hemopoetic system dan komponen darah

Upload: herlinda-dwi-ningrum

Post on 03-Jun-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah

    1/16

    Hemopoetic System dan Komponen Darah

    Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup, mulai dari binatang primitif sampai

    manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat

    menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap

    infeksi, dan mekanisme hemostasis.

    Pembentukan sel darah (Hemopoesis/Hematopoiesis)

    Hemopoesis atau hematopoiesis ialah proses pembentukan darah. Tempat hemopoesis

    pada manusia berpindah-pindah sesuai dengan umur :

    a) Janin : umur 0-2 bulan (kantung kuning telur)

    umur 2-7 bulan (hati, limpa)

    umur 5-9 bulan (sumsum tulang)

    b) Bayi : Sumsum tulang

    c) Dewasa. : vertebra, tulang iga, sternum, tulang tengkorak, sacrum dan pelvis, ujung

    proksimal femur.

    Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik semua hemopoesis terjadi pada

    sumsum tulang. Untuk kelangsungan hemopoesis diperlukan :

    1. Sel induk hemopoetik (hematopoietic stem cell)

    Sel induk hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi sel-sel darah,

    termasuk eritrosit, lekosit, trombosit, dan juga beberapa sel dalam sumsum tulang

    seperti fibroblast. Sel induk yang paling primitif sebagai pluripotent (totipotent) stem cell.

    Sel induk pluripotent mempunyai sifat :

    a. Self renewal : kemampuan memperbarui diri sendiri sehingga tidak akan pernah

    habis meskipun terus membelah;

    b. Proliferative : kemampuan membelah atau memperbanyak diri;

    c. Diferensiatif : kemampuan untuk mematangkan diri menjadi sel-sel dengan fungsi-

    fungsi tertentu.9

  • 8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah

    2/16

    Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel induk hemopoetik dapat dibagi

    menjadi :

    a. Pluripotent (totipotent)stem cell : sel induk yang mempunyai yang mempunyai

    kemampuan untuk menurunkan seluruh jenis sel-sel darah.

    b. Committeed stem cell : sel induk yang mempunyai komitmet untuk berdiferensiasi

    melalui salah satu garis turunan sel (cell line). Sel induk yang termasuk golongan ini

    ialah sel induk myeloid dan sel induk limfoid.

    c. Oligopotent stem cell : sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya beberapa

    jenis sel. Misalnya CFU-GM (colony forming unit-granulocytelmonocyte) yang dapat

    berkembang hanya menjadi sel-sel granulosit dan sel-sel monosit.

    d. Unipotent stem cell : sel induk yang hanya mampu berkembang menjadi satu jenis

    sel saja. Contoh CFU-E (colony forming unit-erythrocyte) hanya dapat menjadi

    eritrosit, CFU-G (colony forming unit-granulocyte) hanya mampu berkembang

    menjadi granulosit.

    2. Lingkungan mikro (microenvirontment) sumsum tulang

    Lingkungan mikro sumsum tulang adalah substansi yang memungkinkan sel

    induk tumbuh secara kondusif. Komponen lingkungan mikro ini meliputi :

    a) Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang

    b) Sel-sel stroma :

    Sel endotel

    Sel lemak

    Fibroblast

    Makrofag

    Sel reticulum

    c) Matriks ekstraseluler : fibronektin, haemonektin, laminin, kolagen, dan proteoglikan.

  • 8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah

    3/16

    Gambar 1. Fisiologi dan Patologi Haemopoesis

    (Haematology at a Glance, oleh Victor Hoffbrand, edisi ke-2, London 2005, hal 8)

    Lingkungn mikro sangat penting dalam hemopoesis karena berfungsi untuk :

    a. Menyediakan nutrisi dan bahan hemopoesis yang dibawa oleh peredaran darah mikro

    dalam sumsum tulang.

    b. Komunikasi antar sel (cell to cell communication), terutama ditentukan oleh adanya

    adhesion molecule.

    c. Menghasilkan zat yang mengatur hemopoesis : hematopoietic growth factor, cytokine,

    dan lain-lain.

  • 8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah

    4/16

    3. Bahan-bahan pembentuk darah

    Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembentukan darah adalah :

    1. Asam folat dan vitamin B12 : merupakan bahan pokok pembentuk inti sel.

    2. Besi : sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin.

    3. Cobalt, magnesium, Cu, Zn.

    4. Asam amino.

    5. Vitamin lain : vitamin C. vitamin B kompleks dan lain-lain10

    4. Mekanisme regulasi

    Mekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas

    pertumbuhan sel dan pelepasan sel darah yang matang dari sumsum tulang ke darah tepi

    sehingga sumsum tulang dapat merespon kebutuhan tubuh dengan tepat. Produksi

    komponen darah yang berlebihan ataupun kekurangan (defisiensi) sama-sama

    menimbulkan penyakit. Zat-zat yang berpengaruh dalam mekanisme regulasi ini adalah :

    a. Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic growth factor) :

    i. Granulocyte-macrophage colony stimulating factor (GM-CSF)

    ii. Granulocyte colony stimulating factor (G-CSF)

    iii. Macrophage-colony stimulating factor (M-CSF)

    iv. Thrombopoietin

    v. Burst promoting activity (BPA)

    vi. Stem cell factor (kit ligand)

    b. Sitokon (Cytokine) seperti misalnya IL-3 (interleukin-3), IL-4, IL-5, IL-7, IL-8, IL-9, IL-9,

    IL-10.

    Growth factor dan sitokin sebagian besar dibentuk oleh sel-sel darah sendiri, seperti

    limfosit, monosit, atau makrofag, serta sebagian oleh sel-sel penunjang, seperti

    fibroblast dan endotil. Sitokin ada yang merangsang pertumbuhan sel induk (stimulatory

    cytokine), sebagian lagi menekan pertumbuhan sel induk (inhibitory cytokine).

    Keseimbangan kedua jenis sitokin ini sangat menentukan proses hemopoesis normal.

    c. Hormon hemopoetik spesifik yaitu Erythrpoietin : merupakan hormon yang dibentuk

    diginjal khusus merangsang precursor eritroid.

  • 8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah

    5/16

    d. Hormon nonspesifik

    Beberapa jenis hormone diperlukan dalam jumlah kecil untuk hemopoesis, seperti :

    i. Androgen : berfungsi menstimulasi eritropoesis.

    ii. Estrogen : menimbulkan inhibisi eritropoesis.

    iii. Glukokortikoid.

    iv. Growth hormone

    v. Hormone tiroid

    Dalam regulasi hemopoesis normal terdapat feed back mechanism : suatu

    mekanisme umpan balik yang dapat merangsang hemopoesisjika tubuh kekurangan

    komponen darah (positive loop) atau menekan hemapoesis jika tubuh kelebihan

    komponen darah tertentu (negative loop).

    Gbr 2. Diagram tabung yang berisi darah dengan plasma darah

    (A Beginners Guide to Blood Cells, oleh Barbara J Bain, 2nd Edition, by Blackwell Publishing

    Ltd, 2004, halaman 2)

  • 8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah

    6/16

    ERITROSIT

    Eritrosit membawa hemoglobin didalam sirkulasi. Ia merupakan cakram bikonkaf yang

    dibentuk dalam sumsum tulang. Pada mamalia, ia kehilangan intinya sebelum memasuki

    sirkulasi. Untuk mengangkut hemoglobin agar berkontak erat dengan jaringan dan agar

    pertukaran gas berhasil, eritrosit yang berdiameter 8 m harus dapat secara berulang melalui

    mikrosirkulasi yang diameter minimumnya 3,5 m, untuk mempertahankan hemoglobin dalam

    keadaan tereduksi (ferro) dan untuk mempertahankan keseimbangan osmotik walaupun

    konsentrasi protein (hemoglobin) tinggi dalam sel. Perjalanan secara keseluruhan selama masa

    hidupnya yang 120 hari diperkirakan sepanjang 480 km (300 mil). Untuk memenuhi fungsi ini,

    eritrosit adalah cakram bikonkaf yang fleksibel dengan kemampuan menghasilkan energy

    sebagai adenosin trifosfat (ATP) melalui jalur glikolisis anaerob (Embden-meyerhof) dan

    menghasilkan kekuatan pereduksi sebagai NADH melalui jalur ini serta sebagai nikotinamida

    adenine dinukleotida fosfat tereduksi (NADPH) melalui jalur pintas heksosa monofosfat.12

    Gbr.3 gambar eritrosit normal

    (A Beginners Guide to Blood Cells, oleh Barbara J Bain, 2nd Edition, by Blackwell Publishing

    Ltd, 2004, halaman 3)

  • 8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah

    7/16

    Eritropoiesis

    Pembentukan eritrosit (eritropoiesis) merupakan suatu mekanisme umpan balik. Ia

    dihambat oleh peningkatan kadar eritrosir bersirkulasi dan dirangsang oleh anemia. Ia juga

    dirangsang oleh hipoksia dan peningkan aklimatisasi ke tempat tinggi. Eritropoiesis

    dikendalikan oleh suatu hormon glikoprotein bersirkulasi yang dinamai eritropoietin yang

    terutama disekresikan oleh ginjal.13

    Setiap orang memproduksi sekitar 1012 eritrosit baru tiap hari melalui proses

    eritropoiesis yang kompleks dan teratur dengan baik. Eritropoiesis berjalan dari sel induk

    menjadi prekursor eritrosit yang dapat dikenali pertama kali di sumsum tulang, yaitu

    pronormoblas. Pronormoblas adalah sel besar dengan sitoplasma biru tua, dengan inti ditengah

    dan nucleoli, serta kromatin yang sedikit menggumpal. Pronormoblas menyebabkan

    terbentuknya suatu rangkaian normoblas yang makin kecil melalui sejumlah pembelahan sel.

    Normoblas ini juga mengandung sejunlah hemoglobin yang makin banyak (yang berwarna

    merah muda) dalam sitoplasma, warna sitoplasma makin biru pucat sejalan dengan hilangnya

    RNA dan apparatus yang mensintesis protein, sedangkan kromatin inti menjadi makin padat.

    Inti akhirnya dikeluarkan dari normoblas lanjut didalam sumsum tulang dan menghasilkan

    stadium retikulosit yang masih mengandung sedikit RNA ribosom dan masih mampu

    mensintesis hemoglobin.

  • 8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah

    8/16

    Gbr. 4. Gambar sel-sel darah dalam hematopoiesis (Colour Atlas of Hematology, Practical

    Microscopic and Clinical Diagnosis, oleh Harald Theml,M.D.Professor,Newyork 2004, hal 2-3)

    Sel ini sedikit lebih besar daripada eritrosit matur, berada selama 1-2 hari dalam

    sumsum tulang dan juga beredar di darah tepi selama 1-2 hari sebelum menjadi matur,

    terutama berada di limpa, saat RNA hilang seluruhnya. Eritrosit matur berwarna merah muda

    seluruhnya, adlah cakram bikonkaf tak berinti. Satu pronormoblas biasanya menghasilkan 16

    eritrosit matur. Sel darah merah berinti (normoblas) tampak dalam darah apabila eritropoiesis

    terjadi diluar sumsum tulang (eritropoiesis ekstramedular) dan juga terdapat pada beberapa

    penyakit sumsum tulang. Normoblas tidak ditemukan dalam darah tepi manusia yang normal.15

    Membran Eritrosit

    Membran eritrosit terdiri atas lipid dua lapis (lipid bilayer), protein membran integral, dan suatu

    rangka membrane. Sekitar 50% membran adalah protein, 40% lemak, dan 10 % karbohidrat.

    Karbohidrat hanya terdapat pada permukaan luar sedangkan protein dapat diperifer atau

    integral, menembus lipid dua lapis.

  • 8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah

    9/16

    HEMOGLOBIN

    Pigmen merah pembawa oksigen didalam eritrosit vertebrata merupakan hemoglobin,

    suatu protein dengan berat molekul 64.450. Hemoglobin suatu molekul globin yang dibentuk 4

    subunit. Tiap subunit mengandung suatu gugus hem yang dikonjugasi ke suatu poplipeptida.

    Hem merupakan turunan porfirin yang mengandung besi. Polipeptida dinamai secara bersama-

    sama sebagai bagian globin dari molekul hemoglobin. Ada 2 pasangan polipeptida dalam tiap

    molekul hemoglobin, 2 subunit mengandung satu jenis polipeptida dan 2 mengandung lainnya.

    Pada hemoglobin manusia dewasa normal (hemoglobin A), 2 jenis polipeptida dinamai rantai ,

    masing-masingnya mengandung 141 gugusan asam amino dan rantai , yang masing-

    masingnya mengandung 146 gugusan asam amino. Sehingga hemoglobin A dinamai 22.

    Tidak semua hemoglobin dalam darah dewasa normal merupakan hemoglobin A. sekitar 2,5%

    hemoglobin merupakan hemoglobin A2, tempat rantai digantikan oleh (22). Rantai juga

    mengandung 146 gugusan asam amino, tetapi 10 gugusan tersendiri berbeda dari yang dalam

    rantai

    Ada sejumlah kecil dari rantai 3 turunan hemoglobin A yang berhubungan erat dengan

    hemoglobin A yang diglikolisasi. Salah satu dari ini, hemoglobin A1c (HbA1c), mempunyai suatu

    glukosa yang dilekatkan ke valin terminal dalam tiap rantai dan mempunyai minat khusus

    karena jumlah dalam darah meningkat didalam diabetes mellitus terkontrol buruk.17

    Hemoglobin mengikat O2 untuk membentuk oksihemoglobin, O2 yang melekat ke Fe2+

    didalam hem. Afinitas hemoglobin bagi O2 dipengaruhi oleh pH, suhu, dan dan konsentrasi 2,3-

    difosfogliserat (2,3-DPG). 2,3-DPG dan H+ bersaing denganO2 dalam pengikatan ke

    hemoglobin di deoksigenasi, yang menurunkan afinitas hemoglobin bagi O2 dengan

    memindahkan posisi 4 rantai polipeptida (struktur kuatener).18

    Bila darah terpapar ke berbagai obat dan zat pengoksidasi lain in vitro atau in vivo,

    maka besi fero (Fe2+) dalam molekul diubah ke ion feri (Fe3+), yang membentuk

    methemoglobin. Methemoglobin berwarna gelap dan bila ia ada didalam jumlah besar didalam

    sirkulasi, maka ia akan menyebabkan pewarnaan kulit berwarna kehitaman yang menyerupai

    sianosis. Normalnya timbul sejumlah oksidasi hemoglobin ke methemoglobin, tetapi system

    enzim didalam eritrosit, system NADH-methemoglobin reduktase, mengubah methemoglobin

    kembali ke hemoglobin.

  • 8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah

    10/16

    Gbr. 5. Hemoglobin dewasa normal. (Haematology at a Glance, oleh Victor Hoffbrand, edisi ke-

    2, London 2005, hal 10)

    Karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin membentuk karbonmonoksi

    hemoglobim (karboksihemoglobin). Afinitas hemoglobin bagi O2 jauh lebih rendah dibandingkan

    afinitasnya bagi karbon monoksida, yang akibatnya menggeser O2 dari hemoglobin, yang

    mengurangi kapasitas darah membawa oksigen.20

    Sintesis Hemoglobin

    Kandungan hemoglobin normal rata-rata 16 g/dl pada pria dan 14 g/dl pada wanita,

    yang semuanya terdapat dalam eritrosit. Didalam badan pria 70 kg ada sekitar 900 g

    hemoglobin serta 0,3 g hemoglobin dirusak dan 0,3 g disintesis setiap jam. Bagian hem dari

    molekul hemoglobin disintesis dari glisin dan suksinil-KoA.21

    Katabolisme Hemoglobin

    Bila eritrosit tua dirusak di dalam system retikuloendotel, maka bagian globin molekul

    hemoglobin dipecah dan hem diubah ke biliverdin. Pada manusia, kebanyakan biliverdin diubah

    ke bilirubin dan diekskresikan ke dalam empedu. Besi dari hem digunakan kembali untuk

    sintesis hemoglobin; jika darah hilang dari badan dan defisiensi besi tidak dikoreksi, maka

    timbul anemia defisiensi besi.

  • 8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah

    11/16

    Struktur 3-dimensi hemoglobin

    (Haematology at a Glance, oleh Victor Hoffbrand, edisi ke-2, London 2005, hal 11)

    Pemberi warna merah pada darah

    Protein heme berfungsi dalam pengikatan dan pengangkutan O2, serta fotosintesis.

    Gugus prostetik heme merupakan senyawa tetrapirol siklik, yang jejaring ekstensifnya terdiri

    atas ikatan rangkap terkonjugasi, yang menyerap cahaya pada ujung bawah spektrum visibel

    sehingga membuatnya berwarna merah gelap. Senyawa tetrapirol terdiri atas 4 molekul pirol

    yang dihubungkan dalam cincin planar oleh 4 jembatan metilen-. Substituen menentukan

    bentuk sebagai heme atau senyawa lain. Terdapat 1 atom besi fero (Fe2+) pada pusat cincin

    planar, yang bila teroksidasi, akan menghancurkan aktivitas biologic.

  • 8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah

    12/16

    Hemostatis dan Golongan Darah

    I. Hemostatis

    Hemostasis adalah penghentian perdarahan dari suatu pembuluh darah yang

    rusak, agar tejadi perdarahan dari pembuluh darah dan tekanan dalam pembuluhdarah harus lebih besar dari pada tekanan di luar untuk mendorong darah melalui

    kerusakan tersebut. Mekanisme hemostatik inheren dalam keadaan normal mampu

    menambal kebocoran dan menghentikan pengeluaran darah melalui kerusakan kecil

    dikapiler arteriol dan venula. Pembuluh-pembuluh kecil ini sering mengalami rupture

    oleh trauma-trauma minor yang terjadi sehari-hari. Trauma semacam ini adalh

    sumber tersering perdarahan, walaupun kita bahkan sering tidak menyadari bahwa

    telah terjadi kerusakan. Mekanisme hemostatok dalam keadaan normal menjaga

    agar kehilangan darah melalui trauma kecil tersebut tetap minimum.Perdarahan dari pembuluh berukuran sedang atau besar yang lebih sering terjadi

    biasanya tidak dapat dihentikan oleh mekanisme hemostatik tubuh sendiri.

    Perdarahan akibat terpotongnya arteri lebih berat, sehingga lebih berbahaya dari

    perdarahan vena. Hal ini dikarenakan tekanan ke arah luar dari arteri lebih besar

    (yaitu tekanan darah arteri jauh lebih besar dari pada tekanan vena). tindakan-

    tindakan pertolongan pertama untuk arteri yang terpotong adalah penekanan

    eksternal pada luka dengan kekuatan yang lebih besar dari pada tekanan darah

    arteri untuk secara sementara menghentikan perdarahan sampai pembuluh ynagrobek tersebut dapat ditutup secarah bedah. Perdarahan dari vena yang mengalami

    trauma sering kali dapat dihentikan hanya denga menghentikan bagian tubuh yang

    berdarah untuk mengurangi efek grafitasi pada tekanan di vena. Apabila penurunan

    tekanan di vena tidak cukup untuk menghentikan perdarahan, penekanan eksternal

    rinagn adekuat.

    Hemostasis melibatkan tiga langkah utama :

    (1) spasme vaskuler,

    (2) pembentukan sumbat trombosit(3) koagulasi darah. Trombosit jelas berperan penting dalam membentuk sumbat

    trombosit, tapi sel ini juga member kontribusi pada dua langkah lainnya.

  • 8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah

    13/16

    II. FAKTOR PEMBEKUAN DARAH

    Faktorfaktor pembekuan darah :

    a. Fibrinogen : precursor fibrin (protein terpolimerisasi)

    b. Protrombin : precursor enzim proteolitik thrombin dan mungkin akselerator

    lain dan konversi protrombin

    c. Tromboplastin : activator lipoprotein jaringan pada protrombin

    d. Kalsium : diperlukan untuk aktivasi protrombin dan pembentukan fibrin

    e. Akselerator plasma globulin : suatu faktor plasma yang mempercepat

    konversi protrombin menjadi thrombin.

    f. Akselerator konversi protrombin serum : suatu faktor serum yang

    mempercepat konversi protrombin

    g. Globulin antihemofilik (AHG) : suatu faktor plasma yang berkaitan dengan

    faktor ke III trombosit dan faktor chrismas (IX) : mengaktivasi protrombin

    h. Faktor Crismas : faktor serum yang berkaitan dengan faktor-faktor trombosit

    III dan VIII mengaktivasi protrombin

    i. Faktor Stuart-Prower : suatu faktor plasma dan serum ; akselerator konversi

    protrombin

    j. Pendahulu tromboplastin plasma (PTA) : suatu faktor plasma yang diaktivasi

    oleh faktor Hageman (XII); akselerator pembentukan thrombin

    k. Faktor Hageman : suatu faktor plasma ; mengaktivasi PTA (XI)

    l. Faktor penstabil fibrin : faktor plasma ; menghasilkan bekuan fibrin yang lebih

    kuat yang tidak larut di dalam urea

    - Faktor Fletcher (prakalikrein); faktor pengaktivasikontak

    - Faktor Fitzgerald (kininogen berat-molekul-tinggi); faktor pengaktivasi-

    kontak

    II. Golongan Darah

    Golongan darah adalah ciri khususdarah dari suatu individu karena adanya

    perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah

    merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan

    ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis

    antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi

    http://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Transfusi_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Transfusi_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Darah
  • 8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah

    14/16

    darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi

    imunologis yang berakibatanemia hemolisis,gagal ginjal,syok,dankematian.

    Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenisantigen danantibodi

    yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

    Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di

    permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B

    dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif

    hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau

    O-negatif.

    Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah

    merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum

    darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat

    menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif

    Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A

    dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.

    Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari

    orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.

    Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan

    darah kecuali pada sesama AB-positif.

    Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi

    memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan

    golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan

    golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang

    dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-

    negatif.

    Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di

    dunia, meskipun di beberapa negara sepertiSwedia danNorwegia,golongan darah

    A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena

    golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah

    ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Transfusi_darahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anemia_hemolisis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Gagal_ginjalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syok&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kematianhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Swediahttp://id.wikipedia.org/wiki/Norwegiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Norwegiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Swediahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/wiki/Antigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kematianhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syok&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Gagal_ginjalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anemia_hemolisis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Transfusi_darah
  • 8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah

    15/16

    Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam

    bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun1930 untuk jasanya menemukan cara

    penggolongan darah ABO.

    a. Frekuensi

    Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung

    populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah

    terhadap populasi yang berbeda-beda.

    b. Warisan

    Tabel pewarisan golongan darah kepada anak

    IbuAyah

    O A B AB

    O O O, A O, B A, B

    A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB

    B O, B O, A, B, AB O, B A, B, AB

    AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB

    c. Rhesus

    Populasi O A B AB

    Suku pribumiAmerika Selatan 100%

    Orang Vietnam 45.0% 21.4% 29.1% 4.5%

    Suku Aborigin di Australia 44.4% 55.6%

    Orang Jerman 42.8% 41.9% 11.0% 4.2%

    Suku Bengalis 22.0% 24.0% 38.2% 15.7%

    Suku Saami 18.2% 54.6% 4.8% 12.4%

    http://id.wikipedia.org/wiki/Karl_Landsteinerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nobelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisiologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteranhttp://id.wikipedia.org/wiki/1930http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Selatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vietnamhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Aborigin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Aborigin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Germanyhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Bengal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Saami&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Saami&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Bengal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Germanyhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Aborigin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Selatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/1930http://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisiologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Nobelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karl_Landsteiner
  • 8/12/2019 Hemopoetic System Dan Komponen Darah

    16/16

    Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor

    Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki

    faktor ini pada tahun1940 oleh Karl Landsteiner.Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di

    permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh

    pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis

    penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+

    adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan,

    dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.

    Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor

    dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap

    antigen Rh(D) yang mengakibatkanhemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang

    pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saatkehamilan.

    d. Golongan darah lainnya

    Diegopositif yang ditemukan hanya padaorang Asia Selatan dan pribumi Amerika.

    Dari sistem MNSdidapat golongan darah M, N dan MN. Berguna untuk tes kesuburan.

    Duffynegatif yang ditemukan di populasiAfrika.

    Sistem Lutheransyang mendeskripsikan satu set 21 antigen.

    Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau

    Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops,

    Indian, Ok, Raphdan JMH.

    http://id.wikipedia.org/wiki/1940http://id.wikipedia.org/wiki/Karl_Landsteinerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hemolisishttp://id.wikipedia.org/wiki/Hamilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Selatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Selatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hamilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hemolisishttp://id.wikipedia.org/wiki/Karl_Landsteinerhttp://id.wikipedia.org/wiki/1940