analisis dan optimalisasi cakupan wireless...
TRANSCRIPT
ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS ACCESS POINT 802.11
STUDI KASUS STMIK AMIKOM
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan oleh
Indra Ramadhani 09.11.2732
kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA 2014
ANALYSIS AND OPTIMIZATION OF WIRELESS ACCESS POINT 802.11 COVERAGE CASE STUDY STMIK AMIKOM
ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS ACCESS POINT 802.11
STUDI KASUS STMIK AMIKOM
Indra Ramadhani Andi Sunyoto
Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Today, wireless technology is not a strange thing for us. Many devices such as smartphone, laptop, and PDA integrate 802.11 wireless technology, or called wifi. The most important Advantages from wifi is that users can connect to the Internet without wires again, so that users can connect to the internet anywhere and anytime while in wifi coverage area.
STMIK AMIKOM is a private colleges, which has a concentration in technology
and information. Wifi technology on campus STMIK AMIKOM is one of facilities for AMIKOM's student to be connected to the internet, whether it is just for looking information on the Internet, access the elearning, do the tasks, and discussions online. STMIK AMIKOM has several access points scattered at some point in the STMIK AMIKOM.
With the number of access points in STMIK Amikom, it is necessary to mapping
an efficient access point coverage and to get up to date map. The ultimate goal is the optimization of the placement and the provision of an access point. So that every people in STMIK AMIKOM will be expected to utilize the wifi services in STMIK AMIKOM.
Keywords : Mapping an Efficient Access Point Coverage, Optimization of The Placement and The Provision of an Access Point
1
1. Pendahuluan Internet merupakan kumpulan jaringan komputer di seluruh dunia yang saling
terhubung yang dapat digunakan untuk saling berinteraksi, memberi, dan menerima
informasi. Berbagai macam media dapat digunakan untuk mengakses internet misalnya
saja kabel dan wireless. Salah satu teknologi wireless yang digunakan untuk mengakses
internet adalah WiFi (wireless fidelity).
STMIK AMIKOM Yogyakarta sebagai salah satu sekolah tinggi swasta dibidang
IT (information technology) telah menggunakan dan memanfaatkan teknologi ini.
Banyaknya mahasiswa dan karyawan yang butuh akan informasi secara cepat dengan
mobilitas tinggi dan jarak gedung-gedung yang berjauhan satu sama lain membuat
STMIK AMIKOM Yogyakarta memilih menerapkan teknologi jaringan nirkabel tersebut. IC
(Inovation Center) merupakan sebuah badan yang mengelola jaringan di STMIK
AMIKOM Yogyakarta. Untuk mendukung kebutuhan mobilitas internet IC sudah
menyebar beberapa titik AP (access point) di kampus STMIK AMIKOM Yogyakarta.
Diharapkan dengan penyebaran access point pada STMIK AMIKOM Yogyakarta,
pengguna dapat memanfaatkan fasilitas ini secara maksimal di seluruh wilayah kampus.
2. Landasan Teori 2.1 Jaringan Nirkabel
Jaringan nirkabel (wireless) adalah media komunikasi yang menggunakan
gelombang radio atau gelombang mikro untuk melangsungkan komunikasi
antarperangkat jaringan komputer (Edi S.Mulyanta, S.Si. 2005:42). WiFi (Wireless
Fidelity) atau WLAN (Wireless LAN) merupakan salah satu bentuk jaringan yang terkenal
pada saat ini. Popularnya penggunaan jaringan WiFi ini karena tidak memerlukan
pengkabelan yang rumit dan mudah untuk Fleksibilitas ruang gerak selama masih
didalam area WiFi tersebut.
2.2 Standar Wifi
Ada empat standar komunikasi wireless yang popular yaitu 802,11a, 802.11b,
802.11g dan yang terbaru 802.11n. Masing-masing standar tersebut memiliki kelebihan
dan kekurangan.
2.2.1 802.11a Standar 802.11a merupakan standar dengan frekuensi 5GHz dengan
kecepatan 54Mbps. Keuntungan standar 802.11a adalah kapasitas yang cukup tinggi
yang mencapai 12 channel dan mendukung aplikasi yang membutuhkan performa tinggi.
Standar 802.11a tidak kompatibel dengan standar 802.11b/
2
2.2.2 802.11b Standar 802.11b merupakan standar dengan frekuensi 2.4 Ghz dengan
kecepatan 11 Mbps (Madcoms, 2009:306). Dimana aslinya bandwith maksimum yang
didukung oleh standar 802.11b hanya 2 Mbps.
2.2.3 802.11g 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a dan ditambah lagi adanya kebutuhan
bandwidth yang lebih tinggi, maka diciptakan standar 802.11g dengan kemampuan
transfer data tingkat tinggi serta kompatibel dengan produk 802.11b. Standar 802.11g
mendukung bandwidth hingga 54Mbps di pita 2.4GHz.
2.2.4 802.11n 802.11n adalah standar komunikasi wireless terbaru yang telah disetujui oleh
IEEE pada bulan Oktober 2009. Standar ini memiliki kemampuan bandwidth hingga
600Mbps atau sekitar 10 kali lebih cepat dibandingkan 802.11g. 802.11n dapat
beroperasi di pita 2.4 GHz atau 5Ghz dan kompatibel dengan 802.11a (5GHz), 802.11b
(2.4 GHz) dan produk 802.11g (2.4 GHz). Namun produk ini lebih mahal dibandingkan
dengan produk 802.11g.
2.3 InSSIDer InSSIDer merupakan sebuah perangkat lunak berbasis Open Source yang
dapat bekerja di system operasi Windows. Kebanyakan scanner nirkabel lainnya kurang
berjalan baik dengan Windows Vista dan Windows 7 dan tidak dapat menunjukkan lebih
dari satu saluran atau SSID pada suatu waktu/
2.4 Ekahau HeatMapper Ekauhau HeatMapper merupakan sebuah aplikasi gratis yang digunakan untuk
pengumpulan data selain InSSIDer. Ekahau HeatMapper sendiri dipilih untuk dapta
penguat dan pembantu keakuratan dalam pengumpulan data dilapangan selain
menggunakan InSSIDer.
Dengan menggunakan Ekahau HeatMapper pengguna bisa langsung
mendapatkan range dan radius sinyal pada lokasi yang ingin di ukur kekuatan sinyalnya.
Kelebihan lain dari Ekahau HeatMapper ini juga sudah bisa memetakan langsung dimana
daerah yang minim sinyal sampai kedaerah yang kuat sinyal dengan membagi kekuatan
sinyal kedalam 6 range warna pada peta lokasi.
3. Analisis dan Perancangan Sistem 3.1 Tinjauan Umum
STMIK Amikom Yogyakarta adalah salah satu instansi milik swasta yang
bergerak dalam bidang pendidikan, yaitu sebagai tempat kuliah. STMIK Amikom
Yogyakarta adalah salah satu perguruan tinggi swasta yang berkonsentrasi dalam bidang
teknologi informasi. Sebagai salah satu perguruan tinggi dalam bidang teknologi
3
informasi, STMIK Amikom berusaha agar segala fasilitas dan sarana yang ada
menyesuaikan dengan perkembangan teknologi zaman sekarang. Salah satunya adalah
penyediaan Wifi.
Wifi merupakan salah satu teknologi yang ada pada zaman sekarang, yang
berfungsi untuk memudahkan kita untuk mengakses internet tanpa menggunakan kabel.
Di STMIK Amikom Yogyakarta sudah tersedia layanan Wifi, akan tetapi pada kenyataan
di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal
yang baik dari Wifi yang ada.
3.2 Analisis Masalah Analisis ini membahas tentang masalah-masalah Access point yang ada pada
STMIK Amikom Yogyakarta yaitu analisis kondisi lingkungan.
3.2.1 Analisis Kondisi Lingkungan Analisis lingkungan meliputi kondisi denah bangunan dan kondisi penempatan
access point.
4
Menandakan posisi AP
3.2.1.1 Kondisi Denah Gedung 5 Lantai 3
5
Dari gambar diatas terdapat beberapa masalah yang ditemukan di lapangan:
1. Jangkauan sinyal access point tidak mencakup seluruh area lantai.
2. Terdapatnya banyak noise yang dapat dilihat pada gambar visualisasi.
3. Penempatan access point kurang tepat.
4. Adanya absorption yang disebabkan oleh kaca dan tembok, yang menyebabkan
sinyal melemah di area tertentu.
6
Menandakan posisi AP
3.2.1.2 Kondisi Denah Gedung 4 Lantai 1
7
Untuk gedung 4 lantai 1 terdapat beberapa masalah yang didapat di lapangan:
1. Terjadinya noise yang disebabkan oleh wifi-wifi yang letaknya berdekatan
sehingga menyebabkan gangguan pada sinyal.
2. Penempatan access point yang tidak maksimal menyebabkan area jangkauan
tidak mencakup semua daerah pada lantai tersebut.
3.3 Perancangan Sistem 3.3.1 Pengumpulan Data Pada tahap awal proses pengumpulan data, ada beberapa proses yang
dilakukan untuk mendapatkan data yang valid dan menunjang ketika evaluasi lapangan
berlangsung. Adapun data-data yang dibutuhkan dalam pengumpulan data ini, antara
lain sebagai berikut.
No Urut
Nama Gedung
Merek Akses point
Lokasi Jumlah Diperuntukkan Kondisi
1 Unit I TP-Link Ketua 1 Karyawan Broadcast
TP-Link Customer service 1 Karyawan Broadcast
TP-Link Meeting 1 1 Karyawan Broadcast TP-Link Lobi 1 Karyawan Broadcast TP-Link IC 1 Karyawan Broadcast TP-Link IC 1 Programer Broadcast
2 Unit II TP-Link Selat 1-2 1 Mahasiswa Broadcast D-Link Lobi 1 Mahasiswa Broadcast TP-Link Citra 1 1 Karyawan Broadcast
8
TP-Link Citra 2 1 Karyawan Broadcast TP-Link Fungsional 1 Karyawan Broadcast
TP-Link Citra 1 1 Karyawan Non-Broadcast
TP-Link Control Room 1 Karyawan Broadcast TP-Link Basement 1 Mahasiswa Broadcast
3 Unit 3 D-link Lobi 1 Mahasiswa Broadcast TP-Link Lantai 2 1 Mahasiswa Broadcast TP-Link Lantai 3 1 Mahasiswa Broadcast TP-Link Selat 2-3 1 Mahasiswa Broadcast TP-Link MTI 1 Karyawan Broadcast TP-Link RT 1 Karyawan Broadcast
4 Unit 4 TP-Link Lobi 1 Mahasiswa Broadcast
D-link Bank Muamalat 1 Karyawan Broadcast
TP-Link BAK 1 Karyawan Broadcast TP-Link BAU 2 Karyawan Broadcast TP-Link PSDM 1 Karyawan Broadcast TP-Link P3M 1 Karyawan Broadcast TP-Link Meeting 4 1 Karyawan Broadcast
Smart Bridge Basement 1 Mahasiswa Broadcast
5 Unit 5 TP-Link Basement 1 Mahasiswa Broadcast TP-Link Perpustakaan 1 Mahasiswa Broadcast Perpustakaan 2 Karyawan Broadcast
Mikrotik RB411 Lantai 2 1 Mahasiswa Broadcast
Lantai 2 2 karyawan Broadcast
Mikrotik RB411 Lantai 3 1 Mahasiswa Broadcast
Lantai 3 2 Karyawan Broadcast
Mikrotik RB411 Lantai 4 Mahasiswa Broadcast,
rusak
Lantai 4 Karyawan Broadcast, rusak
6 Unit 6 TP-Link All lobi, Ruang Biro Internasional
5 Mahasiswa Broadcast
Total Akses Point 44 Unit
3.3.2 Metode yang digunakan Dalam tahapan ini menggunakan 2 metode untuk mendapatkan keakuratan
dalam analisis. Adapun 2 metode tersebut antara lain sebagai berikut.
A. Manual Random Sampling
Pada metode Manual Random Sampling ini, menggunakan aplikasi InSSIDer.
Metode ini dilakukan dengan dibuat titik-titik secara random pada denah lokasi, setiap titik
pada AP memberikan data faktual berupa RSSI yang berbeda-beda dari setiap titiknya,
data tersebut tergantung pada jarak dari lokasi titik AP dan keadaan dilapangan.
9
Dengan menggunakan aplikasi InSSIDer, maka aplikasi ini akan mengetahui
MAC address, SSID, RSSI, Channel, grafik dan Vendor dari sebuah AP. Contoh tampilan
dari InSSIDer adalah sebagai berikut.
Menandakan posisi AP
Menandakan posisi pengambilan RSSI dari setiap AP pada lokasi
10
B. Coverage visualization
Pada metode coverage visualization, merupakan sebuah metode yang hasil
akhirnya mendapatkan data visualisasi dari jangkauan sebuah ap pada suatu tempat.
Dengan memberikan warna yang berbeda-beda dari setiap titiknya. Metode coverage
visualization ini membantu menguatkan pengukuran data dari metode manual random
sampling. Metode ini menggunakan aplikasi Ekahau HeatMapper, sebuah aplikasi yang
menunjang dan membantu dalam memvisualisasikan cakupan dari suatu AP pada lokasi
tertentu. Ada beberapa tahapan sebelum melakukan metode ini, antara lain sangan
direkomendasikan memiliki denah lokasi yang akan dilakukan pengamatan agar nantinya
mendapatkan data yang valid dan mempermudah dalam melakukan evaluasi lapangan.
Tahapan pertama yaitu dengan memasukkan denah lokasi, setelah masuk pada denah di
aplikasi, nantinya diminta menunjukkan keberadaan dimulainya awal evaluasi, berikut
salah satu contoh evaluasi menggunakan Ekahau HeatMapper.
11
Seperti pada gambar di atas penempatan titik tersebut di lakukan secara
berkelanjutan sesuai dengan posisi kita saat itu. Pengambilan data dilakukan dengan
cara berjalan secara pelan- pelan dari suatu titik ke titik lainnya, sampai nantinya kepada
titik akhir yang dianggap telah mewakili dari semua titik yang ingin di evaluasi pada
tempat tersebut. Dengan begitu pengambilan dari kekuatan suatu AP lebih akurat.
Setelah melakukan penentuan titik akhir dari evaluasi tersebut, maka nantinya akan
didapat hasil akhir berupa coverage visualization dari dari setiap AP pada denah
tersebut.
Untuk lebih jelasnya contoh penggunaan metode evaluasi kedua dapat dilihat pada
gambar berikut.
12
4. Implementasi dan Pembahasan 4.1 Implementasi dan Pembahasan Evaluasi Lapangan Pada Implementasi dan pembahasan evaluasi jaringan nirkabel, lebih menitik
beratkan kepada keadaan faktual di lapangan dari suatu AP dan rekomendasi scenario
alternative perbaikan dari pemecahan masalah tersebut. Pada evaluasi sendiri
menggunakan dua metode yaitu Manual random sampling dan Coverage Visualization.
Manual random sampling menggunakan aplikasi InSSIDer, untuk mendapatkan
RSSI atau kekuatan sinyal yang di pancarkan dalam dBm dari masing-masing AP.
Sedangkan metode Coverage Visualization menggunakan aplikasi Ekahau Heatmapper
Keterangan :
RSSI : (-39) s.d - (-50) dBm Sinyal 5 batang (stabil) = Sangat Kuat
RSSI : (-50) s.d - (-60) dBm Sinyal 5-4 batang (labil) = Kuat
RSSI : (-60) s.d - (-71) dBm Sinyal 4-3 batang (labil) = Cukup
RSSI : (-71) s.d - (-81) dBm Sinyal 3-2 batang (labil) = Lemah
RSSI : (-81) s.d - (-89) dBm Sinyal 2-1 batang (labil) = Lemah Sekali
RSSI : (-89) s.d - (-0) dBm Sinyal 0 batang (Stabil) = Nihil
13
yang nanti hasilnya mendapatkan luas jangkauan sinyal suatu AP berupa pemetaan
wilayah jangkauan tersebut yang dibedakan berdasarkan warna.
4.1.1 Tampilan hasil evaluasi setiap gedung 4.1.1.1 Gedung 5
Pada gedung 5 Amikom memiliki 7 AP yang diletakkkan pada lantai 1, lantai 2
dan lantai 3. Pada lantai 1 terdapat 1 AP dengan SSID free_hotspot_mahasiswa yang
berada pada channel 11 dengan vendor TP-LINK TECHNOLOGIES Co.Ltd. Pada lantai
2 terdapat 3 AP, AP yang pertama memiliki SSID unit 5.2.Karyawan.Timur yang berada
pada channel 11 dengan vendor Routerboard.com, AP kedua memiliki SSID unit
free_hotspot_mahasiswa yang berada pada channel 9+5 dengan vendor TP-LINK
TECHNOLOGIES Co.LTD, AP ketiga memiliki SSID unit 5.2.Karyawan.Barat yang
berada pada channel 1 dengan vendor Routerboard.com. Dan pada lantai 3 terdapat 3
AP, AP yang pertama memiliki SSID unit 5.3.Karyawan.Timur yang berada pada channel
7 dengan vendor Routerboard.com, AP yang kedua memiliki SSID unit 5.3.mahasiswa
yang berada pada channel 3 dengan vendor Routerboard.com, dan AP yang ketiga
memiliki SSID unit 5.3.Karyawan.Barat yang berada pada channel 5 dengan vendor
Routerboard.com.
A. Manual random sampling
Untuk lebih jelasnya mengenai tampilan pengukuran menggunakan Manual
random sampling yang diterapkan pada lantai 3 gedung 5 amikom pada gambar berikut.
14
Pada gambar di atas dapat dilihat, di lantai 3 dibuat 3 titik pengukuran yang
disebar pada lantai 3 yang nantinya akan mengukur kekuatan RSSI dari AP unit
5.3.mahasiswa. Adapun hasil pengukuran atau RSSI dari AP tersebut antara lain pada
tabel berikut.
RSSI SSID Unit 5.3.mahasiswa
A -53 dBm B -81 dBm C -77 dBm
15
Keterangan : RSSI : (-39) s.d - (-50) dBm Sinyal 5 batang (stabil) = Sangat Kuat RSSI : (-50) s.d - (-60) dBm Sinyal 5-4 batang (labil) = Kuat RSSI : (-60) s.d - (-71) dBm Sinyal 4-3 batang (labil) = Cukup RSSI : (-71) s.d - (-81) dBm Sinyal 3-2 batang (labil) = Lemah RSSI : (-81) s.d - (-89) dBm Sinyal 2-1 batang (labil) = Lemah Sekali RSSI : (-89) s.d - (-0) dBm Sinyal 0 batang (Stabil) = Nihil
Pada tabel 4.1 hasil pengukuran lantai 3 di atas terdapat 2 titik yang lemah dalam
penerimaan sinyal, yaitu titik B pada RSSI -81 dBm dengan sinyal 2 s.d 1 dBm batang,
titik C pada RSSI -77 dBm dengan sinyal 3 s.d 2 batang. Adapun analisis penyebab
lemahnya penerimaan sinyal tersebut, pertama karena adanya perambatan sinyal oleh
benda padat, kedua noise dengan AP lain. 4.2 Penemuan Evaluas Lapangan
Setelah melakukan evaluasi dan pengambilan data di lapangan berdasarkan
data yang diperoleh dari IC, ditemukan 1 AP baru, namun beberapa AP yang ada pada
data tidak ditemukan. AP yang tidak bekerja dengan baik (sinyal tidak bisa diterima user),
antara lain sebagai berikut, seperti pada tabel.
No Lokasi/Gedung Lantai Keterangan
1 Gedung 5 Basement Tidak Ditemukan AP
2 Gedung 5 4 Tidak Ditemukan AP
3 Gedung 1 1 Ditemukan AP
Dapat dilihat pada tabel, terdapat 3 AP berdasarkan data dari IC STMIK
AMIKOM YOGYAKARTA yang tidak ditemukan ketika evaluasi lapangan. Pada gedung
Gedung 5 tidak di temukan AP pada Basement dan Lantai 4. Sedangkan pada gedung 1,
ditemukan AP yang berada pada posisi CS yang tidak ditemukan pada data IC STMIK
AMIKOM YOGYAKARTA.
16
5. Penutup 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengambilan data, evaluasi lapangan dan analisis perbaikan
terhadap luas jangkauan AP di STMIK Amikom Yogyakarta didapatkan kesimpulan
sebagai berikut.
1. Beberapa AP yang ada pada data di IC, tidak ditemukan di lapangan.
2. Ditemukan beberapa AP yang tidak berfungsi untuk memancarkan sinyal
dengan baik.
3. Ditemukan AP baru yang tidak terdapat pada data di IC.
4. Beberapa posisi AP yang ada kurang strategis sehingga tidak mencakup
luas jangkauan sinyal lebih luas lagi.
5.2 Saran Adapun saran untuk memperbaiki dan memaksimalkan luas jangkauan AP di
STMIK Amikom Yogyakarta antara lain sebagai berikut.
1. Penambahan dan pemindahan posisi AP pada tempat strategis untuk
memaksimalkan jangkauan sinyal AP.
2. SSID dari AP yang diperuntukkan bagi mahasiswa, disarankan SSIDnya berbeda
antar 1 dengan yang lainnya agar dalam pemeliharaan dan pengecekan AP lebih
mudah.
17
Daftar Pustaka
Cv.indohotspot billing. 2008. Karakteristik Jaringan Nirkabel. dari Indohotspot: http://www.indohotspot.net/ZoneWifi/frontpage/readtutorial/22. Diakses tanggal 28 Mei 2013
Eko Frima Andani. 2012. Studi Evaluasi Area Jangkauan Jaringan Nirkabel Kampus UII Terpadu. Program Sarjana Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta
Madcoms, 2009. Membangun Sistem Jaringan Komputer. Andi Offset. Yogyakarta
Mulyanta, Edi S. 2005. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer. Andi Offset. Yogyakarta
Shelly, Cashman, Vermaat. 2008. Discovering Computer Menjelajah Dunia Komputer Fundamental, Edisi 3. Salemba Infotek. Jakarta
Wikipedia. 2012. Indikasi kekuatan sinyal yang diterima. dari Wikipedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Received_signal_strength_indication. Diakses 28 tanggal 2013
Wikipedia. 2012. Service set identifier. dari Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Service_set_identifier. Diakses tanggal 28 Mei 2013
Wikipedia. 2012. Wi-Fi. dari WikipediA: http://id.wikipedia.org/wiki/Wi-Fi. Diakses tanggal
28 Mei 2013