creative economy: exploring the concept (ekonomi kreatif)
TRANSCRIPT
CV Pendidikan S1 Universitas Brawijaya / S2 University of Adelaide dan S3 University of Adelaide.
Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) South Australia 2013/2014
Assistant lecturer, East Asian Studies, University of Adelaide 2012/2013
Young Economist 2015 (Ekonom Muda-Penghargaan Menteri Keuangan).
Penulis Buku (Keuangan Internasional, Ekonomi Uang Bank dan Skripsi 30 hari).◦ Infografi dan peta tematik◦ Inovasi pembangunan Banyuwangi◦ A-Z Skripsi
Redaktur tamu (Mingguan – hari selasa): Radar Malang, Jawapos
Founder: umkmjagoan.com (Database informasi bagi UMKM Indonesia)
Bagaimana “creative economy” mampu menciptakan inovasi-inovasi daerah yang
mampu mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan?
Creative economy1. Mengubah “cara pandang” kita menghargai bagaimana berhubungan dengan manusia?
2. Mengubah “cara pandang” kita menghargai lingkungan?
3. Mengubah “cara pandang” kita menghargai sumber daya yang kita miliki?
4. Mengubah “cara pandang” kita menghargai sesama (inklusif)?
Lebih efisien Lebih cepat tumbuh
Lebih menyenangkan Lebih inklusif Bernilai (value)
Lesson learned (Banyuwangi)1. Pemerintah menjadi “driver of change” masyarakat Banyuwangi untuk “percaya diri”
terhadap potensinya – FOSTERING THE TALENT
2. Pemerintah memberikan ruang yang luas bagi masyarakat untuk menjual ”potensi” apa yang masyarakat miliki – PROMOTING THROUGH FESTIVAL AND EVENTS
3. Festival yang diadakan mendorong permintaan yang lebih besar atas “local culture”, sekaligus media untuk berlatih – CONTIONOUS IMPROVEMENT
4. Festival dan events yang diadakan media internal pemerintah (koordinasi antar SKPD) untuk melakukan koordinasi. Award UNWTO - COORDINATED STRATEGY
5. Festival dan events sebagai gate atau “soft diplomacy” untuk mendorong investasi di Kabupaten Banyuwangi – ATTRACTING INVESTMENT
Creativity Innovation Productivity Growth
3 Masalah mendasar Indonesia1. Ekonomi yang ter-fragmentasi (belum terhubung)
◦ Tingginya biaya logistik (transportasi) ◦ biaya transaksi.
2. Termarginalisasi dalam rantai nilai global
3. Rendahnya produktivitas dan daya saing◦ Kita tidak bs tergantung dari kekayaan alam (Gas, Batu Bara dll).◦ Kita tidak bs tergantung dari tenaga kerja yang murah
Disruptive InnovationMengubah mental
penumpang menjadi
pengemudi.
Self disrupted (Genuine,
Innovative and Humble).
Terjebak dalam bisnis model
yang “tradisional”.
owning economy > sharing economy.
on-demand economy
Kreatifitas dan semangat untuk terus belajar dan berkarya memudahkan kita menemukan intellectual properties (IP)
Definisi “Ekonomi Kreatif” ‘The interface between creativity, culture, economics and technology as expressed in the ability to create and circulate intellectual capital, with the potential to generate income, jobs and export earnings while at the same time promoting social inclusion, cultural diversity and human development. This is what the emerging creative economy has already begun to do.’ (UNCTAD)
KreativitasBudayaIlmu EkonomiTeknologi Inklusi sosialKeragaman budaya (toleransi)
Pembangunan manusia
Stages of Economic Development
Ekonomi Pertanian
Ekonomi Industri
Knowledge-based economy
Ekonomi Kreatif
Creative cities (Charles Landry) Creative cities use their creative potential in different ways. Some act as hubs, providing cultural experiences for visitors and residents of the city, presenting their cultural heritage, or cultural activities (performing and visual arts).
As stated in The Creative Economy Report (2008), some cities such as Beirut, Edinburgh or Salzburg are creating their identity through festival.
In other cases, the important role of culture in the creative city is associated with arts and the ability of culture to promote
◦ the city’s well-being◦ social relationships ◦ cultural identity.
Tantangan kedepan adalah bagaimana bisnis Indonesia bisa terlibat dalam rantai nilai produksi global. Semisal, PH Indonesia terlibat dalam pembuatan animasi Jepang dan Hollywood, dsb.
Cluster analysis: creative economy
Factor Conditions (Fostering new talent)Firm strategy, rivalry and structureRelated support industriesDemand conditions
Policy Challenges (Bagaimana mendorong Ekonomi kreatif lebih Inklusif dalam pembangunan)
1. Tantangan mendorong Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi lebih kreatif sehingga mampu inklusif terlibat dalam aktivitas ekonomi kreatif (Kurikulum, pelatihan, capacity building).
2. Menjaga institusi (Kelembagaan) tradisional berkembang aktif untuk menjaga kekayaan tradisi dan budaya.
3. Menciptakan Iklim atau atmosfer industri kreatif dengan persaingan yang sehat (Intellectual property rights).
4. Mendukung pembangunan infrastruktur yang relevan dengan perkembangan industri kreatif (fiber optics dll)
5. Mendorong akses pembiayaan untuk pembiayaan industri kreatif.
Future challengesCollaboration with industry
players
Infrastructure investment
Developing talent pool
Government assistance