determinan penerimaan opini going concern pada …

12
DETERMINAN PENERIMAAN OPINI………………………………………………………….…...…..(Hartono & Dewi) 83 DETERMINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Dina Hartono Christine Novita Dewi Program Studi Akuntansi, Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana email: [email protected] ABSTRACT This research aims to do a testing empirically regarding the measurement of public accounting firm, the education background of auditor, and work durations of auditor towards the acceptance of going concern audit’s opinion. The public accounting firm, the education background of auditor, and work durations of auditor are independent variable, meanwhile the going concern audit’s opinion is dependent variable. This research use secondary data which collected from Indonesia’s Stock Exchange and PPPK, with a total processed data of 270. Statistic method that used is logistic regression. The result of this research showed that the measurement of public accounting firm and the education background of auditor gave a positive impact and significant towards the acceptance of going concern audit’s opinion, while the work durations of auditor gave a negative impact and significant towards the acceptance of going concern audit’s opinion. Keywords: going concern audit’s opinion, Public Accounting Firm measurement, education background, work duration. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian secara empiris mengenai pengukuran kantor akuntan publik, latar belakang pendidikan auditor, dan durasi kerja auditor terhadap penerimaan opini audit going concern. Kantor akuntan publik, latar belakang pendidikan auditor, dan durasi kerja auditor adalah variabel independen, sedangkan opini audit going concern adalah variabel dependen. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari Bursa Efek Indonesia dan PPPK, dengan total data yang diproses 270. Metode statistik yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengukuran kantor akuntan publik dan latar belakang pendidikan auditor memberikan dampak positif dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan durasi kerja auditor memberikan dampak negatif dan signifikan terhadap penerimaan akuntan publik. opini audit going concern. Kata kunci: opini audit going concern, pengukuran Kantor Akuntan Publik, latar belakang pendidikan, durasi kerja PENDAHULUAN Detik Finance dalam detik.com tanggal 1 Oktober 2018 menyampaikan bahwa hasil audit yang dilakukan Deloitte terhadap PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance) tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang sebenarnya. Masalah yang terjadi dikarenakan SNP Finance mengalami gagal bayar bunga dan utang atas MTN yang diterbitkan. Akuntan publik dan kantor akuntan publik SBE yang berada di bawah

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA …

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

83

DETERMINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Dina Hartono

Christine Novita Dewi

Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis

Universitas Kristen Duta Wacana

email dinahartono80gmailcom

ABSTRACT

This research aims to do a testing empirically regarding the measurement of public accounting firm

the education background of auditor and work durations of auditor towards the acceptance of going

concern auditrsquos opinion The public accounting firm the education background of auditor and work

durations of auditor are independent variable meanwhile the going concern auditrsquos opinion is

dependent variable This research use secondary data which collected from Indonesiarsquos Stock

Exchange and PPPK with a total processed data of 270 Statistic method that used is logistic

regression The result of this research showed that the measurement of public accounting firm and the

education background of auditor gave a positive impact and significant towards the acceptance of

going concern auditrsquos opinion while the work durations of auditor gave a negative impact and

significant towards the acceptance of going concern auditrsquos opinion

Keywords going concern auditrsquos opinion Public Accounting Firm measurement education

background work duration

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian secara empiris mengenai pengukuran kantor

akuntan publik latar belakang pendidikan auditor dan durasi kerja auditor terhadap penerimaan opini

audit going concern Kantor akuntan publik latar belakang pendidikan auditor dan durasi kerja

auditor adalah variabel independen sedangkan opini audit going concern adalah variabel dependen

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari Bursa Efek Indonesia dan PPPK

dengan total data yang diproses 270 Metode statistik yang digunakan adalah regresi logistik Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pengukuran kantor akuntan publik dan latar belakang pendidikan

auditor memberikan dampak positif dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern

sedangkan durasi kerja auditor memberikan dampak negatif dan signifikan terhadap penerimaan

akuntan publik opini audit going concern

Kata kunci opini audit going concern pengukuran Kantor Akuntan Publik latar belakang pendidikan

durasi kerja

PENDAHULUAN

Detik Finance dalam detikcom tanggal 1

Oktober 2018 menyampaikan bahwa hasil

audit yang dilakukan Deloitte terhadap PT

Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP

Finance) tidak sesuai dengan kondisi

keuangan yang sebenarnya Masalah yang

terjadi dikarenakan SNP Finance mengalami

gagal bayar bunga dan utang atas MTN yang

diterbitkan Akuntan publik dan kantor

akuntan publik SBE yang berada di bawah

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

84

entitas Deloitte Indonesia seharusnya mampu

untuk mendeteksi financial distress yang

dialami SNP Finance serta risiko yang bisa

terjadi akibat gagal bayar atas utang dan surat

utang yang diterbitkan Akan tetapi auditor

tidak memberikan opini going concern justru

opini wajar tanpa pengecualian (opini WTP)

yang diberikan kepada SNP Finance Terkait

dengan kasus yang dialami oleh Deloitte

sangat memukul profesi akuntan terutama

akuntan publik Hal tersebut dikarenakan

auditor merupakan pihak yang paling rentan

tanggung jawabnya dalam menilai kewajaran

laporan keuangan perusahaan Peristiwa

tersebut memberikan pemahaman bahwa

penilaian auditor terhadap suatu entitas

memiliki pengaruh besar khususnya bagi

keberlangsungan entitas tersebut

Peran auditor bagi suatu perusahaan

yaitu memberikan jaminan bahwa informasi

yang diberikan suatu perusahaan tidak

menyesatkan bagi pemakainya Auditor

memberikan assurance terhadap output suatu

perusahaan dalam memastikan bahwa semua

yang dilakukan perusahaan telah sesuai

dengan standar akuntansi dan perusahaan telah

memberikan informasi yang reliabel dan

akuntabel

Kualitas audit menurut De Angelo

(1981) yaitu sebagai kemungkinan bahwa

auditor akan menemukan dan melaporkan

pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi

klien Adapun kemampuan untuk menemukan

salah saji yang material dalam laporan

keuangan perusahaan tergantung dari

kompetensi auditor sedangkan kemauan untuk

melaporkan temuan salah saji tersebut

tergantung pada independensi Dalam

beberapa penelitian kualitas audit dilihat dari

ukuran KAP Seperti De Angelo (1981) yang

mengungkapkan bahwa kualitas audit dari

akuntan publik dapat dilihat dari ukuran KAP

dalam melakukan audit Semakin besar ukuran

KAP maka kualitas auditnya dinilai jauh lebih

baik dibandingkan KAP yang berukuran kecil

Akan tetapi saat ini Big 4 dan Non Big

4 sudah tidak bisa dijadikan sebagai indikator

kualitas audit Hal tersebut dibuktikan melalui

beberapa kasus yang menimpa akuntan publik

terutama kasus yang melibatkan akuntan

publik Big 4 Pada tahun 2018 Institut

Akuntan Publik Indonesia telah mengeluarkan

panduan indikator kualitas pada Kantor

Akuntan Publik yang diatur pada IAPI Nomor

4 Tahun 2018 Dalam panduan tersebut telah

dijelaskan indikator-indikator kualitas bagi

KAP sebagai organisasi yang mewadahi para

Akuntan Publik dan auditor dalam

memberikan jasa audit dan jasa lainnya

Pada perkembangan bisnis saat ini

keberadaan auditor dikategorikan menjadi dua

yaitu Big 4 dan Non Big 4 Auditor yang

dikategorikan menjadi Big 4 dan Non Big 4

seringkali dijadikan sebagai tolak ukur saat

mengeluarkan opini bagi suatu perusahaan

Penelitian yang dilakukan oleh Berglund dan

Guo (2018) menyatakan bahwa KAP Big 4

cenderung memberikan opini going concern

pada perusahaan yang mengalami financial

distress KAP Big 4 dikatakan jarang bahkan

hampir tidak pernah melakukan kesalahan

terkait pemberian opini audit Selanjutnya

penelitian menurut Mutchler (1997)

menemukan bukti bahwa big 6 lebih

cenderung menerbitkan opini audit going

concern pada perusahaan yang mengalami

financial distress dibandingkan auditor non

big 6

Dalam melakukan penilaian suatu

perusahaan auditor harus merumuskan suatu

opini tentang apakah laporan keuangan

disusun dalam semua hal material sesuai

dengan kerangka pelaporan keuangan yang

berlaku (SA 700) SA 570 menyatakan bahwa

berdasarkan bukti audit yang diperoleh

auditor harus menyimpulkan apakah menurut

pertimbangan auditor terdapat suatu

ketidakpastian material yang terkait dengan

peristiwa atau kondisi yang dapat

menyebabkan keraguan signifikan atas

kemampuan entitas dalam mempertahankan

kelangsungan usahanya Jika opini

pengungkapan yang memadai tidak

dicantumkan maka auditor harus menyatakan

opini wajar dengan pengecualian atau opini

tidak wajar sesuai dengan kondisinya

berdasarkan SA 705

Kemampuan entitas untuk mempertahan-

kan kelangsungan usahanya dikenal sebagai

istilah going concern Opini dengan

modifikasi mengenai going concern

mengindikasikan bahwa dalam penilaian

auditor terdapat risiko perusahaan tidak dapat

mempertahankan usaha atau bisnis secara

normal

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

85

KAJIAN LITERATUR DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Teori Agensi

Jensen dan Meckling (1976)

menggambarkan teori keagenan merupakan

suatu konsep yang menjelaskan hubungan

kontrak antara pihak prinsipal dan agen

Prinsipal merupakan pihak yang memiliki

wewenang dan memberikan tugas kepada agen

dalam kapasitasnya sebagai pengambil

keputusan Keberadaan prinsipal dan agen

yang memiliki fungsi dan kedudukan yang

berbeda menimbulkan adanya konflik

kepentingan Konflik keagenan terjadi karena

adanya perbedaan kepentingan antara prinsipal

dan agen Terkait teori agensi hubungan

antara prinsipal dan agen memerlukan pihak

ketiga yang independen guna untuk

menyeimbangkan masing-masing kepentingan

Pihak ketiga yang dimaksud adalah audit

eksternal Prinsipal atau pihak yang memiliki

perusahaan membutuhkan auditor untuk

memverifikasi informasi yang diberikan

manajemen kepada pihak perusahaan

Sedangkan bagi manajer auditor independen

dibutuhkan untuk melakukan fungsi

pengawasan dan monitoring atas pekerjaan

manajer melalui penilaian laporan keuangan

untuk memastikan apakah ada laporan

keuangan telah bebas dari salah saji material

yang kemudian auditor akan mengeluarkan

opini atas kewajaran laporan keuangan

Ukuran KAP

Ukuran KAP dapat diproksikan melalui

KAP Big 4 dan Non Big 4 The Big 4

merupakan empat Kantor Akuntan Publik

(KAP) berskala internasional yang terbesar

saat ini Kantor akuntan publik di Indonesia

yang berafilisasi dengan The Big 4 yaitu KAP

Purwanto Suherman Surja berafiliasi dengan

Erns amp Young (EY) KAP Osman Big Satrio

amp Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche

Tohmatsu KAP Siddharta Widjaja amp Rekan

berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick

Goerdeler (KPMG) Internasional KAP

Tanudiredja Wibisana Rintis amp Rekan

berafiliasi dengan PricewaterhouseCoopers

(PWC)

Kualitas Audit

Institut Akuntansi Publik Indonesia

telah menetapkan indikator-indikator kualitas

audit pada Kantor Akuntan Publik Panduan

tersebut diatur dalam IAPI Nomor 4 Tahun

2018 yang menyatakan bahwa terdapat 8

indikator kualitas audit pada level KAP yang

mencakup perikatan audit atas laporan

keuangan yang dilakukan oleh Akuntan Publik

yaitu kompetensi auditor etika dan

independensi auditor penggunaan waktu

Personil Kunci Perikatan Pengendalian mutu

perikatan Hasil reviu mutu atau inspeksi pihak

eksternal dan internal Rentang kendali

perikatan Organisasi dan tata kelola KAP dan

Kebijakan imbalan jasa

Opini Audit

Opini auditor dibagi menjadi

Unmodified Opinion merupakan opini yang

dinyatakan oleh auditor ketika auditor

menyimpulkan bahwa laporan keuangan

disusun dalam semua hal material sesuai

dengan kerangka pelaporan keuangan yang

berlaku (Standar Auditing 700) dan Modified

Opinion merupakan opini yang dinyatakan

oleh auditor berdasaran bukti audit yang

diperoleh laporan keuangan secara

keseluruhan tidak bebas dari kesalahan

penyajian material atau auditor tidak

memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk

menyimpulkan bahwa laporan keuangan

secara keseluruhan bebas dari kesalahan

penyajian material (Standar Auditing 705)

Terdapat penentuan tipe modifikasi terhadap

opini auditor yaitu opini wajar dengan

pengecualian (qualified opinion) opini tidak

wajar (adverse opinion) opini tidak

menyatakan pendapat (disclaimer opinion)

Opini Going Concern

Opini dengan modifikasi going concern

mengindikasi bahwa dalam penilaian auditor

terdapat risiko perusahaan tidak dapat

mempertahankan usaha atau bisnis secara

normal SA Seksi 341 (IAPI 2011)

menyebutkan bahwa auditor juga

bertanggungjawab untuk menilai apakah ada

kesangsian terhadap perusahaan dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya

(going concern) untuk periode waktu tidak

lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan

auditor Opini going concern dapat diterbitkan

pada laporan audit dengan tambahan paragraf

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

86

penjelas dibawah paragraf pendapat yang

menjelaskan dampak kondisi terhadap

kemampuan usaha dalam mempertahankan

kelangsungan hidup usaha di masa mendatang

Pengaruh Ukuran KAP terhadap Opini

Audit Going Concern

Kepercayaan publik atas prestasi yang

dimiliki oleh auditor seringkali dilihat

berdasarkan ukuran Kantor Akuntan Publik

KAP besar merupakan KAP yang termasuk

dalam Big 4 auditors di mana KAP berukuran

besar sering dianggap lebih memiliki mutu

audit yang lebih tinggi sehingga kualitas audit

yang diberikan juga lebih tinggi Sedangkan

KAP Non Big 4 dianggap memiliki mutu audit

yang lebih rendah Penelitian yang dilakukan

oleh Francis dan Yu (2009) Junaidi dan

Hartono (2010) Berglund etal (2018)

menyatakan bahwa Big 4 cenderung

menerbitkan opini going concern Di sisi lain

penelitian yang dilakukan oleh Ulya (2012)

Arsianto dan Rahardja (2013) menyatakan

bahwa reputasi auditor yang dilihat

berdasarkan ukuran KAP tidak memiliki

pengaruh terhadap penerbitan opini going

concern suatu perusahaan Perbedaan hasil

penelitian-penelitian di atas menjadi motivasi

bagi peneliti untuk melakukan penelitian

kembali terkait dengan variabel ukuran KAP

Hal tersebut didukung terkait kasus SNP yang

telah di audit oleh salah satu KAP Big 4 yaitu

Deloitte Berdasarkan hal tersebut maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah

H1 Ukuran KAP berpengaruh positif

terhadap penerimaan opini going concern

Pengaruh Latar Belakang Pendidikan

Auditor dengan Opini Audit Going Concern

Kualitas audit menurut De Angelo

(1981) didefinisikan sebagai probabilitas error

dan irregularities yang dapat dideteksi dan

dilaporkan Probabilitas pendeteksian tersebut

berkaitan dengan isu yang berhubungan

dengan kompetensi audit persyaratan yang

berkaitan dengan pelaksanaan audit dan audit

pelaporan Beberapa penelitian yang sudah

dilakukan yaitu Barbadillo etal (2004) dan

Januarti (2009) menyatakan bahwa kualitas

audit memiliki pengaruh signifikan terhadap

opini going concern Penelitian selanjutnya

yang dilakukan oleh Kartika (2012) dan

Cahyono (2014) menyatakan tidak adanya

pengaruh kualitas audit terhadap penerbitan

opini going concern Berdasarkan penelitian-

penelitian tersebut sebagian besar

menggunakan Big 4 dan Non Big 4 sebagai

proksi kualitas audit dan hasil dari penelitian

tersebut pun beragam Akan tetapi dalam

penelitian ini penulis tidak menggunakan Big

4 dan Non Big 4 sebagai proksi dari kualitas

audit

Berdasarkan ketentuan IAPI nomor 4

tahun 2018 yang menyatakan 8 indikator

kualitas audit pada KAP maka penulis

menggunakan salah satu indikator untuk

dijadikan sebagai gambaran dari kualitas audit

Latar belakang pendidikan yang merupakan

bagian dari kompetensi auditor yang dijadikan

sebagai proksi dalam penelitian ini Latar

belakang pendidikan merupakan jenjang

pendidikan formal auditor dalam suatu KAP

Latar belakang pendidikan merupakan salah

satu hal yang dapat berpengaruh terhadap

peningkatan kompetensi auditor di mana ilmu

dan pengetahuan yang diperoleh pada jenjang

pendidikan yang telah ditempuh dapat

digunakan untuk menyelesaikan suatu

perikatan baik secara bersama-sama dalam

suatu tim ataupun secara mandiri berdasarkan

Standar Profesi Akuntan Publik kode etik dan

ketentuan hukum yang berlaku Undang-

Undang Nomor 5 tahun 2011 menyatakan

bahwa sertifikat tanda lulus ujian profesi

akuntan publik yang sah dapat diperoleh oleh

seseorang yang telah menyelesaikan

pendidikan profesi akuntan publik Seseorang

untuk dapat mengikuti pendidikan profesi

akuntan publik minimal memiliki pendidikan

sarjana strata 1 (S-1) diploma IV (D-IV) atau

yang setara Dalam hal ini maka latar

belakang pendidikan merupakan salah satu hal

yang harus dipertimbangkan untuk melihat

kompetensi auditor dalam melakukan tugas

dan tanggung jawabnya termasuk dalam

pemberian opini going concern bagi suatu

perusahaan Adapun hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah

H2 Latar belakang pendidikan auditor

berpengaruh positif terhadap penerimaan

opini going concern

Pengaruh Jam Kerja Auditor dengan Opini

Audit Going Concern

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

87

Seperti yang sudah dijelaskan di atas

bahwa terdapat ketentuan yang dikeluarkan

IAPI terkait indikator-indikator kualitas audit

penelitian ini menggunakan salah satu

indikator tersebut sebagai gambaran dari

kualitas audit Latar belakang pendidikan

sebagai bagian dari kompetensi auditor

digunakan sebagai salah satu hipotesis dalam

penelitian Kompetensi auditor yang

merupakan kemampuan profesional individu

auditor dalam menerapkan pengetahuan yang

diperoleh melalui pendidikan pada perguruan

tinggi di bidang akuntansi kegiatan

pengembangan dan pelatihan profesional di

tempat kerja yang kemudian dibuktikan

melalui penerapan pada praktik pengalaman

kerja serta jumlah jam kerja riil yang telah

diperoleh Suraida (2005) menyatakan bahwa

pengalaman audit adalah pengalaman auditor

dalam melakukan audit laporan keuangan baik

dari segi lamanya waktu maupun banyaknya

penugasan yang pernah ditangani Jeffrey

(1996) mengatakan seseorang yang lebih

banyak melakukan penugasan dalam audit

akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk

mengembangkan suatu pemahaman yang baik

terhadap peristiwa-peristiwa Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pengalaman kerja

merupakan hal yang penting bagi akuntan

publik karena seorang auditor yang

mempunyai pengalaman kerja di bidang audit

yang cukup lama memiliki pengetahuan yang

lebih atas pekerjaannya dan memiliki

berbagai temuan-temuan dalam setiap

pemeriksaannya sehingga dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan untuk

memberikan opini yang tepat Suraida (2005)

Rharasati dan Suputra (2013) melakukan

penelitan yang menunjukkan hasil bahwa

pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap

ketepatan pemberian opini Oleh karena itu

maka penulis termotivasi untuk menggunakan

jumlah jam kerja riil yang telah diperoleh

auditor untuk melihat tingkat kompetensi

auditor sebagai gambaran dari kualitas audit

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah

H3 Jumlah jam kerja auditor berpengaruh

positif terhadap penerimaan opini going

concern

METODA PENELITIAN

Variabel Penelitian

Variabel opini audit going concern

merupakan variable dependen diukur dengan

menggunakan variabel dummy angka D=1

diberikan jika perusahaan menerima opini

going concern dan angka D=0 diberikan jika

perusahaan menerima opini non going

concern Variabel independen yaitu ukuran

KAP diproksikan menjadi Big 4 dan Non Big 4

diukur dengan menggunakan variabel dummy

angka D=1 diberikan untuk KAP Big 4 dan

angka D=0 diberikan untuk KAP Non Big 4

Variabel independen lainnya yaitu latar

belakang pendidikan dilihat melalui jenjang

pendidikan formal anggota akuntan publik

berdasarkan persentase latar belakang

pendidikan dengan gelar minimum D-IV

anggota akuntan publik yaitu auditor dalam

suatu KAP Variabel jumlah jam kerja sebagai

variabel independen dilihat dari rata-rata

jumlah jam kerja umum yang dilakukan

akuntan publik selama satu periode (satu

tahun) Data jumlah jam kerja diperoleh dari

laporan tahunan KAP yang datanya dikirim ke

PPPK

Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2015-2017

yang bersumber dari situs resmi Bursa Efek

Indonesia yaitu wwwidxcoid Sampel

perusahaan manufaktur yang digunakan dalam

penelitian ini dipilih dengan menggunakan

metode purposive sampling dari seluruh

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI)

Metode Analisis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji

dengan menggunakan analisis regresi logistik

hal tersebut dikarenakan variabel dependen

diukur dengan menggunakan variabel dummy

Model regresi logistik yang digunakan untuk

menguji hipotesis penelitian adalah sebagai

berikut

119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932+ 119938120785119919119926119932119929119930 + 120634

Keterangan

120572 = Intersep persamaan regresi

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

88

GCO = Opini going concern (variabel

dummy 1 jika opini going concern 0

jika opini non going concern)

AUD = 1 jika auditor Big 4 dan 0 jika yang

lain

EDU = Latar belakang pendidikan auditor

HOURS= Jam kerja auditor dalam satu tahun

ε = Error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan

hasil bahwa nilai rata-rata opini audit (GCO)

sebesar 014 yang berarti lebih kecil dari 050

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa opini

audit dengan kode 1 yakni opini audit going

concern lebih sedikit muncul dari 270

perusahaan sampel yang diteliti Total sampel

dari 270 perusahaan terdapat 37 atau 14

perusahaan menerima opini audit going

concern dan 233 atau 86 perusahaan

menerima opini audit non going concern

Tabel 1

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std Deviation

GCO 270 0 1 14 345

AUD 270 0 1 46 499

EDU 270 46 100 9616 08151

HOURS 270 223 2742 108693 476025

Ukuran KAP (AUD) memiliki nilai

rata-rata sebesar 046 yang berarti lebih kecil

dari 050 Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa ukuran KAP dengan kode 1 yakni

KAP yang berafiliasi dengan Big 4 lebih

sedikit muncul dari 270 perusahaan sampel

Total sampel dari 270 perusahaan terdapat

124 atau 46 perusahaan diaudit oleh KAP

yang berafiliasi dengan Big 4 dan 146 atau

54 perusahaan diaudit oleh oleh KAP yang

tidak berafiliasi dengan Big 4

Latar belakang pendidikan auditor

(EDU) memiliki nilai rata-rata sebesar 09616

dengan minimum 046 dan maksimum 100

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dari

total sampel 270 perusahaan telah diaudit oleh

auditor yang rata-rata 9616 memiliki latar

belakang pendidikan yang tinggi dan 384

memiliki latar belakang pendidikan yang

rendah Semakin mendekati angka 1 maka

menunjukkan bahwa rata-rata latar belakang

pendidikan auditor tinggi yaitu sarjana strata 1

(S-1) diploma IV(D-IV) atau yang setara

Jumlah jam kerja auditor (HOURS)

memiliki nilai rata-rata sebesar 108693

dengan minimum 223 dan maksimum 2742

Angka tersebut menunjukkan bahwa dalam

satu tahun atau satu periode rata-rata jam

kerja yang dilakukan auditor yakni sebesar

108693 atau 1087 jam per tahun

Pengujian Kelayakan Model Regresi

(Goodness Fit Model Test)

Tabel 2

Hosmer and Lemeshowrsquos

Goodness of Fit Test

Chi-

square

df Sig

Regresi total

observasi

9130 7 243

Apabila nilai statistik Hosmer and

Lemeshow Goodness of fit lebih besar dari

005 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak

dan berarti model cocok dengan data

observasinya begitupun sebaliknya Tabel 2

menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik

Hosmer and Lemeshow Goodness of fit

sebesar 9130 dengan probabilitas signifikansi

0243 yang berarti lebih besar dari 005 Oleh

karena itu H0 diterima sehingga dapat

dikatakan bahwa model yang dihipotesiskan fit

dengan data

Penilaian Keseluruhan Model (Overall

Model Fit Test)

Pengujian Overall Model Fit digunakan

untuk menilai model yang telah dihipotesiskan

telah fit atau tidak dengan data Pengujian ini

dilihat dengan membandingkan nilai antara -2

Log Likelihood pada awal (block number = 0)

dengan nilai -2 Log Likelihood pada akhir

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

89

(block number = 1) Tabel 3 di atas

menunjukkan bahwa niali -2LL pada awal

sebesar 215756 sementara nilai -2LL pada

akhir sebesar 180170 Terdapat penurunan

sebesar 35586 terhadap -2LL awal ke -2LL

akhir dengan demikian model yang telah

dihipotesiskan fit dengan data

Tabel 3

Overall Model Fit

(-2LL) pada

awal (Block

Number = 0)

(-2LL) pada

akhir (Block

Number = 1)

Regresi

total

observasi

215756

180170

Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi pada

regresi logistik dengan melihat nilai

Nagelkerkersquos R Square Tabel 4 menunjukkan

nilai Nagelkerrsquos R Square sebesar 0224 atau

224 Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

variabilitas variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel independen adalah

sebesar 224 sedangkan sisanya sebesar

776 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di

luar model penelitian

Tabel 4

Nagelkerke R Square

Nagelkerke R

Square

Regresi total observasi 0224

Tabel 5 klasifikasi 2X2 menghitung

estimasi yang benar (correct) dan salah

(incorrect) Pada model sempurna semua

kasus akan berada pada diagonal dengan

tingkat ketepatan peramalan 100 Hasil

SPSS menunjukkan bahwa kekuatan prediksi

dari model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern ialah sebesar 189

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

sebanyak 7 perusahaan (189) menerima

opini audit going concern dari total 37 sampel

perusahaan yang akan menerima opini audit

going concern

Tabel 5

Classification Table

Observed

Predicted

GCO Percentage

Correct NGC GC

GCO

NGC 230 3 987

GC 30 7 189

Overall Percentage 878

Sementara itu kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit non going concern ialah sebesar 987

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan

model regresi tersebut sebanyak 230

perusahaan (987) yang diprediksi menerima

opini audit non going concern dari total 233

perusahaan yang menerima opini audit non

going concern

Model Regresi Logistik yang Terbentuk

dan Pengujian Hipotesis

Estimasi maksimum likelihood

parameter dari model dapat dilihat pada

tampilan output Variables in The Equation

Model yang diharapkan sebelumnya ialah

sebagai berikut

119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932 + 119938120785119919119926119932119929119930

+120634

Model yang terbentuk berdasarkan nilai

estimasi parameter ialah sebagai berikut

119918119914119926 = minus120783120784 120785120790120783 + 120784 120791120787120782119912119932119915 + 120783120782 120784120785120791119916

minus120782 120782120782120783119919119926119932119929119930 + 120634

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

90

Tabel 6

Variables in The Equation

B SE Wald df Sig Exp(B)

AUD(1) 2950 0580 25878 1 0000 19103

EDU 10239 4891 4382 1 0036 27978138

HOURS -0001 0000 7836 1 0005 0999

Constant -12381 4887 6419 1 0011 0000

Pengujian hipotesis dilakukan dengan

cara membandingkan antara tingkat

signifikansi dengan tingkat kesalahan 119886 =

(5) Berdasarkan Tabel 6 dapat

diintepretasikan hasil sebagai berikut Pada

penelitian ini H1 menyatakan bahwa ukuran

KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan

opini audit going concern Berdasarkan hasil

regresi total observasi variabel ukuran KAP

yang diproksikan dengan KAP Big4 dan KAP

Non Big4 memiliki koefisien regresi positif

sebesar 2950 dengan tingkat signifikansi

0000 yang berarti lebih kecil dari 005 (5)

Dengan kondisi tersebut berarti H1 diterima

karena ukuran KAP berpengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern

Variabel independen selanjutnya adalah

latar belakang pendidikan auditor yang dilihat

dari keseluruhan auditor dalam suatu KAP

yang memiliki latar belakang pendidikan

minimal sarjana strata 1 (s-1) diploma IV (D-

IV) atau yang setara Latar belakang

pendidikan auditor memiliki koefisien regresi

positif sebesar 10239 dengan tingkat

signifikansi 0036 yang berarti lebih kecil dari

005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa H2 diterima karena latar belakang

pendidikan auditor berpengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern

Jumlah jam kerja auditor dilihat dari

rata-rata total jam kerja auditor pada suatu

KAP secara keseluruhan dalam satu tahun

Jumlah jam kerja auditor memiliki koefisien

regresi negatif sebesar -0001 dengan tingkat

signifikansi 0005 yang berarti lebih kecil dari

005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa H3 ditolak karena jumlah jam kerja

auditor berpengaruh negatif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern

Pembahasan Hasil Penelitian

Pada penelitian ini penulis menguji

pengaruh ukuran KAP yang dilihat dari KAP

Big 4 dan Non Big 4 Hasil pengujian

menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh

positif terhadap penerimaan opini audit going

concern Artinya bahwa KAP yang berukuran

besar yakni Big 4 cenderung lebih hati-hati

atau lebih konservatif dalam mengeluarkan

opini audit going concern pada suatu

perusahaan dibandingkan dengan KAP Non

Big 4 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian Nathan R Berglund etall (2018)

Francis dan Yu (2009) Junaidi dan Hartono

(2010) Sutra Melania etall (2016) yang

menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki

pengaruh postif terkait kecenderungan

pengeluaran opini going concern bagi suatu

perusahaan Akan tetapi hasil penelitian yang

dilakukan penulis berbeda dengan hasil

beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Alfaizatul Ulya (2012) Dwi Cahyono

(2014) Maydica etall (2013) yang

menyatakan bahwa ukuran KAP tidak

memiliki pengaruh terhadap opini audit going

concern Apabila dikaitkan dengan kasus yang

terjadi antara SNP dengan Deloitte selaku

anggota KAP Big 4 terdapat beberapa

kemungkinan yang menyebabkan Deloitte ikut

terlibat kasus gagal bayar Medium Term

Noters (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima

Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)

Berdasarkan CNBC Indonsia (2018)

menyatakan bahwa Deloitte telah melakukan

general audit atas laporan keuangan SNP

Finance akan tetapi laporan auditor

independen atas laporan keuangan SNP

terakhir dikeluarkan adalah untuk tahun buku

2016 Audit tersebut tidak terkait dengan

keperluan penerbitan MTN yang dilakukan

SNP pada tahun 2017 dan 2018 ditambahkan

bahwa SBE yang merupakan salah satu entitas

Deloitte juga tidak pernah dimintai persetujuan

maupun pemberitahuan dari SNP jika laporan

audit atas laporan keuangan SNP digunakan

sebagai rujukan dalam penerbitan MTN Hasil

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

91

pemeriksaan menyatakan beberapa temuan

yang perlu disoroti antara lain scepticisme

yang dianggap perlu dimiliki auditor serta

pemahaman terhadap sistem pencatatan yang

digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian

yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance

tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut

dikarenakan akuntan publik sudah lama

menjadi auditor pada SNP maka tenure audit

yang lama menyebabkan menurunnya tingkat

skeptisme dari seorang auditor Namun hasil

penelitian ini mungkin akan berbeda apabila

periode pengamatan penelitian diperpanjang

dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang

antara perusahaan yang menerima opini going

concern dan perusahaan yang menerima opini

non going concern

Selain ukuran KAP dalam penelitian ini

ditemukan bahwa latar belakang pendidikan

auditor memiliki pengaruh positif terhadap

penerimaan opini audit going concern Hal

tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor dengan

pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut

cenderung lebih banyak mengeluarkan opini

audit going concern bagi suatu perusahaan

Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and

Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa

tingkat pendidikan yang tinggi akan

mempengaruhi proses pengambilan keputusan

seseorang Seseorang tersebut akan

mengumpulkan sebanyak mungkin informasi

yang dapat membantu atau memperkuat dalam

proses pengambilan keputusan Bonner dan

Walker (1994) menambahkan bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di

bidang akuntansi maka seorang auditor akan

membuat perencanaan audit dengan lebih teliti

dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan

hati-hati akan membantu auditor untuk

mengumpulkan berbagai macam bukti dan

informasi guna menilai kemungkinan

terjadinya kebangkrutan pada suatu

perusahaan

Penelitian ini juga melihat adanya

pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini

going concern Lamanya auditor mengerjakan

pekerjaan auditnya dapat menunjukkan

pengalaman audit seorang auditor

Pengalaman audit adalah pengalaman auditor

dalam melakukan audit laporan keuangan baik

dari segi panjangnya waktu mengaudit

maupun banyaknya penugasan yang pernah

ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja

merupakan hal yang penting bagi akuntan

publik karena seorang auditor yang

mempunyai pengalaman kerja di bidang audit

yang cukup lama memiliki pengetahuan yang

lebih atas pekerjaannya dan memiliki

berbagai temuan-temuan dalam setiap

pemeriksaannya sehingga dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan untuk

memberikan opini yang tepat Auditor yang

memiliki pengalaman yang banyak dalam

mengaudit klien di industri yang sama disebut

sebagai auditor spesialisasi Pengalaman

auditor ini berdampak pada meningkatnya

pemahaman auditor tentang risiko audit

spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini

dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas

dalam penentuan kehandalan laporan

keuangan klien dan estimasi-estimasinya

sehingga auditor akan mempunyai

kemampuan mendeteksi kesalahan atau

ketidaknormalan pada industri yang

diauditnya sehingga dapat mengurangi

kesalahan dibandingkan auditor yang bukan

spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang

ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap opini going concern

Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin

tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor

dalam proses pemeriksaan audit maka

semakin kecil kemungkinan perusahaan

menerima opini going concern dari auditor

Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh

banyaknya pekerjaan audit yang

membutuhkan waktu yang lama dan

rendahnya tingkat kehati-hatian auditor

sehingga mengakibatkan ketidaktepatan

perusahaan menerima opini going concern

Hasil yang serupa juga ditemukan dalam

penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa

banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh

auditor dapat menurunkan kualitas audit

Dalam penelitiannya Sari (2018) juga

menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus

meningkat mengakibatkan menurunnya

kualitas audit sehingga mempengaruhi

kredibilitas profesi audit Hal ini

mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi

memungkinkan auditor kurang berhati-hati

dalam memberikan opini going concern bagi

suatu perusahaan

KESIMPULAN

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

92

Berdasarkan hasil analisis data yang

telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut

1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini

menunjukkan bahwa ukuran KAP

berpengaruh positif signifikan terhadap

penerimaan opini audit going concern

Hasil tersebut menunjukkan bahwa

semakin besar ukuran KAP dalam hal ini

yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-

hati dan konservatif dalam memberikan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan begitupun sebaliknya

2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa

H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa

latar belakang pendidikan auditor dalam

suatu KAP berpengaruh positif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern Pengaruh postitif tersebut

menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor

berpendidikan tinggi semakin besar juga

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern

3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada

penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

jumlah jam kerja auditor berpengaruh

negatif signifikan terhadap penerimaan

opini audit going concern Hasil tersebut

menunjukkan bahwa jumlah jam kerja

tidak berpengaruh positif terhadap opini

audit going concern Artinya bahwa

semakin tinggi auditor memiliki jam kerja

tidak berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan

DAFTAR REFERENSI

Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini

Audit Going Concern pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Banjarmasin

Altman E dan McGough T 1974 Evaluation

of A Company as A Going Concern

Journal of Accountancy

Arens A Randal J Elder Mark S Beasley

2012 Auditing and Assurance Services

An Integrated Approach 14th edition

New Jersey Pear-son Education Inc

Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur

Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit

Going Concern Diponegoro Journal of

Accounting 2 (3) 2337-3806

Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez

Aguilar Cristina De Fuentes Barbera

Maria Antonia Garcia Benau 2015

Audit Quality and The Going Concern

Decision making Prosess Spanish

Evidence Florida Atlantic University

Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi

Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta

Salemba Empat

Berglund Nathan R John Daniel Eshleman

Peng Guo 2018 Auditor Size and

Going Concern Reporting Auditing a

Journal of Pratice and Theory 37 (2)

1-25

Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit

Opinion Audit Quality and Factors of

Its Audit Opinion Going Concern

Research Journal of Finance and

Acoounting 5 (24)

Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP

Finance sesuai Aturan

httpskeuangankontancoidnewsdelo

itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan

Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and

Siri Terjensen 2012 Going Concern

Opini are Not Bad News Evidence

form Industry Rivals Journal

Department of Economic Technical

University of Lisbon

DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit

Quality Journal of Accounting and

Economis

Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big

4 Office Size and Audit Quality The

Accounting Review 84 (5) 1521-1552

Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen

Akuntan Publik 2001 Standar

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

93

Pofesional Akuntan Publik Jakarta

Salemba Empat

Institut Akuntan Publik Indonesia 2001

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang

Tanggung Jawab dan Fungsi Audit

Inpenden Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2015

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang

Kelangsungan Usaha Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2011

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang

Pertimbangan Auditor atas Entitas

dalam Mempertahankan Kelangsungan

Hidup Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang

Perumusan suatu Opini dan Pelaporan

atas Laporan Keuangan Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang

Modifikasi terhadap Opini dalam

Laporan Auditor Independen Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2018

Keputusan Dewan Pengurus Institut

Akuntan Publik Indonesia tentang

Panduan Indikator Kualitas Akuntan

Publik Jakarta

Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical

Development Professional

Commitment and Rule Observance

Attitudes A Study Case of CPArsquos and

Corporate Accountants Behavioral

Research in Accounting Vol 8 8- 36

Jensen MC and Meckling WH 1976

Theory of Firm Management Behavior

Agency Cost and Ownership Structure

Journal of financial Economics 3 (4)

305-360

Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non

Financial Factors in The Going Concern

Opinion Journal of Indonesian

Economy and Business 25 (3)369-378

Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh

Faktor Perusahaan Kualitas Auditor

Kepemilikan Perusahaan Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern

(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia) Journal of

Diponegoro University

Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi

Keuangan dan Non Keuangan terhadap

Penerimaan Opini Going Concern pada

Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-

40

Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri

Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat

Kasus SNP Finance

httpsfinancedetikcommoneterd-

4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-

publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance

Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David

Booth An Analysis of Fuzzy

Clusteringand a Hybrid Model for

Auditorrsquos Going Concern Assesment

Journal Decision Science 31 (4) 861

Li Dang Kevin F Brown B D McCullough

2004 Assessing Audit Quality A Value

Relevance Respective

Liu Siheng 2017 An Empirical Study

Auditors Characteristics and Audit Fee

Open Journal of Accounting 1 (6) 52-

70

Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati

2016 Analisis Pengaruh Kualitas

Auditor Likuiditas Profitabilitas

Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan

terhadap Opini Audit Going Concern

pada Perusahan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Journal of Accounting 2 (2)

Mutchler W Hopwood and James M

McKeown 1997 The Influence of

Contrary Information and Mitigating

Factors on Audit Opinion Decisions on

Bankrupt Companies Journal of

Accounting Research 35 (2) 295-310

Nichols D and K Price The Auditor Firm

Conflict An Analysis Using Concepts

of Exchange Theory The Accounting

Review

Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan

Deloitte dan SNP Finance

httpswwwcnbcindonesiacommarket

20180802101243-17-26563ada-apa-

dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-

penjelasannya

Rharasati A A Istri Dewi dan I D G

Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Auditor dalam

Pengambilan Keputusan untuk

Memberikan Opini Audit E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana Vol 3

No 3 147-162

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

94

Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization

and Audit Quality The Role of Clinetrsquos

Business Strategy KnE Social Sciences

144-172

Sidik Syahrizal 2019 Kronologi

Penggelembungan Dana AISA Si

Produsen Taro httpscom

market20190328073206-17-63318

kronologi peng-gelem-bungan-dana-

aisa-si-produsen-taro

Solomon I M Shields M and Whittington

OR 1999 What do Industry Auditors

Know Journal of Accounting

Research Vol 31 No 1 191-208

Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika

Kompetensi Pengalaman Audit dan

Risiko Audit terhadap Skeptisisme

Profesional Auditor dan Ketepatan

Pemberian Opini Akuntan Publik

Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202

Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang

Berpengaruh terhadap Pemberian Opini

Audit Going Concern pada Perusahan

Manufaktur Jurnal Akuntasi

Kontemporer Vol 2 No 2 154-161

Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra

Deloitte Indonesia httpskeuangan

kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-

kap-mitra-deloitte-indonesia

Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going

Concern Analisis Berdasarkan Faktor

Keuangan dan Non Keuangan

Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-

14

UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan

Pubik

Watkins AL Hillison W and Morecroft

SE 2004 Audit Quality Asynthesis of

Theory and Empirical Evidence

Journal of Accounting Literature 23

153-193

Page 2: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA …

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

84

entitas Deloitte Indonesia seharusnya mampu

untuk mendeteksi financial distress yang

dialami SNP Finance serta risiko yang bisa

terjadi akibat gagal bayar atas utang dan surat

utang yang diterbitkan Akan tetapi auditor

tidak memberikan opini going concern justru

opini wajar tanpa pengecualian (opini WTP)

yang diberikan kepada SNP Finance Terkait

dengan kasus yang dialami oleh Deloitte

sangat memukul profesi akuntan terutama

akuntan publik Hal tersebut dikarenakan

auditor merupakan pihak yang paling rentan

tanggung jawabnya dalam menilai kewajaran

laporan keuangan perusahaan Peristiwa

tersebut memberikan pemahaman bahwa

penilaian auditor terhadap suatu entitas

memiliki pengaruh besar khususnya bagi

keberlangsungan entitas tersebut

Peran auditor bagi suatu perusahaan

yaitu memberikan jaminan bahwa informasi

yang diberikan suatu perusahaan tidak

menyesatkan bagi pemakainya Auditor

memberikan assurance terhadap output suatu

perusahaan dalam memastikan bahwa semua

yang dilakukan perusahaan telah sesuai

dengan standar akuntansi dan perusahaan telah

memberikan informasi yang reliabel dan

akuntabel

Kualitas audit menurut De Angelo

(1981) yaitu sebagai kemungkinan bahwa

auditor akan menemukan dan melaporkan

pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi

klien Adapun kemampuan untuk menemukan

salah saji yang material dalam laporan

keuangan perusahaan tergantung dari

kompetensi auditor sedangkan kemauan untuk

melaporkan temuan salah saji tersebut

tergantung pada independensi Dalam

beberapa penelitian kualitas audit dilihat dari

ukuran KAP Seperti De Angelo (1981) yang

mengungkapkan bahwa kualitas audit dari

akuntan publik dapat dilihat dari ukuran KAP

dalam melakukan audit Semakin besar ukuran

KAP maka kualitas auditnya dinilai jauh lebih

baik dibandingkan KAP yang berukuran kecil

Akan tetapi saat ini Big 4 dan Non Big

4 sudah tidak bisa dijadikan sebagai indikator

kualitas audit Hal tersebut dibuktikan melalui

beberapa kasus yang menimpa akuntan publik

terutama kasus yang melibatkan akuntan

publik Big 4 Pada tahun 2018 Institut

Akuntan Publik Indonesia telah mengeluarkan

panduan indikator kualitas pada Kantor

Akuntan Publik yang diatur pada IAPI Nomor

4 Tahun 2018 Dalam panduan tersebut telah

dijelaskan indikator-indikator kualitas bagi

KAP sebagai organisasi yang mewadahi para

Akuntan Publik dan auditor dalam

memberikan jasa audit dan jasa lainnya

Pada perkembangan bisnis saat ini

keberadaan auditor dikategorikan menjadi dua

yaitu Big 4 dan Non Big 4 Auditor yang

dikategorikan menjadi Big 4 dan Non Big 4

seringkali dijadikan sebagai tolak ukur saat

mengeluarkan opini bagi suatu perusahaan

Penelitian yang dilakukan oleh Berglund dan

Guo (2018) menyatakan bahwa KAP Big 4

cenderung memberikan opini going concern

pada perusahaan yang mengalami financial

distress KAP Big 4 dikatakan jarang bahkan

hampir tidak pernah melakukan kesalahan

terkait pemberian opini audit Selanjutnya

penelitian menurut Mutchler (1997)

menemukan bukti bahwa big 6 lebih

cenderung menerbitkan opini audit going

concern pada perusahaan yang mengalami

financial distress dibandingkan auditor non

big 6

Dalam melakukan penilaian suatu

perusahaan auditor harus merumuskan suatu

opini tentang apakah laporan keuangan

disusun dalam semua hal material sesuai

dengan kerangka pelaporan keuangan yang

berlaku (SA 700) SA 570 menyatakan bahwa

berdasarkan bukti audit yang diperoleh

auditor harus menyimpulkan apakah menurut

pertimbangan auditor terdapat suatu

ketidakpastian material yang terkait dengan

peristiwa atau kondisi yang dapat

menyebabkan keraguan signifikan atas

kemampuan entitas dalam mempertahankan

kelangsungan usahanya Jika opini

pengungkapan yang memadai tidak

dicantumkan maka auditor harus menyatakan

opini wajar dengan pengecualian atau opini

tidak wajar sesuai dengan kondisinya

berdasarkan SA 705

Kemampuan entitas untuk mempertahan-

kan kelangsungan usahanya dikenal sebagai

istilah going concern Opini dengan

modifikasi mengenai going concern

mengindikasikan bahwa dalam penilaian

auditor terdapat risiko perusahaan tidak dapat

mempertahankan usaha atau bisnis secara

normal

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

85

KAJIAN LITERATUR DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Teori Agensi

Jensen dan Meckling (1976)

menggambarkan teori keagenan merupakan

suatu konsep yang menjelaskan hubungan

kontrak antara pihak prinsipal dan agen

Prinsipal merupakan pihak yang memiliki

wewenang dan memberikan tugas kepada agen

dalam kapasitasnya sebagai pengambil

keputusan Keberadaan prinsipal dan agen

yang memiliki fungsi dan kedudukan yang

berbeda menimbulkan adanya konflik

kepentingan Konflik keagenan terjadi karena

adanya perbedaan kepentingan antara prinsipal

dan agen Terkait teori agensi hubungan

antara prinsipal dan agen memerlukan pihak

ketiga yang independen guna untuk

menyeimbangkan masing-masing kepentingan

Pihak ketiga yang dimaksud adalah audit

eksternal Prinsipal atau pihak yang memiliki

perusahaan membutuhkan auditor untuk

memverifikasi informasi yang diberikan

manajemen kepada pihak perusahaan

Sedangkan bagi manajer auditor independen

dibutuhkan untuk melakukan fungsi

pengawasan dan monitoring atas pekerjaan

manajer melalui penilaian laporan keuangan

untuk memastikan apakah ada laporan

keuangan telah bebas dari salah saji material

yang kemudian auditor akan mengeluarkan

opini atas kewajaran laporan keuangan

Ukuran KAP

Ukuran KAP dapat diproksikan melalui

KAP Big 4 dan Non Big 4 The Big 4

merupakan empat Kantor Akuntan Publik

(KAP) berskala internasional yang terbesar

saat ini Kantor akuntan publik di Indonesia

yang berafilisasi dengan The Big 4 yaitu KAP

Purwanto Suherman Surja berafiliasi dengan

Erns amp Young (EY) KAP Osman Big Satrio

amp Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche

Tohmatsu KAP Siddharta Widjaja amp Rekan

berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick

Goerdeler (KPMG) Internasional KAP

Tanudiredja Wibisana Rintis amp Rekan

berafiliasi dengan PricewaterhouseCoopers

(PWC)

Kualitas Audit

Institut Akuntansi Publik Indonesia

telah menetapkan indikator-indikator kualitas

audit pada Kantor Akuntan Publik Panduan

tersebut diatur dalam IAPI Nomor 4 Tahun

2018 yang menyatakan bahwa terdapat 8

indikator kualitas audit pada level KAP yang

mencakup perikatan audit atas laporan

keuangan yang dilakukan oleh Akuntan Publik

yaitu kompetensi auditor etika dan

independensi auditor penggunaan waktu

Personil Kunci Perikatan Pengendalian mutu

perikatan Hasil reviu mutu atau inspeksi pihak

eksternal dan internal Rentang kendali

perikatan Organisasi dan tata kelola KAP dan

Kebijakan imbalan jasa

Opini Audit

Opini auditor dibagi menjadi

Unmodified Opinion merupakan opini yang

dinyatakan oleh auditor ketika auditor

menyimpulkan bahwa laporan keuangan

disusun dalam semua hal material sesuai

dengan kerangka pelaporan keuangan yang

berlaku (Standar Auditing 700) dan Modified

Opinion merupakan opini yang dinyatakan

oleh auditor berdasaran bukti audit yang

diperoleh laporan keuangan secara

keseluruhan tidak bebas dari kesalahan

penyajian material atau auditor tidak

memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk

menyimpulkan bahwa laporan keuangan

secara keseluruhan bebas dari kesalahan

penyajian material (Standar Auditing 705)

Terdapat penentuan tipe modifikasi terhadap

opini auditor yaitu opini wajar dengan

pengecualian (qualified opinion) opini tidak

wajar (adverse opinion) opini tidak

menyatakan pendapat (disclaimer opinion)

Opini Going Concern

Opini dengan modifikasi going concern

mengindikasi bahwa dalam penilaian auditor

terdapat risiko perusahaan tidak dapat

mempertahankan usaha atau bisnis secara

normal SA Seksi 341 (IAPI 2011)

menyebutkan bahwa auditor juga

bertanggungjawab untuk menilai apakah ada

kesangsian terhadap perusahaan dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya

(going concern) untuk periode waktu tidak

lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan

auditor Opini going concern dapat diterbitkan

pada laporan audit dengan tambahan paragraf

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

86

penjelas dibawah paragraf pendapat yang

menjelaskan dampak kondisi terhadap

kemampuan usaha dalam mempertahankan

kelangsungan hidup usaha di masa mendatang

Pengaruh Ukuran KAP terhadap Opini

Audit Going Concern

Kepercayaan publik atas prestasi yang

dimiliki oleh auditor seringkali dilihat

berdasarkan ukuran Kantor Akuntan Publik

KAP besar merupakan KAP yang termasuk

dalam Big 4 auditors di mana KAP berukuran

besar sering dianggap lebih memiliki mutu

audit yang lebih tinggi sehingga kualitas audit

yang diberikan juga lebih tinggi Sedangkan

KAP Non Big 4 dianggap memiliki mutu audit

yang lebih rendah Penelitian yang dilakukan

oleh Francis dan Yu (2009) Junaidi dan

Hartono (2010) Berglund etal (2018)

menyatakan bahwa Big 4 cenderung

menerbitkan opini going concern Di sisi lain

penelitian yang dilakukan oleh Ulya (2012)

Arsianto dan Rahardja (2013) menyatakan

bahwa reputasi auditor yang dilihat

berdasarkan ukuran KAP tidak memiliki

pengaruh terhadap penerbitan opini going

concern suatu perusahaan Perbedaan hasil

penelitian-penelitian di atas menjadi motivasi

bagi peneliti untuk melakukan penelitian

kembali terkait dengan variabel ukuran KAP

Hal tersebut didukung terkait kasus SNP yang

telah di audit oleh salah satu KAP Big 4 yaitu

Deloitte Berdasarkan hal tersebut maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah

H1 Ukuran KAP berpengaruh positif

terhadap penerimaan opini going concern

Pengaruh Latar Belakang Pendidikan

Auditor dengan Opini Audit Going Concern

Kualitas audit menurut De Angelo

(1981) didefinisikan sebagai probabilitas error

dan irregularities yang dapat dideteksi dan

dilaporkan Probabilitas pendeteksian tersebut

berkaitan dengan isu yang berhubungan

dengan kompetensi audit persyaratan yang

berkaitan dengan pelaksanaan audit dan audit

pelaporan Beberapa penelitian yang sudah

dilakukan yaitu Barbadillo etal (2004) dan

Januarti (2009) menyatakan bahwa kualitas

audit memiliki pengaruh signifikan terhadap

opini going concern Penelitian selanjutnya

yang dilakukan oleh Kartika (2012) dan

Cahyono (2014) menyatakan tidak adanya

pengaruh kualitas audit terhadap penerbitan

opini going concern Berdasarkan penelitian-

penelitian tersebut sebagian besar

menggunakan Big 4 dan Non Big 4 sebagai

proksi kualitas audit dan hasil dari penelitian

tersebut pun beragam Akan tetapi dalam

penelitian ini penulis tidak menggunakan Big

4 dan Non Big 4 sebagai proksi dari kualitas

audit

Berdasarkan ketentuan IAPI nomor 4

tahun 2018 yang menyatakan 8 indikator

kualitas audit pada KAP maka penulis

menggunakan salah satu indikator untuk

dijadikan sebagai gambaran dari kualitas audit

Latar belakang pendidikan yang merupakan

bagian dari kompetensi auditor yang dijadikan

sebagai proksi dalam penelitian ini Latar

belakang pendidikan merupakan jenjang

pendidikan formal auditor dalam suatu KAP

Latar belakang pendidikan merupakan salah

satu hal yang dapat berpengaruh terhadap

peningkatan kompetensi auditor di mana ilmu

dan pengetahuan yang diperoleh pada jenjang

pendidikan yang telah ditempuh dapat

digunakan untuk menyelesaikan suatu

perikatan baik secara bersama-sama dalam

suatu tim ataupun secara mandiri berdasarkan

Standar Profesi Akuntan Publik kode etik dan

ketentuan hukum yang berlaku Undang-

Undang Nomor 5 tahun 2011 menyatakan

bahwa sertifikat tanda lulus ujian profesi

akuntan publik yang sah dapat diperoleh oleh

seseorang yang telah menyelesaikan

pendidikan profesi akuntan publik Seseorang

untuk dapat mengikuti pendidikan profesi

akuntan publik minimal memiliki pendidikan

sarjana strata 1 (S-1) diploma IV (D-IV) atau

yang setara Dalam hal ini maka latar

belakang pendidikan merupakan salah satu hal

yang harus dipertimbangkan untuk melihat

kompetensi auditor dalam melakukan tugas

dan tanggung jawabnya termasuk dalam

pemberian opini going concern bagi suatu

perusahaan Adapun hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah

H2 Latar belakang pendidikan auditor

berpengaruh positif terhadap penerimaan

opini going concern

Pengaruh Jam Kerja Auditor dengan Opini

Audit Going Concern

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

87

Seperti yang sudah dijelaskan di atas

bahwa terdapat ketentuan yang dikeluarkan

IAPI terkait indikator-indikator kualitas audit

penelitian ini menggunakan salah satu

indikator tersebut sebagai gambaran dari

kualitas audit Latar belakang pendidikan

sebagai bagian dari kompetensi auditor

digunakan sebagai salah satu hipotesis dalam

penelitian Kompetensi auditor yang

merupakan kemampuan profesional individu

auditor dalam menerapkan pengetahuan yang

diperoleh melalui pendidikan pada perguruan

tinggi di bidang akuntansi kegiatan

pengembangan dan pelatihan profesional di

tempat kerja yang kemudian dibuktikan

melalui penerapan pada praktik pengalaman

kerja serta jumlah jam kerja riil yang telah

diperoleh Suraida (2005) menyatakan bahwa

pengalaman audit adalah pengalaman auditor

dalam melakukan audit laporan keuangan baik

dari segi lamanya waktu maupun banyaknya

penugasan yang pernah ditangani Jeffrey

(1996) mengatakan seseorang yang lebih

banyak melakukan penugasan dalam audit

akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk

mengembangkan suatu pemahaman yang baik

terhadap peristiwa-peristiwa Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pengalaman kerja

merupakan hal yang penting bagi akuntan

publik karena seorang auditor yang

mempunyai pengalaman kerja di bidang audit

yang cukup lama memiliki pengetahuan yang

lebih atas pekerjaannya dan memiliki

berbagai temuan-temuan dalam setiap

pemeriksaannya sehingga dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan untuk

memberikan opini yang tepat Suraida (2005)

Rharasati dan Suputra (2013) melakukan

penelitan yang menunjukkan hasil bahwa

pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap

ketepatan pemberian opini Oleh karena itu

maka penulis termotivasi untuk menggunakan

jumlah jam kerja riil yang telah diperoleh

auditor untuk melihat tingkat kompetensi

auditor sebagai gambaran dari kualitas audit

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah

H3 Jumlah jam kerja auditor berpengaruh

positif terhadap penerimaan opini going

concern

METODA PENELITIAN

Variabel Penelitian

Variabel opini audit going concern

merupakan variable dependen diukur dengan

menggunakan variabel dummy angka D=1

diberikan jika perusahaan menerima opini

going concern dan angka D=0 diberikan jika

perusahaan menerima opini non going

concern Variabel independen yaitu ukuran

KAP diproksikan menjadi Big 4 dan Non Big 4

diukur dengan menggunakan variabel dummy

angka D=1 diberikan untuk KAP Big 4 dan

angka D=0 diberikan untuk KAP Non Big 4

Variabel independen lainnya yaitu latar

belakang pendidikan dilihat melalui jenjang

pendidikan formal anggota akuntan publik

berdasarkan persentase latar belakang

pendidikan dengan gelar minimum D-IV

anggota akuntan publik yaitu auditor dalam

suatu KAP Variabel jumlah jam kerja sebagai

variabel independen dilihat dari rata-rata

jumlah jam kerja umum yang dilakukan

akuntan publik selama satu periode (satu

tahun) Data jumlah jam kerja diperoleh dari

laporan tahunan KAP yang datanya dikirim ke

PPPK

Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2015-2017

yang bersumber dari situs resmi Bursa Efek

Indonesia yaitu wwwidxcoid Sampel

perusahaan manufaktur yang digunakan dalam

penelitian ini dipilih dengan menggunakan

metode purposive sampling dari seluruh

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI)

Metode Analisis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji

dengan menggunakan analisis regresi logistik

hal tersebut dikarenakan variabel dependen

diukur dengan menggunakan variabel dummy

Model regresi logistik yang digunakan untuk

menguji hipotesis penelitian adalah sebagai

berikut

119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932+ 119938120785119919119926119932119929119930 + 120634

Keterangan

120572 = Intersep persamaan regresi

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

88

GCO = Opini going concern (variabel

dummy 1 jika opini going concern 0

jika opini non going concern)

AUD = 1 jika auditor Big 4 dan 0 jika yang

lain

EDU = Latar belakang pendidikan auditor

HOURS= Jam kerja auditor dalam satu tahun

ε = Error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan

hasil bahwa nilai rata-rata opini audit (GCO)

sebesar 014 yang berarti lebih kecil dari 050

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa opini

audit dengan kode 1 yakni opini audit going

concern lebih sedikit muncul dari 270

perusahaan sampel yang diteliti Total sampel

dari 270 perusahaan terdapat 37 atau 14

perusahaan menerima opini audit going

concern dan 233 atau 86 perusahaan

menerima opini audit non going concern

Tabel 1

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std Deviation

GCO 270 0 1 14 345

AUD 270 0 1 46 499

EDU 270 46 100 9616 08151

HOURS 270 223 2742 108693 476025

Ukuran KAP (AUD) memiliki nilai

rata-rata sebesar 046 yang berarti lebih kecil

dari 050 Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa ukuran KAP dengan kode 1 yakni

KAP yang berafiliasi dengan Big 4 lebih

sedikit muncul dari 270 perusahaan sampel

Total sampel dari 270 perusahaan terdapat

124 atau 46 perusahaan diaudit oleh KAP

yang berafiliasi dengan Big 4 dan 146 atau

54 perusahaan diaudit oleh oleh KAP yang

tidak berafiliasi dengan Big 4

Latar belakang pendidikan auditor

(EDU) memiliki nilai rata-rata sebesar 09616

dengan minimum 046 dan maksimum 100

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dari

total sampel 270 perusahaan telah diaudit oleh

auditor yang rata-rata 9616 memiliki latar

belakang pendidikan yang tinggi dan 384

memiliki latar belakang pendidikan yang

rendah Semakin mendekati angka 1 maka

menunjukkan bahwa rata-rata latar belakang

pendidikan auditor tinggi yaitu sarjana strata 1

(S-1) diploma IV(D-IV) atau yang setara

Jumlah jam kerja auditor (HOURS)

memiliki nilai rata-rata sebesar 108693

dengan minimum 223 dan maksimum 2742

Angka tersebut menunjukkan bahwa dalam

satu tahun atau satu periode rata-rata jam

kerja yang dilakukan auditor yakni sebesar

108693 atau 1087 jam per tahun

Pengujian Kelayakan Model Regresi

(Goodness Fit Model Test)

Tabel 2

Hosmer and Lemeshowrsquos

Goodness of Fit Test

Chi-

square

df Sig

Regresi total

observasi

9130 7 243

Apabila nilai statistik Hosmer and

Lemeshow Goodness of fit lebih besar dari

005 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak

dan berarti model cocok dengan data

observasinya begitupun sebaliknya Tabel 2

menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik

Hosmer and Lemeshow Goodness of fit

sebesar 9130 dengan probabilitas signifikansi

0243 yang berarti lebih besar dari 005 Oleh

karena itu H0 diterima sehingga dapat

dikatakan bahwa model yang dihipotesiskan fit

dengan data

Penilaian Keseluruhan Model (Overall

Model Fit Test)

Pengujian Overall Model Fit digunakan

untuk menilai model yang telah dihipotesiskan

telah fit atau tidak dengan data Pengujian ini

dilihat dengan membandingkan nilai antara -2

Log Likelihood pada awal (block number = 0)

dengan nilai -2 Log Likelihood pada akhir

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

89

(block number = 1) Tabel 3 di atas

menunjukkan bahwa niali -2LL pada awal

sebesar 215756 sementara nilai -2LL pada

akhir sebesar 180170 Terdapat penurunan

sebesar 35586 terhadap -2LL awal ke -2LL

akhir dengan demikian model yang telah

dihipotesiskan fit dengan data

Tabel 3

Overall Model Fit

(-2LL) pada

awal (Block

Number = 0)

(-2LL) pada

akhir (Block

Number = 1)

Regresi

total

observasi

215756

180170

Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi pada

regresi logistik dengan melihat nilai

Nagelkerkersquos R Square Tabel 4 menunjukkan

nilai Nagelkerrsquos R Square sebesar 0224 atau

224 Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

variabilitas variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel independen adalah

sebesar 224 sedangkan sisanya sebesar

776 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di

luar model penelitian

Tabel 4

Nagelkerke R Square

Nagelkerke R

Square

Regresi total observasi 0224

Tabel 5 klasifikasi 2X2 menghitung

estimasi yang benar (correct) dan salah

(incorrect) Pada model sempurna semua

kasus akan berada pada diagonal dengan

tingkat ketepatan peramalan 100 Hasil

SPSS menunjukkan bahwa kekuatan prediksi

dari model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern ialah sebesar 189

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

sebanyak 7 perusahaan (189) menerima

opini audit going concern dari total 37 sampel

perusahaan yang akan menerima opini audit

going concern

Tabel 5

Classification Table

Observed

Predicted

GCO Percentage

Correct NGC GC

GCO

NGC 230 3 987

GC 30 7 189

Overall Percentage 878

Sementara itu kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit non going concern ialah sebesar 987

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan

model regresi tersebut sebanyak 230

perusahaan (987) yang diprediksi menerima

opini audit non going concern dari total 233

perusahaan yang menerima opini audit non

going concern

Model Regresi Logistik yang Terbentuk

dan Pengujian Hipotesis

Estimasi maksimum likelihood

parameter dari model dapat dilihat pada

tampilan output Variables in The Equation

Model yang diharapkan sebelumnya ialah

sebagai berikut

119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932 + 119938120785119919119926119932119929119930

+120634

Model yang terbentuk berdasarkan nilai

estimasi parameter ialah sebagai berikut

119918119914119926 = minus120783120784 120785120790120783 + 120784 120791120787120782119912119932119915 + 120783120782 120784120785120791119916

minus120782 120782120782120783119919119926119932119929119930 + 120634

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

90

Tabel 6

Variables in The Equation

B SE Wald df Sig Exp(B)

AUD(1) 2950 0580 25878 1 0000 19103

EDU 10239 4891 4382 1 0036 27978138

HOURS -0001 0000 7836 1 0005 0999

Constant -12381 4887 6419 1 0011 0000

Pengujian hipotesis dilakukan dengan

cara membandingkan antara tingkat

signifikansi dengan tingkat kesalahan 119886 =

(5) Berdasarkan Tabel 6 dapat

diintepretasikan hasil sebagai berikut Pada

penelitian ini H1 menyatakan bahwa ukuran

KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan

opini audit going concern Berdasarkan hasil

regresi total observasi variabel ukuran KAP

yang diproksikan dengan KAP Big4 dan KAP

Non Big4 memiliki koefisien regresi positif

sebesar 2950 dengan tingkat signifikansi

0000 yang berarti lebih kecil dari 005 (5)

Dengan kondisi tersebut berarti H1 diterima

karena ukuran KAP berpengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern

Variabel independen selanjutnya adalah

latar belakang pendidikan auditor yang dilihat

dari keseluruhan auditor dalam suatu KAP

yang memiliki latar belakang pendidikan

minimal sarjana strata 1 (s-1) diploma IV (D-

IV) atau yang setara Latar belakang

pendidikan auditor memiliki koefisien regresi

positif sebesar 10239 dengan tingkat

signifikansi 0036 yang berarti lebih kecil dari

005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa H2 diterima karena latar belakang

pendidikan auditor berpengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern

Jumlah jam kerja auditor dilihat dari

rata-rata total jam kerja auditor pada suatu

KAP secara keseluruhan dalam satu tahun

Jumlah jam kerja auditor memiliki koefisien

regresi negatif sebesar -0001 dengan tingkat

signifikansi 0005 yang berarti lebih kecil dari

005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa H3 ditolak karena jumlah jam kerja

auditor berpengaruh negatif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern

Pembahasan Hasil Penelitian

Pada penelitian ini penulis menguji

pengaruh ukuran KAP yang dilihat dari KAP

Big 4 dan Non Big 4 Hasil pengujian

menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh

positif terhadap penerimaan opini audit going

concern Artinya bahwa KAP yang berukuran

besar yakni Big 4 cenderung lebih hati-hati

atau lebih konservatif dalam mengeluarkan

opini audit going concern pada suatu

perusahaan dibandingkan dengan KAP Non

Big 4 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian Nathan R Berglund etall (2018)

Francis dan Yu (2009) Junaidi dan Hartono

(2010) Sutra Melania etall (2016) yang

menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki

pengaruh postif terkait kecenderungan

pengeluaran opini going concern bagi suatu

perusahaan Akan tetapi hasil penelitian yang

dilakukan penulis berbeda dengan hasil

beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Alfaizatul Ulya (2012) Dwi Cahyono

(2014) Maydica etall (2013) yang

menyatakan bahwa ukuran KAP tidak

memiliki pengaruh terhadap opini audit going

concern Apabila dikaitkan dengan kasus yang

terjadi antara SNP dengan Deloitte selaku

anggota KAP Big 4 terdapat beberapa

kemungkinan yang menyebabkan Deloitte ikut

terlibat kasus gagal bayar Medium Term

Noters (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima

Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)

Berdasarkan CNBC Indonsia (2018)

menyatakan bahwa Deloitte telah melakukan

general audit atas laporan keuangan SNP

Finance akan tetapi laporan auditor

independen atas laporan keuangan SNP

terakhir dikeluarkan adalah untuk tahun buku

2016 Audit tersebut tidak terkait dengan

keperluan penerbitan MTN yang dilakukan

SNP pada tahun 2017 dan 2018 ditambahkan

bahwa SBE yang merupakan salah satu entitas

Deloitte juga tidak pernah dimintai persetujuan

maupun pemberitahuan dari SNP jika laporan

audit atas laporan keuangan SNP digunakan

sebagai rujukan dalam penerbitan MTN Hasil

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

91

pemeriksaan menyatakan beberapa temuan

yang perlu disoroti antara lain scepticisme

yang dianggap perlu dimiliki auditor serta

pemahaman terhadap sistem pencatatan yang

digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian

yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance

tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut

dikarenakan akuntan publik sudah lama

menjadi auditor pada SNP maka tenure audit

yang lama menyebabkan menurunnya tingkat

skeptisme dari seorang auditor Namun hasil

penelitian ini mungkin akan berbeda apabila

periode pengamatan penelitian diperpanjang

dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang

antara perusahaan yang menerima opini going

concern dan perusahaan yang menerima opini

non going concern

Selain ukuran KAP dalam penelitian ini

ditemukan bahwa latar belakang pendidikan

auditor memiliki pengaruh positif terhadap

penerimaan opini audit going concern Hal

tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor dengan

pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut

cenderung lebih banyak mengeluarkan opini

audit going concern bagi suatu perusahaan

Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and

Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa

tingkat pendidikan yang tinggi akan

mempengaruhi proses pengambilan keputusan

seseorang Seseorang tersebut akan

mengumpulkan sebanyak mungkin informasi

yang dapat membantu atau memperkuat dalam

proses pengambilan keputusan Bonner dan

Walker (1994) menambahkan bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di

bidang akuntansi maka seorang auditor akan

membuat perencanaan audit dengan lebih teliti

dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan

hati-hati akan membantu auditor untuk

mengumpulkan berbagai macam bukti dan

informasi guna menilai kemungkinan

terjadinya kebangkrutan pada suatu

perusahaan

Penelitian ini juga melihat adanya

pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini

going concern Lamanya auditor mengerjakan

pekerjaan auditnya dapat menunjukkan

pengalaman audit seorang auditor

Pengalaman audit adalah pengalaman auditor

dalam melakukan audit laporan keuangan baik

dari segi panjangnya waktu mengaudit

maupun banyaknya penugasan yang pernah

ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja

merupakan hal yang penting bagi akuntan

publik karena seorang auditor yang

mempunyai pengalaman kerja di bidang audit

yang cukup lama memiliki pengetahuan yang

lebih atas pekerjaannya dan memiliki

berbagai temuan-temuan dalam setiap

pemeriksaannya sehingga dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan untuk

memberikan opini yang tepat Auditor yang

memiliki pengalaman yang banyak dalam

mengaudit klien di industri yang sama disebut

sebagai auditor spesialisasi Pengalaman

auditor ini berdampak pada meningkatnya

pemahaman auditor tentang risiko audit

spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini

dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas

dalam penentuan kehandalan laporan

keuangan klien dan estimasi-estimasinya

sehingga auditor akan mempunyai

kemampuan mendeteksi kesalahan atau

ketidaknormalan pada industri yang

diauditnya sehingga dapat mengurangi

kesalahan dibandingkan auditor yang bukan

spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang

ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap opini going concern

Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin

tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor

dalam proses pemeriksaan audit maka

semakin kecil kemungkinan perusahaan

menerima opini going concern dari auditor

Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh

banyaknya pekerjaan audit yang

membutuhkan waktu yang lama dan

rendahnya tingkat kehati-hatian auditor

sehingga mengakibatkan ketidaktepatan

perusahaan menerima opini going concern

Hasil yang serupa juga ditemukan dalam

penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa

banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh

auditor dapat menurunkan kualitas audit

Dalam penelitiannya Sari (2018) juga

menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus

meningkat mengakibatkan menurunnya

kualitas audit sehingga mempengaruhi

kredibilitas profesi audit Hal ini

mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi

memungkinkan auditor kurang berhati-hati

dalam memberikan opini going concern bagi

suatu perusahaan

KESIMPULAN

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

92

Berdasarkan hasil analisis data yang

telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut

1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini

menunjukkan bahwa ukuran KAP

berpengaruh positif signifikan terhadap

penerimaan opini audit going concern

Hasil tersebut menunjukkan bahwa

semakin besar ukuran KAP dalam hal ini

yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-

hati dan konservatif dalam memberikan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan begitupun sebaliknya

2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa

H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa

latar belakang pendidikan auditor dalam

suatu KAP berpengaruh positif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern Pengaruh postitif tersebut

menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor

berpendidikan tinggi semakin besar juga

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern

3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada

penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

jumlah jam kerja auditor berpengaruh

negatif signifikan terhadap penerimaan

opini audit going concern Hasil tersebut

menunjukkan bahwa jumlah jam kerja

tidak berpengaruh positif terhadap opini

audit going concern Artinya bahwa

semakin tinggi auditor memiliki jam kerja

tidak berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan

DAFTAR REFERENSI

Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini

Audit Going Concern pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Banjarmasin

Altman E dan McGough T 1974 Evaluation

of A Company as A Going Concern

Journal of Accountancy

Arens A Randal J Elder Mark S Beasley

2012 Auditing and Assurance Services

An Integrated Approach 14th edition

New Jersey Pear-son Education Inc

Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur

Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit

Going Concern Diponegoro Journal of

Accounting 2 (3) 2337-3806

Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez

Aguilar Cristina De Fuentes Barbera

Maria Antonia Garcia Benau 2015

Audit Quality and The Going Concern

Decision making Prosess Spanish

Evidence Florida Atlantic University

Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi

Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta

Salemba Empat

Berglund Nathan R John Daniel Eshleman

Peng Guo 2018 Auditor Size and

Going Concern Reporting Auditing a

Journal of Pratice and Theory 37 (2)

1-25

Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit

Opinion Audit Quality and Factors of

Its Audit Opinion Going Concern

Research Journal of Finance and

Acoounting 5 (24)

Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP

Finance sesuai Aturan

httpskeuangankontancoidnewsdelo

itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan

Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and

Siri Terjensen 2012 Going Concern

Opini are Not Bad News Evidence

form Industry Rivals Journal

Department of Economic Technical

University of Lisbon

DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit

Quality Journal of Accounting and

Economis

Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big

4 Office Size and Audit Quality The

Accounting Review 84 (5) 1521-1552

Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen

Akuntan Publik 2001 Standar

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

93

Pofesional Akuntan Publik Jakarta

Salemba Empat

Institut Akuntan Publik Indonesia 2001

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang

Tanggung Jawab dan Fungsi Audit

Inpenden Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2015

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang

Kelangsungan Usaha Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2011

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang

Pertimbangan Auditor atas Entitas

dalam Mempertahankan Kelangsungan

Hidup Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang

Perumusan suatu Opini dan Pelaporan

atas Laporan Keuangan Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang

Modifikasi terhadap Opini dalam

Laporan Auditor Independen Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2018

Keputusan Dewan Pengurus Institut

Akuntan Publik Indonesia tentang

Panduan Indikator Kualitas Akuntan

Publik Jakarta

Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical

Development Professional

Commitment and Rule Observance

Attitudes A Study Case of CPArsquos and

Corporate Accountants Behavioral

Research in Accounting Vol 8 8- 36

Jensen MC and Meckling WH 1976

Theory of Firm Management Behavior

Agency Cost and Ownership Structure

Journal of financial Economics 3 (4)

305-360

Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non

Financial Factors in The Going Concern

Opinion Journal of Indonesian

Economy and Business 25 (3)369-378

Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh

Faktor Perusahaan Kualitas Auditor

Kepemilikan Perusahaan Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern

(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia) Journal of

Diponegoro University

Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi

Keuangan dan Non Keuangan terhadap

Penerimaan Opini Going Concern pada

Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-

40

Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri

Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat

Kasus SNP Finance

httpsfinancedetikcommoneterd-

4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-

publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance

Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David

Booth An Analysis of Fuzzy

Clusteringand a Hybrid Model for

Auditorrsquos Going Concern Assesment

Journal Decision Science 31 (4) 861

Li Dang Kevin F Brown B D McCullough

2004 Assessing Audit Quality A Value

Relevance Respective

Liu Siheng 2017 An Empirical Study

Auditors Characteristics and Audit Fee

Open Journal of Accounting 1 (6) 52-

70

Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati

2016 Analisis Pengaruh Kualitas

Auditor Likuiditas Profitabilitas

Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan

terhadap Opini Audit Going Concern

pada Perusahan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Journal of Accounting 2 (2)

Mutchler W Hopwood and James M

McKeown 1997 The Influence of

Contrary Information and Mitigating

Factors on Audit Opinion Decisions on

Bankrupt Companies Journal of

Accounting Research 35 (2) 295-310

Nichols D and K Price The Auditor Firm

Conflict An Analysis Using Concepts

of Exchange Theory The Accounting

Review

Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan

Deloitte dan SNP Finance

httpswwwcnbcindonesiacommarket

20180802101243-17-26563ada-apa-

dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-

penjelasannya

Rharasati A A Istri Dewi dan I D G

Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Auditor dalam

Pengambilan Keputusan untuk

Memberikan Opini Audit E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana Vol 3

No 3 147-162

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

94

Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization

and Audit Quality The Role of Clinetrsquos

Business Strategy KnE Social Sciences

144-172

Sidik Syahrizal 2019 Kronologi

Penggelembungan Dana AISA Si

Produsen Taro httpscom

market20190328073206-17-63318

kronologi peng-gelem-bungan-dana-

aisa-si-produsen-taro

Solomon I M Shields M and Whittington

OR 1999 What do Industry Auditors

Know Journal of Accounting

Research Vol 31 No 1 191-208

Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika

Kompetensi Pengalaman Audit dan

Risiko Audit terhadap Skeptisisme

Profesional Auditor dan Ketepatan

Pemberian Opini Akuntan Publik

Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202

Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang

Berpengaruh terhadap Pemberian Opini

Audit Going Concern pada Perusahan

Manufaktur Jurnal Akuntasi

Kontemporer Vol 2 No 2 154-161

Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra

Deloitte Indonesia httpskeuangan

kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-

kap-mitra-deloitte-indonesia

Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going

Concern Analisis Berdasarkan Faktor

Keuangan dan Non Keuangan

Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-

14

UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan

Pubik

Watkins AL Hillison W and Morecroft

SE 2004 Audit Quality Asynthesis of

Theory and Empirical Evidence

Journal of Accounting Literature 23

153-193

Page 3: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA …

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

85

KAJIAN LITERATUR DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Teori Agensi

Jensen dan Meckling (1976)

menggambarkan teori keagenan merupakan

suatu konsep yang menjelaskan hubungan

kontrak antara pihak prinsipal dan agen

Prinsipal merupakan pihak yang memiliki

wewenang dan memberikan tugas kepada agen

dalam kapasitasnya sebagai pengambil

keputusan Keberadaan prinsipal dan agen

yang memiliki fungsi dan kedudukan yang

berbeda menimbulkan adanya konflik

kepentingan Konflik keagenan terjadi karena

adanya perbedaan kepentingan antara prinsipal

dan agen Terkait teori agensi hubungan

antara prinsipal dan agen memerlukan pihak

ketiga yang independen guna untuk

menyeimbangkan masing-masing kepentingan

Pihak ketiga yang dimaksud adalah audit

eksternal Prinsipal atau pihak yang memiliki

perusahaan membutuhkan auditor untuk

memverifikasi informasi yang diberikan

manajemen kepada pihak perusahaan

Sedangkan bagi manajer auditor independen

dibutuhkan untuk melakukan fungsi

pengawasan dan monitoring atas pekerjaan

manajer melalui penilaian laporan keuangan

untuk memastikan apakah ada laporan

keuangan telah bebas dari salah saji material

yang kemudian auditor akan mengeluarkan

opini atas kewajaran laporan keuangan

Ukuran KAP

Ukuran KAP dapat diproksikan melalui

KAP Big 4 dan Non Big 4 The Big 4

merupakan empat Kantor Akuntan Publik

(KAP) berskala internasional yang terbesar

saat ini Kantor akuntan publik di Indonesia

yang berafilisasi dengan The Big 4 yaitu KAP

Purwanto Suherman Surja berafiliasi dengan

Erns amp Young (EY) KAP Osman Big Satrio

amp Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche

Tohmatsu KAP Siddharta Widjaja amp Rekan

berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick

Goerdeler (KPMG) Internasional KAP

Tanudiredja Wibisana Rintis amp Rekan

berafiliasi dengan PricewaterhouseCoopers

(PWC)

Kualitas Audit

Institut Akuntansi Publik Indonesia

telah menetapkan indikator-indikator kualitas

audit pada Kantor Akuntan Publik Panduan

tersebut diatur dalam IAPI Nomor 4 Tahun

2018 yang menyatakan bahwa terdapat 8

indikator kualitas audit pada level KAP yang

mencakup perikatan audit atas laporan

keuangan yang dilakukan oleh Akuntan Publik

yaitu kompetensi auditor etika dan

independensi auditor penggunaan waktu

Personil Kunci Perikatan Pengendalian mutu

perikatan Hasil reviu mutu atau inspeksi pihak

eksternal dan internal Rentang kendali

perikatan Organisasi dan tata kelola KAP dan

Kebijakan imbalan jasa

Opini Audit

Opini auditor dibagi menjadi

Unmodified Opinion merupakan opini yang

dinyatakan oleh auditor ketika auditor

menyimpulkan bahwa laporan keuangan

disusun dalam semua hal material sesuai

dengan kerangka pelaporan keuangan yang

berlaku (Standar Auditing 700) dan Modified

Opinion merupakan opini yang dinyatakan

oleh auditor berdasaran bukti audit yang

diperoleh laporan keuangan secara

keseluruhan tidak bebas dari kesalahan

penyajian material atau auditor tidak

memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk

menyimpulkan bahwa laporan keuangan

secara keseluruhan bebas dari kesalahan

penyajian material (Standar Auditing 705)

Terdapat penentuan tipe modifikasi terhadap

opini auditor yaitu opini wajar dengan

pengecualian (qualified opinion) opini tidak

wajar (adverse opinion) opini tidak

menyatakan pendapat (disclaimer opinion)

Opini Going Concern

Opini dengan modifikasi going concern

mengindikasi bahwa dalam penilaian auditor

terdapat risiko perusahaan tidak dapat

mempertahankan usaha atau bisnis secara

normal SA Seksi 341 (IAPI 2011)

menyebutkan bahwa auditor juga

bertanggungjawab untuk menilai apakah ada

kesangsian terhadap perusahaan dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya

(going concern) untuk periode waktu tidak

lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan

auditor Opini going concern dapat diterbitkan

pada laporan audit dengan tambahan paragraf

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

86

penjelas dibawah paragraf pendapat yang

menjelaskan dampak kondisi terhadap

kemampuan usaha dalam mempertahankan

kelangsungan hidup usaha di masa mendatang

Pengaruh Ukuran KAP terhadap Opini

Audit Going Concern

Kepercayaan publik atas prestasi yang

dimiliki oleh auditor seringkali dilihat

berdasarkan ukuran Kantor Akuntan Publik

KAP besar merupakan KAP yang termasuk

dalam Big 4 auditors di mana KAP berukuran

besar sering dianggap lebih memiliki mutu

audit yang lebih tinggi sehingga kualitas audit

yang diberikan juga lebih tinggi Sedangkan

KAP Non Big 4 dianggap memiliki mutu audit

yang lebih rendah Penelitian yang dilakukan

oleh Francis dan Yu (2009) Junaidi dan

Hartono (2010) Berglund etal (2018)

menyatakan bahwa Big 4 cenderung

menerbitkan opini going concern Di sisi lain

penelitian yang dilakukan oleh Ulya (2012)

Arsianto dan Rahardja (2013) menyatakan

bahwa reputasi auditor yang dilihat

berdasarkan ukuran KAP tidak memiliki

pengaruh terhadap penerbitan opini going

concern suatu perusahaan Perbedaan hasil

penelitian-penelitian di atas menjadi motivasi

bagi peneliti untuk melakukan penelitian

kembali terkait dengan variabel ukuran KAP

Hal tersebut didukung terkait kasus SNP yang

telah di audit oleh salah satu KAP Big 4 yaitu

Deloitte Berdasarkan hal tersebut maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah

H1 Ukuran KAP berpengaruh positif

terhadap penerimaan opini going concern

Pengaruh Latar Belakang Pendidikan

Auditor dengan Opini Audit Going Concern

Kualitas audit menurut De Angelo

(1981) didefinisikan sebagai probabilitas error

dan irregularities yang dapat dideteksi dan

dilaporkan Probabilitas pendeteksian tersebut

berkaitan dengan isu yang berhubungan

dengan kompetensi audit persyaratan yang

berkaitan dengan pelaksanaan audit dan audit

pelaporan Beberapa penelitian yang sudah

dilakukan yaitu Barbadillo etal (2004) dan

Januarti (2009) menyatakan bahwa kualitas

audit memiliki pengaruh signifikan terhadap

opini going concern Penelitian selanjutnya

yang dilakukan oleh Kartika (2012) dan

Cahyono (2014) menyatakan tidak adanya

pengaruh kualitas audit terhadap penerbitan

opini going concern Berdasarkan penelitian-

penelitian tersebut sebagian besar

menggunakan Big 4 dan Non Big 4 sebagai

proksi kualitas audit dan hasil dari penelitian

tersebut pun beragam Akan tetapi dalam

penelitian ini penulis tidak menggunakan Big

4 dan Non Big 4 sebagai proksi dari kualitas

audit

Berdasarkan ketentuan IAPI nomor 4

tahun 2018 yang menyatakan 8 indikator

kualitas audit pada KAP maka penulis

menggunakan salah satu indikator untuk

dijadikan sebagai gambaran dari kualitas audit

Latar belakang pendidikan yang merupakan

bagian dari kompetensi auditor yang dijadikan

sebagai proksi dalam penelitian ini Latar

belakang pendidikan merupakan jenjang

pendidikan formal auditor dalam suatu KAP

Latar belakang pendidikan merupakan salah

satu hal yang dapat berpengaruh terhadap

peningkatan kompetensi auditor di mana ilmu

dan pengetahuan yang diperoleh pada jenjang

pendidikan yang telah ditempuh dapat

digunakan untuk menyelesaikan suatu

perikatan baik secara bersama-sama dalam

suatu tim ataupun secara mandiri berdasarkan

Standar Profesi Akuntan Publik kode etik dan

ketentuan hukum yang berlaku Undang-

Undang Nomor 5 tahun 2011 menyatakan

bahwa sertifikat tanda lulus ujian profesi

akuntan publik yang sah dapat diperoleh oleh

seseorang yang telah menyelesaikan

pendidikan profesi akuntan publik Seseorang

untuk dapat mengikuti pendidikan profesi

akuntan publik minimal memiliki pendidikan

sarjana strata 1 (S-1) diploma IV (D-IV) atau

yang setara Dalam hal ini maka latar

belakang pendidikan merupakan salah satu hal

yang harus dipertimbangkan untuk melihat

kompetensi auditor dalam melakukan tugas

dan tanggung jawabnya termasuk dalam

pemberian opini going concern bagi suatu

perusahaan Adapun hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah

H2 Latar belakang pendidikan auditor

berpengaruh positif terhadap penerimaan

opini going concern

Pengaruh Jam Kerja Auditor dengan Opini

Audit Going Concern

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

87

Seperti yang sudah dijelaskan di atas

bahwa terdapat ketentuan yang dikeluarkan

IAPI terkait indikator-indikator kualitas audit

penelitian ini menggunakan salah satu

indikator tersebut sebagai gambaran dari

kualitas audit Latar belakang pendidikan

sebagai bagian dari kompetensi auditor

digunakan sebagai salah satu hipotesis dalam

penelitian Kompetensi auditor yang

merupakan kemampuan profesional individu

auditor dalam menerapkan pengetahuan yang

diperoleh melalui pendidikan pada perguruan

tinggi di bidang akuntansi kegiatan

pengembangan dan pelatihan profesional di

tempat kerja yang kemudian dibuktikan

melalui penerapan pada praktik pengalaman

kerja serta jumlah jam kerja riil yang telah

diperoleh Suraida (2005) menyatakan bahwa

pengalaman audit adalah pengalaman auditor

dalam melakukan audit laporan keuangan baik

dari segi lamanya waktu maupun banyaknya

penugasan yang pernah ditangani Jeffrey

(1996) mengatakan seseorang yang lebih

banyak melakukan penugasan dalam audit

akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk

mengembangkan suatu pemahaman yang baik

terhadap peristiwa-peristiwa Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pengalaman kerja

merupakan hal yang penting bagi akuntan

publik karena seorang auditor yang

mempunyai pengalaman kerja di bidang audit

yang cukup lama memiliki pengetahuan yang

lebih atas pekerjaannya dan memiliki

berbagai temuan-temuan dalam setiap

pemeriksaannya sehingga dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan untuk

memberikan opini yang tepat Suraida (2005)

Rharasati dan Suputra (2013) melakukan

penelitan yang menunjukkan hasil bahwa

pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap

ketepatan pemberian opini Oleh karena itu

maka penulis termotivasi untuk menggunakan

jumlah jam kerja riil yang telah diperoleh

auditor untuk melihat tingkat kompetensi

auditor sebagai gambaran dari kualitas audit

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah

H3 Jumlah jam kerja auditor berpengaruh

positif terhadap penerimaan opini going

concern

METODA PENELITIAN

Variabel Penelitian

Variabel opini audit going concern

merupakan variable dependen diukur dengan

menggunakan variabel dummy angka D=1

diberikan jika perusahaan menerima opini

going concern dan angka D=0 diberikan jika

perusahaan menerima opini non going

concern Variabel independen yaitu ukuran

KAP diproksikan menjadi Big 4 dan Non Big 4

diukur dengan menggunakan variabel dummy

angka D=1 diberikan untuk KAP Big 4 dan

angka D=0 diberikan untuk KAP Non Big 4

Variabel independen lainnya yaitu latar

belakang pendidikan dilihat melalui jenjang

pendidikan formal anggota akuntan publik

berdasarkan persentase latar belakang

pendidikan dengan gelar minimum D-IV

anggota akuntan publik yaitu auditor dalam

suatu KAP Variabel jumlah jam kerja sebagai

variabel independen dilihat dari rata-rata

jumlah jam kerja umum yang dilakukan

akuntan publik selama satu periode (satu

tahun) Data jumlah jam kerja diperoleh dari

laporan tahunan KAP yang datanya dikirim ke

PPPK

Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2015-2017

yang bersumber dari situs resmi Bursa Efek

Indonesia yaitu wwwidxcoid Sampel

perusahaan manufaktur yang digunakan dalam

penelitian ini dipilih dengan menggunakan

metode purposive sampling dari seluruh

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI)

Metode Analisis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji

dengan menggunakan analisis regresi logistik

hal tersebut dikarenakan variabel dependen

diukur dengan menggunakan variabel dummy

Model regresi logistik yang digunakan untuk

menguji hipotesis penelitian adalah sebagai

berikut

119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932+ 119938120785119919119926119932119929119930 + 120634

Keterangan

120572 = Intersep persamaan regresi

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

88

GCO = Opini going concern (variabel

dummy 1 jika opini going concern 0

jika opini non going concern)

AUD = 1 jika auditor Big 4 dan 0 jika yang

lain

EDU = Latar belakang pendidikan auditor

HOURS= Jam kerja auditor dalam satu tahun

ε = Error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan

hasil bahwa nilai rata-rata opini audit (GCO)

sebesar 014 yang berarti lebih kecil dari 050

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa opini

audit dengan kode 1 yakni opini audit going

concern lebih sedikit muncul dari 270

perusahaan sampel yang diteliti Total sampel

dari 270 perusahaan terdapat 37 atau 14

perusahaan menerima opini audit going

concern dan 233 atau 86 perusahaan

menerima opini audit non going concern

Tabel 1

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std Deviation

GCO 270 0 1 14 345

AUD 270 0 1 46 499

EDU 270 46 100 9616 08151

HOURS 270 223 2742 108693 476025

Ukuran KAP (AUD) memiliki nilai

rata-rata sebesar 046 yang berarti lebih kecil

dari 050 Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa ukuran KAP dengan kode 1 yakni

KAP yang berafiliasi dengan Big 4 lebih

sedikit muncul dari 270 perusahaan sampel

Total sampel dari 270 perusahaan terdapat

124 atau 46 perusahaan diaudit oleh KAP

yang berafiliasi dengan Big 4 dan 146 atau

54 perusahaan diaudit oleh oleh KAP yang

tidak berafiliasi dengan Big 4

Latar belakang pendidikan auditor

(EDU) memiliki nilai rata-rata sebesar 09616

dengan minimum 046 dan maksimum 100

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dari

total sampel 270 perusahaan telah diaudit oleh

auditor yang rata-rata 9616 memiliki latar

belakang pendidikan yang tinggi dan 384

memiliki latar belakang pendidikan yang

rendah Semakin mendekati angka 1 maka

menunjukkan bahwa rata-rata latar belakang

pendidikan auditor tinggi yaitu sarjana strata 1

(S-1) diploma IV(D-IV) atau yang setara

Jumlah jam kerja auditor (HOURS)

memiliki nilai rata-rata sebesar 108693

dengan minimum 223 dan maksimum 2742

Angka tersebut menunjukkan bahwa dalam

satu tahun atau satu periode rata-rata jam

kerja yang dilakukan auditor yakni sebesar

108693 atau 1087 jam per tahun

Pengujian Kelayakan Model Regresi

(Goodness Fit Model Test)

Tabel 2

Hosmer and Lemeshowrsquos

Goodness of Fit Test

Chi-

square

df Sig

Regresi total

observasi

9130 7 243

Apabila nilai statistik Hosmer and

Lemeshow Goodness of fit lebih besar dari

005 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak

dan berarti model cocok dengan data

observasinya begitupun sebaliknya Tabel 2

menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik

Hosmer and Lemeshow Goodness of fit

sebesar 9130 dengan probabilitas signifikansi

0243 yang berarti lebih besar dari 005 Oleh

karena itu H0 diterima sehingga dapat

dikatakan bahwa model yang dihipotesiskan fit

dengan data

Penilaian Keseluruhan Model (Overall

Model Fit Test)

Pengujian Overall Model Fit digunakan

untuk menilai model yang telah dihipotesiskan

telah fit atau tidak dengan data Pengujian ini

dilihat dengan membandingkan nilai antara -2

Log Likelihood pada awal (block number = 0)

dengan nilai -2 Log Likelihood pada akhir

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

89

(block number = 1) Tabel 3 di atas

menunjukkan bahwa niali -2LL pada awal

sebesar 215756 sementara nilai -2LL pada

akhir sebesar 180170 Terdapat penurunan

sebesar 35586 terhadap -2LL awal ke -2LL

akhir dengan demikian model yang telah

dihipotesiskan fit dengan data

Tabel 3

Overall Model Fit

(-2LL) pada

awal (Block

Number = 0)

(-2LL) pada

akhir (Block

Number = 1)

Regresi

total

observasi

215756

180170

Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi pada

regresi logistik dengan melihat nilai

Nagelkerkersquos R Square Tabel 4 menunjukkan

nilai Nagelkerrsquos R Square sebesar 0224 atau

224 Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

variabilitas variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel independen adalah

sebesar 224 sedangkan sisanya sebesar

776 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di

luar model penelitian

Tabel 4

Nagelkerke R Square

Nagelkerke R

Square

Regresi total observasi 0224

Tabel 5 klasifikasi 2X2 menghitung

estimasi yang benar (correct) dan salah

(incorrect) Pada model sempurna semua

kasus akan berada pada diagonal dengan

tingkat ketepatan peramalan 100 Hasil

SPSS menunjukkan bahwa kekuatan prediksi

dari model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern ialah sebesar 189

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

sebanyak 7 perusahaan (189) menerima

opini audit going concern dari total 37 sampel

perusahaan yang akan menerima opini audit

going concern

Tabel 5

Classification Table

Observed

Predicted

GCO Percentage

Correct NGC GC

GCO

NGC 230 3 987

GC 30 7 189

Overall Percentage 878

Sementara itu kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit non going concern ialah sebesar 987

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan

model regresi tersebut sebanyak 230

perusahaan (987) yang diprediksi menerima

opini audit non going concern dari total 233

perusahaan yang menerima opini audit non

going concern

Model Regresi Logistik yang Terbentuk

dan Pengujian Hipotesis

Estimasi maksimum likelihood

parameter dari model dapat dilihat pada

tampilan output Variables in The Equation

Model yang diharapkan sebelumnya ialah

sebagai berikut

119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932 + 119938120785119919119926119932119929119930

+120634

Model yang terbentuk berdasarkan nilai

estimasi parameter ialah sebagai berikut

119918119914119926 = minus120783120784 120785120790120783 + 120784 120791120787120782119912119932119915 + 120783120782 120784120785120791119916

minus120782 120782120782120783119919119926119932119929119930 + 120634

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

90

Tabel 6

Variables in The Equation

B SE Wald df Sig Exp(B)

AUD(1) 2950 0580 25878 1 0000 19103

EDU 10239 4891 4382 1 0036 27978138

HOURS -0001 0000 7836 1 0005 0999

Constant -12381 4887 6419 1 0011 0000

Pengujian hipotesis dilakukan dengan

cara membandingkan antara tingkat

signifikansi dengan tingkat kesalahan 119886 =

(5) Berdasarkan Tabel 6 dapat

diintepretasikan hasil sebagai berikut Pada

penelitian ini H1 menyatakan bahwa ukuran

KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan

opini audit going concern Berdasarkan hasil

regresi total observasi variabel ukuran KAP

yang diproksikan dengan KAP Big4 dan KAP

Non Big4 memiliki koefisien regresi positif

sebesar 2950 dengan tingkat signifikansi

0000 yang berarti lebih kecil dari 005 (5)

Dengan kondisi tersebut berarti H1 diterima

karena ukuran KAP berpengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern

Variabel independen selanjutnya adalah

latar belakang pendidikan auditor yang dilihat

dari keseluruhan auditor dalam suatu KAP

yang memiliki latar belakang pendidikan

minimal sarjana strata 1 (s-1) diploma IV (D-

IV) atau yang setara Latar belakang

pendidikan auditor memiliki koefisien regresi

positif sebesar 10239 dengan tingkat

signifikansi 0036 yang berarti lebih kecil dari

005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa H2 diterima karena latar belakang

pendidikan auditor berpengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern

Jumlah jam kerja auditor dilihat dari

rata-rata total jam kerja auditor pada suatu

KAP secara keseluruhan dalam satu tahun

Jumlah jam kerja auditor memiliki koefisien

regresi negatif sebesar -0001 dengan tingkat

signifikansi 0005 yang berarti lebih kecil dari

005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa H3 ditolak karena jumlah jam kerja

auditor berpengaruh negatif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern

Pembahasan Hasil Penelitian

Pada penelitian ini penulis menguji

pengaruh ukuran KAP yang dilihat dari KAP

Big 4 dan Non Big 4 Hasil pengujian

menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh

positif terhadap penerimaan opini audit going

concern Artinya bahwa KAP yang berukuran

besar yakni Big 4 cenderung lebih hati-hati

atau lebih konservatif dalam mengeluarkan

opini audit going concern pada suatu

perusahaan dibandingkan dengan KAP Non

Big 4 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian Nathan R Berglund etall (2018)

Francis dan Yu (2009) Junaidi dan Hartono

(2010) Sutra Melania etall (2016) yang

menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki

pengaruh postif terkait kecenderungan

pengeluaran opini going concern bagi suatu

perusahaan Akan tetapi hasil penelitian yang

dilakukan penulis berbeda dengan hasil

beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Alfaizatul Ulya (2012) Dwi Cahyono

(2014) Maydica etall (2013) yang

menyatakan bahwa ukuran KAP tidak

memiliki pengaruh terhadap opini audit going

concern Apabila dikaitkan dengan kasus yang

terjadi antara SNP dengan Deloitte selaku

anggota KAP Big 4 terdapat beberapa

kemungkinan yang menyebabkan Deloitte ikut

terlibat kasus gagal bayar Medium Term

Noters (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima

Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)

Berdasarkan CNBC Indonsia (2018)

menyatakan bahwa Deloitte telah melakukan

general audit atas laporan keuangan SNP

Finance akan tetapi laporan auditor

independen atas laporan keuangan SNP

terakhir dikeluarkan adalah untuk tahun buku

2016 Audit tersebut tidak terkait dengan

keperluan penerbitan MTN yang dilakukan

SNP pada tahun 2017 dan 2018 ditambahkan

bahwa SBE yang merupakan salah satu entitas

Deloitte juga tidak pernah dimintai persetujuan

maupun pemberitahuan dari SNP jika laporan

audit atas laporan keuangan SNP digunakan

sebagai rujukan dalam penerbitan MTN Hasil

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

91

pemeriksaan menyatakan beberapa temuan

yang perlu disoroti antara lain scepticisme

yang dianggap perlu dimiliki auditor serta

pemahaman terhadap sistem pencatatan yang

digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian

yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance

tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut

dikarenakan akuntan publik sudah lama

menjadi auditor pada SNP maka tenure audit

yang lama menyebabkan menurunnya tingkat

skeptisme dari seorang auditor Namun hasil

penelitian ini mungkin akan berbeda apabila

periode pengamatan penelitian diperpanjang

dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang

antara perusahaan yang menerima opini going

concern dan perusahaan yang menerima opini

non going concern

Selain ukuran KAP dalam penelitian ini

ditemukan bahwa latar belakang pendidikan

auditor memiliki pengaruh positif terhadap

penerimaan opini audit going concern Hal

tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor dengan

pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut

cenderung lebih banyak mengeluarkan opini

audit going concern bagi suatu perusahaan

Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and

Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa

tingkat pendidikan yang tinggi akan

mempengaruhi proses pengambilan keputusan

seseorang Seseorang tersebut akan

mengumpulkan sebanyak mungkin informasi

yang dapat membantu atau memperkuat dalam

proses pengambilan keputusan Bonner dan

Walker (1994) menambahkan bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di

bidang akuntansi maka seorang auditor akan

membuat perencanaan audit dengan lebih teliti

dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan

hati-hati akan membantu auditor untuk

mengumpulkan berbagai macam bukti dan

informasi guna menilai kemungkinan

terjadinya kebangkrutan pada suatu

perusahaan

Penelitian ini juga melihat adanya

pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini

going concern Lamanya auditor mengerjakan

pekerjaan auditnya dapat menunjukkan

pengalaman audit seorang auditor

Pengalaman audit adalah pengalaman auditor

dalam melakukan audit laporan keuangan baik

dari segi panjangnya waktu mengaudit

maupun banyaknya penugasan yang pernah

ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja

merupakan hal yang penting bagi akuntan

publik karena seorang auditor yang

mempunyai pengalaman kerja di bidang audit

yang cukup lama memiliki pengetahuan yang

lebih atas pekerjaannya dan memiliki

berbagai temuan-temuan dalam setiap

pemeriksaannya sehingga dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan untuk

memberikan opini yang tepat Auditor yang

memiliki pengalaman yang banyak dalam

mengaudit klien di industri yang sama disebut

sebagai auditor spesialisasi Pengalaman

auditor ini berdampak pada meningkatnya

pemahaman auditor tentang risiko audit

spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini

dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas

dalam penentuan kehandalan laporan

keuangan klien dan estimasi-estimasinya

sehingga auditor akan mempunyai

kemampuan mendeteksi kesalahan atau

ketidaknormalan pada industri yang

diauditnya sehingga dapat mengurangi

kesalahan dibandingkan auditor yang bukan

spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang

ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap opini going concern

Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin

tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor

dalam proses pemeriksaan audit maka

semakin kecil kemungkinan perusahaan

menerima opini going concern dari auditor

Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh

banyaknya pekerjaan audit yang

membutuhkan waktu yang lama dan

rendahnya tingkat kehati-hatian auditor

sehingga mengakibatkan ketidaktepatan

perusahaan menerima opini going concern

Hasil yang serupa juga ditemukan dalam

penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa

banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh

auditor dapat menurunkan kualitas audit

Dalam penelitiannya Sari (2018) juga

menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus

meningkat mengakibatkan menurunnya

kualitas audit sehingga mempengaruhi

kredibilitas profesi audit Hal ini

mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi

memungkinkan auditor kurang berhati-hati

dalam memberikan opini going concern bagi

suatu perusahaan

KESIMPULAN

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

92

Berdasarkan hasil analisis data yang

telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut

1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini

menunjukkan bahwa ukuran KAP

berpengaruh positif signifikan terhadap

penerimaan opini audit going concern

Hasil tersebut menunjukkan bahwa

semakin besar ukuran KAP dalam hal ini

yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-

hati dan konservatif dalam memberikan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan begitupun sebaliknya

2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa

H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa

latar belakang pendidikan auditor dalam

suatu KAP berpengaruh positif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern Pengaruh postitif tersebut

menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor

berpendidikan tinggi semakin besar juga

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern

3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada

penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

jumlah jam kerja auditor berpengaruh

negatif signifikan terhadap penerimaan

opini audit going concern Hasil tersebut

menunjukkan bahwa jumlah jam kerja

tidak berpengaruh positif terhadap opini

audit going concern Artinya bahwa

semakin tinggi auditor memiliki jam kerja

tidak berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan

DAFTAR REFERENSI

Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini

Audit Going Concern pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Banjarmasin

Altman E dan McGough T 1974 Evaluation

of A Company as A Going Concern

Journal of Accountancy

Arens A Randal J Elder Mark S Beasley

2012 Auditing and Assurance Services

An Integrated Approach 14th edition

New Jersey Pear-son Education Inc

Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur

Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit

Going Concern Diponegoro Journal of

Accounting 2 (3) 2337-3806

Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez

Aguilar Cristina De Fuentes Barbera

Maria Antonia Garcia Benau 2015

Audit Quality and The Going Concern

Decision making Prosess Spanish

Evidence Florida Atlantic University

Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi

Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta

Salemba Empat

Berglund Nathan R John Daniel Eshleman

Peng Guo 2018 Auditor Size and

Going Concern Reporting Auditing a

Journal of Pratice and Theory 37 (2)

1-25

Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit

Opinion Audit Quality and Factors of

Its Audit Opinion Going Concern

Research Journal of Finance and

Acoounting 5 (24)

Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP

Finance sesuai Aturan

httpskeuangankontancoidnewsdelo

itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan

Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and

Siri Terjensen 2012 Going Concern

Opini are Not Bad News Evidence

form Industry Rivals Journal

Department of Economic Technical

University of Lisbon

DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit

Quality Journal of Accounting and

Economis

Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big

4 Office Size and Audit Quality The

Accounting Review 84 (5) 1521-1552

Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen

Akuntan Publik 2001 Standar

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

93

Pofesional Akuntan Publik Jakarta

Salemba Empat

Institut Akuntan Publik Indonesia 2001

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang

Tanggung Jawab dan Fungsi Audit

Inpenden Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2015

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang

Kelangsungan Usaha Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2011

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang

Pertimbangan Auditor atas Entitas

dalam Mempertahankan Kelangsungan

Hidup Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang

Perumusan suatu Opini dan Pelaporan

atas Laporan Keuangan Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang

Modifikasi terhadap Opini dalam

Laporan Auditor Independen Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2018

Keputusan Dewan Pengurus Institut

Akuntan Publik Indonesia tentang

Panduan Indikator Kualitas Akuntan

Publik Jakarta

Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical

Development Professional

Commitment and Rule Observance

Attitudes A Study Case of CPArsquos and

Corporate Accountants Behavioral

Research in Accounting Vol 8 8- 36

Jensen MC and Meckling WH 1976

Theory of Firm Management Behavior

Agency Cost and Ownership Structure

Journal of financial Economics 3 (4)

305-360

Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non

Financial Factors in The Going Concern

Opinion Journal of Indonesian

Economy and Business 25 (3)369-378

Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh

Faktor Perusahaan Kualitas Auditor

Kepemilikan Perusahaan Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern

(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia) Journal of

Diponegoro University

Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi

Keuangan dan Non Keuangan terhadap

Penerimaan Opini Going Concern pada

Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-

40

Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri

Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat

Kasus SNP Finance

httpsfinancedetikcommoneterd-

4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-

publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance

Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David

Booth An Analysis of Fuzzy

Clusteringand a Hybrid Model for

Auditorrsquos Going Concern Assesment

Journal Decision Science 31 (4) 861

Li Dang Kevin F Brown B D McCullough

2004 Assessing Audit Quality A Value

Relevance Respective

Liu Siheng 2017 An Empirical Study

Auditors Characteristics and Audit Fee

Open Journal of Accounting 1 (6) 52-

70

Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati

2016 Analisis Pengaruh Kualitas

Auditor Likuiditas Profitabilitas

Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan

terhadap Opini Audit Going Concern

pada Perusahan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Journal of Accounting 2 (2)

Mutchler W Hopwood and James M

McKeown 1997 The Influence of

Contrary Information and Mitigating

Factors on Audit Opinion Decisions on

Bankrupt Companies Journal of

Accounting Research 35 (2) 295-310

Nichols D and K Price The Auditor Firm

Conflict An Analysis Using Concepts

of Exchange Theory The Accounting

Review

Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan

Deloitte dan SNP Finance

httpswwwcnbcindonesiacommarket

20180802101243-17-26563ada-apa-

dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-

penjelasannya

Rharasati A A Istri Dewi dan I D G

Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Auditor dalam

Pengambilan Keputusan untuk

Memberikan Opini Audit E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana Vol 3

No 3 147-162

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

94

Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization

and Audit Quality The Role of Clinetrsquos

Business Strategy KnE Social Sciences

144-172

Sidik Syahrizal 2019 Kronologi

Penggelembungan Dana AISA Si

Produsen Taro httpscom

market20190328073206-17-63318

kronologi peng-gelem-bungan-dana-

aisa-si-produsen-taro

Solomon I M Shields M and Whittington

OR 1999 What do Industry Auditors

Know Journal of Accounting

Research Vol 31 No 1 191-208

Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika

Kompetensi Pengalaman Audit dan

Risiko Audit terhadap Skeptisisme

Profesional Auditor dan Ketepatan

Pemberian Opini Akuntan Publik

Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202

Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang

Berpengaruh terhadap Pemberian Opini

Audit Going Concern pada Perusahan

Manufaktur Jurnal Akuntasi

Kontemporer Vol 2 No 2 154-161

Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra

Deloitte Indonesia httpskeuangan

kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-

kap-mitra-deloitte-indonesia

Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going

Concern Analisis Berdasarkan Faktor

Keuangan dan Non Keuangan

Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-

14

UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan

Pubik

Watkins AL Hillison W and Morecroft

SE 2004 Audit Quality Asynthesis of

Theory and Empirical Evidence

Journal of Accounting Literature 23

153-193

Page 4: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA …

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

86

penjelas dibawah paragraf pendapat yang

menjelaskan dampak kondisi terhadap

kemampuan usaha dalam mempertahankan

kelangsungan hidup usaha di masa mendatang

Pengaruh Ukuran KAP terhadap Opini

Audit Going Concern

Kepercayaan publik atas prestasi yang

dimiliki oleh auditor seringkali dilihat

berdasarkan ukuran Kantor Akuntan Publik

KAP besar merupakan KAP yang termasuk

dalam Big 4 auditors di mana KAP berukuran

besar sering dianggap lebih memiliki mutu

audit yang lebih tinggi sehingga kualitas audit

yang diberikan juga lebih tinggi Sedangkan

KAP Non Big 4 dianggap memiliki mutu audit

yang lebih rendah Penelitian yang dilakukan

oleh Francis dan Yu (2009) Junaidi dan

Hartono (2010) Berglund etal (2018)

menyatakan bahwa Big 4 cenderung

menerbitkan opini going concern Di sisi lain

penelitian yang dilakukan oleh Ulya (2012)

Arsianto dan Rahardja (2013) menyatakan

bahwa reputasi auditor yang dilihat

berdasarkan ukuran KAP tidak memiliki

pengaruh terhadap penerbitan opini going

concern suatu perusahaan Perbedaan hasil

penelitian-penelitian di atas menjadi motivasi

bagi peneliti untuk melakukan penelitian

kembali terkait dengan variabel ukuran KAP

Hal tersebut didukung terkait kasus SNP yang

telah di audit oleh salah satu KAP Big 4 yaitu

Deloitte Berdasarkan hal tersebut maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah

H1 Ukuran KAP berpengaruh positif

terhadap penerimaan opini going concern

Pengaruh Latar Belakang Pendidikan

Auditor dengan Opini Audit Going Concern

Kualitas audit menurut De Angelo

(1981) didefinisikan sebagai probabilitas error

dan irregularities yang dapat dideteksi dan

dilaporkan Probabilitas pendeteksian tersebut

berkaitan dengan isu yang berhubungan

dengan kompetensi audit persyaratan yang

berkaitan dengan pelaksanaan audit dan audit

pelaporan Beberapa penelitian yang sudah

dilakukan yaitu Barbadillo etal (2004) dan

Januarti (2009) menyatakan bahwa kualitas

audit memiliki pengaruh signifikan terhadap

opini going concern Penelitian selanjutnya

yang dilakukan oleh Kartika (2012) dan

Cahyono (2014) menyatakan tidak adanya

pengaruh kualitas audit terhadap penerbitan

opini going concern Berdasarkan penelitian-

penelitian tersebut sebagian besar

menggunakan Big 4 dan Non Big 4 sebagai

proksi kualitas audit dan hasil dari penelitian

tersebut pun beragam Akan tetapi dalam

penelitian ini penulis tidak menggunakan Big

4 dan Non Big 4 sebagai proksi dari kualitas

audit

Berdasarkan ketentuan IAPI nomor 4

tahun 2018 yang menyatakan 8 indikator

kualitas audit pada KAP maka penulis

menggunakan salah satu indikator untuk

dijadikan sebagai gambaran dari kualitas audit

Latar belakang pendidikan yang merupakan

bagian dari kompetensi auditor yang dijadikan

sebagai proksi dalam penelitian ini Latar

belakang pendidikan merupakan jenjang

pendidikan formal auditor dalam suatu KAP

Latar belakang pendidikan merupakan salah

satu hal yang dapat berpengaruh terhadap

peningkatan kompetensi auditor di mana ilmu

dan pengetahuan yang diperoleh pada jenjang

pendidikan yang telah ditempuh dapat

digunakan untuk menyelesaikan suatu

perikatan baik secara bersama-sama dalam

suatu tim ataupun secara mandiri berdasarkan

Standar Profesi Akuntan Publik kode etik dan

ketentuan hukum yang berlaku Undang-

Undang Nomor 5 tahun 2011 menyatakan

bahwa sertifikat tanda lulus ujian profesi

akuntan publik yang sah dapat diperoleh oleh

seseorang yang telah menyelesaikan

pendidikan profesi akuntan publik Seseorang

untuk dapat mengikuti pendidikan profesi

akuntan publik minimal memiliki pendidikan

sarjana strata 1 (S-1) diploma IV (D-IV) atau

yang setara Dalam hal ini maka latar

belakang pendidikan merupakan salah satu hal

yang harus dipertimbangkan untuk melihat

kompetensi auditor dalam melakukan tugas

dan tanggung jawabnya termasuk dalam

pemberian opini going concern bagi suatu

perusahaan Adapun hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah

H2 Latar belakang pendidikan auditor

berpengaruh positif terhadap penerimaan

opini going concern

Pengaruh Jam Kerja Auditor dengan Opini

Audit Going Concern

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

87

Seperti yang sudah dijelaskan di atas

bahwa terdapat ketentuan yang dikeluarkan

IAPI terkait indikator-indikator kualitas audit

penelitian ini menggunakan salah satu

indikator tersebut sebagai gambaran dari

kualitas audit Latar belakang pendidikan

sebagai bagian dari kompetensi auditor

digunakan sebagai salah satu hipotesis dalam

penelitian Kompetensi auditor yang

merupakan kemampuan profesional individu

auditor dalam menerapkan pengetahuan yang

diperoleh melalui pendidikan pada perguruan

tinggi di bidang akuntansi kegiatan

pengembangan dan pelatihan profesional di

tempat kerja yang kemudian dibuktikan

melalui penerapan pada praktik pengalaman

kerja serta jumlah jam kerja riil yang telah

diperoleh Suraida (2005) menyatakan bahwa

pengalaman audit adalah pengalaman auditor

dalam melakukan audit laporan keuangan baik

dari segi lamanya waktu maupun banyaknya

penugasan yang pernah ditangani Jeffrey

(1996) mengatakan seseorang yang lebih

banyak melakukan penugasan dalam audit

akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk

mengembangkan suatu pemahaman yang baik

terhadap peristiwa-peristiwa Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pengalaman kerja

merupakan hal yang penting bagi akuntan

publik karena seorang auditor yang

mempunyai pengalaman kerja di bidang audit

yang cukup lama memiliki pengetahuan yang

lebih atas pekerjaannya dan memiliki

berbagai temuan-temuan dalam setiap

pemeriksaannya sehingga dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan untuk

memberikan opini yang tepat Suraida (2005)

Rharasati dan Suputra (2013) melakukan

penelitan yang menunjukkan hasil bahwa

pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap

ketepatan pemberian opini Oleh karena itu

maka penulis termotivasi untuk menggunakan

jumlah jam kerja riil yang telah diperoleh

auditor untuk melihat tingkat kompetensi

auditor sebagai gambaran dari kualitas audit

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah

H3 Jumlah jam kerja auditor berpengaruh

positif terhadap penerimaan opini going

concern

METODA PENELITIAN

Variabel Penelitian

Variabel opini audit going concern

merupakan variable dependen diukur dengan

menggunakan variabel dummy angka D=1

diberikan jika perusahaan menerima opini

going concern dan angka D=0 diberikan jika

perusahaan menerima opini non going

concern Variabel independen yaitu ukuran

KAP diproksikan menjadi Big 4 dan Non Big 4

diukur dengan menggunakan variabel dummy

angka D=1 diberikan untuk KAP Big 4 dan

angka D=0 diberikan untuk KAP Non Big 4

Variabel independen lainnya yaitu latar

belakang pendidikan dilihat melalui jenjang

pendidikan formal anggota akuntan publik

berdasarkan persentase latar belakang

pendidikan dengan gelar minimum D-IV

anggota akuntan publik yaitu auditor dalam

suatu KAP Variabel jumlah jam kerja sebagai

variabel independen dilihat dari rata-rata

jumlah jam kerja umum yang dilakukan

akuntan publik selama satu periode (satu

tahun) Data jumlah jam kerja diperoleh dari

laporan tahunan KAP yang datanya dikirim ke

PPPK

Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2015-2017

yang bersumber dari situs resmi Bursa Efek

Indonesia yaitu wwwidxcoid Sampel

perusahaan manufaktur yang digunakan dalam

penelitian ini dipilih dengan menggunakan

metode purposive sampling dari seluruh

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI)

Metode Analisis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji

dengan menggunakan analisis regresi logistik

hal tersebut dikarenakan variabel dependen

diukur dengan menggunakan variabel dummy

Model regresi logistik yang digunakan untuk

menguji hipotesis penelitian adalah sebagai

berikut

119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932+ 119938120785119919119926119932119929119930 + 120634

Keterangan

120572 = Intersep persamaan regresi

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

88

GCO = Opini going concern (variabel

dummy 1 jika opini going concern 0

jika opini non going concern)

AUD = 1 jika auditor Big 4 dan 0 jika yang

lain

EDU = Latar belakang pendidikan auditor

HOURS= Jam kerja auditor dalam satu tahun

ε = Error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan

hasil bahwa nilai rata-rata opini audit (GCO)

sebesar 014 yang berarti lebih kecil dari 050

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa opini

audit dengan kode 1 yakni opini audit going

concern lebih sedikit muncul dari 270

perusahaan sampel yang diteliti Total sampel

dari 270 perusahaan terdapat 37 atau 14

perusahaan menerima opini audit going

concern dan 233 atau 86 perusahaan

menerima opini audit non going concern

Tabel 1

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std Deviation

GCO 270 0 1 14 345

AUD 270 0 1 46 499

EDU 270 46 100 9616 08151

HOURS 270 223 2742 108693 476025

Ukuran KAP (AUD) memiliki nilai

rata-rata sebesar 046 yang berarti lebih kecil

dari 050 Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa ukuran KAP dengan kode 1 yakni

KAP yang berafiliasi dengan Big 4 lebih

sedikit muncul dari 270 perusahaan sampel

Total sampel dari 270 perusahaan terdapat

124 atau 46 perusahaan diaudit oleh KAP

yang berafiliasi dengan Big 4 dan 146 atau

54 perusahaan diaudit oleh oleh KAP yang

tidak berafiliasi dengan Big 4

Latar belakang pendidikan auditor

(EDU) memiliki nilai rata-rata sebesar 09616

dengan minimum 046 dan maksimum 100

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dari

total sampel 270 perusahaan telah diaudit oleh

auditor yang rata-rata 9616 memiliki latar

belakang pendidikan yang tinggi dan 384

memiliki latar belakang pendidikan yang

rendah Semakin mendekati angka 1 maka

menunjukkan bahwa rata-rata latar belakang

pendidikan auditor tinggi yaitu sarjana strata 1

(S-1) diploma IV(D-IV) atau yang setara

Jumlah jam kerja auditor (HOURS)

memiliki nilai rata-rata sebesar 108693

dengan minimum 223 dan maksimum 2742

Angka tersebut menunjukkan bahwa dalam

satu tahun atau satu periode rata-rata jam

kerja yang dilakukan auditor yakni sebesar

108693 atau 1087 jam per tahun

Pengujian Kelayakan Model Regresi

(Goodness Fit Model Test)

Tabel 2

Hosmer and Lemeshowrsquos

Goodness of Fit Test

Chi-

square

df Sig

Regresi total

observasi

9130 7 243

Apabila nilai statistik Hosmer and

Lemeshow Goodness of fit lebih besar dari

005 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak

dan berarti model cocok dengan data

observasinya begitupun sebaliknya Tabel 2

menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik

Hosmer and Lemeshow Goodness of fit

sebesar 9130 dengan probabilitas signifikansi

0243 yang berarti lebih besar dari 005 Oleh

karena itu H0 diterima sehingga dapat

dikatakan bahwa model yang dihipotesiskan fit

dengan data

Penilaian Keseluruhan Model (Overall

Model Fit Test)

Pengujian Overall Model Fit digunakan

untuk menilai model yang telah dihipotesiskan

telah fit atau tidak dengan data Pengujian ini

dilihat dengan membandingkan nilai antara -2

Log Likelihood pada awal (block number = 0)

dengan nilai -2 Log Likelihood pada akhir

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

89

(block number = 1) Tabel 3 di atas

menunjukkan bahwa niali -2LL pada awal

sebesar 215756 sementara nilai -2LL pada

akhir sebesar 180170 Terdapat penurunan

sebesar 35586 terhadap -2LL awal ke -2LL

akhir dengan demikian model yang telah

dihipotesiskan fit dengan data

Tabel 3

Overall Model Fit

(-2LL) pada

awal (Block

Number = 0)

(-2LL) pada

akhir (Block

Number = 1)

Regresi

total

observasi

215756

180170

Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi pada

regresi logistik dengan melihat nilai

Nagelkerkersquos R Square Tabel 4 menunjukkan

nilai Nagelkerrsquos R Square sebesar 0224 atau

224 Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

variabilitas variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel independen adalah

sebesar 224 sedangkan sisanya sebesar

776 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di

luar model penelitian

Tabel 4

Nagelkerke R Square

Nagelkerke R

Square

Regresi total observasi 0224

Tabel 5 klasifikasi 2X2 menghitung

estimasi yang benar (correct) dan salah

(incorrect) Pada model sempurna semua

kasus akan berada pada diagonal dengan

tingkat ketepatan peramalan 100 Hasil

SPSS menunjukkan bahwa kekuatan prediksi

dari model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern ialah sebesar 189

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

sebanyak 7 perusahaan (189) menerima

opini audit going concern dari total 37 sampel

perusahaan yang akan menerima opini audit

going concern

Tabel 5

Classification Table

Observed

Predicted

GCO Percentage

Correct NGC GC

GCO

NGC 230 3 987

GC 30 7 189

Overall Percentage 878

Sementara itu kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit non going concern ialah sebesar 987

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan

model regresi tersebut sebanyak 230

perusahaan (987) yang diprediksi menerima

opini audit non going concern dari total 233

perusahaan yang menerima opini audit non

going concern

Model Regresi Logistik yang Terbentuk

dan Pengujian Hipotesis

Estimasi maksimum likelihood

parameter dari model dapat dilihat pada

tampilan output Variables in The Equation

Model yang diharapkan sebelumnya ialah

sebagai berikut

119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932 + 119938120785119919119926119932119929119930

+120634

Model yang terbentuk berdasarkan nilai

estimasi parameter ialah sebagai berikut

119918119914119926 = minus120783120784 120785120790120783 + 120784 120791120787120782119912119932119915 + 120783120782 120784120785120791119916

minus120782 120782120782120783119919119926119932119929119930 + 120634

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

90

Tabel 6

Variables in The Equation

B SE Wald df Sig Exp(B)

AUD(1) 2950 0580 25878 1 0000 19103

EDU 10239 4891 4382 1 0036 27978138

HOURS -0001 0000 7836 1 0005 0999

Constant -12381 4887 6419 1 0011 0000

Pengujian hipotesis dilakukan dengan

cara membandingkan antara tingkat

signifikansi dengan tingkat kesalahan 119886 =

(5) Berdasarkan Tabel 6 dapat

diintepretasikan hasil sebagai berikut Pada

penelitian ini H1 menyatakan bahwa ukuran

KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan

opini audit going concern Berdasarkan hasil

regresi total observasi variabel ukuran KAP

yang diproksikan dengan KAP Big4 dan KAP

Non Big4 memiliki koefisien regresi positif

sebesar 2950 dengan tingkat signifikansi

0000 yang berarti lebih kecil dari 005 (5)

Dengan kondisi tersebut berarti H1 diterima

karena ukuran KAP berpengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern

Variabel independen selanjutnya adalah

latar belakang pendidikan auditor yang dilihat

dari keseluruhan auditor dalam suatu KAP

yang memiliki latar belakang pendidikan

minimal sarjana strata 1 (s-1) diploma IV (D-

IV) atau yang setara Latar belakang

pendidikan auditor memiliki koefisien regresi

positif sebesar 10239 dengan tingkat

signifikansi 0036 yang berarti lebih kecil dari

005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa H2 diterima karena latar belakang

pendidikan auditor berpengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern

Jumlah jam kerja auditor dilihat dari

rata-rata total jam kerja auditor pada suatu

KAP secara keseluruhan dalam satu tahun

Jumlah jam kerja auditor memiliki koefisien

regresi negatif sebesar -0001 dengan tingkat

signifikansi 0005 yang berarti lebih kecil dari

005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa H3 ditolak karena jumlah jam kerja

auditor berpengaruh negatif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern

Pembahasan Hasil Penelitian

Pada penelitian ini penulis menguji

pengaruh ukuran KAP yang dilihat dari KAP

Big 4 dan Non Big 4 Hasil pengujian

menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh

positif terhadap penerimaan opini audit going

concern Artinya bahwa KAP yang berukuran

besar yakni Big 4 cenderung lebih hati-hati

atau lebih konservatif dalam mengeluarkan

opini audit going concern pada suatu

perusahaan dibandingkan dengan KAP Non

Big 4 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian Nathan R Berglund etall (2018)

Francis dan Yu (2009) Junaidi dan Hartono

(2010) Sutra Melania etall (2016) yang

menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki

pengaruh postif terkait kecenderungan

pengeluaran opini going concern bagi suatu

perusahaan Akan tetapi hasil penelitian yang

dilakukan penulis berbeda dengan hasil

beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Alfaizatul Ulya (2012) Dwi Cahyono

(2014) Maydica etall (2013) yang

menyatakan bahwa ukuran KAP tidak

memiliki pengaruh terhadap opini audit going

concern Apabila dikaitkan dengan kasus yang

terjadi antara SNP dengan Deloitte selaku

anggota KAP Big 4 terdapat beberapa

kemungkinan yang menyebabkan Deloitte ikut

terlibat kasus gagal bayar Medium Term

Noters (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima

Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)

Berdasarkan CNBC Indonsia (2018)

menyatakan bahwa Deloitte telah melakukan

general audit atas laporan keuangan SNP

Finance akan tetapi laporan auditor

independen atas laporan keuangan SNP

terakhir dikeluarkan adalah untuk tahun buku

2016 Audit tersebut tidak terkait dengan

keperluan penerbitan MTN yang dilakukan

SNP pada tahun 2017 dan 2018 ditambahkan

bahwa SBE yang merupakan salah satu entitas

Deloitte juga tidak pernah dimintai persetujuan

maupun pemberitahuan dari SNP jika laporan

audit atas laporan keuangan SNP digunakan

sebagai rujukan dalam penerbitan MTN Hasil

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

91

pemeriksaan menyatakan beberapa temuan

yang perlu disoroti antara lain scepticisme

yang dianggap perlu dimiliki auditor serta

pemahaman terhadap sistem pencatatan yang

digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian

yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance

tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut

dikarenakan akuntan publik sudah lama

menjadi auditor pada SNP maka tenure audit

yang lama menyebabkan menurunnya tingkat

skeptisme dari seorang auditor Namun hasil

penelitian ini mungkin akan berbeda apabila

periode pengamatan penelitian diperpanjang

dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang

antara perusahaan yang menerima opini going

concern dan perusahaan yang menerima opini

non going concern

Selain ukuran KAP dalam penelitian ini

ditemukan bahwa latar belakang pendidikan

auditor memiliki pengaruh positif terhadap

penerimaan opini audit going concern Hal

tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor dengan

pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut

cenderung lebih banyak mengeluarkan opini

audit going concern bagi suatu perusahaan

Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and

Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa

tingkat pendidikan yang tinggi akan

mempengaruhi proses pengambilan keputusan

seseorang Seseorang tersebut akan

mengumpulkan sebanyak mungkin informasi

yang dapat membantu atau memperkuat dalam

proses pengambilan keputusan Bonner dan

Walker (1994) menambahkan bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di

bidang akuntansi maka seorang auditor akan

membuat perencanaan audit dengan lebih teliti

dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan

hati-hati akan membantu auditor untuk

mengumpulkan berbagai macam bukti dan

informasi guna menilai kemungkinan

terjadinya kebangkrutan pada suatu

perusahaan

Penelitian ini juga melihat adanya

pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini

going concern Lamanya auditor mengerjakan

pekerjaan auditnya dapat menunjukkan

pengalaman audit seorang auditor

Pengalaman audit adalah pengalaman auditor

dalam melakukan audit laporan keuangan baik

dari segi panjangnya waktu mengaudit

maupun banyaknya penugasan yang pernah

ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja

merupakan hal yang penting bagi akuntan

publik karena seorang auditor yang

mempunyai pengalaman kerja di bidang audit

yang cukup lama memiliki pengetahuan yang

lebih atas pekerjaannya dan memiliki

berbagai temuan-temuan dalam setiap

pemeriksaannya sehingga dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan untuk

memberikan opini yang tepat Auditor yang

memiliki pengalaman yang banyak dalam

mengaudit klien di industri yang sama disebut

sebagai auditor spesialisasi Pengalaman

auditor ini berdampak pada meningkatnya

pemahaman auditor tentang risiko audit

spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini

dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas

dalam penentuan kehandalan laporan

keuangan klien dan estimasi-estimasinya

sehingga auditor akan mempunyai

kemampuan mendeteksi kesalahan atau

ketidaknormalan pada industri yang

diauditnya sehingga dapat mengurangi

kesalahan dibandingkan auditor yang bukan

spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang

ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap opini going concern

Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin

tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor

dalam proses pemeriksaan audit maka

semakin kecil kemungkinan perusahaan

menerima opini going concern dari auditor

Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh

banyaknya pekerjaan audit yang

membutuhkan waktu yang lama dan

rendahnya tingkat kehati-hatian auditor

sehingga mengakibatkan ketidaktepatan

perusahaan menerima opini going concern

Hasil yang serupa juga ditemukan dalam

penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa

banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh

auditor dapat menurunkan kualitas audit

Dalam penelitiannya Sari (2018) juga

menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus

meningkat mengakibatkan menurunnya

kualitas audit sehingga mempengaruhi

kredibilitas profesi audit Hal ini

mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi

memungkinkan auditor kurang berhati-hati

dalam memberikan opini going concern bagi

suatu perusahaan

KESIMPULAN

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

92

Berdasarkan hasil analisis data yang

telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut

1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini

menunjukkan bahwa ukuran KAP

berpengaruh positif signifikan terhadap

penerimaan opini audit going concern

Hasil tersebut menunjukkan bahwa

semakin besar ukuran KAP dalam hal ini

yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-

hati dan konservatif dalam memberikan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan begitupun sebaliknya

2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa

H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa

latar belakang pendidikan auditor dalam

suatu KAP berpengaruh positif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern Pengaruh postitif tersebut

menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor

berpendidikan tinggi semakin besar juga

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern

3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada

penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

jumlah jam kerja auditor berpengaruh

negatif signifikan terhadap penerimaan

opini audit going concern Hasil tersebut

menunjukkan bahwa jumlah jam kerja

tidak berpengaruh positif terhadap opini

audit going concern Artinya bahwa

semakin tinggi auditor memiliki jam kerja

tidak berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan

DAFTAR REFERENSI

Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini

Audit Going Concern pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Banjarmasin

Altman E dan McGough T 1974 Evaluation

of A Company as A Going Concern

Journal of Accountancy

Arens A Randal J Elder Mark S Beasley

2012 Auditing and Assurance Services

An Integrated Approach 14th edition

New Jersey Pear-son Education Inc

Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur

Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit

Going Concern Diponegoro Journal of

Accounting 2 (3) 2337-3806

Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez

Aguilar Cristina De Fuentes Barbera

Maria Antonia Garcia Benau 2015

Audit Quality and The Going Concern

Decision making Prosess Spanish

Evidence Florida Atlantic University

Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi

Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta

Salemba Empat

Berglund Nathan R John Daniel Eshleman

Peng Guo 2018 Auditor Size and

Going Concern Reporting Auditing a

Journal of Pratice and Theory 37 (2)

1-25

Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit

Opinion Audit Quality and Factors of

Its Audit Opinion Going Concern

Research Journal of Finance and

Acoounting 5 (24)

Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP

Finance sesuai Aturan

httpskeuangankontancoidnewsdelo

itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan

Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and

Siri Terjensen 2012 Going Concern

Opini are Not Bad News Evidence

form Industry Rivals Journal

Department of Economic Technical

University of Lisbon

DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit

Quality Journal of Accounting and

Economis

Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big

4 Office Size and Audit Quality The

Accounting Review 84 (5) 1521-1552

Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen

Akuntan Publik 2001 Standar

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

93

Pofesional Akuntan Publik Jakarta

Salemba Empat

Institut Akuntan Publik Indonesia 2001

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang

Tanggung Jawab dan Fungsi Audit

Inpenden Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2015

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang

Kelangsungan Usaha Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2011

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang

Pertimbangan Auditor atas Entitas

dalam Mempertahankan Kelangsungan

Hidup Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang

Perumusan suatu Opini dan Pelaporan

atas Laporan Keuangan Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang

Modifikasi terhadap Opini dalam

Laporan Auditor Independen Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2018

Keputusan Dewan Pengurus Institut

Akuntan Publik Indonesia tentang

Panduan Indikator Kualitas Akuntan

Publik Jakarta

Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical

Development Professional

Commitment and Rule Observance

Attitudes A Study Case of CPArsquos and

Corporate Accountants Behavioral

Research in Accounting Vol 8 8- 36

Jensen MC and Meckling WH 1976

Theory of Firm Management Behavior

Agency Cost and Ownership Structure

Journal of financial Economics 3 (4)

305-360

Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non

Financial Factors in The Going Concern

Opinion Journal of Indonesian

Economy and Business 25 (3)369-378

Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh

Faktor Perusahaan Kualitas Auditor

Kepemilikan Perusahaan Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern

(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia) Journal of

Diponegoro University

Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi

Keuangan dan Non Keuangan terhadap

Penerimaan Opini Going Concern pada

Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-

40

Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri

Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat

Kasus SNP Finance

httpsfinancedetikcommoneterd-

4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-

publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance

Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David

Booth An Analysis of Fuzzy

Clusteringand a Hybrid Model for

Auditorrsquos Going Concern Assesment

Journal Decision Science 31 (4) 861

Li Dang Kevin F Brown B D McCullough

2004 Assessing Audit Quality A Value

Relevance Respective

Liu Siheng 2017 An Empirical Study

Auditors Characteristics and Audit Fee

Open Journal of Accounting 1 (6) 52-

70

Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati

2016 Analisis Pengaruh Kualitas

Auditor Likuiditas Profitabilitas

Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan

terhadap Opini Audit Going Concern

pada Perusahan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Journal of Accounting 2 (2)

Mutchler W Hopwood and James M

McKeown 1997 The Influence of

Contrary Information and Mitigating

Factors on Audit Opinion Decisions on

Bankrupt Companies Journal of

Accounting Research 35 (2) 295-310

Nichols D and K Price The Auditor Firm

Conflict An Analysis Using Concepts

of Exchange Theory The Accounting

Review

Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan

Deloitte dan SNP Finance

httpswwwcnbcindonesiacommarket

20180802101243-17-26563ada-apa-

dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-

penjelasannya

Rharasati A A Istri Dewi dan I D G

Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Auditor dalam

Pengambilan Keputusan untuk

Memberikan Opini Audit E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana Vol 3

No 3 147-162

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

94

Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization

and Audit Quality The Role of Clinetrsquos

Business Strategy KnE Social Sciences

144-172

Sidik Syahrizal 2019 Kronologi

Penggelembungan Dana AISA Si

Produsen Taro httpscom

market20190328073206-17-63318

kronologi peng-gelem-bungan-dana-

aisa-si-produsen-taro

Solomon I M Shields M and Whittington

OR 1999 What do Industry Auditors

Know Journal of Accounting

Research Vol 31 No 1 191-208

Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika

Kompetensi Pengalaman Audit dan

Risiko Audit terhadap Skeptisisme

Profesional Auditor dan Ketepatan

Pemberian Opini Akuntan Publik

Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202

Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang

Berpengaruh terhadap Pemberian Opini

Audit Going Concern pada Perusahan

Manufaktur Jurnal Akuntasi

Kontemporer Vol 2 No 2 154-161

Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra

Deloitte Indonesia httpskeuangan

kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-

kap-mitra-deloitte-indonesia

Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going

Concern Analisis Berdasarkan Faktor

Keuangan dan Non Keuangan

Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-

14

UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan

Pubik

Watkins AL Hillison W and Morecroft

SE 2004 Audit Quality Asynthesis of

Theory and Empirical Evidence

Journal of Accounting Literature 23

153-193

Page 5: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA …

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

87

Seperti yang sudah dijelaskan di atas

bahwa terdapat ketentuan yang dikeluarkan

IAPI terkait indikator-indikator kualitas audit

penelitian ini menggunakan salah satu

indikator tersebut sebagai gambaran dari

kualitas audit Latar belakang pendidikan

sebagai bagian dari kompetensi auditor

digunakan sebagai salah satu hipotesis dalam

penelitian Kompetensi auditor yang

merupakan kemampuan profesional individu

auditor dalam menerapkan pengetahuan yang

diperoleh melalui pendidikan pada perguruan

tinggi di bidang akuntansi kegiatan

pengembangan dan pelatihan profesional di

tempat kerja yang kemudian dibuktikan

melalui penerapan pada praktik pengalaman

kerja serta jumlah jam kerja riil yang telah

diperoleh Suraida (2005) menyatakan bahwa

pengalaman audit adalah pengalaman auditor

dalam melakukan audit laporan keuangan baik

dari segi lamanya waktu maupun banyaknya

penugasan yang pernah ditangani Jeffrey

(1996) mengatakan seseorang yang lebih

banyak melakukan penugasan dalam audit

akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk

mengembangkan suatu pemahaman yang baik

terhadap peristiwa-peristiwa Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pengalaman kerja

merupakan hal yang penting bagi akuntan

publik karena seorang auditor yang

mempunyai pengalaman kerja di bidang audit

yang cukup lama memiliki pengetahuan yang

lebih atas pekerjaannya dan memiliki

berbagai temuan-temuan dalam setiap

pemeriksaannya sehingga dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan untuk

memberikan opini yang tepat Suraida (2005)

Rharasati dan Suputra (2013) melakukan

penelitan yang menunjukkan hasil bahwa

pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap

ketepatan pemberian opini Oleh karena itu

maka penulis termotivasi untuk menggunakan

jumlah jam kerja riil yang telah diperoleh

auditor untuk melihat tingkat kompetensi

auditor sebagai gambaran dari kualitas audit

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah

H3 Jumlah jam kerja auditor berpengaruh

positif terhadap penerimaan opini going

concern

METODA PENELITIAN

Variabel Penelitian

Variabel opini audit going concern

merupakan variable dependen diukur dengan

menggunakan variabel dummy angka D=1

diberikan jika perusahaan menerima opini

going concern dan angka D=0 diberikan jika

perusahaan menerima opini non going

concern Variabel independen yaitu ukuran

KAP diproksikan menjadi Big 4 dan Non Big 4

diukur dengan menggunakan variabel dummy

angka D=1 diberikan untuk KAP Big 4 dan

angka D=0 diberikan untuk KAP Non Big 4

Variabel independen lainnya yaitu latar

belakang pendidikan dilihat melalui jenjang

pendidikan formal anggota akuntan publik

berdasarkan persentase latar belakang

pendidikan dengan gelar minimum D-IV

anggota akuntan publik yaitu auditor dalam

suatu KAP Variabel jumlah jam kerja sebagai

variabel independen dilihat dari rata-rata

jumlah jam kerja umum yang dilakukan

akuntan publik selama satu periode (satu

tahun) Data jumlah jam kerja diperoleh dari

laporan tahunan KAP yang datanya dikirim ke

PPPK

Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2015-2017

yang bersumber dari situs resmi Bursa Efek

Indonesia yaitu wwwidxcoid Sampel

perusahaan manufaktur yang digunakan dalam

penelitian ini dipilih dengan menggunakan

metode purposive sampling dari seluruh

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI)

Metode Analisis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji

dengan menggunakan analisis regresi logistik

hal tersebut dikarenakan variabel dependen

diukur dengan menggunakan variabel dummy

Model regresi logistik yang digunakan untuk

menguji hipotesis penelitian adalah sebagai

berikut

119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932+ 119938120785119919119926119932119929119930 + 120634

Keterangan

120572 = Intersep persamaan regresi

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

88

GCO = Opini going concern (variabel

dummy 1 jika opini going concern 0

jika opini non going concern)

AUD = 1 jika auditor Big 4 dan 0 jika yang

lain

EDU = Latar belakang pendidikan auditor

HOURS= Jam kerja auditor dalam satu tahun

ε = Error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan

hasil bahwa nilai rata-rata opini audit (GCO)

sebesar 014 yang berarti lebih kecil dari 050

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa opini

audit dengan kode 1 yakni opini audit going

concern lebih sedikit muncul dari 270

perusahaan sampel yang diteliti Total sampel

dari 270 perusahaan terdapat 37 atau 14

perusahaan menerima opini audit going

concern dan 233 atau 86 perusahaan

menerima opini audit non going concern

Tabel 1

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std Deviation

GCO 270 0 1 14 345

AUD 270 0 1 46 499

EDU 270 46 100 9616 08151

HOURS 270 223 2742 108693 476025

Ukuran KAP (AUD) memiliki nilai

rata-rata sebesar 046 yang berarti lebih kecil

dari 050 Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa ukuran KAP dengan kode 1 yakni

KAP yang berafiliasi dengan Big 4 lebih

sedikit muncul dari 270 perusahaan sampel

Total sampel dari 270 perusahaan terdapat

124 atau 46 perusahaan diaudit oleh KAP

yang berafiliasi dengan Big 4 dan 146 atau

54 perusahaan diaudit oleh oleh KAP yang

tidak berafiliasi dengan Big 4

Latar belakang pendidikan auditor

(EDU) memiliki nilai rata-rata sebesar 09616

dengan minimum 046 dan maksimum 100

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dari

total sampel 270 perusahaan telah diaudit oleh

auditor yang rata-rata 9616 memiliki latar

belakang pendidikan yang tinggi dan 384

memiliki latar belakang pendidikan yang

rendah Semakin mendekati angka 1 maka

menunjukkan bahwa rata-rata latar belakang

pendidikan auditor tinggi yaitu sarjana strata 1

(S-1) diploma IV(D-IV) atau yang setara

Jumlah jam kerja auditor (HOURS)

memiliki nilai rata-rata sebesar 108693

dengan minimum 223 dan maksimum 2742

Angka tersebut menunjukkan bahwa dalam

satu tahun atau satu periode rata-rata jam

kerja yang dilakukan auditor yakni sebesar

108693 atau 1087 jam per tahun

Pengujian Kelayakan Model Regresi

(Goodness Fit Model Test)

Tabel 2

Hosmer and Lemeshowrsquos

Goodness of Fit Test

Chi-

square

df Sig

Regresi total

observasi

9130 7 243

Apabila nilai statistik Hosmer and

Lemeshow Goodness of fit lebih besar dari

005 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak

dan berarti model cocok dengan data

observasinya begitupun sebaliknya Tabel 2

menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik

Hosmer and Lemeshow Goodness of fit

sebesar 9130 dengan probabilitas signifikansi

0243 yang berarti lebih besar dari 005 Oleh

karena itu H0 diterima sehingga dapat

dikatakan bahwa model yang dihipotesiskan fit

dengan data

Penilaian Keseluruhan Model (Overall

Model Fit Test)

Pengujian Overall Model Fit digunakan

untuk menilai model yang telah dihipotesiskan

telah fit atau tidak dengan data Pengujian ini

dilihat dengan membandingkan nilai antara -2

Log Likelihood pada awal (block number = 0)

dengan nilai -2 Log Likelihood pada akhir

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

89

(block number = 1) Tabel 3 di atas

menunjukkan bahwa niali -2LL pada awal

sebesar 215756 sementara nilai -2LL pada

akhir sebesar 180170 Terdapat penurunan

sebesar 35586 terhadap -2LL awal ke -2LL

akhir dengan demikian model yang telah

dihipotesiskan fit dengan data

Tabel 3

Overall Model Fit

(-2LL) pada

awal (Block

Number = 0)

(-2LL) pada

akhir (Block

Number = 1)

Regresi

total

observasi

215756

180170

Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi pada

regresi logistik dengan melihat nilai

Nagelkerkersquos R Square Tabel 4 menunjukkan

nilai Nagelkerrsquos R Square sebesar 0224 atau

224 Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

variabilitas variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel independen adalah

sebesar 224 sedangkan sisanya sebesar

776 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di

luar model penelitian

Tabel 4

Nagelkerke R Square

Nagelkerke R

Square

Regresi total observasi 0224

Tabel 5 klasifikasi 2X2 menghitung

estimasi yang benar (correct) dan salah

(incorrect) Pada model sempurna semua

kasus akan berada pada diagonal dengan

tingkat ketepatan peramalan 100 Hasil

SPSS menunjukkan bahwa kekuatan prediksi

dari model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern ialah sebesar 189

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

sebanyak 7 perusahaan (189) menerima

opini audit going concern dari total 37 sampel

perusahaan yang akan menerima opini audit

going concern

Tabel 5

Classification Table

Observed

Predicted

GCO Percentage

Correct NGC GC

GCO

NGC 230 3 987

GC 30 7 189

Overall Percentage 878

Sementara itu kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit non going concern ialah sebesar 987

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan

model regresi tersebut sebanyak 230

perusahaan (987) yang diprediksi menerima

opini audit non going concern dari total 233

perusahaan yang menerima opini audit non

going concern

Model Regresi Logistik yang Terbentuk

dan Pengujian Hipotesis

Estimasi maksimum likelihood

parameter dari model dapat dilihat pada

tampilan output Variables in The Equation

Model yang diharapkan sebelumnya ialah

sebagai berikut

119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932 + 119938120785119919119926119932119929119930

+120634

Model yang terbentuk berdasarkan nilai

estimasi parameter ialah sebagai berikut

119918119914119926 = minus120783120784 120785120790120783 + 120784 120791120787120782119912119932119915 + 120783120782 120784120785120791119916

minus120782 120782120782120783119919119926119932119929119930 + 120634

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

90

Tabel 6

Variables in The Equation

B SE Wald df Sig Exp(B)

AUD(1) 2950 0580 25878 1 0000 19103

EDU 10239 4891 4382 1 0036 27978138

HOURS -0001 0000 7836 1 0005 0999

Constant -12381 4887 6419 1 0011 0000

Pengujian hipotesis dilakukan dengan

cara membandingkan antara tingkat

signifikansi dengan tingkat kesalahan 119886 =

(5) Berdasarkan Tabel 6 dapat

diintepretasikan hasil sebagai berikut Pada

penelitian ini H1 menyatakan bahwa ukuran

KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan

opini audit going concern Berdasarkan hasil

regresi total observasi variabel ukuran KAP

yang diproksikan dengan KAP Big4 dan KAP

Non Big4 memiliki koefisien regresi positif

sebesar 2950 dengan tingkat signifikansi

0000 yang berarti lebih kecil dari 005 (5)

Dengan kondisi tersebut berarti H1 diterima

karena ukuran KAP berpengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern

Variabel independen selanjutnya adalah

latar belakang pendidikan auditor yang dilihat

dari keseluruhan auditor dalam suatu KAP

yang memiliki latar belakang pendidikan

minimal sarjana strata 1 (s-1) diploma IV (D-

IV) atau yang setara Latar belakang

pendidikan auditor memiliki koefisien regresi

positif sebesar 10239 dengan tingkat

signifikansi 0036 yang berarti lebih kecil dari

005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa H2 diterima karena latar belakang

pendidikan auditor berpengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern

Jumlah jam kerja auditor dilihat dari

rata-rata total jam kerja auditor pada suatu

KAP secara keseluruhan dalam satu tahun

Jumlah jam kerja auditor memiliki koefisien

regresi negatif sebesar -0001 dengan tingkat

signifikansi 0005 yang berarti lebih kecil dari

005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa H3 ditolak karena jumlah jam kerja

auditor berpengaruh negatif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern

Pembahasan Hasil Penelitian

Pada penelitian ini penulis menguji

pengaruh ukuran KAP yang dilihat dari KAP

Big 4 dan Non Big 4 Hasil pengujian

menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh

positif terhadap penerimaan opini audit going

concern Artinya bahwa KAP yang berukuran

besar yakni Big 4 cenderung lebih hati-hati

atau lebih konservatif dalam mengeluarkan

opini audit going concern pada suatu

perusahaan dibandingkan dengan KAP Non

Big 4 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian Nathan R Berglund etall (2018)

Francis dan Yu (2009) Junaidi dan Hartono

(2010) Sutra Melania etall (2016) yang

menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki

pengaruh postif terkait kecenderungan

pengeluaran opini going concern bagi suatu

perusahaan Akan tetapi hasil penelitian yang

dilakukan penulis berbeda dengan hasil

beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Alfaizatul Ulya (2012) Dwi Cahyono

(2014) Maydica etall (2013) yang

menyatakan bahwa ukuran KAP tidak

memiliki pengaruh terhadap opini audit going

concern Apabila dikaitkan dengan kasus yang

terjadi antara SNP dengan Deloitte selaku

anggota KAP Big 4 terdapat beberapa

kemungkinan yang menyebabkan Deloitte ikut

terlibat kasus gagal bayar Medium Term

Noters (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima

Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)

Berdasarkan CNBC Indonsia (2018)

menyatakan bahwa Deloitte telah melakukan

general audit atas laporan keuangan SNP

Finance akan tetapi laporan auditor

independen atas laporan keuangan SNP

terakhir dikeluarkan adalah untuk tahun buku

2016 Audit tersebut tidak terkait dengan

keperluan penerbitan MTN yang dilakukan

SNP pada tahun 2017 dan 2018 ditambahkan

bahwa SBE yang merupakan salah satu entitas

Deloitte juga tidak pernah dimintai persetujuan

maupun pemberitahuan dari SNP jika laporan

audit atas laporan keuangan SNP digunakan

sebagai rujukan dalam penerbitan MTN Hasil

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

91

pemeriksaan menyatakan beberapa temuan

yang perlu disoroti antara lain scepticisme

yang dianggap perlu dimiliki auditor serta

pemahaman terhadap sistem pencatatan yang

digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian

yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance

tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut

dikarenakan akuntan publik sudah lama

menjadi auditor pada SNP maka tenure audit

yang lama menyebabkan menurunnya tingkat

skeptisme dari seorang auditor Namun hasil

penelitian ini mungkin akan berbeda apabila

periode pengamatan penelitian diperpanjang

dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang

antara perusahaan yang menerima opini going

concern dan perusahaan yang menerima opini

non going concern

Selain ukuran KAP dalam penelitian ini

ditemukan bahwa latar belakang pendidikan

auditor memiliki pengaruh positif terhadap

penerimaan opini audit going concern Hal

tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor dengan

pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut

cenderung lebih banyak mengeluarkan opini

audit going concern bagi suatu perusahaan

Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and

Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa

tingkat pendidikan yang tinggi akan

mempengaruhi proses pengambilan keputusan

seseorang Seseorang tersebut akan

mengumpulkan sebanyak mungkin informasi

yang dapat membantu atau memperkuat dalam

proses pengambilan keputusan Bonner dan

Walker (1994) menambahkan bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di

bidang akuntansi maka seorang auditor akan

membuat perencanaan audit dengan lebih teliti

dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan

hati-hati akan membantu auditor untuk

mengumpulkan berbagai macam bukti dan

informasi guna menilai kemungkinan

terjadinya kebangkrutan pada suatu

perusahaan

Penelitian ini juga melihat adanya

pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini

going concern Lamanya auditor mengerjakan

pekerjaan auditnya dapat menunjukkan

pengalaman audit seorang auditor

Pengalaman audit adalah pengalaman auditor

dalam melakukan audit laporan keuangan baik

dari segi panjangnya waktu mengaudit

maupun banyaknya penugasan yang pernah

ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja

merupakan hal yang penting bagi akuntan

publik karena seorang auditor yang

mempunyai pengalaman kerja di bidang audit

yang cukup lama memiliki pengetahuan yang

lebih atas pekerjaannya dan memiliki

berbagai temuan-temuan dalam setiap

pemeriksaannya sehingga dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan untuk

memberikan opini yang tepat Auditor yang

memiliki pengalaman yang banyak dalam

mengaudit klien di industri yang sama disebut

sebagai auditor spesialisasi Pengalaman

auditor ini berdampak pada meningkatnya

pemahaman auditor tentang risiko audit

spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini

dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas

dalam penentuan kehandalan laporan

keuangan klien dan estimasi-estimasinya

sehingga auditor akan mempunyai

kemampuan mendeteksi kesalahan atau

ketidaknormalan pada industri yang

diauditnya sehingga dapat mengurangi

kesalahan dibandingkan auditor yang bukan

spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang

ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap opini going concern

Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin

tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor

dalam proses pemeriksaan audit maka

semakin kecil kemungkinan perusahaan

menerima opini going concern dari auditor

Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh

banyaknya pekerjaan audit yang

membutuhkan waktu yang lama dan

rendahnya tingkat kehati-hatian auditor

sehingga mengakibatkan ketidaktepatan

perusahaan menerima opini going concern

Hasil yang serupa juga ditemukan dalam

penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa

banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh

auditor dapat menurunkan kualitas audit

Dalam penelitiannya Sari (2018) juga

menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus

meningkat mengakibatkan menurunnya

kualitas audit sehingga mempengaruhi

kredibilitas profesi audit Hal ini

mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi

memungkinkan auditor kurang berhati-hati

dalam memberikan opini going concern bagi

suatu perusahaan

KESIMPULAN

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

92

Berdasarkan hasil analisis data yang

telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut

1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini

menunjukkan bahwa ukuran KAP

berpengaruh positif signifikan terhadap

penerimaan opini audit going concern

Hasil tersebut menunjukkan bahwa

semakin besar ukuran KAP dalam hal ini

yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-

hati dan konservatif dalam memberikan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan begitupun sebaliknya

2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa

H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa

latar belakang pendidikan auditor dalam

suatu KAP berpengaruh positif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern Pengaruh postitif tersebut

menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor

berpendidikan tinggi semakin besar juga

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern

3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada

penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

jumlah jam kerja auditor berpengaruh

negatif signifikan terhadap penerimaan

opini audit going concern Hasil tersebut

menunjukkan bahwa jumlah jam kerja

tidak berpengaruh positif terhadap opini

audit going concern Artinya bahwa

semakin tinggi auditor memiliki jam kerja

tidak berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan

DAFTAR REFERENSI

Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini

Audit Going Concern pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Banjarmasin

Altman E dan McGough T 1974 Evaluation

of A Company as A Going Concern

Journal of Accountancy

Arens A Randal J Elder Mark S Beasley

2012 Auditing and Assurance Services

An Integrated Approach 14th edition

New Jersey Pear-son Education Inc

Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur

Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit

Going Concern Diponegoro Journal of

Accounting 2 (3) 2337-3806

Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez

Aguilar Cristina De Fuentes Barbera

Maria Antonia Garcia Benau 2015

Audit Quality and The Going Concern

Decision making Prosess Spanish

Evidence Florida Atlantic University

Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi

Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta

Salemba Empat

Berglund Nathan R John Daniel Eshleman

Peng Guo 2018 Auditor Size and

Going Concern Reporting Auditing a

Journal of Pratice and Theory 37 (2)

1-25

Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit

Opinion Audit Quality and Factors of

Its Audit Opinion Going Concern

Research Journal of Finance and

Acoounting 5 (24)

Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP

Finance sesuai Aturan

httpskeuangankontancoidnewsdelo

itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan

Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and

Siri Terjensen 2012 Going Concern

Opini are Not Bad News Evidence

form Industry Rivals Journal

Department of Economic Technical

University of Lisbon

DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit

Quality Journal of Accounting and

Economis

Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big

4 Office Size and Audit Quality The

Accounting Review 84 (5) 1521-1552

Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen

Akuntan Publik 2001 Standar

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

93

Pofesional Akuntan Publik Jakarta

Salemba Empat

Institut Akuntan Publik Indonesia 2001

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang

Tanggung Jawab dan Fungsi Audit

Inpenden Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2015

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang

Kelangsungan Usaha Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2011

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang

Pertimbangan Auditor atas Entitas

dalam Mempertahankan Kelangsungan

Hidup Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang

Perumusan suatu Opini dan Pelaporan

atas Laporan Keuangan Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang

Modifikasi terhadap Opini dalam

Laporan Auditor Independen Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2018

Keputusan Dewan Pengurus Institut

Akuntan Publik Indonesia tentang

Panduan Indikator Kualitas Akuntan

Publik Jakarta

Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical

Development Professional

Commitment and Rule Observance

Attitudes A Study Case of CPArsquos and

Corporate Accountants Behavioral

Research in Accounting Vol 8 8- 36

Jensen MC and Meckling WH 1976

Theory of Firm Management Behavior

Agency Cost and Ownership Structure

Journal of financial Economics 3 (4)

305-360

Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non

Financial Factors in The Going Concern

Opinion Journal of Indonesian

Economy and Business 25 (3)369-378

Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh

Faktor Perusahaan Kualitas Auditor

Kepemilikan Perusahaan Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern

(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia) Journal of

Diponegoro University

Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi

Keuangan dan Non Keuangan terhadap

Penerimaan Opini Going Concern pada

Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-

40

Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri

Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat

Kasus SNP Finance

httpsfinancedetikcommoneterd-

4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-

publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance

Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David

Booth An Analysis of Fuzzy

Clusteringand a Hybrid Model for

Auditorrsquos Going Concern Assesment

Journal Decision Science 31 (4) 861

Li Dang Kevin F Brown B D McCullough

2004 Assessing Audit Quality A Value

Relevance Respective

Liu Siheng 2017 An Empirical Study

Auditors Characteristics and Audit Fee

Open Journal of Accounting 1 (6) 52-

70

Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati

2016 Analisis Pengaruh Kualitas

Auditor Likuiditas Profitabilitas

Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan

terhadap Opini Audit Going Concern

pada Perusahan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Journal of Accounting 2 (2)

Mutchler W Hopwood and James M

McKeown 1997 The Influence of

Contrary Information and Mitigating

Factors on Audit Opinion Decisions on

Bankrupt Companies Journal of

Accounting Research 35 (2) 295-310

Nichols D and K Price The Auditor Firm

Conflict An Analysis Using Concepts

of Exchange Theory The Accounting

Review

Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan

Deloitte dan SNP Finance

httpswwwcnbcindonesiacommarket

20180802101243-17-26563ada-apa-

dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-

penjelasannya

Rharasati A A Istri Dewi dan I D G

Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Auditor dalam

Pengambilan Keputusan untuk

Memberikan Opini Audit E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana Vol 3

No 3 147-162

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

94

Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization

and Audit Quality The Role of Clinetrsquos

Business Strategy KnE Social Sciences

144-172

Sidik Syahrizal 2019 Kronologi

Penggelembungan Dana AISA Si

Produsen Taro httpscom

market20190328073206-17-63318

kronologi peng-gelem-bungan-dana-

aisa-si-produsen-taro

Solomon I M Shields M and Whittington

OR 1999 What do Industry Auditors

Know Journal of Accounting

Research Vol 31 No 1 191-208

Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika

Kompetensi Pengalaman Audit dan

Risiko Audit terhadap Skeptisisme

Profesional Auditor dan Ketepatan

Pemberian Opini Akuntan Publik

Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202

Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang

Berpengaruh terhadap Pemberian Opini

Audit Going Concern pada Perusahan

Manufaktur Jurnal Akuntasi

Kontemporer Vol 2 No 2 154-161

Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra

Deloitte Indonesia httpskeuangan

kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-

kap-mitra-deloitte-indonesia

Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going

Concern Analisis Berdasarkan Faktor

Keuangan dan Non Keuangan

Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-

14

UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan

Pubik

Watkins AL Hillison W and Morecroft

SE 2004 Audit Quality Asynthesis of

Theory and Empirical Evidence

Journal of Accounting Literature 23

153-193

Page 6: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA …

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

88

GCO = Opini going concern (variabel

dummy 1 jika opini going concern 0

jika opini non going concern)

AUD = 1 jika auditor Big 4 dan 0 jika yang

lain

EDU = Latar belakang pendidikan auditor

HOURS= Jam kerja auditor dalam satu tahun

ε = Error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan

hasil bahwa nilai rata-rata opini audit (GCO)

sebesar 014 yang berarti lebih kecil dari 050

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa opini

audit dengan kode 1 yakni opini audit going

concern lebih sedikit muncul dari 270

perusahaan sampel yang diteliti Total sampel

dari 270 perusahaan terdapat 37 atau 14

perusahaan menerima opini audit going

concern dan 233 atau 86 perusahaan

menerima opini audit non going concern

Tabel 1

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std Deviation

GCO 270 0 1 14 345

AUD 270 0 1 46 499

EDU 270 46 100 9616 08151

HOURS 270 223 2742 108693 476025

Ukuran KAP (AUD) memiliki nilai

rata-rata sebesar 046 yang berarti lebih kecil

dari 050 Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa ukuran KAP dengan kode 1 yakni

KAP yang berafiliasi dengan Big 4 lebih

sedikit muncul dari 270 perusahaan sampel

Total sampel dari 270 perusahaan terdapat

124 atau 46 perusahaan diaudit oleh KAP

yang berafiliasi dengan Big 4 dan 146 atau

54 perusahaan diaudit oleh oleh KAP yang

tidak berafiliasi dengan Big 4

Latar belakang pendidikan auditor

(EDU) memiliki nilai rata-rata sebesar 09616

dengan minimum 046 dan maksimum 100

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dari

total sampel 270 perusahaan telah diaudit oleh

auditor yang rata-rata 9616 memiliki latar

belakang pendidikan yang tinggi dan 384

memiliki latar belakang pendidikan yang

rendah Semakin mendekati angka 1 maka

menunjukkan bahwa rata-rata latar belakang

pendidikan auditor tinggi yaitu sarjana strata 1

(S-1) diploma IV(D-IV) atau yang setara

Jumlah jam kerja auditor (HOURS)

memiliki nilai rata-rata sebesar 108693

dengan minimum 223 dan maksimum 2742

Angka tersebut menunjukkan bahwa dalam

satu tahun atau satu periode rata-rata jam

kerja yang dilakukan auditor yakni sebesar

108693 atau 1087 jam per tahun

Pengujian Kelayakan Model Regresi

(Goodness Fit Model Test)

Tabel 2

Hosmer and Lemeshowrsquos

Goodness of Fit Test

Chi-

square

df Sig

Regresi total

observasi

9130 7 243

Apabila nilai statistik Hosmer and

Lemeshow Goodness of fit lebih besar dari

005 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak

dan berarti model cocok dengan data

observasinya begitupun sebaliknya Tabel 2

menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik

Hosmer and Lemeshow Goodness of fit

sebesar 9130 dengan probabilitas signifikansi

0243 yang berarti lebih besar dari 005 Oleh

karena itu H0 diterima sehingga dapat

dikatakan bahwa model yang dihipotesiskan fit

dengan data

Penilaian Keseluruhan Model (Overall

Model Fit Test)

Pengujian Overall Model Fit digunakan

untuk menilai model yang telah dihipotesiskan

telah fit atau tidak dengan data Pengujian ini

dilihat dengan membandingkan nilai antara -2

Log Likelihood pada awal (block number = 0)

dengan nilai -2 Log Likelihood pada akhir

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

89

(block number = 1) Tabel 3 di atas

menunjukkan bahwa niali -2LL pada awal

sebesar 215756 sementara nilai -2LL pada

akhir sebesar 180170 Terdapat penurunan

sebesar 35586 terhadap -2LL awal ke -2LL

akhir dengan demikian model yang telah

dihipotesiskan fit dengan data

Tabel 3

Overall Model Fit

(-2LL) pada

awal (Block

Number = 0)

(-2LL) pada

akhir (Block

Number = 1)

Regresi

total

observasi

215756

180170

Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi pada

regresi logistik dengan melihat nilai

Nagelkerkersquos R Square Tabel 4 menunjukkan

nilai Nagelkerrsquos R Square sebesar 0224 atau

224 Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

variabilitas variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel independen adalah

sebesar 224 sedangkan sisanya sebesar

776 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di

luar model penelitian

Tabel 4

Nagelkerke R Square

Nagelkerke R

Square

Regresi total observasi 0224

Tabel 5 klasifikasi 2X2 menghitung

estimasi yang benar (correct) dan salah

(incorrect) Pada model sempurna semua

kasus akan berada pada diagonal dengan

tingkat ketepatan peramalan 100 Hasil

SPSS menunjukkan bahwa kekuatan prediksi

dari model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern ialah sebesar 189

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

sebanyak 7 perusahaan (189) menerima

opini audit going concern dari total 37 sampel

perusahaan yang akan menerima opini audit

going concern

Tabel 5

Classification Table

Observed

Predicted

GCO Percentage

Correct NGC GC

GCO

NGC 230 3 987

GC 30 7 189

Overall Percentage 878

Sementara itu kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit non going concern ialah sebesar 987

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan

model regresi tersebut sebanyak 230

perusahaan (987) yang diprediksi menerima

opini audit non going concern dari total 233

perusahaan yang menerima opini audit non

going concern

Model Regresi Logistik yang Terbentuk

dan Pengujian Hipotesis

Estimasi maksimum likelihood

parameter dari model dapat dilihat pada

tampilan output Variables in The Equation

Model yang diharapkan sebelumnya ialah

sebagai berikut

119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932 + 119938120785119919119926119932119929119930

+120634

Model yang terbentuk berdasarkan nilai

estimasi parameter ialah sebagai berikut

119918119914119926 = minus120783120784 120785120790120783 + 120784 120791120787120782119912119932119915 + 120783120782 120784120785120791119916

minus120782 120782120782120783119919119926119932119929119930 + 120634

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

90

Tabel 6

Variables in The Equation

B SE Wald df Sig Exp(B)

AUD(1) 2950 0580 25878 1 0000 19103

EDU 10239 4891 4382 1 0036 27978138

HOURS -0001 0000 7836 1 0005 0999

Constant -12381 4887 6419 1 0011 0000

Pengujian hipotesis dilakukan dengan

cara membandingkan antara tingkat

signifikansi dengan tingkat kesalahan 119886 =

(5) Berdasarkan Tabel 6 dapat

diintepretasikan hasil sebagai berikut Pada

penelitian ini H1 menyatakan bahwa ukuran

KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan

opini audit going concern Berdasarkan hasil

regresi total observasi variabel ukuran KAP

yang diproksikan dengan KAP Big4 dan KAP

Non Big4 memiliki koefisien regresi positif

sebesar 2950 dengan tingkat signifikansi

0000 yang berarti lebih kecil dari 005 (5)

Dengan kondisi tersebut berarti H1 diterima

karena ukuran KAP berpengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern

Variabel independen selanjutnya adalah

latar belakang pendidikan auditor yang dilihat

dari keseluruhan auditor dalam suatu KAP

yang memiliki latar belakang pendidikan

minimal sarjana strata 1 (s-1) diploma IV (D-

IV) atau yang setara Latar belakang

pendidikan auditor memiliki koefisien regresi

positif sebesar 10239 dengan tingkat

signifikansi 0036 yang berarti lebih kecil dari

005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa H2 diterima karena latar belakang

pendidikan auditor berpengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern

Jumlah jam kerja auditor dilihat dari

rata-rata total jam kerja auditor pada suatu

KAP secara keseluruhan dalam satu tahun

Jumlah jam kerja auditor memiliki koefisien

regresi negatif sebesar -0001 dengan tingkat

signifikansi 0005 yang berarti lebih kecil dari

005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa H3 ditolak karena jumlah jam kerja

auditor berpengaruh negatif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern

Pembahasan Hasil Penelitian

Pada penelitian ini penulis menguji

pengaruh ukuran KAP yang dilihat dari KAP

Big 4 dan Non Big 4 Hasil pengujian

menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh

positif terhadap penerimaan opini audit going

concern Artinya bahwa KAP yang berukuran

besar yakni Big 4 cenderung lebih hati-hati

atau lebih konservatif dalam mengeluarkan

opini audit going concern pada suatu

perusahaan dibandingkan dengan KAP Non

Big 4 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian Nathan R Berglund etall (2018)

Francis dan Yu (2009) Junaidi dan Hartono

(2010) Sutra Melania etall (2016) yang

menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki

pengaruh postif terkait kecenderungan

pengeluaran opini going concern bagi suatu

perusahaan Akan tetapi hasil penelitian yang

dilakukan penulis berbeda dengan hasil

beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Alfaizatul Ulya (2012) Dwi Cahyono

(2014) Maydica etall (2013) yang

menyatakan bahwa ukuran KAP tidak

memiliki pengaruh terhadap opini audit going

concern Apabila dikaitkan dengan kasus yang

terjadi antara SNP dengan Deloitte selaku

anggota KAP Big 4 terdapat beberapa

kemungkinan yang menyebabkan Deloitte ikut

terlibat kasus gagal bayar Medium Term

Noters (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima

Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)

Berdasarkan CNBC Indonsia (2018)

menyatakan bahwa Deloitte telah melakukan

general audit atas laporan keuangan SNP

Finance akan tetapi laporan auditor

independen atas laporan keuangan SNP

terakhir dikeluarkan adalah untuk tahun buku

2016 Audit tersebut tidak terkait dengan

keperluan penerbitan MTN yang dilakukan

SNP pada tahun 2017 dan 2018 ditambahkan

bahwa SBE yang merupakan salah satu entitas

Deloitte juga tidak pernah dimintai persetujuan

maupun pemberitahuan dari SNP jika laporan

audit atas laporan keuangan SNP digunakan

sebagai rujukan dalam penerbitan MTN Hasil

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

91

pemeriksaan menyatakan beberapa temuan

yang perlu disoroti antara lain scepticisme

yang dianggap perlu dimiliki auditor serta

pemahaman terhadap sistem pencatatan yang

digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian

yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance

tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut

dikarenakan akuntan publik sudah lama

menjadi auditor pada SNP maka tenure audit

yang lama menyebabkan menurunnya tingkat

skeptisme dari seorang auditor Namun hasil

penelitian ini mungkin akan berbeda apabila

periode pengamatan penelitian diperpanjang

dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang

antara perusahaan yang menerima opini going

concern dan perusahaan yang menerima opini

non going concern

Selain ukuran KAP dalam penelitian ini

ditemukan bahwa latar belakang pendidikan

auditor memiliki pengaruh positif terhadap

penerimaan opini audit going concern Hal

tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor dengan

pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut

cenderung lebih banyak mengeluarkan opini

audit going concern bagi suatu perusahaan

Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and

Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa

tingkat pendidikan yang tinggi akan

mempengaruhi proses pengambilan keputusan

seseorang Seseorang tersebut akan

mengumpulkan sebanyak mungkin informasi

yang dapat membantu atau memperkuat dalam

proses pengambilan keputusan Bonner dan

Walker (1994) menambahkan bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di

bidang akuntansi maka seorang auditor akan

membuat perencanaan audit dengan lebih teliti

dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan

hati-hati akan membantu auditor untuk

mengumpulkan berbagai macam bukti dan

informasi guna menilai kemungkinan

terjadinya kebangkrutan pada suatu

perusahaan

Penelitian ini juga melihat adanya

pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini

going concern Lamanya auditor mengerjakan

pekerjaan auditnya dapat menunjukkan

pengalaman audit seorang auditor

Pengalaman audit adalah pengalaman auditor

dalam melakukan audit laporan keuangan baik

dari segi panjangnya waktu mengaudit

maupun banyaknya penugasan yang pernah

ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja

merupakan hal yang penting bagi akuntan

publik karena seorang auditor yang

mempunyai pengalaman kerja di bidang audit

yang cukup lama memiliki pengetahuan yang

lebih atas pekerjaannya dan memiliki

berbagai temuan-temuan dalam setiap

pemeriksaannya sehingga dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan untuk

memberikan opini yang tepat Auditor yang

memiliki pengalaman yang banyak dalam

mengaudit klien di industri yang sama disebut

sebagai auditor spesialisasi Pengalaman

auditor ini berdampak pada meningkatnya

pemahaman auditor tentang risiko audit

spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini

dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas

dalam penentuan kehandalan laporan

keuangan klien dan estimasi-estimasinya

sehingga auditor akan mempunyai

kemampuan mendeteksi kesalahan atau

ketidaknormalan pada industri yang

diauditnya sehingga dapat mengurangi

kesalahan dibandingkan auditor yang bukan

spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang

ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap opini going concern

Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin

tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor

dalam proses pemeriksaan audit maka

semakin kecil kemungkinan perusahaan

menerima opini going concern dari auditor

Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh

banyaknya pekerjaan audit yang

membutuhkan waktu yang lama dan

rendahnya tingkat kehati-hatian auditor

sehingga mengakibatkan ketidaktepatan

perusahaan menerima opini going concern

Hasil yang serupa juga ditemukan dalam

penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa

banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh

auditor dapat menurunkan kualitas audit

Dalam penelitiannya Sari (2018) juga

menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus

meningkat mengakibatkan menurunnya

kualitas audit sehingga mempengaruhi

kredibilitas profesi audit Hal ini

mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi

memungkinkan auditor kurang berhati-hati

dalam memberikan opini going concern bagi

suatu perusahaan

KESIMPULAN

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

92

Berdasarkan hasil analisis data yang

telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut

1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini

menunjukkan bahwa ukuran KAP

berpengaruh positif signifikan terhadap

penerimaan opini audit going concern

Hasil tersebut menunjukkan bahwa

semakin besar ukuran KAP dalam hal ini

yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-

hati dan konservatif dalam memberikan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan begitupun sebaliknya

2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa

H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa

latar belakang pendidikan auditor dalam

suatu KAP berpengaruh positif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern Pengaruh postitif tersebut

menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor

berpendidikan tinggi semakin besar juga

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern

3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada

penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

jumlah jam kerja auditor berpengaruh

negatif signifikan terhadap penerimaan

opini audit going concern Hasil tersebut

menunjukkan bahwa jumlah jam kerja

tidak berpengaruh positif terhadap opini

audit going concern Artinya bahwa

semakin tinggi auditor memiliki jam kerja

tidak berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan

DAFTAR REFERENSI

Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini

Audit Going Concern pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Banjarmasin

Altman E dan McGough T 1974 Evaluation

of A Company as A Going Concern

Journal of Accountancy

Arens A Randal J Elder Mark S Beasley

2012 Auditing and Assurance Services

An Integrated Approach 14th edition

New Jersey Pear-son Education Inc

Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur

Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit

Going Concern Diponegoro Journal of

Accounting 2 (3) 2337-3806

Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez

Aguilar Cristina De Fuentes Barbera

Maria Antonia Garcia Benau 2015

Audit Quality and The Going Concern

Decision making Prosess Spanish

Evidence Florida Atlantic University

Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi

Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta

Salemba Empat

Berglund Nathan R John Daniel Eshleman

Peng Guo 2018 Auditor Size and

Going Concern Reporting Auditing a

Journal of Pratice and Theory 37 (2)

1-25

Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit

Opinion Audit Quality and Factors of

Its Audit Opinion Going Concern

Research Journal of Finance and

Acoounting 5 (24)

Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP

Finance sesuai Aturan

httpskeuangankontancoidnewsdelo

itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan

Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and

Siri Terjensen 2012 Going Concern

Opini are Not Bad News Evidence

form Industry Rivals Journal

Department of Economic Technical

University of Lisbon

DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit

Quality Journal of Accounting and

Economis

Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big

4 Office Size and Audit Quality The

Accounting Review 84 (5) 1521-1552

Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen

Akuntan Publik 2001 Standar

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

93

Pofesional Akuntan Publik Jakarta

Salemba Empat

Institut Akuntan Publik Indonesia 2001

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang

Tanggung Jawab dan Fungsi Audit

Inpenden Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2015

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang

Kelangsungan Usaha Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2011

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang

Pertimbangan Auditor atas Entitas

dalam Mempertahankan Kelangsungan

Hidup Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang

Perumusan suatu Opini dan Pelaporan

atas Laporan Keuangan Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang

Modifikasi terhadap Opini dalam

Laporan Auditor Independen Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2018

Keputusan Dewan Pengurus Institut

Akuntan Publik Indonesia tentang

Panduan Indikator Kualitas Akuntan

Publik Jakarta

Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical

Development Professional

Commitment and Rule Observance

Attitudes A Study Case of CPArsquos and

Corporate Accountants Behavioral

Research in Accounting Vol 8 8- 36

Jensen MC and Meckling WH 1976

Theory of Firm Management Behavior

Agency Cost and Ownership Structure

Journal of financial Economics 3 (4)

305-360

Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non

Financial Factors in The Going Concern

Opinion Journal of Indonesian

Economy and Business 25 (3)369-378

Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh

Faktor Perusahaan Kualitas Auditor

Kepemilikan Perusahaan Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern

(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia) Journal of

Diponegoro University

Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi

Keuangan dan Non Keuangan terhadap

Penerimaan Opini Going Concern pada

Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-

40

Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri

Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat

Kasus SNP Finance

httpsfinancedetikcommoneterd-

4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-

publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance

Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David

Booth An Analysis of Fuzzy

Clusteringand a Hybrid Model for

Auditorrsquos Going Concern Assesment

Journal Decision Science 31 (4) 861

Li Dang Kevin F Brown B D McCullough

2004 Assessing Audit Quality A Value

Relevance Respective

Liu Siheng 2017 An Empirical Study

Auditors Characteristics and Audit Fee

Open Journal of Accounting 1 (6) 52-

70

Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati

2016 Analisis Pengaruh Kualitas

Auditor Likuiditas Profitabilitas

Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan

terhadap Opini Audit Going Concern

pada Perusahan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Journal of Accounting 2 (2)

Mutchler W Hopwood and James M

McKeown 1997 The Influence of

Contrary Information and Mitigating

Factors on Audit Opinion Decisions on

Bankrupt Companies Journal of

Accounting Research 35 (2) 295-310

Nichols D and K Price The Auditor Firm

Conflict An Analysis Using Concepts

of Exchange Theory The Accounting

Review

Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan

Deloitte dan SNP Finance

httpswwwcnbcindonesiacommarket

20180802101243-17-26563ada-apa-

dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-

penjelasannya

Rharasati A A Istri Dewi dan I D G

Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Auditor dalam

Pengambilan Keputusan untuk

Memberikan Opini Audit E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana Vol 3

No 3 147-162

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

94

Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization

and Audit Quality The Role of Clinetrsquos

Business Strategy KnE Social Sciences

144-172

Sidik Syahrizal 2019 Kronologi

Penggelembungan Dana AISA Si

Produsen Taro httpscom

market20190328073206-17-63318

kronologi peng-gelem-bungan-dana-

aisa-si-produsen-taro

Solomon I M Shields M and Whittington

OR 1999 What do Industry Auditors

Know Journal of Accounting

Research Vol 31 No 1 191-208

Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika

Kompetensi Pengalaman Audit dan

Risiko Audit terhadap Skeptisisme

Profesional Auditor dan Ketepatan

Pemberian Opini Akuntan Publik

Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202

Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang

Berpengaruh terhadap Pemberian Opini

Audit Going Concern pada Perusahan

Manufaktur Jurnal Akuntasi

Kontemporer Vol 2 No 2 154-161

Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra

Deloitte Indonesia httpskeuangan

kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-

kap-mitra-deloitte-indonesia

Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going

Concern Analisis Berdasarkan Faktor

Keuangan dan Non Keuangan

Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-

14

UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan

Pubik

Watkins AL Hillison W and Morecroft

SE 2004 Audit Quality Asynthesis of

Theory and Empirical Evidence

Journal of Accounting Literature 23

153-193

Page 7: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA …

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

89

(block number = 1) Tabel 3 di atas

menunjukkan bahwa niali -2LL pada awal

sebesar 215756 sementara nilai -2LL pada

akhir sebesar 180170 Terdapat penurunan

sebesar 35586 terhadap -2LL awal ke -2LL

akhir dengan demikian model yang telah

dihipotesiskan fit dengan data

Tabel 3

Overall Model Fit

(-2LL) pada

awal (Block

Number = 0)

(-2LL) pada

akhir (Block

Number = 1)

Regresi

total

observasi

215756

180170

Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi pada

regresi logistik dengan melihat nilai

Nagelkerkersquos R Square Tabel 4 menunjukkan

nilai Nagelkerrsquos R Square sebesar 0224 atau

224 Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

variabilitas variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel independen adalah

sebesar 224 sedangkan sisanya sebesar

776 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di

luar model penelitian

Tabel 4

Nagelkerke R Square

Nagelkerke R

Square

Regresi total observasi 0224

Tabel 5 klasifikasi 2X2 menghitung

estimasi yang benar (correct) dan salah

(incorrect) Pada model sempurna semua

kasus akan berada pada diagonal dengan

tingkat ketepatan peramalan 100 Hasil

SPSS menunjukkan bahwa kekuatan prediksi

dari model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern ialah sebesar 189

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

sebanyak 7 perusahaan (189) menerima

opini audit going concern dari total 37 sampel

perusahaan yang akan menerima opini audit

going concern

Tabel 5

Classification Table

Observed

Predicted

GCO Percentage

Correct NGC GC

GCO

NGC 230 3 987

GC 30 7 189

Overall Percentage 878

Sementara itu kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit non going concern ialah sebesar 987

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan

model regresi tersebut sebanyak 230

perusahaan (987) yang diprediksi menerima

opini audit non going concern dari total 233

perusahaan yang menerima opini audit non

going concern

Model Regresi Logistik yang Terbentuk

dan Pengujian Hipotesis

Estimasi maksimum likelihood

parameter dari model dapat dilihat pada

tampilan output Variables in The Equation

Model yang diharapkan sebelumnya ialah

sebagai berikut

119918119914119926 = 119938120782 + 119938120783119912119932119915 + 119938120784119916119915119932 + 119938120785119919119926119932119929119930

+120634

Model yang terbentuk berdasarkan nilai

estimasi parameter ialah sebagai berikut

119918119914119926 = minus120783120784 120785120790120783 + 120784 120791120787120782119912119932119915 + 120783120782 120784120785120791119916

minus120782 120782120782120783119919119926119932119929119930 + 120634

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

90

Tabel 6

Variables in The Equation

B SE Wald df Sig Exp(B)

AUD(1) 2950 0580 25878 1 0000 19103

EDU 10239 4891 4382 1 0036 27978138

HOURS -0001 0000 7836 1 0005 0999

Constant -12381 4887 6419 1 0011 0000

Pengujian hipotesis dilakukan dengan

cara membandingkan antara tingkat

signifikansi dengan tingkat kesalahan 119886 =

(5) Berdasarkan Tabel 6 dapat

diintepretasikan hasil sebagai berikut Pada

penelitian ini H1 menyatakan bahwa ukuran

KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan

opini audit going concern Berdasarkan hasil

regresi total observasi variabel ukuran KAP

yang diproksikan dengan KAP Big4 dan KAP

Non Big4 memiliki koefisien regresi positif

sebesar 2950 dengan tingkat signifikansi

0000 yang berarti lebih kecil dari 005 (5)

Dengan kondisi tersebut berarti H1 diterima

karena ukuran KAP berpengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern

Variabel independen selanjutnya adalah

latar belakang pendidikan auditor yang dilihat

dari keseluruhan auditor dalam suatu KAP

yang memiliki latar belakang pendidikan

minimal sarjana strata 1 (s-1) diploma IV (D-

IV) atau yang setara Latar belakang

pendidikan auditor memiliki koefisien regresi

positif sebesar 10239 dengan tingkat

signifikansi 0036 yang berarti lebih kecil dari

005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa H2 diterima karena latar belakang

pendidikan auditor berpengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern

Jumlah jam kerja auditor dilihat dari

rata-rata total jam kerja auditor pada suatu

KAP secara keseluruhan dalam satu tahun

Jumlah jam kerja auditor memiliki koefisien

regresi negatif sebesar -0001 dengan tingkat

signifikansi 0005 yang berarti lebih kecil dari

005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa H3 ditolak karena jumlah jam kerja

auditor berpengaruh negatif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern

Pembahasan Hasil Penelitian

Pada penelitian ini penulis menguji

pengaruh ukuran KAP yang dilihat dari KAP

Big 4 dan Non Big 4 Hasil pengujian

menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh

positif terhadap penerimaan opini audit going

concern Artinya bahwa KAP yang berukuran

besar yakni Big 4 cenderung lebih hati-hati

atau lebih konservatif dalam mengeluarkan

opini audit going concern pada suatu

perusahaan dibandingkan dengan KAP Non

Big 4 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian Nathan R Berglund etall (2018)

Francis dan Yu (2009) Junaidi dan Hartono

(2010) Sutra Melania etall (2016) yang

menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki

pengaruh postif terkait kecenderungan

pengeluaran opini going concern bagi suatu

perusahaan Akan tetapi hasil penelitian yang

dilakukan penulis berbeda dengan hasil

beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Alfaizatul Ulya (2012) Dwi Cahyono

(2014) Maydica etall (2013) yang

menyatakan bahwa ukuran KAP tidak

memiliki pengaruh terhadap opini audit going

concern Apabila dikaitkan dengan kasus yang

terjadi antara SNP dengan Deloitte selaku

anggota KAP Big 4 terdapat beberapa

kemungkinan yang menyebabkan Deloitte ikut

terlibat kasus gagal bayar Medium Term

Noters (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima

Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)

Berdasarkan CNBC Indonsia (2018)

menyatakan bahwa Deloitte telah melakukan

general audit atas laporan keuangan SNP

Finance akan tetapi laporan auditor

independen atas laporan keuangan SNP

terakhir dikeluarkan adalah untuk tahun buku

2016 Audit tersebut tidak terkait dengan

keperluan penerbitan MTN yang dilakukan

SNP pada tahun 2017 dan 2018 ditambahkan

bahwa SBE yang merupakan salah satu entitas

Deloitte juga tidak pernah dimintai persetujuan

maupun pemberitahuan dari SNP jika laporan

audit atas laporan keuangan SNP digunakan

sebagai rujukan dalam penerbitan MTN Hasil

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

91

pemeriksaan menyatakan beberapa temuan

yang perlu disoroti antara lain scepticisme

yang dianggap perlu dimiliki auditor serta

pemahaman terhadap sistem pencatatan yang

digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian

yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance

tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut

dikarenakan akuntan publik sudah lama

menjadi auditor pada SNP maka tenure audit

yang lama menyebabkan menurunnya tingkat

skeptisme dari seorang auditor Namun hasil

penelitian ini mungkin akan berbeda apabila

periode pengamatan penelitian diperpanjang

dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang

antara perusahaan yang menerima opini going

concern dan perusahaan yang menerima opini

non going concern

Selain ukuran KAP dalam penelitian ini

ditemukan bahwa latar belakang pendidikan

auditor memiliki pengaruh positif terhadap

penerimaan opini audit going concern Hal

tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor dengan

pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut

cenderung lebih banyak mengeluarkan opini

audit going concern bagi suatu perusahaan

Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and

Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa

tingkat pendidikan yang tinggi akan

mempengaruhi proses pengambilan keputusan

seseorang Seseorang tersebut akan

mengumpulkan sebanyak mungkin informasi

yang dapat membantu atau memperkuat dalam

proses pengambilan keputusan Bonner dan

Walker (1994) menambahkan bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di

bidang akuntansi maka seorang auditor akan

membuat perencanaan audit dengan lebih teliti

dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan

hati-hati akan membantu auditor untuk

mengumpulkan berbagai macam bukti dan

informasi guna menilai kemungkinan

terjadinya kebangkrutan pada suatu

perusahaan

Penelitian ini juga melihat adanya

pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini

going concern Lamanya auditor mengerjakan

pekerjaan auditnya dapat menunjukkan

pengalaman audit seorang auditor

Pengalaman audit adalah pengalaman auditor

dalam melakukan audit laporan keuangan baik

dari segi panjangnya waktu mengaudit

maupun banyaknya penugasan yang pernah

ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja

merupakan hal yang penting bagi akuntan

publik karena seorang auditor yang

mempunyai pengalaman kerja di bidang audit

yang cukup lama memiliki pengetahuan yang

lebih atas pekerjaannya dan memiliki

berbagai temuan-temuan dalam setiap

pemeriksaannya sehingga dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan untuk

memberikan opini yang tepat Auditor yang

memiliki pengalaman yang banyak dalam

mengaudit klien di industri yang sama disebut

sebagai auditor spesialisasi Pengalaman

auditor ini berdampak pada meningkatnya

pemahaman auditor tentang risiko audit

spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini

dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas

dalam penentuan kehandalan laporan

keuangan klien dan estimasi-estimasinya

sehingga auditor akan mempunyai

kemampuan mendeteksi kesalahan atau

ketidaknormalan pada industri yang

diauditnya sehingga dapat mengurangi

kesalahan dibandingkan auditor yang bukan

spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang

ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap opini going concern

Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin

tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor

dalam proses pemeriksaan audit maka

semakin kecil kemungkinan perusahaan

menerima opini going concern dari auditor

Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh

banyaknya pekerjaan audit yang

membutuhkan waktu yang lama dan

rendahnya tingkat kehati-hatian auditor

sehingga mengakibatkan ketidaktepatan

perusahaan menerima opini going concern

Hasil yang serupa juga ditemukan dalam

penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa

banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh

auditor dapat menurunkan kualitas audit

Dalam penelitiannya Sari (2018) juga

menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus

meningkat mengakibatkan menurunnya

kualitas audit sehingga mempengaruhi

kredibilitas profesi audit Hal ini

mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi

memungkinkan auditor kurang berhati-hati

dalam memberikan opini going concern bagi

suatu perusahaan

KESIMPULAN

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

92

Berdasarkan hasil analisis data yang

telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut

1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini

menunjukkan bahwa ukuran KAP

berpengaruh positif signifikan terhadap

penerimaan opini audit going concern

Hasil tersebut menunjukkan bahwa

semakin besar ukuran KAP dalam hal ini

yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-

hati dan konservatif dalam memberikan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan begitupun sebaliknya

2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa

H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa

latar belakang pendidikan auditor dalam

suatu KAP berpengaruh positif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern Pengaruh postitif tersebut

menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor

berpendidikan tinggi semakin besar juga

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern

3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada

penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

jumlah jam kerja auditor berpengaruh

negatif signifikan terhadap penerimaan

opini audit going concern Hasil tersebut

menunjukkan bahwa jumlah jam kerja

tidak berpengaruh positif terhadap opini

audit going concern Artinya bahwa

semakin tinggi auditor memiliki jam kerja

tidak berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan

DAFTAR REFERENSI

Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini

Audit Going Concern pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Banjarmasin

Altman E dan McGough T 1974 Evaluation

of A Company as A Going Concern

Journal of Accountancy

Arens A Randal J Elder Mark S Beasley

2012 Auditing and Assurance Services

An Integrated Approach 14th edition

New Jersey Pear-son Education Inc

Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur

Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit

Going Concern Diponegoro Journal of

Accounting 2 (3) 2337-3806

Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez

Aguilar Cristina De Fuentes Barbera

Maria Antonia Garcia Benau 2015

Audit Quality and The Going Concern

Decision making Prosess Spanish

Evidence Florida Atlantic University

Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi

Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta

Salemba Empat

Berglund Nathan R John Daniel Eshleman

Peng Guo 2018 Auditor Size and

Going Concern Reporting Auditing a

Journal of Pratice and Theory 37 (2)

1-25

Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit

Opinion Audit Quality and Factors of

Its Audit Opinion Going Concern

Research Journal of Finance and

Acoounting 5 (24)

Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP

Finance sesuai Aturan

httpskeuangankontancoidnewsdelo

itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan

Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and

Siri Terjensen 2012 Going Concern

Opini are Not Bad News Evidence

form Industry Rivals Journal

Department of Economic Technical

University of Lisbon

DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit

Quality Journal of Accounting and

Economis

Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big

4 Office Size and Audit Quality The

Accounting Review 84 (5) 1521-1552

Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen

Akuntan Publik 2001 Standar

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

93

Pofesional Akuntan Publik Jakarta

Salemba Empat

Institut Akuntan Publik Indonesia 2001

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang

Tanggung Jawab dan Fungsi Audit

Inpenden Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2015

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang

Kelangsungan Usaha Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2011

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang

Pertimbangan Auditor atas Entitas

dalam Mempertahankan Kelangsungan

Hidup Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang

Perumusan suatu Opini dan Pelaporan

atas Laporan Keuangan Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang

Modifikasi terhadap Opini dalam

Laporan Auditor Independen Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2018

Keputusan Dewan Pengurus Institut

Akuntan Publik Indonesia tentang

Panduan Indikator Kualitas Akuntan

Publik Jakarta

Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical

Development Professional

Commitment and Rule Observance

Attitudes A Study Case of CPArsquos and

Corporate Accountants Behavioral

Research in Accounting Vol 8 8- 36

Jensen MC and Meckling WH 1976

Theory of Firm Management Behavior

Agency Cost and Ownership Structure

Journal of financial Economics 3 (4)

305-360

Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non

Financial Factors in The Going Concern

Opinion Journal of Indonesian

Economy and Business 25 (3)369-378

Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh

Faktor Perusahaan Kualitas Auditor

Kepemilikan Perusahaan Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern

(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia) Journal of

Diponegoro University

Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi

Keuangan dan Non Keuangan terhadap

Penerimaan Opini Going Concern pada

Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-

40

Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri

Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat

Kasus SNP Finance

httpsfinancedetikcommoneterd-

4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-

publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance

Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David

Booth An Analysis of Fuzzy

Clusteringand a Hybrid Model for

Auditorrsquos Going Concern Assesment

Journal Decision Science 31 (4) 861

Li Dang Kevin F Brown B D McCullough

2004 Assessing Audit Quality A Value

Relevance Respective

Liu Siheng 2017 An Empirical Study

Auditors Characteristics and Audit Fee

Open Journal of Accounting 1 (6) 52-

70

Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati

2016 Analisis Pengaruh Kualitas

Auditor Likuiditas Profitabilitas

Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan

terhadap Opini Audit Going Concern

pada Perusahan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Journal of Accounting 2 (2)

Mutchler W Hopwood and James M

McKeown 1997 The Influence of

Contrary Information and Mitigating

Factors on Audit Opinion Decisions on

Bankrupt Companies Journal of

Accounting Research 35 (2) 295-310

Nichols D and K Price The Auditor Firm

Conflict An Analysis Using Concepts

of Exchange Theory The Accounting

Review

Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan

Deloitte dan SNP Finance

httpswwwcnbcindonesiacommarket

20180802101243-17-26563ada-apa-

dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-

penjelasannya

Rharasati A A Istri Dewi dan I D G

Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Auditor dalam

Pengambilan Keputusan untuk

Memberikan Opini Audit E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana Vol 3

No 3 147-162

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

94

Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization

and Audit Quality The Role of Clinetrsquos

Business Strategy KnE Social Sciences

144-172

Sidik Syahrizal 2019 Kronologi

Penggelembungan Dana AISA Si

Produsen Taro httpscom

market20190328073206-17-63318

kronologi peng-gelem-bungan-dana-

aisa-si-produsen-taro

Solomon I M Shields M and Whittington

OR 1999 What do Industry Auditors

Know Journal of Accounting

Research Vol 31 No 1 191-208

Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika

Kompetensi Pengalaman Audit dan

Risiko Audit terhadap Skeptisisme

Profesional Auditor dan Ketepatan

Pemberian Opini Akuntan Publik

Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202

Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang

Berpengaruh terhadap Pemberian Opini

Audit Going Concern pada Perusahan

Manufaktur Jurnal Akuntasi

Kontemporer Vol 2 No 2 154-161

Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra

Deloitte Indonesia httpskeuangan

kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-

kap-mitra-deloitte-indonesia

Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going

Concern Analisis Berdasarkan Faktor

Keuangan dan Non Keuangan

Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-

14

UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan

Pubik

Watkins AL Hillison W and Morecroft

SE 2004 Audit Quality Asynthesis of

Theory and Empirical Evidence

Journal of Accounting Literature 23

153-193

Page 8: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA …

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

90

Tabel 6

Variables in The Equation

B SE Wald df Sig Exp(B)

AUD(1) 2950 0580 25878 1 0000 19103

EDU 10239 4891 4382 1 0036 27978138

HOURS -0001 0000 7836 1 0005 0999

Constant -12381 4887 6419 1 0011 0000

Pengujian hipotesis dilakukan dengan

cara membandingkan antara tingkat

signifikansi dengan tingkat kesalahan 119886 =

(5) Berdasarkan Tabel 6 dapat

diintepretasikan hasil sebagai berikut Pada

penelitian ini H1 menyatakan bahwa ukuran

KAP berpengaruh positif terhadap penerimaan

opini audit going concern Berdasarkan hasil

regresi total observasi variabel ukuran KAP

yang diproksikan dengan KAP Big4 dan KAP

Non Big4 memiliki koefisien regresi positif

sebesar 2950 dengan tingkat signifikansi

0000 yang berarti lebih kecil dari 005 (5)

Dengan kondisi tersebut berarti H1 diterima

karena ukuran KAP berpengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern

Variabel independen selanjutnya adalah

latar belakang pendidikan auditor yang dilihat

dari keseluruhan auditor dalam suatu KAP

yang memiliki latar belakang pendidikan

minimal sarjana strata 1 (s-1) diploma IV (D-

IV) atau yang setara Latar belakang

pendidikan auditor memiliki koefisien regresi

positif sebesar 10239 dengan tingkat

signifikansi 0036 yang berarti lebih kecil dari

005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa H2 diterima karena latar belakang

pendidikan auditor berpengaruh positif

signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern

Jumlah jam kerja auditor dilihat dari

rata-rata total jam kerja auditor pada suatu

KAP secara keseluruhan dalam satu tahun

Jumlah jam kerja auditor memiliki koefisien

regresi negatif sebesar -0001 dengan tingkat

signifikansi 0005 yang berarti lebih kecil dari

005 (5) Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa H3 ditolak karena jumlah jam kerja

auditor berpengaruh negatif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern

Pembahasan Hasil Penelitian

Pada penelitian ini penulis menguji

pengaruh ukuran KAP yang dilihat dari KAP

Big 4 dan Non Big 4 Hasil pengujian

menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh

positif terhadap penerimaan opini audit going

concern Artinya bahwa KAP yang berukuran

besar yakni Big 4 cenderung lebih hati-hati

atau lebih konservatif dalam mengeluarkan

opini audit going concern pada suatu

perusahaan dibandingkan dengan KAP Non

Big 4 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian Nathan R Berglund etall (2018)

Francis dan Yu (2009) Junaidi dan Hartono

(2010) Sutra Melania etall (2016) yang

menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki

pengaruh postif terkait kecenderungan

pengeluaran opini going concern bagi suatu

perusahaan Akan tetapi hasil penelitian yang

dilakukan penulis berbeda dengan hasil

beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Alfaizatul Ulya (2012) Dwi Cahyono

(2014) Maydica etall (2013) yang

menyatakan bahwa ukuran KAP tidak

memiliki pengaruh terhadap opini audit going

concern Apabila dikaitkan dengan kasus yang

terjadi antara SNP dengan Deloitte selaku

anggota KAP Big 4 terdapat beberapa

kemungkinan yang menyebabkan Deloitte ikut

terlibat kasus gagal bayar Medium Term

Noters (MTN) yang diterbitkan PT Sunprima

Nusantara Pembiayaan (SNP Finance)

Berdasarkan CNBC Indonsia (2018)

menyatakan bahwa Deloitte telah melakukan

general audit atas laporan keuangan SNP

Finance akan tetapi laporan auditor

independen atas laporan keuangan SNP

terakhir dikeluarkan adalah untuk tahun buku

2016 Audit tersebut tidak terkait dengan

keperluan penerbitan MTN yang dilakukan

SNP pada tahun 2017 dan 2018 ditambahkan

bahwa SBE yang merupakan salah satu entitas

Deloitte juga tidak pernah dimintai persetujuan

maupun pemberitahuan dari SNP jika laporan

audit atas laporan keuangan SNP digunakan

sebagai rujukan dalam penerbitan MTN Hasil

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

91

pemeriksaan menyatakan beberapa temuan

yang perlu disoroti antara lain scepticisme

yang dianggap perlu dimiliki auditor serta

pemahaman terhadap sistem pencatatan yang

digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian

yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance

tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut

dikarenakan akuntan publik sudah lama

menjadi auditor pada SNP maka tenure audit

yang lama menyebabkan menurunnya tingkat

skeptisme dari seorang auditor Namun hasil

penelitian ini mungkin akan berbeda apabila

periode pengamatan penelitian diperpanjang

dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang

antara perusahaan yang menerima opini going

concern dan perusahaan yang menerima opini

non going concern

Selain ukuran KAP dalam penelitian ini

ditemukan bahwa latar belakang pendidikan

auditor memiliki pengaruh positif terhadap

penerimaan opini audit going concern Hal

tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor dengan

pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut

cenderung lebih banyak mengeluarkan opini

audit going concern bagi suatu perusahaan

Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and

Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa

tingkat pendidikan yang tinggi akan

mempengaruhi proses pengambilan keputusan

seseorang Seseorang tersebut akan

mengumpulkan sebanyak mungkin informasi

yang dapat membantu atau memperkuat dalam

proses pengambilan keputusan Bonner dan

Walker (1994) menambahkan bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di

bidang akuntansi maka seorang auditor akan

membuat perencanaan audit dengan lebih teliti

dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan

hati-hati akan membantu auditor untuk

mengumpulkan berbagai macam bukti dan

informasi guna menilai kemungkinan

terjadinya kebangkrutan pada suatu

perusahaan

Penelitian ini juga melihat adanya

pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini

going concern Lamanya auditor mengerjakan

pekerjaan auditnya dapat menunjukkan

pengalaman audit seorang auditor

Pengalaman audit adalah pengalaman auditor

dalam melakukan audit laporan keuangan baik

dari segi panjangnya waktu mengaudit

maupun banyaknya penugasan yang pernah

ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja

merupakan hal yang penting bagi akuntan

publik karena seorang auditor yang

mempunyai pengalaman kerja di bidang audit

yang cukup lama memiliki pengetahuan yang

lebih atas pekerjaannya dan memiliki

berbagai temuan-temuan dalam setiap

pemeriksaannya sehingga dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan untuk

memberikan opini yang tepat Auditor yang

memiliki pengalaman yang banyak dalam

mengaudit klien di industri yang sama disebut

sebagai auditor spesialisasi Pengalaman

auditor ini berdampak pada meningkatnya

pemahaman auditor tentang risiko audit

spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini

dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas

dalam penentuan kehandalan laporan

keuangan klien dan estimasi-estimasinya

sehingga auditor akan mempunyai

kemampuan mendeteksi kesalahan atau

ketidaknormalan pada industri yang

diauditnya sehingga dapat mengurangi

kesalahan dibandingkan auditor yang bukan

spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang

ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap opini going concern

Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin

tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor

dalam proses pemeriksaan audit maka

semakin kecil kemungkinan perusahaan

menerima opini going concern dari auditor

Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh

banyaknya pekerjaan audit yang

membutuhkan waktu yang lama dan

rendahnya tingkat kehati-hatian auditor

sehingga mengakibatkan ketidaktepatan

perusahaan menerima opini going concern

Hasil yang serupa juga ditemukan dalam

penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa

banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh

auditor dapat menurunkan kualitas audit

Dalam penelitiannya Sari (2018) juga

menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus

meningkat mengakibatkan menurunnya

kualitas audit sehingga mempengaruhi

kredibilitas profesi audit Hal ini

mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi

memungkinkan auditor kurang berhati-hati

dalam memberikan opini going concern bagi

suatu perusahaan

KESIMPULAN

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

92

Berdasarkan hasil analisis data yang

telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut

1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini

menunjukkan bahwa ukuran KAP

berpengaruh positif signifikan terhadap

penerimaan opini audit going concern

Hasil tersebut menunjukkan bahwa

semakin besar ukuran KAP dalam hal ini

yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-

hati dan konservatif dalam memberikan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan begitupun sebaliknya

2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa

H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa

latar belakang pendidikan auditor dalam

suatu KAP berpengaruh positif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern Pengaruh postitif tersebut

menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor

berpendidikan tinggi semakin besar juga

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern

3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada

penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

jumlah jam kerja auditor berpengaruh

negatif signifikan terhadap penerimaan

opini audit going concern Hasil tersebut

menunjukkan bahwa jumlah jam kerja

tidak berpengaruh positif terhadap opini

audit going concern Artinya bahwa

semakin tinggi auditor memiliki jam kerja

tidak berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan

DAFTAR REFERENSI

Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini

Audit Going Concern pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Banjarmasin

Altman E dan McGough T 1974 Evaluation

of A Company as A Going Concern

Journal of Accountancy

Arens A Randal J Elder Mark S Beasley

2012 Auditing and Assurance Services

An Integrated Approach 14th edition

New Jersey Pear-son Education Inc

Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur

Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit

Going Concern Diponegoro Journal of

Accounting 2 (3) 2337-3806

Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez

Aguilar Cristina De Fuentes Barbera

Maria Antonia Garcia Benau 2015

Audit Quality and The Going Concern

Decision making Prosess Spanish

Evidence Florida Atlantic University

Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi

Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta

Salemba Empat

Berglund Nathan R John Daniel Eshleman

Peng Guo 2018 Auditor Size and

Going Concern Reporting Auditing a

Journal of Pratice and Theory 37 (2)

1-25

Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit

Opinion Audit Quality and Factors of

Its Audit Opinion Going Concern

Research Journal of Finance and

Acoounting 5 (24)

Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP

Finance sesuai Aturan

httpskeuangankontancoidnewsdelo

itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan

Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and

Siri Terjensen 2012 Going Concern

Opini are Not Bad News Evidence

form Industry Rivals Journal

Department of Economic Technical

University of Lisbon

DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit

Quality Journal of Accounting and

Economis

Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big

4 Office Size and Audit Quality The

Accounting Review 84 (5) 1521-1552

Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen

Akuntan Publik 2001 Standar

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

93

Pofesional Akuntan Publik Jakarta

Salemba Empat

Institut Akuntan Publik Indonesia 2001

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang

Tanggung Jawab dan Fungsi Audit

Inpenden Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2015

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang

Kelangsungan Usaha Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2011

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang

Pertimbangan Auditor atas Entitas

dalam Mempertahankan Kelangsungan

Hidup Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang

Perumusan suatu Opini dan Pelaporan

atas Laporan Keuangan Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang

Modifikasi terhadap Opini dalam

Laporan Auditor Independen Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2018

Keputusan Dewan Pengurus Institut

Akuntan Publik Indonesia tentang

Panduan Indikator Kualitas Akuntan

Publik Jakarta

Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical

Development Professional

Commitment and Rule Observance

Attitudes A Study Case of CPArsquos and

Corporate Accountants Behavioral

Research in Accounting Vol 8 8- 36

Jensen MC and Meckling WH 1976

Theory of Firm Management Behavior

Agency Cost and Ownership Structure

Journal of financial Economics 3 (4)

305-360

Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non

Financial Factors in The Going Concern

Opinion Journal of Indonesian

Economy and Business 25 (3)369-378

Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh

Faktor Perusahaan Kualitas Auditor

Kepemilikan Perusahaan Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern

(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia) Journal of

Diponegoro University

Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi

Keuangan dan Non Keuangan terhadap

Penerimaan Opini Going Concern pada

Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-

40

Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri

Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat

Kasus SNP Finance

httpsfinancedetikcommoneterd-

4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-

publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance

Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David

Booth An Analysis of Fuzzy

Clusteringand a Hybrid Model for

Auditorrsquos Going Concern Assesment

Journal Decision Science 31 (4) 861

Li Dang Kevin F Brown B D McCullough

2004 Assessing Audit Quality A Value

Relevance Respective

Liu Siheng 2017 An Empirical Study

Auditors Characteristics and Audit Fee

Open Journal of Accounting 1 (6) 52-

70

Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati

2016 Analisis Pengaruh Kualitas

Auditor Likuiditas Profitabilitas

Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan

terhadap Opini Audit Going Concern

pada Perusahan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Journal of Accounting 2 (2)

Mutchler W Hopwood and James M

McKeown 1997 The Influence of

Contrary Information and Mitigating

Factors on Audit Opinion Decisions on

Bankrupt Companies Journal of

Accounting Research 35 (2) 295-310

Nichols D and K Price The Auditor Firm

Conflict An Analysis Using Concepts

of Exchange Theory The Accounting

Review

Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan

Deloitte dan SNP Finance

httpswwwcnbcindonesiacommarket

20180802101243-17-26563ada-apa-

dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-

penjelasannya

Rharasati A A Istri Dewi dan I D G

Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Auditor dalam

Pengambilan Keputusan untuk

Memberikan Opini Audit E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana Vol 3

No 3 147-162

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

94

Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization

and Audit Quality The Role of Clinetrsquos

Business Strategy KnE Social Sciences

144-172

Sidik Syahrizal 2019 Kronologi

Penggelembungan Dana AISA Si

Produsen Taro httpscom

market20190328073206-17-63318

kronologi peng-gelem-bungan-dana-

aisa-si-produsen-taro

Solomon I M Shields M and Whittington

OR 1999 What do Industry Auditors

Know Journal of Accounting

Research Vol 31 No 1 191-208

Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika

Kompetensi Pengalaman Audit dan

Risiko Audit terhadap Skeptisisme

Profesional Auditor dan Ketepatan

Pemberian Opini Akuntan Publik

Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202

Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang

Berpengaruh terhadap Pemberian Opini

Audit Going Concern pada Perusahan

Manufaktur Jurnal Akuntasi

Kontemporer Vol 2 No 2 154-161

Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra

Deloitte Indonesia httpskeuangan

kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-

kap-mitra-deloitte-indonesia

Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going

Concern Analisis Berdasarkan Faktor

Keuangan dan Non Keuangan

Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-

14

UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan

Pubik

Watkins AL Hillison W and Morecroft

SE 2004 Audit Quality Asynthesis of

Theory and Empirical Evidence

Journal of Accounting Literature 23

153-193

Page 9: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA …

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

91

pemeriksaan menyatakan beberapa temuan

yang perlu disoroti antara lain scepticisme

yang dianggap perlu dimiliki auditor serta

pemahaman terhadap sistem pencatatan yang

digunakan perusahaan Selanjutnya pengujian

yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance

tidak sampai pada dokumen dasar hal tersebut

dikarenakan akuntan publik sudah lama

menjadi auditor pada SNP maka tenure audit

yang lama menyebabkan menurunnya tingkat

skeptisme dari seorang auditor Namun hasil

penelitian ini mungkin akan berbeda apabila

periode pengamatan penelitian diperpanjang

dan dengan jumlah perusahaan yang seimbang

antara perusahaan yang menerima opini going

concern dan perusahaan yang menerima opini

non going concern

Selain ukuran KAP dalam penelitian ini

ditemukan bahwa latar belakang pendidikan

auditor memiliki pengaruh positif terhadap

penerimaan opini audit going concern Hal

tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor dengan

pendidikan yang tinggi maka KAP tersebut

cenderung lebih banyak mengeluarkan opini

audit going concern bagi suatu perusahaan

Hal ini juga dijelaskan oleh Lichtenstein and

Fishchoff (1977) yang menyatakan bahwa

tingkat pendidikan yang tinggi akan

mempengaruhi proses pengambilan keputusan

seseorang Seseorang tersebut akan

mengumpulkan sebanyak mungkin informasi

yang dapat membantu atau memperkuat dalam

proses pengambilan keputusan Bonner dan

Walker (1994) menambahkan bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan di

bidang akuntansi maka seorang auditor akan

membuat perencanaan audit dengan lebih teliti

dan hati-hati Perencanaan audit yang teliti dan

hati-hati akan membantu auditor untuk

mengumpulkan berbagai macam bukti dan

informasi guna menilai kemungkinan

terjadinya kebangkrutan pada suatu

perusahaan

Penelitian ini juga melihat adanya

pengaruh jam kerja terhadap penerimaan opini

going concern Lamanya auditor mengerjakan

pekerjaan auditnya dapat menunjukkan

pengalaman audit seorang auditor

Pengalaman audit adalah pengalaman auditor

dalam melakukan audit laporan keuangan baik

dari segi panjangnya waktu mengaudit

maupun banyaknya penugasan yang pernah

ditangani (Suraida 2005) Pengalaman kerja

merupakan hal yang penting bagi akuntan

publik karena seorang auditor yang

mempunyai pengalaman kerja di bidang audit

yang cukup lama memiliki pengetahuan yang

lebih atas pekerjaannya dan memiliki

berbagai temuan-temuan dalam setiap

pemeriksaannya sehingga dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan untuk

memberikan opini yang tepat Auditor yang

memiliki pengalaman yang banyak dalam

mengaudit klien di industri yang sama disebut

sebagai auditor spesialisasi Pengalaman

auditor ini berdampak pada meningkatnya

pemahaman auditor tentang risiko audit

spesifik pada industri tersebut Spesialisasi ini

dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas

dalam penentuan kehandalan laporan

keuangan klien dan estimasi-estimasinya

sehingga auditor akan mempunyai

kemampuan mendeteksi kesalahan atau

ketidaknormalan pada industri yang

diauditnya sehingga dapat mengurangi

kesalahan dibandingkan auditor yang bukan

spesialis (Solomon et al 1999) Hasil yang

ditunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa jam kerja auditor berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap opini going concern

Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin

tinggi jam kerja yang digunakan oleh auditor

dalam proses pemeriksaan audit maka

semakin kecil kemungkinan perusahaan

menerima opini going concern dari auditor

Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh

banyaknya pekerjaan audit yang

membutuhkan waktu yang lama dan

rendahnya tingkat kehati-hatian auditor

sehingga mengakibatkan ketidaktepatan

perusahaan menerima opini going concern

Hasil yang serupa juga ditemukan dalam

penelitian Sari (2018) yang menyatakan bahwa

banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh

auditor dapat menurunkan kualitas audit

Dalam penelitiannya Sari (2018) juga

menyebutkan bahwa durasi kerja yang terus

meningkat mengakibatkan menurunnya

kualitas audit sehingga mempengaruhi

kredibilitas profesi audit Hal ini

mengindikasikan bahwa jam kerja yang tinggi

memungkinkan auditor kurang berhati-hati

dalam memberikan opini going concern bagi

suatu perusahaan

KESIMPULAN

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

92

Berdasarkan hasil analisis data yang

telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut

1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini

menunjukkan bahwa ukuran KAP

berpengaruh positif signifikan terhadap

penerimaan opini audit going concern

Hasil tersebut menunjukkan bahwa

semakin besar ukuran KAP dalam hal ini

yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-

hati dan konservatif dalam memberikan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan begitupun sebaliknya

2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa

H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa

latar belakang pendidikan auditor dalam

suatu KAP berpengaruh positif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern Pengaruh postitif tersebut

menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor

berpendidikan tinggi semakin besar juga

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern

3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada

penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

jumlah jam kerja auditor berpengaruh

negatif signifikan terhadap penerimaan

opini audit going concern Hasil tersebut

menunjukkan bahwa jumlah jam kerja

tidak berpengaruh positif terhadap opini

audit going concern Artinya bahwa

semakin tinggi auditor memiliki jam kerja

tidak berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan

DAFTAR REFERENSI

Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini

Audit Going Concern pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Banjarmasin

Altman E dan McGough T 1974 Evaluation

of A Company as A Going Concern

Journal of Accountancy

Arens A Randal J Elder Mark S Beasley

2012 Auditing and Assurance Services

An Integrated Approach 14th edition

New Jersey Pear-son Education Inc

Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur

Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit

Going Concern Diponegoro Journal of

Accounting 2 (3) 2337-3806

Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez

Aguilar Cristina De Fuentes Barbera

Maria Antonia Garcia Benau 2015

Audit Quality and The Going Concern

Decision making Prosess Spanish

Evidence Florida Atlantic University

Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi

Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta

Salemba Empat

Berglund Nathan R John Daniel Eshleman

Peng Guo 2018 Auditor Size and

Going Concern Reporting Auditing a

Journal of Pratice and Theory 37 (2)

1-25

Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit

Opinion Audit Quality and Factors of

Its Audit Opinion Going Concern

Research Journal of Finance and

Acoounting 5 (24)

Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP

Finance sesuai Aturan

httpskeuangankontancoidnewsdelo

itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan

Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and

Siri Terjensen 2012 Going Concern

Opini are Not Bad News Evidence

form Industry Rivals Journal

Department of Economic Technical

University of Lisbon

DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit

Quality Journal of Accounting and

Economis

Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big

4 Office Size and Audit Quality The

Accounting Review 84 (5) 1521-1552

Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen

Akuntan Publik 2001 Standar

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

93

Pofesional Akuntan Publik Jakarta

Salemba Empat

Institut Akuntan Publik Indonesia 2001

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang

Tanggung Jawab dan Fungsi Audit

Inpenden Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2015

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang

Kelangsungan Usaha Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2011

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang

Pertimbangan Auditor atas Entitas

dalam Mempertahankan Kelangsungan

Hidup Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang

Perumusan suatu Opini dan Pelaporan

atas Laporan Keuangan Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang

Modifikasi terhadap Opini dalam

Laporan Auditor Independen Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2018

Keputusan Dewan Pengurus Institut

Akuntan Publik Indonesia tentang

Panduan Indikator Kualitas Akuntan

Publik Jakarta

Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical

Development Professional

Commitment and Rule Observance

Attitudes A Study Case of CPArsquos and

Corporate Accountants Behavioral

Research in Accounting Vol 8 8- 36

Jensen MC and Meckling WH 1976

Theory of Firm Management Behavior

Agency Cost and Ownership Structure

Journal of financial Economics 3 (4)

305-360

Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non

Financial Factors in The Going Concern

Opinion Journal of Indonesian

Economy and Business 25 (3)369-378

Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh

Faktor Perusahaan Kualitas Auditor

Kepemilikan Perusahaan Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern

(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia) Journal of

Diponegoro University

Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi

Keuangan dan Non Keuangan terhadap

Penerimaan Opini Going Concern pada

Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-

40

Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri

Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat

Kasus SNP Finance

httpsfinancedetikcommoneterd-

4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-

publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance

Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David

Booth An Analysis of Fuzzy

Clusteringand a Hybrid Model for

Auditorrsquos Going Concern Assesment

Journal Decision Science 31 (4) 861

Li Dang Kevin F Brown B D McCullough

2004 Assessing Audit Quality A Value

Relevance Respective

Liu Siheng 2017 An Empirical Study

Auditors Characteristics and Audit Fee

Open Journal of Accounting 1 (6) 52-

70

Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati

2016 Analisis Pengaruh Kualitas

Auditor Likuiditas Profitabilitas

Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan

terhadap Opini Audit Going Concern

pada Perusahan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Journal of Accounting 2 (2)

Mutchler W Hopwood and James M

McKeown 1997 The Influence of

Contrary Information and Mitigating

Factors on Audit Opinion Decisions on

Bankrupt Companies Journal of

Accounting Research 35 (2) 295-310

Nichols D and K Price The Auditor Firm

Conflict An Analysis Using Concepts

of Exchange Theory The Accounting

Review

Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan

Deloitte dan SNP Finance

httpswwwcnbcindonesiacommarket

20180802101243-17-26563ada-apa-

dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-

penjelasannya

Rharasati A A Istri Dewi dan I D G

Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Auditor dalam

Pengambilan Keputusan untuk

Memberikan Opini Audit E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana Vol 3

No 3 147-162

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

94

Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization

and Audit Quality The Role of Clinetrsquos

Business Strategy KnE Social Sciences

144-172

Sidik Syahrizal 2019 Kronologi

Penggelembungan Dana AISA Si

Produsen Taro httpscom

market20190328073206-17-63318

kronologi peng-gelem-bungan-dana-

aisa-si-produsen-taro

Solomon I M Shields M and Whittington

OR 1999 What do Industry Auditors

Know Journal of Accounting

Research Vol 31 No 1 191-208

Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika

Kompetensi Pengalaman Audit dan

Risiko Audit terhadap Skeptisisme

Profesional Auditor dan Ketepatan

Pemberian Opini Akuntan Publik

Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202

Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang

Berpengaruh terhadap Pemberian Opini

Audit Going Concern pada Perusahan

Manufaktur Jurnal Akuntasi

Kontemporer Vol 2 No 2 154-161

Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra

Deloitte Indonesia httpskeuangan

kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-

kap-mitra-deloitte-indonesia

Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going

Concern Analisis Berdasarkan Faktor

Keuangan dan Non Keuangan

Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-

14

UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan

Pubik

Watkins AL Hillison W and Morecroft

SE 2004 Audit Quality Asynthesis of

Theory and Empirical Evidence

Journal of Accounting Literature 23

153-193

Page 10: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA …

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

92

Berdasarkan hasil analisis data yang

telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut

1 Dalam penelitian ini H1 diterima hal ini

menunjukkan bahwa ukuran KAP

berpengaruh positif signifikan terhadap

penerimaan opini audit going concern

Hasil tersebut menunjukkan bahwa

semakin besar ukuran KAP dalam hal ini

yakni KAP Big 4 maka akan lebih hati-

hati dan konservatif dalam memberikan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan begitupun sebaliknya

2 Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa

H2 diterima hal ini menunjukkan bahwa

latar belakang pendidikan auditor dalam

suatu KAP berpengaruh positif signifikan

terhadap penerimaan opini audit going

concern Pengaruh postitif tersebut

menunjukkan bahwa semakin banyak

KAP yang memiliki jumlah auditor

berpendidikan tinggi semakin besar juga

kemungkinan perusahaan menerima opini

audit going concern

3 Berbeda dengan hasil H1 dan H2 pada

penelitian ini H3 tidak diterima (ditolak)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

jumlah jam kerja auditor berpengaruh

negatif signifikan terhadap penerimaan

opini audit going concern Hasil tersebut

menunjukkan bahwa jumlah jam kerja

tidak berpengaruh positif terhadap opini

audit going concern Artinya bahwa

semakin tinggi auditor memiliki jam kerja

tidak berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern bagi suatu

perusahaan

DAFTAR REFERENSI

Abdul Rahman dan Baldric Siregar 2012

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini

Audit Going Concern pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Banjarmasin

Altman E dan McGough T 1974 Evaluation

of A Company as A Going Concern

Journal of Accountancy

Arens A Randal J Elder Mark S Beasley

2012 Auditing and Assurance Services

An Integrated Approach 14th edition

New Jersey Pear-son Education Inc

Arsianto Maydica Rossa dan Shiddiq Nur

Rahardjo 2013 Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit

Going Concern Diponegoro Journal of

Accounting 2 (3) 2337-3806

Barbadillo Emiliano Ruiz Nieves Gomez

Aguilar Cristina De Fuentes Barbera

Maria Antonia Garcia Benau 2015

Audit Quality and The Going Concern

Decision making Prosess Spanish

Evidence Florida Atlantic University

Belkaoui Ahmed R 2000 Teori Akuntasi

Edisi Terjemahan Jilid 1 Jakarta

Salemba Empat

Berglund Nathan R John Daniel Eshleman

Peng Guo 2018 Auditor Size and

Going Concern Reporting Auditing a

Journal of Pratice and Theory 37 (2)

1-25

Cahyono Dwi 2014 Efect of Prior Audit

Opinion Audit Quality and Factors of

Its Audit Opinion Going Concern

Research Journal of Finance and

Acoounting 5 (24)

Cicila Sanny 2018 Deloitte Audit SNP

Finance sesuai Aturan

httpskeuangankontancoidnewsdelo

itte-audit-snp-finance-sesuai-aturan

Coelho Luis M S Ruben M T Peixinho and

Siri Terjensen 2012 Going Concern

Opini are Not Bad News Evidence

form Industry Rivals Journal

Department of Economic Technical

University of Lisbon

DeAngelo LE 1981 Auditor Size and Audit

Quality Journal of Accounting and

Economis

Francis Jere R dan Michael D Yu 2009 Big

4 Office Size and Audit Quality The

Accounting Review 84 (5) 1521-1552

Ghozali Imam (2011) Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2016) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ghozali Imam (2018) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19 (edisi kelima) Semarang

Universitas Diponegoro

Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen

Akuntan Publik 2001 Standar

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

93

Pofesional Akuntan Publik Jakarta

Salemba Empat

Institut Akuntan Publik Indonesia 2001

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang

Tanggung Jawab dan Fungsi Audit

Inpenden Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2015

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang

Kelangsungan Usaha Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2011

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang

Pertimbangan Auditor atas Entitas

dalam Mempertahankan Kelangsungan

Hidup Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang

Perumusan suatu Opini dan Pelaporan

atas Laporan Keuangan Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang

Modifikasi terhadap Opini dalam

Laporan Auditor Independen Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2018

Keputusan Dewan Pengurus Institut

Akuntan Publik Indonesia tentang

Panduan Indikator Kualitas Akuntan

Publik Jakarta

Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical

Development Professional

Commitment and Rule Observance

Attitudes A Study Case of CPArsquos and

Corporate Accountants Behavioral

Research in Accounting Vol 8 8- 36

Jensen MC and Meckling WH 1976

Theory of Firm Management Behavior

Agency Cost and Ownership Structure

Journal of financial Economics 3 (4)

305-360

Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non

Financial Factors in The Going Concern

Opinion Journal of Indonesian

Economy and Business 25 (3)369-378

Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh

Faktor Perusahaan Kualitas Auditor

Kepemilikan Perusahaan Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern

(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia) Journal of

Diponegoro University

Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi

Keuangan dan Non Keuangan terhadap

Penerimaan Opini Going Concern pada

Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-

40

Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri

Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat

Kasus SNP Finance

httpsfinancedetikcommoneterd-

4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-

publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance

Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David

Booth An Analysis of Fuzzy

Clusteringand a Hybrid Model for

Auditorrsquos Going Concern Assesment

Journal Decision Science 31 (4) 861

Li Dang Kevin F Brown B D McCullough

2004 Assessing Audit Quality A Value

Relevance Respective

Liu Siheng 2017 An Empirical Study

Auditors Characteristics and Audit Fee

Open Journal of Accounting 1 (6) 52-

70

Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati

2016 Analisis Pengaruh Kualitas

Auditor Likuiditas Profitabilitas

Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan

terhadap Opini Audit Going Concern

pada Perusahan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Journal of Accounting 2 (2)

Mutchler W Hopwood and James M

McKeown 1997 The Influence of

Contrary Information and Mitigating

Factors on Audit Opinion Decisions on

Bankrupt Companies Journal of

Accounting Research 35 (2) 295-310

Nichols D and K Price The Auditor Firm

Conflict An Analysis Using Concepts

of Exchange Theory The Accounting

Review

Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan

Deloitte dan SNP Finance

httpswwwcnbcindonesiacommarket

20180802101243-17-26563ada-apa-

dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-

penjelasannya

Rharasati A A Istri Dewi dan I D G

Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Auditor dalam

Pengambilan Keputusan untuk

Memberikan Opini Audit E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana Vol 3

No 3 147-162

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

94

Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization

and Audit Quality The Role of Clinetrsquos

Business Strategy KnE Social Sciences

144-172

Sidik Syahrizal 2019 Kronologi

Penggelembungan Dana AISA Si

Produsen Taro httpscom

market20190328073206-17-63318

kronologi peng-gelem-bungan-dana-

aisa-si-produsen-taro

Solomon I M Shields M and Whittington

OR 1999 What do Industry Auditors

Know Journal of Accounting

Research Vol 31 No 1 191-208

Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika

Kompetensi Pengalaman Audit dan

Risiko Audit terhadap Skeptisisme

Profesional Auditor dan Ketepatan

Pemberian Opini Akuntan Publik

Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202

Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang

Berpengaruh terhadap Pemberian Opini

Audit Going Concern pada Perusahan

Manufaktur Jurnal Akuntasi

Kontemporer Vol 2 No 2 154-161

Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra

Deloitte Indonesia httpskeuangan

kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-

kap-mitra-deloitte-indonesia

Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going

Concern Analisis Berdasarkan Faktor

Keuangan dan Non Keuangan

Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-

14

UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan

Pubik

Watkins AL Hillison W and Morecroft

SE 2004 Audit Quality Asynthesis of

Theory and Empirical Evidence

Journal of Accounting Literature 23

153-193

Page 11: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA …

DETERMINAN PENERIMAAN OPINIhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip(Hartono amp Dewi)

93

Pofesional Akuntan Publik Jakarta

Salemba Empat

Institut Akuntan Publik Indonesia 2001

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 110 tentang

Tanggung Jawab dan Fungsi Audit

Inpenden Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2015

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 570 tentang

Kelangsungan Usaha Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2011

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 341 tentang

Pertimbangan Auditor atas Entitas

dalam Mempertahankan Kelangsungan

Hidup Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 700 tentang

Perumusan suatu Opini dan Pelaporan

atas Laporan Keuangan Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2014

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit (ldquoSArdquo) 705 tentang

Modifikasi terhadap Opini dalam

Laporan Auditor Independen Jakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia 2018

Keputusan Dewan Pengurus Institut

Akuntan Publik Indonesia tentang

Panduan Indikator Kualitas Akuntan

Publik Jakarta

Jeffrey C and N Weatherholt 1996 Ethical

Development Professional

Commitment and Rule Observance

Attitudes A Study Case of CPArsquos and

Corporate Accountants Behavioral

Research in Accounting Vol 8 8- 36

Jensen MC and Meckling WH 1976

Theory of Firm Management Behavior

Agency Cost and Ownership Structure

Journal of financial Economics 3 (4)

305-360

Junaidi dan Jogiyanto Hartono 2010 Non

Financial Factors in The Going Concern

Opinion Journal of Indonesian

Economy and Business 25 (3)369-378

Junuarti Indira 2009 Analisis Pengaruh

Faktor Perusahaan Kualitas Auditor

Kepemilikan Perusahaan Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern

(Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia) Journal of

Diponegoro University

Kartika Andi (2012) Pengaruh Kondisi

Keuangan dan Non Keuangan terhadap

Penerimaan Opini Going Concern pada

Perusahaan Maufaktur di Bei 1 (1) 25-

40

Laucereno Sylke Febrina 2018 OJK Beri

Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat

Kasus SNP Finance

httpsfinancedetikcommoneterd-

4237228ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-

publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance

Lenard Mary Jane Pervaiz Alam and David

Booth An Analysis of Fuzzy

Clusteringand a Hybrid Model for

Auditorrsquos Going Concern Assesment

Journal Decision Science 31 (4) 861

Li Dang Kevin F Brown B D McCullough

2004 Assessing Audit Quality A Value

Relevance Respective

Liu Siheng 2017 An Empirical Study

Auditors Characteristics and Audit Fee

Open Journal of Accounting 1 (6) 52-

70

Melania Sutra Rita Andini Rina Arifati

2016 Analisis Pengaruh Kualitas

Auditor Likuiditas Profitabilitas

Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan

terhadap Opini Audit Going Concern

pada Perusahan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Journal of Accounting 2 (2)

Mutchler W Hopwood and James M

McKeown 1997 The Influence of

Contrary Information and Mitigating

Factors on Audit Opinion Decisions on

Bankrupt Companies Journal of

Accounting Research 35 (2) 295-310

Nichols D and K Price The Auditor Firm

Conflict An Analysis Using Concepts

of Exchange Theory The Accounting

Review

Purnomo Herdaru 2018 Ada Apa dengan

Deloitte dan SNP Finance

httpswwwcnbcindonesiacommarket

20180802101243-17-26563ada-apa-

dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-

penjelasannya

Rharasati A A Istri Dewi dan I D G

Dharma Saputra 2013 Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Auditor dalam

Pengambilan Keputusan untuk

Memberikan Opini Audit E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana Vol 3

No 3 147-162

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

94

Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization

and Audit Quality The Role of Clinetrsquos

Business Strategy KnE Social Sciences

144-172

Sidik Syahrizal 2019 Kronologi

Penggelembungan Dana AISA Si

Produsen Taro httpscom

market20190328073206-17-63318

kronologi peng-gelem-bungan-dana-

aisa-si-produsen-taro

Solomon I M Shields M and Whittington

OR 1999 What do Industry Auditors

Know Journal of Accounting

Research Vol 31 No 1 191-208

Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika

Kompetensi Pengalaman Audit dan

Risiko Audit terhadap Skeptisisme

Profesional Auditor dan Ketepatan

Pemberian Opini Akuntan Publik

Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202

Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang

Berpengaruh terhadap Pemberian Opini

Audit Going Concern pada Perusahan

Manufaktur Jurnal Akuntasi

Kontemporer Vol 2 No 2 154-161

Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra

Deloitte Indonesia httpskeuangan

kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-

kap-mitra-deloitte-indonesia

Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going

Concern Analisis Berdasarkan Faktor

Keuangan dan Non Keuangan

Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-

14

UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan

Pubik

Watkins AL Hillison W and Morecroft

SE 2004 Audit Quality Asynthesis of

Theory and Empirical Evidence

Journal of Accounting Literature 23

153-193

Page 12: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA …

JRAK Volume 14 No Agustus 2018

94

Sari Dewi Kartika 2018 Audit Specialization

and Audit Quality The Role of Clinetrsquos

Business Strategy KnE Social Sciences

144-172

Sidik Syahrizal 2019 Kronologi

Penggelembungan Dana AISA Si

Produsen Taro httpscom

market20190328073206-17-63318

kronologi peng-gelem-bungan-dana-

aisa-si-produsen-taro

Solomon I M Shields M and Whittington

OR 1999 What do Industry Auditors

Know Journal of Accounting

Research Vol 31 No 1 191-208

Suraida Ida 2005 Pengaruh Etika

Kompetensi Pengalaman Audit dan

Risiko Audit terhadap Skeptisisme

Profesional Auditor dan Ketepatan

Pemberian Opini Akuntan Publik

Sosiohumaniora Vol 7 No 3 186- 202

Sutedja Christian 2010 Faktor-faktor yang

Berpengaruh terhadap Pemberian Opini

Audit Going Concern pada Perusahan

Manufaktur Jurnal Akuntasi

Kontemporer Vol 2 No 2 154-161

Tendi 2019 OJK masih Evaluasi KAP mitra

Deloitte Indonesia httpskeuangan

kontancoidnewsojk-masih-evaluasi-

kap-mitra-deloitte-indonesia

Ulya Alfaizatul 2012 Opini Audit Going

Concern Analisis Berdasarkan Faktor

Keuangan dan Non Keuangan

Accounting Analysis Journal 1 (1) 7-

14

UU RI No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan

Pubik

Watkins AL Hillison W and Morecroft

SE 2004 Audit Quality Asynthesis of

Theory and Empirical Evidence

Journal of Accounting Literature 23

153-193