air data attitude and heading reference system for uav

12
IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 Received June 1 st ,2012; Revised June 25 th , 2012; Accepted July 10 th , 2012 SISTEM REFERENSI AIR DATA, ATTITUDE, DAN HEADING BERBASIS ARDUINO DUE PADA PESAWAT TERBANG TANPA AWAK Femto Nur Pratama* 1 , Raden Sumiharto 2 , Bakhtiar Alldino A.S. 3 1 Prodi Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika, FMIPA UGM 2 Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika, FMIPA UGM, Yogyakarta e-mail: * 1 [email protected], 2 [email protected] , 2 [email protected] Abstrak Telah dibuat sebuah sistem referensi Air Data, Attitude, dan Heading untuk pesawat terbang tanpa awak yang memberikan data-data keadaan, dan perilaku dari pesawat berupa sudut roll, pitch, yaw, koordinat GPS, kecepatan GPS, ketinggian GPS, tanggal, waktu, suhu, tekanan udara, dan ketinggian barometrik. Sistem yang dibuat menggunakan pemroses Arduino Due yang berbasis mikrokontroler ARM AT91SAM3X8E dengan tegangan operasi 3,3V dan clock speed 84Mhz. Sensor-sensor yang digunakan untuk mendapatkan data-data keadaan dan perilaku pesawat adalah sensor IMU GY-86 yang berbasis akselerometer dan giroskop MPU-6050 dan magnetometer HMC5883L, sensor MS5611 untuk pengukuran ketinggian, sensor kecepatan udara MPXV5004DP, dan GPS receiver SKM53 yang berbasis chip MTk3329. Data pembacaan akan dikirim ke modul komunikasi ataupun ke sistem lainnya melalui komunikasi serial dengan baudrate 115200 bps. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan nilai ralat rata-rata dan standar deviasi untuk setiap sensor dan modul yang digunakan di dalam sistem ADAHRS. Untuk pembacaan roll memiliki ralat rata-rata dan standar deviasi masing-masing 0,07 o dan 0,25 o , pitch 0,24 o dan 0,04 o , yaw 0,64 o dan 0,18 o . Sensor ketinggian barometric memiliki ralat rata-rata 0,63 meter, Sensor kecepatan memiliki ralat rata-rata 13,85 km/jam dan standar deviasi 2,31 km/jam. Untuk GPS SKM53 memiliki ralat rata-rata koordinat 6,68 meter, dan ralat rata-rata ketinggian 12,58 meter. Sistem yang dibuat memiliki start-up time 1,1 detik dengan output rate sebesar 55,56 Hz Kata kunciUAV, sensor, ADAHRS Abstract An Air Data Attitude and Heading Reference System for Unmanned Aerial Vehicle has been made. The system provide the data of attitude and condition of the aircraft. This system provide the roll, pitch, yaw, GPS coordinates, GPS speed, GPS altitude, date, time, temperature, air pressire, and barometric altitude data. The system use Arduino Due based on ARM AT91SAM3X8E microcontrollers as its main processor, with 3,3V operating voltage and 84 MHz clock speed. The system use GY-86 IMU sensor based on MPU6050 gyro-accelerometer, and HMC5883L magnetometer, MS5611 sensor for altitude measurement, airspeed sensor MPXV5004DP, and a GPS receiver SKM53 based on MTk3329 chip. Data readings will be sent to a communication module or to other system through serial communication with 115200bps baudrate. From the research conducted has made it known the average errors and standard deviation for each sensor and module used in the ADAHRS system. For IMU data readings, the

Upload: femto-pratama

Post on 09-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

    ISSN: 1978-1520 1

    Received June 1st,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012

    SISTEM REFERENSI AIR DATA, ATTITUDE, DAN

    HEADING BERBASIS ARDUINO DUE PADA

    PESAWAT TERBANG TANPA AWAK

    Femto Nur Pratama*1, Raden Sumiharto2, Bakhtiar Alldino A.S.3

    1Prodi Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika, FMIPA UGM 2Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika, FMIPA UGM, Yogyakarta

    e-mail: *[email protected], [email protected] , [email protected]

    Abstrak

    Telah dibuat sebuah sistem referensi Air Data, Attitude, dan Heading untuk pesawat

    terbang tanpa awak yang memberikan data-data keadaan, dan perilaku dari pesawat berupa

    sudut roll, pitch, yaw, koordinat GPS, kecepatan GPS, ketinggian GPS, tanggal, waktu, suhu,

    tekanan udara, dan ketinggian barometrik. Sistem yang dibuat menggunakan pemroses Arduino

    Due yang berbasis mikrokontroler ARM AT91SAM3X8E dengan tegangan operasi 3,3V dan

    clock speed 84Mhz.

    Sensor-sensor yang digunakan untuk mendapatkan data-data keadaan dan perilaku

    pesawat adalah sensor IMU GY-86 yang berbasis akselerometer dan giroskop MPU-6050 dan

    magnetometer HMC5883L, sensor MS5611 untuk pengukuran ketinggian, sensor kecepatan

    udara MPXV5004DP, dan GPS receiver SKM53 yang berbasis chip MTk3329. Data

    pembacaan akan dikirim ke modul komunikasi ataupun ke sistem lainnya melalui komunikasi

    serial dengan baudrate 115200 bps.

    Dari penelitian yang dilakukan didapatkan nilai ralat rata-rata dan standar deviasi

    untuk setiap sensor dan modul yang digunakan di dalam sistem ADAHRS. Untuk pembacaan

    roll memiliki ralat rata-rata dan standar deviasi masing-masing 0,07o dan 0,25o, pitch 0,24o

    dan 0,04o, yaw 0,64o dan 0,18o. Sensor ketinggian barometric memiliki ralat rata-rata 0,63

    meter, Sensor kecepatan memiliki ralat rata-rata 13,85 km/jam dan standar deviasi 2,31

    km/jam. Untuk GPS SKM53 memiliki ralat rata-rata koordinat 6,68 meter, dan ralat rata-rata

    ketinggian 12,58 meter. Sistem yang dibuat memiliki start-up time 1,1 detik dengan output rate

    sebesar 55,56 Hz

    Kata kunci UAV, sensor, ADAHRS

    Abstract An Air Data Attitude and Heading Reference System for Unmanned Aerial Vehicle has been

    made. The system provide the data of attitude and condition of the aircraft. This system provide

    the roll, pitch, yaw, GPS coordinates, GPS speed, GPS altitude, date, time, temperature, air

    pressire, and barometric altitude data. The system use Arduino Due based on ARM

    AT91SAM3X8E microcontrollers as its main processor, with 3,3V operating voltage and 84

    MHz clock speed.

    The system use GY-86 IMU sensor based on MPU6050 gyro-accelerometer, and

    HMC5883L magnetometer, MS5611 sensor for altitude measurement, airspeed sensor

    MPXV5004DP, and a GPS receiver SKM53 based on MTk3329 chip. Data readings will be sent

    to a communication module or to other system through serial communication with 115200bps

    baudrate.

    From the research conducted has made it known the average errors and standard

    deviation for each sensor and module used in the ADAHRS system. For IMU data readings, the

  • ISSN: 1978-1520

    IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

    2

    data has average errors and standard deviation respectively 0,07o and 0,25o for roll, 0,24o and

    0,04o for pitch, and 0,64o and 0,18o for yaw. Barometric altitude sensor has an average errors

    of 0,63 meters, airspeed sensor has an average errors of 13,85 kmph and a standard deviation

    of 2,31 kmph. GPS SKM53 has an average errors for the coordinate readings of 2,31 meters,

    and the average errors for the altitude readings of 12,58 meters. The system start up time is 1,1

    s and has an output rate of 55,56 Hz.

    Keywords UAV, sensor, ADAHRS

    1. PENDAHULUAN

    ndonesia merupakan salah satu negara dengan wilayah yang sangat luas diantara negara

    lainnya. Selain itu pula bentuk negara yang berupa kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau

    memberikan tantangan tersendiri untuk melakukan pengawasan terhadap wilayah-wilayahnya,

    baik wilayah darat, laut, maupun udara. Untuk wilayah udara, saat ini telah banyak

    dikembangkan teknologi-teknologi untuk membantu pengawasannya, diantaranya adalah satelit

    dan UAV. UAV (Unmanned Aerial Vehicle) adalah sebuah mesin terbang yang memiliki

    kemampuan terbang tanpa awak dan pilot. Mereka dapat dikontrol secara langsung oleh

    operator atau di kontrol secara otomatis melalui perangkat yang di program sebelumnya.

    Pemanfaatan teknologi UAV saat ini sudah semakin luas bidangnya, tidak hanya mencakup

    untuk pengawasan dan kepentingan militer saja. UAV saat ini sudah mulai banyak

    dikembangkan untuk kebutuhan sipil seperti untuk misi pengiriman, penelitian, pemetaan, misi

    penyelamatan dan pencarian hingga untuk kebutuhan fotografi yang bersifat komersial. UAV

    sendiri terdiri dari beberapa komponen sistem pendukung, diantaranya Flight Control System,

    Autopilot System, Attitude and Heading Reference System (AHRS), Air Data Computer (ADC),

    Communication System, Stabilized Payload System, dan Ground Control System (GCS).

    ADC dan AHRS merupakan salah satu bagian sistem yang paling penting dalam sebuah UAV.

    Kedua sistem ini dapat dijadikan satu menjadi Air Data, Attitude, and Heading Reference

    System (ADAHRS). Dalam sebuah UAV ADAHRS akan memberikan data-data pembacaan

    keadaan dan perilaku pesawat kepada Flight Control System maupun Autopilot System untuk

    menentukan gerakan terbang pesawat agar sesuai dengan misi terbang yang dilakukan. Sebuah

    ADAHRS pada umumnya dapat memberikan data-data keadaan dan perilaku pesawat berupa

    ketinggian, koordinat posisi, kecepatan, tekanan udara, temperature, serta perilaku (attitude)

    pesawat berupa sudut pitch, roll, dan yaw. Regulasi untuk standar kebutuhan sebuah UAV telah

    dibuat oleh pemerintah Amerika Serikat dalam Federal Aviation Administration (FAA) dan

    Federal Aviation Regulation (FAR), karena itu harus dibuat sebuah ADAHRS yang mampu

    memenuhi standar kebutuhan ini. Melihat besarnya peran sebuah ADARHS dalam sistem UAV,

    dan sudah banyaknya penerapan UAV di Indonesia, maka perlu ADARHS yang expandable

    sehingga apabila dibutuhkan modul tambahan pada UAV kedepannya akan menjadi lebih

    mudah, serta memudahkan pengembangan sistem UAV di Indonesia kedepannya.

    2. METODE PENELITIAN

    2.1. Deskripsi Sistem

    Sistem yang akan dibuat adalah sebuah ADAHRS (Air Data, Attitude, and Heading

    Reference System) yang dapat membaca data-data perilaku dan kondisi terbang pesawat, yaitu

    sudut roll, pitch dan yaw, koordinat pesawat, ketinggian, dan kecepatan terbang pesawat,

    sehingga data-data yang dibutuhkan untuk pengamatan keadaan dan sikap pesawat dapat

    digunakan dengan baik yaitu sesuai standar regulasi FAA (Federal Aviation Administration)

    yang merupakan otoritas penerbangan nasional Amerika Serikat yang mengatur dan mengawasi

    semua aspek penerbangan sipil Amerika baik untuk transportasi maupun keamanan terbang.

    Pada ADARHS yang akan dibuat digunakan Arduino Due sebagai pemroses. Hubungan

    I

  • IJCCS ISSN: 1978-1520

    Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

    3

    ADAHRS dengan sistem keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 1. Dan diagram berwarna

    jingga menunjukkan bagian sistem yang dikerjakan pada penelitian ini.

    Gambar 1 Diagram blok sistem ADAHRS

    ADAHRS yang dibuat memiliki fungsi utama sebagai berikut:

    ADAHRS bertugas mengambil data perilaku dan kondisi pesawat (roll, pitch, yaw, altitude, longitude, latitude, dan kecepatan).

    Mengirimkan data perilaku dan kondisi pesawat melalui sistem komunikasi.

    2.2. Rancangan Sistem

    Rangkaian perangkat keras yang dibuat adalah berupa shield yang akan menampung

    sensor-sensor yang dibutuhkan pada sistem ADAHRS. Perancangan rangkaian ADAHRS dan

    sensor-sensornya menggunakan perangkat lunak Cadsoft EAGLE (Easily Applicable Graphical

    Layout Editor) versi 6.2.0 yang bekerja pada sistem Operasi Microsoft Windows seperti

    ditunjukkan Gambar 2.

  • ISSN: 1978-1520

    IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

    4

    Gambar 2 Rangkaian Sistem ADAHRS

    Pada ADAHRS ini akan digunakan kontroler berupa modul Arduino Due, yang

    memiliki tegangan kerja 3.3V sehingga memungkinkan sistem dengan low power consumption.

    Memiliki 54 pin digital I/O dimana 12 diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM, 12

    input analog, 4 port hardware serial untuk berinteraksi dengan modul lainnya, serta dua pasang

    port komunikasi I2C dan SPI untuk komunikasi dengan sensor-sensor atau modul yang akan

    digunakan nantinya. Pada ADAHRS ini sensor IMU GY-86 terkoneksi dengan Arduino Due

    dengan menggunakan komunikasi I2C yaitu dengan menghubungkan pin SCL dan SDA pada

    IMU dengan SCL dan SDA pada Arduino Due, untuk suplai daya, IMU GY-86 dibutuhkan

    daya 3.3V yang diberikan oleh Arduino Due. Sedangkan modul GPS SKM53 akan

    mengirimkan data ke Arduino Due melalui komunkasi serial, melalui hardware Serial3.

    Sedangkan untuk sensor kecepatan MPXV5004DP akan mengirimkan pembacaan datanya

    melalui pin Analog0.

    Pada sistem integrasi ADAHRS ini pemrograman utama dilakukan pada modul Arduino

    Due yang berbasis ARM 32-bit sehingga pemrograman sedikit berbeda dengan modul Arduino

    lainnya dimana file library banyak yang harus dimodifikasi terlebih dahulu. Pemrograman

    utama yang dilakukan oleh Arduino Due adalah mengambil semua data-data yang dibaca oleh

    sensor-sensor yang terhubung dengan modul ADAHRS kemudian menggabungkannya menjadi

    1 frame data, untuk kemudian dikirimkan ke Ground Control Station melalui suatu sistem

    komunkasi. Untuk memrogram board Arduino Due akan digunakan software Arduino IDE

    (Integrated Development Environment) versi 1.5.2. Software Arduino IDE versi 1.5 keatas

    sudah mendukung untuk pemrograman board Arduino berbasis ARM dan AVR. Sedangkan

    untuk versi dibawah 1.5 tidak mendukung untuk pemrograman Arduino Due yang berbasis

    prosesor ARM. Bahasa yang digunakan pada software Arduino IDE merupakan adaptasi dari

    bahasa C++ yang disederhanakan, sehingga programmer yang sudah familiar dengan bahasa

    C++ tentu dengan mudah dapat memahami pemrograman pada Arduino IDE versi 1.5.2 ini.

    Gambar 3 menunjukkan diagram alir sistem ADAHRS.

  • IJCCS ISSN: 1978-1520

    Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

    5

    Gambar 3 Diagram alir perangkat lunak ADAHRS pada Arduino IDE

    2.3. Implementasi

    Sesuai dengan perancangan sistem, pada shield ini semua sensor yang akan digunakan

    digunakan pada sistem dapat dipasang secara langsung, ditunjukkan oleh Gambar 4 dan Gambar

    5. Selain itu disediakan juga 3 buah port komunikasi serial tambahan yang sudah dilengkapi

    dengan pin VCC dan Groundnya. Pin serial dibuat bervariasi untuk level tegangan TTL 5V dan

    juga 3.3V, karena bertujuan untuk memperluas kompatibilitas modul ADAHRS sistem ini

    dengan sistem lain yang bekerja pada level tegangan TTL maupun CMOS.

    Gambar 4 Implementesi sistem ADAHRS dan IMU

    Gambar 5 Implementasi rangkaian GPS dan sensor kecepatan MPXV5004DP

  • ISSN: 1978-1520

    IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

    6

    Pada program bagian awal akan dideklarasikan library-library Arduino yang akan

    digunakan pada perangkat lunak sistem ADAHRS ini. Library adalah kumpulan kode yang

    mempermudah user untuk menghubungkan modul mikrokontroler dengan device lain, baik itu

    sensor, display, dan yang lainnya. Pada perangkat lunak yang dibuat digunakan library SPI,

    HMC5883L, Wire, Kalman, I2Cdev, MS561101BA, dan TinyGPS.

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1. Pengujian dan Pembahasan IMU (MPU6050+HMC5883L)

    Sensor IMU yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah sensor

    akselerometer dan giroskop MPU6050 serta magnetometer HMC5883L. Sensor IMU akan

    membaca keadaan(attitude) serta arah terbang(heading) dari pesawat, untuk keadaan digunakan

    2 sumbu yaitu x dan y, sedangkan untuk arah terbang digunakan sumbu z. Gerakan pesawat

    pada sumbu x adalah roll, gerakan pada sumbu y adalah pitch, dan gerakan pada sumbu z

    disebut dengan yaw. IMU akan menghitung sudut gerak pesawat terhadap ketiga sumbu tersebut

    untuk dapat mengetahui keadaan pesawat saat terbang. Sesuai dengan rancangan sistem uji

    coba, akan dilakukan pengujian terhadap IMU secara tersendiri. IMU diletakkan pada sebuah

    permukaan rata, dan akan dicari offset data pitch dan roll nya. Dan dilihat seperti apakah drift

    dan kestabilan dari data, saat sistem dalam keadaan diam atau statis. Tabel 1 menunjukkan

    performa statis dari pembacaan sudut pitch dan roll oleh sensor MPU-6050 pada IMU dengan

    800 sampel data :

    Tabel 1 Variasi data statis sudut pitch dan roll IMU GY-86 Roll (o) Pitch (o)

    Maksimum 180,46 180,26

    Minimum 180,00 180,03

    Rata-rata 180,20 180,14

    Standar Deviasi 0,071086 0,038850

    IMU diletakkan pada permukaan datar 180o, namun pembacaan bisa dilihat pada tabel

    bahwa pada pembacaan 800 data roll, terdapat offset sebesar 0,46 untuk pada nilai maksimum

    dan minimum offset adalah 0,00, dengan rata-rata offset untuk 800 sampel data adalah 0,20.

    Pada sampel pembacaan roll memiliki standar deviasi 0,071086 yang menujukan bahwa sebaran

    normal untuk variasi pembacaan roll berkisar antara angka 0,07 dari rata-rata offset 0,20.

    Untuk pembacaan sampel data pitch sebanyak 800 data didapat offset minimum 0,03, dan offset

    terbesar yang didapat adalah 0,26. Offset rata-rata untuk sudut pitch adalah 0,14. Standar deviasi

    yang didapat dari pengujian 800 data sudut pitch adalah 0,038850, yang menujukkan bahwa

    sebaran normal untuk variasi pembacaan 800 data pitch adalah 0,04 dari nilai offset rata-rata

    0,14. Dua Grafik 6 dan 7 ini menunjukkan pembacaan 800 sampel data roll dan pitch

  • IJCCS ISSN: 1978-1520

    Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

    7

    Gambar 6 Grafik pembacaan 800 data roll

    Gambar 7 Grafik pembacaan 800 data pitch

    Gambar 8 Grafik Pembacaan 800 data yaw

    Untuk pengujian sudut yaw pada program terlebih dahulu dilakukan pengaturan untuk

    sudut deklinasi, yang merupakan error pembacaan nilai utara kompas dengan nilai utara yang

    sebenarnya, untuk daerah Yogyakarta nilai sudut deklinasinya adalah 0.0198 dalam satuan

    179

    179.5

    180

    180.5

    181

    0 200 400 600 800

    Sud

    ut

    (de

    raja

    t)

    Data

    Roll

    Roll

    179.5

    180

    180.5

    181

    0 200 400 600 800

    Sud

    ut

    (de

    raja

    t)

    Data

    Pitch

    Pitch

    59

    60

    61

    62

    63

    64

    65

    0 200 400 600 800

    Sud

    ut

    yaw

    (d

    era

    jat)

    Data

    Yaw

    YAW

  • ISSN: 1978-1520

    IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

    8

    radian, sudut ini dimasukkan pada variabel declinationAngle pada subprogram IMU yang

    sudah dijelaskan sebelumnya. Gambar 8 dan Tabel 2 menunjukkan performa statis dari

    pembacaan sudut yaw dengan HMC5883L pada IMU GY-86 :

    Tabel 2 Variasi data statis yaw IMU GY-86 Yaw (o)

    Maks 61,07

    Min 60,24

    Rata-rata 60,67

    Standar Deviasi 0,18

    3.2. Pengujian dan Pembahasan Sensor Ketinggian MS5611

    Untuk melakukan perhitungan ketinggian barometrik, akan diambil data-data suhu dan

    tekanan udara oleh sensor MS5611, setelah itu ketinggian barometrik akan dihitung dengan

    menggunakan rumus 1 berikut :

    (1)

    Tekanan Po yang digunakan pada rumus ini adalah tekanan atmosfir pada permukaan

    laut sesuai ISA (International Standard Atmosphere) yaitu 1013,25 mbar pada suhu 15 oC,

    namun pada perhitungan kali ini dilakukan kalibrasi dulu untuk yaitu dengan mendapatkan

    tekanan udara pada ketinggian 0 permukaan laut di Yogyakarta dengan mengambil data tekanan

    di pantai parangtritis dan dari 500 data didapatkan rata-rata tekanan udara permukaan laut

    sebesar 1013,084 mbar, dan nilai tekanan ini dimasukkan ke dalam rumus sebagai Po.

    Gambar 9 Grafik ketinggian MS5611 vs ketinggian referensi

    Ditunjukkan oleh Gambar 9, dari pengujian 800 data ini, pada pengujian pertama pada

    siang hari dengan cuaca cerah dan tercatat suhu rata-rata saat pembacaan adalah 30,15 oC, dan

    dengan tekanan udara rata-rata 995,21 mbar, pada pengujian statis ini didapatkan maksimum

    ketinggian yang terbaca adalah 158,63 m diatas permukaan laut dan nilai minimum yang terbaca

    adalah 158,03 m. Nilai rata-rata pembacaan ketinggian adalah 158,27 m. Dengan demikian

    didapat nilai ralat rata-rata pembacaan adalah sebesar 0,63 m jika dibandingkan dengan

    ketinggian titik referensi geodetik yaitu sebesar 158,9.

    157

    158

    159

    160

    161

    162

    0 200 400 600 800

    Alt

    itu

    de

    (m

    )

    Data

    Altitude MS5611 vs Altitude Referensi

    Altitude MS5611

    AltitudeReferensi

  • IJCCS ISSN: 1978-1520

    Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

    9

    Diketahui bahwa semakin tinggi suatu titik dari permukaan laut, maka tekana

    atmosfirnya akan menjadi semakin rendah, dikarenakan berat udara yang berkurang, dan setiap

    ketinggian bertambah 1 kaki atau 0.3048 meter maka tekanan atmosfir berkurang sebanyak 34

    mbar. Karena itulah saat tekanan udara rendah didapat nilai ketinggian yang semakin tinggi dan

    menjauh dari nilai seharusnya saat diukur menggunakan sensor MS5611. Tekanan pada

    ketinggian yang sama dapat berubah-ubah karena berbagai faktor yaitu kerapatan udara,

    dikarenakan perbedaan suhu, dan juga pergerakan dalam atmosfir baik itu secara vertikal

    maupun horizontal, dalam bentuk arus dan angin [1].

    3.3. Pengujian dan Pembahasan Sensor Kecepatan MPXV5004DP

    Pengujian pada sensor ini dilakukan dengan meletekkan katup dinamis searah dengan

    arah gerak dari kendaraan mobil, sehingga akan terjadi perbedaan tekanan antara katup dinamis

    dan statis dari sensor. Dari pengujian dinamis digunakan 750 sampel data pembacaan kecepatan

    udara oleh MPXV5004DP, pembacaan ini akan dibandingkan dengan pembacaan kecepatan

    groundspeed yang dibaca oleh modul GPS receiver SKM53.

    Gambar 10 Grafik perbandingan airspeed vs groundspeed GPS

    Dari data hasil pengujian didapatkan ralat rata-rata pembacaan kecepatan udara

    dibandingkan dengan groundspeed adalah sebesar 13,85 km/jam. Kemudian untuk standar

    deviasinya didapatkan nilai 2,31 km/jam. Mengacu pada penelitan [2], bahwa berdasarkan

    Technical Service Order yang dirilis oleh FAA setiap sistem pembacaan kecepatan udara yang

    terdapat di pesawat harus memiliki nilai ralat-rata maksumal dibawah 3% nilai kecepatan udara

    terkalibrasi atau 5 knot (9,26 km/jam), dipilih nilai yang paling besar. Berdasarkan nilai tersebut

    maka sensor ini masih perlu sedikit perbaikan lagi untuk mencapai nilai standar agar dapat

    digunakan untuk penerbangan, namun hasil pengujian ini tidak menjadi hasil mutlak yang

    mentukan kelayakan, karena pembacaan groundspeed dari GPS memiliki banyak faktor yang

    mempengaruhi pembacaannya seperti keadaan atmosfir, cuaca, dan jumlah satelit yang

    terhubung. Karena pengujian ini dilakukan pada saat cuaca mendung dengan awan gelap

    menutupi aatmosfer, maka nilai pembacaan groundspeed GPS bisa mengalami kesalahan.

    Karena itulah pembacaan GPS untuk kecepatan dan ketinggian tidak pernah dijadikan sebagai

    referensi primer atau utama pada penerbangan, tetapi dijadikan referensi sekunder.

    3.4. Pengujian dan Pembahasan GPS Receiver SKM53

    Untuk pengujian GPS receiver SKM53 dengan chip MTk3329 dilakukan dengan 2 tipe

    pengujian, yaitu pengujian statis dan dinamis. Pada pengujian statis akan dilakukan

    perbandingan antara koordinat yang didapat oleh GPS receiver SKM53 dengan sebuah titik

    referensi geodetik yang sama seperti yang digunakan pada [2] untuk melakukan pengujian untuk

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    0 500 1000

    Ke

    cep

    atan

    (km

    /jam

    )

    Data

    Groundspeed vs Airspeed

    Groundspeed

    Airspeed

  • ISSN: 1978-1520

    IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

    10

    GPS PMB648, yaitu menggunakan titik referensi geodetic yang terletak di depan Direktorat

    Administrasi Akademik Universitas Gadjah Mada. Pada bagian pengujian secara dinamis akan

    dilakukan pemasangan sistem pada benda bergerak, yaitu mobil. Dan kemudian selama

    perjalanan dengan kendaraan tersebut, data-data pembacaan koordinat oleh GPS receiver

    SKM53 akan direkam menggunakan modul SD Card yang dihubungkan dengan modul

    ADAHRS dengan metode komunikasi SPI.

    Gambar 11 Grafik ketinggian GPS vs referensi

    Pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa dari pengambilan 6500 data yang pertama yaitu

    pada pukul 11.33 WIB dengan cuaca sangat cerah didapatkan nilai ralat pembacaan rata-rata

    terhadap titik referensi geodetik sebesar 11,04 dengan nilai ralat terkecil adalah 0,01 dan nilai

    ralat terbesar dari 6500 pembacaan adalah 63,49 m. Untuk pengujian statis kedua yaitu pada

    pukul 17.07 WIB dengan cuaca berawan dilakukan juga pengambilan sampel data sebanyak

    6500 dengan hasil yang didapat adalah nilai pembacaan dengan ralat sebesar terkecil adalah

    12,4 m dan terbesar adalah 16,4 m, dan dihasilkan nilai rata-rata ralat sebesar 14,11 m, untuk

    pengujian ketiga yaitu pada malam hari pukul 22.08 WIB dengan cuaca mendung berawan

    hitam, didapatkan data yang cukup jauh menurun ketinggiannya dan terdapat anomali dimana

    data pembacaan GPS baik itu latitude maupun longitude selalu sama, begitu juga ketinggian,

    yaitu 65.3 m diatas permukaan laut, hal ini bisa dikarenakan faktor cuaca yang sangat mendung

    dan mulai sedikit gerimis sehingga GPS tidak bisa mendapat data satelit yang valid. Pada

    pengambilan data pertama terdapat kenaikan yang sangat tajam pada data bagian terakhir,

    padahal sebelumnya data GPS sudah sangat akurat dan sangat mendekati nilai referensi, hal ini

    bisa dikarenakan faktor eksternal seperti kondisi atmosfir yang sewaktu-waktu bisa berubah.

    Selanjutnya dilakukan pengujian statis untuk mengecek letak dan jarak koordinat yang

    terbaca oleh GPS terhadap titik referensi geodetik yang sudah ditentukan tadi, untuk

    pengecekan jarak antara koordinat yang terbaca oleh GPS dengan koordinat titik referensi

    geodetik. Untuk mengetahui jarak antara dua koordinat akan digunakan dengan rumus

    Haversine:

    (2)

    Pada rumus 2, adalah latitude, adalah longitude, R adalah radius bumi yaitu 6371km. Pada pengujian ini dilakukan pembacaan data sebanyak 4000 data, dan kemudian dari

    semua data tersebut dilakukan perhitungan jaraknya terhadap titik referensi geodetik. Setelah

    dilakukan perhitungan dengan perangkat lunak Microsoft Excel didapatkan nilai jarak terkecil

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    0 6500 13000 19500

    Alt

    itu

    de

    Data

    Altitude GPS vs Referensi

    Alt Referensi

    Alt GPS

    a = sin( /2) + cos(1).cos(2).sin(/2)

    c = 2.(a, (1a))

    d = R.c

  • IJCCS ISSN: 1978-1520

    Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

    11

    yang terbaca adalah sejauh 3,49 m dan untuk jarak terjauh yang terbaca adalah sebesar 9,09 m,

    dan didapatkan nilai rata-rata jarak antara koordinat titik referensi geodetik dengan pembacaan

    koordinat oleh GPS receiver SKM53 adalah sebesar 6.68 m. Nilai yang didapat ini sudah sangat

    bagus, dan berbeda sangat sedikit dengan yang tertera pada datasheet SKM53 yaitu 3 m.

    Pembacaan ini murni dari data satelit dan tanpa menggunakan bantuan stasiun darat.

    3.5. Pengujian dan Pembahasan Performa Sistem

    Untuk pengujian performa sistem akan diteliti bagaimana data yang keluar dan dikirim

    oleh sistem melalui komunikasi serial, karena untuk berkomunikasi dengan sistem komunikasi

    akan digunakan komunikasi serial, selain itu akan dilakukan pengujian untuk start-up time, serta

    menghitung jumlah keluaran yang dikirimkan oleh sistem ADAHRS tiap detiknya, untuk

    pengujian keluaran data dari sistem ADAHRS ini dilakukan dengan mengirimkan data serial ke

    komputer dan kemudian dilihat keluaran yang dikirim oleh ADAHRS melalui serial monitor

    pada Arduino IDE 1.5.2. Data keluaran yang dikirim sistem ADAHRS diperlihatkan pada

    Gambar 12.

    Gambar 12 Output data ADAHRS

    Sistem ADAHRS diuji dengan mengirimkan data keseluruhan melalui komunikasi

    serial dengan computer dan data pengiriman ditampilkan melalui serial monitor Arduino IDE

    1.5.2. Pengiriman data dilakukan dengan baud rate 115200bps. Seperti terlihat pada gambar

    diatas data yang dikirimkan sesuai dengan perancangan komunikasi yang dibuat. Frame data

    yang dikirimkan adalah $ Sudut Roll | Sudut Pitch | Sudut Yaw | Latitude | Longitude | Tanggal | Waktu | Ketinggian GPS | Kecepatan GPS | Kecepatan Udara | Suhu | Tekanan Barometrik |

    QNH | QFE #. Saat pengujian melalui serial monitor Arduino IDE bisa diketahui bahwa GPS receiver memerlukan waktu sekitar 14 detik untuk mulai mengirimkan data yang valid, namun

    ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti kondisi atmosfir dan jumlah satelit yang

    terhubung dengan penerima GPS. Berdasarkan pengujian start-up ini maka diketahui bahwa

    sistem ADAHRS berbasis Arduino Due ini memiliki waktu start-up 1,1 detik, dan waktu untuk

    mengirimkan tiap data lengkap adalah 18ms, sehingga setiap 1 detik mampu mengirimkan 55,56

    data yang berarti sistem ADAHRS yang dibuat memiliki output rate 55,56 Hz, nilai ini sudah

    jauh lebih tinggi dari sistem ADAHRS yang dibuat pada [2] dengan menggunakan pemroses

    Arduino Mega berbasis ATMega2560 yang memiliki output rate 18 Hz

    4. KESIMPULAN

    1. Pembacaan nilai ketinggian barometrik dibandingkan dengan titik referensi geodetik

    memiliki nilai rata-rata ralat sebesar 0,63 m. Serta saat pengujian dengan membandingkan

  • ISSN: 1978-1520

    IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

    12

    ketinggian pengukuran GPS SKM53 didaptkan hasil nilai rata-rata pembacaan dengan GPS

    sebesar 31,78 m.

    2. Pembacaan nilai ketinggian barometrik dibandingkan dengan titik referensi geodetic

    memiliki niai rata-rata ralat sebesar 0,63 m.

    3. Sensor kecepatan udara MPXV5004DP dibandingkan dengan pembacaan groundspeed GPS

    memiliki ralat rata-rata 13,85 km/jam dan standar deviasi 2,31 km/jam.

    4. Diketahui bahwa nilai pembacaan statis koordinat GPS receiver SKM53 memiliki nilai rata-

    rata ralat 6,68 meter, dan pembacaan ketinggian GPS memiliki ralat rata-rata 12,58 meter.

    5. Sistem ADAHRS yang dibuat memiliki start-up time 1,1 detik. Sedangkan untuk output rate

    dari sistem yang dibuat adalah 55,55 Hz.

    5. SARAN

    1. Dibutuhkan pengujian pada lingkungan yang ekstrim untuk membuktikan reliabilitas sistem

    ADAHRS yang dibuat.

    2. Dibutuhkan tabung pitot buatan pabrik yang sudah diuji untuk penggunaan pada sistem

    UAV

    3. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dicari metode untuk mengubah update rate dari

    GPS receiver ini, karena performa GPS yang akurat dan presisi akan meningkatkan

    performa sistem UAV secara keluruhan dengan signifikan.

    4. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat dibuat sistem ADAHRS yang sudah

    dilengkapi dengan sistem penyimpanan data.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada PPKI UGM yang telah memberi dukungan

    finansial terhadap penelitian ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Ilmuterbang.com, 2012, Cuaca Pentingnya tekanan atmosfir, http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/teori-penerbangan-mainmenu-68/26-

    private-pilot/93-cuaca-pentingnya-tekanan-atmosfir, Diakses tanggal 18 Februari 2013.

    [2] Prima, A., 2012, Purwarupa Air Data, Attitude, and Heading Reference System untuk

    Pesawat Terbang Tanpa Awak Sayap Tetap, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.