volume viii - no.11 buletin meteorologi 20 · 2020. 11. 11. · nov 20 @ cuacakalsel volume viii -...
TRANSCRIPT
BULETINMETEOROLOGI
NOV20
@ CUACAKALSEL
V O L U M E V I I I - N O . 1 1
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS II SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN
Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarbaru - Kalimantan Selatan 70724 telp (0511) 4705198 email : [email protected]
website : http ://stamet.syamsudinnoor.bmkg.go.id/
PENGANTAR
Buletin Meteorologi edisi bulan November 2020 yang kami terbitkan ini memuat
informasi parameter cuaca hasil pengamatan dan analisis dinamika atmosfer dari faktor
cuaca yang diamati oleh Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor Banjarmasin,
yang berkedudukan di Bandara Udara Syamsudin Noor Banjarmasin pada lokasi 030 26’
19.5” LS dan 1140 45’ 8.78” BT.
Analisis dinamika tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi cuaca secara
umum di Indonesia dan wilayah Kalimantan Selatan khususnya. Unsur-unsur cuaca yang
ditampilkan dalam buletin ini berupa profil unsur-unsur cuaca hasil pengamatan baik
harian maupun rata-rata perjamnya, unsur cuaca global dan regional serta ditampilkan
pula analisis kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di Stasiun Meteorologi Kelas II
Syamsudin Noor Banjarmasin.
Demikian, mudah-mudahan dengan terbitnya buletin ini dapat menambah
wawasan tentang kondisi cuaca di wilayah Kalimantan Selatan, dengan harapan semoga
bermanfaat.
Banjarbaru, November 2020
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
DAFTAR ISI
PENGANTAR
I. PENGERTIAN ........................................................................................................................... 2
II. RINGKASAN ............................................................................................................................. 3
III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN OKTOBER 2020 ....................................................... 4
A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL .............................................. 4
1. Southern Oscillation Index (SOI) dan Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino 3.4 .... 4
2. Dipole Mode Index (DMI) ...................................................................................................... 5
3. Madden Jullian Oscillation (MJO) .......................................................................................... 5
4. Suhu Muka Laut ..................................................................................................................... 7
5. Monsun ................................................................................................................................... 9
6. Gradien Angin Lapisan Atas ................................................................................................. 11
B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL ............................................................................. 14
1. Angin .................................................................................................................................... 14
2. Kelembaban Udara ............................................................................................................... 15
3. Suhu Udara ........................................................................................................................... 16
4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility) ..................................................................................... 17
5. Curah Hujan .......................................................................................................................... 18
6. Keadaan Cuaca ..................................................................................................................... 20
7. Kalender Cuaca ..................................................................................................................... 21
IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM............................................................................................. 22
V. PRAKIRAAN ........................................................................................................................... 24
A. PRAKIRAAN HUJAN ............................................................................................................. 24
1. Prakiraan Curah Hujan November 2020 ............................................................................... 24
2. Prakiraan Sifat Hujan November 2020 ................................................................................. 25
B. INFORMASI KELAUTAN ...................................................................................................... 27
1. Tinggi Gelombang Signifikan ............................................................................................... 27
2. Pasang Surut ......................................................................................................................... 28
TIM REDAKSI ................................................................................................................................ 29
LAMPIRAN ..................................................................................................................................... 30
| 2
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
I. PENGERTIAN
A. SIFAT HUJAN
Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu
bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.
B. NORMAL CURAH HUJAN
Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan
selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara
berkala.
C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN
Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masing-
masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari 1 Januari 1920 s.d 31 Desember
1950, 1 Januari 1951 s.d 31 Desember 1980, 1 Januari 1981 s.d 31 Desember, dst.
D. INTENSITAS CURAH HUJAN
KRITERIA CH CH/hari CH/Jam
Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm
Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm
Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm
Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm
E. CUACA EKSTRIM
Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat
mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan
KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan
Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain
adalah:
a. Angin kencang diatas 25 knots
b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan
lebih dari 34,8 knots
c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam
d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan
Cumulunimbus
e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter
f. Suhu Udara Ekstrim yang mencapai 30C atau lebih di atas nilai normalnya.
| 3
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
II. RINGKASAN
Secara umum, kondisi fenomena cuaca secara global pada Oktober 2020
menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah Indonesia nilainya ≥ 260C. Anomali suhu
muka laut di Samudera Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino 3.4) berkisar antara -1.310C
s.d -0.720C yang menunjukkan kondisi anomali suhu lebih rendah dari normalnya. Indeks
SOI selama 3 bulan terakhir menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation)
pada bulan Oktober berada pada kondisi La Nina. Nilai OLR rata-rata bulan Oktober 2020
di wilayah Indonesia berkisar antara 140 – 280 W/m2. Sedangkan di wilayah Kalimantan
Selatan, nilai OLR berkisar antara 200 – 240 W/m2. Hal ini menunjukkan bahwa tutupan
awan di Kalimantan Selatan cukup banyak selama bulan Oktober 2020. Posisi gerak semu
matahari pada bulan Oktober bergerak dari sekitar ekuator menuju ke Belahan Bumi
Selatan (BBS). Pusat tekanan tinggi terdapat di wilayah BBU dan BBS dan tekanan rendah
terdapat di BBU. Kondisi ini mengakibatkan massa udara terpusat ke wilayah Ekuator dan
sekitarnya, yang menandakan berlangsungnya masa peralihan. Kondisi ini mengakibatkan
berlangsungnya musim kemarau di beberapa wilayah Indonesia termasuk wilayah
Kalimantan Selatan.
Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan Oktober 2020 arah
angin dominan bertiup dari arah Tenggara (112,5°–157,5°) dengan kecepatan angin
maksimum mencapai 18 knot. Kelembaban maksimum harian berkisar antara 81 – 98%,
sementara kelembaban udara minimum harian berkisar antara 40 – 81%. Suhu udara
maksimum harian berkisar antara 28.0 – 35.20C, sebaliknya suhu udara minimum harian
berkisar antara 23.1 – 25.60C. Jarak pandang mendatar rata-rata perjam pada umumnya
<10 km. Hasil pengukuran curah hujan kumulatif bulan Oktober 2020 mencatat jumlah
curah hujan sebesar 177.7 mm, dengan sifat hujan Atas Normal serta hari hujan sebanyak
13 hari. Kondisi cuaca signifikan yang terjadi pada bulan Oktober 2020 diantaranya adalah
13 kali kejadian hujan, kejadian petir sebanyak 12 kali, jarak pandang mendatar kurang
dari 1000 m sebanyak 8 kali kejadian.
| 4
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN OKTOBER 2020
A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL
1. Southern Oscillation Index (SOI) dan Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino
3.4
Berdasarkan perkembangan dinamika atmosfer pada bulan Oktober 2020 secara
umum anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino 3.4)
berkisar antara -1.310C s.d -0.720C yang menunjukkan kondisi anomali suhu lebih dingin
dari normalnya. Indeks SOI pada bulan Agustus (+9.8), September (+10.5) serta kondisi
terakhir bulan Oktober (+4.2) mengindikasikan bahwa osilasi selatan sekarang berada pada
kondisi La Nina, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan hujan di wilayah Indonesia
terutama Indonesia bagian Timur.
Gambar 1. Grafik IndeksNINO 3.4
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml)
Gambar 2. Grafik Indeks SOI (South Oscillation Index)
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/#tabs=Pacific-Ocean&pacific=SOI)
| 5
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
2. Dipole Mode Index (DMI)
Nilai DMI bulan Oktober 2020 yang ditunjukkan oleh rincian tabel 1 di bawah. Pada
dasarian I (-0.06 s.d 0.39), dasarian II (0.39 s.d 0.09), dan dasarian III (0.09 s.d 0.12).
Secara umum pada bulan Oktober Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi yang sedikit
lebih hangat dari, namun masih dalam kondisi normal (±0.4), sehingga kurang signifikan
menambah pasokan uap air di wilayah Indonesia bagian Barat maupun penambahan
jumlah curah hujan di wilayah Kalimantan Selatan.
Tabel 1. Nilai DMI Bulan Oktober 2020
No. Tanggal DMI
1 1 – 4 Oktober -0.06
2 5 – 11 Oktober 0.39
3 12 – 18 Oktober 0.05
4 19 – 25 Oktober 0.09
5 26 – 31 Oktober 0.12
Gambar 3. Grafik Nilai Dipole Mode Indeks
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml)
3. Madden Jullian Oscillation (MJO)
a. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Bumi memancarkan radiasi gelombang panjang ke luar angkasa yang disebut
Outgoing Longwave Radiation (OLR). Tidak semua radiasi gelombang panjang yang
terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Adanya awan-awan konvektif merupakan
salah satu faktor yang menghalangi radiasi gelombang panjang dari bumi sehingga nilai
OLR yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan pada daerah tersebut,
sebaliknya nilai OLR yang tinggi menunjukkan kurangnya tutupan awan.
| 6
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
Gambar 4. Rata-rata nilai OLR Oktober 2020
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=Cloudiness)
Nilai OLR rata-rata bulan Oktober 2020 di wilayah Indonesia berkisar antara 140 –
280 W/m2. Nilai rata-rata OLR terendah 140 – 160 W/m2 terdapat di wilayah Aceh dan
Sumatera bagian Utara. Nilai rata-rata OLR tertinggi 260 – 280 W/m2 terdapat di
sepanjang wilayah Nusa Tenggara. Dapat dikatakan bahwa secara umum tutupan awan di
wilayah Indonesia relatif bertambah dibandingkan bulan sebelumnya. Di wilayah
Kalimantan Selatan nilai OLR berkisar antara 200 – 240 W/m2. Hal ini menunjukkan
bahwa tutupan awan di Kalimantan Selatan cukup banyak selama bulan Oktober 2020.
b. Fase Madden Jullian Oscillation (MJO)
Pada bulan Oktober 2020 MJO bergerak dari fase 5 (Maritime Continent) hingga
fase 7 (Western Pacific). Pada dasarian I, MJO berada pada fase 5 (Maritime Continent)
Pada dasarian II, MJO juga masih tetap berada di fase 5 (Maritime Continent). Pada
dasarian III MJO mulai bergerak dari fase 5 (Maritime Continent) menuju fase 6 dan 7
(western pacific). Sehingga pada dasarian I hingga III dimana berada pada wilayah
| 7
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
Indonesia, menunjukkan bahwa MJO secara umum mempengaruhi kondisi cuaca di
wilayah Indonesia pada bulan Oktober 2020.
Gambar 5.Fase MJO Oktober 2020
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/graphics/rmm.phase.Last40days.gif)
4. Suhu Muka Laut
Secara umum rata-rata suhu muka laut pada bulan Oktober 2020 di perairan
Indonesia dengan nilai ≥ 260C dengan suhu muka laut tertinggi di wilayah Indonesia
berada di wilayah Samudera Pasifik bagian Barat (Utara Papua). Suhu muka laut yang
hangat menunjukkan banyaknya kandungan uap air atau berpotensi menghasilkan
penguapan yang tinggi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut merupakan
sumber utama bagi pembentukan awan-awan hujan, khususnya di sekitar wilayah dengan
suhu muka laut yang sangat tinggi. Sementara itu, anomali suhu muka laut bulan Oktober
2020 di sebagian besar wilayah perairan Indonesia berkisar antara -0.5 s.d 1.50C. Secara
umum anomali suhu muka laut di wilayah Indonesia masih dalam kondisi normal hingga
sedikit lebih hangat dari normalnya.
| 8
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
Gambar 6. Rata-rata Suhu Muka Laut Oktober 2020
(Sumber: https://psl.noaa.gov/map/images/sst/sst.month.gif)
Gambar 7. Rata-rata Anomali Suhu Muka Laut Oktober 2020
(Sumber: https://psl.noaa.gov/map/images/sst/sst.anom.month.gif)
Anomali suhu muka laut di Pesisir Barat Sumatera, Laut Maluku, Laut Seram, Laut
Halmahera, Samudera Pasifik bagian Barat (Utara Papua) dan perairan Selatan Nusa
Tenggara bernilai positif. Anomali positif suhu muka laut atau di atas normal memberikan
dampak terhadap bertambahnya uap air di wilayah Indonesia. Kondisi ini berpotensi
meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah tersebut. Sementara wilayah dengan
| 9
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
anomali negatif memberikan dampak terhadap berkurangnya kandungan uap air di wilayah
tersebut.
5. Monsun
Posisi gerak semu matahari pada bulan Oktober bergerak dari sekitar ekuator menuju
ke Belahan Bumi Selatan (BBS). Pusat tekanan tinggi pada bulan Oktober telihat terdapat
di wilayah BBU dan BBS dan tekanan rendah terdapat di BBU (gambar 8). Kondisi ini
mengakibatkan massa udara terpusat ke wilayah Ekuator dan sekitarnya, yang menandakan
berlangsungnya masa peralihan. Kondisi ini mengakibatkan berlangsungnya masa
pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan di beberapa wilayah
Indonesia termasuk wilayah Kalimantan Selatan. Pada Gambar 8 yang menunjukkan nilai
rata-rata tekanan permukaan laut bulan Oktober 2020, terlihat daerah tekanan tinggi berada
di sekitar wilayah Asia (1024.2 hPa) dan Samudera Hindia (1022.2 hPa). Sebaliknya,
daerah pusat tekanan rendah terlihat berada di Teluk Benggala (1005.0 hPa). Sementara
untuk wilayah Indonesia, rata-rata tekanan permukaan laut pada bulan Oktober 2020
berkisar antara 1007.1 – 1012.5 hPa.
Gambar 8. Rata-rata Tekanan Permukaan Laut Oktober 2020
(Sumber:ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month/colour/latest.rsmc.gif)
Berdasarkan Gambar 9 rata-rata angin lapisan 3000ft pada bulan Oktober di wilayah
Indonesia bagian Selatan angin bertiup dari arah Tenggara hingga Barat Daya. Sedangkan
di Indonesia bagian utara angin dominan bertiup dari arah Barat Daya hingga Barat.
Terdapat wilayah pertemuan angin atau konvergensi di Laut Natuna, Kalimantan Utara
| 10
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
dan sebelah Utara Papua. Belokan angin atau shearline terjadi di Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua Barat. Daerah Netral terdapat
di Samudera Hindia sebelah Barat Pulau Sumatera. Berdasarkan kondisi normal angin
bulan Oktober, daerah pertemuan angin (konvergensi) umumnya berada di wilayah Riau,
Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Laut Sulawesi, dan Maluku Utara. Pola angin berupa
pertemuan angin atau konvergensi serta belokan angin atau shearline dapat memicu
pengangkatan masa udara yang berpotensi membentuk awan hujan di wilayah tersebut.
Gambar 9. Rata-rata Angin Lapisan 3000 ft Oktober 2020 dan Normalnya
(Sumber: BMKG dan NOAA)
| 11
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
6. Gradien Angin Lapisan Atas
a. Dasarian Pertama
Pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan Oktober 2020, dari peta gradien terlihat
wilayah Indonesia di sekitar ekuator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 4 s.d
9 sel tekanan rendah yaitu di Teluk Benggala, Daratan Asia, Laut Tiongkok Selatan,
Australia, dan Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s.d
3 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 1 sistem tekanan rendah yang aktif di Samudera
Pasifik yakni Badai tropis “Chan-Hom”. Badai Tropis Chan-Hom aktif mulai dari 5
hingga 12 Oktober dengan tekanan minimum 970 mb dan kecepatan maksimum 70 knot,
badai tropis ini aktif di Samudera Pasifik dan bergerak ke Barat kemudian ke Utara dan
punah di Laut Jepang.
Gambar 10. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I Oktober 2020
Pola angin di wilayah Indonesia sebelah Utara ekuator pada umumnya bertiup dari
arah Selatan – Barat Daya dengan kecepatan berkisar antara 0 – 30 knot, sedangkan di
sebelah Selatan ekuator dari arah Timur – Selatan dengan kecepatan berkisar antara 0 – 45
knots. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Laut Tiongkok Selatan,
Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara,
Sulawesi Utara, Papua Barat, dan Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu
naiknya massa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian
wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Laut Tiongkok
Selatan, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bangka
Belitung, Kalimatan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah,
Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun
Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 3 hari
| 12
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
hujan dengan 2 hari hujan dengan intensitas ringan dan 1 hari hujan dengan intensitas
sedang.
b. Dasarian Kedua
Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan Oktober 2020, dari peta gradien
terlihat wilayah Indonesia di sekitar ekuator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang
lebih 6 s.d 10 sel tekanan rendah yaitu di Samudera Hindia, Teluk Benggala, Daratan Asia,
Laut Tiongkok Selatan, Filipina, Australia, dan Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator
Indonesia tercatat kurang lebih 1 s.d 2 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 2 sistem
tekanan rendah yang aktif di Laut Tiongkok Selatan yakni Badai tropis “Linfa” dan
“Nangka”. Badai Tropis Linfa aktif pada tanggal 11 Oktober dengan tekanan minimum
996 mb dan kecepatan maksimum 40 knot, badai tropis ini aktif di Laut Tiongkok Selatan
dan bergerak ke Barat dan punah di lokasi yang sama. Badai Tropis Nangka aktif mulai
dari 12 hingga 14 Oktober dengan tekanan minimum 992 mb dan kecepatan maksimum 45
knot, badai tropis ini aktif di Laut Tiongkok Selatan dan bergerak ke Barat Laut dan punah
di Daratan Vietnam.
Gambar 11. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II Oktober 2020
Pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara pada umumnya bertiup dari arah
Selatan – Barat dengan kecepatan angin 0 – 30 knots, sedangkan di bagian Selatan angin
bertiup dari arah Timur – Selatan dengan kecepatan 0 – 45 knots. Daerah pertemuan angin
atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Laut Tiongkok Selatan, Aceh, Lampung,
Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara, Papua Barat, dan
Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya massa udara yang
| 13
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline
(belokan angin tajam) terdapat di wilayah Laut Tiongkok Selatan, Perairan Utara Natuna,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan
Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,
Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, dan
Papua Barat. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di
Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 7 hari hujan dengan 6 hari hujan dengan intensitas
ringan dan 1 hari hujan dengan intensitas sedang.
c. Dasarian Ketiga
Pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan Oktober 2020, dari peta gradien
terlihat di sekitar ekuator wilayah Indonesia didominasi oleh sel tekanan rendah kurang
lebih 4 s.d 9 sel tekanan rendah yaitu di India, Teluk Benggala, Samudera Hindia,
Thailand, Vietnam, Laut Tiongkok Selatan, Filipina, Laut Filipina, Laut Tiongkok Timur,
Laut Solomon, Australia, dan Laut Tasman. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang
lebih 1 s.d 3 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 2 sistem tekanan rendah yang aktif di
Laut Filipina dan Filipina yakni Badai tropis “Saudel” dan “Molave”. Badai Tropis Saudel
aktif mulai dari 20 hingga 25 Oktober dengan tekanan minimum 965 mb dan kecepatan
maksimum 75 knot, siklon ini aktif di Laut Filipina dan bergerak ke Barat dan punah di
Vietnam. Badai Tropis Molave aktif mulai dari 25 hingga 29 Oktober dengan tekanan
minimum 950 mb dan kecepatan maksimum 85 knot, siklon ini aktif di Filipina dan
bergerak ke Barat dan punah di Thailand.
Gambar 12. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian III Oktober 2020
Pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara pada umumnya bertiup dari arah
Tenggara – Barat dengan kecepatan angin 0 – 45 knots, sedangkan di bagian Selatan angin
| 14
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
bertiup dari arah Timur Laut – Barat Daya dengan kecepatan 0 – 30 knots. Daerah
pertemuan angin atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Laut Tiongkok Selatan,
Natuna, Kepulauan Riau, Riau, Jambi, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
Kalimantan Barat, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua
Barat, dan Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya massa udara yang
mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline
(belokan angin tajam) terdapat di wilayah Aceh, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Jambi,
Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat,
Nusa Tenggara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Selat
Makassar, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku,
Papua Barat, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca
di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 13 hari hujan dengan 10 hari hujan dengan
intensitas ringan, 2 hari hujan dengan intensitas sedang, dan 1 hari hujan dengan intensitas
lebat.
B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL
1. Angin
Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan Oktober 2020 arah
angin dominan bertiup dari arah Tenggara (112,5°–157,5°) dengan persentase sebesar
16,5%. Kecepatan angin terbanyak adalah 1- 4 knot dengan persentase 37,7% sedangkan
kecepatan angin maksimum mencapai 18 knot. Distribusi angin pada bulan Oktober 2020
berdasarkan arah dan kecepatannya (Windrose) dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Grafik Arah dan Kecepatan angin dominan Oktober 2020
| 15
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
2. Kelembaban Udara
Profil kelembaban udara rata-rata harian bulan Oktober 2020 berkisar antara 69 –
91%, kelembaban maksimum harian berkisar antara 81 – 98%, dan kelembaban udara
minimum harian berkisar antara 40 – 81%. Kelembaban minimum terendah terjadi pada
tanggal 11 Oktober 2020 sebesar 40% dan kelembaban maksimum tertinggi terjadi pada
tanggal 9, 14, 23, 24, 27 dan 29 Oktober 2020 sebesar 98%. Profil kelembaban harian
bulan Oktober 2020 dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14.Grafik Profil Kelembaban Udara Harian Oktober 2020
Profil kelembaban udara rata-rata per-jam mencapai nilai maksimum terjadi antara
jam 05.00 – 07.00 WITA dengan nilai berkisar antara 93 – 94%, sedangkan kelembaban
udara minimum terjadi antara jam 12.00 – 15.00 WITA dengan nilai berkisar antara 61 –
65%. Detail profil kelembaban rata-rata per jam bulan Oktober 2020 dapat dilihat pada
Gambar 15.
| 16
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
Gambar 15.Grafik Profil Kelembaban Udara Rata-rata Perjam Oktober 2020
3. Suhu Udara
Profil suhu udara rata-rata harian bulan Oktober 2020 berkisar antara 25.8 – 29.30C,
suhu udara maksimum harian berkisar antara 28.0 – 35.20C, dan suhu udara minimum
harian berkisar antara 23.1 – 25.60C. Suhu udara maksimum tertinggi adalah sebesar
35.20C terjadi pada tanggal 30 Oktober 2020. Sedangkan suhu minimum terendah 23.1 0C
terjadi pada tanggal 19 Oktober 2020. Profil suhu udara harian bulan Oktober 2020 dapat
dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Grafik Profil Suhu Udara Harian Oktober 2020
| 17
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
Gambar 17. Grafik Profil Suhu Udara Rata-rata Perjam Bulan Oktober 2020
Profil suhu udara rata - rata perjam bulan Oktober 2020 dapat dilihat pada Gambar
17. Dari grafik dapat terlihat kecenderungan suhu udara meningkat mulai pukul 08.00
WITA. Nilai maksimum suhu udara rata-rata per-jam berkisar antara 31.4 – 32.40C terjadi
antara pukul 12.00 – 15.00 WITA. Nilai minimum suhu udara rata-rata per-jam berkisar
antara jam 05.00 – 07.00 WITA dengan suhu berkisar 24.4 – 24.80C.
4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility)
Hasil pengamatan jarak pandang mendatar rata-rata perjam di Bandara Syamsudin
Noor Banjarmasin bulan Oktober 2020 umumnya <10.0 km. Jarak pandang maksimum
(>8 km) terjadi pada siang hingga malam hari antara pukul 09.00 – 24.00 WITA. Jarak
pandang mendatar mulai menurun (< 8 km) antara pukul 01.00 – 08.00 WITA. Kondisi ini
umumnya dikarenakan kabut pada malam hingga pagi hari. Profil Jarak Pandang Mendatar
(visibility) rata-rata harian bulan Oktober 2020 dapat dilihat pada Gambar 18.
| 18
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
Gambar 18. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Oktober 2020
Gambar 19. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem Oktober 2020
Selama bulan Oktober 2020, jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong
ekstrim (< 1000 m) terjadi sebanyak 8 kali dimana jarak pandang mendatar terendah
mencapai 300 meter pada tanggal 27 Oktober 2020. Kondisi ini terjadi akibat kabut di
wilayah Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Grafik Jarak Pandang Mendatar
(visibility) Ekstrem bulan Oktober 2020 dapat dilihat pada Gambar 19.
5. Curah Hujan
Berdasarkan hasil pengukuran, curah hujan kumulatif bulan Oktober 2020 adalah
sebesar 177.7 mm dengan hari hujan sebanyak 13 hari. Pada dasarian I terukur hujan
| 19
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
sebesar 29.0 mm. Pada dasarian II terukur hujan sebesar 54.7 mm dan pada dasarian III
terukur hujan sebesar 92.7 mm. Dengan curah hujan tertinggi yaitu sebesar 58.6 mm pada
tanggal 26 Oktober 2020. Curah hujan normal (rata-rata 30 tahun) bulan Oktober sebesar
138 mm. Dibandingkan dengan normalnya, curah hujan bulan Oktober 2020 bersifat Atas
Normal. Grafik curah hujan harian bulan Oktober 2020 dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Grafik Curah Hujan Harian Oktober 2020
Berdasarkan hasil pantauan penakar hujan otomatis tipe Hellman di Stasiun
Meteorologi Syamsudin Noor selama bulan Oktober 2020, menyatakan bahwa total curah
hujan maksimum perjam sebesar 71.8 mm terjadi pukul 14.00 – 15.00 WITA dan jumlah
curah hujan maksimum mutlak yakni sebesar 41.3 mm yang terjadi pada tanggal 26
Oktober 2020. Grafik kejadian hujan harian bulan Oktober 2020 dapat dilihat pada
Gambar 21.
| 20
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
Gambar 21. Grafik Profil Curah Hujan Setiap Jam Bulan Oktober 2020
6. Keadaan Cuaca
Berdasarkan hasil pantauan cuaca yang terjadi bulan Oktober 2020 di Stasiun
Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca signifikan kejadian hujan sebanyak 13 kali,
petir sebanyak 12 kali, kabut sebanyak 2 kali, dan jarak pandang mendatar kurang dari
1000 m ada 8 kali kejadian.
Gambar 22. Grafik Cuaca Signifikan Bulan Oktober 2020
| 21
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
7. Kalender Cuaca
Gambar 23. Kalender Cuaca Bulan Oktober 2020
| 22
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM
DASARIAN I
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
NIHIL
b. Angin Kencang
NIHIL
c. Suhu Ekstrim
NIHIL
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 9 Oktober 2020 tercatat jarak pandang mendatar minimum mencapai
600m yang dikarenakan hujan yang disertai petir di di wilayah Stasiun Meteorologi
Syamsudin Noor
DASARIAN II
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
NIHIL
b. Angin Kencang
NIHIL
c. Suhu Ekstrim
NIHIL
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 13, 17 dan 18 Oktober 2020 tercatat jarak pandang mendatar minimum
mencapai 500m - 700m yang dikarenakan hujan yang disertai petir di di wilayah
Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor
DASARIAN III
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
Pada tanggal 26 Oktober 2020 terjadi hujan dengan intensitas lebat sebesar 58.6 mm.
Kondisi ini terjadi akibat adanya shearline di wilayah Kalimantan Selatan sehingga
diindikasikan adanya potensi pertumbuan awan-awan konvektif di wilayah
Kalimantan Selatan.
| 23
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
b. Angin Kencang
NIHIL
c. Suhu Ekstrim
NIHIL
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 22, 23, 26 dan 27 Oktober 2020 tercatat jarak pandang mendatar
minimum mencapai 300m - 900m yang dikarenakan kabut pada tanggal 22 dan 27
Oktober 2020 di wilayah Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin
sedangkan pada tanggal 23 dan 26 Oktober 2020 jarak pandang mendatar minimum
dikarenakan hujan dengan intensitas lebat yang disertai petir.
| 24
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
V. PRAKIRAAN
A. PRAKIRAAN HUJAN
1. Prakiraan Curah Hujan November 2020
Prakiraan akumulasi curah hujan November 2020 di wilayah Kalimantan Selatan
secara umum dalam kategori menengah antara 201– 300 mm. Untuk curah hujan kategori
menengah antara 101 - 150 mm diprakirakan terjadi di wilayah Kab. Tanah Laut
(Kintap/ Kebun Raya). Curah hujan kategori tinggi antara 301 – 400 mm diperkirakan
terjadi di wilayah Kab. Tanah Laut (SMPK Pelaihari, Pelaihari/ Pabahanan, Tambang
Ulang/ Pulau Sari, Kurau/ Maluka Baulin, Bati-Bati/ Ujung, Bumi Makmur/ Handil
Gayam, Panyipatan/ Batu Mulia), Kab. Banjar (Tatah Makmur/ Pandan Sari, Martapura
Kota, Astambul/ Kelampaian Tengah, Mataraman, Gambut/ Kayu Bawang, SMPK Sei
Tabuk/ Gd. Hirang, Beruntung Baru/ Kmpg Baru), Kab. Barito Kuala (Tabunganen/ Sei
Jingah Besar, Mekarsari/ Tamban Raya Baru, Tamban/ Koanda, Anjir Muara/ Anjir Muara
Kota Tengah, Cerbon/ Sawahan, Tabukan/ Karya Makmur, Alalak/ Panca Karya, Anjir
Pasar/ Anjir Pasar Kota), Kab. Tapin (Candi Laras Selatan/ Baringin), Kab. Hulu Sungai
Selatan (Daha Utara/ Taluk Labak, Kandangan/ Sungai Kupang, Sungai Raya/ Asam,
Simpur/ Wasah Hulu, Padang Batung/ Durian Rabung, Telaga Langsat/ Mandala,
Loksado/ Lumpangi, Angkinang/ Bamban Selatan), Kab. Hulu Sungai Tengah (Barabai/
Mandingin, Batu Benawa/ Pagat, Limpasu/ Pauh, Hantakan), Kab. Tabalong (Murung
Pudak/ Tanjung Selatan, Banua Lawas/ Banua Rantau, Pugaan/ Halangan, Jaro, Kelua/ Kel
Pulau, Muara Harus/ Tantaringin, Muara Uya), Kab. Balangan (Halong/ Binjai Punggal),
Kota Banjarmasin (Banjarmasin Timur/ Banua Anyar), Kota Banjarbaru (Landasan
Ulin/ Landasan Ulin Timur, Banjarbaru Selatan/ Sei Besar, Landasan Ulin/ Meka Tani,
Staklim Banjarbaru). Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Landasan
Ulin curah hujan diprakirakan antara 301– 400 mm. Prakiraan curah hujan bulan
November 2020 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 24.
| 25
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
Gambar 24. Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Selatan Bulan November 2020
(Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)
2. Prakiraan Sifat Hujan November 2020
Prakiraan sifat hujan November 2020 di wilayah Kalimantan Selatan berdasarkan
data Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum pada kondisi Normal. Sifat hujan Atas
Normal diperkirakan terjadi di wilayah Kab. Tanah Laut (Bajuin, Bumi Makmur/ Handil
Gayam, Kurau/ Maluka Baulin, Bati-Bati/ Ujung, Pelaihari/ Pabahanan, Kintap/ Kebun
Raya, SMPK Telaga, Batu Ampar), Kab. Kotabaru (Pl Utara/ Gunung Ulin, Stamet Gusti
Syamsir Alam, Pl Kepulauan/ Tanjung Lala, Pl Tanjung Selayar/ Bangun Rejo, Pl Tengah/
Tanjung Serdang, Pl Barat/ Lontar), Kab. Banjar (Danau Salak/ C. Kantor, Pengaron,
Sungai Pinang/ Rantau Nangka, Martapura Kota, Astambul/ Kelampaian Tengah, Danau
Salak/ Umbul, Danau Salak/ Tanjung Baru, Danau Salak/ Lawa Baru, Beruntung Baru/
Kmpg Baru, Danau Salak/ Lawa, Tatah Makmur/ Pandan Sari, Danau Salak/ Gn. Sari,
SMPK Sei Tabuk/ Gd. Hirang, Gambut/ Kayu Bawang), Kab. Barito Kuala (Anjir Pasar/
Anjir Pasar Kota, Anjir Muara/ Anjir Muara Kota Tengah, Mekarsari/ Tamban Raya Baru,
Tamban/ Koanda, Tabunganen/ Sei Jingah Besar, Cerbon/ Sawahan), Kab. Tapin (Candi
Laras Selatan/ Baringin, Tapin Utara/ Rantau Kiwa, Bungur/ Banua Padang, Lok Paikat/
| 26
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
Binderang), Kab. Hulu Sungai Selatan (Loksado/ Lumpangi, Padang Batung/ Durian
Rabung, Kandangan/ Sungai Kupang, Angkinang/ Bamban Selatan, Telaga Langsat/
Mandala), Kab. Hulu Sungai Tengah (Limpasu/ Pauh, Labuan Amas Utara/ Kasarangan,
Batang Alai Selatan/ Kapar, Barabai/ Mandingin, SMPK Pantai Hambawang), Kab. Hulu
Sungai Utara (Banjang, Amuntai Utara/ T. Daun), Kab. Tabalong (Kelua/ Kel Pulau,
Muara Harus/ Tantaringin, Upau/ Masingai I), Kab. Tanah Bumbu (Kuranji/ Giri Mulya,
Sei Loban/ Marga Mulya), Kab. Balangan (Juai/ Mungkur Uyam, Paringin Selatan/
Lingsir, Halong/ Binjai Punggal), Kota Banjarmasin (Banjarmasin Timur/ Banua Anyar),
Kota Banjarbaru (Staklim Banjarbaru, Landasan Ulin/ Meka Tani, Banjarbaru Selatan/
Sei Besar, Stamet Syamsudin Noor, Landasan Ulin/ Landasan Ulin Timur). Prakiraan sifat
curah hujan bulan November 2020 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada
Gambar 25.
Gambar 25. Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Selatan Bulan November2020
(Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)
| 27
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
B. INFORMASI KELAUTAN
1. Tinggi Gelombang Signifikan
Gambar 27. Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan Bulan November
Rata-rata tinggi gelombang signifikan pada bulan November di wilayah perairan
Kalimantan Selatan berkisar antara 0.2 hingga 0.6 meter. Rata-rata gelombang signifikan
tertinggi berada di wilayah Laut Jawa dan dominan dari arah Selatan. Sedangkan untuk
rata-rata maksimum tinggi gelombang signifikan pada bulan November antara 0.4 hingga
1.6 meter dari arah Selatan dengan gelombang tertinggi di wilayah perairan Laut Jawa.
Gambar 28. Rata-rata Maksimum Tinggi Gelombang Signifikan Bulan November
| 28
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
2. Pasang Surut
Informasi prakiraan pasang surut bulan November 2020 dibagi menjadi beberapa
wilayah yaitu di wilayah perairan Kota Banjarmasin meliputi Banjarmasin, Sungai Barito,
Sungai Tabanio dan wilayah perairan Kabupaten Kotabaru meliputi Teluk Kelumpang,
Kampung Baru, Tanjung Pamukan yang dapat dilihat pada lampiran.
| 29
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
TIM REDAKSI
Pelindung : Karmana, S.Si, M.M.
Kepala Stasiun Meteorologi Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin
Penanggungjawab : Asyrofi
Kepala Seksi Observasi Dan Informasi
Anggota Tim : 1. Rianita Sekar Utami
2. Uli Mahanani
3. Adhitya Prakoso
4. Rizqi Nur Fitriani
5. Utari Randiana
6. Bayu Kencana Putra
7. Rimelda Yuni Hasteti
8. Muhammad Shaa Imul Qadri
9. Ruth Mandasari S.
10. Putri Cahyaningsih
| 30
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pasang Surut Air Laut Bulan November 2020
| 31
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
| 32
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
| 33
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
| 34
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
| 35
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
| 36
Buletin Meteorologi Edisi November 2020
Lampiran 2
Alamat Website Informasi Meteorologi
- BMKG
www.bmkg.go.id
- BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor
http://stamet.syamsudinnoor.bmkg.go.id
- Prakiraan Cuaca Harian Provinsi Kalimantan Selatan
http://web.meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-prakiraan
- InformasiMeteorologi Penerbangan
http://aviation.bmkg.go.id
- Informasi Meteorologi Kelautan
http://maritim.bmkg.go.id
- Informasi Titik Panas (hotspot)
http://satelit.bmkg.go.id/BMKG/index.php?pilih=31
- Informasi Potensi Kebakaran Lahan
http://web.meteo.bmkg.go.id/id/peringatan/kebakaran-hutan
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS II SYAMSUDIN NOOR
BANJARMASIN2020