esyb13hahslm.files.wordpress.com€¦ · web viewanalisis pengaruh penyaluran dana beasiswa bazis...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH PENYALURAN DANA BEASISWA BAZIS
TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI MAHASISWA
(Studi Kasus di Wilayah Jakarta Timur)
ABSTRACT
This research aims to analysis the effect of distribution scholarship funds at BAZIS toward increasing of student achievement in East Jakarta.
The data used in this research are primary data. Population of this research is scholarship receiver from BAZIS of East Jakarta in period 2014 until 2015. Technique of sample election by randomly is called simple random sampling. Methods of data analysis is validity test, reability test, classic assumption test, different test and multiple linear regression was processed by using SPSS 20.
Based on the result of the research refer that achievement variable can be explained by distribution variable, usage pattern, controlling and gender in amount of 96,6% and the remaining 3,4% is influenced by variable outside from the research. By simultaneous obtained that independent variable have the significant effect to learning achievement. By partial that distribution, usage pattern, controlling have the significant effect to learning achievement, meanwhile gender have not the significant effect.
Keywords: Scholarships, learning achievement, BAZIS
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh penyaluran dana beasiswa BAZIS terhadap peningkatan prestasi mahasiswa di wilayah Jakarta Timur.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Populasi penelitian adalah mahasiswa penerima BAZIS di wilayah Jakarta Timur periode 2014 sampai dengan 2015. pemilihan sample dilakukan secara acak dengan teknik simple random sampling. Metode analisis data adalah dengan uji validitas, reabilitas, uji asumsi klasik, uji beda dan analisis linear berganda diolah menggunakan program SPSS 20.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel prestasi belajar mampu dijelaskan oleh variabel pendistribusian, pola pemanfaatan, pengontrolan, gender sebesar 96,6% dan sisanya 3,4% dipengaruhi oleh variabel diluar penelitian. Secara bersama-sama didapatkan variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar. Secara parsial pendistribusian, pola pemanfaatan, pengontrolan berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar, sedangkan gender tidak berpengaruh secara signifikan.
Kata Kunci : beasiswa, peningkatan prestasi, BAZIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah bangsa yang lebih dari setengah abad merdeka
dan masih belum mampu bangkit menjadi negara yang maju dengan
penduduk yang makmur dan sejahtera. Dengan jumlah penduduk yang
lebih dari 200 juta penduduk, dan rata-rata pertumbuhan ekonomi yang
mencapai 5,8% pertahunnya, tidak menjamin kesejahteraan pada
masyarakatnya,
Masih banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk
miskin pada September 2014 sebesar 27727,78 juta orang atau 10,96%
dari seluruh penduduk Indonesia. Hal ini menggambarkan bahwa
pemerintah masih belum benar-benar maksimal dalam menjalankan
program untuk pengetasan kemiskinan.
Pada Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan
bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”.
Akan tetapi kenyataannya masih banyak para fakir miskin di Indonesia,
sehingga tujuan negara untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia masih belum terlaksana sempurna.
Berbicara mengenai kemiskinan, fakta menunjukan bahwa
meskipn DKI Jakarta adalah ibu kota negara, bukan berarti ia terbebas dari
masalah kemiskinan. Berdasarkan data BPS provinsi DKI Jakarta.
Table 1.1Jumlah Penduduk Miskin dan Presntase Penduduk Miskin
Di DKI Jakarta September 2013-Maret 2014-September 2014Bulan Jumlah Penduduk
MiskinPresentase
Penduduk MiskinSeptember 2013 371,70 3,72
Maret 2014 393,98 3,92
September 2014 412,79 4,09
Sumber: BPS DKI Jakarta (diolah)
Kita bisa melihat bahwa angka-angka kemiskinan ini mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya, Sedangkan menurut data LPS Hingga
31 desember 2013 jumlah orang kaya di indonesia mengalami
peningkatan.
Jika dilihat dari jumlah rekening yang memiliki dana diatas Rp. 5
miliar bertambah hampir tiga ribu orang dalam sebulan. Pada bulan
November 2013 jumlah pemilik rekening di atas Rp 5 miliar baru 63.406
rekening. Pada bulan Desember jumlah pemilik rekening di atas Rp 5
miliar sudah melonjak menjadi 66.567 rekening. Dimana sebagian besar
orang-orang kaya tersebut bertempat tinggal di Jakarta. Jadi ini
menunjukan adanya income gap yang sangat luar biasa. ini
menggambarkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang besar di Indonesia
tidak di imbangi dengan pemerataan.
Masalah kaya dan miskin yang semakin mencolok ini dapat
mengakibatkan adanya kesenjangan social dan kecemburuan social di
kalangan masyarakat. Adapun masalah lain yang dapat timbul dari
kemiskinan tersebut seperti rendahnya tingkat pendidikan, kriminalitas,
kenakalan remaja, pengemis, anak jalanan, protitusi dan lain-lain.
Kemiskinan merupakan masalah social terbesar yang dihadapi oleh
sebagian besar manusia, untuk mengentaskan kemiskinan diperlukan
kerjasama dari berbagai pihak baik pemerintah maupun masyarakat itu
sendiri, karena mengentaskan kemiskinan merupakan tanggung jawab
bersama sebagai bentuk solidaritass social dalam masyarakat.
Berkaitan dengan pendidikan, tingkat kemiskinan yang tinggi
tentunya tidak mendukung masyarakat untuk mengenyam pendidikan.
Untuk melihat kemajuan suatu bangsa biasa dilihat pula dengan kualitas
pendidikannya, karena kemajuan suatu bangsa berbanding lurus dengan
kualitas pendidikannya.
Masih banyaknhya masyarakat yang belum tersentuh dengan akses
pendidikan yang telah di canangkan pemerintah, meanggambarkan bahwa
anggaran dana APBN yang memuat 20% anggaran untuk pendidikan
masih belum terwujud penuh, masih banyak anak-anak putus sekolah atau
yang tidak lagi melanjutkan ke bangku kuliah dikarenakan biaya sekolah
atau kuliah yang sangat tinggi. Padahal pendidikan merupakan investasi
masa depan untuk kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Menurut M. Nasir Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
alokasi anggaran pendidikan di Indonesia masih kalah dengan negara
tetangga Malaysia. Karena persentasenya yang tidak mencapai satu persen
dari Produk Dosmestik Bruto (PDB) tanah air. Indonesia baru 0,09 persen
dari PDB. Padahal Malaysia sudah satu persen, Thailand sudah 0,25
persen, Singapura 2,14 sampai 2,16 persen, kita makin jauh," kata Nasir
pada acara Kongres XII Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Jakarta, Kamis
(18/12/2014). Sumber pendanaan pendidikan sebagian besar di tanggung
dunia usaha yang porsinya mencapai 80%, sedangkan di Indonesia 74% di
tanggung pemerintah.
Pada tahun 2014 anggaran untuk pendidikan menjadi Rp 371,2
triliun naik sebesar 7,5% dari tahun sebelumnya yang berjumlah Rp345,3
triliun, kenaikan ini diharapkan agar anak-anak Indonesia pada usia 16-18
tahun dan pada tahun 2020 nanti 97% minimal berpendidikan menengah,
karena mulai tahun ajaran 2013/2014 pemerintah mulai mencanangkan
program wajib belajar 12 tahun.
Dengan adanya program wajib belajar 12 tahun tentunya akan
sangat meringankan beban masyarakat mengenai biaya pendidikan
sehingga masyarakat tidak perlu lagi memusingkan biaya pendidikan
mereka hingga anak-anak mereka menamatkan pendidikan sekolah
menengah atas (SMA), akan tetapi dalam dunia kerja saat ini kebanyakan
perusahaan mensyaratkan pendidikan minimal Strata Satu (S1).
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012,
Dari jumlah 4,8 juta mahasiswa Indonesia, jika dihitung terhadap populasi
penduduk berusia 19-24 tahun, maka angka partisipasi kasarnya baru
mencapai 18,4 persen. Dari jumlah 4,8 juta ini sekitar 6,5 persennya
adalah mahasiswa kurang mampu yang terancam putus kuliah. Untuk
mengatasi hal tersebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
memberikan beasiswa bidik misi mencapai 88.142 mahasiswa pada tahun
ajaran 2012/2013, dengan adanya program tersebut diharapkan akan
mendorong anak-anak Indonesia untuk meneruskan pendidikan hingga
jenjang S1 tanpa menghawatirkan biaya pendidikannya.
Secara umum bahwa pendidikan membutuhkan biaya dalam
mendapatkannya, karena diperlukan biaya yang besar untuk bisa
merasakan pendidikan yang ada dan untuk mendapatkan hasil belajar yang
baik membutuhkan sarana dan prasarana tergantung pada jumlah dana
yang ada. Untuk memperoleh hasil belajar yang baik dalam pendidikan
harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yaitu dengan menyediakan
fasilitas belajar dan ruangan yang kondusif, menyediakan buku dan alat-
alat tulis dan fasilitas belajar lainnya, sehingga hasil belajar yang diperoleh
akan optimal. Untuk mengurangi kendala di atas salah satunya dengan cara
pemberian beasiswa.
Menyadari akan pentingnya pendidikan banyak lembaga-lembaga
yang membatu pemerintah dalam memberikan dana untuk pendidikan
berupa beasiswa untuk anak-anak yang berprestasi, salah satu lembaga
pemerintahan tersebut adalah Badan Amil Zakat Infaq dan Sadaqah
(BAZIS).
Sesuai dengan undang-undang nomer 38 tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat, institusi yang diberikan amanat untuk mengelola zakat
adalah Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ), Badan
Amil Zakat adalah lembaga pengelolaan zakat yang oleh pemerintah.
Sedangkan Lembaga Amil Zakat adalah lembaga pengelola zakat yang
dibentuk oleh masyarakat (Manajemen ZIS, 2006: ix)
Bazis DKI juga memilik program pendidikan berupa beasiswa bagi
anak-anak berprestasi namun berasal dari kalangan yang tidak mampu.
Dengan memberikan beasiswa berupa uang saku, di harapkan dapat
membantu anak-anak untuk terus bersekolah dan melanjutkannya ke
bangku kuliah agar tidak putus sekolah, sebagian besar dana beasiswa
yang di terima oleh para siswa/siswi maupun mahasiswa berasal dari dana
zakat, infaq dan sadaqah (ZIS) yang di berikan oleh masyarakat yang
mampu (muzaki) kepada amil zakat dan di salurkan kembali pada para
(mustahik) orang yang membutuhkan.
Diharapkan kehadiran BAZ dan LAZ dapat membantu pemerintah
untuk menarik minat dan kepercayaan masyarakat untuk memberikan
zakat mereka kepada lembaga-lembaga yang bisa masyarakat percayai,
sebab sebagian besar program kerja yang terdapat pada BAZ maupun LAZ
adalah didanai dari zakat, infaq dan sadaqah masyarakat. Sehingga
masyarakat membutuhkan sekali sebuah lembaga yang terpercaya dan
memiliki kinerja yang professional dan yang terpenting adalah lembaga
zakat tersebut amanah, professional, serta transparan dalam mengelola
dana zakat yang telah di amanahi oleh masyarakat.
Indonesia merupakan Negara dengan penduduk yang mayoritas
beragamaa muslim, dengan penduduk mayoritas terbesar adalah muslim
namun income gap yang terjadi seharusnya tidak terlalu besar,
dikarenakan dalam agama islam menghendaki penganutnya memiliki
kepekaan dan solidaritas social untuk ikut memikirkan nasib orang lain
dan memiliki kewajiban social untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarkat.
Lewat rukun islam kita di wajibkan untuk melaksanakan zakat,
dimana zakat itu bisa menjadi solusi pemutus mata rantai kesenjangan
antara orang-orang kaya dengan orang miskin. Asal semua orang patuh
dalam melaksanakan kewajibannya dalam berzakat, namun kenyataannya
potensi zakat dengan penerimaan zakat yang diterima oleh lembaga-
lembaga amil zakat yang ada di Indonesia sangat berbeda jauh.
Ketimpangan ini bisa saja terjadi karena masih banyak masyarakat
yang belum sadar akan pentingnya berzakat padahal dengan berzakat sama
saja kita merealisasikan ajaran agama islam mengenai ZIS, kita juga bisa
meningkatkan taraf hidup fakir miskin dan meningkatkan kesejahteraan
umum. zakat dan infak bukan semata-mata ibadah vertikal kepada yang
maha kuasa, namun secara horizontal dapat memberi efek positif terhadap
kehidupan social dalam bermasyarakat.
Bazis provinsi DKI Jakarta sebagai badan amil zakat pemerintah
pertama di Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan terutama bagi
masyarakat Jakarta, karena Bazis DKI terus berupaya dalam membantu
masyarakat dengan cara memberikan bantuan kepada masyarakat Jakarta
dengan program-program yang di harapkan bisa membantu meringankan
beban masyarakat.
Melalui surat keputusan gubernur provinsi DKI Jakarta No. 121
tahun 2002 tentang pola pengelolaan ZIS BAZIS provinsi DKI Jakarta
memprioritaskan tujuan sebagai berikut. Pertama, Meningkatkan
pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat, infaq, dan shadaqah
sesuai dengan tuntunan agama. Kedua, Meningkatkan fungsi dan peran
pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat
dan keadilan social. Dan yang ketiga untuk meningkatkan hasil guna dan
daya guna zakat, infaq, dan shadaqah.
Zakat dapat menjadi alternatif pemerataan ekonomi bila di kelola
dengan baik. Ia merupakan potensi besar yang belum di gali secara
maksimal. Bisa di bayangkan, jika kesadaran membayar zakat sudah
menyeluruh pada kalangan umat islam, maka akan sangat banyak dana
yang terkumpul yang bisa di lakukan untuk membangun berbagai sarana
yang berkaitkan dengan peningkatan ekonomi umat.
Penelitian yang serupa telah dilakukan pada tahun 2012 oleh Yono
Julianto membahas mengenai pengaruh pemanfaatan beasiswa dengan
hasil belajar mahasiswa jurusan teknik sipil FT-UNP. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh
pemberian beasiswa terhadap hasil belajar mahasiswa pada kategori
sedang dalam pemanfaatanya dan rata-rata IPK mahasiswa setelah
menerima beasiswa lebih tinggi dari pada nilai rata-rata mahasiswa
sebelum menerima beasiswa tahun 2012.
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah terletak pada wilayah penelitian, penulis memilih penelitian di
wilayah Jakarta Timur dengan objek penelitian adalah mahasiswa
penerima dana beasiswa Bazis.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan
penelitian pada badan amil, zakat, infak dan shadaqah (BAZIS), yang
selama ini telah banyak memberikan dana bantuan berupa beasiswa
kepada sejumlah mahasiswa/i terutama di wilayah Jakarta Timur. Oleh
karena itu, judul dalam penelitian ini adalah “ANALISIS
PENGARUH PENYALURAN DANA BEASISWA BAZIS
TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI MAHASISWA (Studi
Kasus di Wilayah Jakarta Timur).”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Prestasi Belajar
Pencapaian prestasi belajar dalam pendidikan dapat dilakukan
dengan peningkatan mutu pendidikan, yaitu dengan melakukan
perbaikan, perubahan dan pembaharuan terhadap factor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pendidikan, salah satu parameter yang
digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan adalah
prestasi belajar siswa. Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai
seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa factor. Prestasi
belajar adalah istilah yang menunjukan suatu drajat keberhasilan
seseorang dalam proses belajar untuk mencapai tujuan belajar. Prestasi
belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi
berbagai factor yang mempengaruhinya baik dalam diri maupun dari
luar diri individu (Efriana, 2012:13)
Menurut Slameto ( 2008:2) menyatakan bahwa secara singkat,
terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu
faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang
berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, sedangkan faktor ekstern
adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa.
2. Zakat, Infaq dan Shadaqah
Menurut Masdar (2004:6) Zakat secara bahasa berarti suci (ath-
thaharah), tumbuh dan berkembang (al-nama), keberkahan (al-
barakah), dan baik (thayyib). Sedangkan dalam rumusan fikih, zakat
diartikan sebagai “sejumlah harta tertentu yang di wajibkan Allah
untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya
dengan persyaratan tertentu.
Secara etimologi (lughoh) zakat bermakna “membersihkan”, yakni
membersihkan harta penghasilan. Sedangkan makna terminology
(istilah) yang digunakan dalam pembahasan fiqh islam adalah
“mengeluarkan sebagian harta tertentu yang telah mencapai nishab”
dan diberikan kepada mereka yang berhak menerimannya (Bazis DKI,
1999:3).
Menurut Sudirman (2007:13-14) ditilik dari sudut etimologi,
menurut pengarang Lisan al-Arab, kata zakat (al-Zakat) merupakan
kata dasar (mashdar) dari zaka yang berarti suci, berkah, tumbuh dan
terpuji. Sesuatu dikatakan zaka apabila ia tumbuh dan berkembang,
dan seseorang disebut zaka, jika orang tersebut baik dan terpuji. Dari
segi terminologi fiqh zakat berarti, sejumlah harta tertentu yang
diserahkan kepada orang-orang yang berhak dengan syarat tertentu.
Jumlah yang dikelurakan dari kekayaan itu disebut zakat karena yang
dikeluarkan itu menambah banyak, membuat lebih berarti, dan
melindungi kekayaan itu dari kebinasaan.
Zakat merupakan salah satu dari jenis peribadatan semata yang
diwajibkan Allah kepada umat islam yang memiliki harta kekayaan,
atau penghasilan mencapai nisab (batas minimal akumulasi harta yang
wajib dizakati, yang sekaligus juga batas minimal seseorang secara
hokum dikategorikan sebagai orang kaya). Pijakan hukum
disyariatkannya zakat dapat ditemukan dalam beberapa ayat al-Qur’an
dan Hadist. Berikut ini adalah sebagian dari dasar hukum zakat dari al-
Qur’an dan Hadist yang di maksud:
1. Surat Al-Baqarah (2) ayat ke 43
ع�ين ع� �� ر� ٱل �� � ع�وا� �� ر� ��ٱ �� رو �� �� � ٱل ع�وا� ��� �� �� رو �� ��� ٱل ع�وا� ع�ي ��� ��
Artinya: “Dan laksanakanlah shalat, dan tunaikanlah zakat, dan
berukulah bersama orang yang melakukan ruku”
Dalam ayat di atas, Allah memerintahkan umat islam untuk
mengeluarkan sebagian hartanya sebagai pemberian zakat kepada
mereka yang berhak menerimannya. Dan jika mereka enggan
memenuhi perintah tersebut, Allah memberikan wewenangkepada
penguasa (pemerintah) untuk menarik harta zakat tersebut, dan
merupakan tuga kenegaraanya, sebagaimana tercermin dalam salah
satu firman-Nya pada surat
2. Surat At-Taubah (9) ayat 103
�ر ع� �ل نن !� "� #� �� �%ا &� '�� ع)� ) �ر ع� ري �� +� ل, &� �� ��ا ع/ �ر ع� ل�ي �� ع� �� �ر ع0 ع� ل� 1� ع� ة2 �� 4� &� �ر ع� عل �و� ر ��� رن ع ر5 ع6 )7
عليم سميع ه والل
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah
untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman
jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”
3. Hadist Rasulullah SAW
Melalui berbagai hadist-Nya, antara lain beliau sampaikan pada
Mu’adz bin Jabal, yang berbunyi:
“Dari ibnu Abbas RA., dia berkata, bahwa Nabi SAW. Mengutus
Mu’adz bin jabal ke yaman, dan beliau bersabda, beritahulah mereka
bahwa Allah telah mewajibkan zakat yang harus diambil dari orang-
orang kaya, dan didistribusikan pada orang-orang fakir. (H.R. al-
Jama’ah)
4. Hadist diriwayatkan dari Umar bin Khattab
“Dari Umara ra, Rasulullah saw bersabda: islam dibangun di atas
lima pondasi pokok, yakni kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah
dan Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, melaksanakan haji, dan berpuasa bulan ramadhan.”
3. Pendistribusian
Pendistribusian zakat adalah inti dari seluruh kegiatan
pengumpulan dana zakat. Di dalam mengoptimalkan fungsi zakat
sebagai amal ibadah sosial mengharuskan pendistribusian zakat
diarahkan pada model produktif dari pada model komsumtif seperti
ketentuan yang tercantum dalam UU No. 38 Tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat. Dalam pelaksanaannya, model pendayagunaan
zakat pada penyaluran dana diarahkan pada sector-sektor
pengembangan ekonomi dengan harapan hasilnya dapat mengangkat
taraf kesejahteraan mustahiq.
Menurut Bariadi (2005:34-35) pola penyaluran zakat dibedakan
dalam dua bentuk; yakni bantuan sesaat dengan pola tradisional
(konsumtif), yaitu penyaluran bantuan dana zakat diberikan langsung
kepada mustahik. Dengan pola ini penyaluran dana kepada mustahik
tidak disertai target. sedangkan pola pemberdayaan (produktif) disertai
dengan target yaitu merubah keadaan penerima (lebih dikhususkan
kepada mustahik/golongan fakir miskin) dari kondisi mustahik
menjadi kategori muzaki.
4. Pola Pemanfaatan
Menurut Pramudi (2010:13) pemanfaatan beasiswa untuk
meningkatkan prestasi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu pemanfaatan
untuk kegiatan akademis dan non akademis. Pemanfaatan akademis
yaitu mahasiswa menggunakan dana beasiswa untuk membeli buku
teks pelajaran, membeli alat tulis keperluan kuliah maupun mengikuti
kursus. Sedangkan kegiatan non-akademik diantaranya adalah
membayar biaya pendidikan (SPP) dan menopang biaya hidup.
5. Pengontrolan
Dalam penelitian ini pengawasan yang penulis fokuskan adalah
pengawasan terhadap pendayagunaan zakat oleh para mustahik,
apakah pendayagunaan dana beasiswa sudah benar-benar digunakan
untuk hal-hal yang menunjang kegiatan akademiknya, sehingga
pemberian dana beasiswa sudah benar-benar tepat sasaran dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
6. Gender
Secara umum gender dapat didefinisikan sebagai perbedaan
peran, kedudukan dan sifat yang dilekatkan pada kaum laki-laki
maupun perempuan melaui konstruksi secara sosial maupun kultural.
gender adalah perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan
yang dikonstruksikan secara sosial, yakni perbedaan yang bukan
kodrat dan bukan ketentuan Tuhan melainkan diciptakan oleh
manusia melalui proses sosial dan kultural. Lebih lanjut
dikemukakan oleh Haspels dan Suriyasarn gender adalah sebuah
variabel sosial untuk menganalisa perbedaan laki-laki dan perempuan
yang berkaitan dengan peran, tanggung jawab dan kebutuhan serta
peluang dan hambatan (Rosrtyaningsih, 2010:3)
Filosofi HahslmA. Ontologi
Setiap konsep utuh pasti memiliki dasar pemikiran konsisten. Dalam pengetahuan secara umum konsep yang senantiasa konsisten sejatinya akan menjadi sebauh bentuk universal yang dipahami sebagai nilai dasar yang akan dimiliki oleh bentuk lain. Begitu juga dengan Ontologi dari konsep universal sejatinya merupakan berasal dari “Yang Satu” yaitu Allah Swt. Dan Sang Pencipta memberikan sinyal bahwa bentuk universal alam semesta ini bisa disebut namanya sebagai Islam. Sistem adalah bagian dari dunia nyata yang tediri dari berbagai unsur pada suatu tempat dan batasan waktu. Komponen dan proses yang saling berinteraksi yang dirancang berdasarkan konsep yang dikembangkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. (Khalid Saeed, Development Planning And Policy Design: A System Dynamics Approach (Cambridge: Avebury, 1994), h. 24).
Bahwa sistem kehidupan yang ada pada diri manusia, di lingkungan sekitar, dan alam semesta berawal dari konsep Islam. Dengan kata lain konsep penciptaan awal adalah Islam.
Secara ontologi semua ciptaan atau hasil ciptaan atau alam semesta ini merupakan sebuah sistem dan sistem dasar tersebut dinamakan Islam. Dengan berlandaskan pada sistem ini maka sub sistem yang ada di alam semesta ini akan konsisten dengan sistem dasar tersebut. Sepanjang elemen-elemen sistem tersebut masih merupakan hasil ciptaan bukan mahluk ataupun bukan manusia.
B. EpistemologiIslam dimaknai sebagai suatu sistem yang holistik, komprehensif,
atau menyeluruh. Kemudian Islam yang menyeluruh inilah yang menjadi epistemology dari konsep pohon yang sedang dikembangkan yaitu Kaffah.
Kata Islam memiliki akar kata dari 3 huruf dan 1 huruf yaitu huruf “a” atau alif, kemudian huruf ‘s’ atau sin, huruf ‘l’ atau lam, dan huruf ‘m’ atau mim. Ada ayat yang mendukung makna ontologis dari Islam yaitu pada QS. Ali Imran [3]:
19. Sesungguhnya Din di sisi Allah adalah Islam. Allah exist in every single system where system is Islam.Pengembangan epistemologi dalam Ilmu Ekonomi Islam yang Kaffah menghadirkan terminology baru menjadi suatu pendekatan Sinlammim Kaffah. Hal ini sesuai dengan isi al-Quran yang berbunyi ‘silmi kâffah’, dengan penjelasan bahwa kata ‘silmi’ merupakan derivasi dari huruf sin lam mim.Epistemologi ini didukung oleh ayat al-Quran Surah al-Baqarah [2] ayat 208 yang berbunyi:
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara Kâffah (menyeluruh).
Dua hal ini dianalogikan sebagai hal yang berbeda seperti kata gembira dan kata peringatan merujuk pada kata di al-Quran. QS. Saba [34] ayat 28 yang menyatakan 2 hal yaitu “pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan. C. Aksiologi
Diawali dari ontologi berupa Islam sebagai alasan kehidupan termasuk ekonomi, kemudian epistemologi yang digunakan adalah Kaffah sebagai suatu sistem dalam pohon dan terakhir adalah aksiologi yang lebih sederhana berupa penerapan dalam pengembangan sebuah pohon yaitu adanya keseimbangan dari 2 hal. Dalam aksiologi ini, hubungan tersebut selalu ada 2 hal yang merupakan hubungan antara fungsi horizontal dan struktur vertical.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Variabel yang digunakan terdiri dari lima variabel yaitu, . Prestasi
belajar merupakan variable dependent. kemudian variable independent
yaitu pendistribusian dana ZIS, pola pemanfaatan beasiswa dan
pengontrolan, serta dummy variable yaitu gender
B. Teknik Penentuan Sample
Metode penentuan sample yang digunakan pada penelitian ini adalah
simple random sampling Menurut Kartono (1990:137) dalam random
sampling setiap anggota dari populasi mempunyai kemungkinan dan
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sample.
C. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dengan menggunakan data primer yaitu
dengan cara menyebarkan kuesioner
D. Teknik Analisis
1. Statistik Deskriptif
Menurut Jogiyanto (2007:163) Statistik deskriptif adalah statistik
yang mengambarkan fenomena atau karakteristik dari data.
Karakteristik data yang digambarkan merupakan karakteristik
distribusinya.
2. Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang diukur oleh kuisioner tersebut Dengan kata lain, uji validitas
digunakan untuk mengukur apakah pertanyaan dalam kuisioner
yang telah kita buat dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.
Menurut Ghozali (2011:52), Kriteria pengujian uji validitas adalah
sebagai berikut:
Jika r hitung > r tabel (uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05) maka
item item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor atau
nilai total (dinyatakan valid).
Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05) maka
item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor
atau nilai total (dinyatakan tidak valid).
a. Metode HahslmMetode Hahslm merupakan metode yang genuine dari Islam
karena berasal dari Quran Surat Al-Hijr (15): 87 bahwa Allah memberikan tujuh quran, yang diterjemahkan menjadi faktorisasi 7-2-3-1-9 dengan pola H-a-h-s-l-m.
Rumus: H=a.h(s.l.m)Dimana: H = variabel bebas
a = indeks variabel (uji F)h = varians (+ / -)s = variabel (uji T)l = nilai mutlak (uji R)m = bobot
Ekonomi eksisting hanya mengenal permasalahan material saja. Dalam ekonomi konvensional tidaklah seperti demikian. Setiap aktivitas ekonomi tentunya akan berdampak berbagai sektor-sektor lainnya. Gambaran pemetaan konsep ekonomi dua dimensi pada umumnya adalah sebagai berikut:
Sedangkan ekonomi Islam memandang hal itu lebih luas lagi. Permasalahan ekonomi yang ada juga harus dilihat dari dimensi tambahan, bisa ibadah atau varaibel lainnya sebagaimana yang digambarkan sebagai berikut:
Selanjutnya konsep ekonomi tiga dimensi ini diturunkan konsep Hahslm, dalam konsep ini setiap aktivitas ekonomi yang ada harus sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan segala sesuatu yang dikerjakan harus memiliki nilai ibadah agar selalu di ridhai Allah.
A. Uji RumusAdapun uji rumus yang diajukan adalah:H = A + h (S + L + M)
B. Uji TabelUji tabel ini dilakukan untuk mencari dasar hukum
dari wahyu tentang penerapan variabel-variabel yang ada di uji rumus. Variabel terikat (H*) dan variabel bebas (A,H,S,L,M). Variabel-variabel tersebut merupakan hal yang esensial dalam operasionalisasi uji tabel ini.H A H S L M
Hasil Signifikansi
+ / -
Variabel, sub variabel
Nilai Mutlak 1
Bobot
C. Uji KausalitasUji kausalitas ini menggambarkan hubungan antara
variabel terikat dengan variabel bebasnya. Dalam diagram dibawah dapat dilihat hubungan antara variabel terikat
L
SM
H*A
H
L
M
S
+ H
A
Kurva Hahslm H*:
H
sebagai hasil dengan variabel bebas yang menjadi bagian dari penelitian.
Diagram Kausalitas
D. Uji KurvaUji kurva ini dilakukan untuk mengetahui
keseimbangan antara variabel terikat dengan variabel bebas. Keseimbangan antara variabel tersebut ditentukan oleh variabel berbagai aspek.
D. Uji GreenUji Green dilakukan untuk mengusulkan rancang
bangun operasionalisasi variabel.
3. Uji Asumsi Klasik
Menurut Algifari (2013:83), model regresi yang diperoleh dari
metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Squares/ OLS)
merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linier tidak
bias yang terbaik (Best Linier Unbias Estimator/ BLUE). Model
regresi yang baik adalah model regresi yang menghasilkan estimasi
linier tidak bias (Best Liniear Unbias Estimator/ BLUE).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual
terdistribusi normal atau tidak pada variabel terikat dan variabel
bebas. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang
terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier
antar variabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel
independen, maka multikolinieritas tidak akan terjadi pada
persamaan regresi sederhana (yang terdiri atas satu variabel
independen dan satu variabel dependen) (Winarno, 2011:5.1
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Ariefianto
(2012:37).
4. Uji Statistik
a. Uji Parsial (uji-t)
Uji t merupakan uji yang digunakan untuk menguji pengaruh
secara parsial (per variabel) terhadap variabel terikatnya. Apakah
variabel tersebut memiliki pengaruh yang berarti terhadap
variabel terikatnya atau tidak (Suliyanto, 2011: 55).
a. Uji Simultan (uji-F)
Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel dependen (Widarjono, 2010: 22).
Pengujian terhadap pengaruh variabel independen secara bersama-
sama (simultan) terhadap perubahan nilai variabel dependen
dilakukan melalui pengujian terhadap besarnya perubahan nilai
variabel dependen yang dapat dijelaskan (explained) oleh
perubahan nilai semua variabel independen.
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
seberapa baik garis regresi sesuai dengan data aktualnya (goodness
of fit). Koefisien determinasi ini mengukur presentase total variasi
variabel dependen Y yang dijelaskan oleh variabel independen di
dalam garis regresi (Widarjono, 2010: 19).
5. Uji Beda
Uji bada rata-rata adalah membandingkan nilai rata-rata beserta
selang kepercayaan tertentu (confidence interval) dari dua populasi.
Prinsip pengujian dua rata-rata adalah melihat perbedaan variasi kedua
kelompok data. Dalam menggunakan uji-t ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi. Syarat / asumsi utama yang harus dipenuhi adalah
data harus berdistribusi normal (modul spss FEB UIN Jakarta).
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pengujian kualitas data atas data primer maka peneliti menggunakan
uji validitas dan reabilitas. Sedangkan untuk Pengolahan data dilakukan
secara elektronik dengan menggunakan SPSS 20. untuk mempercepat
hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti.
Pembahasan dilakukan dengan stastistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji
statistik dan uji beda.
1. Statistik Deskriptif
Berikut ini merupakan tabel 4.2 yang menggambarkan statistik
deskriptif variabel-variabel Pendistribusian ZIS, Pola Pemanfaatan
beasiswa, Pengontrolan dan Gender sebagai variable independen dan
Prestasi Belajar Mahasiswa sebagai variabel dependen.
Sumber: Data primer yang diolah 2015
2. Uji Validitas dan Reabilitas
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka
peneliti menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Dengan menggunakan uji dua sisi (two-tailed) dengan taraf
signifikansi 5% maka nilai r tabel dalam penelitian ini adalah
0,444. Item pernyataan dinyatakan valid jika nilai r hitung > dari r
table.
Uji Validitas
No. Sub variabel Jumlah item
Valid Tidak valid
Instrumen nomor
1. Prestasi Belajar
10 9 1 7
2. Pendistribusian 10 9 1 93. Pola
pemanfaatan10 10 - -
4. pengontrolan 10 8 2 2 dan 5Jumlah 40 36 4 -
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Uji Reabilitas
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach
Alpha (α) dari semua variable lebih besar dari 0.70 dan hasil ini
dapat dikatakan reliabel.
Uji Reabilitas
No Variabel Cronbach Alpha
> Standar Cronbach
Alpha
Hasil
1 Prestasi Belajar 0,886 > 0.70 Reliabel
2 Pendistribusian 0,884 > 0.70 Reliabel3 Pola Pemanfaatan 0,878 > 0.70 Reliabel4 Pengontrolan 0,792 > 0.70 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah 2015
3. Uji Asumsi Klasik
Suatu model dikatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai
sifat-sifat tidak bias. Analisis regresi korelasi memerlukan berbagai
asumsi agar model dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik.
Maka dilakukan langkah-langkah uji asumsi klasik yang meliputi:
a. Uji Normalitas
Penelitian ini menggunakan uji statistik dengan pengujian Uji
Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa
nilai K-S pada Asymp Sig (2 tailed) adalah 0,634 dimana lebih
besar dari 0,05 dapat disimpulkan dari hasil perhitungan uji
normalitas data berdistribusi normal. dan Berdasarkan hasil
pengujian normalitas residual dapat dilihat dari grafik normal P-P
Plot pada gambar 4.1 Normal P-P Plot dapat dikatakan
berdistribusi normal karena titik-titik menyebar pada sekitar garis
diagonal.
b. Uji Multikolinearitas
Pada tabel hasil pengujian multikolonieritas melalui nilai
Tolerance dan lawannya, terlihat bahwa nilai variance inflation
factor (VIF) pada keempat variabel independen tidak ada yang
melebihi 10 dan nilai Tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10.
Dengan demikian dari hasil korelasi antar variabel independen
tidak terdapat multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas
Pada hasil uji heterokedastisitas bahwa penyebaran data
berada diatas dibawah angka nol. Dan data tidak membentuk suatu
pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak adanya
gejala heteroskedastistas.
4. Uji Regresi Linear Berganda (OLS)
Berdasarkan hasil analisis regresi, maka dapat diperoleh suatu
persamaan garis regresi sebagai berikut :
Y = -5,956 + 0,187+0,750+0,252+0,421 + e
a. Uji Parsial (Uji-t)
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel independen. untuk
membandingkan nilai signifikansi dengan taraf signifikansi 0.05,
keempat variabel tersebut mempunyai pengaruh signifikan
terhadap prestasi belajar (Y). Nilai t-tabel untuk n 50 yaitu sebesar
2,009, hasil dari uji t dapat dilihat dari tabel berikut:
b. Uji Fisher (Uji-F)
Uji F dapat dilihat pada tabel ANOVA dari hasil regresi linear
berganda. Dengan menggunakan sampel sebayak 50 dan tingkat
keyakinan 95% maka didapat nilai F tabel sebesar 2,30.
Berdasarkan hasil perhitungan uji pengaruh simultan (F-statistic),
karena F hitung > F tabel 349,130 > 2,30 dengan nilai signifikansi
0,000 yang berarti dibawah nilai signifikansi 0,05. Maka yang
berarti variabel independen pendistribusian, pola pemanfaatan,
pengontrolan dan gender secara simultan (bersama-sama) memiliki
pengaruh terhadap prestasi belajar.
c. Uji Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan suatu model dalam menerangkan variasi variabel
dependennya Ghozali (2013:97). Nilai Adjusted R-squared (R2)
menunjukkan bahwa pengaruh variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen adalah sebesar 0,966 atau 96,6%.
Semakin mendekati 100%, model akan semakin baik. Dalam
penelitian ini berarti masih ada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi prestasi belajar yang belum dimasukkan ke dalam
model regresi, yaitu sebesar 100% - 96,6,% atau sebesar 3,4%.
5. Uji Beda (t-test)
Paired sample statistics menunjukkan ringkasan dari rata-rata dan
standard deviase dari kedua perbandingan. Sebelum menerima
beasiswa BAZIS, Indeks Prestasi rata-rata mahasiswa sebesar 3,3402
Sedangkan sesudah menerima beasiswa BAZIS, rata-rata Indeks
Prestasi mahasiswa meningkat menjadi 3,4800, selisih rata-rata Indeks
Prestasi sebelum dan sesudah menerima beasiswa BAZIS sebesar -
0,13980 maka kesimpulannya adalah terdapat kenaikan Indeks Prestasi
sebesar 0,1398.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian regresi linier berganda (OLS) mengenai,
pendistribusian, pola pemanfaatan, pengontrolan dan gender terhadap
prestasi belajar yang telah dilakukan oleh peneliti pada bab sebelumnya,
maka peneliti mengambil kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Variabel pendistribusian beasiswa BAZIS berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa
dengan tingkat signifikan adalah 0,000.
b. Variabel pola pemanfaatan beasiswa BAZIS berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa
dengan tingkat signifikan adalah 0,000.
c. Variabel pengontrolan beasiswa BAZIS berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa
dengan tingkat signifikan adalah 0,032.
d. Variabel gender penerima beasiswa BAZIS tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap prestasi belajar dengan tingkat
signifikan adalah 0,099.
2. Berdasarkan pengujian secara simultan dengan menggunakan uji-F,
variable pendistribusian, pola pemanfaatan, pengontrolan dan gender
secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
prestasi belajar dengan signifikansi 0,000 dan F statistik sebesar
349,130 > F tabel 2,30.
3. Berdasarkan uji koefisien determinasi dilihat bahwa nilai Adjusted R
Square 0,966 hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel dependen
(prestasi belajar) secara bersama-sama mampu dijelaskan oleh variasi
variabel independen (pendistribusian, pola pemanfaatan, pengontrolan
dan gender) sebesar 96.6% sedangkan sisanya sebesar 3.4 % dijelaskan
oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahannya. Departemen Agama, Jakarta, 2004.
Al-Ba‟ly,Abdul Al-Hamid Mahmud, 2006 “Ekonomi Zakat, Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syari‟ah, Jakarta: Raja Grafindo Persad.
Algifari, “Analisis Regresi; Teori, Kasus, dan Solusi”, edisi kedua, BPFE, Yogyakarta, 2013.
Al-Zuhaili, Wahbah, 2005 “Zakat Kajian Berbagai Mazhab” Bandung : Remaja Rosda Karya, cet ke 6
Ali, Mohammmad Daud. 1988 “Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf” (Jakarta:U PRESS) cet 1.
Ariefianto, Moch. Doddy. 2012. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan Eviews. Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama.
Badriadi, Lili .2005 “Zakat Dan Wirausaha” Jakarta: CV,Pustaka Amri
BAZIS Provinsi DKI Jakarta “Bagaimana Cara Mengelola ZIS di DKI jakart” artik diakses pada 9 januari 2011dari http://bazisdki.go.id/panduan/zakat/145 bagaimana-cara-mengelola-zis-di-dki-jakarta
BAZIS Propinsi DKI Jakarta, 1999 “Manajemen Zis Bazis Propinsi DKI Jakarta”.
BAZIS DKI Jakarta Pengelolaan Zakat dan Infak/ Sedekah di DKI Jakarta (Jakart:1999),
BAZIS Provinsi DKI jakarta 2006 “Manajemen ZIS bazis provinsi DKI Jakarta cet pertama juni.
BAZIS DKI Jakarta, diakses pada 9 Januari 2015 dari http://www .lp3es.or.i/direktori/fund/bazis.htm
Bungin, Burhan, HM. 2010. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.
Depdikbud, 1988 “Kamus Besar Bahasa Indonesia” Jakarta,balai pustaka
Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahannya, Cv. Asy Syifa’, Semarang, 1999. “Panduan Organisasi Pengelola Zakat”, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam- Direktorat Pemberdayaan Zakat, Jakarta.
Efriana, Cut, 2012 “factor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswi tingkat III program studi diploma III kebidanan STIKES U’BUDIYA Banda Aceh”, Vol.1,No.2, Maret 2012
F.M as‟udi, Masdar. Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS MenujuEfektifitas Pemanfaatkan Zakat,Infak dan Shodaqah.
Ghozali, imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19. Semarang: Universitas Diponogoro
Gujarati, Damodar N, 2006 ”Dasar-dasar Ekonometrika”, edisi ketiga jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Hamid, Abdul dan Ahmad Rodoni, 2010 “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEB UIN Jakarta, Jakarta.
Hasan, Muhammad, 2011, “Manajemen Zakat Model Pengelolaan yang Efektif”, Yogyakarta: Idea Press
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : Erlangga.
Indrianti, 2009 “Pengaruh beasiswa terhadap motivasi dan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang”
Jogiyanto. 2007” Metodologi Penelitian Bisinis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman”. Cetakan pertama. Yogyakarta: BPFE
Julianto, Yono 2013 Pengaruh Pemanfaatan Beasiswa dengan Hasil Belajar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil FT-UNP
Kartini, Kartono. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga
Mas’udi, Farid Masdar, dkk, 2004, “Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS: menuju efektivitas pemanfaatan zakat, infaq, sedekah”, Jakarta, Piramedia.
Modul SPSS FEB UIN Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Mochamad Aziz, Roikhan. Bahan Ajar (Diktat) Mata Kuliah: Ekonomi Makro Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, UIN Press, Jakarta, 2015.
Mochamad Aziz, Roikhan. Bahan Ajar (Diktat) Mata Kuliah: Investasi Pasar Modal Syariah, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, UIN Press, Jakarta, 2015.
Mochamad Aziz, Roikhan. Bahan Ajar (Diktat) Mata Kuliah: Ekonomi Makro Mikro Dalam Perspektif Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, UIN Press, Jakarta, 2015.
Mochamad Aziz, Roikhan. Rumus Tuhan Hahslm Dalam Berpikir Menyeluruh Sebagai Metodologi Ekonomi Islam. Proceeding ICIEF15: Strengthening Islamic Economics and Financial Institution for the Welfare of Ummah, Universitas Mataram, Lombok, Agustus 2015. H. 1125-1138.
Mochamad Aziz, Roikhan. Hahslm Islamic Economics Methodology. Proceeding ICOSEC: Developing Countries Readiness Toward Global Competition. Universitas Negeri Solo, Surakarta, September 2015. H. 1125-1138.
Mochamad Aziz, Roikhan. ”Comparative Study of Islamic Bonds in Indonesia and Malaysia on System Dynamics Approach”, Jurnal Ekonomi Kemasyarakatan Equilibrium, Vol, 5, No. 2, January-April, Jakarta, 2008. Http://www.stiead.ac.id
Mochamad Aziz, Roikhan. “New Paradigm in On Sinlammim Kaffah In Islamic Economics”. Jurnal Signifikan, Vol. 9, N0.2, Mei-Agustus, Jakarta 2010. http://www.uinjkt.ac.id
Mochamad Aziz, Roikhan. “New Paradigm On System Thinking”. Jurnal Ekonotika, Fakultas Ekonomi Bisnis, Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP), Jakarta 2011.
Mochamad Aziz, Roikhan. “Pemodelan Lembaga Keuangan Syariah Non Bank Dengan Metode Islam”. Jurnal Ekonomi Umat. Vol 7 No.2, Januari-April, Jakarta 2013. http://www.uhamka.ac.id.
Mochamad Aziz, Roikhan. “Sinlammim: Kode Tuhan”, Esa Alam, Jakarta, 2005.<Http://www.tokogunungagung.co.id>
Mochamad Aziz, Roikhan. “Jejak Islam Yang Hilang”, Sinlammim, Jakarta, 2006. <Http://www.tokogunungagung.co.id>
Mochamad Aziz, Roikhan. “Integrasi Ilmu Ekonomi Islam: Pendekatan Filosofis dan Simbolik”. “Integrasi Keilmuan”. UIN Press, Jakarta, 2014.
Mochamad Aziz, Roikhan. Islamic Monetary Based On Method, Book Of Journal, Islamic Monetary Program, State Islamic University, Faculty Of Economics Business, January 2013.
Mochamad Aziz, Roikhan. Information System On Islam, Book Of MIS Project Vol 1, Vol 2, Vol 3, Vol 4, Computer Communication Information Technology, Faculty Of Techniquem University Of Indonesia, Depok, November 2012.
Mochamad Aziz, Roikhan. Five Pillars of Economy, Economy Development In Islamic Perspective, Book of Journal, Development Studies, Faculty Economics Business, State Islamic University, Jakarta, October 2012.
Mochamad Aziz, Roikhan. Islamic Economics Finance, Book Of Journal, University Of Trisakti, Doctoral Program, Jakarta, August 2012.
Mochamad Aziz, Roikhan. Islamic Economics, Book Of Article, University Of Islam Riau (UIR), June 2012.
Mochamad Aziz, Roikhan. Macro Economy In Islam, Book of Article, Accounting Program, FEB, UIN Jakarta, May 2012.
Mochamad Aziz, Roikhan. Islamic Micro Economy, Book of Article, IESP Program, FEB, UIN Jakarta, April 2012.
Mochamad Aziz, Roikhan. Draft Regulation Act Of Hajj Finance Management, Ministerial Of Religious Affair, Directorate General Of Hajj, Jakarta, 2011.
Mochamad Aziz, Roikhan. Academic Literature, Hajj Finance Management, Ministerial Of Religious Affair, Directorate General Of Hajj, Jakarta, 2010.
Mochamad Aziz, Roikhan. The Prospect Of Islamic Revival In Indonesia 2015 Based On Development Of Sukuk The Sukuk Through Sinlammim Kaffah Method. Approved Paper For Seminar Sharia Economics Days (Second), UI, Depok, 2010.
Mochamad Aziz, Roikhan. Pemodelan Institusi Keuangan Islam Berbasis Metode Sinlammim Kaffah (Studi Kelayakan Pada Bofsa). Prosiding, UII, Jogjakarta, April, 2009.
Mochamad Aziz, Roikhan. Kaffah Thinking On Sinlammim Method Through Digital Root, Proceeding, UKM Malaysia, October, 2009.
Mochamad Aziz, Roikhan. Islamic Principle And Financial Aspect In Sukuk On Asset Becked Securities. Proceeding, IALE Hukumonline.com, Jakarta, August 2009.
Mochamad Aziz, Roikhan. The Application Of Kaffah Economics On Sukuk As Islamic Economic Instrument In OIC Countries. Proceeding, IRTI-IDB, IIUM, Kuala Lumpur, Malaysia, March, 2009.
Mochamad Aziz, Roikhan. The Mistery Of Digital Root Based On Sinlammim Method. Proceeding. Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Indonesia. October 2008.
Mochamad Aziz, Roikhan. The Root Of Mathematics And Science Is Level Compared With Religious Thinking. Proceeding. State Islamic University (UIN) Jakarta, Indonesia. October 2008.
Mochamad Aziz, Roikhan. The Sukuk Competition Between Indonesia and Malaysia With System Dynamics. Proceeding. University Malaysia Sabah, Labuan, Malaysia. November 2008.
Mochamad Aziz, Roikhan. The Application Of Mathematics In Information System Based On Al-Quran. Working Paper, Studium General, State Islamic University (UIN) Jakarta, Indonesia. October 2008.
Mochamad Aziz, Roikhan. The Assimilation Of Sinlammim Into System Thinking In The Quantitative Method With Modeling On Sukuk As Islamic Economic Instrument. Proceeding. University Of Malahayati, Lampung, Indonesia. October 2008.
Mochamad Aziz, Roikhan. The Future Of Sukuk Between Malaysia and Indonesia Based on System Thinking. Proceeding. Monash University, Sunway Campus, Malaysia. October 2008.
Mochamad Aziz, Roikhan. Sukuk Dynamics In System Thinking. Proceeding, School Of Business (SBM), Institute Technology Bandung (ITB), Bandung, Indonesia. September 2008.
Mochamad Aziz, Roikhan. Kaffah Approach In Islamic Economics Theory. Journal. University Islamic Indonesia (UII), Jogjakarta, Indonesia. August 2008.
Mochamad Aziz, Roikhan. Holistic Thinking To Develop Islamic Bonds In Indonesia. Proceeding. IAEI – University Airlangga (Unair), Surabaya, Indonesia. August 2008.
Nachrowi, Nachrowi Djalal dan Hardius Usman, 2002 “Penggunaan Teknik Ekonometri”. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Nagari, Yudi Bakti, 2012 “Analisis kontribusi pemberian beasiswa djarum terhadap peningkatan prestasi akademik mahasiswa penerima tahun angkatan 2010/2011 daerah istimewa Yogyakarta”
Ngalim Purwanto. 1990 ”Psikologi Pendidikan”. Bandung : RemajaRosdakarya
Nuraini Putri, Alfiana. 2011. “Pendistribusian Dana Bantuan BAZIS dan Hubungannya Dengan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di Wilayah Jakarta Utara”. Jakarta
Riana, Rini 2013 “Pengaruh Kedisiplinan Belajar DAN Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa SMP Negeri 1 Pucakwangi Pati Tahun Ajaran 2012/2013, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2013”. Diakses pada 21 Maret 2015 http://eprints.ums.ac.id/26597/11/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdf
Rosadi, Dedi 2012. Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews. Yogyakarta: Andi
Rosyaningsih, Dewi “Konsep gender” diakses pada 20 Maret 2015 dari http://admpublik.fisip.undip.ac.id/wpcontent/uploads/2013/07/KONSEP-GENDER.pdf
Slameto. 2010. “Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono, 2010” Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, Alfabeta Bandung
Suliyanto. 2011. “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”. Yogyakarta: ANDI
Sudirman. 2007. “Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas”.Malang: UIN-Malang Press
Utomo, Pramudi,2010 “Analisis kontribusi pemberian beasiswa terhadap peningkatan prestasi akademik mahasiswa fakultas teknik Universitas Negeri Yogyakarta”
Widarjono, 2010, “Analisis Statistika Multivariat Terapan”, Penerbit UPP STIM YPKN, Yogyakarta
Winarno, Wing Wahyu, 2011 “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”, edisi 3, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
W.J.S, Poerwadarminta, 1991” Kamus Umum Bahasa Indonesia”, Balai Pustaka, Jakarta.