vol. 9 no. 4 desember 2011 konsep tingkat …
TRANSCRIPT
397
uletinPos danTelekomunikasiB
VOL. 9 NO. 4 DESEMBER 2011
KONSEP TINGKAT KEMATANGAN PENERAPAN INTERNET PROTOKOLVERSI 6 (CAPABILITY MATURITY MODEL FOR IPV6 IMPLEMENTATION)
Riza Azmi
Calon PenelitiPuslitbang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika
Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta 10110 Telp/Fax. 021-34833640Email : [email protected]
Diterima: 9 September 2011; Disetujui: 10 Oktober 2011
ABSTRACT
Internet Protocol or IP is a world-wide internet numbering standard that categorize aslimited resources. The top IP allocation authorized by Internet Assignd Number Authority(IANA) and delegated to each group of continent. Currently, IP run into two versionwhich are IPv4 and IPv6, which IANA said that IPv4 allocation exhauthed in April 2011.Due to limited of IPv4 resources, the use of IP directef using IPv6. To see how far theorganization maturity implementing IPv6, this study try to create concept of maturitymodel for IPv6 implementation. The concept comes from Capability Maturity Model Inte-grated (CMMI) added with IPv6 migration roadmap in di Indonesia, IPv6 Request forComment (RFC) and best-practice in implementing IPv6. With those concept, this studyintriducing the Capability Maturity for IPv6 Implementation.
Keywords: Capability Maturity Model Integrated (CMMI), Request for Comment(RFC), Internet Protocol version 6 (IPv6)
ABSTRAK
Internet Protocol atau IP merupakan standar penomoran internet di dunia yangjumlahnya terbatas. Di dunia, alokasi IP diatur oleh Internet Assignd NumberAuthority (IANA) dan didelegasikan ke melalui otoritas masing-masing benua.IP sendiri terdiri dari 2 jenis versi yaitu IPv4 dan IPv6 dimana alokasi IPv4dinyatakan habis di tingkat IANA pada bulan April 2011. Oleh karena itu,penggunaan IP diarahkan kepada penggunaan IPv6. Untuk melihat bagaimanakematangan suatu organisasi terhadap implementasi IPv6, penelitian inimencoba membuat sebuah model tingkat kematangan penerapan IPv6. Konsepdasar dari model ini mengambil konsep Capability Maturity Model Integrated(CMMI), dengan beberapa tambahan yaitu roadmap migrasi IPv6 di Indonesia,Request for Comment (RFC) yang terkait dengan IPv6 serta beberapa best-prac-tice implementasi dari IPv6. Dengan konsep tersebut, penelitian ini menghasilkankonsep Capability Maturity for IPv6 Implementation.
Kata kunci: Capability Maturity Model Integrated (CMMI), Request for Com-ment (RFC), Internet Protocol version 6 (IPv6)
398
uletinPos danTelekomunikasiB
VOL. 9 NO. 4 DESEMBER 2011
LATAR BELAKANG
Internet Protocol atau IP merupakanstandar penomoran internet di dunia.Alokasi penomoran ini ditingkatdunia diatur oleh IANA (Internet As-signed Number Authority). IANAmerupakan sebuah organisasi yangdidanai oleh pemerintah AmerikaSerikat yang mengurusi penetapanparameter protokol internet, sepertiInternet Protocol (IP), dan Domain NameSystem (DNS). IANA memiliki otoritasuntuk menunjuk organisasi lainnyauntuk memberikan blok alamat IPspesifik kepada pelanggan dan untukmeregistrasikan nama domain. Dalammasalah IP, IANA mendelegasikanpengaturannya kepada 5 otoritas IPditingkat benua yaitu yaitu AfricanNetwork Information Center (AFRINIC),yang bertanggungjawab dalammenangani wilayah Benua Afrika;Asia Pasific Network Information Cen-ter (APNIC) yang bertanggungjawabdalam menangani wilayah Benua Asiadan wilayah Pasifik; American Regis-try for Internet Numbers (ARIN), yangbertanggungjawab dalam menanganiwilayah Amerika Utara, AmerikaSelatan, dan Afrika bagian Selatan(sub-Sahara); Latin America andCaribean Network Information Center(LACNIC) yang bertanggungjawabdalam menangani wilayah AmerikaLatin dan Karibia dan Réseaux IPEuropéens Network CoordinationCentre (RIPE NCC) yang bertanggung-jawab dalam menangani wilayah
Eropa, Timur Tengah dan bagian dariAsia Tengah dan berkantor pusat diAmsterdam, Belanda.
Secara konsep, IP merupakan sumberdaya penomoran yang bersifatterbatas. Di dunia sekarang terdapat2 versi Internet Protocol yang umumberlaku yaitu IP versi 4 (IPv4) dan IPversi 6 (IPv6). IPv4 sendiri secara teoriterdiri dari 4 blok penomoran yangmasing-masing blok tersiri dari 8 bit.Sehingga, alokasi penomorannyasebesar 232 atau sekitar 4 miliyarpenomoran. Sekilas terlihat bahwaalokasi ini sudah cukup banyak,namun IANA sendiri mencatat alokasiIPv4 ditingkat dunia telah habisdialokasikan pada 14 April 2011 yanglalu. Dalam menghadapi habisnyapenomoran IPv4 ini, maka dibuatlahkonsep IP versi baru yaitu IPv6dimana alokasi ini dapat mencakup2128 penomoran. Angka ini dinilaisudah cukup besar untuk menampungsemua perangkat yang terhubung keinternet untuk masa yang lamadengan melihat jumlah yang ada.
Di Indonesia, kesiapan penerapanteknologi IPv6 sendiri sudah padatahap yang cukup serius yangdibuktikan dengan komitmenpemerintah dalam hal ini pada tahun2006 Direkorat Jenderal Pos danTelekomunikasi (Ditjen Postel)dengan bantuan para pemangkukepentingan (stake holder) industridengan para penyedia layananinternet di Indonesia memulai
399
uletinPos danTelekomunikasiB
VOL. 9 NO. 4 DESEMBER 2011
persiapan dengan melakukan IPv6.Selain itu, pemerintah melaluiKementerian Kominfo cq. DitjenPostel membentuk badan IndonesiaIPv6 Task Force (ID-IPv6TF) padatahun 2008.
Dalam perjalanan mengantisipasihabisnya alokasi IPv4 ditingkat opera-tor, ID-IPv6TF kemudian membuatRoadmap Migrasi IPv6 Indonesiaversi kedua yang diluncurkan padabulan 8-9 Juni 2010 bertepatan denganIPv6 Bali Summit I yang merupakangelaran IPv6 di Asia Pasifik. Padaacara tersebut telah dihasilkan puladeklarasi IPv6 Bali Summit I yangditandatangi oleh stakeholder internetdi Indonesia untuk percepatanmigrasi. Perjalanan migrasi lainnyayaitu diselenggarakannya IPv6-Day diBandung pada bulan 8 Juli 2011. Padasatu sisi, komitmen-komitmen yangtelah ditandatangani oleh stakholderdi Indonesia sudah cukup mewakilipersiapan IPv6 di Indonesia, namundi sisi lain komitmen terhadappenandatangan IPv6 tersebut per-lunya dilakukan pengukuran tingkatkematangan implementasi IPv6. Halini bertujuan untuk mengevaluasisejauh mana pencapaian deklarasidan roadmap yang telah disetujuisebelumnya.
Pada penelitian Azmi. R dan Budiono.F. L (2011) tentang Kesiapan MigrasiIPv4 ke IPv6 Sebagai SumberdayaPengalamatan Internet di Indonesiatelah melakukan ranking terhadap
posisi kesiapan ISP di Indonesia,namun dalam penelitian tersebutmasih memiliki kekurangan yaitupenelitian hanya melakukan indekskesiapan. Dalam indeks kesiapantersebut belum dapat dipetakanbagaimana tingkat kematangan suatuorganisasi dan apa saja yang perludiperbaiki dalam penerapan IPv6 diorganisasi tersebut. Pada penelitianini mencoba mengkaji tingkatkematangan dengan mengadopsikonsep Capabiilty Maturity Modeldari Carnigie Mellon Universitysehingga bias dipetakan tingkatkematangan pengimplementasianIPv6 suatu organisasi dan biasdipetakan kelemahan dan kelebihanorganisasi tersebut. Dari latarbelakangdiatas, penelitian PengukuranKematangan Implementasi InternetProtocol versi 6 (IPv6) di Indonesia iniperlu dilakukan untuk melakukanevaluasi sejauh mana tingkatkematangan penerapan IPv6 di Indo-nesia. Sehingga, studi ini akanmenjawab permasalahan penelitianyaitu “bagaimana konsep MaturityModel implementasi IPv6?”.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini dilakukandengan menggunakan penelitian riseteksploratif kualitatif. Teknikpenelitian dilakukan dengan studipustaka untuk penyusunan maturitymodel. Studi Pustaka dilakukandengan mengambil beberapa konsep
400
uletinPos danTelekomunikasiB
VOL. 9 NO. 4 DESEMBER 2011
inti dari CMMI serta mengambil levelkesiapan yang bersumber dariroadmap migrasi IPv6 di Indonesiadan konsep IPv6 dari RFC IPv6.Analisa data dilakukan denganmenggunakan metode eksploratifkualitatif.
CAPABILITY MATURITY MODEL
INTEGRATED (CMMI)
Tentang CMMI
Capability Maturity Model Integratedatau CMMI berasal dari CapabilityMaturity Model (CMM) yangmerupakan sebuah model yangmengandung unsur-unsur pentingdalam dalam menentukan tingkatevolusi dalam peningkatan kualitasdan efektifitas dalam bidangpengembangan software (CMMIProduct Team, 2006). CMMI sendirimerupakan konsep dibidang SoftwareEngineering yang membantu suatuorganisasi menentukan tingkatkematangan dalam pembuatan soft-ware. CMMI berasal dari CarnegieMellon University. CMMI berisitentang maturity model (modelkematangan), standar, metodologidan tatacara yang membantuorganisasi meningkatkan bisnismereka. Perkembangan CMMIdimulai dari CMM dan INCOSE sejaktahun 1993 yang kemudianmengerucut menjadi CMMI danberkembang menurut percabanganjenis produk organisasi. Terakhir,
CMMI berkembang menjadi 3 standarutama yaitu CMMI-ACQ atau CMMIfor Acquisition, CMMI-DEV atauCMMI for Development dan CMMI-SVC atau CMMI for services yangdapat dilihat pada Gambar 1. Ketigamodel tersebut memiliki strukturyang sama, yang membedakanhanyalah definisi Process Area.adapun struktur umum CMMI dapatdilihat pada Gambar 2.
Gambar 1. Sejarah CMMI (Sumber: CMMI Product Team, 2006)
Gambar 2. Struktur CMMI (Sumber: CMMI Product Team, 2010)
Pada Gambar 2 tersebut, strukturCMMI dibagi menjadi 3 bagian utamayaitu, Process Area, Goal dan Practice.Dalam CMMI, tingkat kematangan
401
uletinPos danTelekomunikasiB
VOL. 9 NO. 4 DESEMBER 2011
diukur oleh proses bukan kepadahasil, bentuk teknologi yang dipakaimaupun metodologi pelaksanaanyang dilakukan oleh sebuah intitusi,sehingga inti dari CMMI adalahmelaksanakan suatu proses yangdinamakan Process Area. Process Areamerupakan klaster dari sekumpulanPractices (tindakan) yang memilikitujuan yang sama dalam mening-katkan kematangan dalam suatuproses. Terdapat 22 Process Area yangdidefinisikan dalam CMMI terutamaCMMI-Dev (CMMI Product Team,2010) yaitu Causal Analysis and Reso-lution (CAR), Configuration Manage-ment (CM), Decision Analysis andResolution (DAR), Integrated ProjectManagement (IPM), Measurementand Analysis (MA), OrganizationalProcess Definition (OPD), Organiza-tional Process Focus (OPF), Organiza-tional Performance Management(OPM), Organizational Process Perfor-mance (OPP), Organizational Training(OT), Product Integration (PI), ProjectMonitoring and Control (PMC),Project Planning (PP), Process andProduct Quality Assurance (PPQA),Quantitative Project Management(QPM), Requirements Development(RD), Requirements Management(REQM), Risk Management (RSKM),Supplier Agreement Management(SAM), Technical Solution (TS), Vali-dation (VAL), Verification (VER),
Dalam CMMI, Generic Goal (GG) atauTujuan Umum menggambarkan
karakteristik yang harus dilaksanakandalam menerapkan suatu proses. Ge-neric Goal bersifat umum yangdipakai oleh seluruh process area,sehingga dapat dikatakan Generic Goalmerupakan tujuan umum yang harusdilaksananakan atau shared goal yangada pada setiap Process Area. CMMImendefinisikan 3 Generic Goal yaitu:
1. GG 1 Achieve Specific Goals, yaitumelaksanakan Specific Goal
2. GG 2 Institutionalize a Managed Pro-cess, yaitu menerapkan prosessebagai proses yang direncanakan.
3. GG 3 Institutionalize a Defined Pro-cess, yaitu menerapkan prosessebagai proses yang terdefinisi.
Untuk melaksanakan Generic Practice,CMMI membaginya menjadi sub-bagian yang dinamakan Generic Prac-tice (GP). Generic Practice merupakantindakan umum yang berfungsi untukmencapai Generic Goal (tujuan utama)dan berkontribusi dalam menerapkanproses, sehingga Generic Practice mele-kat kepada Generic Goal. Dikarenakansifatnya yang generic atau umum,maka Generic Practice merupakanshared practice yang juga melekat padamasing-masing Process Area. CMMImendefiniskan Generic Practice sebagaiberikut:
1. GG 1 Achieve Specific Goals
a. GP 1.1 Perform the specific practicesof the process area to develop work
402
uletinPos danTelekomunikasiB
VOL. 9 NO. 4 DESEMBER 2011
products and provide services toachieve the specific goals of the processarea.
2. GG 2 Institutionalize a ManagedProcess
a. GP 2.1 Establish and maintain anorganizational policy for planningand performing the process.
b. GP 2.2 Establish and maintain theplan for performing the process.
c. GP 2.3 Provide adequate resourcesfor performing the process, develop-ing the work products, andproviding the services of the process.
d. GP 2.4 Assign responsibility andauthority for performing the process,developing the work products,and providing the services of theprocess.
e. GP 2.5 Train the people perform-ing or supporting the process asneeded.
f. GP 2.6 Place selected work prod-ucts of the process under appropri-ate levels of control.
g. GP 2.7 Identify and involve the rel-evant stakeholders of the process asplanned.
h. GP 2.8 Monitor and control theprocess against the plan for perform-ing the process and take appropri-ate corrective action.
i. GP 2.9 Objectively evaluate adher-ence of the process and selected
work products against the processdescription, standards, and proce-dures, and address noncompliance.
j. GP 2.10 Review the activities, sta-tus, and results of the process withhigher level management and re-solve issues.
3. GG 3 Institutionalize a Defined Pro-cess
a. The process is institutionalized as adefined process.
b. Establish and maintain the descrip-tion of a defined process.
c. Collect process related experiencesderived from planning and perform-ing the process to support the fu-ture use and improvement of theorganization’s processes and processassets.
Untuk menjalankan Process Area,CMMI memiliki Goal atau tujuan yangberbeda di masing-masing processarea. Specific Goal (SG) atau tujuan yangspesifik mengambarkan karakteristikunik untuk menjalankan Process Area.Baik CMMI-DEV, CMMI-ACQ maupunCMMI-SVC memiliki karakteristikuntuk untuk Specific Goal ini. Namun,pada dasarnya Specific Goal merupakanhal dasar yang ada pada setiap jenismodel CMMI. Sedangkan, SpesificPractice (SP) merupakan komponendari Specific Goal yang terdiri dariaktifitas yang harus dilaksanakanuntuk memenuhi Process Area.
403
uletinPos danTelekomunikasiB
VOL. 9 NO. 4 DESEMBER 2011
Proses Penilaian: Staged Representa-tion dan Continous Representation
Dalam menentukan tingkat kema-tangan suatu proses CMMI suatuorganisasi dapat memilih untukberpedoman pada 2 tahap evolusievaluasi yakni Staged Representationatau Evaluasi Berjenjang sertaContinous Representation atau EvaluasiBerkelanjutan. Pada Staged Representa-tion, CMM dievaluasi denganmenggunakan Maturity Level,dimana pada level tersebut terdiridari kumpulan Goal atau Tujuan sertaPractices atau Tindakan yang wajibdilakukan sebelum menginjak kelevel selanjutnya. Maturity Levelmerupakan level atau tingkatanperbaikan proses yang terdiri darisatu set standar dari Process Area dimana semua tujuan di set tercapai.Sementara pada Continous Representa-tion CMM dievaluasi dengan melihatkelengkapan masing-masing ProsesArea tanpa melihat sekumpulan Goaldan Practices. Kelebihan dari evaluasiini yaitu suatu institusi yang inginmengimplementasi CMM lebihterfokus untuk melakukan pembe-nahan yang bersifat parsial ketimbangmenyasar kepada peningkatan level.Kedua pedoman evaluasi ini dapatdipertukarkan penilaiannya Sebagai-mana yang dilihat pada Gambar 3,Continous Representation lebih berfokuspada Capablity Level masing-masingProcess area sementara Staged Repre-sentation lebih fokus pada sekum-
pulan Process Area yang didefinisikandalam Maturity Level.
Gambar 4 Perbandingan Continous Representation dan Staged
Representation (Sumber: CMMI Product Team, 2010)
Adapun perbandingan level-levelpada Staged-Representation danContinuoes Representation pada Tabel 1.Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwaContinuoes representation hanyaterdiri dari 4 tingkat dimana leveldimulai dari 0, sedangkan staged rep-resentation terdiri dari 5 tingkatandimulai dari level 1.
Tabel 1. Perbandingan antara Staged dan Continuous
Level Continuous Representation
Capability levels
Staged Representation
Maturity levels
Level 0 Incomplete
Level 1 Performed Initial
Level 2 Managed Managed
Level 3 Difined Defined
Level 4 Quantitatively Managed
Level 5 Optimized
(Sumber: CMMI Product Team, 2010)
404
uletinPos danTelekomunikasiB
VOL. 9 NO. 4 DESEMBER 2011
Adapun kriteria level merujukkepada Staged-Representation sebagai-mana Gambar 4 yakni Level 1menginjak ke Level 2 dinamakanBasic Management Control, Level 2menginjak ke Level 3 dinamakanProcess Definition, Level 3 menginjakke Level 4 dinamakan ProcessMeasurement, Level 4 menginjak keLevel 5 dinamakan Process Control.
KONSEP CAPABLITY MATURITYMODEL FOR INTERNET PROTOCOLVERSION 6 IMPLEMENTATION
Definisi dan Ruanglingkup
Capability Maturity Model for IPv6 Imple-mentation (CMMIPv6I) dalam konsepini didefinisikan sebagai model yangberisi tingkat kematangan yangmengadopsi framework CapabilityMaturity Model Integrated (CMMI).
Dimana ruang lingkup CMMIPv6Iyaitu pada bagaimana menerapkanIPv6 dalam lingkungan bisnis danorganisasi suatu perusahaan. Dalamkonsepnya, sebagaimana terlihatpada Gambar 1, CMMIPv6I mengga-bungkan 3 konsep yaitu adopsiCMMI yang mengambil strukturCMMI serta adopsi beberapa prosesarea, goal dan practice yang ada;roadmap IPv6 di Indonesia untukmenentukan leveling atau tingkatkematangan, serta konsep IPv6 yangmengambil dari RFC. Adapun strukturkonsep kematangan penerapan IPv6atau Capability Maturity Model for IPv6Implementation dapat dilihat padaGambar 5, terdiri dari konsep-konsepdiambil dari konsep CMMI berupaGeneric Goals, beberapa SpecificGoals, serta konsep CMMI; roadmaptIPv6 untuk pembagian maturity levelyang bersifat staged representation yang
Gambar 4. Capability Maturity Level (Tingkat Kematangan) (Sumber: Man-Info-
System, 2011)
405
uletinPos danTelekomunikasiB
VOL. 9 NO. 4 DESEMBER 2011
Maturity Level pada CMMIPv6Imengambil konsep dari roadmapIPv6 di Indonesia yaitu tahapan-tahapan yang harus dipenuhiyakni Planned atau pengimple-mentasian direncanakan, BasicIPv6 atau organisasi menerapkankonfigurasi dasar untuk IPv6,Advanced IPv6 yaitu organisasimenerapkan konfigurasi yangmatang, kemudian Integratedyang berarti adanya kesatuanantara konfigurasi yang adadengan Business Processnya..Pada Maturity Level ini, diambilkonsep Staged-Representation yangditerjemahkan kedalam 5 level.Masing-masing level dibagiberdasarkan tujuan implementasidan Process Area yang dipenuhisebagaimana ada pada, semen-tara kenaikan tiap leveldidefinisakan sebagai
CMMI
CMM-IPv6-Implementation
Konsep CMMI:
Φ Generic Goals yang
disesuaikan
Φ Beberapa Specific Goal untuk tahap persiapan
Roadmap IPv6 di Indonesia
Pembagian Maturity Level
(Staged)
Φ Planned
Φ Basic IPv6Φ Advanced IPv6
Φ Integrated
Konsep IPv 6
RFC (Request for Comment)
RFC terkait IPv6 yang
diambil:Φ Neighbor Discovery for
IPv 6 (RFC 2461)
Φ DNS Extensions to Support IP Version 6 (RFC 3596)
Φ IPv 6 Stateless Address
Autoconfiguration (RFC
2462)Φ Internet Control
Message Protocol
(ICMPv6) for IPv6 Specification
Φ IPv 6 Addressing Architecture (RFC 4291)
Φ Path MTU Discovery for
IPv 6 (RFC 1981)
Φ BGP Multi -protocol Extensions for IPv6 Inter-domain Routing
(RFC 2545)
Gambar 5. Konsep Capability Maturity Model for IPv6
Implementation
terdiri dari Planned, Basic IPv6, Ad-vanced IPv6 dan Integrated; sertakonsep dari IPv6 yang berasal dariRFC yaitu RFC 2461 utuk NeighborDiscovery for IPv6, RFC 3596 untukDNS Extensions to Support IPv6, RFC2462 untuk Configure IPv6 StatelessAddress Autoconfiguration, RFC 4443untuk Configure Internet Control Mes-sage Protocol (ICMPv6) for IPv6 Speci-fication, RFC 4291 untuk ConfigureIPv6 Addressing Architecture danRFC 1981 untuk Configure Path MTUDiscovery for IPv6.
Konsep
kematangan implementasi (Gambar6).
Adapun definisi Maturity Levelsebagai berikut:
1. Maturity Level 1 (Agnostic): Tingkatkesiapan rendah, organisasi tidakmenginkan perubahan dan masihberada pada IPv4.
2. Maturity Level 2 (Aware): organisasimengetahui akan perlunyaperubahan dan masih perlumempersiapkan beberapa haltermasik konfigurasi IPv6.
406
uletinPos danTelekomunikasiB
VOL. 9 NO. 4 DESEMBER 2011
3. Maturity Level 3 (Savvy): organisasimelakukan perubahan ke IPv6dengan melakukan beberapakonfigurasi dasar.
4. Maturity Level 4 (Leader): organisasiberadaptasi ke perubahan danmenginspirasi organisasi lainuntuk menerapkan IPv6.
5. Maturity Level 5 (Visionary): organi-sasi antusias terhadap adanya IPv6dan mengambil resioko untukperubahan dan menjadikan peru-bahan ke IPv6 menjadi bagian daribusiness processes perusahaan.
Untuk Goal atau tujuan yang ada,CMMIPv6I didefinisikan 3 GenericGoal dan 8 Generic Practice yangmerupakan adopsi dari dari CMMIyang terdiri 3 bagian. Tidak semuakonsep Goal CMMI diambil dalamkonsep ini, hanya beberapa yangrelevan yang diambil yaitu:
1. GG1: Achieve Specific GoalsGP 1.1 Perform Specific Practices
2. GG2: Institutionalize a ManagedProcessa. GP 2.1 Establish an Organizational
Policyb. GP 2.2 Plan the Processc. GP 2.3 Provide Resourcesd. GP 2.4 Assign Responsibilitye. GP 2.5 Train People
3. GG3: Managed ImplementationGP 3.1 Establish a Defined Process
Sedangkan, unique concept dariCMMIPv6I yaitu penggabunganantara konsep planning pada CMMIserta konsep IPv6 yang terdiri dari SGdan SP dapat dilihat pada Tabel 2.Pada Tabel 2 tersebut, dapat dilihatbahwa CMMIPv6 mengambilbeberapa konsep sehingga relevanuntuk menjadi guidline dalampengukuran kematangan IPv6.
Gambar 6. Maturity Level atau Tingkat Kematangan CMMIPv6I
407
uletinPos danTelekomunikasiB
VOL. 9 NO. 4 DESEMBER 2011
Tabel 2. Mapping CMMIPv6I dengan CMMI, Roadmap IPv6, RFC dan Tambahan
Level Process Area Specific Goal Specific Practice Keterangan
2 Planning and Strategy
Management (Manajemen
Perencanaan dan Strategi)
CMMI
Estimates of IPv6 implementation
planning parameters (Memperkirakan
perameter kesuksesan
implementasi IPv6)
Baru
Establish and maintain roadmap for IPv6
implementation (Membuat dan menjalankan peta jalan untuk
implementasi IPv6)
Baru
Estimate the implementation effort and cost for work products and tasks based on estimation
rationale. (Membuat usaha yang dilakukan dan biaya yang
ditimbulkan oleh imeplemtasi)
Baru
Define migration timeframe to IPv6 Baru
A work plan is
established and maintained as the
basis for managing the work.
(Rencana dibuat dan dijalankan untuk
memenej pekerjaan)
(Mendefinisikan rentang migrasi IPv6) Baru
Establish and maintain the budget and schedule for IPv6 implementation
(Membuat dan menjalankan biaya dan jadwal implementasi IPv6)
Baru
Plan for resources to perform the IPv6
implementation. (Merencanakan sumber daya dalam
pengimlementasian IPv6)
Baru
Plan for knowledge and skills needed to perform
the work. (Merencanakan pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan dalam menjalankan migrasi)
CMMI
Commitments to the work plan are
established and maintained
(Komitmen terhadap rencana kerja dibuat
dan dijalankan)
CMMI
Obtain commitment from management for performing and supporting plan execution
(Menegaskan komitmen dari manajemen untuk mendukung jalannya perencanaan)
CMMI
Requirement
Management (Manajemen
Kebutuhan)
CMMI
Requirements are
managed and inconsistencies with
project plans and work products are
identified. (Kebutuhan yang di
menej dan sejalan dengan rencana
proyek dan hasil kerja telah
diidentifikasi)
CMMI
Obtain hardware scalability for supporting IPv6
(Menyiapkan skalabilitas piranti keras untuk
mendukung IPv6)
Baru
Obtain data center for supporting IPv6 (Menyiapkan pusat data untuk mendukung IPv6)
Baru
Obtain infrastructure design for IPv6
(Menyiapkan desain infrastruktur untuk IPv6)
Baru
Obtain operating system for supporting IPv6
(Menyiapkan system operasi untuk mendukung IPv6)
Baru
Allocating IPv6 number form APNIC or APJII
(Mengalokasikan penomoran IPv6 dari APNIC atau APJII)
Baru
408
uletinPos danTelekomunikasiB
VOL. 9 NO. 4 DESEMBER 2011
Level Process Area Specific Goal Specific Practice Keterangan
Measurement and Analysis
(Pengukuran dan Analisis)
CMMI
Measurement objectives and activities are aligned with identified information needs and objectives. (Mengukur hal-hal dan aktifitas-aktifitas yang sejalan dengan informasi yang dibutuhkan)
CMMI
Specifiy time frame for last IPv4 alocatting to customers (Mengukur rentang habisnya IPv6 untuk konsumen)
Baru
Measurement results, which address identified information needs and objectives, are provided. (Mendapatkan hasil dari hal-hal yang berkaitan dengan informasi dan hal yang diperlukan)
CMMI
Obtain specified time frame for transition (Menyiapkan rentang waktu migrasi)
Baru
Obtain specified day for IPv4 cut-off (Menyiapkan hari terakhir untuk meninggalkan IPv6)
Baru
3 IPv6 Configuration (Konfigurasi IPv6)
Roadmap IPv6
Baselines of identified work products are established. (Penetuan standar kerja)
CMMI
Configure neighbor discovery (Mengkonfigurasi Neighbord Discovery)
RFC 2461
Configure DNS Extensions to support IP Version 6 (Mengkonfigurasi DNS Extension)
RFC 3596
Configure IPv6 Stateless Address Autoconfiguration (Mengkonfigurasi Stateless Addres Autconfiguration)
RFC 2462
Configure Internet Control Message Protocol (ICMPv6) for IPv6 Specification (Mengkonfigurasi ICMPv6)
RFC 4443
Configure IPv6 Addressing Architecture (Mengkonfigurasi Addresing Architecture)
RFC 4291
Configure Path MTU Discovery for IPv6 (Mengkonfigurasi Path MTU Discovery)
RFC 1981
IPv6 Transition Management (Perencanaan Transisi ke IPv6)
Roadmap IPv6
Preparation for service system transition is conducted. (Persiapan untuk transisi dibuat)
Roadmap IPv6
Obtain dual-stack transition (Menyiapkan dual-stak)
Baru
Obtain IPv4 tunnels (Menyiapkan Tunnel)
Baru
Obtain IPv4 translator (Menyiapkan Translator)
Baru
Obtain overlay infrastructure to support IPv4 and IPv6 (Menyiapkan overlay infrastruktur)
Baru
Obtain architecture for IPv4 and IPv6 (Menyiapkan dual arsitektur)
Baru
Obtain infrastructure interoperabilit to support IPv4 and IPv6 (Menyiapkan dual infrastruktur)
Baru
409
uletinPos danTelekomunikasiB
VOL. 9 NO. 4 DESEMBER 2011
Level Process Area Specific Goal Specific Practice Keterangan
Inter-ISP Connectivity (Konektifitas antar ISP)
Roadmap IPv6 IPv6 service system components and services are verified and validated to ensure correct service delivery (Kompenen IPv6 yang ada di verifikasi dan divalidasi untuk menjamin kebenaran
system)
Baru
Verify IPv6 BGP neighbor list (Memverifikasi list BGP telah benar)
RFC 2545
Verify IPv6 BGP summary (Memverifikasi ringkasan BGP)
RFC 2545
Validate the IPv6 BGP neighbor list (Validasi list BGP)
RFC 2545
4 Applications and Services Management (Manajemen Aplikasi dan Layanan)
Roadmap IPv6
Application and Services (Layanan dan Aplikasi)
Establish an aplication feature that fully support with IPv6. (Menyiapkan aplikasi yang telah sepenuhnya mendukung IPv6(
Establish Billing System ISP that count IPv6 trafic. (Menyiapkan system biling yang menghitung trafik IPv6)
Advanced IPv6 Configuration Management (Konfigurasi IPv6 tingkat Lanjut)
Baru Identify advanced work products are established. (Mengidentifikasi hasil kerja tingkat lanjut telah dilaksanakan)
Baru
Implementing security on IPv6 (mengimplementasi kemanan dalam IPv6)
Baru
Configure NS, MX and MB to support IPv6 (mengkonfigurasi NS, MX, dan MB)
Baru
Obtain an application porting to support IPv6 (Memporting aplikasi ke IPv6)
Baru
Obtain Webserver, FTP, Cache Proxy, Video Server, etc to support IPv6 (menyiapkan Webserver, FTP, Cache Proxy, Video Server, dan lainnya untuk mensupport IPv6)
Baru
Obtain address architecture for IPv6 (menyiapkan arsitektur pengalamatan untuk IPv6)
Baru
5 Business Integration (Integrasi dengan Bisnis)
Roadmap IPv6 IPv6 Service are selected, designed, implemented, and integrated with current business (Layanan IPv6 dipilih, didesain, diimplemen-tasikan, dan diin tegra-sikan dengan lauanan bisnis yang ada)
Baru
Selecting service that should implement IPv6 (Memilih layanan yang menjalankan IPv6)
Baru
Involving customer to use IPv6 service. (Melibatkan pelanggan dalam menggunakan IPv6)
Baru
Assemble and integrate IPv6 components into a current service system (Membungkus dan menyatukan kompenen IPv6 dengan system layanan yang ada)
Baru
410
uletinPos danTelekomunikasiB
VOL. 9 NO. 4 DESEMBER 2011
Adapun hubungan antara MaturityLevel dengan Goal yang ada dapatdilihat pada Gambar 7. Pada Gambar7, Process Area yang terdapat dalamCMMIPv6I ini meliputi konsep dasaryang menjadi landasan implementasiIPv6 dan dibagi kedalam 10 area danterbagi kedalam masing-masing levelsebagai berikut:
1. Maturity Level 1: Agnostic(Tidak Berubah)Definisi: Capaian pada ProsesArea dalam Matiruty Level 2dibawah 70%.
2. Maturity Level 2: Aware (Tahu)a. Planning and Strategy Manage-
mentb. Organizational Trainingc. Requirement Managementd. Measurement and Analysis
3. Maturity Level 3: Savvy(Merencanakan)a. IPv6 Configuration Manage-
mentb. IPv6 Transition Managementc. Inter-ISP Connectivity
4. Maturity Level 4: Leader(Memimpin)a. Applications and Services Man-
agementb. Advanced IPv6 Configuration
Management
5. Maturity Level 5: Visionary(Visioner)Business Integration
PENUTUP
Pada penelitian ini, telah dijabarkankonsep dasar tentang tingkat
Gambar 7. Hubungan antara Maturity Level dan Process Area
411
uletinPos danTelekomunikasiB
VOL. 9 NO. 4 DESEMBER 2011
kematangan implementasi IPv6. Padakonsep ini menggabungkan beberapakonsep dasar dari CMMI, roadmapIPv6 sebagai penentuan leveling,serta RFC sebagai practice atau sub-kegiatan implementasi. Konsep yangdiajukan dalam peneltian inimerupakan konsep awal sehinggamasih perlu diujicoba dan dilakukanpenerapannya. Selain itu, kelemahandari konsep ini yaitu mengambilroadmap IPv6 yang ada di Indonesia,sehingga belum tentu leveling yangada bersifat generic untuk negara-negara lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Azmi, R., & Budiono, F. L. (Juli 2011).Laporan Akhir Penelitian: EvaluasiKesiapan Migrasi Ipv4 Menuju IPv6Sebagai Pemenuhan KebutuhanSumber Daya Pengalamatan Internetdi Indonesia. Jakarta: PusatPenelitian dan PengembanganSumber Daya dan Perangkat Posdan Informatika.
CMMI Product Team. (Agustus 2006).CMMI® for Development, Version1.2. Pittsburgh: Carnegie MellonSoftware Engineering Institute.
CMMI Product Team. (November2010). CMMI for Acquisition QuickReference. Pittsburgh: CarnegieMellon Software Engineering Insti-
tute.
CMMI Product Team. (November2010). CMMI for Services Quick Ref-erence. Pittsburgh: Carnegie MellonSoftware Engineering Institute.
CMMI Product Team. (November2010). CMMI® for Development, Ver-sion 1.3. Pittsburgh: CarnegieMellon Software Engineering Insti-tute.
IETF. RFC 1981: Path MTU Discoveryfor IPv6.
IETF. RFC 2462: IPv6 Stateless AddressAutoconfiguration.
IETF. RFC 2545: Verify IPv6 BGP neigh-bor list.
IETF. RFC 3596: DNS Extensions to sup-port IP Version 6.
IETF. RFC 4291: IPv6 Addressing Archi-tecture.
IETF. RFC 4443: Internet Control Mes-sage Protocol (ICMPv6) for IPv6Specification.
Man-Info-System. (2011.). ManagementInformation Systems. DipetikAgustus 8, 2011, dari Interim Ma-turity Level Toolkit: http://www.man-info-systems.com/