closeed loop mrp

5
Langkah Satu – Material Requirements Planning (MRP) ERP mulai hidup pada tahun 1960an sebagai MRP, pengembangan dari proses bill of material. Teknik ini dibuat karena dibutuhkan metode yang lebih baik dalam pemesanan material dan komponen. Logika dari MRP mengandung beberapa pertanyaan berikut: • What are we going to make? • What does it take to make it? • What do we have? • What do we have to get? Ini disebut dengan persamaan manufaktur universal. Logikanya bisa diterapkan baik produknya berbentuk pesawat terbang, mesin berat, kaleng susu, bahan kimia, … atau makan malam. MRP mensimulasikan persamaan tersebut. MRP menggunakan Master Schedule (What are we going to make?), Bill of Material (What does it take to make it?), dan Inventory Records (What do we have?) untuk menentukan kebutuhan masa depan (What do we have to get?). Langkah Dua – Closed-Loop MRP MRP dengan cepat berkembang, menjadi sesuatu yang lebih dari sekedar cara memesan yang baik. Para pengguna dengan cepat menyadari bahwa teknik ini juga dapat membantu untuk menjaga jatuh tempo pemesanan tetap valid setelah pesanan dikeluarkan kepada produksi atau kepada supplier. MRP mampu mendeteksi kapan jatuh tempo sebuah pesanan (saat dijadwalkan datang) ternyata keluar dari waktu dibutuhkannya (saat dibutuhkan). Hal ini merupakan terobosan penting. Untuk pertama kalinya dalam dunia manufaktur, ada sebuah mekanisme formal untuk menjaga prioritas tetap vali dalam lingkungan yang terus berubah. Fungsi untuk menjaga jatuh tempo pesanan tetap valid dan sinkron dengan perubahan ini, disebut dengan priority planning. Lalu apakah terobosan tentang prioritas ini bisa menjawab segala masalah? Tentu saja tidak. Prioritas hanya setengah jalan. Faktor lainnya adalah Kapasitas.

Upload: kurniawan

Post on 24-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

PEngertian MRP

TRANSCRIPT

Page 1: Closeed Loop Mrp

Langkah Satu – Material Requirements Planning (MRP)

ERP mulai hidup pada tahun 1960an sebagai MRP, pengembangan dari proses bill of material. Teknik ini dibuat karena dibutuhkan metode yang lebih baik dalam pemesanan material dan komponen. Logika dari MRP mengandung beberapa pertanyaan berikut:

• What are we going to make?

• What does it take to make it?

• What do we have?

• What do we have to get?

Ini disebut dengan persamaan manufaktur universal. Logikanya bisa diterapkan baik produknya berbentuk pesawat terbang, mesin berat, kaleng susu, bahan kimia, … atau makan malam.

MRP mensimulasikan persamaan tersebut. MRP menggunakan Master Schedule (What are we going to make?), Bill of Material (What does it take to make it?), dan Inventory Records (What do we have?) untuk menentukan kebutuhan masa depan (What do we have to get?).

Langkah Dua – Closed-Loop MRP

MRP dengan cepat berkembang, menjadi sesuatu yang lebih dari sekedar cara memesan yang baik. Para pengguna dengan cepat menyadari bahwa teknik ini juga dapat membantu untuk menjaga jatuh tempo pemesanan tetap valid setelah pesanan dikeluarkan kepada produksi atau kepada supplier. MRP mampu mendeteksi kapan jatuh tempo sebuah pesanan (saat dijadwalkan datang) ternyata keluar dari waktu dibutuhkannya (saat dibutuhkan).

Hal ini merupakan terobosan penting. Untuk pertama kalinya dalam dunia manufaktur, ada sebuah mekanisme formal untuk menjaga prioritas tetap vali dalam lingkungan yang terus berubah. Fungsi untuk menjaga jatuh tempo pesanan tetap valid dan sinkron dengan perubahan ini, disebut dengan priority planning. Lalu apakah terobosan tentang prioritas ini bisa menjawab segala masalah? Tentu saja tidak. Prioritas hanya setengah jalan. Faktor lainnya adalah Kapasitas.

Priority vs CapacityPRIORITY CAPACITY

Which one ? Enough ?Sequence VolumeScheduling Loading

Teknik untuk membantu perencanaan kebutuhan kapasitas, berkaitan dengan MRP. Lebih jauh lagi, alat-alat dikembangkan untuk mendukung perencanaan agregat, pengembangan penjadwalan, forecasting, perencanaan sales, demand management, dan analisis sumber daya (Rough-Cut Capacity Planning). Pengembangan-pengembangan ini menghasilkan langkah kedua yaitu closed-loop MRP.

Page 2: Closeed Loop Mrp

Closed-loop MRP memiliki beberapa karakteristik penting:

Ia merupakan rangkaian fungsi-fungsi, bukan hanya material requirement planning. Ia berisi alat-alat untuk memenuhi prioritas dan kapasitas, dan mendukung

perencanaan sekaligus pelaksanaannya.

Ia memiliki ketentuan untuk umpan balik dari fungsi eksekusi kembali ke fungsi perencanaan. Rencana kemudian dapat diubah bila perlu, dengan demikian menjaga kevalidan prioritas bila terjadi perubahan kondisi.

Langkah Tiga – Manufacturing Resource Planning (MRP II)

Langkah berikutnya dari evolusi ini disebut dengan MRP II, merupakan pengembangan langsung dari Closed-Loop MRP. Mengandung tiga elemen tambahan:

1. Sales & Operations Planning.

Proses tangguh untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran pada tingkat volume, sehingga memberikan manajemen puncak kontrol yang jauh lebih besar terhadap aspek operasional bisnis.

2. Financial Interface.

Kemampuan untuk menerjemahkan rencana operasi (dalam pcs, pound, galon, atau unit lain) ke dalam istilah keuangan (dolar/rupiah).

3. Simulasi.

Kemampuan untuk bertanya “what-if” dan ditindaklanjuti untuk mendapatkan jawaban – baik dalam unit atau dolar. Awalnya ini dilakukan hanya pada basis agregat, tetapi sistem

Page 3: Closeed Loop Mrp

perencanaan lanjutan (APS) saat ini memungkinkan simulasi efektif pada tingkat yang sangat rinci.

 Terminologi MRP II menurut APICS:

 A method for the effective planning of all resources of a manufacturing company. Ideally, it addresses operational planning in units, financial planning in dollars, and has a simulation capability to answer “what-if ” questions. It is made up of a variety of functions, each linked together: business planning, sales and operations planning, production planning, master scheduling, material requirements planning, capacity requirements planning, and the execution support systems for capacity and material. Output from these systems is integrated with financial reports such as the business plan, purchase commitment report, shipping budget, and inventory projections in dollars. Manufacturing resource planning is a direct outgrowth and extension of closed-loop MRP

Langkah Empat – Enterprise Resource Planning (ERP)

Langkah terakhir dari evolusi ini adalah ERP. Dasar dari ERP adalah sama dengan MRP II. Namun, ERP merupakan kesatuan dari berbagai proses bisnis dalam ruang lingkup yang lebih besar, dan lebih efektif dalam menangani beberapa unit bisnis. Integrasi financial juga lebih kuat. Alat-alat supply chain, mendukung bisnis melewati batasan perusahaan, juga lebih tangguh. Bagan ERP dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Page 4: Closeed Loop Mrp

Definisi lengkap dari ERP adalah:

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) predicts and balances demand and supply. It is an enterprise-wide set of forecasting, planning, and scheduling tools, which:

• links customers and suppliers into a complete supply chain,

• employs proven processes for decision-making, and

• coordinates sales, marketing, operations, logistics, purchasing, finance, product development, and human resources.

Its goals include high levels of customer service, productivity, cost reduction, and inventory turnover, and it provides the foundation for effective supply chain management and e-commerce. It does this by developing plans and schedules so that the right resources — manpower, materials, machinery, and money — are available in the right amount when needed.

Tujuan utama mengimplementasikan ERP adalah untuk menjalankan bisnis, dalam lingkungan yang berubah sangat cepat dan sangat kompetitif, secara lebih baik.

Page 5: Closeed Loop Mrp