ural empowerment and agricultural development programme...

82
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DOKUMEN KRITERIA KESIAPAN KEGIATAN (READINESS CRITERIA) Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) Programme

Upload: others

Post on 30-Jan-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ural Empowerment and Agricultural Development Programme Scaling-up Initiative (READ SI

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

DOKUMEN KRITERIA KESIAPAN KEGIATAN

(READINESS CRITERIA)

Youth Entrepreneurship and

Employment Support Services (YESS) Programme

September 2018

DAFTAR ISI

BAB I.Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan

1.3. Target Group/Sasaran

1.4. Output dan Dampak yang Diharapkan

BAB II.Rencana Pelaksanaan Proyek

2.1. Rancangan Proyek (Komponen dan Detail Kegiatan)

2.2.Rencana Pendanaan Proyek (Costab/Fund Flow)

2.3.Lokasi Proyek

2.4. Rencana Detail Pelaksanaan Proyek (Implementation Plan)

2.5.Rencana Kegiatan Tahun 2018 (AWPB 2018)

2.6.Rencana Penarikan Pinjaman (Disbursement Plan)

2.7.Rencana Pengadaan (Procurement Plan)

2.8.Rencana Monitoring dan Evaluasi, dan Indikator Kinerja

2.9.Rencana Organisasi dan Manajemen Proyek (Institutional Arrangements)

Lampiran-lampiran

Lampiran 1. Detail Design Document

Lampiran 2. Rencana Detail Pelaksanaan Proyek (Implementation Plan)

Lampiran 3. Rencana Kegiatan Tahun 2018 (AWPB 2018)

Lampiran 4. Rencana Penarikan Pinjaman (Disbursement Plan)

Lampiran 5. Rencana Pengadaan (Procurement Plan)

Lampiran 6. SK Kepala BPPSDMP tentang Pembentukan NPMU BPPSDMP

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara berpendapatan menengah yang tumbuh dengan cepat dan memiliki total populasi 261 juta penduduk. Populasi penduduk Indonesia adalah salah satu yang termuda di dunia, dengan usia penduduk rata-rata 28,2 tahun dengan presentasi terbanyak di perkotaan, hal ini disebabkan oleh gabungan efek dari pertumbuhan demografis dan migrasi pedesaan-perkotaan. Lebih dari separuh usia di bawah 30 tahun tinggal di daerah perkotaan atau bermigrasi ke kota dari pedesaan dalam rangka mengejar pendidikan dan kesempatan kerja.

Penurunan kemiskinan selama beberapa tahun terakhir mengalami pelambatan. Sejak tahun 2012, kemiskinan telah menurun dengan poin rata-rata 0,3 persen per tahun, dan tetap stabil kurang lebih sekitar 11% sejak tahun 2014. Selain itu, 29% total populasi atau lebih dari 100 juta orang Indonesia masih hidup atau berisiko mengalami kemiskinan.Terdapat disparitas regional dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Kawasan Timur Indonesia. Namun, wilayah berpenduduk padat di Pulau Jawa menjadi kawasan dengan jumlah penduduk miskin terbesar. Penduduk yang paling berisiko adalah rumah tangga petani yang 3,5 kali lebih mungkin menjadi miskin daripada rumahtangga non-pertanian. Kesenjangan ini merupakan ancaman utama bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Menurut data Kementerian Pertanian, pada tahun 2011, hampir 80 persen petani Indonesia berusia 45 atau lebih, dibandingkan dengan usia rata-rata 40 tahun tiga tahun sebelumnya. Hanya 12% petani di Indonesia yang berusia di bawah 35 tahun. Kegagalan untuk menarik kaum muda ke sektor pertanian menyebabkan kekurangan tenaga kerja dan kurangnya inovasi dan perubahan institusional yang sangat penting untuk produktivitas pertanian di masa depan.

Pemuda yang ingin terlibat dalam pertanian menghadapi tantangan terbatasnya akses terhadap lahan, pendampingandan keuangan; kerentanan terhadap risiko lingkungan dan volatilitas harga, kurangnya informasi pasar serta keterlibatan terbatas dalam rantai nilai pasok. Pada saat bersamaan, pengangguran kaum muda di Indonesia tetap lebih tinggi dari rata-rata daerah.

Tujuan pembangunan nasional bertujuan untuk menjamin transformasi yang adil dan berkelanjutan di daerah pedesaan selain itu juga untuk memastikan akses terhadap makanan bergizi untuk 100% populasi. Namun, mayoritas pemuda pedesaan berjuang untuk meningkatkan mata pencaharian mereka di perkotaan sedangkan jumlah petani berusia lanjut yang semakin menyusut bertanggung jawab atas sebagian besar produksi tanaman pangan. Untuk memenuhi tujuan pembangunan, kebutuhan pangan karena populasi yang bergerak tumbuh dengan sangat cepat, memerlukan peningkatan produktivitas petani dan integrasi pasar yang substansial, yang hanya dapat dicapai dengan peningkatan kualitas petani dan transformasi pertanian tradisional menjadi modern, serta berorientasi pada pertumbuhan sektor pertanian. Pemuda Indonesia harus diberdayakan untuk memainkan peran kunci dalam memecahkan tantangan di sektor ini.

Sejumlah tren dan perkembangan di ranah ekonomi dan sosial menciptakan peluang ekonomi baru bagi kaum muda pedesaan: (i) meningkatnya permintaan akan pangan yang lebih banyak dan beragam serta transformasi sistem pangan; (ii) meningkatkan konektivitas melalui TIK bahkan di daerah terpencil di nusantara; (iii) peningkatan keterlibatan sektor swasta; dan (iv) transfer sistem uang sebagai sumber investasi yang belum dimanfaatkan.

Pemuda pedesaan di Indonesia belum berhasil memanfaatkan peluang-peluang diatas. Memfasilitasi keterlibatan pemuda di sektor pedesaan dengan insentif yang tepat akan meningkatkan lapangan kerja bagi kaum muda, menawarkan pemenuhan mata pencaharian dan memicu transformasi pedesaan dengan memperkenalkan teknologi modern, mempromosikan pertanian sebagai bisnis dan menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk memodernisasi sektor pertanian. Oleh karena itu tidak hanya sektor pertanian yang menawarkan potensi yang belum dimanfaatkan, tapi juga pemuda itu sendiri sebagai objek potensi pembangunan.

Teori perubahan Program YESS meliputi penciptaan kesempatan bagi kaum muda pedesaan untuk membangun mata pencaharian ekonomi mereka melalui kewiraswastaan atau mata pencaharian yang akan meningkatkan keterlibatan mereka di sektor pedesaan serta berkontribusi pada transformasi pedesaan yang berkelanjutan dan mengembangkan generasi baru petani, pengusaha pertanian dan rantai pasokan pedesaan sebagai motor teori perubahan. Program ini diharapkan menarik kaum muda berpartisipasi secara efektif dalam setiap kegiatan, memenuhi kebutuhan untuk berinovasi, memanfaatkan teknologi, memodernisasi praktik pertanian dan menciptakan insentif bagi kaum muda yang terlibat dan berpartisipasi. Desain ini juga menyadari bahwa tidak semua pemuda dapat menjadi wirausaha dan bahwa sektor pertanian tidak memiliki kapasitas penyerapan untuk memberi kesempatan secara optimal bagi semua anak muda, terutama saat melakukan modernisasi. Program ini merupakan pilot project di wilayah geografis yang terbatas dengan maksud untuk mengembangkan skala model.

Sinergi dan harmonisasi. Program YESS akan bekerja menuju tujuan kebijakan nasional utama dan juga mengintegrasikan ke dalam kerangka kerja pembangunan global, termasuk: (i) Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019, yang mengakui peran kaum muda dalam pembangunan dan pengentasan kemiskinan di Indonesia; (ii) Rencana Aksi Pemuda Nasional, yang memprioritaskan pemberdayaan pemuda, ketenagakerjaan dan kewirausahaan; (iii) Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG); (iv) Kerangka Kerja Kemitraan untuk Pembangunan PBB di Indonesia dan Jaringan Inter-Agency yang baru dibentuk untuk Pengembangan Kaum Muda; (v) Deklarasi Pemimpin Inisiatif G20 untuk Ketenagakerjaan Pedesaan Pedesaan.

1.2. Tujuan

Tujuan pengembangan program YESS meliputi pemuda pedesaan mendapatkan mata pencaharian yang stabil dan cukup melalui pekerjaan dan kewirausahaan di sektor berbasis pertanian. Indikator utamanya adalah: (i) 32.500 pemuda mendapatkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan sektor berbasis pertanian; (ii) 6.500 pemuda mengakses magang; (iii) 33.800 petani/pengusaha muda pedesaan yang didukung YESS pendapatannya meningkat; (iv) tambahan 37.500 petani muda tradisional turut serta dalamkontrak pertanian yang adil dan menguntungkan; (v) 50.600 pemuda mendapatkan pekerjaan di perusahaan baru; (v) 60.250 pemuda pedesaan menggunakan jasa keuangan, di mana 4.300 pesertanya adalah rumah tangga migran muda.

1.3. Target Group/Sasaran

YESS akan menargetkan pemuda pedesaan yang berusia 16-30 tahun, sejalan dengan UU Indonesia tahun 2009 tentang Pemuda. Namun, beberapa fleksibilitas akan dianggap sejalan dengan definisi Kementan tentang pemuda yang mencakup petani muda hingga usia 40 tahun.Kelompok sasaran utama akan meliputi para pemuda miskin dan rentan: kaum pemuda yang berada di bawah Garis Kemiskinan Nasional (NPL) serta pemuda yang rentan terhadap kemiskinan dan hidup dengan kurang dari USD 3,1 per hari. Kelompok sasaran lebih lanjut akan mencakup pemuda yang baru muncul, yaitu pemuda di atas garis kemiskinan yang mampu bertindak sebagai petani unggul dan tokoh panutan, yang aman dari kemiskinan tetapi tidak kerentanan. Kelompok sasaran akan mencakup representasi perempuan yang secara luas setara dan akan mencakup pemuda yang berasal dari suku asli, penyandang cacat, dan berada di daerah terpencil.

Dalam kelompok sasaran kemiskinan utama ini, pemuda yang didukung oleh YESS secara luas akan masuk ke dalam dua kategori utama:

Pemuda yang mencari peluang untuk mata pencaharian yang menguntungkan di daerah pedesaan mereka, baik melalui kewirausahaan atau pekerjaan, yang dapat menawarkan alternatif untuk migrasi atau pertanian subsisten;

Pemuda yang membutuhkan pengembangan kapasitas lebih lanjut, termasuk siswa sekolah menengah kejuruan pertanian dan universitas pertanian yang bersedia membangun pendidikan mereka untuk mencari nafkah di bidang pertanian dan sektor terkait; siswa dari sekolah menengah pertama yang mencari orientasi karir, mungkin di sektor pertanian dan pangan; dan para pemuda yang telah meninggalkan pendidikan formal tetapi ingin mendapatkan peningkatan keterampilan lebih lanjut melalui magang untuk mendukung pemberdayaan ekonomi.Sementara tingkat kemiskinan menentukan tipologi kelompok sasaran utama, dan dukungan untuk membangun kapasitas dan menghasilkan mata pencaharian ekonomi tanggapan utama yang terjalin, kelompok sasaran menjadi beragam dan kelompok usia yang berbeda, faktor sosial serta mata pencaharian pekerjaan saat ini akan memiliki pengaruh yang penting pada bagaimana sub-grup sasaran paling baik didukung.

Kelompok sasaran sekunder YESS akan mencakup UKM berbasis agribisnis dan perusahaan besar yang berkontribusi untuk memperluas jangkauan opsi yang tersedia bagi kaum pemuda untuk mencari nafkah di daerah pedesaan dengan: (i) menawarkan gerai pasar petani muda yang menguntungkan; (ii) menyediakan lapangan kerja di daerah pedesaan; (iii) menawarkan peluang untuk magang; dan (iv) memperluas layanan dukungan kepada para petani/pengusaha muda. Ini juga akan mencakup lembaga TEVT dan penyedia jasa keuangan, yang akan memperluas paket pelatihan kejuruan dan layanan keuangan kepada kelompok sasaran.

1.4. Output dan Dampak yang Diharapkan

Output yang diharapkan dari Program YESS ini tergambar melalui komponen kegiatan. Kegiatan YESS dikelompokkan ke dalam empat komponen:

Komponen 1 – Transisi Pemuda Pedesaan pada Pekerjaan

Komponen 1 terdiri dari dua sub-komponen:

1.1 Menghubungkan Pendidikan dan Pelatihan dengan Pekerjaan;

1.2 Magang.

Komponen 2 – Kewirausahaan Pemuda Pedesaan:

Komponen 2 terdiri dari dua sub-komponen:

2.1 Lembaga dan pengembangan kapasitas;

dan 2.2 Layanan untuk petani dan pengusaha muda.

Komponen 3 – Berinvestasi untuk Pemuda Pedesaan melengkapi intervensi Komponen 2

Komponen 3 mencakup dua sub-komponen:

3.1 Pengembangan Kapasitas untuk Inklusif Keuangan;

dan 3.2 Akses pada Pembiayaan.

Komponen 4 – Lingkungan yang Mendukung bagi Pemuda Pedesaan meliputi kegiatan-kegiatan yang bertujuan menciptakan lingkungan yang mendukung dan lembaga yang mendukung untuk pemuda pedesaan.

Komponen 4 mencakup tiga sub-komponen: (i) Pembangunan Kemitraan; (ii) Mobilisasi Pemuda Pedesaan; dan (iii) Kebijakan untuk Pemuda dalam bidang Pertanian.

Dampak yang diharapkan dari Program YESS adalah:

Tujuan:

Transformasi pedesaan yang berkelanjutan dan peningkatan keterlibatan pemuda pedesaan

Jumlah penerima manfaat (jumlah anggota rumah tangga/rumah tangga yang sesuai) penerima layanan yang dipromosikan oleh Program YESS yang melaporkan peningkatan indeks kepemilikan aset rumah tangga setidaknya sebanyak lebih dari 60.800.

Tujuan Pengbangunan:

Pria dan wanita muda pedesaan mendapatkan penghasilan yang stabil dan cukup melalui pekerjaan dan kewirausahaan dalam sektor berbasis pertanian[footnoteRef:2] [2: ]

Kaum pemuda memperoleh keterampilan kesiapan kerja yang memungkinkan mereka untuk memanfaatkan kesempatan kerja dan bisnis.

Jumlah lulusan muda dari STPP/SMKPP mitra dengan keterampilan kerja yang sesuai dengan sektor berbasis pertanian/ pedesaan (32.000)

Jumlah pemuda yang mengakses magang di sektor berbasis pertanian (6.500)

Petani kecil muda, pengusaha pedesaan dan UKM mengakses pasar dan layanan di dalam rantai nilai sasaran dan sub-sektor

Persentase petani/pengusaha muda yang didukung yang melaporkan peningkatan laba (33.800)

Jumlah petani muda tradisional yang terlibat dalam kontrak pertanian bersama dengan pengaturan yang adil (37.500)

Jumlah pekerjaan yang diciptakan (50.600)

Petani kecil muda, pengusaha pedesaan dan migran memiliki akses terhadap pembiayaan

Jumlah pemuda pedesaan yang menggunakan jasa keuangan (60.250)

Kebijakan yang mendukung, kelembagaan dan lingkungan media memfasilitasi keterlibatan pemuda dalam sektor pedesaan

Jumlah instrumen kebijakan/peraturan yang diusulkan kepada pembuat kebijakan untuk disetujui, diratifikasi atau diamandemen (4)

Jumlah pengunjung Platform Pemuda Pedesaan Online (100.000/bulan)

BAB II

RENCANA PELAKSANAAN PROYEK

2.1. Rancangan Proyek (Komponen dan Detail Kegiatan)

Komponen 1 –Keterlibatan Pemuda Pedesaan

Komponen 1 bertujuan meningkatkan keterampilan kerja kaum pemuda dengan: (i) membantu lembaga TEVT pertanian untuk lebih mempersiapkan siswa dan peserta pelatihan untuk memasuki pasar tenaga kerja atau untuk mengembangkan bisnis13 di sektor pedesaan14; dan (ii) melengkapi penawaran lembaga-lembaga TEVT dengan mengembangkan program magang bersertifikasi dalam sektor berbasis pertanian, menargetkan pemuda keluar dari sistem pendidikan.

Hasil yang diharapkan adalah bahwa kaum pemuda memperoleh keterampilan kesiapan kerja yang memungkinkan mereka untuk memanfaatkan kesempatan kerja dan bisnis. Indikator utamanya adalah: (i) 30 lembaga TEVT memiliki program yang terintegrasi secara berkelanjutan yang memfasilitasi transisi pemuda pada pekerjaan; (ii) 32.000 lulusan muda dari mitra STPP/SMKPP memiliki keterampilan yang dapat dipekerjakan yang cocok dengan sektor pertanian/pedesaan; (iii) dari semua itu, 9.000 siswa muda dari lembaga TEVT di provinsi sasaran menjalankan bisnis mikro dengan dampak sosial dan potensi untuk ditingkatkan; (iii) setidaknya 15 program pemagangan bersertifikat tersedia di sektor berbasis pertanian; dan (iv) 6.500 remaja mengakses magang di sektor berbasis pertanian. Komponen ini disusun dalam dua sub-komponen: (i) Menghubungkan Pendidikan dan Pelatihan dengan Pekerjaan; dan (ii) Magang.Komponen ini disusun dalam dua sub-komponen: (i) Menghubungkan Pendidikan dan Pelatihan dengan Pekerjaan; dan (ii) Magang.

Sub-komponen 1.1 - Menghubungkan Pendidikan dan Pelatihan dengan PekerjaanSub-komponen 1.1 - Menghubungkan Pendidikan dan Pelatihan dengan Pekerjaan. Tujuan dari sub-komponen ini adalahmembantu lembaga TEVT pertanian untuk lebih mempersiapkan kaum pemuda untuk memasuki pasar tenaga kerja atau mengembangkan bisnis pertanian.Hal ini akan dilaksanakan di empat provinsi sasaran dengan melibatkan: (i) Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) dan Balai Pelatihan Pertanian yang diselenggarakan Kementerian Pertanian; (ii) Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan(SMK PP) dibawahkoordinasi Kementerian Pertanian; (iii) Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) yang dimiliki petani; dan (iv) Perguruan Tinggi (hanya untuk PWMP) yang bekerjasama dengan BPPSDMP. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam sub komponen ini meliputi:a) Pengembangan kapasitas untuk lembaga TEVT pertanian: YESS akan mengembangkan kapasitas lembaga TEVT yang berpartisipasi untuk mengadopsi metodologi pembelajaran berbasis kompetensi, serta untuk menghubungkan program pendidikan dan pelatihan mereka dengan permintaan pasar kerja, membangun analisis pasar tenaga kerja yang dilakukan di bawah Sub-komponen 4.1. Pendekatan yang diusulkan akan memungkinkan sekitar 50 pelatih utama/mentor segera mempraktekkan keterampilan baru mereka, dan memastikan peningkatan keterampilan guru secara berkelanjutan. Metode pembelajaran yang disesuaikan dari paket tersebut akan dirancang untuk diaplikasikan oleh Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S).Setelah berhasil menyelesaikan paket pelatihan lengkap, setiap lembaga TEVT yang berpartisipasi akan berhak mengakses program berbasis kinerja dan sejumlah anggaran tahunan untuk meningkatkan metoda pembelajaran, mengembangkan analisis kebutuhan pelatihan dan meningkatkan interaksi dengan pihak swasta.Pada akhirnya, YESS akan mendukung pengembangan dan pelaksanaan metodologi kesetaraan gender untuk melakukan tracer studies yang berfokus pada hasil pekerjaan pasca kelulusan bagi alumni pendidikan kejuruan di provinsi sasaran, mengembangkan berdasarkan pengalaman GIZ;Di provinsi Sulawesi Selatan, hubungan akan dipimpin antara STPP/SMKPP yang berpartisipasi dan Akademi Kakao Mars, yang sudah menjadi mitra IFAD di Indonesia, dan sedang mengembangkan program NextGen untuk melibatkan pemuda dalam pertanian kakao bersama dengan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian .b) Orientasi karir: proyek ini akan mendorong layanan untuk bimbingan karir mengenai peluang kerja dan karir yang tersedia di pedesaan, yang menargetkan tiga kelompok sasaran: (i) siswa sekolah menengah pertama di tahun 8 dan 9; dan (ii) siswa di sekolah menengah kejuruan pertanian pembangunan (SMKPP).c) Pameran karir pertanian: untuk melengkapi layanan ini, pameran karir pertanian akan diselenggarakan di provinsi-provinsi sasaran. Mereka akan menyediakan platform bagi para pengusaha untuk terlibat dan mewawancarai para pencari kerja di sektor berbasis pertanian, dan bagi kaum pemuda untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang peluang karir di sektor ini.d) Peningkatan PWMP: berdasarkan evaluasi sebelumnya dari PWMP saat ini, pedoman untuk peningkatan PWMP akan dirancang. Inovasi utama yang perlu dipertimbangkan meliputi hal-hal berikut: (i) kegiatan persiapan untuk memberikan informasi pasar/bisnis kepada pelamar potensial bersama dengan pelatihan dasar tentang cara menyiapkan proposal bisnis; (ii) kriteria untuk memilih aplikasi siswa untuk menyertakan dampak sosial yang diharapkan, peningkatan inovasi dan potensi; (iii) pembinaan lebih rutin oleh guru (yang akan menerima pengembangan kapasitas) dan bersama dengan mentor bisnis; (iv) Pilot proyek laboratorium agripreneur di TEVT (v) dukungan kepada peserta PWMP dan lulusan untuk mengembangkan hubungan dengan lembaga keuangan dan Penyedia Layanan Pengembangan Usaha (PLPU), dengan maksud mendukung pengembangan dan keberlanjutan usaha pasca kelulusan. YESS akan membiayai sepertiga dari biaya PWMP per cluster (tetapi 100% biaya investasi untuk mengembangkan program) dari tiga siswa, dengan Kementan yang menutupi saldonya. YESS juga akan memberikan dukungan untuk memfasilitasi peningkatan sumber daya dari sektor swasta untuk berkontribusi pada PWMP melalui program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan mereka. Evaluasi PWMP yang cepat akan berlangsung di akhir tahun ke-3 dari proyek, berdasarkan strategi keluar mana untuk YESS dan strategi pengambilalihan penuh untuk Kementerian Pertanian dan mungkin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan dikembangkan.e) Pengaturan pelaksanaan. Setiap Unit Pelaksana Proyek Provinsi (PPIU) akan menyertakan TEVT dan Spesialis Transisi pada Pekerjaan, yang akan bertanggung jawab untuk menjamin penyampaian Sub-komponen 1.1, bekerja sama dengan PPIU Spesialis GESI, dan dalam kemitraan dengan Dinas Pertanian dan Dinas Pendidikan provinsi. Dikoordinasi oleh TEVT Senior dan Spesialis Transisi pada Pekerjaan di NPMU, yang juga akan memastikan berbagi pengetahuan dan pembelajaran antara keempat PPIU dan platform provinsi. Penyedia layanan khusus akan dipekerjakan untuk pelaksanaan kegiatan tertentu, dengan bantuan teknis internasional di beberapa bidang tertentu. NPMU juga akan mencari bimbingan dari Pusat Penelitian Pendidikan Kejuruan Nasional. Ikatan akan dibangun dengan proyek percontohan yang didanai Belanda, yang mendukung dua sekolah kejuruan pertanian di Jawa Barat dan Jawa Timur sampai tahun 2020, dan dengan Inovasi dan Investasi yang Didanai GIZ untuk Proyek Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan yang Inklusiff, yang saat ini sedang dirancang dan diharapkan untuk mendorong pekerjaan dan kewirausahaan, termasuk dalam industri makanan.Pembuatan Agripreuneur Lab. Harus diawali dengan pengajuan proposal yang dibuat oleh TEVT. Proposal yang diserahkan tersebut mencakup rencana usaha secara rinci, pengaturan dana pendamping dan keterlibatan sektor swasta. Proses seleksi akan dilakukan oleh Komisi Pengarah Proyek. Diharapkan satu Agripreuneur Lab. Akan menjadi pilot project di setiap provinsi.

Sub-komponen 1.2 – Magang

Sub-komponen 1.2 – Magang. Sub-komponen ini bertujuan memperluas sistem pemagangan nasional untuk mencakup pekerjaan yang dipilih dalam sektor pertanian, dalam kemitraan dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker). Target pekerjaan akan dipilih di setiap provinsi, berdasarkan penilaian pasar provinsi dan analisis pasar kerja serta kampanye kesadaran yang menargetkan pertanian dan bisnis. Kampanye ini akan menargetkan Dinas Pertanian dan Dinas Ketenagakerjaan, sekolah-sekolah yang bermitra dengan YESS, P4S dan pertanian dan bisnis di rantai nilai/daerah sasaran dengan potensi lapangan kerja terbanyak bagi kaum pemuda, dan khususnya bagi kaum pemuda miskin/hampir miskin dengan pendidikan rendah. Pemilihan akan memastikan bahwa pekerjaan akan sangat cocok untuk orang miskin/hampir miskin dengan pendidikan rendah, baik pemuda dan pemudi. Dua puluh program pemagangan akan dirancang bersama-sama dengan Kementan, Balai Besar Pelatihan Pertanian dan pemangku kepentingan provinsi, di mana Kementerian Ketenagakerjaan akan memperoleh sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Program-program baru akan diujicobakan di provinsi sasaran dengan 25 peserta magang masing-masing (yang setidaknya ada 12 pemudi), dievaluasi dan difinalisasi sesuai dengan hasil. Program yang difinalisasi kemudian akan diluncurkan melalui sistem dan anggaran reguler Kemenaker dan akan tersedia bagi kaum pemuda di seluruh Indonesia.

NPMU kemudian akan melakukan penelitian untuk mengeksplorasi cara-cara di mana YESS dapat mendukung peningkatan magang di sektor agribisnis dan pertanian modern, agar menguntungkan bagi kaum pemuda yang menganggur dan putus sekolah di kabupaten sasaran. Studi ini akan tersedia pada Tinjauan Jangka Menengah (MTR - lihat Bagian III E), yang akan membuat keputusan tentang cara terbaik untuk menerapkan program peningkatan magang, yang sumber dayanya telah disisihkan dalam Fasilitas Peningkatan Pemagangan.

Pengaturan pelaksanaan. NPMU akan membuat MoU dengan Kemenaker, yang akan menentukan tanggung jawab masing-masing dan memperkirakan jumlah peserta magang yang akan dikirimkan setiap tahun setelah program magang baru diluncurkan. Dalam konsultasi dengan Kemenaker, NPMU akan merekrut tim dari dua konsultan nasional untuk memberikan dukungan kepada Kemenaker dalam melaksanakan kegiatan yang dibiayai oleh YESS. Modalitas untuk memberikan Fasilitas Peningkatan Pemagangan akan ditentukan berdasarkan rekomendasi MTR.

Komponen 2 - KEWIRAUSAHAAN PEMUDA PEDESAANkomponen ini bertujuan mendorong pertanian, agribisnis dan kewirausahaan pemuda pedesaan yang inklusiff di kabupaten sasaran YESS, dengan memfasilitasi akses pemuda pedesaan pada pengembangan bisnis dan layanan intermediasi yang sesuai dengan kebutuhan berbagai kategori pemuda, yaitu wanita dan pria dengan profil dan pendidikan sosio-ekonomi yang berbeda, dan termasuk para migran muda. Proyek ini akan membangun kapasitas Penyedia LayananPengembangan Usaha (PLPU), antara lain P4S, PLUT dan BUMDes maupun penyedia layanan lain terkait yang ada di kabupaten untuk mengutamakan bantuan kepada para petani dan pengusaha muda ke dalam layanan reguler dan untuk menjamin pengembangan kewirausahaan pemuda yang inklusif dan setara-gender di kabupaten. Fasilitator dan Penggerak Pemuda yang dikontrak oleh proyek pada tingkat PLPU akan memastikan peningkatan jangkauan baik secara geografis maupun manusianya. PLPU juga akan mendorong hubungan yang berkelanjutan antara petani muda dan pengusaha dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengakses berbagai pasar dan layanan yang beragam. PLPUjuga akan menghubungkan pemuda dengan UKM yang memiliki lowongan kerja tetapi belum terpenuhi.Pelaksanaan di tingkat kabupaten akan dimulai di tahun ke 2 (dua)pada 15 kabupaten. Indikator utamanya adalah: (i) 15 (lima belas) PLPU telah mengintegrasikan secara berkelanjutan terhadap penyedia layanan yang responsif bagi pemuda; (ii) 60.250 petani/pengusaha muda telah memanfaatkanPLPU, dimana 48.000 orangdi antaranya menciptakan bisnis baru dan 33.800 telah menghasilkan keuntungan; (iii) 50.600 pekerjaan baru untuk pemuda pedesaan melalui perusahaan baru dan UKM yang mendapat manfaat dari layanan proyek.Komponen ini terdiri atas dua sub-komponen: (i) Peningkatan Kapasitas untuk PLPU, dan (ii) Penyediaan layanan untuk Petani dan Pengusaha Muda.

Sub-komponen 2.1 – Peningkatan Kapasitas PLPU. Kegiatan yang ada di sub-komponen ini akan difokuskan kepada: (i) mengembangkan lingkungan yang mendukung untuk petani dan pengusaha muda, melalui: (i) menyiapkan dan memperbaharui secara berkala model model usaha untuk membantu pemuda dalam memilih bisnis yang menguntungkan, baik on farm maupun off farm,yang sesuai dengan potensi lokal dan profil sosial ekonomi yang berbeda; (ii) memperkuat kapasitas PLPU agar mampu mengakomodasi lebih baik kebutuhan pengusaha muda pertanian dan pengarusutamanakan pemuda ke dalam kegiatan PLPU; (iii) membantu PLPU mengelaborasi pemuda ke dalam Rencana Kegiatan (Action Plan) 3 (tiga) tahunan, yang akan mengembangkan strategi untuk mendorongketerlibatan pemuda secara inklusiff dan setara gender dalam sektor pertanian; (iv) meningkatkan kapasitas PLPU agar mampumemberikan pelayanan kepada pengusaha muda pertanian; dan (v) membangun forum komunikasi multi stekholdertingkat Kabupaten yang dilaksanakan dua kali dalam setahun untuk berbagi informasi, keberhasilan dan tantangan dalam meningkatkan taraf hidup pemuda di Kabupaten.Memfasilitasi perluasan jangkauan PLPU di dalam kabupaten sasaran YESS dengan mengorganisasikan Jangkauan dan Mobilisasi Jaringan (OMN) yang seimbang menurut gender di setiap kabupaten guna menjamin akses yang inklusiff terhadap layanan pengembangan bisnis bagi profil dan minat pemuda yang berbeda, termasuk yang lebih miskin dan yang kurang terampil, serta rumah tangga migran dan ex migran. Jaringan ini akan didukung oleh tim mobilizer tingkat kabupaten untuk memberdayakan pemuda melalui pengetahuan dan informasi untuk mendukung penghidupan mereka dan pilihan investasi usaha di bidang pertanian. Selain itu, untuk memastikan jangkauan program, pemuda pedesaan yang terpilih akan dilatih untuk menjadi Fasilitator. Mereka akan mendapatkan pelatihan dasar untuk mendukung mobilisasi, meningkatkan kepekaan pemuda terhadap kegiatan dan manfaat program termasuk untuk menunjukkan petani dan pengusaha muda yang sukses dengan profil yang berbeda dan menyeimbangkan antara biaya dan manfaat migrasi dengankesempatan lokal yang dipromosikan oleh YESS. Selain itu, sepertiga dari Fasilitator tersebut akan dilatih oleh Lembaga Keuangan untuk menjadi instruktur dalam pelatihan keuangan. Mobilisasi ini akan didukung melalui penyediaan perwalian untuk inisiasi, inovasi dan teknologi yang relevan dengan kelompok sasaran YESS.Sub-komponen 2.2 - Layanan untuk Petani dan Pengusaha Muda. Kegiatan-kegiatan dalam sub-komponen ini akan berfokus pada:

· mengembangkan peta jalan motivasi usahaberdasarkan metodologi ILO untuk petani dan pengusaha muda yang berminat mengembangkan kegiatan budidaya atau perusahaan, baik secara individu maupun berkelompok. Petajalan ini akan mencakup: Pengetahuan, yang menggambarkan berbagai model usaha yang tersedia di kabupaten termasukpotensi pengembalian secara finansial sertaketerampilan secara teknis dan manajemen yang diperlukan; dan peta jalan investasi yang menjelaskan, menerangkan upaya upaya yang berbeda tentang pembiayaan suatu usaha dan pembiayaan modilitas yang disediakan Lembaga Keuangan;

· memberikan paket pelatihan awal yang terdiri dari dua set modul pelatihan: (i) modul pelatihan umum yang mencakup: perencanaan bisnis, keterampilan teknis dasar/akses terhadap layanan teknis, pelatihan keuangan, manajemen keuangan, akses pasar dan akses kepada Lembaga keuangan, pelayanan dan informasi pengembangan bisnis; dan (ii) modul pelatihan lanjutan yang dirancang secara khusus untuk berbagai jenis usaha, kelompok sasaran dan model bisnis di bidang pertanian, agribisnis dan bidang terkait;

· mengembangkan jaringan kerja para mentor untuk mendampingi para wirausahawan setelah mereka mendapat modal untuk memastikan bahwa bisnis mereka berkembang berdasarkan best practices;

· mendorong hubungan bisnis dan kemitraan antara petani dan pengusaha muda serta pemangku kepentingan terkait lainnya seperti kontrak pertanian dan pengaturan pemasaran lainnya dengan kontak tani, koperasi, UKM dan perusahaan AgriTech dan FinTech. YESS juga akan mendorong para petani dan pengusaha muda untuk bergabung dalam bentuk organisasi kolektif lainnya seperti koperasi;

· memperluas dukungan UKM yang ada, termasuk perusahaan FinTech dan AgriTech, yang dapat meningkatkan jumlah kesempatan kerja bagi pemuda,baik yang tidak terampil maupun yang terampil, meningkatkan volume produk yang bersumber dari kelompok sasaran YESS sehinggamampu meningkatkan akses mereka pada pasar, dan/atau meningkatkan akses petani dan pengusaha muda untuk mendukung pelayanan. Selain itu, YESS akan mendukung pengembangan UKM dan perusahaan teknologi siap investasi sehingga mereka dapat memenuhi syarat untuk investasi oleh lembaga permodalan atau lembaga keuangan lainnya. Di sisi lain, proyek akan membangun kapasitas dari dana investasi dampak yang ada untuk menilai peluang investasi di pedesaan dan mempertimbangkan pembiayaan UKM yang didukung YESS.

Pengaturan pelaksanaan Koordinasi dan panduan keseluruhan untuk kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada Komponen 2 akan disiapkan oleh Spesialis Senoir di NPMU dan PPIU disetiap provinsi. Mereka bertanggung jawab untuk menyelaraskan pelayanan dan mengembangkan hubungan dan kemitraan publik-swasta di luar kabupaten. Pendamping teknis internasional akan difasilitasi oleh NPMU untuk membantu mengembangkan pedoman tentang Jalur Pengembangan Bisnis dan Paket Pelatihan Awal, bekerja sama dengan ILO. Kegiatan berbasis kabupaten akan dilaksanakan oleh PLPU, yang pada awalnya akan menerima alokasi sumber daya yang sama. Di tahun-tahun berikutnya, alokasi sumber daya akan bergantung pada kinerja PLPU, yang akan diukur berdasarkan target dalam Rencana Aksi PLPU Pemuda di sektor Pertanian. Kemenkop&UKM akan bertanggung jawab memberikan pengawasan dan bimbingan sebagai bagian dari pengawasan rutin PLUT dan untuk menyebarluaskan pengetahuan dan Good Practicesterkait YESS di seluruh jaringan PLUT melalui Nota Kesepahaman yang ditandatangani dengan NPMU.

Kesiapan UKM untuk kegiatan Investasi akan dilaksanakan oleh UNDP melalui co-financing grand yangdisediakan IFAD. Modalitas pelaksanaan secara terperinci tentang Kesiapan UKM untuk kegiatan Investasi akan dikembangkan oleh UNDP dalam perjanjian hibah, yang ditandatangani bersama dengan NPMU.

Komponen 3 - Berinvestasi untuk Pemuda Pedesaan

Komponen 3 memiliki empat tujuan: (i) mendorong inklusif keuangan bagi pemuda pedesaan; (ii) memfasilitasi akses terhadap produk keuangan berkelanjutan bagi petani dan pengusaha muda yang bersedia memulai bisnis tanpa pengalaman di masa lalu; (iii) meningkatkan pemanfaatan uang migran untuk investasi dalam bisnis yang dikelola pemuda pedesaan; dan (iv) memperkuat kapasitas lembagakeuangan untuk memenuhi kebutuhan petani dan pengusaha muda dengan produk dan layanan yang memadai. Hal-hal ini dapat dicapai dengan memberikan pelatihan keuangan bagi kelompok sasaran, meningkatan kapasitas pemuda pedesaan dalam penyusunan proposal usaha yang bankable,memperluas peningkatan kapasitas bagi lembaga keuangan dan membentuk kemitraan dengan lembaga keuangan.

Indikator utama dari komponen ini adalah: (i) 120.000 pemuda pedesaan (termasuk 8.600 migran atau keluarga migran) dengan berbagai tingkatan pendidikan menerima pelatihan keuangan; (ii) 60.250 pemuda pedesaan mengakses produk layanan keuangan. Komponen 3 mencakup dua sub-komponen yang saling terkait, yaitu: (i) Pengembangan Kapasitas untuk Inklusif Keuangan, dan (ii) Akses terhadap produk layanan keuangan.

Sub Komponen 3.1.Penguatan Kapasitas Keuangan Inklusif. Kegiatan-kegiatan dalam sub-komponen ini difokuskan pada:

Mempersiapkan generasi muda sebagai konsumen perbankan dalam mengelola urusan keuangan. Kegiatan ini akan dicapai melalui penyediaan pelatihan keuangan bagi kelompok sasaran YESS dalam bentuk: (i) pelatihan berbasis komunitas yang menggabungkan bimbingan latihan dan kunjungan (LAKU)bagi kelompok desadan guna menyesuaikan saran keuangan bagi setiap orang, sebelum dan sesudah pembiayaan; atau (ii) pelatihan di ruang kelas untuk pelatihan keuangan tingkat lanjut. Pendidikan keuangan bersifat wajib bagi semua peserta dalam paket pelatihan awal, baik yang mengajukan permohonan untuk Pinjaman Pembiayaan Bridge Financing atau yang tidak. Proyek juga akan membantu OJK dalam menyelaraskan aplikasi mobileuntuk pelatihan keuangan, terutama untuk pemuda putus sekolah dan untuk mengembangkan aplikasi mobileyang dirancang dalam bentuk bantuan konsultasi keuangan dengan fitur khusus untuk menetapkan tujuan keuangan, target anggaran dan keuangan tabungan terkait untuk tujuan investasi tertentu;

Mengembangkan kapasitas bank mitra untuk menyediakan layanan yang sesuai bagi pemuda di sektor berbasis pertanian. Hal ini akan dicapai melalui:

Promosi rancangan dan pemasaran produk dan jasa baru, termasuk: produk tabungan untuk pinjaman di mana petani/pengusaha muda dapat menabung dan menggunakan tabungannya sebagai danacollateral agunan untuk mengakses sumber pinjaman; paket biaya efektif yang menghubungkan remitansi dengan tabungan agar migran dan keluarganya memenuhi syarat untuk mengakses; warehouse receipt financing, receivevables/non-invoice financing dantri-partite financing agreements; melalui penyesuaian syarat dan ketentuan produk dan jasa yang ada saat ini terhadap kegiatan pertanian dan agribisnis dengan tujuan menyesuaikan jadwal pembayaran dengan kemampuan petani dalam pembayaran dan hasil arus kas kegiatannya;

Memperkuat kemitraan dengan lembaga keuangan untuk menyesuaikan layanan mereka dengan kekhususan pada pertanian dan agribisnis, dan untuk menerapkan produk dan jasa baru bagi kepentingan petani dan pengusaha muda.

Sub Komponen 3.2.Akses Keuangan. Seiring dengan Strategi Nasioal Keuangan Inklusif Indonesia, sub komponen ini bertujuan untuk meningkatkan pelibatan pemuda dalam sector keuangan. Kegiatan-kegiatan dalam sub-komponen ini akan memfasilitasi akses pemuda terhadap pelayanan keuangan yang berkelanjutan, termasuk tabungan, kredit dan produk-produk inovatif (digital, crowdfunding, dll) dan untuk membantu pengusaha muda dalam mengembangkan proposal bisnis yang bankable.YESS akan memfasilitasi petani dan pengusaha muda untuk mengakses permodalan melalui pembentukan inisiatif lembaga keuangan yang ada dan menciptakan insentif untuk menyesuaikan program dan produk mereka untuk kelompok sasaran YESS. Integrasi program mereka dengan program YESS, terutama dalam bentuk pelatihan tentang pemahaman keuangan dan pengembangan usaha, akan mengurangi resiko kerja dengan pengusaha muda. Spesifik kegitan dalam sub komponen ini:

· Assessment terhadap lingkungan keuangan pedesaan untuk pemuda. assessment secara komprehensip oleh lembaga keuangan akan dilaksanakan di tingkat nasional dan di tingkat provinsi sasaran proyek. Assesment tidak terbatas pada me review traditional commercial, public, penyedia layanan keuangan pedesaan non pemerintah, tetapi juga pemain baru seperti penyedia layanan keuangan digital.

· Kemitraan Jasa Keuangan. Proyek akan membangun kemitraan melalui MOU dengan lembaga lembaga mitra yang ditunjuk dalam wilayah proyek dan secara bersama mendorong akses jasa keuangan untuk pemuda dan pengusaha muda. Diperkirakan 6 (enam) lembaga keuangan mitra yang akan dipilih termasuk 1 (satu) atau 2 (dua) lembaga berskala nasional. Penyedia jasa keuangan yang ditunjuk untuk kemitraan keuangan ini akan mendapatkan manfaat dari kegiatan peningkatan kapasitas dalam rangka meorientasikan pendekatan mereka terhadap pemuda desa.

· Hibah yang kompetitif untuk pengusaha muda pertanian. Proyek akan mengundang pengusaha muda pertanian untuk mengajukan proposal usaha guna mendapatkan hibah yang kompetitif dalam rangka mendukung usaha awal (start up).

· Evaluasi kinerja kemitraan. Kemitraan akan dikelola berdasarkan juklak kinerja yang akan direview secara periodik.

Komponen 4 – Menciptakan Lingkungan yang Mendukung bagi Pemuda Pedesaan.Komponen 4 bertujuan mendorong lingkungan yang mendukung yang mendorong ketenagakerjaan dan kewirausahaan pemuda di sektor pedesaan dengan: (i) menyatukan para pemangku kepentingan yang relevan di provinsi-provinsi sasaran untuk secara kolektif mendorong ketenagakerjaan dan kewirausahaan pemuda; (ii) meningkatkan citra dan pengakuan sosial akan pertanian di kalangan pemuda; dan (iii) mendorong kebijakan yang menguntungkan dan lingkungan kelembagaan untuk memfasilitasi keterlibatan pemuda yang inklusiff di sektor pedesaan.Hasil yang diharapkan adalah bahwa kebijakan yang memungkinkan, lingkungan kelembagaan dan lingkungan media memfasilitasi keterlibatan pemuda di sektor pedesaan. Indikator utamanya adalah: (i) empat Platform Kebijakan Multi-stakeholder memberikan rencana provinsi untuk mendorong keterlibatan pemuda yang inklusiff di sektor berbasis pertanian; (ii) setidaknya 100.000 pengunjung menggunakan Platform Pemuda Pedesaan Online setiap bulan; (iii) setidaknya 30 organisasi pemuda dilatih dan berpartisipasi dalam forum kebijakan; dan (iii) rencana untuk mengutamakan dan meningkatkan model sukses YESS yang diadopsi oleh lembaga mitra utama. Komponen ini disusun ke dalam tiga sub-komponen: (i) Pembangunan Kemitraan; (ii) Mobilisasi Pemuda Pedesaan; dan (iii) Kebijakan untuk Pemuda dalam Pertanian.Sub-komponen 4.1 – Membangun Kemitraan. Tujuan sub-komponen ini adalah untuk membangun koalisi pemangku kepentingan swasta dan publik di tingkat provinsi untuk secara kolektif mendorong ketenagakerjaan dan kewirausahaan pemuda. Diharapkan bahwa menyatukan para pemain publik dan swasta akan: (i) menyadarkan para peserta terhadap keragaman profil dan tantangan pemuda di provinsi ini, termasuk yang lebih miskin; (ii) memfasilitasi pengutamaan agenda pemuda pedesaan dalam program rutin kegiatan peserta platform; (iii) menciptakan peluang baru untuk ketenagakerjaan dan kewirausahaan pemuda sesuai dengan potensi provinsi dan tantangan pemuda yang beragam; dan (iv) memfasilitasi pelaksanaan YESS. Kegiatan akan mencakup serangkaian studi persiapan dan pembentukan kebijakan kemitraan untuk menginformasikan dan memfasilitasi pelaksanaan YESS:Kemitraan multi-stakeholder provinsi akan memberikan panduan untuk pelaksanaan YESS, mendorong berbagi pengetahuan dan hasil, mengembangkan sinergi dan acara khusus yang bertujuan mempromosikan tujuan YESS. Ini akan mencakup: (i) secara progresif mengembangkan rencana provinsi multi-tahun untuk mendorong keterlibatan pemuda inklusiff dalam sektor berbasis pertanian, yang akan diselaraskan pada siklus perencanaan nasional berikutnya (2022-2026); dan (ii) mengorganisir forum provinsi tahunan untuk mendorong keterlibatan pemuda dalam ekonomi pedesaan, menampilkan presentasi dan menampilkan inovasi, kegiatan dan layanan. Peserta platform akan bervariasi antarprovinsi tetapi umumnya termasuk perwakilan dari: departemen dari pemerintah provinsi terkait; lembaga TEVT pertanian; organisasi pemuda dan LSM/CSO yang mengembangkan kegiatan yang berkaitan dengan keterlibatan pemuda pedesaan; organisasi sektor swasta dan lembaga keuangan yang bermitra dengan proyek ini. Jika memungkinkan, platform akan dibangun di atas Platform Kebijakan Multi-stakeholder yang ada yang berbagi tujuan serupa, seperti Tim Sinergitas yang dibentuk oleh Dinas Koperasi di Jawa Timur. Setiap platform akan memiliki Kelompok Kerja Pemuda yang terdiri dari asosiasi pemuda dan perwakilan pemuda lainnya untuk memastikan bahwa para pemuda memiliki suara yang mantap dan memandu pelaksanaan YESS. Tujuan keseluruhannya adalah memastikan keberlanjutan Platform Provinsi setelah penyelesaian proyek.Pemetaan provinsi: YESS akan membiayai serangkaian studi pemetaan pada awal proyek untuk menginformasikan dan mengorientasikan pelaksanaan kegiatan proyek dan strategi GESI YESS, serta untuk menghasilkan data dasar untuk sistem M&E. Studi pemetaan akan mencakup hal-hal berikut:

· Membentuk profil pemuda pedesaan untuk (i) mengidentifikasi beragam jenis profil dan aspirasi sosial-ekonomi pemuda pedesaan yang peka gender, termasuk wanita dan pria migran muda; (ii) merinci setiap tantangan yang dihadapi dalam pekerjaan, pertanian atau kewirausahaan; dan (iii) membantu dalam mengadaptasikan kegiatan proyek ke berbagai kelompok sasaran YESS, terutama kaum pemuda berketerampilan rendah;

· Penilaian pasar dan analisis rantai nilai untuk (i) mengidentifikasi peluang bisnis dan prasyarat bagi petani/pengusaha muda di sektor sasaran YESS5; (ii) memasukkan identifikasi rantai nilai prioritas dengan keunggulan komparatif yang kuat dan peluang bisnis terutama bagi pemuda dengan keterampilan dan aset yang rendah; dan (iii) mengidentifikasi perusahaan fintech, agri-tech dan UKM lain yang mendapatkan sumber dari petani kecil di dalam provinsi dan menilai potensi mereka untuk ekspansi di kabupaten sasaran;

· Analisis pasar tenaga kerja dan pemetaan potensi pekerjaan untuk (i) mengidentifikasi potensi tenaga kerja untuk profil sosial-ekonomi pemuda yang beragam; (ii) menilai permintaan dan persediaan keterampilan yang sesuai; dan (iii) menilai sejauh mana lembaga TEVT formal dan informal di provinsi ini memenuhi persyaratan keterampilan.

· Pemetaan layanan keuangan dan non-keuangan yang tersedia di provinsi yang tersedia atau dapat tersedia di kabupaten sasaran untuk mendukung pertanian/kewirausahaan dan modalitas keterlibatan dalam memberikan layanan proyek yang sesuai dengan kelompok sasaran YESS;

· Survei migrasi dan penilaian kebutuhan keuangan rumah tangga migran, yang akan melengkapi profil dan menilai tujuan utama dan fitur migran muda internasional dan domestik, untuk membantu membentuk pesan pendidikan keuangan serta produk dan jasa keuangan yang menargetkan para migran muda.

· Tinjauan kepemilikan dan akses lahan akan dilakukan untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang terkait bagi kaum pemuda di provinsi sasaran. Ini akan mencakup tinjauan rencana pembangunan tata ruang nasional, provinsi dan kabupaten sasaran serta rencana untuk meningkatkan akses lahan bagi masyarakat pedesaan yang miskin dan untuk mendaftarkan lahan atau mentransfer pengelolaan lahan hutan. Pengkajian ini juga akan mencakup analisis pemangku kepentingan terhadap lembaga dan organisasi utama yang dapat meningkatkan akses lahan dan keamanan pemilikan pemuda. Hal ini akhirnya akan merekomendasikan tindakan untuk meningkatkan akses pemuda terhadap keamanan lahan dan pemilikan di provinsi yang dapat didukung dalam program ini.

Pengaturan pelaksanaan. Platform Provinsi akan dikembangkan dan didukung oleh Unit Pelaksanaan Proyek Provinsi (PPIU), bekerja sama dengan Bappeda. Studi akan dilakukan oleh penyedia layanan (baik nasional atau provinsi) yang dipilih melalui penawaran yang kompetitif, dengan dukungan dari konsultan internasional untuk mengembangkan metodologi keseluruhan dan membantu dalam memberikan hasil akhir. Modalitas serupa akan berlaku untuk pengkajian pemilikan lahan. Survei dan penilaian migrasi akan dibiayai dan dilaksankaan oleh Fasilitas Keuangan untuk Remitansi (FFR) IFAD di bawah hibah pendanaan bersama paralel, bekerja sama dengan NPMU dan Unit Pelaksanaan Proyek Kabupaten. FFR akan merekrut penyedia layanan dengan keahlian dan rekam jejak yang terbukti.

Sub-komponen 4.2 – Mobilisasi Pemuda Pedesaan. Sub-komponen ini akan dilaksanakan di tingkat nasional dan bertujuan: (i) meningkatkan citra dan pengakuan sosial akan pertanian di kalangan pemuda; (ii) memberikan informasi dan pengetahuan yang mendukung keterlibatan pemuda pedesaan; (iii) menghubungkan para petani/pengusaha muda dengan masyarakat dan mitra yang membantu; dan (iv) menyebarluaskan praktik-praktik yang baik dan model-model yang berhasil, termasuk yang dikembangkan di bawah naungan YESS. Hal ini akan dicapai melalui dua program pelengkap:

Duta Pemuda: rangkaian kegiatan ini bertujuan mengubah narasi pertanian dalam persepsi kaum pemuda sehingga tidak dianggap sebagai pekerjaan yang kotor, terbelakang dan miskin, tetapi yang dapat mendukung mata pencaharian yang baik dan membawa hasil yang baik, mengintegrasikan inovasi dan teknologi, dan menghasilkan dampak sosial dan lingkungan yang positif. Ini dibangun berdasarkan Strategi Keterlibatan Pemuda Indonesia/Global UNDP, yang mendorong ikon Pemimpin Muda sebagai teladan bagi kemajuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, serta pada Duta Petani Muda5 (Duta Pemuda), program dua tahunan dari AgriProFocus dan Oxfam untuk melibatkan petani muda yang sukses dan pemilik agribisnis dalam acara komunikasi. Setiap tahun, 15 petani/pengusaha muda yang sukses di sektor pertanian dan pangan, di mana setidaknya 50% wanita muda, mewakili profil sosio-ekonomi yang berbeda serta kegiatan ekonomi dan lokasi geografis yang berbeda, akan dipromosikan sebagai duta keterlibatan pemuda di bidang pertanian. Mereka akan berpartisipasi dalam kegiatan media yang disponsori YESS (di bawah) dan secara teratur memposting ke media sosial. Selain itu, mereka akan memberikan ceramah dan berpartisipasi dalam acara radio yang menampilkan Duta Pemuda dan mitra lainnya, seperti agribisnis, petani dan pengusaha muda yang sukses, investor penyokong keuangan dan pemuda migran kembali yang sukses. Ini akan berlangsung di empat provinsi sasaran dan delapan lainnya di seluruh negeri, untuk dipilih setiap tahun. Para Duta Pemuda akan menerima pelatihan untuk mencapai kegiatan mereka dan mereka akan mendapatkan bantuan dari seorang mentor untuk meningkatkan pertanian atau bisnis mereka;

Pemuda Pedesaan Digital: platform online akan dikembangkan untuk terlibat dengan khalayak target besar, membangun akses pemuda yang meningkat ke internet. Platform Online Pemuda Pedesaan akan berbentuk situs web dan aplikasi, dan akan memberikan informasi tentang peluang dalam ekonomi pedesaan serta e-learning bagi kaum pemuda dan juga akan mengintegrasikan situs web YESS. Solusi untuk membuat informasi offline agar dapat diakses juga akan diusulkan. Selanjutnya, pemasaran video dan digital dengan cerita yang kuat tentang keterlibatan pemuda di bidang pertanian akan menjangkau sejumlah besar pemuda melalui jejaring sosial (dan platform online. Dengan semakin populernya YouTube di Indonesia5, menggunakan video akan menjadi salah satu opsi utama untuk menjangkau warga muda.)

Pengaturan pelaksanaan. Implementasi akan dikoordinasikan oleh Spesialis Mobilisasi Pemuda (paruh waktu) NPMU. NPMU akan menyiapkan Rencana Mobilisasi Pemuda bersama-sama dengan Kelompok Penasihat Pemuda dan Kelompok Kerja Pemuda yang berbasis di provinsi/kabupaten. Seorang Spesialis Media/Komunikasi Senior akan memberikan bantuan teknis. Kegiatan khusus akan dilaksanakan oleh penyedia layanan, satu untuk Program Duta Pemuda, dan satu untuk Program Digital Pemuda Pedesaan. Untuk memastikan kesinambungan Platform Pemuda Online Pedesaan di luar penyelesaian proyek, penelitian akan dilakukan oleh Spesialis Media/Komunikasi Senior sebelum peninjauan proyek kedua (lihat Bagian III E) dan mengeksplorasi opsi yang mungkin untuk mentransfer kepemilikan platform (ke satu/konsorsium asosiasi pemuda atau perusahaan media). Tinjauan akan membuat rekomendasi untuk opsi terbaik, dan penyedia layanan kemudian akan mengatur pengambilalihan sebelum penyelesaian proyek. YESS akan membiayai biaya hukum dan pendaftaran yang terlibat dalam transfer kepemilikan.

Sub-komponen 4.3 – Kebijakan untuk Pemuda dalam Pertanian bertujuan mendorong kebijakan yang mendukung dan lingkungan kelembagaan untuk memfasilitasi keterlibatan pemuda yang inklusiff di sektor pedesaan. YESS akan membangun model bisnis yang inovatif dan praktik-praktik baik yang dicapai di provinsi-provinsi sasaran untuk mendukung pengembangan instrumen kebijakan nasional. Selain itu, YESS akan membangun kapasitas kelembagaan sehingga: (i) Kementerian Pertanian dapat menggunakan bukti yang dihasilkan YESS dalam pengembangan instrumen kebijakan yang mendukung keterlibatan pemuda; dan (ii) organisasi pemuda dapat berpartisipasi secara bermakna dalam dialog kebijakan di tingkat nasional dan lokal.Pengembangan kebijakan. YESS akan berkontribusi untuk meningkatkan kebijakan dan lingkungan peraturan di bidang-bidang prioritas utama yang diperlukan untuk mendorong keterlibatan pemuda yang inklusiff di sektor pedesaan. Bidang prioritas untuk pengembangan studi dan instrumen kebijakan akan diputuskan setiap tahun oleh NPMU, berdasarkan kesenjangan kebijakan yang diidentifikasi melalui studi pemetaan provinsi, operasi proyek YESS dan rekomendasi yang dibuat oleh Platform Kabupaten dan Provinsi, yang tunduk pada validasi oleh Komite Pengarah. YESS akan membiayai studi kebijakan dan lokakarya Platform Kebijakan Multi-stakeholder, baik untuk mendukung persiapan studi kebijakan atau untuk mempresentasikan dan mendiskusikan hasil dari studi tersebut. Area berikut telah diidentifikasi sebelumnya selama proses rancangan proyek:

Akses pemuda terhadap lahan: serangkaian pedoman dan alat akan dikembangkan untuk meningkatkan akses pada lahan bagi kaum pemuda dan akan tersedia bagi PLUT dan mitra; pelatihan akan diberikan kepada pemain terkait di tingkat provinsi dan kabupaten, termasuk PLUT dan jaringan jangkauan mereka; selanjutnya, CSO independen akan ditunjuk oleh NPMU untuk memantau kemampuan proyek dalam menangani akses lahan dan masalah keamanan pemilikan yang dihadapi oleh pemuda, berdasarkan pelajaran mana yang akan didokumentasikan dan rekomendasi kebijakan akan dibuat dan dibagikan dengan pemangku kepentingan proyek, Platform Kebijakan Multi-stakeholder dan pada platform online yang disponsori YESS;

PLUT dan kewirausahaan pemuda pedesaan: YESS akan membantu PLUT di kabupaten-kabupaten target untuk mengubah layanan mereka menjadi lebih berorientasi pada pemuda dan gender dan berkeadilan sosial, dan membantu mereka dalam meningkatkan efisiensi dan dampaknya secara keseluruhan. Sumber daya dalam komponen ini akan tersedia untuk mencerminkan peningkatan tersebut ke dalam kebijakan dan pedoman Kemenkop&UKM untuk program PLUT secara keseluruhan;

Magang: Selanjutnya, kegiatan-kegiatan dalam Sub-Komponen 1.2 – Magang akan mengarah pada perluasan program pemagangan nasional yang dijalankan oleh Kemenaker untuk mencakup pekerjaan di sektor berbasis pertanian. Bila perlu, Sub-komponen 4.2 dapat menyediakan sumber daya tambahan untuk mendukung peluncuran percobaan yang dibiayai YESS ke dalam sistem Kemenaker.

Program untuk Partisipasi Pemuda dalam Dialog Kebijakan. YESS akan mendukung asosiasi pemuda di tingkat nasional dan lokal (termasuk bab organisasi petani) dalam memperoleh kapasitas yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam dialog kebijakan dengan lembaga pemerintah dan dalam forum kebijakan tentang isu-isu yang berkaitan dengan keterlibatan pemuda di bidang pertanian. Ini mungkin juga termasuk dukungan dalam melembagakan partisipasi pemuda dalam dialog kebijakan, khususnya dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Koperasi & UKM, di tingkat nasional dan lokal;

Berbagi pengetahuan, mengutamakan dan meningkatkan. Pelaksanaan proyek akan mengarah pada pengembangan model inovatif yang menjawab tantangan yang dialami oleh kaum pemuda dalam ekonomi pedesaan. Untuk mendukung pengembangan kebijakan serta pengutamaan dan peningkatan model inovatif melalui lembaga pemerintah, asosiasi pemuda, lembaga TEVT dan penyedia layanan, YESS akan mendukung kegiatan berikut: (i) Rencana Tahunan untuk Inovasi Inklusiff, Komunikasi dan Peningkatan: setiap tahun, dalam konsultasi dengan PPIU, Platform Kabupaten dan Provinsi dan pemangku kepentingan proyek, NPMU akan menyiapkan Rencana Tahunan untuk Inovasi Inklusiff, Komunikasi dan Peningkatan dengan tujuan untuk: mengidentifikasi pendekatan/model inovatif inklusiff dengan potensi peningkatan; mendokumentasikan model-model inovatif yang teruji bukti; dan merinci agenda dan tanggung jawab untuk peningkatan. Prioritas akan diberikan untuk mendorong model dan pendekatan yang memfasilitasi: keterlibatan pemuda berketerampilan rendah dan miskin; akses pada lahan; keuangan inklusiff; dan memanfaatkan pengiriman uang migrasi untuk diinvestasikan ke agri-bisnis milik pemuda; (ii) Manajemen Pengetahuan: YESS akan membuat sistem manajemen pengetahuan berbasis proyek, yang akan melacak praktik yang baik dan mendokumentasikan model yang berhasil (lihat Bagian III C dan Lampiran 6); dan (iii) Komunikasi: pembelajaran proyek dan model berhasil yang didokumentasikan akan disebarluaskan dalam format yang sesuai untuk badan pembuat kebijakan pemerintah yang relevan, pemuda, asosiasi petani dan pengusaha, serta melalui platform online dan program Inspirasi yang disponsori YESS (Komponen 4 - Mobilisasi Pemuda). Peluang untuk membangun jalur untuk pertukaran Selatan-Selatan mengenai keterlibatan pemuda di bidang pertanian akan dieksplorasi;

Pengembangan kapasitas. Pelatihan pengembangan kapasitas akan ditawarkan kepada Kementan dan Dinas Pertanian di provinsi-provinsi dan kabupaten-kabupaten sasaran dalam kegiatan proyek dan untuk memperkenalkan inovasi yang didukung YESS dan terdokumentasi, khususnya di bidang: dukungan tehradap pertanian/kewirausahaan pemuda, kontrak pertanian dan hubungan dengan perusahaan agri-tech dan fintech; dan inklusif keuangan.

Pelaksanaan. Pelaksanaan sub-komponen ini akan menjadi tanggung jawab dari Pengembangan Kebijakan NPMU dan Spesialis Manajemen Pengetahuan, bekerja sama dengan Spesialis Mobilisasi Pemuda. Pegawai M&E/KM di PPIU akan bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan persiapan dan pelaksanaan Rencana Tahunan untuk Inovasi Inklusiff, Komunikasi dan Peningkatan di tingkat provinsi, dengan dukungan dari Konsultan Inovasi dan Pengetahuan paruh waktu (satu per provinsi). Bantuan teknis internasional jangka pendek akan disewa oleh NPMU untuk mendukung pengembangan kebijakan dan persiapan Rencana Tahunan untuk Inovasi Inklusiff, Komunikasi dan Peningkatan.

Sub-Komponen 4.4 – Manajemen Proyek

2.2. Rencana Pendanaan Proyek (Costab/Fund Flow)

Total biaya program, termasuk kontinjensi fisik dan harga, bea dan pajak, diperkirakan sebesar USD 68.59 juta selama periode enam tahun pelaksanaan. Investasi proyek disusun dalam empat komponen utama: Komponen 1 - Transisi Pemuda Pedesaan pada Pekerjaan (9,3% dari biaya); Komponen 2 - Kewirausahaan Pemuda Pedesaan (38,8% dari biaya); Komponen 3 - Berinvestasi untuk Pemuda Pedesaan (20,3% dari biaya); dan Komponen 4 - Lingkungan yang Mendukung bagi Pemuda Pedesaan (31,5% dari biaya). Ringkasan jabaran biaya program berdasarkan komponen disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Biaya Projek per Komponen

Usulan pembiayaan Program adalah sebagai berikut: (i) Pinjaman IFAD sebesar USD 55,35 juta untuk membiayai80,6% biaya Program; (ii) Hibah bantuan teknis IFAD senilai USD 1 juta untuk membiayai Penyusunan Dukungan Kebijakan tentang generasi muda pertanian, atau setara dengan 1,4% dari biaya Program; (iii) kontribusi Pemerintah Indonesia senilai USD 7.98 juta atau sekitar 11,6% dari biaya Program. Total pembiayaan oleh IFAD baik melalui pinjaman dan hibah setara dengan USD 57,3 juta, IFAD juga menyediakan pendanaan parallel senilaiUSD 1 juta dan akan disalurkan langsung dari IFAD ke UNDP, yang akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaannya.

Kontribusi Pemerintah Indonesia terdiri dari pembebasan pajak dan bea terhadap semua kegiatan proyek yang melibatkan pendanaan dari IFAD, biaya staf dalam NPMU, PPIU dan DPIU, dan kontribusi terhadap biaya PWMP (Sub-komponen 1.1). Perkiraan pajak dan bea didasarkan pada tarif yang berlaku pada saat rancangan. Rencana pembiayaan yang diusulkan dirangkum dalam Tabel 2 dihalaman berikut ini.

Tabel 2. Sumber Pendanaan

Penyiapan Rekening Khusus

Dana IFAD akan dicairkan dalam jangka waktu lima tahun. Persyaratan pencairan pertama termasuk: (i) NPMU sudah dibentuk; (ii) AWPB dan Rencana Pengadaan 18 bulan sudah disetujui oleh IFAD; dan (iii) Panduan Pelaksanaan Program atau Program Implementation Manual (PIM) sudah tersedia.

Kementerian Keuangan akan bertanggung jawab untuk menanggung resiko perubahan nilai tukar mata uang dan membayar kembali pinjaman pokok dan bunganya pada IFAD. Dana dari pinjaman IFAD akan disalurkan melalui Rekening Khusus dalam mata uang USD di bank yang disetujui IFAD dan dikelola oleh Kementerian Keuangan melalui otorisasi alokasi dana hingga setara dengan USD 2,82 juta. Sesuai permintaan Kementerian Pertanian, IFAD akan memberikan deposit awal (initial deposit) setara dan senilai hingga USD 300.000 di Rekening Khusus untuk belanja yang dinyatakan sah. Sedangkan dana hibah IFAD akan disalurkan melalui Rekening Hibah dalam mata uang USD di bank yang disetujui IFAD dan dikelola BPPSDMP untuk membiayai belanja penyusunan dukungan kebijakan tentang generasi muda pertanian. Sesuai permintaan Kementerian Pertanian, IFAD akan memberikan deposit awal setara dan senilai hingga USD 100.000 di Rekening Hibah untuk belanja yang dinyatakan sah.

Sesuai dengan peraturan dan perundangan Indonesia yang berlaku prosedur penarikan PHLN melalui Rekening Khusus dan Rekening Hibah adalah sebagai berikut:

Diagram 1.

Prosedur Penarikan PHLN melalui Mekanisme Rekening Khusus

2.3. Lokasi Proyek

Secara total lokasi Program YESS rencananya adalah di 15 (lima belas) kabupaten di 4 (empat) provinsi (Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan).

Tabel 3.

Calon Lokasi Program YESS

Provinsi

Kabupaten

1. Jawa Barat

a. Cianjur

b. Tasikmalaya

c. Sukabumi

d. Subang

2. Jawa Timur

a. Malang

b. Pasuruan

c. Tulungagung

d. Pacitan

3. Kalimantan Selatan

a. Banjarbaru

b. Tanah Laut

c. Tanah Bumbu

4. Sulawesi Selatan

a. Bantaeng

b. Bulukumba

c. Maros

d. Bone

Calon lokasi tersebut akan ditetapkan berdasarkan kesiapan provinsi, kabupaten dan kesesuaian terhadap kriteria lokasi yang telah ditetapkan, sehingga dapat mencerminkan lokasi yang strategis dan berdampak luas bagi program regenerasi petani di Indonesia.

2.4. Rencana Detail Pelaksanaan Proyek (Implementation Plan)

Program YESS diharapkan mulai dilaksanakan pada tahun 2019 selama 6 (enam) tahun. Rencana detail pelaksanaan Programtercantum dalam Lampiran 2.

2.5. Rencana Kegiatan Tahun 2019 (AWPB 2019)

Setiap tahun anggaran, NPMU berkewajiban merumuskan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan atau Annual Work Plan and Budget (AWPB) yang memuat rencana kegiatan dan anggaran ditingkat pusat, propinsi dan kabupaten. AWPB berisi penjelasan rinci mengenai aktivitas Program yang akan dilaksanakan, output yang diharapkan, indikator keberhsilan, penanggung jawab, sumber pembiayaan dan katagori pendanaan. Draft AWPB ini akan disampaikan kepada IFAD untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 60 hari sebelum awal tahun Program yang dimaksud. Draft AWPB tahun 2019 tersaji pada Lampiran 3.

2.6. Rencana Penarikan Pinjaman (Disbursement Plan)

NPMU menyusun Rencana Penarikan (Disbursement Plan) Pinjaman selama 6 (enam) tahun Programseperti tertera pada Lampiran 4.

2.7. Rencana Pengadaan (Procurement Plan)

NPMU menyusun Rencana Pengadaan untuk 18 (delapan belas) bulan pertama pelaksanaan Program sebagai lampiran AWPB untuk disampaikan kepada IFAD. Rencana Pengadaan memuat paket pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh Program untuk mendukung pelaksanaan kegiatan baik pusat maupun di provinsi dan kabupaten. Disamping itu, rencana pengadaan memuat jadwal proses pengadaan, nilai kontrak dan metode pengadaan.

Berdasarkan pedoman pengadaan barang oleh IFAD ada 5 metode pengadaan barang yang dapat digunakan untuk program YESS, yaitu:

· International Competitive Bidding atau ICB. Setiap kontrak pengadaan barang dan peralatan yang nilainya setara dengan USD 100.000 atau lebih, menggunakan prosedur ICB.

· Limited International Bidding atau LIB. Setiap kontrak pengadaan kendaraan yang nilainya setara dengan USD 100.000 atau lebih, menggunakan prosedur LIB.

· National Competitive Bidding atau NCB. Setiap kontrak pengadaan barang yang nilai setaranya kurang dari USD 100.000 tetapi lebih dari USD 10.000, menggunakan prosedur lelang kompetitif yang diiklankan secara nasional dan terbuka pula untuk pemasok internasional.

· National Shopping atau LCB. Setiap kontrak pengadaan barang, kendaraan dan peralatan yang nilai setaranya kurang dari USD 10.000 tetapi lebih dari USD 5.500, penentuan pemenang kontraknya melalui evaluasi dan perbandingan proposal yang disampaikan oleh paling sedikit tiga pemasok.

· Direct Contracting atau DC. Setiap kontrak peralatan training, penyuluhan dan lokakarya yang nilai setaranya kurang dari USD 5.500, menggunakan prosedur Direct Contracting.

Sedangkan untuk pengadaan jasa konstruksi, terdapat 3 (tiga) metoda pengadaan jasa konstruksi yang dapat digunakan dalam YESS, sebagai berikut:

· National Competitive Bidding atau NCB. Setiap kontrak pengadaan jasa konstruksi yang nilainya setara dengan USD 10.000 atau lebih, penentuan pemenang kontraknya didasarkan pada pelelangan nasional yang kompetitif dan terbuka bagi kontraktor internasional.

· National Shopping atau LCB. Setiap kontrak pengadaan jasa konstruksi yang nilai setaranya kurang dari USD 10.000 tetapi lebih dari USD 5.500, penentuan pemenang kontraknya didasarkan pada hasil evaluasi dan perbandingkan proposal yang disampaikan oleh paling sedikit tiga kontraktor.

· Procurement with Community Participation atau Pengadaan dengan Partisipasi Masyarakat. Setiap kontrak pengadaan jasa konstruksi yang nilai setaranya kurang dari USD 5.500 dapat dilaksanakan melalui partisipasi masyarakat penerima Program YESS dengan supervisi dan bimbingan dari DMPU.

Dalam hal pengadaan jasa konsultanterdapat 3 (tiga) metoda pengadaan yang dapat digunakan, yaitu:

· Quality and Cost Based Selection atau QCBS, QualityBasedSelection,SelectionunderaFixed Budget,LeastCostSelection. Setiap kontrak pengadaan jasa konsultan melalui penyedia jasa konsultan yang nilai setaranya lebih dari USD 50.000, penentuan pemenang kontraknya mendasarkan kualitas proposal teknis, biaya yang diajukan, dan prosedur kompetitif lainnya sesuai dengan IFAD Procurement Guidelines.

· Single Source Selection. Setiap kontrak pengadaan jasa konsultan melalui penyedia jasa konsultan yang nilai setaranya kurang dari USD 50.000 tetapi lebih dari USD 20.000, penentuan pemenang kontraknya didasarkan pada hasil evaluasi dan perbandingkan proposal yang disampaikan oleh paling sedikit tiga kontraktor.

· SelectionofIndividualConsultants/DirectContracting.Setiap kontrak pengadaan jasa konsultan melalui penyedia jasa konsultan yang nilai setaranya kurang dari USD 20.000, menggunakan prosedur Direct Contracting.

Penetapan tentang penggunaan metoda tersebut akan dijelaskan dalam dokumen tersendiri yang akan diterbitkan oleh IFAD berdasarkan hasil negosiasi antara Pemerintah Indonesia dan IFAD (Letter to Borrower).

Penetapan prior-review atau post-review mengikuti ketetapan yang telah disepakati antara Pemerintah Indonesian dan IFAD pada saat negosiasi. Pedoman umum pengadaan yang ditetapkan oleh IFADmemberlakukan ketentuan sebagai berikut:

Metoda Pengadaan

Prior atau Post

Catatan

Pengadaan Barang, Jasa Konstruksi dan Services (selain Jasa Konsultan)

ICB

Prior

Semua kontrak

NCB (senilai lebih dari USD 100.000)

Prior

Semua kontrak sesuai threshold yang dimaksud. Nilai dibawah jumlah tersebut dikaji setelah pengadaan (post review).

Shopping

Post

Semua kontrak

Direct Goods

Prior

Kecuali pengadaan di bawah USD 25.000 atau sejumlah lain yang disetujui oleh IFAD.

Rekrutmen Perusahaan Konsultan

Quality and Cost-Based Selection (QCBS); Fixed Budget Selection (FBS); Least Cost Selection (LCS); Selection Based on Consultants Qualification (CQS)

Prior

Kecuali pengadaan yang bernilai dibawah USD 50.000

Sole Source Selection (Single Source Selection)

Prior

Semua kontrak, kecuali sejumlah lain yang disetujui oleh IFAD.

Rekrutmen Konsultan Individu

Individual Consultants (Single Source Selection)

Individual Consultants (Competitive Selection Process)

Prior

Prior

Semua kontrak, kecuali sejumlah lain yang disetujui oleh IFAD.

Kecuali pengadaan yang bernilai dibawah USD 15.000

Ketentuan Threshold tersebut di atas akan ditetapkan oleh IFAD selama kurun waktu pelaksanaan Proyek.

Draft Rencana Pengadaan Program YESS untuk 18 bulan pertama tercantum pada Lampiran 5.

2.8. Monitoring dan Evaluasi, dan Indikator Kinerja

· Monitoring dan evaluasi

Kerangka kerja monitoring dan evaluasi(Monev) dan Knowledge Management(KM) Program YESS akan disusun sesuai dengan ketentuan Pemerintah Indonesia dan IFAD. Sistem Monev tersebut dirancang dan dikelola oleh NPMU dengan mengacu pada pengalaman Coastal Community Development Project (CCDP).

Sistem Monev yang dibangun CCDP dapat memantau dan mengetahui dampak pengurangan kemiskinan, dan memperbaiki mata pencaharian. Sistem tersebut akan diselaraskan dengan sistem monev Kementerian Pertanian agar data-data Program YESS dapat diakses. Pedoman Monev dan KM akan disusun oleh NPMU, yang akan direview setiap tahun.

· Outcome dan IndikatorKunci

Outcome dan indikator kunci untuk masing-masing Komponen tersaji dalam Kerangka Kerja Logis terlampir.

· JadwalPelaporan

Penyerahan AWPB, Rencana Pengadaan dan Laporan Kemajuan (bulanan, tiga-bulanan, semester dan tahunan), Financial Statement, Laporan Audit, Laporan Penyelesaian Program (Programme Completion Report) adalah seperti pada Tabel 4.

Tabel 4.

Sistem Pelaporan dan Perumusan AWPB dan Rencana Pengadaan

Dari

Ke

AWPB

& PP[footnoteRef:3] [3: PP: Procurement Plan]

Jenis Laporan & Tenggat Penyerahan

Laporan Kemajuan

FS[footnoteRef:4] [4: FS: Financial statement]

Laporan Audit

PCR[footnoteRef:5] [5: PCR: Project Completion Report]

Bulanan

3 Bln

6 Bln

Tahunan

NPMO

IFAD

60 Hari sebelum TA ybs dimulai

-

-

30 Hari setelah 6-bulan ybs

30 Hari setelah TP[footnoteRef:6] ybs [6: TP: Tahun Program]

3 Bulan setelah TP ybs

6 Bulan setelah TP ybs

6 Bulan setelah Closing Date

SC

-

-

-

30 Hari setelah 6-bulan ybs

30 Hari setelah TP ybs

3 Bulan setelah TP ybs

-

6 Bulan setelah Closing Date

LPA[footnoteRef:7] [7: LPA: Lead Program Agency - AAEHRD]

-

15 Hari setelah bulan ybs

15 Hari setelah 3-bulan ybs

15 Hari setelah 6-bulan ybs

15 Hari setelah TP ybs

2 Bulan setelah TP ybs

6 Bulan setelah TP ybs

6 Bulan setelah Closing Date

PPSU

DPMO

75 Hari sebelum TA ybs dimulai

10 Hari seteleh bulan ybs

10 Hari setelah 3-bulan ybs

10 Hari setelah 6-bulan ybs

10 Hari setelah TP ybs

45 Hari setelah TP ybs

6 Bulan setelah TP ybs

-

DPMO

PPSU

90 Hari sebelum TA ybs dimulai

5 Hari setelah bulan ybs

5 Hari setelah 3-bulan ybs

5 Hari setelah 6-bulan ybs

5 Hari setelah TP ybs

1 Bulan setelah TP ybs

6 Bulan setelah TP ybs

-

2.9. Organisasi dan Manajemen Program (Institutional Arrangements)

· Komite Pengarah Proyek

Komite Pengarah Proyek (Project Steering Committee - PSC), yang terdiri atas perwakilan dari instansi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait, akan dibentuk di tingkat nasional untuk memberikan panduan dan pengawasan secara menyeluruh, agar program YESS sejalan dengan prioritas sektor nasional. Selain itu, Komite Pengarah Proyek mengusulkan platform bagi implementasi program YESS. PSC akan mereview AWPB, laporan kemajuan tahunan dan laporan keuangan. (lihat Lampiran 5).

· Komite Penasihat Pemuda.

Komite Penasehat Pemuda yang beranggotakan perwakilan asosiasi pemuda nasional dan Duta Pemuda (lihat Komponen 4) dibentuk untuk memastikan bahwa para pemuda sasaran proyek mendapatkan bimbingan dan pengawasan YESS. Komiten Penasihat Pemuda menyampaikan laporan secara berkala kepada Komite Pengarah Proyek

· Manajemen Program

Proyek ini akan dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP). Sebagai Pelaksana, BPPSDMP bertanggung jawab menetapkan National Programme Management Unit (NPMU) sebagai pengelola program tingkat nasional, pengawasan program dan koordinasi program secara keseluruhan. Cakupan manajemen program antara lain: (i) memastikan manajemen dan pelaksanaan kegiatan proyek secara tepat waktu, dengan dukungan dari NPMU; (ii) menyiapkan Program Kerja dan Anggaran Tahunan (AWPB); (iii) memastikan integrasi kegiatan proyek dalam keseluruhan program kegiatan BPPSDMP dan koordinasi kegiatan proyek dengan inisiatif BPPSDMPlainnya; (iv) mendukung partisipasi pemerintah provinsi dan kabupaten dalam pelaksanaan proyek, pemenuhan tanggung jawab mereka dan penyaluran sumber daya seperti yang direncanakan; (v) menyetujui laporan teknis dan Aplikasi Penarikan Keuangan yang disiapkan oleh NPMU; dan (vi) mendukung koordinasi antara YESS dan inisiatif terkait lainnya di sektor pertanian dan memfasilitasi akses proyek pada pengetahuan yang dihasilkan oleh inisiatif tersebut.

Ditingkat Provinsi akan dibentuk Provincial Project Implementation Unit (PPIU) sebagai pelaksana proyek di tingkat Provinsi dan Kabupaten. PPIU berlokasi di Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPPSDMP. Pelaksanaan kegiatan proyek di tingkat Kabupaten akan melibatkan Dinas Pertanian Kabupaten dan pemangku kepentingan terkait lainnya. PPIU berada di bawah pengawasan langsung NPMU, dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan proyek yang terkait dengan Komponen 1 - Transisi Pemuda Pedesaan ke Pekerjaan, dan Sub-Komponen 4.1 –Pengembangan Kemitraan, untuk memberikan bimbingan dan bantuan teknis ke Unit Pelaksana Proyek Kabupaten dalam pelaksanaan Komponen 2 - Kewirausahaan Pemuda Pedesaan, serta untuk pengelolaan dana proyek, M&E dan KM, serta pelaksanaan strategi GESI di tingkat provinsi.

· Mitra Pelaksana

Terdapat empat institusi yang akan menjadi mitra pelaksana proyek, yaitu:

· Kementerian Tenaga Kerja, yang akan memfasilitasi pelaksanaan Sub-Komponen 1.2 - Magang, yaitu pengembangan program pemagangan baru di sektor pertanian/agribisnis untuk diujicobakan di provinsi-provinsi sasaran dan disebarluaskan melalui sistem pemagangan nasional;

· Kementerian Koperasi dan UKM, yang bertanggung jawab membentuk dan mengembangkan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT), akan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pada Komponen 2 - Kewirausahaan Pemuda Pedesaan di bawah koordinasi Kementerian Pertanian. Pelaksanaan koordinasi tersebut dituangkan dalam MoU untuk memperjelas modalitas kerjasama antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Koperasi dan UKM di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten;

· OJK: OJK akan memfasilitasi kelancaran pelaksanaan program literasi keuangan dan bisnis pada Komponen 3 – Investasi untuk Pemuda Pedesaan, serta membantu NPMU dalam memilih lembaga keuangan mitra;

· Mitra kerja lainnya:

· Institusi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan - SMKPP, STPP, Perguruan Tinggi, dan pusat-pusat pelatihan - akan menjadi mitra kerja proyek YESS, terutama dalam pelaksanaan kegiatan pada Komponen 1 – Transisi Pemuda Perdesaan ke Lapangan Kerja.

· Lembaga keuanganmitra proyekyang ditunjukuntuk melaksanakan dan mengadopsi berbagai instrumen keuangan yang berbeda sebagai hasil dari pelaksanaan kegiatan pada Komponen 3 - InvestasiPertanian Bagi Pemuda Pedesaan.

Republic of Indonesia

Rural Empowerment and Agricultural Development Programme Scaling-up Initiative (READ SI)

Final project design report

Annex 1: Risk Log:

Tabel 5.

Susunan National Project Management Unit

NO.

JABATAN

URAIAN TUGAS

I.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/ National Project Director

-

Menjamin bahwa Rekening Khusus dibuka secepatnya dan digunakan sesuai dengan prosedur yang disepakati bersama antara IFAD dan Pemerintah Indonesia untuk mendukung pembayaran dan aplikasi penarikan dana yang tepat waktu;

-

Melakukan kerjasama dengan Dinas Pertanian Provinsi lokasi Program YESS dalam rangka fasilitasi pembentukan PPIU;

-

Mengatur pelelangan pengadaan penyedia jasa/konsultan untuk melaksanakan Komponen Program;

-

Melakukan koordinasi dalam pengelolaan Komponen Program yang dilaksanakan oleh PPIU dan PIU ditingkat Kabupaten atas nama Kementerian Pertanian;

-

Mengelola proses konsolidasi perumusan AWP&B nasional setelah Program dimulai dan dalam waktu yang tepat setiap tahunnya berikutnya;

-

Memfasilitasi pencairan dana dari Rekening Khusus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, AWP&B serta kewajiban kontraktual untuk menjamin bahwa otorisasi pembayaran kepada penyedia jasa konsultansi, kontraktor dan pemasok dapat dilakukan tepat waktu dan secara efisien;

-

Mengembangkan M&E/RIMS di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten, serta menjamin bahwa sistem tersebut berfungsi;

-

Melakukan koordinasi pelaporan pelaksanaan Program dari manajemen keuangan hingga dokumentasi dampak, untuk menjamin efisiensi Proyek dan memperbaiki dampak;

-

Menyiapkan dan menyampaikan laporan berkala kepada NSC, Kementerian terkait, dan IFAD;

-

Mengevaluasi kinerja staf personel dan administratif di NPMU;

-

Menyiapkan dukungan administratif dan logistik bagi PPIU dan DPIU.

II.

Deputi PPK/NationalDeputy Directors

-

Memimpin, mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan terhadap Timnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

-

Mewakili untuk dan atas nama Pejabat Pembuat Komitmen sebatas pelimpahan wewenang yang tercantum dalam keputusan Project Director (PD) apabila PD/PPK berhalangan;

-

Menyusun rencana kegiatan fisik lain dan rencana anggaran Program bekerja sama dengan Financial Officer, Procurement Officer, Planning Officer, M&E Officer, Bendaharawan dan Unit Kerja terkait.

III.

Sekretaris/Communication Officer

-

Membantu mengkoordinasikan/mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan terkait Program YESS kepada mitra dan pihak-pihak terkait lainnya.

-

Memberikan pelayanan di bidang administrasi/ketatausahaan Program;

-

Menyelenggarakan kegiatan administrasi yang meliputi pengetikan, penggandaan, dan pengiriman surat;

-

Menghimpun dan mendokumentasikan data kearsipan Program.

IV.

Pengelola Keuangan, dan Bendahara

-

Mempercepat aplikasi penarikan dana bantuan luar negeri oleh Ditjen Pengelolaan Pinjaman dan Risiko – Kementerian Keuangan kepada IFAD;

-

Membantu PPK dalam pelaksanaan koordinasi perencanaan kegiatan Program YESS, termasuk sinkronisasi penyusunan Rencana Operasional Kegiatan dan Rencana Kerja Tahunan, bekerjasama dengan Staf yang menangani Administrasi;

-

Mengkonsolidasikan laporan keuangan dari sub-sub unit pengelola Program YESS di Pusat, Provinsi dan Kabupaten;

-

Menyusun laporan keuangan tiga bulanan dan konsep mekanisme penarikan (Withdrawal Aplication/WA) dan draft pengajuan penarikan untuk pengisian Rekening Khusus (Replenishment) yang akan disampaikan ke IFAD melalui Kementerian Keuangan;

-

Memperoleh laporan keuangan yang telah diaudit oleh independent auditor/BPKP yang ditunjuk oleh Program YESS;

-

Mengambil tindakan bila perlu, agar pelaksanaan audit dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dalam Loan Agreement dan/atau persetujuan IFAD;

-

Pelaksana keuangan di tingkat pusat mendapatkan laporan tentang Rekening Khusus Program YESS dari IFAD, dan mencocokkan secara rutin dengan transaksi keuangan Program YESS seperti yang dicatat dalam pembukuan keuangan Program YESS;

-

Mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan dalam pelaksanaan keuangan Program YESS bantuan luar negeri di pusat, provinsi, dan kabupaten;

-

Mengumpulkan informasi tentang kemajuan Program YESS yang berkaitan dengan laporan keuangan secara rutin dari seluruh sumber pembiayaan dan pengeluaran Program YESS, dan melaksanakan pembukuan keuangan Program YESS secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan;

-

Melakukan evaluasi penyerapan dana bantuan luar negeri di unit pengelolaan dan unit pelaksanaan Program YESS;

-

Melakukan supervisi atau pembinaan dan evaluasi pelaksanaan keuangan Program YESS;

-

Menjamin terpenuhinya kebijakan dan prosedur IFAD dalam pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan dalam Loan Agreement.

-

Menerima, menyimpan, menatausahakan pengeluaran dana untuk kegiatan belanja Program YESS;

-

Memeriksa keabsahan dokumen SPJ dan bukti-bukti pengeluaran atas pelaksanaan kegiatan Program YESS;

-

Meneliti kebenaran perhitungan tagihan dalam dokumen SPJ dan ketersediaan dana dalam POK Program YESS;

-

Melaksanakan penatausahaan dan pengarsipan surat kedinasan, SPJ dan dokumen-dokumen keuangan Program YESS;

-

Melaksanakan pembukuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

-

Menyiapkan laporan bulanan, laporan realisasi anggaran belanja Program YESS;

-

Memungut dan menyetorkan pajak;

-

Mengelola arsip kegiatan masing-masing bidang.

V.

Asisten Bidang

A. Pengadaan Barang & Jasa

-

Menyelenggarakan kearsipan dokumentasi dan pembukuan;

-

Mempersiapkan dan meyusun Procurement Plan setiap tahun;

-

Mengajukan usulan draft dokumen kegiatan lelang pengadaan barang/jasa;

-

Merencanakan pelaksanaan kegiatan lelang pengadaan barang/jasa;

-

Mengajukan usulan draft dokumen-dokumen pelelangan kepada Pejabat Pembuat Komitmen;

-

Menyusun petunjuk pelaksanaan tentang prosedur dan administrasi pengadaan barang/jasa yang akan dilaksanakan;

-

Memantau, mengevaluasi, menyusun dan membuat laporan inventarisasi Proyek secara periodik, baik triwulan atau tahunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

-

Memeriksa dan meneliti berkas-berkas proses yang menyangkut tagihan pengadaan barang/jasa;

-

Menyimpan/mengamankan seluruh berkas pengadaan barang/jasa.

B. Perencanaan

-

Menyusun draft konsolidasi Annual Work Plan and Budget (AWP&B) dan RK-AKL pusat, provinsi,dan kabupaten;

-

Melakukan koordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen dan pelaksana Proyek lainnya;

-

Menyusun TOR kegiatan dan berkoordinasi dengan Tim Teknis terkait;

-

Mengelola arsip kegiatan masing-masing bidang.

C. Monitoring dan Evaluasi

-

Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Program;

-

Mengumpulkan, mengelola dan menyusun bahan laporan: bulanan, triwulanan, tahunan dan Completion Report kegiatan Program;

-

Mengelola Simonev/Pegembangan Dokumentasi dan Informasi;

-

Mengelola arsip kegiatan masing-masing bidang.

D. Knowledge Management

-

Mengelola kegiatan Knowledge Management;

-

Mengorganisasikan pelaksanaan Knowledge Management;

-

Melaksanakan koordinasi dan pembinaan;

-

Mengelola arsip kegiatan masing-masing bidang.

E. Keuangan Perdesaan

-

Mengelola skema pembiayaan petani sasaran;

-

Mengorganisasikan pelaksanaan skema pembiayaan petani sasaran;

-

Melaksanakan koordinasi dan pembinaan;

-

Mengelola arsip kegiatan masing-masing bidang.

F. Penyuluhan

-

Mengelola kegiatan penyuluhan bagi sasaran Program YESS;

-

Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan bagi sasaran Program YESS;

-

Melaksanakan koordinasi dan pembinaan;

-

Mengelola arsip kegiatan masing-masing bidang.

Tabel 6.

Susunan Provincial Project Implementation Unit

NO.

JABATAN

URAIAN TUGAS

I.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/ PPSU Coordinator

-

Mengatur rekruitmen personel sesuai dengan prosedur yang tertuang dalam Laporan Appraisal dan membentuk PFU yang berfungsi, segera setelah Program mulai;

-

Menjamin Rekening Program di provinsi telah dibuka segera dan dimanfaatkan sesuai dengan prosedur yang berlaku di Indonesia dan IFAD;

-

Bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten di kabupaten peserta Program memfasilitasi pembentukan DPIU secepatnya;

-

Mengkonsolidasikan AWPB Kabupaten dan Provinsi segera setelah Program dimulai;

-

Memfasilitasi pencairan dana dari Rekening Program di tingkat Propinsi sesuai dengan prosedur Pemerintah Indonesia, AWPB dan kewjiban kontraktual untuk menjamin bahwa otorisasi pembayaran kepada penyedia jasa konsultansi, kontraktor dan pemasok dapat dilakukan tepat waktu dan secara efisien;

-

Mengembangkan M&E/RIMS di tingkat propinsi dan kabupaten, serta menjamin bahwa sistem tersebut berfungsi;

-

Melakukan koordinasi pelaporan pelaksanaan Program dari manajemen keuangan hingga dokumentasi dampak, untuk menjamin efisiensi Program dan memperbaiki dampak;

-

Mensupervisi kinerja staf profesional dan administratif di PPIU;

-

Menyiapkan dukungan administratif dan logistik bagi DPIU.

II.

Pengelola Keuangan

-

Melakukan pengelolaan keuangan program ditingkat propinsi;

-

Menyampaikan aplikasi pembiyaan kegiatan & pengelolaan Program;

-

Mengkonsolidasikan laporan keuangan ditingkat Propinsi dan Kabupaten;

-

Memfasilitasi pencairan dana di tingkat Propinsi;

-

Melaksanakan penatausahaan dan pengarsipan surat kedinasan, SPJ dan dokumen-dokumen keuangan Program;

-

Melaksanakan pembukuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

-

Menyiapkan laporan bulanan, laporan realisasi anggaran belanja Program;

-

Memungut dan menyetorkan pajak;

-

Mengelola arsip kegiatan masing-masing bidang.

III.

Asisten Bidang

A. Perencanaan

-

Menyusun draft konsolidasi Annual Work Plan and Budget (AWP&B) dan RK-AKL provinsi dan kabupaten;

-

Melakukan monitoring perencanaan dan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di tingkat propinsi dan kabupaten;

-

Mengelola arsip kegiatan masing-masing bidang.

B. Monitoring dan Evaluasi

-

Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Program di tingkat provinsi dan kabupaten;

-

Mengumpulkan, mengelola dan menyusun bahan laporan: bulanan, triwulanan, tahunan dan Completion Report kegiatan Program;

-

Mengelola arsip kegiatan masing-masing bidang.

Tabel 7.

Susunan District Project Implementation Unit

NO.

JABATAN

URAIAN TUGAS

I.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/ District Project Manager

-

Mengatur rekrutmen personel sesuai dengan prosedur yang tertuang dalam Laporan Appraisal dan membentuk DPIU yang berfungsi, segera setelah Program mulai;

-

Menjamin Rekening Program di kabupaten telah dibuka segera dan dimanfaatkan sesuai dengan prosedur yang berlaku di Indonesia dan IFAD;

-

Menyiapkan usulan AWPB kabupaten segera setelah Program dimulai dan tepat waktu pada tahun-tahun selanjutnya;

-

Memfasilitasi pencairan dana dari rekening kabupaten sesuai dengan prosedur pemerintah yang berlaku, AWPB dan kewajiban kontraktual untuk menjamin bahwa otorisasi pembayaran kepada penyedia jasa konsultansi, kontraktor dan pemasok dapat dilakukan tepat waktu dan secara efisien;

-

Menjamin bahwa M&E/RIMS berfungsi;

-

Mengkoordinasikan pelaporan dan semua aspek pelaksanaan Program, dari pengelolaan keuangan hingga dokumentasi dampak dan menjamin bahwa hasilnya digunakan untuk memperbaiki efisiensi dan dampak Program;

-

Mensupervisi kerja staf profesional dan administratif di DPIU.

II.

Deputi PPK/Deputy District Project Managers

-

Membantu tugas-tugas District Project Manager;

-

Mewakili untuk dan atas nama Pejabat Pembuat Komitmen sebatas pelimpahan wewenang yang tercantum dalam keputusan DistrictProject Manager (DPM) apabila DPM/PPK berhalangan.

III.

Sekretaris/Communication Officer

-

Membantu mengkoordinasikan/mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan terkait Program YESS kepada mitra dan pihak-pihak terkait lainnya di tingkat kabupaten;

-

Memberikan pelayanan di bidang administrasi/ketatausahaan Programdi tingkat kabupaten;

-

Menyelenggarakan kegiatan administrasi yang meliputi pengetikan, penggandaan, dan pengiriman surat;

-

Menghimpun dan mendokumentasikan data kearsipan Programdi tingkat kabupaten.

IV.

Pengelola Keuangan, dan Bendahara

-

Melakukan pengelolaan dan pelaporan keuangan Programdi kabupaten;

-

Penyampaian aplikasi pembiayaan kegiatan dan pengelolaan Program;

-

Memfasilitasi pencairan dana di tingkat Kabupaten;

-

Mengelola arsip kegiatan masing-masing bidang.

V.

Asisten Bidang

A. Pengadaan Barang & Jasa

-

Menyusun draft Rencana Pengadaan di tingkat kabupaten bersama-sama dengan Petugas Perencanaan;

-

Melakukan monitoring perencanaan dan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa;

-

Membantu penyiapan dan mengkaji KAK bagi penyedia jasa konsultan dan services;

-

Memantau, mengevaluasi, menyusun dan membuat laporan inventarisasi Programsecara periodik, baik triwulan atau tahunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

-

Memeriksa dan meneliti berkas-berkas proses yang menyangkut tagihan pengadaan barang/jasa;

-

Menyimpan/mengamankan seluruh berkas pengadaan barang/jasa.

B. Perencanaan

-

Menyusun draft konsolidasi Annual Work Plan and Budget (AWP&B) dan RK-AKL di tingkat kabupaten;

-

Menyusun TOR kegiatan dan berkoordinasi dengan Tim Teknis terkait di tingkat kabupaten;

-

Mengelola arsip kegiatan masing-masing bidang.

C. Monitoring dan Evaluasi

-

Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Program di tingkat kabupaten;

-

Mengumpulkan, mengelola dan menyusun bahan laporan: bulanan, triwulanan, dan tahunan kegiatan Programdi tingkat kabupaten;

-

Mengelola Simonev/Pegembangan Dokumentasi dan Informasi di tingkat kabupaten;

-

Mengelola arsip kegiatan masing-masing bidang.

D. Staf Pendukung & Operator Komputer

-

Diatur kemudian, sesuai kebutuhan.

Kerangka Kerja Logis (Logical Framework)

Hierarki Hasil

Indikator[footnoteRef:8] [8: Indikator akan dipilah berdasarkan jenis kelamin dan usia jika relevan.]

Sarana Verifikasi

Asumsi (A)/Resiko (R)

Nama

Dasar

Jangka Menengah (awal PY3)

Target Akhir

Sumber

Frekuensi

Tanggung Jawab

Jangkauan

Jumlah orang yang menerima layanan yang dipromosikan atau didukung oleh proyek (CI1)

Jumlah ru