wordpress.com · web viewlan card / nic switch / hub kabel ethernet straight / trought teori...
TRANSCRIPT
Laporan Praktikum 3Instalasi Jaringan Komputer
“Subnetting”
Oleh
Riduansyah1203237
Pendidikan Teknik Informatika dan KomputerJurusan Teknik Elektronika
Fakultas TeknikUniversitas Negeri Padang
2014
Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan memahami fungsi dan peranan protocol pada jaringan
komputer
2. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengalamatn (IP Address) pada komputer
jaringan.
3. Mahasiswa dapat melakukan pengaturan Subnet mask pada jaringan lokal.
4. Mahasiswa dapat memahami fungsi Subnetting pada jaringan komputer.
A. Alat dan Bahan
1. Personal Computer
2. LAN Card / NIC
3. Switch / Hub
4. Kabel Ethernet Straight / Trought
B. Teori Singkat
Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan
untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukan letak suatu host, apakah
berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Gambar : Cara konfigurasi IP Address dan Subnet mask
Penggunaan sebuah subnet mask yaitu disebut address mask sebagai sebuah nilai 32-
bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam
sebuah alamat IP. Bit – bit subnet mask yang didefenisikan, adalah sebagai berikut :
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1
Semua bit yang ditunjukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang mengunakan TCP/IP membutuhkan sebuah
subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja, baik
subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas)
ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat subnet atau
supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mempresentasikan subnet mask, yakni :
Notasi Desimal Bertitik
Notasi Panjang Prefiks Jaringan
Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted
decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian
network identifier dan host identifier, hasil nilai 32 bit tersebut akan dikonversikan ke
notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi
desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas – kelas alamat IP dan digunakan di dalam
jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Table di bawah ini
menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik.
Formatnya adalah :
Alamat IP www.xxx.yyy.zzzSubnet mask www.xxx.yyy.zzz
Kelas alamat Subnet mask (biner) Subnet mask (desimal)
Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0
Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikunstomisasikan
oleh administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau
supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network
identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan
bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan
digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam subnet.
Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0)yang dapat
digunakan untuk mendefenisikan custom network identifier. Network identifier yang
telah disubnetkan tersebut serta subnet mask yang digunakan selanjutnya akan ditampilkan
dengan menggunakan notasi sebagai berikut :
138.96.58.0, 255.255.255.0
Representasi panjang prefix (prefix length) dari sebuah subnet mask
Karena bit – bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang
berdekatan dari bit – bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk
merepresentasikan sebuah subnet mask dengan mengunakan bit yang mendefenisikan
network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network
prefix seperti tercantum di dalam table dibawah ini. Notasi network prefix juga dikenal
dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Formatnya adalah sebagai
berikut :
/< jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>
Kelas
alamat
Subnet mask (biner) Subnet mask
(desimal)
Prefix Length
Kelas A 11111111.00000000.0000000.00000000 255.0.0.0 /8
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0 /16
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0 /24
Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask
255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.
Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network
identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus
menggunakan network identifier yang sama yang didefenisikan oleh subnet mask yang
sama pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi
138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama.
Network identifier 138.23.0..0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari
138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya
memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.
Menentukan alamat Network Identifier
Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan
sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi
matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND comparison,
nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut
bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip
ini ke dalam bit – bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1,
dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan
32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise
logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet mask itulah
yang disebut dengan network identifier.
Contoh :
Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
---------------------------------------------------------------------- AND
Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)
Subnetting Alamat IP kelas A
Table berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network
identifier kelas A.
Subnetting Alamat IP kelas B
Table berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network
identifier kelas B.
Subnetting Alamat IP kelas C
Table berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network
identifier kelas C.
Variable – length Subnetting
Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang
tetap (fixed length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa subjaringan dengan
jumlah host yang sama. Meskipun demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan
tidaklah seperti itu. Beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP
dibandingkan lainya, dan beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP.
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah
host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen – segmen
jaringan tersebut memiliki alamat – alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih
banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan
berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk
memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan
secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang
diturunkan dari network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga
variabel-length subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini
menggunakan subnet mask yang disebut sebagai Variabel-Length Subnet Mask (VLSM).
Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-
subnet tersebut berurutan ( kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang
sama yang dapat saling berhubungan satu sama lainnya ), rute yang ditujukan ke subnet-
subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli.
Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet
yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan
dengan subnet lainnya, meski berada dalam network identifier yang sama. Kehati-hatian
tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang akan
menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host
dalam setiap segmennya.
Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat
dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, di-
subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus
bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host.
VLSM ( Variabel Length Subnet Mask ) memungkinkan pembagian ruang IP
addres secara rekrusif, contoh agregasi routingnya sebagai berikut:
C. Langkah Kerja
1. Siapkan beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC, kabel Ethernet straight-
throught, dan switch/hub.
2. Hubungkan masing-masing PC ke switch/hub menggunakan kabel Ethernet, seperti
gambar berikut:
3. Lakukan pengaturan IP Address dan Subnet mask masing-masing PC, sesuaikan
dengan kebutuhan konfigurasi pada evaluasi dan penugasan pada bagian akhir
jobsheet.
4. Pengaturan dapat dilakukan dengan cara mengklik Control Panel → Network
Connections akan muncul gambar seperti di bawah ini:
5. Klik kanan gambar di atas, kemudian pilih disable. Kemudian klik kanan lagi gambar
di atas dan pilih properties, maka akan muncul gambar di bawah ini. Klik ganda
Internet Protocol seperti pada gambar:
6. Isi IP Address dan Subnet Mask. Sebagai contoh, computer yang terhubung pada
jaringan kita adalah Range IP Address 192..168.0.1 dan menggunakan Subnet Mask
255.255.255.0
7. Klik OK. Kemudian klik ganda gmbar no.1 di atas, maka LAN akan enable.
D. Evaluasi dan Penugasan
1. Hubungkan beberapa buah komputer seperti gambar berikut :
a. Konfigurasi IP Address dan Subnet mask masing – masing PC
Jawaban :
b. Lakukanlah test koneksi dari masing – masing PC ke PC yang lain dengan
menggunakan command Ping, lalu isi tabel berikut :
Percobaan 1
No Test Koneksi (ping) Respon
dari Ke
1 192.168.1.1 192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.5
192.168.1.6
Reply
Reply
Reply
Reply
Reply
2 192.168.1.2 192.168.1.1
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.5
192.168.1.6
Reply
Reply
Reply
Reply
Reply
3 192.168.1.3 192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.4
192.168.1.5
192.168.1.6
Reply
Reply
Reply
Reply
Reply
4 192.168.1.4 192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.5
192.168.1.6
Reply
Reply
Reply
Reply
Reply
5 192.168.1.5 192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.6
Reply
Reply
Reply
Reply
Reply
6 192.168.1.6 192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.5
Reply
Reply
Reply
Reply
Reply
Jawaban :
c. Melalui Command Prompt DOS, ketik net view
Lihat informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan
jaringan anda?
Jawaban :
Server name
\\ELKA-39E9EC9DD9
\\GEGE-BD820TPSBC
\\INDONESI-BFJ66Q
\\UNP-E0619C101ED
\\UNP-EA1E7B651F3
d. Buat kesimpulan percobaan 1
Pada percobaan 1 dan berdasarkan analisa dapat disimpulkan bahwa jika IP
address dan Subnet mask berada dalam range yang sama, maka antar PC akan
terhubung atau terkoneksi.
Analisa :
IP address : 192.168.1.136 11000000 . 10101000 . 00000001 . 10001000
Net mask /24 : 11111111 . 11111111 . 11111111 . 00000000
255 255 255 0
Maka :
Network Address 11000000 . 10101000 . 00000001 . 00000000
192 168 1 0
Broadcast address 11000000 . 10101000 . 00000001 . 11111111
192 168 1 255
Didapat range IP address : 192.168.1.0 s/d 192.168.1.255
Karena alamat “0” dan alamat “255” tidak diperuntukan untuk host,
sehingga range IP nya : 192.168.1.1 s/d 192.168.1.254
2. Lakukan perubahan konfigurasi pada terhadap jaringan yang telah dibuat, sehingga
terbentuk jaringan seperti gambar berikut :
a. Konfigurasi IP Address dan Subnet mask masing – masing PC
Jawaban :
b. Lakukan test koneksi dari masing – masing PC ke PC yang lain dengan
menggunakan command Ping, lalu isi tabel berikut :
AND
Untuk broadcast, 8digit host dijadiakan 1
- 2 = – 2 = 254 host
Jawaban :
Percobaan 2
No Test Koneksi (ping) Respon
dari Ke
1 192.168.1.1 192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.134
Reply
Reply
RTO
RTO
RTO
2 192.168.1.2 192.168.1.1
192.168.1.3
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.134
Reply
Reply
RTO
RTO
RTO
3 192.168.1.3 192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.134
Reply
Reply
RTO
RTO
RTO
4 192.168.1.131 192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
RTO
RTO
RTO
192.168.1.132
192.168.1.134
Reply
Reply
5 192.168.1.132 192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.131
192.168.1.133
RTO
RTO
RTO
Reply
Reply
6 192.168.1.133 192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.131
192.168.1.132
RTO
RTO
RTO
Reply
Reply
c. Buatlah kesimpulan percobaan 2
IP address : 192.168.1.1 11000000 . 10101000 . 00000001 . 00000001
Net mask /25 : 11111111 . 11111111 . 11111111 . 10000000
255 255 255 128
Maka :
Network Address 11000000 . 10101000 . 00000001 . 00000000
192 168 1 0
Broadcast address 11000000 . 10101000 . 00000001 . 01111111
192 168 1 127
Didapat range IP address : 192.168.1.0 s/d 192.168.1.127
Karena alamat “0” dan alamat “127” tidak diperuntukan untuk host,
sehingga range IP nya : 192.168.1.1 s/d 192.168.1.126
3. Lakukan perubahan konfigurasi pada terhadap jaringan yang telah dibuat, sehingga
terbentuk jaringan seperti gambar berikut :
a. Konfigurasi IP Address dan Subnet mask masing – masing PC
Jawaban :
AND
Untuk broadcast, 7digit host dijadiakn 1
- 2 = – 2 = 126 host
b. Lakukanlah test koneksi dari masing – masing PC ke PC yang lain dengan
menggunakan command Ping, lalu isi tabel berikut :
Percobaan 3
No Test Koneksi (ping) Respon
dari Ke
1 132.92.122.1 132.92.122.2
132.92.122.3
132.92.123.1
132.92.123.2
132.92.123.3
Reply
Reply
Reply
RTO
RTO
2 132.92.122.2 132.92.122.1
132.92.122.3
132.92.123.1
132.92.123.2
132.92.123.3
Reply
Reply
RTO
RTO
Reply
3 132.92.122.3 132.92.122.1
132.92.122.2
132.92.123.1
132.92.123.2
132.92.123.3
Reply
Reply
RTO
RTO
RTO
4 132.92.123.1 132.92.122.1
132.92.122.2
Reply
RTO
132.92.122.3
132.92.123.2
132.92.123.3
RTO
Reply
Reply
5 132.92.123.2 132.92.122.1
132.92.122.2
132.92.122.3
132.92.123.1
132.92.123.3
RTO
RTO
RTO
Reply
Reply
6 132.92.123.3 132.92.122.1
132.92.122.2
132.92.122.3
132.92.123.1
132.92.123.2
RTO
RTO
RTO
Reply
Reply
Jawaban :
Untuk 132.92.122.1
Untuk 132.92.123.1
Untuk 132.92.122.2
Untuk 132.92.122.3
Untuk 132.92.123.2
Untuk 132.92.123.3
c. Buatlah kesimpulan percobaan 3
Jawaban :
Pada percobaan 3 ini terjadi proses pembuatan subjaringan dengan cara
VLSM.
Dalam subnet masih bisa disubnetkan lagi
Apabila Net Id dan subnetnya berbeda maka dia tidak terhubung
Example :Ini yang dimaksud dengan subnet masih bisa disubnetkan lagi
132.92.0.1
132.92.0.0 255.255.0.0
132.92.0.2
132.92.122.1 255.255.0.0
132.92.254.254
132.92.122.2 255.255.255.0
- Antara IP 132.92.122.1 dan 132.92.123.1 tidak dapat terkoneksi karena
berada pada range IP yang berbeda walaupun subnet mask sama (prefix
length 16)
- Antara IP 132.92.122.1 dan 132.92.122.4 juga tidak dapat terhubung karena
IP 132.92.122.1 memiliki subnet mask prefix length 16 sedangkan IP
132.92.122.4 subnet mask nya prefix length 24. Sebaliknya Antara IP
132.92.122.4 dan 132.92.122.1 dapat terhubung.
- Antara IP 132.92.123.1 dan 132.92.123.4 juga tidak dapat terhubung karena
IP 132.92.123.1 memiliki subnet mask prefix length 16 sedangkan IP
132.92.123.4 subnet mask nya prefix length 24. Sebaliknya Antara IP
132.92.123.4 dan 132.92.123.1 dapat terhubung.
4. Jelaskan manfaat dan kegunaan Subnetting pada jaringan komputer
kelas‐kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem
tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan. SUBNETTING adalah
kegiatan pengaturan dan pembagian range IP address apakah bersifat lokal dengan IP address
yang lain ataukah bersifat remote dari IP address dari range IP address lainnya sehingga tiap
komputer dapat saling terhubung dalam network.
SUBNETTING dapat juga berarti teknik pembagian sebuah network ID menjadi beberapa
network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil.
Kegunaan SUBNETTING:
1. Menggabungkan teknologi jaringan yang berbeda
Adanya penggunaan teknologi yang berbeda dalam sebuah organisasi, terutama riset
diperlukan beberapa jaringan LAN
2. Mengatasi Keterbatasan teknologi
Sebagian besar teknologi LAN memiliki batas kemampuan berdasarkan pada parameter
elektrikal, jumlah host yang terhubung, dan panjang total dari kabel.
3. Mengatasi Kongesti pada Jaringan
Host akan memiliki performansi yang kurang baik, dibandingkan dengan LAN berukuran
kecil jika teknologi yang digunakan adalah ethernet. Sekian banyak host menggunakan satu
media bersama‐sama untuk berbicara satu dengan lainnya akan membuat kesempatan aksess
masing‐masing host terhadap jaringan menjadi makin kecil. Apalagi bila ada beberapa host
yang memonopoli bandwidth. Jalan keluarnya adalah memisahkannya ke dalam sebuah
kelompok kecil dan menempatkannya pada kabel terpisah.
4. Membuat hubungan point‐to‐point
Dua lokasi LAN yang berjauhan, dapat dihubungkan menggunakan point‐to‐point
berkecepatan tinggi.
E. Kesimpulan
1. Semua komputer pada percobaan 1 saling terhubung karena semua komputer masih
dalam satu jaringan yang sama dan belum dibagi menjadi sub jaringan.
2. Pada percobaan 2 : antara Client 1, client 2,client 3 dengan client 4, client 5 dan client
6 tidak bisa saling terhubung karena terletak pada sub jaringan yang berbeda.
Perbedaan ini disebabkan karena subnet masknya sudah disubnetting sehingga
terbentuk 2 buah subjaringan yaitu subnet A IP Address 192.168.1.0 – 192.168.1.127.
subnet B IP Address 192.168.1.128 – 192.168.1.255. jaringan jumlah setiap subnet
adalah 126.
3. Pada percobaan 3 : mengunakan VLSM (Variabel Length Subnet Mask) yaitu di
dalam subnet disubnetkan lagi.