e---journal ee peternakan tropika...ilustrasi (tabel, grafik, histogram, sketsa, gambar) a. judul...

21
e-Journal Journal Journal Journal Peternakan Tropika Peternakan Tropika Peternakan Tropika Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science email: [email protected] e-journal journal journal journal FAPET UNUD FAPET UNUD FAPET UNUD FAPET UNUD Universitas Universitas Universitas Universitas Udayana Udayana Udayana Udayana Elektronik Jurnal Peternakan Tropika dipublikasikan oleh: Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1 Telp. 0361-235231/222096 email: [email protected] Volume Nomor Tahun VII 2 2019

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

eeee----JournalJournalJournalJournal

Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

eeee----journal journal journal journal

FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD Universitas Universitas Universitas Universitas

UdayanaUdayanaUdayanaUdayana

Elektronik Jurnal Peternakan Tropika

dipublikasikan oleh:

Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1

Telp. 0361-235231/222096

email: [email protected]

Volume Nomor Tahun

VII 2 2019

Page 2: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

E-JOURNAL PETERNAKAN TROPIKA

REDAKTUR / KETUA EDITOR

Dr. I Made Mudita, S.Pt., MP

EDITOR

Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS

Prof. Dr. I Komang Budaarsa, MS

Prof. Dr. I Gusti Nyoman Bidura, MS

Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati, MSi

Eny Puspani, SPt., MSi

I Wayan Wirawan, SPt., MP

Anak Agung Putu Putra Wibawa, SPt., MSi

Dr. Ir. Ni Wayan Siti, MSi

Dr. Ir. Ni Putu Mariani, MSi

Ir. Ni Putu Sarini, MSc

Dr. Budi Rahayu Tanama Putri, SPt, MM

I Wayan Sukanata, SPt., MSi

ALAMAT REDAKSI:

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA Jl. P.B. Sudirman Denpasar. GedungAgrokompleks Lantai 1

Telp. 0361- 222096 / 235231 /087784792574

Email: [email protected]

Page 3: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

eeee----JournalJournalJournalJournal

Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

eeee----journal journal journal journal

FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD

Universitas Universitas Universitas Universitas

UdayanaUdayanaUdayanaUdayana

PANDUAN BAGI PENULIS

Ketentuan Umum

1. Naskah yang dikirim merupakan naskah asli/orisinil dan belum pernah diterbitkan

(Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal

dari naskah seminar tugas akhir (Seminar hasil penelitian/Pra-Skripsi) yang telah

disahkan/Acc oleh tim penguji dan pembimbing, sedangkan untuk penulis lain naskah

disesuaikan dengan aturan ilmiah yang berlaku umum)

2. Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan dalam bentuk

hasil penelitian, kegiatan ilmiah, kajian pustaka dan/atau gagasan dengan topik aktual.

3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang

ditentukan

4. Penulis mengirim 2 (dua) eksemplar naskah ke redaksi yang dilengkapi dengan softcopy

(berupa CD) atau naskah dapat pula dikirim via email dalam bentuk program Microsoft

Word.

5. Naskah dan Softcopy (CD) dikirim kepada:

Redaksi eJournal Peternakan Tropika

d.a Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Gedung Agrokompleks Lantai 1 Kampus UNUD Denpasar

Jl. P. B. Sudirman Denpasar, Bali

Telp. 0361-222096 / HP. 087784792574

Email: [email protected]

Page 4: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

Standar Penulisan

1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word dengan jarak 1.5 spasi kecuali

Judul, Abstrak, Judul Tabel, Judul Gambar, dan lampiran yang diketik 1 spasi. Naskah

dicetak pada kertas ukuran A4, dengan huruf Time New Roman berukuran 12 point

(kecuali Judul berukuran font 14); margin atas dan margin kiri berukuran 3 cm,

sedangkan margin kanan dan margin bawah berukuran 2 cm.

2. Judul dari Makalah, Abstrak, Abstract, bab (Pendahuluan, Materi dan Metode, Hasil

dan Pembahasan, Simpulan dan Saran, Ucapan Terima Kasih), dan Daftar Pustaka

ditulis dengan Huruf Kapital. 12 point (Bold) (kecuali Judul memakai font 14 point).

Font Time New Roman.

3. Nama Penulis, Sub Bab, Institusi, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya. ditulis dengan

diawali dengan Huruf Kapital. 12 point. Time New Roman. Institusi penulisan tidak di

Bold, sedangkan Nama Penulis, Sub Bab, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya,

penulisan di Bold

4. Naskah ditulis maksimum 20 halaman dan setiap halaman tidak perlu diberi nomor

(Nomor akan diisi oleh tim penyusun, disesuaikan dengan urutan publikasi naskah).

5. Naskah hasil penelitian disusun dengan urutan judul, nama penulis dan nama instansi,

alamat korerspondensi (email dan No. Telpon/HP), abstrak (dalam bahasa Inggris dan

Bahasa Indonesia), pendahuluan, metode (sosial ekonomi) atau materi dan metode

(eksakta), hasil dan pembahasan, simpulan (+ saran), ucapan terima kasih, dan daftar

pustaka.

Sedangkan naskah kajian pustaka/gagasan aktual disusun dengan urutan judul, nama

penulis dan nama instansi/institusi, alamat korespondensi (email dan No. Telpon/HP),

abstrak (dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia), pendahuluan, masalah dan

pembahasan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka.

Page 5: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

TATA CARA PENULISAN NASKAH

1. JUDUL, harus singkat, spesifik dan informatif yang menggambarkan isi naskah,

maksimal 20 kata. Untuk kajian pustaka, dibelakang judul agar ditulis: Suatu kajian

Pustaka. Untuk gagasan Aktual, dibelakang judul agar ditulis: Suatu Gagasan Aktual.

Judul ditulis dengan hurup kapital. Time New Roman berukuran 14 point (Bold), jarak

1 (satu) spasi dan terletak ditengah-tengah tanpa titik.

2. Nama Penulis, ditulis nama lengkap tanpa gelar akademis. Artikel yang ditulis oleh

Mahasiswa melibatkan juga pembimbing dan/atau orang yang terlibat dengan

penelitian/artikel yang ditulis. Sedangkan penulis dari kalangan umum, penulis

mencerminkan pemilik dari artikel/penelitian/gagasan yang akan dimuat. Penulisan

nama penulis pertama artikel dimulai dari nama utama yang akan dimuat, diikuti

dengan pendukung (nama urutan kelahiran/marga/dll) sedangkan penulisan nama

penulis ke-2 dan selanjutnya disusun sesuai dengan urutan nama bersangkutan. Nama

utama ditulis utuh, sedangkan nama pendukung disingkat dengan satu huruf/singkatan

umum yang berlaku.

3. Nama Lembaga/Instansi/Institusi, nama lembaga/institusi ditulis secara lengkap

disertai alamat.

4. Alamat Korespondensi (No. Telpon dan email), No. Telp dan alamat email yang

ditulis adalah yang aktif untuk memudahkan komunikasi terkait artikel yang akan

dipublikasikan

5. ABSTRAK, ditulis dalam Bahasa Indonesia (ABSTRAK) dan Bahasa Inggris

(ABSTRACT). Abstrak ditulis dalam 1 paragraf yang berisikan tujuan penelitian,

metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi

6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal 5 kata yang merupakan kata-kata

utama dari artikel, 1 (dua) spasi setelah abstrak + 12 pt setelah abstrak.

7. PENDAHULUAN. Berisi latar belakang permasalahan, fakta/data dari pustaka

mendukung, solusi/alternative solusi serta tujuan penulisan. Dalam mengutip pendapat

orang dipakai sistem nama dan tahun. Contoh: Udayana (2005); Quan et al. (2002)

8. MATERI DAN METODE. ditulis lengkap dan terperinci terutama desain penelitian.

Metode penelitian mengikuti acuan yang berlaku dengan mencantumkan sumbernya.

9. HASIL DAN PEMBAHASAN. Menyajikan uraian hasil penelitian dan pembahasan

hasil secara jelas dan komprehensif . Penulisan hasil dan pembahasan disatukan

(bukan terpisah hasil saja / pembahasan saja)

Page 6: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar)

a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul

singkat tetapi jelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ditulis menggunakan

huruf Times New Roman berukuran 12 point (Bold), awal kata menggunakan hurup

kapital (kecuali kata penghubung), dengan jarak 1 (satu) spasi

b. Isi Tabel/Ilustrasi lain ditulis dengan Font Time New Roman 11 - 12 point

(disesuaikan dengan ukuran/isi table). Isi item Tabel/Ilustrasi lain yang

disingkat/istilah khusus dapat diisi notasi baik berupa huruf/angka yang selanjutnya

wajib diberi keterangan terkait notasi tersebut

c. Keterangan Tabel/Ilustrasi ditulis dari disebelah kiri bawah menjulur ke kanan (bisa

dipisah setiap notasi atau menjalur terus untuk kesemua notasi), menggunakan

huruf Times New Roman berukuran 11 point, dengan jarak 1 (satu) spasi + 6 pt

setelah Ilustrasi. Penulisan tanda atau notasi untuk data yang dianalisis dengaan

analisis statistik menggunakan superskrip berbeda pada baris/kolom yang sama

yang menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) atau berbeda sangat nyata (P<0,01)

d. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan

tanda koma ( , ), untuk bahasa Inggris digunakan titik ( . ).

e. Grafik, gambar dan Foto: Grafik dibuat dalam program excel, Gambar baik berupa

gambar biasa/foto harus tajam dengan resolusi tinggi

f. Satuan pengukuran menggunakan sistem internasional (SI)

g. Nama Latin, Yunani/Daerah dicetak miring. Istilah asing/khusus diberi tanda petik

10. SIMPULAN DAN SARAN (bila diperlukan). ditulis secara singkat dan jelas

11. UCAPAN TERIMA KASIH. disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu

sehingga penelitian/artikel dapat dihasilkan, misalnya pemberi gagasan, pemilik

proyek/penyandang dana (pembimbing tugas akhir tidak perlu diberi ucapan terima

kasih, pembimbing tugas akhir langsung diisi sebagai penulis) dll

12. DAFTAR PUSTAKA. Memuat nama pengarang yang dirujuk dalam naskah, disusun

menurut abjad pengarang dan tahun penerbitan. Untuk buku dicantumkan semua nama

penulis, tahun, judul buku, penerbit dan tempat. Untuk jurnal dicantumkan nama

penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi dan halaman.

Artikel dalam buku dcicantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul

buku, penerbit dan tempat. Artikel internet dicantumkan nama penulis, tahun dibuat,

judul tulisan, alamat web, waktu akses.

Page 7: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

e-Journal

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected] e-journal

FAPET UNUD

Submitted Date: May 13, 2019 Accepted Date: May,27, 2019 Editor-Reviewer Article;: I M. Mudita & Eny Puspani

544

Pengaruh Pemberian Probiotik Effective Microorganism-4 Melalui Air

Minum terhadap Berat Organ Dalam Itik Bali Jantan

Dewi, N. M. A.W., N. W. Siti, dan N. M. S. Sukmawati

PS Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

e-mail: [email protected] No. Tlp: 085820129519

ABSTRAK

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik effective

microorganism-4 melalui air minum terhadap berat organ dalam itik bali jantan. Penelitian

dilakanakan di kandang milik Bapak I Ketut Sunatra yang berlokasi di Kediri, Tabanan

selama 8 minggu. Rancangan yang digunakan adalah Rancanagn Acak Lengkap (RAL) terdiri

dari 3 perlakuan dan 5 ulangan sehingga terdapat 15 unit percobaan, masing-masing unit

menggunakan 3 ekor itik bali jantan dengan berat badan 55,72 ± 7,16 g. Ketiga perlakuan

tersebut adalah air minum tanpa probiotik Effective Microorganism-4 sebagai kontrol (P0),

penambahan probiotik Effective Microorganism-4 sebanyak 0,5% (P1), dan penambahan

probiotik Effective Microorganism-4 sebanyak 1% (P2). Variabel yang diamati yaitu berat

jantung, hati, provetrikulus, ventrikulus, empedu, ginjal, usus halus dan panjang usus halus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum berat organ dalam itik yang diberi

probiotik Effective Microorganism-4 cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol

seiring dengan meningkatnya level yang diberikan, namun secara statistik tidak berbeda nyata

(P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian probiotik

Effective Microorganism-4 pada level 0,5% dan 1% tidak berpengaruh terhadap berat organ

dalam (berat jantung, hati, proventrikulus, ventrikulus, empedu, ginjal, usus halus dan panjang

usus halus) itik bali jantan umur 8 minggu.

Kata kunci: Itik bali jantan, organ dalam, probiotik

The Effect of Giving Effective Microorganism-4 Probiotics Through

Drinking Water on Internal Organs Of Male Bali Ducks

ABSTRAK

The study aimed to determine the effect of probiotic effective microorganism-4 given through

drinking water on the weight of organs of bali male ducks. The research was conducted in a

cage belonging to Mr. I Ketut Sunatra located in Kediri, Tabanan for 8 weeks. The design

used is a Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design (CRD) consisting

of 3 treatments and 5 replications so that there are 15 experimental units, each unit uses 3 Bali

male ducks with a body weight of 55.72 ± 7.16 g. The three treatments is drinking water

without probiotics Effective Microorganism-4 as the control (P0) , addition of probiotic

Effective Microorganism-4 by 0.5% (P1), and the addition of probiotics Effective

Microorganism-4 by 1% (P2). The variables observed were the weight of the heart, liver,

Page 8: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

Dewi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 544- 558 Page 545

proventriculus, ventriculus, bile, kidney, small intestine and the length of the small intestine.

The results showed that in general the weight of the organs in ducks given the Effective

Microorganism-4 probiotics tended to be higher compared to the controls as the level given

increased, but statistically not significantly different (P> 0.05). Based on the results of the

study it can be concluded that the given of Effective Microorganism-4 probiotics at the level

of 0.5% and 1% did not affect the weight of internal organs (weight of heart, liver,

proventriculus, ventriculus, bile, kidney, small intestine and length of small intestine) male

bali ducks aged 8 weeks.

Key words: male bali duck, internal organs, probiotics

PENDAHULUAN

Itik bali (Anas sp) adalah salah satu plasma nutfah asli Indonesia yang penyebarannya

endemik di Bali. Itik bali selain dimanfaatkan sebagai hewan produksi juga digunakan sebagai

hewan upakara di Bali. Itik bali mempunyai ciri khas yang berbeda dengan itik lokal lainnya,

khususnya pada warna bulunya. Terdapat enam jenis warna bulu itik bali yaitu, sumi (Khaki),

sumbiang gule, sikep, putih, cemaning dan mores (Udayana, 2014). Itik bali mempunyai

peran penting di Bali, oleh karenanya perlu dilestarikan (Siti, 2016). Itik bali merupakan jenis

unggas air yang dapat dikembangkan sebagai penghasil telur dan daging. Itik ini memiliki

daya adaptasi yang tinggi, sehingga bisa dipelihara di berbagai wilayah di Indonesia (Kurnia,

et al., 2016). Itik bali yang dipelihara di lingkungan yang kurang baik, masih bisa bertahan

hidup dan bisa dipelihara secara terkurung dengan pakan kering yang kandungan nutriennya

seimbang serta tanpa kolam pengembalaan (Murtidjo,1988).

Itik bali yang biasanya dimanfaatkan sebagai pedaging adalah yang jantan atau betina

afkir. Menurut Kuspartoyo (1990), itik jantan dapat menghasilkan daging yang lebih banyak

dibandingkan dengan itik betina. Selain itu kelebihan yang dimiliki itik jantan adalah harga

bibitnya pada umur satu hari (day old duck) lebih murah, pertumbuhan dan peningkatan bobot

badannya lebih cepat. Laju pertumbuhan itik yang optimal terjadi pada umur 6-8 minggu dan

umumnya itik (itik jantan) sudah siap dipanen pada umur 8 minggu.

Pada dewasa ini, pemeliharaan itik sudah mengarah ke pemeliharaan secara intensif,

dengan sistem pemeliharaan seperti ini, kendala utama yang dihadapi adalah tingginya biaya

ransum. Menurut Nitis (1980) dalam Yadnya dan Wirawan (2014), biaya pakan dapat

mencapai 60% dari total biaya produksi. Salah satu upaya untuk menekan biaya pakan adalah

dengan penambahan probiotik Effective Microorganism-4, (EM-4).

Probiotik merupakan kultur spesifik dari mikroorganisme hidup seperti bakteri strain

Lactobacillus, yang dapat memberikan efek menguntungkan bagi ternak serta berfungsi untuk

memperbaiki keseimbangan komposisi mikroba dalam saluran pencernaan ternak (Ritonga,

Page 9: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

Dewi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 544- 558 Page 546

1992). EM-4 merupakan salah satu jenis probiotik yang sebagian besar terdiri dari bakteri

asam laktat (Lactobacillus sp), bakteri fotosintetik, jamur fermentasi (Actinomycetes), dan

ragi/yeast (Sacchanomyces sp). Di dalam saluran pencernaan unggas, Effective

Microorganism-4 dapat meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme yang

menguntungkan sehingga dapat memperbaiki aktivitas pencernaan, meningkatkan kesehatan,

menekan bakteri pathogen dan meningkatkan produktivitas (Lokapirnasari, 2007). Probiotik

pada ternak dapat memproduksi berbagai enzim yang dapat membantu pencernaan pakan

sehingga penggunaan ransum menjadi lebh efisien. Pemberian probiotik juga dapat digunakan

sebagai alternatif untuk membatasi penggunaan antibiotika yang terlalu sering dalam

pengobatan penyakit, dan untuk menghindari resistensinya suatu jenis mikroorganisme.

Penelitian tentang penggunaan probiotik pada ternak unggas sudah pernah dilakukan, di

antaranya adalah Ramia (2000) melaporkan bahwa suplementasi Effective Microorganism-4

(EM-4) sebagai sumber probiotik sebanyak 0,5% dalam ransum dapat meningkatkan berat

potong, berat karkas, dan persentase daging karkas, serta menurunkan persentase lemak

subkutan karkas itik bali jantan umur 8 minggu. Yadnya et al., (2014) menemukan bahwa

pemberian tepung daun salam dalam ransum yang disuplementasi dengan larutan EM-4

melalui air minum tidak berpengaruh terhadap bobot potong, bobot karkas, dan persentase

karkas, namun terjadi peningkatan pada persentase daging dan penurunan persentase lemak

termasuk kulit pada itik bali jantan umur 66 minggu. Widiarti (2016), pemberian probiotik

Strabio pada level 0; 0,5; 1; dan 1,5 ml/l melalui air minum tidak berpengaruh nyata (P>0,05)

terhadap jumlah mikrobia usus (BAL dan total bakteri) dan profil organ dalam ayam kampung

super.

Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh

pemberian probiotik EM-4 melalui air minum terhadap berat organ dalam itik bali jantan

umur 8 minggu.

MATERI DAN METODE

Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik Bapak I Ketut Sunatra, yang berlokasi di Kediri,

Tabanan, Bali. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan dari tanggal 3 Juli- 3 September

2018.

Page 10: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

Dewi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 544- 558 Page 547

Materi penelitian

Itik

Itik yang digunakan dalam penelitian ini adalah itik bali jantan umur 3 hari sebanyak 45

ekor dengan berat badan rata-rata 55,72 ± 7,16 g yang di peroleh dari peternakan itik UD.

Erna Kediri, Tabanan.

Kandang

Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang sistem “colony battery”

yang terbuat dari kayu, bambu, dan kawat jaring sebanyak 15 petak. Setiap petak kandang

memiliki ukuran panjang 80 cm, lebar 65 cm, tinggi 50 cm. Alas kandang terbuat dari kawat

dengan jarak dari lantai kandang 57 cm. Semua petak kandang diletakkan pada bangunan

yang berukuran 7,96 m x 4,98 m dengan atap yang terbuat dari asbes dan lantai beton. Setiap

petak kandang dilengkapi dengan tempat pakan dari pipa paralon berukuran panjang 40 cm

dan tempat minum dari botol bekas air mineral ukuran 1 liter. Pada lantai kandang diberi

alas seng kemudian diberi abu dapur dan serbuk gergaji kayu agar feses yang basah dapat

diserap dengan baik serta dibersihkan setiap tiga hari sekali untuk mengurangi aroma yang

ditimbulkan oleh feses.

Alat penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: 1) timbangan elektrik

kapasitas 5 kg dengan kepekaan 1 g yang digunakan untuk menimbang berat badan itik,

bahan penyusun ransum, sisa ransum dan organ dalam; 2) Lembaran plastik untuk

mencampur ransum; 3) Kantong plastik untuk tempat penyimpanan ransum yang sudah

dicampur; 4) Gelas ukur berkapasitas 1 liter untuk mengukur volume air; 5) Ember

berukuran 20 liter untuk tempat air minum sesuai perlakuan; 6) Nampan dan lembaran

plastik untuk menampung air minum dan pakan yang jatuh; dan 7) Alat tulis yang digunakan

untuk mencatat setiap kegiatan dari awal pemeliharaan sampai pemotongan ternak.

Bahan penelitian

Ransum dan air minum yang digunakan

Ransum yang digunakan dalam penelitian ini tersusun dari beberapa bahan, yaitu

pakan komersial 511 B sebagai sumber protein, tepung jagung dan dedak padi sebagai

sumber energi. Air minum yang diberikan berasal dari PDAM setempat dengan penambahan

probiotik Effective Microorganism-4 sesuai perlakuan. Komposisi bahan penyusun ransum

dan kandungan nutrien dalam ransum dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Page 11: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

Dewi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 544- 558 Page 548

Keterangan:

Tabel 1. Komposisi bahan penyusun ransum penelitian

1) P0: Air minum tanpa probiotik sebagai kontrol.

P1: Air minum yang diberi 0,5 % probiotik Effective Microorganism-4.

P2: Air minum yang diberi 1,0 % probiotik Effective Microorganism-4.

2) Diberikan lewat air minum.

Tabel 2. Kandungan nutrien ransum penelitian

Nutrien Perlakuan

1)

Standar2)

P0 P1 P2

Metabolisme Energi (Kkal/kg) 3.020,95 3.020,95 3.020,95 2.700-3.100

Protein Kasar (%) 18,28 18,28 18,28 17-20

Lemak kasar (%) 5,53 5,53 5,5 3-63)

Serat Kasar (%) 5,18 5,18 5,18 3-53)

Ca (%) 0,61 0,61 0,61 0,6-1,0

P (%) 0,56 0,56 0,56 0,6

Keterangan :

1) P0: Air minum tanpa probbiotik sebagai kontrol.

P1: Air minum yang diberi 0,5 % probiotik Effective Microorganism-4.

P2: Air minum yang diberi 1,0 % probiotik Effective Microorganism-4.

Perhitungan berdasarkan Scot et al., 1982

2) Standar : Sinurat 2000 dan SNI 2008

3) Standar : NRC 1984

Probiotik

Probiotik yang digunakan adalah probiotik Effective Microorganism-4 yang dibiakkan

dalam molasis. Effective Microorganism-4 merupakan suatu campuran mikroorganisme

yang mengandung bakteri fotosintetik, lactobacillus, Actinomycetes, dan ragi yang

menguntungkan (Wididana dan Higa, 1996).

Metode penelitian

Rancangan penelitian

Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan dan lima kali ulangan. Setiap ulangan (unit percobaan)

Bahan (%) Perlakuan

1)

P0 P1 P2

Pakan komersial 511B 65 65 65

Tepung jagung 25 25 25

Dedak padi 10 10 10

Total 100 100 100

Probiotik Effective Microorganism-42)

- 0,5 1,0

Page 12: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

Dewi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 544- 558 Page 549

mengunakan tiga ekor itik bali jantan, sehingga total itik bali jantan yang digunakan adalah 45

ekor dengan berat rata-rata 55,72 ± 7,16 g. Adapun perlakuan yang dicobakan adalah sebagai

berikut:

P0 = Air minum tanpa probiotik Effective Microorganism-4 sebagai kontrol

P1 = Air minum ditambah probiotik Effective Microorganism-4 sebanyak 0,5%

P2 = Air minum ditambah probiotik Effective Microorganism-4 sebanyak 1,0%

Pengacakan itik

Untuk mendapatkan berat itik yang homogen, sebelum penelitian dimulai, semua itik (50

ekor) ditimbang beratnya kemudian dicari berat badan rata-rata dan standar deviasinya. Itik

yang digunakan adalah yang memiliki kisaran berat badan rata-rata ± standar deviasi

sebanyak 45 ekor. Dari 45 ekor itik tersebut kemudian disebar secara acak pada 15 unit

kandang, setiap unit kandang diisi 3 ekor itik.

Pencampuran ransum

Pencampuran ransum diawali dengan menyiapkan bahan-bahan ransum terlebih

dahulu, kemudian ditimbang sesuai dengan perlakuan. Penimbangan dimulai dari bahan yang

komposisinya paling banyak hingga paling sedikit. Pakan yang sudah ditimbang disusun pada

lembaran plastik sesuai urutan penimbangan dan selanjutnya dibagi menjadi empat bagian

yang sama. Masing-masing bagian dicampur secara merata, kemudian dicampur silang dan

diaduk lagi sampai rata. Campuran ransum yang sudah rata dimasukkan ke dalam kantong

plastik 2 kg dan diberikan kode sesuai dengan perlakuan. Pencampuran ransum dilakukan

setiap minggu sesuai dengan kebutuhan untuk menghindari kerusakan pada ransum.

Pemberian ransum dan air minum

Ransum dan air minum diberikan ad libitum (selalu tersedia) sesuai dengan perlakuan.

Ransum dan air minum diberikan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WITA, selanjutnya

dilakukan penambahan ransum dan air minum pada siang hari pukul 12.00 WITA dan sore

hari pada pukul 16.00 WITA.

Pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan pada saat itik berumur 8 minggu. Semua itik

ditimbang kemudian dicari berat rata-ratanya. Itik yang digunakan sebagai sampel diambil

satu ekor dari masing-masing unit percobaan yang berat badannya memdekati berat rata-rata,

sehingga jumlah itik yang di potong adalah 15 ekor.

Page 13: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

Dewi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 544- 558 Page 550

Prosedur pemotongan

Sebelum dilakukan pemotongan, itik terlebih dahulu dipuasakan ± 12 jam, akan tetapi

air minum tetap diberikan, kemudian di timbang bobot badannya. Pemotongan ternak

dilakukan berdasarkan USDA (United State Departement of Agriculture, 1977 ) yaitu dengan

memotong vena jugularis dan arteri carotis yang terletak antar tulang kepala dengan ruas

tulang leher pertama. Darah yang keluar ditampung dengan mangkok dan ditimbang beratnya.

Setelah ternak dipastikan mati, kemudian dicelupkan kedalam air panas dengan suhu ± 650C

selama 1-2 menit, selanjutnya dilakukan pencabutan bulu.

Pemisahan organ dalam

Pemisahan organ dalam dilakukan dengan cara membuat irisan dari kloaka ke arah

tulang dada. Selanjutnya bagian dada dan perut dibelah, dan organ-organ dalam dikeluarkan

kemudian dilakukan pemisahan seperti hati, empedu, limpa dan jantung. Isi rempela

dikeluarkan, demikian pula empedu dipisahkan dari hati (Soeparno, 1992). Semua organ

dalam ditimbang beratnya sesuai dengan variabel yang diamati.

Variabel yang diamati

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Berat jantung diperoleh dengan menimbang organ jantung

b. Berat hati diperoleh dengan menimbang organ hati

c. Berat proventrikulus diperoleh dengan menimbang proventrikulus

d. Berat ventrikulus diperoleh dengan menimbang ventrikulus

e. Berat empedu diperoleh dengan menimbang organ empedu

f. Berat ginjal diperoleh dengan menimbang organ ginjal

g. Berat dan panjang usus halus diperoleh dengan menimbang berat dan mengukur panjang usus

halus

Analisis statistik

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dan apabila

menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) diantara perlakuan, maka analisis dilanjutkan

dengan uji jarak berganda Duncan (Steel dan Torrie, 1993).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Data hasil analisis statistik pengaruh pemberian probiotik Effective Microorganism-4

melalui air minum terhadap berat organ dalam itik bali jantan (berat jantung, hati,

Page 14: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

Dewi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 544- 558 Page 551

proventrikulus,ventrikulus empedu, ginjal, usus halus dan panjang usus halus tersaji pada

Tabel 3.

Berat jantung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat jantung itik bali jantan pada perlakuan P0

(pemberian air minum tanpa penambahan probiotik Effective Microorganisme-4) sebagai

kontrol adalah 10,80 g (Table 3.).

Table 3. Pengaruh penambahan probiotik Effective Microorganism-4 melalui air minum

terhadap berat organ itik bali jantan

Keterangan:

1). P0= Air minum tanpa penambahan probiotik Effective Microorganism-4 (kontrol)

P1= Air minum dengan penambahan probiotik Effective Microorganism-4 sebanyak 0,5% P2= Air minum dengan penambahan probiotik Effective Microorganism-4 sebanyak 1,0%

2). Nilai dengan huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05).

3). SEM (Standard Error of the Treatment Mean).

Berat jantung pada pemberian probiotik Effective Microorganisme-4 sebanyak 0,5% (P1) dan

pemberian probiotik Effective Microorganisme-4 sebanyak 1,0% (P2) memiliki rataan 1,6%

dan 5,93% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol dan pada pemberian probiotik Effective

Microorganisme-4 sebanyak 1,0% memiliki rataan 4,33% lebih tinggi dibandingkan

pemberian probiotik Effective Microorganisme-4 sebanyak 0,5%. Secara statistik

menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05).

Berat hati

Berat hati itik bali jantan pada perlakuan P0 (kontrol) yang ditunjukkan pada Table 3.

adalah 26,94 g. Penambahan probiotik Effective Microorganism-4 sebanyak 0,5% (P1) dan

1,0% (P2) memiliki rataan masing-masing 0,18% dan 4% lebih tinggi dibandingkan dengan

kontrol, dan pada pemberian probiotik Effective Microorganisme-4 sebanyak 1,0% memiliki

rataan 3,82% lebih tinggi dibandingkan pemberian probiotik Effective Microorganisme-4

sebanyak 0,5%, namun secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,05).

variabel Perlakuan 1)

SEM3)

P0 P1 P2

Berat jantung (g) 10,80a2)

10,97a 11,44

a 0,30

Berat hati (g) 26,94a 26,99

a 28,02

a 0,29

Berat proventrikulus (g) 4,79a 5,30

a 5,75

a 0,24

Berat ventrikulus (g) 48,65a 50,09

a 50,61

a 2,19

Berat empedu (g) 2,30a 2,48

a 2,53

a 0,32

Berat ginjal (g) 9,6a 9,33

a 9,37

a 0,81

Berat usus halus (g) 22,08a 21,42

a 22,74

a 1,52

Panjang usus halus (cm) 115,2a 115,4

a 113,2

a 3,98

Page 15: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

Dewi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 544- 558 Page 552

Berat proventrikulus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat proventrikulus itik bali jantan pada

perlakuan P0 (kontrol) adalah 4,79 g (Tabel 3), sedangkan pada perlakuan P1 dan P2 masing-

masing 10,64% dan 20,04% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Rataan berat

proventrikulus pada perlakuan P2 9,4% lebih tinggi dibandingkan dengan P1, namun secara

statistik tidak berbeda nyata (P>0,05).

Berat ventrikulus

Berat ventrikulus itik bali jantan tanpa penambahan probiotik Effective

Microorganisme-4 (kontrol) adalah 48,65 g (Tabel 3). Pada penambahan probiotik Effective

Microorganism-4 sebanyak 0,5% (P1) dan 1,0% (P2) memiliki rataan 2,96% dan 4,03% lebih

tinggi dibandingkan dengan kontrol dan pada penambahan probiotik Effective

Microorganism-4 sebanyak 1,0 % memiliki rataan 1,07% lebih tinggi dibandingkan dengan

penambahan probiotik Effective Microorganism-4 sebanyak 0,5%, namun secara statistik

menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05).

Berat empedu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat empedu itik bali jantan pada perlakuan P0

(kontrol) adalah 2,30 g (Tabel 3). Pada perlakuan P1 dan P2 memiliki rataan 7,8% dan 10%

lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol dan pada perlakuan P2 memiliki rataan 2,2% lebih

tinggi dibandingkan dengan P1, namun secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,05).

Berat ginjal

Berat ginjal itik bali jantan pada pemberian air minum tanpa penambahan probiotik

Effective Microorganisme-4 (kontrol) adalah 9,6 g (Tabel 3). Pada penambahan probiotik

Effective Microorganism-4 sebanyak 0,5% (P1) dan 1,0% (P2) memiliki rataan 2,9% dan

2,45% lebih rendah dibandingkan dengan kontrol dan penambahan probiotik Effective

Microorganism-4 sebanyak 0,5% memiliki rataan 0,45% lebih tinggi dibandingkan dengan

penambahan probiotik Effective Microorganism-4 sebanyak 1,0%. Secara statistik

menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05).

Berat usus halus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat usus halus itik bali jantan pada perlakuan P0

(kontrol) adalah 22,08 g (Tabel 3). Pada perlakuan P1 memiliki rataan 3,08% yang lebih

rendah dibandingkan dengan kontrol dan perlakuan P2 yang memiliki rataan 3% lebih rendah

Page 16: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

Dewi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 544- 558 Page 553

dibandingkan dengan P1, secara statistik berat usus halus menunjukkan hasil tidak berbeda

nyata (P>0,05).

Panjang usus halus

Panjang usus halus itik bali jantan pada pemberian air minum tanpa penambahan

probiotik Effective Microorganisme-4 (kontrol) adalah 115,2cm (Tabel 3). Pada penambahan

probiotik Effective Microorganism-4 sebanyak 0,5% (P1) dan 1,0% (P2) memiliki rataan

1,9% lebih tinggi dan 1,7% lebih rendah dari kontrol. Panjang usus halus pada perlakuan P1

0,2% lebih tinggi dibandingkan dengan P2, namun secara statistik tidak berbeda nyata

(P>0,05).

Pembaahasan

Hasil analisis ragam (Tabel 3) secara umum menunjukkan bahwa penambahan probiotik

Effective Microorganisme-4 melalui air minum tidak berpengaruh terhadap organ dalam itik

bali jantan umur 8 minggu (berat jantung, hati, proventrikulus, ventrikulus, empedu, ginjal,

usus halus dan panjang usus halus). Berat jantung yang diperoleh selama penelitian yaitu 9-12

g dengan rataan pada perlakuan P0, P1, dan P2 adalah 10,80 g, 10,97 g, dan 11,44 g dan

secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,05). Tidak terjadi kelainan pada jantung diantara

ketiga perlakuan menunjukkan bahwa pemberian probiotik Effective Microorganisme-4

memberikan pengaruh baik terhadap jantung. Jantung merupakan organ vital yang berfungsi

dalam sirkulasi darah dan sangat rentan terhadap racun dan zat anti nutrisi, hal tersebut dapat

menyebabkan pembesaran jantung akibat kontraksi yang berlebihan (Frandson, 1992).

Pembesaran ukuran jantung biasanya diakibatkan oleh adanya penambahan jaringan otot

jantung. Berat jantung juga di pengaruhi oleh jenis, umur, bobot badan, dan aktivitas ternak

(Ressang, 1988). Proses metabolisme setelah pakan masuk ke tubuh itik juga mempengaruhi

aktivitas kerja jantung, dimana itik akan meningkatkan kemampuan metabolismenya untuk

mencerna serat kasar sehingga ukuran jantungnya meningkat (Hetland et al., 2005).

Persentase berat jantung pada perlakuan P0, P1, dan P2 masing-masing sebesar 0,76%,

0,75%, dan 0,74% dari berat hidup. Hasil penelitian ini didukung oleh Putnam (1991) bahwa

rata-rata berat jantung itik sekitar 0,6%-1,30% dari berat hidup sehingga masih dalam kisaran

normal.

Hati merupakan salah satu organ dalam yang penting untuk melakukan aktivitas

metabolisme detoksifikasi zat-zat yang masuk ke dalam tubuh terutama zat-zat yang bersifat

toksik. Hati memiliki fungsi sebagai sekresi empedu, metabolisme lemak, protein, dan zat

Page 17: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

Dewi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 544- 558 Page 554

besi, menghasilkan cairan empedu, detoksifikasi, pembentukan darah merah dan

penyimpanan vitamin (Ressang, 1998). Berat hati yang diperoleh selama penelitian adalah

25-30 g dengan rataan pada perlakuan P0, P1, P2 yaitu 26,94 g, 26,99 g, dan 28,02 g. Faktor-

faktor yang mempengaruhi berat hati adalah bobot tubuh, spesies, jenis kelamin, umur dan

bakteri patigen (Sturkie, 1976). Dari hasil penelitian tidak menunjukkan tanda-tanda

keracunan dan zat antinutrisi akibat penambahan probiotik Effective Microorganisme-4 ke

dalam air minum itik bali jantan. Berat hati juga meningkat sejalan dengan meningkatnya

umur, tetapi persentasenya konstan terhadap berat badan (Crawley et al., 1980). Persentase

berat hati yang diperoleh pada perlakuan P0, P1, dan P2 masing-masing sebesar 1,90%,

1,86%, dan 1,83% dari berat hidup, hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Putnam

(1991), menyatakan bahwa persentase berat hati normal bekisar antara 1,70%-2,80% dari

berat hidup.

Proventrikulus atau perut kelenjar merupakan pelebaran dari bagian belakang esophagus,

dan tempat terjadinya sekresi enzim-enzim pencernaan (pepsinogen dan HCL). Di dalam

proventrikulus makanan mulai dicerna, namun perannya sangat kecil karena makanan hanya

tinggal sebentar di dalam organ ini (Akoso, 1998). Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa

persentase berat proventrikulus pada perlakuan P0, P1, dan P2 masing-masing adalah 0,33%,

0,36%, dan 0,37% yang tidak jauh berbeda dengan hasil Leeson and Summer (1997), yang

menyatakan bahwa berat proventrikulus sekitar 0,33%. Besar kecilnya proventrikulus di

pengaruhi oleh pakan ternak, semakin banyak fitat dalam ransum akan mempengaruhi ukuran

proventrikulus, karena proventrikulus bekerja untuk memproduksi asam hydrochloric (HCL)

dan pepsin serta enzim yang dapat memecah protein dan serat kasar pada pakan yang

diberikan (Amrullah, 2004).

Ventrikulus atau rempela merupakan ruang sederhana yang berfungsi sebagai tempat

penyimpanan makanan yang terdiri atas serabut otot yang kuat (Tillman et al., 1991). Pada

unggas ventrikulus memiliki fungsi yang sama seperti gigi pada mamalia yaitu untuk

memperkecil ukuran partikel makanan secara mekanik (Ponds et al., 1995). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa rataan berat ventrikulus pada perlakuan P0, P1, dan P2 masing-masing

48,6 g, 50,09 g, dan 50,61 g. Menurut Prilyana (1984) bahwa berat ventrikulus dipengaruhi

oleh serat kasar pada ransum, semakin tinggi kadar serat kasar pada ransum maka aktivitas

kerja ventrikulus akan semakin tinggi sehingga berat ventrikulus semakin bertambah.

Persentase berat ventrikulus yang diperoleh pada perlakuan P0, P1, dan P2 masing-masing

adalah 3,44%, 3,45%, dan 3,31% dari berat hidup. Hasil persentase berat ventrikulus lebih

Page 18: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

Dewi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 544- 558 Page 555

kecil dari penelitian Nugraha (2000) yang berkisar antara 4,55%-5,75% dan penelitian

Sumirat (2002) yang berkisar antara 4,29%-5,68%. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan

probiotik Effective Microorganisme-4 pada air minum dapat meringankan beban pencernaan

mekanik yang dilakukan oleh ventrikulus.

Berat empedu berkisar 1,5-3,7 g dengan rataan pada masing-masing perlakuan P0, P1,

dan P2 adalah 2,30g, 2,48g, dan 2,53g. Fungsi empedu yaitu sebagai penyalur cairan empedu

yang berwarna kuning kehijauan dari hati ke usus dengan pembesaran saluran empedu

membentuk kantong empedu (Amrullah, 2004). Berat empedu tergantung dari banyaknya

cairan yang dikeluarkan oleh empedu di hati, karena semakin berat kerja hati maka cairan

empedu yang dihasilkan semakin besar. Yusuf (2007) menyatakan bahwa meningkatnya kerja

organ hati menyebabkan kebutuhan cairan empedu yang lebih banyak, sehingga memacu

peningkatan bobot kantung empedu yang dihasilkan.

Berat ginjal pada perlakuan P0, P1, dan P2 adalah 9,60g, 9,33g, dan 9,37g. Ginjal

merupakan organ utama yang berfungsi untuk membuang produk sisa metabolisme yang tidak

diperlukan lagi oleh tubuh. Ginjal juga membuang sebagian besar toksin dan zat asing lainnya

yang diproduksi oleh pencernaan, seperti pestisida, obat-obatan, dan zat aditif makanan

(Guyton & John 2007). Ginjal dapat membesar jika fungsi hati terganggu dan hasil

metabolisme hati akan dikeluarkan melalui ginjal, sehingga ginjal bekerja lebih aktif yang

mengakibatkan membesarnya ginjal. (Tanudimadja, 1974). Persentase berat ginjal yang

diperoleh pada perlakuan P0, P1, dan P2 masing-masing adalah 0,67%, 0,64%, dan 0,61%

dari berat hidup. Hal tersebut di dukung oleh penelitian Sahara (2010) menyatakan bahwa

bobot ginjal berkisar antara 0,47%-0,71% dari berat hidup.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat usus halus pada perlakuan P0, P1, dan P2

memiliki rataan yaitu 22,08g, 21,42g, dan 22,74g dan panjang usus halus pada masing-masing

perlakuan P0, P1, dan P2 memiliki rataan yaitu 115,2 cm; 115,4 cm; dan 113,2 cm. Pond et

al., (1995) mengungkapkan bahwa usus halus merupakan organ yang berperanan penting

dalam proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan. Semakin sehat ternak juga akan

ditunjukkan dengan adanya kesehatan usus halus yang secara fisik tampak dari panjang usus

yang tinggi serta tidak terdapat pembengkakan atau gangguan pada villi-villi usus.

Peningkatan berat usus dapat disebabkan oleh meningkatnya kerja usus halus dalam mencerna

pakan dengan kandungan anti nutrisi, sehingga kerja usus lahus lebih keras dalam pencernaan.

Amrullah (2004), menyatakan bahwa perubahan panjang, tebal dan berat berbagai bagian

Page 19: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

Dewi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 544- 558 Page 556

saluran pencernaan dapat terjadi selama proses perkembangan yang dipengaruhi oleh jenis

ransum yang diberikan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemberian probiotik Effective

Microorganisme-4 sebanyak 0,5% dan 1,0% melalui air minum tidak berpengaruh terhadap berat

organ dalam (berat jantung, hati, proventrikulus, ventrikulus, empedu, ginjal, usus halus dan panjang

usus halus) pada itik bali jantan umur 8 minggu.

Saran

Dari hasil penelitian ini, dapat disarankan kepada peternak bahwa pemberian probiotik Effective

Microorganisme-4 sebanyak 0,5% dan 1,0% melalui air minum dapat membantu menekan biaya

ransum, memperbaiki kesehatan ternak dan memberikan pertumbuhan yang lebih baik sehingga

meningkatkan berat badan pada itik bali jantan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana Prof.

Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) dan Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Bapak Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, MS atas pelayanan administrasi dan fasilitas

pendidikan yang diberikan kepada penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas

Peternakan, Universitas Udayana.

DAFTAR PUSTAKA

Akoso,B.T.1998. Kesehatan Unggas. Yogyakarta: Penerbit Kanisium.

Amrullah, I.K. 2004. Nutrisi Ayam Petelur. Cetakan III. Lembaga Satu Gunung Budi, KPP

IPB, Bogor

Crawley, S.W.,et.al. (1980). “Yield and composition of edible and inedible byproduct of

broiler processed at 6, 7, and 8 weeks of age”. Poultry Sci,59, 2243

Frandson, R.D, 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak.Ed-IV. Gadjah Mada University Press.

Guyton AC and EH John. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 11. Jakarta : EGC.

Hetland, H., Svihus, B., & Choctt, M. (2005). “Role of insoluble fiber on gizzard activity in

layers”. J. Apply. Poultry Res, 14, 38-46.

Page 20: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

Dewi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 544- 558 Page 557

Kurnia D. W., I B. G. Partama dan I G. N. G. Bidura.2016. Pengaruh pemberian isolate

bakteri selulolitik rumen kerbau melalui air minum sebagai sumber probiotik terhadap

karkas itik bali umur 8 minggu. Jurnal Peternakan Tropika. 4 (2) : 489.

Kupspartoyo. 1990. Segi kehidupan itik. Majalah Swadaya Peternakan Indonesia. 59:336-37.

Leeson, S. and J.D.Summers. 1997. Nutrision of the chiken. 4 edition University Books.

Canada.

Lokapirnasari, W. P. 2007.The effect of effective microorganism-4 to feed consumption and

body weight of broiler chicken. Jurnal Protein. 14(1): 37-38.

Murtidjo, B.A. 1988. Mengelola Itik. Kanisius, Yogyakarta.

Nugraha, V. S. 2000. Pertumbuhan dan persentase karkas itik Mojosari jantan yang

digemukan oleh beberapa peternak di Kabupaten DATI II Pemalang.Skripsi. Fakultas

Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Pond, W. G., D.C. Church & K. R. Pond.1995. Basic Animal Nutrition and Feeding. 4th

Edition. John Wiley and Sons, New York.

Prilyana, J. D. 1984. Pengaruh Pembatasan Pemberian Jumlah Ransum terhadap Persentase

Karkas, Lemak Abdominal, Lemak Daging Paha, dan Bagianbagian Giblet Broiler.

Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Putnam, P. A. 1991. Handbook Of Animal Science. Academy Press, San Diego.

Ramia, I. K. 2000. Suplementasi probiotik dalam ransum berprotein rendah terhadap bobot

dan komposisi fisik karkas itik bali. Majalah Ilmiah Peternakan. 3(3): 82-87.

Ritonga, H. 1992. Beberapa Cara Menghilangkan Mikroorganisme Patogen. Majalah Ayam

dan Telur No. 73 Maret 1992.

Ressang, A. A. 1998. Patologi Khusus Veteriner. Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Sahara, E. 2010. Pengaruh pemberian daun kaliandra dan kepala udang terhadap keamanan

organ dalam ternak itik. Jurnal Sains Peternakan. 5(2): 98.

Siti, N. W. 2016. Meningkatkan Kualitas daging Itik dengan Dauh Pepaya. Penerbit Swasta

Nulus, Denpasar.

Soeparno. 1992. Ilmu Dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press.Cetakan II

Yogyakarta.

Sturkie, P.D. (1976). Avian Physiology (3rd Ed). New York: Spinger-Verlag.

Steel, R. G. D. and J. H. Torrie. 1993. Prinsip Dan Prosedur Statistika. Suatu Pendekatan

Biometrik. Penerjemah: Sumantri, B. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

Page 21: e---Journal ee Peternakan Tropika...Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar) a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul singkat

Dewi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 544- 558 Page 558

Sumirat, A. 2002.Persentase bobot saluran pencernaan dan organ dalam itik Lokal (Anas

platyrhyncos) jantan yang diberi berbagai taraf kayambang (Salviniamolesta) dalam

ransumnya.Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tanudimadja, K. 1974. Anatomi Veteriner VII. Diktat Kuliah. Fakultas Kedokteran Hewan.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Tillman, A.D.,et. al. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Udayana, I D.G.A. 2014. Itik Bali Sebagai Hewan Upacara dan Produksi. Udayana University

Press, Denpasar.

USDA (United State Departement of Agriculture), 1977. Poultry Guiding Manual. U. S.

Government Printing Office Washington D.C.

Widiarti, Evi L. T. 2016. Pengaruh Level Probiotik Dalam Air Minum Terhadap Jumlah

Mikrobia Usus dan Profil Organ Dalam Ayam Kampung Super. Skripsi Fakultas

Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Wididana, G. N., S.K. Riyatmo dan T. Higa. 1996. Tanya Jawab Teknologi Effective

Microorganisme. Penerbit Koperasi Karyawan Departemen Kehutanan, Jakarta.

Yadnya, T. G. B, N. G. K. Roni, N. M. S. Sukmawati. 2014. Pengaruh pemberian tepung

daun salam (syzygium polyanthum walp) dalam ransum yang disuplementasi dengan

larutan effective microorganisms-4 (em-4) melalui air minum terhadap karkas itik bali

jantan. Majalah Ilmiah Peternakan. 17(1) : 30-32.

Yusuf. Z. 2007. Pengaruh Pemberian Silase Ransum Komplit Terhadap Organ Dalam Itik

Mojosari Alabio Jantan. Skripsi Program Studi Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak,

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.