audit energi kampus a usakti untuk penerapan sistem
TRANSCRIPT
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No. 2, Febuari 2020, Hlm. 229 - 245,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X, doi: http://dx.doi.org/10.25105/jetri.v17i2.6062
Received 26 November 2019, revised 19 Febuari 2020, accepted 19 Febuari 2020
Audit Energi Kampus A Usakti untuk Penerapan Sistem
Manajemen Energi Berbasis ISO 50001:2011
Bayu Aji Soedibyo, Syamsir Abduh, Dianing Novita Nurmala Putri
Magister Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti
Jalan Kyai Tapa No. 1, Jakarta Barat, 11440, Indonesia
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
Energy performance phenomenon in contexts of partially and inaccurate implemented codes
and standards according to national safety and regulations in electrical installation network
and uncontrolled electrical energy consumption usage along with low electrical energy
reliability and electrical energy quality at Campus A of Trisakti University may lead to
inefficiency and further crisis. The research’s goals are to map the existing electrical
installation network, analyzing results of electrical energy audit and the opportunity to
implement an energy management system based on ISO 50001:2011 at Trisakti University. The
research’s design is using the qualitative method by considering the phenomenon’s formulation
which was constructed through a comparative approach and unity of its social situation which
included place, actor and activity that interacted synergically. The research’s results were in
electrical installation network recommended to uniform its codes and standards on every
component and subcomponent according to safety and national regulations, re to electrical
energy consumption since Year 2017 on July until Year 2019 on November was recorded the
highest on Month of November 2018 with 1.018.680 kWh and electrical energy billing soaring
to Rp 1.048.546.437, re to electrical energy reliability since year 2017 to 2019 recorded above
99.70% with MTBF2’s parameter required to be improved at 1130 minutes in year 2019, re to
electrical energy quality in THD Ampere at odd 11≤ h<17 measured above 2% threshold which
following phase R was 2.15% and phase T was 2.25% in building M while phase T was 3.9%
in building C were not according to SPLN D5.004-1:2012, re by implementing ISO 50001:2011
potential saving will be around Rp 950.315.021 to Rp 1.425.472.531 in year one.
Keywords: electrical energy reliability, electrical energy quality, ISO 50001:2011
ABSTRAK
Fenomena kinerja energi dalam konteks operasional instalasi jaringan listrik yang kurang
mengikuti standarisasi, keselamatan dan peraturan yang berlaku beserta penggunaan
konsumsi energi listrik yang tidak terkendali, rendahnya keandalan energi listrik dan kualitas
energi listrik di Kampus A Universitas Trisakti dapat mengakibatkan inefisiensi dan krisis yang
berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan instalasi jaringan listrik,
menganalisis hasil audit energi listrik dan peluang penerapan sistem manajemen energi
berbasis ISO 50001:2011 di Kampus A Universitas Trisakti. Desain penelitian menggunakan
metode kualitatif karena mempertimbangkan formulasi perumusan masalah yang dihasilkan
melalui pendekatan masalah komparatif dan keseluruhan situasi sosial meliputi tempat,
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No.1, Agustus 2019,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
230
pengelola dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Hasil penelitian mendeskripsikan
tentang instalasi jaringan listrik yang merekomendasikan untuk penyeragaman kode dan
standar pada setiap komponen maupun subkomponen sesuai dengan ketentuan standarisasi,
keselamatan dan peraturan yang berlaku tentang konsumsi energi listrik. Sejak Tahun 2017
bulan Juli hingga Tahun 2019 bulan November tercatat konsumsi energi listrik tertinggi terjadi
di bulan November Tahun 2018 yakni 1.018.680 kWh dengan tagihan energi listrik mencapai
Rp 1.048.546.437. Keandalan energi listrik dari Tahun 2017 hingga Tahun 2019 terbukukan
masih diatas 99.70% dengan parameter MTBF2 yang perlu ditingkatkan yakni terekam selama
1130 menit di Tahun 2019. Kualitas energi listrik THD Anrus ganjil 11≤ h<17 tercatat diatas
batas ambang 2% pada fase R yakni 2.15% dan fase T di Gedung M senilai dan fase T yaitu
3.9% di Gedung C tidak sesuai dengan ketentuan SPLN D5.004-1:2012. Penerapan ISO
50001:2011 maka potensi penghematan diperkiraan antara Rp 950.315.021 hingga Rp
1.425.472.531 pada tahun pertama.
Kata kunci: keandalan energi listrik, kualitas energi listrik, ISO 50001:2011
1. Pendahuluan
Universitas Trisakti merupakan salah satu institusi pendidikan swasta
bersejarah yang dikenal sebagai Kampus Pahlawan Reformasi. Dalam hal sarana dan
prasarana penunjang pendidikan dan penelitian di Kampus A Universitas Trisakti
sudah selayaknya memiliki sistem yang andal, efisien dan berkualitas serta memiliki
keberlanjutan yang sesuai dengan kebutuhan dan pertumbuhan sivitas akademika
beserta para pemangku kepentingan terkait. Saat ini operasionalisasi semua sarana
maupun prasarana di Kampus A Universitas Trisakti sesuai pada Gambar 1 masih
menggunakan energi listrik dari PLN sebagai penggerak utama dan PLTD1, DGC,
DGE dan DGS sebagai cadangan.
Pengoperasian energi listrik yang tidak mengikuti standarisasi, keselamatan dan
peraturan yang berlaku beserta penggunaan konsumsi energi listrik yang tak terkendali,
rendahnya tingkat keandalan energi listrik dan kualitas energi listrik dapat
mengakibatkan inefisiensi dan berpotensi menjadi krisis yang berkelanjutan.
Penelitian ini merupakan langkah pertama untuk membuat referensi rancangan
penerapan sistem manajemen energi Kampus A Universitas Trisakti. Lebih lanjut
merujuk pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh F. Mulyani, H. Suyono
dan R. N. Hasanah pada tahun 2018 yang berjudul Audit dan Rancangan Implementasi
Sistem Manajemen Energi Berbasis ISO 50001 di Universitas Brawijaya Malang
B.A. Soedibyo dkk. “Studi Penerapan Sistem Manajemen Energi..”
231
bahwa analisis audit energi secara berkala dibutuhkan untuk perbaikan kinerja energi
yang ada di Universitas Brawijaya Malang.
Gambar 1 Denah Kampus A Universitas Trisakti
Beberapa temuan hasil audit seperti masih banyak fungsi ruangan Laboratorium
yang masuk katergori sangat tidak efisien menjadi prioritas dalam perbaikan secara
bertahap dan continue. Selain itu konsumsi signifikan pada AC, penerangan komputer,
printer, dan lain lain juga menjadi acuan dalam penghematan energi. Rancangan
Manajemen energi yang berbasis ISO 50001 mengacu pada UU No 14 tahun 2012
dilakukan dengan cara membuat kebijakan, perencanaan manajemen energi, prinsip
penghematan energi, pelaksanaan rencana energi, mengevaluasi manajemen energi
dengan acuan temuan-temuan hasil audit serta meninjau ulang manajemen energi yang
berlaku [1]. Data audit energi listrik yang diolah dan dianalisis pada penelitian tersebut
menggunakan data konsumsi 7 hingga 4 tahun terakhir yakni tahun 2011 hingga 2014.
Sedangkan pada penelitian ini menggunakan data konsumsi energi listrik yang lebih
baru yakni 3 tahun terakhir dari Juli 2017 hingga Nopember 2019. Penelitian ini
mengkaji dan menganalisis kinerja energi sebagai variabel utama penelitian. Variabel
utama ini terdiri atas dua subvariabel internal dan dua subvariabel eksternal. Pada
penelitian ini instalasi jaringan listrik dan konsumsi energi listrik di kampus A
Universitas Trisakti ditetapkan sebagai dua subvariabel internal. Untuk subvariabel
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No.1, Agustus 2019,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
232
instalasi jaringan listrik diperoleh dari data sekunder berasal dari BAUM Universitas
Trisakti. Pada subvariabel eksternal terdiri dari keandalan energi listrik dan kualitas
energi listrik. Pada subvariabel kualitas energi listrik dilakukan pengukuran langsung
di titik-titik tegangan rendah. Sedangkan pada subvariabel keandalan energi listrik
diambil dari log book PLTD1 3 tahun terakhir dari Tahun 2017 hingga 2019 yakni
parameter waktu operasi PLTD1 atau bisa disebut Mean Down Time (MDT), Mean
Uptime (MUT) dan Mean Time Between Failure (MTBF). Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memetakan kondisi instalasi jaringan listrik dan tingkat konsumsi
energi listrik, keandalan energi listrik beserta kualitas energi listrik yang ada hingga
bulan November 2019 di Kampus A Universitas Trisakti, dan selanjutnya memberikan
rekomendasi hasil audit energi listrik. Sistem manajemen energi berbasis ISO
50001:2011 telah menjadi praktek terbaik di berbagai industri di dunia sejak tahun
2011. Hasil audit energi listrik dan studi literatur tentang keberhasilan penerapan ISO
50001:2011 diterapkan dalam analisa studi penerapan sistem manajemen energi
berbasis ISO 50001:2011 di Kampus A Universitas Trisakti.
2. Kajian Pustaka
2.1 ISO 50001:2011 Sistem Manajemen Energi
ISO 50001:2011 sistem manajemen energi atau disingkat EnMS memiliki
persyaratan dimana organisasi dapat menerapkan dan mengembangkan kebijakan
energi serta memformulasi tujuan, sasaran dan rencana aksi untuk dijadikan
persyaratan legalitas dan informasi sebagai pedoman arahan terkait penggunaan
sumber energi yang signifikan. EnMS memfasilitasi organisasi untuk dapat
merealisasikan komitmen kebijakan dan dapat beraktivitas atas dasar tersebut guna
meningkatkan kinerja energi serta menciptakan keselarasan dan keberlanjutan dari
sistem terkait pada kesemua persyaratannya. Standar dan persyaratan EnMS dapat
diterapkan pada aktivitas-aktivitas dibawah kendali organisasi. Penerapannya ini dapat
diadopsi serta disesuaikan dengan persyaratan yang khusus pada organisasi tersebut
termasuk kompleksitas sistem, dokumentasi dan sumberdaya [2].
B.A. Soedibyo dkk. “Studi Penerapan Sistem Manajemen Energi..”
233
Gambar 2 Model ISO 50001:2011 Sistem Manajemen Energi [2].
Gambar 2 menjelaskan tentang model ISO 50001:2011 Sistem Manajemen
Energi yang berbasis pada kerangka kerja siklus perbaikan berkelanjutan Plan – Do –
Check - Act (PDCA) dan menerjemahkan pengelolaan manajemen energi pada praktik
praktik organisasi di setiap harinya. Siklus PDCA secara umum menjelaskan dapat
dijelaskan sebagai berikut [5]:
1. Plan: merumuskan kebijakan energi. Selanjutnya melakukan perencanaan energi
terkait kajian energi dan memformulasi acuan energi, indikator kinerja energi,
tujuan, sasaran dan rencana aksi energi yang berguna untuk meraih hasil untuk
meningkatkan kinerja energi sesuai kebijakan energi organisasi.
2. Do: melaksanakan rencana aksi.
3. Check: memonitor dan mendokumentasikan proses terkait hasil operasi guna
mewujudkan kinerja energi. Selanjutnya membandingkan dengan kebijakan energi,
tujuan serta membuat laporan.
4. Act: memaparkan hasil dan mengevaluasi bersama manajemen puncak dalam rapat
koordinasi berkala yang membuahkan arahan manajemen. Selanjutnya mengambil
tindakan secara berkelanjutan guna meningkatkan kinerja energi sesuai dengan
arahan manajemen.
Penerapan dari EnMS berkontribusi untuk membentuk sistem yang lebih efisien pada
penggunaan sumber energi. Lebih lanjut berfungsi untuk meningkatkan daya saing dan
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No.1, Agustus 2019,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
234
mengurangi emisi gas rumah kaca beserta dampak lingkungan terkait. EnMS ini dapat
diterapkan terhadap berbagai tipe energi yang digunakan di dalam organisasi tersebut.
EnMS dapat digunakan sebagai sertifikasi, registrasi dan deklarasi untuk organisasi
yang memiliki EnMS. Dalam hal pembentukan persyaratan kinerja energi tidaklah
harus melebihi komitmen atas kebijakan energi dari organisasi dan kewajibannya untuk
memenuhi persyaratan legalitas yang dapat diterapkan dan yang terkait atasnya.
2.2 Konsumsi Energi Listrik
Konsumsi energi listrik merupakan total kuantitas pemakaian energi listrik pada
beban pelanggan. Acuan energi merupakan biaya energi yang telah dikonsumsi selama
beberapa periode sebelumnya yang menjadi acuan dasar konsumsi energi di beban
pelanggan yang diukur per satuan tahun pada pemakaian sebelumnya [2].
2.3 Keandalan Energi Listrik
Keandalan energi listrik merupakan kemampuan penyedia energi listrik
menjaga pelayanan pasokan energi listrik dapat beroperasi terus menerus 100% tanpa
ada gangguan pemadaman listrik atau biasa disebut MUT. Gambar 3 dibawah
mendeskripsikan bahwa waktu pelayanan supplai listrik beroperasi pada garis X(t) = 1
dan waktu pemadamannya pada garis X(t) = 0. MTBF merupakan jumlah waktu antara
pemadaman sebelumnya ke pemadaman terkini. MUT merupakan waktu pelayanan
pasokan energi listrik beroperasi atau MTTF yakni lama waktu operasi hingga ke
pemadaman berikutnya. MDT merupakan waktu pemadaman sedangkan MTTR adalah
waktu perbaikannya [10].
Gambar 3 Kurva Keandalan Energi Listrik
B.A. Soedibyo dkk. “Studi Penerapan Sistem Manajemen Energi..”
235
Sehingga keandalan energi listrik dapat diukur dalam ketersediaan pasokan energi
listrik sesuai persamaan:
Keandalan Energi Listrik %100xMDTMUT
MUT
(2.1)
2.4 Kualitas Energi Listrik
Sebuah jaringan distribusi yang ideal diharapkan dapat mengirim tegangan
gelombang sinusoidal murni pada frekuensi (50/60 Hz) ke pengguna akhir. IEC 61000-
4-30 telah mendefinisikan sebagian dari konsep kualitas energi listrik yang terkait pada
Power Quality yakni: karakteristik daya listrik di sebuah titik pada sebuah sistem
tenaga listrik, yang dievaluasi atas satu set dari parameter referensi teknis. Power
Quality tersebut didefinisikan baik tegangan maupun arus. IEC telah mempublikasi
beberapa seri standard dan laporan teknik dalam IEC 61000 dengan judul EMC yang
terkait pada berbagai macam aspek dari permasalahan Power Quality. IEEE
mendefinisikan Power Quality pada IEEE standard 1100 sebagai: konsep dari
pendayaan dan pentanahan peralatan yang sensitif dalam kondisi yang sesuai dengan
standar operasi peralatan tersebut. Parameter baik tegangan maupun arus harus
dispesifikasi dalam standar terkait [3].
Dalam pemenuhan Power Quality, PLN berkewajiban untuk menjaga kualitas
tegangan pada sistem tenaga listrik yang memenuhi kriteria yang dipersyaratkan pada
standar ini. PLN telah melakukan kajian mengenai kondisi kualitas listrik pada titik
sambung pelanggan maupun pada jaringan PLN [4]. Batasan standar kualitas listrik
PLN berdasarkan semua titik sambung mengikuti persyaratan teknik sistem distribusi
sebagai berikut [5]:
1. frekuensi nominal sistem adalah 50 Hz dan frekuensi normal mempunyai rentang
antara 49,5 Hz sampai dengan 50,5 Hz.
2. tegangan sistem distribusi harus dijaga pada batas-batas kondisi normal 220/380V
yaitu maksimal +5% dan minimal -10% dari tegangan nominal.
3. distorsi harmonisa tegangan total sebesar 5%
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No.1, Agustus 2019,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
236
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, karena
mempertimbangkan formulasi perumusan fenomena masalah dihasilkan melalui
pendekatan rumusan masalah komparatif dan mempertimbangkan keseluruhan situasi
sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat, pelaku dan aktivitas yang berinteraksi
secara sinergis. Dalam penyelesaian permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian sesuai Gambar 4 yakni flowchart
penelitian.
Gambar 4 Flowchart Penelitian
B.A. Soedibyo dkk. “Studi Penerapan Sistem Manajemen Energi..”
237
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Instalasi Jaringan Listrik Kampus A Universitas Trisakti
Observasi dan diskusi singkat dilakukan dengan operator untuk audit energi
listrik pada seluruh instalasi jaringan listrik Kampus A Universitas Trisakti yang
meliputi 3 Gardu Trisakti yakni GTT, GTB, GTS beserta 16 Gedung dan 1 PLTD dan
3 diesel generating set yang selanjutnya disebut DG. Dimana PLTD1 dikelola BAUM,
DGE dikelola ruang server gedung E lantai 8, DGE dikelola FEB dan DGC dikelola
oleh FTSP. Sedangkan GPLN diluar dari instalasi jaringan listrik Kampus A
Universitas Trisakti. Instalasi jaringan listrik dan GPLN dideskripsikan dalam blok
diagram pada Gambar 5 berikut.
Gambar 5 Blok Diagram Instalasi Jaringan Listrik Kampus A Trisakti
4.1 Konsumsi Energi Listrik
Pada umumnya tren konsumsi energi listrik dari tahun 2017-2019 mengalami
kenaikan. Namun jika di rinci secara bulanan, penurunan terjadi di bulan April, Mei,
Juni, September, dan December, sedangkan untuk bulan Januari, Febuari, Maret, Juli,
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No.1, Agustus 2019,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
238
Agustus dan Oktober mengalami kenaikan. Konsumsi listrik tertinggi terjadi di bulan
November mencapai 1.018.680 kWh dengan total tagihan energi listrik sejumlah Rp
1.048.546.437. Sedangkan konsumsi terendah pada Juli 2018 dengan konsumsi energi
listrik sebesar 459.300 kWh dan tagihan energi listrik sebesar Rp 473.257.774.
Gambar 6 dan Gambar 7 adalah grafik konsumsi dan tagihan listrik.
Gambar 6 Konsumsi Energi Listrik pada Tahun 2017-2019
Gambar 7 Tagihan Energi Listrik per Tahun Sejak Tahun 2017–2019
4.1 Keandalan Energi Listrik
Data sekunder yang dihimpun dari BAUM Universitas Trisakti yakni dokumen
logbook PLTD Kampus A Universitas Trisakti sejak tahun 2017 hingga tahun 2019
sebagai dasar untuk pengolahan data keandalan energi listrik. Berikut tabel rekapitulasi
kehandalan energi listrik dan parameter keandalan dari tahun 2017-2019
B.A. Soedibyo dkk. “Studi Penerapan Sistem Manajemen Energi..”
239
Tabel 1 Keandalan Energi Listrik 2017-2019
No Tanggal Start Off Operasi
(Menit) Keterangan
1 27.05.2017 13.00 15.00 120 PLN Padam
2 21.09.2017 08.57 10.48 105 PLN Padam
3 10.01.2018 10.05 10.20 15 Diesel Genset I & II dipanasi
4 17.01.2018 9.50 10.10 20 Diesel Genset I & II dipanasi
5 03.05.2019 15.00 1.00 600 Gardu Narat Pemeliharaan
6 04.08.2019 12.00 18.00 360 PLN Padam
7 05.08.2019 07.30 12.50 320 PLN Padam
8 18.11.2019 16.00 18.00 120 Pemeliharaan gardu induk
Total waktu operasi diesel genset selama tahun 2017 yang diperuntukkan
menggantikan supplai energi listrik PLN atau MDT adalah 225 menit. Dengan
availability suplai energi listrik PLN di tahun 2017 adalah 99.95%, 2018 adalah 100
%, sedangkan 2019 99.71 %.
Tabel 2 Parameter Keandalan Energi Listrik 2017-2019
No Parameter Menit
2017
1. MDT1 120
2. MDT2 105
3. MUT1 164.160
4. MTBF1 164.280
5. MUT total 518.175
2018
1. MDT 0
2. MUT total 518.400
3.
2019
1. MDT1 600
2. MDT2 360
3. MDT3 320
4. MDT4 120
5. MUT1 133.920
6. MUT2 810
7. MUT3 26.007
8. MTBF1 134.520
9. MTBF2 1.130
10. MTBF3 26.327
11. MUTTotal 516.900
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No.1, Agustus 2019,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
240
Program keandalan energi listrik terkait dengan PLN dan penggunaan PLTD1 sehingga
tidak ada program yang berbiaya rendah. Program perbaikan keandalan energi listrik
yang berbiaya tinggi harus disesuaikan dengan tahapan penerapan EnMS yang terkait
anggaran dan investasi serta rencana jangka panjang Universitas Trisakti. Peluang gap
peningkatan keandalan energi listrik sangat lebar dan fokus pada keandalan energi
listrik internal yakni menumbuh kembangkan infrastrukur distributed generation,
pemanfaatan CHP dan smart eco campus Universitas Trisakti yang berbasis pada pusat
listrik pembangkit EBT.
4.2 Kualitas Energi Listrik
Data primer untuk parameter kualitas energi listrik ini diambil pada saat
pelaksanaan audit listrik yakni pengukuran di tiga titik beban pada TR. Tiga titik beban
tersebut dilakukan di Gedung M lantai 9, Gedung S lantai dasar dan Gedung C lantai
dasar Kampus A Universitas Trisakti. Tabel 3 hasil parameter pengukuran dan
perbandinganmya dengan batasan maksimum dari PLN.
Tabel 3 Hasil Pengukuran V, Hz, Batas Kualitas Energi Listrik Gedung M
No Pengukuran Hasil Batas Kualitas PLN
220 380
Min Max Min Max Min Max
1 Phase R L-L
Frekuensi (Hz) 49,9 50,3 49,5 50,5
Tegangan (V) 364 364 200 231 342 399
2 Phase R L-N
Frekuensi (Hz) 49,9 50,2 49,5 50,5
Tegangan (V) 210.8 212 200 231 342 399
3 Phase S L-L
Frekuensi (Hz) 49,5 50,1 49,5 50,5
Tegangan (V) 362 366 200 231 342 399
4 Phase S L-N
Frekuensi (Hz) 49,9 50,3 49,5 50,5
Tegangan (V) 208.7 210,2 200 231 342 399
5 Phase T L-L
Frekuensi (Hz) 49,7 50,2 49,5 50,5
Tegangan (V) 364 362 200 231 342 399
B.A. Soedibyo dkk. “Studi Penerapan Sistem Manajemen Energi..”
241
Lanjutan Tabel 3 Hasil Pengukuran V, Hz, Batas Kualitas Energi Listrik Gedung M
No Pengukuran Hasil
Batas Kualitas PLN
220 380
Min Max Min Max Min Max
6 Phase T L-N
Frekuensi (Hz) 49,7 50,2 49,5 50,5
Tegangan (V) 209.1 210,2 200 231 342 399
Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa hasil pengukuran tegangan dan
frekuensi di gedung M masih di dalam batas ambang kualitas energi listrik yang telah
ditetapkan PLN.
Tabel 4 Hasil Pengukuran V, Hz, Batas Kualitas Energi Listrik Gedung S
No Pengukuran Hasil
Batas Kualitas PLN
220 380
Min Max Min Max Min Max
1 Phase R L-L
Frekuensi (Hz) 49,9 50,3 49,5 50,5
Tegangan (V) 385 387 200 231 342 399
2 Phase R L-N
Frekuensi (Hz) 49,9 50,1 49,5 50,5
Tegangan (V) 219 221,2 200 231 342 399
3 Phase S L-L
Frekuensi (Hz) 49,9 50,3 49,5 50,5
Tegangan (V) 385 387 200 231 342 399
4 Phase S L-N
Frekuensi (Hz) 49,9 50,2 49,5 50,5
Tegangan (V) 223 225,8 200 231 342 399
5 Phase T L-L
Frekuensi (Hz) 50 50,1 49,5 50,5
Tegangan (V) 388 391 200 231 342 399
6 Phase T L-N
Frekuensi (Hz) 49,9 50,1 49,5 50,5 Tegangan (V) 226.1 229 200 231 342 399
Dari Tabel 4 dapat dideskripisikan bahwa hasil pengukuran frekuensi di gedung
S pada Phase R L-L dan Tegangan Phase T untuk L-N diatas batas ambang kualitas
energi listrik yang telah ditetapkan PLN.
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No.1, Agustus 2019,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
242
Tabel 5 Hasil Pengukuran V, Hz, Batas Kualitas Energi Listrik Gedung C
No Pengukuran Hasil
Batas Kualitas
220 380
Min Max Min Max Min Max
1 Phase R L-L
Frekuensi (Hz) 49,9 50,1 49,5 50,5
Tegangan (V) 402 403 200 231 342 399
2 Phase R L-N
Frekuensi (Hz) 49,9 50,1 49,5 50,5
Tegangan (V) 229.6 230,4 200 231 342 399
3 Phase S L-L
Frekuensi (Hz) 49,5 50,5
Tegangan (V) 200 231 342 399
4 Phase S L-N
Frekuensi (Hz) 49,5 50,5
Tegangan (V) 200 231 342 399
5 Phase T L-L
Frekuensi (Hz) 49,9 50,1 49,5 50,5
Tegangan (V) 404 406 200 231 342 399
6 Phase T L-N
Frekuensi (Hz) 49,7 50,1 49,5 50,5
Tegangan (V) 233.3 234,4 200 231 342 399
Mengacu pada Tabel 5 dapat dideskripisikan bahwa hasil pengukuran tegangan
di gedung S pada Phase R untuk L-L dan Phase T untuk L-N diatas batas ambang
kualitas energi listrik yang telah ditetapkan PLN.
Tabel 6 Hasil Pengukuran THD dan Batas Kualitas Energi Listrik Gedung M
No Pengukuran Hasil Batas Kualitas PLN
Min Max h<11 11≤h<17 Max h<11 11≤h<17
1 Phase R
THD Tegangan Total 1,7% 2,1% 5%
THD Arus Ganjil 5,32% 2,15% 4% 2%
2 Phase S
THD Tegangan Total 1,5% 1,9% 5%
THD Arus Ganjil 4,43% 1,94% 4% 2%
3 Phase T
THD Tegangan Total 1,7% 2,3% 5%
THD Arus Ganjil 6,91% 2,25% 4% 2%
Hasil pengukuran THD tegangan total di gedung M, S dan C aman masih
dibawah batas maksimum yakni 5% dan pengukuran tertinggi THD Tegangan total
adalah 2.3%. Sedangkan untuk hasil pengukuran THD arus ganjil h<11 hanya satu yang
B.A. Soedibyo dkk. “Studi Penerapan Sistem Manajemen Energi..”
243
dibawah batas maksimum 4% yakni pada pengukuran di gedung C phase R yaitu 3.9%.
Untuk THD arus ganjil 11 h<17 hanya 3 pengukuran yang tecatat diatas batas ambang
2% yang ditetapkan PLN yakni Phase R dan T di Gedung M.
Tabel 7 Hasil Pengukuran THD dan Batas Kualitas Energi Listrik Gedung S
No Pengukuran Hasil Batas Kualitas PLN
Min Max h<11 11≤h<17 Max h<11 11≤h<17
1 Phase R
THD Tegangan Total 1,7% 2,1% 5%
THD Arus Ganjil 5,32% 2,15% 4% 2%
2 Phase S
THD Tegangan Total 1,5% 1,9% 5%
THD Arus Ganjil 4,43% 1,94% 4% 2%
3 Phase T
THD Tegangan Total 1,7% 2,3% 5%
THD Arus Ganjil 6,91% 2,25% 4% 2%
Tabel 8 Hasil Pengukuran THD dan Batas Kualitas Energi Listrik Gedung C
No Pengukuran Hasil Batas Kualitas
Min Max h<11 11≤h<17 Max h<11 11≤h<17
1 Phase R
THD Tegangan Total 0.9% 1,2% 5%
THD Arus Ganjil
3.9% 1,3% 4% 2%
2 Phase S
THD Tegangan Total
5%
THD Arus Ganjil
4% 2%
3 Phase T
THD Tegangan Total 0.8% 1,1% 5%
THD Arus Ganjil 12.4% 3,9% 4% 2%
5. Kesimpulan
Secara umum hasil 4 subvariabel kinerja energi yakni instalasi jaringan listrik,
konsumsi energi listrik, keandalan energi listrik dan kualitas energi listrik di Kampus
A Universitas Trisakti masih dibawah standar dibandingkan praktik terbaik dunia
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No.1, Agustus 2019,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
244
industri. Pada subvariabel instalasi jaringan listrik sangat diperlukan sebuah sistem
manajemen energi yang dapat memelihara keseluruhan peralatan peralatan listrik
dalam sistem instalasi jaringan listrik. Penerapan EnMS merupakan solusi yang
sistematis dan berkelanjutan. Pada subvariabel konsumsi energi listrik sejak periode
2017-2019 energi listrik selama tahun 2017 hingga 2019 membuktikan masih adanya
temuan konsumsi energi listrik yang tidak terkendali sehingga membukukan jumlah
konsumsi energi listrik tertinggi di bulan November 2018 yakni 1,018,680 kWh dengan
tagihan energi listrik Rp 1,048,546,437. Walaupun trend konsumsi energi listrik pada
2017 hingga 2019 sebagian mengalami penurunan namun tercatat tetap ada kenaikan
pada konsumsi energi listrik pada April 2019, Mei 2019, Juni 2019, Juli 2019, Agustus
2019 dan Oktober 2019 dibandingkan Tahun sebelumnya 2018 pada bulan yang sama.
Atas dasar tersebut perlu dipertimbangkan lebih lanjut untuk menerapkan sebuah
sistem manajemen energi yang memiliki kebijakan energi dengan program terpadu dan
berkelanjutan agar konsumsi energi listrik dapat ditekan dan dimonitor secara terus
menerus. Pada subvariabel keandalan energi listrik dari 2017-2019 masih sangat baik
dengan tingkat keandalan energi listrik cukup tinggi diatas 99.70% selama 2017- 2019.
Namun perlu ditingkatkan terutama pada parameter MTBF per tahun agar keandalan
energi listrik bisa lebih baik dan tidak mengalami tren penurunan. Yang tekspos di
Tahun 2019 pada MTBF2 = 1130 menit. Pada subvariabel kualitas energi listrik pada
THD Arus ganjil 11≤ h. tercatat diatas batas ambang 2% pada fase R yakni 2.15% dan
fase T di Gedung M senilai dan fase T yaitu 3.9% di Gedung C tidak sesuai dengan
ketentuan SPLN D5.004-1:2012 dan menjalankan program perbaikan sesuai 6
rekomendasi SPLN guna meningkatkan kualitas energi listrik. Dengan
mempertimbangkan poin-poin diatas sebelumnya bahwa penerapan EnMS menjadi
sebuah pilihan yang memiliki dampak ekonomis penghematan dapat mencapai rata-
rata antara 10% sampai 15% dalam setahun yang mencapai Rp 950.315.021 hingga Rp
1.425.472.531 dan dampak efisiensi lebih tinggi hingga 25% dibandingkan yang tidak
menerapkan serta sejalan dengan perjanjian Paris dan program program penduduk
dunia terkait perubahan iklim global.
B.A. Soedibyo dkk. “Studi Penerapan Sistem Manajemen Energi..”
245
Daftar Pustaka
[1] “Audit dan Rancangan Implementasi Sistem Manajemen Energi berbasis ISO
50001 di Universitas Brawijaya Malang | Mulyani | Jurnal EECCIS.” [Online].
Available: https://jurnaleeccis.ub.ac.id/index.php/ eeccis/article/view /538.
[Accessed: 27-Feb-2020].
[2] “ISO 50001:2011.” Organisasi Internasional untuk Standardisasi (OIS).
[3] S. Bhattacharyya, “Power quality requirements and responsibilities at the point of
connection,” 2011, doi: 10.6100/IR712690.
[4] “SPLN D5.004-1: 2012 Power Quality (Regulasi Harmonisa, Flicker dan
Ketidakseimbangan Tegangan).” PT.PLN (Persero).
[5] “Peraturan Kementrian ESDM No.4 Tahun 2009.” Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral.
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 17, No.1, Agustus 2019,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
246
Halaman ini sengaja dikosongkan