explorasi mineral emas

5
tssN 08s4 _ 2ss4l 1 JIK TekMin, Volume 23 Nomor 2,Mei-Agustus 2010 | Explorasi Mineral Emas Firdaus Maskuri Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta Abstract Research qrea is locatedin the village of Malei, countyof Balaesang, Regen.ry of Donggala, Province of Central Celebes. Geographically il is located on thecoordinqte of I19"42'00.81" BT- 0"05'08,92"LS danI I9'44'47.82" BT - oooT'15.60"L5. Stratigraphically the research area is dominated by lintestone and volcanic rocksof Tinombo Formqtion, by intrusion of Diorit andGranodiorit, andby limestone andvolcanic rocl<s of Molasq Formation. The reseqrch result indicated thqt this qrea haspotential resources of metal mineral like pirit, kalkopirit, mqngqn, ferrit, aurum, etc. as shownon the mineralized stonecross-section and the spreadof alterations like silicification, pr opy Iitic, ar 9,, Ii c and intrus iv e miner aliz ed brec cias. Keyw ords : for m at i on, intrus i o n, alter at i o n Abstrak Daerahpenelitian beradadi DesaMalei, Kecamatqn^Bala,esang, Kabupaten Donggala, PropinsiSulawesi Tengah Secara geografis berada padaposisikoordinat l19'42'00.81"87 - 0"05'08.92" LS dan l19'44'47.82" BT - 0'07 '1 5.60 "L5. Stratigrafidaerah penelitian tersusun oleh batupasir, lanau,lempung, batugamping, dan batuan gunungapi (Formasi Tinombo) yang diendapkan dilingkungan laut; oleh intrusi Diorit dan Granodiorit selebar kurang dari 50 meter. menempati morfologi dqtaranmenengah danperbukitanbergelombang; dan oleh konglomerat, batupasir, lempung, dan batugamping(Formasi Molasa Selebes danSarasin) yang menindih secara tidakselqras Formasi Tinombo. Hasil pembahasan menunjukkan bahwadaerah penelitianberpotensi mineral logamseperti mineral pirit, kalkopirit, mangan, besi, emas, terlihat dari singkapan batuan yqng mengqndung urat-urat kwarsa yang termineralisasi dqn penyebaran altera.si. Alterasiyang berkembang adalahsilisifikasi, propilitik, argilik, dan intrusi batuanbeku yang s u dah m engal ami m iner ql is as i. Kata-kata kunci:formasi. intrusi. alterasi PENDAHULUAN Daerah penelitian berada di DesaMalei, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah. Secara astronomis berada pada posisi Kordinat I l 9'42'00.81 " BT 0' 05', 09.92',? LS dan 119',44'47 .92" BT - 0'07'15.60" LS. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui metode eksplorasi yang di gunakan, dalam eksplorasi awal endapan emas, dan untuk mengetahui penyebaran sumber dayamineral yangterdapat padaDesaMalei dan sekitarnya, terutama pola penyebaran mineral emas. Karakteristik dari suatu endapan mineral akansangat dipengaruhi oleh kondisi pembentukannya. Kondisi tersebut sangat erat kaitannyadengan ketersediaan larutan hidrotermal, karakteristik larutan, tempat terjadinya mineralisasi, dan sumber dari larutan hidrotermal tersebut. Tiap-tiap karakteristik tersebut dapat dikenali dari mineral-mineral alterasi yang terekam dalam batuan akibat terpengaruh oleh larutan hidrotermal, Mineral-mineral alterasi ini yang kemudian dapat menjelaskan kondisi yang paling tepat untukmendapatkan mineral bijih dalam tipe endapan tertentu, Beberapa kasus di dunia menunjukkan bahwa proses ubahan hidrotermal hanya berlaku padasuatu daerah tertentu dan belum tentu berlaku untuk daerah lain. Untuk mengetahui keberadaanya maka dilakukan pemetaan geologi di Desa Malei, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala yaitu melalui tahapan interpretasi geomorfologi, observasi singkapan, pengukuran struktur geologi, pengamatan ubahan hidrotermal. Dari data yangdiperoleh dapat diketahui penyebaran zona aletrasi. Kemudian dapatditentukan faktor-faktoryang telah mempengaruhi zona alehasi dan mineral-mineral yang terdapat di daerah tersebut. Emas terdapat dalam fluidasebagai bisulfida kompleks (Au(HS)-') yang sangat stabil melalui semua kondisi lingkungan mesothermal danepithermal (<300-3500C) dan mungkin juga sebagai klorida kompleks (AuCl') pada temperafur yang lebih tinggi (Seward,1982; Hedenquist dan Houghton, 1988).Kelarutan emas dalambentuk bisulfida kompleks semakin bertambah sesuai dengan kenaikan sehu dan salinitas (Henley, 1985vide Corbeft dan Leach,1996). Reaksi penting pada pH mendekati netral adalah sebagai berikut: Au + 2H2S + HS * Au(HS), + lzHz. Reaksi tersebut (dengan H2S danHS) menyebabkan pH naik.HrS - HS'+ H* dan reaksi penting yang mengontrol ph fluida adalah; CO, + H2O - HCO3'+ H*. Pada temperatur sekitar 250' C dan konsentrasi NaCl tertentu sebagai klorida kompleks menghasilkan reduksi: Au + 2Cl + Hn* AuClz + VzHz Emas yang terendapkan berasaldari fluida yang mengalir ke atas (an up welling mineralized fluids), hal ini tergantung padaboiling (pendidihan). Pendidihan menyebabkan eksolusi H2S dandeposisi asosiasi emas. Pada kondisiini pH bertambah dan temperatur turun Firdaus Maskuri

Upload: rizky-dwi-permatasari

Post on 31-Jul-2015

97 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Explorasi Mineral Emas

tssN 08s4 _ 2ss4l 1JIK TekMin, Volume 23 Nomor 2, Mei-Agustus 2010 |

Explorasi Mineral Emas

Firdaus MaskuriJurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral,Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

AbstractResearch qrea is located in the village of Malei, county of Balaesang, Regen.ry of Donggala, Province of CentralCelebes. Geographically il is located on the coordinqte of I19"42'00.81" BT- 0"05' 08,92" LS dan I I9'44'47.82" BT- oooT'15.60"L5.Stratigraphically the research area is dominated by lintestone and volcanic rocks of Tinombo Formqtion, by intrusionof Diorit and Granodiorit, and by limestone and volcanic rocl<s of Molasq Formation.The reseqrch result indicated thqt this qrea has potential resources of metal mineral like pirit, kalkopirit, mqngqn,ferrit, aurum, etc. as shown on the mineralized stone cross-section and the spread of alterations like silicification,pr opy I it ic, ar 9,, I i c and intrus iv e miner al iz ed br ec ci as.Keyw or ds : for m at i on, intrus i o n, alt er at i o n

AbstrakDaerah penelitian berada di Desa Malei, Kecamatqn^Bala,esang, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi TengahSecara geografis berada pada posisi koordinat l19'42'00.81" 87 - 0"05'08.92" LS dan l19'44'47.82" BT -0'07 '1 5.60 "L5.Stratigrafi daerah penelitian tersusun oleh batupasir, lanau,lempung, batugamping, dan batuan gunung api (FormasiTinombo) yang diendapkan dilingkungan laut; oleh intrusi Diorit dan Granodiorit selebar kurang dari 50 meter.menempati morfologi dqtaran menengah dan perbukitan bergelombang; dan oleh konglomerat, batupasir, lempung,dan batugamping(Formasi Molasa Selebes dan Sarasin) yang menindih secara tidak selqras Formasi Tinombo.Hasil pembahasan menunjukkan bahwa daerah penelitian berpotensi mineral logam seperti mineral pirit, kalkopirit,mangan, besi, emas, terlihat dari singkapan batuan yqng mengqndung urat-urat kwarsa yang termineralisasi dqnpenyebaran altera.si. Alterasi yang berkembang adalah silisifikasi, propilitik, argilik, dan intrusi batuan beku yangs u dah m engal ami m iner ql is as i.Kata-kata kunci: formasi. intrusi. alterasi

PENDAHULUANDaerah penelitian berada di Desa Malei, KecamatanBalaesang, Kabupaten Donggala, Propinsi SulawesiTengah. Secara astronomis berada pada posisi KordinatI l 9 '42'00.81 " BT 0' 05' , 09.92' ,? LS dan119',44'47 .92" BT - 0 '07'15.60" LS.Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui metodeeksplorasi yang di gunakan, dalam eksplorasi awalendapan emas, dan untuk mengetahui penyebaransumber daya mineral yang terdapat pada Desa Maleidan sekitarnya, terutama pola penyebaran mineralemas.Karakteristik dari suatu endapan mineral akan sangatdipengaruhi oleh kondisi pembentukannya. Kondisitersebut sangat erat kaitannya dengan ketersediaanlarutan hidrotermal, karakteristik larutan, tempatterjadinya mineralisasi, dan sumber dari larutanhidrotermal tersebut. Tiap-tiap karakteristik tersebutdapat dikenali dari mineral-mineral alterasi yangterekam dalam batuan akibat terpengaruh oleh larutanhidrotermal, Mineral-mineral alterasi ini yangkemudian dapat menjelaskan kondisi yang paling tepatuntuk mendapatkan mineral bijih dalam tipe endapantertentu,Beberapa kasus di dunia menunjukkan bahwa prosesubahan hidrotermal hanya berlaku pada suatu daerahtertentu dan belum tentu berlaku untuk daerah lain.Untuk mengetahui keberadaanya maka dilakukanpemetaan geologi di Desa Malei, Kecamatan

Balaesang, Kabupaten Donggala yaitu melalui tahapaninterpretasi geomorfologi, observasi singkapan,pengukuran struktur geologi, pengamatan ubahanhidrotermal. Dari data yang diperoleh dapat diketahuipenyebaran zona aletrasi. Kemudian dapat ditentukanfaktor-faktor yang telah mempengaruhi zona alehasidan mineral-mineral yang terdapat di daerah tersebut.Emas terdapat dalam fluida sebagai bisulfida kompleks(Au(HS)-') yang sangat stabil melalui semua kondisilingkungan mesothermal dan epithermal (<300-3500C)dan mungkin juga sebagai klorida kompleks (AuCl')pada temperafur yang lebih tinggi (Seward, 1982;Hedenquist dan Houghton, 1988). Kelarutan emasdalam bentuk bisulfida kompleks semakin bertambahsesuai dengan kenaikan sehu dan salinitas (Henley,1985 vide Corbeft dan Leach, 1996). Reaksi pentingpada pH mendekati netral adalah sebagai berikut: Au +2H2S + HS * Au(HS), + lzHz. Reaksi tersebut(dengan H2S dan HS) menyebabkan pH naik. HrS -HS' + H* dan reaksi penting yang mengontrol ph fluidaadalah; CO, + H2O - HCO3'+ H*. Pada temperatursekitar 250' C dan konsentrasi NaCl tertentu sebagaiklorida kompleks menghasilkan reduksi: Au + 2Cl +Hn* AuClz + VzHzEmas yang terendapkan berasal dari fluida yangmengalir ke atas (an up welling mineralized fluids), halini tergantung pada boiling (pendidihan). Pendidihanmenyebabkan eksolusi H2S dan deposisi asosiasi emas.Pada kondisi ini pH bertambah dan temperatur turun

F i rdaus Maskur i

Page 2: Explorasi Mineral Emas

z I rsslv o*s4 - 2ss4lJ lK TekMin, Volume 23 Nomor 2, Mei-Agustus 2010

yang menyebabkan bertambahnya kelarutan emas.Emas yang terdeposisi hanya sekitar 14Yo pada bagianbawah aliran fluida, merupakan pengaruh dari kondisidi atas dan kompleksasi ion emas dengan bisulfidayang masih tersisa dalam fluida setelah terjadipendidihan (hasil eksperimen; Corbett dan Leach,1996). Berkurangnya aktifitas sulfur merupakan faktorpenting dalam mineralisasi emas. Pada sistem sulfidatinggi mineralisasi emas justru tercapai dengandeposisi sulfida yang melimpah.Percampuran dengan fluida pH rendah turunnyakomposisi asam sulfat atau asam bikarbonat dalamfluida akan mendeposisikan emas. Tapi hal ini dapatterhenti bila ada pengaruh dilusi (pelarutan) danpendinginan,Pencampuran dengan fluida yang teroksidasi(Oxygenated fluids) Oksidasi fluida disebabkarr karenapercampurannya dengan air bawah tanah (groundwater) yang turun ke bawah dan teroksidasi. Proses inimerupakan mekanisme utama dan efektif bagipembentukan endapan bonanza - grade gold. Di bawahkondisi pH rendah (kurang dari 3-4). Khususnya padatemperatur yang tinggi kelarutan mengontrol deposisiemas. Emas juga bisa tertransport sebagai Au (HS)2O(kompleks senyawa tio-bisulfida), atau sebagaikombinasi senyawa kompleks klorida-bisulfida(Seward, 1982),

METODE PENELITIANPenelitian ini dilakukan dengan melalui tiga tahapyaitu tahap pendahuluan yang disertai pengumpulandata, tahap analisa dan interprestasi, serta tahappenyelesaian dan penyajian data. Pengurnpulan datamerupakan proses.pengumpulan data-data seperti data kedudukan batuanyang berfungsi untuk mengetahui straek dan dip,sample satuan berfungsi untuk mengetahui batuan apasaja yang ditemukan dilapangan, data strukturberfungsi untuk mengetahui struktur-struktur yangberkembang di daerah telitian, foto bentang alam, dandata alterasi, dan data lain yang diperlukan, Tahapanalisis dan interprestasi data meliputi analisa

interpretasi geologi, analisa petrologi, analisa kimiabatuar/mineral, dan analisa data produksi.Analisa interpretasi merupakan dasar untukmenentukan dan mengetahui proses-proses geologiyang berkernbang di daerah telitian. Analisa geologiterdiri dari bebbrapa tahapan yaitu interpretasi petatopografi dan peta geologi yang mengacu pada hasilpengamatan secara visual di lapangan. Analisa inidilakukan dengan melakukan pengamatan secara visualdi lapangan dan didukung dengan mengkaji petatopografi untuk mengetahui kelerengan dan dapatdinteprestasikan suatu struktur kelurusan. Dari analisageologi ini dapat diketahui intensitas struktur kelurusandan kelerengan pada daerah telitian, sehingga dapatmenginterprestasikan secara umum penyebaran batuandan pembentukan kandungan-kandungan mineral.Analisa petrologi dilakukan pada masing-masingcontoh batuan yang diambil langsung dar! lapangansecara megaskopis (Peta Lintasan). Maksud dan tujuandari analisa ini adalah untuk mengamati danmendapatkan data batuan secara megaskopis sepertiwarna batuan yang lapuk, yang masih segar (fresh),maupun yang akan menjadi soil, tekstur, ukuran butir,dan proses mineralisasi dan lain-lain.Analisa kimia batuan/mineral digunakan untuk dapatmengetahui unsur-unsur kimia dari mineral penyusunbatuan. Analisa data produksi adalah analisa datapendukung perusahaan yang berguna dalampelaksanaan penelitian ini . Tahap ini dilakukan secaramenyeluruh pada masing-masing analisa data. Analisageologi, analisa petrologi, analisa kimia batuan/mineral, dan analisa data produksi sehingga didapatkansuatu hubungan dan perbandingan antara hasil analisayang satu dengan yang lainnya. Dari hasil diatas akandilanjutkan pada tahap penyelesaian dan penyajiandata.berdasarkan output berupa peta dan tabel.

TATANAN GEOLOGIGeomorfologiDapat dibagi menjadi 3 yaitu, Menurut Vm Zuidam(1973) : Perbukitan berlereng Miring (8-13%),meliputi kurang lebih 40o/o dari daerah telitian danberada di sepanjang pantai dari desa malei, kamonji,(Utara); Perbukitan berlereng curam (21-55%) meliputikurang lebih 20% dari daerah telitian di DesaWalandano, (Timur) ; Punggungan berlereng miring,meliputi kurang lebih 25% dari daerah telitian danberada pada daerah dekat dengan pantai. (Barat);Tubuh sungai rneliputi kurang lebih 15 o/o dari daerahtelitian dan berada pada daerah Desa Malei, Kamonji.(Barat dan Utara),

Struktur GeologiSecara umum daerah penelitian sangat sulit ditemukanshuktur geologi, selain faktor vegetasi yang menutupidaerah penelitian, hal ini juga disebabkan oleh prosespelapukan yang terjadi pada daerah tersebut yangmengakibatkan permukaan tertutup tanah (soil),sehingga sangat sulit didapatkan singkapan batuan

Gambar 2. Emas sekunder, terdapat di kuala pasirayahasil dari masyarakat mendulang

Firdaus Maskuri

Page 3: Explorasi Mineral Emas

Jf K rekMin, Votume 23 Nomor 2, M.'i:il3:i"*, :iltS

dasar. Tetapi berdasarkan data pengamatan permukaanyang terbatas maka rekahan-rekahan (fracture) maupunjoint dapat terlihat. Analisa struktur dilakukan dengancara membandingkan peta topografi dengan petageologi untuk struktur regional yang mengenai daerahtelitian.Dari hasil perbandingan ini diketahui adanya kelurusanyang merupakan indikasi adanya struktur yang bekerjapada daerah telitian berupa sesar mendatar yangdiperkirakan berarah Barat Daya - Timur Laut danBarat- Timur (NE-SW) (lihat Gambar 3)

Gambar 3. Singkapan Lempung terdapat kekar-kekardengan arah umnrnnya N 230' E

(arah kamera N 140' E)

StratigrafiSatuan Batuan atau Formasi 1,ang terdapat di daerahtelitian berdasarkan data lapangan yang ada (dari tuake muda) dapat dibagi menjadi :l. Formasi Tinombo Ahlburg (1913) tersusun oleh

batupasir, .lanau, lempung, batugamping, danbatuan gunung api yang diendapkan dilingkunganlaut.

2. Batuan Terobosan (intrusi Diorit dan Granodiorit)tersusun oleh intrusi-intrusi kecil (selebar kurangdari 50 meter) yang umumnya terdiri darigranodiorit, diorit, menerobos Formasi Tinombo,yakni sebelum endapan molasa, dan tersebar luasdi seluruh daerah. Menempati morfologi DataranMenengah dan Perbukitan Bergelombang (DaerahTinggian).

Gambar 4. Singkapan Granodiorit, terdapat di KualaLanguja (dengan arah kamera N 240' E)

3. Formasi Molasa Selebes Sarasin dan Sarasin(1901) tersusun oleh konglomerat, batupasir,

lempung, dan batugamping yang semuanya hanyamengeras lemah, Batuan ini terdapat padaket inggian lebih rendah pada sisi - s is i buki t ,menindih secara tidak selaras Formasi Tinombodan kompleks batuan metamorf, mengandungrombakan yang berasal dari formasi-formasi yanglebih tua dan Menempati daerah DataranMenengah.

HASTL PEMBAHASANEksplorasi AwalMapping dilakukan oleh geologisr dengan jalan melaluisungai berlujuan untuk mengetahui singkapan yangbaik, Alat-alat yang digunakan untuk pemetaan iniadalah peta topografi yang sudah dimodifikasi,kompas, pita, spidol dan GPS. Mapping yangdilakukan dengan metode pemetaan lintasan,No.Lokasi Pengamatar/lokasi, keadaan Sigkapan.contoh : LP 1 I Kuala Kusr.r/ outcrop.

Gambar 5. Lp 29/ Kuala Languja./ Batupasir(arah kamera N 080' E)

Pola pengaliran daerah telitian umumnya paralel, polasungai ini berbentuk seperti cabang pohon, pola sungaisangan terkontrol oleh struktur.Bagaimana genesanya di tentukan dengan metihatkandungan material batuan di permukaan materialbatuan selalu hadir baik dalam bentuk float, boulderdan mungkin sebagai outuop. Tipe float atau materialyang hadir dikomparasi dengan material yang sudahterlapukkan, dihitung dalam bentuk persen haruslahdicatat. Informasi ini penting untuk mengetahui tipealtrasi dan proses mineralisasinya.

Gambar 6. Kenampal(an proses mineralisasi yangterdapat padazona altrasi Propilitik (dengan arah

kamera N 080' E)Morfologi daerah telitian terdiri dari punggunganpenyebarannya lebih kurang 25% dari lokasi

Firdaus Maskuri

Page 4: Explorasi Mineral Emas

4 I /SSN 08s4 - 2s54

l l tX tetnnin, Volume 23 Nomor 2, Mei-Agustus 2010

penelitian, perbukitan berlereng curarn mernpunyaipenyebaran 20%, perbukitan berlereng miring 40%dari lokasi penelitain, dan dataran alLrvial dan tubuhsungai mempuanyai penyebaran di lembah-lembah darisungai yang penyebaranya hampir 1syo, lokasipenelitian mempunyai pola pengaliran paralel danurnumnya rnasih ditumbuhi oleh hutan lebat. Dantanaman cengkeh, coklat, dan kelapa.Dalam eksplorasi zona alterasi dan mineralisasi sangatpenting sekali karena dengan mengetahui prosesalterasi yang terbentuk dapat juga nrenentukanpenyebaran mineralisasi dan mineral-mineral apa sajayang terbentuk dalam dalam zona altrasi tersebut. Darihasif penelitian di lapangan didapatkan 3 zona alterasiyaitu silisifikasi, altrasi propilit, altrasi argilik.Mineral-mineral yamg terdapat yang diamati melaluimegaskopis adalah pada zona aletrasi silisifikasi.

Zona SilisifikasiPada daerah telitian dicirikan oleh batuan yangberwarna hitam kemerahan, didominasi silika,dan urat-urat kwarsa, kekerasan diatas 6 skala mohn, batuan asalberupa batupasir dan lanau, didapatkan urat urat kuarsayang membentuk struktur vuggy, stokwork, mineralpirit dan galena terdapat di sekitar urat dalarn jumlahyang sedikit. Zona Silisifikasi mencangkup 60 %o daridaerah telitian

Gambar 7. Kenarnpakan altrasi propilitik, lokasi kualalangguja (arah kamera N 280' E)

Zona ProfilitikPada daerah telitian dicirikan oleh baruan yangberwarna hijau muda-tua yang, didominasi olehmineral klorit, epidot, kuarsa dan pirit, batuan asalberupa ubahan batuan granodiorit, dan batupasir. Padazona ini setempat-setempat dijumpai juga veinletkuarsa mencangkup 20% dari daerah telitian.

Zona Argi l ikDi daerah telitian dicirikan oleh warna putih susu,lunak berupa mineral lempung yang didominasi olehmineral kaolinit, setempat-setempat umlllnyabatuannya mudah hancur. Kuarsa, kalsit, mineral piritsetempat-setempat, batas tegas zona argilik denganzona silisik maupun zona profilitik sulit ditentukan

PENUTUPKes impu lanPotensi mineral logam pada daerah telitian adalah,mineral pirit, kalkopirit, mangan, besi, emas, sebagaisumber mineral berharga jelas keberadaanya danpenyebarannya, hal ini dapat dilihat dari singkapanbafuan yang mengandung urat-urat kwarsa yangtermineralisasi dan penyebaran alterasi. Alterasi yangberkembang pada daerah telitian adalah silisifikasi,propilitik, argilik, dan intrusi batuan beku yang sudahmengalami mineralisasi. Alterasi silisifikasi terdapatpada morfologi perbukitan berlereng miring atau dilereng-lereng bukit, sedangkan alterasi propilitikberkembang membentuk seperti urat-urat yangmempunyai ketebalan >30cm, atau terbentuk akibatdari ubahan batuan granodiorit, Sedangkan alterasiargi I ik keterdapatanya setempat-tempat penyeb arany asangat sedikit sekali penyebaran argilik seluas 2 meter.Secara sosial kemasyarakatan, penduduk Desa Malei,Kamonji dan Walandanu sangat mendukung jika adaperusahaan yang beroperasi di wilayah desa mereka.

RekomendasiPerlu dilakukan pemetaan yang lebih detil denganmenggunakan grid 50x50m dan melakukan beberapatest pit kemudian dilanjutkan dengan kegiatanpengeboran detil hingga kedalaman 15-25 meterdenganjarak grid 25x25m yang nantinya akan bergunauntuk mengetahui penyebaran secara pasti sertacadangan tebuktinya.Lebih memberdayakan potensi masyarakat setempatbaik sebagai pemilik lahan maupun pekerja, sangatdiperlukan demi kelancaran pekerjaan penyelidikanlanjutan.

DAFTAR PUSTAKAAhlburg, J., (1913), Versuch Einer Geologischen

Darstellung der Inseel Celebes, T.K.N.A.G. 30,1 9 1 3 , p . 6 l l - 6 1 8

Bemmelen, R.w., van, (1949), The geology ofindonesia, Vol I A, Government printing officeThe Hague 1949.

Brouwer, H.A,, (1934), Geologische onderzoekingenop het eiland Celebes, Verb. Geol,Mijnd. Gen.Ned, & Kol, Geol, Serie 10, Blz,39-171.

Corbett, G.J., Leach, T.M., 1996. Southwest PacificRim Gold Copper System, Structure, Alterationand Mineralization, manual for explorationworkshop presented atJakarta, p. 186.

Corbeft G.J.,. & Leach T.M., 1997, Southwest pacificRim Cold-Copper system structure Alterationand mineralizalion, short course manual, 2ndEdit ion, l -60,

Craig, J,R., Vaughan, D.J., l98l . Ore microscopy andore petrography, John Wiley and Sons, ewYotk, 406 hal,

Guilbert, G,M. Park, C.F., 1986. The Geologl, of OreDeposits, I(.H. Freeman and Compdtly, NewYork,985 hal.

Firdaus Maskuri

Page 5: Explorasi Mineral Emas

tssN 08s4 - 2ss4l5JIK TekMin, Volume 23 Nomor 2, Mei-Agustus 2010 |

Heald, P., Foley, N.K. and Hayba, D.O., 1987.Comparative Anatomy of Volcanic-hostedEpithermal Deposits: Acid Sulphate andAdufaria-sericite Types: Economic Geologt, v.82, l-26 hal.

Hedenquist, J.W., Houghton, B.F., 1988. EpithermalGold Mineralization and its VolcanicEnvironments, ML Mangani, Sumatra,Indonesia,4l5 hal.

Jensen, M, L., batemen, A.M., 1981. EconomicMineral Deposits, Revised Printing, John Wileyand Sons, New York, 593 hal,

Kerr, P.F., 1959, Optical mineralogt, Third Edition,Mc.Graw-Hill Book Company, Inc., New YorkToronto, London, Kogakusha Company, Inc.,Tokyo, 442hal.

Meyer, C. and Hemley, J.J., 1967 . I(allrock alteration,in Barnes, H.L., ed., Geochemistry ofHydrothermal Deposits, New York, Holt,Reinhart and Winston, p.166-235.

Pirajno, F., 1992. Hydrothermal Mineral eposits,Principles and Fundamental Concepts for theExploration Geologist, Springer-Verlag, NewYork, hal . 100-21 5.

Sarasin (F.) & Sarasin (P.) (1901), Entwurf EinerGeologischen Beschreibung der Insel Celebes.Wiesbaden, 1901.

Simandjuntak, T.O., 1993, Neogen Plate ConvergenceIn Eastern Sulawesi, Jurnal Geologi dqn

Sumber Daya Mineral, No. 25 Vol III, DGSM,Bandung, p2-9(l2p).

Soeria Atmadja R., Maury, R.C., Bellon, H,,Pringgoprawiro, H., Polve, M., and Priadi, B.,1991. The Tertiary Magnetic Belts in Java. InUtomo, E.P., Santoso, H., and Sopaheluwakan,J., eds., Dynamic of Subduction and itsproducts. R&D Centre for geotechnology,Indonesia Institute of Science Bandung, hal, 99,I 1 9 .

Soetadi, R., (1965), Seismici ty Maps of Indonesia,GeophysicaI Notes No. 4, Unpublished report.

Taylor, R.G., 1996. Ore Textures, Recognition andInterpretation, A lterqtion Textures, James CookUniversity, North Queensland-Australia, 58 hal.

Thomson, A.J.B., Thomson, J.F.H., 1996. Atlas ofAlteration, a Field and Petrographic Guide toHydrothermal Alteration Minerals, GeologicalAssociation of Canada, I l6 hal.

Waheed, A,, 2005, Geology and ProcessingExploration ofdipublikasikan

Nickel Larerit. tidak

White, N.C. and Hedenquist , J,W., 1995. EpithermalGold Deposits: Styles, Characteristics andExploratio, SEG Netvs Letter No. 23, Sociery ofEconomic Geologists.

Van Zuidam, R.A, 1985, Guide to Geomorpic AerialPhotograpic Interpretation and Mapping, ITC,Encshede Netherlands.

Firdaus Maskuri