bab 2 landasan teori 2.1 teori umum 2.1.1 sistem...

33
10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi Menurut O’brien (2005, p6), “An information system can be any organized combination of people, hardware, software, communications networks, and data resources that collects, transforms, and disseminates information in an organization. Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut Whitten, Bentley, & Dittman (2004, p12), Information system (IS) is an arrangement of people, data, processes, and information technology that interact to collect, process, store, and provide as output the information needed to support an organization”. Sistem informasi (SI) adalah pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan informasi sebagai output yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi.

Upload: vonhi

Post on 28-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

 

                                                                              10 

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Sistem Informasi

Menurut O’brien (2005, p6), “An information system can be any

organized combination of people, hardware, software, communications

networks, and data resources that collects, transforms, and disseminates

information in an organization. ” Sistem informasi dapat merupakan

kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan

komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan

menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Sedangkan menurut Whitten, Bentley, & Dittman (2004, p12),

“Information system (IS) is an arrangement of people, data, processes, and

information technology that interact to collect, process, store, and provide as

output the information needed to support an organization”. Sistem informasi

(SI) adalah pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang

berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan

menyediakan informasi sebagai output yang diperlukan untuk mendukung

sebuah organisasi.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

11 

 

 

Dari penjelasan-penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem

informasi terdiri dari orang-orang, data, proses dan teknologi informasi

(hardware, software, network / jaringan komunikasi) yang bertujuan untuk

mengumpulkan, memproses / mengubah, menyimpan, dan menyediakan

informasi yang dibutuhkan agar dapat disebarkan guna mendukung sebuah

organisasi.

2.1.1.1 Klasifikasi Sistem Informasi

Menurut buku Turban et al. yang diterjemahkan oleh Kwary, D.A.,

dkk (2006, p 54), sistem informasi diklasifikasikan untuk membantu dalam

mengidentifikasi sistem, menganalisisnya, merencanakan sistem baru,

merencanakan integrasi sistem, dan mengambil keputusan seperti potensi

outsourcing untuk sistem tertentu.

2.1.1.1.1 Klasifikasi Berdasarkan Jenis Dukungan

Mengacu pada pendapat Turban et al. dalam bukunya yang

diterjemahkan oleh Kwary, D. A., dkk (2006, p54-56), perusahaan terbagi

atas berbagai komponen seperti divisi, departemen, dan unit kerja yang

biasanya diatur dalam tingkat yang hierarkis. Sistem informasi umum yang

mengikuti struktur organisasi hierarkis adalah :

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

12 

 

 

1. Sistem Informasi Fungsional (Departemental)

Sistem informasi utama diatur berbagai departemen yang umum-atau

fungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

akuntansi, keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.

2. Sistem Informasi Perusahaan

Sistem informasi ini, bersama dengan sistem informasi departemental

membentuk sistem informasi keseluruhan perusahaan (enterprisewide

information system) yang memungkinkan orang berkomunikasi satu sama

lain dan mengakses informasi di seluruh perusahaan.

3. Sistem Informasi Antarorganisasi

Sistem informasi antarorganisasi (interorganizational informastion

system – IOS) adalah sistem informasi yang menghubungkan dua atau

lebih perusahaan. IOS mendukung banyak operasi antarorganisasi,

dengan produknya yang terkenal adalah manajemen rantai pasokan

(supply chain).

2.1.1.1.2 Klasifikasi Berdasarkan Tingkat Organisasional

Mengacu pada buku pada buku Turban et al. yang diterjemahkan

oleh Kwary, D. A., dkk (2006, p58 – p61), cara lain untuk

mengklasifikasikan sistem informasi adalah berdasarkan pada jenis dukungan

yang diberikannya pada para karyawan di tiap tingkat organisasional :

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

13 

 

 

1. Tingkat administratif, para pekerja yang menggunakan, mengubah, atau

menyebarkan informasi disebut sebagai pekerja data, seperti pemegang

buku, sekretaris yang bekerja dengan pengolah kata, dan sebagainya.

Dukungan SI : Para pekerja didukung oleh otomatisasi kantor dan sistem

komunikasi dalam hal manajemen dokumen, aliran kerja, sistem

pemrosesan transaski, sistem informasi manajemen, walaupun biasanya

tidak dalam kapasitas pengambilan keputusan.

2. Tingkat Operasional, para manajer operasional berhubungan dengan

operasi rutin perusahaan dan membuat keputusan rutin. Aktivitas

operasional sifatnya terstruktur dan berjangka pendek.

Dukungan SI : Sistem pemrosesan transaksi (transaction processing

system - TPS) memberikan dukungan besar bagi para manajer

operasional dalam mendukung pengawasan, pengumpulan, penyimpanan,

pemrosesan dan penyebaran data dari transaksi bisnis dasar perusahaan,

biasanya real time, yang masing-masing menghasilkan data.

3. Tingkat Manajerial, para manajer tingkat menengah membuat keputusan

taktis, yang berhubungan secara umum dengan berbagai aktivitas, seperti

perencanaan, pengaturan, dan pengendalian jangka pendek.

Dukungan SI : Sistem informasi manajemen (SIM) didesain untuk

meringkas data dan membuat laporan bagi berbagai area fungsional,

seperti akuntansi atau pemasaran bagi para manajer tingkat menengah.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

14 

 

 

4. Tingkat Pekerjaan dengan Informasi, para pekerja dengan informasi

(knowledge worker), seperti teknisi, pengacara, ataupun akuntan,

bertanggung jawab untuk menemukan atau mengembangkan pengetahuan

baru bagi perusahaan dan mengintegrasikannya dengan pengetahuan yang

telah ada.

Dukungan SI : Sistem informasi yang mendukung para pekerja ini

berkisar dari mesin pencari (seacrh engine) di Internet (yang membantu

menemukan informasi) dan sistem ahli ( yang mendukung interpretasi

informasi) serta sistem intelegensi bisnis (untuk analisis data yang

dikendalikan pengguna).

5. Tingkat Strategis, para manajer tingkat strategis atau puncak ( para

eksekutif) mengambil keputusan yang berhubungan dengan berbagai

situasi yang dapat secara signifikan mengubah cara bisnis dilakukan,

seperti memperkenalkan lini produk baru.

Dukungan SI : Para eksekutif terutama didukung oleh sistem dukungan

eksekutif (executive support system) dan dalam jumlah yang lebih sedikit,

DSS serta sistem intelegensi bisnis.

2.1.1.2 Komponen Sistem Informasi

Menurut Kusrini & Koniyo (2007, p 9), dalam suatu sistem informasi

terdapat beberapa komponen, yaitu :

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

15 

 

 

a. Peranti keras (hardware), mencakup berbagai piranti fisik seperti

komputer dan printer.

b. Peranti lunak (software) atau program, yaitu sekumpulan instruksi yang

memungkinkan perangkat keras memproses data.

c. Prosedur, yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan

pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

d. Orang, yaitu semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan

sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.

e. Basis data (database) , yaitu sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain

yang berkaitan dengan penyimpanan data.

f. Jaringan komputer dan komunikasi data, yaitu sistem penghubung yang

memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses

oleh sejumlah pemakai.

2.1.1.3 Peran Sistem Informasi

O’brien, dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Fitriasari, D., dkk

(2006, p 10) mengemukakan bahwa terdapat tiga peran penting yang dapat

dilakukan sistem informasi untuk sebuah perusahaan bisnis, yaitu :

1. Mendukung proses dan operasi bisnis.

2. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya.

3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

16 

 

 

2.1.1.4 Fungsi Sistem Informasi

Menurut buku O’brien yang diterjemahkan oleh Fitriasari, D., dkk

(2006, p26), fungsi dari sistem informasi adalah sebagai berikut :

a. Area fungsional utama dari bisnis yang penting dalam keberhasilan

bisnis, seperti fungsi akuntansi, keuangan, manajemen operasional,

pemasaran, dan manajemen sumber daya manusia.

b. Kontributor penting dalam efisiensi operasional, produktivitas dan moral

pegawai, serta layanan dan kepuasan pelanggan.

c. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk

menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer

dan praktisi bisnis.

d. Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang

kompetitif, yang memberikan organisasi kelebihan strategis dalam pasar

global.

e. Peluang berkarier yang dinamis, memuaskan, serta menantang bagi

jutaan pria dan wanita.

f. Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur, dan kemampuan

perusahaan bisnis yang membentuk jaringan.

2.1.2 Teknologi Informasi

Menurut Rahmana, dalam prosiding Seminar Nasional Aplikasi

Teknologi Informasi (2009), teknologi informasi adalah suatu teknologi yang

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

17 

 

 

digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan,

menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk

menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,

akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan

pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan

keputusan.

Sedangkan menurut Thompson & Cats-Baril (2003, p3), teknologi

informasi adalah perangkat keras dan piranti lunak yang dikemas sebagai

sebuah alat untuk menangkap, menyimpan, memproses dan menghasilkan

data digital.

Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa teknologi

informasi adalah suatu teknologi pengolahan data yang bertujuan untuk

menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.

Menurut pendapat Mulydi (2007, p303), unsur teknologi dalam

teknologi informasi meliputi 3 bidang, yaitu :

1. Teknologi Data (Data Technology), yakni perangkat keras (hardware)

dan perangkat lunak (software) yang digunakan untuk menangkap

(capture), menyimpan (store), dan mengelola (manage) data.

2. Teknologi Pemrosesan (Processing Technology), yakni perangkat keras

dan perangkat lunak yang mengubah data (sebagai input) menjadi

informasi yang bermanfaat (sebagai output).

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

18 

 

 

3. Teknologi Komunikasi (Communication Technology), yakni perangkat

keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk menghubungkan

(interconnect) teknologi data dan teknologi pemrosesan yang terdapat

pada berbagai lokasi.

2.1.2.1 Infrastruktur Teknologi Informasi

Menurut Laudon & Laudon (2004, p14), infrastruktur dari

teknologi informasi adalah terdiri dari :

1. Perangkat keras (Hardware)

Peralatan fisik yang digunakan untuk mengInput, memproses dan

menghasilkan aktivitas dalam sebuah system informasi.

2. Perangkat lunak (software)

Instruksi yang detail dan terprogram yang mengontrol dan

mengkoordinasikan kinerja dari komponen Hardware dari suatu komputer

dalam sebuah system informasi.

3. Teknologi penyimpanan (Storage technology)

Media fisik dan Software yang memerintahkan penyimpanan dan

pengorganisasian data untuk penggunaan dalam sebuah system informasi.

4. Teknologi komunikasi (Communication Technology)

Peralatan fisik dan Software yang menghubungkan berbagai komponen

Hardware komputer dan komunikasi dapat dikoneksikan dalam suatu

jaringan suatu membagikan suara, data, gambar ataupun video. Jaringan

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

19 

 

 

(Network) menghubungkan dua atau lebih komputer untuk berbagai data

atau sumber daya seperti contohnya adalah printer.

2.1.2.2 Penggunaan Strategis Teknologi Informasi

Dalam buku karangan O’brien yang diterjemahkan oleh Fitriasari,

D., dkk (2006, p 63) dikatakan bahwa ada beberapa strategi dasar

penggunaan teknologi informasi dalam bisnis, yaitu:

1. Biaya yang lebih rendah

a. Gunakan IT untuk mengurangi secara mendasar biaya proses bisnis.

b. Gunakan IT untuk menurunkan biaya pelanggan atau pemasok.

2. Diferensiasi

a. Kembangkan berbagai fitur TI baru untuk melakukan diferensiasi produk

dan jasa.

b. Gunakan berbagai fitur TI untuk mengurangi keunggulan diferensiasi

para pesaing.

c. Gunakan berbagai fitur TI untuk memfokuskan diri pada ceruk pasar

yang dipilih.

3. Inovasi

a. Buat produk dan kasa baru yang memasukkan berbagai komponen TI.

b. Kembangkan pasar baru atau ceruk pasar yang unik dengan bantuan TI.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

20 

 

 

c. Buat perubahan radikal atas proses bisnis dengan TI yang secara dinamis

akan memangkas biaya, meningkatkan kualitas, efisiensi, atau layanan

pelanggan, atau mempersingkat waktu ke pasar.

4. Mendukung pertumbuhan

a. Gunakan TI untuk mengelola perluasan bisnis secara regional dan global.

b. Gunakan TI untuk mendiversifikasi serta mengintegrasikan produk dan

jasa lainnya.

5. Kembangkan persekutuan

a. Gunakan TI untuk membuat organisasi virtual yang terdiri dari para mitra

bisnis.

b. Kembangkan sistem informasi antarperusahaan yang dihubungkan oleh

Internet dari ekstranet yang akan mendukung hubungan bisnis strategis

dengan para pelanggan, pemasok, subkontraktor, dan pihak-pihak

lainnya.

2.1.2.3 Peran Teknologi Informasi

Mengacu pada pendapat O’brien dalam bukunya yang diterjemahkan

oleh Fitriasari, D., dkk (2006, p 76), ada beberapa peran teknologi informasi

dalam proses bisnis, yaitu :

1. Mempercepat proses bisnis.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

21 

 

 

2. Mendukung pemrosesan informasi.

3. Meningkatkan komunikasi dan kerja sama antar orang-orang yang

bertanggung jawab atas operasi dan manajemennya.

4. Meningkatkan efisiensi proses bisnis.

2.1.3 Internet

Menurut pendapat Sunarto (2008, p2), Internet adalah kumpulan

komputer yang terhubung satu dengan yang lain dalam sebuah jaringan.

Disebut jaringan yang saling terhubung karena internet menghubungkan

komputer dan jaringan – jaringan komputer yang ada di seluruh dunia

menjadi sebuah jaringan global. Sedangkan menurut Rasul (2008, p3),

internet merupakan kependekan dari interconnected networking. Secara

umum internet merupakan jaringan komputer global yang menghubungkan

jutaan komputer di seluruh dunia.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa

internet merupakan jaringan yang menghubungkan komputer dengan jutaan

komputer lainnya di seluruh dunia.

Menurut Sunarto (2008, p5-10), berbagai hal dapat dilakukan pada

internet mulai dari masalah rumah tangga, pendidikan, rohani, sosial

kemasyarakatan, bisnis, pertahanan, dan teknologi. Secara umum internet

menyediakan berbagai bidang kehidupan, yaitu:

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

22 

 

 

1. Bidang Pendidikan

Sistem belajar jarak jauh telah lama dilakukan sebelum adanya

internet. Beberapa universitas luar negeri mempunyai program belajar jarak

jauh. Sistem belajar jarak jauh sebenarnya jauh dari sempurna karena

menghasilkan siswa atau mahasiswa yang mandiri dalam proses belajar. Pada

sistem belajar mandiri bahkan siswa akan menjadi lebiih pandai dari gurunya

atau dosennya. Hal ini dikarenakan dapat mencari sumber dengan lebih

lengkap dibanding guru atau dosennya. Dengan fasilitas search engine maka

apapun dapat kita cari dengan menggunakan pilihan berbagai bahasa.

2. Bidang Kesehatan

Informasi kesehatan dapat ditemukan di beberapa situs internet mulai

dari olahraga, makanan sehat, obat tradisional, obat modern, konsultasi

dokter, serta alamat – alamat rumah sakit bahkan pengobatan alternatif pun

terdapat pada internet. Berikut ini diberikan contoh alamat situs yang

memberikan pelayanan kesehatan dan olahraga.

3. Bidang Bisnis

Internet semakin dibutuhkan pada dunia usaha untuk memperluas

bidang usahanya. Perusahaan yang ingin maju dan bersaing dengan

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

23 

 

 

sendirinya melakukan pembenahan dalam bidang teknologi khususnya

internet. Telah banyak perusahaan yang menjadi besar dengan internet.

2.1.4 e-Commerce

Menurut pendapat Sulianta (2009, p4), e-Commerce adalah metode

menjual dan membeli barang dan jasa atau layanan menggunakan media

elektronik.

Sedangkan menurut O’brien (2006, p380), e-commerce meliputi

seluruh proses dari pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman,

pelayanan, dan pembayaran untuk berbagai produk dan jasa yang

diperjualbelikan dalam pasar global berjaringan para pelanggan, dengan

dukungan dari jaringan para mitra bisnis di seluruh dunia.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa e-

commerce merupakan sebuah metode jual-beli barang dan jasa atau layanan,

dimana dalam metode jual-beli barang tersebut berlangsung proses-proses

yang meliputi proses pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman,

pelayanan, dan pembayaran dengan menggunakan media elektronik sehingga

dapat menjangkau mitra bisnis di seluruh dunia.

2.1.4.1 Jenis-Jenis e-Commerce

Menurut buku karangan Turban et al. yang diterjemahkan oleh Kwary

D. A., dkk (2006, p183), jenis umum dari transaksi e-commerce adalah :

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

24 

 

 

1. Bisnis ke Bisnis (business-to-business—B2B): Dalam transaksi B2B,

baik penjual maupun pembeli adalah organisasi bisnis. Kebanyakan dari

EC adalah jenis ini.

2. Perdagangan kolaboratif (collaborative commerce— c-

commerce): Dalam c-commerce, para mitra bisnis berkolaborasi (alih-alih

membeli atau menjual) secara elektronik. Kolaborasi semacam ini sering

kali terjadi antara dan dalam mitra bisnis di sepanjang rantai pasokan.

3. Bisnis ke konsumen (business-to-consumers—B2C): Dalam B2C, penjual

adalah perusahaan, dan pembeli adalah perorangan. B2C juga disebut

sebagai e-tailing.

4. Konsumen-ke-konsumen (consumer-to-consumer—C2C): Dalam C2C,

seseorang menjual produk atau jasa ke orang lain.

5. Konsumen-ke-bisnis (consumer-to-business—C2B): Dalam C2B,

konsumen memberitahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa

tertentu, dan para pemasok bersaing untuk menyediakan produk atau jasa

tersebut ke konsumen.

6. Perdagangan intrabisnis (intraorganisasional): Dalam situasi ini

perusahaan menggunakan EC secara internal untuk memperbaik

operasinya. Kondisi khusus dalam hal ini disebut sebagai EC B2E

(business to-its-employees).

7. Pemerintah-ke-warga (government-to-citizen—G2C) dan ke pihak lain:

Dalam kondisi ini sebuah entitas (unit) pemerintah menyediakan layanan

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

25 

 

 

ke para warganya melalui teknologi EC. Unit-unit pemerintah dapat

melakukan bisnis dengan berbagai unit pemerintah lainnya serta dengan

berbagai perusahaan (G2B).

8. Perdagangan mobile (mobile commerce—m-commerce): Ketika e-

commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti dengan

menggunakan telepon seluler untuk mengakses Internet dan berbelanja,

maka hal ini disebut m-commerce.

Lestraini N. & Handayani, dalam Jurnal Sistem Informasi Fakultas

Ilmu Komputer (2010) berpendapat bahwa dalam e-commerce B2C terdapat

beberapa kegiatan utama yang biasa dilakukan, yaitu sebagai berikut :

a. Promosi

Promosi produk dan jasa sebuah perusahaan pada umumnya dimasukkan

ke dalam iklan yang dipasang pada beberapa website terkenal.

b. Pemesanan

Konsumen dapat melakukan pemesanan terhadap suatu produk ataupun

jasa tertentu ataupun sekedar mendapatkan informasi mengenai produk

ataupun jasa yang disukainya melalui website.

c. Pembayaran

Konsumen melakukan pembayaran produk atau jasa yang telah di pesan

melalui metode pembayaran (seperti melalui transfer ke rekening bank,

pembayaran di tempat/cash on delivery, melalui kartu kredit, atau melalui

layanan escrow, seperti PayPal) yang telah dipilih sebelumnya.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

26 

 

 

d. Pengiriman produk

Produk digital, seperti perangkat lunak dan musik dapat diunduh secara

langsung melalui website setelah melakukan pembelian. Namun,

pengiriman produk yang tidak digital, seperti buku, baju, alat olahraga,

dan lain sebagainya, bergantung kepada perusahaan yang

menyelenggarakan penjualan barang-barang tersebut. Pada umumnya, di

Indonesia pengiriman produk demikian, dilakukan melalui jasa

pengiriman berbayar, seperti TIKI.

e. Layanan setelah pembelian

Layanan konsumen setelah pembelian adalah rantai terakhir dari

keseluruhan proses bisnis B2C antara perusahaan dengan konsumen.

Konsumen dapat mengirimkan e-mail kepada layanan konsumen dan

perusahaan dapat mengembangkan knowledge based system untuk

membantu para konsumen dalam mencari solusi dari permasalahan

mereka.

2.1.4.2 Pokok-Pokok Proses e-Commerce

Mengacu pada pendapat O’brien pada bukunya yang diterjemahkan

oleh Fitriasari, D., dkk (2006, p386-p388) secara umum ada sembilan

komponen utama dalam arsitektur proses e-commerce yang merupakan

dasar dari usaha e-commerce dalam banyak perusahaan saat ini, yaitu :

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

27 

 

 

1. Pengendalian akses dan keamanan

Proses e-commerce harus membangun rasa percaya dan akses yang aman

antara berbagai pihak dalam transaksi e-commerce, melalui otentikasi

pemakai, pengotorisasian akses, dan penerapan berbagai fitur keamanan,

misalnya melalui nama dan kata sandi (password), kunci enkripsi, atau

sertifikasi dan tanda tangan digital. Situs e-commerce kemudian harus

mengotorisasikan akses ke hanya bagian-bagian situs yang perlu diakses

setiap pemakai untuk menyelesaikan transaksinya.

2. Membuat profil dan personalisasi

Proses pembuatan profil dijalankan untuk mengumpulkan data, perilaku

dan pilihan situs Web yang diinginkan suatu perusahaan, kemudian

membangun profil elektronik dari berbagai karakteristik atau preferensi

tersebut. Profil digunakan untuk mengenali seseorang atau suatu

perusahaan sebagai pemakai individual dan memberinya tampilan

personalisasi atas berbagai isi situs tersebut, serta saran produk dan iklan

Web yang telah dipersonalisasi sebagai bagian dari strategi pemasaran

personal.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

28 

 

 

3. Manajemen pencarian

Proses pencarian yang efisien dan efektif guna membantu para pelanggan

menemukan produk atau jasa tertentu yang diinginkan untuk dievaluasi

atau dibeli.

4. Manajemen isi

Software manajemen isi membantu perusahaan e-commerce untuk

mengembangkan, menghasilkan, memperbarui, dan menyimpan data teks

serta informasi multimedia di situs Web e-commerce.

5. Manajemen katalog

Proses konfigurasi produk untuk mendukung layanan mandiri berbasis

Web dan penyesuaian massal atas berbagai produk perusahaan. Software

konfigurasi membantu para pelanggan online untuk memilih rangkaian

optimum fitur produk yang memungkinkan, yang dapat dimasukkan ke

dalam barang jadi. Contohnya, Dell Computer dan Cisco systems

menggunakan software konfigurasi untuk menjual komputer dan prosesor

jaringan yang dibuat berdasarkan pesanan pelanggan.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

29 

 

 

6. Manajemen arus kerja

Manajemen arus kerja dalam e-business dan e-commerce bergantung

pada mesin software arus kerja (workflow software engine) yang berisi

berbagai model software dari berbagai proses bisnis yang harus

diselesaikan, yang telah ditetapkan terlebih dahulu dari berbagai

peraturan bisnis, peran stakeholder, persyaratan otorisasi, alternative

pengiriman, database yang digunakan, dan urutan tugas yang dibutuhkan

untuk setiap proses e-commerce. Jadi, sistem arus kerja memastikan

bahwa transaksi, keputusan, dan aktivitas kerja yang tepat dilakukan,

serta data dan dokumen yang benar telah dikirimkan ke para karyawan,

pelanggan, pemasok dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan

perusahaan (stakeholder).

7. Pemberitahuan kegiatan

Software pemberitahuan kegiatan bekerja dengan software arus kerja

untuk memonitor semua proses e-commerce dan mencatat semua

kegiatan yang relevan, termasuk perubahan mendadak atau situasi

bermasalah. Kemudian, sistem itu bekerja dengan software pembuat

profil pemakai untuk secara otomatis memberitahukan semua stakeholder

yang terlibat dalam berbagai kegiatan transaksi dengan menggunakan

metode yang diinginkan pemakai atau pesan elektronik, seperti e-mail,

newsgroup, dan sebagainya. Hal ini termasuk memberitahu pihak

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

30 

 

 

manajemen perusahaan agar mereka dapat memonitor respoinsivitas

karyawan mereka atas berbagai kegiatan e-commerce dan respons

pelanggan serta pemasok.

8. Kerja sama dan perdagangan

Kategori utama dari proses e-commerce adalah yang mendukung

kesepakatan kerja sama penting dan layanan perdagangan yang

dibutuhkan oleh para pelanggan, pemasok, dan stakeholder lainnya untuk

menyelesaikan transaksi e-commerce, seperti e-mail, sistem

perbincangan, dan sebagainya untuk meningkatkan layanan pelanggan

serta membangun loyalitas pelanggan dalam e-commerce. Kerja sama

mendasar di antara para mitra dagang dalam e-commerce juga dapat

disediakan oleh layanan perdagangan berbasis Internet.

9. Pembayaran

Pembayaran untuk produk dan jasa yang dibeli dalam transaksi e-

commerce tidaklah sederhana. Hal ini dikarenakan sifat elektronik

transaksi yang hampir anonim terjadi di antara berbagai sistem komputer

jaringan pembeli dan penjual, serta banyak isu keamanan yang dilibatkan.

Proses pembayaran e-commerce juga rumit karena banyaknya jenis

alternatif debit dan kredit serta lembaga keuangan dan perantara yang

menjadi bagian dari proses tersebut. Oleh karenanya, berbagai sistem

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

31 

 

 

pembayaran elektronik (electronic payment systems) telah berubah

sejalan dengan waktu.

2.1.5 Investasi

Menurut Reilly & Brown (2006, p708), investasi adalah komitmen

pendanaan untuk periode waktu tertentu yang akan memberikan hasil sebagai

kompensasi bagi Investor selama selang waktu tersebut, tingkat inflasi

selama periode waktu tersebut dan resiko yang termasuk didalamnya.

Sedangkan menurut Tandelilin (2010, p8-9), ada beberapa alasan,

mengapa seseorang melakukan investasi antara lain :

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang.

Seseorang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf

hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana

mempertahankan tingkat pandapatannya yang ada sekarang agar tidak

berkurang di masa yang akan datang.

2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam

pemilihan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan

diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya

pengaruh inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa Negara di dunia banyak

melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

32 

 

 

masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat

yang melakukan investasipada bidang – bidang usaha tertentu.

2.1.6 Investasi Teknologi Informasi

Menurut Schniederjans et al. (2008, p13), IT investment are the

quintessential ingredient that can bring a quick and powerful improvement in

communication and data movement, and thus bring a competitive advantage

to a firm. Investasi TI dapat membawa perbaikan yang cepat dan kuat dalam

komunikasi dan pergerakan data, dan dengan demikian membawa

keuntungan kompetitif untuk perusahaan.

Sedangkan menurut Aradea et al. dalam prosiding Seminar Nasional

Informatika 2011 (SemnasIF 2011), alokasi investasi TI didasarkan pada

analisis kebutuhan dalam empat hal : manajemen strategis (untuk

mendapatkan keuntungan kompetitif), informasional (untuk memberikan

informasi), transaksional (untuk memroses transaksi-transaksi), dan

infrastruktur (untuk menyediakan layanan-layanan bersama dan membangun

integrasi).

Dari pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa investasi di

bidang TI dilakukan untuk mendukung proses bisnis perusahaan dan

memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

33 

 

 

2.1.6.1 Tujuan dan Manfaat Investasi Teknologi Informasi

Mengacu pada pendapat Indrajit (2004, p 30), tujuan dilakukannya

investasi dalam bidang teknologi informasi adalah :

a. Adanya alasan kelangsungan hidup perusahaan atau bisnis itu sendiri

dalam arti kata perusahaan melihat bahwa keberadaan TI dalam bisnis

terkait sifatnya adalah mutlak.

b. Untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas perusahaan

c. Keinginan perusahaan untuk mendapatkan suatu loncatan keunggulan

kompetitif agar dapat meninggalkan para pesaing bisnisnya dengan

pengembangan teknologi yang belum dimiliki perusahaan lain.

Mengacu pada pendapat Schniederjans et al. (2010, p 149), manfaat

potensial dari investasi teknologi informasi adalah :

Tangible Intangible 

Peningkatan produktivitas

Penurunan biaya operasional 

Mengurangi tenaga kerja 

Biaya komputer lebih rendah 

Menurunkan biaya vendor luar 

Biaya administrasi dan profesional lebih 

rendah 

Biaya pengembangan in‐house lebih 

rendah 

Mengurangi tingkat pertumbuhan biaya 

Biaya fasilitas lebih rendah 

Mengurangi biaya perangkat lunak 

Peningkatan pemanfaatan aktiva

Peningkatan sumber daya kontrol 

Peningkatan perencanaan organisasi 

Peningkatan fleksibilitas organisasi 

Informasi lebih tepat waktu  

Kualitas informasi lebih tinggi 

Peningkatan pembelajaran organisasi  

Peningkatan kemauan karyawan  

Peningkatan kepuasan kerja 

Peningkatan pengambilan keputusan 

Pengambilan keputusan lebih cepat 

Tingkat kesalahan yang lebih rendah  

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

34 

 

 

Peningkatan operasi 

Image perusahaan lebih baik 

Peningkatan kepuasan pelanggan 

Peningkatan loyalitas pelanggan 

Tabel 2.1 Manfaat potensial investasi TI

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Studi Kelayakan

Studi kelayakan dilakukan untuk mengetahui apakah suatu investasi

teknologi informasi layak untuk diinvestasikan dalam suatu perusahaan atau

tidak berdasarkan 4 kategori kelayakan.

2.2.1.1 Kelayakan Operasional

Menurut pendapat Whitten et al. (2004, p 404), “Operational

feasibility is a measure of how well the solution will work in an

organizational. It is also a measure of how people feel about the

system/project.” Kelayakan operasional merupakan ukuran sebaik apa suatu

solusi akan bekerja dalam organisasi. Juga ukuran pendapat orang tentang

sistem / proyek tersebut.

Whitten et al. (2004, p 405) juga berpendapat bahwa “Operational

feasibility criteria measure the urgency of the problem (survey and study

phases) or the acceptability of a solution (definition, selection, acquisition,

and design phases). There are two aspects of operational feasibility to be

considered :

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

35 

 

 

i. Is how problem worth solving, or will the solution to the problem work?

ii. How do the end users and management feel about the problem

(solution)?”

Kriteria kelayakan operasional mengukur tingkat kepentingan

masalah (fase survei dan studi) atau tingkat penerimaan solusi (fase definisi

pemilihan, akuisisi, dan desain). Ada dua aspek kelayakan operasional yang

harus dipertimbangkan :

1. Apakah masalah itu cukup berharga untuk diselesaikan dan akankah

solusi yang didapat bermanfaat untuk menyelesaikan masalah?

2. Bagaimana pendapat pengguna akhir dan manjemen mengenai masalah

dan solusi yang didapat itu?

2.2.1.2 Kelayakan Teknikal

Menurut pendapat Whitten et al. (2004, p 404), “Technical feasibility

is a measure of the practicality of a specific technical solution and the

availability of technical resources and expertise.” Kelayakan teknikal adalah

ukuran dari kepraktisan suatu solusi teknis yang spesifik dan ketersediaan

sumber daya teknis dan tenaga ahli.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

36 

 

 

2.2.1.3 Kelayakan Jadwal

Whitten et al. (2004, p 404) mengatakan bahwa “Schedule feasibility

is a measure of how reasonable the project timeable is.” Kelayakan jadwal

adalah ukuran seberapa rasional waktu pengerjaan suatu proyek.

Mengacu pada pendapat Whitten et al. (2004, p 407), dikatakan

bahwa dalam penanganan suatu proyek, hendaknya ditentukan apakah

tenggat waktu pengerjaan proyek tersebut wajib (harus segera dilakukan)

atau tidak. Apabila pengerjaan proyek tidak wajib, maka dapat disarankan

untuk mengajukan jadwal yang alternatif.

2.2.1.4 Kelayakan Ekonomis

Whitten et al. (2004, p 404) mengatakan bahwa “Economic feasibility

is a measure of the cost-effectiveness of a project or solution.” Kelayakan

ekonomis adalah ukuran efektivitas biaya dari suatu proyek atau solusi.

Mengacu pada pendapat Whitten et al. (2004, p 407), pada fase awal

proyek, analisis kelayakan ekonomis ini hanyalah menentukan apakah

manfaat yang diperoleh dari menyelesaikan persoalan tersebut cukup

berharga. Biaya secara praktis tidak mungkin dapat diperkirakan pada tahap

itu, karena persyaratan pengguna akhir dan solusi teknis alternatif belum

diidentifikasi. Akan tetapi, segera setelah persyaratan dan solusi spesifik

diidentifikasi, analis dapat memperkirakan biaya dan keuntungan tiap

alternatif tersebut. Ini disebut analisis cost-benefit.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

37 

 

 

2.2.2 Cost Benefit Analysis

Menurut Fitzpatrick (2005, p55), “This approach analyzes a

proposed IT investment to identify and evaluate its benefits, costs, and risks.

While theoretically both financial and non-financial benefits are considered,

traditionally little attention is given to the non-financial factors. Moreover,

cost-benefit analysis has tended to place greater emphasis on efficiency (e.g.,

cost savings) than on effectiveness or creating value, and certain types of

risks have generally been ignored.” Pendekatan ini menganalisis investasi

TI yang diusulkan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi keuntungan,

biaya, dan resiko. Walau secara teoritis keuntungan finansial dan non-

finansial dipertimbangkan, secara tradisional hanya sedikit perhatian

diberikan pada faktor non-finansial. Terlebih lagi, cost-benefit analysis lebih

cenderung untuk memberikan penekanan lebih pada efisiensi daripada

keefektifan atau penciptaan nilai, dan tipe-tipe tertentu dari resiko yang

secara umum telah diabaikan.

2.2.2.1 Payback Period (PP)

Menurut Schniederjans et al. (2008, p107), “Payback Period (PP) is

a simple technique in which the time period necessary to recoup the initial

investment is calculated and used to evaluate an investment and / or a set of

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

38 

 

 

manually exclusive investments.” Payback Period (PP) adalah teknik

sederhana untuk menghitung periode waktu yang diperlukan untuk menutup

investasi awal yang telah dikeluarkan dan untuk mengevaluasi investasi dan /

atau investasi eksklusif secara manual.

2.2.2.2 Net Present Value (NPV)

Menurut Schniederjans, Hamaker, & Schniderjans (2008, p119), “Net

Present Value (NPV) is another way of carrying out present value analysis.

NPV is the present value of cash flows minus the initial investment cost.”

Net Present Value (NPV) adalah cara lain untuk menganalisis nilai sekarang.

NPV adalah nilai sekarang dari arus kas dikurangi biaya investasi awal.

2.2.2.3 Benefit / Cost Ratio

Menurut Schniederjans et al. (2008, p 149 ), “Benefit / Cost Ratio is

the present value of benefit divided by the present value of costs”. Ratio

Manfaat / Biaya adalah nilai sekarang dari manfaat dibagi dengan nilai

sekarang dari biaya.

nnn

rCB

rCB

rCBNPV

)1(...

)1()1( 111

000

+−

+++−

++−

=

=

=

+

+= n

tt

t

n

tt

t

rC

rB

RatioCostBenefit

0

0

)1(

)1(/

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

39 

 

 

2.2.2.4 Discounted Cashflow

Menurut pendapat Ma’ruf (2009, p92 - p93), discounted cashflow

adalah metode evaluasi yang digunakan untuk mengestimasi peluang

investasi yang atraktif. Analsis ini menggunakan proyeksi arus kas bebas

pada masa mendatang dan mendiskonnya untuk mencari nilai saat ini.

Metode ini digunakan untuk mengevaluasi investasi yang potensial. Jika

nilai didapat dari analisis ini lebih tinggi dibandingkan dengan biaya

investasi saat ini, maka ini mungkin merupakan peluang investasi yang

bagus.

Rumus : niCashFlowDCF

)1( +=

2.2.3 Manfaat Berwujud (Tangible Benefit)

Menurut Suyatno (2004, p55), manfaat berwujud (tangible benefits)

adalah manfaat yang dapat diukur(dalam rupiah). Contoh :

a. Pengurangan kesalahan pengolahan

b. Peningkatan hasil

c. Pengurangan waktu tanggap

d. Eliminasi langkah kerja

e. Pengurangan biaya

f. Peningkatan penjualan

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

40 

 

 

Sedangkan menurut pendapat Whitten et al. (2004, p 408), “Tangible

benefits are those that can be easily quantified. Tangible benefits are usually

measured in terms of monthly or annual savings or of profit to the firm.“

Manfaat berwujud adalah manfaat yang dapat dengan mudah diukur.

Manfaat berwujud biasanya diukur dalam hal penghematan bulanan atau

tahunan atau laba perusahaan.

Berdasarkan pernyataan- pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa

manfaat berwujud (tangible benefits) adalah manfaat yang dapat diukur

secara finansial.

2.2.4 Manfaat Tidak Berwujud (Intangible Benefit)

Menurut Suyatno (2004, p55-p56), manfaat tidak berwujud

(intangible benefit) adalah manfaat yang sulit diukur. Contoh :

a. Perbaikan citra (nama baik) perusahaan terhadap pelanggan

b. Perbaikan moral karyawan

c. Perbaikan kepuasan kerja karyawan

d. Perbaikan pelayanan terhadap pelanggan

e. Perbaikan pengambilan keputusan perusahaan

Dalam mengukur manfaat atau keuntungan tidak berwujud,

digunakan metode kuesioner. Mengacu pada pendapat Brace (2004, p 4),

kuesioner adalah media komunikasi antara peneliti dengan subjek. Dalam

kuesioner, peneliti mengartikulasikan pertanyaan-pertanyaan yang ingin

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

41 

 

 

diketahui jawabannya dan subjek memberikan jawabannya kepada peneliti

tanpa harus berkomunikasi secara langsung.

Mengacu pada pendapat Brace (2004, p86), skala likert adalah skala

yang digunakan untuk menanyakan seberapa setuju atau tidak setujunya

responden akan sesuatu hal. Skala likert diberi skala biasanya 1 sampai 5.

Penilaian pada kuesioner ini mencakup:

1. Istijanto (2005, p97) mengemukakan bahwa mean adalah nilai rata-rata

dari observasi suatu variable dan merupakan jumlah semua observasi

dibagi jumlah observasi. Mean dapat dirumuskan sebagai berikut :

Rumus:      Keterangan :      x  = mean atau rata ‐ rata 

∑ x = jumlah data semua responden

n = jumlah responden

2. Min, yaitu nilai paling kecil yang diberikan oleh responden.

3. Max, yaitu nilai paling besar yang diberikan oleh responden.

4. Kuswadi & Mutiara (2004, p185) mengemukakan bahwa modus adalah

suatu penilaian yang mempunyai frekuensi terbesar atau nilai yang paling

sering terjadi.

5. Menurut Lungan (2006, p102), ragam dan simpangan baku merupakan

ukuran keragaman yang paling banyak digunakan dalam analisis

statistika. Ragam dan simpangan baku untuk data tak berkelompok :

Ragam :  

nx

x ∑=

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00369-ka 2.pdffungsi-dalam sebuah perusahaan: manufaktur (produksi/operasi),

42 

 

 

Simpangan baku  : S =   =   

Dimana : = Nilai yang diberikan oleh responden.

x = Mean

n = Total responden