exchange rate pass-through dan inflation targeting ...digilib.unila.ac.id/37321/3/skripsi tanpa bab...

73
EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005:Q1-2016:Q4) (Skripsi) Oleh Rahayu Sri Wulan FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATIONTARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA

(2005:Q1-2016:Q4)

(Skripsi)

Oleh

Rahayu Sri Wulan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2018

Page 2: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

ABSTRACT

EXCHANGE RATE PASS-THROUGH AND INFLATION TARGETINGFRAMEWORK IN INDONESIA (2005.7-2016.7)

By

RAHAYU SRI WULAN

This research aims to find out how Exchange Rate Pass-Through (ERPT)responses toward inflation during the implementation of Inflation TargetingFramework (ITF) policy. This research uses the direct pass-through channelspesifically through import prices. This research uses Vector Error CorrectionModel as its analysis tool, and inflation, world oil price index, interest rate,exchange rate, and import price index. The result shows that inflation has apositive responses toward world oil price index and import price index. Whileinflation has a negative responses toward interest rate and rupiah exchange ratetoward US dollar.

Keywords : Exchange Rate Pass-Through (ERPT), exchange rate, import priceindex, Inflation Targeting Framework (ITF), inflation, interest rate, Vector ErrorCorection Model (VECM), world oil price index,

Page 3: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

ABSTRAK

EXCHANGE RATE PASS-THORUGH DAN INFLATION TARGETINGFRAMEWORK DI INDONESIA (2005.7-2016.7)

Oleh

RAHAYU SRI WULAN

Tujuan Penelitian ini adalalah untuk melihat bagaimana respon Exchange RatePass-Through (ERPT) terhadap inflasi selama diimplementasikannya InflationTargeting Framework (ITF). Penelitian ini menggunakan transmisi jalur directpass-through yaitu melalui harga impor. Alat analisis yang digunakan adalahVector Error Correction Model (VECM) dengan variabel inflasi, indeks hargaminyak dunia, tingkat suku bunga, nilai tukar, dam indeks harga impor. Hasilpenelitian ini menunjukan bahwa inflasi direspon positif terhadap indeks hargaminyak dunia dan indeks harga impor. Sedangkan inflasi direspon negatif olehtingkat suku bunga dan nillai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

Kata kunci : Exchange Rate Pass-Through (ERPT), Inflation TargetingFramework (ITF), inflasi, indeks harga impor, indeks harga minyak dunia, nilaitukar, tingkat suku bunga, Vector Error Correction Model (VECM).

Page 4: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATIONTARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA

(2005:Q1-2016:Q4)

OlehRahayu Sri Wulan

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelarSarjana Ekonomi

pada

Jurusan Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2018

Page 5: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)
Page 6: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)
Page 7: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)
Page 8: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada hari Sabtu 21 September 1996 di Sidomulyo Kabupaten

Tanggamus. Penulis merupakan putri pertama pasangan Bapak Ahmad Rasyid

dan Ibu Ruminah

Penulis mengawali pendidikan formal di Taman Kanak – Kanak Islam , Gunung

Sari, Tanggamus yang diselesaikan pada tahun 2001/2002, SD Negeri 1 Gunung

Sari diselesaikan pada tahun 2007/2008. SMP Negeri 2 Ulubelu diselesaikan

pada tahun 2010/2011, adapun bentuk kegiatan yang diikuti yaitu OSIS,

menjabat sebagai wakil ketua OSIS dan aktif dalam ekstrakulikuler Pramuka,

paduan suara, olahraga bola voli. Serta medapat prestasi akademik dengan

predikat Juara Umum III selama tiga tahun menempuh pembelajaran di sekolah.

Kemudian penulis melanjutkan di SMA N 1 Gadingrejo dan diselesaikan pada

tahun ajaran 2013/2014. Adapun kegiatan yang diikuti yakni olahraga bola voli

dan dipercaya menjadi salah satu perwakilan Olimpide Kebumian.

Penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Universitas

Lampung di jurusan Ekonomi Pembangunan, melalui jalur Seleksi Bersama

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada tahun 2014. Kegiatan

organisasi yang pernah diikuti yakni sebagai Korps Muda BEM Universitas

Lampung tahun 2014/2015 dan aktif di kepengurusan HIMEPA 2015/2016.

Kemudian pada tahun 2017 penulis melaksanakan kegiatan KKL di Badan

Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Kementerian Koperasi dan UKM

Page 9: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

serta Kemenper. Lalu, pada tahun 2017 penulis melaksanakan KKN di Desa

Simpang Agung Kabupaten Lampung Tengah.

Kegiatan di luar kampus yang aktif dilakukan adalah mengikuti berbagai

kegiatan sosial. Serta pernah bekerja menjadi tim surveyor BI (Bank Indonesia)

tahun 2018.

Page 10: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

MOTO

“Selalu ada harapan bagi dia yang selalu berdoa, dan selalu ada jalan bagi dia

yang selalu berusahan”

(Rahayu Sri Wulan)

“Build your own dream,or someone else will hire you to build theirs”

(Farrah Gray)

“Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan. Karena itu bila kau telah

selesai (mengerjakan yang lain) dan kepada tuuhan berhadaplah”

(Q.S. Al Insyirah: 6-8)

Page 11: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT dan

Nabi Muhammad SAW, ku persembahkan karya sederhana ini untuk:

Ayah Ahmad Rasyid dan Ibu Ruminah

Kedua orang tua terbaik yang telah Allah anugerahkan kepadaku. Terima kasih

untuk ayahku Ahmad Rasyid, atas kasih sayang yang tak terhingga, panutan

dalam hidup, dan pemberi nilai-nilai. serta segala keajaiban “doa ibu”, dukungan,

kekuatan, dan materi yang selalu ada dalam langkah dan usahaku.

Adikku Andrean Rahmadanu Kurniawan

Terima kasih telah memberikan warna kehidupan tersendiri. Kebersamaan dibalik

canda, semangat yang terselip dalam keceriaan. Semoga kita bisa sukses serta

membahagiakan kedua orang tua.

Keluarga besar, sahabat dan teman-teman

Terima kasih telah membantu dan menemani hari-hariku.

Dosen – dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan

yang telahmemberikan motivasi, arahan, dan nasehat yang sangat membangun.

Serta Almamater tercinta Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Lampung

Page 12: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat

limpahan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Exchange Rate Pass-Through Dan Inflation Targeting Framework Di Indonesia

(2005:Q1-2016:Q4)” yang merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.

Berkat bimbingan, bantuan serta arahan, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Ibu Dr. Arivina Ratih Yulihar T, S.E., M.M., selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah membimbing dan memberikan arahan sejak semester

awal hingga akhir.

5. Ibu Irma Febriana MK, S.E., M. Si., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing dengan penuh kesabaran serta,

Page 13: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

memberikan arahan, ilmu, dan saran kepada penulis hingga skripsi ini

terselesaikan.

6. Nurbetty Herlina, S., S.E., M.Si., dan Bapak Thomas Andrian S.E., M.Si.,

selaku dosen penguji dan pembahas yang telah memberikan arahan,

tambahan pengetahuan dan masukan kepada penulis dengan penuh

kesabaran dan ketelitian.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan: Prof. Sahala,

Pak Nairobi, Pak Yoke, Pak, Toto, Pak Wayan, Pak Ambya, Pak Husaini,

Pak Imam, Pak Yudha, Pak Asrian, Ibu Betty, Ibu Irma, Ibu Emi, Ibu

Marselina, Ibu Zulfa, Ibu Ratih, serta seluruh Bapak Ibu dosen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu dan pelajaran yang sangat

bermanfaat selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

8. Ibu Yati, Mas Ma’ruf, Pak Rully, Pak Sanudin, Kyai, serta seluruh staf dan

pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung atas seluruh

bantuan yang selama ini diberikan kepada penulis.

9. Ayah dan Ibuku tercinta, Ayah Ahmad Rasyid yang memberiku kekuatan

hidup serta semangat untuk selalu berjuang untuk kebahagiaan Keluarga.

Serta Ibu Ruminah yang selalu memberikan doa, nasehat dan kasih sayang

tiada tara kepada penulis untuk sabar menikmati proses dan memberikan

yang terbaik. Terimakasih untuk segala doa dan dukungan yang selalu

dicurahkan di sepanjang jalanku.

Page 14: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

10. Adikku tersayang Andrean Rahmadanu Kurniawan, yang telah memberikan

doa dan semangat kepada mbak. Terimaksih atas doa dan semangatnya

adikku.

11. Mr. Ahmad Sutanto patner terbaik dari awal masuk kuliah sampai akhir

yang selalu ada, terima kasih untuk segala dukungan, doa, dan semangatnya.

12. Sahabat- sahabat spesialku, Dewy Astuty, Aulia Frisca, Sofie Maghfira.

Terima kasih sudah ada sejak awal, kemudian tau, mau mengengerti dan

tetap bertahan hingga akhir.

13. Sahabat likebrother (Keluarga Harapan) M. Afwan Abdillah, Rizzo

Ananditho Ramdhan, Rahmad Santoso, Ridho JN, M.Vickry, Ahmad

Saprudin, Farid Syah Putra. Terimakasih telah member keceriaan dan

berjuang bersama, semangat untuk my brothers.

14. Moneter Squad, Mba Intan, Lupita, Jeng, Laila, Febri, Nanang. Selamat

berjuang dan terima kasih kekompakannya.

15. EP Brother and Sister ‘14 tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

16. Rekan KKN yakni Dessi, Mei, Rasyid, Wayan, Ketut dll.

17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dari awal

sampai dengan skripsi ini terselesaikan.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 8 Oktober 2018Penulis

Rahayu Sri Wulan

Page 15: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR ISI.................................................................................................. iDAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iiiDAFTAR TABEL.......................................................................................... ivDAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. v

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang...................................................................................... 1B. Rumusan Masalah................................................................................. 11C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 11D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 11

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISA. Landasan Teori ..................................................................................... 13

1. Purchasing Power Parity (PPP) ...................................................... 13a. Versi Absolut PP ......................................................................... 14b. Versi Relatif PPP......................................................................... 14

2. Konsep Dasar Exchange Rate Pass-Through .................................. 15a. Direct Pass-Through Effect......................................................... 16b. Indirect Pass-Through Effect ...................................................... 18

3. Interest Rate Differential ................................................................. 194. Aliran Modal Luar Negeri (Capital Inflow)..................................... 215. Nilai Tukar ....................................................................................... 236. Ekspor Neto ..................................................................................... 247. Output Gap....................................................................................... 258. Indeks Harga Konsumen.................................................................. 269. Gambaran Umum ITF...................................................................... 27

a. Pengertian ITF............................................................................. 27b. Ruang Lingkup ITF..................................................................... 29

B. Landasan Empiris ................................................................................. 30C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 31D. Hipotesis ............................................................................................... 33

III. METODE PENELITANA. Jenis dan Sumber Data.......................................................................... 35B. Batasan Variabel Penelitian.................................................................. 36

1. Inflasi ............................................................................................... 362. Interest Rate Differential ................................................................. 363. Aliran Modal Luar Negeri .............................................................. 364. Nilai Tukar ....................................................................................... 37

Page 16: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

5. Indeks Harga Impor ......................................................................... 376. Ekspor Neto ..................................................................................... 377. Output Gap....................................................................................... 38

C. Metode Analisis .................................................................................... 38D. Prosedur Analisis VAR ........................................................................ 42

a. Uji Stasioneritas .............................................................................. 42b. Penentuan Lag Optimum ................................................................. 43c. Uji Stabilitas VAR ........................................................................... 44d. Uji Kausalitas Grangger................................................................... 44e. Uji Kointegrasi Johansen ................................................................. 45f. Estimasi VAR dan VECM............................................................... 46g. Impulse Response Function ............................................................. 46h. Variance Decomposition.................................................................. 47

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Uji Stasioneritas ................................................................................... 48B. Penentuan Lag Optimum ...................................................................... 49C. Uji Stabilitas VAR................................................................................ 50D. Uji Kausalitas Grangger ....................................................................... 52E. Uji Kointegrasi Johansen...................................................................... 55F. Estimasi VECM................................................................................... 57

1. Estimasi Jangka Panjang.................................................................. 572. Estimasi Jangka Pendek................................................................... 59

G. Impulse Response Function .................................................................. 631. Respon Capital Inflow Terhadap Guncangan (Shock) Interest Rate

Differential Selama Diimplementasikannya ITF ............................. 632. Respon Nilai Tukar Terhadap Guncangan (Shock) Capital Inflow

Selama Diimplementasikannya ITF................................................. 643. Respon Indeks Harga Impor terhadap Guncangan (shock) Nilai

Tukar Selama Diimplementasikannya ITF ...................................... 654. Respon Inflasi terhadap Guncangan (shock) Indeks Harga Impor

Selama Diimplementasikannya ITF................................................. 66H. Variance Decomposition ...................................................................... 67

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan .......................................................................................... 70B. Saran .................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pergerakan Inflasi (IHK).......................................................................... 42. Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah ......................................................... 63. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Melalui Saluran Nilai Tukar 164. Kerangka Pemikiran................................................................................. 335. Stabilitas VAR dengan Menggunakan Inverse Roots Of AR

Characteristic Polynomial ....................................................................... 516. Alur Transmisi Saluran Nilai Tukar......................................................... 547. Respon Capital Inflow Terhadap Guncangan (Shock) Interest Rate

Differential Selama Diimplementasikannya ITF ..................................... 638. Respon Nilai Tukar Terhadap Guncangan (Shock) Capital Inflow

Selama Diimplementasikannya ITF......................................................... 649. Respon Indeks Harga Impor terhadap Guncangan (shock) Nilai Tukar

Selama Diimplementasikannya ITF......................................................... 6510. Respon Inflasi terhadap Guncangan (shock) Indeks Harga Impor

Selama Diimplementasikannya ITF......................................................... 66

Page 18: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 302. Variabel Penelitian.................................................................................. 343. Hasil Uji Unit Root Pada Level .............................................................. 484. Hasil Uji Unit Root Pada First Difference .............................................. 495. Hasil Penentuan Lag Optimum .............................................................. 506. Hasil Pengujian Roots Of AR Characteristic Polynomial ...................... 507. Hasil Estimasi Grangger Causality ....................................................... 528. Hasil Uji Kointegrasi .............................................................................. 569. Hasil Estimasi VECM Jangka Panjang................................................... 5710. Hasil Estimasi VECM Jangka Pendek .................................................... 5811. Hasil Kontribusi Variabel IRD, CI, ER, IPI, terhadap CPI .................... 67

Page 19: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman1. Data Penelitian ..................................................................................... L-12. Uji Stasioneritas Data .......................................................................... L-33. Uji Lag Optimum................................................................................. L-84. Uji Stabilitas VAR ............................................................................... L-95. Uji Kausalitas....................................................................................... L-106. Uji Kointegrasi .................................................................................... L-127. Estimasi VECM ................................................................................... L-178. Impulse Response Function ................................................................. L-20

Page 20: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis yang terjadi pada tahun 1997/1998 menyebabkan banyak negara di dunia

mengubah kebijakan moneternya baik dalam rezim nilai tukar maupun kerangka

kebijakan moneter yang dianutnya. Negara Indonesia mengubah rezim nilai tukar

yang sebelumnya menggunakan rezim nilai tukar tetap (fixed exchange rate)

berubah menjadi nilai tukar mengambang bebas (floating exchange rate).

Sedangkan dalam kerangka kebijakan moneter, terjadi pergeseran jangkar nominal

yang digunakan yaitu dari sebelumnya mengadopsi penargetan jumlah uang

beredar menjadi penargetan inflasi (Inflation Targeting Framework).

Inflation Targeting Framework atau lebih dikenal sebagai ITF merupakan salah

satu strategi kebijakan moneter yang ditandai dengan pengumuman kepada

publik mengenai target kuantitatif (kisaran target) dari tingkat inflasi yang

hendak dicapai dalam beberapa periode ke depan, serta adanya pernyataan

secara eksplisit bahwa inflasi yang rendah dan stabil merupakan tujuan jangka

panjang yang utama dari kebijakan moneter (Mashury, 2008).

ITF pertama kali diadopsi pada tahun 1990 di Selandia Baru, Kanada, Inggris,

Swedia dan Australia, ITF menjadi salah satu prosedur standar yang dilakukan

Page 21: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

2

oleh bank sentral tidak hanya di negara-negara maju tetapi juga negara

berkembang dengan menjadikan inflation targeting sebagai kerangka kebijakan

moneter (Scott, 2009).

Berdasarkan Kuncoro (2015) implementasi (ITF) di negara berkembang ternyata

tidak sebaik negara maju. Pada hakikatnya permasalahan yang timbul di negara

berkembang yang mengimplementasikan ITF relatif sama. Implementasi ITF di

beberapa negara berkembang seperti India, Meksiko dan Indonesia memiliki pola

fenomena moneter yang identik dimana peran nilai tukar masih cukup besar

dalam mempengaruhi tingkat inflasi (Kuncoro, 2015). Penerapan rezim nilai

tukar mengambang bebas (floating exchange rate) menjadikan pergerakan nilai

tukar tidak lagi dibatasi pada suatu tigkat tertentu tetapi dibiarkan bebas bergerak

sesuai dengan kekuatan permintaaan dan penawaran yang terjadi di pasar.

Besarnya dampak dari perubahan nilai tukar pada harga mempunyai implikasi

yang penting dalam perumusan kebijakan terutama dalam hal pengendalian inflasi

sejalan dengan penerapan ITF. Pengaruh perubahan nilai tukar terhadap

perubahan harga–harga baik harga domestik, harga impor dan harga ekspor

dikenal dengan istilah exchange rate pass-through (ERPT).

Pass-through merupakan sebuah mekanisme untuk melihat besaran guncangan

yang disebabkan oleh sebuah faktor tententu. Dalam istilah ekonomi pass-through

merupakan mekanisme dari transmisi nilai tukar ke tingkat harga yang dikenal

sebgai exchange rate pass-through (ERPT) yang didefinisikan sebagai persentase

perubahan nilai tukar yang ditransmisikan kepada harga barang yang

diperdagangkan di dalam negeri (Krugman dan Obstfeld, 2000).

Page 22: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

3

Sahminan (2005) mengungkapkan bahwa pass-through nilai tukar (exchange rate

pass-through) adalah perubahan harga (ekspor, impor, maupun domestik) sebagai

akibat perubahan satu persen kurs domestik terhadap kurs asing. Jika proporsi

perubahan harga sama besarnya dengan proporsi perubahan nilai tukar, maka

disebut complete pass-through, sedangkan jika perubahan nilai tukar tersebut

tidak mempengaruhi tingkat harga maka disebut dengan zerro exchange rate pass-

through.

Jalur transmisi perubahan harga yang berasal dari perubahan nilai tukar dapat

terjadi baik secara langsung (direct exchange rate pass-thorugh) maupun secara

tidak langsung (indirect exchange rate pass-through). Pengaruh secara langsung

terjadi karena perkembangan nilai tukar mempengaruhi pola pembentukan harga

oleh perusahaan dan ekspektasi inflasi di masyarakat, khususnya terhadap barang

dan jasa yang diimpor dari luar negeri baik sebagai barang jadi maupun bahan

baku dan barang modal. Sementara itu, pengaruh secara tidak langsung terjadi

karena perubahan nilai tukar mempengaruhi khususnya komponen ekspor dan

impor dalam permintaan agregat. Perkembangan ini akan berdampak pada

besarnya output riil dalam ekonomi yang pada akhirnya akan menentukan

besarnya tekanan inflasi dari sisi kesenjangan output.

Inflasi merupakan salah satu masalah makro ekonomi yang menjadi perhatian

penting di Indonesia. Inflasi didefinisikan sebagai kecenderungan meningkatnya

tingkat harga secara umum dan terus- menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua

barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali jika kenaikan harga tersebut meluas

ke harga barang-barang lain (Mankiw, 2007). Sebagai indikator yang sering

Page 23: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

4

digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalaah Indeks Harga Konsumsi (IHK).

Perubahan IHK dari waktu kewaktu menunjukan pergerakan harga dari paket

barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat (Bank indonesia). Menurut situs

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, IHK didefinisikan sebagai suatu indeks

yang digunakan untuk mengukur rata-rata perubahan harga dalam suatu periode

dari suatu kumpulan barang dan jasa yang dikonsumsi oleh penduduk maupun

rumah tangga dalam kurun waktu tertentu. Indeks harga konsumen dari tahun

ketahun rata-rata meningkat. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah

nilai tukar. Perubahan IHK sebagai akibat perubahan kurs dapat diidentifikasi

dari perubahan kurs dalam hal ini depresiasi akan menyebabkan harga barang-

barang impor baik bahan baku, maupun barang jadi akan lebih mahal dalam mata

uang domestik, sehingga distributor dalam negeri yang menjual barang yang

menjual barang jadi yang diimpor akan dijual lebih mahal dalam negeri.

Sumber : Bank IndonesiaGambar 1. Pergerakan Inflasi (IHK) setelah diimplementasikannya ITF

02468

101214161820

Jan-

05

Aug-

05

Mar

-06

Oct

-06

May

-07

Dec-

07

Jul-0

8

Feb-

09

Sep-

09

Apr-

10

Nov

-10

Jun-

11

Jan-

12

Aug-

12

Mar

-13

Oct

-13

May

-14

Dec-

14

Jul-1

5

Feb-

16

Sep-

16

inflasi (IHK)

Page 24: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

5

Berdasarkan gambar 1 diatas, dapat dilihat setelah diimplementasikannya

Inflation Targeting Framework (ITF) inflasi mengalami fluktuasi yang beragam,

inflasi terjadi pada periode 2005 sebesar 17,11 persen (yoy) jauh di atas sasaran

inflsi sebesar 6 persen ± 1 persen pada bulan desember. Inflasi ini dipengaruhi

oleh inflasi administered price. Administered price adalah inflasi yang disebabkan

oleh perubahan perubahan harga sekelompok barang yang harganya diatur atau

dikendalikan oleh pemerintah seperti BBM, tarif listrik, telpon dan lain

sebagainya.

Kenaikan harga minyak dunia pada tahun 2005 menyebabkan kenaikan tarif

angkutan, harga makanan meningkat yang menyumbang inflasi pada tahun

tersebut. selain itu, tingginya ekspektasi inflasi dan depresiasi nilai tukar rupiah

turut memberikan tekanan harga yang semakin meningkat (Bank Indonesia,

2005). Kemudian pada tahun 2006 dan 2007 mengalami penurunan, hal ini

disebabkan karena adanya penundaan pemerintah dalam menaikan tarif harga

listrik untuk meredamkan kenaikan harga BBM dan juga pemerintah memberikan

insentif kepada industri yang terkait dengan BBM. Inflasi ini sesuai dengan target

Bank Indonesia yaitu berada pada kisaran 6 persen ± 1 persen. Sehingga pada

tahun 2008 target inflasi mengalami penurunan yaitu sebesar 5±1 persen. Akan

tetapi akibat adanya krisis keuangan global AS pada tahun 2007 yang kemudian

mulai dirasakan Indonesia pada bulan Juni 2008 menyebabkan inflasi meningkat

hingga mencapai 11,3 persen, artinya bahwa inflasi tersebut jauh melebihi target

inflasi yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dalam perkembangnya setiap

tahun inflasi terendah terjadi pada periode 2009 yaitu sebesar 2,78 persen, hingga

pada akhir periode desember 2016 inflasi mencapai pada 3,02 persen, hal ini

Page 25: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

6

sesuai dengan target inflasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (Bank Indonesia,

2016).

Keterkaitan antara pengaruh pergerakan nilai tukar terhadap pembentukan harga

(ERPT) pada suatu perekonomian terbuka, membuat otoritas moneter yang

mengimplementasikan ITF pada khususnya, akan mengalami kesulitan dalam

menentukan fokus kebijakan moneternya. Di satu sisi implementasi ITF

mengharuskan bank sentral komitmen terhadap pencapaian target inflasi yang

sudah ditetapkan, tetapi di sisi lain semakin meluasnya keterbukaan ekonomi

menjadikan pergerakan nilai tukar memegang peran yang penting terhadap

pembentukan variabel sasaran kebijakan moneter khususnya terhadap

pembentukkan harga yang akan diterima oleh konsumen. Pada gambar 1

digambarkan bagaimana pergerakan nilai tukar setelah di implementasikannya

ITF.

Sumber : Bank Indonesia Data DiolahGambar 2. Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah

02000400060008000

10000120001400016000

Jan-

05Au

g-05

Mar

-06

Oct

-06

May

-07

Dec-

07Ju

l-08

Feb-

09Se

p-09

Apr-

10N

ov-1

0Ju

n-11

Jan-

12Au

g-12

Mar

-13

Oct

-13

May

-14

Dec-

14Ju

l-15

Feb-

16Se

p-16

Nilai Tukar

Page 26: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

7

Gambar 2 di atas menunjukan pergerakan nilai tukar rupiah terhdap USD setelah

di implementasikannya ITF. Pada awal periode implementasi ITF nilai tukar

rupiah terhadap dollar AS berada pada kisaran sepuluh ribu rupiah per dollar AS,

kemudian cerenderung stabil hingga Desember 2007 berada pada kisaran

sembilan ribu rupiah per dollar AS, tetapi pada awal tahun 2008 nilai tukar rupiah

mengalami penurunan atau terdepresiasi cukup tajam hingga mencapai kisaran

dua belas ribu rupiah per dollar AS. Hal tersebut terjadi karena krisis ekonomi

global yang bermula pada krisis ekonomi Amerika Serikat yang kemudian

menyebar kenegara-negara lain diseluruh dunia, termaksuk indonesia.

Indonesia merupakan negara yang masih sangat bergantung dengan aliran dana

dari investor asing, dengan adanya krisis global ini secara otomatis para investor

asing tersebut menarik dananya dari Indonesia. Hal ini yang berakibat jatuhnya

nilai mata uang rupiah (rupiah terdepresiasi). Akan tetapi di regional Asia,

Indonesia merupakan negara yang mengalami dampak negatif paling ringan dari

krisis tersebut dibandingkan dengan negara lainnya sehingga dapat dilihat pada

grafik di atas nilai tukar rupiah terus membaik hingga September 2013.

Pada Oktober 2013 nilai tukar rupiah melemah kembali hingga pada akhir tahun

2015 merupakan depresiasi tertinggi yang pernah terjadi setelah ITF di terapkan,

yaitu kisaran empat belas ribu rupiah per dollar AS. Melemahnya nilai tukar

rupiah ini disebabkan oleh berkurangnya arus modal asing kedalam negeri akibat

sentimen global, khususnya normailsasi kebijakan moneter Bank Sentral AS dan

devaluasi mata uang China, Yuan. Tingginya kebutuhan valuta asing (Valas)

Page 27: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

8

tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan valas di pasar keuangan. Hal

tersebut membuat nilai tukar rupiah tertekan dalam (Martowardojo, 2015).

Secara teoritis perubahan nilai tukar (apresiasi/depresiasi) akan menyebabkan

harga barang-barang yang akan diimpor baik barang konsumsi (barang jadi)

maupun bahan baku input. Dengan demikian adanya perubahan harga impor

tersebut akan mempengaruhi harga yang diterima konsumen. Fluktuasi nilai tukar

memiliki pengaruh yang besar bagi kelangsungan perekonomian Indonesia. Teori

ekonomi meyatakan bahwa jika nilai tukar mata uang domestik mengalami

penguatan (apresiasi) maka daya saing produk-produk Indonesia di luar negeri

akan mengalami penurunan dalam arti harga produk-produk Indonesia di luar

negeri akan menjadi lebih mahal, sehingga volume ekspor akan mengalami

penurunan. Kemudian di sisi lain jika nilai tukar mata uang domestik melemah

(depresiasi) maka daya saing produk-produk Indonesia di luar negeri akan

mengalami peningkatan, dalam arti harga produk Indonesia di luar negeri akan

menjadi lebih murah sehingga volume ekspor akan mengalami peningkatan.

Berdasarkan gambar 1 dan gambar 2 dapat disimpulkan bahwa ketika terjadi

depresiasi nilai tukar atau nilai tukar berada pada level yang tinggi, terjadi

peningkatan inflasi yang cenderung sejalan dengan tingginya depresiasi tersebut,

dan pada level nilai tukar yang relatif rendah, tidak terlihat efek yang cukup

signifikan pada inflasi. Fakta bahwa perubahan inflasi sangat mungkin

dipengaruhi oleh depresiasi/apresiasi niai tukar, sehingga penting bagi penelitian

dilakukan, untuk melihat bagaimana hubungan antara nilai tukar dan inflasi.

Page 28: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

9

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hyder dan Shah (2014) diduga kuat

bahwa pengaruh perubahan kurs di negara small open-economic (seperti

Indonesia) diawali dengan adanya shock (guncangan) terhadap harga minyak

dunia. Dengan adanya shock terhadap harga minyak dunia selanjutnya akan

mempengaruhi ekspektasi masyarakat terhadap tinginya inflasi yang selanjutnya

akan mempengaruhi biaya produksi. Sehingga ketika Bank Indonesia melakukan

intervensi pada suku bunga. Suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat sehingga dapat

menekan inflasi. Terdapat empat aspek yang akan dibahas pada penelitian ini.

Pertama yaitu melakukan uji kausalitas pada transmisi saluran nilai tukar inflasi.

Kedua, menganalisis keseimbangan jangka pendek dan jangka panjang transimsi

exchange rate pass-through ke inflasi. Ketiga, menganalisis shock atau guncangan

pada exchange rate pass-through ke inflasi. Dan melihat berapa besar kontribusi

exchange rate pass-through pada inflasi setelah di implementasikannya ITF.

Berdasarkan Taguchi (2010), dalam prktiknya negara yang mengimplementasikan

ITF akan mengalami penurunan exchange rate pass-trough. Penurunan ERPT

akan terjadi pada negara yang memiliki tingkat inflasi yang rendah dan stabil .

Besarnya koefisien pass-through tergantung dari kebijakan yang diadopsi dalam

suatu negara, dimana jika bank sentral pada negara tersebut tepat dan sesuai target

dalam menciptakan tingkat inflasi yang rendah maka secara otomatis akan

terbentuk koefisien pass-through yang rendah yang akan memberikan efek pada

harga- harga domestik menjadi lebih mahal. Penelitian yang dilakukan oleh

Calvo dan Reinhart (2002) menemukan bahwa inflation targeting menginduksi

pass-through yang lebih rendah karena komitmen yang kuat untuk mencapai

Page 29: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

10

stabilitas harga. ERPT yang lebih rendah, pada gilirannya, merangsang dan

mendorong inflasi yang rendah. Demikian pula, Adolfson (2007) menemukan

bahwa kurangnya kredibilitas otoritas moneter dapat menyebabkan masalah

volatilitas nilai tukar sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Edwards (2006)

menunjukkan bahwa inflation targeting akan menyebabkan volatilitas nilai tukar

yang lebih tinggi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kuncoro (2015) mengatakan fenomena

ERPT cenderung tidak berubah baik pada periode sebelum dan sesudah

diimplementasikan ITF. Fluktuasi nilai tukar gagal menjelaskan kebijakan suku

bunga. Kemudian tidak ada hubungan kausal dua arah antara nilai tukar dan

tingkat inflasi. Selain itu, penelitian yang dilakukan Mujica (2009) menunjukkan

bahwa penerapan ITF di emerging country seperti Filipina dan Thailand,

awalnya, berkontribusi terhadap penurunan substansial koefisien pass-through.

Namun, dalam tahap kedua koefisien pass-through meningkat tajam. Dan

ditemukan adanya hubungan kasualitas dua arah antara nilai tukar dan inflasi

(IHK). Adanya temuan yang bertentangan tersebut penting untuk dilakukan

penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi keterkaitan antara ERPT dan inflasi.

Sehingga dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian

tentang ” EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING

FRAMEWORK DI INDONESIA”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diangkat pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 30: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

11

1. Apakah terdapat hubungan kausalitas antara inflasi dan ERPT setelah

diimplementasikannya ITF?

2. Bagaimana hubungan keseimbangan jangka panjang dan jangka pendek

antara inflasi dan ERPT, setelah di implementasikannya ITF ?

3. Bagaimana respons ERPT pada inflasi setelah diimplementasikannya ITF ?

4. Berapa besar kontribusi ERPT pada inflasi setelah diimplementasikannya

ITF ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui bahwa tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan Kausalitas antara inflasi dan

ERPT setelah diimplementasikannya ITF.

2. Untuk mengetahui hubungan keseimbangang jangka pajang dan jangka

pendek anatara inflasi dan ERPT, setelah di implementantasikannya ITF.

3. Untuk mengetahui bagaimana respons ERPT pada inflasi setelah

diimplementasikannya ITF.

4. Untuk mengatahui kontribusi ERPT pada inflasi setelah

diimplementasikannya ITF.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Page 31: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

12

2. Penelitian ini bermanfaat untuk penulis sebagai bentuk pengapliaksian ilmu

yang telah tercermin selama proses perkuliahan.

3. Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana untuk mempelajari bagaimana ERPT

dan ITF di Indonesia, sehingga dapat mengevaluasi kebijakan moneter

selama diimplementasikannya ITF.

4. Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya terutama

bagi penulis yang memiliki topik tentang ERPT dan ITF.

Page 32: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

13

II. TINJAUAN PUSTKA

A. Landasan Teori

1. Purchasing Power Parity (PPP)

Landasan teoritis hubungan antara harga dan nilai tukar didasarkan pada teori

Purchasing power parity (PPP), sebuah cabang dari hukum satu harga (the law of

one price), dengan asumsi bahwa tidak ada hambatan perdagangan dan biaya

transportasi. Purchasing power parity (PPP), dalam Bahasa Indonesia lebih

dikenal sebagai paritas daya beli adalah teori yang menyatakan bahwa perubahan

nilai tukar dalam jangka waktu tertentu akan bersifat proporsional atau sebanding

besarnya terhadap perubahan tingkat harga yang berlaku di kedua negara selama

periode yang sama (Salvatore, 2014). Secara matematis, PPP tanpa biaya

transportasi dan tarif dapat ditulis sebagai beriku:

= ∗ ..................................................................................(Persamaan 1)

Dimana :

adalah harga domestik pada waktu t,∗ adalah harga impor dunia, dan

adalah nilai tukar nominal.

Page 33: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

14

Teori paritas daya beli terdiri dari dua versi, pertama versi absolut purchasing

power parity absolute, dan yang kedua adalah purchasing power parity relative.

a. Versi absolut PPP

Teori absolut PPP memformulasikan bahwa nilai tukar equilibrium sama dengan

tingkat harga yang berlaku di kedua negara yang terkait (Salvatore, 2014).

Menurut Salvatore (2014) ada tiga kelemahan dari teori absolut PPP, yaitu :

1. Pertama adalah teori absolut ini terlalu mengutamakan nilai tukar sebagai

faktor yang menyeimbangkan barang dan jasa sehingga suatu negara yang

mengalami defisit neraca pembayaran, sedangkan pada kenyataannya

bukanlah demikian.

2. Kedua, tidak dapat dijelaskan secara tuntas peranan nilai tukar dalam

menyeimbangkan arus perdagangan dalam barang dan jasa, mengingat

adanya barang yang tidak pernah diperdagangkan antar negara.

3. Ketiga, teori absolut PPP tidak dapat menjelaskan peran biaya transportasi

atau berbagai kendala yang menghalangi kelancaran perdagangan

internasional.

b. Versi Relatif PPP

Teori ini merupakan perbaikan atau penyempurnaan dari teori versi absolut. Teori

ini menjelaskan bahwa perubahan kurs valuta asing dalam jangka waktu tertentu

sebanding dengan perubahan tingakt harga yang berlaku di dalam negeri dalam

periode yang sama dibanding dengan tingkat harga yang berlaku di luar negeri

dalam periode yang sama pula (Salvatore, 2014). Secara umum teori ini hanya

dapat dipergunakan untuk mengamati nilai tukar dalam jangka panjang,

Page 34: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

15

khususnya dalam periode inflasi. Meski teori ini relatif lebih baik daripada versi

sebelumnya, teori ini tidak lepas dari adanya kelemahan akibat adanya barang dan

jasa yang tidak pernah diperdagangkan (non tradable goods) secara internasional

serta adanya perubahan secara struktural.

2. Konsep Dasar Exchange Rate Pass-Through

Pass-through adalah sebuah mekanisme transmisi untuk melihat besaran

guncangan yang sebabkan oleh sebuah faktor tertentu. Dalam istilah ekonomi

pass-through merupakan mekanisme transmisi dari nilai tukar ke tingkat harga

yang dikenal sebagai exchange rate pass-through (ERPT) yang didefinisikan

sebagai presentase perubahan nilai tukar yang ditransmisikan kepada harga barang

yang diperdagangkan di dalam negeri (Krugman dan Obstfeld, 2000).

Jalur transmisi perubahan harga yang berasal dari perubahan nilai tukar dibagi

menjadi dua yaitu, jalur langsung (direct pass-through) terjadi karena

perkembangan nilai tukar mempengaruhi pola pembentukan harga oleh

perusahaan dan ekspoktasi indlasi di masyarakat, khususnya terhadap brang dan

jasa tang diimpor dari luar negeri baik barang jadi maupun bahan baku dan

barang modal.

Jalur tidak langsung (indirect pass-through) terjadi karena perubahan nilai tukar

mempengaruhi khususnya komponen ekspor dan impor dalam permintaan

agregat. Perkembangan ini akan berdampak pada besarnya output riil dalam

ekonomi yang pada akhirnya akan menentukan besarnya tekanan inflasi dari sisi

kesenjangan output (Warjiyo, 2004). Pada Gambar 3 menunjukan bagaimana alur

Page 35: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

16

transmisi kebijakan moneter melalui saluran nilai tukar yang kemudian pada

akhirnya akan mempengaruhi inflasi.

Sumber : Bank IndonesiaGambar 3. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Melalui Saluran Nilai Tukar

a. Direct Pass-Thourgh

Transmisi Pengaruh nilai tukar terhadap harga secara langsung dapat

diilustrasikan sebagai berikut, jika pemerintah menurunkan BI Rate yang

berdampak pada penurunan tingkat suku bunga dalam negeri sehingga terjadi

interest rate differensial dengan tingkat suku bunga luar negeri. Tingginya tingkat

suku bunga luar negeri memicu investor untuk mengalihkan portofolio domestik

mereka ke portofolio asing sehingga permintaan mata uang luar negeri akan

meningkat dan membuat tekanan terhadap rupiah terdepresiasi. Depresiasi rupiah

akan menyebabkan kenaikan harga barang-barang impor (imported inflation).

Barang-barang tersebut dapat berupa barang konsumsi, bahan baku atau barang

Perbedaan SukuBunga DN-LN

Aliran Modal LN danSupply dan Demand Valas

Nilai TukarTransmisiDi SektorKeuangan

Resiko

Harga-hargaTradeGoods

Inflasi

Ekspor Neto PDB OG

Transmisi DiSektor Riil

KebijakanMoneter

Direct ERPTIndrect ERPT

Keterangan :

Page 36: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

17

modal. Dampak perubahan nilai tukar terhadap inflasi melalui impor barang

konsumsi tergolong dalam first direct pass-through, karena harga impor barang

tersebut dapat langsung mempengaruhi harga jual produk tersebut di dalam

negeri. Kelompok barang ini memiliki elastisitas yang tinggi terhadap

perubahan nilai tukar.

Dampak melalui impor bahan baku dan barang modal tergolong dalam second

direct pass-through, karena pembentukan harganya melalui proses produksi

terlebih dulu. Kelompok ini memiliki elastisitas yang lebih rendah terhadap

perubahan nilai tukar dibandingkan kelompok barang konsumsi. Besarnya

pengaruh ini tergantung dari seberapa besar ketergantungan produksi barang suatu

negara terhadap bahan baku dan barang modal impor. Semakin tinggi kandungan

impornya maka semakin besar pengaruhnya. Selanjutnya apabila terjadi depresiasi

dalam satu negara maka akan timbul dua kondisi dalam harga impornya, yaitu:

1) Complete Pass-Through, yaitu jika efek dari depresiasi tersebut benar-benar

tercermin pada kenaikan harga impornya. Misalnya apabila terjadi depresiasi

sebesar sepuluh persen maka kenaikan pada harga impor juga sebesar sepuluh

persen. Selain itu menurut (Bailliu & Bouzakez, 2004) pass-through dikatakan

complete atau penuh apabila biaya marginal perdagangan adalah konstan.

Lebih lanjut, complete pass-through merupakan pengembangan dari hukum

satu harga (the law of one price).

2) Incomplete Pass-Through, yaitu jika efek dari depresiasi hanya akan

mengakibatkan kenaikan harga impor sebesar depresiasi yang terjadi. Sebagai

contoh apabila terjadi depresiasi sebesar sepuluh persen maka kenaikan pada

Page 37: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

18

harga impor hanya berkisar tujuh persen ditangan konsumen (Salvatore,2014).

Incomplete pass-through juga akan terjadi apabila biaya marginal perdagangan

tidak konstan.

Krugman (2000) membuat contoh di mana biaya marginal akan menyebabkan

perubahan dalam volume impor. Apabila terjadi apresiasi mata uang dari

negara pengimpor, maka harga barang impor akan turun, sehingga volum

impor dalam negara tersebut menjadi tinggi, karena munculnya banyak barang

permintaan barang impor. Kenaikan volume impor tersebut akan menyebabkan

kenaikan biaya marginal transportasi, sehingga harga barang impor tidak akan

turun sama banyak nya dengan apresiasi mata uang negara tersebut.

2. Indirect Pass-Through Effect

Transmisi secara tidak langsung nilai tukar terhadap harga dapat diilustrasikan

sebagai berikut, jika pemerintah menurunkan BI Rate yang berdampak pada

penurunan tingkat suka bunga dalam negeri sehingga terjadi interest rate

differential dengan tingkat suku bunga luar negeri. Tingginya tingkat suku

bunga luar negeri memicu investor untuk mengalihkan portofolio domestik

mereka ke portofolio asing sehingga permintaan mata uang luar negeri akan

meningkat dan membuat tekanan terhadap rupiah meningkat, dengan kata lain

Rupiah terdepresiasi. Depresiasi yang terjadi pada Rupiah mengakibatkan

harga barang dalam negeri dinilai dengan mata uang asing menjadi lebih murah

sehingga permintaan ekspor akan meningkat. Sementara itu dengan makin

mahalnya harga barang luar negeri akan menyebabkan permintaan terhadap

barang substitusi impor akan meningkat pula. Peningkatan permintaan barang

Page 38: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

19

ekspor dan barang impor tersebut akan meningkatkan harga barang-barang

tersebut sehingga akhirnya sehingga akhirnya meningkatkan harga konsumen.

3. Interest Rate Differential

Berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh Bank Indonesia, Suku Bunga Bank

Indonesia merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance

kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada

publik. BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia melalui rapat

dewan gubernur yang diadakan setiap bulan dan diimplementasikan pada operasi

moneter yang dilakukan melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk

mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Kebijakan pemberian suku

bunga yang tinggi dapat menimbulkan dampak negatif pada kegiatan ekonomi.

Tingkat suku bunga tinggi dapat menyebabkan cost of money menjadi mahal. Hal

demikian akan memperlemah daya saing ekspor dipasar dunia sehingga dapat

membuat dunia usaha tidak bergairah melakukan investasi dalam negeri, produksi

akan turun, dan pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan (Boediono, 2000).

Ketika Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya akan menyebabkan

terjadinya selisih antara suku bunga Indonesia dengan suku bunga negara lain.

Selisih suku bunga atau Interest Rate Differential (IRD) merupakan ukuran

perbedaan atau selisih tingkat bunga antara dua aset yang berbunga antar harga

mata uang dua negara. Pedagang di pasar valas menggunakan interest rate

differential ketika menetapkan harga kurs dimasa depan. Berdasarkan paritas suku

bunga, seorang pedagang dapat menciptakan ekspektasi kurs di masa depan antara

dua mata uang dan menetapkan premium (atau discount) pada pasar kurs kontrak

Page 39: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

20

berjangka (Future contract) saat ini. Perbedaan atau selisih tingkat bunga antara

dua aset yang berbunga antar harga mata uang dua negara. Pedagang di pasar

valas menggunakan interest rate differential ketika menetapkan harga kurs dimasa

depan. Berdasarkan paritas suku bunga, seorang pedagang dapat menciptakan

ekspektasi kurs di masa depan antara dua mata uang dan menetapkan premium

(atau discount ) pada pasar kurs kontrak berjangka (Future contract) saat ini.

Paritas suku bunga merupakan teori yang paling dikenal dalam Keuangan

internasional. Paritas suku bunga mendasarkan nilai kurs berdasarkan tingkat

bunga antar negara yang bersangkutan. Dalam negara dengan sistem kurs valas

bebas, tingkat bunga domestik, cenderung disamakan dengan tingkat bunga luar

negeri dengan memperhitungkan perkiraan laju depresiasi mata uang negara yang

bersangkutan terhadap negara lain.

Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlah investasi

di suatu negara, baik yang berasal dari investor domestik maupun investor asing,

khususnya pada investasi portofolio yang umumnya berjangka pendek. Perubahan

tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada perubahan jumlah permintaan dan

penawaran di pasar uang domestik. Apabila suatu negara menganut rezim devisa

bebas maka hal tersebut juga memungkinkan terjadinya peningkatan aliran modal

masuk (capital inflow) dari luar negeri. Hal ini akan menyebabkan terjadinya

perubahan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing di pasar

valas. Dalam beberapa kasus, bahkan perubahan nilai tukar mata uang antar dua

negara dapat juga dipengaruhi oleh perubahan tingkat suku bunga yang terjadi di

negara ketiga. Secara teoritis akan terjadi korelasi yang signifikan antara

Page 40: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

21

perbedaan tingkat suku bunga di dua negara dengan nilai tukar mata uangnya

terhadap mata uang negara lain.

4. Aliran Modal Luar Negeri (Capital Inflow)

Penanaman modal asing merupakan usaha yang dilakukan pihak asing dalam

rangka menanamkan modalnya di suatu negara dengan tujuan untuk menciptakan

suatu produksi. Penanaman modal asing merupakan salah satu bentuk dari

keterbukaan ekonomi selain dari perdagangan internasional (Kappel, 2003).

Keterbukaan dalam hal modal asing dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi

karena dengan investasi asing yang masuk dapat menambah faktor-faktor

produksi domestik baik mengenai kuantitas maupun kualitas yang kemudian

mendorong pertumbuhan ekonomi. Pada dasarnya, terdapat tiga bentuk modal

asing yang bergerak dalam lalu lintas modal internasional, yaitu investasi

langsung (foreign direct invesment), investasi portofolio (portfolio invesment) dan

aliran modal bentuk lain (other types of flows) (Edwards, 2000). Ketiga bentuk

aliran modal ini memiliki sifat yang berbeda dan memberi pengaruh yang

berlainan pula pada perekonomian suatu negara. Adapun motif utama investor

asing menanamkan modalnya adalah didorong oleh beberapa alasan, yaitu:

1. Melakukan diversifikasi portofolio diberbagai lokasi

2. Memperoleh keuntungan yang lebih tinggi

3. Menghindari risiko politik (political risks)

4. Berspekulasi di pasar valuta asing

Di samping itu masuknya aliran dana (capital inflow) disebabkan oleh beberapa

faktor. Tingginya tingkat integrasi keuangan seiring dengan pesatnya

Page 41: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

22

perkembangan teknologi terutama teknologi informasi dan komunikasi,

memainkan peran yang besar dalam mempercepat peningkatan mobilitas capital

flow. Selain itu, pengembangan infrastruktur pasar modal yang disertai dengan

liberalisasi pasar modal seperti penghapusan hambatan repatriasi, pengurangan

hambatan pastisipasi dan kepemilikan pihak asing, juga berkontribusi terhadap

perluasan capital flow ke pasar negara berkembang.

Keadaan aliran modal di suatu negara dapat diketahui dengan melihat catatan

neraca pembayaran (balance of payment) negara yang berrsangkutan, khususnya

dalam transaksi neraca modal (capital account). Bila neraca transaksi modal

mengalami surplus, berarti terjadi aliran modal bersih yang masuk (net capital

inflow) ke negara tersebut. Aliran modal masuk ini berdampak pada peningkatan

aliran cadangan internasional, yang selanjutnya dapat memperbaiki kinerja neraca

pembayaran yang dibarengi dengan terapresiasinya nilai tukar mata uang

domestik. Sebaliknya, transaksi modal yang mengalami defisit menunjukkan

terjadinya aliran modal bersih ke luar negeri. Bila hal ini terjadi, berarti aliran

cadangan internasional ke luar negeri meningkat, yang pada gilirannya akan

memperburuk neraca pembayaran, disertai dengan terdepresiasinya nilai tukar

mata uang domestik.

Masuknya investasi portofolio ke dalam perekonomian suatu negara memiliki

keuntungan dan kerugian tersendiri bagi negara penerima modal. Masuknya aliran

modal portofolio, maka likuiditas untuk memenuhi kebutuhan keuangan domestik

akan bertambah. Namun, ada yang harus diwaspadai dari masuknya investasi

portofolio yaitu, besarnya arus modal yang masuk dalam sistem nilai tukar

Page 42: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

23

mengambang bebas akan menyebabkan apresiasi mata uang. Hal ini akan

berdampak terhadap harga aset-aset domestik, meningkatnya tingkat volatilitas

dalam pasar keuanganan valuta asing, juga semakin tingginya biaya sterilisasi

dalam ekonomi domestik.

5. Nilai Tukar

Definisi nilai tukar atau yang disebut sebagai kurs adalah harga dari satu mata

uang terhadap mata uang yang lain (Miskhin, 2011). Definisi yang lebih lengkap

mengenai nilai tukar adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu

merupakan perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut.

Perbandingan nilai inilah sering disebut dengan nilai tukar. Nilai tukar biasanya

berubah-ubah, perubahan kurs dapat berupa depresiasi dan apresiasi. Secara

umum pergerakan nilai tukar secara relatif ini dapat disebabkan oleh beberapa

faktor, baik yang bersifat fundamental maupun non-fundamental. Faktor

fundamental mencakup perubahan pada variabel-variabel makroekonomi seperti

laju inflasi dan pertumbuhan trade balance.

Dalam pasar bebas, kurs akan berubah sesuai dengan perubahan permintaan dan

penawaran. Para ekonom membagi kurs atas dua macam (Mankiw, 2006) yaitu :

a. Kurs nominal, yaitu harga relatif dari mata uang dua negara.

b. Kurs rill, yaitu harga relatif dari barang-barang kedua negara, yaitu kurs

rill yang dinyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-

barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain.

Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia No.6/41/DPM tanggal 5 Oktober 2004,

kurs tengah dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 43: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

24

ℎ =Nilai tukar nominal merupakan harga relatif mata uang dua negara (Mankiw,

2006). Misalnya, USD 1 bernilai seharga Rp 9.500,- di pasar uang. Sedangkan

nilai tukar riil berkaitan dengan harga relatif dari barang-barang di antara dua

negara. Nilai tukar riil menyatakan tingkat, dimana pelaku ekonomi dapat

memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari

negara lain. Nilai tukar riil di antara kedua mata uang kedua negara dihitung dari

nilai tukar nominal dikalikan dengan rasio tingkat harga di kedua negara tersebut.

6. Ekspor Neto

Ekspor neto (net export) adalah nilai barang dan jasa yang diekspor ke negara lain

dikurang nilai barang dan jasa yang di impor dari negara lain. Ekspor neto bernilai

positif ketika nilai ekspor lebih besar dari nilai impor dan negatif ketika nilai

impor lebih besar daripada nilai ekspor. Ekspor neto menunjukkan pengeluaran

neto dari luar negeri atas barang dan jasa kita, yang memberikan pendapatan bagi

produsen domestik (Mankiw, 2005).

Ekspor neto adalah pembelian pihak asing atas berbagai barang dan jasa yang

diproduksi dalam negeri (ekspor) dikurangi oleh pembelian penduduk setempat

atas berbagai barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri (impor). Setiap

transaksi penjualan produk domestik kepada pihak asing, misalnya penjualan

pesawat terbang buatan boeing kepada british airways, meningkatkan ekspor neto.

Karena pengeluaran untuk impor dimasukkan dalam pengeluaran domestik (C + I

+ G), dan karena barang dan jasa yang di impor dari luar negeri bukanlah bagian

Page 44: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

25

dari output suatu negara, maka persamaan ini harus dikurangi dengan pengeluaran

untuk impor. Dengan mendefinisikan ekspor neto (net exports) sebagai ekspor

dikurang impor. (NX = EX – IM) identitas tersebut menjadi Y = C + I + G + NX

Ekspor neto = output – Pengeluaran Domestik.

McEachern (2000) ekspor neto adalah sama demgan nilaiekspor barang dan jasa

di kurangi impor barang dan jasa amerika. Samuelson (1992) neraca perdagangan

adalah terdiri dari nilai iimpor dan ekspor barang dagangan. Sedangkan Dalam

Mankiw (2005) menyatakan bahwa nama laian dari ekspor neto adalah neraca

perdagangan (trade balanced), karena menunjukkan bagaimana perdagangan

barang dan jasa melenceng dari tolok ukur kesamaan ekspor dan impor.

7. Output Gap

Output gap didefinisikan sebagai persentasi deviasi output aktual dari

potensialnya. Dalam aplikasi ekonomi makro, lintasan ouput perekonomian

digambarkan oleh output potensial yang dianggap permanen dan berkelanjutan

(sustainable) dalam jangka menengah. Output gap sendiri merupakan indikator

ringkas dari permintaan berlebih (excess demand) atau penawaran berlebih (excess

supply) serta tekanan inflasi atau deflasi jangka pendek yang disebabkan kondisi

tersebut, selanjutnya dapat direspon dengan kebijakan moneter (Tjahjono, et

al.2010). Menurut Priyono (2008) Output potensial merupakan tingkat output

yang dihasilkan tanpa adanya sifat ketegaran harga dan friksi-friksi lainnya.

Tingkat output dapat ditentukan dari kebijakan moneter dan secara terus menerus

akan mengalami perubahan sesuai dengan guncangan yang ada pada

perekonomian. Oleh karena itu, output potensial berbeda dengan tren murni (pure

Page 45: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

26

trend) dari output aktual. output gap dapat dihitung dengan menggunakan sebagai

berikut:

= − 100Metode penarikan output potensial menggunakan Hodrick-Prescott Filter. Metode

ini digunakan untuk memperoleh taksiran komponen tren jangka panjang. Teknik

metode ini dengan filter linear dua sisi (backward-forward) yang digunakan untuk

menghitung smoothed trend series (s) dan output (y) dengan cara meminimumkan

loss function (L) yaitu varians y di sekitar nilai s dengan tertentu.= += ( − ) + [( − ) − ( − )]

Parameter penalti λ mengontrol kemulusan series , semakin besar nilai semakin

mulus perkembangan , apabila mencapai nilai tak terhingga mendekati pola

linier. Hodrick dan Prescott merekomendasikan λ = 1600 untuk data kuartal dan

λ=100 untuk data tahunan

8. Indeks Harga Konsumen

Indeks harga konsumen (IHK) adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-

rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga. IHK sering

digunakan untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara dan juga sebagai

pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya.

Untuk memperkirakan nilai IHK di masa depan, ekonom menggunakan indeks

Page 46: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

27

harga produsen, yaitu harga rata-rata bahan mentah yang dibutuhkan produsen

untuk membuat produknya.

Menurut Agustini (2011) IHK merupakan indikator yang umum digunakan

untuk mengukur inflasi suatu negara. Inflasi sebagai bagian dari keadaaan

perekonomian dialami oleh setiap negara, baik negara miskin, berkembang,

ataupun maju, dengan tingkatan yang berbeda-beda. Perubahan indeks harga

konsumen yang terjadi dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga

barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.

IHK memberikan informasi mengenai perkembangan rata-rata perubahan harga

sekelompok tetap barang/ jasa yang pada umumnya dikonsumsi oleh rumah

tangga dalam suatu kurun waktu tertentu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu

menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) harga

barang/jasa kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

Perhitungan IHK :

IHKt = {(hargat x bobott) / (hargat-1 x bobott-1)} x 100

t = tahun yang dihitung t-1 = tahun dasar

9. Gambaran Umum Inflation Targeting Framework (ITF)

a. Pengertian ITF

Inflation targeting framework atau lebih dikenal sebagai ITF merupakan salah

satu strategi kebijakan moneter yang ditandai dengan pengumuman kepada

publik mengenai target kuantitatif (kisaran target) dari tingkat inflasi yang

hendak dicapai dalam beberapa periode ke depan, serta adanya pernyataan

Page 47: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

28

secara eksplisit bahwa inflasi yang rendah dan stabil merupakan tujuan jangka

panjang yang utama dari kebijakan moneter (Mashury, 2008). Keutamaan dari

ITF adalah adanya komunikasi kepada masyarakat mengenai rencana dan

tujuan dari kebijakan moneter, dan bahkan untuk beberapa negara, komunikasi

juga menyangkut mengenai mekanisme dalam mencapai tujuan dari kebijakan

moneter itu sendiri juga dilakukan. ITF merupakan kerangka kerja kebijakan

moneter yang relatif baru digunakan dan pada awalnya lebih banyak diadopsi

oleh negara-negara berbasis industri. Selandia Baru menjadi negara yang

pertama kali menerapkan kerangka kerja kebijakan moneter ini pada tahun 1990.

Dalam perkembangannya, ITF semakin mendapatkan perhatian dari negara-

negara lain yang menghadapi masalah dalam penerapan kebijakan moneter. Untuk

saat ini, tidak kurang dari 42 negara, baik negara maju maupun negara

berkembang, telah menerapkan ITF sebagai strategi kebijakan mereka. ITF

diyakini akan membantu bank sentral untuk mencapai dan memelihara

kestabilan harga dengan menentukan sasaran kebijakan moneter secara eksplisit

dengan berdasarkan pada proyeksi dan target inflasi tertentu (Mashury, 2008).

Terdapat empat prinsip pokok strategi kebijakan moneter dengan ITF. Yang

pertama, ITF memiliki sasaran utama, yaitu sasaran inflasi yang dijadikan sebagai

prioritas pencapaian (overriding objective) dan acuan (nominal anchor) kebijakan

moneter. Yang kedua, ITF bersifat antisipatif (preemptive atau forward

looking) dengan mengarahkan respons kebijakan moneter saat ini untuk

pencapaian sasaran inflasi ke depan. ITF juga mendasarkan pada analisis,

perkiraan, dan kaidah kebijakan tertentu dalam menerapkan pertimbangan

respons kebijakan moneter (contrained discretion). Dan terakhir, penerapan ITF

Page 48: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

29

sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang sehat (good governance), yaitu

memiliki tujuan yang jelas, konsisten, transparan, dan berakuntabilitas (Bank

Indonesia, 2008).

b. Ruang Lingkup ITF

Menurut Mashury (2008) penerapan penargetan inflasi mendasarkan diri pada

proyeksi inflasi yang akan dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan.

Proyeksi inflasi juga akan menjadi pertimbangan dalam penentuan target

inflasi. Dalam penetapan target inflasi yang pada akhirnya akan diumumkan

kepada publik, harus ditentukan terlebih dahulu jenis inflasi yang ditargetkan.

Untuk pemerintah, inflasi yang ditargetkan biasanya berupa inflasi IHK (Indeks

Harga Konsumen), sementara bagi bank sentral, inflasi yang ditargetkan adalah

inflasi inti karena bank sentral sebagai otoritas moneter hanya mampu

mengontrol inflasi inti. Untuk inflasi IHK dipengaruhi oleh volatile foods

(bahan makanan yang memiliki harga yang fluktuatif) dan administered price

(barang dengan harga yang ditetapkan pemerintah) sehingga diluar kontrol bank

sentral. Hal penting selanjutnya adalah level dari target inflasi serta waktu

pencapaian (horison) dari target yang ditetapkan. Penentuan level dan horison ini

harus dilakukan secara hati-hati penentuan itu karena akan menentukan

keberhasilan pencapaian target yang pada akhirnya akan berpengaruh pada

kredibilitas bank sentral.

Page 49: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

30

B. Landasan Empiris

Tabel 1. Penelitian TerdahuluJudul / Penulis/Tahun

Variabel /Metode Analisis

Hasil Penelitian

Exchange rate-pass

through to inflation

targets in Negeria /

Abiodun S. Bada,

Ajibola I. Olufemi,

Inuwa A. Tata, Idowu

Bawa, Anigwe J.

Onwubiko dan Udoko

C.Onyowo Peters /

2016

Import price,

CPI,Exchange

Rate, GDP /

VECM (vector

Error correction

model)

Ditemukan bahwa nilai tukar

terhadap inflasi IHK Nigeria

mengalami incomplete pass-through.

Elastisitas pass-through jangka

panjang ditemukan 0,24 dan 0,30

untuk model dasar dan alternatif.

Efeknya ditemukan lebih tinggi

dalam impor daripada harga

konsumen, yang menyiratkan bahwa

efek pass-through menurun.

Judul / Penulis /Tahun

Variabel /Metode Analisis

Hasil Penelitian

Exchange rate pass-

through in emerging

market economies:

what has changed and

why?/ Dubravko

Mihaljek dan Marc

Klau / 2015

Import price,

CPI,Exchange

Rate, GDP /

VECM (vector

Error correction

model)

Hasil dari penelitian ini mendukung

hipotesis bahwa nilai tukar terhadap

IHK domestik telah menurun di

negara-negara emerging market

dalam beberapa tahun terakhir

The imported price,

inflation and

exchange rate pass-

through in China /

Hai Yue Liu dan Xiao

Lan Chen / 2017

Exchange rate,

IHK, PPI, IMP

/ VECM (vector

Error correction

model)

Hasil penelitian membuktikan bahwa

ER pass-through telah memiliki efek

terbatas namun terus tumbuh pada

harga domestik dan perubahan rezim

ER yang diumumkan oleh

pemerintah China pada tahun 2005

terus meningkatkan sensitivitas arus

masuk ER ke harga domestik.

Page 50: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

31

Inflation Targeting,

Exchange Rate Pass-

Through, And

Monetary Policy Rule

In Indonesia Inflation

Targeting, Exchange

Rate Pass-Through,

And Monetary Policy

Rule In Indonesia /

Haryo Kuncoro /

2015

BI Rate, Inflasi,

IT, CPI, PPI,

Exchange Rate

/ARDL

Hasilnya membuktikan ERPT yang

lengkap (complate pass-through)

hanya ada untuk harga impor dan

produsen. ERPT cenderung tidak

berubah baik pada periode pra dan

pasca-TI. Fluktuasi nilai tukar gagal

menjelaskan kebijakan suku bunga.

Dengan hasil tersebut, kesimpulan :

TI di Indonesia terlalu menekankan

pada stabilisasi mata uang domestik

terutama berdasarkan indeks harga

konsumen

Judul / Penulis /Tahun

Variabel /Metode Analisis

Hasil dan Kesimpulan

Exchange Rate Pass-

through to Import

Prices in Indonesia:

Evidence Post Free

Floating Exchange /

Sri Isnowati, Mulyo

Budi Setiawan / 2017

Harga Impor,

nilai tukar,

pendapatan

nasional

(GDP/PDB) dan

inflasi / VECM

(vector Error

correction model)

Berdasarkan analisis impulse

response (IRF), menunjukkan bahwa

guncangan nilai tukar ke harga impor

menggambarkan efek positif.

Sementara itu, efek guncangan kurs

pada pendapatan nasional adalah

positif dan lebih tinggi dari

guncangan nilai tukar ke harga impor

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan Warjiyo (2004) transmisi nilai tukar dalam mempengaruhi inflasi

(ERPT) pada dasarnya dapat melalui dua jalur yaitu direct pass-through dan

indirect pass-through. Jalur direct pass-through teradi karena perkembangan nilai

tukar mempengaruhi pembentukan harga oleh perusahaan dan ekspektasi inflasi di

Page 51: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

32

masyarakat, khususnya terhadap barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri

baik sebagai barang jadi maupun bahan baku dan barang modal. Namun untuk

jalur indirect pass-through terjadi karena perubahan nilai tukar mempengaruhi

khususnya komponen ekspor dan impor dalam permintaan agregat. Pada

penelitian ini digunakan mekanisme transmisi jalur direct pass-through yaitu

ketika nilai tukar suatu negara terdepresiasi, akan mendorong peningkatan harga

bahan baku impor, peningkatan pada harga bahan baku impor akan menyebabkan

biaya produksi meningkat dan selanjutnya akan meningkatkan harga konsumen.

Berdasarkan Hyder dan Shah (2014) transmisi ERPT diawali dengan adanya

shock (guncangan) terhadap harga minyak dunia. Ketika terjadi shock terhadap

harga minyak dunia akan mempengaruhi ekspektasi masyarakat terhadap tinginya

inflasi. Sehingga ketika Bank Indonesia melakukan intervensi pada suku bunga

dengan menurunkan BI Rate. Penurunan tingkat suku bunga domestik (BI Rate)

tersebut membuat terjadinya interest rate differensial dengan tingkat suku bunga

luar negeri. Tingginya suku bunga luar negeri tersebut mendorong investor

mengalihkan portofolio domestik mereka ke portofolio asing, sehingga

permintaan terhadap mata uang luar negeri meningkat yang pada akhirnya

memicu tekanan pada rupiah dan membuat rupiah terdepresiasi. Depresiai ini

mebuat harga barang- barang tradable atau barang-barang impor menjadi lebih

mahal dan pada akhirnya mendorong terjadinya peningkatan inflasi domestik.

Gambar 4. digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis ERPT melalui jalur

direct pass-through.

Page 52: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

33

Gambar 4. Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

1. Diduga terdapat hubungan kausalitas pada variabel transmisi saluran nilai

tukar terhadap inflasi setelah diimplementasikannya ITF.

2. Diduga terdapat hubungan keseimbangan jangka panjang dan jangka

pendek antara inflasi dan ERPT setelah diimplementasikannya ITF.

3. Diduga variabel capital inflow merespon positif terhadap guncangan

interest rate differential, variabel nilai tukar merespon negatif terhadap

guncangan capital inflow, variabel indeks harga impor merespon positif

terhadap guncangan nilai tukar, dan variabel inflasi merespon positif

terhadap guncangan indeks harga impor.

Interest RateDifferential

Aliran Modal LN

Nilai TukarTransmisiDi SektorKeuangan

HargaImpor Inflasi

Ekspor Neto Output Gap

Transmisi DiSektor Riil

Direct ERPTIndrect ERPT

Keterangan :

Page 53: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

34

4. Diduga variabel ERPT memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi

setelah diimplementasikannya ITF.

Page 54: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

31

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder bersifat

kuantitatif, dan berbentuk data kurun waktu (time series) dengan rentan waktu

17 tahun. Data yang dipilih adalah data kuartal pada kurun waktu tahun 2005:Q1

sampai 2016:Q4. Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu inflasi IHK,

interest rate differential, aliran modal luar negeri, nilai tukar, indeks harga

impor, ekspor neto, output gap. Data tersebut diperoleh dari Bank Indonesia (BI),

Badan Pusat Statistik (BPS), dan World Bank (WB). .

Tabel 2. Variabel PenelitianVariabel Simbol Satuan Sumber Data

Inflasi

Interst Rate Differential

CPI

R

Persen

Persen

BPS

Bank Indonesia

Capital Inflow CI Milyar Rupiah Bank Indonesia

Nilai Tukar ER RP/USD Bank Indonesia

Indeks Harga Impor IPI Juta US$ World Bank

Ekspor Neto EX Persen BPS

Output Gap OG Persen BPS

Page 55: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

32

B. Batasan Variabel Penelitian

1. Inflasi

Inflasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah inflasi Indeks Harga

Konsumen (IHK) yaitu nomor indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang

dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga, berupa data kuartal dan dinyatakan

dalam bentuk persen yang dimulai dari tahun 2005:Q1 hingga Tahun 2016:Q5.

Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), diunduh pada November

2017.

2. Interest Rate Differential

Interest rate differential merupakan selisih suku bunga Indonesia dan suku bunga

luar negeri. Pemilihan suku bunga luar negeri adalah suku bunga Amerika Serikat,

dalam hal ini The Fed Rate karena suku bunga negara tersebut merupakan suku

bunga acuan bagi negara di dunia dan negara dipandang seiring mengadakan kerja

sama ekonomi dengan Indonesia. Data suku bunga The Fed diperoleh dari

Federal Reserve dan BI Rate diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia, berupa

data kuartal yng dimulai pada tahu 2005:Q1 hingga 2016:Q4. Diunduh pada

Oktober 2018.

3. Aliran Modal Luar Negeri

Aliran modal luar negeri yang dimaksukan dalam penelitian ini adalah capital

Inflow (arus modal masuk). Merupakan dana atau modal yang masuk kedalam

suatu negara yang menghasilkan devisa dan dicatat sebagai kredit dalam neraca

Page 56: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

33

transaksi modal dan finansial. Data capital inflow yang digunakan adalah data

investasi portifolio yang merupakan data sekunder yang diperoleh dari Statistika

Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Selama periode 2005:Q1-2016:Q4. Data

tersebut diunduh pada Okober 2018

4. Nilai Tukar

Nilai tukar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah nilai tukar

Rupiah/USD. Nilai tukar yang digunakan pada penelitian ini adalah nilai tukar

tengah, berupa data kuartal dan dinyatakan dalam bentuk rupiah yang dimulai dari

tahun 2005:Q1 hingga 2016:Q4. Data tersebut diperoleh dari Bank Indonesia

dalam moneter, diunduh pada November 2017.

5. Indeks Harga Impor

Indeks harga impor yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah indeks harga

impor Indonesia baik itu dalam sektor migas dan non migas. Indeks Harga Impor

ini menggunakan satuan juta US$. Berupa data kuartal yang dimulai dari tahun

2005:Q1 hingga 2016:Q4. Data tersebut diperoleh dari economic trading, diunduh

pada Agustus 2018.

6. Ekspor Neto

Ekspor neto yang digunakan pada penelitian ini adalah total nilai ekspor baik di

sektor migas dan non migas di kurangi total nilai impor di sektor migas dan non

migas, data ekspor neto berupa data kuartal yang dimulai dari tahun 2005:Q1

Page 57: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

34

hingga 2016:Q4. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

diunduh pada Oktober 2018.

7. Output Gap

Output gap merupakan selisih antara output aktual dengan output potensial.

Output aktual merupakan nilai output perekonomian sesungguhnya, sedangkan

output potensial adalah nilai output optimum yang dianggap permanen dan

berkelanjutan dalam jangka menengah tanpa guncangan (shock) dan tekanan

inflasi. Data output gap diperoleh dengan menggunakan Produk Domestik Bruto

(PDB), sedangkan output potensial diperoleh dengan menggunakan Hodrick

Prescott Filter. Data PDB diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang berupa

data kuartal yang tercatat dalam miliar pada periode 2005:Q1–2016:Q4

C. Metode Analisis

Dalam penelitian ini dilakukan metode analisis VAR (Vector Autoregression).

analisis VAR dapat dikatakan sebagai alat analisis yang sangat berguna baik

dalam memahami adanya hubungan kausalitas (timbal balik) antara variabel

ekonomi maupun dalam pembentukan model ekonomi yang berstruktur. Secara

garis besar terdapat empat hal yang ingin diperoleh dari pembentukan sebuah

sistem persamaan, yang pada dasarnya dapat disediakan dengan metode VAR,

diskripsi data, peramalan, inferensi struktural, dan analisis kebijakan. VAR

menyediakan alat analsis bagi keempat hal tersebut melalui empat macam

penggunaannya. Juanda dan Juandi (2012) mengungkapkan bahawa analisis VAR

dapat digunakan untuk :

Page 58: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

35

1. Grangger causality test, yaitu untuk mengetahui hubungan kausalitas

(sebab-akibat) antar variabel.

2. Forecasting, ekstrapolasi nilai saat ini dan masa depan seluruh variabel

dengan memanfaatkan `seluruh informasi masa lalu variabel.

3. Impulse Respons Function (IRF), yaitu dengan mendeteksi response setiap

variabel baik pada saat ini maupun masa depan akibat adanya perubahan

atau shock suatu variabel.

4. Forecast Error Decomposition Of Variance (FEDVs), yaitu dengan

melakukan prediksi terhadap kontribusi persentase varian setiap variabel

terhadap perubahan suatu variabel tertentu.

Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data time series, maka perlu

dilakukan analisis saling ketergantungan antar variabel tersebut. VAR merupakan

salah satu model yang mampu menganalisis hubungan saling ketergantungan antar

variabel time series. Menurut Widarjono (2016) VAR adalah sebuah model

ekonometrika runtun waktu yang bersifat tidak teriotis. Beberapa keunggulan

model VAR (Widarjono, 2016) :

1. Tidak perlu membedakan antara variabel eksogen dan variabel endogen.

Semua variabel baik eksogen maupun endogen yang dipercaya saling

berhubungan seharusnya dimasukan kedalam model. Namun dapat pula

memasukan variabel eksogen di dalam VAR.

2. Untuk melihat hubungan antar variabel di dalam VAR membutuhkan

sejumlah kelambahan variabel yang ada. Kelambanan ini diperlukan untuk

menangkap efek dari variabel tersebut erhadap variabel yang lain di dalam

model.

Page 59: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

36

Analisis VAR dapat dikatakan sebagai alat analisis yang sangat berguna, baik

dalam memahami adanya hubungan timbal balik antara variabel ekonomi maupun

dalam pembentukan model ekonomi yang berstruktur. Model VAR menganggap

bahwa semua variabel ekonomi adalah saling tergantung dengan yang lain.

Persamaan (1) menunjukan model VAR secara umum dengan n variabel endogen

(Widarjono, 2016) :

= + ∑ + ∑ +⋯+ ∑ + ....(1)

Dimana := Elemen vektor variabel= Elemen variabel endogen pada tahun sebelumnya= Konstanta, , … = Koefisien Variabel endogen= Error term

Penelitian ini menggunakan kerangka model VAR untuk mengetahui bagaimana

transmisi direct exchange rate pass-through terhadap harga konsumen dalam hal

ini yang tercermin pada inflasi (IHK). Struktrur model ini dimulai dengan (1)

guncangan dari sisi penawaran yang diidentifikasi dari adanya shock harga

minyak dunia, (2) akibat adanya shock tersebut maka Bank Indonesia akan

melakukan intervensi melalui suku bunga kemudian, (3) guncangan suku bunga

akan mempengaruhi nilai tukar. Setelah melalui nilai tukar maka efek ini akan

diteruskan ke impor dan selanjutnya akan menyebabkan terjadinya perubahan

pada harga yang diterima konsumen. Untuk menjawab permasalahan pertama

Page 60: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

37

yaitu untuk mengathui hubungan sebab akibat atau kausalitas pada penelitian ini

menggunakan metode Grangger Causality Test. Untuk menjawab permasalahan

kedua yaitu untuk mengetahui bagaiamana keseimbangan jangka pendek dan

jangka panjanga akan dilakukan menggunakan analsis VAR jika tidak

terkointgrasi, jika terointegrasi maka akan digunakan analisis VECM. Selanjutnya

untuk mejawab persamaan ketiga dan keempat akan digunakan analisis Impulse

Respons Function (IRF) dan variance decomposition yaitu untuk mengetahahui

respons dan besaran derajat pass-through dari guncangan transmisi direct

exchange rate pass-through ke Inflasi (IHK). Sehingga model yang akan

digunakan adalah sebagai berikut :

Model VECM, transmisi direct exchange rate-pass through terhadap inflasi (IHK)

ditulis sebagai berikut :

Persamaan Jangka Pendek :

∆CPI = α + β ∆ CPI + β ∆ OPI + β ∆ R+ β ∆ ER + β ∆ IP + ECT

Persamaan Jangka Panjang :

CPI = α + Γ1 CPI + Γ2OPI + Γ3R + Γ4ER + Γ5IP + EDimana :CPI = Indeks Harga KonsumenOPI = Indeks Harga Minyak DuniaR = Tingkat Suku Bunga

Page 61: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

38

ER = Nilai tukarIP = Harga Imporα = Intercept Kontantaβ1,β2,β3,β4,β5 = Koefisien Hubungan Jangka PendekECT = Error TermΓ1, Γ2, Γ3, Γ4,Γ5 =Koefisien Hubungan Jangka PanjangE = Error Term Pada Jangka Panjang

D. Prosedur Analisis VAR

Prosedur analisis VAR, tahap pertama akan dilakukan uji stationeritas dengan

mengggunakan uji ADF (Augmented Dickey-Fuller). Tahap kedua penentuan lag

optimum, tahap ketiga melakukan uji kausalitas antar variabel guna mengetahui

hubungan sebab akbiat antara masing-masing variabel. Tahap keempat uji

kointegrasi johansen guna mengatahui apakah terdapat hubungan jangka panjang

(terkointegrasi). Selanjutnya, jika terkointegrasi maka membentuk model VECM,

namun jika tidak terkointegrasi membentuk model VAR dan uji stabilitas VAR.

Tahapan terakhir adalah menganalisis IRF dan Variance Decomposition. Berikut

adalah berapa tahapan dalam penelitian ini:

a. Uji Stasioneritas

Stasioneritas merupakan salah satu prasyarat penting dalam model ekonometrika

untuk data runtut waktu (time series). Suatu data dikatakan stasioner jika

memenuhi tiga kriteria yaitu jika rata-rata dan variannya konstan sepanjang waktu

dan kovarian antara dua data runtut waktu hanya tergantung dari kelambanan

Page 62: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

39

antara dua periode waktu tersebut. Apabila data yang digunakan dalam model ada

yang tidak stasioner, maka akan menyebabkan hasil regresi meragukan atau

disebut regresi lancung (spurious regression). Regresi lancung adalah situasi

dimana hasil regresi menunjukkan koefisien regresi yang signifikan secara

statistik dan nilai koefisien determinasi yang tinggi namun hubungan antara

variabel di dalam model tidak saling berhubungan (Widarjono, 2016).

Salah satu konsep formal yang dipakai untuk mengetahui stasioneritas data adalah

melalui uji akar unit (unit root test). Uji ini merupakan pengujian yang populer,

dikembangkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller dengan sebutan Augmented

Dickey-Fuller (ADF) Test. Jika suatu data time series tidak stasioner pada orde

nol, I(0), maka stasioneritas data tersebut bisa dicari melalui order berikutnya

sehingga diperoleh tingkat stasioneritas pada orde ke-n (first difference atau I (1),

atau second difference atau I (2), dan seterusnya.

Hipotesis untuk pengujian sebagai berikut:

Ho : d = 0 , terdapat unit root, tidak stasioner

Ha : d ≠ 0 , tidak terdapat unit root, stasioner

Jika hasil uji menolak hipotesis adanya unit root untuk semua variabel, berarti

semua adalah stasioner atau dengan kata lain, variabel-variabel terkointegrasi

pada I (0), sehingga estimasi akan dilakukan dengan menggunakan regresi linier

b. Penentuan Lag Optimum

Lag optimum merupakan cara untuk memilih seberapa besar jumlah Lag

yang kita gunakan dalam penelitian tersebut sebelum melakukan uji kointegrasi,

Page 63: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

40

kausalitas Granger , VAR dan VECM, sehingga pemilihan jumlah lag optimum

sangat diperlukan agar kita memeproleh hasil yang lebih baik. Penentuan lag

optimum bisa digunakan kriteria yang dikemukakan oleh Akaike (Akaike

Information Criterion = AIC) (Widarjono, 2016). Kriteria tersebut dapat ditulis

sebagai berikut:

ln = 2 +SSR = Jumlah residual kuadrat (sum of squared residual)k =Jumlah variabel parameter estimasin =Jumlah observasi

Panjangnya kelambanan yang dipilih didasarkan pada nilai AIC yang paling

minimum dengan mengambil nilai absolutnya.

c. Uji Stabilitas VAR

Stabilitas VAR perlu diuji terlebih dahulu sebelum melakukan analisis lebih jauh,

karena jika hasil estimasi VAR yang akan dikombinasikan dengan model koreksi

kesalahan tidak stabil, maka Impulse Response Function dan Variance

Decomposition menjadi tidak valid. Untuk menguji stabil atau tidaknya estimasi

VAR yang telah dibentuk maka dilakukan pengecekan kondisi stability berupa

roots of characterristic polynomial dan Inverse Roots Of AR Characteristic

Polynomial.

d. Uji kausalitas Granger

Uji kausalitas pertama kali dikemukakan oleh Engel dan Granger. Tujuan

kausalitas Granger adalah meneliti apakah A mendahului B, ataukah B

Page 64: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

41

mendahului A, ataukah hubungan antara A dan B timbal balik. Hubungan

kausalitas dapat terjadi antar dua variabel, jika suatu variabel y, yaitu inflasi

dipengaruhi oleh variabel x, yaitu harga beras. Uji kausalitas Granger bertujuan

untuk melihat pengaruh masa lalu dari suatu variabel terhadap kondisi variabel

lain pada masa sekarang. Dengan kata lain, uji kausalitas Granger dapat

digunakan untuk melihat apakah peramalan y dapat lebih akurat dengan

memasukan lag variabel x. Pada uji kausalitas Granger ada empat kemungkinan

hasil yang diperoleh yaitu:

1. Jika Saj ≠ 0 dan Sbj = 0, maka terdapat kausalitas satu arah.dari x ke y.

2. Jika Saj = 0 dan Sbj ≠ 0, maka terdapat kausalitas satu arah dari y ke x.

3. Jika Saj = 0 dan Sbj = 0, maka tidak terdapat hubungan kausalitas antara

x dan y.

4. Jika Saj ≠ 0 dan Sbj ≠ 0, maka terdapat kausalitas dua arah antara x dan y

e. Uji Kointegrasi Johansen

Konsep kointegrasi pada dasarnya adalah untuk mengetahui kemungkinan

adanya hubungan keseimbangan jangka panjang pada variabel-variabel yang

diobservasi. Dalam konsep kointegrasi, dua atau lebih variabel runtun waktutidak

stasioner akan terkointegrasi bila kombinasinya juga linier sejalan dengan

berjalannya waktu, meskipun bisa terjadi masing- masing variabelnya bersifat

tidak stasioner. Bila variabel runtun waktu tersebut terkointegrasi maka terdapat

hubungan yang stabil dalam jangka panjang. Uji ini dilakukan setelah uji

stasioneritas dan variabel telah terintegrasi pada derajat yang sama.

Page 65: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

42

Uji kointegrasi Johansen dapat digunakan untuk menentukan kointegrasi sejumlah

variabel. Ada tidaknya kointegrasi didasarkan pada uji Likelihood Ratio (LR).

Jika nilai hitung LR lebih besar dari nilai kritis LR maka kita menerima adanya

kointegrasi sejumlah variabel dan sebaliknya jika nilai hitung LR lebih kecil dari

nilai kritisnya maka tidak ada kointegrasi. Nilai kritis LR diperoleh dari tabel

yang dikembangkan oleh Johansen dan Juselius. Johansen juga menyediakan

uji statistik LR alternatif yang dikenal dengan maximum eigenvalue statistic.

Jika nilai trace statistic lebih besar dari critical value, maka persamaan tersebut

terkointegrasi. Dengan demikian hipotesa nol (Ho) adalah tidak terkointegrasi

dengan hipotesis alternatifnya (Ha) terkointegrasi. Berikut ini adalah hasil

estimasi dari uji kointegrasi Johansen.

f. Estimasi VAR dan VECM

Setelah uji kointegrasi dilakukan terhadap variabel-variabel tersebut diatas,maka

tahap selanjutnya adalah membentuk model VAR atau VECM., jika terdapat

hubungan kointegrasi di antara variabel penelitian, maka estimasi dilakukan

dengan VECM, sedangkan jika tidak ada kointegrasi maka estimasi dilakukan

dengan VAR. Independent variabel dikatakan signifikan dalam mempengaruhi

dependent variabel, ketika nilai t-statistik kurang dari 1.69 (standar yang

digunakan pada umumnya). Tanda negatif diabaikan. Sedangkan untuk

mengetahui hubungan negative atau positif adalah dengan melihat tanda pada

koefisien variabel.

g. Impulse Response Function

Dengan metode VAR kita dapat mengamati pergerakan atau trend data-data yang

Page 66: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

43

diamati sehingga dapat melakukan peramalan. Peralaman di dalam VAR

merupakan sebuah eksplorasi nilai saat ini dan masa depan seluruh variabel

dengan menggunakan seluruh informasi yang ada pada masa lalu. Analisis

impulse response funcition merupakan salah satu analisis penting didalam model

VAR, karena secara individual koefisien didalam model VAR sulit

diinterpretasikan maka para ahli ekonometrika menggunakan analisis impulse

respon. Analasis ini melacak respon dari variabel endogen didalam sistem

VAR karena adanya goncangan (shocks) atau perubahan didalam variabel

gangguan (Widarjono, 2016).

h. Variance Decomposition

Variance Decomposition ini bertujuan untuk mengukur besarnya kontibusi atau

komposisi pengaruh mesing-masing variabel. Pada dasarnya hal ini merupakan

metode lain untuk menggambarkan sistem dinamis VAR. Hal ini digunakan untuk

mengukur perkiraan error variance suatu variabel. seberapa besar perbedaan antar

variance sebelum dan sesuadah shock, baik guncanfan yang bersumber dari

variabel lain (Gujarati, 2012). Variance decompotion ini akan digunakan untuk

membantu menentukan determinan dari variabel terkait terhadap variabel

bebasnya karena mampu menjelaskan seberapa persenkah variabel bebas dapat

mempengaruhi variabel terikatnya.

Page 67: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

65

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil uji Grangger Causality, variabel yang memiliki hubungan

satu arah adalah Interest Rate Differential (IRD) dan inflasi (CPI), indeks

harga impor (IPI) dan infasli (CPI), Interest Rate Differential (IRD) dan

Output Gap (OG), Capital Inflow (CI) dan nilai tukar (ER), Capital Inflow

(CI) dan indeks harga impor (IPI), Capital Inflow (CI) dan Ekspor Neto (NX),

indeks harga impor (IPI) dan ekspor neto (NX). Kemudian yang memiliki

hubungan dua arah hanya variabel Output Gap (OG) dan inflasi (CPI),indeks

harga impor (IPI) dan nilai tukar (ER), Capital Inflow (CI) dan Interest Rate

Differential (IRD.

2. Hasil estimasi VECM menunjukan, pada jangka panjang semua variabel pada

transmisi exchange rate pass-through melalui jalur direct pass-through

berpengaruh signifikan terhadap inflasi (IHK). Sedangkan pada jangka

pendek hanya beberapa variabel yang signifikan berpegaruh terhadap inflasi

(IHK) diantaranya adalah inflasi (IHK) pada lag kedua, tingkat suku bunga

pada lag satu dan lag kedua.

3. Berdasarkan hasil impulse respons function, shock (guncangan) interest rate

differential direspon secara positif oleh variabel capital infllow, shock

(guncangan) capital inflow direspon positif oleh nilai tukar. shock

Page 68: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

66

(guncangan) nilai tukar, direspon postif terhadap indeks harga impor, dan

shock (guncangan) indeks harga impor direspon positif terhadap inflasi.

4. Berdasarkan hasil varian decomposition, disimpulkan bahwa rata-rata

variabilitas fluktuasi inflasi (IHK) masih dominan terhadap diri sendiri.

Varabel nilai tukar memeberikan kontribusi paling besar, disusul oleh

variabel capital inflow, kemudian interest rate differential sedangkan

kontribusi terkecil yaitu varaibel indeks harga impor

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disarankan sebagai berikut :

1. Tingkat suku bunga merupakan variabel yang memberikan pengaruh besar

terhadap inflasi (IHK) sehingga Bank Indonesia sebagai bank sentral dapat

meningkatkan atau menurunkan tingkat suku bunga untuk mempengaruhi

fluktuasi inflasi (IHK) di Indonesia.

2. Negara Indonesia merupakan negara yang tidak dapat terlepas dari kegiatan

impor, terutama bagi perusahaan yang mengandalkan bahan baku utamanya

dari impor. Hal ini berkaitan dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar

Amerika Serikat, dimana ketika nilai tukar mengalami depresiasi maka akan

menyebabkan harga bahan baku menjadi mahal. Ketika terjadi peningatan

terhadap bahan baku, maka akan meningkatkan biaya pada perusahaan

tersebut, sehingga akan meningkatkan harga jual produk. Dengan demikian

inflasi terjadi karena adanaya depresiasi mata uang rupiah. Maka dari itu

pemerintah perlu menjaga kestabilan nilai tukar rupiah terhadap dollar

Amerika Serikat.

Page 69: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

67

3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memasukan variabel lain

untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Page 70: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

DAFTAR PUSTAKA

Adolfson, M., Laseen, S., Linde, J., & Villani, M. 2007. “Bayesian Estimation OfAn Open Economy DSGE Model With Incomplete Pass-Through”. Journal of International Economics. 72(2), 481-511.

Bada, Abiodun S, Ajibola I. Olufemi, Inuwa A. Tata, Idowu Bawa, Anigwe J.Onwubiko dan Udoko C.Onyowo Peters. 2016. “Exchange Rate-PassThrough To Inflation Targets In Negeria”. CBN Journal of AppliedStatistics Vol. 7 No. 1(a). June 2016.

Badan Pusat Statistik. 2017. “Ekonomi Dan Perdagangan”. Berbagai Terbitan

Bailliu, Jeannine and Hafedh Bouakez . 2004. “Exchange Rate Pass-Through InIndustrialized Countries.” Bank of Canada Review, spring 2004

Bank Indonesia. 2004. ”Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2004”.Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter.

--------------------2008. ”Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2008”.Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter.

---------------------2005. ”Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia”. BerbagaiTerbitan

Blanchard, Oliver. 2006. Maroeconimic 4 Edition Pearson Prentice Hall. NewJersey.

Bussiere, M., Delle Chiaie, S., & Peltonen, T. A. 2014. “Exchange Rate Pass-Through In The Global Economy: The Role Of Emerging MarketEconomies”. IMF Economic Review, 62(1), 146-178.

Calvo, G. Reinhart, C. Fear of Floating. The Quarterly journal of Economics,v.117. p. 375-408, 2002

Campa, José Manuel dan Linda S. Goldberg. 2002. ”Exchange Rate Pass-Throughinto Import Prices”. IESE Business School and N.B.E.R.

Page 71: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

Devereux, M. B., & Yetman, J. 2010. “Price Adjustment And Exchange RatePass-Through”. Journal of International Money and Finance, 29(1), 181-200.

Domanick, Salvatore. 2014. Ekonomi Internasional. Edisi 9. Jakarta: SalembaEmpat.

Edwards, Sebastian. 2006. The relationship Between Exchange Rate and InflationTargeting Revisted. NBER Working Papper No 12163.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 2016. Format Penulisan Usuldan Skripsi. Bandar Lampung: Univesitas Lampung.

Gujarati, D. 2010. Basic Econometrics. Edisi 5. Salemba Empat.

Hyder, Shah. 2014. “Exchange Rate Pass-Through To Domestic Price InPakistan”. Working Paper

Isnowati, Sri dan Budi Setiawan. 2017. “Exchange Rate Pass-Through To ImportPrices In Indonesia Evidence Post Free Floating Exchange Rate”.International Journal of Economics and Financial Issues.

Ito, Takatoshi dan Kiyotaka Sato. 2006. “Exchange Rate Changes And InflationIn Post-Crisis Asian Economies: Var Analysis Of The Exchange RatePass-Through”. NBER Working Paper Series.

Kuncoro, Haryo. 2015. “Inflation Targeting, Exchange Rate Pass-Through, AndMonetary Policy Rule In Indonesia”. International Journal of businessEconomic and Law. Vol 7 Issue 3 (Aug) ISSN 2289-1553.

Krugman, R. Paul dan Obstfleld Maurice. 2000. Ekonomi Internasional Teori danKebijakan Jilid 2. Rajawali Pers, Jakarta [Penerjemah Dr. Faisal H. Basri,SE. M,Sc]

Liu , Hai Yue Liu dan Xiao Lan Chen. 2017. “The imported price, inflation andexchange rate pass-through in China”: Coget Economics & Finance Vol.52017-Issue 1.

Mashury, Abdul Kadir, Priyo R Widodo & Guruh Suryani R. 2008. PenerapanKebijakan Moneter dalam Kerangka Inflation Targeting di Indonesia.Pusat Studi Kebanksentralan. Jakarta.

McFarlane, Lavern . 2002. “Consumer Price Inflation and Exchange Rate Pass-through in Jamaika”. Research Services Department Research andEconomic Programming Division Bank of Jamaica

Mankiw, N. Gregory. 2007. Makro Ekonomi Edisi Ke-enam. Jakarta :Erlangga.

Page 72: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

Mihaljek, Dubravko and Marc Klau. 2015. “Exchange rate pass-through inemerging market economies: what has changed and why?”. BIS PapperNo 35.

Mirdala, Rajmund. 2013. “Exchange Rate Pass-Through to Domestic Prices underDifferent Exchange Rate Regimes”. MPRA Paper No. 53209. posted 27January 2014 04:09 UTC.

Miskhin, F. S. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan.Terjemahan. Edisi 8 Buku 2. Salemba Empat. Jakarta

Mujica, Patricio and Rodrigo Saens. 2015. “Exchange rate-pass through andinflation targets in Chilie”. Working Papper. Faculty of Economics andbussiness, University of Talca, Chile.

P. Byrnea, Joseph, Aditya S. Chavali, dan Alexandros Kontonikas. 2010.Exchange Rate Pass Through To Import Prices: Panel Evidence FromEmerging Market Economies Department of Economics, University ofGlasgow

Pratiwi, Ardianing. 2013. Determinasi Indonesia Jangka Panjang Dan JangkaPendek [Jurnal]. Malang. Universitas Brawijaya.

Sahminan. 2005. Exchange Rate Pass-Through into Import Price in MajorSoutheast Asian Countries. Working Paper

Salvatore, Dominik. 2014. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global.Salemba Empat. Jakarta.

Scott, Roger. 2009. Inflation Targeting at 20: Achivements and Challenges.International Monetary Fund Papper.

Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal: Edisi Keenam.Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Sukirno, Sadono. 2003. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. RajawaliPers. Jakarta.

Susilo, Andi. 2008. Buku Pintar Ekspor-Impor. TransMedia. Jakarta.

Taguchi, H.,Sohn, W. 2014. Inflation Targeting and Pass-through Rate In EastAsian economics Journal, 28,1389-408.

Wadarjono,Agus. 2016. Ekonometrika. Edisi Keempat. UPP STIM YKPN.Yogyakarta.

Page 73: EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DAN INFLATION TARGETING ...digilib.unila.ac.id/37321/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · TARGETING FRAMEROWK DI INDONESIA (2005: Q1-2016:Q4) (S kripsi)

Wahyuni, Dwi. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi dariSisi Penawaran Tahun 1998-2010 [Skripsi]. Bogor. Instate PertanianBogor

Warjiyo, Perry. 2004. “Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia”.Pusat Pendidikan dan Seri Kebanksentralan (PPSK) BI. ISBN 979-3363-10-X.