wr 25 april 2015
DESCRIPTION
wrTRANSCRIPT
Slide 1
WEEKEND REPORT RS. ISLAM FAISAL
PERIODE 20-24 APRIL 2015
SUBJEKTIF
Identitas Pasien
Nama Penderita: Ny. H
Kelamin: Perempuan
Tanggal Lahir: 21/08/1962
Alamat: Jl. Ance Dg. Ngoyo Lr. 3
No. RM: 070666
Tanggal Masuk: 18/04/2015
Anamnesis
Keluhan utama: sesak
Dialami sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, timbul saat melakukan aktivitas sehari-hari, membaik pada saat istirahat, sesak pada malam hari (+), pasien menggunakan 3 bantal untuk tidur. Batuk (+), dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, terus menerus, lendir (+) warna putih, darah (-), nyeri dada (-).
Demam (-), sakit kepala (-). Mual (-) muntah (-), nyeri ulu hati (-). BAB dan BAK: Kesan normal.
Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit sebelumnya:
Riwayat pernah dirawat di RSI Faisal 2 tahun lalu dengan diagnosa CHF.
Riwayat hipertensi (+), sejak lama, berobat tidak teratur.
Riwayat keluarga:
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga (-).
OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisis
KU: Sakit Sedang/Gizi cukup/Composmentis
BB = 45 kg,
TB = 145 cm,
IMT = 21,42 kg/m2 (Gizi cukup)
Tanda vital :
Tekanan Darah: 150/70 mmHg
Nadi: 80 x/menit
Pernapasan: 22 x/menit
Suhu: 39,1 oC
Kepala
Ekspresi : biasa
Simetris muka : simetris kiri = kanan
Deformitas : (-)
Rambut: hitam lurus, sukar dicabut
Mata
Eksoptalmus/Enoptalmus: (-)
Gerakan : dalam batas normal
Tekanan bola mata: dalam batas normal
Kelopak Mata: edema -/-
Konjungtiva: anemis -/-
Sklera: ikterus -/-
Kornea: jernih, reflex (+)
Pupil: bulat isokor , 2,5mm/ 2,5mm
Telinga
Pendengaran: dalam batas normal
Tophi : (-)
Nyeri tekan di prosesus mastoideus: (-)
Hidung
Perdarahan: (-)
Sekret : (-)
Mulut
Bibir: sianosis (-), kering (-)
Lidah : kotor (+), tremor (-), tepi hiperemis (+)
Tonsil : T1 T1, hiperemis (-)
Faring: hiperemis (-),
Gigi geligi: caries (-)
Gusi : perdarahan (-), hipertrofi (-)
Leher
Kelenjar getah bening: tidak ada pembesaran
Kelenjar gondok: tidak ada pembesaran
DVS : R+2 cmH2O
Pembuluh darah: tidak ada kelainan
Kaku kuduk : (-)
Tumor : (-)
Dada
Inspeksi:
Bentuk: normochest, simetris kiri = kanan
Pembuluh darah: tidak ada kelainan
Buah dada: simetris kiri = kanan
Sela iga: dalam batas normal
Lain lain : (-)
Palpasi:
Fremitus raba: kiri = kanan
Nyeri tekan : (-)
Perkusi:
Paru kiri : sonor
Paru kanan : sonor
Batas paru-hepar: ICS VI dextra anterior,
Batas paru belakang kanan: CV Th. IX dextra
Batas paru belakang kiri: CV Th. X sinistra
Auskultasi :
Bunyi pernapasan: vesikuler
Bunyi tambahan: Rh +/+ , Wh -/-
Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
Palpasi: ictus cordis teraba
Perkusi: pekak, batas jantung kesan normal
Auskultasi: bunyi jantung I/II murni regular, bunyi tambahan (-)
Abdomen
Inspeksi: datar, ikut gerak napas
Palpasi: Nyeri tekan (-), massa tumor (-)
Hepar: tidak teraba
Limpa: tidak teraba
Ginjal: tidak ada ballotement
Perkusi: timpani
Auskultasi: Peristaltik (+), kesan normal
Punggung
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa tumor (-), deformitas (-).
Nyeri ketok: (-)
Auskultasi: BP: vesikuler, Rh +/+ Wh -/-
Gerakan: Dalam batas normal
Lain lain: (-)
Alat Kelamin
Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus dan Rektum
Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Pitting edema +/+, peteki (-)
ASSESSMENT
CHF NYHA II ec. CAD
Suspek edema paru
HT gr. I
CAD
PLANNING
Pengobatan:
Diet rendah garam, diet jantung
IVFD NaCl 0,9 % 16 tpm
Furosemide 40 mg 1-0-0
Digoxin 0,25 mg 1-0-0
Spironolakton 0-1-0
PROGNOSIS
Ad Functionam: Dubia
Ad Sanationam: Dubia
Ad Vitam: Dubia
PEMBAHASAN
Definisi
Suatu kondisi patofisiologi, dimana terdapat kegagalan jantung memompa darah yang sesuai dengan kebutuhan jaringan
Klasifikasi
Gagal jantung kiri dan disebabkan oleh kegagalan mempertahankan curah jantung yang terjadi mendadak.
GJA
Gagal jantung kanan. Curah jantung menurun secara bertahap, gejala dan tanda tidak terlalu jelas. Kegagalan biventrikular kronis disebut gagal jantung kongestif. (CHF)
GJK
Penyebab dari gagal jantung antara lain disfungsi miokard, endokard, pericardium, pembuluh darah besar, aritmia, kelainan katup, dan gangguan irama.
Disfungsi miokard paling sering terjadi akibat penyakit jantung koroner biasanya akibat infark miokard yang merupakan penyebab paling sering pada usia kurang dari 75 tahun, disusul hipertensi dan diabetes
etiologi
Patofisiologi
Beban miokard/
indeks of event/underlying HD
Mekanisme kompensasi
Aktivasi: simpatoadrenal, RAAS, vasopresin
Hipertropi remodelling, apoptosis, disfungsi ventrikelgagal jantung asimptomatik
Gagal jantung simtomatik
Gagal jantung refrakter
Faktor presipitasi
Klasifikasi Gagal Jantung menurut New York Heart Association (NYHA)
Manifestasi klinis
Gejala paru: dypnea, orthopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea.
Gejala dan tanda sistemik berupa lemah, cepat capek, oligouria, nokturia, mual, muntah, desakan vena sentralis meningkat, takikardi, pulse pressure sempit, asites, hepatomegali dan edema perifer.
Gejala susunan saraf pusat: insomnia, sakit kepala, mimpi buruk sampai delirium.
EKG
abnormalitas pada sebagian besar pasien (80-90%), termasuk gelombang Q, perubahan ST-T, hipertrofi LV, gangguan konduksi, aritmia.
Radiologi
seringkali menunjukkan kardiomegali (rasio kardiotorasik (CTR) 50%)), terutama bila gagal jantung sudah kronis
Echocardiografi
dilakukan pada semua pasien dengan dugaan klinis gagal jantung
fungsi ventrikel dan abnormalitas gerakan dinding dapat dinilai, penyakit katup jantung dapat disingkirkan
Darah
Kateterisasi jantung
untuk menyingkirkan anemia
dilakukan pada dugaan penyakit jantung koroner,
Diagnosis
Diagnosis CHF didasarkan pada Kriteria Framingham:
Diagnosis ditegakkan minimal ada 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor;
Kriteria Mayor :
1. Paroxysmal Nocturnal Dyspnoe (PND) atau ortopnoe.
2. distensi vena leher.
3. Ronki paru.
4. Kardiomegali.
5. Edema paru akut.
6. Gallop S3.
7. Peningkatan tekanan vena jugularis.
8. Refluks hepatojuguler.
Kriteria Minor :
1. Edema ekstremitas.
2. Batuk malam hari.
3. Dyspneu deffort.
4. Hepatomegali.
5. Efusi pleura.
6. Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
7. Takikardia (> 120x/menit).
Kriteria Mayor atau Minor :
Penurunan BB > 4,5 kg dalam 5 hari setelah terapi.
Diagnosis banding
Non medika mentosa :
Istirahat, olahraga, aktivitas sehari-hari, serta rehabilitasi
Edukasi pola diet, control asupan garam, air, dan kebiasaan alkohol
Mengurangi berat badan pasien dengan obesitas
Hentikan kebiasaan merokok
Penatalaksanaan
Terdiri atas :
ACE inhibitor.
Antagonis angiotensin II.
Diuretik.
Antagonis aldosteron.
blocker.
Vasodilator.
Digoksin.
Terapi farmakologi.
Syok Kardiogenik
Keadaan hipoperfusi yang memperburuk hantaran oksigen dan nutrisi serta pembuangan sisa-sisa metabolit pada tingkat jaringan sehingga saat masuk tahap dimana sudah terjadi kerusakan sel yang hebat dan tidak dapat dihindari, pada akhirnya terjadi kematian
Komplikasi
Obati penyebab potensial dari kerusakan miokard, faktor risiko jantung koroner
Pengobatan infark jantung segera di triase, serta pencegahan infark ulangan
Pengobatan hipertensi yang agresif
Koreksi kelainan congenital serta penyakit jantung katup
Bila sudah ada disfungsi miokard upayakan eliminasi penyebab yang mendasari
Pencegahan
Klinis : gejala pasien, kapasitas aktivitas, dan gambaran klinis prognosis buruk
Hemodinamik : indeks jantung, isi sekuncup, dan fraksi ejeksi rendah prognosis buruk
Aritmia : Tidak jelas apakah aritmia ventrikel hanya merupakan penanda prognosis yang buruk atau apakah aritmia merupakan penyebab kematian
Prognosis
TERIMA KASIH