden yang berusia lebih tua, tetapi uji statistik diperoleh nilai p > 0,05 maka

dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia responden

dengan sindroma metabolik.

b. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Sindroma Metabolik

Distribusi frekuensi responden menurut hubungan jenis kelamin dengan

keadaan sindroma metabolik dapat dilihat pada tabel 10.

Page 53: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Tabel 10.

Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Sindroma Metabolik pada

Responden di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

Tahun 2014

Jenis Kelamin

Kejadian Sindroma Metabolik

Total Sindroma

Metabolik

Tidak Sindroma

Metabolik

n % n % n %

Laki-laki 19 63,3 11 36,7 30 100

Perempuan 7 26,9 19 73,1 26 100

Total 26 46,4 30 53,6 56 100

Uji statistik: Chi-Square ; p: 0,014

Berdasarkan tabel 10. diketahui bahwa proporsi responden yang

mengalami sindroma metabolik lebih banyak pada responden berjenis kelamin

laki yaitu 63,3% dibandingkan responden berjenis kelamin perempuan yaitu

26,9%.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan sindroma metabolik.

c. Hubungan Pekerjaan dengan kejadian Sindroma Metabolik

Distribusi frekuensi responden menurut hubungan pekerjaan dengan

keadaan sindroma metabolik dapat dilihat pada tabel 11.

Page 54: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Tabel 11.

Hubungan Pekerjaan dengan kejadian Sindroma Metabolik pada Responden

di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

Pekerjaan

Kejadian Sindroma Metabolik

Total Sindroma

Metabolik

Tidak Sindroma

Metabolik

n % n % n %

Bekerja 21 50 21 50 42 100

Tidak bekerja 5 35,7 9 64,3 14 100

Total 26 46,4 30 53,6 56 100

Uji statistik: Chi-Square ; p: 0,536

Berdasarkan tabel 11. diketahui bahwa proporsi responden yang

mengalami sindroma metabolik lebih banyak pada responden yang bekerja yaitu

50% dibandingkan responden yang tidak bekerja yaitu 35,7%. Berdasarkan data

tersebut terdapat kecendrungan antara pekerjaan dengan kejadian sindroma

metabolik, dimana kejadian sindroma metabolik lebih banyak terjadi pada

responden yang bekerja, tetapi uji statistik diperoleh nilai p > 0,05 maka dapat

disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan

sindroma metabolik.

d. Hubungan Total Energi dengan Kejadian Sindroma Metabolik

Distribusi frekuensi responden menurut hubungan total energi dengan

keadaan sindroma metabolik dapat dilihat pada tabel 12.

Page 55: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Tabel 12

Hubungan Total Energi dengan Kejadian Sindroma Metabolik pada

Responden di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun

2014

Total Energi

Kejadian Sindroma Metabolik

Total Sindroma

Metabolik

Tidak Sindroma

Metabolik

n % n % n %

Berlebih 18 81,8 4 18,2 22 100

Cukup 8 23,5 26 76,5 34 100

Total 25 46,4 30 53,6 56 100

Uji statistik: Chi-Square ; p: 0,000

Berdasarkan tabel 12. diketahui bahwa proporsi responden yang

mengalami sindroma metabolik lebih banyak pada responden yang memiliki total

energi berlebih yaitu 81,8% dibandingkan responden yang memiliki total energi

cukup yaitu 23,5%.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara total energi dengan sindroma metabolik.

D. Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Sindroma Metabolik

Berdasarkan hasil penelitian ini dari 56 responden yang memeriksakan

kolesterol lengkap dan gula darah puasa didapatkan 46,4% responden mengalami

sindroma metabolik. Penelitian sindroma metabolik rawat jalan pernah dilakukan

di Surabaya dengan menggunakan kriteria ATP III didapatkan prevalensi sebesar

32%.7 Peningkatan prevalensi kejadian dengan hasil penelitian yang didapat bisa

disebabkan dengan beberapa faktor diantaranya aktivitas, asupan zat gizi, dan

Page 56: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

pekerjaan. Sebagian besar responden adalah responden yang memiliki pekerjaan

dimana orang yang bekerja akan memperoleh pendapatan yang lebih besar dari

pada yang tidak bekerja. Sehingga seseorang dapat membeli makanan yang

diinginkan. Hal ini bisa terjadi karena sebagian responden merupakan kalangan

ekonomi menengah keatas.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dari 26 responden yang

mengalami kejadian sindroma metabolik, 2 responden yang memiliki 5 kriteria

Sindroma Metabolik. Terpenuhinya 4 kriteria sindroma metabolik sebanyak 11

responden dengan variasi yang paling banyak adalah trigliserida tinggi, HDL

rendah, tekanan darah tinggi dan lingkar pinggang besar. Terpenuhinya 3 kriteria

sindroma metabolik sebanyak 13 responden dengan variasi yang paling banyak

adalah variasi pertama gula darah puasa tinggi, tekanan darah tinggi, lingkar

pinggang besar dan variasi kedua gula darah puasa tinggi, HDL rendah, lingkar

pinggang besar, serta variasi ketiga tekanan darah tinggi, HDL rendah, Lingkar

pinggang besar. Ketiga variasi ini merupakan variasi yang terbanyak dari

terpenuhinya 3 kriteria sindroma metabolik. Hal tersebut menunjukan bahwa

seluruh responden yang mengalami kejadian sindroma metabolik memiliki status

gizi lebih dengan penilaian IMT berdasarkan lingkar pinggang yang disebut

dengan obesitas sentral.

Obesitas sentral atau obesitas viseral terjadi akibat kurangnya aktifitas

fisik dan perubahan pola makan. Peningkatan jumlah lemak yang disimpan dalam

rongga perut. Besar lingkar pinggang berkaitan erat dengan kemungkinan

menderita penyakit diabetes melitus tipe 2 dan penyakit komplikasi dari sindroma

Page 57: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

metabolisme (hipertensi, kolesterol tinggi, serangan jantung, stroke, kerusakan

hati dan ginjal).16

Oleh karena itu, Obesitas dapat meningkatkan nilai

laboratorium dan nilai klinis yang menyebabkan seseorang mengalami sindroma

metabolik.

b. Usia

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa lebih banyak responden

yang berusia 50 – 60 tahun (64,3%) dari pada responden yang berusia 30 – 49

(35,7%). Usia responden ini dikategorikan sesuai dengan kategori usia menurut

AKG 2012 (Angka Kecukupan Gizi).

Pertambahan umur akan mengakibatkan bertambahnya kejadian

Sindroma Metabolik. Risiko absolut meningkat pada usia 65 tahun dibandingkan

usia 35 tahun, tetapi dengan meningkatnya kadar kolesterol, risiko relatif

meningkat perlahan pada usia 34 tahun dibandingkan usia 65 tahun. Berat badan,

Indeks Massa Tubuh (IMT) dan tebal lemak trisep menurun secara linear dengan

meningkatnya umur dari 30 ke 40 tahun dan seterusnya.30

c. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 56 responden

diantaranya berjenis kelamin laki-laki lebih banyak (53,6%) dibandingkan

responden yang berjenis kelamin perempuan (46,4%).

Garrows (2000) dalam Fasli Jalal, dkk menyatakan bahwa prevalensi

kegemukan akan meningkat terus sampai umur 50 tahun untuk pria, dan umur 65

tahun untuk wanita.20

Page 58: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

d. Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 56 responden

diantaranya responden yang bekerja (75%) lebih banyak dari pada yang tidak

bekerja (25%). Responden yang bekerja terdiri dari PNS, swasta, wiraswasta dan

TNI.

Bekerja dapat meningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat

tertentu, yang menyebabkan perubahan dalam gaya hidup dalam pola makan yang

salah. Akibatnya banyak masyarakat diperkotaan menderita penyakit degeneratif.

e. Total Energi

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan jumlah rata-rata total energi

responden adalah 2140,25 kkal, dengan total energi yang terendah adalah 1518,8

kkal dan total energi yang tertinggi adalah 2868,5 kkal, dengan jumlah rata-rata

persentase total energi responden adalah 97,97%. Persentase terendah adalah

76,67% dan persentase tertinggi adalah 142,2%. Hasil ini menunjukan bahwa

rata-rata persentase total energi responden dikategorikan cukup yaitu masih dalam

rentangan persentase 80 – 100% AKG. Penentuan persentase energi responden

digunakan AKG 2012 dengan mengkategorikan umur responden sesuai dengan

AKG.

Semakin banyak asupan makanan maka kejadian sindroma metabolik

semakin meningkat. Indikator komposisi asupan makanan yang mempunyai nilai

tertinggi adalah total kalori. Konsumsi makanan tinggi kalori akan mengakibatkan

sindroma metabolik dengan meningkatkan massa lemak di daerah abdomen pada

individu yang rentan.

Page 59: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Usia dengan Kejadian Sindroma Metabolik

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan

yang signifiakn antara usia dengan kejadian sindroma metabolik. Berbeda dengan

hasil penelitian Fasli Jalal, dkk bahwa penderita sindroma metabolik pada

kelompok umur 30-40 tahun yaitu 4 dari 24 orang (16,7%), meningkat

persentasenya menjadi 25% pada kelompok umur >40-50 tahun, persentase yang

sama ditemukan pada kelompok umur >50-60 tahun. Tampak terjadi peningkatan

jumlah kejadian sindroma metabolik dengan peningkatan umur.21

Tetapi, ada

kecenderungan antara usia dengan sindroma metabolik, dimana kejadian sindroma

metabolik lebih banyak pada responden yang berusia lebih tua.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim

dkk, dalam Fazli Jalal dkk, di Makassar tahun 2004 pada masyarakat perkotaan,

umur penderita sindroma metabolik ternyata lebih tua dibandingkan dengan bukan

sindroma metabolik, dan persentase terbesar yaitu pada kelompok umur 50-59

tahun.21

Peningkatan usia akan menyebabkan penurunan fungsi metabolisme

tubuh yang mengakibatkan terjadinya perubahan nilai laboratorium (glukosa

darah, HDL dan triglisedrida) dan klinis (tekanan darah dan lingkar pinggang).

Perubahan nilai laboratorium dan klinis ini merupakan indikator yang menentukan

seseorang dapat terkena sindroma metabolik.

Page 60: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

b. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Sindroma Metabolik

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara jenis kelamin dengan sindroma metabolik. Hasil penelitian ini,

berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Fasli Jalal, dkk. (2007)

di Padang Pariaman didapatkan 21 orang (22,8%) dari responden ternyata

menderita sindroma metabolik. Frekuensi ini sebagian besar terjadi pada

perempuan dengan jumlah 20 dari 76 orang perempuan (26,8%), sedangkan pada

laki-laki hanya ditemukan 1 orang dari 16 orang laki-laki (6,3%).21

Hal ini bisa saja tejadi disebabkan oleh beberapa faktor seperti aktifitas

fisik yang kurang dan kebiasaan merokok. Merokok biasanya lebih banyak

dilakukan oleh kaum laki- laki. Perokok memiliki risiko penyakit arteri lebih

tinggi dibandingkan dengan yang bukan perokok, hal ini terjadi karena rokok

dapat merusak integritas dinding arteri, perubahan koagulasi darah dan perubahan

pada plasma lipid dan konsentrasi lipoprotein. Beberapa studi silang telah

menunjukan adanya hubungan antara penggunaan rokok dengan rendahnya level

kolesterol HDL. Dari penelitian yang dilakukan di California terhadap suatu

kelompok penduduk berusia 12 – 74 tahun diketahui adanya perubahan kolesterol

HDL seiring dengan perubahan status merokok. Kolesterol HDL rata-rata

meningkat sebanyak 6,8 mg/dl diantara perokok yang sudah berhenti dan

menurun sebanyak 6,39 mg/dl diantara perokok pemula. Dari penelitian yang

dilakukan terhadap suatu kelompok di California menunjukan kebiasaan merokok

bisa berkaitan dengan terjadinya penurunan secara independent dan signifikan

terhadap kadar kolesterol HDL.16

Page 61: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Sindroma metabolik terjadi pada laki-laki hal ini bisa dikaitkan dengan

kebiasaan merokok yang dapat menyebabkan penurunan kadar kolesterol HDL,

dimana kolesterol HDL merupakan salah satu kriteria atau indikator yang

menentukan apakah seseorang berisiko terkena sindrom metabolik atau tidak.

c. Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian Sindroma Metabolik

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan yang

signifikan antara pekerjaan dengan sindroma metabolik. Berbeda hasil penelitian

wang et al (2012) bahwa adanya hubungan pekerjaan dengan sindroma

metabolik. Tetapi terlihat ada kecenderungan antara pekerjaan dengan sindroma

metabolik, dimana kejadian sindroma metabolik lebih banyak terjadi pada

responden yang bekerja.

Penelitian yang dilakuakan oleh Penelitian Arambepola (2006) yang

menemukan bahwa obesitas sentral 33% lebih banyak pada laki-laki yang

memiliki pekerjaan sedentarian (profesor, manager, tata usaha) dan hanya 6%

pada mereka yang memiliki pekerjaan aktif tinggi (petani, nelayan, tukang

kayu).36

Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang

dengan maksud untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan.34

Peningkatan

pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu, terutama diperkotaan

menyebabkan perubahan dalam gaya hidup dalam pola makan. Pola makan

tradisional yang tinggi karbohidrat, tinggi serat kasar dan rendah lemak berubah

ke pola makan baru yang tinggi karbohidrat, tinggi lemak dan rendah serat kasar.

Sehingga menggeser mutu makanan kearah tidak seimbang. Akibatnya banyak

Page 62: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

masyarakat Indonesia terutama yang tinggal diperkotaan menderita penyakit

degeneratif.31

Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu, terutama

diperkotaan menyebabkan perubahan dalam gaya hidup dalam pola makan, serta

orang yang bekerja di kantoran biasanya lebih banyak duduk, hal inilah yang

menjadi salah satu penyebab timbulnya kejadian sindroma metabolik. Orang-

orang yang memiliki pekerjaan dan memiliki pendapatan yang tinggi dan aktivitas

ringan, cenderung menyebabkan perubahan dalam gaya hidup, aktivitas fisik dan

pola makan sehingga lebih cendrung terkena sindroma metabolik.

d. Hubungan Total Energi dengan Kejadian Sindroma Metabolik

Berdasarkan hasil penelitian didiapatkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara pekerjaan dengan sindroma metabolik. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian Amalya Sari (2013) menyatakan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara asupan energi dengan kejadian obesitas sentral yang merupakan

faktor terjadinya sindroma metabolik. Kejadian obesitas sentral ternyata

persentasinya lebih banyak terjadi pada responden yang memiliki asupan lebih

(87,5%) dibandingkan dengan responden yang memiliki asupan energi cukup

(27,8%).30

Metabolisme energi berperan penting dalam pengaturan berat badan dan

patogenesis obesitas. Komponen terbesar pengeluaran energi adalah Resting

Energi Expenditure (REE) yang diperlukan untuk mempertahankan homeostatis

tubuh, sedangkan aktivitas fisik merupakan kunci utama keseimbangan energi.20

Page 63: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Kebutuhan energi total orang dewasa diperlukan untuk metabolisme

basal dan aktifitas fisik. Kebutuhan energi seseorang adalah konsumsi energi dari

makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluran energi seseorang bila

mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan aktifitas yang sesuai dengan

kesehatan jangka panjang dan yang memungkinkan pemeliharaan aktifitas fisik

yang dibutuhkan.29

Asupan energi yang berlebih dibanding energi yang keluar akan

menyebabkan kenaikan berat badan dan akhirnya timbul kegemukan. Ada

hubungan positif antara asupan energi total dengan penyakit degeneratif. Laki-laki

yang mempunyai asupan lebih setiap kilogram berat badan akan mengalami

sindroma metabolik dan akan berujung pada penyakit degeneratif bila tidak

diatasi.31

Responden yang memiliki total energi berlebih yang mengakibatkan

kegemukan dan akan terjadi perubahan profil lipid darah serta kosentrasi gula

darah yang meningkat. Hal ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan

kejadian sindroma metabolik.

Page 64: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hampir setengah dari responden mengalami kejadian sindroma metabolik

adalah 46%.

2. Sebagian besar responden berusia 50 – 60 tahun yaitu 64%

3. Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu 54%

4. Sebagian besar responden yang bekerja yaitu 75%.

5. Hampir setengah dari responden mempunyai asupan energi berlebih yaitu

39%

6. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia responden dengan sindroma

metabolik. Tetapi, ada kecenderungan antara usia dengan kejadian sindroma,

dimana sindroma metabolik lebih banyak terjadi pada responden yang berusia

50 – 60 tahun dari pada responden yang berusia 30 – 49 tahun.

7. Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan sindroma

metabolik.

8. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan sindroma

metabolik. Tetapi, ada kecenderungan antara pekerjaan dengan kejadian

sindroma, dimana sindroma metabolik lebih banyak terjadi pada responden

yang bekerja dari pada responden yang bekerja.

9. Ada hubungan yang signifikan antara sindroma metabolik total energi dengan

sindroma metabolik.

Page 65: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan sebagai berikut:

1. Disarankan kepada responden yang telah melakukan pemeriksaan kolesterol

lengkap dan gula darah puasa dapat memeriksakannya kembali secara rutin

agar mencegah dari kejadian sindroma metabolik dan penyakit degeneratif.

2. Disarankan kepada reponden mengurangi asupan energi dan meningkatkan

aktivitas fisik. Untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah lebih dini

terhadap timbulnya masalah kesehatan seperti sindroma metabolik.

3. Disarankan kepada Balai Laboratorium Provinsi Sumatera Barat untuk

memberikan penjelasan kepada responden yang memeriksakan gula darah

puasa dan kolesterol lengkap tentang sindroma metabolik.

4. Hubungan karakteristik dan total energi dengan kejadian sindroma metabolik,

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode eksperimen berupa

pemberian konseling dengan penurunan risiko sindroma metabolik.

Page 66: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Buletin

Depkes RI. 2006

2. Delmi Sulastri, Sri Rahayuningsih, Purwantyastuti. Pola Asupan Lemak,

Serat, dan Antioksidan, serta Hubungannya dengan Profil Lipid pada Laki-laki

Etnik Minangkabau. 2005;55:2

3. Vitria Erlinda, Susmiati. Pola Konsumsi Orang Dewasa Minangkabau Dan

Hubungannya Dengan Ukuran Lingkar Pinggang [sumber online] 2009

[diakses 16 Januari 2014]. Tersedia dari; URL: http://repository.unand.ac.id

4. Laboratorium Klinik Prodia. Laboratorium Klinik Prodia Sindrom Metabolik

[sumber online] 2012 [diakses 24 Oktober 2013]. Tersedia dari: URL

http://prodia.co.id

5. Cameron AJ, Shaw JE, Zimmet PZ. The Metabolic Syndrome: Prevalence in

Worldwide Population. Endocrinol Metab Cin N. Am. 2004;33 :251-75

6. Soegondo S. Diagnosis dan Kalsifikasi Diabetes Mellitus Terkini dalam.

Jakarta: FKUI; 2005.

7. D. Sargowo, S.Andarini. Pengaruh Komposisi Asupan Makan Terhadap

Komponen Sindrom Metabolik pada Remaja. 2011;32;1

8. NCEP-ATP III (2001). Executive Summary of The Third Report of The

National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection,

Evaluation, And Treatment of High Blood Cholesterol In Adults (Adult

Treatment Panel III). JAMA 285, 2486–2497

9. Departemen Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2007. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI. 2007.

10. World Health Organization (2010). Data and Statistict of stroke 2010.

11. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, (2010), Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas 2010), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

12. Nurul Istiqamah, Saifuddin Sirajuddin, Rahayu Indriasari. Hubungan Pola

Hidup Sedentarian dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Pegawai

Page 67: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Pemerintahan di Kantor Bupati Kabupaten Jeneponto [sumber online] 2013

[diakses 6 November 2013]. Tersedia dari: URL: http://repository.unhas.ac.id

13. H. Amalia, R. Amirudin, Armilawati. Hipertensi dan Faktor Resikonya dalam

Kajian Epidemiologi,. Makasar: FKM UNHAS; 2007.

14. MA Boyle MA, SL Roth. Personal Nutrition. Wadsworth; Cengage Learning.

2010

15. Vidya Natika Mahardyani. Sindroma Metabolik [sumber online] 2011

[diakses 25 Desember 2013]. Tersedia dari: URL: http://www.scribd.com.

16. Kasmiyetti, Hasneli, Yuniritha E. Pengaruh asupan zat gizi, aktivitas fisik,

kebiasaan merokok terhadap sindroma metabolik pada pasien rawat jalan di

poliklinik penyakit dalam rumah sakit pemerintah di kota padang tahun 2010

[laporan penelitian]. Padang: Politeknik Kesehatan Padang Jurusan Gizi;

2010.

17. Nurhaedar Jafar . Sindrom metabolik [sumber online] 2011 [diakses 27

November 2013]; [40 screens]. Tersedia dari: URL:

http://repository.unhas.ac.id

18. Alwi Shahab. Komplikasi Kronik DM Penyakit Jantung Koroner. Jilid 3. Edisi

IV. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006.

19. Soekirman. 2006. Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan

Manusia. Jakarta : PT Primamedia Pustaka.

20. Eva Yuniritha. Hubungan asupan lemak rantai sedang dan serat makanan

dengan indeks massa tubuh, lingkar pinggang lingkar panggul pada orang

dewasa di kabupaten padang pariaman tahun 2006 [tesis]. Padang: Universitas

Andalas; 2006.

21. Fasli Jalal, Nur Indrawaty Liputo, Novia Susanti , Fadil Oenzil. Hubungan

Lingkar Pinggang dengan Kadar Gula Darah, Trigliserida dan Tekanan Darah

pada Etnis Minang di Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat [sumber

online] 2007 [diakses 27 Desember 2013]. Tersedia dari: URL:

http://repository.unand.ac.id

22. Murray, Robert K, Daryl K., Peter A. M, Viictor W. R. Biokimia Harper.

Edisi ke-25. Jakarta: EGC; 2003.

Page 68: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

23. Widdy Bodhy, Aaltje E. Manampiring. Prevalensi Sindroma Metabolik Pada

Remaja Di Kota Tomohon [laporan penelitian]. Manado: Universitas Sam

Ratulangi; 2011.

24. Nurrahman. Obesitas Di Kalangan Anak-Anak dan Dampaknya terhadap

Penyakit Kardiovaskular [sumber online] 2013 [diakses 25 Desember 2013].

Tersedia dari: URL: http://tekpan.unimus.ac.id

25. Nurhaedar Jafar, Indrawaty Ohorella, Devintha Virani. Hubungan Kesehatan

Mental Kebiasan Merokok dan Aktifitas Sedentari dengan Komponen

Sindroma Metabolik Pada Pasien Rawat Jalan di RSP. Universitas Hasaniddin

dan RS. Ibnu Sina Makassar. [sumber online] 2013 [diakses 20 Desember

2013]. Tersedia dari: URL: http://repository.unhas.ac.id

26. Bona Adhista. Metabolic Syndrome. Simposium Pelantikan Dokter Periode

161; Surakarta, Universitas Sebelas Maret. 2008

27. Marquezine G., F, Oliveira CM, Pereira AC, Krieger JE, Mill JG. Metabolic

Syndrome Determinants in An Urban Population from Brazil: Social Class

and Gender-Specific Interaction. Int J Cardiol. 2008:129;259–265

28. World Health Organization. Definition of Metabolic Syndrome in Definition,

Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Geneva, World Health

Organization, Departement of Noncommunicable Disease Surveillance. 1999.

29. Sunita Almatsir. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;

2001.

30. Amalya Sari. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral

Sebagai Faktor Risiko Sindroma Metabolik pada Staf Dan Pengajar di SMAN

2 Padang Tahun 2013 [KTI]. Padang: Politeknik Kesehatan Padang;2013.

31. F.G Winarno. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama.

2004.

32. Nur Indrawaty Lipoeto. Zat Gizi dan Makanan pada Penyakit Kardiovaskuler.

Padang : Andalas university Press; 2006.

33. Sunita Almatsir, dkk. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama. 2004

Page 69: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

34. Ni Komang Wiardani dan I Wayan Juni Arsana. Kejadian Sindroma

Metabolik Berdasarkan Status Obesitas Pada Masyarakat Perkotaan di

Denpasar. 2011;2;2-2.

35. Profil Kesehatan Tahun 2012 Edisi 2013 [sumber online] 2013 [diakses 23

Januari 2014]. Tersedia dari: URL :

http://dinkeskotapadang1.files.wordpress.com

36. Ritapurnamasari, Saifuddin Sirajuddin, Ulfah Najamuddin. Hubungan

Pengetahuan, Status Merokok dan Gejala Stres dengan Kejadian Obesitas

Sentral Pada Pegawai Pemerintahan Di Kantor Bupati Kabupaten Jeneponto

[laporan penelitian]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2013.

37. Arlen Defitri Nazar. Hubungan Natrium dan Kalium dengan Tekanan Darah

Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Padang tahun 2006 [Tesis].

Padang: Universitas Andalas; 2006.

38. Dini Herviani. Perbedaan Proporsi Total Asupan Energi, Karbohidrat, Lemak

dan Kejadian Obesitas di Puskesmas Depok Tahun 2004 [skripsi]. Jakarta:

FKM UI; 2004

39. Kementrian Kesehatan RI 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah

Sakit.

40. Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Kedokteran

EGC.

Page 70: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

LAMPIRAN A

PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Jenis kelamin :

Umur :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan

tentang tujuan dan prosedur penelitian atas nama Yosi Irene Putri dengan judul

“Hubungan Karakteristik dan Total Energi dengan Kejadian Sindroma

Metabolik pada Orang Dewasa di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2014”. Oleh sebab itu saya menyatakan bersedia

menjadi sampel penelitian.

Padang, 2014

( )

Page 71: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

LAMPIRAN B

KUESIONER PENELITIAN

1. Nama : .............................................................

2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

3. Umur : Tahun

4. Pekerjaan : .............................................................

5. Alamat : .............................................................

6. No Telp./Hp : .............................................................

7. Lingkar pinggang : cm

8. Tekanan darah : mmHg

9. Gula darah puasa : mg/dl

10. Kadar HDL : mg/dl

11. Kadar trigliserida : mg/dl

12. Tekanan darah : mmHg

Page 72: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

LAMPIRAN C

PERHITUNGAN SAMPEL

Rumus estimasi proporsi dengan populasi finit :

𝑛 = 𝑍21−∝/2 𝑥 𝑃 1 − 𝑃 𝑁

𝑑2 𝑁 − 1 + 𝑍21−∝/2 𝑥 𝑃 1 − 𝑃

𝑛 = 1,96 2𝑥 0, 32 0,68 975

0,12 1533 + 1,96 𝑥0,32 0,68

𝑛 =819,213 815,03

15,33 + 0,42

𝑛 =815,03

15,75

𝑛 = 51,44

Page 73: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

LAMPIRAN G

HASIL ANALISIS

A. Analisis Univariat

Kategori Sindroma Metabolik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sindroma

Metabolik

26 46,4 46,4 46,4

Tidak Sindroma

Metabolik

30 53,6 53,6 100,0

Total 56 100,0 100,0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 30 53,6 53,6 53,6

Perempuan 26 46,4 46,4 100,0

Total 56 100,0 100,0

Kategori Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Bekerja 42 75,0 75,0 75,0

Tidak bekerja 14 25,0 25,0 100,0

Total 56 100,0 100,0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 30 - 49 20 35,7 35,7 35,7

50 -60 36 64,3 64,3 100,0

Page 74: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 30 - 49 20 35,7 35,7 35,7

50 -60 36 64,3 64,3 100,0

Total 56 100,0 100,0

Total Energi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Berlebih 22 39,3 39,3 39,3

Cukup 34 60,7 60,7 100,0

Total 56 100,0 100,0

Statistics

Persentase Energi

N Valid 56

Missing 0

Mean 97,97850927

Median 96,33372549

Minimum 76,674510

Maximum 142,200000

Statistics

Total energi

N Valid 56

Missing 0

Mean 2140,254

Median 2045,800

Std. Deviation 368,7467

Minimum 1518,8

Maximum 2868,5

Page 75: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

GDS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Normal 12 46,2 46,2 46,2

Tidak 14 53,8 53,8 100,0

Total 26 100,0 100,0

Trigliserida

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Normal 11 42,3 42,3 42,3

Tidak 15 57,7 57,7 100,0

Total 26 100,0 100,0

HDL

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Normal 7 26,9 26,9 26,9

Tidak 19 73,1 73,1 100,0

Total 26 100,0 100,0

Lingkar Pinggang

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 26 100,0 100,0 100,0

Page 76: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Tekanan darah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Normal 7 26,9 26,9 26,9

Tidak 19 73,1 73,1 100,0

Total 26 100,0 100,0

B. Analisis Bivariat

Usia * Sindroma Metabolik Crosstabulation

Kategori Sindrom

Total Ya Tidak

Kategori Umur 30 - 49 Count 9 11 20

% within Kategori Sindrom 45,0% 55,0% 100,0%

50 - 60 Count 17 19 36

% within Kategori Sindrom 47,2% 52,8% 100,0%

Total Count 26 30 56

% within Kategori Sindrom 46,4% 53,6% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square ,026a 1 ,873

Continuity Correctionb ,000 1 1,000

Likelihood Ratio ,026 1 ,873

Fisher's Exact Test 1,000 ,548

Linear-by-Linear

Association

,025 1 ,874

N of Valid Cases 56

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,29.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 77: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Jenis Kelamin * Sindrom Metabolik Crosstabulation

Kategori Sindrom

Total Ya Tidak

Jenis Kelamin Laki-laki Count 19 11 30

% within Kategori Sindrom 63,3% 36,7% 100,0%

Perempu

an

Count 7 19 26

% within Kategori Sindrom 26,9% 73,1% 100,0%

Total Count 26 30 56

% within Kategori Sindrom 46,4% 53,6% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 7,424a 1 ,006

Continuity Correctionb 6,032 1 ,014

Likelihood Ratio 7,627 1 ,006

Fisher's Exact Test ,008 ,007

N of Valid Cases 56

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,07.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 78: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Kategori Pekerjaan * Kategori Sindrom Crosstabulation

Kategori Sindrom

Total Ya Tidak

Kategori Pekerjaan Bekerja Count 21 21 42

% within Kategori Sindrom 50,0% 50,0% 100,0%

Tidak

bekerja

Count 5 9 14

% within Kategori Sindrom 35,7% 64,3% 100,0%

Total Count 26 30 56

% within Kategori Sindrom 46,4% 53,6% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square ,862a 1 ,353

Continuity Correctionb ,383 1 ,536

Likelihood Ratio ,873 1 ,350

Fisher's Exact Test ,537 ,269

Linear-by-Linear

Association

,846 1 ,358

N of Valid Cases 56

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,50.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 79: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …

Total Energi * Sindrom Metabolik Crosstabulation

Kategori Sindrom

Total Ya Tidak

Total Energi Berlebi

h

Count 18 4 22

% within Kategori Sindrom 81,8% 18,2% 100,0%

Cukup Count 8 26 34

% within Kategori Sindrom 23,5% 76,5% 100,0%

Total Count 26 30 56

% within Kategori Sindrom 46,4% 53,6% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 18,246a 1 ,000

Continuity Correctionb 15,978 1 ,000

Likelihood Ratio 19,384 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear

Association

17,920 1 ,000

N of Valid Cases 56

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,21.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 80: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TOTAL ENERGI DENGAN …