207761767 wrap up pbl sken 2 blok respi

39
SKENARIO 2 BATUK DARAH Seorang laki-laki berumur 50 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan batuk darah. Pada pemeriksaan didapatkan habitus asthenikus dan ronkhi basah halus yang nyaring pada apeks paru kanan. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia, laju endap darah yang tinggi dan ditemukan bakteri tahan asam (BTA) pada pemeriksaan sputum.Hasil pemeriksaan foto toraks ditemukan adanya infiltrat di apeks paru kanan. Dokter memberi terapi obat anti tuberculosis (OAT) dan menganjurkan keluarga serumah dengan beliau melakukan pemeriksaan serta menunjuk seorang keluarganya sebagai pengawas minum obat (PMO).Dan dokter juga mengajarkan etika batuk untuk mencegah penularan.

Upload: nur-halimah-lubis

Post on 11-Jun-2017

223 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

SKENARIO 2

BATUK DARAH

Seorang laki-laki berumur 50 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan batuk darah. Pada pemeriksaan didapatkan habitus asthenikus dan ronkhi basah halus yang nyaring pada apeks paru kanan.

Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia, laju endap darah yang tinggi dan ditemukan bakteri tahan asam (BTA) pada pemeriksaan sputum.Hasil pemeriksaan foto toraks ditemukan adanya infiltrat di apeks paru kanan.

Dokter memberi terapi obat anti tuberculosis (OAT) dan menganjurkan keluarga serumah dengan beliau melakukan pemeriksaan serta menunjuk seorang keluarganya sebagai pengawas minum obat (PMO).Dan dokter juga mengajarkan etika batuk untuk mencegah penularan.

Page 2: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

SASARAN BELAJAR

1. Memahami Dan Menjelaskan Saluran Pernafasan Bagian Bawah 1.1 Makroskopis 1.2 Mikroskopis

2.Memahami Dan MenjelaskanMycobacterium Tuberculosis2.1 Definisi2.2 Morfologi2.3 Pengambilan, Pemeriksaan Dan Diagnosis Sampel

3.Memahami Dan MenjelaskanPenyakit Tuberculosis3.1 Definisi3.2 Epidemiologi3.3 Klasifikasi3.4 Etiologi 3.5 Patogenesis3.6 Manifestasi Klinis3.7 Diagnosis Dan Diagnosis Banding3.8 Penatalaksanaan 3.9 Komplikasi3.10 Prognosis3.11 Pencegahan

4. Memahami Dan Menjelaskan Etika Batuk

1. Memahami Dan Menjelaskan Saluran Pernafasan Bagian Bawah

Page 3: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

1.1 Makroskopis

www.cekkesehatan.com

Bifurcation trachea ada 2 cabang :1. Broncus dextra2. Broncus sinistra

Broncus dextra lebih sering terkena infeksi bila di bandingkan dengan broncus sinistra, hal tersebut dapat disebabkan oleh hal sbb :1. Lumen broncus dextra lebih luas dibandingkan dengan lumen broncus sinistra.2. Broncus dextra lebih pendek dengan panjang 2,5 cm dan sebanyak 6-8 buah cncin dan broncus sinistra dengan panjang 5 cm dengan 9-12 buah cincin.3. Broncus dextra membentuk sudut 25 derajat dengan garis tengah, sedangkan broncus sinistra 45 derajat. Jadi posisi broncus yang kanan lebih curam dari yang kiri.Dengan posisi anatomi tersebut di atas maka benda asing dari trache lebih mudah masuk ke broncus dextra dan mudah terjadi infeksi broncus = bronchitis.Broncus dalam paru memberikan cabang cabang ke setiap lobus paru disebut : ”broncus sekunder”

- Pada paru paru kanan ada 3 lobus : broncus lobaris superior, broncus lobaris media, broncus lobaris inferior- Pada paru paru kiri ada 2 lobus :broncus lobaris superior, broncus lobaris inferiorBroncus Dextra

Page 4: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

1. Lobus superior ( ada 3 segmen ) :- Broncus segmentalis apicalis- Broncus segmentalis posterior- Broncus segmentalis Anterior

2. Lobus Media ( ada 2 segmen ) :- Broncus segmentalis lateralis- Broncus segmentalis medialis

3. Lobus Inferior (ada 5 segmen ) :- Broncus segmentalis superior- Broncus segmentalis basalis Anterior- Broncus segmentalis basalis medialis- Broncus segmentalis basalis lateralis- Broncus segmentalis basalis Posterior

Broncus Sinistra1. Lobus superior ( ada 4 segmen ) :

- Broncus segmentalis Apicoposterior- Broncus segmentalis Anterior- Broncus segmentalis Lingularis superior- Broncus segmentalis lingularis inferior

2. Lobus Inferior (ada 5 segmen ) :- Broncus segmentalis superior- Broncus segmentalis basalis anterior- Broncus segmentalis basalis anterior- Broncus segmentalis basalis lateralis- Broncus segmentalis basalis posterior

PARU-PARU

Paru adalah organ utama untuk proses pernafasan yang berbentuk kerucut

Page 5: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

Apex → DiatasBasal → DibawahFissura Horizontalis : Antara Lobus superior dan Lobus mediaFissura Obliq : Antara Lobus Media dan Lobus InferiorTerletak di dalam cavum thorax yang mengisi ruangan dibagian lateral dari mediastinum.Pulmo di bungkus oleh jaringan ikat yaitu pleura.

1. Pleura parietalis : lapisan luar yang melapisi dinding dada yang terletak dibawah fascia endothoracica.2. Pleura viseralis : bagian yang melekat ke jaringan paru.3. Cavum pleura ruangan yang terdapat diantara 2 lapisan.Cavum pleura mengandung sedikit cairan pleura yang dihasilkan oleh lapisan pleura parietalis yang berfungsi sebagai pelumas untuk mengurangi friksi antara ke 2 pleura.Pleura parietalis berdasarkan letaknya terbagi atas :

1. Pleura costalis : Melapisi iga2. Pleura diafraghmatica : Melapisi diafhragma3. Pleura mediastinalis : Melapisi mediastinum4. Pleura cervicalis : Melapisi apex paru

Ressesus pleura adalah kantung pleura yang terdapat padalipatan pleura parietalis, disebabkan paru tidak sepenuhnya mengisi cavum pleura.

Hillus pulmonalis :Suatu daerah lipatan pleura pada Facies mediastinalis, dimana terjadinya peralihan dari pleura parietalis menjadi pleura Viseralis.

Pada jaringan paru bagian posterior di dapatkan jejas ( Alur ) Dari Alat alat yang lewat yang menekan jaringan paru, Antara Lain : → Mediastinum Posterior.

Page 6: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

1. Impressio cardiaca2. Sulcus vena cava3. Sulcus aorta thoracica4. Sulcus esophagia

1.2 MikroskopisParu-paru : sepasang

- menempati sebagian besar toraks - selalu berubah bentuk dan ukurannya pada fase respirasi yang berbeda

Paru kanan: terdiri dari 3 lobusParu kiri: terdiri dari 2 lobus Percabangan bronkus:- Trakea bercabang menjdi 2 bronchus primer.- Bronkus primer bercabang menjadi 3 bronki pd paru kanan, 2 bronki pada paru kiri - Bronkus bercabang → bronkiolus - Setiap bronkiolus bercabang → 5-7 bronkiolus terminalis - Permukaan luar paru dibungkus oleh membran serosa → pleura viseralis

Bronkus- Trakea bercabang menjadi 2 bronkus primer- Bronkus primer masuk ke jaringan melalui hilus dan bercabang menjadi 2 bronkiolus

sekunder (sisi kiri) dan 3 bronkiolus sekunder sisi kanan - Tiap bronkus sekunder utk satu lobus paru - Bronkus sekunder/bronkus lobaris bercabang menjadi bronkiolus - Bronkus sebelum masuk ke paru → bronkus ekstrapulmonal (struktur = trakea , diameter

lebih kecil)- Masuk ke paru → bronkus intrapulmonal (masih ada tulang rawan), lumen diliputi epitel

bertingkat torak bersilia dengan sel goblet- Terdapat kelenjar campur di lamina propria- Otot polos mengelilingi bronkus (spiral)

B ronkiolus - Diameter kurang 1 mm- Tidak terdapat tulang rawan

Page 7: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

- Epitel selapis torak bersilia dengan beberapa sel goblet- Tanpa kelenjar - Ada otot polos - Makin kecil bronkiolusnya (Æ 0,3 mm) epitelnya selapis kubis bersilia tanpa sel goblet

Bronkiolus Terminalis- Bronkiolus yg terkecil disebut BRONKIOLUS TERMINALIS (selapis torak bersilia atau

kubis bersilia atau tanpa silia tanpa sel goblet)- Bronkiolus terminalis → saluran terakhir dr konduksi - Pada epitel bronkiolus tdpt SEL CLARA → tdk tdpt silia tetapi punya mikrovili Sitoplasma

bergranula kasar - Lamina propria tipis - Otot polos tipis - Tdk ada kelenjar - Diduga mempunyai fungsi sekresi SURFAKTAN

Sintesa surfaktan dapat diinduksi, sehingga penanganannya akan lebih singkat - Mempermudah transport gas antara udara dan cairan - Penemuan terakhir mempunyai efek bakterisid terhadap bakteri yg sampai ke alveoli

Bronkiolus Respiratorius- Tiap bronkiolus terminalis bercabang menjadi 2 atau lebih B. respiratorius- Diameter B. respiratorius pd orang dewasa 0,5 mm- Merupakan saluran yg pendek - Peralihan antara bagian konduksi dan bagian respirasi - Dilapisi oleh epitel selapis kubis bersilia dan terdapat sel clara

Page 8: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

- Terdapat alveolus- Terdapat adanya serat kolagen, elastin dan otot polos yang terputus-putus - Jadi, ciri B. respiratorius adalah diantara alveoli terdapat epitel selapis kubis- Disini alveoli merupakan pertukaran gas yg pertama

Duktus Alveolari s - Saluran yang berdinding tipis dan putus-putus - Dilanjutkan saluran yang panjang berkelok-kelok dan bercabang banyak - D. alveolaris biasanya dikelilingi oleh sakus alveolaris - Dinding D. alveolaris diantara mulut alveoli diliputi oleh serat elastin, serat kolagen dan

sedikit otot polos → seperti titik2 diantara alveoli berdekatan

Sakus Alveolaris- Merupakan kantong yang dibentuk oleh dua alveoli atau lebih

Alveoli atau Alveolus - Kantung-kantung kecil yang dibentuk oleh selapis sel (spt sarang tawon)- Mudah terjadi difusi oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah - Melekat satu sama lain dan dipisahkan oleh septum interalveolaris/dinding alveolus- Antara dinding alveoli yg berdekatan terdapat lubang kecil dg diameter 10-15 mm → stigma

alveoli (porus alveolaris) → sirkulasi udara (keuntungan)- Kerugiannya : memudahkan bakteri menyebar - Setiap septum berisi satu atau lebih stigma alveoli- Septum interalveolaris terdiri atas 2 lapis epitel gepeng di dalamnya terdapat kapiler, serat

elastin, kolagen, fibroblast, serat retikulin

Lobulus Paru- Merupakan struktur dasar paru yang berbentuk piramid - Basisnya menghadap ke permukaan pleura dan apexnya menuju ke hilus

Page 9: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

Lung Unit Lung unit mrp satu kesatuan fungsional paru, terdiri atas :

- Bronkiolus respiratorius- Duktus alveolaris - Sakus alveolaris - Alveoli- Arteri pulmonalis - Vena pulmonalis - Kapiler limf - Serat-serat saraf dan anyaman penyambungnya

Pada septum interalveolaris terdapat macam sel yang hanya dapat dibedakan dengan mikroskop elektron yaitu :

Sel pneumosit tipe I / sel epitel alveoli / alveolar cell : ± 95 % sel dinding alveoli Inti gepeng Sitoplasma tipis mengelilingi dinding alveoli Pneumosit tipe II / sel septal / sel alveolar besar / sel sekretoris

- Bentuk kubis, inti bulat - Sel menonjol ke arah lumen alveoli- Berkelompok 2-3 sel - Sitoplasma mengandung multilamellar bodies, zat ini dilepaskan ke permukaan

sebagai surfaktan

Sel alveolar fagosit / sel debu / dust cell- Berasal dr monosit yang dihasilkan oleh sumsum tulang - Sel agak besar berbentuk bulat dengan inti bulat - Sitoplasma mengandung vakuola / yang tidak bervakuola ttp bergranula

Page 10: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

- Yang bervakuola berasal dari sel darah yang telah memfagosit lipid atau kolesterol sehingga terlihat selnya bervakuola .

Sel endotel kapiler- Sel ini melapisi kapiler darah - Inti sel gepeng - Kromatin inti halus - Relatif banyak ditemukan

Sel interstitial- Termasuk fibroblast dan sel mast- Blood air barrier :Merupakan struktur yang mempunyai tebal 0,2-0,5 µm, memisahkan udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler.- Struktur ini terdiri dari :

1. Sitoplasma sel epitel alveoli

Page 11: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

2. Lamina basalis sel epitel alveoli3. Lamina basalis sel endotel, sitoplasma sel endotel kapiler tipe kontinyu 4. Pd beberapa tempat lamina basalis sel epitel dan lamina basalis sel endotel saling melekat

satu sama lain, shg mengurangi Blood air barrier5. Paru mempunyai sekitar 300 juta alveoli, shg permukaan alveoli untuk pertukaran gas

tdpt sekitar 70-80 m²

Pembuluh Darah Par u terdapat dua pembuluh darah :A. Pulmonalis dan A. Bronkialis - Pulamonalis : arteri tipe elastis berisi darah venosa yang berasal dari ventrikel kanan jantung - Arteri bercabang2 berjalan bersama cabang bronkus sampai bronkiolus respiratorius - Bagian akhir arteriolnya akan membentuk jala-jala kapiler yg mengelilingi alveolus dan

terletak di septum interalveolaris - Venula yg berasal dari pleksus bersama dg cabang dr pleura akan berjalan dlm septum

interlobularis kmdn membentuk V. Pulmonalis yg akan masuk ke atrium kiri jantung - A. bronkialis lebih kecil dr A. Pulmonalis → berisi darah arteri yg berasal dr aorta atau A.

interkostalis - Cabang2nya akan memasuki dinding bronkus dan jaringan sekitarnya - Di daerah duktus alveolaris tdpt anastomosis antara kapiler-kapiler dari A. Pulmonalis dan A.

Bronkialis - Darah venosa akan kembali melalui V. Bronkialis dan bermuara ke V. Pulmonalis

Pembuluh Limf Paru- Terdapat 2 sistem aliran getah bening , yaitu aliran di permukaan / pleura dimana pembuluh

limf yg tdpt di bawah pleura viseralis membentuk anyaman dan menyalurkan ke kelenjar getah bening di hilus paru

- Aliran di bagian dalam paru merupakan pembuluh limf di tepi lobulus dan isinya dialirkan melalui bagian tepi paru ke hilus

- Semua limf yang lebih dalam berjalan bersama-sama bronkus , A. Pulmonalis dan V. Pulmonalis dialirkan ke kelenjar limf di hilus

Persarafan Paru- Serat saraf yg berasal dari N. Vagus membentuk pleksus di sekitar bronkus dan pembuluh

darah dan akan menyebabkan BRONKOKONSTRIKSI- Sel saraf yg berasal dr cabang : stimulasi simpatis → dilatasi bronkus

P leura - Merupakan membran serosa yg membungkus paru - Terdiri atas 2 lapisan : parietal dan viseral yg saling berhubungan di daerah hilus - Terdiri atas : serat kolagen, serat elastin, fibrobalas dan makrofag

Page 12: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

- Dilapisi oleh sel mesotel spt pd peritonium - Yg melekat pd paru → pleura viseral - Yg melekat pd toraks → pleura prietalis - Dalam keadaan normal rongga pleura berisi sedikit cairan yg bekerja sbg agen pelumas - Pada keadaan patologis tertentu, rongga pleura dpt mjd rongga sesungguhnya yg

mengandung cairan atau udara di dalamnya - Dinding rongga pleura seperti rongga serosa yg lain, sangat permiabel utk air dan substansi

lain- Cairan ini berasal dr plasma darah melalui eksudasi - Sebaliknya pd keadaan tertentu cairan atau gas cepat diabsorbsi

2. Memahami Dan Menjelaskan Mycobacterium Tuberculosis2.1 DefinisiMycobacterium tuberculosis merupakan bakteri penyebab penyakit tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis bersifat aerob,

2.2 Morfologi

Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman batang lurus atau agak bengkok, berukuran panjang 1 sampai 4 µ dan lebar 0,2 sampai 0,8 µ, dapat ditemukan bentuk sendiri maupun berkelompok. Kuman ini merupakan bakteri tahan asam (BTA) yang bersifat tidak bergerak, tidak berspora, dan tidak bersimpai.Pada pewarnaannyaM. tuberculosis tampak seperti manik-

Page 13: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

manik atau tidak terwarnai secara merata.Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup diudara kering maupun dalam keadaan dingin atau dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es.Hal ini dapat terjadi apabila kuman berada dalam sifat dormant (tidur).Pada sifat dormant ini apabila suatu saat terdapat keadaan dimana memungkinkan untuk berkembang, kuman tuberculosis ini dapat hidup kembali.

2.3 Pengambilan, Pemeriksaan Dan Diagnosis Sampel

Pengambilan spesimen dan transportasi- Gunakan botol yang memenuhi spesifikasi- Pastikan botol diberi label dan disegel- Lengkapi borang permintaan- 2-5 ml sputum, bukan saliva- Simpan di tempat dingin- Transportasi sesegera mungkin- Menjaga keamanan spesimen

Cara Mengambil Sampel SputumDokter atau perawat akan memberi Anda wadah plastik khusus untuk mengambil sputum. Ikuti langkah-langkah berikut dengan hati-hati:1. Wadah ini sangat bersih. Jangan membukanya hingga Anda siap menggunakan wadah.2. Segera setelah Anda bangun di pagi hari (sebelum Anda makan atau minum apa pun), sikatlah gigi dan bilas mulut dengan air. Jangan menggunakan cairan pencuci mulut.3. Jika mungkin, pergilah ke luar atau buka jendela sebelum mengambil sampel sputum. Ini membantu melindungi orang lain dari kuman TBC ketika Anda batuk.4. Ambil napas dalam-dalam, kemudian tahan selama 5 detik. Secara perlahan keluarkan napas.Ambil napas dalam sekali lagi, kemudian batuklah dengan keras sehingga keluar sputum di mulut Anda.5. Ludahkan sputum ke wadah plastik.6. Ulangi ini terus sehingga sputum mencapai garis 5 ml (atau lebih) pada wadah plastik. Ini kurang lebih sejumlah 1 sendok teh sputum.7. Pasang tutup wadah dengan kuat agar tidak bocor.8. Cuci bagian luar wadah, kemudian keringkan.9. Cantumkan tanggal pengambilan sputum pada wadah tersebut.10. Masukkan wadah ke kotak atau kantung yang diberikan oleh perawat kepada Anda.11. Serahkan wadah ke klinik atau perawat. Anda dapat menyimpan wadah di dalam kulkas selama semalam jika perlu.Jangan simpan wadah dalam freezer atau membiarkannya dalam suhu ruangan.Untuk membiakkan bakteri digunakan medium biakan.Medium untuk biakan primer mikobakterium harus meliputi media selektif maupun non-selektif. Terdapat tiga formulasi umum yang dapat digunakan untuk media biakan bakteri :

Page 14: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

1. Medium agar semi-sintetik (middlebrook 7H10 dan 7H11)Mengandung garam, vitamin, kofaktor, asam oleat, albumin, katalase, gliserol, glukosa, dan malakit hijau.Untuk 7H11 ditambahkan kasein hidrolisat.Albumin berfungsi untuk menetralisir efek toksik dan efek inhibisi asam lemak dalam spesimen atau medium.Karena inokulum besar mungkin diperlukan, medium ini mungkin kurang sensitif dengan medium lain untuk isolasi primer mikobakterium.Media ini cocok untuk observasi morfologi koloni, untuk uji sensitifitas, apabila ditambahkan antibiotik maka dapat menjadi media selektif.2. Medium telur inspissated (Lowenstein-Jensen)Mengandung garam, gliserol, dan substansi organik kompleks (telur segar atau kuning telur, tepung kentang dan lain-lain dalam berbagai macam kombinasi). Malakit hijau ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan bakteri lain. Inokulum yang kecil dalam spesimen akan tumbuh pada medium ini dalam waktu tiga sampai enam minggu. Untuk penggunaan medium selektif cukup ditambahkan antibiotik.3. Medium kaldu (middlebrook 7H9 dan 7H12) mendorong proliferasi inokulum yang kecil. Awalnya, mikobakterium tumbuh dalam bentuk rumpun karena sifat hidrofobik permukaan selnya. Jika ditambahkan twins (ester asam lemak yang larut air) zat ini akan membasahi permukaannya dan memungkinkan terjadinya penyebaran pertumbuhan pada medium cair. Pertumbuhan pada medium ini lebih cepat daripada medium kompleks.

Identifikasi melalui pewarnaan Ziehl Neelsen 1. Siapkan sediaan yg sdh direkatkan oleh sputum 2. Fiksasi3. Tuangi dengan Karbol fuchsin, diamkan selama 5 menit4. Panaskan sampai keluar uap, tapi tidak sampai mendidih selama 5 menit5. Cuci dengan air mengalir6. Tuang dengan H2SO4 5% selama 3 detik sambil sediaan dimiringkan7. Tuang kembali dengan alkohol 60% slm 30 detik8. Cuci dengan air mengalir9. Tuang dengan biru metilen, diamkan selama 1-2 menit10. Cuci dengan air mengalir11. Keringkan di atas kertas saring tanpa menggosoknya12. Teteskan sedikit minyak emersi13. Lihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x

Interpretasi Hasil :

Hasil Jumlah BTA

Negatif (-) BTA yang terlihat pd 100 lap pandangJumlah actual 1–9 BTA / 100 lap pandang1+ 10–99 BTA / 100 lap pandang

Page 15: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

2+ 1–10 BTA / lap min dlm 50 lap pandang3+ > 10 BTA / lap min 20 lap pandang

3. Memahami Dan Menjelaskan Penyakit Tuberculosis3.1 DefinisiTuberkulosis paru adalah contoh lain infeksi saluran nafas bawah. Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme Mycobacterium Tuberculosis, yang biasanya ditularkan melalui inhalasi pericikan ludah (droplet), orang ke orang, dan mengkolonisasi bronkiolus atau alveolus.

3.2 EpidemiologiDiseluruh Dunia tahun 1990 WHO melaporkan 3,8 juta kasus baru TB dengan 49% kasus terjadi di Asia Tenggara. Menurut global TB-WHO tahun 1998 pusat dari epidemiologi TB berada di Asia dengan 4,5 juta dari 8 juta kasus yang terdapat di dunia 50% kasusnya di 6 negara yaitu India, China, Bangladesh, Pakistan, Indonesia dan Philiphina. Indonesia urutan ke 3 setelah India dan China.Berdasarkan survey badan kesehatan rumah tangga dan kesehatan nasional tahun 2001 TB menempati ranking no.3 sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia.Peringkat Indonesia ini di bawah India, China dan Afrika Selatan.Pada Global Report WHO 2010, didapat data TB Indonesia, Total seluruh kasus TB tahun 2009 sebanyak 294731 kasus, dimana 169213 adalah kasus TB baru BTA positif. Data terbaru tahun 2012 dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Kemenkes, memperkirakan ada 430.000 kasus TB baru. Indonesia bahkan tercatat sebagai negara penyumbang kasus TBC nomor empat di dunia setelah India, China dan Afrika Selatan.Diperkirakan ada 430 ribu kasus TBC baru dan 169 orang di antaranya meninggal setiap hari.TBC menyebar secara merata di seluruh wilayah.Namun kondisi yang paling memprihatinkan adalah di wilayah Indonesia bagian timur seperti Papua, Maluku, NTT, NTB.Kondisi ini memprihatinkan karena ada hubungannya dengan faktor kemiskinan, perilaku hidup sehat dan hal berkaitan lainnya.

3.3 KlasifikasiDari sistem lama diketahui beberapa klasifikasi, seperti :

Secara patologis, dibedakan menjadi :1. TB Primer (Childhood TB)2. TB Post-primer (Adult TB)

Berdasarkan aktivitas radiologis, dibedakan menjadi :1. TB Paru Aktif2. TB Paru Non-Aktif3. TB Paru Queiscent (bentuk aktif yang sudah mulai sembuh)

Berdasarkan radiologis dilihat dari luas lesi, dibedakan menjadi :

Page 16: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

1. TB minimal, terdapat sebagian kecil infiltrate nonkavitas pada satu paru/ keduanya, tetapi jumlahnya tidak melebihi satu lobus paru.2. Moderately advanced TB, ada kavitas dengan diameter tidak lebih dari 4cm. Jumlah infiltrat bayangan halus tidak lebih dari satu bagian paru dan bayangan kasarnya tidak lebih dari satu bagian paru.3. Far advanced TB, terdapat infiltrate dan kavitas yang melebihi keadaan diatas.

Tahun 1974, American Thoracic Society membuat klasifikasi baru berdasarkan aspek masyarakat, yaitu :1. Kategori 0Tidak pernah terpajan dan terinfeksi, riwayat kontak (-), tes tuberkulin (-) 2. Kategori 1Terpajan TB, tidak terbukti ada infeksi, riwayat kontak (+), tes tuberkulin (-)3. Kategori 2Terinfeksi TB, tapi tidak sakit, tes tuberkulin (+), tes radiologis dan sputum (-)4. Kategori 3Terinfeksi TB dan sakit.

Klasifikasi berdasarkan kelainan klinis, radiologis, dan mikrobiologis merupakan klasifikasi yang paling sering dipakai di Indonesia, meliputi :1. Tuberkulosis Paru (Aktif)2. Bekas Tuberkulosis Paru3. Tuberkulosis Paru Tersangka, dibagi menjadi :

a. TB paru tersangka yang diobati (sputum BTA negatif + tanda lainnya positif)b. TB paru yang tidak dapat diobati (sputum BTA negatif + tanda lainnya meragukan)

Dalam 2-3 bulan, TB tersangka harus dipastikan apakah termasuk TB aktif atau bekas TB. Dalam klasifikasi ini, perlu pula dicantumkan status bakteriologi, mikroskopis sputum BTA (langsung), biakan sputum BTA, status radiologis terkait TB, dan status kemoterapi (riwayat pengobatan TB).

Selain itu, beberapa klasifikasi TB lainnya adalah sebagai berikut :

Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena• Tuberkulosis paru. Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan (parenkim) paru.Tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus.• Tuberkulosis ekstra paru. Adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (perikardium), kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.

Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopisYaitu pada TB paru:• Tuberkulosis paru BTA positif.

- Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.

Page 17: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

- 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada menunjukkan gambaran tuuberkulosis.

- 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB positif.- 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada

pemeriksaan sebelumnya memberi hasil BTA negatif dan tidak ada perbaikan selama pemberian antibiotika non OAT.

• Tuberkulosis paru BTA negatif. Kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA positif. Kriteria diagnosis TB paru BTA negatif harus meliputi:

- Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif.- Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis.- Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.- Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi pengobatan.

Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan penyakit- TB paru BTA negatif foto toraks positif dibagi menjadi bentuk ringan dan berat

berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya. Bentuk berat bila gambaran foto toraks memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas (misalnya proses far advanced) dan atau keadaan umum pasien buruk.

- TB ekstra paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu: - TB ekstra paru ringan, misalnya: TB kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang

(kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal.- TB ekstra paru berat, misalnya: menignitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis

eksudativa bilateral, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kemih dan alat kelamin.Catatan: Bila seorang pasien TB paru juga mempunyai TB ekstra paru, maka untuk kepentingan pencatatan, pasien tersebut harus dicatat sebagai pasien TB paru.Bila seorang pasien dengan TB ekstra paru pada beberapa organ, maka dicatat sebagai TB ekstra paru pada organ yang penyakitnya paling berat.

Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnyaKlasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya dibagi menjadi beberapa tipe pasien, yaitu:

- Baru. Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menekan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).

- Kambuh (relaps) adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapatkan pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif (apusan atau kultur).

- Pengobatan setelah putus obat (default) adalah pasien yang telah berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.

Page 18: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

- Gagal (failure) adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan.

- Pindahan (transfer in) adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan pengobatannya.

- Lain-lain adalah semua kasus yang tidak memenuhi kriteria di atas. Dalam kelompok ini termasuk Kasus Kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan.

\3.4 EtiologiPenyakit Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosa.Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam (BTA). Kuman tuberculosis cepat mati dengan sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat dorman selama beberapa tahun.Kuman dapat disebarkan dari penderita tuberculosis BTA positif kepada orang yang berada disekitarnya, terutama yang kontak berat.Tuberculosis merupakan penyakit yang sanagt infeksius.Seorang penderita tuberculosis dapat menularkan penyakit kepada 10 orang disekitarnya.Menurut perkiraan WHO, 1/3 penduduk dunia saat ini telah terinfeksi M. tuberculosis.Beberapa alasan yang mungkin bisa menyebabkan penyakit Tuberculosis.

- Kemiskinan pada berbagai penduduk- Adanya perubahan demografik dengan meningkatnya penduduk dunia- Perlindungan kesehatan yang tidak mencukupi- Tidak memadai pendidikan mengenai tuberculosis- Terlantar dan kurangnya biaya untuk obat- Lingkungan hidup yang sangat padatdan permukiman diwilayah kota

3.5 Patogenesis

Page 19: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

Penularan TB terutama terjadi melalui udara, apabila penderita batuk, bersin, atau meludah.Droplet yang dikeluarkan bersifat infeksius, apalagi bila dalam jumlah besar dengan potensi penularan di setiap dropletnya. Penularan hanya dapat berlangsung dari orang yang menderita TB aktif, bukan laten. Kemungkinan transmisi tergantung dari jumlah droplet infeksius, lama paparan, serta virulensi strain.Patogenesis TB pada orang yang sebelumnya belum pernah terpajan, bergantung pada perkembangan respon imun anti-mikobakterium, sel yang bermediasi akan menimbulkan resistensi pada mikobakterium dan berakhir pada timbulnya hipersensitivitas terhadap antigen mikobakterium. Manifestasi patologis TB seperti granuloma dan kavitas timbul karena adanya hipersensitivitas tersebut.

Page 20: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

Makrofag merupakan sel utama yang diserang M. tuberculosis. Pada awal infeksi, basil M. tuberculosis, bereplikasi tanpa hambatan, namun nantinya karena ada respon dari T-Helper1 (TH1) akan menstimulasi makrofag agar membatasi proliferasi M. tuberculosis. M. tuberculosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di jaringan paru, masuk dan bereplikasi di dalam makrofag. M. tuberculosis masuk ke dalam makrofag dengan cara endositosis yang dimediasi beberapa reseptor pada makrofag, reseptor mannose akan melekat pada lipoarabinomannan pada dinding bakteri, selain itu komplemen juga dapat mengopsonisasi bakteri. Setelah berada di dalam makrofag, M. tuberculosisakan bereplikasi di dalam fagosom dan secara aktif menghambat fusi fagosom-lisosom. M. tuberculosis memiliki beberapa mekanisme untuk menghambat formasi fagolisosom, salah satunya melalui hambatan sinyal Ca 2+

dan hambatan rekrutmen protein dasar yang berperan dalam formasi fagolisosom.Oleh karena itu, kurang dari 3 minggu (pada stadium primer) pada individu yang belum tersensitisasi, TB ditandai adanya proliferasi bakteri pada makrofag alveolar dan ruang udara.M. tuberculosisakan membentuk suatu sarang pneumoni, yang disebut sarang atau afek primer. Sarang ini dapat timbul pada seluruh bagian paru. Dari sarang primer, akan terjadi peradangan saluran limfe menuju hilus (limfangitis lokal). Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus (limfadenitis regional).Afek primer bersama-sama dengan limfangitis regional dikenal sebagai kompleks primer. Selanjutnya kompleks primer dapat berkembang menjadi : Sembuh tanpa cacat. Sembuh dengan sedikit bekas (sarang Ghon, garis fibrotik, sarang perkapuran di hilus). Menyebar secara perkontinuitatum, bronkogen, hematogen dan limfogen yang pada akhirnya

mengakibatkan bakterimia. Walaupun terjadi bakterimia, kebanyakan pasien pada stadium primer asimptomatik atau hanya flu-like illness ringan.

Sekitar 3 minggu setelah infeksi, respon TH1 terhadap M. tuberculosis akan mengaktifkan makrofag menjadi bakterisidal. TH1 distimulasi oleh antigen M. tuberculosis yang dipresentasikan APC dengan MHC kelas II pada nodus limfe.Diferensiasi TH1 bergantung pada adanya IL-12 yang diproduksi oleh APC yang bertemu antigen bakteri. TH1 yang matur baik pada nodus limfe dan paru akan menghasilkan IFN-γ. IFN-γ merupakan mediator yang penting sehingga makrofag menjadi kompeten untuk membatasi infeksi M. tuberculosis.IFN-γ menstimulasi formasi fagolisosom pada makrofag yang terinfeksi melalui pajanan bakteri pada lingkungan yang asam. Selain itu IFN-γ juga menstimulasi ekspresi inducible nitric oxide synthase (iNOS) yang akan memproduksi nitric oxide (NO). NO selanjutnya akan mencetus pembentukan nitrogen reaktif dan radikal bebas yang dapat mengoksidasi komponen M. tuberculosis.Selain menstimulasi makrofag untuk membunuh M. tuberculosis, TH1 juga menimbulkan respon pembentukan granuloma dan nekrosis perkijuan. Makrofag yang teraktivasi dan distimulasi IFN-γ akan memprodukasi TNF yang selanjutnya akan merekrut monosit. Monosit tersebut akan berdiferensiasi menjadi sel epiteloid yang menjadi ciri khas respon granulomatosa. Granuloma yang terbentuk berfungsi untuk mencegah penyebaran kuman dan menyediakan lingkungan

Page 21: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

untuk komunikasi sel imun. Di dalam granuloma, limfosit T akan mensekresikan sitokin-sitokin seperti IFN-γ, yang akan mengaktivasi makrofag untuk menghancurkan bakteria. Walaupun begitu, bakteri tidak selalui dapat dieliminasi sepenuhnya oleh granuloma, tetapi bisa berubah menjadi keadaan dorman, menyebakan adanya infeksi laten. Selain itu, pusat granuloma juga dapat terjadi nekrosis, membentuk suatu nekrosis perkijuan (kaseosa).Tuberkulosis post primer dapat timbul bertahun-tahun sesudah tuberkulosis primer, biasanya pada usia 15-40 tahun. Bentuk TB ini menjadi suatu masalah kesehatan karena dapat menjadi sumber penularan.Tuberkulosis post-primer dimulai dengan sarang dini yang umumnya terletak di segmen apical lobus superior atau lobus inferior. Sarang ini awalnya berbentuk suatu sarang pneumoni kecil, dengan perjalanan:1. Diresorpsi kembali dan sembuh tanpa cacat.2. Meluas, namun segera mengalami penyembuhan dengan penyebukan jaringan fibrosis.

Selanjutnya akan mengalami pengapuran dan sembuh dalam bentuk perkapuran. Sarang dapat menjadi aktif kembali dengan membentuk jaringan keju dan menimbulkan kavitas bila jaringan dibatukkan keluar.

3. Meluas dan membentuk jaringan keju (kaseosa). Apabila jaringan dibatukkan keluar akan muncul kavitas. Kavitas awalnya berdinding tipis, kemudian akan menjadi tebal (kavitas sklerotik). Kavitas tersebut akan menjadi: Meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumoni baru. Memadat dan membungkus diri (enkapsulasi) dan disebut tuberkuloma. Tuberkuloma

dapat mengalami perkapuran dan menyembuh, tetapi mungkin aktif kembali, mencair dan menjadi kavitas lagi.

Bersih dan menyembuh, disebut sebagai open healed cavity atau kavitas menyembuh dengan membungkus diri dan akhirnya mengecil. Kemungkinan berakhir sebagai kavitas yang terbungkus dan menciut sehingga terlihat seperti bintang (stellate shaped).

3.6 Manifestasi KlinisGejala sistemik/umum: a. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah) b. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai

keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul

c. Penurunan nafsu makan dan berat badan d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah

Gejala khusus: a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus

(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.

b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.

Page 22: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.

Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang

3.7 Diagnosis Dan Diagnosis BandingDiagnosis dimulai dengan melakukan anamnesis terhadap pasien, biasanya akan mengatakan keluhan-keluhan seperti yang dijelaskan diatas, yaitu batuk berkepanjangan, demam, dsb.

- Demam subfebril (anget) atau mencapai 40 derajat, biasanya terjadi jika daya tahan tubuh pasien rendah.

- Batuk atau batuk darah akibata adanya iritasi pada bronkus, biasanya dimulai dari batuk kering, timbul peradangan, sehingga batuk menghasilkan sputum

- Sesak nafas, jika infiltrasi sudah lebih dari setengah tahun- Nyeri dada- Malaise akibat anoreksia (tidak nafsu makan)

Dari pemeriksaan fisik, didapatkan konjungtiva mata atau kulit yang pucat, badan kurus (BB menurun). Tempat kelainan lesi TB paru yang paling dicurigai adalah bagian apeks paru, akan didapatkan perkusi redup dan auskultasi suara napas bronchial, didapatkan bunyi tambahan berupa ronki basah, kasar, nyaring. Dalam penampilan klinis, TB paru sering asimtomatik.

Dari pemeriksaan radiologisdidapatkan :Bisa menemukan garis-garis fibrotic, kalsifikasi, kavitas dan emfisema.Foto thoraks dengan posisi lateral, toplordotik, oblique dan tomografi. Lesi tuberkulosis umumnya di daerah apeks paru (segmen apikal lobus atas atau segmen

apikal lobus bawah), dapat juga mengenai lobus bawah (bagian inferior) atau di daerah hilus menyerupai tumor.

Pada kavitas bayangannya berupa cincin yang mula-mula berdinding tipis, lama-lama dinding menjadi sklerotik dan terlihat menebal.

Gambaran tuberkulosis milier terlihat berupa bercak-bercak halus yang tersebar rata pada seluruh lapangan paru.

Gambaran radiologis lain adalah penebalan pleura (pleuritis), massa cairan di bagian bawah paru (efusi pleura/empiema), radiolusen di pinggir paru/pleura.

Gambaran Torak NormalSyarat Gambaran Torak normal :1. CTR < 50%2. Aorta tidak melebar, tidak kalsifikasi dan tidak elongasio3. Mediastinum superior tak melebar

Page 23: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

4. Trachea di tengah5. Hilus tak menebal, tak suram dan tak melebar6. Corakan bronchovaskular < 2/3 paru, tak tampak infiltrat/ lesi7. Diafragma licin8. Sinus kostofrenikus lancip9. Tulang intak10. Jaringan lunak ekstrapulmonum baik

Paru- Bronchovaskuler vaskuler dikotomi (bercabang)- Corakan bronchovaskular < 2/3 lap paru- Tak tampak infiltrat- Tak tampak lesi nodul, corakan meningkat, kranialisasi dll

Terdapat Infiltrat Tuberculosis

Pemeriksaan Lab1. Darah : Pemeriksaan ini kurang mendapat perhatian karena kadang kadang hasil

meragukan, hasil tidak sensitive dan juga tidak spesifik.

Page 24: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

2. Sputum : Pemeriksaan ini penting karena dengan ditemukan kuman BTA, diagnosis tuberculosis sudah dapat dipastikan.

3. Tes tuberculin : Masih banyak dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis tuberculosis terutama pada anak-anak. Tes ini hanya menyatakan apakah seseorang individu sedang atau pernah mengalami infeksi mycobacterium tuberculosis, mycobacterium bovis, vaksinasi bcg dan mycobacteria lainnya.

Diagnosis Banding :1. Pneumonia2. Tumor atau keganasan paru3. Jamur paru4. Penyakit paru akibat kerja5. Bronkiektasis6. Bronchitis kronik7. Asma Bronkiale8. Ca Paru

3.8 PenatalaksanaanPrinsip pengobatanPengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut:- OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan

dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal (monoterapi). Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan.

- Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).

- Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan

Tahap awal (intensif)- Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara

langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. - Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. - Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.

Tahap Lanjutan- Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu

yang lebih lama

Page 25: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

- Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan

Katerogi Pasien TBResimen Pengobatan*Fase Awal Fase Lanjutan

1 TBP sputum BTA (+) baruBentuk TBP beratTB ekstra-paruTBP BTA-negatif

2 SHRZ (EHRZ)2 SHRZ (EHRZ)2 SHRZ (EHRZ)

6 HE4 HR4 H3R3

2 RelapsKegagalan pengobatanKembali ke default

2 SHZE/1 HRZE2 SHZE/1 HRZE

5 H3R3E35 HRE

3 TBP sputum BTA-negatifTB ekstra-paru(menengah berat)

2 HRZ atau 2 H3R3Z3

2 HRZ atau 2 H3R3Z3

2 HRZ atau 2 H3R3Z3

6 HE2 HR/4 H2 H3R3/4 H

4 Kasus kronis (masih BTA-positif setelah pengobatan ulang yang disupervisi

Tidak dapat diaplikasikan(mempertimbangkan menggunakan obat-obatan barisan kedua)

Singkatan: TB = TBP = Tuberkulosis paru; S = Streptomisin; H = Isoniazid; R = Rifampisin; Z = Pirazinamide; E = Etambutol.Membaca resimen, misalnya: 2 SHRZ (EHRZ)/4 H3R3 menunjukkan sebuah resimen untuk 2 bulan di antara obat-obatan etambutol, isoniazid, rifampisin, dan pirazinamide yang diberikan setiap hari yang diikuti dengan pemberian 4 bulan isoniazid dan rifampisin yang diberikan tiap hari atau 3x seminggu.

Nama ObatDosis Obat Dosis Berkala 3x

SemingguBB <50 kg BB >50 kgIsoniazidRifampisinPirazinamideStreptomisinEtambutolEtionamidPAS

300 mg450 mg1000 mg750 mg750 mg500 mg99

400 mg600 mg2000 mg1000 mg1000 mg750 mg10 g

600 mg600 mg2-3 g1000 mg1-1.5 g

Page 26: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

Obat Efek SampingIsoniazid

RifampisinStreptomisinEtambutolEtionamidPASCycloserin

Neuropati perifer yang dapat dicegah dengan pemberian vitamin B6, hepatotoksikSindrom flu, hepatotoksikNefrotoksik, gangguan nervus VIII kranialNeuritis optika, nefrotoksik, skin rash/dermatitisHepatotoksik, gangguan pencernaanHepatotoksik, gangguan pencernaanSeizure/kejang, depresi, psikosis

Pengawas Meminum Obat (PMO)

1. Persyaratan PMO yaitu :a. Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas kesehatan maupun pasien,

selain itu harus disegani dan dihormati oleh pasien.b. Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien.c. Bersedia membantu pasien dengan sukarela.d. Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan pasien.

2. Siapa yang bisa jadi PMO :Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya bidan di desa, perawat, pekarya, sanitarian, juru immunisasi dan lain-lain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK atau tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga.

3. Tugas seorang PMO :a. Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan.b. Memberikan dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur.c. Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada yang telah ditentukan.d. Memberikan penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang mempunyai gejala-gejala

mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan (UPK).e. Tugas seorang PMO bukanlah untuk menggantikan kewajiban pasien mengambil obat dari

UPK.

4. Informasi penting yang perlu dipahami PMO untuk disampaikan kepada pasien dan keluarganya :a. TB disebabkan kuman, bukan penyakit keturunan dan kutukan.b. TB dapat disembuhkan dengan berobat teratur.c. Cara penularan TB, gejala-gejala yang mencurigakan dan cara pencegahannya.

Page 27: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

d. Cara pemberian pengobatan pasien (tahap intensif dan lanjutan).e. Pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur.f. Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera meminta pertolongan ke

UPK.

3.9 Komplikasi- Komplikasi Dini : pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis, usus dan poncet’s arthropathy- Komplikasi Lanjut : Obstruksi saluran nafas → SOPT (sindrom obstruksi pasca tuberculosis), kerusakan parenkim paruberat, kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, Sindrom gagal napas dewasa (ARDS), sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB.

3.10 PrognosisPrognosis umumnya baik jika infeksi terbatas diparu, kecuali jikadisebabkanoleh strain resistenobat atau terjadi pada pasien berusialanjut,dengan debilitas, atau mengalami gangguankekebalan, yang berisiko tinggi menderitatuberkulosis milier.

3.11 Pencegahan1. Promotif

a. Penyuluhan kepada masyarakat apa itu TBCb. Pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularan, cara

pencegahan, faktor resikoc. Mensosialisasiklan BCG di masyarakat.

2. Preventif a. Vaksinasi BCGb. Menggunakan isoniazid (INH)c. Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab.d. Bila ada gejala-gejala TBC segera ke Puskesmas/RS, agar dapat diketahuisecara dini.

4. Memahami Dan Menjelaskan Etika Batuka. Ketika hendak batuk baiknya sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda dan

tutup hidung dan mulut anda dengan menggunakan tissue atau saputangan atau lengan dalam baju anda setiap kali anda merasakan dorongan untuk batuk atau bersin.

b. Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.c. Tinggalkan ruangan/tempat anda berada dengan sopan dan mengambil kesempatan untuk

pergi cuci tangan di kamar kecil terdekat atau menggunakan gel pembersih tangan.d. Gunakan masker untuk menjaga agar tidak menular ke orang lain.

DAFTAR PUSTAKA :

- Amin Z, Bahar A 2009. Tuberkulosis Paru, dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi V, Jakarta: Interna Publishing

Page 28: 207761767 Wrap Up Pbl Sken 2 Blok Respi

- Jawetz, Melnick, & Adelberg’s. 2008. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23. Jakarta: EGC

- Yunus, Faisal, dkk. 2006. Tuberkulosis, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Sandoz

- Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi 2, cetakan pertama.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007).

- Eroschenko, Victor P. 2010. Atlas Histologi Difiore Edisi 11. Jakarta: EGC

- http://medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm

- www.exomedindonesia.com