aplikasi binomial logit model pada konservasi sumber...

13
EfEktif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. I, No. 2, Desember 2010, 147 - 159 APLIKASI BINOMIAL LOGIT MODEL PADA KONSERVASI SUMBER DAYA AIR DI KOTA YOGYAKARTA Erni Ummi Hasanah Fakultas Ekonomi Universitas Janabadra Yogyakarta ABSTRACT This study aims to analyze the extent to which the city of Yogyakarta, people’s willingness to accept if the price or tariff (the price of water) is increased by PDAM Tirtamarta to improve management of water resources conservation and sustainability of water supply consumed by the people of Yogyakarta city. The model used in this study is Binomial Logit Model with two choices. CVM approach was applied to estimate the improvement of quality and efforts to avoid environmental damage. Sampling method that is, using the Watson formula produces a representative sample population of 150 respondents yogyakarta city and spread over 14 districts. Regression results show that of the 8 variables, there are 4 variables that significantly influence the willingness of people to agree if the tariff / price of water from the city of Yogyakarta Tirtamarta raised with the aim to improve management of water conservation And sustainability of water supply. From the results of binomial logit regression model showed that significant variables are the tariff (tariff for PDAM service improvement); cost conv (additional charge for the conservation of water resources), quality (PDAM water quality) while a significant socio-economic factor is the kid ( number of children). The variable quality is the most significant factor affecting the willingness of the people of Yogyakarta with value odds ratio of 1.41 times. Keywords: Water resource conservation, Contingent Valuation Method, Binomial logit model LATAR BELAKANG Kota Yogyakarta dengan populasi pada tahun 2009 mencapai 600.000 jiwa, mempunyai permasalahan dengan persediaan air untuk sektor rumah tangga dan sektor industrinya. Permasalahan ini terutama terjadi pada musim kemarau. Pertumbuhan penduduk yang cepat, daya beli yang meningkat, industrialisasi, dan urbanisasi memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap permintaan air bagi kota tersebut (Tabios dan David, 2002). Peningkatan permintaan air ini tidak diikuti oleh perbaikan infrastruktur dan kualitas air. Persediaan air domestik di Kota Yogyakarta berasal dari sungai, mata air, sumur dangkal dan sumur dalam yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Sistem Pengelolaan Air Minum Masyarakat di beberapa wilayah tertentu. Sistem penyediaan air Yogyakarta diserahkan ke PDAM Yogyakarta dari perusahaan Belanda dengan Peraturan Daerah No. 3 tahun 1976 yang diberlakukan tahun 1976. Pada tahun 1992, fasilitas penyediaan air Kotagede dibangun oleh PU dan diserahkan kepada PDAM Yogyakarta. Selanjutnya, pada tahun 2002, PDAM membangun fasilitas pengolahan air di fasilitas air sungai Bedog yang semula didesain dan dioperasikan dengan menggunakan air tanah sebagai sumber air. Pada tahun 2004, PDAM membangun tambahan fasilitas pengolahan untuk fasilitas penyediaan air Karanggayam

Upload: ngonguyet

Post on 02-May-2018

236 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: AplikAsi BinomiAl logit model pAdA konservAsi sumBer …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Probability Model (LPM), (2) Model Logit, (3) Model

Erni Ummi HasanahDesember 147EfEktif Jurnal Bisnis dan EkonomiVol. I, No. 2, Desember 2010, 147 - 159

AplikAsi BinomiAl logit model pAdA konservAsi sumBer dAyA Air

di kotA yogyAkArtA

erni ummi HasanahFakultas Ekonomi Universitas Janabadra Yogyakarta

ABSTRACT

This study aims to analyze the extent to which the city of Yogyakarta, people’s willingness to accept if the price or tariff (the price of water) is increased by PDAM Tirtamarta to improve management of water resources conservation and sustainability of water supply consumed by the people of Yogyakarta city.

The model used in this study is Binomial Logit Model with two choices. CVM approach was applied to estimate the improvement of quality and efforts to avoid environmental damage. Sampling method that is, using the Watson formula produces a representative sample population of 150 respondents yogyakarta city and spread over 14 districts.

Regression results show that of the 8 variables, there are 4 variables that significantly influence the willingness of people to agree if the tariff / price of water from the city of Yogyakarta Tirtamarta raised with the aim to improve management of water conservation And sustainability of water supply. From the results of binomial logit regression model showed that significant variables are the tariff (tariff for PDAM service improvement); cost conv (additional charge for the conservation of water resources), quality (PDAM water quality) while a significant socio-economic factor is the kid ( number of children). The variable quality is the most significant factor affecting the willingness of the people of Yogyakarta with value odds ratio of 1.41 times.

Keywords: Water resource conservation, Contingent Valuation Method, Binomial logit model

n = {4. (1,96)2. (0,9). (0,1)}

(2. 0,05)2

n = 1,382976

lAtAr BelAkAngKota Yogyakarta dengan populasi

pada tahun 2009 mencapai 600.000 jiwa, mempunyai permasalahan dengan persediaan air untuk sektor rumah tangga dan sektor industrinya. Permasalahan ini terutama terjadi pada musim kemarau. Pertumbuhan penduduk yang cepat, daya beli yang meningkat, industrialisasi, dan urbanisasi memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap permintaan air bagi kota tersebut (Tabios dan David, 2002). Peningkatan permintaan air ini tidak diikuti oleh perbaikan infrastruktur dan kualitas air.

Persediaan air domestik di Kota Yogyakarta berasal dari sungai, mata air, sumur dangkal dan sumur dalam yang

dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Sistem Pengelolaan Air Minum Masyarakat di beberapa wilayah tertentu. Sistem penyediaan air Yogyakarta diserahkan ke PDAM Yogyakarta dari perusahaan Belanda dengan Peraturan Daerah No. 3 tahun 1976 yang diberlakukan tahun 1976. Pada tahun 1992, fasilitas penyediaan air Kotagede dibangun oleh PU dan diserahkan kepada PDAM Yogyakarta. Selanjutnya, pada tahun 2002, PDAM membangun fasilitas pengolahan air di fasilitas air sungai Bedog yang semula didesain dan dioperasikan dengan menggunakan air tanah sebagai sumber air. Pada tahun 2004, PDAM membangun tambahan fasilitas pengolahan untuk fasilitas penyediaan air Karanggayam

Page 2: AplikAsi BinomiAl logit model pAdA konservAsi sumBer …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Probability Model (LPM), (2) Model Logit, (3) Model

EfEktif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember148

untuk untuk melayani masyarakat di sekitar Jogja timur. sistem karanggayam semula didesain untuk sistem penyediaan air tanah tanpa pengolahan. Saat ini, PDAM Yogyakarta memiliki dan mengoperasikan 3 (tiga) reservoir atau fasilitas penyediaan air termasuk bak penampung gemawang untuk melayani dan mensuplai air ke penduduk di Kota Yogyakarta.

Namun di sisi lain, Menurut laporan Ketua LKY (Lembaga Konsumen Yogyakarta) Widijantoro (2010) para pelanggan air bersih warga kota Yogyakarta dari PDAM Tirtamarta mengeluhkan antara lain rendahnya kualitas air yang selama ini dikonsumsi misalnya air masih berwarna coklat, berbau kaporit dan debit air yang mengalir tidak lancar. Disamping itu, kota Yogyakarta juga mempunyai masalah dengan sumber air bersih dari air tanah yaitu tercemarnya sumber air tanah dengan bakteri E. Coli sehingga sebenarnya tidak layak dikonsumsi.

Padahal jika mendiskusikan mengenai penyediaan air minum maka keberlanjutan merupakan kata kunci yang disepakati prinsip Dublin-Rio dalam pengembangan pelayanan air minum dan sanitasi (Bappenas, 2003). Dalam prinsip Dublin-Rio tersebut, yang penting adalah bahwa air memiliki nilai ekonomi sehingga harus dianggap sebagai benda ekonomi. Penyediaan air minum tidak memenuhi permintaan masyarakat karena beberapa permasalahan yaitu kurang optimalnya penggunaan (under-use), rendahnya pemeliharaan dan rendahnya pengembalian investasi (cost recovery).

metodologi penelitiAn1. data penelitian

Penelitian ini difokuskan pada nilai air bagi para pengguna air di wilayah Kota Yogyakarta. Pengguna air yang dimaksud pada penelitian ini adalah pelanggan PDAM. Metode contingent valuation (CV) akan mengestimasi kesediaan menerima kenaikan tarif/harga air yang ditawarkan PDAM Tirta Marta Kota Yogyakarta untuk peningkatan

manajemen konservasi dan persediaan air untuk keberlanjutannya. Responden dalam penelitian ini juga diberikan informasi bahwa peningkatan manajemen persediaan air akan berpengaruh secara positif bagi konservasi keanekaragaman hayati, pengurangan emisi karbon, dan sebagainya.

2. metode sampling Penelitian dilaksanakan dengan metode

sampling. Sampel adalah suatu cara dimana seorang peneliti menggunakan orang; tempat; atau apapun untuk keperluan studi, yang merupakan bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan obyek penelitian, yang disebut dengan kerangka sampel (Trochim, 2002 : 211). Hasil penelitian sangat tergantung dari sampel yang digunakan. Ukuran sampel yang digunakan berdasarkan formula Watson et al. (1993), pada persamaan 1.

( )( )wa

2

2½ 1.4 pp

n−

= Ζ

(1)

dimana : n = ukuran sampelp = proporsi kesuksesan yang diharapkan

dari sampelq = proporsi sisa (1-p)Z½α = koefisien konfidensiω = jumlah kesalahan yang dapat

ditoleransi dari rerata populasi pada batas kiri (L) dan batas kanan (R), jadi ω = L + R.

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian diperoleh dengan menggunakan formula Watson et al. (1993). Asumsi yang digunakan adalah p = 85% dan q = 15%, α=5% dan Z½α= 1,96; L=R=5%, dan ω=10%. {4.(1,96)2.(0,9).(0,1)}n = –––––––––––––––––– (2. 0,05)2n = 1,382976Sampel yang diambil sebanyak 150 orang

Page 3: AplikAsi BinomiAl logit model pAdA konservAsi sumBer …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Probability Model (LPM), (2) Model Logit, (3) Model

Erni Ummi HasanahDesember 149

3. metode pengambilan sampelPenelitian ini menggunakan dua metode

pengambilan sampel, yaitu metode cluster sampling dan metode purposive sampling. Cluster sampling adalah probability sampling yang pengambilannya berdasarkan kelompok tertentu dengan karakteristik yang serupa. Purposive sampling adalah non-probability sampling dimana dalam pengambilannya tidak terlalu memperhatikan representatif dari populasi. Metode sampling ini digunakan karena studi ini akan mengambil sampel berdasarkan tujuan tertentu dengan cepat (Norton, 2003; Jacobs, 2005).

Kuesioner dalam penelitian ini sangat menentukan hasil yang diperoleh karena sebagian besar data diperoleh dengan bantuan alat ini. Kuesioner dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama mengenai kondisi sosio-ekonomi responden. Bagian kedua menanyakan kondisi eksisting sumber air yang digunakan; biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh air; dan kesadaran mereka mengenai persediaan air. Bagian ketiga menilai mengenai WTP responden untuk pengembangan manajemen persediaan air. Pada bagian ini, responden mengemukakan informasi tentang kondisi eksisting persediaan air di Kota Yogyakarta, termasuk fungsi ekosistem yang menjaga kebelanjutan persediaan air. Bagian keempat menilai mengenai struktur kelembagaan yang diinginkan responden.

Format pertanyaan yang digunakan dalam survei CV adalah dichotomous-choice referendum (DF). Format ini digunakan karena dapat membantu meyakinkan bahwa responden tidak akan mengalami kesalahan interpretasi (miss-interpret) dalam menilai barang lingkungan. Penggunaan metode DF ini dapat meminimalkan bias yang terjadi dalam pendekatan CVM yang digunakan. Metode cheap talk dimasukkan pada beberapa bagian dalam kuesioner untuk mitigasi masalah bias, dan didisain untuk mengeliminasi hypothetical bias pada penelitian yang menggunakan CVM. Sarana pembayaran yang digunakan pada studi ini adalah tambahan biaya perbulan untuk

memperoleh air, dimana responden mudah untuk melakukannya.4. metode Analisis data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model binominal logit atau model Logit dengan dua pilihan (binary response regression model) untuk menentukan WTP responden dengan format valuasi dichotomous choice atau discrete choice.

Model Logit Binomial (Binomial logit model) adalah suatu cara untuk mengkuantitatifkan hubungan antara probabilitas dua pilihan dengan beberapa karateristik yang dipilih. Suatu probabilitas merupakan angka 1(misal untuk alternatif pilihan “YA” dan 0 (untuk “TIDAK”) Model logit melakukan hal di atas dengan menggunakan bentuk fungsional :

Prob (Y=0) = 1/(1+exp(b0 + b1X1+ b2X2+…+ e)…................. (1)Dimana :• Pix) = cumulative normal distribution

yaitu bahwa P(X) adalah probabilitas suatu variabel random dengan distribusi normal, rata-rata nol dan unit varians tidak melebihi X.

• Model logit ini membuat probabilitas tergantung (dependent) dari X 1, X2 dan seterusnya

• Variabel tersebut dikalikan dengan koefisien b1; b2 dan seterusnya.

• Tujuan estimasi dengan model ini adalah menemukan nilai terbaik bagi masing-masing koefisien.

• Bila koefisien suatu variabel bernilai positif berarti semakin tinggi nilai variabel tersebut berkaitan dengan semakin rendahnya probabilitas satunya Y=0

Secara umum Analisis LOGIT

Pi kL1 = log –––– = b0 + Σ bj Xij ......... ( 2 ) 1- Pi j=1

Page 4: AplikAsi BinomiAl logit model pAdA konservAsi sumBer …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Probability Model (LPM), (2) Model Logit, (3) Model

EfEktif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember150

Keterangan: karena P berada di antara 0 dan 1, nilai

logit tidak terbatas (antara -∞ hingga ∞ Linear dalam X, namun probabilitas

P tidak. Inilah perbedaan utama antara model Logit dan LPM karena probabilitas pada LPM meningkat secara linear bersama X

Koefisien bj mengukur seberapa jauh perubahan L akibat perubahan X sebesar 1 unit Menurut Kennedy (dalam Kuncoro,

2004) Karateristik yang dimiliki oleh model Logit di atas maka metode estimasi model logit tidak menggunakan OLS tetapi maximum likelihood. Metode estimasi maximum likelihood (MLE) dari suatu vektor parameter bernilai β adalah vektor tertentu βMLE yang memberikan probabilitas terbesar dalam memperoleh data. Koefisien estimasi dengan model ini memiliki ciri-ciri asimtotis CDF (cumulative distribution function) seperti huruf ”S” yaiti tidk bias, konsisten, efisien dan berdistribusi normal.

Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisa hubungan antar variabel. Hubungan tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk persamaan yang menghubungkan variabel terikat Y dengan satu atau lebih variabel bebas X1; X2 ..., Xn Variabel bebas dapat dalam bentuk numerik (misalkan pendapatan dan biaya) atau dalam bentuk kualitatif (misalkan jenis kelamin dan suku). Demikian juga dengan variabel terikat, bisa dalam bentuk numerik atau kualitatif.

Menurut Gujarati (dalam modul pelatihan UI,2005), dalam model dimana Y adalah kualitatif, tujuannya adalah mencari kemungkinan (probability) suatu peristiwa terjadi, misalnya kemungkinan seorang siswa mendapat nilai A, kemungkinan seseorang memilih calon presiden S, atau kemungkinan seseorang mengatakan “YA” atau “TIDAK”. Dalam probability model variabel terikat Y dapat berupa kategori yang bersifat dikotomi (biner), tiga pilihan atau banyak pilihan. Ada tiga pendekatan untuk model yang menggunakan variabel biner, yaitu: (1) Linear

Probability Model (LPM), (2) Model Logit, (3) Model Probit. Terkait dengan penelitian ini maka akan digunakan model logit dengan dua pilihan (binary response regression model) atau binomial logit model.

Model yang akan diaplikasikan dalam penelitian ini untuk menggambarkan kesediaan masyarakat kota Yogyakarta dalam melaksanakan konservasi sumberdaya air adalah: 1Pi = E (Yi – 1/Xi ) = ––––––––––––––– ( 1 + e ( β

1 + β2 Xi )

1 ez

Pi = ––––––– x –––––– .............. (3) 1 + e z

i 1 + ez

Dimana Zi = β1 + β2 Xi

Jika Pi adalah kemungkinan terjdinya suatu peristiwa, maka kemungkinan untuk tidak terjadinya suatu peristiwa (1- Pi ) adalah: 11 - Pi = –––––––– 1 + eZ

i

Pi 1 - ezi

Sehingga, ––––––– = –––––––– = ezi

1 - Pi 1 + e-zi

Pi / (1 – Pi ) disebut dengan odds (resiko) suatu peristiwa, yaitu rasio kemungkinan terjadinya suatu peristiwa terhadap kemungkinan tidak terjadiya suatu peristiwa.

Jika menggunakan natural log maka persamaan ( 3 ) akan diperoleh hasil sebagai berikut: PiLi = ln –––– = Zi = β1 + β2 Xi ..........(4) 1 – Pi

L adalah Log dari odds yang bersifat linear dalam X dan linear dalam parameter. L

Page 5: AplikAsi BinomiAl logit model pAdA konservAsi sumBer …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Probability Model (LPM), (2) Model Logit, (3) Model

Erni Ummi HasanahDesember 151

disebut logit, sehingga persamaan ( 5 ) disebut dengan Logit Model.

Observasi yang umum dilakukan dalam model logit adalah:1. Untuk menguji signifikansi suatu

koefisien secara statistik, digunakan Z statistik (distribusi normal)

2. Dalam binary regressand model, digunakan pseudo R2, yang mirip dengan R2. Untuk mengukur goodness of fit, dengan menggunakan (McFadden R2) yang ditulis R2

MCF. Sebagaimana R2 nilai R2

MCF juga antara 0 dan 1. Cara lain yang juga mudah untuk mengukur goodness of fit adalah count R2, yang didefinisikan sebagai berikut:

Jumlah prediksi yang tepatCount R2 = ––––––––––––––––––––––– Jumlah observasi

Karena nilai regressand pada model logit adalah 1 atau 0, jika nilai kemungkinan lebih 0,5 maka dianggap sebagai 1. Jika nilai kemungkinan kurang dari 0,5 maka dianggap sebagai 0. Sebagai penginat bahwa binary regressend model, goodness of fit merupakan prioritas kedua, yang harus diperhatikan adalah tanda dan signifikansi koefisien regresi secara statistik.

3. Mirip dengan F test pada model regresi linear adalah likelihood ratio (LR) statistik. LR statistik mengikuti distribusi X2

dengan derajat kebebasan (degree of freedom) sama dengan jumlah variabel bebas.

Untuk mengetahui besarnya kecenderungan berbagai variabel bebas terhadap terjadinya suatu peristiwa, dapat dilihat dari perbandingan resiko atau rasio odds (eβ)masing-masing variabel bebas. Untuk variabel bebas dalam bentuk kategorik terdapat kecenderungan terjadi peristiwa sukses (y=1) pada x=1 sebesar eβ kali dibandingkan x=0. Sedangkan untuk

variabel bebas berskala kontinu, apabila nilai rasio odds lebih atau sama dengan satu, maka semakin besar kemungkinan terjadinya peritiwa sukses. Setiap kenaikan C unit pada variabel bebas akan mengakibatkan kecenderungan terjadinya peristiwa sukses sebesar exp. (C. β j )

Terkait dengan hal di atas maka responden ditanya tentang kemungkinan/probabilita kesediaannya membayar sejumlah dana yang akan digunakan untuk keperluan peningkatan menajemen konservasi air. Berdasarkan rumus Hanemann dalam Jacobsson and Dragun (1996), untuk perubahan kualitas lingkungan adalah :

( Pi )Log ––––– = β1 + β 2TARIFF2 + β3COST (1-Pi) CONV3 +β4KID4 + β5STOCK5 +β6QUALITY6+β7SEX7+β8JOB s8+β9AGE9+ui ................. ( 5)

Dimana:

Pi = kemungkinan (probabilita) kesedi-aan responden jika akan dikenakan biaya/kenaikan tarif untuk konser-vasi sumberdaya air (Y = 1 untuk jawaban YA)

1- Pi = kemungkinan (probabilita) tidak bersedianya responden jika akan dikenakan biaya/kenaikan tarif un-tuk konservasi sumberdaya air (Y = 0 untuk responden yang menjawab TIDAK)

β 1 = interceptβ2.. β 25= koefisien variabel bebas

Sedangkan untuk variabel penjelas yang diduga mempengaruhi masyarakat untuk mengambil keputusan terkait mau tidaknya ikut serta daalm konservasi/ manajemen Sumberdaya Air adalah:

TARIFF2 = Apakah responden setuju dengan kenaikan tarif air untuk peningkatan pelaya-nan PDAM?

Page 6: AplikAsi BinomiAl logit model pAdA konservAsi sumBer …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Probability Model (LPM), (2) Model Logit, (3) Model

EfEktif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember152

COST CONV3=Apakah responden setuju dengan adanya biaya tam-bahan untuk peningkatan manajemen konservasi air PDAM?

KID4 = Jumlah anak yang dimiliki oleh responden dalam keluarga

STOCK5 = apakah responden setuju pentingnya mengatur dan memberikan proteksi pada air tanah untuk penyediaan air berkelanjutan di Kota Yogyakarta?

QUALITY6 = Apakah responden setuju jika kualitas air yang dikonsumsi dari PDAM merupakan faktor penting terkait dengan aspek manajemen konservasi air di PDAM?

SEX7 = Jenis kelamin responden (L/P)

JOB8 = Pekerjaan responden (PNS/Swasta)

AGE9 = Umur responden ( <40 tahun atau > 41 tahun)

Masing-masing variabel penjelas yang diduga mempengaruhi keputusan responden

PDAM kota Yogyakarta terkait dengan kegiatan konservasi air diberi skor 5 bila sangat setuju, 4 bila setuju, 3 kategori sedang, 2 kurang setuju 1 tidak setuju ( variabel Tariff, cost conv, stock, quality) sedangkan variabel yang terkait dengan aspek sosial ekonomi yaitu sex, job dan age merupakan variabel dummy dimana masing-masing nilainya adalah 1 (satu) dan 0 (nol). Untuk variabel kid adalah termasuk/bersifat numerik.

HAsil dAn pemBAHAsAn1. Hasil regresi Binomial logit model

Hasil regresi penelitian dengan judul “ Aplikasi Binomial Logit Model pada Konservasi Sumberdaya Air di Kota Yogyakarta” dapat ditampilkan pada tabel 5.1.

Hasil regresi pada tabel 5.1 dikarenakan dalam model ini digunakanan binary regresseand model (binomial logit model) maka sebagai R2 (pseudo R2) dalam program Eviews maka R2 disebut sebagai Mcfadden (RMCF) yaitu R2

MCF sebesar 0,36 yang berarti sekitar 36% variasi kesediaan masyarakat kota Yogyakarta untuk meningkatkan konservasi/manajemen sumberdaya air dapat dijelaskan oleh model. Untuk nilai berdasarkan count-R squared sebesar 0,84 (150/126) yang berarti terdapat 126 observasi yang sesuai dengan prediksi dan 24 observasi tidak tepat. Sedangkan nilai LR statistik (8 df) sebesar 48,51 dengan probabilita LR Statistik kurang dari 0,05 yaitu (0,00007). Berarti variabel-variabel bebas secara bersama-sama dapat menjelaskan model.

Page 7: AplikAsi BinomiAl logit model pAdA konservAsi sumBer …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Probability Model (LPM), (2) Model Logit, (3) Model

Erni Ummi HasanahDesember 153

Dependent Variable: PER SDAMethod: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing)Date: 11/23/10 Time: 08:07Sample: 1 150Included observations: 150Convergence achieved after 4 iterationsCovariance matrix computed using second derivatives

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C 0.348106 1.372104 2.253702 0.7997

TARIFF 0.183472 0.153100 2.198379 0.2308COST CONV 0.253183 0.166368 2.521828 0.1281

KID -0.038145 0.202350 -2.188509 0.8505STOCK -0.022049 0.204031 -0.108069 0.9139

QUALITY 0.025061 0.141254 2.177417 0.8592SEX 0.372959 0.464382 0.803130 0.4219JOB -0.181576 0.462783 -1.392357 0.6948AGE -0.048243 0.509162 -0.094750 0.9245

Mean dependent var 0.840000 S.D. dependent var 0.367834S.E. of regression 0.373168 Akaike info criterion 0.966993Sum squared resid 19.63485 Schwarz criterion 1.147631Log likelihood -63.52450 Hannan-Quinn criter. 1.040381Restr. log likelihood -65.95048 Avg. log likelihood -0.423497LR statistic (8 df) 48.51973 McFadden R-squared 0.360785Probability(LR stat) 0.000074Obs with Dep=0 24 Total obs 150Obs with Dep=1 126

Kesediaan masyarakat kota Yogyakarta jika ada kenaikan tarif PDAM untuk konservasi sumberdaya air.

Dari hasil regresi binomial logit dapat dianalisis bahwa variabel-variabel yang signifikan mempengaruhi kesediaan masyarakat/responden jika ada biaya/kenaikan tarif untuk konservasi sumberdaya air adalah tariff, cost conv, quality sedangkan faktor sosio ekonomi yang signifikan hanya kid saja. Hal tersebut dapat diperlihatkan melalui nilai z-statistik, dengan asumsi untuk model binomial logit nilai t-statistik tidak berlaku karena probabilitas yang berada di kisaran 0 dan 1 (Winarno, 2009). Sebagaimana gantinya dalam model ini digunakan nilai z-statitik yang karateristiknya mirip dengan dengan nilai statistik t. Dari tabel 5.1 dapat

dideskripsikan bahwa nilai z-statistik untuk variabel tariff, cost conv, quality dan kid berkisar antara 2,17 sampai dengan 2,5 yang berarti signifikan dengan tingkat derajat kepercayaan 95%.

Untuk mengetahui besarnya kecenderungan berbabagai variabel bebas terhadap terjadinya suatu peristiwa, , dapat dilihat dari perbandingan resiko atau rasio odds (e β )masing-masing variabel bebas. Untuk variabel bebas dalam bentuk kategorik terdapat kecenderungan terjadi peristiwa sukses (y=1) pada x=1 sebesar e β kali dibandingkan x=0. Sedangkan untuk variabel bebas berskala kontinu, apabila nilai rasio odds lebih atau sama dengan satu, maka semakin besar kemungkinan terjadinya peritiwa sukses. Setiap kenaikan C unit

tabel 5.1Hasil regresi dengan binomial logit model

Page 8: AplikAsi BinomiAl logit model pAdA konservAsi sumBer …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Probability Model (LPM), (2) Model Logit, (3) Model

EfEktif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember154

pada variabel bebas akan mengakibatkan kecenderungan terjadinya peristiwa sukses sebesar exp. (C.β j). Guna mengetahui tingkat kecenderungan variabel bebas terhadap kemungkinan (probabilita) kesediaan masyarakat/responden jika ada biaya/kenaikan tarif untuk konservasi sumberdaya air maka dapat dijabarkan sebagai berikut (angka dalam kurung menunjukkan nilai statistik z):

VARIABEL KOEFISIEN ODDS_RATIO

C 0,348106 1,40

TARIFF2 0,183472 0,91

COST CONV3 0,253183 0,01

KID4 -0,038145 0,684

STOCK5 -0,022049 0,685

QUALITY6 0,025061 1,41

SEX7 0,372959 2,0

JOB8 -0,181576 0,58

AGE9 -0,048243 0,67

Variabel tarif mempunyai nilai koefisien sebesar 0,183 yang berarti apabila variabel lain konstan maka secara rata-rata estimasi logit akan naik sebesar 18,3% dan karena nilai rasio odds adalah 0,91 ini berarti responden di kota Yogyakarta mempunyai kecenderungan 0,91 kali untuk menyetujui jika ada kenaikan tarif untuk tujuan peningkatan pelayanan dari PDAM.

Berdasarkan indentifikasi data kuesioner responden dan laporan direktur PDAM Tirta marta pada ulang tahun ke-40 tahun 2009 maka permasalahan dan tantangan krusial adalah Kebocoran air bersih yang disebabkan oleh perpipaan yang sudah tua dan perlu ditambahkannya debit air untuk pelanggan. Diharapkan dan dimungkinkan dengan peningkatan pelayanan yang dilakukan

Log (Pi )/ (1-Pi) = 0,34 + 0,18 TARIFF2 + 0,25 COST CONV3 – 0,03KID4

(2,2)*) (2,19)*) (2,52)*) (-2,18)*)

- 0,02STOCK5 + 0,02QUALITY6 + 0,37SEX7 – 0,18JOBs8 – 0,04AGE9 (-0,10) (2,17)*) (0,80) (-1,39) (-0,09)

Dimana *) = signifikan pada α 5%

tabel 5.2 kecenderungan variabel bebas terhadap kesediaan masyarakat/responden

jika ada biaya/kenaikan tarif untuk konservasi sumberdaya air

oleh PDAM kepada pelanggan maka dapat diprediksi tingkat kesediaan konsumen meskipun harus membayar harga tarif yang naik.

Koefisien variabel cost conv sebesar 0,25 yang berarti apabila variabel lain konstan maka secara rata-rata estimasi logit akan naik sebesar 25% , disamping itu diketahui pula nilai odds ratio variabel cost conv sebesar

Page 9: AplikAsi BinomiAl logit model pAdA konservAsi sumBer …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Probability Model (LPM), (2) Model Logit, (3) Model

Erni Ummi HasanahDesember 155

0,01 ini artinya responden mempunyai kecenderungan untuk setuju dengan adanya biaya tambahan untuk peningkatan manajemen konservasi air PDAM sebasar 0,01 kali. Di satu sisi jika pelanggan PDAM Tirta marta jika akan ada biaya tambahan untuk membiayai peningkatan manajemen konservasi sumberdaya air maka tingkat kesediaannya hanya rendah. Hal tersebut dikarenakan dampak yang akan dibayar pelanggan tidak bisa langsung dinikmati, sehingga pelanggan merasa enggan atau antusiasmenya rendah.

Untuk variabel kid Koefisiennya adalah -0,03 yang berarti apabila variabel lain konstan maka secara rata-rata estimasi logit akan turun sebesar 3% , disamping itu diketahui pula nilai odds ratio variabel kid sebesar 0,68 ini artinya responden mempunyai kecenderungan jika jumlah anaknya bertambah 1 orang maka akan menurunkan tingkat persetujuan responden adanya biaya tambahan untuk peningkatan manajemen konservasi air PDAM sebasar 0,68 kali. Pelanggan PDAM Tirta Marta khususnya, jika jumlah anak bertambah maka akan mengurangi minat kesediaannya jika PDAM akan menaikkan harga tarif air. Kondisi tersebut tentunya terkait dengan aspek pembiayaan jika jumlah anaknya lebih banyak yang secara alamiah akan mengurangi tingkat kesediaan/daya beli pelanggan.

Variabel lainnya adalah quality yang mempunyai nilai koefisien sebesar 0,02 yang berarti apabila variabel lain konstan maka secara rata-rata estimasi logit akan naik sebesar 2%. Sedangkan nilai odds ratio variabel quality adalah sebesar 1,41 ini

artinya responden mempunyai kecenderungan jika kualitas air PDAM yang dikonsumsi masyarakat ditingkatkan 1% maka akan menaikkan tingkat persetujuan responden atas adanya biaya tambahan untuk peningkatan manajemen konservasi air PDAM sebasar 1,41 kali. Pelanggan PDAM Tirta marta Yogyakarta sangat realistis dan berharap sekali bahwa kualitas air adalah sesuatu yang sangat diinginkan oleh konsumen/pelanggan. Apalagi pada tahun 2015 PDAM Tirta marta mentargetkan jumlah pelanggan mencakup 80% penduduk kota Yogyakarta.

Analisis DeskriptifAnalisis deskriptif selanjutnya dalam

penelitian ini adalah jumlah responden adalah sebanyak 150 orang yang berdomisili di Kota Yogyakarta dan tersebar di 14 kecamatan,. Responden kebanyakan menggunakan air dengan PDAM, sumur pribadi, sumur bersama, dan sistem pengairan masyarakat. Masyarakat yang menggunakan PDAM sebanyak 24,67%; sumur pribadi 36%; sumur bersama 6,67%; PDAM dan sumur pribadi 24%, PDAM dan sumur bersama 8,67%.

Kualitas air yang dapat dikonsumsi masyarakat Kota Yogyakarta menurut responden adalah baik, sebanyak 103 orang (68,67%) dan kualitasnya cukup sebanyak 41 responden (27,33%). Sedangkan 4 orang (2,67%) responden menyatakan kualitas air kurang layak untuk dikonsumsi. Penyebab masalah ketersediaan air adalah adanya gangguan pada pipa sambungan rumah, kekurangan ketersediaan air pada musim kemarau, dan penebangan hutan.

Page 10: AplikAsi BinomiAl logit model pAdA konservAsi sumBer …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Probability Model (LPM), (2) Model Logit, (3) Model

EfEktif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember156

Gambar 5.1Sumber air yang digunakan masyarakat kota Yogyakarta

gambar 5.2. tingkat kualitas Air yang dikonsumsi masyarakat

(pdAm, sumur pribadi, sumur Bersama)

telah sesuai, sebanyak 38,64% dan 61,36% lainnya menyatakan tidak sesuai. Dasar penerapan tarif air menurut responden dapat ditetapkan dengan volume pemakaian (64%), pendapatan pelanggan (8,67%), dan jumlah anggota keluarga (27,33%).

Rata-rata pemakaian air PDAM adalah 34 m3 per bulan. Sedangkan rata-rata pengeluaran responden untuk pemakaian air adalah Rp 60.570,- per bulan. Responden menyatakan bahwa tarif air yang ada sekarang

Page 11: AplikAsi BinomiAl logit model pAdA konservAsi sumBer …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Probability Model (LPM), (2) Model Logit, (3) Model

Erni Ummi HasanahDesember 157

Kesadaran masyarakat Kota Yogyakarta untuk pengembangan manajemen persediaan air tercermin dalam kesediaan responden membayar sejumlah rupiah tertentu. Pada bagian ini, responden diberikan informasi tentang kondisi eksisting persediaan air di Kota Yogyakarta, termasuk fungsi ekosistem yang menjaga kebelanjutan persediaan air. Data mengenai kesediaan responden membayar (WTP) disajikan pada tabel 5.3.

Wtp (Willingness To Pay) maksimum responden tabel 5.3

Wtp maksimum responden untuk konservasi sumberdaya air

Wtpmax per bulan Jumlah responden Wtp x n

< Rp 10.000 110 1,100,000 Rp 10.000 - Rp 20.000 17 340,000 Rp 20.000 - Rp 30.000 11 330,000 Rp 30.000 - Rp 40.000 5 200,000 Rp 40.000 - Rp 50.000 4 200,000 Rp 50.000 – Rp 60.000 3 180,000

150

Sumber : Data Primer, 2010

Berdasarkan formula yang digunakan, maka rata-rata WTP maksimum responden adalah Rp 14.333,67 Hal ini menunjukkan bahwa kesediaan masyarakat Kota Yogyakarta untuk ikut serta dalam pengembangan konservasi sumberdaya air masih rendah.

Mekanisme pengumpulan dana untuk manajemen konservasi air menurut responden dapat dilakukan dengan menambahkan pada tagihan air dan dikelola oleh suatu lembaga dalam PDAM (40,67%) atau dikelola oleh lembaga independen (36%). Sebanyak 23,33% responden menyatakan bahwa mekanisme pengumpulan dana tersebut dapat juga dilakukan dengan cara lain, misalnya dikelola sendiri oleh masyarakat.

kesimpulAnTujuan utama penelitian ini adalah

akan mendeteksi kemungkinan (probabilita) kesediaan masyarakat/responden jika akan dikenakan biaya/kenaikan tarif untuk konservasi sumberdaya air oleh PDAM Tirta Marta kota Yogyakarta. Pengujian ini dilakukan dengan pendekatan digunakan model logit dengan dua pilihan (binary response regression model) atau binomial logit model. Hasil estimasi dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

Variabel penjelas yang signifikan berpengaruh terhadap kemungkinan (probabilita) kesediaan masyarakat/responden jika akan dikenakan biaya/kenaikan tarif untuk konservasi sumberdaya air oleh PDAM Tirta Marta kota Yogyakarta dari 8 (delapan) maka ada 4 (empat) variabel yang berpengaruh signifikan yaitu tariff, cost conv, kid dan quality.

Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh signifikan terutama dari aspek sosio ekonomi yaitu age, job,sex dan satu variabel non sosio ekonomi yaitu stock.

Masyarakat Kota Yogyakarta menggunakan sumber air dari PDAM, sumur pribadi, sumur bersama, dan sistem pengairan masyarakat. Kualitas air yang dapat dikonsumsi masyarakat Kota Yogyakarta adalah baik.

Rata-rata pemakaian air PDAM adalah 34 m3 per bulan. Sedangkan rata-rata pengeluaran responden untuk pemakaian air adalah Rp 60.570,- per bulan. Tarif air yang dirasakan masyarakat tidak sesuai penyediaan air dari segi kuantitasnya. Dasar penerapan tarif air PDAM dapat ditetapkan sesuai dengan volume pemakaian pelanggan.

Kesadaran masyarakat Kota Yogyakarta untuk pengembangan manajemen persediaan air tercermin dalam kesediaan responden membayar sejumlah rupiah tertentu. Dengan rata-rata WTP maksimum responden adalah Rp 15.677,- menunjukkan bahwa kesediaan masyarakat Kota Yogyakarta untuk ikut serta dalam pengembangan konservasi sumberdaya air masih rendah.

Page 12: AplikAsi BinomiAl logit model pAdA konservAsi sumBer …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Probability Model (LPM), (2) Model Logit, (3) Model

EfEktif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember158

Walaupun demikian mekanisme pengumpulan dana untuk manajemen konservasi air dilakukan dengan menambahkan pada tagihan air dan dikelola oleh suatu lembaga dalam PDAM atau dikelola oleh lembaga independen.

dAFtAr pustAkAAl-Ghuraiz, Yusuf dan Enshassi, Adnan

(2005). “Ability and Willingness to Pay for Water Supply Service in the Gaza Strip”, Building and Environment, 40 (2005), 1093-1102.

Bateman I. J. et al. 2002. Economic Valuation with Stated Preference Techniques, A Manual. United Kingdom: Edward Elgar Publishing mited. 458 pp.

Boland, J. and D. Whittington. 2000. The Political Economy of Water Tariff Design in Developing Countries: Increasing Block Tariff versus Uniform Price with Rebate in The Political Economy of Water Pricing Reforms, A. Dinar, Editor. Oxford University Press.

Garn, H.A. Pricing and Demand Management: A Theme Paper on Managing Water Resources to Meet Megacity Needs. Unpublished Report. World Bank.

Haab, T. C. and K. E. McConnell. 2002. Valuing Enviroment Resources: The Econometrics of Non-Market Valuation. United Kingdom: Edward Elgar Publishing Limited. 326 pp

Hakim, Abdul., 2000, Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis, Penerbit Ekonesia, Yogyakarta

Harahap, B.N, 2007, Analisis Kesediaan Mambayar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Ketersediaan Fasilitas Air Minum dan Sanitasi di Indonesia, Aplikasi Model Hedonic Price dan Model Logistik, FE-UI, Jakarta

Kadoatie, R.J., (et.al), 2002, Pengelolaan Sumber Daya Air dalam Otonomi Daerah, Penerbit Andi, Yogyakarta

Kuncoro, M., 2004, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta

Margaret M. Calderon, et al, 2005, A Water User Fee For Households in Metro Manila, Philippines, College of Forestry & Natural Resources, University of the Philippines at Los Banos, College, Laguna 4031 Philippines

Mitchell, R.C. and Carson, R. T. 1989. Using Surveys to Value Public Goods: The Contingent Valuation Method. Resources for the Future, Washington, D.C.

Munasinghe, M., 1996. Environmental Economics and Sustainable Development. World Bank Environmental Paper No. 3, Washington, D. C.

Nachrowi, N.D., dan Usman, Hardius., 2006, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas indonesia, Jakarta

Sriyono, Edi., 2009, Usaha Konservasi Sumber Daya Air di Tingkat individu, Keluarga, Daerah Dan Wilayah Sungai, Makalah Dies Natalis Universitas Janabadra Yogyakarta, Tidak dipublikasikan.

Page 13: AplikAsi BinomiAl logit model pAdA konservAsi sumBer …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Probability Model (LPM), (2) Model Logit, (3) Model

Erni Ummi HasanahDesember 159

Suparmoko, 2008., Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, BPFE, Yogyakarta

Whittington, D., Briscoe, J., Mu, X., Barron, W., 1990. Estimating the Willingness to pay for Water Services in Developing Countries: A Case Study of Contingent Valuation Surveys in Southern Haiti. Economic Development and Cultural Change.

Winarno, W.W., 2009, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, UPP STIM YKPN, Yogyakarta

––––––––– , 2006.,Pelatihan Ekonometrika Dasar dan Lanjutan, Kerjasama Lab. Ilmu Ekonomi FE UI dan DIKTI DEPDIKNAS Bogor, Tidak dipublikasikan.