bab 2 landasan teori 2.1 teori umum 2.1.1...

28
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum memasuki pengertian akan e-marketing, perlu dibahas pengertian akan kata marketing itu sendiri. Pengertian marketing menurut UK’s Chartered Institute of Marketing, mengutip Chaffeyet al. (2006:9), “Marketing is the management process responsible for identifying, anticipating and satisfying customer requirements profitably,” yang dengan kata lain mengatakan bahwa marketing merupakan proses bisnis yang berfokus pada konsumen untuk meraih keuntungan. Kotler dan Armstrong (2012:4) sendiri memiliki pengertian yang lebih singkat namun semakna: “Marketing is managing profitable customer relationships.” Menurut mereka, marketing atau pemasaran memiliki tujuan ganda yaitu menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai dan harga terbaik serta terus dan mengembangkan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan. Kedua pengertian tersebut menyinggung akan perlunya kesadaran untuk melayani konsumen sebaik mungkin dan di saat yang sama mendapatkan keuntungan dari upaya tersebut. Kotler dan Armstrong (2012:5) pun melanjutkan bahwa dewasa ini marketing harus dipahami tidak hanya melalui pengertian lama seperti “melakukan penjualan” saja, tapi dalam arti baru, yaitu “memuaskan konsumen”. Penjualan dan iklan hanyalah bagian dari “marketing mix”— sekumpulan marketing tool yang bekerjasama untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan membentuk hubungan dengan konsumen. Kotler dan Armstrong pun mendefinisikan marketing sebagai suatu proses di mana perusahaan membuat nilai bagi konsumennyadan membuat hubungan yang kuat untuk mendapat nilai dari konsumen sebagai imbalannya. Bisa dinilai bahwa pengertian marketing menurut Kotler dan Armstrong sangat erat kaitannya dengan konsumen, dan terdapat penekanan yang cukup besar bagi perusahaan bukan untuk menjual produk yang ingin dijual/dibuat saja namun lebih pada memberikan apa yang konsumen inginkan atau memberi nilai tambah bagi konsumen.

Upload: phungnguyet

Post on 03-Aug-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Marketing

Sebelum memasuki pengertian akan e-marketing, perlu dibahas

pengertian akan kata marketing itu sendiri. Pengertian marketing menurut

UK’s Chartered Institute of Marketing, mengutip Chaffeyet al. (2006:9),

“Marketing is the management process responsible for identifying,

anticipating and satisfying customer requirements profitably,” yang dengan

kata lain mengatakan bahwa marketing merupakan proses bisnis yang

berfokus pada konsumen untuk meraih keuntungan.

Kotler dan Armstrong (2012:4) sendiri memiliki pengertian yang

lebih singkat namun semakna: “Marketing is managing profitable customer

relationships.” Menurut mereka, marketing atau pemasaran memiliki tujuan

ganda yaitu menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai dan harga

terbaik serta terus dan mengembangkan pelanggan saat ini dengan

memberikan kepuasan. Kedua pengertian tersebut menyinggung akan

perlunya kesadaran untuk melayani konsumen sebaik mungkin dan di saat

yang sama mendapatkan keuntungan dari upaya tersebut.

Kotler dan Armstrong (2012:5) pun melanjutkan bahwa dewasa ini

marketing harus dipahami tidak hanya melalui pengertian lama seperti

“melakukan penjualan” saja, tapi dalam arti baru, yaitu “memuaskan

konsumen”. Penjualan dan iklan hanyalah bagian dari “marketing mix”—

sekumpulan marketing tool yang bekerjasama untuk memuaskan kebutuhan

konsumen dan membentuk hubungan dengan konsumen. Kotler dan

Armstrong pun mendefinisikan marketing sebagai suatu proses di mana

perusahaan membuat nilai bagi konsumennyadan membuat hubungan yang

kuat untuk mendapat nilai dari konsumen sebagai imbalannya. Bisa dinilai

bahwa pengertian marketing menurut Kotler dan Armstrong sangat erat

kaitannya dengan konsumen, dan terdapat penekanan yang cukup besar bagi

perusahaan bukan untuk menjual produk yang ingin dijual/dibuat saja namun

lebih pada memberikan apa yang konsumen inginkan atau memberi nilai

tambah bagi konsumen.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

6

Definisi lain yang lebih luas akan marketing juga dikembangkan oleh

Dibb, Simkin, Pride dan Ferrell, mengutip Chaffeyet al. (2006:9): “Marketing

terdiri dari kegiatan individu dan organisasi yang memfasilitasi dan

memperlancar hubungan dalam kegiatan tukar-menukar yang memuaskan

dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan, distribusi, promosi dan

pemberian harga atas barang, jasa dan ide-ide. ”Definisi yang satu ini lebih

menyoroti aktivitas pemasaran berbeda yang diperlukan untuk mencapai apa

yang disebut sebagai “hubungan dalam kegiatan tukar-menukar” (exchange

relationship), yang notabene adalah pengembangan produk, pemberian harga,

promosidan distribusi.

2.1.2 E-Marketing

Secara umum, internet marketing,electronic marketing, atau e-

marketing merupakan istilah yang bisa saling ditukar dan biasa dikaitkan

dengan penerapan teknologi komunikasi dan internet ke dalam sistem

marketing atau pemasaran dari perusahaan. Chaffey, Ellis-Chadwick, Mayer,

Johnston, (2006: 9) menyebutkan bahwa istilah internet marketing “...biasa

mengacu pada perspektif eksternal mengenai bagaimana internet bisa

digunakan secara bersamaan dengan media tradisional untuk mendapatkan

dan memberikan layanan bagi konsumen.”

Smith dan Chaffey (2013:15) E-Marketing, internet marketing atau

biasa di sebut juga sebagai digital marketing merupakan inti dari sebuah e-

business, dengan semakin dekatnya sebuah perusahaan terhadap pelanggan

dan memahaminya secara lebih baik, menambah nilai dari suatu produk,

memperluas jaringan distribusi dan juga meningkatkan angka penjualan

dengan menjalankan kegiatan e-marketing yang berdasarkan pada media

digital seperti pemasaran melalui mesin pencari, iklan online dan afiliasi

pemasaran. Hal ini juga termasuk dalam menggunakan situs web yang akan

menjadi sebuah fasilitas untuk memberikan informasi bagi pelanggan,

mempermudah proses penjualan dan suatu sarana yang dapat mengelola

layanan penjualan. Sama halnya dengan pemasaran pada umumnya, e-

marketing merupakan sebuah pola dalam berpikir, sebuah jalan yang dapat

dengan mudah menarik pelanggan di dalam semua aktivitas online contohnya

yaitu seperti memiliki satu grup user yang berbeda-beda untuk menguji

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

7

situsweb yang anda miliki dengan menggunakan browser yang berbeda,

pengaturan yang berbeda dan juga dengan koneksi internet yang berbeda.

Smith dan Chaffey, mengutip Chaffey , Ellis-Chadwick, Mayer,

Johnston,(2006:9), mengatakan bahwa e-marketing bisa digunakan untuk

meraih tiga tujuan:

• Identifying – Internet bisa digunakan sebagai riset pasar untuk

mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen.

• Anticipating – Internet memberikan channel tambahan yang bisa

dipakai konsumen untuk mengakses informasi dan melakukan

pembelian.

• Satisfying– Kunci sukses dalam e-marketingadalah mencapai

kepuasan pelanggan melalui channel elektronik, yang mana

menimbulkan pertanyaan seperti:apakah situsnya mudah digunakan,

apakah performanya memadai, apa saja standar customer service yang

terkait dan bagaimana produk fisik diantarkan.

Mengenai bentuk e-marketing yang salah satunya bisa dilakukan melalui

pembuatan website, Chaffey dan Ellis-Chadwick, mengutip Chaffey dan

Smith (2013:12), mengidentifikasi bahwa terdapat lima jenis utama dari

online presence:

1. Situs e-commerce transaksional.

Perusahaan manufaktur, e-retailer, layanan travelatau

finansialmembuat produk yang ditawarkan tersedia secara online.

Kontribusi utamanya adalah melalui penjualan produk. Situs juga bisa

mendukung bisnis dengan memberikan informasi kepada konsumen

yang lebih memilih untuk membeli produk secara offline.

2. Situs pembangun hubungan berorientasi layanan atau lead-generation

web site.

Memberikan informasi untuk merangsang pembelian dan membangun

hubungan. Produk biasa tidak tersedia secara online. Informasi

diberikan melalui website, beserta e-mail marketing, untuk

menginformasikan keputusan pembelian. Kontribusi utamanya adalah

dengan mendorong penjualan secara offline dan menghasilkan

pertanyaan atau keinginan spesifik (biasa disebut lead, dalam kasuse-

marketing) dari konsumen potensial. Situs semacam ini juga bisa

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

8

memberi nilai tambah terhadap konsumen yang sudah ada dengan

memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

3. Situs brand-building.

Memberikan suatu pengalaman untuk mendukung brand. Produk

biasanya tidak tersedia secara online, namun situs biasa digunakan

menjual pernak-pernik/merchandise. Fokus utamanya adalah untuk

mendukung suatu brand dengan memberikan pelayanan online dari

brand tersebut melalui content marketing yang terintegrasi dengan

media sosial. Biasa digunakan untuk produk bernilai rendah,

bervolume tinggi, dan bergerak dengan cepat.

4. Portal atau situs media.

Tujuan utama dari penerbit pihak ketiga ini adalah memberikan

informasi dan konten. Penerbit online memiliki berbagai pilihan

untukmenghasilkan pendapatan melalui iklan, pemasaran berafiliasi,

dan menjual akses terhadap suatu kontenmelalui sistem langganan

atau pay-per-view.

5. Jejaring sosial atau situs komunitas.

Situs yang memungkinkan interaksi komunitas antara konsumen yang

berbeda. Interaksi biasanya berbentuk komentar, balasan, pesan,

penilaian atas konten dan menandai konten dalam kategori tertentu.

Contoh yang populer termasuk Facebook dan LinkedIn, tapi masih

banyak komunitas niche penting lain yang mungkin harus

diperhatikan dalam pasar.Selain situs jejaring sosial, interaksi sosial

bisa diintegrasikan ke dalam tipe situslain melalui plug-in atau

application programming interfaces (API).

Dalam proyek skripsi ini, penulis merancang online presence jenis kedua,

lead-generation website, karena model tersebut lebih cocok jika menilai dari

cara kerja dan kebutuhan perusahaan pengembang, di mana perusahaan perlu

membangun relasi bagi shareholder hanya melalui online value proposition

yang bisa diberikan menggunakan channel online (seperti customer service

dan halaman portofolio proyek yang instan) dan menunjukkan informasi,

latar belakang, dan kemampuan perusahaan bagi calon rekanan atau

konsumen baru.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

9

2.1.3 Orientasi Manajemen Marketing

Dalam merancang strategi marketing, Kotler dan Armstrong (2012:9-

11) mengemukakan lima filosofi sebagai panduan untuk organisasi dalam

merancang dan menjalankan strategi marketing mereka: konsep produksi,

produk, penjualan, marketing, dan marketing berbasis masyarakat.

1. Konsep Produksi

Konsep ini mendeskripsikan bahwa konsumen akan lebih tertarik pada

produk yang tersedia dengan harga yang terjangkau dan lebih rendah,

sehingga organisasi harus lebih fokus pada perkembangan efisiensi

distribusi dan produksi.

2. Konsep Produk

Konsep ini menjelaskan bahwa konsumen akan lebih menyukai

produk dengan kualitas yang terjamin, nilai guna yang tinggi, dan

memiliki inovasi baru, dengan demikian strategi e-marketing harus

disesuaikan denganterus mempertahankan dan memperbaiki kualitas

produk.

3. Konsep Penjualan

Konsep penjualan berasumsi pada tingkat penjualan berbanding

dengan ketertarikan konsumen terhadap produk tersebut, sehingga

perusahaan biasa melakukan promosi dan iklan secara besar-besaran.

Biasa digunakan untuk barang-barang yang jarang dibeli masyarakat

umum.

4. Konsep Pemasaran

Konsep yang mengemukakan bahwa pencapaian dari tujuan organisasi

berdasarkan pada pengetahuan dan kebutuhan yang menjadi sebuah

target pasar agar seusai dengan apa yang pasar inginkan sehingga

dapat lebih baik dari para pesaingnya. Perusahaan akan lebih terfokus

pada penjualan dan keuntungan dari nilai konsumennya.

5. Konsep Pemasaran Berbasis Masyarakat

Konsep pemasaran yang berfokus pada lingkungan masyarakat,

melakukan relasi antara organisasi dan masyarakat dengan cara

memberikan sebuah peninjauan terhadap lingkungan masyarakatnya,

contohnya dengan menerapkan pemasaran yang bersifat ramah

lingkungan.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

10

Gambar 2.1.Perbedaan konsep penjualan dan marketing, di mana

penjualan fokus pada menjual produk yang dibuat perusahaan sementara

marketing fokus pada memuaskan kebutuhan konsumen (Kotler dan

Armstrong, 2012)

2.1.4 Media Sosial

Terdapat berbagai macam pengertian singkat untuk media sosial (atau

kadang juga disebut sebagai jejaring sosial), namun esensinya, jejaring sosial

online merupakan situs internet yang menampung dan mendukung suatu

jaringan dari berbagai profil dan hubungan para penggunanya,

memungkinkan pengguna terdaftar untuk membuat dan saling berbagi konten

atau melakukan diskusi. Media sosial telah menjadi komponen sehari-hari

para penggunanya, membantu mereka dalam menjaga hubungan dengan

teman, atau berhubungan dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan

yang sama. (Anonim: 2013). Terdapat berbagai macam website media sosial,

di internet, seperti Facebook, Twitter, Instagram, Tumblr, Path, dan

sebagainya. Di Indonesia sendiri Anand Tilak, Head of Facebook Indonesia,

mengungkapkan bahwa terdapat 69 juta pengguna aktif Facebook dengan

pangsa pasar sebesar 98 persen (tekno.kompas.com), membuat Indonesia

meraih posisi keempat pengguna Facebook terbanyak di dunia. Mengutip

Muklason dan Aljawiy, Facebook sendiri didirikan pada 4 Februari 2004 dan

telah mengembangkan berbagai ragam aplikasi yang dapat di-install para

penggunanya. Aplikasi-aplikasi inilah yang memberikan nilai tambah bagi

Facebook. Aplikasi yang dikembangkan banyak yang mendukung bisnis dan

pekerjaan seperti menjual atau membeli barang (Muttaqin: 2011).

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

11

2.2 Teori Khusus

2.2.1 SOSTAC

SOSTAC merupakan kependekan dari “Situation analysis, Objectives,

Strategy, Tactics, Actions, and Control,” yang mana merupakan suatu teori

metode perancangan sistem e-marketing yang dicetuskan oleh PR Smith.

Chaffey dan Smith (2013:3) menjelaskan pengertian dari tiap tahap-tahap

yang ada sebagai berikut:

• Situation analysis, yang menanyakan, “posisi [online] kita saat ini di

mana?” Variabel yang dapat dinilai diantaranya seperti, pertumbuhan

pengguna atau pengunjung situsdan perubahan yang terjadi dalam

marketplace industri.

Chaffey dan Smith (2013:541) menyebutkan, terdapat beberapa area

uji umum yang sudah terbukti dan teruji untuk menganalisis variabel-

variabel tersebut:

o KPI – key performance indicators yang mengidentifikasi

kriteria sukses bisnis, hasil, data, dan perbandingan terhadap

suatuacuan tertentu.

o Analisis SWOT– mengidentfikasi kekuatan dan kelemahan

(Strength and Weakness) internal, serta kesempatan dan

ancaman (Opportunity and Threat) eksternal.

o PEST – variabel politik, ekonomi, sosial,dan teknologi yang

membentuk pasar.

o Konsumen – Berapa banyak yang konsumen yang mengakses

internet, apakah ada segmen baru yang muncul.

o Kompetitor – Siapa saja dan apakah pesaing baru merupakan

pemain ‘murni online’ atau competitor “bricks and clicks”

seperti biasa?

o Distributor – apakah perantara online baru (contoh, jaringan

afiliasi) muncul sementara distributor offline lama bermigrasi

ke online?

• Objectives, yang menanyakan, “Kemana arah perusahaan yang kita

inginkan?” Hal apa saja kah yang bisa didapat perusahaan melalui

channel online dan apa saja keuntungannya.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

12

Di tahap ini, perusahaan biasa menggunakan “5S” sebagai tujuan

utama, alasan, atau melihat keuntungan yang didapat menggunakan

channel online, yang mana harus perusahaan manfaatkan.

• Strategy, yang menanyakan “Bagaimana kita bisa sampai ke tujuan?”

Tahap strategi menyimpulkan langkah apa saja yang harus diambil

agar perusahaan bisa melaksanakan Objectives atau tujuan yang sudah

ditetapkan. Online value propositions (OVPs) apa yang harus dibuat,

penempatanapa yang bisa mendorong marketing mix da npromotional

mix, hingga strategi kontak untuk segmen-segmen yang berbeda, dan

channel media digital apa yang harus dipilih.

• Tactics, yang mengulas tactical tools serta detil marketing mix dan

communications mix yang dipakai.

• Actions, mengacu pada perencanaan “aksi” (kegiatan) marketing dan

kemampuan esensial anggota, seperti kemampuan manajemen proyek.

• Control, melihat apakah “e-efforts” yang dijalankan berhasil mencapai

tujuan, dan apakah perlu dilakukan perbaikan.

2.2.2 KPI

KPI merupakan singkatan dari key performance indicator. Smith dan

Chaffey (2013:593) menjelaskan KPI sebagai langkah-langkah kunci yang

dikumpulkan untuk menilai apakah tujuan organisasi tercapai. Variabel dalam

KPI dapat digunakan untuk menilai keadaan internal organisasi ataupun

sebagai perbandingan dengan organisasi lain.

KPI yang umum digunakan untuk menilai aktivitas online internal,

menurut Smith dan Chaffey (2013:541-542) diantaranya adalah:

• Permintaan atau leads.

• Penjualan.

• Pangsa pasar.

• ROI (return on investment).

• Pendapatan online atau kontribusi pada layanan.

KPI lain termasuk:

• Unique visitors (Pengunjung unik) – jumlah pengunjung individual,

terpisah yang mengunjungi situs (biasanya dihitung per bulan).

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

13

• Conversion rates to different goals (Tingkat konversi menjadi tujuan

berbeda) – persentase pengunjung dikonversi menjadi pelanggan (atau

menjadi konsumen). Hal ini sangatlah penting untuk e-marketing.

Ambil lah sebagai contoh. 2 persen dari 5.000 pengunjung situs dalam

satu bulan dikonversi menjadi 100 konsumen yang melakukan

pemesanan. £10.000 biaya dibagi dengan 100 konversi = £100 biaya

per pesanan. Sekarang bayangkan jika tingkat konversi

dilipatgandakan, atau lebih baik lipatempatkan menjadi 8 persen;

maka bisa mendapat £25 biaya per pesan. Pengaruh yang diakibatkan

oleh meningkatnya tingkat konversi amatlah besar – pendapatan

meningkat dan persentase biaya marketing menurun.

• Total numbers of sessions or visits to a web site (Jumlah total sesi atau

kunjungan pada situs web) (lupakan “hits”– itu adalah ukuranyang

salah, karena ketika halaman web diunduh ke PC, sejumlah data

terkirim atau “hits” terjadi, biasanya satu untuk tiap file HTML dan

grafis. Teknisi TI perlu mengukur “hits” karena dapat membantu

mereka merencanakan sumberdaya yang dibutuhkan untuk

menjalankan situs secara efisien; sebagai seorang e-marketer, lebih

diperlukan untuk mengukur jejak halaman (page impressions) karena

itu merupakan pengukur traffic konsumen ke dalam situs, dan bagi

advertiser hal tersebut sama dengan pengukur lain seperti

“opportunities to view”).

• Repeat visits (Kunjungan berulang). Rata-rata jumlah kunjungan per

individu. Jumlah total sesi dibagi dengan jumlah pengunjung unik.

Perbaharui situs dengan lebih sering dan orang-orang juga akan lebih

sering datang. Kukis (cookies) bisa membantu melacak kunjungan

berulang. Ingatlah untuk selalu mendapatkan ijin sebelum

memasukkan kukis ke PC orang lain.

• Duration (Durasi) – rata-rata jangka waktu yang dihabiskan

pengunjung dalam situs (namun harus diingat dalam beberapa area

situs, seperti penjualan online atau customer service, durasinya harus

bisa diminimalisir). Pengukuran yang serupa adalah jumlah halaman

yang dilihat per pengunjung.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

14

• Most popular pages or most popular product(Halaman paling populer

atau produk paling populer) – bisa diidentfikasi dengan melihat

halaman apa yang paling menarik traffic paling banyak dan dengan

durasi terlama. Beberapa situs e-commerce dan media besar selalu

memperhatikan hal ini setiap harinya atau bahkan tiap jam sehingga

ketika mereka melihat sesuatu menjadi populer, mereka mendorong

konten tersebut ke halaman depan situs untuk mendorong traffic

semakin tinggi untuk jangka waktu tertentu.

• Subscription rates (Tingkat langganan) – jumlah pengunjung yang

berlangganan layananseperti opt-in email dan newsletters.

• Churn rates (Tingkat keluar) – persentase pelanggan keluar atau

berhenti berlangganan (setelah mendapat email).

• Clickthrough rates (CTR) (Tingkat klik) – dari iklan banner atau

tautan web dari situs lain.

• Social media engagement and ROI (Keterlibatan media sosial dan

ROI) – kontak sosial baru, menyebarkan pembicaraan, polaritas

pembicaraan dan penjualan yang dipengaruhi media sosial.

Semua KPI di atas bisa dihitung dan digunakan sebagai sasaran (objective),

dan selalu dinilai.

Media sosial seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan lain-lain

merupakan channel yang sangat berpangsa besar dalam lingkungan internet

Indonesia yang terus berkembang setiap harinya.Pertengahan tahun 2014

kemarin, Kemenkominfo (kominfo.go.id, 2013) mengungkapkan bahwa

pengguna internet di Indonesia telah mencapai angka 82 juta jiwa. Dan

menurut Kepala Facebook Indonesia, mengutip Kompas Tekno

(tekno.kompas.com, 2014), terdapat 69 juta pengguna aktif Facebook di

negara ini, dengan pangsa pasar sebesar 98 persen. Sementara itu, media

sosial lain seperti Twitter, WhatsApp, Line, dan Instagram masih tertinggal

jauh dengan pangsa pasar tidak mencapai setengahnya: 44 persen, 21 persen,

10 persen, dan 5 persen, secara berurutan. Dengan besarnya kesempatan yang

bisa diraih melalui channel ini, seringkali perusahaan harus menilai performa

kompetitor dan organisasi lain dalam memanfaatkan media sosial untuk

menarik pengunjung dan mengkonversi mereka menjadi konsumen.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

15

Untuk membantu melakukan penilaian, Smith dan Chaffey (2013:225)

telah merumuskan beberapa KPI yang bisa digunakan untuk melacak baik

kompetitor maupun diri sendiri:

• Reach and influence KPIs

o Share of voice (angka, persen) – jumlah orang yang

membicarakankata kunci brand dan kategoridi media sosial.

o Sentiment (polaritas diskusi, persen) – berapa banyak yang

menilai positif suatu brand.

• Engagement KPIs

o Network size and growth – hal yang jelas – jumlah fan atau

follower pada media sosial utama.

o Social sharing – sejauh mana konten dibagi melalui jaringan –

Retweet di Twitter, Likes di jaringan sosial lainnya.

o Engagement (persen) – melalui konten user-generatedpada

situs.

2.2.3 SWOT

Dalam upaya menganalisis kondisi internal perusahaan dan kondisi

pasar, maka perancang dapat menggunakan strategi analisis SWOT –

Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat. Strategi ini mengumpulkan

perusahaan secara spesifik dan unik serta melihat kesempatan (opportunity)

dan ancaman (threat) eksternal perusahaan seperti keadaan pasar dan konflik-

konflik dengan shareholder atau pihak-pihak yang terlibat, dan kemudian

mencari strategi terbaik yang bisa dijalankan melalui analisa atas alternatif-

alternatif kondisi yang ada.

Teknik ini diciptakan oleh Albert Humphrey.Latar belakang dibuatnya

SWOT muncul dari kebutuhan untuk mengetahui mengapa perencanaan

perusahaan. Pengaplikasian SWOT tidak hanya terbatas pada organisasi yang

mencari keuntungan. Menurut Wenzhong, mengutip Chan (2011) “[SWOT]

is an effective way of gathering and classifying information,illustrating

particular matters, and generating strategic planning ideas for a business.”

SWOT bisa digunakan untuk perencanaan bisnis, perencanaan strategis,

evaluasi kompetitor, marketing, pengembangan bisnis dan produk serta

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

16

laporan hasil riset. Juga bisa digunakan dalam berbagai macam situasi

pembuatan keputusan dimana tujuannya sudah ditentukan.

Tabel 2.1 Tabel Analisis SWOT, Sumber: Emarketing

Excellence, Chaffey dan Smith (2013)

Strength

1. Brand yang ada

2. Konsumen yang

ada

3. Jalur distribusi

yang tersedia

Weakness

1. Persepsi atas

brand

2. Penggunaan

perantara

3. Teknologi/

kemampuan

4. Dukungan x-

channel

Opportunity

1. Cross-selling

2. Pasar baru

3. Layanan baru

4. Kerjasama/

crossbranding

Strategi SO

Meningkatkan kekuatan

perusahaan untuk

memaksimalkan

peluang = strategi

menyerang

Strategi WO

Membalas kelemahan

perusahaan dengan

memanfaatkan peluang

yang ada = membangun

kekuatan untuk strategi

menyerang

Threat

1. Pilihan

konsumen

2. Pendatang baru

3. Produk lain

4. Konflik dengan

channel

Strategi ST

Meningkatkan kekuatan

perusahaan untuk

meminimalkan

ancaman = strategi

bertahan

Strategi WT

Membalas kelemahan

perusahaan dan

ancaman dari luar =

membangun kekuatan

untuk strategi bertahan

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

17

Chaffey dan Smith (2013: 544) menjelaskan, dalam melakukan analisis

SWOT, marketer harus memperhatikan kekuatan dan kelemahan perusahaan

jika menggunakan channel online dan tactical tool apa sajayang dimengerti.

Untuk itu, pihak marketer dapat mengulas beberapa poin sebagai berikut:

• Database konsumen – apakah besar, sudah berjalan, rapih dan

terintegrasi? Bisakah memberikan komunikasi personal (satu-antar-

satu) melalui semua tool komunikasi baik online ataupun offline?

• Customer care secara online – jelek atau luar biasa? Apakah

kecepatan respon atau penyelesaian atas suatu masalah meningkat atau

menurun? Diukur atau tidak?

• Situs web – apakah memiliki desain berpusat pada penggunayang

efektif untuk mengubah jumlah pengunjung menjadi suatu hasil?

Apakah menggunakan skenario konsumen dan percobaan

penggunaan?

• Database terintegrasi – apakah semua tool onlinedanofflineterhubung?

• Kampanye email – apakah mampu memberikan hasil?

• Web links – apakah acuan atas tautan situsdihasilkan dari berbagai

sumber?

• Iklan atau sponsor – apakah rasio klik per kunjungan dan biaya yang

dikeluarkan untuk akuisisi konsumen menguntungkan?

• Mobile marketing – apa saja pengalaman yang dimiliki (jika relevan)

mengenai kampanye melalui ponsel?

• Interactive TV – relevan dengan marketplace atau tidak, punya

pengalaman dengan media ini atau tidak?

Chaffey dan Smith (2013: 547) melanjutkan,‘kesempatan dan ancaman’,

diakibatkan oleh terus terjadinya perubahan pada lingkungan bisnis.

Perubahan bisa timbul dari faktor-faktor “PEST”, politik, ekonomi, sosial,

dan teknologi. Kesempatan dan ancaman eksternal juga bisa ditampilkan

melalui perubahan dalam aspek marketplace seperti perilaku konsumen atau

strategi baru yang digunakan perantara atau kompetitor.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

18

2.2.4 5S – Sell, Serve, Speak, Save, Sizzle

5S – Sell, Serve, Speak, Save, Sizzle – adalah indikator performa e-

marketing yang dijalankan oleh perusahaan pada saat ini dan berperan juga

sebagai sebagai sasaran dari sistem e-marketing yang sedang dikembangkan.

Chaffey dan Smith (2013: 22) menjelaskan bahwa perusahaan harus membuat

tujuan yang spesifik dalam tiap daerah, melalui tabel seperti di bawah:

Tabel 2.2 Tabel Penetapan Tujuan Melalui 5S, Chaffey dan Smith (2013)

Keuntungan dari e-

marketing

Bagaimana keuntungan

bisa diberikan

Contoh Objective/Tujuan

Sell – Meningkatkan

penjualan

Didapat melalui

distribusi yang lebih

luas kepada konsumen

yang belum bisa

dilayani secara offline

atau dengan

memberikan pilihan

produk yang lebih

banyak dari toko fisik

atau dengan memberi

harga yang lebih

rendah dibanding

melalui channel lain

• Mendapat 10%

penjualan pasar

secara online

• Meningkatkan

penjualan online

produk hingga

20% dalam satu

tahun

• Meningkatkan

conversion

ratehingga 5%

Serve – Menambah

nilai

Didapat dengan

memberikan konsumen

keuntungan tambahan

secara online atau

menginformasikan

perkembangan produk

melalui percakapan

dan respon secara

online

• Meningkatkan

conversion rate

5% dengan

meningkatkan

interaksi terhadap

konten yang

berbeda pada situs

• Meningkatkan

durasi waktu

tinggal atau pages

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

19

per view pada

situs hingga 10%

• Meningkatkan

jumlah konsumen

secara aktif

menggunakan

layanan online

hingga 30%

Speak – Mendekatkan

diri dengan konsumen

Menciptakan dialog

dua-arah melalui web

dan form e-mail dan

polling; melakukan

riset pasar online

melalui survei formal;

dan memonitor chat

room secara informal.

Serta berbicara dengan

menjangkau

menggunakan key

influencers melalui e-

PR

• Menumbuhkan

cakupan e-mail

hingga 50% dari

database

konsumen saat ini

• Survei terhadap

1000 konsumen

tiap bulan

• Meningkatkan

jumlah

pengunjung ke

situs komunitas

atau

meningkatkan

rating/review dan

diskusi sebanyak

5%

Save – Menghemat

biaya

Diraih melalui sistem

online untuk

komunikasi email,

transaksi penjualan dan

layanan sehingga

mengurangi biaya staf,

cetak dan pos.

• Menghasilkan

10% penjualan

lebih banyak

dengan biaya

komunikasi yang

sama

• Mengurangi biaya

direct marketing

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

20

sebanyak 15%

melalui e-mail

• Meningkatkan

layanan self-

service web

hingga 40%

kepada semua

permintaan

pelayanan dan

mengurangi biaya

pelayanan secara

keseluruhan

hingga 10%

Sizzle – Memperluas

brand secara online

Didapat dengan

memberikan proposisi

baru dan pengalaman

online baru namun

tetap terasa akrab di

saat yang sama.

• Menambah dua

peningkatan

signifikan

terhadap

pengalaman

online konsumen

• Mengerjakan-

ulang olah-pesan

online value

proposition

• Meningkatkan

metrik branding

seperti: brand

awareness,

jangkauan, brand

favourability, dan

keinginan

membeli

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

21

2.2.5 7P Marketing Mix

Menurut Chaffey dan Smith (2013: 51), marketing mix adalah

kerangka kerja konseptual yang membantu marketer untuk merencanakan

pendekatannya terhadap tiap pasar yang ada.

Dasar dari marketing mix – yang terdiri dari: Product, Price, Place,

dan Promotion – sendiri dikemukakan oleh Jerome McCarthy di tahun 1960.

Kerangka kerja tersebut kemudian dikembangkan lagi menjadi 7P, dengan

tambahan berupa People, Processes, dan Physical evidence oleh Booms dan

Bitner, akademisi asal Amerika Serikat.

Berikut ini merupakan penjelasan dari Product, Price, Place, dan

Promotion menurut Kurniawan (2014: 18-56)

• Product (Produk)

produk adalah sesuatu yang bersifat kompleks yang dapat disentuh

maupun tidak dapat disentuh, yang di dalamnya termasuk packaging,

price, prestise perusahaan dan pelayanan jasa dari perusahaan yang

diterima oleh para pembeli untuk memenuhi kebutuhannya. Produk

dibagi menjadi dua bagian, yaitu jasa dan barang. Produk jasa yaitu

suatu produk yang hanya dapat dirasakan (intangible). sedangkan

produk barang merupakan produk yang dapat dilihat dan dirasakan

(tangible) secara fisik.

• Price (Harga)

Harga dari suatu produk menentukan tingkat keuntungan yang akan

didapatkan oleh perusahaan. Harga merupakan niai tukar yang

dikeluarkan oleh seseorang atau kelompok pada waktu dan tempat

tertentu yang dinyatakan dalam satuan moneter untuk mendapatkan

barang atau jasa yang mempunyai nilai guna beserta dengan

pelayanannya.

• Place (Lokasi)

Place merupakan tempat dimana seorang atau kelompok organisasi

menentukan lokasi usaha tersebut dijalankan, pemilihan tempat

menjadi faktor penting dalam menjalankan suatu bisnis, tempat yang

strategis menjadi hal utama didalam bisnis, agar konsumen mudah

tertarik jika lokasi bisnis terletak di dalam suatu wilayah masyarakat

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

22

besar. Dua faktor yang dapat menentukan lokasi usaha yaitu

pemilihan lokasi yang strategis dan lokasi yang mendukung.

• Promotion

Promotion merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pelaku

usaha untuk mempromosikan, memperkenalkan dan mempublikasikan

produknya agar dengan mudah diterima oleh masyarakat. Tujuan dari

promsi adalah menarik konsumen terhadap produk yang di miliki

persahaan agar memiliki keinginan untuk membeli produk tersebut

Gambar 2.2. Marketing Mix, Chaffey dan Smith 2013

Untuk 3P terakhir sendiri, Chaffey dan Smith (2013: 53) menulis,

Booms dan Bitner merasa bahwa ketiga aspek tersebut merupakan aspek

krusial dalam pelayanan. People atau orang menciptakan kebutuhan akan dan

pengantaran pelayanan itu sendiri, jika mereka merasa tidak puas, maka

pelayanan atas produk yang ditawarkan akan gagal. Processes (proses) juga

semakin penting karena proses produksi dewasa ini tidak hanya terjadi di

belakang layar, tetapi terjadi secara terbuka. Ditambah, proses yang

transparan telah terbukti penting dalam kesuksesan penggunaan media sosial.

Dan terakhir, ketika konsumen membutuhkan layanan yang intangible,

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

23

banyak yang mengandalkan tanda-tanda yang ada secara tangible, atau fisik,

seperti seragam pegawai, bangunan, dan fasilitas lain. Kebutuhan konsumen

untuk percaya akan kredibilitas perusahaan membuat aspek Physical evidence

tersebut menjadi sangatlah penting.

2.2.6 Porter’s Five Competitive Forces

Model klasikgagasan Michael Porter ini merupakan suatu kerangka

kerja yang menggambarkan lima daya kompetitifyang mempengaruhi proses

bisnis perusahaan.

Menurut Chaffey (2009: 276), model klasik 1980 dari Michael Porter

mengenai lima kekuatan kompetitif utama yang mempengaruhi perusahaan,

masih menyediakan kerangka kerja yang valid untuk meninjau ancamanyang

timbul di era e-bisnis. Model ini bersifat instruktif untuk menilai bagaimana

Internet dapat mengubah lingkungan yang kompetitif. Berikut merupakan

dampak internet pada lima kekuatan kompetitif, ini adalah ringkasan dari

analisis oleh Michael Porter dari dampak internet pada bisnis menggunakan

kerangka lima kekuatan (five forces framework).

1) Bargaining Power of Buyers

Kekuatan pembeli secara online terus meningkat sehingga mereka

memiliki pilihan yang lebih luas dan harga kemungkinan akan dipaksa

turun yang disebabkan oleh meningkatknya kemampuan dan

pengetahuan dari para pelanggan dan harga transparansi, sehingga

pelanggan selalu menginginkan produk dengan kualitas yang baik namun

dengan harga yang lebih rendah.

Untuk sebuah organisasi B2B dalam membentuk sebuah link yang

bersifat elektronik dengan pelanggan dapat memperdalam hubungan dan

mungkin meningkatkan switching cost yang menuju kepada 'soft lock-in’.

2) Bargaining Power of Suppliers

Daya tayar terhadap supplier dapat berkurang di dalam sebuah transaksi

yang di lakukan oleh organisasi karena munculnya pilihan yang lebih

luas dan peningkatan komiditisasi yang di sebabkan oleh e-procurement

dan e-market, pemasok mempengaruhi industri dengan melakukan

kenaikan harga tanpa dengan mengurangi kualitas barang atau jasa,

dikarenakan oleh hal ini perusahaan dapat terpengaruh sehingga supplier

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

24

memiliki kekuatan tersendiri di dalam pasar persaingan dan komoditisasi

tersebut dapat mengurangi diferensiasi supplier.

3) Threat of Subtitute Products and Services

Masuknya produk pengganti dan dengan munculnya inovasi baru seperti

digital products atau produk yang memiliki kemampuan lebih dari

produk pendahulunya akan sangat mempengaruhi pasar karena dapat

mempengaruhi daya beli konsumen terutama jika produk pengganti

memiliki harga yang lebih rendah dengan fungsi sama ataupun melebihi

pendahulunya, dan dengan ditambahnya teknologi internet

memungkinkan produk akan lebih cepat diperkenalkan terhadap pasar.

4) Barriers to Entry

Barriers to entry dapat menjadi sebuah hambatan dengan melalui biaya

tetap yang rendah, keuntungan yang didapat dari suatu bisnis yang sudah

berjalan dapat akan dengan cepat menarik para pemain baru yang akan

terjun kedalam persaingan. Semakin kuat barriers to entry semakin aman

posisi pemain laman di dalam sebuah industri sehingga hal tersebut dapat

menambah tingkat kesulitan pemain baru untuk masuk ke dalam suatu

industri, karena dalam menghindari erosi pangsa pasar perusahaan lama

akan lebih berhati-hari. Layanan internet yang lebih mudah menjadi

sarana bagi sebuah perushaan atau organisasi untuk meniru mulai dari

layanan secara tradisional hingga layanan yang sudah modern, dan hal

yang menjadi penghalang utama yaitu sebuah brand yang lebih

terpercaya sehingga perusahaan baru harus mendorong pelanggan untuk

mengatasi switching cost.

5) Rivalry Amongst Existing Competitors

Internet dapat mendorong komodifikasi yang membuat produk sulit

untuk dibedakan dengan produk dari perusahaan lain, persaingan antar

industri akan menjadi lebih tinggi apabila persaingan sangat ketat dalam

pasar industri semakin banyak pesaing industri maka semakin tinggi

tingkat persaingan, karena setiap perusahaan akan terus mengembangkan

produk atau jasa yang ditawarkan untuk menjadi market leader dan untuk

memiliki market share yang lebih luas di dalam pasar.

Tabel di bawah merupakan ringkasan dari analisis Michael Porter

terhadap dampak internet bagilima daya kompetitif tersebut.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

25

Tabel 2.3 Dampak Internet Pada Kekuatan Kompetitif, Chaffey et al. (2009)

Bargaining

power of buyers

Bargaining

power of

suppliers

Threat of

substitute

products and

service

Barriers to

entry

Rivalry

amongst

existing

competitors

Kekuatan

pembeli online

meningkat

karena mereka

memiliki

alternatif pilihan

yang beragam,

dan harga

produk

kemungkinan

akan dipaksa

melalui

peningkatan

pengetahuan

pelanggan dan

transparansi

harga, yakni

mendorong

switching

behavior.

Ketika

organisasi

melakukan

pembelian,

daya tawar

pemasok

berkurang

karena terdapat

banyak pilihan

dan

meningkatnya

komoditisasi

yang

disebabkan oleh

e-procurement

dan e-

marketplace.

Substitusi

adalah ancaman

besar karena

produk digital

baru atau

produk

perpanjangan

dapat dengan

mudah

diperkenalkan.

Hambatan

masuk

berkurang

melalui biaya

tetap yang

rendah,

memungkinka

n kompetitor

baru, terutama

pengecer atau

organisasi

dengan

layanan yang

sering/selalu

bergerak.

Internet

mendorong

komoditisasi

sehingga

mempersulit

diferensiasi

produk.

Untuk

organisasi B2B,

membentuk

hubungan

elektronik

dengan

konsumen dapat

memperdalam

Argumen yang

berlawanan

juga berlaku

untuk daya

tawar pembeli.

Pengenalan

produk dan

layanan

substitusi baru

harus diawasi

dengan hati-

hati untuk

menghindari

Pendatang

baru harus

diawasi

dengan hati-

hati untuk

menghindari

pengikisan

pangsa pasar

Persaingan

menguat

dengan

semakin

pendeknya

siklus hidup

produk dan

lead time

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

26

hubungan dan

meningkatkan

switching cost,

yang mengarah

pada “soft lock-

in.”

pengikisan

pangsa pasar.

untuk

pengembanga

n produk

baru

menurun.

Komoditisasi

mengurangi

diferensiasi

pemasok.

Teknologi

internet

memungkinkan

pengenalan

produk dan

layanan yang

cepat.

Layanan

internet lebih

mudah ditiru

daripada

layanan

tradisional,

jadi lebih

mudah untuk

diikuti

Internet

memfasilitasi

perpindahan

ke pasar

global

dengan

kemungkinan

biaya awal

rendah yang

juga

memungkink

an

peningkatan

jumlah

kompetitor.

E-procurement

dapat

mengurangi

switching cost,

tapi

penggunaan

sistem yang

diminati dapat

meraih lock-in.

Ancaman ini

berhubungan

dengan model

bisnis baru

yang muncul.

Biaya

membentuk

brand terkenal

dan terpercaya

merupakan

penghalang

dan pendatang

baru harus bisa

meyakinkan

konsumen

mengatasi

switching cost.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

27

2.2.7 Online Value Propositions

Chaffey dan Smith (2013) mengatakan bahwa, “Selain konten

yang bagus, update yang reguler, mudah digunakan dan diunduh, situs

yang bagus harus memiliki online value proposition yang jelas dan kuat.

... karena OVP yang bagus dapat membedakan situs Anda dan juga,

secara bersamaan, membantu memfokuskan upaya marketing dan

pikiran konsumen.”

Jadi bisa ditangkap bahwa online value proposition adalah suatu

nilai tambah terhadap produk atau layanan yang diberikan perusahaan

kepada konsumennya khusus secara online.

2.2.8 STP – Segments, Targets Markets, Positioning

Menurut Chaffey dan Smith (2013: 553) mengatakan bahwa salah

satu cara untuk mengingat beberapa komponen kunci dari strategi

pemasaran adalah dengan berpedoman pada sebuah akronimyaitu STP.

Pertama-tama, semua strategi pemasaran harus merangkul STP:

segmentasi (Segments), memilih target pasar (Target markets) dan

bagaimana perusahaan atau merek akan diposisikan (Positioning).

• Segments (Segmentasi)

Segmentasi adalah mengidentifikasi kelompok yang

berbeda dalam sebuah target pasar untuk mengetahui

perkembangan sebuah tawaran yang berbeda dari kelompok

tersebut dan segmen apa saja yang akan menjadi target secara

online.

• Target Markets (Target Pasar)

Mengevaluasi dan melakukan pemilihan segmen yang

akan sesuai dari perkembangan penawaran dan bagaimana

perusahaan dalam memecahkan pasar menjadi sebuah segmen

dan kearah mana akan ditargetkan.

• Positioning (Memposisikan)

Positioning adalah platform mendasar untuk melakukan

proposisi terhadap pelanggan atau OVP (online value

propotitions). Bagian yang paling sulit di dalam sebuah strategi

yaitu dalam proses mengembangkan posisi yang jelas pada pasar,

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

28

bagaimana tepatnya gambaran perusahaan terhadap audience dan

apa yang dirasakan pelanggan mengenai hasil yang diberikan oleh

perusahaan.

2.2.9 PRACE – Plan, Reach, Act, Convert, Engage

Chaffey dan Smith (2013: 43) mengemukakan bahwa, untuk

membantu dalam mempertahankan taktik yang terfokus pada konten

pemasaran customer-centric, disarankan untuk menggunakan kerangka

PRACE sebagai salah satu cara untuk mencapai dan melibatkan pelanggan

agar dapat memenuhi tujuan bisnis. Berikut ini merupakan penjelasan dari

taktik yang digunakan dalam melakukan strategi e-marketing, PRACE:

• Langkah 1 Plan (Perencanaan). Akan terlalu mudah dalam

membangun dasar dari website atau menghadirkan website dalam

jaringan sosial tanpa adanya suatu strategi, tanpa berpikir tentang

bagaimana hal itu akan mendukung tujuan perusahaan untuk

membangun sebuah brand. Perencanaan melibatkan pekerjaan yang

melalui sebuah usaha dan kepercayaan dari dasar-dasar pemasaran

dengan melakukan penilitan pada pelanggan, segmentasi, positioning

dan pengembangan value propositions.

• Langkah 2 Reach (Jangkauan). Jangkauan berarti membangun

kesadaran dari sebuah brand, produk itu sendiri dan layanan pada situs

web lainnya dan pada media offline dalam rangka untuk membangun

sebuah traffic dari berapa banyak pengunjung pada situs web yang

berbeda seperti situs utama yang dimiliki perusahaan, microsites atau

situs media sosial.

• Langkah 3 Act (Tindakan). Dalam langkah ini perusahaan melakukan

sebuah tindakan dalam menarik user yang akan berkunjung pada situs

web perusahaan yaitu dengan mengidentifikasikan setiap user yang

melakukan kunjungan, melihat seberapa besar ketertarikan user

terhadap website yang disediakan agar user dapat mencari lebih lanjut

informasi mengenai produk atau jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

29

• Langkah 4 Convert. Konversi adalah di mana pengunjung

berkomitmen untuk membentuk hubungan atau relasi yang

akan menghasilkan nilai komersial untuk sebuah bisnis. Hal

ini mengantarkan pada tujuan pemasaran seperti sebuah

tuntunan atau penjualan pada kehadiran web secara online

maupun offline.

• Langkah 5 Engage (Mengajak). Dalam langkah ini perusahaan

membangun hubungan dengan pelanggan lebih dalam dari

waktu ke waktu untuk mencapai tujuan retensi. Mendorong

advokasi atau merekomendasikannya dari mulut ke mulut

merupakan bagian penting dari sebuah hubungan.

2.2.10 Use Case Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005:213), use case diagram

adalah suatu diagram yang berfungsi “to show the various user roles and how

those roles use the system.” Use case diagram merupakan suatu gambaran

dari actor, use case, dan interaksi dari komponen-komponen yang

berhubungan dengan sebuah sistem dalam suatu proses dengan

mengidentifikasikan bagaimana sistem yang akan digunakan pada setiap

proses tersebut.

Gambar 2.3 Use Case Diagram

Satzinger, Jackson & Burd (2004:243)

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

30

2.2.11 Wireframes

Menurut Chaffey (2009: 636), wireframes merupakan sebuah teknik

yang berhubungan dengan blueprint, dimana wireframes ini digunakan oleh

web designer untuk menunjukkan tata letak akhir dari sebuah halaman web.

Wireframes biasa dibuat untuk semua jenis dari kelompok halaman web yang

sama yang telah diidentifikasikan melalui blueprint dan memberikan navigasi

dari setiap halaman web. Berikut ini merupakan contoh dari Wireframes.

Gambar 2.4 Wireframe Single Post Page Layout, http://blog.russelldelatorre.com

2.2.12 Kerangka Berpikir

Di tengah maraknya pasar modern dengan segala jenisnya, pasar

tradisional tetap dan masih menjadi tempat dimana masyarakat luas

melakukan transaksi jual belinya. Pasar tradisional memiliki beberapa

kelebihan yaitu dengan bervariasinya barang dagangan yang ditawarkan dan

cenderung lebih murah dan masih adanya proses tawar menawar pada harga

tidak seperti pasar modern yang memiliki harga tetap. Namun pasar

tradisional masih terkesan kumuh, kotor dan hampir tidak terawat, oleh

karena itu pemerintah daerah melakukan upaya peremajaan pasar-pasar

tradisional dengan memangun dan mengelolanya.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

31

Hal ini menjadi peluang bagi perusahaan-perusahaan pengembang

untuk melakukan kerjasama dengan pemerintah dalam usaha melakukan

pengembangan dan pengelolaan pasar tradisional, salah satunya adalah PT.

Rimba Artha Pertiwi. PT. Rimba Artha Pertiwi merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang pengembangan pasar dan didirikan pada tahun 2005.

Perusahaan ini telah dipilih oleh pemerintah daerah Cibinong dalam proses

tender pembangunan Pasar Cibinong pada tahun 2012, proyek pembangunan

ini telah selesai pada tahun 2014. Namun PT. Rimba Artha Pertiwi masih

memiliki kekurangan, yaitu dengan tidak adanya sistem marketing yang

terautomatisasi. Proses penyebaran informasi yang biasa dilakukan oleh

perusahaan yaitu hanya dari mulut ke mulut dan berupa spandukataupun

brosur, dan beberapa pedagang lama. Sehingga hal ini tidak memudahkan

calon pelanggan seperti pedagang baru ataupun pemerintah dalam

mendapatkan informasi mengenai jasa yang ditawarkan oleh PT. Rimba

Artha Pertiwi.

Di dasari oleh hal ini, kami melakukan upaya dalam mengembangkan

sistem marketing secara online untuk PT. Rimba Artha Pertiwi. Sistem

marketing secara online disebut juga sebagai e-marketing. E-marketing

merupakan penerapan teknologi komunikasi dan internet ke dalam sistem

marketing atau pemasaran dari sebuah perusahaan agar dapat memudahkan

proses penyebaran informasi secara lebih luas.

Langkah-langkah yang kami gunakan dalam mengembangkan proses

marketing ini yaitu dengan menggunakan metode SOSTAC, tahapan dari

metode SOSTAC yaitu dimulai dengan situation analysis untuk mengetahui

posisi dan kemampuan perusahaan dalam menangani proyek pasar

tradisional. Langkah selanjutnya adalah menentukan objective atautujuan

yang ingin diraih setelah penelitian ini. Strategy dan Tactics adalah langkah

selanjutnya untuk menentukan langkah-langkah yang diperlukan guna

mencapai tujuan yang sebelumnya dirumuskan. Action dan control adalah dua

tahap akhir untuk mengeksekusi dan merealisasikan rencana-rencana

sebelumnya dan me-maintenance sistem yang telah dihasilkan, pada bagian

control upaya yang dilakukan yaitu dengan menerapkan Search Engine

Optimization (SEO) agar dapat mengoptimalkan hasil pencarian website pada

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketinglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02138-SI Bab2001.pdf5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Marketing Sebelum

32

search engine agar website dapat menempati posisi teratas. Hasil yang

dicapai adalah sistem pemasaran berbasis website dengan target khusus

adalah pemerintah daerah dan target umum adalah calon pembeli kios pada

proyek pasar yang sedang atau akan dikembangkan.

Dengan adanya website PT. Rimba Artha Pertiwi, diharapkan mampu

memberikan fasilitas yang telah terautomatisasi bagi calon pelanggan , agar

mendapatkan informasi secara langsung melalui website dan memberikan

feedback kepada perusahaan ataupun berkomunikasi secara online dengan

perusahaan.

Gambar 2.5 Diagram Kerangka Berpikir