bank victoria international tbk edited

42
[BANK VICTORIA INTERNATIONAL TBK] 1 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA............................................... 1 BAB I........................................................ 2 PROFIL PERUSAHAAN............................................ 2 BAB II....................................................... 5 ANALISA LAPORAN KEUANGAN.....................................5 BAB III..................................................... 18 PERBANDINGAN KINERJA BANK VICTORIA DENGAN BENCHMARK BANK MAYAPADA.................................................... 18 BAB IV...................................................... 21 STRATEGI BANK VICTORIA INTERNATIONAL........................21

Upload: meishera-panglipurjati-saragih

Post on 19-Jan-2016

99 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Analisa fundamental dan benchmark

TRANSCRIPT

Page 1: Bank Victoria International Tbk Edited

[ ] 1

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................... 1

BAB I..................................................................................................................................................... 2

PROFIL PERUSAHAAN.................................................................................................................... 2

BAB II................................................................................................................................................... 5

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.................................................................................................. 5

BAB III............................................................................................................................................... 18

PERBANDINGAN KINERJA BANK VICTORIA DENGAN BENCHMARK BANK MAYAPADA...................................................................................................................................... 18

BAB IV............................................................................................................................................... 21

STRATEGI BANK VICTORIA INTERNATIONAL.....................................................................21

Page 2: Bank Victoria International Tbk Edited

2 [ ]

BAB I

PROFIL PERUSAHAAN

PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) adalah bank domestik yang sudah

beroperasi lebih dari 20 tahun di Indonesia. BVIC berdiri pada tanggal 5 Oktober

1992 di Jakarta sebagai bank umum swasta dan kemudian terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tanggal 30 Juni 1999. Dalam perjalanannya, BVIC telah beberapa kali

melakukan rights issue dan menerbitkan obligasi untuk memperbesar modalnya.

Berikut ini adalah kondisi finansial yang dibukukan oleh BVIC pada tahun 2013:

Tabel 1.1. Finansial BVIC 2013Account Rp

Total Aset 19.17 triliun

Penyaluran Kredit 11.07 triliun

DPK Terhimpun 15.13 triliun

Modal Saham 1.64 triliun

Laba Bersih 173 miliar

Di akhir tahun 2013 BVIC telah mengoperasikan 100 jaringan kantor

operasional yang tersebar di daerah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. BVIC,

seperti bank umum lainnya, tugas utamanya adalah untuk meminjam dana dari pihak

ketiga dan menyalurkannya sebagai kredit kepada masyarakat. BVIC mendapatkan

beberapa penghargaan sepanjang tahun 2012 & 2013 atas performanya yang

memuaskan, di antaranya:

Tabel 1.2. Penghargaan BVIC 2012 – 2013Award Tahun

Infobank Award 2012 - Sangat Bagus

2012

Banking Efficiency Award Bisnis Indonesia 2012Indonesia Enterprise Risk Management Award 2012 - finalisBest Performance Banking 2012 - Tempo's Indonesia Banking AwardThe Best Bank 2012 - Compliance, Financial Aspects, & GCG

2013Infobank Award 2013 - Sangat Bagus

Anugerah Perbankan Indonesia 2013 - GCGBest Performance Banking in Buku 2 - Indonesia Banking Award

Produk simpanan dari BVIC antara lain: tabungan, giro, dan deposito

sementara produk kreditnya antara lain: kredit modal kerja, kredit investasi, kredit

rumah, kredit kendaraan bermotor, dan kredit multi guna. Terdapat juga jasa – jasa

Page 3: Bank Victoria International Tbk Edited

[ ] 3

penunjang lainnya yang disediakan BVIC demi melayani kebutuhan para nasabahnya.

BVIC pada tahun 2013 masih terklasifikasikan sebagai bank Buku 2.

1.1. Nilai dan Tujuan BVIC

BVIC dalam menjalankan kegiatan operasionalnya di dalam lini usaha perbankan

yang sangat penuh dengan peraturan dan resiko tinggi memerlukan penerapan

Good Corporate Governance yang baik agar terjaganya seluruh kepentingan dari

para stakeholders. Berikut adalah visi dan misi dari BVIC:

Visi:          “Menjadi bank pilihan nasabah yang terpercaya, sehat dan efisien”

Misi:

1. Senantiasa berupaya memenuhi kebutuhan nasabah, membina hubunganyang

baik dengan nasabah serta memberi layanan yang terbaik kepada para nasabah.

2. Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional, berprinsip dan

berdedikasi untuk memberikan layanan serta memenuhi kebutuhan nasabah.

3. Menjalankan operasional perbankan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian

secara efisien dan berkesinambungan.

Melakukan pengelolaan risiko dan keuangan secara prudent serta konsisten dan

senantiasa menerapkan prinsip – prinsip Good Corporate Governance. Untuk

mendukung tercapainya visi dan misi perusahaan BVIC telah menetapkan nilai-nilai

budaya utama (core values) yang menjadi dasar dari budaya perusahaan (corporate

culture) yang menjadi acuan bagi seluruh karyawan dari BVIC tanpa terkecuali. Core

values tersebut dapat disingkat menjadi akronim D-A-H-S-Y-A-T supaya lebih mudah

diingat dan tertanam dalam benak seluruh karyawan BVIC. Penjelasannya adalah

sebagai berikut:

   Discipline: Seluruh karyawan bank tanpa terkecuali harus memiliki sikap disiplin

yang tinggi baik disiplin terhadap waktu, target kerja, pengendalian biaya dan lainnya.

   Accountable: Dalam rangka penerapan GCG yang berkesinambungan, seluruh

karyawan tugas dan tanggung jawab yang spesifik terhadap bidang tugasnya

masingmasing. Tanggung jawab ini tidak hanya sebatas terhadap atasan (supervisor)

dari karyawan terkait, namun juga harus memiliki tanggung jawab kepada seluruh

stakeholders dari Bank Victoria (tanggung jawab publik).

   Honest: Kejujuran menjadi landasan budaya kerja yang sangat penti ng bagi  setiap

perusahaan, terlebih perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan seperti bank.

   Solid, Sustain: Kekompakkan dalam arti positif antar bagian/divisi menjadi syarat

Page 4: Bank Victoria International Tbk Edited

4 [ ]

mutlak untuk dapat menjaga pertumbuhan bisnis dari bank yang berkesinambungan

(sustainable growth).

   Youthful Spirit: Seiring dengan era globalisasi dan juga perkembangan ilmu dan

teknologi yang sangat dinamis saat ini, semangat/jiwa muda dalam setiap kepribadian

karyawan Bank Victoria menjadi keharusan agar bank dapat terus berkembang dalam

menjalankan aktivitas operasionalnya.

   Accurate: Sebagai lembaga keuangan dan juga perusahaan terbuka, keakurasian

data terkait dengan penyebaran informasi baik formal maupun informal sudah

menjadi suatu kewajiban dari bank untuk dipenuhi.

   Trust: Bank merupakan lembaga kepercayaan bagi para nasabah untuk menyimpan

dana, untuk itu unsur trust (kepercayaan) wajib menjadi nilai budaya yang harus

melekat pada seluruh karyawan Bank Victoria.

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka manajemen BVIC telah

menetapkan arah kebijakan BVIC ke depannya yaitu dengan fokus pada target pasar

berikut:

1.     Segmentasi Individu:

Fokus pada segmen pasar Affluent dan Mass Affluent

2.     Segmentasi Bisnis:

Fokus pada segmen pasar High Commercial, medium Commercial & Small

Companies

Page 5: Bank Victoria International Tbk Edited

[ ] 5

BAB II

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

2.1 ANALISA VERTIKALTabel 1 Analisis Vertikal Laporan Posisi Keuangan BVIC Tahun 2012 - 2013

(dalam Juta Rp) 2013Persentase dari aset

2012Persentase dari aset

Posisi KeuanganASETKas 53.249 0,28% 36.624 0,26%Giro pada Bank Indonesia 1.120.641 5,85% 975.766 6,80%Penempatan pada Bank Lain 2.914.852 15,20% 1.445.391 10,07%Surat-surat Berharga - neto 3.601.732 18,79% 3.951.593 27,53%Kredit yang Diberikan - neto 11.076.019 57,77% 7.580.958 52.82%Tagihak Akseptasi - neto 397 0,002% - 0,00%Penyertaan Saham - neto 60 0,0003% 29 0,0002%Aset Tetap - neto 195.949 1,02% 197.375 1,38%Aset Tidak Berwujud - neto 2.319 0,01% 2.250 0,02%Aset Lain-lain - neto 192.669 1,00% 161.770 1,13%Aset Pajak Tangguhan 13.465 0,07% 1.084 0,01%TOTAL ASET 19.171.352 100,00% 14.352.840 100,00%

LIABILITAS DAN EKUITASLiabilitas Segera 82.648 0,43% 48.579 0,34%Tabungan 702.446 3,66% 874.291 6,09%Giro 1.102.048 5,75% 871.451 6,07%Deposito Berjangka 13.327.763 69,52% 9.769.990 68,07%Simpanan dari Bank Lain 1.225.517 6,39% 720.450 5,02%Liabilitas Akseptasi 397 0,00% - 0,00%Surat Berharga yang Diterbitkan

990.843 5,17% 493.737 3,44%

Utang Pajak 39.350 0,21% 44.272 0,31%Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontijensi

- 0,00% - 0,00%

Liabilitas Lain-lain 55.564 0,29% 60.878 0,42%TOTAL LIABILITAS 17.526.576 91,42% 12.883.648 89,76%Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk

1.644.747 8,58% 1.469.164 10,24%

Kepentingan Non Pengendali 29 0,0002% 28 0,0002%TOTAL EKUITAS 1.644.776 8,58% 1.469.192 10,24%

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS

19.171.352 100,00% 14.352.840 100,00%

Sumber: Laporan keuangan Bank Victoria tahun 2012 – 2013, data diolah.

Page 6: Bank Victoria International Tbk Edited

6 [ ]

Total aset PT Bank Victoria International, Tbk (BVIC) dari tahun 2012 – 2013

mengalami peningkatan yaitu dari Rp 14,35 triliun menjadi Rp 19,17 triliun.

Komponen terbesar pembentuk total aset berasal dari kredit yang diberikan dengan

kisaran 52% - 58% dari total aset. Secara umum komponen-komponen pembentuk

total aset untuk tahun 2013 tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan dari

tahun 2012, kecuali :

Giro pada Bank Indonesia yang disetorkan BVIC pada tahun 2012 sebesar 6,80%

dari total aset, namun pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 5,85%.

Giro pada Bank Indonesia ini disediakan untuk memenuhi persyaratan Giro

Wajib Minimum (GWM) dari Bank Indonesia yang besarannya didasari oleh

sejumlah persentase dari jumlah dana pihak ketiga. Penurunan komponen giro

pada Bank Indonesia ini disebabkan oleh menurunnya komposisi dana pihak

ketiga yang dimiliki BVIC terhadap total liabilitas dan ekuitas, yaitu sebesar

80,23% pada tahun 2012 menjadi 78,93% pada tahun 2013.

Penempatan dana BVIC pada bank lain untuk tahun 2013 sebesar 15,20% dari

total aset, mengalami peningkatan dari 10,07% pada tahun 2012. Komponen

terbesar pembentuk penempatan dana pada bank lain ini berasal dari penempatan

yang dilakukan oleh BVIC pada PT Bank Central Asia, Tbk yang hampir

mencapai 50% dari total keseluruhan.

Jumlah surat-surat berharga yang dimiliki BVIC untuk tahun 2013 sebesar

18,79% dari total aset, mengalami penurunan yang signifikan dari 27,53% pada

tahun 2012. Surat-surat berharga ini terdiri dari surat berharga yang ditempatkan

pada pemerintah dan bukan pemerintah dengan komposisi 5,54% pada

pemerintah dan 94,46% pada pihak selain pemerintah untuk tahun 2013; dan

20,75% pada pemerintah dan 79,25% pada pihak selain pemerintah untuk tahun

2012.

Jumlah kredit yang diberikan untuk tahun 2013 sebesar 57,77% dari total aset

mengalami peningkatan dari 52,82% pada tahun 2012. Terlihat bahwa BVIC

mulai meningkatkan jumlah kredit yang diberikan dengan komposisi 73,19% dari

total dana pihak ketiga pada tahun 2013, yang sebelumnya sebesar 65,83% dari

total dana pihak ketiga pada tahun 2012.

Page 7: Bank Victoria International Tbk Edited

[ ] 7

Komponen terbesar pembentuk total liabilitas dan ekuitas berasal dari deposito

berjangka yang hampir mencapai 70% dari total liabilitas dan ekuitas. Secara umum

komponen-komponen pembentuk total liabilitas dan ekuitas BVIC pada tahun 2013

secara umum juga tidak mengalami perubahan yang signifikan dari tahun 2012,

kecuali untuk beberapa komponen di bawah ini :

Jumlah tabungan pada tahun 2013 sebesar 3,66% dari total liabilitas dan ekuitas,

mengalami penurunan dari tahun 2012 yang sebelumnya sebesar 6,09%. Dari segi

jumlah tabungan, memang terjadi penurunan pada tahun 2013 dibandingkan pada

tahun 2012.

Jumlah surat berharga yang diterbitkan BVIC pada tahun 2013 mengalami

peningkatan dari tahun 2012, yaitu dari 3,44% menjadi 5,17% dari total liabilitas

dan ekuitas. Hal ini terjadi karena pada tahun 2013 BVIC menerbitkan Obligasi

Bank Victoria IV Tahun 2013 sebesar Rp 200.000.000 dan Obligasi Subordinasi

Bank Victoria III Tahun 2013 sebesar Rp 300.000.000.

Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun

2013 mengalami penurunan dari tahun 2012, yaitu dari 10,24% menjadi 8,58%

dari total liabilitas dan ekuitas, walaupun dari segi jumlah mengalami

peningkatan.

Tabel 2 Analisis Vertikal Laporan Laba (Rugi) Komprehensif Konsolidasian BVIC Tahun 2012 - 2013

(dalam Juta Rp) 2013Persentase

dari pendapatan

2012Persentase

dari pendapatan

Laba (Rugi) Komprehensif KonsolidasianPendapatan Bunga dan Syariah

1.600.960 100,00% 1.117.272 100,00%

Beban Bunga dan Syariah (1.123.819) 70,20% (778.518) 69,68%Pendapatan Bunga dan Syariah - neto

477.141 29,80% 338.754 30,32%

Pendapatan Operasional Lainnya

106.500 6,65% 85.050 7,61%

Beban Operasional Lainnya (269.431) 16,83% (187.817) 16,81%Laba Operasional 314.210 19,63% 235.987 21,12%Pendapatan (Beban) Non Operasional - neto

15.961 1,00% 16.607 1,49%

Laba Sebelum Pajak Penghasilan

330.171 20,62% 252.594 22,61%

Beban Pajak Penghasilan (67.535) 4,22% (47.023) 4,21%

Page 8: Bank Victoria International Tbk Edited

8 [ ]

Laba Tahun Berjalan 262.636 16,40% 205.569 18,40%Pendapatan (Kerugian) Komprehensif Lain

(89.645) 5,60% 45.840 4,10%

Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan

172.991 10,81% 251.410 22,50%

Sumber: Laporan keuangan Bank Victoria tahun 2012 – 2013, data diolah.

Dalam laporan laba (rugi) komprehensif konsolidasian, komponen beban

bunga dan syariah mencapai 70% dari total pendapatan bunga dan syariah. Maka dari

itu pendapatan bunga dan syariah – neto menjadi 30% dari total pendapatan bunga

dan syariah. Komponen terbesar pembentuk pendapatan bunga dan syariah berasal

dari kredit yang diberikan yang jumlahnya mencapai 72,50% untuk tahun 2013 dan

67,58% untuk tahun 2012. Sementara komponen terbesar pembentuk beban bunga

dan syariah berasal dari beban bunga yang dibayarkan untuk simpanan dana pihak

ketiga yang mencapai 82,94% untuk tahun 2013 dan 86,65% untuk tahun 2012.

Secara umum komponen yang membentuk laba tahun berjalan BVIC pada

tahun 2013 tidak mengalami perubahan yang signifikan dari tahun 2012. Namun,

jumlah laba komprehensif tahun berjalan pada tahun 2013 hanya sebesar 10,81% dari

total pendapatan bunga dan syariah, sementara pada tahun 2012 mencapai 22,50%.

Hal ini terjadi karena pada tahun 2013 BVIC mengalami kerugian komprehensif

lainnya yang mencapai Rp 89,65 miliar yang besarnya 5,60% dari total pendapatan

bunga dan syariah. Kerugian ini disebabkan oleh penurunan nilai wajar surat-surat

berharga BVIC yang tersedia untuk dijual.

2.2 Analisa Horisontal

Analisa horisontal bertujuan untuk melihat perkembangan kondisi perusahaan

dari tahun ke tahun. Dibawah ini kami sajikan hasil analisa horisontal laporan

keuangan BVIC periode tahun 2012 dan periode 2013. Akun yang ditampilkan pada

tabel hanya akun yang mengalami perubahan yang signifikan. Pada laporan posisi

keuangan BVIC akun yang mengalami peningkatan sangat signifikan yaitu aset pajak

tangguhan dengan peningkatan 1142.47%. Peningkatan ini bersifat positif,

menunjukkan kemampuan manajemen BVIC memulihkan jumlah pajak penghasilan

dimasa yang akan datang.

Selain itu, dari sektor ekuitas terjadi perubahan yang signifikan pada akun

saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya, peningkatan 152% disebabkan

Page 9: Bank Victoria International Tbk Edited

[ ] 9

perubahan undang-undang no. 1/1995 yang digantikan oleh undang-undang no.

40/2007 yang mengharuskan perusahaan menyisihkan cadangan umum sebesar

sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

Secara umum posisi keuangan BVIC tahun 2013 dinilai kurang baik terlihat pada

perbandingan peningkatan jumlah aset dengan jumlah liabilitasnya. Hal ini

menunjukkan adanya kemungkinan kredit bermasalah yang tidak tertagih.

Hasil analisa horisontal laporan laba rugi BVIC juga tidak menunjukkan

performa yang baik. Terlihat dari peningkatan laba tahun berjalan yang hanya

bertumbuh sebesar 28% sedangkan jumlah laba komprehensif tahun berjalan

mengalami penurunan sebesar -31%. Penurunan ini bisa jadi disebabkan karena

kondisi perekonomian Indonesia pada tahun tersebut sedang mengalami penurunan.

Tabel 3 Analisis Horisontal Posisi Keuangan BVIC Tahun 2012 - 2013

2013 2012Kenaikan (Penurunan)

JumlahPersentase

(%)AsetKas 53,249,337 36,624,392 16,624,945 45.39%Giro pada bank lain 11,046,175 6,933,203 4,112,972 59.32%Cadangan kerugian penurunan nilai

(49,128) (33,881) 15,247 45.00%

Giro pada bank lain-neto

10,997,047 6,899,322 4,097,725 59.39%

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain-neto

2,903,854,920 1,438,491,908 1,465,363,012 101.87%

Cadangan kerugian penurunan nilai

0 (200,000) (200,000) -100.00%

Surat-surat berhargaDiperdagangkan 41,805,254 14,829,820 26,975,434 181.90%Diukur pada biaya perolehan

182,729,130 - 182,729,130 100.00%

Cadangan kerugian penurunan nilai

(472,858) (834,199) (361,341) -43.32%

Penyertaan saham-neto 59,864 29,174 30,690 105.20%Aset pajak tangguhan-neto

13,464,827 1,083,714 12,381,113 1142.47%

Jumlah aset 19,171,351,935 14,352,840,454 4,818,511,481 33.57%

LiabilitasLiabilitas segera 82,648,295 48,579,457 34,068,838 70.13%Simpanan dari bank lain 1,225,517,224 720,449,993 505,067,231 70.10%Liabilitas akseptasi 397,117 - 397,117 100.00%Surat berharga yang 990,843,021 493,736,882 497,106,139 100.68%

Page 10: Bank Victoria International Tbk Edited

10 [ ]

diterbitkanLiabilitas imbalan kerja jangka panjang

36,990,396 25,063,606 11,926,790 47.59%

liabilitas pajak tangguhan-neto

- 17,485,174 (17,485,174) -100.00%

Jumlah liabilitas 17,526,575,899 12,883,648,176 4,642,927,723 36.04%

EkuitasKeuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual-setelah pajak tangguhan

(11,287,649)

78,357,765 (89,645,41

4)-114.41%

Saldo labaTelah ditentukan penggunaannya

41,000,000 16,000,000 25,000,000 156.25%

Jumlah ekuitas 1,644,776,036 1,469,192,278 175,583,758 11.95%Jumlah liabilitas dan ekuitas

19,171,351,935 14,352,840,454 4,818,511,481 33.57%

Sumber: Laporan keuangan Bank Victoria tahun 2012 – 2013, data diolah.

Tabel 4 Analisis Vertikal Laporan Laba (Rugi) Komprehensif Konsolidasian BVIC Tahun 2012 - 2013

2013 2012Kenaikan (Penurunan)

JumlahPersentase

(%)Pendapatan dan Beban OperasionalJumlah pendapatan bunga dan syariah

1,600,960,281 1,117,271,941 483,688,340 43%

Jumlah beban bunga dan syariah

(1,123,819,389)

(778,518,277) 345,301,112 44%

Pendapatan bunga dan syariah-neto

477,140,892 338,753,664 138,387,228 41%

Pendapatan dan Beban Operasional LainnyaPendapatan operasional lainnyaKeuntungan atas penjualan surat-surat berharga yang diperdagangkan dan tersedia untuk dijual-neto

58,785,191

39,444,587 19,340,60

449%

Jumlah pendapatan operasional lainnya

106,499,719 85,050,599 21,449,120 25%

Beban operasional lainnyaBeban penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan

(13,857,623) (8,510,283) 5,347,340 63%

Page 11: Bank Victoria International Tbk Edited

[ ] 11

Pemulihan (beban) penyisihan kerugian penurunan nilai aset non-keuangan

(423,839) 70,547 (494,386) -701%

Lain-lain (24,183,071) (9,261,401) 14,921,670 161%Jumlah beban operasional lainnya

(269,430,950) (187,817,171) 81,613,779 43%

Laba operasional 314,209,661 235,967,092 78,242,569 33%Laba sebelum beban pajak penghasilan

330,171,255 252,574,217 77,597,038 31%

Beban pajak penghasilan-neto

(67,534,825) (47,023,170) 20,511,655 44%

Laba tahun berjalan 262,636,430 205,551,047 57,085,383 28%

Pendapatan Komprehensif LainPerubahan nilai wajar surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual

(93,407,965)

61,120,257 (154,528,222

)-253%

Pajak tanguhan terkait dengan komponen pendapatan komprehensif lain

3,762,551 (15,280,064

) 19,042,61

5125%

Pendapatan (kerugian) komprehensif lain-neto setelah pajak

(89,645,414) 45,840,193 (135,485,607

)-296%

Jumlah laba komprehensif tahun berjalan

172,991,016 251,391,240 (78,400,224) -31%

Sumber: Laporan keuangan Bank Victoria tahun 2012 – 2013, data diolah.

2.3 Analisa Rasio

Page 12: Bank Victoria International Tbk Edited

12 [ ]

Selain menganalisa dari aspek laporan keuangan seperti laporan posisi

keuangan dan laporan laba rugi. Diperlukan analisa juga dari segi rasio-rasio. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Hal ini

dilakukan dengan membandingkan rasio tahun sekarang (2013) dengan rasio tahun

lalu (2012). Sehingga dari hasil perbandingan tersebut, kita dapat memperkirakan apa

yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Beberapa rasio-rasio yang di analisa

yaitu:

Tabel 5 Analisa Rasio-rasio Keuangan tahun 2012 dan 2013

Sumber: Laporan keuangan Bank Victoria tahun 2012 – 2013, data diolah.

a. CAR (Capital Adequacy Ratio)

CAR atau Capital Adequacy Ratio adalah kecukupan modal yang berfungsi

menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi

CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari

setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko (kredit, penyertaan, surat berharga pada

bank lain, tagihan pada bank lain). CAR merupakan indikator terhadap kemampuan

bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank

yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Aktiva berisiko adalah semua aset bank

kecuali kas dan surat berharga pemerintah.

Rumus CAR adalah sebagai berikut :

Rasio Keuangan 2013 2012CAR Dengan Risiko Kredit 18.25 17.97CAR Dengan Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Pasar 18.2 17.96Aktiva Tetap Terhadap Modal 16.75 18.46Aset Produktif Bermasalah Terhadap Aset Produktif 0.59 1.37CKPN Aset Keuangan Terhadap Aset Produktif 1.36 1.96Pemenuhan CKPN Aset Produktif 100 182.08Pemenuhan CKPN Aset Non Produktif 0 0NPL Gross 0.92 2.3NPL Nett 0 1.76ROA 1.99 2.17ROE 16.54 16.48NIM 3.38 3.12BOPO 81.55 78.82LDR 74.73 67.59GWM Rupiah 8.06 9.13Persentase Pelanggaran BMPK 0 0Persentase Pelampauan BMPK 0 0PDN 0 0

Page 13: Bank Victoria International Tbk Edited

[ ] 13

CAR = Modal Sendiri

ATMRx100 %

ATMR adalah Aset Tertimbang Menurut Risiko. Bank wajib menyediakan

modal minimum sebesar 8% dari ATMR. Dari perbandingan CAR BVIC tahun 2012

dan 2013, jelas mengalami peningkatan, artinya BVIC mampu mengelola aktiva yang

berisiko dengan lebih baik atau meminimalkan kerugian-kerugian aktiva berisiko, dari

angka 17.97% menjadi 18.25%.

b. Rasio Aktiva Tetap terhadap Modal (ATTM)

Rasio ini mengukur kemampuan manajemen bank dalam menentukan besarnya

aktiva tetap dan inventaris yang dimiliki bank yang bersangkutan terhadap modal,

semakin tinggi rasio ini artinya modal yang dimiliki bank kurang mencukupi dalam

menunjang aktiva tetap dan inventaris sehingga kemungkinan suatu bank dalam

kondisi bermasalah akan semakin besar.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

ATTM=¿ Asset+ InventoryCapital

BVIC mampu menurunkan sebesar 1.71% ATTM-nya dari tahun 2012 ke

tahun 2013. Penurunan ini disebabkan karena kenaikan modal BVIC untuk

membiayai fixed asset dan inventorynya.

c. ROE (Return On Equity)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja bank dalam mengelola modal yang

tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, Semakin besar

pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam

kondisi bermasalah semakin kecil. Laba setelah pajak adalah laba bersih dari kegiatan

operasional setelah dikurangi pajak sedangkan rata-rata total ekuitas adalah rata-rata

modal inti yang dimiliki bank, perhitungan modal inti dilakukan berdasarkan

ketentuan kewajiban modal minimum yang berlaku.

Rumusnya adalah sebagai berikut :

ROE=Net IncomeEkuitas

Page 14: Bank Victoria International Tbk Edited

14 [ ]

Kenaikan ROE BVIC tidak terlalu signifikan dari tahun 2012 ke tahun 2013, hanya

naik sebesar 0.06%, dikarenakan pertumbuhan ekuitas dari tahun 2012 k3 tahun 2013

tidak terlalu signifikan yaitu hanya sebesar Rp175.584 juta.

d. ROA (Return On Asset)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total aset

bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dakam kondisi bermasalah

semakin kecil.

Rumus ROA adalah sebagai berikut :

ROA= EBITAverage Asset

Kondisi ROA BVIC menurun dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar

0.18%.Kenaikan EBIT adalah sebesar 79.90% dan kenaikan average asset adalah

4.88%.

e. NIM (Net Interest Margin)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.

Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga,

semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif

yang dikelola bank sehingga kemungkinan risiko bank semakin kecil. Di tahun 2013

BVIC mampu menaikkan NIM nya sebesar 0.26% menandakan risiko bank terhadap

bunga aktiva produktif semakin kecil.

f. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapata Operasional)

Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap

pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya

operasional yang dikeluarkan bank. Biaya operasional dihitung berdasarkan

penjumlahan dari total beban bunga dan total beban oprasional lainnya. Pendapatan

operasional adalah penjumlahan dari pendapatan bunga dengan pendapatan

operasional lainnya.

Page 15: Bank Victoria International Tbk Edited

[ ] 15

Rumus BOPO adalah sebagai berikut :

BOPO= BiayaOperasionalPendapatanOperasional

Rasio BOPO BVIC di tahun 2013 justru meningkat dari tahun 2012 sebesar 2.73%.

Peningkatan ini dikarenakan kenaikan beban bunga dari Rp1.067 juta menjadi

Rp1.124 juta dan kenaikan beban operasional lainnya sebesar Rp108.91 juta.

g. LDR (Loan to Deposit Ratio)

Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi

jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga, semakin tinggi

rasio ini semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga

risiko bank semakin besar.

Rumus dari LDR ini adalah :

LDR= Total K reditTotal Dana Pihak Ketiga

Rasio LDR BVIC di tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 7.14%. Ini

menandakan likuiditas BVIC di tahun 2013 menjadi berkurang atau melemah.

h. Aset Produktif Bermasalah Terhadap Aset Produktif

Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola aktiva produktif

bermasalahnya terhadap aktiva produktif yang tidak bermasalah. Semakin tinggi rasio

ini maka semakin buruk kualitas aktiva produktif yang menyebabkan PPAP yang

tersedia semakin besar maka akan meningkatkan risiko. Aktiva produktif bermasalah

adalah aktiva produktif dengan kriteria kurang lancer, diragukan, atau macet.

Rumus dari rasio ini adalah :

APB= Total Aktiva Produktif100 % Aktiva Produktif Be r masalah

APB BVIC mengalami penurunan sebesar 0.78% berarti semakin kecil risiko

yang disebabkan dari aset produktif bermasalah ini. Manajemen melakukan kinerja

lebih baik dalam mengelola aset produktif bermasalah dari tahun 2012 ke tahun 2013.

i. NPL (Non Performing Loan)

Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola

kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka

Page 16: Bank Victoria International Tbk Edited

16 [ ]

akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah

semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga

tidak termasuk kredit kepada bank lain. NPL Gross adalah perbandingan antara kredit

bermasalah dengan total kredit. Kredit bermasalah adalah kualitas kredit yang kurang

lancar atau diragukan atau macet. Dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca

secara gross (belum dikurangi CKPN). Angka rasio dihitung per posisi (tidak

disetahunkan). NPL Nett adalah perbandingan antara kredit bermasalah setelah

dikurangi CKPN dengan total kredit.

Rasio ini dapat dirumuskan :

NPL= Total Kredit100 % Kredit Bermasalah

Pengelolaan NPL BVIC semakin membaik di tahun 2013 dari tahun 2012 karena

mengalami penurunan sebesar 1.38% pada NPL Gross dan 1.76% di NPL Nett.

Bahkan di NPL Nett di tahun 2013 tidak ada sama sekali, berarti kualitas kredit

meningkat menjadi lebih baik.

j. CKPN Aset Keuangan Terhadap Aset Produktif

Sejak berlakunya Standar Akuntansi Keuangan yang mengatur mengenai

pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dalam rangka

pencadangan kerugian aset, Bank diwajibkan membentuk CKPN sebagai pengganti

Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) dalam laporan keuangan Bank. PPA tersebut

akan mempengaruhi perhitungan modal dalam perhitungan rasio Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum (KPMM). BVIC mengalami penurunan CKPN terhadap

aset produktif sebesar 0.6% menandakan kerugian penurunan nilai semakin berkurang

atau membaik. CKPN bersifat seperti bad debt expense di dalam akuntansi.

k. Giro Wajib Minimum Rupiah (GWM Rupiah)

GWM rupiah adalah GWM primer adalah simpanan minimum yang wajib

dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia dalam

rupiah sebesar persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga dalam rupiah. GWM rupiah

primer adalah sebesar 8% dari DPK rupiah. Dana pihak ketiga BVIC terdiri dari :

Tabungan Victoria, Giro, Deposito. Posisi DPK tahun 2012 sebesar 0.36% dan di

Page 17: Bank Victoria International Tbk Edited

[ ] 17

tahun 2013 sebesar 0.41% yaitu sebesar Rp 11.51 juta di tahun 2012 dan Rp 15.13

juta, angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 31,4%.

l. BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit)

Peraturan BI No. 7/3/PBI/2005 tentang BMPK. Peraturan tersebut menetapkan batas

maksimum penyediaan dana kepada satu peminjam yang bukan merupakan pihak

berelasi tidak melebihi 20% dari modal bank dan kepada satu kelompok peminjam

yang bukan pihak berelasi tidak melebihi 25% modal bank. Dari rangkuman analisis

rasio diatas, rasio BMPK BVIC menunjukkan angka nol pada pelanggaran ataupun

pelampauan BMPK, yang berarti BVIC sudah melakukan kepatuhan atas peraturan BI

atas pemberian kredit.

Page 18: Bank Victoria International Tbk Edited

18 [ ]

BAB III

Perbandingan Kinerja Bank Victoria dengan Benchmark Bank Mayapada.

Pada Juni 2014, Biro Riset InfoBank merilis daftar bank-bank terbaik

berdasarkan klasifikasi BUKU (Bank Umum Kelompok Usaha). Penilaian rating

terbaik didasarkan pada beberapa kriteria yaitu: permodalan (CAR), aktiva produktif

(NPL dan pemenuhan PPAP), Rentabilitas (ROA, ROE dan BOPO) dan likuiditas

(LDR).

Pada kelompok BUKU 2 peringkat nomor satu dipegang oleh Bank Papua.

Urutan berikutnya yang termasuk lima besar berturut-turut adalah Bank Mayapada,

Bank Jateng, Bank Commonwealth dan Bank Resonia Perdania. Untuk tujuan

benchmarking analysis, kami memilih Bank Mayapada sebagai standar untuk

penilaian kinerja Bank Victoria. Pengukuran yang akan digunakan adalah rasio-rasio

keuangan perbankan berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP

tanggal 14 Desember 2001.

Bank Mayapada (PT Bank Mayapada International Tbk.) adalah bank swasta

devisa yang berdiri sejak tahun 1989. Bank Mayapada mulai beroperasi sebagai bank

komersial pada tahun 1990. Pada tahun 1997, Bank Mayapada atau MAYA

melakukan penawaran umum saham perdana kepada publik sebanyak 65,000,000

lembar saham dengan harga nominal Rp 500 dan harga penawaran Rp 800. Setelah go

public, Bank Mayapada telah enam kali melakukan penawaran terbatas (right issue)

sampai dengan tahun 2013. Bank Mayapada saat ini didukung oleh 174 kantor di 21

propinsi dan 65 kota besar di Indonesia, 92 unit ATM milik sendiri dan 65,868

jaringan ATM Bersama dan BCA.

Tabel… Data Keuangan Bank Victoria dan Bank Mayapada Tahun 2013

Page 19: Bank Victoria International Tbk Edited

[ ] 19

(Dalam Rp jutaan)

Deskripsi BVIC MAYA Selisih %Total Aktiva 19,171,352 24,015,572 -20%Total Liabilitas 17,526,576 21,603,247 -19%Total Ekuitas 1,644,776 2,412,324 -32%Modal Inti 1,593,171 2,757,058 -42%Total Pendapatan 583,641 1,109,479 -47%Laba Sebelum Pajak

330,171 509,628 -35%

Laba Bersih 262,636 385,351 -32%Sumber: Laporan Tahunan Bank Victoria dan Bank Mayapada Tahun 2013, Data diolah.

Tabel… Rasio Keuangan Bank Victoria dan Bank Mayapada Tahun 2013

Rasio Keuangan (%) BVIC MAYAPermodalanCAR 18.20 14.07Aktiva Tetap Terhadap Modal

16.75 31.77

Aktiva Produktif

Aktiva Produktif Bermasalah terhadap Total Aktiva Produktif

0.59 1.04

NPL 0.00 0.64CKPN Aset Keuangan terhadap Aset Produktif

1.36 0.49

RentabilitasROA 1.99 2.53ROE 16.54 22.85

BOPO 81.55 78.58

NIM 3.38 5.75

LikuiditasLDR 74.73 85.61KepatuhanPersentase Pelanggaran BMPK

0.00 0.00

Pihak Terkait 0.00 0.00 Pihak Tidak Terkait 0.00 0.00Persentase Pelampauan BMPK

0.00 0.00

Pihak Terkait 0.00 0.00 Pihak Tidak Terkait 0.00 0.00GWM Rupiah 8.06 8.21PDN 0.00 0.93

Sumber: Laporan Tahunan Bank Victoria dan Bank Mayapada Tahun 2013

Page 20: Bank Victoria International Tbk Edited

20 [ ]

CAR BVIC adalah 18.20% lebih besar dari 14.07% milik MAYA. Hal ini

menunjukkan bahwa jumlah aktiva mengandung resiko (dihasilkan dengan

menghitung Aktiva Tertimbang Menurut Resiko) yang dibiayai dengan modal sendiri

milik BVIC lebih besar dibandingkan dengan MAYA sehingga dapat dikatakan BVIC

memiliki resiko keuangan yang lebih rendah dibandingkan MAYA. Aktiva Tetap

terhadap Modal BVIC vs. MAYA adalah 16.75% vs. 31.77%, menunjukkan bahwa

MAYA menggunakan modal lebih banyak untuk memperoleh aktiva tetap.

Mengenai aktiva produktif, rasio Aktiva Produktif Bermasalah terhadap Total

Aktiva Produktif BVIC adalah 0.59%, lebih kecil dibandingkan MAYA yaitu 1.04%.

Rasio ini menunjukkan bahwa aktiva produktif BVIC lebih berkualitas dibandingkan

MAYA. Non Performing Loan (NPL) BVIC adalah 0%, sementara MAYA adalah

0.64%. BVIC memiliki kinerja lebih baik dalam mengelola kredit sehingga tidak

terdapat kredit bermasalah. Cadangan Kerugian Nilai BVIC 1.36%, lebih tinggi

0.87% dari MAYA, menunjukkan kemampuan MAYA sedikit lebih baik dalam

mengelola aktiva produktifnya.

Return on Asset (ROA) BVIC 1.99% lebih kecil dibandingkan MAYA yaitu

sebesar 2.53%, menunjukkan bahwa kemampuan BVIC dalam mengelola aktivanya

untuk mendapatkan keuntungan belum maksimal jika dibandingkan dengan MAYA.

Return on Equity (ROE) BVIC 16.54%, lebih rendah 6.31% dibandingkan dengan

MAYA, memperlihatkan kemampuan MAYA dalam mengelola modalnya untuk

mendapatkan keuntungan lebih baik dari BVIC. Biaya Operasi dibanding Pendapatan

Operasi (BOPO) adalah rasio efisiensi untuk mengukur kemampuan manajemen

dalam mengendalikan biaya operasionalnya terhadap pendapatan operasionalnya.

Rasio BOPO BVIC adalah 81.55%, lebih tinggi 2.97% dibandingkan MAYA,

menunjukkan bahwa BVIC masih dapat meningkatkan efisiensi biaya operasionalnya

dibandingkan dengan benchmark. Net Interest Margin (NIM) BVIC 3.38%, lebih

rendah 2.37% dibandingkan MAYA menunjukkan bahwa aktiva produktif BVIC

masih dapat dikelola lebih jauh untuk menghasilkan pendapatan bersih yang lebih

tinggi.

Dalam kelompok rasio likuiditas, hanya terdapat satu rasio yaitu Loan to

Deposit Ratio (LDR). LDR BVIC adalah 74.73% sementara BBMD adalah 85.61%,

hal ini menunjukkan likuiditas BVIC lebih baik.

Dalam pengungkapan kepatuhan, BVIC maupun MAYA tidak melakukan

Page 21: Bank Victoria International Tbk Edited

[ ] 21

pelanggaran maupun pelampauan BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit). Giro

Wajib Minimum (GWM) BVIC adalah 8.06% dan MAYA adalah 8.21%. PDN

(Persentase Devisa Neto) BVIC adalah 0% karena BVIC adalah bank non-devisa.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa BVIC lebih baik dalam

mengelola aktiva produktif dan likuiditasnya dibandingkan benchmark MAYA,

namun dengan sumber daya yang dimiliki , kemampuan BVIC untuk menghasilkan

laba masih dapat ditingkatkan.

BAB IV

STRATEGI BANK VICTORIA INTERNATIONAL

5.1 Analisis SWOT

Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor  secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi

antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur

eksternal yaitu peluang dan ancaman. Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi

dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan (strengths), kelemahan

(weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang merupakan hal

yang kritis bagi keberhasilan perusahaan. Maka perlunya identifikasi terhadap

peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekutan dan kelemahan yang dimiliki

perusahaan melalui telaah terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya

perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi perusahaan yang

realistis dalam mewujudkan misi dan visinya.

Tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk membenarkan  faktor-

faktor internal dan eksternal perusahaan yang telah dianalisis. Apabila terdapat

kesalahan, agar perusahaan itu berjalan dengan baik maka perusahan itu harus

mengolah untuk mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik

begitu juga pihak perusahaan harus mengetahui kelemahan yang dihadapi agar

menjadi kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi peluang.

1. Analisis Internal

Menganalisis kelebihan dan kelemahan yang terdapat di dalam perusahan untuk

dapat mengidentifikasi langkah strategis yang diperlukan dimasa depan.

a. Strength

Fokus untuk melakukan penyaluran kredit ke UKM sejak tahun 2012

Page 22: Bank Victoria International Tbk Edited

22 [ ]

Memperhatikan kesamarataan pelayanan yang dirasakan oleh konsumen

disemua cabang

Penyaluran kredit terbesar di sektor ekonomi lembaga pembiayaan dengan

nilai sebesar Rp 2.299.291.170,00

Kolektibilitas sesuai peraturan Bank Indonesia adalah lancar

Kolektibiltas surat-surat berharga tergolong lancar sejak tahun 2012-2013

Jumlah kredit pihak ketiga terbesar tergolong pada pinjaman tetap, pada

tahun 2013 perusahaan mencatat pinjaman lancar sebesar

Rp 6.253.664.948,00.

b. Weakness

Resiko pada lembaga pembiayaan sangat tinggi (resiko prepayment dan

default)

Fokus penyaluran kredit terhadap UKM tergolong lambat jika dibandingkan

perkembangan UKM sendiri di Indonesia

Sebesar 31,3% dari total aset yang belum digunakan untuk operasi adalah

aset tanpa nilai tambah

Tabungan dalam deposito berjangka memiliki resiko pencairan sebelum

jatuh tempo untuk bank

2. Analisis Eksternal

Menganalisis kesempatan pada industri bank dan ancaman yang mungkin muncul

untuk menyempurnakan perencanaan strategi.

a. Opportunity

Bisnis UKM yang menjadi fokus penyaluran kredit sangat berkembang di

Indonesia

Pengembangan bisnis syariah di Indonesia sangat bagus

Investasi Deposito berjangka masih atraktif untuk nasabah di Indonesia

b. Threat

AFTA menjadi ancaman munculnya bank-bank asing di Indonesia

Pengembangan teknologi perbankan sangat cepat

5.2 Manajemen Strategik Bank

Page 23: Bank Victoria International Tbk Edited

[ ] 23

Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan, sasaran organisasi serta

mendapatkan dan mempertahankan competitive advantage yang dijabarkan ke dalam

kebijakan-kebijakan dan program-program. Strategi adalah merupakan faktor

terpenting dalam proses perencanaan stratejik, sebab strategi merupakan suatu

rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai upaya mewujudkan tujuan dan

sasaran dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya organisasi dan keadaan

lingkungan yang dihadapi.

Dengan adanya strategi, diharapkan Victoria dapat memiliki pertumbuhan

usaha yang berkelanjutan (Sustainable growth). Pada tahun 2014, Victoria memiliki

target yang dilakukan untuk memelihara pertumbuhan dan kinerja usaha yang positif.

Beberapa target yang dilakukan oleh Vicoria, adalah:

1. Jaringan Kantor

Membuka cabang baru di beberapa kota yang potensial dan mengoptimalkan

jaringan Kantor Cabang/Kantor Cabang Pembantu/Kantor Kas yang ada saat ini,

serta merelokasi Kantor Cabang Pembantu dan beberapa Kantor Kas yang saat ini

dinilai tidak produktif ataupun tidak sesuai dengan target pasar yang sudah

dicanangkan oleh Bank.

2. Pengembangan Produk dan Aktivitas Kredit Baru

Untuk menjangkau lebih banyak nasabah dan menjaga loyalitas dari segmentasi

yang menjadi target Bank, maka direncanakan selama tahun 2014 akan

diluncurkan produk dan aktivitas baru, yaitu Consumer Lending, Penerbitan

Medium Term Notes (MTN), Bancassurance, Reksadana, beberapa produk

Wealth Management, Mobile Banking, Internet Banking, White Labelling ATM,

dan Delivery Channel.

3. Pengembangan Segmentasi Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

a. Mencapai rasio UMKM terhadap total kredit sebesar 16,3% atau lebih tinggi

dari yang ditetapkan regulator di 2014.

b. Meninjau kembali 35 cabang yang terfokus pada Small Medium Enterprise

(SME) yang tidak aktif pada 2013 dan diganti dengan usulan cabang baru

untuk fokus SME pada 2014.

c. Melakukan rekrutmen Account Officer senior yang akan ditempatkan di

masing-masing Area I, II, III untuk percepatan pipeline dan monitoring

kualitas kredit

Page 24: Bank Victoria International Tbk Edited

24 [ ]

d. Meninjau kembali kebijakan produk SME, baik kebijakan SME organik

maupun SME non organik.

e. Disiplin terhadap Service Level Agreement (SLA) yang telah ditetapkan dan

mengikuti proses kredit sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

4. Meningkatkan Penerimaan Fee Based Income

Meningkatkan perolehan pendapatan operasional dengan meningkatkan

penerimaan fee base income, terutama melalui produk dan aktivitas baru dan

pelayanan kepada nasabah.

5. Memperbaiki Komposisi Dana Pihak Ketiga dan Menerapkan Hukum Pareto

Rules

a. Memperbaiki struktur dana pihak ketiga dengan meningkatkan porsi tabungan,

giro, dan deposito ritel, serta menurunkan deposito institusi.

b. Meningkatkan deposito perorangan dengan harapan dapat menurunkan risiko

konsentrasi pada deposan institusi untuk mengurangi ketergantungan kepada

sejumlah kecil deposan institusi dengan porsi saldo yang dominan besar dan

menggantikannya dengan deposan ritel dengan porsi saldo yang tidak terlalu

besar.

c. Menggeser konsentrasi deposito cabang-cabang agar cabang memiliki

komposisi pareto 20/80 (20% dari total jumlah nasabah mendominasi

maksimum 80% dari portofolio dana pihak ketiga).

d. Kebijakan yang sejalan dengan target pola pelaksanaan penjaminan oleh

Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) yang secara bertahap mengurangi

jumlah simpanan yang dijamin.

6. Upgrade Sistem IT Untuk Mendukung Proses Operasional yang Efektif dan

Efisien

Setelah mempelajari kajian sistem IT yang dilakukan di 2013, maka manajemen

memutuskan mengambil opsi untuk upgrade Core Banking System ke versi yang

lebih tinggi, Upgrade Switching, memodifikasi aplikasi Core Banking, dan

mengembangkan aplikasi non Core Banking untuk mendukung ekspansi bisnis

guna meningkatkan daya saing, khususnya pada produk konsumer. Dengan

demikian, Bank dapat memberikan tingkat layanan yang dapat diharapkan dengan

operasi yang efektif dan efisien.

Page 25: Bank Victoria International Tbk Edited

[ ] 25

Untuk mencapai target di atas, Victoria melakukan dan menetapkan strategi

pengembangan bisnis, yaitu:

1. Strategi Pengembangan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

Strategi penghimpunan dana pihak ketiga masih akan melanjutkan strategi

yang telah diterapkan yaitu “deposit and relationship bank” yang “attractive

& appealing” bagi segmentasi target market mass affluent dan affluent.

Adapun beberapa key element strategy yang akan diterapkan adalah sebagai

berikut.

a) Strategi Pengembangan Produk

Memperbaiki dan menerbitkan produk-produk bundling, baik

dengan tabungan maupun produk-produk Wealth Management

(fee based) berdasarkan segmentasi;

Mempersiapkan mobile and internet banking untuk menarik

nasabah yang lebih luas dalam rangka peningkatan tabungan

dan peningkatan layanan transaksi perbankan;

Secara berkala, mengeluarkan program-program pemasaran

yang menarik nasabah, baik nasabah baru maupun

meningkatkan total relationship portfolio dari nasabah yang

ada

Streamlineproduktabunganyangadasaatini.

b) Strategi Pemasaran

Melakukan segmentasi nasabah menjadi segmen emerging

affluent dan segmen VIP Banking;

Merancang customer value proposition melalui VIP Banking

dengan memberikan pelayanan yang eksklusif dan istimewa

kepada nasabah VIP Banking;

Melakukan aktivitas up selling kepada nasabah yang belum

masuk kategori nasabah VIP Banking;

Melakukan perbaikan dan standardisasi branding, marketing

collaterals, serta semua customer collaterals terkait produk

funding;

Mengeluarkan dan menawarkan program-program akuisisi

(New to Bank) secara agresif, program referral, maupun

Page 26: Bank Victoria International Tbk Edited

26 [ ]

program top-up;

Menonjolkan fitur-fitur keunggulan produk kepada nasabah;

Meningkatkan kegiatan promosi, baik above maupun below the

line.

c) Strategi Penjualan

Menempatkan tim Personal Banker dan Relationship Manager di

cabang cluster;

Memberikan pelatihan kepada seluruh Pimpinan Cabang untuk

meningkatkan pengetahuan Consumer Banking Business dan

Wealth Management Business;

Memulai program Relationship Manager Development Program

untuk mencari talenta baru yang potensial (talent pool);

Pelaksanaan community program secara berkelanjutan yang

dilaksanakan pada level area dan cluster.

2. Strategi Pembiayaan Kredit

Secara umum, strategi pembiayaan kredit yang akan diterapkan oleh Bank

Victoria adalah menjadi “relationship bank” dengan pelayanan personal, serta

mempunyai “deeper and multiple relationship” dengan para nasabah,

khususnya di segmentasi target market small dan mid-size commercial.

Adapun beberapa key element strategy yang akan diterapkan oleh Bank

Victoria adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan Portofolio Kredit

Meningkatkan portofolio kredit, khususnya kepada segmentasi dan

customer target market melalui:

o Memanfaatkan jaringan nasabah untuk melakukan referral

calon debitur berpotensi;

o Mendayagunakan supply and value chain opportunity untuk

cross-selling;

o Mendorong peningkatan utilisasi kredit dan mengkaji potensi

peningkatan limit kredit;

o Melakukan pengembangan pasar pada pasar primer dan pasar

sekunder secara selektif;

o Melakukan tinjauan kembali dan desain ulang produk- produk

Page 27: Bank Victoria International Tbk Edited

[ ] 27

yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

b. Meningkatkan Produktivitas Sales Force

Meningkatkan kapasitas dan produktivitas jaringan kantor, baik yang

berada di kantor yang dimiliki Bank Victoria maupun divisi yang

berada di kantor pusat, untuk mengakuisisi nasabah baru dan

memperdalam hubungan dengan nasabah yang ada melalui:

- Menambah jumlah sales people (Account Officer) dan

meningkatkan kompetensi kredit para Branch Manager dan

Account Officer.

- Memfokuskan pertumbuhan bisnis kredit di 30 sampai dengan

50 kantor yang dimiliki Bank Victoria yang mempunyai potensi

besar untuk penetrasi ke target market yang disepakati.

c. Mempercepat Proses Kredit

Senantiasa meninjau kembali pelayanan proses kredit yang cepat agar

Bank Victoria menjadi lebih kompetitif (SLA sejajar dengan bank-

bank pesaing), diantaranya dengan menyempurnakan peran Divisi

Analisa Kredit yang independen dan fokus dalam proses analisa kredit.

3. Jaringan Distribusi

Secara umum, strategi jaringan distribusi yang akan diterapkan oleh Bank

Victoria adalah menjadikan branch network sebagai sales engine yang

produktif, serta menciptakan perceived strong presence di mata nasabah.

Adapun beberapa key element strategy yang akan diterapkan oleh Bank

Victoria adalah sebagai berikut:

a. Mengefektifkan Pengelolaan CabangMengoptimalkan potensi dari 99

kantor operasional Bank Victoria yang ada melalui pengelolaan kantor

yang lebih efektif sesuai mekanisme area dan cluster.

b. Memperkuat Sales PracticeMemperkuat sales practice di cabang

melalui penambahan jumlah sales force yang didukung sales process

yang disiplin dan mekanisme penghargaan yang adil.

c. Meningkatkan Perceived Strong PresenceMeningkatkan “perceived

strong presence” di target customer area melalui jumlah kantor-kantor

Bank Victoria yang memadai di lokasi yang memungkinkan, serta

penampilan fisik yang konsisten dan menarik. Pada tahun 2014,

Page 28: Bank Victoria International Tbk Edited

28 [ ]

direncanakan Bank Victoria akan melakukan white labelling ATM

dengan harapan mampu meningkatkan brand image Bank Victoria

dalam mendukung strategi pemasaran dan produk.

4. Aspek Operasional dan Teknologi

Secara umum, strategi terkait dengan aspek operasional dan teknologi yang

akan diterapkan oleh Bank adalah menyediakan layanan perbankan yang baik,

nyaman dan cepat untuk mendukung strategi “relationship bank”, serta terus

meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional perbankan. Adapun

beberapa key element strategy yang akan diterapkan oleh Bank Victoria adalah

sebagai berikut.:

a. Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi Operasional

Meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional Bank Victoria di

seluruh kantor.

b. Meningkatkan Customer Experience

Melanjutkan upaya peningkatan customer experience di seluruh

cabang.

c. Meningkatkan Proses Kredit

Melanjutkan upaya peningkatan proses kredit melalui pengelolaan

proses legal dan admin kredit (SLA).

d. Meningkatkan Kemampuan dan Kapasitas IT

Meningkatkan kemampuan dan kapasitas teknologi untuk mendukung

kegiatan bisnis dan operasional.

e. Meningkatkan dan Menjaga Kualitas Data/Informasi Keuangan

Melanjutkan upaya peningkatan kualitas data-data/informasi keuangan

melalui proses otomasi komputer dan dual control.

Selain memenuhi target diatas, Victoria juga memiliki visi dan misi yang perlu

direalisasikan. Beberapa langkah-langkah Strategis yang dilakukan Bank Victoria

dalam mencapai Visi dan Misi adalah:

a. Optimalisasi Kantor Cabang dan mendisiplinkan pelaksanaan Sales Process

dari seluruh Kantor Cabang.

b. Memperkuat brand image dari Bank Victoria serta aktif dalam pengembangan

produk dan strategi marketing.

c. Menerapkan organisasi yang efektif untuk mendukung peningkatan

Page 29: Bank Victoria International Tbk Edited

[ ] 29

produktivitas.

d. Memperkuat aspek operasional, administrasi kredit serta kapasitas dari IT

system.

e. Memperkuat penerapan dan pengelolaan Manajemen Risiko di seluruh aspek

operasional dan bisnis Bank.

Dari strategi-strategi di atas yang dilakukan oleh victoria bertujuan untuk

mempertahankan competitive advantage. Ada dua competitive advantage yang

diberikan Victoria yaitu menjadi relationship bank yang mempunyai hubungan yang

baik, lebih dalam, lebih lama dan lebih banyak (deeper, longer and multiple

relationship) dengan para nasabah baik dari sisi kebutuhan penyediaan jasa dan

produk terkait dengan pendanaan (funding) maupun pembiayaan (lending) dan

memberikan solusi pelayanan jasa dan produk perbankan kepada para nasabahnya

(same products, same price, same service, same policies) di seluruh cabang yang ada

dengan cara pendekatan one bank. Kedua competitive advantage di atas dilakukan

karena memberikan value propotion kepada konsumen serta sebagai perbedaan

dengan para kompetitornya.