clinical immunology in brief-6

29
1 Clinical immunology In Brief Sessio n 6

Upload: yeni

Post on 24-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Clinical Immunology in Brief-6

1

Clinical immunology In

Brief

Session 6

Page 2: Clinical Immunology in Brief-6

2

Topik bahasan1. Pengaturan RI (Pedalaman materi)2. Pokok-pokok pengaturan Respons imun3. Pengaturan Respons imun oleh Ag4. Pengaturan Respons imun oleh APC5. Pengaturan Respons imun oleh Ab6. Pengaturan Respons imun oleh limfosit T7. Pengaturan Respons imun oleh sel NK dan sel TNK

8. Penglokalisasian sel pada Respons imun9. Modulasi respons yang idiotipik pada Respons imun

10. Modulasi neuroendokrin pada Respons imun11. Pengendalian genetik Respons imun12. Asosiasi MHC dengan penyakit Autoimun13. Defek gen yang berasosiasi dengan Defisiensi imun atau Abnormalitas

Page 3: Clinical Immunology in Brief-6

3

Pengaturan Respons imun (Pedalaman

materi)

Pengaturan RI

Ada peran R-Ag di sel T & BAg

* Sifat Ag : menentukan tipe RI* Dosis Ag : bila tinggi induksi toleransi

* Port d’antre: terjadi/ tidak terjadi RI

APC Toleransi

RI

*Mol permukaan: stimulasi bersama *Peran adjuvan: peningkatan RI

Y*Kendali : umpan balik RI *Efek IgM/IgM pasif : konse- *Mekanisme modulasi: belum *Berperan: modulasi positif RI

TCD4+/TH

*Sitokin/Kemokin: RI infeksi/tumor

Penglokalisasi sel

*Peran sitokin/kemokin*Peran virus thdp sitokin/ *Peran inhibitor sitokin

Modulasi idiotipik

*Pengertian isotip/ *Variasi idiotip: diver- *Efek idiotip

Modulasi neuro-endokrin

*Stres: RI terganggu

Genetik

*Sistem syaraf/endokrin/imun:

MHC Non-MHC

*Haplotip kemampuan

*Pengendali RI infeksi: *Peran utama gen: keren-

*Banyak yg memodulasi *Berpengaruh thdp su- Auto-Imun

B

T

TNKNK

*Sifat sel:

kuensi klinis

tuntas (2 penjelasan)

kemokin

RI septibilitas infeksi*Gen MHCnya berperan

untuk timbulnya peny.

gen terkait MHC

tanan thdp penyakit AI

berintegrasi

allotip/idiotip sitas sisi–ikat Ag

Respons Imun

Page 4: Clinical Immunology in Brief-6

4

Pokok-pokok pengaturan RI

Kedua subpopulasi sel T (CD4 atau CD8 ) merupakan sel T pengatur

dapat menginhibisi respons dengan menghasilkan sitokin seperi IL-10 (Interleukin-10) atau TGF-

+ +

RI dikendalikan oleh beberapa mekanisme pengendalibekerja untuk mengembalikan RI dalam kondisi istirahat saat

responsthdp Ag tak diperlukan lagi.

Berbagai faktor mengatur hasil RItermasuk Ag, dosis dan cara pemberiannya, dan latarbelakang genetikindividu dalam memberi respons terhadap tantangan Ag tersebut.

Ig dapat mempengaruhi RI (positif maupun negatif)+: sebagai idiotip atau lewat pembentukan kompleks imun.-: dengan mengurangi tantangan Ag atau lewat umpan-balik inhibisi sel B.Sel penyaji (APC) mempengaruhi RI karena mampu

menstimulasibersama (co-stimulation) ke sel T

jenis sel penyaji meningkatkan bentuk RI yang berbeda

RI diatur oleh sel Tsitokin yang diproduksi sel T mempengaruhi jenis RI yang diprakarsai Ag.Sel TCD4 mampu mengalihkan RI ke respons jenis sel TH1 atau TH2. +

Page 5: Clinical Immunology in Brief-6

5

Pokok-pokok pengaturan RI

Migrasi selektif turunan sel T (subset) ke tempat yang berbeda dapat memodulasi RI setempat (lokal)

karena kedua sel T (TH1 & TH2) memberi respons terhadap kelompok kemokin yang berbeda.

Faktor genetik yang mempengaruhi RI ialah gen terkait MHC dan non-MHC.

gen-gen ini mempengaruhi tingkat RI, suseptibilitas terhadap infeksi dan penyakit auto-imun (AI). Defek di banyak gen ini mengakibatkan defisiensi imun atau RI yang tidak normal.

Sistem neuro-endokrin mempengaruhi RIkhususnya kortikosteroid mengatur turun (downregulate) respons sel TH1 dan aktivasi makrofag (MO)

Page 6: Clinical Immunology in Brief-6

6

Pengaturan RI oleh Ag (Antigen)

*sel T/B dicetus Ag setelah terjadi ikatan dgn R-nya yg spesifik Ag bersama dgn stimulasi bersama yg tepat. T lewat peptide Ag yg sudah diproses yg diikat molekul MHC kelas 1

atau bila kelas 2 di sel penyaji (APC)

RI yg efektif akan mengeliminasi Ag dari sistem

*sifat Ag, dosis dan cara masuknya mempengaruhi hasil RI

*untuk menjaga agar tetap terjadi proliferasi sel T & B maka perlu pema- janan Ag berulang kali.

dan saat RI efektif ada ekspresi yang kuat di sel efektor yang spesifik reaktif

*pada akhir RI terjadi pengurangan pemajanan Ag yang memberi penu- runan ekspresi IL-2 dan IL-2R sehingga terjadi apoptosis sel T-yang- spesifik Ag ini.

Sel T-yg spesifik Ag sebagian besar mati pada akhir RI. Sebagian kecil sel T dan B yang spesifik Ag ini bertahan untuk menjadi sel pengingat.

Page 7: Clinical Immunology in Brief-6

7

Ag yang diberi s.c atau i.d dapat memberi RI sedangkan pemberian i.v, p.o atau p.i dapat menyebabkan toleransi atau deviasi RI dari 1 jenis sel T ke respons lain

Sifat Ag mempengaruhi jenis RI yang terjadi * Setiap Ag akan memberi RI yang berbeda

Ag polisakaride kapsul suatu bakteri umumnya akan memberi respons IgMsedangkan protein dapat menginduksi RI seluler dan humoral.

Mikroba intrasel (bakteri, parasit, virus) dan zat tertentu (ump. silika) akan mencetus RI seluler sedangkan Ag protein yang larut akan memberi RI humoral

Ada produk mikroba intrasel yang bertahan sehingga terjadi RI yang berlama-lama sehingga merugikan.

Ag dosis tinggi akan menginduksi toleransi*seringkali dosis Ag yang tinggi mengakibatkan toleransi sel T dan kadang-kadang juga toleransi sel B.

terjadi akibat Ag polisakaride yg T-indep. dalam dosis tinggi.Port d’antre Ag dapat menentukan terjdi atau tidaknya RI

Pengaturan RI oleh Ag (Antigen)

Page 8: Clinical Immunology in Brief-6

8

APC Pengaturan RI oleh APC

*Sifat APC dalam menyajikan Ag menentukan apa akan terjadi RI atau Toleransi

APC TAg

molekulco-stimulator

Tact IL-2

IL-2R

TAPCB7 CD28

Tact IL-2

IL-2R MHC

TCR

MO TCD40 CD40L

Takt IL-12

IL-12R

aktivasi

TH1

APC

B7 CD28

non-prof Tak ada respons atau deviasi imun

1)

2)

3)

T

4) T luguBist Tak ada respons, terjadi

toleransitak ada stimulasi

Page 9: Clinical Immunology in Brief-6

9

APC Pengaturan RI oleh APC

APC

MHC

Mol ko-stimulator

Peningatan RI

Lc Lc teraktifkan dan mampu ke kel limfe lokaluntuk mengaktifkan sel T

Adjuvan

Adjuvan

kadar tinggi

sel Langerhans

Page 10: Clinical Immunology in Brief-6

10

Y

Y

APCkompleks

FcR

C3R

Pemrosesan lebih efisien drpd Ag

Y

Stimulasi respons IgM anti-idiotip yg

Pengaturan RI oleh Ab

Y

imun

mengamplifikasi RI

Y

IgM

IgM

atau

Ab mengendali RI

Y IgM spesifik

Y IgG spesifik

Berlaku untuk poli dan monoklonal Ab

konsekuensi klinik & - Vaksin tertentu - Inkompatibilitas Rh

Mekanisme Ab memodulasi RI belum jelas betul

Untuk IgM pada sel pembentuk plak:

+

+

RI spesifik thdp Ag tsbRI spesifik thdp Ag tsb

aplikasinya:

Page 11: Clinical Immunology in Brief-6

11

Y

menghalangi aktivasi sel oleh TK yang berasosiasi dgn R-Ag

Pengaturan RI oleh Ab

IgG dapat mensupresi sintesis IgG spessifikCara kerja Ab:

- Pemblokan Ab

YAb yg diberi secara pasif B

bersainghasil IgG Ab sgt tergantung konsentrasi Ab & afinitas Ag dibandingkan dengan afinitas R sel B

hanya sel B yg afinitasnya tinggi yang bersaing baik (mekanismenya tidak

bergantung dari Fc Ab) - Kait-silang R

YIgG juga memiliki efek yang bergantung Fc

YYIg membran

Ig larutAg

YYIg membran

Ag

SHP-1

epitop yg berbeda

Ab-nya dpt mengenali

Ig larut

FcRIIbTyrosine Phosphatase

Page 12: Clinical Immunology in Brief-6

12

Y

Ig membran

Umpan balik Ab merupakan faktor penting untuk proses pendewasaan afinitas

Kompleks imun dapat menginhibisi atau meningkatkan RI

Y Y

Y

Ag

Kompleks imun

IgG

FcRIIb

Sel B Sel B

YAg

YY Y

YY

IgM

Salah satu cara Ab (IgM maupun IgG) bekerja memodulasi RI mencakup mekanisme yang bergantung Fc dan pembentukan kompleks imun dgn Ag.

C3d

sel dendrit folikuler

CR2

INHIBISI AUGMENTASI Aktivasi komplemen meloka-lisir kompleks imun karena berinteraksi dengan CR2 di sel dendrit folikuler

Memungkinkan kesinambungan RI karena menjaga sumber Aginhibisi

hal ini ok hanya sel B yang memiliki R berafinitas tinggi yang dapat bersaing dengan Ab pasif terhadap Ag

Dosis IgG yg kurang untuk menginhibisi produksi Ab secara tuntas berefek meningkatkan afinitas Ab rata-rata

Ab tidak diproduksi

Pengaturan RI oleh Ab

Page 13: Clinical Immunology in Brief-6

13

Pengaturan RI oleh limfosit TT

Pemberian auto-Ag dalam dosis tinggi mencegah autoimunitas

Sel T sanggup mengatur mengatur hilir (downregulate) RI.selain sel TH1 & TH2 ada lagi sel T lain yang sanggup

mengatur RI yi sel Tr1 (mensekresi IL-10) &TH3

(mensekresi TGF-).

Treg atau Tr1 menghasilkan IL-10 sedangkan TH3 mensekresi TGF (dlm jumlah besar), IL-4 & IL-10 (dlm jumlah keecil)

Sel TCD4 dapat mencegah induksi autoimunitascara masuk Ag dan sifatnya serta APC inisial bersama sifat Ag mempengaruhi hasil RI Inhibisi (efek negatif) terjadi

oleh sel TCD4+ dan menunjukkan

ada peran TGF & IL-10 untuk supresi

bantuan yang tercetus lewat TH1 & TH2 mempengaruhi sifat RI memilih RI humoral atau seluler.

Sel T memodulasi RI secara positif yakni memberi bantuan

+

Page 14: Clinical Immunology in Brief-6

14

T

Pengaturan silang turunan sel TH membuktikan bahwa sitokin yang diproduksi seperti IFNyang disekresi oleh sel TH1 dapat menginhibisi respons sel TH2.

IL-12 perlu untuk pembentukan respons TH1 dan keseimbang-an TH1/TH2 dimodulasi oleh kadar IL-12 dan IL-12R yang di-ekspresi.

selanjutnya: IL-10 (sel TH2) mengatur hilir ekspresi B7 & Il-12 oleh APC sehingga menginhibisi sel TH1.

IFN IL-4

IL-10

IL-12

1

1

2

IL-12R

TH1TH2

monosit

Jadi, aktivasi sel TH1 atau TH2 dapat menyebabkan deviasi RI seleksi tipe respons efektornya.

Turunan (subsets) sel T berperan dalam mengatur produksi Ig produksi berbagai sitokin oleh subpopulasi sel TH yang berbeda (CD4+) memberi informasi pengaturan sintesis IgE.

Pengaturan RI oleh limfosit T

Page 15: Clinical Immunology in Brief-6

15

T

Sel T yang menghasilkan IL-10 dan dibantu TGF- berperan untuk perkembangan penyakit IBD dikenal sebagai sel Tr1 Sel ini mengekspresi CTLA-4 secara terus menerus, yakni molekul yang berperan untuk pengaturan negastif aktivasi sel T.

Pengaturan RI oleh limfosit T

Sel dapat mentransfer resistensi dan toleransiTCD8+

Sel ini juga terbukti mengatur RI Pengaturan RI oleh sel ini merupakan proses faali

normal

Turunan sel TH yang mengekspresi CD25 tinggi dan CD45RB rendah ber- peran untuk mengatur RI dan menjaga toleransi perifer terhadap Ag-diri.

Page 16: Clinical Immunology in Brief-6

16

Pengaturan RI oleh sel NK & Sel TNKNK TNK

Sel NK berperan pada RI dini terhadap patogen intrasel, sebagian besar lewat produksi IFN- yang mengaktivasi MO dan mendiferensiasi sel TH1

keaktifan sel NK diinduksi oleh IFN/, IL-15, IL-18 dan Il-12 dan diatur negatif oleh IL-10 dan TGF

Sel TNK memproduksi sitokin bila R-nya berhubungan dengan glikolipid yang berasosiasi dengan CD1d.

sudah terbukti in-vitro bahwa sel ini berperan pada pengendalian auto- imunitas, infeksi parasit dan pertumbuhan sel tumor.

Sel TNK yang mensekresi IFN dapat menginduksi aktivasi sel, meningkatkan proliferasi dan sitotoksisitas sel.

Sel NK menghasilkan sitokin dan kemokin sehingga berperan pada respons alamiah (innate) terhadap infeksi dan tumor.produksi sitokin dan kemokin pengatur imun pada tahap dini mempeng-aruhi sifat RI yang didapati (adaptive) selanjutnya sehingga dapat mem-pengaruhi hasil RI

Page 17: Clinical Immunology in Brief-6

17

Penglokalisasian sel pada RI

Dalam keadaan normal, tidak se-mua tempat/sisi suatu organ akan memberi RI (ump testis & bilik an-terior mata). Hal ini sebagian oleh karena sitokin inhibitor yi: TGF dan IL-10.

Kemokin dapat diinduksi oleh sitokin di sisi peradangan sehingga terjadi mekanisme bantuan suatu jenis repons yang diperlukan.

yang berbeda lokasi yang dihasilkan turunan sel ini di sisi peradangan.

CCR5 sedangkan TH2: CCR3, CCR4, CCR8) memungkinkan sinyal kemotaktik

Di bilik mata anterior dengan adanya MIF akan menginhibisi keaktifan NK. Ekspresi FasL yang ada di kedua organ di atas akan mengeliminasi limfosit yang mengekspresi Fas (apoptosis)

IP-10,Mig

TH1 TH2

TH1 TH2

IFN IFN

CxCR3 CCR2,10MCP-1

CCR3

eotaxin eotaxin

CCR3

darah

jaringan

Monosit

Sel mast

IL-4, IL-13 IL-4, IL-13

Respons sel TH1

Respons sel TH2

Sitokin yang diproduksi berbagai jenis sel berperan dalam me-kanisme pengaturan RIbalabantuan sel TH1 dan TH2 dikendalikan secara berbeda sehingga RI lokal yang terpolarisasi dipertahankan.

tempat demikian dikenal sebagai immune privileged

Kemokin yang diekspresi kedua turunan sel ini berbeda ( TH1: CXCR3 &

Page 18: Clinical Immunology in Brief-6

18

Modulasi respons yang idiotipik pada RI

TcR masing-masing dan Ig sifatnya imunogenik karena urutan unik yang dikenal sebagai idiotip.Ab yang terjadi terhadap sisi ikat Ag ini disebut Ab idiotipik dan dapat mempengaruhi hasil RI

Ada jaringan kerja di tubuh yang berinteraksi lewat pengena-lan idiotip (Jerne)Ag enginduksi respons Ab akan mencetus respons anti-idiotipik oleh Ab

Ab thdp sisi-ikat idiotop

Interaksi idiotip dapat meningkatkan atau mensupresi respons Ab.anti-idiotip dapat mempengaruhi

penya- jian kembali idiotip dalam suatu RI.

YY Ab thdp sisi-tak ikat idiotop

hapten

Inhibisi pengikatan

Y

Toleransi terhadap Ag-diri terjadi saat ontogeni. Saat masa natal sisi-ikat R-Ag-spesifik di sel B & T teerlalu rendah untuk mencetus toleransi.hal serupa di serum, meski ada Ab, toleransi hanya terjadi di sisi Fc saja (yakni bagian yang mengandung cukup pengikat), namun tidak di sisi rantai HC atau LC yakni sisi penentu spesifisitas pengikat Ag.

Page 19: Clinical Immunology in Brief-6

19

Modulasi neuroendokrin pada RI

hubungan syaraf

nteraksi hormonalhubungan postulasi (molekul efektornya belum dibuktikan)

Hubungan neuroendokrin dan sistem imun adalah timbal baliksitokin, terutama IL-1 & IL-6, adalah modulator timbalbalik antara sistem-sistem ini

jaringanlimfoid

hipotalamus

hipofiseanterior

tiroid

timus

sel pulau Langerhans

gonad

suprarenal kate

khol

amin

e

kortik

oste

roid

insulinhormon

sel T

tiroksin

GH

IL-1

simpatis

sim

pati

ssi

mpa

tis

Stres dapat mengakibatkan supresi fungsi imun

Ada banyak bukti bahwa sistem syaraf, endokrin dan imun saling berhubungan

Page 20: Clinical Immunology in Brief-6

20

Pengendalian genetik RI

Ada banyak cara gen mempengaruhi RI

1. Haplotip MHC mempengaruhi kesanggupan respons terhadap suatu Ag

2. Gen terkait MHC berperan mengendalikan renspons infeksi3. Gen MHC berperan utama untuk suseptibilitas penyakit

autoimun4. Gen yang terkait timpang dengan MHC mempengaruhi

perkembangan autoimunitas5. Banyak gen non-MHC juga memodulasi RI6. Gen terkait non-MHC mempengaruhi suseptibilitas terhadap

infeksi7. Gen non-MHC Mempengaruhi perkembangan penyakit autoimuna.d 1: Dari percobaan in-vivo terbukti bahwa faktor genetik berperan dalam menentukan ketanggapan respons imunHaplotip MHC yang berbeda kesanggupan Abnya terhadap Ag. Respons imunnya bervariasi (fungsi ini bergantung pada MHC kelas 2 dan terbukti spesifik untuk masing-masing Ag). Terbukti pula bahwa gen di dalam ruang lingkup MHC mempunyai peran dasar respons terhadap mikroba peyebab infeksi.

Resistensi/suseptibilitas terhadap meneyebab infeksi sifatnya diwariskan.

pola yang sama ditemukan pada penyakit auto-imun. Dalam keadaan ini seringkali banyak gen berperan serta mengatur resistensi atau su-septibilitas ini penyakitnya dikatanak di bawah kendali poligenik.

Page 21: Clinical Immunology in Brief-6

21

Pengendalian genetik RI

a.d 2. Gen terkait MHC mengendalikan respons infeksi

pada beberapa hal gen yang terkait adlah gen Mhcnya tetapi pada bebe-rapa keadaan diduga bukan gen MHC itu sendiri namun suatu gen yang terkait MHCad.2a Ada beberapa bukti yakni: lokus gen I-E tikus putih menyebab- kan suseptibilitas terhadap infeksi T. spiralis dan L. donovani.ad.2b HLA hapotipe tertentu mencegah beberapa infeksi tertentu*HLA B*5301 dan DRB1*1302 mencegah infeksi malaria berat.*HLA A*02 berasosiasi mereduksi risiko perkembangan infeksi HTLV-1 dan heterosigositas lokus kelas 1 yang tidak memiliki espresi B*35 dan CW*04 menguntungkan*Proteksi dapat bukan di molekul yang terkait MHCnya (TNF OCT-1)a.d 3. Gen MHC berperan utama untuk suseptibilitas penyakit autoimun *IDDM: HLA-DR3 & DR4, terutama yang heterosigot (DR3/4) yg berisiko tinggi kaitan terbukti oleh DQB1*303 (ok keterkaitan timpang)

ad.1a Gen pemberi respons yang terkait MHC mengendalikan semua RI yang menyertakan pengenalan Ag oleh sel T

IRnya tergantung aktivasi klon limfosit. Pengenalan Ag oleh sel T terjadi bila sel T menyajikan Ag sebagai kompleks peptide terhadap MHC kelas 1 & 2.

Page 22: Clinical Immunology in Brief-6

22

Pengendalian genetik RI

a.d 5. Banyak gen non-MHC juga memodulasi RI RI juga dikendalikan oleh gen di luar MHC namun sifatnya kurang polimorfik dan kurang berperan dalam variasi suseptibilitas penyakit sudah terbukti ada pada penyakit autoimun,alergi dan infeksi*defek/defisiensi komponen komplemen (C1q,C1r, C1s, C3, C4) SLE*produksi IgE yg tinggi atopi gen di Chr# 11qa.d 6 gen non-MHC yang terbukti juga mempengaruhi suseptibilitas terhadap infeksi

*gen pengendali fungsi MO: Lsh/Ity/Bcg pengendali infeksi Leissshmania, Salmonellae, Mycobateria.*polimorfisme gen penyandi R-sitokin mutasi IL-7R, IFNR, IL-12R, CCR-5, idd-1, lpr, gld, FAS-FAS-L, FcRIIb,

a.d 4. Gen yang terkait timpang dengan MHC mempengaruhi per- kembangan autoimunitas*in-vivo: SLE timbul pada kawin silang tikus NZB dengan NZW*gen lain yang terkait MHC juga berperan pada pemrosesan RI pencetusan dan transpor fragmen peptide Ag.

Page 23: Clinical Immunology in Brief-6

23

DR4 5

Ankylosing spondylitis B27 90-100 Dermatitis herpetiformis DR3 56 IDDM DR3/4 25 DR3

5 Myasthenia gravis DR3 5

Multiple sclerosis DR2 4 DQ6

12 Pemphigus vulgaris DR4 14 Psoriasis Cw6 13

RA DR4 4 SLE DR2/3 5

Sjorgen’s syndrome Dw3 6

DR4 5

Penyakit Alel HLA RR

Yang dimaksud dgn RR ialah probabilitas suatu penyakit yang terjadi pada orang-orang dengan alel HLA tertentu dibandingkan orang-orang yang tidak memiliki alel HLA tersebut dan ditetapkan dengan membagi frekuensi alel HLA dalam populasi. Nilai-nilai yang ditayangkan di atas adalah untuk populasi Kaukasus - populasi lain mungkin memiliki gen berisiko yang berbeda dan nilai RR-nya dapat bervariasi antar peneliti.

Asosiasi MHC dengan penyakit autoimun

Page 24: Clinical Immunology in Brief-6

24

Defek gen yang berasosiasi dgn ID atau

abnormalitas

Psoriasis Cw6 13

Kelainan Gen yg defektif AkibatSCID gc kegagalan transduksi sinyal sitokin

IL-2Ra kegagalan sinyal IL-2 utk aktivasi & perkembangan IL-7Ra kegagalan IL-7 untuk perkembangan limfosit Jak3 kegagalan transduksi sinyal sitokin

CD3g tak ada sinyal transduksi dari R sel T CD3e tak ada sinyal transduksi dari R sel T

Zap70 tak ada sinyal transduksi dari R sel T ADA sitotoksisitas sel T

RAG1/2 kegagalan rekombinasi fgen TCR & BCR Defisiensi sel T PNP kegagalan perkembangan sel TDefisiensi MHC kelas 2 CIITA kegagalan mengekspresi molekul MHC kelas 2

X-linked hyper-IgM CD40L tak ada pematangaan respons AbDefisiensi MHC kelas 1 TAP1/2 kegagalan menyediakan molekul MHC kelas 1

X-linked A-g-globulinemia Btk kegagalan perkembangan sel BSindrom limfoproliferatif SH2D1A/ASAP gangguaan sinyal negatif ke sel Byang X-linkedSindrom limfoproliferatif Fas(CD95) atau perpanjangan hidup limfosit akibat menurunnyayang auto-imun FasL apoptosisSindrom Infeksi M. Tbc IFNgR1/2 atau gangguan respons sel TH1 IL-12R

Page 25: Clinical Immunology in Brief-6

25

Critical thinking1. Sebutkan faktor apa saja yang mengatur Respons imun2. Apa pengertian istilah positif pada ‘Ig mengatur RI secara positif’? Apa yang dimaksud dengan pengaturan yang negatif dari Ig?3. Bagaimana peran APC dalam mengatur Respons imun?

prakarsai Ag?4. Sitokin apa saja yang diproduksi sel T yang mempengaruhi Respons yang di-

5. Faktor genetik apa saja yang mempengaruhi Respons imun? Apa akibat defek di

6. Apa yang dimaksud pengaturan hilir (down-regulation) suatu respons?gen demikian?

Agnya?7. Kapan terjadi aktivasi selT dan/atau sel B oleh Ag dan bagaimana pemrosesan

8. Bagaimana pengaturan penghentian respons imun yang terjadi? 9. Apa efek Ag berdosis tinggi bagi respons imun?

10. Apa yang dimaksud dengan adjuvan? 11. Bagaimana Ab mengendalikan Respons imun?

12. Apa peran kompleks imun pada respons imun? 13. Apa yang menglokalisasi kompleks imun? 14. Sel T yang mana yang dapat mencegah induksi autoimunitas dan apa sitokin

induktor tersebut?

Page 26: Clinical Immunology in Brief-6

26

Critical thinking

15. Apa peran IL-12 pada sel T dan apa yang memodulasi keseimbangan rasioTH1/TH2?

16. Kapan sel T memproduksi sitokin dan Respons imunyang mana yang dipeng- aruhinya?

17. Berikan asosiasi HLA dengan penyakit.18. Apa peran gen MHC pada Respons imun?

20. Berikan contoh beberapa penyakit defek gen yang berasosiasi dengan defisiensi19. Apa peran gen non-MHC pada Respons imun?

imun?

Page 27: Clinical Immunology in Brief-6

27

block IMMUNODEFICIENCY

(IMMUNOLOGIC TOLERANCE)

*self tolerance

*definition of tolerogens

pathways to B cell tolerance

*pathways to T cell tolerance *general characteristic of T cell tolerance

*cases of incomplete tolerance

*basic & level of respons

*basic & the level of determinant

*basic & the level of tissue specificity

*mechanism of tolerance induction of T-indep Ag

*Ts cell role in inducing tolerance

*Ab induced tolerance

-idiotypes.0

*importance of tolerance in association

*mechanism of B cell tolerance induction

to therapeutic application *immunosuppressive drugs effect to tolerance

*basic & its phenomenon of the level of affinity & isotypes of incomplete tolerance

*illustrations of historical development of the concept of tolerance

*the neonatal grafting experiment *basic & level of respons

*active & passive induc- tion of tolerance by anti-

*general characteristic of B cell tolerance

due to B cell clonal deletion

*summarized findings in T cell tolerance

*tolerancefactors of B cell

due to AFC block

*factors of T cell tolerance

*mechanism of tolerance induction *mechanism of tolerance induction

to T-indep Ag

Tissue

Allergic response

IMMUNODEFICIENCY(IMMUNOLOGIC TOLERANCE)

Therapy

Cellular

Humoral

Ag

* types*role of IgE*role ofimmune cells*allergens*skin tests

Page 28: Clinical Immunology in Brief-6

28

block IMMUNODEFICIENCY, AUTO-IMMUNITY & AUTO-IMMUNE

* HLA association in AI disease

of AI

* IF studies result in Goodpasture syndrome & SLE

* evidence of self-reactive lymphocytes

* possibility to induce AI through bypass of

* example of an auto-immune disease * the immunological basis of AI desease

Ag, lesion & overlap * implication of an association of disease with AI

* DD/ of organ & non-organ specific in view of

regulatory mechanism

* genetic background of AI dis.

* possible implication of AI disease patho- genesis

* example proof that cell surface R can induce AI (autoimmunity)* example of similar phenomenon with AI

(autoimmunity) * mechanism of AI disease ec evasion of the

control of autoimmunity

Disease

Genetic

IMMUNODEFICIENCY

AUTOIMMUNE AUTOIMMUNITY &

Examination

Pathogenesis

* outline of AI therapy & positivenessTherapy

Page 29: Clinical Immunology in Brief-6

29

block D/ TESTS IN CLINICAL IMMUNOLOGY

*description of Ag-Ab reactions by means

*desctription of the IDD techniques

*description of the principe

*description of pure Ab

*identification of B cell by PFCA *lymphocytes separation by Ficoll-Hypaque/Isopaque *isolation of lymphocytes subpopulation by Rosetting *separation of lymphocyte by plating

*desctription of the IEP techniques *desctription of the SRID techniques *desctription of theCCEP techniques

*description of the techniques

Identification (ACG)

*description of the techniques

*few common technique applied in biological

*accuracy of these kind of tests science used in Clinical Immunology

*description of the principe

*description of RIST principe *description of RAST principe

Agar gelCF test

HA test

IF test

EIA

RIACell

*description of the techniques of gel precipitation

AbD/ TESTS IN CLINICAL IMMUNOLOGY