welding: spot welding, oxyacetylene welding, shielded metal-arc welding

20
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II MODUL PM2-01 PROSES PENYAMBUNGAN I Oleh: Kelompok 16 Anggota: Hendrastantyo Ruriandi 13111072 Dini Adilah Prabowo 13111075 Ahmad Armansyah Fauzi 13111079 Iqbal Jauhari Roesdha 13111082 Fuad Muthahari 13111090 Ali Akbar Nasution 13111140 Tanggal Praktikum: 13 Februari 2014 Tanggal Penyerahan Laporan: 17 Februari 2014 Nama Asisten: Muhammad Nanda Setiawan (13110102) LABORATORIUM DASAR TEKNIK PRODUKSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung 2014

Upload: dini-adilah-prabowo

Post on 20-Jan-2016

745 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Laporan praktikum proses manufaktur modul pengelasan: Las titik (spot welding), Las oksiasetilen (oxyacetylene-gas welding), dan Las busur listrik (shielded metal-arc welding)

TRANSCRIPT

Page 1: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 0

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II

MODUL PM2-01 PROSES PENYAMBUNGAN I

Oleh:

Kelompok 16

Anggota:

Hendrastantyo Ruriandi 13111072

Dini Adilah Prabowo 13111075

Ahmad Armansyah Fauzi 13111079

Iqbal Jauhari Roesdha 13111082

Fuad Muthahari 13111090

Ali Akbar Nasution 13111140

Tanggal Praktikum:

13 Februari 2014

Tanggal Penyerahan Laporan:

17 Februari 2014

Nama Asisten: Muhammad Nanda Setiawan (13110102)

LABORATORIUM DASAR TEKNIK PRODUKSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung

2014

Page 2: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktikum

Untuk membentuk suatu komponen mesin hampir selalu dibutuhkan penggabungan berbagai

bagian. Proses penggabungan ini jelas sangat berpengaruh terhadap kinerja komponen mesin

tersebut, seperti kekuatannya, umurnya, dan ketahanannya terhadap lingkungan (suhu, senyawa

kimia, dan lainnya). Untuk itu, dibutuhkan metode penyambungan yang relatif mudah dikerjakan

dan menghasilkan penggabungan yang sesuai untuk tiap jenis komponen mesin. Pengelasan

adalah proses yang relatif mudah dilakukan dan berbagai jenisnya dapat digunakan secara luas

untuk membentuk berbagai komponen mesin. Pengelasan, yang sangat beragam jenisnya, juga

bisa hanya membutuhkan biaya yang relatif terjangkau, Maka sudah jelas, dibutuhkan ilmu

pengelasan yang mendalam untuk mengetahui pengerjaan jenis apa yang paling sesuai untuk

berbagai komponen mesin.

B. Tujuan Praktikum

Memahami perbedaan berbagai jenis las dan aplikasi yang cocok dengan tiap jenisnya.

Memahami cara mengerjakan pengelasaan.

Memahami bentuk keamanan yang dibutuhkan selama pengelasan.

Page 3: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 2

BAB II TEORI DASAR

A. Las titik (spot welding)

Las resistansi membutuhkan panas yang mana dihasilkan dari resistansi listrik di antara dua

bagian yang akan disambungkan. Jenis las ini memiliki kelebihan seperti tidak membutuhkan

elektroda, gas shielding, atau flux. Las titik, biasa disebut RSW (resistance spot welding) adalah

salah satu jenis pengelasan resistansi ini.

Las titik bekerja dengan menyentukan kedua ujung padatan berbeda (berbentuk silindrik) ke dua

logam pelat berbeda yang aka disambungkan dan pemanasan resistansi menghasilkan las titik.

Untuk menghasilkan ikatan yang kuat di weld nugget digunakan penekanan (diberi gaya) hingga

arus listrik dimatikan dan las memadat. Akurasi kontrol dan waktu pemberian arus juga besar

tekanan harus diperhatikan pada las titik. Bentuk dan permukaan ujung elektroda juga perlu

untuk diperhatikan. Las titik biasanya digunakan untuk fabrikasi logam pelat.

Ada empat tahap waktu pada las titik,

seperti yang dijelaskan pada gambar di

samping. Pertama, gaya diberikan pada

elektroda. Kedua, selain gaya diberikan

juga aliran arus listrik. Ketiga, dengan

gaya yang tetap ditahan pada elektroda

arus listrik dihilangkan, di sini lah proses

las itu terjadi. Terakhir, gaya dilepaskan

dari elekroda dan terbentuk weld

nugget. Semua proses tersebut

dilakukan dengan mesin las titik dengan

dua benda kerja yang saling ditumpuk.

Weld nugget umumnya berukuran diameter 6-10 mm. Permukaan las titik memiliki indentansi

yang tipis. Arus yang digunakan beragam dari 3000 hingga 40.000 A, bergantung pada material

yang akan dilas dan ketebalannya. Elektroda umumnya terbuat dari paduan tembaga dan harus

memiliki konduktivitas elektrik yang mencukupi dan ketahanan terhadap panas yang mencukupi

untuk menjaga bentuknya.

Las titik adalah jenis las resistansi yang paling mudah dan banyak digunakan. Biasanya hanya

digunakan sepasang elektroda dan tekanan yang digunakan berasal dari sumber mekanik

Page 4: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 3

ataupun pneumatik. Jenis las titik rocker-arm digunakan untk bagian kecil sementara press untuk

bagian yang lebih besar.

B. Las oksiasetilen (oxyacetylene-gas welding)

OFW (oxyfuel-gas welding) berarti las yang menggunakan gas bahan bakar yang mengandung

Oksigen untuk menghasilkan api. Api tersebut menjadi sumber panas untuk melelehkan logam

pada daerah sambungan. Jenis yang paling umum adalah menggunakan asetilen yang secara

umum dikenal sebagai oxyacetylene-gas welding (OAW) dan biasanya digunakan pada fabrikasi

logam sruktural dan pengerjaan perbaikan.

OAW ditemukan pada tahun 1900-an, membutuhkan panas yang dihasilkan dari pembakaran

gas asetilen (C2H2) dengan pencampuran Oksigen berdasarkan reaksi kimia: C2H2 + O2 → 2CO

+ H2 + kalor. Proses pembakaran tersebut adalah pembakaran tahap awal yang terjadi pada

inner core dari api yang mana menghasilkan sepertiga panas dari api. Proses pembakaran

kedua terjadi berdasarkan reaksi kimia: 2CO + H2 + 1,5 O2 + → 2CO2 + H2O + kalor, yang mana

menghasilkan dua pertiga dari total anas. Suhu yang dapat terjadi pada api bisa mencapai

3300°C.

Jenis api yang dibentuk berbeda berdasarkan perbandingan komposisi asetilen dan Oksigen.

Ketika tidak ada sisa Oksigen (perbandingan 1:1) akan terbentuk jenis neutral flame. Dengan

lebih banyak suplai Oksigen api dapat bersifat merusak (terutama pada material baja) karena

akan mengoksida logam yang dilas, maka dari itu jenis yang terbentuk disebut oxidizing flame.

Oleh karena itu, jenis api tersebut hanya dapat digunakan pada material las tembaga dan

paduannya karena selama prosesnya akan terbentuk lapisan pelindung berupa slag, senyawa

oksida, menutupi logam yang meleleh. Jika Oksigen yang disuplai tidak mencukupi untuk

pembakaran akan terbentuk api jenis reducing (atau disebut carburizing flame) dengan suhu

Page 5: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 4

yang lebih rendah, dan cocok digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan kalor yang rendah,

seperti brazing, soldering, dan operasi flame-hardening. Gambar (d) di atas adalah prinsip kerja

las oksiasetilen.

Selain oksiasetilen dapat juga digunakan gas bahan bakar lain seperti Hidrogen dan

Metilasetilen Propadin. Namun suhu yang dihasilkan gas-gas tersebut lebih rendah daripada

asetilen, maka cocok digunakan untuk las logam ber-titik leleh rendah, bagian tipis dan juga

kecil.

Filler metal biasa digunakan untuk suplai logam tambahan ke daerah las (weld zone) selama

prosesnya. Dapat digunakan filler rod atau kawat yang dapat dilapisi oleh flux. Flux ini berfungsi

untuk menghindari oksidasi pada permukaan bagian yang dilas dengan menghasilkan gaseous

shield di sekitarnya. Selain itu juga membantu menguraikan dan memindahkan oksida dan

senyawa lain dari weld zone, sehingga membantu menguatkan sambungan. Slag yang

dihasilkan (senyawa oksida, flux, dan material pelapis elektroda) akan melindungi genangan

lelehan logam dari oksidasi selama proses pendinginannya.

Gambar di atas adalah perangkat yang digunakan dalam las oksiasetilen. Welding torch

dihubungkan dengan selang ke silinder gas bertekanan-tinggi dilengkapi dengan pengukur

tekanan dan regulator. Tabung oksigen dan asetilen dibedakan warnanya, hijau pada oksigen

dan merah pada asetilen, sebagai pertimbangan keamanan (menghindari salah menghubungkan

selang ke kran gas). Selain itu, sebagai bentuk keamanan, tetap gunakan perlengkapan seperti

goggle, topeng las, sarung tangan las, dan baju berpelindung. Dibutuhkan pemantik untuk

Page 6: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 5

menyalakan api pada welding torch, dan hal ini baru dapat dilakukan setelah yakin gas keluar

dari masing-masing tabung oksigen dan asetilen.

C. Las busur lisrtik (shielded metal-arc welding)

Las busur memiliki dua jenis utama yang dibedakan berdasarkan pemakaian elektrodanya, yaitu

yang tanpa menghabiskan elektroda dan yang dengan menghabiskan elektroda. SMAW

(shielded metal-arc welding) adalah jenis yang menghabiskan elektroda, merupakan yang paling

kuno, mudah dikerjakan, dan paling serba guna. Sekitar 50% las industri dan las perbaikan

menggunakan jenis las ini. Busur listrik dihasilkan dengan menyentuhkan ujung elektroda

berpeapis ke beda kerja dan dengan cepat melepaskannya dari sentuhan untuk membentuk

busur. Elektroda ini tipis, berupa kawat panjang, yang dipegang secara manual. Panas yang

dihasilkan melelehkan bagian ujung elektroda, pelapisnya, dan logam dasar pada sebagian

daerah. Logam yang meleleh terdiri dari campuran logam dasar (benda kerja), logam elektroda,

dan senyawa dari pelapis elektrda, di mana campuran ini kemudian membentuk las ketika

mengeras. Pelapis elektroda mendeoksidasi area las dan menghasilkan gas pelindung yang

melindunginya dari Oksigen di lingkungan.

Ujung bebas lain dari elektroda dihubungkan pada sebuah terminal sumber daya sementara

ujung lain terminal tersebut dihubungkan pada beda kerja. Arus yang digunakaan, dapat DC

maupun AC, beragam antara 50-300 A, di mana untuk las lpelat logam biasa digunakan arus DC

yang menghasilkan busur yang tunak.

SMAW memiliki kelebihan yaitu mudah dikerjakan, serba guna, dan membutuhkan sedikit jenis

elektroda. Perlengkapan yang dibutuhkan adalah sumber daya, kabel, dan pemegang elektroda.

Dibutuhkan pengerjaan untuk menghilangkan slag setiap sebuah pengelasan selesai, karena

slag ini dapat menghasilkan korosi ketika mengeras dan bisa menyebabkan gagal las, tetapi juga

bisa menghindari dari fusi lapisan las dan dapat meningkatkan kekuatan las. Namun begitu,

proses penghilangan slag ini harus dilakukan setiap satu pengelasan diselesaikan, dapat dengan

menggunakan sikat kawat maupun mengelupasnya dengan palu. Maka dari itu, kekurangan

utama jenis las ini adalah tingginya biaya pekerja dan material.

Page 7: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 6

BAB III HASIL PERCOBAAN

A. Foto benda kerja

1. Las titik

2. Las oksiasetilen

3. Las busur listrik

Page 8: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 7

Page 9: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 8

BAB IV ANALISIS

Hendrastantyo Ruriandi (13111072)

Proses penyambungan dua logam dapat dilakukan dengan metode welding atau pengelasan. Pada

dasarnya proses pengelasan merupakan proses untuk menggabungkan dua bagian logam yang

terpisah dengan cara melelehkan logam tersebut. Pengelasan pada logam juga dapat menggunakan

logam pengisi yang biasa disebut dengan filler. Proses pengelasan terdiri dari berbagai jenis sesuai

dengan kebutuhan serta alat yang digunakan. Pada praktikum ini ada tiga proses pengelasan yang

digunakan yaitu proses oxyacetilene welding, spot welding, dan metal arc welding.

Proses oxyacetilene welding merupakan proses pengelasan yang meamanfaatkan panas hasil dari

pembakaran gas aksetilen. Pengaturan jumlah gas asetilen dan oksigen dalam torch sangat penting

untuk diperhatikan karena sangat menetukan api yang keluar dari torch. Pada pelaksanaan praktikum

pengaturan gas asetilen dan oksigen sangat sulit dilakukan karena sulitnya mengatur katup gas pada

torch. Pengelasan dengan metode ini dilakukan dengan menggerakan torch pada bagian yang akan

dilas. Kelebihan metode ini adalah penggunaannya yang fleksibel serta dapat menjangkau semua

bagian benda kerja yang diinginkan untuk dilas. Akan tetapi kesalahan hasill pengelasan beresiko

sangat tinggi. Hal ini terbukti dengan hasil pengelasan pada praktikum kali ini. Benda kerja tidak

menyatu dengan sempurna satu dengan yang lainnya. Terdapat pula titik pengelasan yang

mengalami penumpukan lelehan filler metal. Kesalahan-kesalahan seperti ini tentu sangat

berpengaruh terhadap kekuatan sambungan. Pengelasan ini sangat membutuhkan keahlian yang

tinggi dalam pengerjaannya agar benda kerja dapat tersambung dengan baik dan kesalahan dalam

pengerjaan sangat sedikit. Faktor keselamatan perlu diperhatikan pada proses ini. Proses

pengelasan dilakukan dengan menjaga jarak dari tabung gas, serta memastikan ketika menyalakan

torch, gas yang dikeluarkan tidak terlalu besar yang dapat membahayakan pengguna dan orang yang

berada di sekitar.

Lain halnya dengan oxyacetilen welding, spot welding merupakan pengelasan yang tergolong mudah

dibandingkan dengan kedua metode lainnya. Hal ini terlihat dari hasil engerjaan yang paling rapi

dibandingkan dengan kedua hasil lainnya. Akan tetapi, dalam proses pengerjaan yang dilakukan,

praktikan kesulitan dalam menginjak pedal untuk memberikan tekanan pada benda kerja. Spot

welding memanfaatkan panas yang timbul akibat arus yang tertahan pada benda kerja. Pada proses

spot welding, tegangan listrik yang digunakan berkisar 380V. Karena temperatur kerja yang sangat

tinggi, maka dibutuhkan media untuk mendinginkan elektroda. Oleh sebab itu, pada mesin spot

welding terdapat aliran air yang digunaan sebagai pendingin. Hal yang penting untuk diperhatikan

pula adalah membersihkan permukaan benda kerja dengan menggunakan gerinda duduk. Dengan

Page 10: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 9

permukaan yang bersih dari oksida dan material lainnya, arus yang mengalir akan lebih tinggi dan

dapat tertahan dengan baik pada titik pengelasan, sehingga pengelasan bekerja dengan baik. Sangat

penting unutk diperhatikan, selama proses pengelasan elktroda tidak boleh disentuh karena tegangan

yang sangat tinggi dan dapat membahaakan keselamatan.

Proses metal arc welding merupakan proses yang juga membutuhkan keahlian. Pengelasan ini

memanfaatkan loncatan listrik dari elektroda ke benda kerja. Pada pengerjaan proses ini banyak

kesalahan yang terjadi. Jarak elektroda dengan benda kerja terkadang terlampau jauh, hal ini

mengakibatkan lelehan elektroda tidak dapat jatuh pada sasaran yang diinginkan. Sedangkan jika

terlampau dekat, elektroda akan menempel pada benda kerja. Proses pengerjaan arc welding sama

dengan oxyacetilen, yaitu merekatkan kedua ujung benda kerja kemudian meratakan ke seluruh

bagina sambungan. Pada hasil pengerjaan proses ini, terlihat banyak titik yang memiliki penumpukan

elektroda dan hasil yang kurang rapi. Hal inilah yang menyebabkan proses pengelasan

membutuhkan keahlian yang cukup tinggi. Arus yang mengalir pada benda kerja dan elktroda sangat

tinggi. Sehingga sangat peru diperhatikan, pengguna tidak boleh menyentuh elektoda dan benda

kerja pada saat arus dialirkan.

***

Dini Adilah Prabowo (13111075)

Prinsip kerja spot welding adalah memanfaatkan resistansi listrik untuk menghasilkan panas yang

akan melelehkan kedua permukaan benda kerja yang saling bersentuhan di satu titik, tepat di antara

dua elektroda. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengelasan adalah: (1) menghaluskan terlebih

dahulu permukaan benda kerja (menghilangkan oksida, minyak, cat) untuk meningkatkan kekuatan

sambungan las; (2) mengalirkan air ke mesin las untuk mendinginkan elektroda karena selama

proses arus yang mengaliri elektroda terhitung tinggi, 380V; dan (3) pemberian tekanan (penginjakan

pedal) harus dilakukan dengan kuat agar material terlas dengan baik dan kuat. Dari foto hasil las

dapat disimpulkan di antara ketiga tipe las yang dilakukan, las tipe ini paling mudah dan tidak

memerlukan keahlian khusus sehingga hasilnya cukup baik, di mana kedua benda kerja tersambung

dengan baik di titik yang diinginkan.

Prinsip kerja oxyacetylene-gas welding adalah memanfaatkan permbakaran gas asetilen dan Oksigen

dalam dua tahap pembakaran di mana panas yang dihasilkan menjadi api yang keluar dari welding

torch. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengelasan adalah: (1) proporsi asetilen dan oksigen

untuk menghasilkan bara api yang sempurna, berwarna dominan biru (dengan memainkan katup

kontrol gas pada welding torch); (2) penggunaan filler metal dengan baik, memposisikannya agar

tepat meleleh di sambungan benda kerja dengan merata, hal ini bergantung pada kemampuan

pekerja, di mana dalam hal ini praktikan masih amatir sehingga dihasilkan bentuk las yang tidak rata

bahkan masih ada bagian yang belum terlas (tampak berlubang jika dilihat di foto); dan (3)

Page 11: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 10

memposisikan welding torch terhadap benda kerja dengan baik, membentuk sudut sekitar 45°. Faktor

keamanan yang harus diperhatikan adalah seketika api dipantikkan ke welding torch, segera jauhkan

pemantik darinya dan dari tabung gas.

Prinsip kerja shielded metal-arc welding adalah menyentuhkan elektroda (yang akan habis seiring

prosesnya) ke benda kerja (di daerah sambungan), di mana sisi lain elektroda dan benda kerja sudah

tersambung dengan terminal sumber daya. Hal-hal yang harus diperhatikan selama proses

pengelasan adalah: (1) memposisikan elektroda terhadap benda kerja dengan baik agar lelehannya

tepat terkena sambungan benda kerja dan (2) membersihkan slag (hasil pencampuran lelehan

elektroda bersama pelapisnya dan benda kerja, berbentuk gundukan logam yang mengeras) yang

muncul tiap sekali pengelasan, yang dapat mengkorosikan benda kerja setelah mengeras. Faktor

keamanan sangat harus diperhatikan karena jika lalai pekerja dapat teraliri arus listrik akibat tanpa

sengaja menyentuh benda kerja dan elektroda secara bersamaan. Dari foto hasil las dapat

disimpulkan, serupa dengan oxyacetylene-gas welding, hasil las (lelehan logam yang membeku) tidak

merata, di mana hal ini terjadi memang karena kurang baiknya kemampuan pengelasan praktikan.

***

Ahmad Armansyah Fauzi (13111079)

Pada praktikum penyambungan ini dilakukan tiga macam las yaitu las oksiasetilen, las titik dan las

busur.

Hal yang perlu diperhatikan pada las oksiasetilen adalah nyala las ini dihasilkan oleh gas asetilen,

gas yang mudah terbakar, sebagai bahan bakar yang dicampur dengan gas oksigen agar dapat

terjadi pembakaran. Kedua gas ini disimpan di dalam tabung yang bertekanan sehingga ketika

menyalakan api pada torch, kita harus menempatkan torch cukup jauh dari tabung penyimpanan agar

tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti ledakan dll.

Kemudian komposisi dari kedua gas ini harus tepat, agar mencapai temperatur nyala yang diinginkan.

Biasanya hal ini ditandai dengan nyala api yang berwarna biru dan cukup tipis.

Las dilakukan di kedua ujung sambungan pelat terlebih dahulu, agar ketika mengelas bagian

tengahnya benda tidak bergeser-geser. Benda bisa bergeser di tengah pengelasan karena terkadang

batang pengisi meleleh dan torch menjauh dari benda sehingga temperatur kembali turun dan batang

filler menempel pada benda. Harus dipastikan juga ketika menyambung kedua ujung benda sudah

benar-benar rapat, karena kalau tidak akan terdapat celah antara dua benda yang akan disambung

dan batang pengisi akan sulit menempelkan kedua pelat tersebut dam terdapat banyak lubang seperti

yang terjadi pada praktikum kami kali ini. Lelehan batang pengisi juga harus selalu diratakan agar

tidak menumpuk di satu tempat.

Page 12: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 11

Pada las titik, kedua benda disambungkan dengan melelehkan satu titik pada dua pelat yang

ditumpuk. Agar hasil las bagus dan kuat, pertama-tama permukaan kedua pelat yang akan

disambung tersebut harus dihaluskan dengan gerinda terlebih dahulu agar segala karat dan kotoran

yang ada pada pelat tersebut bisa hilang.

Las ini dilakukan dengan mengalirkan arus listrik pada elektroda. Karena tegangan yang dipakai

cukup besar yaitu 380 volt, maka temperatur mesin akan naik selama proses. Maka diperlukan

pendingin yang dialirkan dalam mesin sebagai penukar panas agar temperatur mesin tidak terlalu

tinggi.

Kemudian agar temperatur pada benda cukup untuk melehkannya, maka harus dibuat resistensi yang

tinggi. Resistensi yang tinggi disebabkan tekanan yang besar pada elektroda. Maka dari itu pedal

harus diinjak dengan kuat untuk memberikan tekanan pada elektroda.

Las busur menggunakan elektroda sekaligus sebagai batang pengisi, dimana loncatan listrik dari

elektroda ke benda kerja akan melelehkan elektroda tersebut dan mengisi celah di benda kerja. Hal

berkaitan dengan keamanan yang harus diperhatikan adalah jangan sampai menyentuh benda kerja

dan elektroda secara bersamaan karena hal tersebut berarti kutub positif dan negatif terhubung

melalui tubuh kita dan arus listrik akan mengalir melalui tubuh kita.

Kemudian pada pengerjaannya, posisi elektroda harus didekatkan sedekat mungkin ke benda kerja

tanpa menempel. Hal ini dilakukan agar batang pengisi bisa mengisi celah pada benda kerja dengan

tepat tetapi elektroda tidak menempel pada benda kerja yang dapat membuat hasil lasan jadi buruk.

***

Iqbal Jauhari Roesdha (13111082)

Praktikum penyambungan ini, kita melakukan proses spot welding, oxyacetylene welding, dan metal

arc welding. Pada proses spot welding, pertama-tama kita harus mengalirkan air pendingin pada

mesin ini. Hal ini dikarenakan akibat teganan yang digunakan besar yaitu 380V. Pada saat

pengelasan, tekanan diberikan terus pada benda kerja hingga sambungan membeku dengan baik.

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar sambungan dapat membeku dengan baik juga kedua logam

bersambung dengan rapat. Pengelasan dengan metode ini memanfaatkan besarnya hambatan yang

terjadi pada kontak di permukaan kedua benda kerja, dan ketika dialirkan arus yang besar, maka

daya yang terjadi besar sehingga mampu melelehkan suatu titik pada logam. Kekurangan dari

metode ini dengan peralatan yang digunakan pada praktikum ini adalah sulitnya memposisikan benda

kerja sehingga titik las ada pada posisi yang digunakan serta beratnya pedal yang harus ditekan

sehingga mempersulit praktikan.

Page 13: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 12

Pada oxyacetylene welding, kita menyambung dua logam dengan filler metal dengan memanfaatkan

panas hasil pembakaran gas asetilen. Hal yang perlu diperhatikan adalah kita harus memposisikan

benda kerja dengan baik, jika tidak maka akan sulit menyambungkan kedua logam yang berjarak

cukup jauh dan boros dalam penggunaan filler metal. Pengelasan dilakukan terlebih dahulu pada

kedua ujung benda kerja agar benda kerja tidak bergeser satu sama lain. Dari hasil praktikum, terlihat

hasil pengelasan sangat tidak rapi. Hal ini disebabkan kemampuan praktikan yang masih kurang

dalam proses pengalasan, sehingga terlihat banyak bagian yang tidak tersambung, filler metal pada

suatu titik terlalu banyak, atau ada bagian yang terlas bukan pada sambungannya. Mungkin dalam

hal ini praktikan harus berlatih lebih sering.

Pada metal arc welding, menyambung logam dengan membuat loncatan listrik dari elektroda ke

benda kerja, sehingga arus yang besar melelehkan sebagian elektroda dan base metal. Dari hasil

praktikum ini yang perlu diperhatikan adalah kita harus memastikan elektroda dan base metal

memiliki jarak yang kecil. Jika terlalu jauh, tidak terjadi proses pengelasan atau terlas pada bagian

yang tidak kita inginkan. Jika terlalu dekat, elektroda bisa melekat pada base metal (ikut terlas). Sama

seperti pada oksiasetilen welding, kita harus mengelas pada kedua ujung sambungan, agar benda

kerja tidak bisa bergeser satu sama lain. Masalah yang terjadi secara umum mirip dengan

pengelasan oksiasetilen welding, yaitu kurangnya kemampuan praktikan sehingga tidak semua

sambungan tidak semua sambungan terlas dengan baik, salah las, terlalu banyak dilas, elektroda

terlas dengan base metal. Proses pengelasan memang membutuhkan latihan.

***

Fuad Muthahari (13111090) Pada praktikum kali ini dilakukan 3 jenis pengelasan, yaitu:

1. Spot Welding

Jenis las ini memiliki prinsip menggunakan sumber listrik yang akan menyebabkan

timbulnya resistansi sehingga menghasilkan panas yang akan menyebabkan kedua pelat dapat

tersambung. Resistansi terbesar berada pada permukaan dalam kedua pelat (pertemuan dua

permukaan pelat yang akan disambung).

Pada pengelasan spot welding, benda kerja yang akan dilas sebelumnya harus digerinda

terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran pada permukaan benda kerja

yang akan di las. Apabila tidak dilakukan proses gerinda, kotoran yang menempel pada

permukaan benda kerja akan menghambat aliran arus listrik menuju pusat resistansi dan dapat

mengakibatkan hasil lasan tidak kuat.

Page 14: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 13

Hal lain yang memengaruhi kekuatan lasan adalah pemberian tekanan pada saat proses

pengelasan. Agar dihasilkan hasil lasan yang baik dan kuat, diperlukan pemberian tekanan yang

cukup tinggi dan konstan.

Selain itu, pada saat proses pengelasan berlangsung, dibutuhkan fluida pendingin yang

dialirkan melalui saluran ke mesin las yang bertujuan untuk mendinginkan komponen-komponen

pada mesin las. Hal ini dikarenakan sebagian besar komponen listrik tidak dapat bekerja secara

maksimal pada lingkungan kerja dengan temperatur tinggi.

Pengelasan jenis ini mampu membuat dua buah pelat tersambung dengan sangat cepat

dibandingkan dengan kedua jenis las lainnya pada praktikum kali ini dan tidak terlalu

membutuhkan keterampilan dari operator. Namun pengelasan jenis memiliki kelemahan yakni

tingkat kekuatan sambungan yang lemah dan benda kerja perlu digerinda terlebih dahulu

sebelum dilas.

2. Metal Arc Welding

Pada praktikum ini dilakukan pengelasan terhadap 2 pelat. Dalam hal ini pelat tidak perlu

digerinda terlebih dahulu. Kedua pelat dijajarkan pada tempat pengelasan, kemudian filler yang

juga sebagai elektroda dijepit pada holder dari alat las yg digunakan. Yang perlu diperhatikan

dalam pengelasan jenis ini antara lain :

1) Keselamatan saat praktikum, yaitu dengan menggunakan alat keselamatan seperti sarung

tangan las, topeng las untuk melindungi dari cahaya lasan, masker, sepatu dan jas lab.

2) Filler dijepit pada posisi ujungnya, jangan sampai menjepit bagian dari batang elektroda-

filler.

3) Setelah siap melakukan pengelasa, secara teknis sebelum elektroda dikenai pada pelat,

sentuhkan ujung elektroda ke meja pengelasan, untuk mengecek apakah proses

pengelasan siap dimulai.

4) Posisi pengelasan sebaiknya tidak tegak lurus terhadap plat. Sebaiknya diberi sedikit sudut

agar memudahkan laju pergerakkan filler sepanjang sambungan. Selain itu sebaiknya

proses pengelasan dimulai pada kedua ujung sambungan plat terlebih dahulu, agar posisi

plat tidak bergeser.

5) Laju pergerakan filler terhadap bagian kedua pelat yang akan disambung jangan terlalu

lambat sehingga terhindar dari konsentrasi panas yang berlebih pada satu titik yang

menyebabkan pelat bolong. Selain itu jangan terlalu cepat agar celah kedua pelat dapat

terisi dengan baik sehingga sambungan yang dihasilkan kuat.

Setelah proses pengelasan selesai, dilakukan proses lanjutan, yaitu proses pembersihan

slag yang dihasilkan yang membentuk gundukan di atas sambungan plat dengan cara

memukulnya menggunakan palu. Pembersihan slag ini dilakukan karena adanya slag dapat

menghasilkan korosi pada saat sudah mengeras.

3. Oxyacetylene Welding

Page 15: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 14

Proses pengelasan oxyacetylene dilakukan dengan cara mengisi sambungan plat

menggunakan filler-metal yang dilelehkan dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan dari

pembakaran gas oksiasetilen dan oksigen. Proses pengelasan dimulai dengan mengatur

komposisi gas asetilen dan oksigen menggunakan katup pada torch welding. Setelah itu api

dinyalakan menggunakan pemantik korek api, lalu komposisi gas diatur kembali hingga didapat

nyala api yang diinginkan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengelasan jenis ini antara lain:

1) Kelengkapan standar pengelasan yang selalu dipakai.

2) Pengaturan nyala api dilakukan dengan memutar katup secara perlahan, agar api tidak

mati.

3) Dibutuhkan keahlian yang cukup dalam pengelasan ini. Berbeda dengan las busur listrik,

dalam las oksiasetilen ini digunakan kedua tangan dimana tangan satu memegang holder

dan tangan yang lain memegang filler.

4) Dalam proses pengelasannya, secara teknik yaitu api memanaskan bagian pelat yg siap

untuk diisi filler (sampai memerah). Kemudian filler didekatkan dengan api hingga meleleh

dan menetesi celah pada bagian yang telah memanas. Berikutnya api (diluar api utama)

digunakan untuk “menyapu” lelehan filler agar merata dan masuk kedalam celah.

5) Pengelasan dilakukan dari kedua ujung plat agar plat tidak bergeser saat proses

pengelasan.

***

Ali Akbar Nasution (13111140)

Pada proses las oksiasetilen, pada percobaan ditunjukan ketiga jenis nyala api dari welding torch

yaitu nyala karburasi, netral dan oksidasi. Karena pada saat menyalakan api komposisi oksigen dan

asetilen mudah diatur dengan cara memutar tuas keran yang ada pada welding torch. Namun api

yang digunakan ada lah api netral karena benda kerja yang digunakan adalah baja.

Pada hasil pengelasan terlihat sedikit bagian pada benda kerja yang meleleh karena terlalu lama

terkena api. Jadi pada pengerjaan las oksiasetilen perlu diperhatikan waktu api ketika mengenai

benda kerja, apabila terlalu lama benda kerja juga akan meleleh.

Percobaan selanjutnya yang dilakukan adalah spot welding atau las titik, prinsip dasar dari las titik

adalah mengalirkan arus pada dua lempeng yang akan disambung, dengan memanfaatkan resistansi

yang besar pada daerah kontak lempeng akan menghasilkan panas yang menyebabkan sedikit

bagian dari benda kerja meleleh dan merekat. Hasil las titik akan terlihat dengan terbentuknya

lingkaran hitam akibat panas dari kontak dengan elektroda.

Page 16: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 15

Percobaan terakhir yang dilakukan adalah las busur listrik, pada percobaan las busur listrik

menggunakan sumber listrik dengan arus yang besar dari 10-500 ampere tergantung besar elektroda.

Sehingga sangat berbahaya apabila terjadi kecelakaan terhadap manusia. Namun pada percobaan

yang dilakukan arus yang di gunakan sekitar 50 ampere. Pada benda kerja hasil percobaan lelehan

elektroda perlu dipukul-pukul oleh palu las agar kerak hasil las lepas dari lelehan las.

Pada dasarnya dalam proses pengelasan diperlukan keterampilan dan pengalaman operatornya

dalam menggunakan alat las, seperti memposisikan elektroda dan api dari welding torch untuk

mendapatkan hasil las yang baik. Dan yang perlu diperhatikan adalah faktor keamanan dalam

pengerjaannya, karena alat-alat yang digunakan cukup berbahaya.

Page 17: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 16

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Spot welding menggunakan prinsip resistansi listrik untuk melelehkan benda kerja di satu

titik yang teraliri arus dari elektroda yang mengapitnya. Oxyacetylene-gas welding

menggunakan pembakaran gas asetilen dan Oksigen dalam dua tahap dan memanfaatkan

pans yang dihasilkan dari reaksi kimia untuk melelehkan logam (dan metal filler jika

dibutuhkan). Shielded metal-arc welding menggunakan arus listrik yang mengaliri benda

kerja dan elektroda sehingga elektroda dapat leleh dan menjadi penyambung benda kerja.

Spot wedling menggunakan mesin las titik dan benda kerja sudah dihaluskan

permukaannya. Oxyacetylene-gas welding menggunakan welding torch yang tersambung

dengan tabung gas asetilen dan oksigen. Shielded metal-arc welding menggunakan

elektroda yang ikut leleh akibat arus listrik yang mengalirinya.

Dibutuhkan perlengkapan wajib untuk keamanan proses pengelasan, yaitu: jas

laboratorium, sarung tangan, kacamata las (pada spot welding), dan topeng las (pada

shielded metal-arc welding).

B. Saran

Praktikan butuh terus berlatih agar dapat dihasilkan sambungan las yang baik, serta tidak perlu

khawatir saat pengelasan apabila elektroda dan benda kerja (pada shielded metal-arc welding)

menempel, karena jika ada kepanikan dapat membahayakan praktikan. Perlu perbaikan pada

welding torch yang sudah tidak baik kondisinya, karena bisa saja terjadi kelalaian yang dapat

membahayakan praktikan.

Page 18: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 17

LAMPIRAN

A. Tugas Setelah Praktikum

1. Tuliskan nama dan fungsi dari komponen las titik yang digunakan pada praktikum dengan

lengkap!

Water supply: penyuplai air sebagai media pendingin elektroda.

Heat regulator: pengatur panas pengelasan, biasanya dengan mengatur arus yang

mengalir.

Electroda: mengalirkan arus pada benda kerja.

Foot switch: pengatur tekanan elektroda pada benda kerja.

Water line: saluran air sebagai media pendingin.

Pressure gauge: penghitung tekanan

2. Terangkan prosedur kerja yang telah dilakukan pada las titik!

Siapkan material yang akan dilas. Pastikan kedua permukaan yang akan disambung

sudah bersih (lakukan penggerindaan terlebih dahulu untuk meratakan dan

membersihkannya).

Pada mesin las titik, pilih material yang akan dilas (pada mesin di laboratorium teknik

produksi ada dua pilihan material dalam satu mesin).

Pastikan air untuk menghindari panas berlebih selama proses telah mengalir ke mesin

(ke elektroda yang digunakan). Hidupkan mesin las titik.

Posisikan kedua material bertumpuk, daerah yang akan dilas tepat berada di antara

dua elektroda (tahap waktu pertama saat arus belum mengalir, gaya belum diberikan).

Injak pedal untuk memberi tekanan pada elektroda di mana pada injakan awal arus

belum mengalir (tahap waktu kedua).

Injak lebih keras dan ini membuat arus mengalir (tahap waktu ketiga).

Page 19: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 18

Setelah terdengar suara pada mesin yang menandakan arus berhenti mengalir,

lepaskan injakan (tahap waktu keempat).

3. Tuliskan nama dan fungsi dari komponen las asetilen yang digunakan pada praktikum

dengan lengkap!

Tabung gas asetilen, berfungsi menyimpan gas asetilen.

Tabung gas Oksigen, berfungsi menyimpan gas Oksigen.

Welding torch, berfungsi sebagai tempat keluarnya gas oksigen dan asetilen yang akan

dibakar.

Dua katup kontrol gas di welding torch, masing-masing berfungsi mengatur banyaknya

gas asetilen dan Oksigen yang keluar dari welding torch.

Regulator tabung di tiap tabung gas, masing-masing berfungsi mengatur gas asetilen

dan Oksigen yang keluar dari tabung.

Nosel, berfungsi menambah kecepatan gas saat keluar dari welding torch agar nyala

api bisa cukup jauh dan memudahkan proses pengelasan.

4. Terangkan prosedur kerja yang telah dilakukan pada las oksiasetilen!

Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan, dan pastikan keadaan alat baik

Bersihkan permukaan benda kerja yang akan dilas.

Buat chamfer pada benda kerja dengan gerinda.

Hubungkan welding torch dengan tabung oksigen dan asetilen.

Buka katup tangki asetilen untuk mengisi regulator hingga 5 psi.

Buka katup tangki oksigen hingga tekanannya 10 psi.

Buka katup pengontrol asetilen sedikit hingga keluar bunyi gas asetilen yang keluar

dari torch.

Nyalakan welding torch dengan pemantik api.

Atur gas asetilen hingga api merata disekitar ujung nosel, lalu buka katup oksigen

perlahan hingga mendapatkan jenis api yang diinginkan.

Pakai kacamata pelindung dan sarung tangan dalam proses pengerjaan.

Lakukan proses pengelasan.

5. Tuliskan nama dan fungsi dari komponen las busur listrik yang digunakan pada praktikum

dengan lengkap!

Elektroda, sebagai tempat logam pengisi, dan gas pelindung yang melindungi proses

pengelasan dari udara luar.

Pemegang elektroda, sebagai penjepit atau pemegang ujung elektroda yang tak

berselaput. Selain itu harus mampu mengalirkan listrik dari kabel elektroda ke

elektroda.

Page 20: Welding: Spot Welding, Oxyacetylene Welding, Shielded Metal-Arc Welding

Laporan Praktikum Kelompok 16

Modul PM2-01: Proses Penyambungan I | 19

Kabel elektroda, sebagai penghantar arus positif dan negatif dari sumber arus ke

elektroda dan benda kerja.

Switch start (on/off), sebagai saklar pengatur nyala atau mati mesin las.

Pengatur arus, sebagai pengatur arus yang akan diberikan yang menentukan

kecepatan pengelasannya.

6. Terangkan prosedur kerja yang telah dilakukan pada las busur listrik!

Membersihkan permukaan benda kerja yang akan dilas.

Tempatkan benda kerja pada meja yang dihubungkan ke terminal listrik selama proses

pengelasan.

Gunakan perlengakapan keamanan yang diperlukan seperti sarung tangan dan topeng

las.

Pasang elektroda pada pemegang elektroda.

Tempelkan busur pencapit pada meja kerja atau langsung pada benda kerja.

Nyalakan sumber listrik.

Mulai pengelasan dengan cara mendekatkan elektroda dengan benda kerja.

Apabila tidak terjadi percikan coba pengujian dengan menempelkan elektroda dengan

meja kerja.

Lanjutkan pengelasan hingga bagian yang diinginkan tertutupi oleh lelehan elektroda.