area meeting

Upload: mochamadiqbalardimansyah

Post on 05-Jul-2018

290 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 area meeting

    1/60

     

    Operasional Performance Improvement MagazineLearn, Share, Implementation 

    Edition # 1Oktober 2011

    PT. PLN (PERSERO)

    DISTRIBUSI JAKARTA DAN TANGERANG

    AREA MENTENG

    AKADEMI OPI

    PLN AREA MENTENG

    5 S

    OME V MRCPS

  • 8/16/2019 area meeting

    2/60

     

  • 8/16/2019 area meeting

    3/60

     

    By : Najahul Imtihan

    Diberi amanah sebagai penerus programOPI di Area Jaringan Gambir, seluruh

     jajaran PLN Menteng merasa tertantang

    untuk membuktikan bahwa unit ini layak

    menjadi pelopor dalam implementasi OPI

    di Direktorat Jawa Bali.

    Meskipun berbagai tantangan datang

    menghampiri dan keterbatasan yang

    masih dimiliki, berbekal semangat dan

    motivasi yang tinggi dari seluruh jajaran

    PLN Area Menteng (yang notabene unit yang masih bayi, lahir

    tanggal 1 Oktober 2010), bertekad untuk mensukseskan

    pelaksanaan OPI, yang diyakini adalah “jalan menuju kesuksesanPLN”.

    Tools demi tools OPI mulai diimplementasikan dan meskipun

    saat ini hasilnya belum terlihat “besar” tapi semua yakin bahwa

    “We are on The right Track”.

    Salah satu tools yang sedang diimplementasikan adalah 5S, yang

    untuk tahap awal ini diimplementasikan di Kantor PelayananGrogol, mengingat Kantor Area Menteng sedang dalam tahap

    renovasi.

    Harapan kami, api semangat dan motivasi ber-OPI ria diseluruh

     jajaran Area Menteng dapat menular keseluruh jajaran PLN DKI

    dan seluruh insan PLN pada umumnya

    Salam OPI

    Remarks From The Leader

  • 8/16/2019 area meeting

    4/60

     

    By : Arif Purnomo

    “Asalkan tujuannya performa ekselen, semua program kami

    telen”, inilah semangat dan tekad dalam menjalankan program

    OPI di PLN Area Menteng. Untuk mencapai kinerja unggul,

    diyakini bahwa “OPI adalah Jalannya”. Mengapa ? Sudah

    seringkali kita dengar, bahwa OPI memberikan berbagai macam

    tools-tools untuk membantu mencapai kinerja ekselen, tools-

    tools tersebut dikelompokkan dalam dalam 3 (tiga) workstream,

    yaitu Technical System (TS), Management Infrastructure (MI),Mindset, Capability and Leadership (MCL).

    Majalah OPI ini, dibuat dengan tujuan untuk memberikan

    sharing tools OPI dan report implementasinya di PLN Area

    Menteng, dengan harapan bisa mempermudah komunikasi

    antara Local Coach OPI dan karyawan di PLN Menteng.

    Terakhir, semoga OPI dipahami oleh setiap pegawai dan

    dijalankan secara sustain.

    Koordinator : Faisal Risa (TS)

    Wakil Koordinator : Arif Purnomo (TS)

    Sekretaris : Desiana Iflaka (TS)

    Anggota : Nazrivan (MI)

    IG. M Aditya (MI)

    Herijanto (TS)

    Febriana Mulia S (MI)

    Guslini (MCL)

    Nur Hikmah (MCL)

    Muhlas (MCL)Dewi Purwaty Riyani (MCL)

    A Note From Our Desk

    Tim Local Coach OPI PLN Menteng 

  • 8/16/2019 area meeting

    5/60

    Daftar Isi

    Cover of Book

    Remark from the Leader [3]

    A Note from the desk [4]

    Kartun Cerita Kang OPI [7]

    Visual Manajemen [13]

    Visual Management Modul Background [13]

    Implementasi VM di PLN Menteng [16]

    Kendala – kendala [18]

    5 S (Sort, Set in order, Shine, Sandardize, Sustain) [19]

    5S Modul Background [19]

    Implementasi 5S di PLN menteng [23]

    Kondisi sebelum 5S [23]

    Sort, Set in order, shine dan standardize [24]

    Kondisi sesudah 5S [24]

    Komentar frontliner [27]

  • 8/16/2019 area meeting

    6/60

     

    Root Cause Solving Problem (RCPS) [31]

    RCPS Modul Background [31]

    Pelatihan RCPS [37]

    Implementasi RCPS di PLN Menteng [38]

    RCPS – Gangguan jointing SKTM [39]

    RCPS – Lama penormalan gangguan Meter prabayar [42]

    RCPS – Penyebab susut [44]

    Meeting Effectiveness [49]

    Meeting Effectivenes Modul Background [49]

    Mengukur effektivitas rapat [52]

    Report score OME Rapat Manajemen PLN menteng [53]

    Tips Coaching [57]

    Cover End

  • 8/16/2019 area meeting

    7/60

     

  • 8/16/2019 area meeting

    8/60

     

  • 8/16/2019 area meeting

    9/60

     

  • 8/16/2019 area meeting

    10/60

     

  • 8/16/2019 area meeting

    11/60

     

    ( Ilustrasi dan Cerita Kang OPI oleh Guslini dan LC Area Menteng )

  • 8/16/2019 area meeting

    12/60

     

    Aliran Visual Manajemen 

    5 S 

    Bro, tahu tidak kalau pegawai

    PLN Menteng ternyata

    berjiwa seni tinggi ?

    Buktinya di setiap dinding

    ruang kerja ada lukisan yang

    keren.

    Tapi saya bingung, lukisannya

    aliran apa ya ???

    Lukisan

    Aliran Visual Manajemen

  • 8/16/2019 area meeting

    13/60

    13 | O P I s h a r e  

    Visual Management Modul Background

    Visual manajemen  adalah alat yang mengkomunikasikan informasi

    yang relevan dalam rangka mengarahkan tindakan korektif yang dapat

    didefinisikan sebagai “bentuk apapun dari tanda visual atau display

    yang memuat informasi bagi mereka yang berada dalam penglihatan”,

    selain itu juga visual manajemen merupakan komponen utama

    komunikasi dua arah

    antara manajemen danfrontline. Visual

    manajemen diperlukan

    untuk membiasakan rapat

    di sekitar data visual yang

    digambar sendiri atau

    dihasilkan komputer untuk

    membantu memperbaiki

    efektivitas rapat dan pada

    saat yang sama, data visual

    data berfokus pada diskusi tentang masalah yang dihadapi serta

    solusinya, sehingga menggerakkan orang - orang untuk menyelesaikan

    masalah.

    Keuntungan utama penggunaan visual manajemen adalah

    menghilangkan kerugian, memfasilitasi atau melanjutkan praktik

    perbaikan dan mendukung pelaksanaan kebijakan. Adapun dampak

    penggunaan visual manajemen dapat dirasakan oleh tiga komponen

    utama, yaitu pelanggan, perusahaan dan karyawan.

    Dampak terhadap pelanggan :

    •  Memperbaiki konsistensi dalam kualitas dan ketepatan waktu

    pengiriman produk kepada pelanggan.

    Visual Manajemen

    Figure 26. Komunikasi Visual Manajemen

  • 8/16/2019 area meeting

    14/60

    14 | O P I s h a r e  

    Dampak terhadap perusahaan :

    ▪  Mengurangi kerugian (misalnya situasi tak terkendali,

    pekerjaan berulang, biaya mengirim work order  dengan cepat,

    dll.), meningkatkan produktivitas.▪  Menciptakan lingkungan kerja yang “user friendly”,

    meningkatkan reliabilitas and stabilitas.

    ▪  Menyoroti bahaya kerja, memperbaiki safety dan mengurangi

    downtime.

    ▪  Mendukung kebijakan dan praktik perbaikan kinerja (misalnya

    operasi standar, 5S, changeover  cepat, maintenance preventif ,

     program safety , dll.)

    Dampak terhadap karyawan :

    ▪  Meningkatkan efektivitas, keamanan dan moral pekerja.

    Visual manajemen memeiliki 5 (lima) tujuan utama, yaitu memberikan

    informasi kinerja saat ini, trend kinerja, perubahan atau perbaikan,

    proses standart dan identifikasi atau penandaan.

    Figure 27. Lima tujuan utama visual manajemen

  • 8/16/2019 area meeting

    15/60

    15 | O P I s h a r e  

    Figure 28. Contoh visual manajemen

    Kunci sukses pelaksanaan visual manajemen adalah sebagai berikut :

    1.  Update data secara teratur,

    ▪  Frontline sebagai pemilik hendaknya mengupdate

    informasi dg frekuensi yg sesuai, misalnya setiap shiftuntuk produksi atau status equipment

    ▪  Frontline melaksanakan rapat di sekitar alat visual

    untukmemfokuskan diskusi mereka pada problem

    utama

    2.  Visibilitas dan aksesibilitas,

    ▪  Menempatkan alat visual di area yang terlihat jelas

    untuk target audiensi

    ▪  Kemudahan akses penting untuk meningkatkanpenggunaan

    3.  Relevan, jelas dan sederhana,

    ▪  Di setiap area, hanya tunjukkan informasi yang relevan

    untuk area tersebut

    ▪  Pastikan chartnya jelas dan semua orang memahami

    chart tersebut

    4.  Fokus pada isu yang diperlukan,

    ▪  Tunjukkan hanya informasi yang Anda ingin tim Anda

    fokus di dalamnya – hindari kelebihan informasi

  • 8/16/2019 area meeting

    16/60

    16 | O P I s h a r e  

    Implementasi Visual Manajemen di PLN

    Menteng

    Figure 29. VM Prosedur layanan PB dan PD

    Figure 30. VM Standar mutu layanan

  • 8/16/2019 area meeting

    17/60

    17 | O P I s h a r e  

    Figure 31. VM Kinerja Utama PLN Menteng

    Figure 32. VM Kinerja pada masing – masing fungsi / departemen

  • 8/16/2019 area meeting

    18/60

    18 | O P I s h a r e  

    Figure 33. VM peta gangguan setiap Gardu Induk

    Kendala – kendala yang dalam pelaksanaan visual manajemen,

    diantaranya :

    • Updating data tidak berjalan dengan lancar

    • Frontliner belum memahami manfaat dari penggunaan Visual

    Manajemen

    • Data Visual manajemen terkesan kaku dan tidak mudah

    dimengerti oleh Frontliner atau pegawai

    Langkah – langkah perbaikan untuk mengurangi dan bahkanmenghilangkan kendala – kendala tersebut, diantaranya :

    ▪  Penunjukan PIC Updating data Visual Manajemen

    ▪  Menjadikan VM sebagai bahan CoC

    ▪  Pelaksanaan CoC di dekat lokasi Visual Manajemen

    ▪  Review data yang perlu ditampilkan sebagai VM dan review

    cara menampilkan

    ▪  Sosialisasi tentang visual manajemen.

  • 8/16/2019 area meeting

    19/60

    19 | O P I s h a r e  

    5 S Modul Background

    5S  adalah suatu metode

    penataan dan

    pemeliharaan wilayah

    kerja secara intensif

    yang berasal dari

    Jepang, yang digunakanoleh manajemen dalam

    usaha memelihara

    ketertiban, efisiensi, dan

    disiplin di lokasi kerja

    sekaligus meningkatan

    kinerja perusahaan

    secara menyeluruh. Penerapan 5S umumnya diberlakukan bersamaan

    dengan penerapan kaizen agar dapat mendorong efektivitaspelaksanaan 5S.

    Isi dari 5S antara lain :

    1.  Seiri,  Ringkas, merupakan kegiatan menyingkirkan barang-

    barang yang tidak diperlukan sehingga segala barang yang ada

    di lokasi kerja hanya barang yang benar-benar dibutuhkan

    dalam aktivitas kerja.2.  Seiton, Rapi , segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang

    ditetapkan sehingga siap digunakan pada saat diperlukan.

    3.  Seiso, Resik , merupakan kegiatan mempersihkan peralatan dan

    daerah kerja sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga

    dalam kondisi yang baik.

    4.  Seiketsu, Rawat , merupakan kegiatan menjaga kebersihan

    pribadi sekaligus mematuhi ketiga tahap sebelumnya.

    5. 

    Shitsuke, Rajin, yaitu pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing-

    masing pekerja dalam menjalankan seluruh tahap 5S.

    5 S

  • 8/16/2019 area meeting

    20/60

    20 | O P I s h a r e  

    Figure 41. Translasi tahapan 5 S

    Manfaat bagi organisasi atau perusahaan dengan

    mengimplementasikan 5S di lingkungan kerja, adalah :

    1.  Untuk budaya perusahaan,

    ▪ 

    Menciptakan dampak nyata dari perubahan

    yangbdibuat oleh karyawan

    ▪ 

    garis depan

    Mengembangkan prosedur standar dan kepemilikan di

    garis depan untuk menegakkan

    ▪ 

    perubahan pertama

    Meningkatkan tingkat moral dan meningkatkan

    keterlibatan pekerja, terutama dengan

    ▪ 

    program

    perubahan

    Mengembangkan pemahaman tentang efisiensi kerja

    ▪ 

    dalam organisasi

    Menggambarkan

    ▪ 

    pentingnya standardisasi

    Sepenuhnya membersihkan dan mengatur “area

    model” sebagai awal dari kegiatan yang sedang

    berlangsung perbaikan

    ▪ 

    5S

    Menciptakan kesadaran prinsip-prinsip

    2. 

    5S

    ▪ 

    Untuk oprasional perusahaan,

    Meningkatkan▪ 

    kondisi operasiMengurangi variabilitas proses

  • 8/16/2019 area meeting

    21/60

    21 | O P I s h a r e  

    ▪  Meningkatkan

    ▪ 

    keandalan proses

    Mengurangi kesalahan pengoperasian

    ▪ 

    peralatan

    Mengurangi waktu yang diperlukan untuk

    ▪ 

    mencari

    Meningkatkan▪ 

    ketersediaan peralatanMeningkatkan

    ▪ 

    kepuasan pelanggan

    ▪ 

    Mengurangi biaya

    Meningkatkan keamanan

    Figure 42. Tahapan 5 S (Sort, Set in order, Shine, Standardize dan Sustain

    Figure 43. Tahap Sort, flow pemilihan frekuensi penggunaan barang

  • 8/16/2019 area meeting

    22/60

    22 | O P I s h a r e  

    Figure 44. Tahap Set in Order, peletakan barang sesuai dengan tempatnya

    Figure 45. Tahap Shine, membersihkan dan memperbaiki

    Figure 46. Ilustrasi tahap Standardize, menetapkan standar proses da peletakan

    Figure 47. Ilustrasi tahap Sustain, pelaksanaan yang berkesinambungan

    dan menjadi habit atau kebiasaan

  • 8/16/2019 area meeting

    23/60

    23 | O P I s h a r e  

    Implementasi 5 S di PLN Menteng (Grogol)

    Kondisi Sebelum

    Figure 48. Kondisi halaman sebelum implementasi 5S

    Figure 49. Kondisi ruang kerja sebelum implementasi 5S

  • 8/16/2019 area meeting

    24/60

    24 | O P I s h a r e  

     Sort, Set in order, Shine dan Standardize

    Figure 50. Bersama – sama melakukan Sort, Set in order dan shine

    Figure 51. Standardize

    Kondisi Sesudah 

    Figure 52. Kondisi halaman sesudah implementasi 5S

  • 8/16/2019 area meeting

    25/60

    25 | O P I s h a r e  

    Figure 53. Kondisi ruang kerja sesudah implementasi 5S

    Figure 54. Kondidi ruang kerja sesudah implementasi 5S

  • 8/16/2019 area meeting

    26/60

    26 | O P I s h a r e  

    Figure 55. Kondisi infrastruktur sesudah 5S

    Figure 56. Kondisi ruang pelayanan sesudah implementasi 5S

  • 8/16/2019 area meeting

    27/60

  • 8/16/2019 area meeting

    28/60

    28 | O P I s h a r e  

  • 8/16/2019 area meeting

    29/60

     

  • 8/16/2019 area meeting

    30/60

     

  • 8/16/2019 area meeting

    31/60

    31 | O P I s h a r e  

    RCPS Modul Background Root Cause Problem Solving  adalah setiap pendekatan terstruktur

    untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mengakibatkan sifat,

    besarnya, lokasi, dan waktu saat hasil yang didapat tidak sesuai

    harapan atau target, yaitu untuk mengidentifikasi apa perilaku petugas,

    apa yang dilakukan, apa yang tidak dilakukan, dan untuk menemukan

    perubahan sehingga mencegah terulangnya kejadian serupa sehingga

    dicapai hasil yang lebih baik. RCPS biasanya digunakan sebagai metodereaktif untuk mengidentifikasi event yang menjadi penyebab suatu

    masalah, kemudian mengungkapkan dan memecahkan masalah

    mereka. Analisis dilakukan setelah peristiwa terjadi. Wawasan dalam

    RCPS bisa membuatnya berguna sebagai metode pro-aktif 

     

    .

    Jadi, yang diberikan dalam modul RCPS adalah Cara menganalisis untuk

    memisahkan masalah menjadi komponen-komponen sederhana dan

    Pendekatan terstruktur untuk mengidentifikasi akar penyebabpermasalahan. Ada beberapa alasan kenapa kita memerlukan RCPS, di

    antaranya adalah :

    ▪  Menguraikan akar penyebab permasalahan organisasi dan

    teknis secara sistematis dalam sebuah perusahaan

    ▪  Mengajari para praktisi menjadi tekun, teliti, dan selalu

    berdasarkan fakta dalam pemecahan masalah.

    ▪  Melibatkan personil perusahan pada perubahan yang perlu

    dilakukan dalam tahap implementasi (jika tidak segera)

    Dalam praktik RCPS digunakan kerangka kerja prinsip 5-Why, dengan

    alasan :

    ▪  Penggunaannya mudah

    ▪  Banyak orang tahu tentang hal ini

    ▪  Mudah untuk diajarkan

    ▪  Mudah untuk digunakan

    ▪ 

    Logikanya mudah untuk disampaikan dan mudah untuk

    dipahami

    Root Cause Problem Solving (RCPS)

  • 8/16/2019 area meeting

    32/60

    32 | O P I s h a r e  

    ▪  Dampak dari pendekatan

    ▪  Menggerakkan ke arah solusi dan tindakan

    ▪  Menggunakan proses terstruktur

    ▪ 

    Dapat diterapkan untuk banyak situasi▪  Menggali hampir semua kemungkinan dan pilihan

    Figure 1. Kerangka kerja 5-Why “Causal Tree”

    Karakteristik “causal tree” 5-why yang baik terdiri dari beberapa hal,

    adalah :

    ▪  Dimulai dengan masalah spesifik yang dapat

    dikuantifikasi dalam hal waktu, frekuensi, produksiatau uang

    ▪  Menembus hingga akar permasalahan dengan

    berulangkali menanyakan “mengapa” masalah

    tersebut ada (mis., tiap cabang/ranting menjawab

    mengapa pada isu di level sebelumnya)

    ▪  Mutually Exclusive Collectively Exhaustive ( MECE  ) 

  • 8/16/2019 area meeting

    33/60

    33 | O P I s h a r e  

    Figure 2. Perbedaan pertanyaan efektif dan pertanyaan tidak efektif

    Figure 3. Contoh Root Cause Analyze dengan prinsip 5-why

    Pada Figure 3, di atas ditanyakan “mengapa” pada setiap penyebab

    masalah sampai dengan ditemukan akar penyebab masalah yang paling

    mendasar.

  • 8/16/2019 area meeting

    34/60

    34 | O P I s h a r e  

    Ada 4 (empat) langkah dalam proses root cause solving problem, yaitu :

    1.  Langkah Pertama : Mendefinisikan masalah

    ▪  Elemen – elemen kunci untuk pertimbangan :

     

    Apa masalah sesungguhnya di sini? Mana saja pihak yang terlibat?

     Apa dampak dari masalah ini?

    ▪  Cara – cara / konsep :

     Lembar kerja definisi Permasalahan

    2.  Langkah Kedua : Strukturisasi masalah

    ▪  Elemen – elemen kunci untuk pertimbangan :

     Mem-breakdown masalah-masalah

     

    Ciptakan hipotesa awal Apa bagian-bagian mendasar dari masalah?

    ▪  Cara – cara / konsep :

     Pohon masalah

     MECE

    3.  Langkah Ketiga : Memprioritaskan masalah / Solusi

    ▪  Elemen – elemen kunci untuk pertimbangan :

     Mana masalah atau solusi yang paling penting untuk

    diselesaikan?

     Apa yang dapat kita pecahkan atau

    implementasikan secara cepat untuk maju ke

    depan?

    ▪  Cara – cara / konsep :

     Analisa Pareto

     Matriks prioritasi

     5-Whys 

    4. 

    Langkah Keempat : Perencanaan tindakan

    ▪  Elemen – elemen kunci untuk pertimbangan :

     Apa saja pilihannya? (Work review, Escalat, Involve

    others) 

     Apa tindakan praktis yang dapat dilakukan tim saat

    ini?

    ▪  Cara – cara / konsep :

     

    Gantt chart    Rapat-rapat yang efektif

  • 8/16/2019 area meeting

    35/60

    35 | O P I s h a r e  

    Figure 4. Empat langkah dalam proses RCPS

    Figure 5. Contoh grafik Pareto prioritas masalah

    Figure 6. Matriks analisa prioritas idea antara usaha vs dampak

  • 8/16/2019 area meeting

    36/60

    36 | O P I s h a r e  

    Tahap kontrol terhadap RCPS yang sudah dilakukan adalah dengan

    visualisasi, hal ini bertujuan untuk kemudahan komunikasi, kemudahan

    pemantauan, meningkatkan kepedulian/tanggung jawab semua pihak

    dan tentunya agar tindakan yang diambil dilaksanakan secara kontinyu.

    Figure 7. Contoh Visualisasi RCPS

    Figure 8. Contoh Template Visual RCPS dari Pertamina

  • 8/16/2019 area meeting

    37/60

    37 | O P I s h a r e  

    Pelatihan RCPS

    Pelatihan Root Cause Solving Problem diberikan sudah beberapa kaliyaitu kesempatan pertama

    melalui forum knowledge

    sharing atau toolsdown

    pada 4 Maret 2011 dengan

    narasumber dari regional

    coach dan diikuti oleh Tim

    Engineering, para Asisten

    Manajer dan Staf Ophardist.Pada kesempatan ini

    dipraktikan membuat RCPS

    tentang permasalahan

    lamanya pemulihan

    gangguan. Pada kesempatan

    kedua adalah pelatihan RCPS bagi Local Coach OPI pada Bootcamp II

    yang dilaksanakan pada tanggal 29 – 30 September 2011. Pada

    kesempatan ini para local coach dibekali bagaimana cara melakukan

    root cause analyze dan menemukan solving problem. Dan agar peserta

    lebih memahami tentang RCPS, maka dibuat kelompok - kelompok dari

    peserta bootcamp untuk praktik membuat root cause solving problem

    dengan masalah lamanya pelayanan pasang baru lebih dari 10 hari.

    Figure 10. Bootcamp II, Materi RCPS

    Figure 9. Toolsdown RCPS

  • 8/16/2019 area meeting

    38/60

    38 | O P I s h a r e  

    Implementasi RCPS di PLN menteng

    Root cause solving problemsudah dimanfaatkan hampir

    di setiap fungsi /

    departemen dalam hal

    membantu mencari akar

    permasalahan dan

    pemecahan masalah.

    Menurut report yang

    diterima sudah ada 10(sepuluh) RCPS di Area

    Menteng, namun dari

    sepuluh RCPS belum semua

    memenuhi struktur RCPS, karena ada RCPS yang belum sampai pada

    akar masalah dan belum sampai dengan prioritas masalah dan action

    plan. Berikut ini praktik RCPS yang dilakukan di PLN Area Menteng :

    1.  Gangguan tidak jelas pada SKTM

    2. 

    Gangguan Jointing

    3.  Lama pekerjaan jointing lebih dari 2 jam

    4.  Pemadaman listtrik akibat gangguan SKTM

    5.  Stok Kwh Meter 3 phase 5/20 dan 20/60 kosong

    6.  Penormalan gangguan MPB lama

    7.  Susut distribusi

    8.  Keterbatasan kesempatan training yang sesuai dengan

    kebutuhan pekerjaan

    9.  Produktifitas dan motivasi frontliner / pegawai menurun

    10. Kurangnya pemahaman frontliner tentang prioritas bisnis di

    PLN Area Menteng

    Pada kesempatan ini tidak akan ditampilkan semua RCPS yang ada,

    tetapi hanya beberapa sebagai gambaran atau contoh implementasi

    RCPS di PLN Area Menteng disertai juga contoh analisa pareto, matrik

    prioritas, initiative charter dan time line tracking action plan.

    Figure 11. Implementasi RCPS di PLN

    menteng 

  • 8/16/2019 area meeting

    39/60

    39 | O P I s h a r e  

    RCPS - Gangguan Jointing SKTM

    Dari record data sejak bulan Januari sampai dengan Maret 2011,

    didiagnosa bahwa penyebab tertinggi terjadinya gangguan kabel SKTMdi PLN Area Menteng adalah akibat gangguan jointing kabel

    sebagaimana ditunjukkan Figure 12 di bawah ini. Maka untuk mencari

    pemecahan masalah tersebut dibuat analisa akar permasalahan / root

    cause analyze (RCA).

    Figure 12. Pareto Chart penyebab gangguan SKTM

    Berdasarkan grafik pareto penyebab gangguan SKTM, bisa dilihatperingkat 5 besar sebagai berikut :

    1.  Jointing SKTM rusak

    2.  Kabel SKTM rusak

    3.  Gangguan tidak jelas / tidak diketahui penyebabnya

    4.  Pekerjaan pihak luar (Galian PAM, Telkom, dll)

    5.  Gangguan CT, PT dan Fuse TM

  • 8/16/2019 area meeting

    40/60

    40 | O P I s h a r e  

    Figure 13. RCPS gangguan jointing

    Figure 14. Matrik prioritas pemecahan masalah gangguan jointing

  • 8/16/2019 area meeting

    41/60

    41 | O P I s h a r e  

    Figure 15. PIC initiative idea

    Figure 16. Initiative charter dari salah satu pemecahan masalah gangguan jointing

  • 8/16/2019 area meeting

    42/60

    42 | O P I s h a r e  

    Figure 17. Tracking timeline initiative idea / action plan

    RCPS – Penyebab lamanya penormalan

    gangguan Meter Prabayar

    Figure 18. Pareto chart waktu penormalan gangguan MPB

  • 8/16/2019 area meeting

    43/60

    43 | O P I s h a r e  

    Figure 19. RCPS penyebab lamanya penormalan gangguan LPB

    Figure 20. Matriks prioritas problem solving lamanya penormalan gangguan MPB

    Berdasarkan analisa RCPS masalah lamanya penormalan gangguan

    meter prabayar ditemukan akar masalah, diantaranya material MPB

    untuk pemeliharaan belum tersedia, belum ada mekanisme atau probis

    yang mengatur dan petugas belum memahami meter prabayar. Dan

    initiative yang dilakukan adalah permintaan meter prabayar dari

    material investasi, pembuatan mekanisme atau probis penanganangangguan MPB serta sosialisasi kepada petugas terkait.

  • 8/16/2019 area meeting

    44/60

    44 | O P I s h a r e  

    RCPS – Penyebab susut distribusi

    Figure 21. Trend susut distribusi sampai dengan bulan September 2011

    Figure 22. RCPS susut distribusi dari faktor pembelian energi

    Figure 23. RCPS susut distribusi faktor penjualan energi(1)

  • 8/16/2019 area meeting

    45/60

    45 | O P I s h a r e  

    Figure 24. RCPS susut distribusi faktor penjualan energi(2)

    Figure 25. RCPS susut distribusi dari faktor penjualan(3) dan teknis

  • 8/16/2019 area meeting

    46/60

    46 | O P I s h a r e  

  • 8/16/2019 area meeting

    47/60

      Persiapan

    pemasangan pipa

    HDPE untuk

    pelindung JointingSKTM, dalam upaya

    mencegah terjadinya

    gangguan penyulang

    akibat jointing kabel

  • 8/16/2019 area meeting

    48/60

     

  • 8/16/2019 area meeting

    49/60

    49 | OPIshare

    Meeting Effectiveness Modul Background

    Mungkin di antara anda pernah

    melakukan komplain terhadap

    sebuah rapat yang tidak efektif,

    yang dikeranakan oleh : frekuensi

    rapat yang terlalu sering sehinga

    menurangi waktu melakukan

    pekerjaan, permasalahan yangdibahas selalu sama dan panjang

    (bertele-tele), tidak ada yang

    dihasilkan dalam rapat, sifat pasif

    dari beberapa peserta yang hadir dalam rapat atau peserta rapat yang

    terlalu dominan tidak menghargai pendapat peserta lain.

    Untuk itu sangat perlu pelaksanaan rapat secara efektif, karena perlu

    disadari bahwa sulit mengadakan rapat dengan orang-orang yang

    tepat, jadi ketika bisa rapat, penggunaan waktu harus efektif (mis.

    membuat perubahan yang penting) dan rapat hanya boleh mengambil

    sedikit waktu dari jam kerja keseluruhan, yang harus mendominasi

     jadwal adalah aksi nyata.

    Figure 34. Proses inti dalam rapat

    Meeting Effectiveness

  • 8/16/2019 area meeting

    50/60

    50 | OPIshare

    Ada 3 (tiga) proses inti dalam sebuah rapat, yaitu :

    1.  Cakupan – pengaturan supaya rapat sukses, yang perlu

    dilakukan adalah :

    ▪ 

    Bersikap jelas dengan tujuan rapat▪  Mengundang orang-orang yang tepat ke dalam rapat

    ▪  Mempersiapkan kumpulan informasi yang tepat

    ▪  Membuat agenda yang jelas

    2.  Keterlibatan – pelaksanaan rapat, yang perlu dilakukan adalah :

    ▪  Mengidentifikasi peran yang jelas untuk orang-orang

    ▪  Memfasilitasi diskusi

    ▪  Membuat kesimpulan dan persetujuan

    3. 

    Laksanakan – tindak lanjut dan dampak, yang perlu dilakukanadalah :

    ▪  Membuat daftar tindakan

    ▪  Mendefinisikan tanggung jawab untuk tindakan

    lanjutan

    ▪  Mendefinisikan waktu yang diharapkan untuk

    melaksanakan tindakan

    Alasan pembuatan agenda rapat yang jelas menjadi penting adalah

    untuk :

    ▪  Mendefinisikan proses menuju tujuan rapat

    ▪  Membantu menjelaskan siapa yang harus hadir dan siapa

    yang bertanggung jawab untuk setiap bagian dalam agenda

    ▪  Membantu memfokuskan pikiran peserta kepada tujuan

    rapat sebelum rapat tersebut dimulai

    ▪  Menyediakan petunjuk untuk menjaga rapat tetap di

     jalurnya

    Apa Agenda

    Rapat

    ?

  • 8/16/2019 area meeting

    51/60

    51 | OPIshare

    Figure 35. Alokasi peran dan tanggung jawab para pihak yang terlibat dalam rapat

    Tanggung jawab peserta rapat, adalah :

    1.  Sikap individu

    ▪  Datang dengan persiapan – baca kertas briefing dan

    persiapkan isi yang diperlukan

    ▪ 

    Datang tepat waktu – jangan sia-siakan waktu oranglain

    ▪  Penuh perhatian saat rapat

    ▪  Matikan HP atau buat menjadi “silent”, tinggalkan

    ruangan jika ada interupsi darurat

    ▪  Fokus pada diskusi rapat, jangan masuk pada diskusi

    sampingan

    ▪  Bersikap konstruktif dan berorientasi pada solusi – jika

    Anda mengangkat suatu masalah pastikan Anda

    menawarkan solusinya

    2.  Interaksi kelompok

    ▪  Hargai pendapat orang lain – jika seseorang berada

    dalam rapat, mereka memiliki hak untuk didengar

    ▪  Undang peserta yang “diam” – tanya masukan mereka

     jika ada orang yang tidak berpartisipasi

    ▪ 

    Bicaralah – keberatan yang dibuat setelah rapat tidak

    dianggap.

  • 8/16/2019 area meeting

    52/60

    52 | OPIshare

    ▪  Dukung keputusan tim – Jika Anda tidak setuju dengan

    keputusan yang diambill tim, jadilah anggota tim yang

    baik dan dukung konsensus kelompok.

    Mengukur Efektivitas Rapat

    Ada 4 (empat) langkah untuk mengukur efektivitas rapat, yaitu :

    1.  Mengumpulkan data notulensi rapat

    2.  Menghitung Overall Meeting Effectiveness (OME)

    3.  Menentukan seberapa baik rapat mengarah pada

    tindakan

    4.  Menentukan area fokus selama implementasi

    menggunakan 3T3P (Tentukan, Temukan (Permasalahan,

    Penyebab, Penyelesaian), Tindakan)

    Figure 36. Ilustrasi bagan hitung Overall Meeting Effectivenes (OME)

    Dalam perhitungan OME, waktu yang mengurangi efektifitas rapat

    adalah :

    ▪  Waktu untuk menunggu

    ▪  Waktu untuk membicarakan topik yang tidak relevan

    ▪  Waktu untuk update data (mencari, mengambil)

     

    Waktu untuk diskusi tidak efektif

  • 8/16/2019 area meeting

    53/60

    53 | OPIshare

    Report Score OME Rapat Manajemen PLN

    Menteng

    Figure 37. Trend Score OME Rapat Manajemen PLN Menteng

    Figure 38. Waterfall score OME tanggal 27 Mei 2011

  • 8/16/2019 area meeting

    54/60

    54 | OPIshare

    Figure 39. Waterfall score OME tanggal 7 Oktober 2011

    Figure 40. Template Notulen Rapat

  • 8/16/2019 area meeting

    55/60

  • 8/16/2019 area meeting

    56/60

     

  • 8/16/2019 area meeting

    57/60

    Pengertian coaching yang harus

    dipahami adalah, Anda melakukan

    coaching. Artinya, Anda akan banyak

    “mengarahkan” coachee denganbertanya. Tujuannya adalah setelah

    coaching session telah selesai, para

    coachee dapat memiliki skill yang dapat

    mereka gunakan untuk mengerjakan

    project berikutnya sendiri. Berbeda dengan directing, yang sifatnya

    satu arah.

    Beberapa tahapan yang harus dilalui :Tahap Persiapan :

    Pada tahap ini seorang coach harus memiliki acuan meeting standar

    yang memiliki elemen minimal what, when, who (PIC) dalam template

    tersebut. Template tersebut akan berguna untuk mencatat hasil

    coaching antara coach dan couchee. Seorang coach harus memiliki

     jadwal meeting. Ini akan membuat coach selalu fokus untuk

    membimbing coachee mendapatkan hasil yang ditargetkan.

    Tahap Coaching secara ringkasAda 5 skill utama yang harus dikuasai yaitu :

    1.  Membangun kesamaan dan keakraban dengan coachee.

    2.  Mendengarkan dengan aktif.

    3.  Kemampuan klarifikasi issue.

    4.  Bertanya dengan cepat.

    5.  Giving feedback.

    Menyimpulkan dan tindak lanjutDi akhir coaching pastikan anda kembali menyimpulkan hasil coaching

    dengan para coachee dan tekankan kembali apa saja yang harus

    ditindak-lanjuti.

    Coaching berikutnya dan pelaporanDi tahap ini, saat bertemu dengan coachee di jadwal coaching

    berikutnya, pastikan awal sesi coaching berikutnya, coach

    menuntaskan untuk membahas apa saja yang sudah dilakukan dan apa

    hasilnya untuk dianalisa bersama.Demikian tips praktis coaching, semoga bermanfaat bagi kita semua.

    (Sumber : Majalah Shift, Edisi Juli – Agustus 2011)

    Tips Praktis untuk Coaching

  • 8/16/2019 area meeting

    58/60

     

  • 8/16/2019 area meeting

    59/60

     

    Referensi :

    • 

    Materi / Modul

    Bootcamp OPI

    •  Laporan

    Steering

    Committee OPI

    • 

    Majalah Shift•  Wikipedia

    OPI Share – Learn, Share

    and Implementation

    Diharapkan dengan diterbitkannya

    edisi pertama Majalah OPIshare, bisa

    memberi manfaat, diantaranya :

    meningkatkan pengetahuan bagi

    pegawai terutama tentang tools –

    tools dalam OPI, meningkatkan kerja

    pegawai sehingga meningkatkan

    kinerja perusahaan.

    Kedepannya, semoga bisa diterbikan

    OPIshare edisi dua dan seterusnyaden an materi an lebih ka a.

  • 8/16/2019 area meeting

    60/60