analisis kinerja perawat pembimbing klinik dengan
Post on 05-Oct-2021
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
329
ANALISIS KINERJA PERAWAT PEMBIMBING KLINIK DENGAN PENDEKATAN TEORI KINERJA DAN INDIKATOR KOMPETENSI
(Analysis of Nurse's Clinical Education Performance based on Work Theory and The Indicator of Competence)
Srinalesti Mahanani*, Yulis Setiya Dewi**, Widji Soeratri****STIKesRSBaptisKediriJl.MayjenPanjaitan,No.3B,Kediri,Telp.+62354683470
**FakultasKeperawatanUniversitasAirlangga***FakultasFarmasiUniversitasAirlangga
E-mail:nalesti.mahanani@gmail.com
ABSTRAK
Pendahuluan: Pembelajaran klinis adalah suatu proses transformasi seorang mahasiswa untuk menjadi perawatprofesional.Perawatpembimbingklinikberkontribusidalammeningkatkankualitaspembelajarankliniskarenamemilikiberbagaiperanmulaidariperencanaan,pelaksanaandanevaluasipraktikpembelajaranklinis .Peningkatankualitaspembelajaran praktik klinis, dapat dicapai dengan meningkatkan kinerja perawat pembimbing klinik. Tujuan daripenelitianiniadalahuntukmengetahuipengaruhvariabelpsikologisdanvariabelorganisasiterhadapkompetensidankinerjaperawatpembimbingklinik.Metode:SampelpenelitianiniadalahpendidikklinisperawatyangbekerjadibangsalrawatinapdiRumahSakitBaptisKediri.Penelitianinidilakukanmelaluiduatahap.TahapImengukurkompetensidankinerjaperawatpembimbingklinikolehkepalaruangdanmahasiswa,sertavariabelpsikologisdanvariabelorganisasiolehperawatpembimbingklinik.Pengambilandatadilakukandenganmenggunakankuesioner.TahapIImelakukanfocused group discussionuntukmendiskusikantentangvariabelyangmempengaruhikompetensidankinerjaperawatpembimbingklinik.Datadiolahmenggunakanpartial least square dengan α = 0,05, pathkoefisien=0,5danttabel=1,96.Hasil:Hasilpenelitianmenunjukkanbahwakinerjaperawatpembimbingklinikdapatditingkatkandengancarameningkatkankompetensiindividuyangditunjukkandengankoefisienpath=0.600dant=6.741.Sedangkankompetensiindividuakanmeningkatdenganadanyapeningkatanaspekpsikologisperawatpembimbingklinikyangmeliputipersepsi,kepribadian,motivasi,kemampuanbelajardansikapdengankoefisienpath sebesar=0,518dant=2,715.Peningkatanaspekpsikologissebandingdenganpeningkatanvariabelorganisasiyangmeliputisumberdayaorganisasi,imbalan,strukturorganisasidandesainpekerjaandengankoefisienpathsebesar=0,825dant=19,658.Diskusi:Kesimpulanpenelitianiniadalahbahwapeningkatankompetensidankinerjaperawatpembimbingklinikdapatdiupayakandenganpeningkatankualitasaspekpsikologis.Aspekpsikologisakandapatditingkatkanmelaluipeningkatanvariabelorganisasi.
Kata kunci:kompetensi,kinerja,perawatpembimbingklinik
ABSTRACT
Introduction: Clinical Learning is a process of transformation of the student to become a professional nurse. Clinical Nurse Educator contributes to improve the quality of clinical learning because of variety of roles ranging from planning, implementing and evaluating learning clinical practice. Improving the quality of clinical practice learning, can be reached by improving the performance of Clinical Nurse Educator. The aim of this study was to know the effect of psychological variables and organizational variables to the competence and performance of Clinical Nurse Educators. Sample was Clinical Nurse Educators who work inpatient wards at Kediri Baptist Hospital inpatient wards. Method: This study was conducted in two stages. Phase I measure the competence and performance of Clinical Nurse Educator by Supervisor and students, as well as psychological variables and organizational variables by using questionnaires. Phase II was done by Focused Group Discussion to discuss about the variables that affect Clinical Nurse Educator performance. Data processed using Partial Least Square with α = 0.05, path coefficient = 0.5 and t table = 1.96. Result: The results of this research is showed that Performance Nurse Educator can be improved by increasing Individual Competence with path coefficient= 0.600 and t = 6.741. The individual competence will be increase by improving pscychological aspect nurse educator such as perception, personal aspect, motivation, learning skill and attitude with path coefficient = 0.518 and t = 2.715. Psycological Aspect can be increasing by improving Organization Variable such as Organization Resource, Salary, Organization Structure and Job Description with path coefficient = 0.825 and t = 19.658. Discussion: The conclusion of this result that increase of nurse educator competence and performance can be effort by improving psycological aspect and organizational variable
Keywords: competence, performance, clinical nurse educator
JurnalNersVol.9No.2Oktober2014:329–338
330
PENDAHULUAN
Pembelajaran klinik adalah kegiatanbelajarmengajaryangdilakukanpadatatanan pelayanankesehatandiRumahSakit(Keliat,2000). Kegiatan pembelajaran klinik sangatpentingbagimahasiswaprogrampendidikankeperawatan.MenurutEwandalamMartono(2009) pembelajaran klinik merupakanjantungdariprosespendidikanpadaprogrampendidikankeperawatan.Pengalamanbelajarklinikatau lapanganpadapendidikan tinggikeperawatan mutlak diperlukan untukmenumbuhkan dan membina kemampuandansikapkeperawatanprofesional.ProgramPengalamanBelajarKlinik(PBK)merupakansuatu proses transformasi mahasiswa yangakan menjadi seorang perawat professional(Martono,2009)
Hasil penelitian yang dilakukan olehErawati(2010)diRSBaptisKedirimenjelaskanbahwaadahubunganpositifyangsignifikanantara motivasi dan beban kerja dengankinerja pembimbing klinik. Berdasarkanhasil studi pendahuluan yang dilakukan diRS Baptis Kediri pada tanggal 31 Januari2014 terhadap kinerja perawat pembimbingklinik didapatkan hasil wawancara dengan2 orang manajer keperawatan didapatkandata bahwa perawat pembimbing klinikyang ada di RS Baptis Kediri seluruhnyamemilikitugasrangkapbaiksebagaiperawatfungsional maupun struktural yaitu sebagaiKepala Ruang, Wakil Kepala Ruang dansebagaiSupervisorsehinggacukupdisibukkandengan kegiatan pelayanan perawatan danpendampingan kepada mahasiswa menjadikurang optimal. Sedangkan berdasarkanpenilaian manajer terhadap masing-masingindividu perawat pembimbing klinikdisampaikanbahwasecaraumumpembimbingklinikdinilaitelahmemilikitanggungjawabyang baik dalam melaksanakan bimbingankepadamahasiswanamunpenilaianterhadapkompetensi individu berupa pengetahuandan keterampilan melaksanakan pengajaranmasih kurang. Penampilan kinerja perawatpembimbing klinik juga belum optimaldalam merencanakan, melaksanakan danmengevaluasi proses pembimbingan klinik.
Dalamupayameningkatkankinerjaperawatpembimbing klinik tersebut, RS BaptisKediri telah menyelenggarakan pelatihanpembimbingkliniknamunbelumdilakukanevaluasi terhadap efektivitas hasil pelatihantersebut.
Pembentukanseorangperawatprofesionalsecarautuhdalambidangpengetahuan,sikapdan keterampilan sangatlah dipengaruhioleh keseimbangan antara pendidikan danpelayanan keperawatan. Berdasarkan hasilevaluasibimbinganklinikdanperkembanganprofesional pada mahasiswa keperawatanditemukanbahwabimbinganklinikmemilikipengaruh besar terhadap perkembanganidentitasprofesionalmahasiswakeperawatan (Azisah, 2012). Pengetahuan yang di dapatcalon perawat atau peserta didik di kelasdan laboratorium idealnya dapat diterapkanseutuhnyaditempatpraktek.Dalamkegiatanpembelajaran klinik terjadi proses interaksiantara mahasiswa, pasien dan pembimbingklinik.
Bimbingan klinik dapat membantupeserta didik dalam mengembangkankemampuan praktek profesionalnya, untukitu perawat pembimbing klinik harusmembekali diri dengan pengetahuan danketerampilan dalam melakukan bimbinganyangefektifdanberkualitas.(Yusiana,2011).Martono (2009) menguraikan bahwa peranperawat pembimbing klinik dalam kegiatanpembelajarankliniksangatberartisekaliagarpelaksanaanpembelajaranmenjadiefektif.
Pembimbing praktek klinik mempunyaikontribusimeningkatkankualitaspembelajaranpraktekklinik,karenamemilikiberbagaiperanmulai dari merencanakan, melaksanakandan mengevaluasi pembelajaran praktekklinik. Peningkatan mutu pembelajaranpraktek klinik, dapat ditempuh dengan carameningkatkan kinerja perawat pembimbingklinik. Ewan (1994) dalam Martono (2009)menyatakan bahwa seorang pembimbingpraktek klinik harus memiliki kompetensimemberikan pelayanan keperawatan kepadapasien, mulai dari mengkaji masalah-masalah pasien sampai memberikantindakan mengevaluasi efektivitas tindakantersebut,sehinggadapatmenjadicontohbagimahasiswaditempatpelayanantersebut.TeoriKinerjamendasaryangdiungkapkanGibson
AnalisisKinerjaPerawatPembimbingKlinik(SrinalestiMahanani,dkk.)
331
(1987) menyebutkan bahwa kinerja individudipengaruhiolehVariabelIndividu,PsikologidanVariabelOrganisasi.
Zuhriana (2012) mengemukakanbahwa untuk mencapai prestasi kerja dankesuksesansebuahorganisasisertakontribusipribadi karyawan terhadap organisasinyamakadiperlukankompetensi individuuntukmelaksanakanperandantugasnya.Kompetensiadalahkemampuankerjasetiapindividuyangmencakup aspek pengetahuan, keterampilandan sikap kerja yang sesuai dengan standaryang ditetapkan. Perawat pembimbingklinik memiliki berbagai kompetensi yangmenjadi modal dalam mengoptimalkankinerjanya. Salminen (2012) menyebutkansecaradeskriptifbahwakompetensiperawatpendidik tersebut diantaranya adalah (1)kompetensi sebagai perawat; (2) kompetensipengajaran pedagogika; (3) kemampuanmelakukanevaluasi;(4)faktorpersonal;dan(5)hubungandenganmahasiswa. Berdasarkanuraian tersebut peneliti akan melakukanpenelitian tentang Analisa Kinerja PerawatPembimbingKlinik denganpendekatanTeoriKinerja dan Indikator The Competence of Nurse Educators
BAHAN DAN METODE
Penelitianinidilakukankepadaperawatpembimbing klinik di ruang rawat inap RSBaptisKediripadaBulanApril-Juni2014.Jenispenelitiananalitikkorelasionaldengandesainstudi observasional. Adapun jumlah sampeldalampenelitianiniadalah17orang.Penelitianinidilakukanmelaluiduatahap.TahapIuntukmengukur dan menganalisa kinerja perawatpembimbingklinikolehkepalaruangandanmahasiswa,sertamengukurvariabelindividu,variabel psikologi dan variabel organisasiperawatpembimbingklinik.TahapIIadalahmelakukanFocused Group DiscussiondenganPerawat Pembimbing Klinik, Kepala ruangdanSupervisor/KomiteKeperawatantentangVariabel yang mempengaruhi Kinerja yaitupadatanggal6dan11Juni2014.Pengambilandata dilakukan dengan menggunakankuesioner. Terdapat 4 buah kuesioner yangterdiri dari 2 buah kuesioner kepada kepala
ruang dan mahasiswa tentang evaluasikompetensidankinerjaperawatpembimbingklinikserta2buahkuesioneryangdiberikankepada perawat pembimbing klinik untukmengukur variabel psikologi dan variabelorganisasi.Instrumenyangdigunakanuntukmengevaluasikompetensiperawatpembimbingklinik mengadopsi instrument Evaluation of Requirement of Nurse Teacher (ERNT)dibuatolehSalminenyangtelahdiujicobakanpadaPerawatPembimbingKlinikdiFinlandiadan dipublikasikan melalui Jurnal Nurse Education Todaypadatahun2012.Instrumenyangdigunakanuntukmengevaluasikinerja,aspek psikologis dan variabel organisasidisusun oleh peneliti berdasarkan indikatorsesuaidengan literatur.Sebelumdigunakan,keempat instrumen tersebut telah terlebihdahuludilakukanujivaliditasdanreliabilitas.Pengolahan data dilakukan dengan metodestatistic Partial Least Square (PLS) dengan t-standar:1,96,jikanilaitvalue>1,96(alpha5%) berarti pengujian signifikan dan jikanilai t-value < 1,96 (alpha 5%) berarti tidaksignifikan.
HASIL
Aspek psikologis yang diidentifikasidari perawat pembimbing klinik adalahpersepsi,kepribadian,motivasi,dankemauanbelajar.Rerataaspekpsikologispembimbingklinikdalamkategoricukup(tabel1).Sikapperawat pembimbing klinik dibedakanmenjadipositifdannegatif,dimanasebagianbesar perawat pembimbing klinik di RSBaptisKedirimempunyaisikappositif(tabel2). Aspek organisasi meliputi sumber dayaorganisasi, imbalan,strukturorganisasi,dandesain pekerjaan. Hasil identifikasi aspekorganisasi mempunyai rerata cukup (tabel3). Hasil analisis hubungan antar variabeldisajikanpadatabel4.
Berdasarkan hasi l pengolahanpemodelan,didapatkanhasilbahwa terdapatpengaruh yang signifikan aspek psikologisterhadap kompetensi dengan besarnyakoefisien estimate dari aspek psikologisterhadapkompetensiadalah0,518sedangkannilai t hitung adalah 2,715 (>1,96). Variabel
JurnalNersVol.9No.2Oktober2014:329–338
332
organisasi berpengaruh terhadap aspekpsikologisdengankoefisienestimatesebesar0,825sedangkannilaithitungadalah19,658(>1,96). Besarnya koefisien estimate darivariabelorganisasiterhadapkompetensiadalah0,244 sedangkannilai t hitung adalah1,036(>1,96) sehingga disimpulkan bahwa tidakterdapat pengaruh yang signifikan variabelorganisasi terhadap kompetensi. Sedangkankompetensi berpengaruh terhadap kinerja
Tabel1. AspekpsikologisperawatpembimbingklinikdiRSBaptisKediri
No Sub Variabel Baik Cukup Kurangf % f % f %
1 Persepsi 5 29,41 11 64,70 1 5,892 Kepribadian 6 35,30 11 64,70 0 03 Motivasi 5 29,41 12 70,59 0 04 KemauanBelajar 2 11,76 10 58,83 5 29,41
Tabel2. SikapperawatpembimbingklinikdiRSBaptisKediri
No Kategori Jumlah Persentase1 Positif 17 100%2 Negatif 0 0%
Total 17 100%
Tabel3. AspekorganisasiperawatpembimbingklinikdiRSBaptisKediri
No Sub Variabel Baik Cukup Kurangf % f % f %
1 SumberDayaorganisasi 4 23,52 12 70,59 1 5,892 Imbalan 1 5,89 10 58,83 6 35,283 StrukturOrganisasi 2 11,76 15 88,34 0 04 DesainPekerjaan 4 23,52 12 70,59 1 5,89
Tabel4. Analisisujihipotesispenelitiananalisiskinerjaperawatpembimbingklinikdenganpendekatanteorikinerjadanindikatorthe competence of nurse educatordiRSBaptisKediri
No Hubungan Antar Variabel Coeffisien Path
Uji (t tabel: 1,96) Keterangan
1 AspekPsikologisKompetensi 0,518 2,715 Signifikan2 VariabelOrganisasiKompetensi 0,244 1,036 TidakSignifikan3 Variabel Organisas i Aspek
Psikologis0,825 19,658 Signifikan
4 KompetensiKinerja 0,600 6,471 Signifikan
dengankoefisienestimatesebesar0,600dannilaithitungadalah6,741(>1,96).Berdasarkanpemodelan tersebut, maka diketahui bahwavariabel organisasi mempengaruhi aspekpsikologis dan selanjutnya mempengaruhikompetensidankinerja.
PEMBAHASAN
Penilaian aspek sikap pada perawatpembimbing klinik adalah sebagian besarresponden memiliki sikap pada kategoricukup yaitu sebanyak 12 orang (70,59%)dan masih terdapat responden dengan sikapyang baik namun memiliki kompetensikurang (4 responden). Sikap (attitude)adalahkesiapsiagaanmental,yangdipelajaridan diorganisasi melalui pengalaman dan
AnalisisKinerjaPerawatPembimbingKlinik(SrinalestiMahanani,dkk.)
333
Gambar1. Hasilbootstrappingpadaanalisiskinerjaperawatpembimbingklinik dengan pendekatan teori kinerja dan indikator the competence of nurse educator
mempunyai pengaruh tertentu atas caratanggapseseorangterhadaporanglain,obyekatau situasi yang berhubungan dengannya(Gibson,1986).MenurutNotoatmodjo(2009)sikap adalah respons tertutup seseorangterhadap stimulus atau obyek tertentu yangsudahmelibatkanfaktorpendapatdanemosiyang bersangkutan. Menurut Gibson (1986)komponen yang menentukan sikap adalahafeksi, kognisi danperilakudan selanjutnyasikapmembentukafek,kognisidanperilaku.
Spencer dalam Kar t in i (2011)menyebutkanciridarikompetensitidakhanyaniatdankemampuanyangadatetapikeahliandan keterampilan yang diwujudkan dalamsikapdannilaisehari-haridalammelakukanpekerjaannya. Sagala (2009) menyebutkanbahwa kompetensi adalah perpaduan daripenguasaan pengetahuan, keterampilan,nilai dan sikap yang diref leksikan dalamkebiasaan berpikir dan bertindak dalammelaksanakan tugas dan pekerjaannya.Kompetensi merupakan gabungan darikemampuan,pengetahuan,sikap,kecakapan,sifat, pemahaman, apresiasi yangmendasarikarakteristikseseoranguntukberunjukkerjadalam melaksanakan tugas atau pekerjaanguna mencapai standar kualitas dalampekerjaannyata.
Penilaian aspek psikologis pada subvariabelpersepsididapatkanhasil lebihdari50% (64,7%) responden memiliki persepsidengan kategori cukup. Berdasarkan hasildiskusi yang dilakukan, persepsi perawatpembimbing klinik khususnya persepsiterhadap sikap proaktif mahasiswa danpersepsiterhadapkesiapanmahasiswadalamprosespembelajaranklinikbelumoptimal
Per sepsi a ka n mempenga r u h ikompetensi dan kinerja individu, hal inidiperkuatdenganhasiltabulasisilangbahwaresponden yang memiliki persepsi kurangdalammelaksanakantugasnyajugamemilikikompetensi ada kategori kurang. Pada saatdiskusi, Institusi Pendidikan menyatakantelah membekali mahasiswa dengan ilmukeperawatan sesuai dengan kurikulum dantelahmelakukanujianlaboratoriumsebelumperiode praktik sehingga disepakati bahwaInstitusiPendidikandanPerawatPembimbingKlinik perlu melakukan review padamahasiswasetiapawalperiodepraktik
Penilaian pada sub variabel motivasididapatkan hasil bahwa sebagian besarresponden memiliki motivasi pada kategoricukup yaitu sebanyak 12 orang (70,59%). Ma’aruf (2010) menyebutkan bahwamotivasi adalah suatu keadaan dari dalam
JurnalNersVol.9No.2Oktober2014:329–338
334
yang member kekuatan, yang menggiatkanatau yang menggerakkan, karenanyadisebut “penggerakan” atau motivasi yangmengarahkan atau menyalurkan perilaku kearahtujuan-tujuan.
Pada hasil pengukuran sub variabelbelajardidapatkanlebihdari50%respondenmemiliki kemauan belajar pada kategoricukupyaitusebanyak10orang(58,83%)danterdapat responden yang memiliki kemauanbelajarpadakategorikurangyaitusebanyak5 orang (29,41%). Hasil validasi denganperawat pembimbing klinik didapatkandata Perawat Pembimbing Klinik mengakubahwa setelah menyelesaikan pendidikandanbekerjadirumahsakit,frekuensibelajarmenurun karena merasa melakukan tugasrutinitas sehingga stimulus belajar menjadikurang. Hasil ini berbeda dengan penelitianyang dilakukan Salminen (2012) di Turkuyang mendeskripsikan bahwa mahasiswadan pimpinan menilai perawat pembimbingklinik telah menggunakan literatur danhasil penelitian secara aktif dalam upayameningkatkankualitaspembimbinganklinikdengansangatbaik.HalinimengindikasikanbahwaperawatpembimbingklinikdiTurkutelah mengembangkan dan menerapkanbudayabelajardengansangatbaik.
Gibson dalam teorinya menyatakanbahwa belajar merupakan salah satu prosesfundamental yang mendasari perilaku.Sebagian besar perilaku dalam organisasiadalahperilakuyangdiperolehdenganbelajar.Belajar dapat didefinisikan sebagai prosesterjadinyaperubahanyangrelatiftetapdalamperilakusebagaiakibatdaripraktek.Belajarmerupakansuatuprosesterjadinyabeberapaperubahantertentudalamperilaku.
Jenis dan metode pembelajaran yangbervariasi dapat menjadi solusi dalammeningkatkan kemauan belajar perawatpembimbing klinik. Melalui proses diskusidisepakatibahwaPerawatpembimbingklinikperlumeningkatkanmotivasi internaldalammengembangkan pengetahuan, Diklat perlumemfasilitasi dengan menyelenggarakanpertemuan/pelatihan tentang perkembanganilmu keperawatan terkini serta Institusipendidikanmenyatakansiapuntukmembantu
dalam menyediakan materi dan sebagainarasumber dalam pelaksanaan pelatihanperawatpembimbingklinik.
Hasilpenelitianinisesuaidenganteorikinerja Gibson yang menyatakan bahwameskipunorganisasimemberikanefek tidaklangsung terhadap perilaku dan kinerjaindividu. Melalui penelitian ini dibuktikanbahwavariabelorganisasiakanmemberikanpengaruh terhadap kinerja individu melaluivariabel moderat yaitu aspek psikologis.Hasil penelitian ini berbeda dengan hasilyang didapatkan oleh Nasution (2009) yaitubahwa desain pekerjaan dan kepemimpinantidak memiliki pengaruh terhadap kinerjaindividu,namunhasilpenelitianinididukungoleh Nugroho (2006) yang menyebutkandalam penelitiannya bahwa meskipunvariabel kepemimpinan tidak berpengaruhsecara langsung terhadap kinerja namunbudayaorganisasimempunyaipengaruhyangsignifikan sebagai suatu variabel moderat,artinya semakin baik kepemimpinan yangdidukung oleh budaya organisasi yangbaik maka semakin tinggi kinerja individu,artinyavariabelorganisasiakanmemberikankontribusiterhadapkinerjaindividu.
Hasil pengukuran variabel organisasiberada pada kategori cukup. Variabelorganisasi meliputi sumber daya, desainpekerjaan, imbalan dan struktur organisasidankepemimpinan.Sebagianbesarrespondenmemilikisumberdayaorganisasipadakategoricukup yaitu sebanyak 12 orang (70,59 %)danterdapatrespondendengansumberdayaorganisasipadakategorikurangyaitusebanyak1orang(5,89%),manajemenmenyampaikanbahwa penataan bimbingan klinik masihbelum optimal baik dalam SDM maupunsarana prasarana dikarenakan penataanperawatpembimbingklinikbarudiawalipadabeberapatahunterakhirdanbersamaandenganpersiapanpengajuanakreditasi.TindaklanjutyangperludilakukanadalahmempertahankandanmelanjutkanperencanaanpenataanSDMdan sarana prasarana dalam pembelajaranklinik.
PerawatPembimbingKlinikmengatakanbahwasistemyangberjalansudahbaik,hanyasaja merasa imbalan yang diterima kurang
AnalisisKinerjaPerawatPembimbingKlinik(SrinalestiMahanani,dkk.)
335
sesuaidenganbebankerja.Hasilpengukuransubvariabelimbalandidapatkanhasilbahwalebihdari50%respondenmemilikiimbalanpada kategori cukup yaitu sebanyak 10orang(58,83%)danterdapatrespondenyangmemilikiimbalanpadakategorikurangyaitusebanyak6orang(35,28%).
Imbalan menjadi sub variabel yangpentingkarena imbalan mampu (1) menarikorangyangberkualitasuntukbergabungdalamorganisasi; (2) mempertahankan karyawanagartetapdatangbekerja,dan(3)memotivasikaryawan untuk mencapai tingkat prestasiyang tinggi. Setiap orang memiliki harapanyangberbedaterhadapbentukimbalanyangakan diterimanya. Imbalan yang disukaisetiap orang berbeda dalam beberapa hal,tergantung pada karir seseorang, umur dansituasi yang berbeda. Imbalan ekstrinsikmemuaskankarenaimbalantersebutmengarahpadaimbalanlain.Terdapatbeberapaimbalanekstrinsikyangmengarahpadaimbalanyanglebihdisukai,misalnyauangyangmerupakanbentuk imbalan ekstrinsik yang mengarahpada hal-hal lain seperti prestise, otonomi,kekbasan,keamanandannaungan.
Dalam proses diskusi, InstitusiPendidikan memberikan wawasan bahwapadarumahsakitlainimbalanyangditerimacukup tinggi karena perawat pembimbingklinik yang ditetapkan oleh rumah sakittersebut dapat memprioritaskan tugasnyasebagai pembimbing klinik (tidak hanyamengoreksi dokumentasi askep) sehinggaprosespembimbinganberjalandenganoptimal.PerawatPembimbingKlinikmenyatakanakansiapuntukbekerjadenganlebihbaikasalkandiimbangi dengan imbalan yang sebanding.Manajemen rumah sakit merasa kesulitanuntukpenataantenagasepertirumahsakitlaindimanaseorangperawatpembimbingkliniktidakdifungsikansebagaiperawatpelaksanautamasehinggayangdapatditawarkanadalahakan diberikan imbalan yang sebandingnamundiharapkanperawatpembimbingklinikdapatmelaksanakandenganseimbangkeduatugasyaitusebagaipelaksanadanpembimbingklinik.Manajemenjugamenyampaikanbahwatelah disusun rancangan penetapan imbalanperawat pembimbing klinik berdasarkan
penghitunganbebankerja.Tindaklanjutyangperlu dilakukan adalah manajemen rumahsakitdaninstitusipendidikanperlumelakukanfinalisasirancanganpenetapanimbalanperawatpembimbingklinikberdasarkanpenghitunganbeban kerja, mengimplementasikannyaserta melakukan evaluasi kinerja perawatpembimbingklinik
Sub variabel kepemimpinan terhadapperawat pembimbing klinik di RS BaptisKediriberadapadakategoricukup(58,83%).Penelitian ini membuktikan bahwa variabelorganisasi tidak mempengaruhi secaralangsung terhadap kinerja sebab metodekepemimpinanyangditerapkandiRSBaptisKediritetapdapatmembuatmerekanyamansehingga meningkatkan motivasi dalambekerja.
Aspek psikologis yang diukur dalampenelitian ini meliputi sikap, persepsi,kepribadian,belajardanmotivasisedangkanvariabel organisasi meliputi sumber daya,imbalan, struktur organisasi, kepemimpinandandesainpekerjaan.Duadari sepuluh subvariabel independen tersebut yaitu bebankerjadanmotivasipernahditelitiolehErawati(2010)kepadaperawatpembimbingklinikdiRS Baptis Kediri dengan hasil yang senadadenganpenelitianiniyaitubebankerjatidakberpengaruhsecaralangsungterhadapkinerjanamunterdapatpengaruhpositifmotivasidanbeban kerja secara bersama-sama terhadapkinerjaperawatpembimbingklinik.
Pengaruh yang signifikan variabelorganisasi terhadap aspek psikologis sesuaidengan pernyataan Kopelman yang dikutipolehIlyas(2001)bahwaadaempatdeterminanutama dalam produktivitas organisasitermasuk didalamnya adalah prestasi kerja.Faktordeterminantersebutadalahlingkungan,karakteristikorganisasi,karakteristikkerjadankarakteristikindividu.Karakteristikkerjadankarakteristikorganisasiakanmempengaruhikarakteristik individu seperti imbalan,penetapantujuanakanmeningkatkanmotivasikerja,sedangkanprosedurseleksitenagakerjasertalatihandanprogrampengembanganakanmeningkatkan pengetahuan, keterampilandan kemampuan dari individu. Selanjutnyavariabel karakteristik kerja yang meliputi
JurnalNersVol.9No.2Oktober2014:329–338
336
penilaian pekerjaan akan meningkatkanmotivasi individu untuk mencapai prestasikerjayangtinggi.
Hasilpengolahandatainijugadidukungdengan pernyataan perawat pembimbingklinik yaitu bahwa Perawat PembimbingKlinik merasa bahwa motivasi dan sikapdalam proses pembimbingan klinik sangatdipengaruhiolehkurangsebandingnyaantarabeban kerja dengan imbalan yang diterimasebagaiperawatpembimbingklinikkhususnyajika dibandingkan dengan imbalan yangditerimaperawatpembimbingklinikdirumahsakitlain.Siagian(2004)menyebutkanbahwaimbalaneratkaitannyadenganprestasikerjaseorangkaryawan.Imbalanmerupakansalahsatu faktor eksternal yang mempengaruhimotivasi eksternal seseorang, di sampingfaktoreksternal lainyangmenjadi indikatordalam variabel organisasi. Stoner dalamBogar (2012) merupakan faktor eksternalyang mempengaruhi motivasi seseorang.Dalampenelitianinidapatdisimpulkanbahwavariabel organisasi mempengaruhi aspekpsikologis dalam peningkatan kompetensiyang pada akhirnya akan meningkatkankinerjaperawatpembimbingklinik.
Hasil penelitian ini diperkuat denganpernyataanperawatpembimbingklinikdiRSBaptis Kediri yang mengungkapkan bahwamereka bekerja cenderung didasarkan padaaspek psikologis dengan konsep pelayananmemberikanyangterbaikdalambekerjasesuaikemampuan yang dimilikinya artinya baikburuknyakinerjatidaksepenuhnyabergantungpadasistemorganisasiyangdijalankannamunbergantung dari sikap, kepribadian danmotivasiinternal.Namunperawatpembimbingklinik tidak memungkiri bahwa kestabilanorganisasi sangat mempengaruhi psikologismereka.
Hasil pengukuran sub var iabelkompetensiperawatpembimbingklinikolehkepalaruangdanmahasiswaadalahterdapattigasubvariabeldengankategorikurangyaitukompetensi sebagai perawat, kemampuanpedagogik dan kemampuan melakukanevaluasi,sedangkanduasubvariabelberupafaktorpersonaldanhubungandenganpesertadidik berada pada kategori baik. Hasil ini
sesuaidengandeskripsihasilpenelitianyangdilakukan oleh Salminen (2012) terhadapperawat pembimbing klinik di Turku, yaitubahwa berdasarkan hasil evaluasi darimahasiswadidapatkanhasilbahwakompetensiperawat pembimbing klinik melakukanevaluasiberadapadakategorikurang.
Permasalahan belum optimalnyakompetensi perawat pembimbing klinikkhususnya dalam t iga sub var iabelpenelitian ini yaitu kompetensi sebagaiperawat, kemampuan pedagogik dankemampuan melakukan evaluasi senadadengan hasil penelitian Elgicil (2007) yangdilakukan di Turkey yaitu bahwa mayoritaspermasalahan praktik terkait komperensiperawat pembimbing klinik diantaranyaketidakmampuanperawatpembimbingklinikdalam mengajarkan pengkajian, mayoritasperawat pembimbing klinik cenderungmenghakimi, memberikan umpan baliknegatif,tidakmampuberkomunikasidenganbaik,tidakmampumemberikanarahankepadamahasiswadanbebankerjaberlebih.
KompetensiperawatpembimbingklinikyangdiukurdalampenelitianinisesuaidenganindikatoryangdiidentifikasiolehNabavi(2010)dalam penelitiannya. Nabavi menyimpulkanbahwa Perawat Pembimbing Klinik yangefektif adalah individu yang yang memilikikompetensi professional diantaranya adalahkemampuandalammenjiwaiilmukeperawatan,mampusecarareflektifmengevaluasidiridanmahasiswa,mampumembuatsuasanabelajarklinis menjadi nyaman, dan melaksanakanasuhan keperawatan yang berorientasi padapasien serta mampu berperan sebagai rolemodelbagimahasiswa.
Sasongko (2008) menyebutkan bahwakompetensiadalahkeseluruhankemampuan,pengetahuan, sikap dan perilaku yangditunjukkan secara konsisten oleh individuuntuk menghasilkan kinerja unggul padasuatujabatanataubidangpekerjaantertentu.Kompetensi pembimbing klinik adalahpersyaratan kemampuan minimal dankewenanganyangharusdimilikipembimbingklinik untuk dapat melaksanakan tugas/pekerjaan sesuai standar pembelajaranpraktekklinik.Dengandemikiankompetensi
AnalisisKinerjaPerawatPembimbingKlinik(SrinalestiMahanani,dkk.)
337
pembimbing klinik mempunyai andilatau kontribusi terhadap kinerja seorangpembimbing k l in ik dalam kegiatanpembelajaran praktek klinik (Martono,2009).
Hasil penelitian ini sesuai denganpenelitianyangdilakukanolehMartono(2009)yaitubahwaadapengaruhantarakompetensiterhadapkinerjaperawatpembimbingklinikdiRSUDSragen.Martono(2009)menyebutkanbahwa kinerja pembimbing klinik akanmeningkatbilamanakompetensipembimbingklinikmeningkat,halinimembuktikanbahwaadanyahubunganyanglinierantarakompetensidengan kinerja. Sasongko (2008) dalampenelitiannya juga membuktikan bahwa adapengaruhantarakompetensiterhadapkinerjatenagapenjualansehinggadisimpulkanbahwadalamupayameningkatkankinerjakaryawandapat dilakukan dengan meningkatkankompetensi.McAshan(dalamMulyasa2004)menyatakanbahwakompetensiyangdikuasaioleh seseorang akan menyebabkan orangtersebut dapat melakukan tindakan dengansebaik-baiknya.
Hasil penelitian ini disimpulkanbahwa semakin tinggi kompetensi perawatpembimbingklinikmakaakanmeningkatkankinerjanya, hal ini memperkuat pernyataanSagala dalam Kartini (2001) yaitu bahwakompetensi adalah per paduan dar ipengetahuan, keterampilan, nilai dan sikapyangdirefleksikandalamkebiasaanberpikirdan bertindak dalam melaksanakan tugasdan pekerjaannya. Ia menambahkan bahwakompetensi merupakan gabungan darikemampuan,pengetahuan,kecakapan,sikap,sifat,pemahaman,apresiasidanharapanyangmendasari karakteristik seseorang untukberunjuk kerja dalam melaksanakan tugasataupekerjaangunamencapaistandarkualitasdalampekerjaannyata.
SIMPULAN DAN SARANSimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa Kinerja Perawat Pembimbing KlinikdapatditingkatkandengancarameningkatkanKompetensiIndividu.SedangkanKompetensi
Individu akan meningkat dengan adanyapeningkatan Aspek Psikologis PerawatPembimbing Klinik yang meliputi Persepsi,Kepribadian, Motivasi, Kemampuan Belajardan Sikap. Peningkatan Aspek Psikologissebanding dengan peningkatan VariabelOrganisasi yang meliputi Sumber DayaOrganisasi,Imbalan,StrukturOrganisasidanDesainPekerjaan
Saran
Perlunya peningkatan kualitas variabelorganisasi untuk meningkatkan aspekpsikologisyangsecaraberkesinambunganakanmeningkatkanKompetensidanKinerjaPerawatPembimbing Klinik. Upaya peningkatanvariabel organisasi yang dapat dilakukandenganmelakukansistempengelolaanperawatpembimbing klinik, menjalin koordinasibaik dengan Institusi Pendidikan maupundengan perawat pembimbing klinik, sertamelakukaninventarisasitopikpelatihanyangdibutuhkan oleh perawat pembimbing klinikdanmenyelenggarakanpelatihansecararutin
KEPUSTAKAAN
Azisah dan Khilyatul., 2012. TingkatKepuasanBimbinganKlinikMahasiswaKeperawatan. Journal Nursing StudyVol1No1Tahun2012,219–224.
AzwarS.,2007.Penyusunan Skala Psikologi.Yogyakarta:PustakaPelajarOffset
Erawati,. 2010. Hubungan Motivasi dan Beban Kerja Pembimbing Praktek Klinik Keperawatan dengan Kinerja Pembimbing Klinik di RS Baptis Kediri.Surakarta:Tesis.ProgramPascasarjanaUniversitasSebelasMaret
Gibson,2001.Organisasi, Struktur, Perilaku dan Proses.Jakarta:Erlangga
Guzman,2008.Understandingthepersonaofclinicalinstructors:Theuseofstudents’doodles in nursing research. Journal Nurse Education Today2008
Ilyas,Y.,2002.Kinerja, Teori Penilaian dan Penelitian.Jakarta:FKMUT
Ilyas, Y., 2001. Kinerja: Teori, Penilaian, Dan Penelitian. Depok: Pusat KajianEkonomiKesehatanFakultasKesehatanMasyarakatUI.
JurnalNersVol.9No.2Oktober2014:329–338
338
Kar t in i , 2011. Fak tor - fak tor yang Mempengaruhi Kompetensi Profesional Guru di SMK Negeri 1 Losarang Kabupaten Indramayu; Jakarta:Tesis.ProgramPascasarjanaFIKUniversitasIndonesia
Keliat,B.A.,2000.Metoda Bimbingan Klinik di Rumah Sakit.Jakarta:RinekaCipta
Lusiani, 2006. Hubungan Karakteristik Individu dan Sistem Penghargaan Dengan Kinerja Perawat Menurut Persepsi Perawat Pelaksana di RS Sumber Waras. Jakarta. TesisProgramPascasarjanaFIKUniversitasIndonesia.
Ma’aruf, N.A., 2010. Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Kompetensi Bidang Desa di Kabupaten Malang;Tesis. Pusat Penelitian Sistem danPengembanganKebijakanKesehatan
Mangkunegara, A.P., 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.Bandung:Rosdakarya
Mangatua, F., 2007. Analisis ProduktivitasKerja dan Motivasi Pekerja AkibatAktivitas Pemberdayaan Karyawan.Derema Jurnal ManajemenVol.2No.2
Martono,H.,2009.Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Pembimbing Klinik Terhadap Kinerja Pembimbing Praktek Klinik Di RSUD Kabupaten Sragen. Surakarta:Tesis.ProgramPascasarjanaUniversitasSebelasMaret
Mulyasa, E., 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: PT RemajaRosdakarya
Nabavi,2010.Professionalapproach:ThekeyfeatureofeffectiveclinicaleducatorinIran. Journal Nurse Education Today2010
Notoatmodjo,S.,2009.Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta:RinekaCipta.
Robbins, S., 2008. Perilaku Organisasi.Jakarta:PenerbitSalembaEmpat
Sagala, S., 2010. Supervisi Pembelajaran.Bandung:Alfabeta
Salminen, 2012. The Competence and TheCooperation of Nurse Educators.Journal Nurse Education Today 2012
Sasongko, H., 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Tenaga Penjualan untuk Meningkatkan Kinerja Penjualan; Semarang: Tesis.Program Pascasarjana UniversitasDiponegoro
Setyowati D., 2010. Determinan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RS TNI AL Dr,Martoharjo; Jakarta: Tesis.Program Pascasarjana UniversitasIndonesia
Siagian, S.P., 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya.Yogyakarta:AndiOffset
STIKES RS Baptis Kediri, 2013. LaporanAkademikSemesterGenapKediri
Tulak, G.T., 2013. Hubungan Pengawasan Kepala Ruangan dengan Kinerja Pembimbing Klinik dalam Penerapan Nilai-nilai Profesionalisme Mahasiswa Tahun 2013. Makasar: Tesis. FakultasKedokteranUniversitasHasanuddin
Uniplaita, Y.E.O., 2003. Analisis Kinerja Pembimbing Klinik Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Poltekes Terhadap Bimbingan di Rumah Sakit Umum dr. Haulusy Ambon. Yogyakarta: Tesis.ProgramPascasarjanaUGM.
Yusiana, M.A., 2011. Evaluasi Penerapan Pembelajaran Klinik Keperawatan Metode Bedside Teaching Dan Metode Penugasan Klinik Berdasarkan Model Evaluasi Cipp (Context, Input, Process, Product) Di Rumah Sakit Baptis Kediri.Surabaya : Tesis. Fakultas KesehatanMasyarakatUniversitasAirlangga
Zuhrina, 2012. Pengaruh Kompetensi yang Terdiri Dari Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Serta Motivasi Terhadap kinerja pegawai di PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. Medan:Program Pascasarjana UniversitasSumateraUtara
top related