dampak risiko pajak dan faktor lain terhadap biaya …

16
83 Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi ISSN : 2442 - 9708 (Online) Vol. 20 No. 1 April 2020 : 83-98 ISSN : 1411 - 8831 (Print) Doi: http://dx.doi.org/10.25105/mraai.v20i1.6491 DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR Dewi Kusuma Wardani 1* Safira Widya Putriane 2 1,2 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa *[email protected] Abstract This research examined tax risk, audit quality, institutional ownership, and firm size on cost of capital. We used listed manufacture companies in Indonesia during 2013-2017. Based on purposive sampling method was obtained 48 companies. Tax risk variable is proxy by CETR, audit quality is proxy by KAP Big 4, institutional ownership uses a percentage of the amount spent by reserves, firm size by Ln total asset. The dependent variable is proxy by the cost of debt. We used multiple linear regression method. The research found that the tax risk and audit quality have negatif effect on cost of capital. While, institutional ownership and firm size do not have significant effect on the cost of capital. Keywords: Audit Quality; Cost of Capital; Firm Size; Institutional Ownership; Tax Risk. Abstrak Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak risiko pajak, kualitas audit, kepemilikan institusi, dan ukuran perusahaan terhadap biaya modal. Peneliti menggunakan perusahaan manufaktur listing di BEI 2013-2017. Berdasarkan metoda purposive sampling, diperoleh 48 perusahaan sehingga terdapat 240 amatan. Risiko pajak diwakili oleh CETR, kualitas audit diwakili KAP big 4, ukuran perusahaan dengan ln total harta. Variabel dependen diwakili oleh cost of debt. Peneliti menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian ini adalah risiko perusahaan dan kualitas audit berdampak negatif terhadap biaya modal, sedangkan kepemilikan institusi dan ukuran perusahaan tidak berdampak pada biaya modal. Kata Kunci: Biaya Modal; Kepemilikan Institusi; Kualitas Audit; Risiko Pajak; Ukuran Perusahaan. JEL Classification: M41, M42, H20, H21 Submission date: February 2020 Accepted date: April 2020 *Corresponding Author

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA …

83

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi ISSN : 2442 - 9708 (Online)

Vol. 20 No. 1 April 2020 : 83-98 ISSN : 1411 - 8831 (Print)

Doi: http://dx.doi.org/10.25105/mraai.v20i1.6491

DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP

BIAYA MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Dewi Kusuma Wardani

1*

Safira Widya Putriane2

1,2Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

*[email protected]

Abstract

This research examined tax risk, audit quality, institutional ownership, and firm size on

cost of capital. We used listed manufacture companies in Indonesia during 2013-2017.

Based on purposive sampling method was obtained 48 companies. Tax risk variable is

proxy by CETR, audit quality is proxy by KAP Big 4, institutional ownership uses a

percentage of the amount spent by reserves, firm size by Ln total asset. The dependent

variable is proxy by the cost of debt. We used multiple linear regression method. The

research found that the tax risk and audit quality have negatif effect on cost of capital.

While, institutional ownership and firm size do not have significant effect on the cost of

capital.

Keywords: Audit Quality; Cost of Capital; Firm Size; Institutional Ownership; Tax

Risk.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak risiko pajak, kualitas audit, kepemilikan

institusi, dan ukuran perusahaan terhadap biaya modal. Peneliti menggunakan

perusahaan manufaktur listing di BEI 2013-2017. Berdasarkan metoda purposive

sampling, diperoleh 48 perusahaan sehingga terdapat 240 amatan. Risiko pajak

diwakili oleh CETR, kualitas audit diwakili KAP big 4, ukuran perusahaan dengan ln

total harta. Variabel dependen diwakili oleh cost of debt. Peneliti menggunakan

metode regresi linier berganda. Hasil penelitian ini adalah risiko perusahaan dan

kualitas audit berdampak negatif terhadap biaya modal, sedangkan kepemilikan

institusi dan ukuran perusahaan tidak berdampak pada biaya modal.

Kata Kunci: Biaya Modal; Kepemilikan Institusi; Kualitas Audit; Risiko Pajak;

Ukuran Perusahaan.

JEL Classification: M41, M42, H20, H21

Submission date: February 2020 Accepted date: April 2020

*Corresponding Author

Page 2: DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA …

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 20 No. 1 April 2020

84

PENDAHULUAN

Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa pertumbuhan industri manufaktur

2017 naik sebesar 4,74% karena kenaikan produksi industri food and beverages sebesar

9,93%. Fenomena tersebut memiliki dampak positif terhadap surplus dagang di

Indonesia. Kenaikan harga komoditas domestik meningkatkan ekspor bulan Januari

sebesar 28 persen sehingga perdagangan di Indonesia mengalami surplus hampir $1,4

Miliar (Sakinah, 2018).

Dalam pertumbuhan yang telah diperoleh oleh industri manufaktur tersebut

pastinya memerlukan modal untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan guna

berusaha untuk semakin unggul dalam bidang-bidang tertentu seperti dalam bidang

teknologi, Sumber Daya Manusia (SDM), maupun produk yang dihasilkan agar dapat

melawan ketatnya pesaingan usaha. Pendanaan perusahaan biasanya bersumber dari

modal perusahaan sendiri maupun bersumber dari pihak eksternal seperti hutang dari

bank atau kreditur dan ekuitas. Dari laman Sistem Informasi Penelusuran Perkara

(SIPP) pada 5 pengadilan niaga Indonesia yaitu Surabaya, Jakarta, Medan, Semarang,

serta Makasar terdapat 58 surat permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

atau PKPU dan perusahaan manufakturlah yang tercatat paling banyak yaitu sejumlah

18 permohonan PKPU yang dilaporkan ke pengadilan. Sektor properti menduduki

peringkat kedua, sebesar 13 surat permohonan (Septiadi, 2018). Dengan adanya

fenomena tersebut berarti kemampuan perusahaan manufaktur dalam membayarkan

hutangnya kepada kreditor tepat waktu dapat dinilai kurang baik dibandingkan

perusahaan sektor lain.

Sumber permodalan hutang dari kreditor maupun ekuitas dari investasi

pemegang saham ini nantinya akan menimbulkan adanya cost of capital atau biaya

modal, baik itu kos ekuitas maupun kos hutang. Setyaningrum dan Zulaikha (2013)

berpendapat bahwa biaya modal merupakan sejumlah pengembalian yang diminta oleh

kreditor dan investor atas penanaman modal pada perusahaan. Estimasi risiko yang

muncul mempengaruhi tingkat pengembalian yang diharapkan ini. Kreditor dan

investor berharap tingkat pengembalian tinggi bila estimasi risikonya besar, dan

sebaliknya bila estimasi risiko kecil maka tingkat pengembalian yang diminta juga

rendah.

Selain faktor kondisi ekonomi, biaya modal disebabkan beberapa hal. Faktor

pertama, risiko pajak (tax risk). Neuman dkk dalam Abduh, dkk (2014)

mengungkapkan bahwa risiko pajak adalah potensi risiko hasil pajak berbeda dari

harapan akibat pilihan tindakan atau kegagalan pengambilan keputusan terkait pajak.

Penghindaran pajak yang sering dilakukan akan menimbulkan adanya risiko pajak di

masa depan (Wardani dan Juliani, 2018). Salah satu contoh risiko pajak di masa depan

ialah pengenaan sanksi pajak jika suatu perusahaan diketahui melakukan

penyelewengan atas pajaknya seperti tidak melaporkan sebagian hasil penjualan atau

dengan memperbesar biaya secara fiktif. Jika suatu perusahaan mendapatkan sanksi

atas pajaknya tentu hal itu akan mempengaruhi kepercayaan investor dan kreditor

terhadap perusahaan dan akan menyebabkan peningkatan biaya modal yang tersirat.

Dengan demikian, risiko pajak sangat berdampak pada biaya modal. Hasil penelitian

Hutchens dan Rego (2013) mendukung pendapat ini.

Faktor kedua, kualitas audit. Sesuai dengan teori agensi, principal sebagai

pemilik perusahaan cenderung memilih agen yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) yang

bereputasi baik supaya memperoleh hasil kualitas audit dan independen serta dapat

Page 3: DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA …

Dampak Risiko Pajak dan Faktor Lain Terhadap Biaya Modal Perusahaan Manufaktur

85

mengurangi biaya modal (Ahmadzedeh dkk, 2013; Coffie dkk., 2018; Ibrahim dan

Badawi, 2018, Thu dkk., 2018). Kualitas audit tinggi dapat meningkatkan kepercayaan

kreditor dan investor yang telah menanamkan modalnya ke dalam perusahaan sehingga

meminta tingkat pengembalian yang relatif rendah. Ibrahim dan Badawi (2018)

mengungkapkan bahwa penelitian-penelitian yang sering dilakukan menggunakan

reputasi KAP Big 4 sebagai proksi dari suatu kualitas audit. Namun demikian, terdapat

kasus pengenaan denda US$1 juta (kurang lebih Rp13,3 milyar) pada KAP Purwanto,

Suherman & Surja, yang merupakan mitra KAP Big 4 Ernst & Young’s (EY) di

Indonesia, akibat kegagalan dalam pengauditan laporan keuangan kliennya (Malik,

2017). Kasus ini merupakan insiden baru oleh kantor akuntan publik, sehingga dapat

menimbulkan kekhawatiran kantor akuntan publik dalam menjalankan praktek

usahanya dengan baik serta sesuai dengan kode etik di masyarakat (Malik, 2017).

Penelitian Ahmadzedeh dkk (2013), Coffie dkk. (2018), Ibrahim dan Badawi (2018),

Thu dkk. (2018), dan Setiawan dan Daljono (2014) menemukan bahwa kualitas audit

dapat menurunkan biaya modal. Berbeda dengan temuan Andriana dan Friska (2014)

bahwa kualitas audit meningkatkan biaya modal.

Faktor ketiga yaitu kepemilikan institusi. Besarnya jumlah kepemilikan institusi

dalam sebuah perusahaan dapat meningkatkan pengawasan serta menghalangi perilaku

menyimpang yang dilakukan

oleh manajer, termasuk dalam penggunaan modal (Hayat

dkk., 2018). Semakin banyak kepemilikan institusi maka dapat mencegah manajer

dalam melakukan pengelolaan laba dan menurunkan tingkat hutang pada perusahaan

sehingga dapat meningkatkan tingkat kualitas laba dan menurunkan biaya modal suatu

perusahaan. Hal ini dikarenakan pemilik institusi lebih memiliki kemampuan untuk

menugaskan divisi tertentu dalam melakukan pengawasan terhadap kebijakan

manajemen perusahaan. Dengan demikian, kepemilikan institusi dapat menurunkan

biaya modal. Pendapat ini didukung hasil penelitian Andriana dan Friska (2014).

Sebaliknya, hasil penelitian Hayat dkk. (2018) menyimpulkan bahwa pemilik institusi

tidak berdampak pada biaya modal.

Faktor ukuran perusahaan adalah faktor keempat yang berpengaruh pada biaya

modal. Perusahaan besar dianggap lebih transparan dalam membuat laporan keuangan

dibandingkan yang kecil. Selain merupakan kewajibannya, hal tersebut tentu dilakukan

untuk menarik para investor dan kreditor. Perusahaan besar juga dianggap lebih stabil

dalam menghasilkan laba daripada perusahaan kecil (Agustinik, 2016). Dengan begitu

perusahaan besar akan dinilai berisiko lebih rendah daripada perusahaan kecil.

Rendahnya risiko perusahaan besar menimbulkan kepercayaan kreditor maupun

investor terhadap perusahaan sehingga menurukan tingkat biaya modal. Hal ini sama

dengan penelitian Agustinik, 2016 dan Kurnia dan Arafat (2015) yang menemukan

ukuran perusahaan berdampak negatif pada biaya modal yang akan dikeluarkan

perusahaan. Penelitian mereka tidak sesuai dengan hasil penelitian Embong dkk. (2012)

dan Ichwan & Widyawati (2015) yang dalam penelitiannya membuktikan ukuran

perusahaan berdampak positif pada biaya modal dan penelitian Hamyat dkk. (2017).

Berdasarkan fenomena serta kajian teoritis yang dipaparkan di atas, maka

peneliti berusaha menganalisis dampak risiko pajak, kualitas audit, kepemilikan

institusi, serta ukuran perusahaan terhadap biaya modal. Kebaharuan penelitian adalah

penggunaan variabel independen risiko pajak (tax risk) karena penelitian mengenai hal

ini masih jarang diteliti di Indonesia dan mengkombinasi beberapa variabel independen

dari penelitian-penelitian terdahulu. Motivasi dari penelitian ini adalah ingin

Page 4: DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA …

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 20 No. 1 April 2020

86

memperkaya penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi biaya modal di Indonesia,

terutama dalam hal risiko pajak.

REVIU LITERATUR DAN HIPOTESIS

Teori Keagenan

Semakin besar perusahaan serta luasan usahanya, pemilik tidak dapat

melakukan pengelolaan sendiri pada perusahaannya maka mereka harus

mendelegasikan kepada pihak lain (Ahmadzedeh dkk, 2013). Teori keagenan (agency

theory) menyatakan hubungan keagenan muncul bila pemilik (principal)

mempekerjakan orang lain atau agent untuk mengelola usaha dan menyerahkan

wewenang untuk mengambil keputusan pada agent tersebut (Jensen dan Meckling,

1976).

Principal ialah pemegang saham dan agen ialah orang yang ditugaskan oleh

principal untuk mengelola perusahaannya (Setiawan dan Daljono, 2014). Agent

dipekerjakan oleh principal untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai kesepakatan

kontrak kerja. Kontrak kerja tersebut dapat terjadi antara principal atau pemilik dengan

manajemen, maupun kontrak pinjaman antara principal atau pemilik perusahaan

dengan pihak yang meminjam atau kreditur (Ahmadzedeh dkk, 2013). Jika terjadi

konflik kepentingan antara masing-masing pihak maka principal maupun agen wajib

dapat memegang komitmen seperti kontrak yang telah disepakati (Tertius dan

Christiawan, 2015).

Manajer sebagai pengelola perusahaan akan memiliki informasi tentang

keadaan perusahaan sekarang maupun dimasa depan lebih banyak daripada pemegang

saham. Akibatnya akan terjadi ketidakseimbangan informasi yang akan dimiliki

principal dan agent, yang dikenal dengan istilah asimetri informasi (Setiawan dan

Daljono, 2014). Kesalahan informasi mengenai kualitas manajemen maupun nilai

perusahaan tersebut akan menimbulkan adanya risiko agensi (agency risk) yang

dibebankan pada investor menjadi lebih besar dan investor akan meminta premi untuk

menanggung risiko agensi tersebut sehingga akan meningkatkan biaya modal

(Ahmadzedeh dkk, 2013).

Biaya Modal

Modal diperlukan perusahaan untuk beroperasi (Dewi dan Ariyanto, 2017).

Dalam memperoleh modal diperlukan biaya modal. Biaya modal merupakan tingkat

kembalian yang diminta investor dari penanaman modal (Setyaningrum dam Zulaikha,

2013, dikutip dari Botosan, 2006). Terdapat dua jenis biaya modal, yaitu kos hutang

dan kos ekuitas. Kos ekuitas merupakan kembalian yang diminta investor atas

pembelian saham. Dalam memberikan modal, investor meminta kembalian berupa

dividen, disebut dengan kos ekuitas. Di sisi lain, kreditor meminta kembalian berupa

bunga (Setiawan dan Daljono, 2014). Bunga inilah biaya hutang yang dikeluarkan

untuk mendapatkan hutang sebagai suatu tingkat pengembalian yang diperlukan

(Ahmadzedeh dkk, 2013; Coffie dkk., 2018; Ibrahim dan Badawi, 2018; Thu dkk.,

2018).

Risiko Pajak

Risiko adalah kejadian yang merugikan dan timbul karena adanya

ketidakpastian (Hanafi, 2009). Risiko pajak merupakan probabilitas hasil pajak berbeda

Page 5: DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA …

Dampak Risiko Pajak dan Faktor Lain Terhadap Biaya Modal Perusahaan Manufaktur

87

dengan yang diharapkan akibat dari kegagalan dalam keputusan perencanaan pajak

(Abduh dkk., 2014, dikutip dari Neuman, dkk, 2013). Menurut Hutchens dan Rego

(2013) risiko pajak merupakan semua yang terkait dengan risiko dan ketidakpastian

pajak mengenai operasi perusahaan, investasi, dan keputusan pembiayaan, termasuk

ketidakpastian dalam penerapan undang-undang pajak terhadap fakta perusahaan, risiko

audit, termasuk penilaian pajak tambahan, bunga, denda, dan ketidakpastian dalam

akuntansi keuangan untuk pajak penghasilan. Guenther dkk (2017) menyampaikan

bahwa risiko pajak merupakan ketidakpastian pembayaran pajak di masa depan.

Artinya, semakin tinggi risiko pajak menyebabkan naiknya ketidakpastian arus kas

setelah pajak di masa depan. Risiko pajak ini dapat terjadi karena perusahaan

melakukan penghindaran pajak dengan memanfaatkan zona abu-abu dalam aturan.

Zona abu-abu ini merupakan aturan yang dapat dimaknai ganda dan menimbulkan

perbedaan persepsi antara wajib pajak dengan fiscus maupun antar fiscus sendiri.

Ketika area abu-abu yang dihindari wajib pajak ini dipersepsikan oleh fiscus sebagai

kewajiban pajak maka wajib pajak akan dikenai sanksi dan denda sehingga

menyebabkan pembayaran pajak perusahaan di masa depan meningkat. Oleh sebab itu,

perusahaan yang melakukan penghindaran pajak cenderung tinggi ketidakpastian atas

pembayaran pajaknya. Ketidakpastian ini menyebabkan turunnya kepercayaan investor

terhadap perusahaan sehingga menyebabkan peningkatan biaya modal perusahaan yang

tersirat (Hutchens dan Rego, 2013, dikutip dari Rego and Wilson, 2012).

H1 : Risiko pajak berdampak positif terhadap biaya modal

Kualitas Audit

Auditing merupakan proses sistematik dalam mendapatkan serta secara objektif

mengevaluasi bukti pada pernyataan-pernyataan kegiatan serta kejadian ekonomi yang

bermanfaat bagi penetapan tingkat kecocokan maupun kesesuaian antara pernyataan

dengan kriteria yang disyaratkan dan penyampaian hasilnya untuk pengguna laporan

keuangan (Setiawan dan Daljono, 2014, dikutip dari Mulyadi, 2002:4). Kemampuan dan

independensi auditor sangat penting dalam melakukan fungsi audit (Setiawan dan

Daljono, 2014). Auditor harus melakukan pengevaluasian bukti-bukti yang diperoleh

serta secara objektif mengungkapkan fakta secara apa adanya dan sejelasnya

senyatanya, tidak bias dan tidak memihak (Halim, 2008). Dengan begitu terciptalah

hasil audit yang memiliki kualitas baik. Kualitas audit dapat membuat informasi yang

dapat dipercaya sehingga dapat digunakan oleh para kreditor dan investor dalam

mengambil keputusan. Kualitas audit akan mempengaruhi proses pengambilan

keputusan sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna (Dewi dan

Ariyanto, 2017). Dengan tingginya kualitas audit maka akan menciptakan laporan

keuangan yang baik pula sehingga dapat menimbulkan kepercayaan para kreditor dan

investor yang ingin menanamkan modalnya maupun yang telah menanamkan modalnya

ke dalam perusahaan. Hal tersebut akan menurunkan biaya modal yang diharapkan para

investor maupun kreditor.

H2 : Kualitas audit berdampak negatif tehadap biaya modal

Kepemilikan Institusi

Menurut Cahyani dan Handayani (2017) kepemilikan institusi adalah bagian

saham yang dimiliki institusi pada akhir tahun yang dinyatakan dalam suatu persentase.

Kepemilikan institusi merupakan pemilik saham oleh investor institusional, seperti

perusahaan asuransi, perusahaan perbankan, perusahaan investasi, maupun instansi lain

Page 6: DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA …

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 20 No. 1 April 2020

88

dalam bentuk perusahaan (Hayat dkk., 2018). Dengan adanya kepemilikan institusi

dapat lebih mendorong peningkatan pengawasan terhadap kinerja manajemen

(Ahmadzedeh dkk, 2013). Investor institusi memiliki kapasitas yang lebih besar dalam

mengawasi manajemen dan kebijakan perusahaan sehingga memonitor perusahaan

secara lebih efektif (Coffie dkk., 2018).

Dengan tingginya kepemilikan institusi pada perusahaan akan dapat membatasi

para manajer dalam melakukan suatu pengelolaan laba perusahaan sehingga dapat

meningkatkan kualitas laba (Ahmadzedeh dkk, 2013). Kepemilikan institusi akan lebih

ketat mengawasi kinerja perusahaan yang akan menurunkan risiko perusahaan sehingga

investor maupun kreditor akan menurunkan kembalian yang diharapkan (Ahmadzedeh

dkk, 2013; Coffie dkk., 2018; Ibrahim dan Badawi, 2018; Thu dkk., 2018). Menurut

Ahmadzedeh dkk (2013) kepemilikan institusi lebih mampu mengawasi tindakan

manajemen dibandingkan investor individu sehingga sebagai pemilik saham institusi

diyakini mampu menemukan maupun mendeteksi kesalahan yang terjadi.

H3 : Kepemilikan institusi berdampak negatif terhadap biaya modal

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dilihat

dari klasifikasi besarnya perusahaan, yakni

dari

aset, penjualan, dan kapitalisasi pasar (Kurnia dan Arafat, 2015). Besar kecilnya

perusahaan dapat berdampak pada kemampuan perusahaan dalam menghadapi risiko

yang akan dihadapi (Mindra dan Erawati, 2014). Perusahaan yang besar biasanya lebih

banyak mengungkapkan informasi daripada yang kecil (Subair, 2013). Beban politis

perusahaan besar lebih besar karena masyarakat atau pengguna laporan keuangan

menuntut lebih banyak informasi pada perusahaan besar (Setyaningrum dan Zulaikha,

2013). Menurut Cahyani dan Handayani (2017), besarnya perusahaan adalah alat ukur

bagi investor untuk melakukan penanaman modal dan bagi kreditor untuk melakukan

pemberian pinjaman. Selain itu, semakin besar perusahaan maka semakin mudah dalam

mendapatkan pinjaman serta dapat menurunkan tingkat biaya modal yang timbul.

H4 : Ukuran perusahaan berdampak positif terhadap biaya modal

METODE PENELITIAN

Varibel Terikat

Penelitian ini menggunakan biaya modal sebagai variabel terikat. Biaya modal

merupakan tingkat kembalian yang diminta investor dari penanaman modal

(Setyaningrum dan Zulaikha, 2013). Biaya hutang digunakan sebagai proksi dalam

pengukurannya. Biaya hutang diperoleh dengan membagi beban bunga yang

dibayarkan dalam 1 tahun dengan rata-rata total pinjaman jangka panjang dan pinjaman

jangka (Coffie dkk., 2018).

Page 7: DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA …

Dampak Risiko Pajak dan Faktor Lain Terhadap Biaya Modal Perusahaan Manufaktur

89

Variabel Bebas

Risiko Pajak

Risiko pajak merupakan probabilitas hasil pajak berbeda dengan yang

diharapkan akibat dari kegagalan dalam keputusan perencanaan pajak sehingga

menyebabkan adanya ketidakpastian pembayaran pajak di masa depan (Abduh dkk.,

2014, dikutip dari Neuman, dkk, 2013). Semakin tinggi risiko pajak menyebabkan

meningkatnya ketidakpastian arus kas setelah pajak di masa depan (Guenther dkk,

2017). Penelitian ini menggunakan cash effective tax rate (CETR) untuk menghitung

risiko pajak. CETR dihitung dengan membagi kas keluar untuk membayar pajak

dengan laba sebelum pajak (Ilmani dan Sutrisno, 2014, dikutip dari Budiman dan

Setiyono, 2012). Semakin besar CETR maka semakin kecil penghindaran pajak,

sebaliknya semakin kecil CETR maka semakin besar penghindaran pajak (Ilmani &

Sutrisno, 2014). Tinggi rendahnya penghindaran pajak akan mempengaruhi risiko pajak

perusahaan. Tingginya penghindaran pajak dapat mengekspos perusahaan untuk risiko

pajak yang cukup besar (Hutchens dan Rego, 2013). Artinya, semakin besar CETR

maka semakin rendah penghindaran pajak dan risiko pajak. Sebaliknya, semakin

rendah CETR maka semakin tinggi penghindaran pajak dan risiko pajak.

Berikut cara menghitung CETR:

Kualitas Audit

Kualitas audit ditandai dengan apakah perusahaan diaudit oleh KAP big four

atau tidak. Kualitas audit diukur dengan menggunakan variabel dummy. Nilai 1 untuk

perusahaan yang diaudit KAP big four dan nilai 0 untuk yang tidak. Skala auditor yang

digunakan adalah auditor big four yang terdiri dari:

1. Price Water House (PWC) yang bermitra dengan Tanudiredja, Wibisana, Rintis, &

Rekan.

2. Deloitte yang bermitra dengan Satrio Bing Eny & Rekan.

3. Kylnveld Peat Marwick Goerdeler (KMPG) yang bermitra dengan Siddharta

Widjaja & Rekan.

4. Ernst & Young (EY) yang bermitra dengan Purwantono, Sungkoro & Surja.

Alasan menggunakan KAP big four sebagai proksi dari kualitas audit adalah

karena KAP big four atau yang berafiliasi dengan big four memiliki sumber daya yang

lebih baik untuk melaksanakan audit sehingga audit yang dilakukan dapat lebih

berkualitas.

Kepemilikan Institusi

Kepemilikan institusi ialah bagian saham yang dimiliki investor institusional,

seperti perusahaan asuransi, perusahaan perbankan, perusahaan investasi, maupun

instansi lain dalam bentuk perusahaan, pada akhir tahun yang dinyatakan dalam suatu

persentase (Hayat dkk., 2018). Indikator variabel ini adalah prosentase saham dimiliki

institusi (Andriana dan Friska, 2014). Dengan rumus perhitungan:

Page 8: DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA …

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 20 No. 1 April 2020

90

Ukuran Perusahaan

Peneliti menggunakan logaritma natural keseluruhan harta yang dimiliki

perusahaan. Perusahaan dengan keseluruhan harta yang banyak berada pada tahap

perkembangan dewasa, dimana arus kas positif, mempunyai kemampuan jangka

panjang yang baik, serta mampu menghasilkan laba yang tinggi (Murhadi, 2013).

Logaritma natural keseluruhan harta digunakan untuk mengurangi adanya fluktuasi

data karena keseluruhan harta yang bernilai ratusan miliar atau triliun dapat

disederhanakan tanpa mengubah proporsi dari jumlah aset yang sesungguhnya

(Murhadi, 2013).

Ukuran Perusahaan = Ln.Total Aset

Teknik Pengumpulan Data

Data laporan keuangan perusahaan manufaktur listed di BEI digunakan dalam

penelitian ini. Periode amatan 2013-2017. Peneliti mendapatkan annual report dari

www.idx.co.id dan website perusahaan. Metode dokumentasi digunakan dalam

mengumpulkan data.

Teknik Pengambilan Sampel

Peneliti menggunakan purposive sampling dalam menentukan sampel, dimana

perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan:

1. Kelompok perusahaan manufaktur go public dan konsisten listing BEI selama

2013-2017.

2. Menyampaikan laporan keuangan tahunan auditan selama periode penelitian.

3. Memiliki data lengkap.

4. Membukukan laba positif.

5. Menyajikan laporan keuangan dalam rupiah.

Berikut tahapan pengambilan sampel yang didasari persyaratan:

Tabel 1

Data Pemilihan Sampel No Kriteria Jumlah

1 Termasuk kategori manufaktur listing di BEI 2013-2017 143

2 Menyajikan laporan keuangan dalam mata uang non rupiah (9)

3 Membukukan laba negative (59)

4 Data tidak lengkap (27)

Jumlah Sampel 48

Tabel 1 memperlihatkan bahwa terdapat 143 perusahaan manufaktur listing di

BEI 2013-2017. Sembilan perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam mata uang

non rupiah, 59 perusahaan membukukan laba negatif, dan 27 perusahaan datanya tidak

lengkap. Dengan demikian penelitian ini menggunakan 48 perusahaan dengan 5 tahun

periode amatan sehingga terdapat 240 laporan tahunan perusahaan yang akan dijadikan

objek penelitian.

Page 9: DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA …

Dampak Risiko Pajak dan Faktor Lain Terhadap Biaya Modal Perusahaan Manufaktur

91

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil statistik deskriptif menunjukkan hasil:

Tabel 2

Statistik Deskriptif Minimum Maksimum Mean Deviasi Standar

CETR 0,008 9,893 0,447 0,7590

Kualitas audit 0 1 0,46 0,499

Kepemilikan institusi 0,000 92,012 16,672 27,033

Ukuran Perusahaan 11,479 33,320 26,537 5,704

Biaya Modal 0,000 0,535 0,0748 0,0696

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel risiko

pajak dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan CETR memiliki nilai rata-rata

sebesar 0.447 artinya rata-rata perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI memiliki

tingkat penghindaran pajak sebesar 44,7% dari laba sebelum pajak. Rata-rata kualitas

audit adalah 16,672 artinya terdapat 16,672% perusahaan manufaktur menggunakan

jasa audit dari Kantor Akuntan Publik big four atau afiliasinya. Variabel kepemilikan

institusi memiliki nilai rata-rata sebesar 16,672, artinya rata-rata perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI hanya memiliki kepemilikan institusional sebesar

1,667%. Deviasi standar ukuran perusahaan sebesar 5,704, lebih kecil dari rata-rata

sehingga varibel ukuran perusahaan mamiliki varian sebarannya kecil dilihat dari rata-

rata sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Deviasi standar biaya modal sebesar

0,696 kurang dari rata-rata menunjukkan data variabel kualitas audit tidak berfluktuasi.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan hasil:

Tabel 3

Hasil Uji Hipotesis

Model Prediction

Sign

Unstandardized

Coefficient

Std.

Coeff. Sig. Simpulan

β Std. Error βeta

(Constant) .089 .021 .000

CETR (X1) (-) *) .021 .006 .225 .000 H1 ditolak

Kualitas audit (X2) (-) -.033 .009 -.235 .000 H2 diterima

Kepemilikan institusi (X3) (-) -006 .000 -.003 .967 H3 ditolak

Ukuran Perusahaan (X4) (+) .000 .001 -.025 .689 H4 ditolak

R2 .108

Adjusted R2 .092

F-value 1.159 .000

Keterangan: *) Hipotesis 2 (H2) berarah positif namun koefisien yang diharapkan berarah negatif karena

risiko pajak diproksikan dengan CETR yang berarah sebaliknya. Semakin tinggi CETR maka semakin

rendah risiko pajak. Sebaliknya, semakin rendah CETR maka semakin tinggi risiko pajak (Hutchens dan

Rego, 2014).

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 3 di atas didapatkan nilai p-value 0,000 di

bawah 0,05. Artinya, salah satu dari keempat variabel independen tersebut yaitu risiko

pajak, kualitas audit, kepemilikan institusi, dan ukuran perusahaan berdampak pada

biaya modal dan dapat disimpulkan mempunyai model Good of Fit antara variabel.

Tabel 3 memperlihatkan Adjusted R Square 0,092. Artinya, biaya modal dapat

diterangkan oleh faktor risiko pajak, kualitas audit, kepemilikan institusi, dan ukuran

Page 10: DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA …

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 20 No. 1 April 2020

92

perusahaan 9,2%, sedangkan 90,8% disebabkan oleh variabel bebas lain yang tidak

diteliti. Penelitian tentang biaya modal sejenis yang dilakukan oleh Sukarti & Suwarti

(2018) yang meneliti tentang biaya modal juga memperoleh Adjusted R Square yang

rendah yaitu sebesar 7%.

Tabel 3 memperlihatkan bahwa kepemilikan institusi dan ukuran perusahaan

tidak signifikan, dimana p-value kepemilikan institusi 0,967 dan p-value ukuran

perusahaan 0,689 lebih besar dari 0,05. Risiko pajak dan kualitas audit memiliki p-

value 0,00 lebih kecil dari 0,05 sehingga biaya modal dipengaruhi oleh risiko pajak dan

kualitas audit dengan persamaan:

Biaya Modal = 0,089 + 0,021 CETR - 0,033 Kualitas audit – 0,006 Kepemilikan

institusi + 0,000 Ukuran Perusahaan

Dampak Risiko Pajak pada Biaya Modal

Pengujian statistik dilakukan untuk membuktikan hipotesis dampak risiko pajak

pada biaya modal. Hasilnya menunjukkan CETR berdampak positif pada biaya modal

atau risiko pajak berdampak negatif pada biaya modal sehingga dapat disimpulkan

bahwa H1 tidak dapat didukung.

Hasil pengujian ini membuktikan bahwa semakin rendah CETR maka

penghindaran pajaknya semakin tinggi sehingga risiko pajak yang akan timbul juga

tinggi dan tingkat biaya modal menurun. Penghindaran pajak yang berdampak risiko

pajak yang tinggi ini ternyata tidak selamanya menurunkan kepercayaan kreditor.

Sebagian kreditor justru menganggap penghindaran pajak sebagai penghematan pajak

sehingga mengurangi biaya modal yang diproksikan dengan biaya hutang (Lim, 2011).

Penghematan pajak ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal seperti dapat digunakan

untuk tambahan operasional perusahaan guna memperoleh laba yang lebih tinggi

sehingga akan menguntungkan para investor dan kreditor. Penghindaran pajak juga

dianggap sebagai pengganti dalam penggunaan hutang karena dapat menurunkan biaya

kebangkrutan, kualitas kredit meningkat, menurunkan risiko default, sehingga akan

mengurangi kos hutang (Lim, 2011) .

Hasil ini sejalan dengan teori stewardship yang menyatakan bahwa manajer

memiliki tujuan yang sama atau sejalan pada tujuan pemilik (Anton, 2010). Manajer

melakukan penghindaran pajak sebagai penghematan pajak guna memperoleh dana

tambahan untuk operasional perusahaan agar mendapatkan laba yang lebih tinggi sesuai

yang diminta pemegang saham. Dengan semakin tingginya laba yang dihasilkan oleh

perusahaan maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk membayar hutang.

Hal ini menyebabkan kreditur percaya pada kemampuan pengembalian hutang

perusahaan dan menurunkan tingkat pengembalian yang diharapkan atau biaya

modalnya karena risiko gagal bayar yang dihadapi kecil.

Hasil penelitian ini sama seperti hasil riset Lim (2011) yang menemukan

penghindaran berdampak negatif pada biaya modal yang diproksikan dengan kos

hutang. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan Hutchens dan Rego (2013),

Santosa dan Kurniawan (2016) yang membuktikan risiko pajak berdampak positif pada

biaya modal.

Page 11: DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA …

Dampak Risiko Pajak dan Faktor Lain Terhadap Biaya Modal Perusahaan Manufaktur

93

Dampak Kualitas Audit pada Biaya Modal

Penelitian ini ingin membuktikan hipotesis dampak negatif kualitas audit pada

biaya modal. Hasilnya menunjukkan kualitas audit (X2) berdampak negatif pada biaya

modal sehingga dapat disimpulkan H2 terdukung.

Perusahaan yang baik mengungkapkan laporan keuangan dengan transparan dan

menggunakan KAP yang yang besar dan terpercaya seperti halnya KAP bermitra

dengan KAP Big 4 sehingga auditnya berkualitas tinggi. Banyak penelitian

membuktikan audit yang dilakukan KAP Big 4 lebih berkualitas dibandingkan non-Big

4 karena KAP Big 4 dinilai sebagai KAP besar dan memberikan jasa kualitas audit

tinggi karena harus melindungi reputasinya (Ahmadzedeh dkk, 2013). Dengan kualitas

audit yang dimiliki perusahaan ini nantinya meningkatkan kepercayaan kreditor

sehingga kembalian yang diminta menjadi rendah.

Hal ini juga membuktikan bahwa kualitas audit baik dapat meminimalisir

masalah keagenan pada agency theory. Kualitas audit menyebabkan laporan keuangan

lebih andal sebagai dasar pengambilan keputusan sehingga dapat meminimalisir

asimetri informasi antara principal dan agent.

Penelitian ini membuktikan hal yang sama dengan penelitian Li dkk (2009),

Ahmadzedeh dkk (2013), Coffie dkk (2018), Ibrahim dan Badawi (2018) Thu dkk.

(2018), Setiawan dan Daljono (2014), serta Samhudi (2016) yang menemukan bahwa

kualitas audit berdampak negatif terhadap biaya modal. Sebaliknya, bertolak belakang

dengan Andriana dan Friska (2014) yang menunjukkan bahwa kualitas audit berdampak

positif pada biaya modal.

Dampak Kepemilikan Institusi pada Biaya Modal

Penelitian ini berharap dapat membuktikan dampak negatif kepemilikan institusi

pada biaya modal. Hasilnya menunjukkan kepemilikan institusi (X3) tidak berdampak

pada biaya modal sehingga H3 tidak mampu didukung.

Kepemilikan institusi tidak berdampak pada biaya modal karena rendahnya

tingkat kepemilikan institusi perusahaan sampel. Hal ini dapat dilihat dari rerata pemilik

institusi pada perusahaan sampel 16,67% karena mayoritas perusahaan di Indonesia

dikuasai oleh pemilik keluarga (Arnold dkk., 2018). Pemilik keluarga ialah pemilik

individu atau pemilik dari perusahaan (di atas 5%) yang bukan merupakan perusahaan

publik, negara ataupun institusi keuangan (La Porta et. al., 1998). Hal tersebut

mengakibatkan perusahaan dikendalikan dan diawasi oleh keluarga yang memiliki

saham terbesar sehingga adanya kepemilikan institusi sebagai pemegang saham

minoritas mampu mempengaruhi biaya modal perusahaan (Hsieh dkk., 2019).

Hasil tersebut sejalan dengan agency theory dimana menurut Faisal (2013)

masalah keagenan dapat terjadi antara pemilik saham mayoritas dan minoritas. Pemilik

saham mayoritas yaitu kepemilikan keluarga lebih memiliki wewenang dalam

pengambilan keputusan dibanding pemilik saham minoritas yaitu kepemilikan

institusional pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dengan begitu pemilik

saham mayoritas juga dapat lebih meningkatkan kemakmurannya sendiri dengan

melakukan tindakan yang lebih menguntungkannya sehingga dapat merugikan pemilik

saham minoritas.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Arnold dkk. (2018) dan Hsieh dkk.

(2019). Penelitian ini bertolak belakang dengan Andriana dan Friska (2014) yang

menemukan bahwa kepemilikan institusi berdampak negatif pada biaya modal.

Page 12: DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA …

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 20 No. 1 April 2020

94

Dampak Ukuran Perusahaan pada Biaya Modal

Penelitian ini ingin membuktikan dampak negatif ukuran perusahaan pada biaya

modal. Hasilnya menunjukkan ukuran perusahaan (X4) tidak berdampak pada biaya

modal sehingga H4 tidak mampu didukung.

Perusahaan besar ternyata tidak selalu diikuti dengan transparansi, begitu juga

perusahaan yang kecil belum tentu tingkat transparansinya rendah. Perusahaan besar

juga dapat melakukan manipulasi laporan keuangannya guna kepentingan-kepentingan

perusahaan seperti untuk menghindari pajak. Perusahaan besar belum tentu mampu

menjamin kreditur atas pinjaman yang mereka berikan (Juniarti dan Sentosa, 2009). Hal

ini menyebabkan kreditor tidak selalu melihat tingkat besar kecilnya perusahaan sebagai

tingkat keputusan biaya modal. Dengan begitu ukuran besar kecilnya perusahaan tidak

dapat menentukan tinggi rendahnya biaya modal.

Penelitian ini sesuai dengan Hamyat dkk (2017) dan Juniarti dan Sentosa (2009)

yang menemukan ukuran perusahaan tidak berdampak pada biaya modal yang

diproksikan kos hutang. Penelitian ini bertolak belakang dengan Embong dkk. (2012),

dan Ichwan dan Widyawati (2015) dimana mampu membuktikan ukuran perusahaan

berdampak positif pada biaya modal selain itu Agustinik (2016) serta Sukarti dan

Suwarti (2018) yang membuktikan ukuran perusahaan berdampak negatif pada biaya

modal.

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian dilakukan membuktikan dampak risiko pajak, kualitas audit,

kepemilikan institusi, dan ukuran perusahaan pada biaya modal dilihat dari annual

report perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penggunaan variabel independen risiko

pajak (tax risk) karena penelitian mengenai hal ini masih jarang diteliti di Indonesia.

Implikasi dari penelitian ini adalah risiko pajak dan kualitas audit berdampak negatif

terhadap biaya modal, sedangkan kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan tidak

berdampak pada biaya modal.

Keterbatasan Penelitian ini menguji dampak risiko pajak, kualitas audit, kepemilikan

institusional, dan ukuran perusahaan terhadap biaya modal pada perusahaan

manufaktur. Keterbatasan penelitian ini:

1. Peneliti fokus membahas faktor risiko pajak, kualitas audit, kepemilikan

institusional, dan ukuran perusahaan saja, belum memasukkan faktor lain yang

dapat mempengaruhi biaya modal. Secara umum, biaya modal dipengaruhi oleh

kondisi pasar, kondisi ekonomi, instrumen pendanaan, dan faktor internal

perusahaan, antara lain kepemilikan manajerial, dewan komisaris, komite audit, dan

profitabilitas.

2. Peneliti terfokus pada sisi kreditor.

3. Periode amatan hanya 5 tahun, yaitu 2013-2017, sehingga hasilnya kurang mampu

digeneralisasi.

Page 13: DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA …

Dampak Risiko Pajak dan Faktor Lain Terhadap Biaya Modal Perusahaan Manufaktur

95

Saran

Sebaiknya penelitian ke depan menambah variabel good corporate governace,

dan karakteristik perusahaan yang lainnya seperti kepemilikan manajerial, komite audit,

dewan komisaris, serta profitabilitas. Variabel corporate governance lainnya tidak

boleh dilupakan karena struktur kepemilikan perusahaan publik di Indonesia didominasi

oleh kepemilikan keluarga. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi bagaimana

perusahaan dijalankan sehingga dapat mempengaruhi penilaian kreditur atas

kemampuan pembayaran utang dan dapat meningkatkan biaya modal.

Penelitian selanjutnya juga dapat menambah jangka waktu tahun penelitian dan

melakukan update sehingga data lebih memperlihatkan kondisi perusahaan yang

sebenarnya. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian pada sisi investor.

Saran untuk investor adalah untuk tidak takut akan risiko pajak karena risiko

pajak berdampak negatif terhadap biaya modal. Hal ini dikarenakan risiko pajak yang

tinggi malah akan meningkatkan kepercayaan kreditor karena penghematan pajak dapat

dimanfaatkan untuk operasional perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba dan

meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang, sehingga dapat

menurunkan biaya hutang.

Selain itu, investor sebaiknya memperhatikan kualitas audit dengan melihat

Kantor Akuntan Publik yang melaksanakan audit atas laporan keuangan perusahaan.

Hal ini penting diperhatikan karena kualitas audit dapat meningkatkan kepercayaan dari

kreditur sehingga dapat menurunkan biaya yang diminta oleh kreditur atas pinjaman

perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Abduh, A., Andreas, & Ratnawati, V. (2014). Pengaruh Kebutuhan Koordinasi,

Ketidakpastian dan Risiko Pajak Terhadap Tax Avoidance. Magister Akuntansi

Universitas Riau. Jurnal Akuntansi, Vol 3(No 1), Hal 16-28.

Agustinik, A. T. (2016). The Effect of Firm Size and Rate of Inflation on Cost of

Capital: The Role of IFRS Adoption in the World. Procedia - Social and

Behavioral Sciences, Vol 219, Hal 47-54.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.04.031

Ahmadzedeh, D., Nahandi, Y.B., dan Hazansadeh, R.B. (2013). The Relationship

between Auditor Reputation and the Cost of Equity Capital(With an Emphasis

on Client Size). Advances in Environmental Biology, Vol 7(No 10), Hal 2705-

2712.

Andriana, D., & Friska, R. (2014). Pengaruh Manajemen Laba, Ukuran Dewan

Komisaris, Kepemilikan Institusional, Dan Kualitas Audit Terhadap Biaya

Modal Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Program Studi

Akuntansi Fakultas, Vol 2(No 2), Hal 364-375.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.17509/jrak.v2i2.6591

Anton, F. (2010). Menuju Teori Stewardship Manajemen. Majalah Ilimiah

INFORMATIKA, 1(2), 53–59.

Arnold, A., Konde, Y.T., dan Subhan, M. (2018). Pengaruh Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional Dan Komisaris Independen Terhadap Biaya Utang.

Jurnal Ilmu Akuntansi Mulawarman, Vol 3(No 2), Hal 65-75.

Cahyani, N. I., & Handayani, N. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Size,

Kepemilikan Institusional, dan Tangibility Terhadap Struktur Modal. Jurnal

Page 14: DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA …

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 20 No. 1 April 2020

96

Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol 6(No 2), Hal 615-630.

Coffie, W., Bedi, I. dan Amidu, M. (2018). The Effects of Audit Quality on the Costs of

Capital of Firms in Ghana. Journal of Financial Reporting and Accounting, Vol.

16(No 4), Hal 639-659

Dewi, N. P. A. P., & Ariyanto, D. (2017). Fee Audit Memorasi Pengaruh Kualitas Audit

Terhadap Manajemen Laba dan Biaya Modal Ekuitas. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana, Vol 20(No 3), Hal 2244-2272.

Embong, Z., Mohd, N. S. & Hassan, M. S. (2012). Firm size, disclosure and cost of

equity capital. Asian Review of Accounting. 20. 119-139.

Faisal. (2013). Dr. Faisal: Konflik Keagenan Berdampak Pada Nilai Perusahaan.

Diambil 24 Desember 2018, dari https://www.ugm.ac.id/id/berita/7963-

dr.faisal:.konflik.keagenan.berdampak.pada.nilai.perusahaan

Guenther, D. A., Matsunaga, S. R., & Williams, B. M. (2017). Is Tax Avoidance

Related to Firm Risk? The Accounting Review, Vol 92(No 1), Hal 115-136

Ibrahim, A dan Badawi, H. (2018). Effect of Audit Quality on Non-Professional

Investors Decisions: Experimental Evidence from Egypt.International Journal

of Accounting Research, Vol 6(No 2), Hal 1-14.

Halim, A. (2008). Auditing (Edisi Keem). Yogyakarta: STIM YKPN.

Hamyat, H., Sarita, B., Hasbudin, Sujono. (2017). The Effect of Firm size and

Diversification on Capital Structure and FirmValue (Study in Manufacturing

Sector in Indonesia Stock-Exchange. The International Journal of Engineering

and Science, Vol 6 (no 6), Hal 50-61.

Hanafi, M. (2009). Manajemen Resiko. Yogyakarta: STIM YKPN.

Hayat, M, Yu, Y., .Wang, M., dan Jebran, K. (2018). Impact of Managerial and

Institutional Ownership on Capital Structure: A Comparison Between China &

USA. European Journal of Business and Management, Vol 10(No 24), Hal 69-

80.

Hsieh, T., Shiu, Y., dan Chang, A. (2019). Does Institutional Ownership Affect The

Relationship Between Accounting Quality and Cost Of Capital? A Panel Smooth

Transition Regression Approach. Asia Pasific Management Review, Vol 24(No

4), Hal 327-334.

Hutchens, M., & Rego, S. (2013). Tax Risk and the Cost of Equty Capital. Working

Paper of Indiana University.

Ichwan, F. Yuniar, & Widyawati, D. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur

Aktiva dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal. Jurnal Ilmu & Riset

Akuntansi, Vol 4(No 6), Hal 1-19.

Ilmani, A., & Sutrisno, C. R. (2014). Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

Perusahan Dengan Transparansi Perusahaan Sebagai Variabel Moderating.

Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Vol 14(No 1), Hal 30-39.

Jensen, M., & Meckling, W. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior, agency

costs, and ownership structure. The Economic Nature of the Firm: A Reader,

Third Edition, 283–303. https://doi.org/10.1017/CBO9780511817410.023

Juniarti, & Sentosa, A. A. (2009). Pengaruh Good Corporate Governance, Voluntary

Disclosure terhadap Biaya Hutang (Costs of Debt). Jurnal Akuntansi dan

Keuangan2, Vol 11(No 2), Hal 88-100.

Kurnia, L., & Arafat, M. Y. (2015). Pengaruh Manajemen Laba Dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Biaya Modal Ekuitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi, Vol 10(No

Page 15: DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA …

Dampak Risiko Pajak dan Faktor Lain Terhadap Biaya Modal Perusahaan Manufaktur

97

1), Hal 45-70.

LaPorta, R., Lopez-de-Silanes, F., Shleifer, A., dan Vishny, R.W. (1998). Law and

Finance. Journal of Political Economy, Vol 106 (No 6), Hal 1113-1155.

Li, Y., Stokes, D. J., Taylor, S. L., & Wong, L. (2009). Audit Quality, Accounting

Attributes and the Cost of Equity Capital. SSRN Electronic Journal.

10.2139/ssrn.1481823.

Lim, Y. (2011). Tax avoidance, cost of debt and shareholder activism: Evidence from

Korea. Journal of Banking and Finance, Vol 35(No 2), Hal 456-470.

https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2010.08.021

Malik, A. (2017). Ernst & Young Indonesia Didenda di AS, Ini Tanggapan Indosat.

Diambil 31 Oktober 2018, dari https://bisnis.tempo.co/read/845617/ernst-young-

indonesia-didenda-di-as-ini-tanggapan-indosat/full&view=ok

Mindra, S., & Erawati, T. (2014). Pengaruh Earning Per Share (EPS), Ukuran

Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal

Akuntasi, Vol 2(No 2), Hal 10-22.

Murhadi, W.R. (2013). Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham.

Jakarta: Salemba Empat.

Sakinah, S. (2018). Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Indonesia Naik.

Diambil 13 Maret 2018, dari

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/01/132657026/produksiindustri-

manufaktur-besar-dan-sedang-indonesia-naik

Samhudi, A. (2016). Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Dan Voluntary

Disclosure Terhadap Biaya Hutang (Cost Of Debt) Pada Perusahaan Perbankan

Yang Terdaftar Di BEI. AL-Ulum Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol 2(No 3), Hal

226-132.

Santosa, J. E., & Kurniawan, H. (2016). Analisis Pengaruh Tax Avoidance Terhadap

Cost of Debt Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI Selama

Periode 2010-2014. MODUS Vol 28 (No 2), Hal 139-154.

Septiadi, A. (2018). SepanjangQ1-2018, manufaktur paling banyak diminta rekstruturasi

utang dal. Diambil 16 November 2018, dari https://nasional.kontan.co.id/news/

sepanjang-q1-2018- manufaktur-paling-banyak-diminta-restrukturisasi-utang-dal

Setiawan, J. A., & Daljono. (2014). Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen

Laba dan Biaya Modal Ekuitas. Diponegoro Journal of Accounting, Vol 3(No 1),

Hal 1-9. https://doi.org/10.9744/jak.16.1.52-62

Setyaningrum, D. P. O., & Zulaikha. (2013). Pengaruh Karakteristik Perusahaan

Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela dan Implikasinya Terhadap Biaya

Modal Ekuitas. Diponegoro Journal of Accounting, Vol 2(No 2), Hal 1-13.

Subair, F. (2013). Karakteristik Perusahaan dan Industri Terhadap Pengungkapan dalam

Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Publik. Jurnal EMBA,

Vol 1(No 3), Hal 763-774.

Sukarti, & Suwarti, T. (2018). Perusahaan dan Kepemilikan Institusional Terhadap Cost

of. Prosiding SENDI_U, Hal 692-698.

Tertius, M. A., & Christiawan, Y. J. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance

Terhadap Kinerja Perusahaan. Business Accounting Review, Vol 3 (No 1), Hal

223-232. https://doi.org/10.17509/jaset.v1i1.8907.

Thu, P. A, Khanh, T.H.T, Ha, N.T.T, dan Khuong, N.V. (2018). Perceived Audit

Quality, Earnings Management and Cost of Debt Capital: Evidence from the

Energy Listed Firms on Vietnam’s Stock Market. International Journal of

Page 16: DAMPAK RISIKO PAJAK DAN FAKTOR LAIN TERHADAP BIAYA …

Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 20 No. 1 April 2020

98

Energy Economics and Policy, Vol. 8(Np 6), Hal 120-127.

Wardani, Dewi Kusuma dan Juliani. (2018). Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai

Perusahaan dengan Corporate Governance sebagai Pemoderasi. Nomina, Vol (7),

No.2, Hal 47-61.