20110811 frb bahasa
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
1/61
POTRETKONDISI
MASYARAKAT
DANAKTIVITAS
EKONOMIDIDASAIR
BENGKULU
OKA ANDRIANSYAH
RITA MUSTIKASARI
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
2/61
Publikasi ini merupakan pembelajaran dari proyek program peningkatan kapasitas
diri bagi Telapak dan mitranya.
MoU: 313-2009-527-CN antara Telapak dan Both ENDS, Belanda.
Both ENDS menerima dana dari DGIS/PSO asosiasi organisasi pembangunan
Belanda untuk menguatkan Kelompok Masyarakat Sipil dalam
mengimplementasikan Pendekatan Negosiasi (NA). Ini merupakan sebuah usaha
dalam proses pembuatan kebijakan yang bertujuan menguatkan aktor lokal yang
mampu terlibat penuh dalam semua tingkatan pembuatan kebijakan.
Email: [email protected]
Website: www.bothends.org
Yayasan Ulayat Bengkulu (YUB)
Website: http://www.ulayat.or.id
Telapak
Email: [email protected]
Website: www.telapak.org
www.air.telapak.org
Juli 2011
mailto:[email protected]://www.bothends.org/http://www.ulayat.or.id/mailto:[email protected]://www.telapak.org/http://www.air.telapak.org/http://www.air.telapak.org/http://www.telapak.org/mailto:[email protected]://www.ulayat.or.id/http://www.bothends.org/mailto:[email protected] -
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
3/61
AKRONIMAA (Activity Analysis): Analisa Kegiatan
CDP IWRM NA (Telapaks Capacity Development Project for Negotiated Approach
to Integrated Water Resources Management): Proyek Pembangunan Kapasitas
untuk Pendekatan Negosiasi atas Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Telapak
Forum DAS WALMAS: Forum Daerah Aliran Sungai Walenrang-Lamasi
GP3A: Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air
PSDAT: Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu
KDL: Komite DAS Lamasi
LA (Livelihood Analysis): Analisa Strategi Nafkah
PBS: Perkumpulan Bumi Sawerigading
PERDA: Peraturan Daerah
PSDA Kabupaten: Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten
PUSTU: Puskesmas Pembantu
P3A: Perkumpulan Petani Pengguna Air
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
4/61
UCAPAN TERIMA KASIHPublikasi ini kami terbitkan sebagai pembelajaran bersama atas pengelolaan
suatu daerah aliran sungai, utamanya DAS Air Bengkulu.
Pengumpulan data Analisa Nafkah Hidup (livelihood) dan Analisa AktivitasEkonomi dilakukan intensif sepanjang Sungai Air Bengkulu.
Penentuan kelompok rentan yaitu kelompok pengguna air yang sepenuhnya
tergantung atas keberadaan sungai, dan aktivitas ekonomi kritis yaitu
kegiatan-kegiatan industri dan pertanian yang pada umumnya yang memberi
dampak langsung (umumnya negatif) atas sungai.
Penulis berharap semakin banyak mitra dan masyarakat luas yang tertarik
dan terlibat penuh dalam pengelolaan air, dan lebih jauh lagi mengambil
peran aktif dalam setiap tahapan manajemen (pembuatan perencanaan,
implementasi dan monitoring-evaluasi) dan mampu menegosiasikan
kepentingannya hingga mempengaruhi pembuatan kebijakan.
Terimakasih kepada teman-teman di Telapak, PBS dan YUB. Mari kita
bersama-sama menggunakan serial publikasi ini untuk mengembangkan
dengan lebih baik pengetahuan tentang Daerah Aliran Sungai di wilayah kita
masing-masing dan mendukung para pengguna air dalam menegosiasikan
kepentingan mereka untuk pendekatan yang seimbang antara pengurangan
kemiskinan, penggunaan air secara berkelanjutan dan pembangunan
ekonomi.
Penulis
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
5/61
5
KATA PENGANTAR ULAYATUlayat sebelumnya telah memiliki pengalaman dalam pengelolaan air di DAS
Manjunto. Seperti halnya dengan kebanyakan NGO di Indonesia,
pengelolaan sumberdaya air sebelum ini tidak menjadi isu utama namun
dikaitkan dengan advokasi pengelolaan sumber daya alam dan inisiatif
pengelolaan DAS merupakan kegiatan yang menyertai kampanye anti
penebangan liar dan ekspansi perkebunan besar kelapa sawit. Ulayat
kemudian terus memperkuat kapasitas dalam hal dan menjadi pemimpin
dalam advokasi pengelolaan sumberdaya air terpadu.
Dalam tiga tahun terakhir Ulayat membangun kerja-kerja di ekosistem DAS
Air Bengkulu. Mengapa DAS Air Bengkulu, karena Ulayat cukup percaya diri
untuk mendorong terwujudnya pengelolaan sungai yang baik di DAS ini,
yang meskipun merupakan DAS kecil dan bukan prioritas nasional, namun
memiliki persoalan yang langsung bersinggungan dengan hajat hidup
masyarakat termawuk warga ibukota propinsi, dan Ulayat memiliki jaringanyang kuat dibuat dengan LSM, media (Ulayat adalah salah satu pendiri
stasiun TV) dan pemerintah.
Agar keterlibatan masyarakat di dalam pengelolaan sumber daya air bisa
berjalan efektif, maka hal penting yang dibutuhkan adalah mempersiapkan
kapasitas dan kemampuan masyarakat dalam memberikan argumen dan
masukan yang konstruktif, dalam proses-proses bernegosiasi dengan para
pengambil kebijakan. Sejalan dengan itu, kami menyambut baik terbitnya
serial buku Analisa Nafkah Hidup dan Analisa Aktivitas Ekonomi. Semoga
rangkaian serial publikasi ini dapat memberikan manfaat sebagai panduan
bagi para pemangku kepentingan, khususnya bagi kelompok masyarakatsipil untuk mendorong keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan
pengelolaan sumber daya air di Indonesia yang lebih baik dan adil.
Dickson Aritonang
Ketua Badan Pembina
Yayasan Ulayat Bengkulu
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
6/61
6
PENGANTARMasyarakat sebagai pemegang hak (right holder), seperti yang dimandatkan
di dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945, akan dijamin oleh negara untuk
mendapatkan air bagi pemenenuhan kebutuhan pokok di dalam
kehidupannya sehari-hari. Agar dapat terselenggara dengan baik, maka
Undang-Undang no 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air mengatur
pengelolaan sumber daya air dilakukan dengan melibatkan peran
masyarakat. Dengan demikian, menjadi sangat penting untuk memastikan
keterlibatan masyarakat dan organisasinya dalam perencanaan maupun
pelaksanaan pengelolaan sumber daya air di Indonesia.
Di tataran praktek pada kehidupan sehari-hari, banyak kita temukan
masyarakat yang secara aktif dan arif menjaga dan memanfaatkan sumber
daya air untuk pemenuhaan kebutuhan atas air. Dengan fakta seperti ini,
sudah seharusnya pemerintah memberikan pengakuan atas upaya mereka
dalam mengelola sumber daya air dan menyediakan ruang seluas-luasnya
agar terlibat dalam penentuan kebijakan pengelolan sumber daya air karena
menyangkut keberlanjutan kehidupan mereka.
Agar keterlibatan masyarakat di dalam pengelolaan sumber daya air bisa
berjalan efektif, maka hal penting yang dibutuhkan adalah mempersiapkan
kapasitas dan kemampuan masyarakat dalam memberikan argumen dan
masukan yang konstruktif, dalam proses-proses bernegosiasi dengan para
pengambil kebijakan. Sejalan dengan itu, kami menyambut baik terbitnya
buku ini. Serial buku terkait air adalah Analisa Nafkah Hidup dan AnalisaAktivitas Ekonomi (AL&AA)
1.
Telapak berharap pemerintah akan memastikan ruang bagi masyarakat
untuk berkontribusi dan berperan serta di dalam proses-proses penentuan
kebijakan dan intervensi pengelolaan sumber daya air. Semoga publikasi ini
dapat memberikan manfaat sebagai panduan bagi para pemangku
kepentingan, khususnya bagi kelompok masyarakat sipil untuk mendorong
keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya
air di Indonesia yang lebih baik dan adil. Karena air adalah hak asasi setiap
warga negara di Indonesia.
Bob Purba,
Badan Pengurus Telapak, Indonesia
Anggota Dewan Sumber Daya Air Nasional
1 Serial publikasi CDP IWRM NA terdiri dari:
1. Persepsi Pengguna Air, Sebuah Panduan Analisa Nafkah Hidup dan Analisa Aktivitas Ekonomi dalam Pendekatan
Negosiasi menuju Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
2. Hasil Uji Coba Penerapan Panduan Analisa Nafkah Hidup dan Analisa Aktivitas Ekonomi di DAS Lamasi.3. Analisis Permasalahan DAS Lamasi
4. Gambaran Umum Permasalahan Pengelolaan Air di DAS Air Bengkulu
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
7/61
7
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN............................................................................................................ 9
I. ANALISIS LIVELIHOOD............................................................................................ 9
Penentuan kelompok rentan (vulnarable groups) .......................................................................................... 10
Metode pengumpulan data ............................................................................................................................. 10
Hasil analisa NAFKAH HIDUP ........................................................................................................................... 10
2.3.1. Petani padi di sekitar Cagar Alam Danau Dendam Tak Sudah ....................................................... .. 10
2.3.2. Pengumpul limbah batubara di sungai Air bengkulu........................................................... ............. 12
2.3.3. Petani agroforest di hulu ................................................................................................................... 15
2.3.4. Masyarakat di lokasi banjir ............................................................................................................... 18
II. ANALISA AKTIVITAS ............................................................................................ 21
penentuan aktivitas kritis ................................................................................................................................. 22Metode pengumpulan data.............................................................................................................................. 22
Hasil analisa aktivitas........................................................................................................................................ 22
3.3.1. Pertanian padi irigasi di sekitar Cagar Alam Danau Dendam Tak Sudah ........................................... 22
GAMBARAN UMUM.................................................................................................................. 22
ASPEK PRODUKSI....................................................................................................................... 23
HAMBATAN DAN POTENSI........................................................................................................ 24
BERKURANGNYA DEBIT AIR IRIGASI PERSAWAHAN DI SEKITAR DANAU.............................. 24
Serangan Hama Tikus............................................................................................................ 25
Masalah Ekonomi.................................................................................................................. 25
Organisasi.............................................................................................................................. 26
Intervensi Pemerintah .......................................................................................................... 27
3.3.2. Pengumpul limbah batubara ............................................................................................................. 27
GAMBARAN UMUM.................................................................................................................. 27
PROSES PRODUKSI .................................................................................................................... 28
Hambatan dan potensi.............................................................................................................. 29
3.3.3. wanatani (agroforestry) di kawasan hulu ......................................................................................... 29
GAMBARAN UMUM.................................................................................................................. 29
PROSES PRODUKSI .................................................................................................................... 30
Hambatan dan potensi.............................................................................................................. 30III. TEMUAN DAN SARAN........................................................................................ 31
Rekomendasi untuk tahapan pelatihan:........................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 33
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
8/61
8
Lampiran 1. Tabel Pelaksanaan Wawancara AL dan AA ............................................ 35
LAMPIRAN 2. KUESIONER ANALISA NAFKAH HIDUP (LA) .......................................... 36
1. BARANG MODAL: URAIAN TENTANG ASET ............................................................. .. 37
1.1. Aset Manusia ......................................................................................................................................... 37
1.2. Aset Kepemilikan Sumberdaya Alam ..................................................................................................... 38
1.3. Aset Finansial ......................................................................................................................................... 39
1.4. Aset Fisik/Alatalat Berat ................................................................................................................... 39
1.5. Aset Sosial .......................................................................................................................................... 39
2. AKTIVITAS / STRATEGI KEHIDUPAN .............................................................................................................. 40
Tipe-tipe ProduK dan non-produK........................................................................................................... 41
3. PENDAPATAN (INCOME) DAN ALOKASI PENGGUNAANNYA. ....................................................................... 42
4. KEAMANAN DAN KETAHANAN HIDUP.......................................................................................................... 42
4.1. Titik lemah dan kelentingan bertahan hidup........................................................... .. 43
4.2. Hubungan dan Ketergantungan terhadap air .......................................................... .. 43
4.3. Alasan Kerentanan dan Solusinya.............................................................................. 44
5. HARAPAN DAN HAMBATAN, TERMASUK DI DALAMNYA ISU KELEMBAGAAN ............................................. 446. TABEL-TABEL ANALISA LIVELIHOOD ............................................................................................................. 46
Tabel 4. ASET SDM ........................................................................................................................................ 47
LAMPIRAN 3. KUESIONER ANALISIS AKTIVITAS UNTUK KEGIATAN PERTANIAN....... 48
I. FUNGSI PRODUKSI ................................................................................................. 50
I.1. Lahan .................................................................................................................................................... 50
I.2. Aspek Produksi: ................................................................................................................................... 51
I.3. Ekonomi................................................................................................................................................ 53
I.4. Contoh tabel output dan input pertanian ........................................................................................ 54
I.5. ORGANISASI KELOMPOK TANI ......................................................................................................... 54
I.6. INTERVENSI PEMERINTAH DAN PIHAK LAIN................................................................................. 55
II. PERMASALAHAN DALAM ANALISA AKTIVITAS ................................................... 55
III. HARAPAN UNTUK PENINGKATAN ......................................................................... 56
III.1. Harapan dan Inisiatif untuk Perbaikan.......................................................................................... 57
III.2. TANTANGAN UNTUK MELAKUKAN PENINGKATAN ..................................................................... 58
IV. Ketergantungan terhadap air. ............................................................................... 58
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
9/61
9
PENDAHULUAN
Ulayat bertujuan untuk mengembangkan sebuah pendekatan
negosiasi (NA) untuk DAS Air Bengkulu sebagai sebuah model
untuk pelibatan masyarakat. Ulayat sebagai anggota Dewan
Sumber Daya Air Propinsi Bengkulu. Ulayat sudah memfasilitasi
terbentuknya Forum Masyarakat DAS Air Bengkulu. Ulayat
sendiri menyadari adanya kebutuhan untuk memahami isu air
dan kondisi sumber daya air di DAS Air Bengkulu dari perspektif
masyarakat. Kebutuhan untuk memahami isu air memotivasi
Ulayat untuk aktif dalam CDP IWRM NA.
Laporan ini merupakan hasil poses belajar bersama dalam tim
CDP IWRM NA. pengumpulan data Analisis Aktivitas (AA) dan
Analisis Livelihood (AL) yang dilakukan oleh Ulayat di beberpa
kelompok rentan dan aktivitas-aktivitas ekonomi yang kritis di
DAS Air Bengkulu. Laporan ini adalah salah satu hasil belajar
yang YUB ikuti dalam konteks proyek Capacity Building on
Negotiated Approach to Integrated Water resource Management
(CDP IWRM-NA) Telapak. (Andriansyah O., Mustikasari R.,
2011).
Laporan hasil studi AL dan AA ini diharapkan akan berguna bagi
publik dan penentu kebijakan untuk memahami kondisi
sumberdaya air di DAS Air Bengkulu dari sudut pandang
masyarakat.
Bab 2 dan 3 dari laporan ini menyajikan metode pengumpulan
data dan hasil untuk LA dan AA di DAS Air Bengkulu. Bab 4
menyajikan temuan-temuan dan rekomendasi untuk
penyempurnaan laporan LA dan AA dikemudian hari. Kegiatan
lapangan dilakukan pada periode januari Februari 2010.
I. ANALISIS LIVELIHOODAnalisa Livelihood (AL) adalah upaya untuk memahami kondisi
kehidupan dalam rumah tangga. Target dari analisis ini adalah
unit terkecil dari sebuah komunitas yaitu keluarga. Wawancara
bertujuan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang
kondisi sosial dan ekonomi dan persepsi keluarga, pendapatan
mereka, aset ekonomi, masalah, serta harapan dan solusialternatif agar anggota keluarga dapat meningkatkan
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
10/61
10
kesejahteraan mereka. Untuk tujuan khusus dalam konteks
program ini, AL fokus pada bagaimana rumah tangga-rumah
tangga bergantung pada sumber daya air.
Dalam bab ini dipilih kelompok rentan disajikan dalam sub-Bab
2.1, metode pengumpulan data diringkas dalam sub-bab 2.2
dan hasil dari kegiatan yang dipilih disajikan dalam sub-Bab 2.3.
PENENTUAN KELOMPOK RENTAN (VULNARABLE GROUPS)
Kelompokkelompok masyarakat yang rentan terdiri dari:
Petani padi di sekitar Cagar Alam Danau Dendam Tak Sudah
Pengumpul limbah batubara di Sungai Air Bengkulu
Petani agroforest di hulu, Desa Rindu Hati Kecamatan Taba Penanjung
Masyarakat di lokasi banjir di Kelurahan Tanjung Agung dan Tanjung Jaya.
METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara
berdasarkan Panduan AL dan AA (Mustikasari R., 2011).
Wawancara dilakukan oleh tim yang terdiri dari Oka
Andriansyah, Vivin Susantie, Imrodili, Amir Hamzah, dan Bayu
Setiawan dalam kurun waktu 4 Januari sampai dengan 8
Februari 2010. Detail informasi tentang waktu pelaksanaan
wawancara disajikan dalam lampiran 1.
HASIL ANALISA NAFKAH HIDUP
2.3.1. PETANI PADI DI SEKITAR CAGAR ALAM DANAU
DENDAM TAK SUDAH
Petani di sekitar Cagar Alam Danau Dendam Tak Sudah mencari
nafkah dari usaha pertanian padi sawah. Padi yang dihasilkan
dari sawah sebagian dijual dan sebagian dikonsumsi sendiri.
Untuk menopang ekonomi keluarga umumnya petani memilikiusaha sampingan, seperti menjadi buruh harian, bekerja
sebagai karyawan di toko, dan banyak juga yang berjualan
dengan membuka warung makanan di sekitar lokasi wisata di
sekitar danau. Umumnya petani bukan pemilik lahan, mereka
menggarap sawah milik orang lain dengan sistem bagi hasil.
Ada yang (2:1) yaitu penggarap mendapat 2 bagian dari hasil
dan pemilik lahan mendapat 1 bagian. Dengan catatan,
penggarap menanggung semua modal tanam. Ada juga yang
sistem (1:2) yaitu penggarap mendapat 1 bagian dari hasil
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
11/61
11
panen sedangkan pemilik mendapat 2 bagian hasil panen.
Dengan catatan pemilik menanggung semua biaya tanam.
Penggarap hanya menanggung pekerjaan dan pemeliharaannya
saja.
Sebagai contoh keluarga Pak Iskandar (52 tahun). Keluarga
Bapak Iskandar terdiri dari 1 istri dan 6 orang anak. Bapak
Iskandar tinggal di Kelurahan Panorama bekerja sebagai petani
sawah yang mendapat irigasi dari danau. Pendapatan dari
bertani jika dirata-rata per bulan Rp. 500.000,-/bulan. Starategi
Keluarga Pak Iskandar untuk menambah dan memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya dari bekerja sebagai upahan
buruh tani di sawah orang lain dengan upahan berkisar
Rp.30.000,-/hari, dengan jam kerja 8 jam, dengan penghasilanrata-rata sekitar Rp.400.000,-/bulan. Ini dilakukan jika hasil
bertani tidak bisa mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Jadi
penghasilan rata-rata keluarga Pak Iskandar Rp 900.000,-
/bulan. Pengeluaran keluarga untuk makan sehari-hari rata-rata
sekitar Rp.600.000,-/bulan dan biaya anak bungsu mereka yang
masih bersekolah di SMP sekitar Rp200.000,- perbulannya.
Untuk biaya listrik, rata-rata mereka mengeluarkan uang
sejumlah Rp. 30.000,- setiap bulan. Dan sisanya mereka simpan
untuk keperluan mendadak lainnya, seperti untuk transport
ataupun biaya sosial seperti kematian tetangga dan acara
resepsi pernikahan kerabat.
Sementara keluarga Bapak Hendri sekarang berusia 27 tahun
dan istrinya 25 tahun, mereka mereka belum dikaruniai anak.
Selain menggarap sawah Pak Hendri juga bekerja di kantin
kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu untuk menambah
ekonomi keluarga. Pendapatan keluarga berasal dari bekerja di
kantin dengan penghasilan Rp. 400.000,- perbulan dan bertani
dengan penghasilan rata-rata Rp. 300.000,-. Jadi total
pendapatan keluarga Pak Hendri selama sebulan berkisar Rp.
700.000,-. Dari total pendapatan sebulan Bapak Hendri
digunakan untuk makan sehari-hari dan keluarga Pak Hendri
rata-rata menghabiskan Rp. 500.000,- perbulan. Sedangkan
untuk pembayaran listrik, PDAM dan kebutuhan lainnya Pak
Hendri mengeluarkan Rp. 100.000,- setiap bulannya. Sisa dari
pendapatan bulanan sebesar Rp. 100.000,- mereka simpanuntuk kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya mendadak.
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
12/61
12
Air dari danau digunakan untuk mengairi sawah. Sementara
untuk kebutuhan air minum dan MCK, sebagian besar keluarga
memiliki sumur, dan sebagian kecil keluarga ada yang
berlangganan air ledeng dari PDAM. Kualitas air sumur cukup
bagus walaupun berada di daerah sekitar rawa.
Umumnya keluarga petani di sekitar cagar alam tidak
mempunyai jaminan sosial seperti ASKES, Asuransi Jiwa, akses
keuangan ke koperasi maupun perbankan. Mereka hanya
memiliki beberapa keluarga dekat yang senantiasa membantu
mereka saat mereka ditimpa musibah. Sebagai contoh keluarga
Pak Hendri sering dibantu oleh kakak kandungnya yang secara
ekonomi lebih mampu. Kurangnya pengetahuan mengenai akses
perbankan atau koperasi untuk pinjaman modal usaha. Belumtersentuh akses pemerintahan dalam rangka pengembangan
usaha tani maupun non tani.
Petani memiliki banyak harapan untuk meningkatkan taraf hidup
mereka. Mereka tidak hanya mengandalkan hidup mereka dari
bertani di sawah. Karena hasil sawah tidak bisa mencukupi
kebutuhan rumah tangga mereka sehari-hari. Banyak diantara
mereka yang kerja sambilan di bidang lainnya seperti
bertukang, karyawan, guru, berdagang ataupun menjadi buruhdi sawah milik tetangganya. Petani juga memiliki harapan agar
penyuluh pertanian (Petugas Penyuluh Lapang pertanian / PPL)
lebih sering turun ke masyarakat untuk penyuluhan. Petani juga
berharap adanya dukungan pemberdayaan dari pemerintah baik
berupa bantuan langsung maupun penguatan kelembagaan dan
bantuan kepada organisasi petani (KP2A Temetung Baru dan
Kelompok Tani Sekotong Ulu). Peta bersama tetua-tetua adat
Suku Lembak juga berharap agar Pemda dan pengelola
kawasan Cagar Alam melakukan penegakan hukum dan
pengelolaan yang baik agar ekosistem Cagar Alam bisa
dilestarikan.
2.3.2. PENGUMPUL LIMBAH BATUBARA DI SUNGAI AIR
BENGKULU
Aktivitas pengumpulan batubara dilakukan di banyak tempat di
sepanjang Sungai Air Bengkulu. Aktivitas tersebut dilakukan
mulai dari pertemuan Sungai Penaway, Sungai Kemumu dan
Sungai Air Bengkulu hulu hingga muara Sungai Air Bengkulu.
Wawancara dilakukan di muara sungai tepatnya di Kelurahan
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
13/61
13
Pasar Bengkulu. Pengumpul limbah batubara sebelumnya
berprofesi sebagai nelayan, sebagian lainnya petani.
Sebagai contoh keluarga Pak Likun. Pak Likun adalah seorang
kepala keluarga dengan 1 istri dan 4 orang anak. Pak Likun
yang hanya tamatan SMP sekarang berusia 45 tahun.
Sedangkan Minut istrinya yang hanya tamatan SD, sudah
berumur 40 tahun. Dua orang anak mereka yang besar, sudah
menikah dan tinggal bersama suami mereka di Kabupaten
Kepahiang. Sedangkan rina yang masih SMA dan mira masih
yang masih SD, masih tinggal bersama mereka. Pak Likun
bersama istrinya bekerja menjadi pengumpul batubara. Pak
likun memiliki kebun kopi seluas 4 Ha di daerah benuang galing,
Kabupaten Kepahiang. Pak Likun menggarap kebun kopinyahanya pada saat musim panen selama 2 bulan setiap tahunnya.
Selebih waktunya pak likun bekerja sebagai nelayan pengumpul
batubara. Dari hasil usaha mencari batubara di Muara Sungai Air
Bengkulu ini, Pak Likun bersama Istrinya bisa mendapatkan
pendapatan rata-rata perbulan Rp.1.200.000,-. Dari hasil
berkebun kopi yang dikerjakan hanya 2 bulan musim panen, pak
likun bisa mendapatkan sekitar 18 juta rupiah setiap tahunnya.
Pak Likun dalam sebulan mengeluarkan uang rata-rata sejumlah
Rp.700.000,-. untuk kebutuhan dapur. Untuk biaya dua orang
anak mereka yang masih sekolah, sekitar Rp. 300.000,-
perbulan. Untuk biaya listrik, rata-rata Rp.60.000,- perbulan.
Sedangkan untuk biaya transportasi dan biaya social lainya
seperti menghadiri undangan resepsi pernikahan, sedikitnya
mereka menyiapkan Rp.200.000,- setiap bulannya.
Sementara Pak Ade berumur 26 tahun, tinggal di Pondok Kelapa
bersama istrinya Eca (25 tahun) salah seorang PNS dan anaknya
Aditia berumur 2,5 bulan. Pak Ade dan istrinya sama-sama
mengenyam pendidikan terakhir ditingkat SMA. Dalam
kesehariannya Pak Ade cukup terbantu dengan keberadaan
istrinya sebagai PNS, khususnya dalam hal belanja dapur. Dalam
sebulan Pak Ade memperoleh rata-rata dari mencari batubara
sebesar Rp 800.000,-. Selain itu, pendapatan istrinya yang
bekerja sebagai PNS di salah satu dinas di kotamadya bengkulu
sebesar Rp.1.900.000,- perbulannya. Untuk Kebutuhan Dapur
Pak Ade Biasanya Menghabiskan Biaya Rp 1.500.000/Bulan.Sedangkan Untuk Keperluan Biaya Listrik Menghabiskan Biaya
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
14/61
14
Rp 150.000 perbulan dan baiaya transpotasi kelurga sebesar Rp
100.000 perbulan. Untuk keperluan dapur Pak Ade cukup
terbantu dengan keberadaan istrinya sebagai PNS.
Pak Ibrahim (42 tahun) adalah seorang nelayan dengan
pendidikan terakhir SMP, tinggal bersama istrinya Ibu Aswanti
(40 tahun) seorang pengurus koperasi wanita nelayan dengan
pendidikan terakhir SD, anaknya Gito (25 tahun) dengan
pendidikan terakhir SMP, Citra (18 tahun) yang masih duduk di
bangku kelas 3 SMA dan Gilang (12 tahun) masih duduk di
bangku kelas 4 SD. Usahanya sebagai nelayan belum cukup
untuk membiayai kebutuhan keluarganya. Ditambah dengan
kondisi cuaca yang sedang buruk seperti sekarang, membuat
Pak Ibrahim tidak melaut, melainkan mencari batubara di pingirpantai Pasar Bengkulu. Dari hasil melaut diperkirakan Pak
Ibrahim memperoleh pendapatan sebesar Rp 25.000/hari dan
Ibu Aswanti dapat memperoleh pendapatan Rp 900.000/bulan
dari menjadi pengurus koperasi. Dalam sebulan untuk keperluan
belanja dapur kelurga pak Ibrahim menghabiskan sekitar Rp
900.000, biaya sekolah anak-anak Rp 250.000, listirk dan PDAM
sekitar Rp 250.000 dan biaya transport kelurga sekitar Rp
50.000.
Pak Ibrahim memilki sanak keluarga yang tinggal tidak jauh dari
kediamannya yang siap membantu mereka jikalau mereka
tertimpa musibah, dan begitu pula sebaliknya. Selain itu ibu
Aswanti aktif di kegiatan arisan RT setempat. Asset social
lainnya adalah ASKES dan kegiatan keorganisasian nelayan Kota
Tuo serta PMK.
Dalam kondisi cuaca yang sedang buruk seperti sekarang,
membuat Pak Ibrahim tidak melaut, melainkan mencaribatubara di pingir pantai Pasar Bengkulu. Hambatan yang sering
terjadi dalam proses melaut bagi Pak Ibrahim adalah kendala
tekhnis, seperti kerusakan mesin dan jaring untuk menangkap
ikan serta kondisi cuaca yang tidak bagus merupakan kendala
utama mereka.
Pak Samsul adalah salah seorang toke pengumpul batubara di
daerah muara sungai air Bengkulu. Pak Samsul membuka usaha
di atas tanah di bantaran Muara Sungai Air Bengkulu dengansewa Rp 50.000,- untuk setiap 1 muatan fuso batu bara. Di atas
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
15/61
15
lahan tersebut, pak samsul melakukan proses sederhana
pencucian batubara yang dibelinya dari nelayan pengumpul
batubara.
Pendapatan keluarga hanya berasal dari usaha ini dengan
penghasilan rata-rata Rp.1.500.000,- perbulan. Untuk
kebutuhan dapur, keluarga Pak Samsul dalam sebulan
mengeluarkan uang rata-rata sejumlah Rp.600.000,-. Untuk
biaya dua orang anak mereka yang masih SD, sekitar Rp.
200.000,- perbulan. Untuk biaya listrik, rata-rata Rp.30.000,-
perbulan. Sedangkan untuk biaya social lainya seperti
menghadiri undangan resepsi pernikahan, sedikitnya mereka
menyiapkan Rp.100.000,- setiap bulannya. Pak Samsul
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dari usaha ini dengandibantu istrinya dan juga mempekerjakan 4 orang ibu-ibu
sebagai buruh.
Masyarakat yang beraktifitas sebagai nelayan pengumpul
batubara di muara sungai air Bengkulu ini, tidak hanya berasal
dari masyarakat sekitar sungai. Banyaknya masyarakat
pendatang dari desa-desa yang jauh dari areal ini sering
menimbulkan konflik sesama nelayan pemulung batubara.
Masyarakat setempat umumnya tidak menyukai kehadirannelayan pengumpul yang bukan warga kelurahan pasar
Bengkulu. Masalah yang kerap kali terjadi dalam usaha ini,
disebabkan oleh banjir luapan air sungai yang berakibat tidak
hanya kepada para nelayan pengumpul batubara yang tidak
turun kesungai, tetapi juga berdampak pada toke pengumpul
yang mengumpulkan batubara di daerah sempadan sungai yang
mengakibatkan batubara yang sudah bersih dan dikumpulkan
oleh beberapa toke pengumpul di bantaran sungai, terbawa
hanyut oleh banjir. Masalah lainnya berupa banyaknya sampah
di dasar sungai yang sering merusak jaring yang digunakan.
2.3.3. PETANI AGROFOREST DI HULU
Dari hasil lapangan untuk mengumpulkan data analisis aktivitas
di Desa Rindu Hati Kecamatan Taba Penanjung ditetapkan 4
orang responden yang mewakili masyarakat petani yang
bersawah dan berkebun di dalam areal perkebunan dan
persawahan Desa Rindu Hati sebanyak 3 orang, dan 1
responden yang berkebun didalam kawasan hutan lindung.
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
16/61
16
Mereka adalah Pak Rohmihin yang memiliki sawah dan kebun di
areal Desa Rindu Hati, Pak Mukhlis (Kepala Desa) yang mewakili
pedagang, pemilik sawah dan kebun di areal Desa Rindu Hati,
Pak Hartawan pemilik kebun di Kawasan hutan lindung, serta
Pak Muhar pemilik kebun diareal desa Rindu Hati dan jugaseorang buruh tani. Berikut adalah table data analisis livelihood.
Keluarga Pak Rohmihin memilki 0,5 ha sawah warisan orang tua
dan 2 ha kebun kopi yang dibeli. Letak lahan sawah dan kebun
tidak begitu berjauhan. Air sungai merupakan sarana irigasi
persawahan dan air pancuran dekat rumah merupakan sarana
MCK. Merupakan petani di areal Desa Rindu Hati. Pak Rohmihin
(60) lulus MTS dan istrinya Ibu Samsiarti (45) yang tamat SD
tinggal bersama anak mereka Supratman Efendi (30) denganpendidikan terakhir tamat SMP bekerja sebagai buruh, Subhir
Rahman (25) tamat SMP bekerja sebagai petani, Sukarenawati
(22) tamat SMA yang masih ikut orang tua dan si bungsu
Trisnaini (15) masih duduk dibangku kelas 2 MTS. Pendapatan
keluarga berasal dari hasil sawah dan kebun, walaupun masih
sering mengalami deficit pendapatan. Dari sawah 0,5 ha
keluarga ini memperoleh beras sebanyak 1 ton untuk konsumsi
sendiri dan dedak sebanyak 40 kg (Rp 400/kg) Rp 16.000. Dari
kebun 2 ha menghasilkan kopi sebanyak 1,4 ton dalam setahun
sekali. Selain itu dikebun Pak Rohmihin juga memperoleh hasil
berupa lada sebanyak 70 kg/tahun yang ditanam secara
tumpang sari. Jika di nominalkan pengahasilan Pak Rohmihin
selama setahun dari kopi sekitar 14 juta, dan dari lada sekitar
1,26 juta. Selain itu pak Rohmihin mempunyai aktivitas
sampingan berupa menjadi surveyor tambang, buruh tani atau
pencari gaharu, jika dinominalkan aktivitas sampingan ini akan
menghasilkan pendapatan 1,5 juta/bulan. Dalam sebulankeluarga Pak Rohmihin menghabiskan Rp 350.000 untuk
keperluan dapur, Rp 200.000 untuk biaya anak sekolah. Biaya
perkebunan kopi 2 ha berupa pestisida sebanyak 6 liter (Rp
50.000/liter) Rp 300.000/bulan, biaya kerja sendiri di kebun
selama 2 minggu/bulan (Rp 30.000/hari) sebesar Rp
420.000/bulan. Pengeluaran untuk sawah berupa 1 liter
pestisida hama Rp 15.000/liter, 0.5 liter pestisida gulma Rp
25.000, biaya traktor sawah Rp 350.000/borongan dan biaya
pengangkutan gabah dari sawah kerumah Rp 2.000/kaleng.
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
17/61
17
Keluarga lainnya, Kepala Desa Rinduhati, Pak Mukhlis (41) lulusan S1 Hukum,
merupakan seorang petani dan juga pedagang, tinggal bersama istrinya Ibu Siska
Afrida (29) lulusan SMA seorang Ibu Rumah Tangga dan pedagang. Kepala desa Pak
Mukhlis memilki 0,7 ha sawah, 2 ha kebun kopi, 2 buah kolam ikan dan warungmanisan yang juga membeli kopi masyarakat. Semua lahan pertaniannya tidak
begitu jauh dari kediaman, hanya berjarak sekitar 400 m.Total pendapatan Pak
mukhlis mulai dari posisinya sebagai kades, petani dengan 0,7 ha sawah, 2 ha kebun
kopi dan sebagai pedagang manisan serta toke kopi, dalam sebulan adalah sebesar
Rp 4.725.000. Dengan rincian Rp 1.100.000 penghasilan pokok, sampingan Rp
1.500.000, hasil kolam ikan Rp 500.000, hasil dari warung manisan Rp 250.000, toke
kopi Rp 1.000.000, dan hasil dari kebun kopi Rp 375.000. Sedangkan pengeluaran
dalam sebulan sebesar Rp 3.277.000. rinciannya biaya undangan ke pernikahan Rp
200.000, biaya kematian Rp 100.000, sumbangan kegiatan masyarakat Rp 25.000,
belanja dapur Rp 1.200.000, biaya sekolah anak Rp 400.000, listrik Rp 70.000,
tabungan Rp 200.000, langganan Koran Rp 82.000, transportasi Rp 250.000 dan
biaya kesehatan Rp 250.000. Sedangkan untuk biaya proses perkebunan 1 ha yang
baru dibuat sebesar Rp 500.000/bulan, untuk kebun 1 ha lagi Pak Mukhlis tidak
mengelurkan biaya sedikitpun, karena kebun tersebut disewakan dengan sistem bagi
hasil.
Keluarga Pak Hartawan (28) petani yang berkebun di kawasan hutan lindung sejak2004, memiliki 2 orang anak. Kelurga ini memiliki kebun kopi di kawasan TGHK
seluas 1 ha dengan jarak tempuh dari rumah mereka di desa Rindu hati selama 2
jam jalan kaki. Di kebunnya Pak Hartawan memilki pondok yang didiami selama 10
hari dalam sebulan. Di kebun juga Pak hartawan memelihara ayam sebanyak 12
ekor.Dalam sebulan keluarga ini memperoleh pendapatan sebesar Rp 780.000,
dimana 280.000 dari hasil kebun dan Rp 500.000 dari hasil menjadi buruh tani
harian. Dalam sebulan keluarga ini juga mengalami deficit anggaran karena
pengeluaran lebih besar dari pendapatan, yaitu sebesar Rp 820.000, dimana untuk
belanja dapur, termasuk untuk membeli beras, rokok dan jajan anak sebesar Rp
800.000 serta kebutuhan sekolah anak Rp 20.000/bulan. Untuk itu dalam mengatasi
deficit ini mereka terpaksa meminjam uang kepada tetangga atau menghutang di
warung. Begitu juga halnya untuk biaya berobat, terpaksa meminjam uang ke toke
kopi.
Keluarga Pak Muhar (50) petani dan juga buruh tani harian tinggal bersama istrinya
8 orang anak. Pak Muhar hanya memilki sawah warisan seluas 0,5 ha yang tidak
semua lahan digarap. Jarak sawah dengan kediamannya sekitar 1 km. Dalammencukupi kebutuhan keluarga dengan 8 orang anak, Pak Muhar cukup mengalami
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
18/61
18
kesulitan, karena dia hanya mampu menghasilkan padi dari sawahnya sebanyak 6
karung setiap kali panen, itupun hanya untuk konsumsi pribadi. Untuk itu Pak Muhar
menjadi buruh tani dengan penghasilan Rp 25.000 setiap hari. Dalam
kesehariaannya keluarga Pak Muhar menghabiskan dana sebesar Rp 25.000, itupun
hanya untuk keperluan dapur. Sedangkan untuk keperluan anak sekolah dankeperluan lain terkadang kelurga ini harus menjual beras konsumsi mereka ataupun
berusaha meminjam uang pada kerabat atau tetangga.
Petani di Desa Rinduhati tidak memiliki jaminan sosial seperti asuransi, akses ke
koperasi maupun perbankan. Tapi Pak Rohmihin disamping memilki kekerabatan
keluarga yang tinggal di desa yang sama juga aktif dalam perhimpunan social
seperti kelompok tani dan kepengurusan Muhammadiyah. Dalam mencukupi
kebutuhan hidup yang terkadang minus, banyak keluarga meminjam uang kepada
toke kopi yang akan dibayar pada saat panen kopi dan atau dari penghasilan
sebagai buruh tani atau pencari gaharu di hutan.
2.3.4. MASYARA KAT DI LOKASI BANJIR
Di wilayah hilir tepatnya dua kelurahan di Kecamatan Sungai
Serut Kota Bengkulu terjadi banjir rutin setiap tahun. Kedua
kelurahan tersebut yaitu Kelurahan Tanjung Agung dan Tanjung
Jaya. Perumahan penduduk terletak di sebelah selatan Sungai
Air Bengkulu. Daratan terbentuk dari lapisan endapan rendah di
bantaran Sungai Air Bengkulu dengan ketinggian 2-10 mdpl.
Selain mengakibatkan terendamnya sebagian rumah penduduk,
banjir menyebabkan kerusakan tanaman pertanian di dua
kelurahan ini. Terdapat kurang lebih 20 ha areal persawahan
tadah hujan yang selalu terkena banjir.
Pak Sumardin yang berusia 56 tahun adalah seorang pensiunan
pegawai negeri sipil dengan golongan terakhir III.B. istrinya
bernama Luna berumur 50 tahun. Tiga diantara keempat anak
mereka sudah menikah dan sudah punya rumah masing-masing.
Mereka hanya tinggal bertiga dengan anak bungsunya yang
baru saja lulus test Pegawai Negeri Sipil di Pemda Provinsi.
Rumah kediaman mereka beralamat di Jalan Sumatra V, RT 4
Sukamerindu, Kota Bengkulu.
Selain pekarangan rumah yang berukuran 300 m2, mereka tidak
memiliki lahan apapun untuk bertani ataupun untuk usaha
lainnya. Mereka hanya menggarap sawah milik orang lain untuk
mengisi kekosongan waktu selama menjalani msa pension
mereka. Gaji pensiun yang diterima Pak Sumardin setiap bulan
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
19/61
19
senilai Rp 2.050.000,- sudah cukup untuk keperluan kebutuhan
rumah tangga mereka. Selain itu, hasil dari bertani sawah yang
dikerjakan oleh istrinya, cukup membantu perekonomian rumah
tangga mereka.
Untuk keperluan dapur, Ibu Luna mengeluarkan uang sekitar
Rp. 1.000.000,- setiap bulannya. Ditambah biaya listrik perbulan
rata-rata Rp.50.000,-. Dan biaya-biya lainnya seperti
transportasi dan kondangan sekitar Rp.500.000,- setiap
bulannya. Hambatan Ibu Luna mengeluh karena hampir setiap
tahun sawah yang mereka garap tergenang banjir luapan air
Sungai Bengkulu yang bisa mengakibatkan gagal panen. Ibu
Luna berharap adanya solusi dari pemerintah untuk mengatasi
banjir yang selalu menggenangi areal persawahan yang merekagarap.
Pak Amin berumur 40 tahun, hanya mengenyam pendidikan
sampai SMA kelas 2. Sedangkan istrinya yang bernama Ibu Nini
berumur 32 tahun hanya tamat SD. Mereka memiliki tiga orang
anak. Anak mereka yang tertua sekarang duduk di kelas 1 SMP,
sedangkan anak kedua duduk dikelas 5 SD dan yang bungsu
baru dikelas 2 SD. Satu diantara dua orang Adik Pak Amin yang
baru saja lulus SMA, masih ikut tinggal bersama mereka. Rumahtempat mereka tinggal, merupakan Rumah Warisan Orang Tua
Pak Amin. Selain rumah, mereka juga memiliki sawah warisan
sebanyak 17 patok atau sekitar 4.000 m2 yang sekarang
dikerjakan oleh istri Pak Amin. Sedangkan pak amin sendiri
memiliki sedikit areal di bantaran sungai air Bengkulu yang
digunakannya untuk menjalani usahanya sebagai pengumpul
batubara. Pak Amin yang kesehariannya berprofesi sebagai
seorang pengumpul batubara, bisa menghasilkan uang sejumlah
Rp.1.500.000,- setiap bulannya. Sedangkan Ibu Nini yang
bekerja menggarap sawah warisan orang tua pak amin, bisa
mencukupi kebutuhan beras keluarga. Dalam sebulan,
keluarga Pak Amin membutuhkan sedikitnya 1,3 juta rupiah
yang digunakan untuk keperluan dapur Rp.450.000,-, biaya
listrik rata-rata Rp.50.000,-, biaya PDAM rata-rata Rp.50.000,-
serta transportasi dan uang jajan anak-anak mereka yang masih
bersekolah rata-rata Rp.750.000,-.
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
20/61
20
Pak Amin adalah penduduk asli kelahiran Desa Tanjung Agung,
sedangkan istrinya berasal dari daerah Pino Raya, Kabupaten
Bengkulu Selatan. Pak Amin memiliki banyak kerabat di daerah
ini yang siap membantu mereka jikalau mereka tertimpa
musibah, dan begitu pula sebaliknya. Sistem kekerabatan disinimasih kental sekali dengan semangat saling tolong menolong
jikalau ada salah seorang anggota keluarga besar mereka
ditimpa kesusahan ataupun sedang ada hajatan. Setiap tahun,
sedikitnya satu kali rumah dan persawahan milik mereka
digenangi banjir. Permasalahan banjir sepertinya sudah
menjadi tradisi tahunan di daerah tempat tinggal mereka.
Harapan Pak Amin, ada solusi dari pemerintah untuk mengatasi
banjir. Selain itu, mereka berharap bisa membangun rumah
tinggal mereka menjadi rumah permanen yang agak tinggi,
supaya pada saat banjir datang, rumah mereka tidak ikut
terendam banjir.
Pak Zainul Hakim berumur 59 tahun dengan pendidikan terakhir
tamat SD. Istrinya bernama Ibu Nurjani berumur 57 dengan
pendidikan terakhir kelas 4 SD. Lima diantara enam mereka
sudah menikah dan tinggal bersama keluarga baru mereka di
lingkungan kota Bengkulu. Anak bungsu mereka bernama Dedi
Candra berumur 26 tahun dan masih tinggal bersama mereka.
Dedi sekarang sudah tamat SMA dan tidak melanjutkan studi
melainkan bekerja membantu perekonomian keluarga. Selain
pekarangan rumah, mereka memiliki Lahan sawah yang
merupakan warisan orang tua seluas 17 patok yang mereka
sewakan pada orang lain. Selain sawah, mereka memiliki kebun
sawit seluas 0,5 Ha, yang sekarang masih berumur 3 tahun.
Untuk memenuhi keperluan keluarga sehari-hari, Pak Zainul
Hakim dengan bekerja menjadi tukang ojek, mampumenghasilkan pendapatan rata-rata sebesar Rp 600.000,-.
Disamping itu, dari sawah, mereka mendapatkan beras 30
kaleng setiap 3 bulannya. Dan penghasilan dari anak bungsunya
yang menjadi supir angkot sekitar Rp 300.000,- perbulan,
terkadang ikut membantu menopang perekonomian keluarga
mereka. dan penghasilan lainnya dari menjual atap rumbia,
mereka bisa mendapatkan hasil sekitar Rp 200.000,- setiap
bulannya. Dalam satu bulan biaya hidup keluarga Pak Zainul
Hakim mencapai angka kisaran Rp 700.000,- untuk keperluan
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
21/61
21
dapur, untuk keperluan listrik dan PDAM Rp 100.000,-, serta
membayar angsuran kredit motor sebesar Rp 465.000,-.
Keluarga Pak Zainul Hakim mendiami rumah papan sederhana
yang merupakan warisan orang tua istrinya dengan luas
pekarangan 10 x 64 m2. Pak Zainul Hakim, untuk mencukupi
kebutuhan rumah tangganya, sehari-hari dia bekerja sebagai
tukang ojek dengan motor bebeknya yang tinggal 3 kali
angsuran lagi. Selain itu, hasil sawah yang dikerjakan oleh
adiknya dengan sistem bagi hasil, turut menopang kebutuhan
dapur mereka. Ditambah lagi, anak bungsunya sudah mulai
bekerja sebagai supir angkot kota juga turut meringankan
kebutuhan yang harus dipenuhi setiap bulannya. Diwaktu
luangnya, pak zainul hakim membuat atap rumbia dan dijual dipinggir jalan depan rumah mereka.
Hampir semua rumah di Desa Tanjung Agung tidak memiliki
sumur. Karena air tanah tidak bisa digunakan untuk keperluan
MCK. Selain karena bewarna kuning keruh, daerah ini, hampir
setiap tahun tertimpa banjir luapan sungai Air Bengkulu. Untuk
keperluan MCK keluarga ini menggunakan PDAM yang
terkadang airnya keruh pada saat-saat tertentu.
Pak Zainul berharap ada solusi dari pemerintah untuk mengatasi
banjir. Selain itu, mereka berharap agar bisa membangun
rumah tinggal mereka menjadi rumah permanen yang agak
tinggi, supaya pada saat banjir datang, rumah mereka tidak ikut
terendam banjir.
II.ANALISA AKTIVITASAnalisa Aktivitas adalah studi tentang proses produksi yang
terjadi di lokasi tertentu. Studi ini dilakukan untuk mendapat
gambaran aktivitas produksi di DAS termasuk di dalamnya
aktivitas pertanian di lahan sawah irigasi. Dalam bab ini
dijelaskan mengenai penentuan aktivitas kritis (sus-bab 3.1),
metode pengumpulan data (sub bab 3.2), dan hasil analisa
aktivitas (sub Bab 3.3).
Empat hal yang menjadi pertimbanagn utama dalam
penyusunan laporan analisa aktivitas adalah; pemahaman
umum seputar aktivitas produksi yang terjadi di DAS Air
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
22/61
22
Bengkulu, bagaimana proses produksi itu bekerja, hambatan
dan tantangan, dan potensi pengembangan.
PENENTUAN AKTIVITAS KRITIS
Aktivitas Kritis dipilih berdasarkan relevansinya terhadapketersediaan air dan besarnya dampak aktivitas produksi
terhadap kondisi sumber daya air di DAS Air Bengkulu. Ini
didasarkan atas perkiraan tentang berapa banyak air yang
dibutuhkan oleh aktivitas kritis tertentu dibandingkan dengan
kegiatan lain, dan berapa banyak kegiatan yang bergantung
pada ketersediaan air dan apa yang akan terjadi ketika sumber
daya air rusak. Informasi ini penting bagi pengambil keputusan
pada saat penentuan opsi untuk pembangunan atau intervensi
lainnya. Aktivitas kritis yang dipilih adalah:
Pertanian padi di sekitar Cagar Alam Danau Dendam Tak Sudah
Pengumpulan limbah batubara di sungai
Wanatani (agroforest) di hulu
METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara
berdasarkan Panduan AL dan AA (Mustikasari R., 2011).
Wawancara dilakukan oleh tim yang terdiri dari OkaAndriansyah, Vivin Susantie, Imrodili, Amir Hamzah, dan Bayu
Setiawan dalam kurun waktu 4 Januari sampai dengan 8
Februari 2010. Detail informasi tentang waktu pelaksanaan
wawancara disajikan dalam lampiran 1.
HASIL ANALISA AKTIVITAS
3.3.1. PERTANIAN PADI IRIGASI DI SEKITAR CAGAR ALAM
DANAU DENDAM TAK SUDAH
GAMBARAN UMUM
Warga di sekitar Cagar Alam Danau Dendam Tak Sudah sejak
turun temurun bertani sawah yang sebagian besar
mendapatkannya dari warisan. Sekarang, sebagian dari warga
sudah beralih pekerjaan. Beberapa penduduk tidak turun
bersawah melainkan hanya memiliki sawah dan digarap oleh
orang lain dengan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil sawah
beragam berdasarkan persetujuan antara pemilik dan
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
23/61
23
penggarap. Ada yang pembagiannya 2:1 yaitu penggarap
mendapat 2 bagian dari hasil dan pemilik lahan mendapat 1
bagian dengan catatan penggarap menanggung semua modal
tanam. Ada juga yang sistem 1:2 yaitu penggarap mendapat 1
bagian sedangkan pemilik mendapat 2 bagian hasil panendengan catatan pemilik menanggung semua biaya tanam.
ASPEK PRODUKSI
Periode tanam padi di areal persawahan ini relatif seragam yaitu
2 kali setahun. Masing-masing periode tanam berlangsung
selama 16 minggu (4 bulan) terhitung dari penyiapan lahan
hingga masa panen. Penyiapan lahan dilakukan pada minggu
pertama dengan menggunakan hand traktor yang disewa.
Penanaman dilakukan di minggu kedua.
Pemupukan dilakukan dua kali setiap periode tanam yaitu
biasanya pada minggu ke-8 dan ke-12. Pupuk yang digunakan
adalah pupuk urea sebanyak kurang lebih 10,5 sak per hektar,
dan pupuk phonska sebanyak 4 kurang lebih 5,25 sak per
hektar. Salah seorang petani, Pak Ruslan, mendapatkan
kemudahan dengan diperolehnya pupuk dan pestisida secara
gratis karena Pak Ruslan adalah pengurus kelompok tani
Sekotong Ulu. Pengairan dilakukan selama 13 minggu pertama.
Air diperoleh dari irigasi yang bersumber dari danau.
Pemeliharaan rutin rata-rata dilakukan setiap hari selama
periode tanam. Proses akhir dari aktivitas produksi pada sawah
Pak Ruslan adalah pemanenan, dimana hasil panen dijual
kepada Pemilik mesin penggiling padi dalam bentuk padi basah.
Jadi Pak Ruslan tidak melakukan aktivitas pengeringan padi, tapi
setelah padi dipanen langsung dijual pada healer2. Pak Murin
dan Ibu Rusmayan tidak menjual hasil tanamannya tetapi untukkonsumsi pribadi.
Pemanenan di lokasi persawahan ini umumnya dilakukan
dengan bantuan tetangga lahan persawahan dengan sistem
bagi hasil. Sebagai contoh Bapak Murin yang menggarap lahan
0,75 ha. Sebagai upah tenaga kerja pemanenan Bapak Murin
menerapkan bagi hasil 10:1, Bapak Murin mendapat 10 bagian
sedangkan tetangga yang ikut panen mendapat 1 bagian).
2
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
24/61
24
Selain itu ntuk keperluan panen, Bapak Murin mengeluarkan
dana sekitar Rp. 200.000,- untuk biaya angkut. Setelah panen,
Pak Murin bersama istrinya menjemur gabah yang didapatnya
selama 3-4 hari. Dari kegiatan persawahan ini, bila tidak ada
hambatan ataupun sesuatu hal yang bisa mambuat gagalpanen, Pak Murin mendapatkan rata-rata 80 sak gabah dengan
pambagian (2:1) pada pemilik lahan. Hasil panen yang Pak
Murin dapat sekitar 53 sak gabah dan pemilik lahan memperoleh
rata-rata 27 sak gabah setiap kali panen. Setiap sak gabah bila
digiling, akan menghasilkan beras sebanyak 1 kaleng (16Kg).
Pak Murin akan mendapatkan rata-rata 53 kaleng beras atau
sekitar 848 Kg yang bila dijual seharga Rp. 6.000,- per kilogram.
Namun Bapak Murin tidak menjual hasil panennya melainkan
diseimpan untuk konsumsi sendiri. Produk sampingan berupa
dedak umumnya langsung dibeli pemilik mesin penggilingan
pada saat menggiling gabah dengan harga Rp. 6.000,- per sak
gabah.
HAMBATAN DAN POTENSI
Berkurangnya debit air sungai Danau Dendam Tak Sudah
adalah hambatan utama bagi petani. Namun demikian ada
potensi untuk pengembangan kualitas produksi diantaranyakeberadaan organisasi petani dan adanya program pemerintah
di sektor ketahanan pangan.
BERKURANGNYA DEBIT AIR IRIGASI PERSAW AHAN DI SEKITAR
DANAU
Masalah yang sering terjadi yang berdampak buruk pada areal
persawahan di daerah sekitar danau dusun besar ini adalah
kekeringan. Kekeringan terjadi akibat menurunnya debit air
danau sehingga irigasi yang mengairi persawahan di areal ini
tidak mencukupi kapasitasnya. Dampaknya adalah menurunnya
hasil panen padi. Pada saat musim tanam yang periode pertama
di tahun 2009, hampir semua petak sawah di areal ini
mengalami gagal panen yang diakibatkan kekeringan. Kejadian
ini timbul hampir setiap tahun, terutama dalam kurun waktu 4
tahun terakhir.
Penurunan debit air danau diakibatkan oleh rusaknya ekosistem
Cagar Alam Danau Dusun Besar yang disebabkan perambahan
di areal lahan basah yang merupakan catchment area bagi
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
25/61
25
perairan danau. Bentuk-bentuk perambahan tersebut
diantaranya adalah penanaman sawit di areal rawa yang
bersinggungan dengan kawasan cagar alam, perluasan
perumahan masyarakat kota dan pembangunan beberapa
fasilitas penunjang perumahan yang bersinggungan dengankawasan cagar alam. Ditambah lagi oleh pembukaan jalan raya
yang memotong kawasan kawasan Cagar Alam Danau Dusun
Besar.
Pembukaan jalan yang membelah cagar alam sepanjang 1,6 km
oleh Pemda Bengkulu pada tahun 1990 1992, secara langsung
mempengaruhi jumlah air yang masuk ke Danau Dendam.
Pembuatan jalan Nakau-Air Sebakul ini menghambat masuknya
air dari daerah tangkapan menuju kawasan danau.
SE R A N GA N HA M A T I K U S
Para petani saat ini sedang kewalahan menghadapi gangguan
hama tikus di sawah mereka. Banyak cara yang telah mereka
lakukan untuk membasmi hama tikus di sawah mereka. Mulai
dari memburu, memasang perangkap, sampai menggunakan
racun. Akan tetapi hama tersebut masih tetap merajalela.
Mereka belum menemukan solusi untuk menghadapi masalah
ini. Menurut pendapat petani, bertambahnya serangan hamatikus ini ada hubungannya dengan semakin mendesaknya
perumahan dan pembangunan fasilitas perkotaan yang semakin
dekat dengan areal persawahan, dan berhubungan juga dengan
rusaknya ekosistem lahan basah di kawasan cagar alam.
MA SA L A H E K O N O M I
Cukup banyak permasalahan ekonomi yang dihadapi petani
dalam usaha pertanian padi sawah ini. Mulai dari keterbatasan
modal tanam, hingga kegagalan panen akibat serangan hamatikus atau kekeringan. Belum lagi harga jual gabah yang relative
rendah yang tidak sebanding dengan modal yang mereka
keluarkan.
Keterbatasan pengetahuan mereka dalam mengolah sawah pun
menjadi hambatan dalam mencari kesejahteraan hidup. Hal itu
dikarenakan kurangnya tenaga penyuluh pertanian yang mau
ikut turun kesawah. Bantuan-bantuan yang diberikan dari
pemerintah setempat bisa dianggap tidak mampu menstimulankemajuan perekonomian rumah tangga mereka. Seperti
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
26/61
26
program bantuan pupuk bersubsidi, petani harus membeli
seharga Rp. 75.000,- per sak pupuk urea di kelompok tani
mereka. Program bantuan benih yang hanya cukup untuk
menanam 1 patok sawah, sedangkan luas sawah yang mereka
garap rata-rata 15 patok dan hanya ditanami bibit padi localyang mereka simpan dari hasil panen sebelumnya.
OR GA N I SA SI
Terdapat dua organisasi yaitu KP2A Temetung Baru (Kelompok
Petani Pemakai Air) dan Kelompok Tani Sekotong Ulu. Salah
satu responden, Bpk Ruslan adalah Ketua Kelompok Tani
Sekotong Ulu. Ketiga responden menyatakan Kelompok Tani
Sekotong Ulu lebih dekat hubungannya dengan mereka,
dibandingkan KP2A. Peranan KP2A hanya sebatas penanggungjawab pengaturan irigasi secara formal, namun demikian dalam
prakteknya pengaturan tersebut dilakukan secara kekeluargaan
dalam bentuk kelembagaan informal. Kelompok Tani Sekotong
Ulu saat ini lebih terasa manfaatnya karena menghubungkan
para petani dengan PPL dan mengakses bantuan-bantuan dari
pemerintah.
Selain kedua organisasi formal tersebut, terdapat bentuk
hubungan kelembagaan informal di kalangan petani padi dipersawahan sekitar Cagar Alam Danau Dusun Besar ini.
Mayoritas petani di areal ini adalah masyarakat Suku Lembak,
yang masih mempertahankan tradisi bertani sawah dan relasi-
relasi tradisional yang berhubungan dengan pengelolaan sawah.
Penyelesaian konflik yang berkaitan dengan pengaturan irigasi,
secara tradisional (kebiasaan), ditengahi oleh warga yang
dipandang memiliki status yang terpandang dalam adat Suku
Lembak. Pengaturan-pengaturan secara tradisional tersebut
masih dipertahankan dan berlaku tidak hanya untuk suku asli
namun juga berlaku bagi petani yang berasal dari suku-suku
lainnya.
Para petani di areal tersebut juga masih mempraktikkan tradisi-
tradisi lokal Suku Lembak yaitu syukuran menjelang tanam dan
syukuran menjelang panen. Setiap keluarga petani yang akan
melakukan penanaman dan setiap akan memulai masa panen
wajib mengadakan syukuran kecil-kecilan. Acara syukuran
tersebut dilakukan di areal sawah masing-masing, dengan
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
27/61
27
mengundang tetua adat, petani tetangga sekitar, dan sering kali
petugas penyuluh ikut menghadiri. Rata-rata setiap acara
syukuran dihadiri dekitar 15-20 orang. Syukuran dilakukan pada
sore hari dengan acara doa selamat dan makan sore bersama.
Dalam kesempatan-kesempatan tersebut biasanya masing-masing petani berbagi informasi dan saling member motivasi
agar hasil usaha taninya semakin maju.
IN TE R V E N SI PE M E R I N TA H
Pemerintah member bantuan pupuk bersubsidi dengan harga
lebih murah dari harga pasar, yang disalurkan melalui
kelompok-kelompok tani. Selain bantuan tersebut, belum ada
intervensi pemerintah untuk mengatasi permasalahan rusaknya
ekosistem danau yang berdampak pada persawahan. Bahkandalam tahun-tahun belakangan ini terjadi konflik antara petani
sawah sekitar Cagar Alam (masyarakat Suku Lembak) dengan
pemerintah daerah karena pemerintah daerah tidak
mengakomodir tuntutan masyarakat untuk membongkar jalan
yang memutus kawasan cagar alam, serta menindak para
pengembang perumahan yang mendesak kawasan cagar alam
dan persawahan warga.
3.3.2. PENGUMPUL LIMBAH BATUBARA
GAMBARAN UMUM
Kelurahan Pasar Bengkulu terletak merupakan daerah pesisir
pantai dimana terdapat muara Sungai Air Bengkulu. Kelurahan
Pasar Bengkulu merupakan salah satu kelurahan di kecamatan
Sungai Serut Kota Bengkulu, dengan jumlah penduduk 1798
jiwa yang terdiri dari 342 kepala keluarga. Sebagian besar
masyarakat sejak lama berprofesi sebagai nelayan tradisional.
Sejak dua tahun terakhir ini, sebagian besar nelayan di daerah
ini beralih profesi menjadi pengumpul batubara di sekitar pantai
dan muara Sungai Air Bengkulu. Mereka menggantungkan hidup
dengan mengais dan mengumpulkan batubara yang telah lama
mengendap di dasar sungai. Mereka beranggapan pekerjaan ini
lebih menguntungkan ketimbang bekerja menangkap ikan di
laut.
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
28/61
28
PROSES PRODUKSI
Para pemulung batubara tidak membutuhkan lahan khusus
untuk melakukan aktifitas produksi. Akan tetapi mereka secara
bersama dengan para pemulung lainnya, melakukan aktifitas
produksi di sepanjang muara Sungai Air Bengkulu melintasi
Kelurahan Pasar Bengkulu yaitu kurang lebih 5 km.
Proses dimulai dengan mengayuh rakit bambu untuk menuju
lokasi tempat mencari batubara. Setelah sampai di lokasi yang
cocok, nelayan pemulung menyelam dan mengais dasar sungai
dengan menggunakan sekop pendek sambil memasukkan pasir
bercampur endapan batubara kedalam karung, untuk kemudian
dibawa keatas rakit. Proses ini berlangsung hampir setengah
hari karena nelayan pengumpul batubara ini harus bolak-balik
keatas air untuk mengambil nafas.
Setelah karung-karung yang berisi pasir endapan batubara terisi
penuh, nelayan pengumpul mengayak endapan batubara
tersebut untuk memisahkan batubara dari pasir sungai ataupun
sampah. Yang kemudian ditumpuk di atas rakit dan dibawa
menepi untuk dijual ke toke pengumpul.
Pak Likun, Pak Ade dan Pak Ibrahim adalah nelayan pengumpul
batubara. Sama seperti nelayan pengumpul lainnya yang hanya
bermodalkan kemampuan menyelam dan uang sekitar
Rp.100.000,- yang digunakan untuk membeli karung seharga
Rp.5.000/karung, membuat rakit bambu seharga Rp.30.000,-,
sebuah jaring anyaman yg dibuat sendiri seharga Rp.30.000,-
dan sebuah sekop kecil seharga Rp.35.000,-.
Bila tidak ada hambatan cuaca ataupun banjir, setiap harinya
para nelayan pengumpul batubara ini bisa mendapatkan rata-
rata 8 karung perhari yang langsung dijual kepada toke
pengumpul seharga Rp.8.000,- perkarung. Dalam sebulan, para
nelayan pengumpul batu bara ini bisa mendapatkan pemasukan
bersih sekitar Rp.1.000.000,- perbulan.
Toke pengumpul berperan sebagai perantara antara nelayan
pengumpul dengan toke besar. Toke pengumpul membeli
batubara dari nelayan pengumpul seharga 8 ribu s/d 9 ribu
rupiah per karung. Kemudian batubara tersebut di cuci dan
dipisah antara batubara yang berukuran kecil dan batubara
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
29/61
29
yang berukuran sedikit besar. Setelah bersih, toke pengumpul
menjual kepada toke besar seharga Rp 14.000,- untuk batubara
yang berukuran kecil dan Rp 15.000,- untuk batubara yang
berukuran besar. Batubara yang dibeli dari nelayan pengumpul,
dicuci dan disortir sesuai dengn ukurannya oleh tokepengumpul. batubara tersebut disortir menjadi batubara yang
kasar dan yang halus. Yang kemudian dijual kepada toke besar
untuk dibawa ke Stockpile batubara di Pelabuhan Pulau Bai.
HA M B A T A N D A N P O TE N SI
Hambatan yang dirasakan oleh pengumpul limbah batubara
antara lain sempat ada larangan dari pemerintah daerah, konflik
antar pengumpul limbah batubara, dan kondisi alam.
Masyarakat yang beraktifitas sebagai nelayan pengumpulbatubara di muara sungai air Bengkulu ini, tidak hanya berasal
dari masyarakat sekitar sungai. Banyaknya masyarakat
pendatang dari desa-desa yang jauh dari areal ini sering
menimbulkan konflik sesama nelayan pemulung batubara.
Masyarakat setempat umumnya tidak menyukai kehadiran
nelayan pengumpul yang bukan warga kelurahan pasar
Bengkulu. Masalah yang kerap kali terjadi dalam usaha ini,
disebabkan oleh banjir luapan air sungai yang berakibat tidak
hanya kepada para nelayan pengumpul batubara yang tidak
turun kesungai, tetapi juga berdampak pada toke pengumpul
yang mengumpulkan batubara di daerah sempadan sungai yang
mengakibatkan batubara yang sudah bersih dan dikumpulkan
oleh beberapa toke pengumpul di bantaran sungai, terbawa
hanyut oleh banjir.
3.3.3. WANATANI (AGROFORESTRY) DI KAWASAN HULU
GAMBARAN UMUM
Mata pencaharian utama masyarakat Rindu Hati adalah petani.
Rata-rata keluarga memiliki 1,5 ha lahan pertanian. Rata-rata
memiliki 2 petak lahan, satu petak khusus untuk sawah, satu
petak yang lain sebagai kebun. Rata-rata masyarakat desa rindu
hati mempunyai lahan sawah dimana hasil sawah yang mereka
dapatkan itu untuk di konsumsi pribadi. Terdapat juga lahan
pertanian yang disewakan dengan biaya sewa kesepakatan.
Sewa yang biasa dilakukan petani sawah yaitu 2:1 yaitu, 2bagian untuk penggarap dan 1 bagian untuk pemilik lahan.
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
30/61
30
Kawasan hutan (status lahan hutan negara). Pak hartawan
membuka lahan di kawasan hutan sejak tahun 2004. Lahan
tersebut sebelumnya adalah milik (klaim) mertuanya yang
lebih dahulu membuka hutan.
PROSES PRODUKSI
Pak Rohmilin membeli lahan pada tahun 1982. Penanaman
dilakukan sendiri yang dimulai dari penyiapan lahan dengan
menebas semak belukar dilanjutkan dengan proses pembakaran
(dalam bahasa local disebut panduk). Setelah penyiapan
lahan, baru dilakukan penyemaian bibit kopi. Bibit kopi yang
ditanam merupakan bibit kopi Robusta. Setelah bibit kopi
berumur 5-6 minggu baru dilakukan penanaman. Selama proses
tanam, Pak Rohmihin melakukan penyiangan rumput tanaman
dan penyemprotan herbisida sebanyak 3 liter setiap 6 bulan
dimulai dari 3 bulan setelah penanaman. Pemanenan dilakukan
setelah kopi berumur 4 tahun. Dalam setiap tahunnya, Pak
Rohmilin mamanen tanaman kopinya pada hanya pada musim
buah agung (buah melimpah) yaitu sekitar bulan Maret-April.
Proses pemanenan sampai dengan kegiatan pasca panen
berlangsung selama 3 bulan.
Dari kegiatan perkebunan kopi ini, Pak Romuhin bisa
mendapatkan rata-rata 700 Kg beras kopi (kopi kering siap
goreng) setiap tahunnya. Produk sampingan berupa sahang
(lada) sebanyak 60 batang yang Pak Rohmihin tanam secara
tumpang sari dan ia rawat sendiri yang dapat menghasilkan
rata-rata 70 Kg pertahun. Hasil lainya berupa beberapa tanaman
kayu bawang, kayu akasia dan kayu sengon yang baru berumur
3 tahun. Hasil yang didapat pak rohmihin dari lahan perkebunan
yang dimilikinya berupa kopi senilai Rp.7.000.000,- ditambahLada senilai Rp.1.260.000,- setiap tahunnya. Jika dibandingkan
dengan biaya yang ia keluarkan untuk membayar upah tenaga
kerja dan pembelian herbisida senilai Rp.6.000.000,-, rata-rata
setiap tahunnya penghasilan Pak Romuhin senilai
Rp.2.260.000,-.
HA M B A T A N D A N P O TE N SI
Hambatan utama yang dirasakan oleh petani di wilyah hulu
adalah minimnya pengetahuan pertanian dan minimnya aksespermodalan. Kedua hal tersebut membuat petani sulit
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
31/61
31
mengembangkan produktivitas pertaniannya. Ketidakpastian
hukum atas pertanian di kawasan hutan juga menjadi hambatan
khususnya bagi petani yang menggarap lahan di dalam kawasan
hutan lindung.
III. TEMUAN DAN SARANBab ini menyajikan temuan-temuan yang diperoleh selama
mengumpulkan dan menganalisis informasi dan memberikan
rekomendasi. Bahwa studi ini merupakan langkah awal.
Diperlukan pendalaman lebih lanjut untuk memastikan
kelompok rentan dan dan seberapa kerentanannya terhadap
kondisi sumber daya air. Kelompok aktivitas ekonomi belum
menggambarkan semua aktivitas ekonomi yang mengancamkualitas dan kuantitas sumber daya air di DAS Air Bengkulu.
Contoh data pada hasil studi AL, Masyarakat yang terkena banjir
di hilir, data yang dikumpulkan belum cukup jelas
menggambarkan bagaimana dan seberapa besar kerentanan
masyarakat atas kondisi sumberdaya air di lokasi banjir.
Rekomendasinya, perlu dipastikan agar surveyor memiliki
pemahaman dasar yang cukup mengenai hidrologi dan aspek
sosial. Contoh data PADA AA, Penulis menemukan bahwa
ancaman kegiatan tambang sangat besar dan merusak kondisi
DAS Air Bengkulu. Tetapi penulis menemukan kesulitan untuk
mengakses aktivitas produksi dari tambang.
Kurangnya pemahaman yang tepat mengenai perbedaan antara
LA dan AA: kuesioner yang digunakan untuk kelompok yang
rentan dan untuk kegiatan ekonomi kritis masih
membingungkan bagi surveyor. Konsep LA dan AA dipahami
namun karena para petani yang diwawancarai untuk LA dan AA
adalah orang yang sama dan dilakukan pada waktu yang sama.
Rekomendasi: LA dan AA dilakukan oleh surveyor yang berbeda
mewawancarai responden yang berbeda. Menggunakan
kuesioner terbuka akan membantu surveyor untuk lebih
berinteraksi dengan orang-orang, yang kadang-kadang tidak
ingin memberikan informasi. Surveyor terkadang mengalami
kesulitan untuk membuat catatan selama wawancara dan cerita
yang berbeda akan muncul dari wawancara yang sama.
Rekomendasi: menggunakan dua pewawancara selama setiapdari wawancara, wawancara rumit pada hari yang sama yang
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
32/61
32
melibatkan dua orang dan menyampaikan dan mendiskusikan
hasil dengan pemimpin, dan diskusi kelompok merancang di
mana hasil wawancara yang dilakukan dalam satu komunitas
disajikan dan dibahas.
Pelatihan perlu dilakukan untuk meningkatkan teknik wawancara (pewawancara
yang berpengalaman). Ini adalah langkah penting bagi lapangan kerja untuk
membersihkan lapangan dan kuesioner sehingga dapat diakses untuk pemimpin
proyek. Rekomendasi: Jika wawancara dilakukan dalam penulisan, pagi melakukan /
verifikasi / presentasi / diskusi di sore hari. Jangan pernah menaruh data di rak.
Pemimpin proyek harus memberikan instruksi lebih surveyor sebelum dan setelah
wawancara dan selama menulis data. Yang kedua adalah, pelatihan untuk surveyor.
REKOMENDASI UNTUK TAHAPAN PELATIHAN :
Pelatihan ruang untuk mendapatkan pemahaman yang jelas
tentang proses wawancara dan kuesioner lapangan
Pelatihan lapangan dilakukan dalam dua tahap; Pertama,
pemimpin proyek melakukan wawancara, surveyor
mendengarkan dan membuat catatan. Kedua, pemimpin
proyek pengamat, surveyor melakukan wawancara dan
diskusi tentang proses. Sebuah diskusi dilakukan dan
komentar yang dibuat setelah setiap tahap.
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
33/61
33
DAFTAR PUSTAKAMustikasari R., 2011. Getting Water Users Perspectives. A Guide for
Analysing Livelihoods and Economic Activities in the Context of a
Negotiated Approach to Integrated Water Resources Management.Telapak. Bogor.
Andriansyah O., Mustikasari R., 2011. Case Description Air Bengkulu
River Basin. Telapak. Bogor.
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
34/61
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
35/61
35
LAMPIRAN 1. TABEL PELAKSANAAN WAWANCARA
AL DAN AA
Tanggal Kelompok
kritis
Nama
responden
Lokasi
4 6 Januari 2010 Petani sawah
sekitar Danau
Dendam Tak
Sudah
AL: Iskandar,
Hendra,
Lisni
AA:
Rusmayan,
Ruslan,
Murin
Kelurahan
Dusun
Besar
20 23 Januari
2010
Masyarakat
banjir
Sumardin,
Amin, Zainul
Hakim
Kelurahan
Tanjung
Agung dan
Tanjung
Jaya
11 13 Januari
2010
Pengumpul
limbah
batubara di
sungai
Ade, Likun,
Syamsul
Kelurahan
Pasar
Bengkulu
2 8 Februari
2010
Petani
agroforest di
hulu
Romuhin,
Muklis,
Hartawan,
Muhar
Desa
Rinduhati
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
36/61
36
LAMPIRAN 2. KUESIONER ANALISA NAFKAH
HIDUP (LA)
Analisa Nafkah Hidup (AL) adalah sebuah usaha untuk
mengidentifikasi realitas-realitas kehidupan dari komunitas
tertentu. Pengamatan dilakukan di tingkat rumah tangga untuk
mendapatkan deskripsi yang lengkap tentang aspek sosial
ekonomi sekaligus persepsi keluarga atas pendapatan, aset
ekonomi, persoalan yang dihadapi, sekaligus harapan dan cara
alternatif untuk keluarga ini meningkatkan kehidupanekonominya.
Terkesan tidak nyata tetapi sesungguhnya terjadi. Strategi
nafkah hidup terasa seolah-olah susah dilihat tetapi
sesungguhnya dapat dijelaskan. Dibutuhkan sedikit imajinasi
untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.
Enumerator dan tim pelaksana studi ini ingin menjelaskan
bagaimana komunitas lokal mengevaluasi kehidupannya yang
ditunjukkan dalam beberapa prinsip. Misalnya apakah mereka
percaya bahwa kehidupannya tergolong sejahtera atau hanya
tergolong cukupan saja, tergolong kelompok miskin dan
kekurangan; bagaimana pandangan mereka atas kehidupan
mereka dari kacamata mereka sendiri; apakah mereka merasa
cukup mendapatkan pendapatan untuk pemenuhankehidupannya; atau apakah mereka rumah mereka sudah
pantas untuk ditempati.
Tuliskan nama keluarga yang menjadi responden. Misalnya:
Keluarga Ibu Siti, Desa Ilan Batu, wawancara tanggal 7 Mei
2009.
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
37/61
37
Terdapat 5 aspek yang membangun strategi nafkah. Penjelasan
berikut tentang kelima aspek itu, dengan beberapa sub-bab
yang lebih jauh memberi tambahan informasi.
1.BARANG MODAL: URAIAN TENTANGASET
Barang modal
atau aset yang dimiliki oleh sebuah
keluarga3. Ada lima jenis barang modal yang merupakan
tonggak pendukung berjalannya sebuah rumah tangga
(household/KK; kepala keluarga).
Kelima aspek barang modal yang disebutkan di bawah ini,
harus dilihat juga dari segi akses terhadap sumberdaya
external. Misalnya apakah keluarga itu memiliki akses luas
terhadap peningkatan diri anggota keluarganya melalui
berbagai pelatihan informal atau sekolah formal. Atau
akses terhadap perbankan untuk pinjaman rumah (fisik).
Juga kemungkinan keluarga ini mendapat bantuan dari
sanak keluarga atau handai taulannya (social safety belt;
jaring keamanan sosial) saat mereka mendapat kesulitan.
1.1. AS ET MANUSIA
(komposisi keluarga, latar belakang pendidikan, berbagai jenis
pelatihan, kemampuan untuk melakukan migrasi)
Anggota keluarga dikategorikan sebagai aset bagi suatu
keluarga. Tuliskan berapa jumlah anggota keluarga yang
tinggal di dalam satu rumah. Tuliskan selengkap mungkin,
termasuk didalamnya jenis kelamin dan usia.
Juga latar belakang pendidikan baik yang formal maupun
3Barang Modal: tidak selalu menunjuk barang yang diperjual-belikan.
Umumnya menunjuk kepada aspek-aspek yang dibutuhkan sebuah
keluarga untuk bertahan hidup. Informasi yang bisa kita kumpulkan
akan memberikan gambaran tentang kehidupan sebuah keluarga.
Kehadiran kelima aset ini adalah penting adanya.
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
38/61
38
informal yang sedang dan atau sudah dicapai. Berapa orang
lulusan SD, SMP, SMA, dst. Siapa saja yang pernah mengikuti
training PKK, Posyandu, Penyuluh Pertanian, dsb. Penulisan
dalam bentuk tabel memudahkan penulisan.
Adakah kemungkinan bagi keluarga atau anggotanya untuk
bermigrasi ke luar daerah. Misalnya karena memiliki saudara
yang bekerja di Malaysia, maka dia berniat untuk mencari
kerja di sana setelah lulus sekolahnya. Atau dia akan pindah ke
desa lain karena di tempat ini selalu kebanjiran.
Berikut adalah contoh informasi aset manusia yang kita ambil
saat berlatih di kawasan hilir DAS Lamasi. Di dalam satu
keluarga terdiri dari 5 orang, yaitu si ibu dan 4 orang anak
perempuannya yang masih tinggal bersama ibunya. Dua dari
anaknya sudah menyelesaikan SMA, sedangkan dua anaknya
yang lain bekerja di pabrik textil di Bandung.
1.2. AS ET KEP EM IL IKA N SUMBERDAYA AL AM
(lahan, kolam ikan, pohon-pohon, akses terhadap air)
Setiap keluarga memiliki aset sumberdaya alam, termasuk
misalnya lahan sawah, kebun, jumlah pohon karet. Akses
terhadap pemenuhan kebutuhan air juga termasuk ke dalam
aset kepemilikan SDA. Misalnya letak rumahnya di dekat sungai,
sehingga keluarga ini bisa mengambil air sungai untuk
pemenuhan kebutuhannya MCK dan masak/minum.
Berikut adalah contoh informasi aset kepemilikan sumberdaya alam yang kita
ambil saat berlatih di kawasan hilir DAS Lamasi. Tidak ada lahan selain tanah
yang diatasnya terdapat rumah yang ditempati keluarga itu. Luas keseluruhannya
hanya ha. Di lahan pekarangan depan, ditanami jagung yang biasa dipanen 3
kali setahun. Kebutuhan air seharihari dari sumur yang dimiliki keluarga ini yang
terletak di pekarangan belakang rumah sehingga memudahkan pengambilan air
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
39/61
39
untuk kebutuhan seharihari. Kualitas air sungai ini bagus sehingga keluarga ini
tidak perlu membeli air minum galon.
1.3. AS ET F INA NS IA L
(peluang pekerjaan yang ada dan yang dilakukan, berapa
pendapatannya, tabungan, biaya hidup, akses ke perbankan
atau koperasi, musim yang bisa mempengaruhi kehidupan)
Berikut adalah contoh informasi aset finansial yang kita ambil
saat berlatih di kawasan hilir DAS Lamasi. Mata pencahariannya
adalah seorang pedagang sayur. Sayuran yang dijual terkadang
dibeli dari petani sekitar dan sebagian hasil tanaman dari kebunsendiri. Biaya yang harus dikeluarkan rutin yaitu transportasi
sebanyak 3 kali dalam seminggu, sebesar Rp 14.000 pulang
pergi. Dengan pendapatan kotor sebesar Rp 100.000
perminggu, dan pengeluaran transport sebesar Rp 42.000,
maka si petani mendapatkan kurang dari Rp 60.000/minggu.
1.4. ASET F ISIK/ALATALAT BERAT
(alat pertanian seperti traktor, kerbau dan sapi untuk membajak
sawah).
Setiap rumah tangga memiliki aset fisik. Misalnya berupa rumah,
ternak sapi, traktor, kendaraan mobil dan motor, dsb. Alat fisik
ini dipergunakan oleh keluarga ini untuk berproduksi dan
mendapatkan pendapatan untuk kelangsungan hidupnya. Siapa
yang biasa menggunakan motor/traktor dan bagaimana
perawatan alatalat fisik yang dimiliki ini. Adakah alat fisik ini
disewakan dan menjadi tambahan pendapatan keluarga.
Tuliskan apakah rumah yang ditempati adalah milik
sendiri, sewa atau tinggal bersama orang tua.
1.5. ASET SOSIAL
(jaringan formal/informal, jaring pengaman sosial saatterjadi kesulitan; akses terhadap program pembangunan
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
40/61
40
yang disediakan pemerintah dan program umum lainnya)
Aset sosial menunjuk pada jejaring yang dimiliki sebuah
keluarga. Hubungan ini bisa bersifat formal atau informal.
Misalnya jika terjadi suatu bencana, kematian kepala keluarga,
apakah keluarga ini memiliki asuransi jiwa di sebuah perusahaan
asuransi. Atau keluarga dan tetangga terdekatnya akan
membantu sehingga keluarga ini tetap bisa bertahan hidup.
Uraikan jika keluarga ini punya akses terhadap perbankan atau
lembaga perekonomian lainnya seperti koperasi atau Credit
Union.
Berikut adalah contoh informasi aset sosial yang kita ambil saat
berlatih di kawasan hilir DAS Lamasi. Awalnya rumah tersebut
adalah milik suaminya, setelah suaminya meninggal yang
menjadi ahli waris adalah sang istri. Rumah bagian belakang
diberikan kepada salah satu anaknya sedangkan si ibu yang
merupakan ahli waris pemilik rumah tinggal dirumah panggung
(bagian depan). Satu anaknya tinggal dan bekerja di Bandungbersama seorang relatif yang diajak bersama-sama merantau.
Anaknya yang lain bekerja menjadi guru SD dan tinggal di Kota
Palopo.
2. AKTIVITAS/ STRATEGI KEHIDUPAN
Setiap keluarga memiliki strategi dan pilihan aktivitas yang
berbeda agar keluarga ini bertahanmemenuhi kebutuhan
hidupnya. Alasan pemilihan strategi dan aktivitas akan berbeda
untuk setiap keluarga.
Berikut adalah contoh informasi bagaimana strategi sebuah
keluarga untuk bertahan hidup yang kita ambil saat berlatih di
kawasan hilir DAS Lamasi. Beberapa keluarga yang tidak
memiliki lahan pertanian untuk digarap, mencari pekerjaan
diluar kampung seperti merantau ke Kalimantan, Irian, Jawa.
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
41/61
41
Keluarga-keluarga ini sesungguhnya memiliki sepetak kebun
coklat yang terletak di bagian depan rumahnya, tetapi sejak
tahun 2000 saat banjir datang teratur, tanaman coklat menjadi
tidak produktif. Tanaman ini rusak karena keseringan banjir dandiserang hama penyakit. Keluarga ini menanam jagung yang
memiliki daur panen lebih pendek untuk menambah pemasukan
sedangkan sang suami sebagai kepala keluarga pergi merantau
ke luar daerah.
T IPE-TIPE PRODUK DAN NON-PRODUK
Di dalam kegiatan pertanian pada umumnya, terdapat lebih dari satu jenis produk
yang bisa dihasilkan, misalnya memelihara ikan diantara air padi sawah, atau
berbagai produk tanaman tumpangsari. Ada berbagai tipe-tipe produk pertanian,
misalnya seorang petani bisa menghasilkan gabah, padi, berbagai sayuran dan
buah-buahan, dsb. Selain produk utama, kegiatan pertanian bisa juga menghasilkan
produk sampingan (non-produk). Yaitu hasil sampingan yang seringkali tidak kita
inginkan terjadi, misalnya limbah kimia dari proses produksi pertanian yang memakai
pupuk kimia, kerusakan lingkungan seperti deforestasi atau erosi badan sungai.
Beberapa pertanyaan:
Apa yang menjadi produk utama? Apa yang menjadi produk pertanian
tambahan?
Apa tipe pertanian yang dijalankan (misal pertanian irigasi padi sawah, irigasi
tradisional mengandalkan tadah hujan, palawija sayuran, perkebunan kopi,
kebun campuran seperti rambutan dan durian, dsb)?
Seberapa besar produksi yang dihasilkan? Tuliskan unit yang digunakan untuk
mengukur besaran produk (kg, liter, unit pengukuran lokal yang biasa
digunakan).
Output non-produk; apakah dihasilkan buangan? Apakah buangan itu dibuang
begitu saja atau digunakan untuk tujuan lain? Apakah ada perlakuan khusus
terhadap buangan yang dihasilkan? Seberapa besar buangan yang dihasilkan?
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
42/61
42
Tabel 1. Tipe non-produk yang dihasilkan
NO. JENIS USAHA
PENGHASIL LIMBAH
LIMBAH YANG
DIHASILKAN
JUMLAH (KG
ATAU LITER)
PERLAKUAN
TERHADAP LIMBAH
3. PENDAPATAN(INCOME) DAN ALOKASI PENGGUNAANNYA.
Pendapatan adalah jumlah pemasukan yang diperoleh suatu
keluarga untuk bertahan hidup, membayar tagihan listrik, anak
sekolah, membeli kebutuhan makan/minum, dsb. Pendapatan
bisa berupa uang tunai atau berupa produk, misalnya jagung,
padi, coklat. Pola pendapatan berbedabeda, misalnya bisa
setiap bulan untuk pegawai kantoran, atau setiap 6 bulan
setelah masa panen untuk petani padi sawah.
Prioritas. Tuliskan juga apa yang menjadi prioritas
pendapatan. Misalnya yang utama adalah hasil panen padi,
kemudian jagung dan palawija lainnya. Tuliskan juga apa
prioritas utama pengeluaran keluarga ini, apakah pengeluaran
terbesar untuk makanan atau pengeluaran lainnya. Berapa
persentasenya dibandingkan pengeluaran untuk pos lainnya.
Berikut adalah contoh bagaimana strategi sebuah keluarga
untuk bertahan hidup, yang kita ambil saat berlatih di kawasan
hilir DAS Lamasi. Pendapatan utama dari tanam jagung dan
jualan sayur. Hasil dari jualan jagung dan sayur untuk makan
seharihari serta untuk transport ke pasar.
4. KEAMANAN DAN KETAHANANHIDUP
(berhubungan dengan komponen utama dari ketahanan hidup:
pendapatan, pangan, kesehatan, air dan perumahan)
Aspek keamanan dan ketahanan hidup suatu keluarga
diartikan sebagai faktorfaktor ancaman apa saja yang dirasa
seseorang yang akan mengganggu kehidupannya. Ini erat
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
43/61
43
kaitannya dengan faktor: pendapatan, sumbersumber
makanan, kesehatan, akses terhadap air bersih dan
perumahan.
4.1. TIT IK L EM A H D A N KEL ENT INGA N B ER T A H A N H ID U P
Titik lemah dan kelentingan bertahan hidup. Apa titik lemah dari
hidup seseorang, ada bagian hidup yang dirasa penting dan
perlu dipertahankan. sebagai suatu hal yang penting, apa yang
mengancam bagian yang penting itu. Apa titik lemahnya dari
bagian penting itu, yang jika keamanannya terganggu, maka
bagian penting ini menjadi rapuh dan terbuka atas ancaman
lainnya.
Daya lenting adalah kemampuan keluarga informan untuk
bertahan hidup. Misalnya saat banjir datang dan
menenggelamkan rumahnya, apakah keluarga ini mampu
kembali pulih dan beroperasi seperti biasa. Berapa lama
waktu yang dibutuhkan, bagaimana dan apa yang dilakukan
untuk kembali pulih. Seberapa kuat keluarga ini bertahan
terhadap bencana alam banjir, misalnya.
4.2. HUBUNGAN DAN KETERGANTUNGAN TERHADAP AIR
Setiap manusia membutuhkan air untuk kelangsungan
hidupnya. Jelaskan bagaimana hubungan seorang responden
dengan sumber daya air. Apabila dia seorang petani, tentunya
memiliki hubungan dengan air yang berbeda jika sang
responden adalah seorang pegawai bank. Uraikan bagaimana
kualitas hubungan yang terjadi antara informan dengan
sumberdaya air. Apakah hubungan dengan air itu terbentuk
sebagai alat untuk pekerjaannya, atau hanya untuk kebutuhan
hidupnya saja. Seorang petani padi sawah dengan petani
karet/coklat memiliki cara yang berbeda dalam pemakaian air.
-
7/31/2019 20110811 Frb Bahasa
44/61
44
Ketergantungan terhadap air lebih menjurus pada informasi tentang kuantitas
hubungan seorang informan dengan air. Misalnya berapa banyak seseorang
menggunakan air, seberapa sering dia menggunakan air. Jumlah air yang
dibutuhkan petani lebih besar dibanding seorang pegawai bank. Tuliskan berapabesar air yang dibutuhkan seseorang. Dan informasi lainnya yang bisa
menjelaskan seberapa besar ketergantungan seseorang terhadap air.
4.3. ALASAN KERENTANAN DAN SOL U S INYA
Di dalam setiap masalah ada solusi. Setiap orang akan
melihat sebuah masalah berbeda dengan orang lain. Begitu
juga setiap orang melihat solusi yang berbeda untuk
masalah yang dihadapinya. Tuliskan apa yang menyebabkan
sesuatu itu menjadi problem buat seseorang. Dan apa
solusinya menurut orang itu. Apakah solusi itu mungkin
dilaksanakan, atau sangat tidak mungkin. Kenapa, tuliskan
alasannya.
5. HARA