[g-d104-5] pp.275-280 rancang bangun pengaturan suhu dan kelembaban untuk optimasi proses ferment
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 [G-D104-5] Pp.275-280 Rancang Bangun Pengaturan Suhu Dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Ferment
1/6
The 14thIndustrial Electronics Seminar 2012 (IES 2012)Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 24, 2012
ISBN: 978-602-9494-28-0 275
Rancang Bangun Pengaturan Suhu Dan Kelembaban
Untuk Optimasi Proses Fermentasi Tempe
Muhammad Adib Hadiyan Shah, Dita Aprilia Sutama, Rusiana, Hendik Eko Hadi S
Program Studi D3 Teknik Elektro Industri - Departemen Teknik Elektro
Politeknik Elektronika Negeri SurabayaInstitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Email : [email protected],[email protected],[email protected]
Abstrak
Proses fermentasi tempe dengan cara
konvensional memerlukan waktu yang lama. Hal ini
tergantung pada kondisi suhu dan kelembaban di
lingkungan sekitar yang berubah-ubah. Seharusnya
suhu dan kelembaban optimum untuk membantu
proses fermentasi tempe adalah antara 300
C-350
Cdan 60%-70% RH. Tidak menentunya suhu dan
kelembaban sekitar dapat memperlama waktu prosesfermentasi. Untuk mengatasinya,diperlukan suatu
sistem yang dapat menjaga kestabilan suhu dan
kelemababan sesuai yang diinginkan. Sistem tersebut
terdiri dari heater sebagai alat yang menghasilkan
panas untuk dialirkan ke seluruh permukaan
inkubator fermentasi tempe dibantu sirkulasi udara
oleh exhaust dan blower. Penggunaan buck converter
sebagai driver Fan DC untuk blower pada inkubator
dan menggunakan AC AC converter untuk mengatur
tengangan heater. Dalam perancangan sistem
peralatan elektronik yang mempunyai kemampuanuntuk membantu proses fermentasi tempe secaraotomatis, digunakan rangkaian mikrokontroller
ATMEGA 16 dan dengan sensor temperatur dan
kelembaban berupa IC SHT 11. Sensor tersebut
digunakan untuk membaca suhu dan kelembaban
ruang inkubator, sehingga suhu dan kelembaban
inkubator dapat dijaga konstan. Hasil dari proses
fermentasi tempe secara otomatis ini adalah pada
proses fermentasi tempe jenis bungkus plastik
berlangsung selama 19 jam dibandingkan dengan
cara konvensional yang membutuhkan waktu 27 jam,
sedangkan pada tempe jenis bungkus daun
berlangsung selama 21 jam dibandingkankonvensional yang membutuhkan waktu 30 jam, dan
pada tempe tanpa bungkus secara otomatis
berlngsung selama 20 jam yang lebih cepat
dibandingkan konvensional yang membutuhkan
waktu selama 28 jam.
Kata kunci: Mikrokontroler ATMega 16, SHT 11,
Buck Converter , AC to AC Voltage Controller
1.PendahuluanTempe merupakan salah satu makanan
tradisional yang dibuat dari proses fermentasi dari
biji kedelai yang menggunakan beberapa jeniskapang seperti Rhizopus oligosporus dan Rhizopus
oryzae[1].Jenis kapang ini dapat tumbuh optimumpada suhu antara 30-35 C dan kelembaban udarasekitar 60-70% RH.Sehingga banyak digunakan oleh
para produsen tempe untuk membantu pada saatproses fermentasi. Namun pada umumnya, dalampembuatan tempe para produsen masih menggunakan
cara manual khususnya pada saat prosesfermentasi.Sering kali timbul masalah
dalamfermentasi tempe khususnya di musim yangsuhu dankelembabannya tidak menentu. Berubah-ubahnyacuaca membuat suhu dan kelembaban didalam ruangan pembuatan tempe juga berubah-ubah.
Hal ini dapatmengakibatkan tempe tidak bisaterbentuk tepat padawaktunya dan kualitasnya jugaberkurang. Pada cuaca dingin, tempe biasanya
ditutupi dengan kain atau penutup lain supaya suhupada tempe tetap stabil dan tempe dapat matang tepatwaktu. Saat melakukan ini, produsen tidak
mengetahui berapa suhu dibutuhkan.
2.Metode
2.1 Sensor temperature dan kelembapan (SHT 11)Module SHT11 merupakan modul sensor suhu
dan kelembaban relatif dariSensirion. Spesifikasidari SHT11 ini adalah sebagai berikut:
1. Berbasis sensor suhu dan kelembaban relatifSensirion SHT11.
2.
Mengukur suhu dari -40C hingga +123,8C, atau
dari -40F hingga+254,9F dan kelembaban relatifdari 0%RH hingga 1%RH.
3.
Memiliki ketetapan (akurasi) pengukuran suhu
hingga 0,5C pada suhu 25C dan ketepatan(akurasi) pengukuran kelembaban relatif hingga3,5%RH.
4.
Memiliki atarmuka serial synchronous 2-wire,bukan I2C.
5.
Jalur antarmuka telah dilengkapi dengan
rangkaian pencegah kondisi sensor lock-up.6.
Membutuhkan catu daya +5V DC dengankonsumsi daya rendah30 mW.
7. Modul ini memiliki faktor bentuk 8 pin DIP0,6sehingga memudahkan pemasangannya.
(a)
-
8/10/2019 [G-D104-5] Pp.275-280 Rancang Bangun Pengaturan Suhu Dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Ferment
2/6
Control Systems, Technologies and Applications
276
(b)
Gambar 1. a)SHT-11[2]. b)Rangkaian Standart
Sensor SHT 11 [2]
Sensor SHT11 memiliki ADC (Analog toDigital Converter) di dalamnya sehingga keluaran
data SHT 11 sudah terkonversi dalam bentuk datadigital dan tidak memerlukan ADC eksternal dalampengolahan data pada mikrokontroler.[2]
2.2
Buck ConverterBuck chopper adalah konverter daya yang
digunakan untuk merubah suatu tegangan dcmasukan (Va) ke tegangan keluaran dc yang lebih
kecil (Vs). Seperti halnya tranformator pada teganganAC.
Konverter buck dibangun dengan 5 komponen utama,
yaitu:1.
PWM generator, yaitu pembangkit pulsaberfrekuensi tinggi (diatas 20 KHz) yang
duty cycle-nya dapat diubah-ubahbergantung besar tegangan output yangdiinginkan dan tegangan input yang ada.
Output dari PWM generator ini digunakanuntuk memberi sinyal MOSFET yangberfungsi sebagai saklar elektronik. Besar
duty cycle untuk mengeluarkan teganganoutput yang diinginkan dapat dihitungdengan rumus
(2.1)
Dimana:Vo = tegangan output yangdiinginkan
d = duty cyclePWMVi = tegangan input.
2. MOSFET sebagai saklar elektronik yangmengalirkan dan memutus arus dari sumbertegangan.
3. Diode freewheel yang berfungsi sebagaitempat mengalirnya arus saat MOSFET off.
4.
Induktor sebagai filter arus yang
mengurangi ripple arus switching. Untuk
perhitungan nilai Induktor dapat dihitungdengan rumus :
(2.2)Dimana:
L = Induktor (H)Vo = tegangan output yang diinginkan
(V)
D = duty cyclePWMVd = tegangan input. (V)f = frekuensi switching
= delta arus5.
Kapasitor sebagai filter tegangan untukmengurangi ripple tegangan. Untukperhitungan nilai Induktor dapat dihitung
dengan rumus :
(2.3)
Dimana:C = kapasitor (H)
Vo = tegangan output yang diinginkan(V)
F = frekuensi switching
= riple arus
= ripletegangan
2.3.
AC to AC Voltage ConverterUntuk mengubah tegangan bolak-balik (AC)
menjadi tetap tegangan bolak-balik (AC) , tetapibesarnya tegangan output dapat diubah-ubah maka
digunakan rangkaian AC Voltage Controller. Padatugas akhir ini jenis rangkaianAC Voltage Controlleryang digunakan adalah rangkaian pengontrol
gelombang penuh satu fasa dengan bebanresistif.Selama tegangan masukan setengah sikluspositif, daya yang mengalir dikontrol oleh beberapa
sudut tunda dari TRIAC.Pulsa-pulsa yang dihasilkanpada TRIAC terpisah 180.
Tegangan keluaran rms dapat ditentukan melaluipersamaan :
Vo = Vs [ 1/( + (0,5 sin 2)) ] (2.4)Dengan variasi sudut dari 0 sampai . Vo dapat
divariasikan dari Vs sampai 0 volt.
-
8/10/2019 [G-D104-5] Pp.275-280 Rancang Bangun Pengaturan Suhu Dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Ferment
3/6
Control Systems, Technologies and Applications
277
3.
Perancangan Sistem
3.1 Perencanaan Perangkat Keras
Gambar 2.Blok diagram sistem
Blok diagram secara keseluruhan dari sistemditunjukkan pada gambar diatas. Dalam pengaturansuhu dan kelembaban inkubator fermentasi
memerlukan alat untuk menjaga agar suhu dankelembabannya ideal sesuai yang diperlukan. Yaitu
exhaustdan bloweruntuk mensirkulasikan udara dari
luar ke dalam plan agar suhu dalam plandapat dijagaagar tidak melebihi suhu 30-35C.Nilai teganganpenyulutan yang diberikan pada heaterdisesuaikandengan kebutuhan panas didalam ruang inkubatormengingat kontrol pada inkubator menggunakan PI
kontrollersehingga kebutuhan panas akan disesuaikansecara otomatis. Jika heater menghasilkan panasyang tinggi maka kipas akan berputar lebih kencang
dengan rpm sebesar 1000 rpm. Sebaliknya jika heatermenghasilkan panas yang rendah maka kipas akanberputar lebih pelan dengan rpm sebesar 500 rpm.Kontrol otomatis blowerdan exhaustakan dilakukan
oleh mikrokontroler ATmega16 yang diatur agar
blower danexhaust nyala dan mati secara bergantian,tujuannya agar terjadi sirkulasi udara pada inkubator.
3.2 Perancangan Buck ConverterKonverter buck yang pada proyek ini digunakan
sebagai pengatur tegangan fan DCsebagai blowerpada heater dalam inkubator sehingga dapat diatur
putarannya, konverter buck terdiri dari beberapakomponen utama, yaitu mosfet sebagai switch,induktor, kapasitor, diode, dan beban. Gambarrangkaian konverter buck terlihat seperti Gambar 3.
Vi nput
MOSFET
Di ode
L
Load Vout put
AA
C
Gambar 3.RangkaianBuck converter
Untuk mendesain konverter yang baik diperlukanperhitungan nilai komponen-komponen yang tepat.
Karena nilai komponen yang tidak tepat, dapatmenyebabkan hasil output yang kurang baik, sepertikeluarnya ripple tegangan dan arus yang terlalu
besar. Untuk mendesain rangkaian konverter, perlu
ditetapkan beberapa variabel, yaitu:
Desain buck converterTegangan input (Vs) = 20 volt
Tegangan output(Vo) = 12 voltArus output (Io) = 2 AFrekuensi (F) = 40 khziL = 20% x IL= 0.2x 2 =0.4 A
vo = 0.5% x Vo = 0.005x12= 0.06 V
3.3. Perancangan AC to AC Voltage ControllerRangkaian pengontrol AC to AC satu fasa
yang tampak pada Gambar 4. dirancang untuk
bekerja sebagai pengontrol tegangan AC untukmensuplai tegangan ke beban dengan nilai tahananyang tetap, sehingga diperoleh nilai arus bervariasi
yang akan digunakan untuk menguji karakteristikperalatan pengaman arus lebih.
Gambar 4.Rangkaian AC-AC konverter 1 fasa
4. Hasil Pengujian Sistem
4.1 Pengujian SHT 11Pengujian SHT 11 ini berfungsi untuk
mengatahui apakah sensor dapat membaca suhu dankelembaban secara benar.
Tabel 1.Perbandingan Data Suhu dan Kelembaban
Alat Temp. C Humy RH
SHT11 30.75 56
ThermoHygro 29.7 51
ThermoHygro merupakan alat pengukur suhu
dan kelembaban ruangan secara digital. Dalam hal inidata yang diperoleh dari sensor akan dibandingkandengan data hasil pengukuran alat digital. Dari hasilpengukuran didapatkan hasil seperti pada tabel diatas
dan dapat diketahui bahwa keduanya mempunyaiperbedaan data yang kecil.
4.2 Buck ConverterPengujian buck converter digunakan untuk
mengetahui respon buck converter terhadap
perubahan duty cycle. Dalam pengujiannya, buckconverterdiberi input 20 volt dan diberi sinyal drive
dengan duty cycle mulai dari 20% hingga 80%.
Secara teoritis, output konverter akan bernilaisebanding dengan duty cycle PWM yang digunakanuntuk menyulut mosfet. Seperti yang terlihat pada
MikrokontroolerAT Me a 16
PLN
220 V
Trafo
Stepdown220V:110V
AC-AC
Converter
TrafoStepdown
220V:24VAC-DCRectifie
Buck
Converter
Driver
Sensor SHT11
DAC
LCD
Fan
DC
Inkubator
Fermentasi Tempe
-
8/10/2019 [G-D104-5] Pp.275-280 Rancang Bangun Pengaturan Suhu Dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Ferment
4/6
Control Systems, Technologies and Applications
278
Tabel 2.Output buck converter mempunyaiperbedaan dengan teorinya. Terdapat beberapa hal
yang menyebabkan munculnya nilai yang berbedaantara perhitungan secara teori dengan pengukurandalam pengujian, salah satu diantaranya yaitu dutycycle yang berubah setelah sinyal PMW dari
mikrokontroler masuk ke rangkaian totempole. Halini dikarenakan kecepatan respon dari opto-isolatoryang lebih rendah dari pada kecepatan switchingPWM dari mikrokontroler.
Tabel 2.Tabel pengujian buck converter beban
motor dc fan
Buck converterkami gunakan untuk blower padaDC fan pada ruang inkubator. Pada pengujian initegangan inputBuck converteradalah 20 volt dengan
dutycycle sebesar 60% sehingga menghasilkantegangan output sebesar 12 volt berdasarkanperhitungan di bawah ini :
Vout = Vin x D= 20 x (60/100)
= 12 VoltSedangkan pada hasil pengujian ketika diberi
dutycycle 60% didapatkan nilai Vout = 11.92 Volt,
sehingga didapatkan % error sebesar 0.67% .Pada pengujian buck converter yang kami
lakukan adalah mengubah dutycycle mulai dari 20%sampai dengan 80% dengan step 20% seperti terlihat
pada tabel 2. diatas. Tujuan dari pengujian ini adalahmengetahui tegangan keluaran buck converter yangnantinya akan dibandingkan dengan perhitungansecara teori sehingga diketahui kelebihan dankekurangan desain buck converter yang telah kami
lakukan sebelumnya.
4.3 AC to AC Voltage ControllerPengujian dilakukan dengan menggunakan
beban heater 200 watt dengan dicatu tegangansebesar 110V. rangkaian ini berfungsi untukmengubah-ubah tegangan output ac sesuai dengan
yang diharapkan. Untuk mengatur output tegangandari rangkaian AC-AC konverter dilakukan dengancara mengubah sudut penyulutan pada TRIAC sesuaidengan siklus kerjanya menggunakan TCA 785.
Perbandingan Nilai Vac Teori dan Vac Praktek
yang didapatkan dengan mengatur sudut penyalaanpada triac terlihat pada tabel 3, dibawah. Terdapaterror yang kecil pada setiap perubahan penyulutan
Tabel 3.Perbandingan Vac Teori dan PraktekSudut
()
Vac Teori
(V)
Vac Praktek
(V)
Error
(%)
0 110 109.3 0.6
30 91.93 87 5.36
60 73.59 70.03 4.83
120 36.4 35 3.84
180 0 0.14 0.6
Pengaturan suhu dari heater dilakukan denganmelakukan penyulutan pada AC-AC VoltageController dimana output dari AC-AC Voltage
Controller digunakan sebagai tegangan inputan dari
heater. Untuk menghasilkan suhu 300C-35
0C, AC-
AC Voltage Controller disulut pada penyulutan
pada triac sebesar 90o yang akan menghasilkan
tegangan output sebesar 55 volt.
4.4 Pengujian Hasil Pembuatan Tempe
Dari hasil percobaan baik secara manual maupunotomatis, alat pembuatan tempe ini sudah cukup
bagus karena memiliki tingkat keberhasilan sesuaiyang diharapkan. Pada tabel 4 diketahui bahwajumlah tempe yang jadi atau layak di konsumsi
adalah 20 bungkus dari 20 tempe bungkus yang telahdibuat pada percobaan pembuatan secarakonvensional.
Tabel 4. Pengujian pembuatan tempe secarakonvensional
Untuk hasil pembuatan tempe secara otomatisternyata memiliki tingkat keberhasilan sesuai yang
diinginkan dari total 20 bungkus tempe yang dibuat .Sedangkan yang menjadi perbedaan antara
pembuatan secara manual dengan otomatis adalahperbedaan waktunya, pada pembuatan tempe secaraotomatis diperlukan waktu 19-20 jam, sedangkanpembuatan secara manual lamanya 27-30 jam.
Tabel 5. Pengujian pembuatan tempe secara otomatis
No. DutyCycle(%)
Vin(V)
Iin(A)
Voutpraktik
(V)
Voutteori
(V)
Iout(A)
Error
(%)
Eff()(%)
1. 20 20 0.0
25
3.86 4 0.1 3.5 77.2
2. 40 20 0.0
8
7.76 8 0.18 3 87.3
3. 60 20 0.1
8
11.92 12 0 .28 0.67 92.71
4. 80 20 0.3 15.87 16 0.34 0.81 89.93
Jenis Tempe Suhu
dan
Kelemba
ban
Tertingg
i
Suhu
dan
Kelemba
ban
Terenda
h
Wakt
u
(Jam)
Keteran
gan
Bungkus Daun 30.3 oC
59 %RH
27.8oC
47%RH
30 Berhasil
Bungkus Plastik 30.3 oC
59 %RH
27.8oC
47%RH
27 Berhasil
Tanpa Bungkus 30.3 oC
59 %RH
27.8oC
47%RH
28 Berhasil
Jenis Tempe Suhu dan
Kelembaban
Tertinggi
Suhu dan Kelembaban
Terendah
Waktu
(Jam)
Keterangan
Bungkus
Daun
34.81 oC
69 %RH
30.53oC
59%RH
21 Berhasil
BungkusPlastik
34.81 oC69 %RH
30.53oC59%RH
19 Berhasil
TanpaBungkus
34.81 oC69 %RH
30.53oC59%RH
20 Berhasil
-
8/10/2019 [G-D104-5] Pp.275-280 Rancang Bangun Pengaturan Suhu Dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Ferment
5/6
Control Systems, Technologies and Applications
279
Berdasarkan tabel hasil pembuatan tempetersebut dapat diketahui bahwa keberhasilan sesuai
yang diharapkan karena pada saat membuat tempesemua alat kontroller dapat berfungsi maksimalsesuai dengan tugasnya sehingga suhu dan
kelembaban tetap konstan sesuai. Perbedaan untuk
hasil pengujian pembuatan secara otomatis denganmanual adalah terletak pada faktor suhu maupunkelembaban. Mengingat pada alat otomatis, besarnyasuhu dan kelembaban sudah dikontrol secara
otomatis sehingga akan selalu konstan danmempercepat proses fermentasi sedangkan padaproses konvensional berlangsung lebih lama, hal inidikarenakan suhu dan kelembaban pada lingkungan
sekitar yang berubah-ubah tergantung pada cuaca.
4.5 Perbandingan EfisiensiPerbandingan effisiensi ini dimaksudkan untuk
membandingkan keuntungan dan kerugian yang
didapat jika memilih fermentasi tempe konvensionalataupun secara otomatis menggunakan inkubatorPerbandingan dilakukan dalam 3 hal yaitu dari segi
waktu, biaya dan hasil yang didapat
Tabel 6 Perbandingan pendapatan fermentasikonvensional dengan otomatis
Konvensional Inkubator
Waktu (jam) 30 19
Hasil produksi
Dalam 1 bulan
25 x produksi 40 x produksi
Pendapatan
perbulan (Rp)
25 x 20 x 2000
= Rp 1000.000
40 x 20 x 2000
= Rp 1.600.000
Tentang perhitungan biaya, fermentasi carakonvensional lebih hemat karena tidak membutuhkanbiaya sama sekali sedangkan fermentasi dengan
inkubator membutuhkan tambahan biaya danbanyaknya tempe yang difermentasi terbatas olehruang inkubator. Untuk masing-masing metode
fermentasi perhitungan biaya pengeluaran danpendapatannya adalah sebagai berikut.
a.
Konvensional
Biaya fermentasi = 0,-Banyak tempe didapat = 20 x 25produksi = 500bungkus
Hasil jual tempe = 500 bungkus x Rp 2.000,-= Rp1.000.000,-
b.
Dengan inkubator
Total daya beban = daya heater + daya DC fan= 3.74 W + 19.56 W = 23.3W= 0.0233 KW
Biaya inkubator = 0.0233 KWH x 18 jam x 40produksi x Rp.750,-= RP 12.582,-/bulan
Jumlah tempe yang didapat = 20 x40 produksi=800 bungkus.Hasil jual tempe = 800 bungkus x Rp 2.000,- =
Rp 1.600.000,-
Hasil bersih= Rp 1.600.000 Rp 12.582= Rp1.587.418,-
Dari perhitungan diatas dapat kitaketahui bahwa fermentasi secara konvensional lebih
hemat dibandingkan dengan inkubator. Namun disisilain fermentasi secara elektrik dengan inkubatormemakan waktu lebih cepat sehingga hasil yang
didapatkan juga lebih banyak dibandingkan dengan
metode konvensional dengan catatan tempe yangdifermentasi sebanyak 20 bungkus.
5.
KesimpulanSetelah melakukan pengujian dan analisa data,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :1.
Untuk membaca serta mengukur suhu dan
kelemababan pada inkubator fermentasitempe menggunakan sensor SHT 11 yangmemiliki tingkat kepresisian dan akurasi
yang tinggi yaitu hingga 0,5C pada suhu25C dan ketepatan (akurasi) pengukuran
kelembaban relatif hingga 3,5%RH karenamenggunakan . prinsip atarmuka serial
synchronous2-wire.
2. Dengan adanya sensor SHT 11, maka suhudan kelembaban pada ruang inkubator dapatterbaca sehingga dapat digunakan sebagaiumpan balik ke mikrokontroller untuk
menjaga nilai suhu dan kelembaban tetapkonstan.
3.
Pengaturan suhu dari heater dilakukandengan melakukan penyulutan pada AC-ACVoltage Controller dimana output dari AC-
AC Voltage Controller digunakan sebagai
tegangan inputan dari heater.4.
Untuk menghasilkan suhu 300C-350C, AC-
AC Voltage Controller disulut padapenyulutan pada triac sebesar 90
o yang
akan menghasilkan tegangan output sebesar
55 volt.5. Untuk mengatur kecepatan blower(DC fan)
digunakan Buck converter yang disulutdengan dutycycle sebesar 60% yang akanmenghasilkan tegangan 12 Volt sebagaiinputan DC fan.
6. Dengan adanya heater dan DC fan tersebutmaka suhu dan kelembaban pada ruang
inkubator menjadi merata.7. Dari hasil percobaan, tingkat keberhasilan
pembuatan tempe secara otomatis sesuaiyang diinginkan yang memerlukan waktu
selama 19 jam yang lebih cepatdibandingkan dengan cara konvensionalyang membutuhkan waktu 30 jam.
8. Selain besar suhu dan kelembaban, cepatlambatnya proses fermentasi dipengaruhioleh komposisi dari ragi yang diberikan
serta metode pembungkusan tempe. Jikakomposisi tidak pas, akan mempengaruhilama proses fermentasi dan kualitas dari
tempe nantinya. Dan jika metodepembungkusan tempe menggunakan plastik
-
8/10/2019 [G-D104-5] Pp.275-280 Rancang Bangun Pengaturan Suhu Dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Ferment
6/6
Control Systems, Technologies and Applications
280
akan lebih cepat berfermentasi dibandingkandengan menggunakan daun atau tanpa
bungkus.9.
Jumlah tempe yang akan di fermentasidengan inkubator terbatas oleh besarnya
ruang inkubator.
10.
Dengan adanya alat pembuatan tempeotomatis ini dapat memberikan kemudahandalam proses pembuatan tempedibandingkan dengan cara konvensional,
sehingga menjadi lebih praktis dan efisien
Daftar Pustaka[1] Atsirur Romdhoni. Rancang Bangun Alat
Pengering jagung berbasis mikrokontroler.PENS-ITS, Surabaya 2010.
[2] Andik TriSusanto. Implementasi BuckConverter dan Sensor Hall Effect Pada Kursi
Roda Elektrik Dilengkapi Dengan AutobreakSystem Berbasis Fuzzy Logic Controller.Surabaya, 2007.
[3] Sarwono, B. Membuat Tempe dan Oncom.PT. Penebar Swadaya. Jakarta, 1982.
[4] Muhammad H. Rasyid, Power electroniccircuit. Devices and Applicatoins, second
edition , Prentice-hall international, Inc, 1993.[5] Andrianto,Heri.2008. Pemrograman
Mikrokontroler AVR Atmega16. Informatika,Bandung.
[6] www.alldatasheet.com/ATMega 16. AtmelCorporation (diakses pada tanggal 21 Maret
2012).[7] www.alldatasheet.com/SHT11, sensirion
company (diakses pada tanggal 28 Maret 2012).[8] www.alldatasheet.com/IC TCA 785,Siemens
(diakses pada tanggal 2 April 2012).