common rail system pada mesin diesel

4
COM M ON RAIL S YS TEM  PADA MESIN DIESEL Definisi Mesin Diesel Definisi mesin diesel menurut (Judiyuk, 2009), adalah sejenis mesin pembakaran dalam, lebih spesifik lagi, sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi). Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Diesel mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang (biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering. Prinsip Kerja Mesin Diesel Prinsip kerja mesin diesel menurut (Judiyuk, 2009), adalah ketika gas dikompresi, suhunya meningkat (seperti dinyatakan oleh Hukum Charles) mesin diesel menggunakan sifat ini untuk menyalakan bahan bakar. Udara dihisap ke dalam silinder mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio kompresi dari mesin menggunakan busi. Pada saat piston memukul bagian paling atas, bahan bakar diesel dipompa ke ruang pembakaran dalam tekanan tinggi, melalui nozzle atomising, dicampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi, hasil pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat. Dengan proses inilah mesin diesel dapat menghasilkan sebuah pembakaran. Pengertian Common Rail System Pengertian common rail system menurut (Denso, 2009) adalah se  bagai berikut : “sistem common rail terakumulasi tinggi oleh te kanan bahan bakar di common rail dan injector menyuntikkan  bahan bakar ke dalam silinder mesin yang dikendalikan oleh ECU (Electronic Control Unit) pada mesin diesel, yang memungkinkan terjadinya tekanan tinggi pada injeksi independen dari putaran mesin. Akibatnya, sistem common rail dapat mengurangi bahan-bahan berbahaya seperti nitrogen oksida (NOx) dan partikulat (PM) emisi dan menghasilkan tenaga mesin yang lebih besar”.

Upload: oksa

Post on 07-Aug-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/19/2019 Common Rail System Pada Mesin Diesel

http://slidepdf.com/reader/full/common-rail-system-pada-mesin-diesel 1/4

COMMON RAIL SYSTEM  PADA MESIN DIESEL

Definisi Mesin Diesel 

Definisi mesin diesel menurut (Judiyuk, 2009), adalah sejenis mesin pembakaran dalam, lebihspesifik lagi, sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas

yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi). Mesin ini ditemukan pada tahun

1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah

mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Diesel

mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan

menggunakan minyak kacang (biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F.

Kettering.

Prinsip Kerja Mesin Diesel

Prinsip kerja mesin diesel menurut (Judiyuk, 2009), adalah ketika gas dikompresi, suhunya

meningkat (seperti dinyatakan oleh Hukum Charles) mesin diesel menggunakan sifat ini untukmenyalakan bahan bakar. Udara dihisap ke dalam silinder mesin diesel dan dikompresi oleh piston

yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio kompresi dari mesin menggunakan busi. Pada saat piston

memukul bagian paling atas, bahan bakar diesel dipompa ke ruang pembakaran dalam tekanan tinggi,

melalui nozzle atomising, dicampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi, hasil pencampuran

ini menyala dan membakar dengan cepat. Dengan proses inilah mesin diesel dapat menghasilkan

sebuah pembakaran.

Pengertian Common Rail System

Pengertian common rail system menurut (Denso, 2009) adalah se bagai berikut : “sistem

common rail terakumulasi tinggi oleh tekanan bahan bakar di common rail dan injector menyuntikkan

 bahan bakar ke dalam silinder mesin yang dikendalikan oleh ECU (Electronic Control Unit) pada

mesin diesel, yang memungkinkan terjadinya tekanan tinggi pada injeksi independen dari putaran

mesin. Akibatnya, sistem common rail dapat mengurangi bahan-bahan berbahaya seperti nitrogen

oksida (NOx) dan partikulat (PM) emisi dan menghasilkan tenaga mesin yang lebih besar”. 

8/19/2019 Common Rail System Pada Mesin Diesel

http://slidepdf.com/reader/full/common-rail-system-pada-mesin-diesel 2/4

Pengertian common rail system menurut (Hino, 2012) adalah sebagai berikut :

“Common Rail adalah sistem bahan bakar yang yang di atur oleh ECU (Electronic Control Unit)

untuk mengatur kuantitas dan tekanan bahan bakar sehingga memaksimalkan efisiensi dalam

 pemakaian kendaraan. Sistem common rail pertama kali di kembangkan oleh Robert Huber dari Swiss

 pada tahun 1960. Sedangkan penggunaan pertama yang berhasil pada produsi kendaraan oleh Dr

Shohei Itoh dan Masahiko Miyaki Corporation Denso yang merupakan produsen otomotif Jepang

 pada tahun 1990”. 

Dari dua pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa common rail system adalah

system bahan bakar yang di atur atau di kendalikan oleh ECU (Electronic Control Unit) untuk

mengatur kuantitas dan tekanan bahan bakar sehingga dapat terjadi pembakaran sempurna, sehingga

dapat memaksimalkan efisien penggunaan bahan bakar.

Prinsip Injeksi Bahan Bakar Yang Diinginkan

Prinsip injeksi bahan bakar yang diinginkan menurut (Denso, 2005, p. 1), adalah untuk dapat

memenuhi berbagai hal yang diharapkan dari kendaraan bermesin diesel, sistem injeksi bahan bakar

minyak (BBM) (termasuk pompa injeksi dan nozzle) memainkan peranan yang penting karena secaralangsung mempengaruhi performa mesin dan kendaraan. Hal  –   hal yang diharapkan anta ra lain,

tekanan injeksi yang lebih tinggi, rate injeksi yang optimal, control timing injeksi yang lebih presisi,

dan kontrol kuantitas injeksi yang lebih presisi. Maksud dari tekanan injeksi yang lebih tinggi, rate

injeksi yang optimal, control timing injeksi yang lebih presisi, dan kontrol kuantitas injeksi yang lebih

 presisi adalah bahan bakar yang diinjeksikan oleh nozzle berubah menjadi partikel  –   partikel yang

lebih hal us jika tekanan injeksi dinaikkan. Hal ini memperbaiki pembakaran dan menurunkan

 banyaknya asap yang terkandung dalam gas buang.

Komponen Utama Common Rail System  

1. 

Supply Pump

Supply pump  menurut (Denso, 2005, p. 11), adalah pada dasarnya terdiri dari system

 pemompaan konvensional seperti pompa tipe in-line  (dua silinder), dilengkapi dengan PCV

( Pump Control Valve) untuk mengontrol kuantitas bahan bakar yang dipompakan, sensor

 pengenalan silinder, serta feed pump. Feed pump itu sendiri yang terintegrasi dalam supply pump,

 berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar melalui  fuel filter   dan

mengirimkannya ke ruang pompa.

8/19/2019 Common Rail System Pada Mesin Diesel

http://slidepdf.com/reader/full/common-rail-system-pada-mesin-diesel 3/4

 

2. 

Common Rail

Common rail  menurut (Denso, 2005, p. 41), adalah untuk mendistribusikan bahan bakar

 bertekanan tinggi (yang ditekan oleh supply pump), ke setiap injector silinder.

3. 

Injector

 Injector  menurut (Denso, 2005, p. 45), berfungsi menginjeksikan bahan bakar bertekanan

dalam rail  kedalam ruang bakar mesin pada timing injeksi, kuantitas injeksi, rate injeksi, dan pola

injeksi yang optimal sesuai sinyal dari ECU ( Electronic Control Unit ).

4. 

Pressur e L imi ter

 Pressure limiter  menurut (Denso, 2005, p. 42), berfungsi untuk melepas tekanan dalam

rail jika terjadi kondisi dimana tekanan yang timbul dalam rail menjadi tinggi sekali (abnormal).

8/19/2019 Common Rail System Pada Mesin Diesel

http://slidepdf.com/reader/full/common-rail-system-pada-mesin-diesel 4/4

Katupnya baru akan kembali tertutup setelah tekanan dalam rail turun ke level tertentu. Bahan

 bakar yang dilepaskan oleh pressure limiter  akan kembali ke tangki bahan bakar.

5. 

Electronic Control UnitECU ( Electronic Control Unit ) menurut (Denso, 2005, p. 54), berfungsi untuk

memperhitungkan agar pembakaran menjadi optimal dengan mengatur tekanan, jumlah dan

waktu injeksi. ECU ( Electronic Control Unit ) juga menjaga agar tekanan bahan bakar tetap

tinggi bahkan di saat rpm mesin dalam keadaan rendah sehingga membuat konsumsi bahan bakar

menjadi efisien dan rendah emisi.