24470399-skenario-4-kel-8-jadi

Upload: dwi-tantri-sp

Post on 03-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    1/46

    Skenario

    Mr. Gatot, 57 years old, came to an ophthalmologist with a progressive right eye

    visual loss since 2 days ago. There were also peri-ocular pain, redness and

    congestion of the right eye. The patient told that he got nausea and vomit in the

    last 2 days.

    The patient told that since 5 years ago, visual acuity of his both eyes has

    decreased gradually with smoky eyesight. He became too sensitive to a beam and

    more comfort with a lightless place.

    He also that in the last 2 years, his left eyes vision worsened faster than his right

    eye, resulting difficulties in reading small fonts.

    Since 15 years ago, he has been diagnosed for diabetes mellitus, and hi visited his

    doctor rarely.

    Pada status oftalmologikus saat ini didapatkan

    Penglihatan mata kanan : 1/300

    Penglihatan mata kiri : 5/60, pin hole (-)

    Tekanan bola mata kanan : 35 mmHg

    Tekanan bola mata kiri : 18,5 mmHg

    Pada segmen anterior mata kanan didapatkan:

    Konjungtiva : mixed injection

    Kornea : edema

    Kamar okuli anterior kanan: dangkal, sel (+)

    Iris : iridoplegi

    Pupil : mid dilatasi, 5 mm, refleks cahaya menurun

    Lensa : shadow test (+)

    Pada segmen anterior mata kiri didapatkan:

    Kamar okuli anterior kanan: sedang, jernih

    Iris : gambaran baik

    Pupil : bulat, 3 mm, refleks cahaya baik

    Lensa : shadow test (+)

    Gonioskopi mata kanan : Tidak dapat dilakukan karena edema kornea

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    2/46

    Gonioskopi mata kiri : tampak gambaran anatomi schwalbe line dan sebagian

    trabecular meshwork. Kesan: sudut terbuka sempit

    Funduskopi mata kanan: tidak tembus

    Funduskopi mata kiri:

    Papil : bulat, batas tegas, warna merah normal, cupping/discus (c/d) 0,3, arteri

    banding vena 2:3

    Makula: Refleks cahaya menurun, edema paramakula, drusen

    Retina : mikroaneurisma pada 2 kuadran, hard eksudat pada 2 kuadran, edema

    retina, perdarahan flamed shaped

    Klarifikasi Istilah

    1. Progressive right eye visual loss : penurunan penglihatan secara mendadak

    2. Smokey eyesight : penglihatan kabur seperti berasap

    3. Mixed injection : pelebaran pembuluh darah, di cilia & sklera

    4. Iridoplegic :paralisis spingter iris disertai kekurangan kontraksi pupil

    5. Shadow test : bayangan iris pd lensa terlihat besar & letaknya jauh terhadap

    pupil

    6. Gonioscopy : pemeriksaan dengan menggunakan lensa gonioskopi untuk

    memeriksa keaadaan sudut bilik mata

    7. Drusen : endapan putih-kuning, bulat, diskret, dengan ukuran bervariasi di

    belakang epitel pigmented, tersebar di seluruh makula dan kutub posterior

    8. Trabecular meshwork : jalinan trabecular dimana aqueous humor dialirkan

    9. Microaneurysm : penonjolan dinding kapiler, terutama vena dengan bentuk

    berupa bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh darah terutama polus

    posterior

    Identifikasi Masalah

    1. Mr. Gatot, 57 tahun, kelihatan penglihatan pada mata kanan (OD) yang

    progresif sejak 2 hari yang lalu.

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    3/46

    2. Dia mengeluh nyeri periokular, kemerahan, dan kongesti pada OD dan

    juga mengeluh mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu

    3. Sejak 5 tahun yang lalu, AV ODS turun secara gradual dengan penglihatan

    berkabut

    4. Sejak 2 tahun yang lalu, penglihatan OS lebih memburuk daripada OD dan

    kesulitan membaca huruf kecil.

    5. Dia menjadi sensitif tehadap cahaya dan lebih nyaman pada lingkungan

    gelap

    6. Riwayat penyakit: 15 tahun lalu didiagnosa Diabetes Mellitus yang tidak

    terkontrol

    7. Hasil pemeriksaan oftalmologikus, gonioskopi dan funduskopi

    Ophthalmologic examination found:

    Right eye visual acuity : 1/300

    Left eye visual acuity : 5/60 ; pin hole (-)

    IOP of the right eye : 35 mmHg

    IOP of the left eye : 18,5 mmHg

    Anterior segment of the right eye:

    Conjunctivae : Mixed injection

    Cornea : edematous

    Anterior chamber : shallow, cell (+)

    Iris : Iridoplegic

    Pupil : mid dilatation 5 mm, light reflex

    decreased

    Lens : shadow test (+)

    Anterior segment of the left eye:

    Conjunctivae : mildly congested, clear

    Iris : looked normal

    Pupil : round, 3 mm, light reflex normal

    Lens : shadow test (+)

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    4/46

    Gonioscopy of the right eye : could not be done due to corneal edema

    Gonioscopy of the left eye : showed schwalbe line and part oftrabecular meshwork, concluded as acute open angle.

    Funduscopy of right eye : not possible

    Funduscopy of left eye:

    Papil : round, well described, normal to red

    appearance, cupping/discus (c/d) : 0,3 , artery to vein ratio 2:3

    Macula : decreased light reflex, paramacular

    edema, drusen

    Retina : mikroaneurysm in 2 quadrants, hard

    exudates in 2 quadrants, edematous and flame shaped retinal bleeding.

    Analisis Masalah

    1. Bagaimana anatomi dan fisiologi mata?

    2. Apa penyebab terjadinya penurunan penglihatan pada mata kanan?

    3. Bagaimana mekanisme terjadinya peurunan penglihatan pada mata kanan?

    4. Bagaimana progresifitas penyakit tuan Gunadi?

    5. Apa penyebab terjadinya nyeri di sekitar mata, kongesi, kemerahan, mual,

    dan muntah?

    6. Bagaimana mekanisme terjadinya nyeri di sekitar mata, kongesti,

    kemerahan, mual, dan muntah?

    7. Apa penyebab terjadinya penurunan visus dan penglihatan berasap pada

    kedua mata?

    8. Bagaimana mekanisme terjadinya penurunan visus dan penglihatan

    berasap pada kedua mata?

    9. Mengapa OS lebih cepat memburuk daripada OD?

    10. Apa penyebab dia sulit membaca tulisan yang kecil?

    11. Bagaimana hubunga antar gejala yang dialami tuan Gunadi?

    12. Mengapa dia lebih sensitif terhadap cahaya dan lebih nyaman di

    lingkungan gelap?

    13. Bagaimana hubungan antara riwayat DM dengan kasus ini?

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    5/46

    14. Apa interpretasi hasil pemeriksaan mata tuan Gunadi?

    15. Bagaimana mekanisme terjadinya hasil pemeriksaan mata tuan Gunadi?

    16. Bagimana hubungan hasil pemeriksaan mata tuan Gunadi dengan gejala-

    gejala yang dialaminya?

    17. Bagaimana penegakan diagnosis kasus ini?

    18. Apa saja DD kasus ini?

    19. Bagiamana penatalaksanaan kasus ini?

    20. Apa saja komplikasi kasus ini?

    21. Bagaimana prognosis tuan Gunadi?

    22. Apa kompetensi dokter umum dalam menangani kasus ini?

    Hipotesis

    Tuan Gunadi, 54 tahun, mengalami DM yang tidak terkontrol yang mempercepat

    katarak pada kedua matanya, dengan komplikasi glaukoma pada mata kanan,

    retinopati diabetik pada kedua mata, dan AMD pada mata kiri.

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    6/46

    Sintesis

    I. Anatomi dan Fisiologi Mata

    gambar 1. Anatomi Mata

    Lapisan Bola Mata

    Mata tertanam di dalam corpus adiposum orbitae. Bola mata terdiri atas 3 lapisan

    yaitu:

    1. Tunica fibrosa

    Tunica fibrosa terdiri atas:

    a. Bagian posterior yang opak

    b. Sklera, terdiri atas jaringan fibrosa padat berwarna putih, di

    posterior, sklera ditembus oleh n.opticus. Lamina cribrosa adalah

    daerah sklera yang ditembus oleh serabut-serabut n.opticus,

    merupakan daerah yang relatif lemah dan dapat menonjol ke dalam

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    7/46

    bola mata oleh peningkatan tekanan liquor cerebrospinal. Bila

    tekanan intraokular meningkat, lamina cribrosa akan menonjol ke

    luar, menyebabkan discus terlihat cekung yang dapat dilihat pada

    oftalmoskop.

    c. Bagian anterior yang transparan

    d. Kornea, memiliki fungsi utama memantulkan cahaya yang masuk

    ke mata.

    2. Tunica vasculosa pigmentosa

    Tersusun atas:

    a. Choroidea, terdiri atas lapisan luar yang berpigmen dan lapisan

    dalam yang sangat vaskular.

    b. Corpus ciliare, terletak di belakang batas perifer iris. Corpus

    ciliare teridiri atas:

    Corona ciliaris, merupakan bagian posterior dari corpus

    ciliare. Pada permukaannya terdapat alur-alur dangkal

    yang disebut striae ciliares.

    Processus ciliaris, merupakan lipatan-lipatan yang

    tersusun secara radial.

    M.ciliaris, terdiri atas serabut-serabut otot polos

    meridianal dan sirkular.

    c. Iris dan pupil

    Iris adalah diafragma berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan

    lubang di tengahnya, yaitu pupil. Iris membagi ruang antara lensadan kornae menjadi kamera okuli anterior dan kamera okuli

    posterior.

    Kamera okuli anterior dibatasi oleh kornea dan iris, sedangkan

    kamera okuli posterior dibatasi oleh iris dan lensa.

    Serabut-serabut otot iris bersifat involunter yaitu m.sphincter

    pupillae (yang mengkonstriksikan pupil dalam keadaan cahaya

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    8/46

    terang) dan m.dilator pupillae (yang melebarkan pupil dalam

    keadaan kekurangan cahaya.

    3. Tunica nervosa: retina

    Retina terdiri atas pars pigmentosa di sebelah luar dan pars nervosa di

    sebelah dalam.

    posterior retina merupakan organ receptor. Bagian anterior retina

    bersifat tidak peka dan hanya terdiri atas sel-sel berpigmen.

    Pada pertengahan bagian posterior retina terdapat macula lutea,

    merupakan area retina dengan daya lihat paling jelas. Di tengahnya

    terdapat lekukan yang disebut fovea.

    Discus nervi optici merupakan adalah tempat n.opticus meniggalkan

    retina. Di bagian tengahnya terdapat cekungan tempat n.opticus ditembus

    oleh a.centralis retinae. Pada discus nervi optici tidak terdapat sel batang

    dan sel kerucut, sehingga tidak peka terhadap cahaya, disebut bintik buta.

    Isi Bola Mata

    Isi bola mata adalah media refraksi, humor aquosus, corpus vitreum, dan lensa.

    1. Humor aquosus

    Humor aquosus adalah cairan bening yang mengisi kamera anterior dan

    kamera posterior. Cairan ini diproduksi oleh processus ciliaris, mengalir

    ke kamera posterior, lalu melewati pupil masuk ke kamera anterior dan

    mengalir ke luar melalui celah di angulus iridocornealis masuk ke canalis

    schlemmi

    Humor aquosus berfungsi untuk menyokong dinding bola mata dengan

    memberi tekanan dari dalam sehingga menjaga bentuk bola mata. Cairan

    ini juga memberi makan pada kornea dan lensa, serta mengangkut hasil-

    hasil metabolisme.

    2. Corpus vitreum

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    9/46

    Corpus vitreum mengisi bola mata di belakang lensa. Fungsi cairan ini

    adalah sedikit menambah daya pembesaran mata, menyokong permukaan

    posterior lensa, dan membantu melekatkan retina pars nervosa ke retina

    pars pigmentosa.

    3. Lensa

    Lensa adalah struktur bikonveks yang transparan. Lensa terdiri atas:

    a. Capsula elastis, terdapat dalam keadaan tegang menyebabkan lensa

    berada tetap dalam bentuk bulat.

    b. Epithelium cuboideum

    c. Fibrae lentis

    Fisiologi Penglihatan

    Benda mamantulkan cahayacahaya masuk ke mata melaui pupilpangaturan

    jumlah cahaya oleh pupil melalui m.sphincter pupillae (yang mengkonstriksikan

    pupil dalam keadaan cahaya terang) dan m.dilator pupillae (yang melebarkan

    pupil dalam keadaan kekurangan cahaya) difokuskan oleh lensa

    (bikonvekskonvergensi cahaya)bayangan jatuh di retina (bayangan

    terbalik) ditangkap oleh fotoreseptor, sel batang (berfungsi untuk penglihatan

    hitam putih) dan sel kerucut (berfungsi untuk penglihatan warna)penjalaran

    impuls melalui serabut saraf n.optikusdihantarkan ke korteks optik di

    otakpersepsi melihat

    II. Penurunan penglihatan progresif ,nyeri periocular, kemerahan,kongesti

    pada mata kanan disertai mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu

    A. Etiologi dari penurunan penglihatan yang mendadak

    Katarak

    Glaukoma

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    10/46

    Retinopati hipertensi

    Retinopati diabetik

    B. Etiologi nyeri mata, mata merah, dan kongesti di mata kanan :

    Nyeri mata :

    Nyeri dari permukaan : kerusakan epitel kornea (tajam

    &superfisial)

    Nyeri dari dalam bola mata : glaukoma, iritis, endoftalmitis,

    skleritis

    Mata merah :

    Hemorrhagi subkonjungtiva

    Kongesti vaskuler pada konjungtiva, sklera, atau episklera

    Penyebab kongesti vaskuler :

    Radang di permukaan luar (konjungtivitis & keratitis)

    Radang intraokuler (iritis & glaukoma akut)

    Kongesti mata kanan

    Keratitis

    Vaskulitis retina

    Glaukoma akut

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    11/46

    C. Mekanisme dari penurunan penglihatan,kongesti,kemerahan, dan nyeri

    peri-ocular di mata kanan

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    12/46

    Bagan 1. Mekanisme penurunan penglihatan,mata merah,kongesti,nyeri

    peri-ocular pada mata kanan

    D. Mekanisme dari mual dan muntah

    Medula oblongata peningkatan IOP gangguan saraf optikgangguanhantaran

    jaras penglihatan

    penekanan PD

    nukleus

    suprachiasmatik

    pelebaran PD nyeri periorbital di hipotalamus

    aktivasi sistem saraf otonom

    parasimpatis aktif

    efek sal cerna

    mual & muntah

    Bagan 2. Mekanisme mual dan muntah

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    13/46

    III. Penurunan Penglihatan pada kedua mata dan Penglihatan Berkabut secara

    berangsur-angsur

    5 tahun yang lalu penurunan visus gradual dan penglihatan berkabut.

    DD mata kabur perlahan, tidak nyeri; penglihatan berkabut katarak

    Katarak komplikata diabetik berkenaan dengan perubahan gula intraselular

    menjadi alkohol melalui jaluraldose reductase.

    Penurunan visus bertahap: DM hiperglikemik kronis penebalan

    membran basal endotel kapiler dan perisit mengecil rusaknya swar

    retina darah kobocoran cairan dan konstituen plasma edema retina

    edema makula gangguan makula terus menerus

    Penglihatan berkabut: DM skelerosis nuklear dan kekeruhan lensa

    kekeruhan lensa katarak penglihatan berkabut

    IV. Penurunan penglihatan mata kiri lebih memburuk daripada mata kanan serta sulit

    membaca huruf yang kecil

    2 tahun yang lalu VOS memburuk lebih cepat daripada VOD, sukar membaca

    huruf yang kecil, sensitif terhadap cahaya dan nyaman dengan keadaan yang

    remang

    VOS memburuk lebih cepat: mikroangiopati diabetik retinopati

    edema makula penurunan visus mata kiri lebih cepat dibanding mata

    kanan

    Sukar membaca huruf kecil: perbedaan VOD dan VOS susah membaca

    huruf kecil

    Sensitif cahaya: kekeruhan lensa refraksi buruk cahaya bias silau

    Sensitif cahaya: irioplegi pupil lambat miosis cahaya berlebih

    silau

    Nyaman dengan keadaan kurang cahaya: mata tidak silau

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    14/46

    V. Penglihatan yang sensitif terhadap cahaya terang dan lebih nyaman di

    lingkungan gelap

    Mata menjadi sensitive ditempat terang dan nyaman ditempat lebih gelap oleh

    karena adanya kekeruhan pada lensa sehingga cahaya yang masuk susah untuk

    difokuskan

    Bagan 3. Mekanisme mata yang sentitif terhadap cahaya terang

    VI.Hubungan riwayat diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan gejala yang ia

    derita

    Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme berupa hilang toleransi

    terhadap karbohidrat yang menyebabkan kegagalan proses glikolisis yang

    pada akhirnya menyebabkan hiperglikemi di ekstrasel dan hipoglikemi di

    intrasel.

    Gangguan mata pada Diabetes Melitus

    1) Perubahan refraksi

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    15/46

    Peubahan refraksi mendadak karena perubahan kadar gula

    darah Peningkatan gula darah yang signifikan menyebabkan miopia

    dan bila penurunan ke level normal menyebabkan hiperopia

    Perubahan ini kemungkinan berhubungan dengan perubahan

    tekanan osmotik yang disebabkan oleh gular darah, yang dapat

    mengubah kekuatan refraksi lensa

    2) Mikroangiopati karena perubahan gula intraselular menjadi alkohol

    melalui jaluraldose reductase3) Katarak Perubahan gula intraselular menjadi alkohol melalui jalur

    aldose reductase mempunyai peranan terhadap perkembangan katarak

    diabetik

    4) Retinopati diabetik gambaran dari diabetik mikroangiopati yang

    ditemukan di seluruh tubuh

    Retinopati non proliferatif

    o

    Dilatasi kapiler, mikroaneurisma dan eksudato Perdarahan retina

    o Edem retina dan macula

    Retinopati proliferatif:

    o Cotton wool spot

    o Nonperfusi kapiler retina

    o Dilatasi vena, bentuk manik-manik (beading),

    melingkar (looping)

    o Neovaskularisasi retina

    o Perdarahan badan kaca.

    5) Rubeoisis iridis

    6) Glaukoma neovaskular

    7) Neuropati-optik komplikasi mikroangiopati

    8) Kelumpuhan otot bola mata

    Kelumpuhan saraf cranial Saraf kranial III, IV dan VI

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    16/46

    9) Penyembuhan epitel yang lambat

    10) Penebalan membran basement dari sel epitelial siliar

    11) Retinalis lipemia dan Xanthelasma kelopak mata karena kadar

    serum lipid abnormal

    Diabetik Neuropati

    Merupakan gejala diabetes mellitus pada mata dimana ditemukan pada retina

    1. Mikroaneurismata, merupakan penonjolan dinding kapiler, terutama daerah

    vena dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh

    darah terutama polus posterior

    2. Perdarahan dalam bentuk titik, garis, dan bercak biasanya terlihat dekat

    mikroaneurismata di polus posterior

    3. Dilatasi vena dengan lumen ireguler dan berkelok-kelok, bentuk ini seakan-

    akan dapat memberikan perdarahan tapi tidak demikian,

    4. Hard exudates merupakan infiltrasi lipid kedalam retina. Gambarannya

    khusus, yaitu ireguler, kekuning-kuningan. Pada permulaan eksudat pungtata (

    eksudat berupa titik ) membesar dan bergabung. Eksudasi ini dapat muncul

    dan hilang dalam beberapa minggu.

    5. Soft exudates yang sering disebut cotton wool patches merupakan iskemia

    retina. Pada oftalmoskop terlihat bercak kuning difus dan berwarna putih.

    6. Neovaskularisasi terletak di permukaan jaringan. Terjadi akibat proliferasi sel

    endotel pembuluh darah

    7. Edema retina

    Retinopati diabetic biasanya ditemukan bilateral, simetris dan progresif dengan 3

    bentuk :

    1. Back ground : mikroaneurismata, perdarahan bercak dan titik serta edema

    sirsinata

    2. Maculopati : edema retina, dan gangguan fungsi makula

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    17/46

    3. Proliferasi : vaskularisasi retina dan badan kaca

    Klasifikasi retinopati diabetic menurut Bagian Mata RSCM/FKUI :

    1. Derajat I : terdapat mikroaneurismata dengan atau tanpa eksudat lemak pada

    fundus okuli

    2. Derajat II : terdapat mikroaneurismata, perdarahan bintik dan bercak dengan

    atau tanpa eksudat lemak pada fundus okuli

    3. Derajat III : terdapat mikroaneurismata, perdarahan bintik dan bercak dengan

    neovaskularisasi dan proliferasi pada fundus okuli

    VII. Pemeriksaan Fisik

    a. Interpretasi pemeriksaan fisik

    Tabel 1. Interpretasi pemeriksaan fisik

    Pada Kasus Normal Interpretasi

    Penglihatan

    mata kanan

    1/300 6/6 - 6/18 pasien mampu melihat lambaian tangan

    pada jarak 1 meter yang seharusnya dapat

    dilihat oleh mata normal pada jarak 300

    meter. (kebutaan : V < 3/60) WHO

    Penglihatan

    mata kiri

    5/60

    pin hole (-)

    6/6 - 6/18 5/6 0 pasien mampu melihat /membaca

    pada jarak 5 meter yang seharusnya dapat

    dibaca oleh mata normal pada jarak 60

    meter.

    Pinhole (-) menandakan gangguan

    fungsi penglihatan bukan dikarenakan

    oleh gangguan pemfokusan cahaya yang

    masuk (refraksi) tapi oleh sebab lain

    (gangguan pd media pnglihatan)

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    18/46

    IOP kanan 35 mmHg 10-24 mmHg IOP

    IOP kiri 18,5 mmHg 10-24 mmHg Normal

    Segmen Anterior mata kanan

    Konjungtiva Mixed

    injection

    - Pelebaran pembuluh darah, di cilia &

    sklera (sering pada glaukoma)

    Kornea Edema - Kornea keruh dan menebal. Penyebab :

    Glaukoma Akut, transplantasi kornea ygtdk berhasil, disfungsi endotel, trauma,

    uveitis, .

    Iris Iridoplegi - Paralisis spingter iris disertai ke,

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    19/46

    Pupil Bulat, 3

    mm, reflekscahaya baik

    3-4 mm Normal

    Lensa Shadow

    test (+)

    Bayanagn iris pd lensa terlihat besar &

    letaknya jauh trhdp pupil berarti lnsa

    belum keruh seluruhnya. Terjadi pada

    katarak imatur.

    Gonioskopi :

    - Mata kanan : tidak dapat dilakukan karena edema kornea

    - Mata kiri : tampak gambaran anatomi schwalbe line, dan sebagian

    trabecular meshwork. Kesan : sudut terbuka sempit.

    Kriteria :

    - Jika keseluruhan jalinan trabekular dan prosesus iris terlihat sudut

    terbuka

    - Jika hanya garis schwalbe atau sebagian kecil jalinan trabecular

    terlihat sempit

    - Jika garis schwalbe tidak terlihat sudut tertutup.

    Funduskopi :

    - Mata kanan : tidak tembus dapat dikarenakan kekeruhan media

    penglihatan (kornea, aqueos humor, lensa, vitrous humor) karena

    sebab-sebab tertentu.

    - Mata kiri :

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    20/46

    o Papil :

    Bulat, batas tegas, merah normal, cupping 0,3 , a : V = 2 :3

    Normal

    o Makula :

    Refleks cahaya menurun adanya gangguan / fungsi

    makula

    Edema paramakula kebocoran cairan dan konstituen

    plasma ke dalam retina kemudian ke paramakula, akibat

    retinopati diabetik.

    Drusen endapan putih-kuning, bulat, diskret, dengan

    ukuran bervariasi di belakang epitel pigmented, tersebar di

    seluruh makula dan kutub posterior. Merupakan ciri khas:

    degenerasi makula terkait usia tipe kering.

    Mekanisme terbentuknya drusen:

    Usia degenerasi retina bagian luar kegagalan epitel

    pigmen retina mengeluarkan produk lipid pada membran

    Bruch deposit lipid (kuning diskret) di subretina

    drusen

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    21/46

    Gambar 2. Gambaran derajat AMD awal dan AMD kering

    o Retina :

    Mikroaneurisma pada 2 kuadran penonjolan dinding

    kapiler, terutama vena dengan bentuk berupa bintik merah

    kecil yang terletak dekat pembuluh darah terutama polus

    posterior. Tanda khas : Retinopati diabetes dini

    2 kuadran masih Retinopati Diabetes Nonproliferatif

    derajat Ringan-sedang

    {RDNP Berat 4 kuadran}

    Hard eksudat pada 2 kuadran kebocoran & deposisi

    lipoprotein plasma ke dalam retina dengan gambaran

    iregular, cairan padat, kekuning-kuningan.

    Edema retina kebocoran cairan dan konstituen plasma ke

    dalam retina, akibat retinopati diabetik.

    Perdarahan flamed shaped adanya perdarahan di lapisan

    serat saraf retina yang berorientasi horizontal sehingga

    menimbulkan gambaran flamed shaped (nyala api)

    b. Mekanisme Pemeriksaan Fisik

    Katarak imatur

    Shadow test (+)

    Pembesaran vol. lensa

    Iristerdorong ke

    depan

    Coa

    dangkal

    Pendesakan sudut bilikmata anterior (hambatan

    aliran ke jalinan tabekular)

    IOP

    (OD: 35 mmHg)

    Glaukoma akut

    Cairan aqueos humormenumpuk di bilik

    mata anterior

    Resorpsi aqueoshumor

    Edema kornea

    Penekanan

    PDkonjungtiva

    Perfusi

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    22/46

    Bagan 4. Mekanisme Pemeriksaan Fisik

    c. Mekanisme Pemeriksaan Fisik Funduscopy

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    23/46

    Bagan 5. Mekanisme Pemeriksaan Fisik Funduskopi

    VIII. Penegakan Diagnosis

    Pemeriksaan mata yang biasa dilakukan adalah:

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    24/46

    Pemeriksaan dengan oftalmoskop bisa menunjukkan adanya perubahan

    pada saraf optikus akibat glaucoma.

    Pengukuran tekanan intraokuler dengan tonometri.

    Tekanan di dalam bilik anterior disebut tekanan intraokuler dan bisa

    diukur dengan tonometri. Biasanya jika tekanan intraokuler lebih besar dari

    20-22 mm, dikatakan telah terjadi peningkatan tekanan. Kadang glaukoma

    terjadi pada tekanan yang normal.

    Pengukuran lapang pandang.

    Ketajaman penglihatan.

    Tes refraksi.

    Respon refleks pupil.

    Pemeriksanslit lamp.

    Pemeriksaangonioskopi (lensa khusus untuk mengamati saluran humor

    aqueus.

    IX. Diagnosis Banding

    Tabel 2. Diagnosis Banding Kasus

    Gambaran Glaukoma sudut

    tertutup akut

    Katarak Diabetik

    retinopathy

    Uveitis

    anterior

    Konjungtivit

    is

    Penglihatan Normal

    Nyeri peri-ocular Nyeri berat - - Sangat

    nyeri

    Nyeri seperti

    kemasukan

    pasir

    Mata kemerahan + - - + +

    Kongestif + - + + -

    Mual dan muntah + - - + -

    Penglihatan berasap - + - - -

    Ketajaman

    penglihatan

    -

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    25/46

    Sensitif terhadap

    cahaya (photopobia)

    Ringan + - + Jarang

    Tekanan intraocular Normal Normal Normal

    atau

    Normal

    Konjungtiva mixed

    injection

    Diffuse ? ? Circum-

    corneal

    Diffuse

    Iridoplegi + - - + -

    pupil Mid dilatasi Normal Normal Konstriksi Normal

    Kamera okuli

    anterior

    Dangkal Normal Normal Normal Normal

    Shadow test - +/- - - -

    Edema paramacula - - + - -

    Drusen macula - - - - -

    Perdarahan flamed

    shaped

    - - + - -

    Mikroaneurisma 2

    kuadran retina

    - - + - -

    Eksudat 2 kuadran - - + -

    Refleks cahaya

    menurun

    + + + + -

    Mengena sisi Unilateral Unilateral

    / bilateral

    Bilateral Unilateral Bilateral

    X. Diagnosis Kerja

    Katarak

    Definisi:

    - Setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi

    lensa, denaturasi protein lensa, atau kedua-duanya.

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    26/46

    - Biasanyan mengenai kedua mata, progresif, atau tidak mengalami

    perubahan dalam waktu yang lama.

    - Keluhan pasien: penglihatan seperti berasap, penglihatan menurun secara

    progresif.

    Factor penyebab:

    - Fisik.

    - Kimia.

    - Penyakit predisposisi.

    - Genetic dan gangguan perkembangan.

    - Infeksi virus dimasa pertumbuhan janin.

    - Usia.

    Klasifikasi:

    1. Katarak congenital.

    - Terlihat pada usia 3 bulan, < 9 tahun.

    - Biasanya merupakan kelanjutan dari katarak congenital.

    - Biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik atau metabolic dan

    penyakit lainnya, seperti katarak metabolic, otot, katarak traumatic,

    katarak komplikata.

    3. Katarak senile.

    - Pada usia > 50 tahun.

    - Penyebab belum pasti.

    - Perubahan lensa pada usia lanjut:

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    27/46

    Kapsulmenebal, kurang elastic, mulai presbiopia, bentuk lamel

    kapsul berkurang atau kabur, terlihat bahan granular. Epitelsel epitel pada ekuator bertambah dan berat, bengkak,

    vakuolisasi mitokondria nyata.

    Serat lensalebih irregular, pada korteks kerusakan serat sel,

    brown sclerotic nucleus, korteks tidak berwarna.

    - Harus disingkirkan penyakit sistemik atau penyakit lain yang mungkin

    menyebabkan katarak.

    - Stadium

    tabel 3. Stadium Katarak

    insipien imatur matur hipermatur

    Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Massif

    Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang

    Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

    Bilik mata

    depan

    Normal Dangkal Normal Dalam

    Sudut bilik

    mata

    Normal Sempit Normal Terbuka

    Shadow test Normal + Normal Pseudops

    Penyulit Negative Glaucoma Negative Uveitis,

    glaukoma

    Katarak imatur: volume lensa bertambahtekanan osmotic bahan

    lensa melensa mencembunghambatan pupilglaukoma

    sekunder.

    Katarak intumesen: lensa degenerative menyerap airlensa

    bengkak dan besarmendorong irisbilik mata jadi

    dangkalbendungan cairan mataTIO glaukoma akut

    kongestif.

    Katarak hipermaturbila terus berlanjut dengan disertai kapsul

    tebalkoerteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat

    keluarkorteks menjadi seperti sekantong susu dengan nucleus

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    28/46

    terbenam dalam korteks lensa karena lebih beratkatarak

    morgagni.4. Katarak komplikata.

    - Terjadi akibat penyakit mata yang lain, penyakit sistemik endokrin, dan

    keracunan obat

    - Katarak diabetes:

    Ada 3 bentuk:

    Pasien dehidrasi berat, asidosis, hiperglikemia

    nyata

    terdapat kekeruhan lensa berupa garis akibat kapsul lensaberkerut. Rehidrasi dan pengembalian kadar glukosa normal, bisa

    mempebaiki keadaan.

    Pasien DM juvenile dan tua tidak terkontrolkatarak

    serentak di kedua mata dalam 48 jam, bentuk snowflake atau

    subkapsular.

    Katarak DM dewasa sama dengan katarak non-DM.

    Pathogenesis:DMhiperglikemi persistenpengaktifan jalur poliolsorbitol

    terakumulasi dalam lensakekeruhan lensa.

    DMhiperglikemi persistenpengaktifan jalur poliolsorbitol

    terakumulasi dalam lensatekanan osmotic lensa influks air

    kedalam lensapembengkakan serat-serat lensagangguan fungsi

    lensapandangan kabur.

    DMAGEs terakumulasi dalam lensakekeruhan lensa.

    5. Katarak sekunder.

    - Terjadi akibat pembentukan jaringan fibrosis pada sisa lensa yang

    tertinggal, paling cepat 2 hari setelah operasi katarak ekstrakapsular atau

    terjadi setelah trauma yang memecah lensa.

    - Terdapat bentukan cincin Soemmering dan mutiara Elsching.

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    29/46

    - Kapsular anterior yang pecah dan traksi kearah pinggir-pinggir melekat

    pada kapsula posterior

    meninggalkan daerah yang jernih ditengahcincin Soemmering.

    - Epitel subkapsular proliferasi dan membesartampak seperti busa

    sabunmuara Elsching.

    Glaukoma

    Definisi:

    Suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadikerusakan padasaraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.

    Etiopatogenesis:

    - Bertambahnya produksi cairan mta oleh badan siliar.

    - Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau

    celah pupil.

    Pathogenesis:

    Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humoraqueus. Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik posterior,

    melewati pupil masuk ke dalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui

    suatu saluran. Jika aliran cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang

    menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan

    tekanan, begitu juga dengan peningkatan produksi aqueous humour. Peningkatan

    tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di

    bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang

    sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran,

    maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang pertama

    terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral. Jika

    tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    30/46

    Gambar 3. Aliran Aqueous Humor Normal

    Klasifikasi:

    Glaukoma primer sudut terbuka dan sudut tertutup.

    Glaucoma sudut terbuka:

    - Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus

    terbuka, tetapi cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat.

    - Secara bertahap tekanan akan meningkat (hampir selalu pada kedua mata)

    dan menyebabkan kerusakan saraf optikus serta penurunan fungsi

    penglihatan yang progresif.

    - Hilangnya fungsi penglihatan dimulai pada tepi lapang pandang dan jika

    tidak diobati pada akhirnya akan menjalar ke seluruh bagian lapang

    pandang, menyebabkan kebutaan.

    - Sering terjadi setelah usia 35 tahun, tetapi kadang terjadi pada anak-anak.

    - Cenderung diturunkan dan paling sering ditemukan pada penderita diabetes

    atau miopia.

    - Lebih sering terjadi dan biasanya penyakit ini lebih berat jika diderita oleh

    orang kulit hitam.

    - Pada awalnya, peningkatan tekanan di dalam mata tidak

    menimbulkangejala.

    Lama-lama timbul gejala berupa: penyempitan lapang pandang tepi,

    sakit kepala ringan, gangguan penglihatan yang tidak jelas (misalnya

    melihat lingkaran di sekeliling cahaya lampu atau sulit beradaptasi

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    31/46

    pada kegelapan). Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang

    pandang yang menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda yang

    terletak di sisi lain ketika penderita melihat lurus ke depan (disebut

    penglihatan terowongan).

    Gambar 4. Glaukoma Sudut Terbuka

    Glaucoma sudut tertutup:

    -Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor

    aqueus terhalang oleh iris.

    -Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil (misalnya cahaya redup,

    tetes mata pelebar pupil yang digunakan untuk pemeriksaan mata atau obat

    tertentu)bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang

    oleh irisiris bisa menggeser ke depansecara tiba-tiba menutup saluran

    humor aqueusterjadi peningkatan tekanan di dalam mata secara

    mendadakglaukoma.

    -Serangan bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata yang melebarkan pupil

    atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu.

    -Glaukoma akut lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara

    alami akan melebar di bawah cahaya yang redup.

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    32/46

    -Episode akut dari glaukoma sudut tertutup menyebabkan penurunan

    fungsi penglihatan yang ringan, terbentuknya lingkaran berwarna di

    sekeliling cahaya, nyeri pada mata dan kepala. Gejala berrlangsung

    hanya beberapa jam sebelum terjadinya serangan lebih lanjut.

    -Serangan lanjutan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan secara

    mendadak dan nyeri mata yang berdenyut, mual dan muntah, kelopak mata

    membengkak, mata berair dan merah, pupil melebar dan tidak mengecil

    jika diberi sinar yang terang.

    -Sebagian besar gejala akan menghilang setelah pengobatan, tetapi

    serangan tersebut bisa berulang. Setiap serangan susulan akan semakin

    mengurangi lapang pandang penderita.

    Gambar 5. Glaukoma Sudut Tertutup

    Glaukoma kongenitalis.

    -Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan

    perkembangan pada saluran humor aqueus.

    -Glaukoma kongenitalis seringkali diturunkan.

    Glaukoma sekunder.

    -Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat infeksi,

    peradangan, tumor, katarak yang meluas, penyakit mata yang

    mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik anterior.

    -Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis.

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    33/46

    -Penyebab lainnya adalah penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata,

    pembedahan mata dan perdarahan ke dalam mata, beberapa obat (misalnya

    kortikosteroid) juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.

    Galukoma absolute.

    Keempat jenis glaukoma ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam bola

    mata dan karenanya semuanya bisa menyebabkan kerusakan saraf optikus yang

    progresif.

    Berdasarkan lamanya :

    a. Glaukoma akut.

    - Merupakan penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan

    intraokuler yang meningkat mendadak sangat tinggi.

    - Terjadi pada pasien dengan sudut mata sempit (glaucoma akut

    sudut tertutup).

    - Biasa terjadi pada usia > 40 tahun.

    - Tandanya: mata merah, penglihatan turun mendadak.

    - Factor risiko pada bentuk primer, faktor predisposisinya berupa

    pemakaian obat-obatan midriatik, berdiam lama di tempat gelap, dan

    gangguan emosional. Bentuk sekunder sering disebabkan hifema,

    luksasi/subluksasi lensa, katarak intumesen atau katarak hipermatur,

    uveitis dengan suklusio/oklusio pupil dan iris bombe, atau pasca

    pembedahan intraokuler.

    - Manifestasi klinikmata terasa sangat sakit, mengenai sekitar

    mata dan daerah belakang kepala, akibat rasa sakit yang berat terdapat

    gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah, tajam penglihatan

    sangat menurun, terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang

    dilihat, konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar,

    edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh, bilik mata depan

    sangat dangkal dengan efek tyndal yang positif, akibat timbulnya

    reaksi radang uvea, pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang

    lambat, pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena terdapat

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    34/46

    kekeruhan media penglihatan, tekanan bola mata sangat tinggi,

    tekanan bola mata antara dua serangan dapat sangat normal.

    - Pathogenesis

    Cairan mata di belakang iris tidak dapat mengalir melalui

    pupilmendorong iris ke depanmencegah cairan keluar melalui

    sudut bilik matablokade pupiltekanan intraocular glaukoma.

    Ketebalan trabekulasudut iridokornea sempithambatan aliran

    keluar aqueous humour tekanan intraocular glaukoma.- Pemeriksaan Penunjang

    Pengukuran dengan tonometri Schiotz menunjukkan peningkatan

    tekanan.

    Perimetri, Gonioskopi, dan Tonografi dilakukan setelah edema kornea

    menghilang.

    - Penatalaksanaan

    Penderita dirawat dan dipersiapkan untuk operasi. Dievaluasi tekananintraokuler (TIO) dan keadaan mata. Bila TIO tetap tidak turun,

    lakukan operasi segera. Sebelumnya berikan infus manitol 20% 300-

    500 ml, 60 tetes/menit. Jenis operasi, iridektomi atau filtrasi, ditentukan

    berdasarkan hasil pemeriksaan gonoskopi setelah pengobatan

    medikamentosa.

    b. Glaukoma kronis.

    - Merupakan penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola

    mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang

    permanen.

    - Etiologiketurunan dalam keluarga, diabetes melitus,

    arteriosklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang, miopia

    tinggi dan progresif.

    - Manifestasi klinikpenyakit berkembang secara lambat namun

    pasti, penampilan bola mata seperti normal dan sebagian tidak

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    35/46

    mempunyai keluhan pada stadium dini. Pada stadium lanjut

    keluhannya berupa pasien sering menabrak karena pandangan

    gelap, lebih kabur, lapang pandang sempit, hingga kebutaan

    permanen.

    - Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan tonometri

    menunjukkan peningkatan. Nilai dianggap abnormal 21-25 mmHg dan

    dianggap patologik diatas 25 mmHg.

    Pada funduskopi ditemukan cekungan papil menjadi lebih lebar dan

    dalam, dinding cekungan bergaung, warna memucat, dan terdapat

    perdarahan papil. Pemeriksaan lapang pandang menunjukkan lapang

    pandang menyempit, depresi bagian nasal, tangga Ronne, atau skotoma

    busur.

    - Penatalaksanaan

    Pasien diminta datang teratur 6 bulan sekali, dinilai tekanan bola mata

    dan lapang pandang. Bila lapang pandang semakin

    memburuk,meskipun hasil pengukuran tekanan bola mata dalam batas

    normal, terapi ditingkatkan. Dianjurkan berolahraga dan minum harus

    sedikit-sedikit.

    Degenerasi macula-Age related macular degeneration (AMD)

    Definisi

    Merupakan suatu keadaan dimana macula mengalami kemunduran sehingga

    terjadi penurunan ketajaman penglihatan dan kemungkinan akan menyebabkan

    hilangnya fungsi penglihatan sentral.

    Epidemiologi

    Berdasarkan American Academy of Oftalmology penyebab utama penurunan

    penglihatan atau kebutaan di AS yaitu umur yang lebih dari 50 tahun. Data di

    Amerika Serikat menunjukkan, 15 persen penduduk usia 75 tahun ke atas

    mengalami degenerasi makula itu. Terdapat 2 jenis tipe dasar dari penyakit-

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    36/46

    penyakit tersebut yakni Standar Macular Degeneration dan Age Related Macular

    Degeneration (ARMD). Bentuk yang paling sering terjadi adalah ARMD.

    Etiologi dan factor risiko

    Degenerasi macula dapat disebabkan oleh beberapa factor dan dapat diperberat

    oleh beberapa factor resiko, diantaranya :

    - Umur, faktor resiko yang paling berperan pada terjadinya degenerasi

    makula adalah umur. Meskipun degenerasi makula dapat terjadi pada orang

    muda, penelitian menunjukkan bahwa umur di atas 60 tahun beresiko lebih

    besar terjadi di banding dengan orang muda. 2% saja yang dapat menderita

    degenerasi makula pada orang muda, tapi resiko ini meningkat 30% pada

    orang yang berusia di atas 70 tahun.

    - Genetik, penyebab kerusakan makula adalah CFH, gen yang telah

    bermutasi atau faktor komplemen H yang dapat dibawa oleh para keturunan

    penderita penyakit ini. CFH terkait dengan bagian dari sistem kekebalan tubuh

    yang meregulasi peradangan.

    - Merokok, Merokok dapat meningkatkan terjadinya degenrasi makula.

    - Ras kulit putih (kaukasia) adalah sangat rentan terjadinya degenerasi

    makula di banding dengan orang Afrika atau yang berkulit hitam.

    - Riwayat keluarga, resiko seumur hidup terhadap pertumbuhan degenerasi

    makula adalah 50% pada orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga

    penderita dengan degenerasi makula, dan hanya 12 % pada mereka yang tidak

    memiliki hubungan dengan degenerasi makula.

    - Hipertensi dan diabetes.

    Degenerasi Makula menyerang para penderita penyakit diabetes, atau tekanan

    darah tinggi gara-gara mudah pecahnya pembuluh-pembuluh darah kecil

    (trombosis) sekitar retina. Trombosis mudah terjadi akibat penggumpalan sel-

    sel darah merah dan penebalan pembuluh darah halus.

    - Paparan terhadap sinar Ultraviolet.

    - Obesitas dan kadar kolesterol tinggi

    Klasifikasi

    1. Degenerasi Makula tipe non-eksudatif (tipe kering).

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    37/46

    - Rata-rata 90% kasus degenerasi makula terkait usia adalah tipe kering.

    - Banyak member efek berupa kehilangan penglihatan yang sedang.

    - Bersifat multipel, kecil, bulat, bintik putih kekuningan yang di sebut

    drusen dan merupakan kunci identifikasi untuk tipe kering. Bintik

    tersebut berlokasi di belakang mata pada level retina bagian luar.

    - Drusen adalah endapan putih kuning, bulat, diskret, dengan ukuran

    bervariasi di belakang epitel pigmen dan tersebar di seluruh makula

    dan kutub posterior. Seiring dengan waktu, drusen dapat membesar,

    menyatu, mengalami kalsifikasi dan meningkat jumlahnya. Secara

    histopatologis sebagian besar drusen terdiri dari kumpulan lokal bahan

    eosinifilik yang terletak di antara epitel pigmen dan membran Bruch;

    drusen mencerminkan pelepasan fokal epitel pigmen.

    - Drusen dapat di bagi berdasarkan klinik dan histopatologi yakni drusen

    keras ( nodular), drusen diffus ( konfluent), drusen halus ( granular ),

    dan drusen kalsifikasi .

    - Degenerasi makula terkait usia noneksudatif ditandai oleh atrofi dan

    degenerasi retina bagian luar, epitel pigmen retina, membran Bruch,

    dan koriokapilaris dengan derajat yang bervariasi.

    - AMD kering lanjut: terjadi kerusakan sel-sel yang peka sinar dan

    jaringan pendukung pada area tengah retinaterdapat titik kabur pada

    penglihatanlama-lama menggelapsangat mengganggu

    penglihatan.

    2. Degenerasi Makula tipe eksudatif ( tipe basah).

    - Jarang terjadi namun lebih berbahaya di bandingkan dengan tipe

    kering.

    - Kira kira didapatkan adanya 10% dari semua degenerasi makula terkait

    usia dan 90% dapat menyebabkan kebutaan.

    - Ditandai dengan adanya neovaskularisasi subretina dengan tanda-tanda

    degenerasi makula terkait usia yang mendadak atau baru mengalami

    gangguan penglihatan sentral termasuk penglihatan kabur, distorsi atau

    suatu skotoma baru.

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    38/46

    - Neovaskularisasi koroid merupakan perkembangan abnormal dari

    pembuluh darah pada epitel pigmen retina pada lapisan retina.

    Pembuluh darah ini sangat rapuh dan mudah pecah, sehingga

    mengakibatkan perdarahan dan menyebabkan terjadinya scar yang

    dapat menghasilkan kehilangan pusat penglihatan. Scar ini disebut

    dengan Scar Disciform dan biasanya terletak di bagian sentral dan

    menimbulkan gangguan penglihatan sentral permanen.

    - Pada pemeriksaan fundus, terlihat darah subretina, eksudat, lesi koroid

    hijau abu-abu di makula.

    Patofisiologi

    Aging bilateral, (asimetris, progresivitas penyakit kedua mata tidak

    sama)degenerasi retina bagian luarke epitel pigmen & membrane

    bruchterjadi pelepasan epitel pigmen fokaldrusen (pada polus posterior

    retina)maculagangguan penglihatan sentralsulit membaca huruf kecil.

    XI. Tatalaksana

    a. Glaukoma sudut tertutup

    Pasien rawat inap segera

    24 jam pertama:

    a) Acetazolamide tablet 500 mg 4 dd 250 mg untuk

    menurunkan produksi

    b) KCl 2 dd tab I

    c) Gliserin 50% 3 dd 100 150 cc untuk menyerap cairan

    yang berlebihan

    d) Pilocarpin 2% setiap jam gtt I untuk mengurangi tekanan

    intaokular

    e) Timolol 0,5% 2 dd gtt I : menurunkan produksi aqueous

    humour

    f) Steroid + antibiotic 6 dd gtt I

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    39/46

    Mata lain (yang tidak mendapat serangan) diberi pilokarpin 2% 3 dd

    gtt I Penderita dievaluasi untuk mennetukan tindakan: iridektomi perifer

    laser/ operasi, trabekulektomi

    Pembedahan

    a) Tunggu setenang mungkin bila respon terhadap terapi inisial

    baik

    b) Bila tidak ada respon dalam 24 jam, operasi secepat mungkin

    c) Pra operasi : infis manitol 20% bila tekanan intraocular lebih

    dari 30 mmHg.

    Pencegahan

    a) Konsumsi makanan atau suplemen yang mengandung C, B1

    (thiamin), kromium, seng

    b) Kurangi merokok dan alkohol

    Edukasi

    Emosi (bingung dan takut) dapat menimbulkan seranganakut

    Membaca dekat yang mengakibatkan miosis akan

    menimbulkan serangan pada glaukoma dengan blok pupil.

    Pemakaian simpatomimetik yang melebarkan pupil

    berbahaya

    Sudut sempit dengan hipermetropia dan bilik mata dangkal

    berbahaya memakai obat antihistamin dan antispasme

    b. Katarak

    Indikasi

    a) Indikasi klinis

    b) Indikasi sosial

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    40/46

    Persiapan pra bedah

    a) Hasil laboratoriumb) Midriatikum

    Teknik operasi

    a) Extra Capsular Cataract Extraction/ + IOL

    b) Fakoemulsifikasi/ + IOL

    Anestesi

    a) Topikal : Tetrakain 0,5% tetes mata

    b) Peribulber : lidokain inj. : Markain inf. = 1 : 1c) Retrobulber : idem

    d) Umum

    Persiapan pra bedah

    a) Cukur bulu mata

    b) Midratikum tetes mata

    c) Antiseptik daerah katarak

    Langkah operasi:a) ECCE/ ECCE + IOL

    i. Peritomi konjungtiva, atasi perdarahan konjungtiva

    ii. Grooving insisi komeosklera 1500, kemudian kapsulotomi

    anterior

    iii. Kornea dibuka 1200, dilanjutkan ekspresi nukleus

    iv. Pasang jahitan kornea secukupnya, kemudian dilakukan

    irigasi aspirasi massa lensa

    v. Bila telah direncanakan, dilakukan implantasi IOL

    vi. Tambahkan jahitan kornea, kemudian simpul dibenamkan

    vii. Iridektomi perifer bila diperlukan

    viii. Injeksi antibiotik sunkonjungtiva

    b) Phako + IOL

    i. Insisi kornea (dear korneal incision)/ sklera

    ii. Tembus COA, bentuk dengan viskoelastik

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    41/46

    iii. Kapsuloreksis

    iv. Hidrodeseksi, hidrodilinasi

    v. Fakoemulsifikasi nukleus, epinukleus

    vi. Irigasi, aspirasi massa lensa (korteks)

    vii. Implantasi IOL

    viii. Pasang jahitan pada luka operasi

    Pengobatan pasc a bedah

    a) Antibiotik subkonjungtiva injeksi

    b) Antibiotik topikal + steroid tetes mata

    c) Tutup mata pelindung

    Pengawasan pasca bedah

    awasi terjadinya komplikasi

    Pencegahan

    a) Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan

    pada siang hari bisa Mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang

    masuk ke dalam mata.

    b) Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak.

    c) Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan menjaga kadar

    gula darah selalu normal pada penderita diabetes mellitus.

    d) Makanan-makanan sumber riboflavin di antaranya susu,

    daging, sayur, telur sayuran hijau seperti kol, brokoli,

    asparagus serta biji-bijian (cereals).

    e) Konsumsi antioksidan seperti vitamin A, C, dan E

    c.Retinopati diabetik

    Setiap penderita diabets melitus yang diperiksa matanya, perlu

    didata:

    a) Lamanya menderita diabetes melitus

    b) Terkendali atau tidaknya kadar gula darah

    c) Jenis obat diabetesnya, insulin atau oral

    d) Komplikasi diabetes melitus lainnya

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    42/46

    Penatalaksanaan berbagai stadium retinopati daibetik

    a) Mata merah atau NPDR ringan dengan mikroaneurisma yangjarang diperiksa setiap 6 12 bulan

    b) NPDR tanpa edema makula. Diperiksa setiap 4 6 bulan.

    Pemeriksaan FFA dan fotokoagulasi laser masih belum perlu.

    c) NPDR dengan edema makula yang tidak bermakna secara

    klinis, tetapi tajam penglihatan sudah menurun. Diperiksa

    setiap 4 bulan Pemeriksaan FFA mungkin bermanfaat.

    Fotokoagulasi laser mungkin belum perlu dilakuakan.

    d) NPDR dengan edema makula yang bermakna secara klinis

    (CSME). Pemeriksaan FFA perlu, fotokosgulasi laser harus

    dilakukan. Keadaan pasien harus terkontrol, tekanan diastolik

    darah

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    43/46

    d) NPDR dengan katarak.

    e) Penderita dengan kontrol diabetes yang tidak baik.

    f) NPDR pada mata yang satunya mengalami progresifitas.

    g) Adanya komplikasi diabetes lain termasuk penderita gagal

    ginjal.

    h) Penderita berkediaman jauh atau penderita tidak disiplin.

    Pemeriksaan lanjut:

    1) Kontrol 1 minggu untuk tindakan laser pada

    mata kedua

    2) Kontrol 2 minggu setelah tindakan laser pada

    mata kedua

    3) Kontrol 2 bulan setelah tindakan laser selesai.

    Laser dapat ditambahkan.

    4) Kontrok tiap 4 6 bulan untuk pemeriksaan dan

    evaluasi lanjut. FFA dapat diulang.

    Operasi vitrektomi dengan atau tanpa endolaser

    Indikasi:

    a) Perdarahan vitreous tebal yang tidan dapat diabsorpsi dalam 2

    bulan

    b) Perdarahan vitreous dengan ancaman Traction RD.

    c) Traction RD mengenai makula.

    d) Traction RD dengan RE Regmatogen.

    Pemeriksaan lanjut:

    1) Tiap minggu selama 1 bulan.

    2) Tiap 2 minggu pada bulan selanjutnya.

    3) Tiap 1 bulan selama 4 bulan berikutnya.

    d. Degenerasi makula

    Roborantia : vitamin E, beta carotene, vitamin C 500 mg

    Kacamata pelindung terhadap matahari

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    44/46

    Fotokoagulasi laser dengan argon hijau atau diode laser indirect

    opthalmoscopy (LIO), pada CNV Operasi submakula : vitrektomi dengan mengeluarkan darah di

    submakula

    Terapi fotodinamik

    Terapi lain : Macugen, Avastin, Lucentis, Kenalog, Ranibizumab

    Pencegahan:

    a) Kurangai merokok

    b) Konsumsi makanan tinggi vitamin C dan Ec) Sumplemen seng

    d) Penggunaan esterogen pada wanita postmenopause

    XI. Prognosis

    Katarak

    e) 90% pasien katarak yang dioperasi, penglihatannya membaik

    dan tidak mengalami gangguan.

    Glaukoma

    f) Prognosis pada glaukoma sudut terbuka biasanya baik dengan

    penganganan dan kontrol.

    Retinopati diabetik

    g) Prognosis baik dengan penanganan yang baik

    h) Perlu melakukan kontrol secara teratur

    i) Cukup banyak menyebabkan kebutaan

    Degenerasi makula

    j) Penyakit ini progresif, dan dapat menyebabkan kehilangan

    penglihatan ireversible

    k) Biasanya menimbulkan kehilangan penglihatan sentral

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    45/46

    Prognosis mata kanan; malam (buruk).

    Prognosis mata kiri; dubia ad malam (tergantung kemampuan

    dan ketaatan pasien dalam pengobatan)

    XII. Komplikasi

    Katarak

    a) Endoftalmitis

    b) Edema kornea

    c) Distorsi atau terbukanya luka operasi

    d) COA dangkal

    e) Glaukoma

    f) Uveitis

    g) Dislokasi IOL

    h) Perdarahan segmen anterior/ posteriori) Ablasio retina

    j) Cystoid macular edema

    k) Ruptur kapsul posterior

    l) Prolap vitreus

    Glaukoma

    a) Gangguan lapangan penglihatan

    b) Gangguan saraf optikc) Kebutaan

    Retinopati diabetik

    a) Perdarahan preretinal

    b) Perdarahan vitreous

    c) Glaukoma

    d) Kehilangan penglihatan bahkan kebutaan

    Degenerasi makula

  • 7/28/2019 24470399-Skenario-4-kel-8-jadi

    46/46

    a) Hemorhagi

    b) Serous retinal detachment