wde-62
TRANSCRIPT
-
National Conference on Applied Ergonomics 2013
Yogyakarta, 12 September 2013
Jurusan Teknik Mesin dan Industri, FT UGM
ISBN 978-602-14349-0-1 WDE-62
PERANCANGAN TEMPAT WUDHU UNTUK ORANG LANJUT USIA (LANSIA)
Bambang Suhardi1, Pringgo Widyo Laksono2, Panca Saktiwan3 1,2Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta
3Alumni Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak
Tempat wudhu merupakan fasilitas yang ada di Panti Wredha Dharma Bakti. Hasil
pengamatan dan wawancara terhadap orang lanjut usia penghuni panti mengindikasikan
bahwa tempat wudhu saat ini sangat beresiko bagi orang lanjut usia. Untuk itu perlu
dirancang ulang. Perancangan tempat wudhu terdiri dari 2 tahapan, yaitu tahap
penentuan solusi perancangan atas data keluhan dan keinginan, dan tahap penjelasan
perancangan. Hasil perancangan meliputi penambahan tempat duduk wudhu, penambahan
pijakan kaki, merancang ketinggian kran sesuai posisi duduk, mengganti kran yang mudah
dibuka dengan pegangan kran yang panjang dan penambahan hand rail. Lantai tempat
wudhu dibuat rata dengan jalan.
Kata kunci: anthropometri, tempat wudhu, orang lanjut usia
1. Pendahuluan Lansia akan mengalami penurunan fungsi dan struktur alat tubuh serta rentan terhadap
masalah kesehatan akibat proses penuaan. Proses penuaan yang terjadi secara alami membawa
berbagai konsekuensi timbulnya masalah fisik, mental, maupun sosial sehingga seorang lansia akan
mengalami keterbatasan yang diakibatkan karena proses penuaan tersebut. Seorang lansia
cenderung mempunyai tingkat ketergantungan yang tinggi karena secara alamiah kemampuan
fisiologis organ lansia telah mengalami penurunan fungsi seperti gerakan otot yang semakin kaku,
stabilitas gerakan tangan yang gemetaran, kontrol keseimbangan semakin labil dan berbagai
penurunan fungsi organ lainnya (Nugroho,1995). Keterbatasan tersebut akan berpengaruh pada
penggunaan fasilitas yang mendukung lansia dalam melakukan aktivitas (Tarwaka, 2004).
Panti Wredha Dharma Bakti merupakan lembaga sosial yang berfungsi untuk menampung,
merawat, dan membina lansia yang terlantar dan juga lansia yang dititipkan oleh keluarganya.
Penghuni panti ini sebanyak 95 orang, dengan perincian: 9 orang lansia memakai tongkat/kursi
roda sebagai alat bantu jalan, 72 orang lansia mandiri (tanpa menggunakan alat bantu jalan), dan 14
orang lansia mengalami gangguan mental.
Salah satu fasilitas yang sering digunakan lansia penghuni panti adalah tempat wudhu. Tempat
wudhu berkaitan dengan pelaksanaan ibadah, yaitu sebagai tempat bersuci sebelum melakukan
ibadah shalat. Pemakaian tempat wudhu dalam sehari semalam minimal 5 kali. Penerangan tempat
wudhu sebesar 21 lux. Tempat wudhu saat ini memiliki perbedaan ketinggian lantai dengan jalan
sebesar 25 cm. Hal ini meningkatkan resiko lansia tersandung ketika naik ke tempat wudhu. Hasil
wawancara pada 23 lansia penghuni panti, ternyata 23 orang (100%) pernah menabrak benda-
benda di tempat wudhu ketika melakukan aktivitas wudhu di malam hari. Sebanyak 14 orang
(60,87%) pernah tersandung karena perbedaan ketinggian tempat wudhu dengan jalan. Sebanyak 5
orang (21,74%) pernah terjatuh ketika melakukan gerakan membasuh kaki. Dengan adanya
permasalahan tersebut maka perlu dilakukan perancangan ulang fasilitas tempat wudhu di Panti
Wredha Dharma Bakti.
1.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan rancangan ulang tempat wudhu untuk lansia
penghuni Panti Wredha Dharma Bakti.
1.2 Manfaat Penelitian
-
National Conference on Applied Ergonomics 2013
Yogyakarta, 12 September 2013
Jurusan Teknik Mesin dan Industri, FT UGM
ISBN 978-602-14349-0-1 WDE-62
Manfaat penelitian ini adalah memberikan kontribusi desain tempat wudhu untuk lansia
penghuni Panti Wredha Dharma Bakti.
1.3 Review Penelitian Suhardi dan Sudadi (2013) melakukan penelitian untuk merancang tempat tidur periksa untuk
orang lanjut usia. Data anthropometri yang digunakan adalah data anthropometri lansia penghuni
panti wredha dan data anthropometri tenaga kesehatan yang ada di panti wredha. Tahapan
perancangan tempat tidur periksa ada dua, yaitu: tahapan konsep perancangan dan tahapan
perancangan. Tahapan konsep perancangan menggunakan metode Ullrich. Tahapan perancangan
digunakan untuk mewujudkan konsep rancangan yang terpilih ke dalam rancangan tempat tidur
periksa untuk orang lanjut usia. Data anthropometri digunakan pada tahapan ini.
Suhardi dan Suryono (2013) melakukan penelitian untuk merancang kursi bus untuk wanita
hamil. Data anthropometri yang digunakan adalah data anthropometri wanita hamil. Perancangan
kursi bus untuk wanita hamil meliputi tahapan identifikasi keluhan dan keinginan wanita hamil
mengenai kursi bus. Keluhan dan keinginan dari wanita hamil menjadi dasar untuk membuat solusi
rancangan kursi bus. Tahap berikutnya menentukan data anthropometri yang digunakan. Tahap
terakhir membuat desain kursi bus untuk wanita hamil.
2. Metodologi Tahapan dalam merancang tempat wudhu untuk lansia sebagai berikut: 1) Identifikasi keluhan
dan keinginan lansia penghuni panti terkait dengan tempat wudhu, 2) Penentuan solusi
perancangan tempat wudhu berdasarkan keinginan dan keluhan lansia, 3) Penentuan data
anthropometri lansia yang dibutuhkan dalam perancangan, 4) Perhitungan persentile, 5)
Perancangan tempat wudhu (2D dan 3D).
3. Hasil Hasil wawancara terhadap 23 lansia mengenai keluhan dan ketidaknyamanan ketika
melakukan aktivitas bersuci di tempat wudhu.
Tabel 1. Keluhan dan Keinginan Lansia
No Keluhan Prosentase Keinginan
1 Merasa cepat lelah dan tubuh tidak stabil
pada posisi berdiri ketika wudhu
100% (23) Posisi wudhu yang tidak cepat
lelah dan stabil
2 Saat membasuh kaki, lansia menekan
dinding yang licin untuk menjaga
keseimbangan
100% (23) Posisi tubuh seimbang ketika
membasuh kaki
3 Malam hari tempat wudhu terlalu gelap 100% (23) Tempat wudhu lebih terang
4 Kesulitan keseimbangan ketika membasuh
kaki
86,96% (20) Posisi kaki yang dibasuh lebih
stabil
5 Tinggi kran terlalu rendah, sehingga lansia
terlalu membungkuk
86,96% (20) Posisi wudhu tidak terlalu
membungkuk
6 Sering tersandung, akibat perbedaan
ketinggian lantai
60,87% (14) Tidak ada perbedaan ketinggian
lantai pada tempat wudhu
Sumber: Pengumpulan Data
Untuk menjawab keluhan dan keinginan lansia penghuni panti wredha tersebut, maka dibuat
solusi perancangan. Solusi perancangan dan penjelasan perancangan tempat wudhu sebagai
berikut:
-
National Conference on Applied Ergonomics 2013
Yogyakarta, 12 September 2013
Jurusan Teknik Mesin dan Industri, FT UGM
ISBN 978-602-14349-0-1 WDE-62
Tabel 2. Solusi Perancangan dan Penjelasan Perancangan
Keluhan dan
Keinginan
Solusi Penjelasan
No 1 dan 2 Merancang tempat wudhu dengan posisi duduk
dan ditambahkan hand rail di depan tempat
duduk
Dimensi tempat duduk sesuai
anthropometri lansia. Panjang
tempat duduk memakai data
jarak pantat plopiteal (ppo).
Lebar tempat duduk memakai
data lebar pinggul (lp). Tinggi
tempat duduk memakai data
tinggi plopiteal (tp). Untuk
menentukan jarak antar tempat
duduk wudhu memakai data
lebar bahu (lb). Untuk
menentukan jarak tempat
duduk wudhu bagian belakang
dengan kran memakai data
jangkauan tangan ke depan
(jtd)
Hand rail digunakan sebagai
pegangan ketika lansia bangkit
dari duduk. Diameter hand rail
memakai data diameter lingkar
genggam (dlg). Untuk
menentukan jarak hand rail
dengan dinding memakai data
panjang telapak tangan (ptt)
No 3 Meningkatkan intensitas penerangan pada tempat
wudhu
Intensitas penerangan sesuai
standar SNI
No 4 Menyediakan pijakan kaki Dimensi pijakan kaki sesuai
anthropometri lansia. Panjang
pijakan kaki memakai data
panjang telapak kaki (ptk).
Lebar pijakan kaki memakai
data lebar telapak kaki (ltk)
No 5 Mengatur ketinggian kran. Dalam hal ini
disesuaikan dengan posisi duduk, sehingga lansia
tidak perlu membungkuk
Ketinggian kran sesuai dengan
anthropometri lansia. Data
anthropometri yang digunakan
adalah tinggi bahu duduk (tbd)
No 6 Membuat lantai pada tempat wudhu rata dengan
jalan
Merancang tempat wudhu
dengan menghilangkan
perbedaan ketinggian antara
tempat wudhu dengan jalan
Sumber: Pengolahan Data
Tahap selanjutnya adalah menghitung persentil data anthropometri yang telah dikumpulkan.
Hasil perhitungan persentil sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Perhitungan Persentil Data Anthropometri (cm)
No Data Anthropometri SD P5 P50 P95
1 Tinggi bahu duduk (tbd) 5,32 47,07 55,82 64,57
2 Tinggi plopiteal (tp) 2,94 36,66 41,49 46,32
3 Jarak pantat plopiteal (jpp) 2,41 39,79 43,76 47,73
-
National Conference on Applied Ergonomics 2013
Yogyakarta, 12 September 2013
Jurusan Teknik Mesin dan Industri, FT UGM
ISBN 978-602-14349-0-1 WDE-62
4 Lebar bahu (lb) 2,23 33,19 36,86 40,53
5 Lebar pinggul (lp) 2,76 28,66 33,20 37,74
6 Jangkauan tangan ke depan (jtd) 3,46 64,32 70,01 75,70
7 Panjang telapak tangan (ptt) 1,33 14,44 16,62 18,80
8 Panjang telapak kaki (ptk) 1,39 19,56 21,84 24,12
9 Diameter lingkar genggam (dlg) 0,50 2,71 3,54 4,37
10 Lebar telapak kaki (ltk) 1,24 8,30 10,34 12,38
Sumber: Pengolahan Data
Setelah menghitung persentil, langkah berikutnya adalah menentukan dimensi tempat wudhu.
Berikut ini dimensi tempat wudhu yang akan dirancang.
Tabel 4. Dimensi Tempat Wudhu (cm)
Bagian Rumus Perhitungan Dimensi (cm)
Panjang tempat duduk wudhu jpp (P5) 39,79 ~ 39
Lebar tempat duduk wudhu lp (P95) 37,74 ~ 38
Tinggi tempat duduk wudhu tp (P5) 36,66 ~ 36
Jarak antar tempat duduk wudhu lb (P95) 40,53 ~ 41
Diameter hand rail dlg (P50) 3,54 ~ 3,6
Jarak dinding ke hand rail ptt (P95) 18,8 ~ 19
Panjang hand rail lb (P95) 40,53 ~ 41
Ketinggian hand rail dari alas tempat duduk wudhu tbd (P5) 10 cm 37,07 ~ 37
Panjang pijakan kaki ptk (P95) 24,12 ~ 25
Lebar pijakan kaki ltk (P95 12,38 ~ 13
Tinggi pijakan kaki tp (P5) 36,66 ~ 36
Jarak pijakan kaki dengan tempat duduk wudhu
bagian depan
ptk (P95) 24,12 ~ 25
Jarak pijakan kaki bagian tengah dari sisi tepi
tempat duduk wudhu
0,5 x lebar tempat duduk 19
Tinggi kran dari alas tempat duduk wudhu tbd (P5) 47,07 ~ 47
Jarak kran dengan tempat duduk wudhu jtd (P5) 64,32 ~ 64
Jarak horizontal kran dari sisi tepi tempat duduk
wudhu
0,5 x lebar tempat duduk 19
Sumber: Pengolahan Data
Dengan menggunakan data pada Tabel 4 selanjutnya dilakukan perancangan tempat wudhu.
Hasil perancangan tempat wudhu tampak atas (2D), tampak depan (2D) serta keterangannya seperti
pada Gambar
Gambar 1. Layout Tempat Wudhu Tampak Atas dan Depan (2D)
-
National Conference on Applied Ergonomics 2013
Yogyakarta, 12 September 2013
Jurusan Teknik Mesin dan Industri, FT UGM
ISBN 978-602-14349-0-1 WDE-62
Keterangan: A) jarak antar tempat duduk wudhu, B) jarak kran dengan tempat duduk wudhu
bagian belakang, C) panjang tempat duduk wudhu, D) lebar tempat duduk wudhu, E) panjang hand
rail, F) jarak dari dinding ke hand rail, G) lebar pijakan kaki, H) panjang pijakan kaki, I) jarak
horizontal kran dari sisi tepi tempat duduk wudhu. A) ketinggian tempat duduk wudhu, B)
ketinggian kran dari alas tempat duduk wudhu, C) ketinggian hand rail dari alas tempat duduk
wudhu, D) panjang pegangan kran, E) diameter hand rail.
Gambar 2. Layout Tempat Wudhu Keseluruhan Tampak Atas (2D)
Gambar 3. Rancangan Tempat Wudhu Duduk (3D)
Berdasarkan SNI, maka intensitas pencahayaan yang baik untuk tempat ibadah sebesar 200 lux.
4. Pembahasan Untuk menjaga keseimbangan lansia ketika melakukan wudhu, maka tempat wudhu hasil
rancangan diberi tambahan tempat duduk dan pijakan kaki. Dengan adanya tambahan tempat
duduk dan pijakan kaki, maka aktivitas wudhu bisa dilakukan dengan duduk. Sehingga resiko
terjatuh bisa diminimalkan. Penambahan hand rail dimaksudkan sebagai alat bantu lansia untuk
bangun dari posisi duduk, setelah selesai melakukan aktivitas wudhu. Tinggi kran juga disesuaikan
dengan tinggi posisi duduk dari lansia, sehingga lansia tidak perlu membungkuk lagi. Lantai antara
-
National Conference on Applied Ergonomics 2013
Yogyakarta, 12 September 2013
Jurusan Teknik Mesin dan Industri, FT UGM
ISBN 978-602-14349-0-1 WDE-62
tempat wudhu dan jalan di buat rata dengan tujuan untuk meminimalkan resiko tersandung.
Berikut ini perbandingan kondisi tempat wudhu sekarang dengan tempat wudhu hasil rancangan.
Ada tempat duduk
Ada pijakan kaki
Kran terlalu rendah
Ada hand rail Tidak ada
tempat duduk
Tidak ada pijakan kaki
Tidak tersedia
tempat duduk
Tinggi kran sesuai posisi duduk
-
National Conference on Applied Ergonomics 2013
Yogyakarta, 12 September 2013
Jurusan Teknik Mesin dan Industri, FT UGM
ISBN 978-602-14349-0-1 WDE-62
Gambar 4. Perbandingan Tempat Wudhu Sekarang dengan Hasil Rancangan
5. Kesimpulan Desain tempat wudhu untuk lansia ini dirancang berdasarkan data anthropometri kaum lansia
penghuni Panti Wredha Dharma Bakti, sehingga nyaman dan aman untuk dipergunakan. Desain
tempat wudhu ini juga telah mengakomodasi keluhan dan keinginan dari lansia. Perbedaan yang
nyata antara tempat wudhu saat ini dan hasil rancangan terletak pada posisi berwudhu. Ketika
lansia sedang melakukan aktivitas berwudhu dengan menggunakan tempat wudhu yang ada saat
ini, posisi tubuh dalam keadaan berdiri dan membungkuk. Sedangkan tempat wudhu hasil
rancangan, posisi wudhu lansia dengan cara duduk. Dengan cara duduk ini, keseimbangan tubuh
lansia menjadi lebih baik, sehingga resiko jatuh atau terpeleset bisa diminimalkan.
Daftar Pustaka
Kemper, H. C. G.,1994, Work and Aging a European Perspective: Physical Work and the Physiological
Consequenses for the Aging Workers, Taylor & Francis, London.
Nugroho,W., 1995, Perawatan Lanjut Usia, Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.
Nurmianto, Eko.,2004, Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya, Guna Widya, Surabaya.
Panero dan Zelnik, 2003, Dimensi Manusia & Ruang Interior, Erlangga, Jakarta.
SNI 03-6575-2001, 2001, Tata Pencahayaan Buatan Gedung.
Suhardi, B., Sudadi., 2013, Perancangan Tempat Tidur Periksa untuk Orang Lanjut Usia, Prosiding
Seminar Nasional Terpadu Keilmuan Teknik Industri 2013, hal. HFE-2-1 HFE-2-7.
Suhardi, B., Suryono, F.Y., 2013, Perancangan Kursi Bus untuk Wanita Hamil Berdasarkan Aspek
Ergonomi, Prosiding Seminar Nasional Terpadu Keilmuan Teknik Industri 2013, hal. HFE-
1-1 HFE-1-5.
Tarwaka, Bakri, S.H.A., Sudiajeng, L.,2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Produktivitas, Uniba Press, Surakarta.
Lantai dibuat rata
Terdapat perbedaan
ketinggian