analisis keragaan agroindustri dan posisi produk ...digilib.unila.ac.id/61631/18/skripsi tanpa bab...

108
ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK BERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA (Skripsi) Oleh MELIANI INDAH SARI JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2020

Upload: others

Post on 03-Aug-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK

BERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG

DI CV CUCURUTUKU CERIA

(Skripsi)

Oleh

MELIANI INDAH SARI

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020

Page 2: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

ABSTRACT

ANALYSIS OF AGROINDUSTRY PERFORMANCE AND PRODUCT

POSITION BASED ON LIFE CYCLE PRODUCT ON SAUSAGE ROLL

IN CV CUCURUTUKU CERIA

By

Meliani Indah Sari

This study aims were to analyze (1) direct supply of raw materials based on the

six right criteria (2) income, cost of production, and break even point (BEP) (3)

marketing mix and determine position based on product life cycle, and (4)

supporting services. This research uses the case study method in CV Cucurutuku

Ceria. The research data was collected in May to June 2019. The data analysis

method used was qualitative and quantitative descriptive analysis. The results

indicate that (1) the supply of raw materials for sausage rolls has not met the

criteria on time, type and quality. (2) the sausage rolls of noodle, soya, cheesy,

potato, dan spicy variant business has been profitable with an R-C ratio >1.

Revenue for the total cost Rp29.540.967,28 (noodle variant), Rp5.453.399,66

(soya variant), Rp9.320.738,84 (cheesy variant), Rp4.067.034,97 (potato variant),

and Rp7.453.739,64 (spicy variant). The largest production cost was Rp1.869,93

(spicy variant) and the smallest was Rp1.046,53 (noodle variant), this means they

can apply the variable method. BEP unit has been achieved for a long time. (3)

marketing mix that has been carried out in the form of cooperation with e-

commerce companies (gofood and grabfood) to facilitate consumers in the

ordering process and social media in the context of promotional activities. In the

product life cycle, sausage roll noodle variant were in a stage of decline. (4) the

government policy regarding the protection and empowerment of Micro, Small

and Medium Enterprises have not been fully utilized.

Keywords: agroindustry, performance, position, sausage rolls

Page 3: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

ABSTRAK

ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK

BERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG

DI CV CUCURUTUKU CERIA

Oleh

Meliani Indah Sari

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) penyediaan bahan baku langsung

berdasarkan kriteria enam tepat (2) pendapatan, harga pokok produksi, dan break

even point (BEP) (3) bauran pemasaran dan posisi berdasarkan siklus hidup

produk, serta (4) jasa layanan pendukung. Penelitian ini menggunakan metode

studi kasus di CV Cucurutuku Ceria. Data penelitian dikumpulkan pada Mei

hingga Juni 2019 dan metode analisis data yang digunakan adalah analisis

deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)

penyediaan bahan baku langsung sosis gulung belum memenuhi komponen tepat

waktu, jenis, dan kualitas. (2) usaha sosis gulung varian noodle, soya, cheesy,

potato, dan spicy sudah menguntungkan dengan nilai R-C rasio >1. Pendapatan

atas biaya total sebesar Rp29.540.967,28 (varian noodle), Rp5.453.399,66 (varian

soya), Rp9.320.738,84 (varian cheesy), Rp4.067.034,97 (varian potato), dan

Rp7.453.739,64 (varian spicy). Harga pokok produksi terbesar yaitu Rp1.869,93

(varian spicy) dan terkecil yaitu Rp1.046,53 (varian noodle), hal ini berarti dapat

menerapkan metode variabel. BEP unit telah cukup lama dicapai. (3) bauran

pemasaran yang telah dilakukan berupa kerjasama dengan perusahaan e-

commerce (gofood dan grabfood) untuk memudahkan konsumen dalam proses

pemesanan dan media sosial dalam rangka kegiatan promosi. Pada siklus hidup

produk, sosis gulung varian noodle berada di tahap penurunan. (4) kebijakan

pemerintah tentang perlindungan dan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) belum dimanfaatkan secara maksimal.

Kata kunci: agroindustri, keragaan, sosis gulung, posisi

Page 4: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK

BERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG

DI CV CUCURUTUKU CERIA

Oleh

Meliani Indah Sari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

pada

Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 5: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA
Page 6: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA
Page 7: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, tanggal 06 Mei 1997

dari pasangan Bapak Ganda Riadi dan Ibu Hartina, yang

merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pendidikan

formal tingkat Taman Kanak-kanak (TK) penulis selesaikan di

TK Immanuel Bandar Lampung tahun 2003, tingkat Sekolah

Dasar di SD Immanuel Bandar Lampung tahun 2009, tingkat Sekolah Menengah

Pertama di SMP Immanuel Bandar Lampung tahun 2012, dan Sekolah Menengah

Atas di SMA Immanuel Bandar Lampung tahun 2015. Pada tahun 2015 diterima

sebagai mahasiswi pada Program Studi S1 Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung, melalui jalur Mandiri.

Selama di bangku kuliah penulis mengikuti organisasi kemahasiswaan Himpunan

Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Himaseperta) Universitas Lampung dan

terdaftar sebagai anggota bidang IV (Kewirausahaan) periode 2016/2017. Selain

mengikuti organisasi, penulis juga menjadi asisten dosen mata kuliah

Kewirausahaan pada Semester Genap 2018/2019. Penulis melaksanakan mata

kuliah Praktik Pengenalan Pertanian (home stay) selama tujuh hari di Dusun Solo

Desa Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu dan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) selama 40 hari penulis laksanakan di Desa Panggungrejo

Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu tahun 2018. Penulis melaksanakan

Page 8: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

Praktik Umum di PT. Siger Jaya Sentosa Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten

Lampung Selatan Provinsi Lampung selama tiga puluh hari pada bulan Juli

hingga Agustus tahun 2018.

Page 9: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

SANWACANA

Salam Sejahtera,

Segala puji kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat, berkat,

karunia-Nya dan atas penyertaan-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan. Skripsi dengan judul “Analisis Keragaan Agroindustri dan Posisi

Produk berdasarkan Siklus Hidup Produk Sosis Gulung di CV Cucurutuku

Ceria” adalah salah satu prasyarat dalam menyelesaikan program studi S1 di

Universitas Lampung.

Penulis menyadari dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tidak terlepas dari

bantuan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak baik moral maupun

spiritual, lahir maupun batin, secara langsung maupun tidak langsung. Pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dengan segala

kerendahan dan ketulusan hati kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

3. Dr. Ir. Dyah Aring Hepiana Lestari, M.Si., selaku Dosen Pembimbing

Pertama, yang selalu memberikan motivasi, bimbingan, arahan, dan ilmu dar

Page 10: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

ii

awal penulisan sampai selesainya penulisan skripsi ini.

4. Dr. Ir. Wuryaningsih Dwi Sayekti, M.S., selaku Dosen Pembimbing Kedua,

yang selalu memberikan motivasi, bimbingan, arahan, dan ilmu dari awal

penulisan sampai selesainya penulisan skripsi ini.

5. Ir. Adia Nugraha, M.S., selaku Dosen Penguji, yang telah memberikan saran

dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

6. Dr. Ir. Yaktiworo Indriani, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan penulis pengarahan, motivasi, serta bimbingan selama masa

perkuliahan.

7. Dr. Indah Listiana, S.P., M.Si., selaku Sekertaris Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

8. Seluruh Dosen di Jurusan Agribisnis yang telah memberikan ilmu bagi

penulis untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian.

9. Seluruh karyawan di Jurusan Agribisnis Mba Iin, Mba Vanes, Mba Tunjung,

Mas Boim, dan Mas Buhori, yang telah membantu penulis dalam proses

administrasi dan lain-lain untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian.

10. Kak Erinda pemilik CV Cucurutuku Ceria yang sudah memberikan izin untuk

melakukan penelitian di CV Cucurutuku Ceria.

11. Kedua orang tuaku yang sangat penulis cintai, Papa Ganda Riadi dan Mama

Hartina yang selalu mencurahkan seluruh kasih sayang, dukungan secara

materil dan non materil serta doa. Terima kasih telah memberikan

kepercayaan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Untuk Cici-ku Puspita Sari dan Wulan Sari serta Cihu Wilizco dan Koko

Oliver yang selalu memberikan motivasi serta doa kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

Page 11: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

iii

13. Temanku „Afaf Faadhilah Risyanti yang telah menemani hari – hari penulis

dari senang dan duka, melalui pertemanan yang berliku –liku, terimakasih

tetap bertahan menjadi teman penulis selama perkuliahan hingga selesai.

14. PanutanQ Ayu Sari, Tegar, dan Arman yang selalu memberikan pencerahan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

15. Tim hip – hip horeku Wenni, Ryo, Panji, Ngan, Eci, Nadya, Ebe, Dini, Yogi,

Unge, Ana, Nisa, Adit, dan Niken terimakasih telah membantu, menemani

dan mewarnai kehidupan perkuliahan yang tiada habis akan drama.

16. Teman – teman seperjuangan Agribisnis 2015 yang tidak bisa disebutkan

satu persatu yang membantu serta mendukung penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

17. Alumni tercinta dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis meminta maaf atas segala kekurangan yang ada. Penulis

berharap dan mendoakan semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua

kebaikan dan pengorbanan yang telah diberikan serta semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi seluruh pihak.

Bandar Lampung, 5 Januari 2020

Penulis

Meliani Indah Sari

Page 12: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

ii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI........…………………………………………………….... i

DAFTAR TABEL…………………………………………………….... v

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… ix

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………… 7

C. Tujuan Penelitian…………………………………………….… 8

D. Manfaat Penelitian…………………………………………..…. 8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka……………………………………………..… 9

1. Sosis Gulung………………………………………………… 9

2. Konsep Agribisnis………………………………………...…. 15

3. Penyediaan Bahan Baku Langsung ………………………… 16

4. Teori Pendapatan…………………………………………….. 18

5. Harga Pokok Produksi dan Break Event Point (BEP) …........ 22

6. Saluran Distribusi…...……………………………………….. 25

7. Pemasaran…………………………………………...……..... 27

8. Jasa Layanan Pendukung………..................……………....… 33

B. Kajian Penelitian Terdahulu…………………………………..... 34

C. Kerangka Pemikiran………………………………………….… 45

III. METODE PENELITIAN

A. Metode, Lokasi, dan Pengumpulan Data Penelitian……………. 49

Page 13: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

ii

B. Konsep Dasar dan Batasan Operasional……………………….. 49

C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data…………………….. 56

D. Metode Analisis Data…………………………………………… 57

1. Metode Analisis Tujuan Pertama……………………………. 57

2. Metode Analisis Tujuan Ke Dua…………………………….. 58

3. Metode Analisis Tujuan Ke Tiga…………………………….. 61

4. Metode Analisis Tujuan Ke Empat………………………….. 68

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

A. Provinsi Lampung …....……………………………………….. 69

1. Keadaan Geografis…...……………………………………… 69

2. Keadaan Iklim ………………………………………...…....... 71

3. Keadaan Demografis..……………………………………….. 71

4. Keadaan Perekonomian……………………………………… 72

B. Gambaran Umum CV Cucurutuku Ceria………………………. 73

1. Sejarah CV Cucurutuku Ceria………………………………. 73

2. Struktur Organisasi CV Cucurutuku Ceria………………….. 75

3. Tata Letak / Layout CV Cucurutuku Ceria………………….. 77

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden………………………………………. 80

1. Keadaan Umum Responden Pemilik CV Cucurutuku Ceria... 80

2. Keadaan Umum Responden Konsumen CV Cucurutuku

Ceria…................................................................................... 82

B. Penyediaan Bahan Baku Langsung pada CV Cucurutuku Ceria.. 85

1. Waktu……………………………………………………...…. 88

2. Tempat……………………………………………………...... 88

3. Jenis……………………………………………………...….... 89

4. Kualitas……………………………………………………..... 90

5. Kuantitas……………………………………………………... 91

6. Harga……………………………………………………...….. 92

C. Penggunaan Bahan Baku Langsung dan Tidak Langsung ……... 93

Page 14: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

iii

1. Bahan baku langsung…………..……………………………. 93

2. Bahan baku tidak langsung…………...……………………... 95

3. Peralatan……………………………………………………... 100

4. Tenaga kerja………………………………………………… 104

D. Proses Pembuatan Varian Sosis Gulung……………………….. 106

1. Sosis gulung varian Noodle………………………………….. 106

2. Sosis gulung varian Soya…………………………………….. 109

3. Sosis gulung varian Cheesy………………………………….. 110

4. Sosis gulung varian Potato…………………………………... 112

5. Sosis gulung varian Spicy……………………………………. 115

E. Produksi Sosis Gulung……………………………………..…... 117

F. Analisis Pendapatan…………………………...……………….. 119

G. Analisis Harga Pokok Produksi dan BEP ....…........................... 127

H. Posisi Produk Berdasarkan Siklus Hidup Produk………..……. 145

I. Bauran Pemasaran……………………………………………… 148

1. Pemilik CV Cucurutuku Ceria………………………………. 148

a. Produk (product)…………………………………………….. 148

b. Harga (price)……………………………………..………….. 150

c.Tempat (place)………………………………………………... 151

d.Promosi (promotion)……...………………………………….. 153

e. Sumberdaya Manusia (people)…………………………….... 155

f. Proses (process)…………………………………………….... 156

g. Bukti Fisik (physical evidence)……………………………... 158

2. Respon Konsumen…………..……………………………… 159

a. Produk (product)……………………………………………. 160

b. Harga (price)……………………………………..………….. 161

c.Tempat (place)……………………………………………….. 163

d.Promosi(promotion)…………………………………………. 164

e. Sumberdaya Manusia (people)……………………………… 165

f. Proses (process)…………………………………………….... 167

g. Bukti Fisik (physical evidence)……………………………... 169

J. Saluran Distribusi………………………………………………. 170

Page 15: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

iv

K. Jasa Layanan Pendukung…………………………………….... 172

1. Lembaga Penelitian…………………………………………. 173

2. Kebijakan Pemerintah………………………………………. 173

3. Teknologi Informasi dan Komunikasi……………………… 175

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran……………………………………………….…………… 178

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….….. 179

LAMPIRAN………………………………………………………….….. 185

A. Kesimpulan…………………………………………………….. 177

Page 16: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

5

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1. Konsumsi daging ayam ras per kapita sebulan di Kota Bandar

Lampung Tahun 2015 – 2017 ………….…………………………... 2

2. Produksi sosis gulung pada CV CC pada Tahun 2015 –2017 ........... 4

3. Syarat mutu daging sosis yang baik …………………...……………. 14

4. Kajian penelitian terdahulu …………………................…………… 36

5. Hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap atribut bauran

pemasaran pada CV CC produk ………….......................………..... 67

6. Asal daerah responden konsumen CV CC............................………. 71

7. Produk domestik regional bruto Kota Bandar Lampung menurut

lapangan usaha atas dasar harga berlaku Tahun 2017.......……….... 73

8. Daftar outlet CV CC.......................................................………...... 80

9. Karakteristik responden pemilik CV CC........................ ………....… 81

10. Karakteristik responden konsumen CV CC berdasarkan kelompok

jenis kelamin …………….....................................……...………….. 84

11. Karakteristik responden konsumen CV CC berdasarkan kelompok

umur …………………....................................................................... 84

12. Karakteristik responden konsumen CV CC berdasarkan pendapatan 85

13. Penyediaan bahan baku langsung di CV CC .........................……… 87

14. Penyediaan bahan baku tidak langsung utama di CV CC ................... 88

15. Rata – rata biaya bahan baku langsung CV CC, 2019 ….................... 94

Page 17: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

vi

16. Rata – rata penggunaan bahan baku tidak langsung pada CV CC

per bulan, 2019 …………………....................................................... 96

17. Rata – rata penggunaan bahan baku tidak langsung lainnya pada

CV CC per bulan, 2019 ……......................……………................... 98

18. Total biaya penggunaaan bahan baku tidak langsung pada CV CC

per bulan, 2019 ………………….......................................……....... 99

19. Persentase alokasi peralatan pada CV CC .......................................... 102

20. Perhitungan biaya penyusutan alat pada CV CC per bulan, 2019....... 103

21. Alokasi biaya listrik dan biaya pajak pada CV CC ............................ 103

22. Total biaya tenaga kerja pada CV CC per bulan ……….................... 105

23. Rata – rata penerimaan per bulan pada CV CC, 2019 ....................... 118

24. Analisis pendapatan sosis gulung varian noodle pada CV CC, 2019 121

25. Analisis pendapatan sosis gulung varian soya pada CV CC, 2019 ... 122

26. Analisis pendapatan sosis gulung varian cheesy pada CV CC, 2019 123

27. Analisis pendapatan sosis gulung varian potato pada CV CC, 2019 124

28. Analisis pendapatan sosis gulung varian spicy pada CV CC, 2019 125

29. Perhitungan harga pokok produksi sosis gulung varian noodle

CV CC per produksi, 2019 …..................…………………….….. 128

30. Perhitungan harga pokok produksi sosis gulung varian soya

CV CC per produksi, 2019 ….....................………………............ 128

31. Perhitungan harga pokok produksi sosis gulung varian cheesy

CV CC per produksi, 2019 …………………….............…….…... 129

32. Perhitungan harga pokok produksi sosis gulung varian potato

CV CC per produksi, 2019 …….............……………...…………. 129

33. Perhitungan harga pokok produksi sosis gulung varian spicy

CV CC per produksi, 2019 ……….......................………………. 130

34. Perhitungan harga pokok penjualan sosis gulung varian noodle

CV CC per produksi, 2019 …..................…………………….….. 132

Page 18: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

vii

35. Perhitungan harga pokok penjualan sosis gulung varian soya

CV CC per produksi, 2019 ….....................………………............ 133

36. Perhitungan harga pokok penjualan sosis gulung varian cheesy

CV CC per produksi, 2019 …………………….............…….…... 134

37. Perhitungan harga pokok penjualan sosis gulung varian potato

CV CC per produksi, 2019 …….............……………...…………. 135

38. Perhitungan harga pokok penjualan sosis gulung varian spicy

CV CC per produksi, 2019 ……….......................………………. 136

39. Perhitungan break event point (BEP) sosis gulung varian noodle

pada CV CC, 2019 ………...................………………………..... 138

40. Perhitungan break event point (BEP) sosis gulung varian soya pada

CV CC, 2019 ……….......................………….................................. 139

41. Perhitungan break event point (BEP) sosis gulung varian cheesy

pada CV CC, 2019 ……........................……………................…… 140

42. Perhitungan break event point (BEP) sosis gulung varian potato

pada CV CC, 2019 …….........................……………………………. 141

43. Perhitungan break event point (BEP) sosis gulung varian spicy

pada CV CC, 2019 ………….......................……………………….. 142

44. Hasil perhitungan margin of safety pada seluruh varian sosis gulung

CV CC...............................................................….....................…….. 145

45. Hasil perhitungan dengan metode polli and cook pada sosis gulung

varian noodle di CV CC Tahun 2014 – 2018 ….....................…….. 146

46. Komponen – komponen yang berkaitan dengan produk berdasarkan

sudut pandang pemilik terhadap bauran pemasaran di CV CC......... 149

47. Komponen – komponen yang berkaitan dengan harga berdasarkan

sudut pandang pemilik terhadap bauran pemasaran di CV CC ........ 151

48. Komponen – komponen yang berkaitan dengan tempat berdasarkan

sudut pandang pemilik terhadap bauran pemasaran di CV CC ........ 152

49. Komponen – komponen yang berkaitan dengan sumberdaya

berdasarkan sudut pandang pemilik terhadap bauran pemasaran

di CV CC …………….....……......................................…………... 155

Page 19: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

viii

50. Komponen – komponen yang berkaitan dengan proses

berdasarkan sudut pandang pemilik terhadap bauran pemasaran

di CV CC .......................................................................................... 157

51. Komponen – komponen yang berkaitan dengan bukti fisik

berdasarkan sudut pandang pemilik terhadap bauran pemasaran

di CV CC .......................................................................................... 158

52. Komponen – komponen yang berkaitan dengan produk

berdasarkan respon konsumen terhadap bauran pemasaran di

CV CC ............................................................................................ 160

53. Komponen – komponen yang berkaitan dengan harga

berdasarkan respon konsumen terhadap bauran pemasaran di

CV CC ............................................................................................ 162

54. Komponen – komponen yang berkaitan dengan tempat

berdasarkan respon konsumen terhadap bauran pemasaran di

CV CC ............................................................................................ 163

55. Komponen – komponen yang berkaitan dengan promosi

berdasarkan respon konsumen terhadap bauran pemasaran

di CV CC …..................................................................................... 165

56. Komponen – komponen yang berkaitan dengan sumber daya

manusia berdasarkan sudut pandang pemilik terhadap bauran

pemasaran di CV CC ……..........................……………................. 166

57. Komponen – komponen yang berkaitan dengan proses berdasarkan

respon konsumen terhadap bauran pemasaran di CV CC ................ 167

58. Komponen – komponen yang berkaitan dengan bukti fisik

berdasarkan respon konsumen terhadap bauran pemasaran di

CV CC .........................................................................................… 169

59. Ketersediaan jasa layanan pendukung di CV CC ........................... 172

Page 20: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

9

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

1. Kurva Product Life Cycle………………...…………..……………. 5

2. Pohon industri ayam ……………………...…………..…………… 11

3. Diagram alir pembuatan sosis ……………………….....………….. 13

4. Tahapan siklus hidup produk (Product Life Cycle) …...………….. 30

5. Diagram alir penelitian ………………......………………………… 48

6. Struktur organisasi CV CC …......................……………...………… 75

7. Tata letak / layout bangunan CV CC …........................……………. 77

8. Foto bersama salah satu konsumen CV CC ….......................…….... 85

9. Tahapan pembuatan sosis gulung varian noodle …...………………. 107

10. Tahapan perebusan mie…..........................................……………….. 108

11. Tahapan proses pengolahan sosis ayam menjadi sosis gulung varian

noodle................................................................................................... 108

12. Tahapan pengemasan dan pemberian masa produksi........................ 108

13. Tahapan pembuatan sosis gulung varian soya ……...……………... 109

14. Tahapan pembuatan adonan varian soya……...…………..........…... 110

15. Tahapan pengemasan varian soya……...…….........……..........…… 110

16. Tahapan pembuatan sosis gulung varian cheesy …...……………… 111

17. Tahapan pembuatan adonan varian cheesy……...…………............. 112

Page 21: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

x

18. Tahapan pengemasan varian cheesy……...…….........……..........…. 112

19. Tahapan pembuatan sosis gulung varian potato…...……………….. 113

20. Tahapan pembuatan adonan varian potato……...........……..........…. 114

21. Tahapan penggorengan varian potato.…...…….........……..........…. 114

22. Tahapan pengemasan varian potato.menggunakan vacuum sealer… 115

23. Tahapan pembuatan sosis gulung varian spicy …...……………...... 116

24. Tahapan pembuatan adonan varian spicy............…………..........… 116

25. Tahapan pengukusan varian spicy......…...…….........……..........…. 117

26. Tahapan pengemasan varian spicy..................................................... 117

27. Kurva posisi produk sosis gulung varian noodle …...……………… 147

28. Produk varian sosis gulung yang dijual CV CC...........................…… 150

29. Salah satu outlet sosis gulung juragan (Central Plaza) ……..……... 153

30. Salah satu kegiatan promosi CV CC di festival Transpark Lampung

Foodies Night Market …...……………..................................……… 154

31. Kegiatan promosi produk sosis gulung juragan …...…………….…. 154

32. Proses pelayanan salah satu outlet sosis gulung juragan …...………. 157

33. Inovasi tampilan outlet yang telah dilakukan CV CC ....…...………. 159

34. Saluran distribusi seluruh varian sosis gulung di CV CC

per bulan, 2019 …...............……......................………………….... 170

35. Motor roda tiga sebagai alat transportasi CV CC …......................... 171

36. Mobil sebagai alat transportasi CV CC …......................…..….…… 171

Page 22: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas proses

pertumbuhan tanaman dan hewan (Mosher, 1968). Ayam sebagai salah satu

hewan yang mudah diolah dan banyak dijadikan usaha melalui olahan –

olahan bergizi. Daging ayam merupakan sumber protein bagi tubuh manusia.

Manusia memerlukan protein untuk menjalankan aktivitas setiap hari yaitu

sebagai zat pembangun, zat pengatur, dan pemberi tenaga. Daging ayam

tentunya juga berperan penting dalam memenuhi kebutuhan gizi tubuh.

Menurut Fitria, Susilowati, dan Nashichuddin (2011), daging ayam

merupakan salah satu daging yang memegang peranan cukup penting dalam

pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein

dan zat – zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang penting untuk

kelancaran proses metabolisme di dalam tubuh. Besarnya manfaat yang

terdapat pada daging ayam menjadikan daging ayam sebagai salah satu

pangan yang penting. Terjadi peningkatan konsumsi daging ayam dari tahun

2015 sampai dengan tahun 2017. Konsumsi daging ayam di Kota Bandar

Lampung dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 23: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

2

Tabel 1. Konsumsi daging ayam ras per kapita sebulan di Kota Bandar

Lampung Tahun 2015 – 2017

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2017 ( Diolah )

Terlihat pada Tabel 1, bahwa terjadi kenaikan penduduk maupun konsumsi

daging ayam ras per kapita sebulan di Kota Bandar Lampung. Peningkatan

konsumsi daging ayam dari tahun 2015 sampai dengan 2017 yaitu sebesar

0,1% - 0,3%. Peningkatan ini terlihat dari selisih konsumsi daging ayam ras

per kapita sebulan di Kota Bandar Lampung Tahun 2015 – 2017.

Menurut Priyanto ( 2003 ), beberapa alasan yang menyebabkan kebutuhan

daging ayam mengalami peningkatan yang cukup pesat antara lain yaitu: 1)

daging ayam harganya relatif murah, 2) daging ayam lebih baik dari segi

kesehatan karena mengandung sedikit lemak dan kaya protein dibandingkan

dengan daging sapi dan kambing, 3) tidak ada agama apapun yang melarang

umatnya untuk mengkonsumsi daging ayam, 4) daging ayam mempunyai

rasa yang dapat diterima semua golongan masyarakat dan semua umur, 5)

daging ayam cukup mudah diolah menjadi produk olahan yang bernilai

tinggi, mudah disimpan dan mudah dikonsumsi.

Daging ayam dapat dijadikan berbagai olahan makanan ringan. Olahan

makanan ringan yang diminati kalangan muda saat ini yaitu, fried chicken,

nugget, sosis ayam dan lain sebagainya. Banyaknya olahan makanan ringan

Tahun Konsumsi (kg) Penduduk Total

2015 0,20 979.287 195.857,40 -

2016 0,22 997.728 219.500,16 12,07

2017 0,29 1.015.910 294.613,90 34,22

Rata – rata 236.657,15

Page 24: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

3

berbahan dasar dari daging ayam berdampak bagi wirausaha dalam

menciptakan makanan ringan yang berbeda dari yang lain. Inovasi

dibutuhkan untuk mengembangkan makanan ringan yang bertujuan menarik

perhatian konsumen. Salah satu makanan ringan berbahan dasar daging ayam

yang dapat dikembangkan lagi yaitu sosis ayam. Menurut Meliasari,

Suryaningsih dan Soetardjo ( 2016 ), sosis ayam merupakan daging ayam

yang dihaluskan sebagai bahan utama dan ditambahkan dengan bumbu, bahan

pengisi (filler) serta bahan pengikat (binder) sebagai bahan tambahan,

kemudian dicetak ke dalam selongsong yang dapat dimakan dan tidak dapat

dimakan.

Salah satu wirausaha yang melakukan inovasi terhadap sosis ayam dan

menjadikannya sebagai peluang usaha untuk mendapatkan keuntungan yaitu

Erinda Putri Andaryani sebagai pemilik CV Cucurutuku Ceria (CC) yang

melakukan kegiatan usaha mengolah sosis ayam menjadi sosis gulung

berbagai varian dengan nama “Sosis Gulung Juragan” atau yang biasa disebut

“ Sosgul” pertama di Kota Bandar Lampung. CV CC terletak di Jalan Griya

Utama No. II C/ 4 Bandar Lampung. CV CC memiliki 15 outlet yang berada

di Kota Bandar Lampung, Kota Metro, dan Kota Malang. Produksi sosis

gulung pada CV CC pada Tahun 2015 – 2018 dapat dilihat pada Tabel 2.

Terlihat di Tabel 2, bahwa total produksi terbesar sosis gulung pada CV CC

yaitu pada tahun 2015 sebesar 769.909 buah. Total produksi terbesar didapat

dari produksi sosis gulung dengan varian noodle. Akan tetapi, terjadi

penurunan produksi sosis gulung varian noodle pada tahun 2016 hingga 2018.

Page 25: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

4

Penurunan produksi ini terjadi karena bertambahnya varian pada sosis

gulung. Rata – rata perkembangan sosis gulung dengan varian noodle adalah

yang paling kecil daripada varian yang lainnya yaitu sebesar 17,66. Hal ini

dikarenakan minat konsumen akan sosis gulung varian noodle berkurang

karena adanya varian baru.

Tabel 2. Produksi sosis gulung pada CV CC pada Tahun 2015 – 2018

Tahun

Produk (buah)

Noodle

sosgul

Soya

Sosgul

Cheesy

Sosgul

Potato

Sosgul

Spicy

Sosgul

2015 769.909 - - - - - - - - -

2016 546.037 - 29,07 15.549 - 14.672 - 6.647 - - -

2017 465.321 - 14,78 53.363 243,19 51.272 249,45 27.036 306,73 23.000 -

2018 422.774 - 9,14 47.376 - 11,21 76.735 49,66 47.260 74,80 68.787 199,07

Rata – rata - 17,66 115,99 149,55 190,765 199,07

Sumber : CV Cucurutuku Ceria, 2018 ( Tidak dipublikasikan )

Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan pengamatan posisi produk

berdasarkan siklus hidup produk pada sosis gulung dengan varian noodle.

Menurut Kotler (2002), setiap tahap siklus produk memerlukan strategi

pemasaran yang berbeda. Tahapan siklus hidup produk yaitu berupa tahapan

pengenalan, tahapan pengembangan, tahapan kedewasaan dan tahapan

penurunan. Melalui pengamatan siklus hidup produk, diharapkan pemilik

usaha dapat mengetahui dimanakah posisi produk varian noodle saat ini

sehingga, dapat mengantisipasi agar produk dapat bertahan di umur yang

panjang. Umur panjang suatu produk menandakan bahwa produk tersebut

dapat bertahan dari para pesaing. Posisi produk sosis gulung berdasarkan

Page 26: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

5

siklus hidup produk dapat diketahui menggunakan kurva Product Life Cycle

seperti Gambar 1.

Gambar 1. Kurva Product Life Cycle

Penyediaan bahan baku langsung merupakan kegiatan yang paling utama

dalam agroindustri. Bahan baku langsung yang digunakan oleh CV CC yaitu

sosis ayam. Sosis ayam ini digunakan untuk memproduksi sosis gulung

dengan varian yang bermacam - macam. Menurut Narantaka (2012), daging

ayam merupakan daging yang paling familiar bagi seluruh lapisan masyarakat

untuk dikonsumsi atau dimakan dalam kehiduan sehari hari.

Menurut Winarto, Fardiaz dan Fardiaz (1980), kadar air permukaan bahan

pangan dipengaruhi oleh kelembapan udara disekitarnya (RH). Bila kadar air

bahan pangan rendah, sedangkan RH sekitarnya tinggi, maka akan terjadi

penyerapan uap air udara sehingga bahan pangan menjadi lembab atau kadar

air menjadi lebih tinggi. Hal ini adalah alasan jika sosis ayam harus disimpan

ke dalam pendingin untuk menjaga kualitas sosis ayam tersebut. Tempat

pendinginan sosis ayam di CV CC hanya terdapat dua buah kulkas chiller.

1 2 3 4

Perkenalan Pertumbuhan Kemapaman Penurunan

PRODUK

Penjualan

Laba

Waktu

Page 27: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

6

Hal ini yang menjadi masalah penyediaan bahan baku langsung di CV CC

yaitu keterbatasan kapasitas kulkas chiller saat permintaan sosis gulung

tinggi, sehingga CV CC mengalami kesulitan memenuhi permintaan

konsumen. Jika CV CC tetap mengambil bahan baku langsung dari supplier,

maka kualitas sosis ayam menjadi rusak dan sosis ayam tidak akan melewati

Quality Control, sehingga akan menyebabkan penurunan minat konsumen

dalam membeli sosis gulung.

Kegiatan pengolahan sebagai salah satu kegiatan yang penting dalam kegiatan

agroindustri. Apabila kegiatan pengolahan dilakukan dengan baik maka akan

menghasilkan produk dengan kuantitas serta kualitas yang baik. Suatu

kegiatan pengolahan membutuhkan tempat yang memadai agar kegiatan

pengolahan dapat berjalan dengan baik. CV CC memiliki tempat pengolahan

yang kurang memadai. Tempat pengolahan, gudang maupun kantor

administrasi dijadikan dalam satu bangunan. Hal ini tentu mengganggu proses

kegiatan pengolahan setiap harinya. Selain itu, CV CC kesulitan menambah

tenaga kerja karena akan mengurangi ruang gerak tenaga kerja lainnya. Pada

proses pengolahan juga kita harus mengetahui keuntungan usaha sosis gulung

ini dengan menggunakan perhitungan pendapatan, serta mengetahui juga

besarnya biaya produksi yang dikeluarkan dalam memproduksi sosis gulung

ini melalui harga pokok produksi dan titik impas usaha tersebut, hal ini untuk

menghindari kerugian yang akan dialami.

Kegiatan usaha ini dapat berjalan dengan baik jika adanya peran jasa layanan

pendukung. Jasa layanan pendukung meliputi lembaga keuangan atau

Page 28: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

7

koperasi, lembaga penelitian, transportasi, serta kebijakan pemerintah. CV

CC belum memiliki izin BPOM pada produknya. Hal ini tentunya

berdampak bagi pola pikir konsumen yang belum yakin pada bahan yang

digunakan CV CC. Untuk itu, Jasa layanan pendukung tersebut harus

dimanfaatkan dengan baik oleh CV CC, agar dapat meyakinkan konsumen.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik

melakukan penelitian yang berjudul Analisis Keragaan Agroindustri dan

Posisi Produk Berdasarkan Siklus Hidup Produk Sosis Gulung di

CV CC.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

(1) Bagaimana sistem penyediaan bahan baku langsung sosis gulung di CV

CC?

(2) Bagaimana pendapatan, harga pokok produk dan BEP sosis gulung di CV

CC ?

(3) Bagaimana bauran pemasaran dan posisi produk dalam siklus hidup

produk sosis gulung di CV CC?

(4) Bagaimana peranan jasa layanan pendukung di CV CC?

Page 29: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

8

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

(1) Menganalisis proses penyediaan bahan baku langsung sosis gulung di CV

CC.

(2) Menganalisis pendapatan, harga pokok produk dan BEP sosis gulung di

CV CC.

(3) Menganalisis bauran pemasaran dan mengetahui posisi produk sosis

gulung dalam siklus hidup produk (Product Life Cycle) di CV CC.

(4) Mengetahui peranan jasa layanan pendukung di CV CC.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

(1) Bahan pertimbangan dan informasi bagi pemilik usaha sosis gulung di

CV CC.

(2) Bahan pertimbangan dan informasi bagi pemerintah dalam mengambil

keputusan terkait dengan pengembangan usaha sosis gulung.

(3) Bahan informasi dan pembanding bagi peneliti lain dalam melakukan

penelitian sejenis atau menyempurnakan penelitian ini.

Page 30: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Sosis Gulung

Sosis berasal dari bahasa Latin salsus yang artinya asin adalah suatu

makanan yang terbuat dari daging cincang, lemak hewan dan rempah, serta

bahan – bahan lain. Sosis umumnya dibungkus dalam suatu pembungkus

yang secara tradisional menggunakan usus hewan, tapi sekarang sering

kali menggunakan bahan sintesis, serta diawetkan dengan suatu cara,

misalnya dengan pengasapan. Sosis masak dibuat dari daging segar, bisa

ditambahkan bahan – bahan lain atau tidak, dimasukkan dan dipadatkan di

dalam selongsong, tidak diasap dan setelah dibuat harus segera dimasak.

Sosis kering dan agak kering dibuat dari daging yang ditambahkan bahan –

bahan lain dan dikeringkan di udara, dapat diasap sebelum pengeringan

serta dapat dikonsumsi dalam keadaan dingin atau setengah masak

(Soeparno, 2009).

Sosis merupakan salah satu hasil diversifikasi hasil olahan daging ayam.

Sosis ayam berbahan dasar daging ayam yang dihaluskan sebagai bahan

utama dan ditambahkan dengan bumbu, bahan pengisi (filler) serta bahan

pengikat (binder) sebagai bahan tambahan, kemudian dicetak ke dalam

Page 31: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

10

selongsong yang dapat dimakan dan tidak dapat dimakan (Meliasari,

Suryaningsih dan Soetardjo, 2016).

Komponen utama sosis terdiri dari daging lemak, dan air. Selain itu, pada

sosis juga ditambahkan bahan tambahan seperti garam, fosfat, pengawet

(biasanya nitrit/nitrat), pewarna asam askorbat, isolate protein, dan

karbohidrat (Soeparno, 2009). Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI

01-3820-1995), sosis yang baik harus mengandung protein minimal 13% ,

lemak maksimal 25% dan karbohidrat maksimal 8%. Jika standar ini

terpenuhi, maka dapat dikatakan bahwa sosis merupakan makanan sumber

protein.

Daging ayam yang digunakan dalam pembuatan sosis harus bermutu baik

sebab sangat menentukan kualitas dan kuantitas produk sosis yang

dihasilkan. Oleh karena itu, penanganan sebelum dan sesudah

pemotongan ayam harus diperhatikan dengan baik (Soeparno, 2004).

Daging ayam ras pedaging dapat diproses menjadi berbagai makanan

olahan yang banyak digemari salah satunya sosis. Pohon industri

pengolahan ayam dapat dilihat pada Gambar 2.

Bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan sosis, menurut Nakai dan

Modler (2000), adalah :

(1) Daging mentah : pemilihan daging yang tepat adalah penting untuk

produksi sosis berkualitas. Daging mentah yang digunakan harus

segar, dengan jumlah mikrobia yang sangat rendah.

Page 32: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

11

Gambar 2. Pohon industri ayam

Sumber : Badan Litbang Pertanian (2009)

(2) Garam : bentuk utama garam yang biasa digunakan adalah natrium

klorida. Kegunaan garam adalah untuk memecah dan mengekstrak

protein myofibril yang diperlukan untuk dapat membentuk ikatan

selama pemasakan.

Ayam

Kotoran Daging Ceker Bulu

Pupuk

Kandang

Kemoceng Pakan Plastik

Berbagai

olahan

masakan

Sosis

Nugget

Kaldu Ayam

Instan

Berbagai olahan masakan

(Fried Chicken, Chicken

Steak, dll)

Keripik Olahan

masakan

Gelatin

Kaldu

Ayam

Instan

Tepung

Pupuk

Page 33: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

12

(3) Fosfat : digunakan untuk memperbaiki kapasitas pengikatan air dari

daging dengan meningkatkan pembengkakan serta, untuk memecah

protein, dan meningkatkan oksidasi. Selain itu, juga dapat

membantu melindungi dan menstabilkan rasa serta warna pada

produk akhir.

(4) Bahan pengawet : kebanyakan sosis diawetkan dengan nitrit dan

bentuk nitriit yang popular digunakan adalah natrium nitrit.

(5) Extenders dan Filer : banyak produk sosis yang mengandung

extenders atau filer, seperti konsentrat protein gluten gandum, dan

lain – lain. Fungsinya untuk memperbaiki rasa dan tekstur sosis.

(6) Air

(7) Penghambat mikrobia : contohnya adalah potasium sorbet, benzoate

(dengan pencelupan), dan natrium laktat (diformulasikan dalam

sosis).

(8) Bumbu : sosis merupakan produk yang sangat berbumbu jika

dibandingkan produk lain. Penambahan bumbu berfungsi untuk

memperbaiki rasa akhir produk.

(9) Antioksidan : untuk mencegah terjadiya reaksi oksidasi.

Bahan – bahan yang biasa digunakan untuk membuat sosis, selanjutnya

memasuki tahap proses pembuatan sosis. Tahap proses pembuatan sosis

memiliki tipe – tipe produk sosis akan tetapi, produksi sosis memiliki lima

langkah yang umum, yaitu proses perubahan, pencampuran, pengisian,

penggabungan dan pengemasan (Nakai dan Modler, 2000). Selain itu,

proses pembuatan sosis menurut Sutaryo dan Mulyani (2004), meliputi

Page 34: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

13

penggilingan daging, pencampuran adonan sosis yang berupa daging,

lemak, tepung, garam gula, bumbu serta es, kemudia pengisisan

selongsong sosis, pengukusan selama 30 menit, dan pendinginan. Proses

ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram alir pembuatan sosis

Sumber : Sutaryo dan Mulyani (2004)

Sosis mempunyai umur simpan yang berbeda – beda, tergantung dari cara

pengolahannya. Sosis mentah harus disimpan dalam refrigerator dengan

kemasan utuh, dapat disimpan dalam waktu tiga hari atau simpan beku dan

masak sempurna sebelum dikonsumsi. Sosis masak dapat disimpan dalam

refrigerator selama tujuh hari setelah kemasan dibuka , atau simpan beku.

Sosis kering dapat disimpan pada suhu ruang sampai tiga minggu. Sosis

Penggilingan Daging

Pencampuran

adonan sosis berupa:

lemak, tepung,

garam, gula, bumbu,

serta es

Pengisian selongsong

sosis

Pengukusan (30 menit)

Pendinginan

Page 35: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

14

semi kering dapat bertahan hingga tiga minggu (kemasan utuh) dengan

penyimpanan dalam refrigerator. Jika kemasan sudah terbuka, simpan

dalam refrigerator dan habiskan dalam waktu tiga hari atau simpan beku.

Syarat mutu sosis daging yang baik menurut SNI 01-3820-1995 dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Syarat mutu sosis daging yang baik

No Kriteria Uji Satuan Persyaratan

Keadaan :

1.1 Bau - normal

1 1.2 Warna - normal 1.3 Rasa - normal 1.4 Tekstur - bulat panjang

2 Air %b/b maks. 67,0

3 Abu %b/b maks. 3,0

4 Protein %b/b min. 13,0

5 Lemak %b/b maks. 25,0

6 Karbohidrat %b/b maks. 8

Bahan tambahan makanan

7 7.1 Pewarna sesuai SNI 01-0222-1995

7.2 Pengawet

Cemaran logam

8.1 Timbal (Pb) mg/kg maks. 2,0

8 8.2 Tembaga mg/kg maks. 20,0

8.3 Seng (Zn) mg/kg maks. 40,0

8.4 Timah (Sn) mg/kg maks. 0,03

8.5 Raksa (Hg) mg/kg maks. 0,1

9 Cemaran Arsen (As) mg/kg

Cemaran mikribia :

10.1 Angka lempeng total koloni/gr maks. 105

10.2 Bakteri bentuk koli APM/gr maks. 10

10.3 Echerichia coli APM/gr >3

10 10.4 Enterococci koloni/gr 102

10.5 Clostridium perfringens - negatif

10.6 Salmonella - negatif

10.7 Staphilococcus aureus koloni/gr maks. 102

Sumber : Badan Standarisasi Nasional Indonesia (1995)

Page 36: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

15

Terlihat pada Tabel 3, bahwa syarat mutu daging yang baik yang harus

dimiliki dalam pembuatan sosis dan jika daging sudah memenuhi syarat

mutu menurut SNI, maka daging dapat memasuki proses pengolahan sosis.

2. Konsep Agribisnis

Konsep agribisnis adalah suatu konsep yang utuh, mulai dari konsep

produksi, mengolah hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan

dengan kegiatan pertanian (Faqih, 2010). Menurut Soekartawi (2011),

konsep agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan yang meliputi salah satu

atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan

pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas.

Menurut Maulidah (2012), agribisnis mempelajari tentang strategi

memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan

bahan baku langsung, pasca panen, proses pengolahan, hingga tahap

pemasaran. Menurut Gumbira dan Intan (2004), subsistem yang tersusun

di dalam agribisnis terdiri dari empat subsistem, yaitu subsistem

penyediaan dan penyaluran sarana dan prasarana produksi, subsistem

produksi primer atau usaha tani (on-farm), subsistem pengolahan atau

agroindustri dan subsistem pemasaran.

Agroindustri merupakan salah satu subsistem agribisnis dalam

meningkatkan efisiensi faktor pertanian hingga menjadi kegiatan yang

sangat produktif melalui proses modernisasi pertanian. Melalui

modernisasi di sektor agroindustri dalam skala nasional, penerimaan nilai

Page 37: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

16

tambah dapat di tingkatkan sehingga pendapatan ekspor akan lebih besar

lagi (Saragih, 2004).

Agroindustri mempunyai peran penting dalam meningkatkan

pembangunan daerah. Akan tetapi, terdapat beberapa permasalahan yang

dihadapi agroindustri, antara lain: 1) kurang tersedianya bahan baku

langsung yang cukup dan kontinu; 2) kurang nyatanya peran agroindustri

di perdesaan karena masih berkonsentrasinya agroindustri di perkotaan; 3)

kurang konsistennya kebijakan pemerintah terhadap agroindustri; 4)

kurangnya fasilitas permodalan (perkreditan) dan kalaupun ada

prosedurnya amat ketat; 5) keterbatasan pasar; 6)lemahnya infrastruktur;

7) kurangnya perhatian terhadap penelitian dan pengembangan; 8)

lemahnya keterkaitan industri hulu dan hilir; 9) kualitas produksi dan

proses yang belum mampu bersaing; 10) lemahnya entrepreneurship

(Soekartawi, 2000).

3. Penyediaan Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung yaitu barang – barang berwujud yang digunakan

dalam proses produksi yang mana dapat diperoleh dari sumber – sumber

alam ataupun dibeli dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan

bahan baku langsung bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya

(Assauri, 2015). Penyediaan bahan baku langsung berfungsi menyediakan

bahan baku langsung dalam jumlah yang tepat, mutu yang baik dan

tersedia secara berkesinambungan dengan biaya yang layak dan

terorganisir dengan baik. Kekurangan bahan baku langsung atau

Page 38: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

17

ketersediaan bahan baku langsung yang tidak kontinu akan berakibat pada

sistem kerja yang tidak efektif dan efesien, dan menurunnya mutu bahan

baku langsung akan menurunkan mutu produk olahannya. Oleh karena

itu, penyediaan bahan baku langsung bagi industri yang mengolah produk

pertanian harus terorganisir dengan baik (Mulyadi, 2009).

Penyediaan harus sesuai dengan enam T, di mana bahan baku langsung

tersebut harus sesuai dengan tepat waktu, tepat jenis, tepat kualitas, tepat

kuantitas dan tepat harga (Assauri, 2015).

a) Tepat waktu adalah kesesuaian waktu yang digunakan untuk

memperoleh bahan baku langsung atau waktu penyediaan bahan baku

langsung yang tepat saat bahan baku langsung tersebut dibutuhkan.

b) Tepat tempat adalah lokasi atau tempat yang menjual bahan baku

langsung dekat dengan agroindustri sehingga mudah dijangkau dan

tempat tersebut memberikan pelayanan yang memuaskan bagi

perusahaan.

c) Tepat harga adalah harga yang terjangkau yang ditawarkan kepada

konsumen dan harga yang dikeluarkan untuk membeli juga sesuai

dengan kualitas bahan baku langsung.

d) Tepat kualitas adalah kualitas bahan baku langsung yang digunakan

pada suatu perusahaan merupakan kualitas terbaik yang diperoleh.

Kualitas bahan baku langsung yang baik yaitu yang sesuai dengan

permintaan perusahaan.

e) Tepat kuantitas adalah jumlah sosis ayam sebagai bahan baku langsung

yang sesuai dengan target yang akan diproduksi oleh perusahaan.

Page 39: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

18

f) Tepat jenis adalah jenis bahan baku langsung yang digunakan untuk

membuat sosis ayam menjadi sosis gulung yang dihasilkan agroindustri

akan berkualitas.

Persediaan merupakan salah satu unsur paling aktif dalam operasi

perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diubah, yang kemudian

dijual kembali. Sebagian besar perusahaan juga sering dikaitkan didalam

persediaan yang akan digunakan dalam perusahaan pabrik. Nilai

persediaan harus dicatat, digolongkan menurut jenisnya, kemudian dibuat

perincian masing – masing barangnya dalam suatu periode yang

bersangkutan (Rangkuti, 2004).

4. Teori Pendapatan

Menurut ilmu ekonomi, pendapatan dapat diartikan sebagai nilai

maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam satu periode

seperti keaadaan semula. Pendapatan merupakan jumlah harta kekayaan

awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu

periode, bukan hanya dikonsumsi (Pertiwi, Surmadiningsih dan Mustofa,

2015). Ada beberapa pengertian yang perlu diperhatikan dalam

menganalisis pendapatan yaitu ;

(1) Penerimaan adalah jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu

kegiatan usaha dikalikan dengan harga jual yang berlaku di pasar.

(2) Pendapatan bersih adalah penerimaan kotor dikurangi biaya variabel

dan biaya tetap.

Page 40: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

19

(3) Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan

uang yang diperlukan untuk menghasilkan produksi (Soekartawi,

2000).

Secara sistematis, besarnya pendapatan dapat dirumusnya sebagai berikut

(Soekartawi, 2000) :

Keterangan :

= Pendapatan (Rp)

= Faktor produksi variabel ke i (i= 1,2,3,…,n)

Pxi = Harga faktor produksi variabel ke –i (Rp)

Y = Produksi (kg)

Py = Harga produksi (Rp)

BTT = Biaya Tetap Total (Rp)

Penelitian ini juga memperhitungkan biaya produksi, terutama menghitung

penyusutan peralatan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), metode

penyusutan dapat dikelompokkan menurut kriteria:

1. Metode garis lurus (straight line method)

Metode garis lurus merupakan metode yang paling banyak digunakan

karena sangat sederhana dalam penggunaannya. Metode ini aktiva

tetap dianggap sama penggunaannya sepanjang waktu artinya

mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi waktu, bukan fungsi

dari penggunaan. Beban penyusutan besarnya sama setiap periode

(kecuali ada penyesuaian-penyesuaian). Kelemahan pada metode ini

yaitu kapasitas produksi aktiva tetap semakin lama semakin menurun

Page 41: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

20

serta biaya pemeliharaan dan reperasi dari suatu peiode ke periode

berikutnya akan semakin besar, seiring dengan semakin tuanya umur

aktiva tetap tersebut. Besarnya penyusutan tiap periode ditentukan

dengan rumus berikut :

Keterangan :

D = Beban penyusutan (Rp)

C = Harga (Rp)

S = Nilai sisa (Rp)

n = Masa manfaat (Tahun)

2. Metode pembebanan menurun (decreasing charge depreciation)

(1) Metode jumlah angka tahun (sum of the year digit method)

Metode ini beban penyusutan akan menurun secara bertahap dari

tahun ke tahun, karena angka pecahan dikalikan setiap tahunnya

dengan harga perolehan dan dikurangi dengan nilai sisa. Pecahan

dihitung dalam periode umur aktiva tersebut. Pembilangannya

adalah angka-angka tahun yang ikut menurun, sedangkan

penyebutnya adalah hasil jumlah angka tahun dari awal sampai

akhir. Metode ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

(

)

Keterangan :

n = Umur aktiva (Tahun)

Page 42: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

21

(2) Metode saldo menurun (declining balance method)

Metode saldo menurun adalah perhitungan beban penyusutan

dalam satu periode dengan mengalikan suatu persentase tertentu

yang tetap terhadap nilai buku aktiva tetap. Penetapan biaya

penyusutan dalam metode ini dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Keterangan :

r = Biaya penyusutan (Rp)

S = Nilai sisa (Rp)

C= Harga (Rp)

Untuk mengetahui suatu usaha menguntungkan atau tidak secara ekonomi

dapat dianalisis menggunakan nisbah atau perbandingan antara

penerimaan dan biaya (Revenue Cost/RC). Secara matematis dapat

dirumuskan sebagai berikut (Soekartawi, 2000) :

R-C rasio =

Keterangan :

R-C rasio = Nisbah penerimaan dan biaya

TR = Total revenue atau penerimaan total (Rp)

TC = Total cost atau biaya total (Rp)

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

a) Jika R-C rasio > 1, maka suatu usaha mengalami keuntungan, karena

penerimaan lebih besar dari biaya.

Page 43: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

22

b) Jika R-C rasio < 1, maka suatu usaha mengalami kerugian, karena

penerimaan lebih kecil dari biaya.

c) Jika R-C rasio = 1 maka suatu usaha mengalami impas, karena

penerimaan sama dengan biaya (Soekartawi,2000).

5. Harga Pokok Produksi dan Break Event Point (BEP)

Menurut Hansen dan Mowen (2013), mengatakan harga pokok produksi

adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial yang

spesifik. Menurut Bastian (2008) penentuan harga pokok adalah

bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk atau pesanan atau

jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan seluruh biaya

produksi atau hanya memasukkan biaya variabel.

Harga pokok produksi perlu diperhitungkan untuk mengetahui besarnya

biaya produksi yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu barang.

Umumnya, terdapat tiga unsur biaya produksi yang meliputi; biaya bahan

baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Biaya bahan baku langsung meliputi harga pokok dari semua bahan yang

secara praktis dapat di identifikasikan sebagai bagian dari produk selesai.

Biaya tenaga kerja langsung meliputi gaji dan upah dari seluruh tenaga

kerja yang secara praktis dapat diidentifikasi dengan kegiatan pengolahan

bahan menjadi produk selesai. Biaya overhead pabrik merliputi semua

biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja

langsung (Sihite dan Sudarno, 2012).

Page 44: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

23

Menurut Erlina (2007), manfaat informasi harga pokok produksi dihitung

untuk jangka waktu tertentu bagi manajemen sebuah perusahaan yaitu :

(1) menentukan harga jual,

(2) memantau realisasi biaya produksi,

(3) menghitung laba atau rugi bruto periode tertentu, dan

(4) menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam

proses yang disajikan dalam neraca.

Perhitungan harga pokok produksi dapat menggunakan beberapa metode,

yaitu sebagai berikut : (Mulyadi, 2009)

(1) Metode Full Costing

Metode ini merupakan metode penetuan harga pokok produksi yang

memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok

produksi yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga

kerja dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel

maupun tetap. Metode ini terdiri dari unsur – unsur biaya sebagai

berikut :

Biaya bahan baku langsung xx

Biaya bahan baku tidak langsung xx

Biaya tenaga kerja langsung xx

Biaya tenaga kerja tidak langsung xx

Biaya overhead pabrik variable xx

Biaya overhead pabrik tetap xx

Harga Pokok Produksi xx

Page 45: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

24

(2) Metode Variabel Costing

Metode ini merupakan metode penentuan biaya produksi yang hanya

memperhitungkan biaya produksi yang hanya berperilaku variabel ke

dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku langsung,

biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.

Metode ini terdiri dari unsur– unsur biaya produksi berikut ini :

Biaya bahan baku langsung xx

Biaya bahan baku tidak langsung xx

Biaya tenaga kerja langsung xx

Biaya overhead pabrik variabel xx

Harga pokok produksi xx

Perhitungan harga pokok penjualan merupakan perhitungan harga pokok

produk yang sudah terjual dalam periode waktu berjalan dengan

menambahkan harga pokok produksi dengan persediaan produk selesai

awal dan mengurangkan persediaan produk dalm proses akhir. Harga

pokok penjualan juga terikat pada periode waktu tertentu.

(Bustami dan Nurlela, 2009)

Menurut Herjanto (2007), analisis titik impas atau BEP merupakan suatu

analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik untuk menunjukkan

biaya sama dengan pendapatan. Break event point juga sebagai suatu nilai

dimana hasil penjualan produksi sama dengan biaya produksi sehingga

pengeluaran sama dengan pendapatan. Dengan demikian, usaha

mengalami impas, tidak untung dan tidak rugi. Perhitungan ini digunakan

Page 46: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

25

untuk menemukan batas minimum volume penjualan dan juga harga jual

agar suatu perusahaan tidak merugi. Break event point dapat dirumuskan

sebagai berikut :

BEP unit =

Keterangan :

TFC = Total Biaya Tetap

TVC = Total Biaya Variabel

P = Harga jual per unit

BEP harga =

Keterangan :

TC = Biaya Total

Q = Jumlah produksi

Menurut Bustami dan Nurlela (2009), batas keamanan (margin of safety)

yaitu hasil penjualan pada tingkat titik impas dihubungkan dengan

penjualan yang dianggarkan atau pada tingkat tertentu, maka akan didapat

informasi tentang seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga,

perusahaan tidak mengalami kerugian. Margin of Safety dapat dirumuskan

sebagai berikut (RA. Supriyono, 2010):

6. Saluran Distribusi

Saluran distribusi merupakan serangkaian partisipan organisasional yang

dilakukan semua fungsi yang dibutuhkan untuk menyampaikan produk

Page 47: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

26

ataupun jasa dari penjual ke pembeli akhir (Tjiptono, 2012). Kegiatan

distribusi sangat penting dalam penyampaian barang-barang dari produsen

ke konsumen. Tanpa adanya saluran distribusi, produk yang dihasilkan

tidak akan sampai ke konsumen. Fungsi – fungsi saluran distribusi

meliputi :

a) Mempermudah proses pertukaran

Perantara pemasaran pada umumnya mengurangi biaya pengiriman

produk kepada para pelanggan.

b) Mengurangi ketidakcocokan

Ketidakcocokan dalam distribusi mengemukakan manakala

penawaran produsen tidak sesuai dengan harapan pelanggan.

c) Standardisasi transaksi

Standardisasi membantu para perantara dengan memungkinkan

mereka mempercepat pembelian, penjualan dan distribusi fisik yang

dibutuhkan untuk memindahkan produk melalui saluran.

d) Mempertemukan pembeli dan penjual

Perantara pemasaran juga memberikan layanan yang berbobot dalam

mempertemukan para pembeli dan penjual.

e) Menyediakan layanan pelanggan

Saluran pemasaran menyediakan elemen kritis dukungan dan

layanan pelanggan. Produk yang rusak tidak perlu harus dikirim ke

pabriknya, melainkan dapat dikirimkan kepada agen atau toko

penjual produk tersebut.

(Simamora, 2011).

Page 48: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

27

7. Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pemasaran adalah semua kegiatan

yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke

konsumen secara efesien dengan maksud untuk menciptakan permintaan

efektif. Pemasaran juga adalah suatu proses sosial yang didalamnya

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Kotler (2002), bauran pemasaran merupakan seperangkat alat

yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam

pasar sasaran. Alat bauran pemasaran tersebut adalah sebagai berikut :

a) Product

Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang

dapat memuaskan keinginan atau kebutuhannya. Produk meliputi,

merek, kemasan, layanan dan garansi (Kotler, 2002).

b) Price

Harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk

dan jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat –

manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Harga

harus sebanding dengan penawaran nilai ke pelanggan

(Tjiptono, 1997).

Page 49: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

28

c) Place

Tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat yang paling

strategis, menyenangkan, dan efesien. Untuk mencapai sasaran

tempat yang baik dapat dilakukan dengan jalan sebagai berikut :

(1) Memperbanyak saluran distribusi,

(2) Memperluas segmentasi atau cakupannya,

(3) Menata penampilan tempat usaha,

(4) Menggunakan cara penyampaian barang seefesien mungkin, dan

(5) Mengubah persediaan dari satu gudang ke gudang yang lain

(Suryana, 2013).

d) Promotion

Bauran promosi juga disebut komunikasi pemasaran perusahaan

merupakan paduan spesifik iklan, promosi penjualan, hubungan

masyarakat, penjualan personal dan sarana pemasaran langsung yang

digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan

secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan

(Kotler dan Amstrong, 2008).

e) People

Bauran pemasaran dalam sebuah perusahaan diperlukan karyawan

yang memiliki motivasi kerja yang tinggi agar pekerjaan yang

diberikan sesuai dengan keahlian masing – masing karyawan, dapat

diselesaikan dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal bagi

perusahaan. Menurut Faustinus (2003), bauran pemasaran

berhubungan dengan perencanaan sumber daya. Perencanaan sumber

Page 50: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

29

daya mamusia merupakan fungsi yang harus dilaksanakan dalam

organisasi. Perencanaan sumber daya manusia adalah langkah –

langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna menjamin bahwa

bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki

berbagai kedudukan, jabatan, dan pekerjaan yang tepat pada waktu

yang tepat.

f) Process

Proses adalah salah satu alat dalam bauran pemasaran. Strategi proses

merupakan pendekatan organisasi untuk mengubah sumber daya

menjadi barang dan jasa. Tujuan strategi proses adalah menemukan

suatu cara memproduksi barang dan jasa yang memenuhi persyaratan

pelanggan dan spesifikasi produk yang berada dalam batasan biaya

dan manajerial lain Proses yang dipilih akan mempunyai dampak

jangka panjang pada efesiensi dan produksi serta fleksibilitas biaya

dan kualitas barang yang diproduksi (Hezer dan Render, 2006).

g) Physical Evidence

Physical evidence atau bukti fisik adalah keadaan atau kondisi yang

didalamnya juga termasuk suasana. Karakteristik bukti merupakan

segi paling nampak dalam kaitannya dengan situasi. Situasi yang

dimaksud yaitu, dekorasi, rungan, aroma, suara, peletakkan dan

cahaya (Adhaghassani, Purwanti dan Murniati, 2016)

Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996), yaitu segala sesuatu yang

ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan

dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Suatu

Page 51: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

30

produk dalam kegiatan pemasarannya akan melewati siklus hidup produk.

Sebuah produk akan mengalami siklus hidup, mulai dari tahap konsumen

belum mengenal produk sampai konsumen jenuh dengan produk tersebut.

Siklus hidup produk dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu ditunjukan pada

Gambar 4.

Gambar 4. Tahapan siklus hidup produk (Product Life Cycle)

Sumber : Kotler (2002)

Siklus hidup produk (Product Life Cycle) memiliki beberapa tahapan,

yaitu :

a). Perkenalan : suatu periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat

produk diperkenalan ke pasar. Produk yang dijual umumnya barang

baru, karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos

yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang

dilakukan harus agresif dan menitikberatkan pada merk penjual. Pada

tahap ini distribusi yang dilakukan masih terbatas dan laba yang

diperoleh masih rendah.

b). Pertumbuhan : suatu periode penerimaan pasar yang cepat dan

peningkatan laba yang mengesankan. Pada tahap ini, permintaan

1 2 3 4

Perkenalan Pertumbuhan Kemapaman Penurunan

PRODUK

Penjualan

Laba

Waktu

Page 52: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

31

sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang yang

bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan

tidak seagresif tahap sebelumnya. Cara lain yang dapat dilakukan

untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan

menurunkan harga jualnya.

c). Kemapanan : suatu periode penurunan dalam pertumbuhan penjualan

karena produk itu telah mencapai penerimaan sebagian besar pembeli

potensial. Laba stabil atau menurun karena peningkatan pengeluaran

pemasaran untuk mempertahankan produk dalam persaingan.

d). Kemunduran : suatu periode yang penjualannya menunjukkan arah

menurun dan laba menipis. Biasanya pada tahap ini ditandai dimana

kecepatan pertumbuhan penjualan atau penurunannya menjadi nyata.

Alternatif yang dapat dilakukan untuk melewati tahap ini yaitu :

(1) memperbarui barang,

(2) meninjau kembali dan memperbaiki program pemasaran serta

program produksinya agar lebih efisien,

(3) menghilangkan ukuran, warna dan model yang kurang baik

(4) menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba

optimum pada barang yang sudah ada dan strategi alternatif

terakhir, dan

(5) meninggalkan sama sekali barang tersebut (Maulidah, 2012).

Siklus hidup produk (Product Life Cycle) memiliki karakteristik penjualan,

biaya, laba, pelanggan, tujuan pemasaran, strategi produk, strategi harga,

Page 53: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

32

strategi distribusi, strategi pengiklanan, dan strategi promosi penjualan

(Kotler, 2002).

Untuk menentukan posisi produk dalam Product Life Cycle dapat dihitung

menggunakan perhitungan menurut Polli dan Cook (1996) yaitu sebagai

berikut :

a) Mengurutkan besaran penjualan pertahun

b) Menghitung persentase perubahan setiap tahun kemudian hitung total

dari persentase penjualan yang merupakan nilai harapan (expected

value) untuk . adalah persentase perubahan penjualan pertahun.

Untuk melihat persentase tingkat pertumbuhan penjualan dari tahun ke

tahun ( ) digunakan perhitungan sebagai berikut :

c) Menghitung total rata – rata persentase perubahan atau sehingga

diperoleh besarnya nilai µ. Kemudian nilai dikurangkan dengan µ

setiap periode pengamatan. Perhitungan untuk mencari rata – rata (µ)

dari persentase kenaikan penjualan.

Keterangan :

µ : rata –rata dari persentase perubahan penjualan

: persentase perubahan penjualan per tahun

N : banyaknya tahun yang diteliti

Page 54: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

33

d) Perhitungan pada langkah sebelumnya dikuadratkan dan dihitung nilai

totalnya setelah itu dapat dilihat standar deviasinya ( .

atau

atau

√∑

e) Mencari nilai , sehingga didapatkan untuk z dan

untuk mendapatkan titik y.

Apabila hasil perhitungan yang didasarkan rumus di atas, maka dapat

ditemukan tahap siklus hidup produk berdasarkan batasan – batasan

sebagai berikut :

a). Tahap pertumbuhan ditandai apabila jumlah nilai persentase

perubahan penjualan lebih besar

b). Tahap kedewasaan ditandai apabila jumlah nilai persentase

perubahan penjualan diantara atau

c). Tahap penurunan ditandai apabila jumlah nilai persentase

perubahan penjualan kurang dari

8. Jasa Layanan Pendukung

Jasa layanan pendukung pada agroindustri adalah subsistem terakhir yang

membantu subsistem lainnya. Jasa layanan pendukung pada agroindustri

Page 55: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

34

adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi untuk mendukung dan

melayani serta mengembangkan kegiatan subsistem hulu hingga hilir.

(Said dan Intan, 2001).

Menurut Firdaus (2012), pengembangan agribisnis harus berdasarkan asas

keberlanjutan yakni mencakup aspek ekologis, sosial, dan ekonomi.

Pengembangan agribisnis diperlukan suatu wadah yang sesuai untuk

merealisasikan pembangunan yang berdasarkan keberlanjutan yaitu suatu

organisasi dalam setiap skala usaha agribisnis atau dengan kata lain

sebagai lembaga langsung dan tidak langsung.

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang ditemukan penulis memiliki perbedaan maupun

persamaan dengan penelitian ini seperti, tujuan, metode analisis maupun

komoditas yang digunakan. Kajian penelitian terdahulu yang digunakan

dalam penelitian ini tercantum pada Tabel 4.

Berdasarkan kajian penelitian terdahulu, maka dapat dilihat perbedaan dan

persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Penelitian

Analisis Keragaan Agroindustri dan Posisi Produk berdasarkan siklus hidup

produk sosis gulung di CV CC memiliki persamaan dengan penelitian

terdahulu, yaitu metode analisis yang digunakan yaitu analisis pendapatan

dan penggunaan metode polli and cook pada analisis posisi produk dalam

siklus hidup produk. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya, yaitu pada penelitian ini menambahkan analisis harga pokok

Page 56: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

35

produksi serta melakukan penelitian tambahan tentang bauran pemasaran

menurut dua sisi yaitu pemilik dan konsumen. Selain itu, pada penelitian

terdahulu belum ada yang meneliti keragaan produk sosis gulung dan

kebanyakan penelitian terdahulu hanya meneliti strategi pemasaran atau

keragaannya saja, sedangkan pada penelitian ini meneliti keragaan dan bauran

pemasaran produk sosis gulung.

Hasil penelitian ini akan mengetahui bagaimana sistem penyediaan bahan

baku langsung, bagaimana pendapatan, harga pokok produk, dan analisis titik

impas, bagaimana bauran pemasarannya dan posisi produk sosis berdasarkan

siklus hidup produk sosis gulung, serta bagaimana peran jasa layanan

pendukung di CV CC.

Page 57: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

36

Tabel 4. Kajian penelitian terdahulu

No Judul Penelitian /

Tahun

Tujuan Masalah Metode Analisis Hasil

1. Keragaan Peternakan

Ayam Sentul di

Kabupaten Ciamis

(Sudrajat dan Isyanto,

2018)

1. Menghitung nilai

tambah usaha

peternakan Ayam

Sentul di Kabupaten

Ciamis

2. Mengetahui faktor –

faktor yang

berpengaruh terhadap

partisipasi peternak

Ayam Sentul

Ayam kampung

sangat digemari

masyarakat, karena

memiliki sumber

protein hewani.

Banyaknya

permintaan akan

ayam kampung

membuat harga

menjadi tinggi

sedangkan,

membudidayakan

ayam kampung

memiliki kendala

seperti laju

pertumbuhan bobot

badan yang relatif

lambat, rendahnya

produksi telur, dan

sifat mengeram yang

tinggi.

1. Analisis

Pendapatan

dan analisis

BEP

1. Usaha peternak Ayam

Sentul di Kabupaten

Ciamis layak dijalankan

dengan nilai R-C rasio

>1, hasil perhitungan

Break Event Point unit

yaitu 2.844 ekor.

2. Faktor – faktor yang

mempengaruhi

partisipasi peternak yaitu

pendidikan, pengalaman

beternak, jumlah anggota

keluarga, luas lahan

pertanian, jenis kelamin

dan pelatihan.

Page 58: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

37

2. Implementasi

Strategi Pemasaran

dengan

menggunakan Blue

Ocean Strategy

pada Perusahaan

Sosis

(Agustriyana,2016)

Meneliti, menganalisa

dan mengusulkan

perubahan yang dapat

dilakukan untuk

menjawab masalah –

masalah yang

dikemukakan pada

perumusan masalah

melalui analisis

strategi pemasaran di

sebuah industri yang

diharapkan dapat

representatif bagi

perusahaan.

Industri yang dijadikan

sebagai objek penelitian

yaitu Pabrik Sosis

Badranaya. Pabrik Sosis

Badranaya dirasa sudah

mempunyai kekuatan

untuk mengembangkan

pasarnya secara nasional,

namun pabrik sosis hanya

memasarkan produk di

kota tertentu. Selain itu,

tempat yang kurang

strategi mengakibatkan

Sosis Badranaya tidak

selalu dapat ditemukan

konsumen di setiap

supermarket di Bandung.

Produk Badranaya juga

tidak memasarkan atau

mengiklankan

produkmya dalam media

elektronik / media cetak.

Metode deskriptif,

alat yang

digunakan dalam

pemecahan

masalah diambil

dari teori Blue

Ocean Strategy

yaitu kanvas

strategi dan kurva

nilainya.

Faktor pembanding pada

sosis Badranaya dengan

produk sosis lainnya yaitu

ragam rasa, kemasan, harga,

komposisi, tempat

pemasaran, promosi iklan,

kandungan serat sayur,

originalitas rasa, slogan

“ Sehat Itu Murah “.

Masalah penurunan

penjualan ini dapat diatasi

dengan Blue Ocean

Strategy. Strategi yang

dapat dilakukan pada pabrik

sosis Badranaya yaitu

dengan melakukan inovasi

produk yang diminati

konsumen yaitu sosis

sayuran.

Page 59: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

38

3. Analisis Pengaruh

Bauran

Pemasaran dalam

meningkatkan

volume penjualan

di Kedai Ayam

Geprek Abang

Ireng di Dramaga

Bogor (Refaldi

dan Anggraeni,

2018)

1. Menganilisis bauran

pemasaran yang telah

diterapkan oleh Kedai

Ayam Geprek Abang

Ireng yang memiliki

dampak besar dalam

meningkatkan

penjualan

2. Menganalisis faktor –

faktor kunci yang

memiliki dampak

terbesar dalam

penjualan ayam

geprek

3. Menyusun bauran

pemasaran yang

sesuai untuk

meningkatkan

penjualan ayam

Untuk meningkatkan

penjualan ayam

di Kedai Abang Ireng di

Dramaga Bogor maka

dibutuhkan strategi

yang cukup kuat

melalui bauran

pemasaran

Analisis

deskriptif dan

analisis regresi

linier berganda

1. Berdasarkan hasil analisis

terlihat bahwa bauran

pemasaran yang telah dilakukan

kedai Ayam Geprek Abang

Ireng masuk ke dalam kategori

baik dengan nilai dari para

konsumen yang dilihat

berdasarkan produk (3,11),

harga (2,7), tempat (2,96),

promosi (2,56), orang (2,99),

proses (2,87) dan tampilan fisik

(2,80).

2. Faktor yang memiliki dampak

besar bagi penjualan melalui

bauran pemasaran adalah

variabel produk dengan atribut

memiliki banyak variasi rasa

sehingga konsumen dapat

memilih makanan sesuai dengan

selera

3. Pemasaran pada Kedai Ayam

Geprek Abang Ireng perlu

dilakukan peningkatan agar

volume penjulalan dapat

meningkat dengan memberikan

variasi produk yang lebih

banyak, meningkatkan fasilitas

yang ada di kedai dan dapat

memberikan informasi promosi

lebih marak.

Page 60: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

39

4. Analisis Daur Hidup

Produk (Product Life

Cycle) dalam

menentukan Strategi

Bauran Pemasaran

(Marketing Mix) pada

Roti Ceria Jember

(Ridwan,2013)

1. Untuk mengetahui dan menganalisis posisi produk roti ceria Jember melalui pendakatan Product Life Cycle (PLC)

2. Untuk mengetahui strategi bauran pemasaran yang tepat dalam mengembangkan usahanya berdasarkan Product Life Cycle pada produk Roti Ceria Jember.

Pengelola mengalami

kesulitan karena

terbatasnya bentuk

maupun varian rasa

pada roti. Namun,

seiring waktu berjalan,

produk Roti Ceria

akhirnya dapat diminati

masyarakat. Roti Ceria

juga mulai membuka

outlet pada tahun 2011

diiringi oleh

meningkatnya

penjualan. Akan tetapi,

terjadi penurunan

penjualan yang cukup

signifikan pada tahun

2016.

Metode Polli

and Cook

1. Produk Roti Ceria Jember

telah berada pada tahap

growth, dengan hasil

perhitungan dengan metode

Polli and Cook dengan nilai Z

(57,88) dan nilai Y (-19,48)

2. Strategi yang dijalankan pihak

Roti Ceria Jember yaitu

menambah varian produk dari

segi bentuk. Selanjutnya,

menggabungkan item produk

roti tertentu yang berbeda agar

mendapat potongan harga.

Kemudian, mengembangkan

strategi promosi berbasis

teknologi seperti web resmi,

aplikasi dan memberikan

diskon. Selain itu, memperluas

pangsa pasar pada setiap

kabupaten, mendirikan outlet di

pedesaan

Page 61: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

40

5. Strategi Pemasaran

Berdasarkan Product

Life Cycle pada

Restoran X di

Yogyakarta

(Yudistira, Astati ,

Purnama dan

Yuniartha, 2017)

1. Menentukan strategi

pemasaran yang tepat

untuk menyelesaikan

masalah dan keluhan

konsumen berdasarkan

siklus hidup produk

Penjualan di Restoran X

belum mencapai target

di awal berdiri, Melalui

siklus hidup, restoran X

harus menetapkan

strategi pemasaran yang

baik agar dapat direspon

dengan baik oleh

konsumen dan pasar

sehingga siklus produk

restoran dapat

berkembang.

Analisis Crosstab

Melalui hasil kuisioner yang

diberikan kepada konsumen

bahwa keluhan yang paling

besar berpengaruh pada

restoran X yaitu ukuran gelas

minum 350ml. Strategi

pemasaran yang harus

diterapkan pada restoran X

yaitu restoran harus

memfokuskan pada variabel

harga dengan mengganti

ukuran gelas dari 350ml

menjadi 500ml

6. Analisis Pengaruh

Bauran Pemasaran

terhadap Keputusan

Pembelian Ayam

Goreng Kota Malang

di Miami Chicken

Sarangan dan Sigura

– Gura (Indriyanti,

Nugroho dan Utami,

2015)

1. Mengidentifikasi

proses keputusan

konsumen pembelian

ayamgoreng di Miami

Chicken Sarangan dan

Sigura – Gura

2. Mengetahui faktor –

faktor bauran

pemasaran yang

dipertimbangkan

konsumen dalam

mengonsumsi ayam

goring di Miami

Chicken Sarangan dan

Sigura - Gura

Miami Chicken Sarangan

dan Sigura – gura

merupakan salah satu

bisnis olahan ayam

di Kota Malang yang

sedang berkembang

pesat, sehingga harus

dapat memaksimalkan

kepuasan konsumennya

melalui bauran

pemasaran

Metode Survey 1. Sebagian besar konsumen

Miami chicken Sarangan

dan Sigura – gura berjenis

kelamin wanita

2. Kesesuaian harga dan

promosi, rasa produk dan

kesigapan pelayan serta

aroma produk dan

keramahan berpengaruh

positif terhadap keputusan

pembelian ayam goring di

Miami Chicken Sarangan

dan Sigura – Gura

Page 62: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

41

7. Strategi Pemasaran

Dodol Rosela pada

Agroindustri

“Adsari”

Berdasarkan Product

Life Cycle (PLC)

di Kota Jambi

(Rahmah, Fitri dan

Ulma, 2017)

1. Untuk mengetahui posisi

produk Dodol Rosela

Agroindustri “Adsari”

pada tahapan PLC

2. Untuk mengetahui strategi

pemasaran dodol rosela

yang dilakukan oleh

produsen pada

Agroindustri “Adsari”

dalam tahapan PLC

Pada 2 tahun terakhir

volume produksi Dodol

Rosela pada

Agroindustri Adsari

mengalami peningkatan

tetapi, volume

penjualan cenderung

mengalami fluktuasi.

Hal ini disebabkan

produk Dodol Rosela

yang dihasilkan tidak

pernah habis di pasar

atau tidak pernah

mencapai target

penjualan. Banyak

faktor yang menjadikan

produk Dodol Rosela

ini kurang diminati,

oleh karena itu

dibutuhkan strategi

pemasaran agar target

penjualan dapat

terpenuhi.

Analisis deskriptif

dan menghitung

keuntungan, laju

perubahan

volume,dan

perubahan absolute

rata – rata penjualan

menggunakan rumus

MAPCx

1. Produk Dodol Rosela

berada pada tahap

pertumbuhan dengan

volume penjualan naik

sebesar 173,2kg dan laba

naik sebesar Rp2.647.910.

2. Strategi pemasaran yang

dijalankan Agroindustri

Adsari pada tahap

pertumbuhan adalah

perbaikan mutu/ kualitas

dan melakukan perluasan

saluran distribusi ke

Muaro Jambi, Batang

Hari, Batam dan Tanjab

Barat.

Page 63: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

42

8. Analisis Daur

Hidup Produk

(Product life

cycle) Bihun

Tapioka di

Provinsi Lampung

(Fitrianingsih,

Sayekti dan

Suryani, 2018)

1. Mengetahui posisi produk

bihun tapioka di Provinsi

Lampung dalam daur hidup

produk (Product life Cycle)

2. Mengetahui persepsi

produsen terhadap

pengembangan usaha

agroindustri bihun tapioka

di Provinsi Lampung

3. Mengetahui motif konsumen

dalam pembelian produk

bihun tapioka

Agroindustri bihun

tapioka di Kota Metro

dan Kabupaten

Lampung Timur

sudah berdiri sejak

lama, namun

permintaan bihun

tapioka oleh

konsumen tidak

mengalami

peningkatan. Hal ini

terjadi karena

produsen bihun

tapioka tidak

melakukan

pengembangan ide,

inovasi dan kreativitas

pada produk bihun

tapioka dan produsen

kurang mampu

membuat strategi

pemasaran yang

sesuai.

Analisis Daur Hidup

menggunakan

metode Polli and

Cook dan

pengukuran persepsi

menggunakan

Likert’s Summated

Rating Scale (LSRS)

1. Posisi produk pada

Agroindustri Sinar Jaya,

Monas Lancar dan Moro

Seneng berada pada tahap

pertumbuhan, sedangkan

Agroindustri Sinar

Harapan, Bintang Obor

berada pada tahap

kedewasaan.

2. Produsen memiliki

persepsi bahwa

pengembangan usaha

agroindustri penting

namun sulit dilakukan

karena belum membuat

strategi pemasaran yang

tepat

3. Motif konsumen dalam

pembelian bihun adalah

karena keterjangkauan

harga dan kemudahan

mengolah.

Page 64: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

43

9. Analisis Hubungan

Bauran Pemasaran

dengan Keputusan

Pembelian Chicken

Holic di Kota

Medan (Agustina,

Iskandarini,

Sebayang, 2018)

Menganalisis hubungan bauran

pemasaran dengan keputusan

pembelian Chicken Holic

Chicken Holic

merupakan salah satu

usaha yang sedang

berkembang di Kota

Medan untuk itu

diperlukan strategi

dengan menganalisis

bauran pemasaran

dengan keputusan

pembelian Chicken

Holic

Metode deskriptif

dengan system

pengolahan data

menggunakan skala

likert

Indikator kualitas produk,

kesehatan produk,

keterjangkauan harga dan

periklanan berhubungan

positif dan signifikan dengan

keputusan pembelian Chicken

Holic.

10. Analisis Bauran

Pemasaran pada

Produk Chicken

Nugget Merek So

Good di Kecamatan

Tamalanrea

Makassar (Rusman,

2019)

1. Mengetahui posisi produk

Chicken Nugget So Good

di pasar persaingan dengan

produk sejenis melalui

bauran pemasaran

PT Japfa Confeed

sebagai pemilik produk

Chicken Nugget merek

So Good telah memiliki

segmentasi konsumen

sendiri, sehingga dapat

memilih strategi

pemasaran yang tepat.

Untuk dapat mengetahui

posisi produk melalui

pemasaran maka

dibutuhkan penelitian

tersebut.

Metode deskriptif

kualitatif

Positioning chicken nugget

merek so good berdasarkan

bauran pemasaran yaitu

produk, harga dan tempat

mayoritas responden

menjawab pilihan setuju

sehingga posisi merek so

good pada ketiga bauran

pemasaran telah tertanam

baik. Sebaliknya untuk

promosi, mayoritas

responden menjawab netral

yang berarti kinerja bagian

promosi belum efektif.

Page 65: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

44

11. Analisis Bauran

Pemasaran

Franchise

O‟Chicken di

Kecamatan

Bukitraya Kota

Pekanbaru (Azmi,

Yusmini, Maharani,

2018)

Menganalisis bauran

pemasaran Franchise

O‟Chicken

Sebagai salah satu usaha

rumah makan ayam

organik yang relatif baru

di Pekanbaru,

membutuhkan pola

pemasaran yang tepat

bagi Franchise

O‟Chicken

Metode survey dan

analisis data

menggunakan

metode statistika

kualitatif yang

dikuantitatifkan

dalam bentuk

ordinal

Variabel indikator bauran

pemasaran tertinggi adalah

kebersihan produk dengan

skor 4,23, harga sesuai

kualitas dengan skor 4,24,

lokasi lokasi strategis dan

menarik dengan skor 4,18,

promosi menggunakan

banner dan promosi mulut

ke mulut dengan skor

3,66, pelayanan yang

ramah dan tanggap dengan

skor 4,34 dengan kategori

sangat berpengaruh

12. Strategi Bauran

Pemasaran Ayam –

Ayam Resto Solo

(Niati, Purwanti,

Ekawatingsih,

2015)

1. Strategi bauran pemasaran

yang dilaksanakan ayam –

ayam resto Solo melalui

produk, harga, tempat,

promosi, orang, proses dan

tampilan fisik

2. Tanggapan Konsumen

terhadap bauran pemasaran

yang dilaksanakan Ayam –

ayam resto Solo

Ketatnya persaingan bisnis

lahan makanan

mengharuskan pihak

restoran untuk mencari

strategi yang tepat bagi

restonya.

Metode deskriptif

kualitatif

Strategi pemasaran yang

dilaksanakan Ayam –

ayam resto Solo yang

meliputi produk, harga,

tempat, promosi, orang,

proses dan tampilan fisik

dalam kategori sangat

baik. Tanggapan

konsumen terhadap bauran

pemasaran yang

dilaksanakan sebagian

besar dikategorikan sangat

baik.

Page 66: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

45

C. Kerangka Pemikiran

CV CC merupakan salah satu usaha yang menjual produk olahan sosis ayam

menjadi sosis gulung dengan berbagai varian. CV CC melakukan kegiatan

penyediaan bahan baku langsung, kegiatan pengolahan, dan kegiatan

pemasaran dan didukung oleh jasa layanan pendukung. Salah satu kegiatan

yang sangat penting dalam agroindustri CV CC yaitu kegiatan penyediaan

bahan baku langsung. Hal ini dikarenakan bahan baku langsung merupakan

faktor utama dalam pembuatan suatu produk dalam kegiatan agroindustri.

Kegiatan penyediaan bahan baku langsung meliputi penyediaan bahan baku

langsung yaitu sosis ayam, bahan baku tidak langsung, tenaga kerja langsung

maupun tidak langsung, mesin dan peralatan. Bahan baku langsung yang

digunakan yaitu sosis ayam yang digulung dengan bahan baku tidak

langsung. Bahan baku tidak langsung yang digunakan berupa mie, kentang,

garam, dan lain sebagainya. Keberhasilan produksi ini ditentukan oleh

penyediaan bahan baku langsung maupun tidak langsung yang baik dari

konsep enam tepat yaitu tepat kualitas,tepat kuantitas, tepat waktu, tepat jenis,

tepat harga, dan tepat tempat yang ditentukan perusahaan. Bahan baku

langsung merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam menjalankan

kegiatan produksi, tetapi masih ada hal lain yang juga penting yaitu bahan

baku tidak langsung , tenaga kerja langsung maupun tidak langsung, mesin

dan peralatan. Penggunaan input – input ini akan menimbulkan adanya biaya

produksi yang harus dikeluarkan.

Page 67: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

46

Kegiatan yang juga penting yaitu kegiatan pengolahan. Pada proses

pengolahan sosis ayam ini diolah menjadi sosis yang ditambahkan bahan

tambahan lainnya dan kemudian dikemas menghasilkan produk sosis gulung

dengan berbagai varian. Produk sosis gulung yang telah dihasilkan akan

mendatangkan harga jual yang merupakan nilai bagi produk - produk

olahannya. Produk ini menetapkan harga pokok produksi dari biaya produksi

yang dikeluarkan untuk menentukan harga jual sehingga, memperoleh

penerimaan. Pengurangan antara penerimaan dan biaya produksi yang

dikeluarkan untuk berbagai bahan akan menghasilkan pendapatan. Jika

pengolahan dilakukan dengan baik, maka produk yang dihasilkan juga akan

menghasilkan kualitas yang baik.

Bauran pemasaran juga salah satu kegiatan yang penting dalam suatu usaha.

Pemasaran merupakan salah satu cara untuk dapat menawarkan produk

kepada konsumen. Adanya bauran pemasaran membuat produsen dapat

memperluas pangsa pasarnya. Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari

tujuh unsur pemasaran yaitu product, price, place, promotion, process,

people, dan physical evidence. Unsur – unsur pemasaran tersebut merupakan

komponen yang dapat digunakan agroindustri untuk mempengaruhi

konsumen dalam membeli sosis gulung. Bauran pemasaran ini akan

mempengaruhi saluran distribusi.

Adanya kelembagaan yang mempunyai peran dalam agroindusri membantu

ketiga kegiatan agroindustri CV CC agar dapat berjalan sesuai harapan

pemilik. Kelembagaan memberikan kemudahan dan memberikan dampak

Page 68: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

47

positif bagi perusahaan. Hal ini dimanfaatkan pemilik agar kegiatan dapat

berjalan dengan efektif dan efesien.

Suatu produk memiki masa produk atau siklus hidup produk yang

berpengaruh terhadap permintaan produk. Tahapan siklus hidup produk atau

Product Llife Cycle yaitu perkenalan, pertumbuhan kemapanan dan

kemunduran. Banyaknya produk olahan sosis ayam yang sejenis membuat

perusahaan harus mengetaui posisi produknya. Hal ini digunakan untuk

mengantisipasi kerugian yang akan terjadi karena adanya pesaing.

Page 69: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

48

48

Gambar 5. Diagram alir penelitian

Harga Input

Sosis Gulung

Harga Pokok

Produksi

Penerimaan

Harga

Output

Pendapatan

Kegiatan pemasaran

Bauran Pemasaran :

1. Produk (Product)

2. Harga (Price)

3. Tempat (Place)

4. (Promotion)

5. Proses (Process)

6. Orang (People)

7. Lingkungan Fisik

(Physical Evidence)

Saluran Distribusi

Posisi produk dalam

Siklus hidup produk:

1. Perkenalan

2. Pertumbuhan

3. Kemapanan

4. Kemunduran

Jasa Layanan Pendukung

Penyediaan bahan

baku langsung

Penyediaan input :

1. Bahan baku

langsung

(Sosis Ayam)

2. Bahan tambahan

3. Tenaga kerja

4. Mesin

5. Peralatan

Biaya produksi

Kegiatan pengolahan

CV. Cucurutuku Ceria

Konsep 6 Tepat

1. Tepat waktu

2. Tepat tempat

3. Tepat jenis

4. Tepat kualitas

5. Tepat kuantitas

6. Tepat harga

Sosis Ayam

Page 70: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

49

III. METODE PENELITIAN

A. Metode, Lokasi, dan Pengumpulan Data Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.

Metode ini merupakan salah satu metode penelitian yang dilakukan secara

intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu individu, lembaga tertentu

dengan daerah atau subjek yang sempit selama kurun waktu tertentu

(Arikunto, 2010).

Penelitian ini dilakukan di CV CC yang berada di Jl. Griya Utama no. IIC/4

Way Halim, Kota Bandar Lampung dan outlet sosis gulung “ Juragan” di

Kota Bandar Lampung. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan bahwa agroindustri tersebut merupakan

agroindustri pertama yang menjual produk olahan sosis gulung di Kota

Bandar Lampung. Pengumpulan data ini dilakukan dari Bulan Mei– Juni

2019

B. Konsep Dasar dan Batasan Operasional

Konsep dasar dan batasan operasional mencakup semua pengertian yang

digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

penelitian.

Page 71: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

50

Agroindustri adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya

semua faktor produksi.

Sosis adalah salah satu olahan daging yang digiling dan kemudian dibentuk

lonjong dan direbus sesuai standar yang ditentukan perusahaan.

Sosis gulung adalah olahan daging berupa sosis yang digulung oleh bahan

makanan lainnya.

Penyediaan bahan baku langsung adalah suatu kesatuan kegiatan yang

dilakukan untuk menyediakan daging ayam yang diolah menjadi sosis ayam

sebagai bahan utamanya.

Produksi adalah suatu kegiatan yang meliputi segala proses untuk mengubah

input menjadi output.

Bahan baku langsung adalah bahan utama yang digunakan dalam suatu proses

produksi. Bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi ini

adalah sosis ayam yang diukur dalam satuan (buah).

Harga bahan baku langsung adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk

mendapatkan sosis ayam sebagai bahan baku langsung dalam kegiatan proses

produksi sosis gulung yang diukur dengan satuan rupiah (Rp/buah).

Bahan baku tidak langsung adalah bahan tambahan atau bahan pelengkap

yang digunakan selain dari bahan baku langsung dalam kegiatan produksi

yang bertujuan untuk membantu agar bahan baku langsung dapat diproses

lebih lanjut, yang diukur dengan satuan rupiah (Rp). Bahan baku tidak

Page 72: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

51

langsung yang digunakan meliputi keju, telur, kentang, kedelai, cabai, mie,

rempah – rempah, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, tepung

tapioka, tusukan bambu dan kemasan.

Bumbu – bumbu berupa garam, gula, telur, rempah – rempah, bawang

merah,dan bawang putih digunakan untuk menghasilkan produk dengan rasa

dan orama pada sosis gulung yang digunakan pada setiap varian sosis gulung

yang diukur dalam satuan kilogram (kg).

Enam tepat dalam penyediaan bahan baku langsung maupun tidak langsung

adalah kegiatan penyediaan bahan baku langsung yang sesuai dengan tujuh

tepat yaitu tepat waktu, tepat tempat, tepat jenis, tepat kualitas, tepat

kuantitas, dan tepat harga. Adanya enam tepat ini diharapkan dapat

memberikan keuntungan maksimal bagi CV CC.

Tepat waktu adalah ketersediaan bahan baku langsung yang tepat dalam

waktu agar proses produksi berjalan dengan lancar dan tidak terjadi

penundaan. Tolak ukur pada tepat waktu yaitu dengan membandingkan

harapan pemilik dengan kenyataan di lapangan.

Tepat tempat adalah tempat yang menjual bahan baku langsung mudah

dijangkau oleh produsen. Selain itu, memberikan kepuasan bagi pihak

produsen. Tolak ukur pada tepat tempat yaitu dengan membandingkan

harapan pemilik dengan kenyataan di lapangan.

Tepat jenis adalah jenis bahan baku langsung yaiu sosis ayam yang digunakan

merupakan sosis ayam yang sesuai standar untuk pengolahan sosis gulung,

Page 73: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

52

sehingga produk sosis gulung yang dihasilkan akan sesuai dengan yang

diharapkan produsen. Tolak ukur pada tepat jenis yaitu dengan

membandingkan harapan pemilik dengan kenyataan di lapangan.

Tepat kualitas adalah sosis ayam yang memiliki kualitas baik dan sesuai

standar, sehingga saat diolah menjadi sosis gulung yang memiliki kualitas

baik. Tolak ukur pada tepat kualitas yaitu dengan membandingkan harapan

pemilik dengan kenyataan di lapangan.

Tepat kuantitas adalah jumlah bahan baku langsung yang akan digunakan

tersedia, sesuai dengan permintaan oleh pihak agroindustri yang akan

melakukan proses produksi. Tolak ukur pada tepat kuantitas yaitu dengan

membandingkan harapan pemilik dengan kenyataan di lapangan.

Tepat harga adalah harga yang dikeluarkan dalam membeli bahan baku

langsung relatif terjangkau, agar agroindustri dapat memperoleh keuntungan

yang telah diperkirakan atau ditargetkan. Tolak ukur pada tepat harga yaitu

dengan membandingkan harapan pemilik dengan kenyataan di lapangan.

Pengolahan adalah suatu kesatuan kegiatan yang dilakukan untuk mengolah

bahan baku langsung menjadi produk bernilai tambah.

Biaya tetap adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang tidak

tergantung dengan volume produksi, meliputi biaya penyusutan peralatan dan

biaya listrik, biaya tenaga kerja tak langsung dan pajak yang diukur dalam

satuan rupiah (Rp). Biaya tetap pada proses produksi sosis gulung ini

dihitung secara proposional.

Page 74: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

53

Biaya penyusutan peralatan adalah pengakuan atas penggunaan manfaat

potensial dari suatu aktiva, yang diukur dalam satuan rupiah per tahun

(Rp/tahun).

Peralatan adalah serangkaian alat yang digunakan dalam proses produksi

sosis gulung berupa blender, vacuum sealer, deep fryer, freezer, kompor,

timbangan, kompor gas, penggiling daging, blender, kulkas, gelas ukur, panci

kukus, box plastik, saringan minyak goreng, pisau, gas, motor roda tiga dan

mobil.

Biaya listrik adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen akibat

penggunaan listrik untuk proses produksi yang diukur dalam satuan rupiah

per bulan (Rp/bulan).

Biaya tenaga kerja tak langsung adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh

pemilik usaha sebagi akibat pemanfaatan tenaga kerja yang tidak dipengaruhi

oleh banyaknya produksi (Rp/bulan).

Biaya pajak adalah pungutan wajib yang dibayarkan kepada negara atas suatu

aset yang dimiliki, yang diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/tahun).

Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang

jumlahnya dapat berubah – ubah tergantung dengan volume produksi yang

dihasilkan. Biaya variabel dapat diukur dalam satuan rupiah (Rp). Biaya

variabel meliputi biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku langsung,

biaya bahan baku tidak langsung dan dihitung menurut masing – masing

varian sosis gulung.

Page 75: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

54

Biaya bahan baku langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh agroindustri

berupa sosis ayam yang diukur dengan satuan rupiah per bulan (Rp/bulan).

Biaya bahan baku tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh

agroindustri berupa bahan baku tidak langsung yang diukur dengan satuan

rupiah per bulan (Rp/bulan).

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluatkan oleh pemilik

usaha sebagai akibat pemanfaatan tenaga kerja yang dipengaruhi oleh

banyaknya produksi (Rp/bulan).

Biaya total adalah jumlah dari biaya variabel ditambah dengan biaya tetap

dalam proses produksi yang diukur dengan satuan rupiah (Rp).

Harga pokok produksi adalah harga yang memperhitungkan semua unsur

biaya produksi yang bersifat variabel maupun tetap dan diukur dalam satuan

rupiah (Rp).

Pemasaran adalah proses pertukaran yang mencakup serangkaian kegiatan

untuk memindahkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen dengan

tujuan memperoleh keuntungan dan kepuasan dari semua pihak yang terlibat.

Bauran pemasaran adalah unsur – unsur pemasaran yang dikombinasikan

dalam marketing mix yaitu 7P (product, price, place, promotion, process,

people, dan physical evidence) sehingga, suatu produk dapat mencapai

kesuksesan dalam pemasaran.

Page 76: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

55

Produk (product) adalah keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan

produksi berupa sosis gulung.

Harga (price) adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen

untuk mendapatkan produk sosis gulung yang dibelinya untuk memenuhi

kebutuhan maupun keinginananya.

Tempat (place) adalah area dimana produsen menyalurkan produk sosis

gulung yang tersedia bagi konsumen.

Promosi (promotion) adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang

dirancang untuk menarik pelanggan dalam menawarkan produk sosis gulung.

Proses (process) adalah urutan pelaksanaan produksi yang mengubah produk

input (sosis ayam) menjadi output (sosis gulung).

Orang (people) adalah pelaku yang melaksanakan dan mengatur kegiatan

proses produksi sampai produk ke tangan konsumen.

Bukti fisik (physical evidence) adalah lingkungan pada area perusahaan

menjualkan produk sosis gulung ke konsumen.

Siklus hidup produk adalah siklus suatu produk dengan empat tahapan yaitu

perkenalan, pertumbuhan, kemapanan dan kemunduran.

Perkenalan adalah tahapan awal suatu produk dimana membutuhkan biaya

promosi lebih besar.

Page 77: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

56

Pertumbuhan adalah tahapan kedua siklus hidup produk, dimana produk

sudah dapat diterima konsumen.

Kemapanan adalah tahapan ketigadari siklus hidup produk, dimana biaya

promosi lebih rendah dan sudah memiliki konsumen tetap.

Kemunduran adalah tahapan siklus hidup produk, dimana produk sudah

memasuki tahap jenuh dan penurunan pembelian produk.

C. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu data

primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari

pengamatan langsung atau observasi tentang kegiatan penyediaan bahan baku

langsung, kegiatan pengolahan varian sosis gulung pada CV CC. Data primer

meliputi jumlah produksi, bahan baku langsung maupun bahan baku tidak

langsung yang dibutuhkan, dan lain sebagainya. Observasi dilakukan dengan

cara ikut serta dalam kegiatan proses produksi serta wawancara langsung

dengan pemilik agroindustri.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh berdasarkan literatur – literatur

yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder pada penilitian ini

meliputi identitas pemilik, struktur organisasi, daftar tenaga kerja, laporan

keuangan perusahaan serta data – data yang berhubungan dengan penelitian

ini menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Selain itu, dari Undang – Undang

Republik Indonesia tentang UMKM dan Badan Standarisasi Nasional

Indonesia tentang mutu daging sosis yang dianjurkan.

Page 78: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

57

Penentuan sampel konsumen diambil secara Convenience Sampling dimana

menurut Zulganef (2008), metode ini yang digunakan untuk mengumpulkan

informasi dari anggota – anggota populasi yang secara kenyamanan dapat

memberikan informasi yang dibutuhkan, umumnya responden yang dipilih

karena berada ditempat dan waktu yang tepat. Responden yang digunakan

dalam penelitian ini berjumlah 45 orang dan pemilik CV CC dengan

pertimbangan bahwa pemilik lebih mengetahui mengenai keadaan CV CC

dan 45 orang konsumen pembeli produk sosis gulung “Juragan” dengan

semua varian di Kota Bandar Lampung. Jumlah ini mengacu pada Gay dalam

Umar (2005), yang menyatakan bahwa metode deskripsi korelasional

membutuhkan minimal 30 subyek untuk contohnya.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berikut merupakan metode

analisis data yang digunakan pada setiap tujuan dalam penelitian, yaitu :

1. Metode Analisis Tujuan Pertama

Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian

pertama adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif ini dilakukan

dengan mendeskripsikan dan menginterpretasikan variabel yang

mengacu pada kajian ilmiah yang mendasarinya. Analisis deskriptif

kualitatif pada penelitian ini digunakan untuk menganalisis manajemen

penyediaan bahan baku langsung berupa pelaksanaan enam tepat, yaitu

tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu, tepat tempat, tepat jenis dan

Page 79: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

58

tepat harga dengan melihat harapan dan membandingkan kondisi yang

terjadi pada CV CC.

2. Metode Analisis Tujuan Ke Dua

Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian

ke dua adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif yaitu untuk mengetahui

proses kegiatan pengolahan sosis gulung pada CV CC dengan lima

varian sosis gulung.

a) Analisis Pendapatan

Analisis pendapatan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan

cara menghitung nilai rata – rata per minggu pendapatan sosis

gulung dalam empat minggu atau satu bulan.

Menurut Soekartawi (2000), pendapatan secara matematis dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

= Pendapatan (Rp)

= Faktor produksi variabel ke i (i= 1,2,3,…,n)

Pxi = Harga faktor produksi variabel ke –i (Rp)

Y = Produksi (kg)

Py = Harga produksi (Rp)

BTT = Biaya Tetap Total (Rp)

Perhitungan biaya produksi dalam penelitian ini terutama dalam

menghitung biaya penyusutan dilakukan dengan menghitung secara

Page 80: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

59

proposional. Perhitungan secara proposional diperlukan karena

usaha sosis gulung di CV CC ini menghasilkan jenis atau varian

lebih dari satu yaitu lima jenis atau varian produk. Biaya yang

dihitung adalah biaya yang dikeluarkan karena menggunakan

peralatan yang sama.

Perhitungan yang digunakan untuk menghitung biaya penyusutan

peralatan yaitu, dengan menggunakan mdetode garis lurus (straight

line method). Metode garis lurus merupakan metode yang paling

banyak digunakan karena sangat sederhana dalam penggunaannya.

Besarnya penyusutan tiap periode ditentukan dengan rumus berikut

(Ikatan Akuntan Indonesia, 2009) :

Keterangan :

D = Beban penyusutan (Rp)

C = Harga (Rp)

S = Nilai sisa (Rp)

n = Masa manfaat (Tahun)

Menurut Soekartawi (2000), untuk mengetahui suatu usaha

menguntungkan atau tidak secara ekonomi dapat dianalisis

menggunakan nisbah atau perbandingan antara penerimaan dan

biaya (Revenue Cost/RC). Secara matematis dapat dirumuskan

sebagai berikut :

R-C rasio =

Page 81: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

60

Keterangan :

R-C rasio = Nisbah penerimaan dan biaya

TR = Total revenue atau penerimaan total (Rp)

TC = Total cost atau biaya total (Rp)

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

(1) Jika R-C rasio > 1, maka suatu usaha mengalami keuntungan,

karena penerimaan lebih besar dari biaya.

(2) Jika R-C rasio < 1, maka suatu usaha mengalami kerugian,

karena penerimaan lebih kecil dari biaya.

(3) Jika R-C rasio = 1 maka suatu usaha mengalami impas, karena

penerimaan sama dengan biaya

(Soekartawi, 2000).

b) Harga Pokok Produksi dan BEP

Pada penelitian ini penghitungan harga pokok produksi (HPP)

menggunakan metode variabel cost. Perhitungan harga pokok

produksi menggunakan metode Variabel Costing dilakukan dengan

memperhitungkan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Metode ini terdiri dari

unsur– unsur biaya produksi berikut ini :

Biaya bahan baku langsung xx

Biaya tenaga kerja langsung xx

Biaya overhead pabrik variabel xx

Harga pokok produksi xx

Page 82: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

61

Menurut Fuad (2001), analisis titik impas (Break Even Point)

merupakan suatu cara untuk mengetahui seberapa besar volume

produksi dan penetapan harga jual terendah agar usaha tersebut tidak

mengalami kerugian, tetapi tidak dalam posisi memperoleh laba

(impas) yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

BEP unit =

Keterangan :

TFC = Total Biaya Tetap

TVC = Total Biaya Variabel

P = Harga jual per unit

BEP harga =

Keterangan :

TC = Biaya Total

Q = Jumlah produksi

3. Metode Analisis Tujuan Ke Tiga

Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian

ke tiga adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif

kualitatif digunakan untuk mengetahui penerapan bauran pemasaran pada

produk sosis gulung berupa 7P (Product, Price, Place, Promotion,

Process, People, dan Physical evidence) untuk mendapatkan keuntungan

maksimal. Selanjutnya, untuk mengetahui posisi produk sosis gulung

varian noodle berdasarkan siklus hidup produk (Product Life Cycle) pada

penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yaitu metode Polli and

Page 83: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

62

Cook. Data yang digunakan dalam metode Polli and Cook yaitu berupa

data penjualan dan data harga per produk per tahun. Siklus hidup produk

sosis gulung varian noodle dapat diidentifikasi dengan menggunakan

metode Polli and Cook, yaitu dengan menetapkan persentase perubahan

penjualan sebagai sebuah distribusi normal dengan rata – rata nol.

Langkah – langkah yang digunakan untuk mengetahui posisi produk

yaitu dengan :

a) Mengurutkan besaran penjualan per tahun

b) Menghitung persentase perubahan setiap tahun kemudian hitung

total dari persentase penjualan yang merupakan nilai harapan

(expected value) untuk . adalah persentase perubahan penjualan

pertahun. Untuk melihat persentase tingkat pertumbuhan penjualan

dari tahun ke tahun ( ) digunakan perhitungan sebagai berikut :

c) Menghitung total rata – rata persentase perubahan atau sehingga

diperoleh besarnya nilai µ. Kemudian nilai dikurangkan dengan µ

setiap periode pengamatan. Perhitungan untuk mencari rata – rata (µ)

dari persentase kenaikan penjualan.

Keterangan :

µ : rata –rata dari persentase perubahan penjualan

: persentase perubahan penjualan per tahun

N : banyaknya tahun yang diteliti

Page 84: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

63

d) Perhitungan pada langkah sebelumnya dikuadratkan dan dihitung nilai

totalnya setelah itu dapat dilihat standar deviasinya ( .

atau

atau

√∑

e) Mencari nilai , sehingga didapatkan untuk z dan

untuk mendapatkan titik y.

Apabila hasil perhitungan yang didasarkan rumus di atas, maka dapat

ditemukan tahap siklus hidup produk berdasarkan batasan – batasan

sebagai berikut :

a). Tahap pertumbuhan ditandai apabila jumlah nilai persentase

perubahan penjualan lebih besar

b). Tahap kedewasaan ditandai apabila jumlah nilai persentase

perubahan penjualan diantara atau

c). Tahap penurunan ditandai apabila jumlah nilai persentase

perubahan penjualan kurang dari

Pada penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan untuk

konsumen sosis gulung juragan yaitu Convenience Sampling dimana

menurut Zulganef (2008), metode ini digunakan untuk mengumpulkan

Page 85: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

64

informasi dari anggota – anggota populasi yang secara kenyamanan dapat

memberikan inforrmasi yang dibutuhkan, umumnya responden yang

dipilih karena berada di tempat dan waktu yang tepat. Penelitian ini juga

menggunakan alat ukur berupa skala Likert, dimana setiap pilihan

jawaban diberi skor berupa :

5 = Sangat Setuju

4 = Setuju

3 = Kurang Setuju

2 = Tidak Setuju

1 = Sangat Tidak Setuju

Pemberian skor menggunakan skala likert digunakan untuk mengetahui

seberapa kuat tingkat setuju dan tidak setuju dari respon konsumen CV

CC terhadap pernyataan bauran pemasaran yang telah diterapkan oleh

CV CC. Penelitian ini menggunakan pengukuran bauran pemasaran

berdasarkan indikator yang digunakan Yudistira, dkk (2017). Indikator

ini terbagi menjadi enam yaitu Product, Price, Place, Promotion,

Process, People, dan Physical Evidence. Bentuk kuesioner yang

digunakan pada penelitian ini untuk menganalisis bauran pemasaran

menurut sudut pandang konsumen yang menggunakan kuisioner tertutup,

sehingga untuk mengetahui keabsahan pertanyaan yang diajukan harus

terlebih dahulu diuji menggunakan uji validitas dan reliabilitas agar

pertanyaan yang diajukan tidak mengandung arti ganda atau bias.

a) Uji Validitas

Uji validitas digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui sah

atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas dalam penelitian ini

Page 86: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

65

digunakan analisis item yaitu mengkolerasikan skor tiap butir

pertanyaan dengan skor total yang merupakan jumlah dari tiap skor

butir pertanyaan. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka

item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat yang harus

dipenuhi yaitu :

(1) Jika r hitung ≥ r tabel, maka item – item pertanyaan dari

kuesioner tersebut dikatakan valid.

(2) Jika r hitung ≤ r tabel, maka item – item pertanyaan dari

kuesioner tersebut dikatakan tidak valid.

Uji validitas tersebut dilakukan menggunakan Corelation Product

Moment dengan rumus :

√ } }

Keterangan :

r : Koefisien korelasi ( validitas )

n : Banyaknya responden

Xi : Jumlah skor item

Yi : Jumlah skor total

XiYi : Jumlah skor item dikalikan dengan skor total

b) Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2010), uji reliabilitas adalah cara untuk mengukur

suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji

statistik. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan reliability

analysis dengan teknik Alpha Cronbach dengan rumus sebagai

berikut:

Page 87: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

66

α

(

)

Keterangan :

α : Koefisien reliabilitas

k : Banyaknya pertanyaan

∑ i2 : Jumlah varian butir

i2 : Varian skor total

Untuk mengetahui bahwa setiap bulir pertanyaan yang diajukan

kepada responden memiliki nilai reliabilitas nilai Cronbach Alpha

harus > 0,60 yang artinya kuesioner tersebut reliabel. Hasil uji

validitas dan reliabilitas terhadap atribut bauran pemasaran pada CV

CC dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan hasil uji coba

kuesioner menggunakan uji validitas dan reliabilitas terhadap atribut

bauran pemasaran pada CV CC didapatkan 39 daftar pertanyaan yang

terdiri dari dua pertanyaan atribut produk, enam pertanyaan atribut

harga, enam pertanyaan atribut tempat, delapan pertanyaan atribut

promosi, lima pertanyaan atribut proses, enam pertanyaan atribut

orang dan enam pertanyaan atribut tampilan fisik. Berdasarkan uji

validitas bahwa 39 pertanyaan tersebut diperoleh nilai corrected item-

total correlation lebih dari 0,20. Hal ini berarti 39 pertanyaan tersebut

dinyatakan valid. Uji reliabilitas diperoleh nilai crincach’s alpha

sebesar 0,899. Hal ini berarti nilai reliabilitas menunjukkan angka

lebih dari 0,60 sehingga atribut pertanyaan dinyatakan reliabel yakni

jawaban responden yang diperoleh dari uji kuesioner cenderung stabil

atau konsisten.

Page 88: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

67

Tabel 5. Hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap atribut bauran

pemasaran pada CV CC.

No Indikator Uji Validitas Uji Reliabilitas

Nilai Hasil Nilai Hasil

Product (Produk)

1 Menu varian 0,233 Valid 0,899 Reliabel

2 Cita rasa sesuai 0,298 Valid

Price (Harga)

3 Harga varian Noodle

Terjangkau 0,413 Valid

4 Harga varian Soya

Terjangkau 0,389 Valid

5 Harga varian Cheesy

Terjangkau 0,241 Valid

6 Harga varian Potato

Terjangkau 0,423 Valid

7 Harga varian Spicy

Terjangkau 0,349 Valid

8 Harga relatif murah 0,420 Valid

Place (Tempat)

9 Lokasi strategis 0,446 Valid

10 Outlet berdekatan dengan

produk jajanan 0,519 Valid

11 Outlet mudah dijangkau 0,239 Valid

12 Outlet hanya dijual pada

satu tempat 0,295 Valid

13 Penambahan outlet dalam

kota 0,291 Valid

14 Pernambahan outlet luar

provinsi 0,426 Valid

Promotion (Promosi)

15 Potongan harga 0,442 Valid

16 Adanya paket hemat 0,450 Valid

17 Penambahan paket hemat 0,203 Valid

18 Mengikuti festival kuliner 0,558 Valid

19 Mengikuti festival sekolah 0,492 Valid

20 Menggunakan media

elektronik 0,538 Valid

21 Menggunakan media

cetak 0,274 Valid

22 Promosi menarik 0,312 Valid

Process (Proses)

23 Proses penyajian cepat 0,220 Valid

24 Pelayanan pegawai outlet

cepat 0,355 Valid

25 Jam buka outlet tepat

waktu 0,352 Valid

26 Kemudahan transaksi

melalui Go-pay 0,352 Valid

27 Kemudahan transaksi

melalui OVO 0,542 Valid

Page 89: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

68

Tabel 5. Lanjutan

People (Orang)

28 Pegawai dapat menerima

kritik dan saran 0,400 Valid

29 Pemahaman pegawai outlet

tentang produk dengan baik 0,500 Valid

30 Pegawai outlet ramah 0,549 Valid

31 Pegawai outlet bersih 0,504 Valid

32 Pegawai outlet memadai 0,474 Valid

33 Pegawai mengikuti standar

pelayanan yang tertempel

di outlet 0,397 Valid

Physical Evidence (Bukti Fisik)

34 Tampilan outlet bersih 0,397 Valid

35 Tampilan kemasan

menarik 0,646 Valid

36 Tampilan outlet menarik 0,651 Valid

37 Produk yang disajikan

menarik 0,509 Valid

38 Kemasan yang digunakan

bersih 0,661 Valid

39 Jenis kemasan yang

digunakan sesuai 0,380 Valid

Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas kuesioner bauran pemasaran

menurut respon konsumen dapat dinyatakan bahwa kuesioner valid dan

reliabel sehingga kuesioner dapat dipergunakan untuk penelitian.

4. Metode Analisis Tujuan Ke Empat

Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan ke empat

adalah deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan

dalam penelitian ini untuk menganalisis pemanfaatan jasa layanan

pendukung berupa lembaga penelitian, kebijakan pemerintah, teknologi

informasi dan komunikasi dan bagaimana peran jasa layanan tersebut

terhadap kegiatan produksi yang dilakukan oleh CV CC.

Page 90: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

69

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Provinsi Lampung

1. Keadaan Geografis

Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi negara Republik

Indonesia. Provinsi Lampung mempunyai area daratan 35.288,35 km2

yang memiliki potensi dalam hasil pertanian yang cukup besar. Provinsi

Lampung memiliki 13 kabupaten yang meliputi, Lampung Barat,

Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah,

Lampung Utara, Way Kanan, Tulang Bawang, Pesawaran, Pringsewu,

Mesuji, Tulang Bawang Barat dan Pesisir Barat dan dua kota yaitu, Kota

Bandar Lampung, dan Kota Metro (Badan Pusat Statistik, 2018).

Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada 103o40‟sampai dengan

105o50‟ Bujur Timur dan 6

o45‟ sampai dengan 3

o45‟ Lintang Selatan.

Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Provinsi

Lampung memiliki pulau – pulau yang terletak pada bagian sebelah paling

ujung tenggara pulau Sumatera yang dibatasi oleh :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan

Bengkulu.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda.

Page 91: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

70

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Indonesia.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan laut Jawa.

(Badan Pusat Statistik, 2018).

Konsumen sosis gulung di CV CC memiliki lokasi tempat tinggal yang

berbeda – beda. Lokasi tempat tinggal konsumen akan berpengaruh

terhadap jarak tempuh konsumen dalam melakukan pembelian sosis

gulung di outlet. Konsumen cenderung memilih outlet yang dekat dengan

tempat tinggalnya. Asal daerah responden konsumen CV CC dapat dilihat

pada Tabel 6.

Tabel 6. Asal daerah responden konsumen CV CC

Alamat Jumlah Responden Persentase

Kota Bandar Lampung 41,00 91,11

Kota Metro 2,00 4,44

Kabupaten Lampung Timur 1,00 2,22

Kabupaten Pesawaran 1,00 2,22

Total 45,00 100,00

Tabel 6 menunjukkan persentase alamat responden konsumen CV CC.

Persentase terbesar responden konsumen CV CC yaitu, berasal dari daerah

Kota Bandar Lampung sebesar 91,11 persen. Persentase terkecil

responden konsumen CV CC yaitu, berasal dari daerah Kabupaten

Lampung Timur dan Kabupaten Pesawaran yaitu sebesar 2,22 persen. Hal

ini dikarenakan penelitian dilakukan di Kota Bandar Lampung yang

memiliki sebagian besar responden konsumen berasal dari daerah Kota

Bandar Lampung.

Page 92: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

71

2. Keadaan Iklim

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2018), curah hujan tertinggi di

Provinsi Lampung terjadi di bulan Desember yaitu sebesar 294,9 mm

dengan rata – rata suhu udara sebesar 26,7o C. Curah hujan terendah di

Provinsi Lampung terjadi di bulan Agustus sebesar 23,4 mm dengan rata –

rata suhu udara 26,5 o

C. Keadaan iklim pada Provinsi Lampung

berdampak terhadap pembelian sosis gulung di outlet CV CC. Hal ini

dikarenakan jika terjadi curah hujan tinggi, konsumen sosis gulung juragan

yang mempunyai kendaraan motor atau menggunakan transportasi umum

mengalami kesulitan mendatangi outlet. Curah hujan tinggi juga

mengganggu proses pengantaran produk ke outlet – outlet.

3. Keadaan Demografi

Menurut Badan Pusat Statistik (2018), penduduk Provinsi Lampung tahun

2017 berjumlah 8.289.577 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar

4.247.121 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 4.042.456 jiwa.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Lampung Timur dan Kota Bandar

Lampung memiliki kepadatan penduduk cukup besar yaitu 1.027. 476 jiwa

dan 1.015.910 jiwa sedangkan, kepadatan penduduk di Kota Metro cukup

kecil yaitu sebesar 162.976 jiwa. Jumlah penduduk di Provinsi Lampung

terbesar berada di kelompok umur >40 tahun. Hal ini dapat menjadi

potensi CV CC dalam menarik konsumen. Rata – rata kelompok umur

>40 tahun masih gemar mengkonsumsi olahan jajanan, sehingga produk

Page 93: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

72

varian sosis gulung dapat menjadi pilhan konsumen dalam mengkonsumsi

olahan jajanan.

4. Keadaan Perekonomian

Pengertian pendapatan regional atau produk domestik regional bruto

(PDRB) menurut Badan Pusat Statistik (2018), sebagai jumlah nilai

tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah atau

merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh

sektor ekonomi dikurangi dengan biaya antara yang dikeluarkan untuk

menghasilkan barang dan jasa tersebut. Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kota Bandar Lampung menurut Lapangan Usaha atas dasar harga

berlaku dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandar Lampung

menurut Lapangan Usaha atas dasar harga berlaku Tahun 2017

No Lapangan Usaha Pendapatan (Rp)

1 Pertanian, kehutanan, dan perikanan 2.051.082,50

2 Pertambangan dan penggalian 1.718.312,00

3 Industri pengolahan 10.815.114,50

4 Pengadaan listrik dan gas 55.399,70

5 Pengadaan air, pengolahan sampah dan daur ulang 143.397,40

6 Konstruksi 5.331.492,40

7 Perdagangan besar dan eceran resparasi mobil dan

sepeda motor 7.437.711,30

8 Transportasi dan perdagangan 7.118.094,10

9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 1.417.869,10

10 Informasi dan komunikasi 2.859.289,70

11 Jasa keuangan dan asuransi 2.626.663,20

12 Real estat 2.819.238,90

13 Jasa perusahaan 181.381,70

14 Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan

sosial wajib 2.881.850,90

15 Jasa pendidikan 1.559.425,80

16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 946.535,50

17 Jasa lainnya 835.961,40

Total 50.798.757,10

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018

Page 94: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

73

Tabel 7 menunjukkan pendapatan lapangan usaha atas harga berlaku

menurut produk domestik regional bruto tahun 2017. Pendapatan tertinggi

didapat dari lapangan usaha industri pengolahan sebesar Rp10.815.114,50.

Pendapatan ini dikarenakan banyaknya industri pengolahan yang ada di

Kota Bandar Lampung. Salah satu industri pengolahan yang ada di Kota

Bandar Lampung yaitu industri pengolahan di bidang makanan.

Banyaknya industri pengolahan makanan yang kreatif dalam

mengembangkan olahan makanan, membuat peluang CV CC dalam

mengolah sosis ayam menjadi sosis gulung dengan berbagai varian.

B. Gambaran Umum CV Cucurutuku Ceria

1. Sejarah CV Cucurutuku Ceria

CV CC merupakan salah satu usaha yang menjual olahan sosis. Olahan

sosis tersebut berupa sosis gulung dengan berbagai varian yaitu noodle,

soya, potato, spicy dan cheesy. CV CC berdiri pada 7 Juli 2012 yang

didirikan oleh Erin Putri Andayani. Pendidikan terakhir pemilik CV CC

yaitu Sarjana Ilmu Komputer Universitas Lampung. Erin Putri Andayani

merintis usahanya sendiri dengan modal sebesar Rp300.000,00 yang

berasal dari uang pribadi.

CV CC terletak di Jl. Griya Utama no. IIC/4 Way Halim, Kota Bandar

Lampung. Pada awal penjualan Erin selaku pemilik hanya berjualan

menggunakan sepeda motor dan kardus ke sekolah – sekolah. Selanjutnya,

CV CC menjual produk olahan sosisnya dengan membuka outlet di PKOR

Page 95: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

74

Way Halim. Dengan semakin tingginya permintaan konsumen, Erin

selaku pemilik usaha sosis gulung membuka outlet lainnya untuk

menjangkau lebih banyak konsumen. Hingga saat ini, sekitar 15 outlet

sosis gulung “ Juragan” tersebar di Kota Bandar Lampung, Kota Metro,

dan Kota Malang.

Latar belakang usaha ini dibangun karena kegemaran Erin mengonsumsi

sosis kemudian, muncul ide menciptakan produk kreatif dengan bahan

dasar sosis. Produk kreatif tersebut berupa sosis gulung varian noodle.

Varian noodle pada sosis gulung CV CC merupakan varian pertama yang

dibuat oleh Erin. Melihat antusiasnya konsumen dalam membeli sosis

gulung varian noodle, Erin selaku pemilik usaha tersebut ingin

menciptakan varian lainnya dengan mengikuti program pelatihan untuk

UMKM.

Program tersebut mendatangkan seorang konsultan sosis asal negara

Belanda bernama Jan Nederhoed dibantu oleh Bussines Coach Tegar

Prajaksa. Terpilihnya usaha sosis gulung ini membuat Erin dapat belajar

secara langsung dengan konsultan asal negara Belanda selama 10 hari.

Kegiatan yang dilakukan bersama konsultan dari negara Belanda berupa

pembelajaran tentang cara pencampuran pembuatan daging sosis,

ketepatan adonan dalam pembuatan bahan tambahan sosis serta hal lain

yang berhubungan dengan sosis. Dari kegiatan tersebut, Erin

mendapatkan ide serta kreatifitas dalam membuat varian sosis gulung yang

lain seperti varian soya, spicy, potato dan cheesy.

Page 96: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

75

2. Struktur Organisasi CV Cucurutuku Ceria

Struktur Organisasi CV CC dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Struktur Organisasi CV CC

Kegiatan usaha sosis gulung ini memiliki struktur organisasi yang formal

sehingga, setiap tenaga kerja pada CV CC memiliki uraian pekerjaan

masing – masing. Pemilik bertugas mengawasi kegiatan usaha sosis

gulung mulai dari penyediaan bahan baku langsung, proses pengolahan

hingga pemasaran. Kepala Pemasaran bertugas merencanakan dan

melakukan kegiatan pemasaran mencakup membuat pemasangan iklan

menggunakan media online maupun media cetak dan mendaftarkan CV

CC ke acara festival kuliner yang ada di Kota Bandar Lampung. Kepala

TK Produksi

Pemilik

Erinda Putri Andayani

Kepala

Distribusi

Rosadi

Kepala

Keuangan

Paramita

Eka Rani

Kepala

Pemasaran

Rizka Rami

Sukmawati

Kepala

Produksi

Agung

Erfandi

Koordinator

Lapangan

Arya Eko

Putra

TK Outlet

Staff

keuangan

Siti Novita

Lintang Sari

Page 97: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

76

Produksi bertugas membuat perencanaan bahan baku langsung maupun

bahan baku tidak langsung untuk proses produksi serta mengatur,

mengkoordinasi dan mengawasi seluruh tenaga kerja produksi agar sesuai

dengan perencanaan, prosedur dan standar CV CC.

Kepala keuangan bertugas mengatur keuangan CV CC yang meliputi,

membuat rancangan anggaran belanja, membuat keputusan yang

berhubungan dengan keuangan, menekan biaya pengeluaran, melakukan

pengelolaan pajak yang dibantu oleh staff keuangan. Kepala distribusi

bertugas mengarahkan dan mengkoordinasikan semua perpindahan barang

baik produk maupun perlengkapan jualan lainya, mengatur barang dapat

terdistribusi dengan baik dan efektif, bertanggung jawab atas perawatan

dan pengawasan alat transportasi. Koordinator lapangan bertugas

mengawasi seluruh kegiatan penjualan varian sosis gulung di outlet,

memastikan kebersihan outlet, dan peralatannya dan mengatasi masalah

yang terjadi pada outlet serta mengawasi tenaga kerja outlet agar dapat

melayani konsumen sesuai standar pelayanan CV CC.

3. Tata Letak / Layout CV Cucurutuku Ceria

Bangunan yang digunakan untuk memproduksi sosis gulung maupun

kegiatan administrasi lainnya merupakan bangunan milik sendiri. Lokasi

CV CC terletak di Jl. Griya Utama no. IIC/4 Way Halim, Kota Bandar

Lampung. Tata letak bangunan CV CC dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 98: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

77

Gambar 7. Tata Letak/ Layout bangunan CV CC

Keterangan gambar :

A = Tempat parkir karyawan

B = Tempat penyimpanan stok barang / Gudang

C = Kantor administrasi

D = Tempat proses pembuatan sosis gulung

E = Tempat proses produksi

F = Tempat packing menggunakan vacum sealer

G = Tempat freezer

H = Kamar mandi

I = Tempat pencucian peralatan

Gambar 7 menyajikan tata letak/ layout bangunan CV CC. Bagian B

merupakan tempat penyimpanan stok barang kering seperti, minyak

goreng, tepung – tepungan, kemasan dan lain sebagainya. Bagian C

merupakan kantor administrasi. Bagian D merupakan tempat proses

A

B

C

F

G G

H

C E

D

I

Page 99: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

78

pembuatan bahan baku tidak langsung meliputi bumbu – bumbu yang akan

digunakan untuk membuat adonan.

Bagian E merupakan tempat proses pengolahan sosis gulung, meliputi

pembuatan adonan varian sosis gulung, penggorengan sosis gulung yang

kemudian dikemas dan perebusan sosis gulung. Bagian F merupakan

tempat packing sosis gulung yang siap dimasukkan ke dalam freezer.

Proses packing pada CV CC menggunakan alat vacuum sealer untuk

menjaga kualitas sosis gulung tersebut. Bagian G merupakan tempat

freezer untuk menyimpan sosis gulung yang sudah dikemas. Bagian I

merupakan tempat pencucian peralatan yang sudah digunakan. CV CC

juga mempunyai 15 outlet yang berada di Kota Bandar Lampung, Kota

Metro dan Kota Malang. Daftar outlet sosis gulung jurangan yang

didirikan oleh CV CC dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 menunjukkan daftar 15 cabang outlet CV CC serta alamatnya.

Banyaknya cabang outlet yang dibuka oleh CV CC digunakan untuk

menjangkau lebih banyak konsumen. Cabang outlet terbanyak dibuka di

Kota Bandar Lampung. CV CC lebih mudah membuka outlet di Kota

Bandar Lampung dikarenakan, rumah produksi sosis gulung CV CC

berada di Kota Bandar Lampung sehingga, tidak mengeluarkan biaya

transportasi lebih besar dalam mengirimkan produknya. Akan tetapi, CV

CC juga ingin outlet sosis gulung juragan dapat dibuka di seluruh

Indonesia agar lebih banyak menjangkau konsumen di berbagai daerah.

Page 100: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

79

Tabel 8. Daftar outlet CV CC

No Cabang Outlet Alamat

Kota Bandar Lampung

1 Chandra Karang

Super Store

Jl. Pemuda No. 1, Kel. Sawah Lama,

Kec. Tanjung Karang, Kota Bandar Lampung,

Provinsi Lampung

2 Minimarket Chandra

cabang Pahoman

Jl. Jendral Sudirman No. 66, Kel. Enggal, Kec.

Tanjung Karang Timur,

Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung 3 Supermarket

Chandra cabang

Kemiling

Jl. Teuku Cik Ditiro No. 58,

Kel. Sumber Rejo, Kec. Kemiling,

Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung 4 Minimarket Chandra

cabang Way Halim

Jl. Kimaja No. 67, Kel. Sepang Jaya,

Kec. Kedaton, Kota Bandar Lampung 5 Minimarket Chandra

Sukarame

Jl. Pulau Legundi, Kec. Sukarame,

KotaBandar Lampung, Provinsi Lampung 6 Food Court Plaza

Lotus

Jl. Raden Intan No. 73, Kec. Tanjung Karang,

Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung

7 Food Court Center

Plaza

Jl. Raden Ajeng Kartini No. 21, Kel. Durian

Payung, Kec. Tanjung Karang Pusat, Kota

Bandar Lampung, Provinsi Lampung 8 Simpur Center Jl. Brigjen Katamso, Kel. Enggal, Kec.

Tanjung Karang, Kota Bandar Lampung,

Provinsi Lampung

9 Supermarket Giant

Labuhan Ratu

Jl. Zainal Abidin Pagar Alam, Kel. Labuhan

Ratu, Kec. Kedaton, Kota Bandar Lampung,

Provinsi Lampung Kota Metro

10 Chandra Metro

Super Store

Jl. Ade Irma Suryani Nasution 2, Kota Metro,

Provinsi Lampung

11 Minimarket Chandra

Metro 22

Jl. Raya Punggur No. 98 Hadimulyo , Kec.

Metro Pusat, Kota Metro, Provinsi Lampung

Kota Malang

12 Mall Olympic

Garden Lt. dasar

Jl. Kawi No 24, Kel. Kauman, Kec. Klojen,

Kota Malang, Provinsi Jawa Timur

13 Mall Olympic

Garden Lt. 3

Jl. Kawi No 24, Kel. Kauman, Kec. Klojen,

Kota Malang, Provinsi Jawa Timur

14 Mall Dinoyo City Jl. MT. Haryono No. 195-197, Kel. Dinoyo,

Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Provinsi Jawa

Timur

15 SuperIndo Langsep Jl. Raya Langsep No. 3, Kel. Bareng, Kec.

Klojen, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur

Sumber : CV Cucurutuku Ceria, 2019 (Tidak dipublikasikan)

Page 101: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

177

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

keesimpulab penelitian, yaitu :

1. Penyediaan bahan baku langsung pada sosis gulung di CV CC belum

sesuai dengan harapan pemilik CV CC pada konsep tepat waktu, jenis,

dan kualitas.

2. Hasil perhitungan harga pokok produksi dan break event point bahwa

harga setiap varian sosis gulung dibawah harga jual yang telah berlaku

dan produksi setiap varian sosis gulung telah lama mencapai hasil

perhitungan break event point unit sehingga, usaha sosis gulung di CV

CC menguntungkan untuk diusahakan dengan nilai R-C rasio >1.

3. Bauran pemasaran yang telah digunakan CV CC meliputi produk setiap

varian yang memiliki ciri khas, harganya terjangkau, tempat yang

digunakan strategis, menggunakan media sosial sebagai media promosi,

bekerja sama dengan aplikasi e-commerce dalam proses pemesanan,

karyawan telah mengikuti pelatihan dari perusahaan, dan memiliki

tampilan outlet dan kemasan yang unik. Posisi produk sosis gulung

varian noodle dalam siklus hidup produk (Product Life Cycle) berada

pada tahap penurunan.

Page 102: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

178

4. Jasa layanan pendukung pada CV CC sebagian besar telah dimanfaatkan

dengan baik seperti, lembaga penelitian dan teknologi informasi dan

komunikasi. Akan tetapi, masih terdapat pemanfaatan kebijakan

pemerintah yang belum dimaksimalkan oleh CV CC.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah

1. Bagi pemilik usaha CV CC agar lebih mencari tahu tentang kebijakan

pemerintah yang berkaitan dengan usahanya. Pemilik juga harus lebih

memikirkan tempat untuk penyediaan bahan baku langsung dan

pengolahan, seperti yang diketahui untuk saat ini kantor administrasi dan

proses produksi masih dijadikan satu bangunan.

2. Bagi pemerintah agar mempermudah persyaratan pengajuan bantuan

secara online untuk mempermudah UMKM yang ingin mengajukan

bantuan berupa modal, tempat serta fasilitas lainnya.

3. Bagi peneliti lain sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan tentang strategi

pemasaran terhadap produk sosis gulung varian noodle. Hal ini perlu

dilakukan karena turunnya permintaan sosis gulung varian noodle per

tahun akan tetapi, varian ini masih menjadi permintaan tertinggi diantara

varian lain sehingga, pemilik usaha dapat menerapkan strategi tersebut

agar posisi produk sosis gulung varian noodle dapat kembali stabil.

Page 103: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

179

DAFTAR PUSTAKA

Adhaghassani, F., S. Purwanti, dan D. E. Murniati. 2016. Strategi Bauran

Pemasaran 7P di Cherryka Bakery. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas

Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Agustina., Iskandarini., dan T. Sebayang. 2018. Analisis bauran pemasaran

dengan Keputusan Pembelian Chicken Holic di Kota Medan. Jurnal On

Social Economic of Agriculture and Agribusiness 9 (6). Universitas

Sumatera Utara.

Agustriana, D. 2016. Implementasi Strategi Pemasaran dengan menggunakan

Blue Ocean Strategy pada perusahaan Sosis. Jurnal Fakultas Bisnis dan

Manajemen 9 (2). Universitas Widyatama. Bandung.

Akbar,T. R. 2019. Analisis Keragaan dan Risiko Sitem Agroindustri Kopi Bubuk

pada Agroindustri Kopi bubuk Cap Obor Mas Lampung. Skripsi.

Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Provinsi Lampung.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitiam Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi.

Rineka Cipta Bandung.

Assauri, S. 2015. Manajemen Pemasaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Azmi, A., Yusmini., dan Maharani, E. 2018. Analisis Bauran Pemasaran

Franchise O‟Chicken di Kecamatan Bukitraya di Kota Pekanbaru. Jurnal

Agribisnis 20 (2). Universitas Riau.

Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung. 2017. Produksi dan Konsumsi

Daging Kota Bandar Lampung Tahun 2012 – 2016. Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung.

____________________________________. 2018. Kota Bandar Lampung

dalam Angka 2017. Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung. Bandar

Lampung

Badan Litbang Pertanian. 2009. Model Penerapan PSDS. Badan Penelitisn dan

Pengembangan Pertanian Jakarta.

Page 104: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

180

Badan Standarisasi Nasional (BSN). 1995. SNI 01-3820-1995 : Syarat Mutu

daging Sosis. BSN. Jakarta.

Bastian, I. 2008. Akuntansi Kesehatan. Gelora Aksara Pratama. Jakarta.

Bustami, B dan Nurlella. 2009. Akuntansi Biaya : Kajian Teori dan Aplikasi

Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1996. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta

Erlina, S. M. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan

Manajemen Cetakan Pertama. USU Press. Medan.

Faqih, A. 2010. Manajemen Agribisnis. Dee Publish. Yogyakarta.

Faustinus, C. C. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi. Yogyakarta

Firdaus, M. 2008. Manajemen Agribisnis. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

________ . 2012. Manajemen Agribisnis. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Fitria, N. 2011. Pengaruh Penggunaan Ampas Kecap dalam Ransum sebagai

Substitusi Bungkil Kedelai terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot

Badan dan Konversi Pakan Ayam Pedaging Periode Grower. Skripsi.

Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana

Malik Ibrahim Malang.

Fitrianingsih, R. 2018. Analisis Daur Hidup Produk (Product life cycle) Bihun

Tapioka di Provinsi Lampung. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas

Lampung.

Gumbira, S., dan Intan, A. H. 2004. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Hansen, D. R. dan Mowen, M. 2013. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat.

Jakarta

Hasyim, A. I. 2012. Tataniaga Pertanian. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

Universitas Lampung. Bandar Lampung

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik. Dewan Standar Keuangan Ikatan Akuntan

Indonesia. Jakarta.

Page 105: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

181

Indriyanti, R. D. 2015. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap

Keputusan Pembelian Ayam Goreng Kota Malang (Studi Kasus pada

Miami Chicken Sarangan dan Sigura – Gura). Skripsi. Fakultas

Peternakan. Universitas Brawijaya.

Jaya, I.N.S., N. K. D. Haryani dan Asnawi. 2018. Keragaan Produksi Ayam

Broier pada berbagai Metode Pemberian Pakan dan Tipe Lantai Kandang.

Jurnal Sains Teknologi dan Lingkungan 4 (1). Universitas Mataram

Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi 13. Erlangga. Jakarta.

Kotler, P. dan Amstrong, G. 1996. Dasar – Dasar Manajemen. Intermedia.

Jakarta.

_____________________ . 2008. Prinsip – prinsip Pemasaran. Erlangga.

Jakarta

Maulidah, S. 2012. Pengantar Manajemen Agribisnis. Universitas Brawijaya

Press. Jawa Timur.

Meliasari, D., Suryaningsih, L. dan Soetardjo, D. S. 2016. Pengaruh Imbangan

Susu Skim dan Tepung Jamur Tiram Putih (pleurotus ostreatus) terhadap

Komposisi Kimia Sosis Ayam. Jurnal Universitas Padjajaran: 5 (4).

Universitas Padjajaran. Bandung.

Mosher, A.T. 1968. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jayaguna.

Jakarta.

Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya Edisi Kelima.Cetakan Ketujuh Unit Penerbitan

dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN Universitas Gajah

Mada. Yogyakarta.

Nakai, S dan Modler, W. 2000. Food Protein Processing Applications. Wiley-

VCH, Inc. Ottawa.

Narantaka, A. 2012. Budidaya Ayam Broiler. PT. Buku Kita. Jakarta

Niati, R. 2015. Strategi Bauran Pemasaran Ayam – Ayam Resto Solo. Skripsi.

Fakultas Teknik. Universitas Islam Negeri Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah Daerah Nomor 3 Tahun 20116 Tentang perlindungan dan

pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Page 106: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

182

Pertiwi, P. 2015. Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan tenaga

kerja di Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Polli, R. dan V. Cook. 1996. Validity of Product Live Cycle. The journal of

Business 42 (4). The University of Chicago Press.

Priyanto, D. 2003. Evaluasi Kebijakan Impor Daging Sapi Dalam Rangka

Proteksi Peternak Domestik: Analisis Penawaran dan Permintaan. Tesis.

Program Pascasarjana Bogor. Bogor.

Rahma, A., Fitri, Y., dan Ulma, R. O. 2017. Strategi Pemasaran Dodol Rosela

pada Agroindustri “Adsari” Berdasarkan Product Life Cycle (PLC) di

Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis 20 (2). Univrersitas

Jambi.

Rangkuti, F. 2004. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Refaldi, B. 2018. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran dalam meningkatkan

Volume Penjualan di Kedai Ayam Geprek Abang Ireng di Dramaga

Bogor. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Ridwan, M. 2013. Analisis Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) dalam

menentukan Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) pada Roti Ceria

Jember. Jurnal Universitas Muhammadiyah Jember. Universitas

Muhammadiyah Jember.

Rusman, R. F. Y. 2019. Analisis Bauran Pemasaran pada Produk Chicken

Nugget Merek So Good di Kecamatan Tamalanrea Makassar. Jurnal

Peternakan Lokal 1 (2). Universitas Muslim Maros.

Said, E. G. dan A. Intan. 2001. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia.

Jakarta.

Saragih, B. 2004. Membangun Pertanian Perspektif Agribisnis.dalam Pertanian

Mandiri. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sihite, L. B dan Sudarno. 2012. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi pada

Perusahaan garam Beryodium (Studi Kasus pada UD. Empat Mutiara).

Dipenogoro Journal Of Accounting: 1 (2). Universitas Dipenogoro. Jawa

Tengah.

Page 107: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

183

Simamora, B. 2005. Riset Pemasaran : Falsafah, Teori dan Aplikasi. PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

__________. 2011. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan

Profitabel. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta.

Soegiarto, R. A. 2013. Aplikasi Kitosan sebagai Pengawet Alami dari Kulir

Udang Dogol pada Sosis Daging Sapi. Skripsi. Fakultas Teknobiologi.

Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

________. 2011. Ilmu Usaha Tani. Universitas Indonesia. Jakarta.

Soeparno. 2009. Ilmu dan Teknologi Daging Catatan kelima. Universitas Gajah

Mada Press. Yogyakarta.

Sudrajat dan Isyanto, A. Y. 2018. Keragaan Peternak Ayam Sentul di Kabupaten

Ciamis. Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis

4(2). Universitas Galuh.

Sutaryono dan Mulyani, S. 2004. Pengetahuan Bahan Olahan Hasil Ternak dan

Standar Nasional Indonesia (SNI). Ungaran: Komplek-Taru Budaya

Supriyono, R. A. 2010. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan

Harga Pokok Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta.

Suryana. 2013. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Salemba

Empat. Jakarta.

Tjiptono, F. 1997. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi. Yogyakarta.

_________ . 2000. Manajemen Jasa. Penerbit Andi. Jakarta.

__________. 2002. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi. Yogyakarta.

__________. 2012. Pemasaran Strategik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Umar, H. 2005. Metode Penelitian. Salemba Empat. Jakarta.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008. Tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan.

Page 108: ANALISIS KERAGAAN AGROINDUSTRI DAN POSISI PRODUK ...digilib.unila.ac.id/61631/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBERDASARKAN SIKLUS HIDUP PRODUK SOSIS GULUNG DI CV CUCURUTUKU CERIA

184

Wibowo, M. E. Daryanto, A., dan Rifin, A. 2018. Strategi Pemasaran Produk

Sosis Siap Makan ( Studi Kasus PT Primafood Internasional). Journal

Institut Pertanian Bogor 13 (1). Institut Pertanian Bogor

Yudistira, D. S. K. 2017. Strategi Pemasran Berdasarkan Product Life Cycle

pada Restoran “X” di Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Teknologi Industri.

Universitas Atma Jaya Yogykarta

Zulganef. 2008. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Cetakan Pertama. Graha

Ilmu. Yogykarta.