56632793 ptk problemsolving

Upload: surayni-oktavia

Post on 06-Jul-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    1/74

    PENGARUH KETERAMPILAN BERPROSES

    MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

    TERHADAP HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN SEGITIGA

    PADA SISWA SMP N 15 SEMARANG

    SKRIPSI

    Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I

    untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    Nama : Heni Susilowati

    NIM : 4101403571

    Program Studi : Pendidikan Matematika

    Jurusan : Matematika

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2007 

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    2/74

    ABSTRAK

    Heni Susilowati. 2007. Pengaruh Keterampilan Berproses Model Pembelajaran

     Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Pokok Bahasan Segitiga Pada Siswa

    SMP N 15 Semarang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika.

    Universitas Negeri Semarang.

    Kata Kunci : Model Pembelajaran Problem Solving, Keterampilan Berproses,

    Hasil Belajar.

    Model Pembelajaran Problem Solving menjadi salah satu alternatif model

     pembelajaran. Pembelajaran ini diawali dengan pemberian masalah kepada siswa

    untuk dipecahkan, diharapkan dapat mencapai tujuan lebih baik. Melihat kondisi pembelajaran matematika di SMP N 15 Semarang, diusulkan dalam penelitian ini

    dilaksanakan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Problem

    Solving.  Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Apakah ada pengaruh

    keterampilan berproses model pembelajaran Problem Solving pada pokok bahasan

    segitiga terhadap hasil belajar siswa SMP N 15 Semarang? (2) Apakah

     pembelajaran matematika pokok bahasan segitiga dengan model pembelajaran

    Problem Solving dapat mencapai ketuntasan belajar? Standar ketuntasan hasil

     belajar yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 68, sedangkan untuk

    keterampilan berproses adalah 70. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk

    mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif keterampilan berproses dengan

    model pembelajaran Problem Solving terhadap hasil belajar (2) untuk mengetahui

    apakah pembelajaran matematika dengan model Problem solving dapat mencapai

    ketuntasan belajar.

    Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari

    tujuh kelas SMP N 15 Semarang dengan rataan 44 siswa. Sampel dilakukan

    dengan Cluster random sampling untuk mengambil satu kelas yaitu VII G.

    Variabel bebas adalah keterampilan berproses dan variabel terikat hasil belajar

    dengan model pembelajaran  problem solving. Cara pengambilan data dengan

    lembar pengamatan dan tes. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan analisis

    regresi dan analisis uji t satu sampel.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai R 

    2

      sebesar 67,8% artinyaketerampilan berproses mempengaruhi hasil belajar sebesar 67,8% sedangkan

    masih ada pengaruh variabel lain sebesar 32,2%. Pencapaian ketuntasan hasil

     belajar 70,16 dan untuk keterampilan berproses 71,15.

    Simpulan, (1) Adanya pengaruh yang positif antara keterampilan berproses

    dengan model pembelajaran Problem Solving  terhadap hasil belajar.

    (2) Pembelajaran dengan model Problem Solving telah mencapai ketuntasan

     belajar. Saran, pembelajaran di kelas sebaiknya lebih memberi kesempatan siswa

    untuk aktif, di mana guru berfungsi sebagai fasilitator. Inovasi terhadap

     pendekatan pembelajaran dapat dilakukan dengan mengevaluasi diri kondisi

    setempat sehingga guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat. Salah

    satunya dengan menerapkan model pembelajaran problem solving. 

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    3/74

    PENGESAHAN

    SKRIPSI

    PENGARUH KETERAMPILAN BERPROSES

    MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

    TERHADAP HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN SEGITIGA

    PADA SISWA SMP N 15 SEMARANG

    Skripsi ini telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi

    Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Negeri Semarang

    Hari : Selasa

    Tanggal : 28 Agustus 2007

    Panitia Ujian,

    Ketua, Sekretaris,

    Drs. Kasmadi Imam S., M.S Drs. Supriyono, M.Si

     NIP. 130781011 NIP. 130815345

    Pembimbing Utama Penguji Utama

    Prof. Dr. YL Sukestiyarno Drs. Amin Suyitno, M.Pd.

     NIP. 131404322 NIP. 130604211

    Pembimbing Pendamping Anggota Penguji I

    Drs. Wardono, M.Si Prof. Dr. YL Sukestiyarno

     NIP. 131568905 NIP. 131404322

    Anggota Penguji II

    Drs. Wardono, M.Si

     NIP. 131568905

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    4/74

    KATA PENGANTAR

    Segala puji hanya bagi Allah SWT, dengan limpahan rahmat-Nya, sehingga

     penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Keterampilan Berproses

    Model Pembelajaran  Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Pokok Bahasan

    Segitiga Pada Siswa SMP N 15 Semarang”, ini sebagai salah satu syarat untuk

    mencapai gelar sarjana Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Semarang.

    Dalam menyusun skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan pengarahan

    dari berbagai pihak. Untuk itu dengan rendah hati, penulis mengucapkan terima

    kasih kepada:

    1.  Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang,

    2.  Drs. Kasmadi Imam S., M.S, Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang,

    3. 

    Drs. Supriyono, M.Si, Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri

    Semarang,

    4.  Prof. Dr. YL Sukestiyarno, Dosen pembimbing utama yang telah memberikan

     bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi,

    5.  Drs.Wardono, M. Si, Dosen pembimbing pendamping yang telah memberikan

     bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi,

    6.  Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri

    Semarang yang telah memberikan bekal ilmu yang tidak ternilai harganya

    selama belajar dan menuntut ilmu di Jurusan Matematika,

    7. 

    Endang Triningsih, S.Pd. MM, Kepala SMP N 15 Semarang yang telah

    memberikan ijin penelitian,

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    5/74

    8.   Nurhenny Marwiasih, S.Pd., Guru matematika kelas VII SMP N 15 Semarang

    yang telah membantu terlaksananya penelitian ini,

    9.  Siswa-siswi kelas VII SMP N 15 Semarang tahun ajaran 2006/ 2007 atas

    ketersediaanya menjadi responden dalam pengambilan data penelitian ini,

    10. Bapak dan Ibu guru SMP N 15 Semarang atas segala bantuan yang diberikan,

    11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

    dapat disebutkan satu persatu.

    Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis menyadari bahwa

    skripsi ini masih jauh dari sempurna. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat

    memberikan manfaat dan kontribusi bagi pembaca yang budiman.

    Semarang, Agustus 2007

    Penulis

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    6/74

    MOTTO

    Orang yang bahagia bukanlah orang yang berlimpah harta maupun

    berpangkat tinggi, melainkan orang yang mampu dan selalu

    mensyukuri nikmat-Nya sekecil apapun.

    Dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan dzikir hidup menjadi

    indah, dengan agama hidup menjadi terarah, dan dengan tali

    silaturahmi hidup menjadi bergairah.

    Sebaik-baiknya manusia diantaramu adalah orang yang paling banyak

    manfaatnya bagi orang lain.

    (HR. Bukhari dan Muslim)

    PERSEMB H N

    Skripsi ini kuperuntukkan kepada:

    Ibu dan Bapak tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang dan doa tiada

    henti-hentinya.

     Adeku angga dan ningrum tersayang.

    Kaka’q yang selalu memberikan semangat, terima kasih atas semuanya.

      Sahabat-sahabatku (Kaozal, Decy, Jajo, Puji & Cah Trio ‘R’).

    Teman-teman seperjuangan Pendidikan matematika 2003.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    7/74

     

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM

    KARTU BIMBINGAN SKRIPSI

     Nama Mahasiswa : Heni Susilowati NIM : 4101403571

    Prodi : Pend. Matematika

    Pembimbing Utama : Prof. Dr. YL Sukestiyarno

    Pembimbing Pendamping : Drs. Wardono, M.Si

     No Tanggal Materi bimbingan Hasil BimbinganTtd

    Pembimbing

     

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    8/74

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

    ABSTRAK ......................................................................................................... ii

    PENGESAHAN ................................................................................................. iii

    PERNYATAAN ................................................................................................. iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. 

    Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

    B. 

    Rumusan Masalah ............................................................................ 6

    C.  Penegasan Istilah ............................................................................... 6

    D.  Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 8

    E.  Sistematika Penulisan Skripsi .......................................................... 10

    BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

    A.  Landasan Teori ................................................................................. 12

    1. Belajar dan Pembelajaran ........................................................... 12

    2. Hasil Belajar ................................................................................ 14

    3. Pembelajaran Problem Solving ................................................... 16

    4. Keterampilan Berproses .............................................................. 20

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    9/74

      5. Ketuntasan Belajar ...................................................................... 23

    B. 

    Uraian Pokok Bahasan Segitiga ....................................................... 23

    C.  Contoh Model Pembelajaran Problem Solving ................................. 29

    D.  Kerangka Berpikir ............................................................................ 30

    E.  Hipotesis............................................................................................ 33

    BAB III. METODE PENELITIAN

    A.  Metode Penentuan Obyek Penelitian ............................................... 34

    B.  Metode Pengumpulan Data .............................................................. 36

    C.  Instrumen Penelitian ......................................................................... 36

    D. 

    Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................... 40

    E.  Analisis Data .................................................................................... 44

    F.  Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................ 49

    BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. 

    Hasil Penelitian ................................................................................. 51

    B.  Pembahasan ...................................................................................... 57

    BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

    A.  Simpulan .......................................................................................... 62

    B. 

    Saran.................................................................................................. 62

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 64

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    10/74

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang

    Masalah besar yang dihadapi oleh dunia pendidikan pada saat ini adalah

    adanya krisis paradigma yang berupa kesenjangan dan ketidaksesuaian antara

    tujuan yang ingin dicapai dan paradigma yang dipergunakan (Sumadi, 2005).

    Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan mutu

     pendidikan matematika di Indonesia, namun sampai saat ini belum

    memperoleh hasil yang optimal. Fenomena ini dapat dilihat dari indikator

    hasil belajar, antara lain dari Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau Nilai Ujian

    Akhir Nasional (NUAN) matematika siswa yang masih rendah.

    Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa berbagai pendekatan, gagasan

    atau inovasi dalam dunia pendidikan matematika yang sampai saat ini

    diterapkan secara luas ternyata belum dapat memberikan perubahan positif

    yang berarti, baik dalam proses pembelajaran matematika di sekolah maupun

    dalam meningkatkan mutu pendidikan matematika pada umumnya. Kesadaran

    tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan

    kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai

    upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah

    dan perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu upaya

    meningkatkan kualitas hidup manusia. Pada intinya pendidikan bertujuan

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    11/74

      2

    untuk memanusiakan manusia, mendewasakan, merubah tingkah laku serta

    meningkatkan kualitas hidup.

    Untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, Pemerintah membuat

     perubahan-perubahan baru diantaranya Kurikulum 2006 atau Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan penyempurnaan dari

    Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum ini menekankan pada

    kecakapan – kecakapan yang berguna untuk menghadapi permasalahan dalam

    kehidupan. Kecakapan matematika merupakan bagian yang tak terpisahkan

    dari kecakapan hidup dan diperlukan untuk dapat menghadapi dunia di

    sekitarnya, serta untuk berhasil dalam karirnya. Kecakapan matematik yang

    dimaksud meliputi pemahaman konsep, penalaran adatif, kemampuan

     pemecahan masalah dan kemampuan berkomunikasi. Tujuan pendidikan

    menengah menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah

    meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlak mulia serta

    keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

    Pendidikan tidak hanya mengajarkan fakta dan konsep tetapi juga harus

    membekali siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

    Kecakapan hidup seseorang tidak terjadi dengan sendirinya tetapi

    melalui suatu proses yang terus berlanjut. Keberlanjutan perkembangan proses

     belajar sebenarnya dapat diamati. Hal ini juga berlaku bagi siswa, dimana

     perkembangan keterampilan berproses seorang siswa selama proses

     pembelajaran dapat diikuti atau diamati. Saat kerjasama dengan orang lain,

    mendengarkan dengan aktif, berani bertanya, mau menyampaikan pendapat

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    12/74

      3

    atau menjawab pertanyaan, dan kreatif dalam memecahkan masalah

    merupakan salah satu ciri kecakapan hidup. Proses menuju ke arah kecakapan

    hidup tersebut perlu suatu latihan serta membutuhkan suatu proses yang

    disebut dengan keterampilan berproses.

    Keterampilan berproses merupakan aspek yang sangat penting dalam

     belajar matematika. Rendahnya keterampilan berproses akan mempengaruhi

    hasil belajar siswa di sekolah, khususnya mengenai pemecahan masalah.

    Dengan menggunakan keterampilan berproses, siswa akan mampu

    menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta

    menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai. Seluruh tindakan dalam

     proses belajar mengajar akan menciptakan kondisi belajar yang melibatkan

    siswa aktif.

    Matematika merupakan salah satu unsur dalam pendidikan. Mata

     pelajaran matematika telah diperkenalkan kepada siswa sejak tingkat dasar

    sampai ke jenjang yang lebih tinggi, namun demikian kegunaan matematika

     bukan hanya memberikan kemampuan dalam perhitungan-perhitungan

    kualitatif tetapi juga dalam penataan cara berpikir, terutama dalam

     pembentukan kemampuan menganalisis, membuat sintesis, melakukan

    evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah. Dengan kenyataan ini

     bahwa matematika mempunyai potensi yang sangat besar dalam hal memacu

    terjadinya perkembangan secara cermat dan tepat maupun dalam

    mempersiapkan masyarakat yang mampu mengantisipasi perkembangan

    dengan cara berpikir dan bersikap pula. Pembelajaran hendaknya lebih

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    13/74

      4

    menekankan pada bagaimana upaya guru mendorong atau memfasilitasi siswa

     belajar, bukan pada apa yang dipelajari siswa. Jadi, pembelajaran matematika

    merupakan upaya guru mendorong atau memfasilitasi siswa dalam

    mengkonstruksi pemahamannya akan matematika. Keberhasilan guru dalam

     pembelajaran bukan hanya dilihat dari hasil belajar siswa tetapi juga pada

     proses dari pembelajaran tersebut.

    Salah satu metode pembelajaran yang digunakan oleh guru di SMP N 15

    Semarang adalah metode ekspositori. Keterampilan siswa selama

     pembelajaran dengan metode ekspositori belum memuaskan karena

     pembelajaran berlangsung satu arah saja. Guru tidak mengikutsertakan siswa

    dalam pembelajaran. Kalaupun siswa diberi kesempatan untuk bertanya,

    sedikit sekali yang melakukannya. Hal ini karena siswa masih takut atau

     bingung mengenai apa yang akan ditanyakan. Selain itu siswa kurang terlatih

    dalam mengembangkan ide-idenya di dalam memecahkan masalah. Siswa

    masih minder atau pasif, belum mampu berpikir kritis dan berani

    mengungkapkan pendapat. Dan dalam pembelajarannya kurang

    memperhatikan keterampilan berproses siswa.

    Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan berproses belajar

    siswa, khususnya mata pelajaran matematika adalah dengan menerapkan

    model pembelajaran  problem solving  atau pemecahan masalah. Pemecahan

    masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting

    karena dalam proses pembelajaran maupun penyesuaian, siswa dimungkinkan

    memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    14/74

      5

    sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak

    rutin. Proses pemecahan masalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk

     berperan aktif dalam mempelajari, mencari, dan menemukan sendiri informasi

    atau data untuk diolah menjadi konsep, prinsip atau simpulan.

    Ruang lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan

    SMP/MTs yang harus dikuasai siswa kelas VII SMP salah satunya adalah

    tentang geometri dan pengukuran. Materi yang mendukung dalam penguasaan

    geometri dan pengukuran salah satunya adalah pokok bahasan segitiga. Alasan

     pemilihan materi segitiga dalam penelitian ini adalah karena geometri

    merupakan materi yang abstrak dan memerlukan kemampuan pemecahan

    masalah dan nantinya siswa juga diharapkan dapat mengembangkan

    keterampilan berproses secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, dalam

     pembelajaran pokok bahasan segitiga diperlukan keterampilan berproses

    dalam memecahkan masalah. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik,

    siswa terlebih dahulu dilatih keterampilan-keterampilan proses memecahkan

    masalah. Keterampilan-keterampilan tersebut antara lain mengajukan

     pertanyaan, menjawab pertanyaan/menanggapi, menyampaikan ide/pendapat,

    mendengarkan secara aktif, berada dalam tugas, dan sebagainya.

    Dengan begitu peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan

     judul PENGARUH KETERAMPILAN BERPROSES MODEL

    PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING  TERHADAP HASIL BELAJAR

    POKOK BAHASAN SEGITIGA PADA SISWA SMP N 15 SEMARANG.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    15/74

      6

    B.  Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan

    masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

    1.  Apakah ada pengaruh keterampilan berproses model pembelajaran

     problem solving pada pokok bahasan segitiga terhadap hasil belajar siswa

    SMP N 15 Semarang?

    2.  Apakah pembelajaran matematika pokok bahasan segitiga dengan model

     pembelajaran  problem solving  dapat mencapai ketuntasan belajar

    (keterampilan berproses dan hasil belajar)?

    C.  Penegasan Istilah

    Penegasan Istilah dimaksudkan untuk memperoleh pengertian yang

    sama tentang istilah dalam penelitian ini dan tidak menimbulkan interpretasi

    yang berbeda dari pembaca. Istilah-istilah yang perlu diberi penegasan dalam

     penelitian ini adalah sebagai berikut.

    1.  Keterampilan Berproses

    Saat kerja sama dengan orang lain, mendengarkan dengan aktif,

     berani bertanya, mau menyampaikan pendapat/menjawab pertanyaan dan

    kreatif dalam memecahkan masalah merupakan salah satu ciri kecakapan

    hidup. Proses menuju kearah kecakapan hidup tersebut perlu suatu latihan

    serta membutuhkan suatu proses yang disebut keterampilan berproses.

    Keterampilan berproses adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    16/74

      7

    laku proses aktif yang kompleks dan tersusun rapi sacara mulus dan sesuai

    dengan strategi pembelajaran yang disusun untuk mencapai hasil tertentu.

    Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik saja

    melainkan pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif.

    Keterampilan berproses akan menjadi ciri kekhasan suatu rancangan

    strategi pembelajaran dari mulai rancangan awal strategi diterapkan,

     proses, akibat/dampak yang dihasilkan, hingga menutup strategi tersebut.

    2.  Model Problem Solving

    Problem solving  atau disebut juga pemecahan masalah adalah

    cara menyajikan bahan pelajaran dengan memberikan persoalan untuk

    dipecahkan oleh siswa dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.

    Suatu soal matematika akan menjadi masalah bagi siswa, jika siswa

    tersebut :

    a. 

    memiliki pengetahuan/materi prasyarat untuk menyelesaikan soalnya;

     b.  diperkirakan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan soal

    tersebut;

    c.   belum mempunyai algoritma atau prosedur untuk menyelesaikannya;

    d. 

     punya keinginan untuk menyelesaikannya.

    3.  Hasil Belajar

    Hasil Belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

    melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari

    seseorang yang berusaha memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku

    ke arah positif. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    17/74

      8

     penilaian hasil belajar atau tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu

     pembelajaran matematika diukur dari tiga aspek yaitu aspek

     pemahaman konsep (siswa mampu mendefinisikan konsep,

    mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh dari konsep),

    aspek penalaran dan komunikasi (siswa mampu memberikan alasan

    induktif dan deduktif juga mampu menyatakan gagasan matematika

    secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan), dan aspek pemecahan

    masalah (siswa mampu memahami masalah, memilih strategi

     penyelesaian dan menyelesaikan masalah). Dalam penelitian ini hanya

    akan dibahas mengenai aspek pemecahan masalah.

    4. 

    Ketuntasan Belajar

    Ketuntasan belajar atau disebut juga daya serap adalah pencapaian

    taraf penguasaan minimal yang telah ditetapkan oleh guru dalam tujuan

     pembelajaran setiap satuan pelajaran. Ketuntasan belajar yang dimaksud

    dalam penelitian ini adalah ketuntasan hasil belajar dan keterampilan

     berproses.

    D. 

    Tujuan dan Manfaat

    1.  Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

    a. 

    Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif keterampilan

     berproses model pembelajaran  problem solving  pada pokok bahasan

    segitiga terhadap hasil belajar siswa SMP N 15 Semarang.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    18/74

      9

     b.  Untuk mengetahui apakah pembelajaran matematika pokok bahasan

    segitiga dengan model pembelajaran  problem solving dapat mencapai

    ketuntasan belajar (keterampilan berproses dan hasil belajar).

    2.  Manfaat Penelitian

    Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

    a.  Bagi Guru:

    Dengan dilaksanakan penelitian ini guru berkesempatan menerapkan

    model pembelajaran yang dikembangkan.

     b.  Bagi Siswa:

    (1) 

    Menumbuhkembangkan keterampilan berproses siswa dalam

    memecahkan masalah.

    (2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar

    mengajar.

    (3) 

    Membantu pengembangan kompetensi siswa dalam pembelajaran

    matematika.

    c.  Bagi Peneliti:

    (1) Mendapatkan pengalaman langsung dalam pelaksanaan

     pembelajaran.

    (2) Memberikan bekal mahasiswa sebagai calon guru matematika

    untuk siap melaksanakan tugas di lapangan sesuai kebutuhan di

    lapangan.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    19/74

      10

    E.  Sistematika Penulisan Skripsi

    Sistematika penulisan tentang isi keseluruhan skripsi ini terdiri dari

     bagian awal skripsi, bagian inti skripsi, dan bagian akhir skripsi.

    1.  Bagian awal skripsi berisi tentang halaman judul, abstrak, halaman

     pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi,

    dan daftar lampiran.

    2. 

    Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab, yaitu:

    BAB I Pendahuluan, mengemukakan tentang latar belakang masalah,

    rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan dan manfaat

     penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

    BAB II Landasan Teori dan Hipotesis, membahas teori yang melandasi

     permasalahan skripsi serta penjelasan yang merupakan

    landasan teoritis yang diterapkan dalam skripsi, uraian pokok

     bahasan yang terkait dengan pelaksanaan penelitian dan

    hipotesis penelitian.

    BAB III Metode Penelitian, meliputi populasi dan sampel penelitian,

    variabel penelitian, desain penelitian, metode pengumpulan

    data, instrumen penelitian, analisis hasil ujicoba instrumen,

    analisis data penelitian, dan hasil ujicoba instrumen.

    BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi hasil penelitian dan

     pembahasannya.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    20/74

      11

    BAB V Simpulan dan Saran, mengemukakan simpulan hasil penelitian

    dan saran- saran yang diberikan peneliti berdasarkan simpulan.

    3.  Bagian akhir skripsi, berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    21/74

      12

    BAB II

    LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

    A.  Landasan Teori

    1.  Belajar dan Pembelajaran

    Menurut Sardiman (2006:20) ada beberapa definisi tentang belajar,

    antara lain dapat diuraikan sebagai berikut.

    a.  Cronbach memberikan definisi :  Learning is shown by a change in

    behavior as a result of experience.

     b. 

    Harold Spears memberikan batasan :  Learning is to observe, to read,

    to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.

    c.  Geoch, mengatakan : Learning is a change in performance as a result

    of practice.

    Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar

    itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

    serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

    mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Perubahan tidak hanya

     berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk

    kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,

     penyesuaian diri. Kegiatan belajar memiliki beberapa maksud, antara lain :

    a. 

    Mengetahui suatu kepandaian, kecakapan, atau konsep yang

    sebelumnya tidak pernah diketahui.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    22/74

      13

     b.  Dapat mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dibuat, baik

    tingkah laku maupun keterampilan.

    c. 

    Mampu mengkombinasikan dua pengetahuan (atau lebih) ke dalam

    suatu pengertian baru baik keterampilan, pengetahuan, konsep,

    maupun sikap dan tingkah laku.

    d.  Dapat memahami dan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.

    Menurut Supriyadi (2005:12) menyatakan:

    “kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun

    makna atau pemahaman terhadap suatu objek atau suatu peristiwa.

    Sedangkan kegiatan mengajar merupakan kegiatan dalam upaya

    menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi, dan tanggung

     jawab pada siswa untuk selalu menerapkan seluruh potensi diri dalam

    membangun gagasan melalui kegiatan belajar sepanjang hayat“.

    Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan

    terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang

     beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta

    antara siswa dengan siswa (Suyitno, 2004:2). Matematika adalah disiplin

    ilmu yang mempelajari tentang tata cara berpikir dan mengolah logika,

     baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Dengan demikian

     pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata

     pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para

    siswanya, yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan

    iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan

    kebutuhan siswa tentang matematika yang amat beragam agar terjadi

    interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa

    dalam mempelajari matematika tersebut.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    23/74

      14

    Dalam Kurikulum 2004, tujuan pembelajaran matematika adalah :

    a. 

    Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen,

    menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi.

     b.  Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,

    dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil,

    rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

    c.  Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

    d. 

    Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

    mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,

    catatan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan.

    2. 

    Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan

    yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan

    dengan nilai tes yang diberikan guru.

    Menurut Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002:11) hasil-

    hasil belajar berupa:

    a. 

    Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan

     pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

    Pemilikan informasi verbal memungkinkan individu berperan dalam

    kehidupan.

     b.  Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk

     berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep.

    c.  Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan

    aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan

    konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

    d. 

    Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaiangerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud

    otomatisme gerak jasmani.

    e.  Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan

     penilaian terhadap obyek tersebut.

    Hasil belajar dapat dikatakan sebagai ukuran keberhasilan siswa

    yang telah mengikuti suatu proses pembelajaran dengan

    membandingkannya terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    24/74

      15

    Apabila siswa memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan tujuan

     pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum, secara otomatis

    siswa tersebut dikatakan berhasil, demikian pula sebaliknya. Dalam

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, setiap mata pelajaran khususnya

    matematika memiliki standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) untuk

    setiap aspek penilaian. Aspek penilaian dalam mata pelajaran matematika

    terdiri dari tiga, yaitu aspek pemahaman konsep, aspek penalaran dan

    komunikasi matematik, dan aspek pemecahan masalah. Dalam penelitian

    ini hasil belajar yang dinilai adalah hasil belajar aspek pemecahan

    masalah.

    Aspek pemecahan masalah

    Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang

    telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal.

    Penilaian terhadap kemampuan siswa dalam pemecahan masalah

    disarankan mencakup kemampuan yang terlibat dalam proses

    memecahkan masalah, yaitu memahami masalah, merencanakan

     pemecahan masalah, menyelesaikan masalah (melaksanakan rencana

     pemecahan masalah), menafsirkan hasilnya. Dari hasil karya siswa dalam

    memecahkan masalah , dapat dilihat seberapa jauh kemampuan siswa

    dalam memecahkan masalah ditinjau dari kemampuan-kemampuan

    tersebut. Penilaian dapat dilakukan secara holistik (keseluruhan) atau

    analitik (perbagian). Pada kenyataannya, siswa sering terhalang dalam

    memecahkan masalah karena lemahnya (tidak terbiasa) mengembangkan

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    25/74

      16

    strategi pemecahan masalah dan kurangnya pemahaman konsep atau

     prosedur yang terkandung dalam penyelesaian masalah.

    Indikator keberhasilan memecahkan masalah ditunjukkan oleh

    kemampuan :

    a.  Menunjukkan pemahaman masalah.

     b. 

    Menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk.

    c.  Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam

     pemecahan masalah.

    d.  Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat.

    e. 

    Mengembangkan strategi pemecahan masalah.f.  Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah

    menyelesaikan masalah yang tidak rutin.

    (Tim PPPG Matematika, 2005:79)

    Penilaian proses pembelajaran dilakukan terus menerus pada tiap

     pertemuan dengan mengacu pada semua indikator yang telah ditetapkan di

    setiap kompetensi dasar. Dari hasil penilaian beberapa pertemuan pada

     pembelajaran satu kompetensi dasar akhirnya akan diperoleh deskripsi

    atau gambaran pencapaian kompetensi tiap siswa pada satu kompetensi

    dasar yang mencakup semua indikatornya. 

    3.  Pembelajaran problem solving

    a.  Pengertian

    Sebelum memberikan pengertian tentang pengertian  problem

    solving  atau pemecahan masalah, terlebih dahulu membahas tentang

    masalah atau  problem. Suatu pertanyaan akan merupakan suatu

    masalah jika seseorang tidak mempunyai aturan tertentu yang segera

    dapat dipergunakan untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebut.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    26/74

      17

    Munurut Polya (dalam Hudojo, 2003:150), terdapat dua macam

    masalah :

    (1) 

    Masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, abstrak atau

    konkret, termasuk teka-teki. Kita harus mencari variabel masalah

    tersebut, kemudian mencoba untuk mendapatkan, menghasilkan

    atau mengkonstruksi semua jenis objek yang dapat dipergunakan

    untuk menyelesaikan masalah tersebut. Bagian utama dari masalah

    adalah sebagai berikut.

    (a) Apakah yang dicari?

    (b) 

    Bagaimana data yang diketahui?

    (c) Bagaimana syaratnya?

    (2) 

    Masalah untuk membuktikan adalah untuk menunjukkan bahwasuatu pertanyaan itu benar atau salah atau tidak kedua-duanya.Kita

    harus menjawab pertanyaan : ”Apakah pernyataan itu benar atau

    salah ?”. Bagian utama dari masalah jenis ini adalah hipotesis dan

    konklusi dari suatu teorema yang harus dibuktikan kebenarannya.

    Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima

    tantangan dan usaha-usaha untuk menyelesaikannya sampai

    memperoleh penyelesaian. Sedangkan pengajaran penyelesaian

    masalah merupakan tindakan guru dalam mendorong siswa agar

    menerima tantangan dari pertanyaan bersifat menantang, dan

    mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan pertanyaan tersebut

    (sukoriyanto, 2001:103).

    Pembelajaran pemecahan masalah adalah suatu kegiatan

    yang didesain oleh guru dalam rangka memberi tantangan kepada

    siswa melalui penugasan atau pertanyaan matematika (Tim PPPG

    Matematika, 2005:93). Fungsi guru dalam kegiatan itu adalah

    memotivasi siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing

    siswa dalam proses pemecahannya. Masalah yang diberikan harus

    masalah yang pemecahannya terjangkau oleh kemampuan siswa.

    Masalah yang diluar jangkauan kemampuan siswa dapat menurunkan

    motivasi mereka.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    27/74

      18

     b.  Tujuan Pembelajaran Problem Solving

    Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu

    tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari pembelajaran problem solving 

    adalah seperti apa yang dikemukakan oleh Hudojo (2003:155), yaitu

    sebagai berikut.

    (1) Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan

    kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.

    (2) Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah

    intrinsik bagi siswa.

    (3) 

    Potensi intelektual siswa meningkat.

    (4) 

    Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui

     proses melakukan penemuan.

    c. 

    Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving

    Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh guru

    di dalam memberikan pembelajaran  problem solving  yaitu sebagai

     berikut.

    (1) 

    Menyajikan masalah dalam bentuk umum.

    (2) 

    Menyajikan kembali masalah dalam bentuk operasional.

    (3) Menentukan strategi penyelesaian.

    (4) Menyelesaikan masalah.

    Sedangkan menurut Hudojo dan Sutawijaya (dalam Hudojo,

    2003:162), menjelaskan bahwa langkah-langkah yang diikuti dalam

     penyelesaian problem solving yaitu sebagai berikut.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    28/74

      19

    (1) Pemahaman terhadap masalah.

    (2) 

    Perencanaan penyelesaian masalah.

    (3) 

    Melaksanakan perencanaan.

    (4) Melihat kembali penyelesaian.

    Strategi belajar mengajar penyelesaian masalah adalah bagian

    dari strategi belajar mengajar inkuiri. Penyelesaian masalah menurut

    J. Dewey (dalam Hudojo, 2003:163), ada enam tahap:

    (1) Merumuskan masalah: mengetahui dan menemukan masalah

    secara jelas.

    (2) Menelaah masalah: menggunakan pengetahuan untuk memperinci,

    menganalisis masalah dari berbagai sudut.

    (3) 

    Merumuskan hipotesis: berimajinasi dan menghayati ruang lingkup,

    sebab akibat dan alternatif penyelesaian.

    (4) 

    Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan

     pembuktian hipotesis: kecakapan mencari dan menyusun data,

    menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar.

    (5) Pembuktian hipotesis: cakap menelaah dan membahas data,

    menghitung dan menghubungkan, keterampilan mengambil

    keputusan dan kesimpulan.

    (6) 

    Menentukan pilihan penyelesaian: kecakapan membuat alternatif

     penyelesaian kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan

    akibat yang akan terjadi pada setiap langkah.

    d.  Kelebihan dan kelemahan pembelajaran problem solving

    Kelebihan pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut.

    (1) 

    Mendidik siswa untuk berpikir secara sistematis.

    (2) Mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu kesulitan yang

    dihadapi.

    (3) 

    Belajar menganalisis suatu masalah dari berbagai aspek.

    (4) 

    Mendidik siswa percaya diri sendiri.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    29/74

      20

    Kelemahan pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut.

    (1) 

    Memerlukan waktu yang cukup banyak.

    (2) 

    Kalau di dalam kelompok itu kemampuan anggotanya heterogen,

    maka siswa yang pandai akan mendominasi dalam diskusi sedang

    siswa yang kurang pandai menjadi pasif sebagai pendengar saja.

    4.  Keterampilan Berproses

    Menurut Syah (dalam Sukestiyarno dan Budi Waluyo, 2006:8)

    menyatakan:

    “Keterampilan berproses adalah kemampuan pola tingkah laku proses aktif

    yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan

    strategi pembelajaran yang disusun untuk mencapai hasil tertentu.

    Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik saja melainkan juga

     pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif”.

    Menurut Margono (dalam Supriyadi, 2005:20), mengemukakan

     pendekatan keterampilan berproses adalah suatu pendekatan pengajaran

    yang menekankan pada keterlibatan siswa pada kegiatan-kegiatan dalam

     penyusunan atau penemuan konsep sendiri. Terdapat dua kebaikan dalam

     pendekatan keterampilan berproses:

    a.  Memberi bekal bagaimana cara memperoleh pengetahuan, sehingga

    dapat menyiapkan siswa untuk masa depan.

     b.  Merupakan pendekatan yang kreatif, karena para siswa aktif

    melakukan kegiatan ilmiah sendiri sehingga dapat meningkatkan cara

     berpikir dan cara mendapatkan pengetahuan.

    Menurut Depdikbud (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002:138),

     pendekatan keterampilan berproses dapat diartikan sebagai wawasan

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    30/74

      21

     pengembangan keterampilan intelektual, sosial, fisik yang bersumber dari

    kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam

    diri siswa.

    Dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan terjadi

     belajar, apabila terjadi proses perubahan tingkah laku pada diri siswa

    sebagai hasil dari suatu pengalaman. Kegiatan pembelajaran di sekolah

    secara operasional adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses

    dan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi dirinya sendiri.

    Mengajar dengan kemampuan proses berarti memberi kesempatan kepada

    siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau

    mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Sebenarnya melalui

     pembelajaran matematika tidak semata-mata hanya menanamkan

     pengetahuan saja, tetapi melalui pembelajaran matematik sangat mungkin

    diterapkan pembentukan sikap positif dan keterampilan cermat dan kritis.

    Jenis-jenis keterampilan proses :

    a.  Mengamati

    Melalui kegiatan mengamati, kita belajar tentang dunia sekitar

    kita yang fantastis. Manusia mengamati objek-objek dan fenomena

    alam dengan panca indra. Informasi yang kita peroleh dapat menuntun

    keingintahuan, mempertanyakan, memikirkan, melakukan interpretasi

    tentang lingkungan kita, dan meneliti lebih lanjut. Mengamati

    merupakan tanggapan kita terhadap berbagai objek dan peristiwa alam

    dengan menggunakan indera.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    31/74

      22

     b.  Mengklasifikasikan

    Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk

    memilih berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya,

    sehingga didapatkan golongan sejenis dari objek peristiwa yang

    dimaksud.

    c.  Mengkomunikasikan

    Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain merupakan

    dasar untuk segala yang kita kerjakan. Mengkomunikasikan dapat

    diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan

     prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual.

    d. 

    Mengukur

    Pengembangan yang baik terhadap keterampilan-keterampilan

    mengukur merupakan hal yang sangat penting dalam membina

    observasi kuantitatif, mengklasifikasikan, dan membandingkan segala

    sesuatu di sekeliling kita, serta mengkomunikasikan secara tepat dan

    efektif kepada yang lain. Mengukur dapat diartikan sebagai

    membandingkan yang diukur dengan satuan ukur tertentu yang telah

    ditetapkan sebelumnya.

    e.  Memprediksi

    Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau

    membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu

    mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola atau kecanderungan

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    32/74

      23

    tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip ilmu

     pengetahuan.

    f. 

    Menyimpulkan

    Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan

    untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan

    fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.

    Keterampilan siswa selama melaksanakan proses pembelajaran

    dapat diamati dan dinilai tingkat perkembangannya dalam suatu

    indikator dan taraf keterampilan proses.

    5. 

    Ketuntasan Belajar

    Ketuntasan belajar atau disebut juga daya serap adalah pencapaian

    taraf penguasaan minimal yang telah ditetapkan oleh guru dalam tujuan

     pembelajaran setiap satuan pelajaran (Supriyadi, 2005:20).

    Ketuntasan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

    ketuntasan hasil belajar dan keterampilan berproses. Standar ketuntasan

    keterampilan berproses yang diterapkan dalam penelitian ini adalah 70

    sedangkan standar minimal ketuntasan hasil belajar adalah 68.

    B.  Uraian Pokok Bahasan Segitiga

    Kompetensi Dasar dan indikator pada pokok bahasan segitiga adalah sebagai

     berikut.

    Kompetensi Dasar : 1.Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan

    sudutnya.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    33/74

      24

      2.Melukis segitiga, garis tinggi, garis bagi, garis berat dan

    garis sumbu.

    3.Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan

    menggunakannya dalam pemecahan masalah.

    Indikator :1. Menjelaskan jenis-jenis segitiga bardasarkan sisi –

    sisinya.

    2. Menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sudutnya.

    3. Menyelesaikan soal mengenai sudut dalam segitiga.

    4. Melukis segitiga sama kaki dan sama sisi.

    5. Melukis garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis

    sumbu.

    6. Menghitung keliling dan luas segitiga.

    7. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

    menghitung keliling dan luas segitiga.

    Unsur-Unsur Segitiga

    Unsur Nama Unsur

    Segitiga  adalah bidang datar yang dibatasi oleh tiga garis lurus dan

    membentuk tiga sudut.

    Sisi AB, BC, dan AC

    Sudut A, B, dan C

    Alas AB

    Tinggi CD

    C

    A BD

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    34/74

      25

    1.  Jenis-Jenis Segitiga

    a. Jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya

    1) 

    Segitiga sama kaki

    A

    C

    B

    Segitiga sama kaki  adalah segitiga yang memiliki dua sisi yang

    sama panjang. Gambar di atas menunjukkan bahwa sisi AB = AC.

    2)  Segitiga sama sisi

    Segitiga sama sisi  adalah segitiga yang ketiga sisinya sama

     panjang. Gambar di atas menunjukkan bahwa AB = BC = AC dan

    A = B =∠ ∠ ∠ C.

    A

    C

    B

    3)  Segitiga sembarang

    AB

    C

    Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya tidak sama

     panjang. Gambar di atas menunjukkan bahwa AB ≠  BC AC

    dan A

    ∠   ≠   ∠ B ≠   ∠ C.

     b. Jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya

    1) 

    Segitiga Lancip, adalah segitiga yang ketiga sudutnya merupakan

    sudut lancip (sudut yang besarnya antara 00 dan 900).

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    35/74

      26

     

    K L

    M

     

    2)  Segitiga siku-siku, adalah segitiga yang salah satu sudutnya

    merupakan sudut siku-siku (sudut yang besarnya dan 900).

    LK

    M

    3)  Segitiga tumpul, adalah segitiga yang salah satu sudutnya

    merupakan sudut tumpul (sudut yang besarnya antara 900  dan

    1800).

    K

    M

    L

    c. Melukis garis-garis pada segitiga

    1)  Melukis garis tinggi segitiga

    Langkah-langkah melukis garis tinggi segitiga adalah sebagai

     berikut.

    a) 

    Gambarlah segitiga ABC.

     b)  Dengan pusat titik A lukislah busur lingkaran dengan

    sembarang jari-jari r. Busur lingkaran tersebut memotong sisi

    BC di titik P dan Q.

    c) 

    Lukislah dua busur lingkaran berjari-jari r, yang berpusat di P

    dan Q. Kedua busur lingkaran ini berpotongan di titik D.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    36/74

      27

    d)  Hubungkan titik A dan titik D. Garis AD ini memotong sisi BC

    di titik E. Garis AE inilah yang disebut garis tinggi.

    D

    B

    P

    Q

    E

    C

    A

    2)  Melukis garis bagi segitiga

    a)  Gambarlah segitiga ABC.

     b)  Dengan pusat A, lukislah busur lingkaran yang memotong sisi

    AB dan AC berturut-turut di titik P dan Q.

    c) 

    Lukislah dua busur masing-masing berpusat di P dan Q dengan

     jari-jari sembarang yang sama. Kedua busur ini berpotongan di

    titik R.

    d) 

    Hubungkan titik A dan R. Garis AR ini memotong sisi BC di

    titik D. Garis AD inilah yang disebut garis bagi.

    3)  Melukis garis berat dan garis sumbu segitiga

    ● 

    ● 

    A P

    C

    D

    B

    QA

    a)  Gambarlah segitiga ABC.

     b) 

    Lukislah dua busur lingkaran masing-masing berpusat di B dan

    C dengan jari-jari sembarang. Kedua unsur lingkaran

     barpotongan di titik P dan Q.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    37/74

      28

    c)  Hubungkan titik P dan Q. Garis PQ disebut garis sumbu ruas

    garis BC.

    d) 

    Garis PQ memotong sisi BC di titik D. Panjang BD = panjang

    CD. Hubungkan titik A dengan titik D. Garis AD disebut garis  

     berat segitiga.

    d. Sudut-Sudut Segitiga

    P

    A

    C

    D

    Q

    B

    1) 

    Jumlah besar sudut-sudut suatu segitiga adalah 1800.

    α    β 

    γ 

    BA

    α   +  β   + γ   = 1800

    2)  Hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga.

    Garis AB diperpanjang hingga ke titik D. Sudut-sudut α  ,  β  , γ   

    disebut sudut dalam segitiga. Sudut CBD disebut sudut luar

    segitiga.

    α    β 

    γ 

    BA

    C

    D

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    38/74

      29

    e. Keliling dan Luas Segitiga

    A

    C

    B

    1)  Keliling Segitiga

    K = AB + BC + AC

    2)  Luas Segitiga

    tnggi xalas x

     xAC  AB x L

    2

    1

    2

    1

    =

    =

     

    C. 

    Contoh Model Pembelajaran  Problem Solving  Pada Pokok Bahasan

    Segitiga

    Siswa membentuk kelompok, guru memberikan soal tentang pengertian

    dan jenis-jenis segitiga kepada siswa sebagai sebuah masalah. Setiap siswa

    mempunyai kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan mendengarkan

     pendapat teman kelompoknya. Setelah selesai, setiap kelompok

    mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan kelompok lain memberi

    tanggapan. Guru memberikan umpan balik/pemecahan kepada siswa. Secara

    lengkap bisa dilihat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lampiran

    1 halaman 66.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    39/74

      30

    D.  Kerangka Berpikir

    Pembelajaran merupakan upaya menciptakan iklim dan pelayanan

    terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang

     beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara

    siswa dengan siswa. Dalam metode pembelajaran ekspositori yang masih

     banyak dianut oleh guru saat ini, kegiatan pembelajaran terpusat pada guru

    sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran), sehingga pembelajaran

     berlangsung satu arah saja. Guru tidak mengikutsertakan siswa dalam

     pembelajaran, kalaupun siswa diberi kesempatan untuk bertanya, hanya

    sedikit siswa saja yang melakukannya.

    Dalam kehidupan sehari-hari siswa sering dihadapkan oleh berbagai

    masalah. Oleh karena itu perlu sedini mungkin siswa dibiasakan untuk

    menyelesaikan masalah. Dengan demikian diharapkan siswa mampu

    mengambil keputusan melalui proses yaitu memahami masalah,

    merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan rencana pemecahan

    masalah, dan mengecek kembali hasil pemecahan masalah.

    Salah satu model pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran

     problem solving, yaitu pembelajaran yang didesain guru dalam rangka

    memberi tantangan kepada siswa melalui penugasan (pertanyaan) matematika.

    Guru sebagai motivator siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing

    siswa dalam proses memecahkannya. Model  problem solving dapat mendidik

    siswa berpikir secara sistematis, mampu mencari berbagai jalan keluar dari

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    40/74

      31

    suatu kesulitan yang dihadapi, dapat belajar menganalisis suatu masalah dari

     berbagai aspek dan dapat mendidik siswa percaya diri.

    Pokok bahasan segitiga merupakan salah satu aspek dalam geometri.

    Geometri merupakan materi yang dianggap siswa masih abstrak dan

    memerlukan kemampuan pemecahan masalah, serta dapat membantu siswa

    memperoleh pengetahuannya melalui siswa lain dalam diskusi kelompok

    sehingga nantinya siswa juga diharapkan dapat mengembangkan keterampilan

     berproses secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran

    materi segitiga diperlukan keterampilan berproses dalam memecahkan

    masalah.

    Hasil proses belajar dapat diamati, maka perubahan keterampilan siswa

    selama melaksanakan proses pembelajaran juga dapat diamati dan dinilai

    tingkat perkembangnnya dalam suatu indikator dan taraf keterampilan

     berproses. Kegiatan tersebut diberi nama variabel keterampilan berproses.

    Keterampilan berproses siswa dapat dilihat dengan mengajukan pertanyaan,

    menjawab pertanyaan atau menanggapi, menyampaikan ide atau pendapat,

    mendengarkan secara aktif, berada dalam tugas, dan sebagainya. Selanjutnya

    setelah proses pembelajaran berakhir maka akan dapat diukur hasil belajar

    dengan suatu indikator kemampuan kognitif. Pengukuran ini diberi nama

    variabel hasil belajar. Apabila ketermpilan berproses seseorang menunjukkan

    adanya perkembangan, maka akan dapat memberikan kontribusi yang baik,

    yaitu peningkatan hasil belajar. Dengan demikian ada pengaruh yang positif

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    41/74

      32

    keterampilan berproses terhadap hasil belajar. Dan pada akhirnya tercapai

    ketuntasan hasil belajar dan keterampilan berproses.

    Bagan kerangka berpikir adalah sebagai beikut

    Model Pembelajaran yang sesuai

    (Model Pembelajaran Problem Solving)

    Siswa

    Pengaruh keterampilan berproses

    model pembelajaran Problem Solving 

    terhadap hasil belajar

    Kemampuan memecahkan

    masalah matematika

    Ada pengaruh positif

    keterampilan berproses model

     pembelajaran Problem Solving 

    terhadap hasil belajar

    Masalah pada pokok

     bahasan segitiga

    Mencapai ketuntasan belajar

    Siswa belajar dalam kelompok

    Pengamatan keterampilan berproses

     

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    42/74

      33

    C.  Hipotesis

    Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

    1. 

    Keterampilan berproses model pembelajaran  problem solving pada pokok

     bahasan segitiga mempunyai pengaruh yang positif terhadap hasil belajar

    siswa SMP N 15 Semarang.

    2.  Pembelajaran matematika pokok bahasan segitiga dengan model

     pembelajaran  problem solving  dapat mencapai ketuntasan belajar

    (keterampilan berproses dan hasil belajar).

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    43/74

      34

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A.  Metode Penentuan Obyek Penelitian

    1.  Populasi Penelitian

    Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMP N 15

    Semarang kelas VII yang berjumlah 352 siswa pada semester genap tahun

     pelajaran 2006/2007. Kelas VII terdiri dari delapan kelas yaitu kelas VIIA

    sampai dengan kelas VIIH, setiap kelasnya terdiri dari 44 siswa.

    2. 

    Sampel penelitian

    Penentuan sampel dalam penelitian ini dipilih dengan teknik

    cluster random sampling dari populasi normal yang diasumsikan homogen

    dengan pertimbangan siswa duduk pada jenjang kelas yang sama, guru

    yang mempunyai kemampuan sama, materi berdasarkan pada kurikulum

    yang sama dan pembagian kelas tidak ada kelas unggulan. Dari populasi

    yang tersebar dalam 7 (tujuh) kelas, dipilih 1 (satu) kelas yang akan

    menjadi sampel yaitu kelas VII G (nama responden terdapat pada lampiran

    27 halaman 134) dan 1 (satu) kelas untuk uji coba yaitu kelas VII F (nama

    responden terdapat pada lampiran 26 halaman 133).

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    44/74

      35

    3.  Variabel penelitian

    Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

    1) 

    Variabel Bebas

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keterampilan berproses

     pembelajaran matematika dengan model problem solving  (X).

    2)  Variabel Terikat

    Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar (Y) siswa

    kelas VII SMP N 15 Semarang pada pokok bahasan segitiga. Hasil

     belajar yang akan dinilai dalam penelitian ini adalah aspek pemecahan

    masalah.

    4.  Desain Penelitian

    Langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti pada saat penelitian adalah

    sebagai berikut.

    a. 

    Peneliti merancang kelas yang akan dijadikan sampel.

     b. 

    Peneliti membuat instrumen penelitian yang akan digunakan untuk

     penelitian.

    c.  Peneliti melaksanakan uji coba instrumen penelitian, menganalisis dan

    menetapkan instrumen penelitian..

    d.  Peneliti melaksanakan pembelajaran pada sampel penelitian. Pada

     pelaksanaan ini diterapkan model pembelajaran  problem solving.

    e. 

    Peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian

     pada sampel dengan pengamatan untuk mengukur keterampilan

     berproses dan tes untuk mengukur hasil belajar.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    45/74

      36

    f.  Peneliti menganalisis/mengolah data yang telah dikumpulkan dengan

    metode yang telah ditentukan.

    g. 

    Peneliti menyusun dan melaporkan hasil-hasil penelitian.

    B.  Metode Pengumpulan Data

    1.  Lembar Observasi/pengamatan

    Lembar pengamatan dalam penelitian ini digunakan untuk

    mendapatkan data tentang keterampilan berproses siswa kelas VII G SMP

     Negeri 15 Semarang pembelajaran matematika dengan model  problem

    solving.

    2. 

    Tes

    Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa

     pada pokok bahasan segitiga setelah proses pembelajaran.

    C. 

    Instrumen Penelitian

    1. 

    Materi dan Bentuk Tes

    Materi tes yang digunakan adalah materi kelas VII semester II yaitu

    segitiga.

    Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk soal uraian.

    2. 

    Metode Penyusunan Perangkat tes

    Penyusunan tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

    a.  Menentukan materi yang diujikan.

     b. 

    Menentukan tipe soal.

    c. 

    Menentukan jumlah soal berdasarkan pertimbangan dan tingkat

    kesulitan soal.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    46/74

      37

    d.  Menentukan alokasi waktu untuk mengerjakan soal.

    e. 

    Menentukan komposisi atau jenjang.

    f. 

    Membuat kisi-kisi.

    g.  Menuliskan petunjuk mengerjakan soal, bentuk lembar jawab, kunci

     jawaban, dan penentuan skor.

    h.  Menulis butir soal.

    i.  Mengujicobakan instrumen.

     j.  Menganalisis hasil uji coba dalam hal validitas, reliabilitas, daya beda

    dan tingkat kesukaran.

    k. 

    Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah

    dilakukan.

    3.  Indikator Kinerja

    Indikator kinerja yang akan dinilai dalam penelitian ini adalah

    keterampilan berproses dan hasil belajar.

    a. 

    Indikator keterampilan berproses

    I. Keterampilan siswa dalam pembelajaran secara global.

    (1)  Kesiapan siswa untuk menerima pelajaran.

    (2) 

    Keterampilan siswa mengingat kembali materi/pengetahuan

     prasyarat.

    (3)  Keterampilan membuat catatan penting materi pelajaran.

    (4) 

    Konsentrasi dalam mengikuti pelajaran.

    (5) 

    Keterlibatan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    47/74

      38

    II. Reaksi/tanggapan siswa terhadap tugas yang diberikan.

    (6) 

    Membuat daftar pertanyaan yang berkualitas.

    (7) 

    Jumlah jawaban soal yang coba diselesaikan.

    (8)  Membuat rangkuman materi yang berkualitas.

    (9)  Keterampilan menyelesaikan tugas rumah yang diberikan.

    (10)  Kedisiplinan menyelesaikan tugas.

    III. Keaktifan dalam pembelajaran.

    (11)  Keterampilan mengungkapkan pendapat.

    (12)  Keterampilan menjawab pertanyaan yang diberikan.

    (13) 

    Kereaktifan siswa dalam melontarkan kritik.

    (14) 

    Keterampilan berinteraksi melalui bertanya/siap menjawab

     pertanyaan dalam pembelajaran.

    (15) 

    Memberi kesempatan teman kelompok untuk aktif.

    (16) 

    Adanya kerja sama antar sesama anggota kelompok.

    (17) 

    Keterampilan beradaptasi dengan teman.

    IV. Keterampilan siswa dalam berkomunikasi menanggapi hasil

     jawaban.

    (18) 

    Keterampilan mengkomunikasikan jawaban.

    (19)  Keterampilan menyajikan hasil diskusi.

    (20)  Keterampilan melaksanakan cara kerja sesuai dengan petunjuk.

    V. Keterampilan siswa dalam melakukan kegiatan matematis

    (21) 

    Kesiapan siswa menghadapi masalah dalam pembelajaran.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    48/74

      39

    (22)  Keterampilan memecahkan masalah ketika siswa mengerjakan

    evaluasi.

    (23) 

    Keterampilan mengukur, menghitung, menafsirkan,

    memprediksi suatu konsep dan menunjukkan rumus.

    (24)  Keterampilan membuat kesimpulan hasil pembelajaran.

    (25)  Keterampilan dalam mengikuti evaluasi individu.

    Penilaian keterampilan berproses menggunakan skala likert 1 sampai

    dengan 5.

    Standar ketuntasan keterampilan berproses yang diterapkan dalam

     penelitian ini adalah 70, dengan pertimbangan keterampilan berproses

    harus lebih tinggi dari pada hasil belajar yang dicapai.

     b.  Indikator hasil belajar

    (1) 

    Menjelaskan jenis segitiga berdasarkan sisi-sisinya.

    (2) 

    Menjelaskan jenis segitiga berdasarkan sudutnya.

    (3) 

    Menyelesaikan soal mengenai sudut dalam segitiga.

    (4) Melukis segitiga sama kaki dan sama sisi.

    (5) Melukis garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sumbu.

    (6) 

    Menghitung keliling dan luas segitiga.

    (7) Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung

    keliling dan luas segitiga.

    Penilaian skoring dengan rentang 0 sampai dengan 100.

    Berdasar sekolah yang diteliti yaitu SMP N 15 Semarang, standar

    minimal ketuntasan hasil belajar adalah 68.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    49/74

      40

    Dalam pelaksanaan penelitian, teknik pengambilan data pada

    variabel keterampilan berproses dilakukan dengan lembar pengamatan

    (observasi), sedangkan untuk variabel hasil belajar kelas sampel

     pengukurannya dengan tes tertulis.

    Menurut Sugiyono (2003:270) instrumen yang berupa tes perlu

    diuji validitas isi dan validitas konstruksi. Instrumen berupa non tes

    hanya cukup diuji validitas konstruksinya. Setelah instrumen

    dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dengan

    landasan teori tertentu, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan uji

    validitas isi dengan cara mengkonsultasikan instrumen tersebut

    dengan para ahli yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing.

    Instrumen yang telah disetujui oleh para ahli diujicobakan pada sampel

    lain dalam populasi yang sama.

    Indikator-indikator variabel keterampilan berproses akan diuji

    validitas isinya dengan bimbingan dosen pembimbing, sedangkan

    untuk variabel hasil belajar akan dilakukan validitas dan reliabilitas,

    daya beda dan tingkat kesulitan soal.

    D.  Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian

    1.  Validitas Soal

    Untuk mengetahui validitas isian digunakan rumus korelasi

     product moment, yaitu :

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    50/74

      41

    ∑ ∑ ∑∑

    ∑ ∑ ∑−−

    −=

    })(}{)({

    2222

    Y Y  N  X  X  N 

    Y  X  XY  N r  xy  

    keterangan:

    r xy  = koefisien korelasi

     N = banyaknya peserta tes

    ∑ X   = jumlah skor butir

    ∑Y   = jumlah skor total

    X = Skor butir

    Y = Skor total

    (Arikunto, 2002:72)

    Setelah diperoleh harga r xy, kemudian dikonsultasikan dengan r

    kritik product moment dengan taraf signifikan %5=α  , jika r xy  > r tabel

    maka soal dikatakan valid, dan sebaliknya.

    2.  Reliabilitas Soal

    Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketepatan alat

    evaluasi dalam mengukur.

    Adapun rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen tes

    soal berbentuk uraian adalah dengan rumus Alpha.

    )1(1 2

    2

    11

    ∑−

    −=

    i

    n

    nr 

    τ 

    τ  

    keterangan:

    11r    = reliabilitas tes secara keseluruhan

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    51/74

      42

    n = banyak item soal

    ∑2

    iτ   = jumlah varians skor tiap-tiap item

    ∑2

    t τ    = varians total

    Rumus varians butir soal, yaitu:

    n

    n

    X)(X

    2

    2

    2∑

      ∑−

    =iσ   

    Rumus varians total yaitu:

    n

    n

    )Y(Y

    22

    2

    ∑∑   −

    =t σ   

     Nilai yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan r 11r  tabel 

     product moment  dengan ketentuan jika maka tes tersebut reliabel.tabel11 r r    >

    (Arikunto, 2002:109)

    3. 

    Tingkat Kesukaran Butir Soal

    Tehnik perhitungan tingkat kesukaran soal adalah dengan

    menghitung berapa persen testi yang gagal menjawab benar atau ada

    dibawah batas lulus untuk tiap butir soal (Arifin, 1991:135-136).

    Kriteria yang cocok digunakan dalam penelitian ini adalah butir-butir

    soal yang berdistribusi normal, artinya tes tersebut mencakup semua

    tingkat kesukaran baik itu mudah, sedang, maupun sukar.

    Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat kesukaran soal bentuk

    uraian adalah sebagai berikut.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    52/74

      43

    %100 xtes peserta Jumlah

    gagal yangtesti JumlahTK  =  

    Dalam penelitian ini tes dikatakan gagal jika tingkat kebenaran dalam

    menjawab kurang dari 50%.

    Untuk menginterpretasikan nilai tingkat kesukaran dapat digunakan

    tolok ukur sebagai berikut,

    a.  Jika jumlah testi yang gagal mencapai 27%, termasuk mudah.

     b.  Jika jumlah testi yang gagal antara 28% sampai dengan 72%, termasuk

    sedang.

    c.  Jika jumlah testi yang gagal 72% ke atas, termasuk sukar.

    (Arifin, 1991:135)

    4. 

    Daya Beda Soal

    Daya pembeda soal diperlukan untuk mengetahui seberapa akurat

    soal tersebut dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang

    tidak pandai. Soal dianggap baik apabila siswa yang menjawab benar pada

    kelompok siswa pandai lebih banyak dari siswa yang menjawab benar

     pada kelompok siswa kurang pandai.

    Daya pembeda untuk soal uraian digunakan rumus uji t :

    )1( 11

    2

    2

    2

    1

    +

    −=

    ∑ ∑nn

     x x

     M  M t   L H   

    keterangan :

    t = Uji t

    MH = Mean kelompok atas

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    53/74

      44

    ML = Mean kelompok bawah

    ∑21 x   = jumlah deviasi skor kelompok atas

    ∑2

    2 x   = jumlah deviasi skor kelompok bawah

    n1  = jumlah responden pada kelompok atas atau bawah (27% x N)

     N = jumlah seluruh respon yang mengikuti tes

    Hasil perhitungan t dikonsultasikan dengan t tabel dengan dk = (n1-1) +

    (n2-1) dan taraf signifikansi 5 %, jika t hitung > t tabel maka daya beda soal

    tersebut signifikan (Arifin, 1991:141).

    E.  Analisis Data

    1  Untuk menguji hipotesis 1 digunakan uji normalitas dan analisis

    regresi.

    a.  Uji Normalitas

    Uji normalitas dilakukan untuk menentukan statistik yang akan

    digunakan dalam mengolah data, yang paling penting adalah untuk

    menentukan apakah menggunakan statistik parametrik atau non

     parametrik. Berikut langkah-langkah uji normalitas :

    i.  Rumusan hipotesis

    H0 : data berdistribusi normal

    H1 : data tidak berdistribusi normal

    ii. 

    Statistik yang dipakai adalah uji Chi-Kuadrat.

    iii. Menentukan α   = 5 %.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    54/74

      45

    iv. 

    Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika )1)(1(2

    −−≥ k  x x α 

    ( )∑=

    −=k 

    i i

    ii

     E  E O

    1

    2

    2 χ v. 

    Statistik yang digunakan adalah

    Keterangan:

    2 χ    : harga Chi-Kuadrat

    Oi : frekuensi hasil pengamatan

    Ei : frekuensi yang diharapkan

    (Sudjana, 2002:273)

    vi. 

    Simpulan jika H0 diterima maka data berdistribusi normal.

    b.  Analisis Regresi

    (1)  Regresi Linier Sederhana

    Rumus yang digunakan : Y bX a += )

     

    ( )( )   ( )( )( )∑ ∑

    ∑∑∑∑−

    −=22

    2

    ii

    iiiii

     X  X n

    Y  X  X  X Y a  

    ( )( )( )∑ ∑

    ∑ ∑∑−

    −=

    22

    ii

    iiii

     X  X n

    Y  X Y  X nb  

    (Sudjana, 2002:315)

    Dimana : X = variabel bebas

    Y  )

      = variabel terikat

    a,b = koefisien regresi

    (2)  Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi Sederhana

    Menurut Sudjana (2002:331) uji ini digunakan untuk

    menguji apakah model linier yang telah diambil itu betul-betul

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    55/74

      46

    cocok dengan keadaannya atau tidak. Berikut langkah-langkah uji

    kelinieran regresi :

    i. 

    Rumusan hipotesis

    Ho: β = 0, regresi tidak linier

    H1 : β ≠ 0, regresi linier

    ii. 

    Statistik yang digunakan adalah Uji-F.

    iii. 

    Menentukan α   = 5 %.

    iv.  Kriteria pengujian H0 ditolak jika Fhitung ≥  F(1-α  ),(1,n - 2). 

    v.  Statistik hitung yang digunakan

    Untuk pengujian kelinieran digunakan tabel berikut:

    ( )∑   −=2

    iires Y Y  JK  )

    Sumber

    Variasi

    dk JK KT F

    Total n ∑2

    iY    ∑2

    iY    -

    Regresi (a)

    Regresi (b)

    Residu

    1

    1

    n - 2

    ( ) nY i /2

    ∑  

    JK reg = JK (b a)

    ( ) nY i /2

    ∑  

    S2reg =JK (b a)

    ( )2

    2

    2

    −=

     ∑n

    Y Y S 

    ii

    res

     )

     

    2

    2

    res

    reg

    s

    s

     

    Tuna cocok

    Kekeliruan

    k-2

    n - k

    JK (TC)

    JK (E)

    2

    )(2

    −=

    TC  JK sTC   

    k n

     E  JK se

    −=

    )(2  

    2

    2

    e

    TC 

    s

    s

     

    (Sudjana, 2002:331).

    vi. 

    Simpulan H0 ditolak artinya signifikan atau model adalah linier.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    56/74

      47

    Jika didapat bahwa koefisien regresi berarti dan persamaan

    regresi benar-benar linier maka persamaan regresi dapat

    digunakan untuk mengukur.

    (3)  Analisis Korelasi Perhitungan Koefisien Korelasi

    i.  Rumusan hipotesis

    Ho: koefisien korelasi tidak signifkan

    H1 : koefisien korelasi signifikan

    ii.  Statistik yang digunakan adalah korelasi product moment .

    iii.  Menentukan α   = 5 %.

    iv.  Kriteria pengujian H0 ditolak jika r hitung ≤  r (n,α  ). 

    v. 

    Rumus statistik yang digunakan adalah sebagai berikut.

    (Sugiyono, 2005:250)

    Dengan :

    r xy  : koefisien korelasi

    n : jumlah subyek

    X : variabel bebas

    Y : variabel terikat

    ( ) ( )( )

    ( )   ( )[ ]

    vi. 

    Simpulan H0 ditolak maka koefisien korelasi signifikan.

    (a) Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

     besar pengaruh X terhadap Y.

    ( )   ( )[ ]∑ ∑ ∑

    2222

    ∑∑∑∑   −−

    −=

    Y Y n X  X n

    Y  X  XY nr  xy

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    57/74

      48

    Rumus yng digunakan :

    ( )( ){ }( )∑ ∑

    ∑ ∑∑−

    −=

    22

    2

    Y Y n

    Y  X  XY nbr 

     

    r 2 = koefisien determinasi

     b = koefisien arah regresi

    (Sudjana, 2002:370).

    2  Untuk menguji hipotesis 2 digunakan uji hipotesis satu sampel

    i.  Rumusan hipotesis

    Hipotesis statistik yang digunakan untuk variabel hasil belajar adalah

    H0 : rata-rata hasil belajar siswa = 68

    H1 : rata-rata hasil belajar siswa ≠  68

    Hipotesis statistik yang digunakan untuk variabel keterampilan

     berproses adalah

    H0 : rataan nilai keterampilan berproses siswa = 70

    H1 : rataan nilai keterampilan berproses siswa ≠  70

    ii.  Statistik yang digunakan adalah uji-t.

    iii.  Menentukan α   = 5 %.

    iv. 

    Kriteria pengujian H0 diterima jika )1,2

    11()1,2

    11(   −−−−

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    58/74

      49

    Keterangan :

    t = nilai t yang dihitung

     X   = rata-rata hasil belajar

    0  = nilai yang dihipotesiskan

    s = simpangan baku

    n = jumlah anggota sampel

    vi. 

    Simpulan terima H0 artinya mencapai tuntas belajar.

    F.  Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

    Uji coba instrumen diberikan kepada siswa kelas VII di luar sampel,

    yaitu kelas VII F akan tetapi masih termasuk dalam populasi. Nama siswa dan

    kode responden uji coba dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 133.

    1. 

    Tes Hasil Belajar Matematika

    a.  Validitas Soal

    Setelah tes pokok bahasan Segitiga kepada 44 siswa kelas VII

    F, dengan taraf signifikansi 5 % didapat r tabel sebesar 0,297. Dari hasil

     perhitungan ternyata dari 14 item soal ada 3 item soal yang tidak valid,

    yaitu soal nomor 1, 4, 5. Soal tidak valid dikarenakan r hitung  < r tabel.

    Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 99.

     b.  Reliabilitas

    Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus

    Alpha terhadap hasil uji coba diperoleh r hitung = 0,479 sedangkan r tabel =

    0,297. Jadi r hitung > r tabel sehingga tes yang diujicobakan reliabel. Hasil

     perhitungan dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 99.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    59/74

      50

    c.  Tingkat Kesukaran Butir Soal

    Dari hasil perhitungan taraf kesukaran tes pokok bahasan

    Segitiga, didapat 4 item soal sukar (soal nomor : 1, 2, 3, 9), 7 item soal

    sedang (soal nomor : 5, 9, 10, 11, 12, 13, 14), dan 3 item soal mudah

    (soal nomor : 4, 6, 7). Hasil perhitungan dapat dilihat pada

    lampiran 14 halaman 99.

    d.  Daya Pembeda Soal

    Dari hasil perhitungan daya pembeda signifikan pada nomor 3,

    6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14.Sedangkan nomor 1, 2, 4, dan 5 tidak

    signifikan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 14 halaman

    99.

    2.  Penentuan Instrumen

    Berdasarkan hasil perhitungan analisis validitas, reliabilitas,

    tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal, maka item soal uji coba

    yang dipakai sebagai instrumen untuk mengambil data pada penelitian

    ini adalah soal nomor 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14. Sedangkan

    soal yang tidak dipakai adalah soal nomor 1, 2, 4 dan 5. Selengkapnya

    terdapat pada lampiran 16 halaman 109.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    60/74

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A.  Hasil Penelitian

    Penelitian pengaruh keterampilan berproses model pembelajaran

    Problem Solving, dilaksanakan pada saat proses pembelajaran sesuai dengan

     jadwal pelajaran kelas VII G SMP N 15 Semarang semester genap tahun

     pelajaran 2006/2007 yaitu pada tanggal 7, 9, 14, dan 16 Mei 2006. Sebelum

    kegiatan penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu menentukan materi dan

    menyusun rencana pembelajaran, dan lembar observasi/pengamatan

    keterampilan berproses untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses

     pembelajaran berlangsung. Pokok bahasan yang dipilih adalah segitiga.

    1.  Hasil Uji Normalitas

    Perhitungan uji normalitas untuk sampel dengan menggunakan

    data awal ulangan harian pokok bahasan Garis dan Sudut, diperoleh mean

    73,61; simpangan baku 12,35; nilai tertinggi 94; nilai terendah 50; banyak

    kelas interval = 6 dan panjang kelas interval = 8. Sehingga diperoleh

    = 6,57 dengan taraf signifikansi sebesar 5 % dan dk = 6–3 = 3

    diperoleh . Terlihat bahwa , hal ini

     berarti bahwa sampel berdistribusi normal atau dapat dikatakan populasi

     juga berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

    lampiran 28 halaman 135.

    2

    hitung x

    81,72

    )3(95,0

    2== x xtabel

    22

    tabelhitung  x x  

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    61/74

      52

    Setelah penelitian dilaksanakan, diperoleh data hasil belajar pokok

     bahasan segitiga dengan menerapkan model pembelajaran  problem

    solving.  Data ini diuji normalitasnya. Dari perhitungan diperoleh mean

    70,16; simpangan baku 8,70; nilai tertinggi 94; nilai terendah 54; banyak

    kelas interval = 6 dan panjang kelas interval = 8, sehingga = 6,73

    dengan taraf signifikansi sebesar 5 % dan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh

    . Terlihat bahwa , hal ini berarti bahwa

    sampel berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

    lampiran 29 halaman 136.

    2

    hitung x

    81,72

    )3(95,0

    2

    == x xtabel22

    tabelhitung  x x   <

    2.  Pengaruh Keterampilan Berproses terhadap Hasil Belajar Siswa

    Untuk menguji ada tidaknya pengaruh keterampilan berproses

    terhadap hasil belajar siswa perlu dilakukan uji analisis data dengan SPSS

    versi 10.0. Pada bab II bagian hipotesis pertama tertulis, ada pengaruh

    yang positif keterampilan berproses model pembelajaran  problem solving 

     pada pokok bahasan segitiga terhadap hasil belajar. Pernyataan di atas

    dapat diuji sebagai berikut.

    Uji Linieritas antara Keterampilan Berproses terhadap Hasil Belajar

    Untuk menguji kelinieritasan antara keterampilan berproses

    terhadap hasil belajar dalam persamaan regresi^

    Y = a + bX dapat dilihat

     pada tabel koefisien pada lampiran 35 halaman 142 yaitu tabel 1.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    62/74

      53

    Tabel 1. Uji Kelinieran antara Keterampilan Berproses dan Hasil

    Belajar

    Coefficientsa

    -21.585 9.793 -2.204 .033

    1.289 .137 .823 9.396 .000

    (Constant)

    KET_PROS

    Model

    1

    B Std. Error  

    Unstandardized

    Coefficients

    Beta

    Standardi

    zed

    Coefficien

    ts

    t Sig.

    Dependent Variable: HSL_BLJRa.

    Dari tabel di atas dapat dibaca persamaan regresinya^

    Y  = -21,585

    + 1,289X. Karena koefisien β untuk X adalah positif 1,289 maka dikatakan

    hubungan tersebut adalah positif. Positif mengandung arti bahwa variabel

    keterampilan berproses terhadap hasil belajar mempunyai hubungan linier.

    Dengan melihat nilai koefisien β yang terstandar seperti terlihat pada tabel

    1 adalah 0,823 maka secara teoritis nilai tersebut menunjukkan sama

    dengan nilai koefisien korelasi.

    Uji Keberartian

    Ho: β  = 0, hubungan antara keterampilan berproses dan hasil belajar

    tidak berarti.

    H1 : β  ≠  0, hubungan antara keterampilan berproses dan hasil belajar

     berarti.

    Untuk menguji hipotesis tersebut dapat dilihat Anova output  pada

    lampiran 35 halaman 142 yaitu pada tabel 2 Keberartian Regresi dibawah

    ini.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    63/74

      54

    Tabel 2. Keberartian Regresi

     ANOVAb

    2206.243 1 2206.243 88.280 .000a

    1049.643 42 24.992

    3255.886 43

    Regression

    Residual

    Total

    Model

    1

    Sum of 

    Squares df Mean Square F Sig.

    Predictors: (Constant), KET_PROSa.

    Dependent Variable: HSL_BLJRb.

    Dari tabel di atas diperoleh Anova output  SPSS versi 10.0 dengan

    nilai Sig=0,000=0% lebih kecil dari 5%, maka Ho ditolak yang

    mempunyai arti bahwa antara keterampilan berproses dan hasil belajar

    mempunyai hubungan yang linier. Karena mempunyai hubungan linier

    maka dikatakan antara keterampilan berproses dan hasil belajar

    mempunyai hubungan yang berarti.

    Untuk melihat besar pengaruh atau kontribusi keterampilan

     berproses (X) terhadap hasil belajar (Y) dapat dibaca dari nilai  R Square. 

    Dari tabel 3 model summary dapat dilihat nilai R square yang diperoleh

    dari hasil olahan SPSS versi 10.0 dari lampiran 35 halaman 142.

    Tabel 3. Kontribusi Keterampilan Berproses Terhadap Hasil Belajar

    Model Summary

    .823a .678 .670 5.00

    Model

    1

    R R Square

     Adjusted

    R Square

    Std. Error of 

    the Estimate

    Predictors: (Constant), KET_PROSa.

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    64/74

      55

     Nilai R square menunjukkan besarnya kontribusi X yaitu

    keterampilan berproses terhadap Y nilai hasil belajar. Dari tabel di atas

    dapat dilihat nilai R 2  = 0,678 = 67,8 % artinya keterampilan berproses

    mempengaruhi hasil belajar sebesar 67,8 %, sedangkan masih ada

     pengaruh variabel lain sebesar 32,2 %.

    3.  Ketuntasan Target Pencapaian

    a.  Ketuntasan Variabel Keterampilan Berproses

    Untuk mengetahui pencapaian ketuntasan variabel hasil belajar

    digunakan uji statistik t compare mean one sample. Untuk variabel

    keterampilan berproses dengan nilai rataan 71,15 dan nilai ketuntasan

    70, akan dipilih uji dua pihak.

    Berdasar data hasil penelitian variabel keterampilan berproses

     pada lampiran yang diolah dengan SPSS versi 10.0 diperoleh output

    yang hasilnya dapat dilihat pada lampiran 34 halaman 141. Untuk

    mendiskripsikan data output   yang ada, maka penyimpulan  output  

    secara teoritis didasari pada diterima atau ditolaknya Ho dengan

    ketentuan seperti di bawah ini

    H0 : rataan nilai keterampilan berproses siswa = 70

    H1 : rataan nilai keterampilan berproses siswa ≠  70

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    65/74

      56

    Tabel 4. Ketuntasan Variabel Keterampilan Berproses

    One-Sample Test

    1.379 43 .175 1.155 -.534 2.844KET_PROS

    t df Sig. (2-tailed)

    Mean

    Difference Lower Upper  

    95% Confidence

    Interval of the

    Difference

    Test Value = 70

     

    Dari perhitungan diperoleh = 1,379. Kemudian dengan

     peluang

    hitungt 

    )2

    11(   α − , taraf signifikansi 5 % dan dk = (n-1), diperoleh

    = 2,017. Berdasarkan perbandingan dengan

    memperlihatkan bahwa , sehingga Ho diterima.

    Maka nilai rataan keterampilan berproses sama dengan 70. Dengan

    kata lain, telah mencapai target ketuntasan belajar.

    tabelt  hitungt  tabelt 

    tabelhitungtabel t t t   

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    66/74

      57

    secara teoritis didasari pada diterima atau ditolaknya Ho dengan

    ketentuan seperti di bawah ini

    H0 : rata-rata hasil belajar siswa = 68

    H1 : rata-rata hasil belajar siswa ≠  68

    Tabel 5. Ketuntasan Variabel Hasil Belajar

    One-Sample Test

    1.646 43 .107 2.16 -.49 4.80HSL_BLJR

    t df Sig. (2-tailed)

    Mean

    Difference Lower Upper  

    95% Confidence

    Interval of the

    Difference

    Test Value = 68

     

    Dari perhitungan diperoleh = 1,379. Kemudian dengan

     peluang

    hitungt 

    )2

    11(   α − , taraf signifikansi 5 % dan dk = (n-1), diperoleh

    = 2,017. Berdasarkan perbandingan dengan

    memperlihatkan bahwa , sehingga Ho diterima.

    Maka hasil belajar dengan model pembelajaran Problem Solving telah

    mencapai target ketuntasan 68.

    tabelt  hitungt  tabelt 

    tabelhitungtabel t t t   

  • 8/17/2019 56632793 PTK Problemsolving

    67/74

      58

    Dengan hasil uji statistik rataan keterampilan berproses 71,15 dan

    rataan nilai hasil belajar 70,16 membuktikan bahwa pembelajaran Problem

    Solving  dapat  mengembangkan siswa dalam berpikir dan memberikan

     pengetahuan, kecakapan praktis yang berwujud generalisasi yang merupakan

    gambaran dalam menghadapi problem atau masalah baru. Dalam

     pembelajaran ini, siswa terlibat secara aktif. Bentuk pelibatan siswa yaitu

    kerj