5-hubungan tekanan darah dan paritas dengan kejadian eklampsia-wibowo safitri.doc
TRANSCRIPT
5-Hubungan Tekanan Darah Dan Paritas Dengan Kejadian Eklampsia-wibowo & Safitri
HUBUNGAN TEKANAN DARAH DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN EKLAMPSIA DI RUANG BERSALIN RSUP NTB TAHUN 2012Oleh :
Suwanti, Edi Prasetyo Wibowo, Nur Aini SafitriPoltekes Kemenkes Mataram
Abstract. Maternal Mortality Rate (MMR) 228 per 100,000 live births in 2007. One of the causes of maternal mortality in Indonesia is eclampsia (24%) that can occur during pregnancy, childbirth, and the postpartum period. Several factors predispose to eclampsia include hypertension and maternal parity. The purpose of this study was to analyze the relationship of blood pressure and parity with the incidence of eclampsia in Hospital Delivery Room NTB in 2012. This is an observational analytic study using a "case-control". The population of this study are all experiencing an increase in maternal blood pressure in Hospital Delivery Room NTB. Sample cases that are experiencing maternal eclampsia and maternal control samples that were not experiencing eclampsia, a total sample size of 92 cases. The data collection was obtained from medical records search. Analysis of the relationship between blood pressure, age, and parity with the incidence of eclampsia performed with chi-square statistical test Test, to calculate the risk using logistic regression. The results of this study indicate that there is a relationship of blood pressure, and parity with the incidence of eclampsia. Analysis of the relationship of blood pressure (p = 0.001 with OR 6.6), and parity (p = 0.020 with OR 4.8). Mothers with blood pressure 160/110 mmHg risk 6.6, times experienced eclampsia compared blood pressure 140/90 - 150/100 mmHg, and 4.8 times the risk primiparous mothers experiencing eclampsia compared grande multiparous and multiparous mothers. So most influential risk factors on the incidence of eclampsia is maternal blood pressure. It is expected that for every pregnant woman checkups so that it can be done according to the standard identification of risk factors and early detection eclampsia so it can be given the appropriate care and timely.
Keywords: Blood Pressure, Parity, EclampsiaPENDAHULUANSalah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat pada suatu wilayah tertentu adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Angka kematian ibu (AKI) Indonesia tertinggi di Asia tenggara. Berdasarkan data hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan tren Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia secara Nasional dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 menunjukkan penurunan dari
307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002, dan pada tahun 2007 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yakni sebesar 102 per 100.000 Kelahiran Hidup masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus (KemenkesRI, 2011).
Di Indonesia penyebab kematian langsung adalah perdarahan (28 %), eklampsia (24 %), infeksi (11 %), partus lama/macet (5 %), abortus (5%), emboli (3%), komplikasi masa puerperium (8 %), dan faktor lain (11 %). (Kemenkes RI,
2011).
Hipertensi dalam kehamilan berperan besar dalam morbiditas dan mortalitas maternal. Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi sekitar
7 % sampai 10 % seluruh ibu kehamilan. Dari seluruh ibu yang mengalami hipertensi selama
masa hamil, setengah sampai dua pertiganya didiagnosis mengalami preeklampsia atau eklampsia (Bobak, 2005). Preeklampsia/eklampsia
merupakan 80% dari semua kasus hipertensi pada kehamilan dan mengenai antara 3-8% pasien,
terutama primigravida/primipara pada kehamilan trimester kedua (Jones DL, 2002).
Provinsi Nusa Tenggara Barat kerap kali menjadi sorotan karena tingginya angka kematian bayi dan ibu yang melahirkan selama ini. Pada
tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Nusa
Tenggara Barat mencapai 320 per 100.000 kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI) tersebut memberikan kontribusi terhadap
rendahnya peringkat IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Nusa Tenggara Barat ditingkat nasional yang hampir menempati urutan akhir (Suara NTB,
2013).
Berdasarkan data rekam medik dan register persalinan di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB
kejadian eklampsia masih tidak mengalami
penurunan dalam tiga tahun terakhir, terlihat dari data yang telah diperoleh dari penelusuran rekam
medik pada tahun 2010 terdapat 30 (1,05%) kasus
dari 2852 persalinan. Pada tahun 2011 mencapai
eklampsia. Jadi jumlah sampel yang akan digunakan seluruhnya adalah 92 sampel.
Teknik pengambilan sampel yaitu untuk kelompok kasus cara pengambilan sampel dilakukan menggunakan total sampling. Kelompok
kontrol cara pengambilan sampel menggunakan
systematic random sampling dengan kelipatan nomor 7 sampai dengan jumlah anggota 46 orang.
HASIL DAN PEMBAHASANa. Tekanan Darah IbuTekanan darah merupakan salah satu tanda untuk menegakan diagnosis hipertensi dalam kehamilan. Distribusi jumlah sampel berdasarkan tekanan darah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Distribusi Frekwensi Tekanan Darah Ibu Bersalin Di Ruang Bersalin RSU Provinsi NTB tahun 2012
Berdasarkan hasil studi tersebut, maka peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan tekanan darah, dan paritas dengan kejadian eklampsia di Ruang Bersalin RSU Provinsi NTB Tahun 2012.
METODE PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan di Ruang Bersalin RSU Provinsi NTB pada bulan Juli 2013. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rencana penelitian observasional analitik. Desain penelitian menggunakan case control dengan pendekatan retrospektif. Kelompok kasus adalah ibu bersalin yang mengalami eklampsia dan kelompok kontrol adalah ibu bersalin yang tidak mengalami eklampsia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami peningkatan tekanan
darah yang tercatat dalam rekam medik di Ruang
Bersalin RSU Provinsi NTB Tahun 2012 berjumlah 372 orang. Sampel kasus sebanyak 46 kasus ibu bersalin dengan eklampsia. Sampel kontrol dengan perbandingan 1 : 1 sebanyak 46 kasus ibu bersalin yang tidak mengalami
Berdasarkan Tabel 1 di atas terlihat bahwa tekanan darah sampel di ruang bersalin RSUP NTB tahun 2012 sebanyak 57 (62 %) sampel memiliki tekanan darah 160/110 mmHg lebih banyak daripada sampel memiliki tekanan darah
140/90 150/100 mmHg sebanyak 35(38 %).
Peningkatan tekanan darah selama masa kehamilan merupakan salah satu gangguan yang membahayakan ibu dan janin. Tekanan darah merupakan salah satu indikator penting dalam pemeriksaan yang biasanya timbul sebelum tanda- tanda lain. Hipertensi merupakan tanda terpenting guna menegakkan diagnosis hipertensi dalam kehamilan.
Menurut Angsar D (2008) pada kehamilan normal pembuluh darah tidak peka (refrakter)
terhadap bahan-bahan vasopresor akibat dilindungi oleh adanya sistesis prostaglandin pada
sel endotel pembuluh darah. Gangguan vaskularisasi akibat kepekaan resistensi vaskuler menyebabkan lumen arteri bertambah kecil,
selanjutnya akan terjadi insufisiensi uteroplasenter yang mengakibatkan hipoksia dan iskemi plasenta.
Jadi semakin tinggi tekanan darah darah ibu maka
berdasarkan umur ibu di Ruang Bersalin RSUPsemakin tinggi pula untuk selama persalinan.
b. Paritas
terjadi komplikasi
NTB tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Distribusi Frekwensi Kejadian Eklampsia
Paritas ibu mempengaruhi morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. Paritas merupakan jumlah
Pada Ibu Bersalin Di Ruang Bersalin
RSU Provinsi NTB Tahun 2012
anak yang dilahirkan oleh ibu. Anak merupakan
penerus keturunan bagi keluarga sehingga di masyarakat umumnya memiliki anak lebih dari satu. Untuk mengetahui distribusi jumlah sampel berdasarkan paritas ibu di Ruang Bersalin RSUP NTB tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah
Kejadian EklampsiaEklampsia
Tidak eklampsia
Total
Berdasarkan Tabel
n %46 50,0
46 50,0
92 100,0
4 di atas terlihat bahwa
ini.
Tabel 3. Distribusi Frekwensi Paritas Ibu Bersalin Di Ruang Bersalin RSU Provinsi NTB Tahun 2012
kejadian eklampsia sebanyak 46 kasus (50%) dantidak mengalami eklampsia sebanyak 46 kasus
(50%).
Eklampsia merupakan komplikasi yang memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang
Paritas Ibu nPrimipara 39
Multipara+ Grandemultipara 53Total 92
Berdasarkan Tabel 3 di paritas sampel terdapat 39
%42,4
57,6
100,0
atas terlihat bahwa
(42,4 %) sampel
tinggi. Kejadian eklampsia dari tahun ke tahun
masih belum mengalami penurunan secara signifikan.
Mose J (2005) mengatakan penyakit ini cukup
sering dijumpai dan merupakan keadaan yang sangat berbahaya yang memiliki prognosis kurang baik untuk ibu dan janin.
d. Hubungan Tekanan Darah denganprimipara lebih sedikit daripada sampel multipara
dan grandemultipara sebanyak 53 (57,6 %).
Berdasarkan teori imunologis, pada primigravida/primipara terjadi pembentukan
blocking antibodies terhadap antigen tidak
sempurna (Sudhaberata, 2001). Hal ini dapat
Kejadian EklampsiaPeningkatan tekanan darah selama masa kehamilan merupakan salah satu gangguan yang membahayakan ibu dan janin. Hipertensi merupakan tanda terpenting guna menegakkan diagnosis hipertensi dalam kehamilan. Hubungan
menghambat invasi arteri
spiralis ibu oleh
tekanan darah dengan kejadian eklampsia di RSUPtrofoblas sampai batas tertentu sehingga
NTB tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawahmengganggu fungsi plasenta.
Akibatnya sekresi
inivasodilatorprostasiklin oleh sel sel-sel endoteal
plasenta berkurang dan sekresi trombosan bertambah sehingga terjadi vasokonstriksi
generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Jadi
kehamilan kedua atau lebih memiliki risiko lebih kecil untuk tejadi komplikasi daripada kehamilan pertama.
c. Eklampsia
Tabel 5. Hubungan Tekanan Darah Dengan Kejadian Eklampsia Di Ruang Bersalin RSUP NTB Tahun 2012
Eklampsia merupakan
hipertensi dalamkehamilan yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria dan kejang dan atau koma. Untuk mengetahui distribusi jumlah sampel
Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa persentase
preeklampsia berat dibandingkan dengan seorangsampel yang mengalami eklampsia
lebih banyak
ibu hamil yang tidak mengalami hipertensi.pada tekanan darah 160/110 mmHg (64,9 %) dan sampel yang tidak mengalami eklampsia lebih banyak pada tekanan darah 140/90 150/100 mmHg (74,3 %).
Dari hasil analisa statistik dengan uji Chi
e. Hubungan ParitasEklampsiaPrimigravida/primipara risiko terjadinya komplikasi
dengan Kejadianmerupakan faktor selama kehamilan
Square diperoleh p=0,001 dimana
p