upaya meningkatkan minat belajar anak di tengah …
TRANSCRIPT
69
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK DI TENGAH PANDEMI COVID-19
DILINGKUNGAN MASJID BAITURROHIM DUSUN GUMUKREJO RT 002 RW 011 DESA
KARANGSONO, BANGSALSARI - JEMBER 2020
Mukaromah
Ach. Saikhu
Aminullah
Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyyah Kencong
Abstract
This research was conducted with the aim of knowing and analyzing the problems experienced by parents
whose children are educated at the elementary school level in Gumukrejo Village Karangsono village
related to the long distance learning system during the pandemic, prolonged school holidays that raise
concerns, unrest of parents and their children towards the decline of the spirit and interest of children's
learning. Therefore, this research was conducted as a form of efforts to re-instill the spirit and interest of
children's learning in the midst of the Covid-19 pandemic through the group's learning guidance system.
Nevertheless, there is a need for maximum cooperation support from both the guardians and the local
community who synergize with each other. This research is a type of qualitative research with descriptive
analysis methods. Through the strategy and the steps, the group's learning guidance program can run
properly and optimally as expected, in the result that the interest in learning will be realized through a high
spirit in group learning, interesting learning methods, reward systems, and so on. With the group's tutoring
program, it is hoped that students will return to their primary duties as students.
Keyword: learning interests, pandemics
Abstrak
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisa permasalahan yang dialami oleh
para orang tua yang anaknya mengenyam pendidikan di jenjang Sekolah Dasar di Dusun Gumukrejo Desa
Karangsono terkait dengan sistem pembelajaran jarak jauh di masa pandemi, liburnya sekolah yang
berkepanjangan sehingga menimbulkan kekhawatiran, keresahan para orang tua dan anaknya terhadap
menurunnya semangat dan minat belajar anak. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan sebagai wujud upaya
untuk menanamkan kembali semangat dan minat belajar anak di tengah-tengah masa pandemi Covid-19
melalui sistem bimbingan belajar kelompok. Namun demikian, sangat diperlukan adanya dukungan
kerjasama yang maksimal baik dari para walimurid dan masyarakat setempat yang saling bersinergi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode analisa deskriptif. Melalui strategi
dampingan dan langkah-langkahnya, maka progam bimbingan belajar kelompok ini dapat berjalan dengan
baik dan optimal sebagaimana yang diharapkan, pada hasilnya minat belajar akan terwujud melalui adanya
semangat yang tinggi dalam belajar kelompok, metode pembelajaran yang menarik, sistem reward, dan
sebagainya. Dengan adanya progam bimbingan belajar kelompok harapannya agar siswa kembali
bersemangat dalam melaksanakan tugas utama sebagai pelajar.
Kata kunci: minat belajar, pandemi
Pendahuluan
Virus Corona (Covid-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh corona virus
yang baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui sebelum wabah dimulai di
Wuhan, Cina, pada bulan Desember 2019. WHO mengumumankan bahwa Virus Corona ini
termasuk pandemi global yang harus diselesaikan bersama-sama karena sudah meluas di setiap
negara. Pada awal Maret 2020 Indonesia menghadapi pandemi Virus Corona (Covid-19), hingga
70
saat ini masa pandemi Corona Virus Diseae yang berkepanjangan berdampak sangat besar terhadap
seluruh aktifitas manusia di segala bidang termasuk dunia pendidikan.
Dampak Covid-19 di Indonesia membuat pemerintah pusat maupun daerah harus
mengeluarkan berbagai himbauan, peraturan dan kebijakan yang diberikan kepada masyarakat di
seluruh Indonesia. Sangat disesali ketika himbauan tersebut masih diabaikan oleh sejumlah orang,
virus ini sangat mudah menyebar dan menyerang sistem kekebalan tubuh dengan cepat bahkan
banyak merenggut korban jiwa. Solusi yang diberikan tanggapan pemerintah terhadap Covid-19
untuk meniadakan pembelajaran di sekolah diganti dengan sistem belajar daring guna
mengantisipasi dan mencegah penularan Covid-19.
Namun demikian, kebijakan yang dilakukan pemerintah bagi praktisi dunia pendidikan untuk
“mengurangi kegiatan termasuk belajar di sekolah dan bekerja dari rumah” masih saja
menimbulkan gejolak dalam pelaksanaannya. Salah satunya dalam proses pemberian tugas, tidak
sedikit para siswa dan orang tua terbebani dengan tugas yang banyak dan begitu memberatkan,
sehingga para orang tua banyak yang komplain dengan berbagai faktor dan alasan mulai dari faktor
ekonomi, kendala sinyal handphone, tidak punya pulsa data untuk online, dan sebagainya.
sedangkan dilain sisi guru memegang amanah mengajar mengikuti sistem kurikulum yang
ditetapkan oleh pemerintah dengan fasilitas seadanya dan tidak bisa dipungkiri banyak pula tugas
guru yang tidak tersampaikan secara maksimal.
Sistem pembelajaran daring seharusnya guru bisa memberikan aktifitas bermakna yang dapat
menstimulus otak sehingga apabila kembali kepada aktifitas normal seperti semula siswa telah siap
untuk memulai kembali pembelajaran di sekolah. Termasuk sedikit memberikan wawasan singkat
tentang bahaya dan antisipasi pencegahan penularan Covid-19 kepada siswa dan orang tua,
sehingga dengan adanya sistem pembelajaran jarak jauh/ secara online pendidikan di Indonesia
dapat berlanjut siswa dapat belajar dengan tenang di rumah dan guru dapat memberikan materi
pembelajaran dengan baik.
Pada akhirnya, kondisi seperti ini menuntut orang tua harus mampu berperan lebih maksimal
lagi dalam mengontrol, membimbing, mengarahkan, dan ikut berpartisipasi secara aktif terkait
perkembangan belajar dan perilaku anak. Melihat kondisi seperti ini, penulis ingin meneliti dan
mengamati beberapa masalah yang dialami oleh masyarakat khususnya wali murid yang anaknya
mengenyam pendidikan tingkat SD di lingkungan Masjid Baiturrohim Dusun Gumukrejo Desa
Karangsono, setelah kami telusuri dari hasil observasi dan wawancara ternyata ada beberapa
masalah diantaranya, yaitu: Tidak adanya aktivitas proses belajar mengajar di sekolah dikarenakan
pandemi sehingga anak tidak bisa mengatur waktu belajar dengan teratur, dan hampir tidak ada jeda
antara waktu belajar dan bermain. Anak-anak semakin malas belajar karena kurangnya pengarahan
dan perhatian orang tua dalam belajar termasuk minimnya kontrol dari guru dan orang tua.
Adapun melalui program kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan sistem belajar
kelompok ini, penulis ingin mengajak dan mengembalikan kesadaran masyarakat untuk
mewujudkan kembali semangat belajar demi meningkatkan minat belajar anak khususnya mereka
yang sedang menempuh pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar/sederajat. Tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini di antaranya adalah :
1. Mengembalikan semangat anak untuk belajar
Belajar dari rumah dengan sistem bimbingan kelompok ini dilakukan sebagai salah satu
upaya dan solusi alternatif untuk memberikan semangat kembali bagi anak-anak agar tetap bisa
belajar aktif dan kreatif meskipun akses belajar mereka terbatas. Bimbingan belajar kelompok
ini untuk memadukan pengalaman anak selama belajar di sekolah dengan realita aktifitas
mereka di rumah. Dengan adanya belajar kelompok anak-anak tetap bisa berdiskusi,
bersosialisasi, mengerjakan tugas dan menyelesaikan persoalan secara bersama-sama dengan
melalui bimbingan secara intensif dengan kondisi dan situasi yang santai namun tetap fokus
pada materi dan tugas belajarnya. Selain itu, belajar kelompok ini dilakukan untuk sedapat
mungkin memaksimalkan dan mengisi waktu anak dengan aktifitas yang bermanfaat sehingga
mereka memiliki porsi waktu belajar yang seimbang dan cukup tentunya tanpa
mengesampingkan waktu bermainnya.
71
2. Meningkatkan SDM anak
Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam program ini adalah untuk meningkatkan
SDM anak, minimal kami bisa memberikan kontribusi positif dan bermanfaat terhadap
kemandirian belajar anak, melalui pembiasaan sikap disiplin, berani bertanya dan
berkomunikasi, jujur dan mau menghargai orang lain, memupuk dan menumbuhkan tradisi
silaturrahmi dan kepedulian sosial, mandiri dan bertanggung jawab.
3. Memiliki bekal ilmu apabila sekolah masuk kembali
Experience is the Best Teacher, pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru
yang terbaik. Dalam hal ini belajar dari rumah dalam situasi pandemi Covid-19 setidaknya
telah menjadi bahan renungan, refleksi belajar dan evaluasi terutama bagi kedua orang tua
siswa. Mungkin dengan belajar di rumah orang tua bisa lebih memusatkan perhatian dan
kepeduliannya terhadap perkembangan jiwa, minat dan motivasi belajar serta prestasi anaknya,
tanpa ada tekanan dan unsur keterpaksaan.
Pada hakikatnya menuntut ilmu tidak terbatas hanya di ruang kelas saja, oleh karena itu
adanya kegaiatan belajar kelompok ini menurut kami adalah momen yang paling tepat untuk
memberikan suntikan semangat belajar kepada anak-anak untuk membuka cakrawala ilmu dan
wawasan pengetahuan yang lebih luas, dengan kegiatan belajar kelompok ini pula anak-anak
bisa belajar dari lingkungan di luar sekolah.
Ada beberapa faktor dan alasan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca mengenai
pelaksanaan kegiatan belajar kelompok untuk meningkatkan minat belajar anak, yaitu :
1. Anak malas belajar dikarenakan libur pandemi
Selama anak-anak belajar di sekolah perkembangannya akan terpantau langsung oleh
guru, sedangkan orang tua memberikan umpan balik dan respon terhadap semua materi
pelajaran yang didapatkan anak di sekolah. Tanggung jawab transfer of knowledge dibebankan
sepenuhnya kepada guru, sebaliknya dalam kondisi pandemi global seperti saat ini orang tua
pun dituntut harus mampu berperan lebih maksimal lagi dalam mengontrol perkembangan
belajar dan tingkah laku anak sepenuhnya. Maka diakui atau tidak, saat pandemi seperti ini
seolah guru memasrahkan sepenuhnya urusan tanggung jawab dan waktu belajar anak
dibebankan kepada orang tua semua. Diliburkannya sekolah karena kondisi pandemi membuat
anak-anak kehilangan banyak waktu belajar yang pada mulanya mereka masuk sekolah dengan
jadwal terstruktur, sebagai akibatnya mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah
sehingga guru kurang mengontrol anak-anak dari jara dekat.
Sebagaimana hal ini diungkapkan oleh Dwi Sunar Prasetyono (2008: 173) : “Bagi anak
kecil, belajar membaca merupakan permainan, seperti ketika anak belajar berjalan atau
berbicara. Oleh karena itu dalam kesempatan emas ini, ciptakan suasana belajar yang gembira
dan rileks sehingga anak tidak merasa tertekan”.
Oleh karena itu, melalui kegiatan belajar kelompok ini tujuannya untuk mengembalikan
semangat belajar anak serta menciptakan suasana belajar yang nyaman tanpa tertekan.
2. Lingkungan yang tidak mendukung dalam pendidikan
Minat dan motivasi belajar anak dipengaruhi oleh dua lingkungan yang saling berkaitan,
yaitu lingkungan keluarga (faktor tingkah laku dan keseharian orang tua) dan lingkungan
sekolah. Kondisi masa pandemi Covid-19 memaksa anak harus belajar secara mandiri di
rumah, cepat atau lambat akan membuat anak-anak bosan, belajar pun juga semakin tidak
kondusif karena kurang kontrol dan perhatian dari gurunya, maka situasi inilah yang
menggugah kesadaran kami untuk melakukan dampingan dalam program layanan bimbingan
belajar kelompok.
Keberhasilan anak dalam pendidikannya sangat bergantung pada peran keluarga dalam
memberikan sumbangan bagi keberhasilan pendidikan, hal ini karena di lingkungan keluarga
proses pendidikan pertama terjadi. Sikap orang tua, perilaku, cara membimbing dan
mengarahkan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. (Dwi, 2008: 92).
72
3. Adanya pengaruh Teknologi Digital dan kurangnya kontrol orang tua
Seiring dengan perkembangan zaman, setiap anak dituntut untuk mengenal dan
memahami sistem pembelajaran berbasis digital. Mereka akan dapat membuka dan melihat
akses apapun yang mereka mau, bahkan apapun yang disukainya, maka inilah yang menjadi
tugas dan tanggung jawab kita sebagai guru/ pendidik termasuk orang tua agar pengaruh dunia
IT menjadi teknologi yang tepat guna. Tugas mulia kita harus mampu mengontrol
mengarahkan anak-anak dalam menggunakan alat itu untuk hal-hal yang positif dan
bermanfaat.
Beberapa kondisi yang ditemukan oleh peneliti di antaranya adalah :
1. Kesibukan orang tua sehari-hari sehingga mengurangi waktu untuk mengontrol dan
memotivasi anak dalam belajar
Masyarakat yang tinggal di pedesaan pada umumnya lebih mengutamakan urusan
pekerjaan sehari-hari/mencari nafkah dibanding mengurus kebutuhan belajar anak,
sehingga sangat minim sekali waktunya untuk membimbing dan memantau belajar anak.
2. Libur yang berkepanjangan di Masa Pandemi kegiatan dan waktu anak kurang terpantau
Masa pandemi Covid-19 yang berkepanjangan berdampak terhadap kurangnya
aktifitas belajar di sekolah sehingga kegiatan belajar anak kurang terpantau terutama oleh
guru karena tidak ada jadwal mata pelajaran secara rutin sebagaimana di kelas.
3. Minimnya pengetahuan yang dimiliki para orang tua
Pengetahuan dan wawasan orang tua yang heterogen dan faktor lingkungan
keluarga sangat berpengaruh terhadap kegiatan dan minat belajar anak. Maka bisa
dipastikan jika pengetahuan orang tua minim maka akan berakibat terhadap kurangnya
kepedulian dan perhatian mereka terhadap aktifitas belajar anak.
Setelah program kegiatan kelompok belajar kami diterima dan direspon oleh orang tua
dan masyarakat maka mulailah secara bertahap menampakkan hasilnya, yaitu :
1. Mengembalikan semangat belajar anak seperti halnya mereka belajar di sekolah
Program kegiatan bimbingan belajar secara berkelompok ini berupaya dan
mencoba untuk membangun kembali semangat dan antusias anak-anak untuk tetap belajar
meskipun terbatas ruang dan waktu.
2. Meningkatkan rasa percaya diri kepada anak untuk mampu berkomunikasi, belajar
mandiri, tanggung jawab, santun, tangguh dan berani serta mampu menghargai waktu.
Membuat anak mandiri dan percaya diri bukan perkara yang mudah, oleh karena itu
melalui kegiatan yang sederhana ini kami mencoba dan berupaya membuat mereka sadar
diri tentang pentingnya berteman, menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan mandiri,
berkomunikasi dan sebagainya
3. Membekali anak-anak dengan ilmu dan berbagai pengalaman belajar yang menarik
Program kegiatan yang kami laksanakan berupaya untuk memberikan penguatan
dan pengalaman belajar yang lebih menarik, menyenangkan, sederhana dan tidak membuat
mereka jenuh.
Kajian teori
Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
aktivitas atau kegiatan. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas dan memperhatikan itu
secara konsisten dengan rasa senang. (Slameto, 1995: 20).
Minat merupakan suatu kondisi yang mencerminkan adanya hubungan antara sesuatu yang
diamati atau dialami dengan keinginan atau kebutuhan sendiri, dengan kata lain ada kecenderungan
apa yang dilihat dan diamati seseorang merupakan sesuatu yang berhubungan dengan keinginan dan
kebutuhannya. Minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar agar mendapatkan informasi,
pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman. Minat belajar adalah
kecenderungan yang mengarahkan siswa terhadap bidang-bidang yang ia sukai dan ditekuni tanpa
adanya keterpaksaan dari siapapun untuk meningkatkan kualitasnya dalam hal pengetahuan,
keterampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi, logika berpikir, komunikasi, dan kreativitas.
73
Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu
ketertarikan terhadap suatu pelajaran yang kemudian mendorong individu untuk mempelajari dan
menekuni pelajaran tersebut. Keberhasilan proses kegiatan belajar dan pembelajaran selain
dipengaruhi oleh faktor guru juga dipengaruhi oleh faktor siswa itu sendiri. Tingkah laku siswa
ketika mengikuti proses pembelajaran dapat mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut
terhadap pembelajaran atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pembelajaran tersebut.
Ketertarikan siswa inilah yang sering dikenal dengan istilah minat.
Secara umum dijelaskan bahwa untuk mengoptimalkan belajar anak-anak dengan baik dan
pas, minimal menjalankan tiga tahapan yakni persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Pelaksanaan
tahapan ini tidak boleh dibalik atau salah satu ada yang terlewatkan agar penerapan cara belajar
dapat berhasil optimal. (Ibay, 2017: 92)
Tahap persiapan merupakan tahapan yang harus direncanakan secara matang sejak awal
sebelum aktivitas belajar dimulai, karena tahap ini sangat menentukan berhasil atau tidaknya anak-
anak dalam belajar. Jika pada tahapan awal tanpa ada perencanaan yang matang maka bisa
dipastikan belajarnya tidak akan lancar dan kondusif. Tahapan awal/persiapan ini biasanya juga
didukung oleh beberapa faktor internal dan eksternal yang meliputi persiapan diri siswa, adanya
minat belajar atau tidak, membangun spirit dan kondisi anak-anak dengan memperhatikan faktor
pendukung (situasi, benda, orang tua) dan lingkungan yang dapat mempengaruhinya.
Peranan orang tua sebagai faktor pendukung sangatlah penting, dengan adanya jalinan
komunikasi terhadap anak maka pemenuhan segala kebutuhan untuk belajar menjadi lebih mudah.
Yang kedua adalah tahap pelaksanaan, pada tahap ini meliputi proses belajar yang akan dialami
oleh anak-anak itu sendiri. disinilah akan terlihat cara belajar mereka dengan pola masing-masing.
Tahap terakhir adalah evaluasi, pada tahap ini pendidik harus bisa mengidentifikasi anak yang
memiliki kecerdasan tertentu di antara beberapa teman kelompok belajarnya.
Konsep belajar dari rumah tidak selamanya mudah, bisa saja tujuan dan aktivitas yang
diarahkan oleh guru melalui berbagai model dan metode “daring” bekerja sama dengan orang
tua/wali murid mungkin kurang maksimal dan tidak sepenuhnya diserap materinya oleh anak-anak
dalam hal ini para peserta didik. Oleh karena itu harapan besar kita bersama adalah bagaimana
caranya belajar dari rumah mampu menumbuhkembangkan pola pikir anak agar tetap menjadi
pembelajaran yang berkualitas secara proporsional sesuai dengan kebutuhan dan minat anak,
mampu dan bisa menarik perhatian peserta didik/siswa. Karenanya setiap proses pembelajaran
harus mampu memberikan sebuah kesan yang menyenangkan, menarik perhatian siswa,
membangkitkan semangat dan minat siswa untuk belajar. Dengan adanya minat anak-anak yang
tinggi untuk belajar, ini akan menjadi langkah awal mereka dalam mendorong eksplorasi belajar
yang lebih baik. Yang lebih penting adalah bagaimana cara mengajak anak-anak memahami dan
mempelajari materi dengan cara yang ringan, sederhana, santai namun tetap serius dan fokus dalam
belajar. Sehingga ada relevansi antara materi yang dipelajari dengan kebutuhan anak, serta
keterkaitannya dengan kehidupan mereka sehari-hari (konstektual).
Program bimbingan belajar kelompok memiliki harapan besar pada nantinya agar mampu
menambah daya tarik dan minat siswa untuk lebih semangat dan antusias yang tinggi lagi dalam hal
belajar, upaya selanjutnya adalah membangkitkan rasa percaya diri dalam diri anak, meyakinkan
bahwa mereka telah memilih konten dan kegiatan positif dan bermanfaat serta sudah bersedia
untuk menggunakan waktunya untuk lebih semangat lagi belajar, mempelajari materi dengan baik,
memecahkan masalah yang mungkin ditemui melalui sistem bimbingan belajar kelompok, serta
meyakinkan kepada anak-anak tentang potensi yang mereka miliki, apresiasi usaha dan pencapaian
anak atas setiap proses pembelajaran yang dilakukan.
Masa Pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap proses dan sistem pembelajaran pada
anak-anak mulai dari tingkat dasar bahkan sampai perguruan tinggi. Sebagai pendidik perlu
adanya upaya maksimal dan langkah alternatif yang harus dilakukan demi tercapainya tujuan
pembelajaran baik itu yang dilakukan secara luring maupun daring. Situasi dan kondisi di masa
pandemi membatasi akses pendidikan untuk bisa bertatap muka, sehingga diakui atau tidak tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai akan semakin kurang maksimal dengan berbagai alasan dan faktor.
74
Salah satu upaya sistem pembelajaran yang umumnya dilakukan secara luring di tengah masa
pandemi adalah melalui adanya kegiatan pembelajaran dengan cara bimbingan kelompok belajar.
hal ini dilakukan untuk menjadikan kegiatan belajar agar tetap efektif dan efisien.
Bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu
individu agar dapat mencapai perkembangan secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat,
minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan
kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi
diri siswa. (Romlah, 2001:90).
Bimbingan kelompok adalah kegiatan kelompok diskusi yang menunjang perkembangan
pribadi dan perkembangan sosial masing-masing individu dalam kelompok, serta meningkatkan
mutu kerjasama dalam kelompok untuk aneka tujuan yang bermakna bagi partisipan. (Winkel, Sri
Hastuti, 2006: 67).
Layanan bimbingan kelompok dapat diartikan suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui
situasi, proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu
dalam kelompok agar individu yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri,
penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam menuju perkembangan optimal.
Adapun tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu murid-murid agar mendapat
penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal. (Abu,
Widodo, 2013: 111).
Layanan bimbingan belajar kelompok yang diprioritaskan untuk siswa usia sekolah dasar
menjadi salah satu langkah awal tujuan kami untuk membantu menjawab keluhan orang tua dalam
menghadapi kondisi masa pandemi yang berdampak terhadap kurangnya minat dan waktu belajar
bagi anak-anak, belajar dari rumah belum tampak adanya peningkatan mutu belajar secara
signifikan bila tanpa adanya bimbingan dan materi secara langsung dari guru mata pelajaran
sebagaimana kegiatan pembelajaran saat tata muka di kelas.
Selama pandemi Covid-19 pembelajaran di pendidikan formal (sekolah) dilakukan secara
online, sedangkan kita tahu tidak semua peserta didik mempunyai fasilitas yang cukup untuk
menunjang kegiatan pembelajaran tersebut. Belum lagi orang tua siswa yang tidak bisa
mendampingi anak karena harus bekerja atau merasa tidak mampu memahami pelajaran tersebut.
Dunia pendidikan harus kembali mengajarkan cara belajar (Learning How to Learn),
bukan Learning What to Learn (belajar tentang sesuatu). Semua ini tercermin dari isi pembelajaran
daring ini di mana awalnya para guru masih berkutat tentang konten atau materi yang dibuat untuk
memberi tahu peserta didik daripada membiarkan mereka untuk mencari tahu sendiri.
Jika para pendidik dan orangtua memahami bahwa keterampilan-keterampilan tersebut yang
dibutuhkan untuk dikembangkan dalam diri para peserta didik dalam menghadapi tantangan di abad
ke-21 ini, maka model pembelajaran dapat diarahkan agar bermuara ke sana. Misalnya selama masa
belajar di rumah ini peserta didik dapat diarahkan untuk mencari pemecahan masalah yang
berhubungan dengan Covid-19. Solusinya bisa dari sisi kesehatan, pangan, sosial, ekonomi, dan lain
sebagainya. Kita semua akan dikagetkan dengan kreativitas dan inovasi generasi penerus bangsa
yang selama ini tidak diberi kesempatan karena waktu belajarnya habis untuk diberi tahu belajar
apa.
Keberhasilan pembelajaran daring perlu adanya kerjasama sinergis antara guru, sekolah,
orang tua, dan peserta didik. Sekolah perlu menaruh kepedulian kepada orang tua peserta didik yang
tidak mampu membeli kuota atau tidak memiliki ponsel memadai dengan memfasilitasi, agar
pembelajaran daring bisa berjalan optimal.
Bimbingan kelompok belajar merupakan bagian terpenting bagi peserta didik, mengingat pada
saat ini peserta didik dituntut untuk bisa berkompetensi. Oleh karena itu siswa diharapkan
mengikuti bimbingan kelompok belajar sebagai alat untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Selain itu, manfaat dari adanya layanan bimbingan kelompok belajar adalah dapat membuat siswa
semakin kreatif pada kegiatan belajar mengajar, dan dapat meningkatkan prestasi pada sekolahnya.
Maka sangat penting bagi peserta didik untuk mengikuti bimbingan ini, agar mereka mampu
75
bersaing dengan tuntutan zaman pada saat ini. Manfaat lain yang bisa dirasakan adalah tersedianya
kondisi belajar yang nyaman, terperhatikannya karakteristik pribadi siswa, dan siswa dapat
mereduksi kemungkinan kesulitan belajar.
Metode penelitian
Dalam sebuah penelitian strategi dibutuhkan sebagai salah satu pendekatan yang dilakukan
oleh seorang peneliti mulai dari tahap perencanaan (awal), pelaksanaan program (proses), hingga
tahap akhir atau evaluasi. Adapun dalam strategi dampingan ini penulis ingin memberitahukan
bagaimana progam kegiatan belajar kelompok dapat dilaksanakan. Adapun strategi yang digunakan
penulis dalam melaksanakan progam kegiatan belajar kelompok dalam upaya meningkatkan minat
belajar anak di tengah masa pandemi, yaitu :
1. Mengidentifikasi problem orang tua terhadap anak di lingkungan sekitar masjid Baiturrohim
Sebelum kami melangkah pada program kegiatan belajar kelompok, terlebih dahulu kami
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi orang tua dan anak mengapa minat belajar anak-
anak berkurang, terlebih lagi ketika masa pandemi ini berlarut-larut dan anak-anak juga tidak
kunjung masuk sekolah secara normal.
Langkah awal yang kami lakukan sebelum mengadakan program kegiatan bimbingan
kelompok belajar bagi anak-anak usia 6-11 tahun yang mengenyam pendidikan di sekolah dasar
adalah mencari tahu problem dan keluhan apa yang sedang dihadapi oleh orang tua dan anak
terkait sistem belajar dari rumah secara door to door, setelah memperoleh beberapa data kami
menyimpulkan bahwa : (1). Sekolah libur karena situasi pandemi Covid-19 ternyata sangat
berdampak terhadap aktifitas belajar siswa, (2). Sistem pembelajaran jarak jauh (daring) tidak
seluruhnya bisa dijangkau oleh siswa terutama mereka yang ekonomi keluarganya kurang
mampu, (3). Guru tidak sepenuhnya bisa mengontrol tugas siswa karena tanggung jawab
sepenuhnya dibebankan kepada orang tua ketika anak ada di rumah, sebaliknya orang tua juga
tidak mungkin waktu sepenuhnya bisa mendampingi belajar anak.
2. Sosialiasi kegiatan kelompok belajar
Langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan program kegiatan kelompok belajar ini serta
berkoordinasi dengan tokoh masyarakat setempat, guru ngaji, perwakilan takmir dan pengurus
Masjid Baiturrohim Dusun Gumukrejo Desa Karangsono, termasuk orang tua dari anak-anak
yang setiap sore mengantarkan putra-putrinya mengaji di Masjid Baiturrohim. Meyakinkan
kepada orang tua tentang pentingnya belajar dan bahwa belajar bisa kapan dan di mana saja
tanpa terbatas oleh waktu dan tempat.
Untuk meningkatkan minat belajar anak di tengah masa pandemi melalui kegiatan
kelompok belajar, ada beberapa trik dan model pembelajaran menarik yang kami lakukan di
antaranya adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan lomba cepat tanya jawab
Adu cepat merupakan sebuah kompetisi antar murid untuk meningkatkan motivasi belajar
dengan cara memberikan penghargaan bagi yang menang, penghargaan bisa berupa banyak hal,
salah satunya adalah nilai tambahan. (Lubis, Ari, Endah, 2016: 125).
Salah satu upaya yang kami lakukan adalah dengan membuat lomba cepat tanya jawab.
Cara ini dilakukan untuk melatih dan menstimulus otak anak, seberapa cepat mereka dalam
menyerap materi pembelajaran yang sudah kami jelaskan. Misalnya : mengenalkan metode
perkalian, penjumlahan dan pengurangan dengan cara yang cepat dan mudah tanpa alat bantu
hitung.
Suatu hari ketika kami membahas perkalian pada mata pelajaran matematika trik sederhana
dan paling mudah yang dilakukan adalah dengan menggunakan jari tangan sebagai media/alat
hitung atau istilah ini dikenal dengan jarimatika, menugaskan siswa adu cepat dalam membuat
kotak atau tabel perkalian sederhana. Lain waktu, ketika kami membahas mata pelajaran bahasa
indonesia cukup dengan menyebutkan simbol atau kategori-kategori tertentu yang memancing
76
anak-anak untuk menyebutkan nama dari simbol atau benda itu. Dan cara ini biasanya kami
terapkan untuk anak-anak yang duduk di kelas satu sampai kelas tiga.
2. Belajar menggunakan tebak kata
Istilah kata-kata tertentu yang bisa digunakan dalam pertanyaan untuk menarik minat
belajar anak, misalnya dengan membuat contoh kalimat : “Saya adalah mamalia, saya bisa hidup
di air dan di darat, siapakah saya ?”. Dengan membuat kalimat pertanyaan/ tebak kata seperti itu,
kita akan mengajak anak-anak berpikir untuk mencari jawaban, kira-kira hewan apa yang
termasuk ke dalam kelompok mamalia yang bisa hidup di air dan di darat. Cara belajar dengan
menggunakan tebak kata ini sangat efektif untuk memancing pikiran anak-anak mencari tahu
tentang jenis dan kelompok hewan, keterkaitan kategori hewan yang satu dan hewan yang lain.
Cara belajar dengan menggunakan tebak kata ini dilakukan menarik perhatian anak-anak
dalam proses belajar agar tidak tegang serta mengantisipasi metode pembelajaran yang monoton.
metode ini lebih cocok diterapkan pada anak-anak yang duduk di kelas empat dan lima.
Kata berkait merupakan permaianan untuk penyegaran pembelajaran agar tidak
membosankan. Permainan tanpa alat ini bisa dilakukan dimana saja dengan prosedur yang sangat
mudah. (Lubis, Ari, Endah, 2016: 31).
3. Memberikan reward bagi yang berprestasi
Salah satu metode yang kami gunakan untuk membangkitkan dan menarik minat belajar
anak adalah dengan memberikan mereka apresiasi/ atau bentuk penghargaan sebagai pengakuan
bukti prestasi walaupun sifatnya sederhana.
Reward bisa dalam bentuk ucapan, pujian, bisa juga berupa snack/ makanan ringan,
tambahan nilai dan lain sebagainya. Reward berupa penghormatan ada dua macam, yang
pertama berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang mendapat penghormatan diumumkan
dan ditampilkan dihadapan teman sekelas, termasuk satu sekolah atau mungkin dihadapan orang
tua murid. Penghormatan kedua berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu,
misalnya siswa yang mendapat nilai tertinggi saat mengerjakan soal latihan dipilih sebagai ketua
kelompok diskusi.
Pujian merupakan salah satu bentuk reward yang paling mudah dilakukan. Pujian dapat
berupa kata-kata, seperti: bagus, baik,bagus sekali, dan sebagainya. Selain pujian berupa kata-
kata, pujian dapat juga berupa isyarat atau pertanda, misalnya dengan menunjukkan ibu jari
(jempol), dengan menepuk bahu siswa, dengan tepuk tangan, dan sebagainya. Metode seperti ini
kami praktikkan untuk siswa yang duduk di kelas lima dan enam, dimana mereka sudah mulai
bisa dan mau diajak untuk berdiskusi kelompok, dan rata-rata mereka sudah mau kalau ditunjuk
untuk menjadi ketua atau koordinator kelompok, maupun menyampaikan pendapat pribadinya
atau mewakili kelompoknya.
Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan di lingkunagn Masjid Baturrohim Dusun
Gumukrejo Desa Karangsono Kecamatan Bangsalsari, kami menemukan problem para orang tua
yang tinggal di sekitar masjid tersebut. Dari awal melakukan observasi dan sosialiasi tentang
program kegiatan belajar kelompok ini kami mendengarkan keluh kesah orang tua tentang belajar
siswa secara jarak jauh yang kurang kondusif sehingga anak-anak pun tidak bisa membagi
waktunya untuk belajar dan bermain. Kondisi seperti ini malah diperparah dengan anak-anak yang
lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain/aktifitas yang kurang bermanfaat dikarenakan
minat belajar mereka mulai menurun. Maka dengan adanya problem seperti itu kami berupaya
melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dengan program bimbingan belajar kelompok
kepada anak-anak usia sekolah dasar untuk kembali membangkitkan dan meningkatkan minat
belajar mereka. Tujuan kami dalam program ini adalah untuk lebih menekankan minat belajar anak,
karena pengaruh masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan mereka belajar dari rumah/ sistem
jarak jauh serta meminimalisir anak-anak dari kegiatan yang kurang bermanfaat.
Mengawali sosialisasi kegiatan belajar kelompok secara door to door dari rumah ke rumah
yaitu dengan cara mendatangi orang tua dan anak-anak, alhamdulillah telah mendapatkan sambutan
77
yang positif terutama dari pihak orang tua. Mereka merasa terbantu apabila kegiatan belajar
kelompok ini bisa berjalan secara lebih intensif, karena seperti diketahui oleh pihak orang tua
kegiatan belajar jarak jauh yang diprogramkan oleh sekolah selama masa pandemi belum berjalan
dengan normal itupun satu minggu sekali anak-anak datang ke sekolah.
Adapun kendala awal yang kami temukan dalam proses pembelajaran melalui bimbingan
kelompok ini, anak-anak banyak yang diam, malu tidak berani bertanya, pembelajaran berlangsung
secara pasif, dan mereka masih kurang percaya diri. Program bimbingan kelompok belajar yang
kami lakukan kurang lebih berlangsung selama 35 hari berjalan dengan lancar meskipun pada
awalnya ada 3 anak yang berhenti karena kurangnya motivasi dan pemahaman dari orang tua.
Namun demikian seiring waktu berjalan, anak-anak yang mengikuti bimbingan kelompok belajar
semakin hari jumlahnya semakin bertambah banyak. Mulai dari 10 sampai mencapai 40 anak.
Melalui kegiatan bimbingan belajar kelompok ini anak-anak akan mendapatkan pengalaman
belajar dari lingkungan, media ataupun buku yang dibaca dan dipelajarinya, diskusi kelompok,
tanya jawab, termasuk kegiatan layanan bimbingan kelompok belajar ini juga bisa menjadi salah
satu acuan dan upaya yang baik guna meningkatkan pemahaman dan minat belajar anak di tengah
masa pandemi yang berkepanjangan, anak-anak tidak canggung dan malu untuk bertanya dan bebas
mengemukakan pendapat maupun ide karena mereka bercengkerama dengan teman sebaya dan
lingkungan akrabnya sehari-hari di rumah dalam situasi yang santai dan tidak formal tidak seperti
halnya di lingkungan sekolah. Dimana dengan adanya kegiatan ini anak-anak akan diasah ilmu dan
pengetahuannya setiap hari. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan belajar kelompok ini dilaksanakan
secara terjadwal setiap pagi dari jam 8.00 – 10.00 WIB dari hari Senin-Sabtu dengan sistem sifting.
Mereka yang mengikuti program kegiatan belajar kelompok ini terdiri dari anak-anak kelas I
sampai dengan kelas V dengan jadwal secara bergantian, sedangkan kelas VI mereka mengikuti les
dari wali kelas/guru mata pelajarannya masing-masing.
Adapun rincian jadwal kegiatan kelompok belajarnya adalah sebagai berikut :
Hari Kelas Kegiatan Belajar
Senin IV, V Tebak Kata, Tanya Jawab
Selasa I, II, III, IV Tanya Jawab, Diskusi Kelompok Belajar
Rabu II, III, V Tebak Kata
Kamis I, II, IV, V Lomba Cepat Tanya Jawab
Jum’at I, II, III, IV Diskusi Kelompok Belajar
Sabtu I, III, V Tebak Kata, Lomba Cepat Tanya Jawab
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Bimbingan Kelompok Belajar
Pembahasan dan Diseminasi
Setelah menyelesaikan program pengabdian masyarakat berbasis riset ini, penulis menarik
suatu kesimpulan bahwa minat belajar merupakan sebuah kecenderungan yang mengarahkan siswa
terhadap bidang-bidang yang disukai dan ditekuni tanpa adanya keterpaksaan dari siapapun untuk
meningkatkan kualitasnya dalam hal pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi,
logika berpikir, komunikasi, dan kreativitas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat belajar
anak-anak terlebih lagi dalam kondisi pandemi perlu didukung oleh metode pembelajaran yang
menarik, dukungan penuh dari orang tua, dan pengaturan waktu belajar yang tepat. Salah satu upaya
yang kami gunakan untuk tetap meningkatkan minat belajar anak di tengah-tengah kondisi pandemi
ini adalah melalui sistem belajar kelompok.
Ada beberapa hal yang kami lakukan dalam kegiatan belajar kelompok agar membuat anak-
anak senang dan rindu untuk belajar bersama kami, di antaranya adalah : (1). Membuat mereka
senang dengan belajar kelompok, karena disini anak-anak bisa bertukar pikiran, berani
mengemukakan pendapat dan menemukan ide, berdiskusi dengan teman sebaya, tanya jawab dan
sebagainya, (2). Dengan belajar kelompok sekaligus mengajarkan kepada anak-anak tentang
78
pentingnya silaturrahmi, mandiri dan bertanggung jawab, (3). Menggunakan metode pembelajaran
yang sederhana dan menarik sesuai dengan tingkat usianya, (4). Memberikan reward atau apresiasi
nilai kepada anak-anak sebagai umpan balik dari proses belajarnya.
Gambar 1.
Kegiatan diskusi secara berkelompok
Gambar 2.
Melakukan bimbingan intensif pada kegiatan belajar kelompok
Gambar 3.
Siswa menunjukkan tugas mandirinya kepada teman
79
Dari ketiga gambar tersebut di atas penulis menyimpulkan bahwasannya tugas belajar akan
menjadi lebih kondusif apabila dikerjakan secara berkelompok. Pertama, sebagaimana ditunjukkan
pada gambar ke satu banyak nilai positif yang bisa didapatkan dari sistem belajar kelompok,
diantaranya anak-anak lebih cenderung mau untuk bertukar pikiran, berkomunikasi dan berdiskusi
dengan teman sekelompoknya, mencari jawaban dan memecahkan masalah secara bersama lalu
membuat kesepakatan dan kesimpulan. Permasalahan dan kesulitan yang dihadapi akan
diselesaikan secara bersama-sama, Dalam kegiatan belajar kelompok anak-anak lebih memiliki rasa
tanggung jawab dan kerjasama yang tinggi dibanding dengan belajar secara individu, umumnya
mereka akan membentuk koordinator atau ketua kelompok dan pembagian tugas sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing, karena secara tidak langsung dalam hal ini anak-anak sambil belajar
berorganisasi/membentuk organisasi kecil walaupun sifatnya sederhana.
Kedua, sebagaimana yang tampak pada gambar kedua bahwa kegiatan belajar kelompok
dalam prosesnya harus mendapatkan bimbingan belajar secara intensif dari kami sebagai tenaga
pembimbing belajar mereka. Hal ini paling tidak dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman mereka tentang materi yang sudah kami jelaskan. Ketiga, secara bertahap anak-anak
mulai berani untuk menunjukkan kemampuannya untuk bisa tampil percaya diri dan bisa
menyelesaikan tugasnya secara mandiri dan ditunjukkan kepada teman-temannya di depan kelas,
seperti yang ditunjukkan pada gambar yang ketiga.
Mengawali kegiatan belajar kelompok yang perlu diperhatikan adalah perlunya memahami
kemampuan setiap individu dalam hal ini anak-anak. Misalnya ketika nanti anak-anak menghadapi
tugas untuk menyelesaikan soal harus ada satu orang yang dijadikan koordinator untuk bisa
memandu dan memimpin teman-temannya agar tugas dapat terlaksanakan/bisa diselesaikan dengan
baik. Dalam artian kami sebagai pembimbing disini harus jeli terhadap perbedaan sikap dan
karakter anak-anak dalam belajar.
Sistem belajar kelompok yang kami laksanakan ini bermanfaat sekali bagi para siswa dan
orang tua salah satunya adalah untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap
bahan belajar yang diberikan guru di sekolah. Tujuan tersebut jelas akan bermanfaat bagi siswa
peserta diskusi kelompok, manfaatnya antara lain :
a) Meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan
guru di sekolah.
b) Melatih kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan baik,
c) Menumbuhkembangkan rasa sosial di antara sesama siswa.
d) Mengembangkan sikap dan kerja sama dalam sebuah komunitas atau tim.
e) Menjadi ajang saling berbagi ilmu pengetahuan.
f) Mengasah kemampuan siswa untuk berdiskusi dan berdebat secara sehat.
Perlu diketahui bahwa kemampuan satu murid dengan murid lainnya dalam memahami suatu
pelajaran biasanya berbeda-beda. Ada murid yang dapat memahami materi lebih cepat
dibandingkan murid lainnya. Sebaliknya, ada juga murid yang pemahamannya cenderung lebih
lambat. Dengan belajar secara berkelompok inilah, kami bisa mengidentifikasi murid yang cepat
menyerap materi, mereka bisa langsung belajar ke materi berikutnya tanpa harus menunggu murid-
murid lainnya paham. Jika ada beberapa anak yang cenderung lebih pelan dalam menguasai materi,
tentu tidak perlu takut ketinggalan penjelasan. Anak-anak bisa lebih memperdalam pemahamannya
terlebih dahulu sebelum lanjut ke materi berikutnya.
80
Sebagai murid yang biasa belajar di kelas, mungkin bagi sebagian anak akan mengalami
kesulitan untuk beradaptasi jika kegiatan belajarnya dipindah ke rumah. Salah satunya bisa jadi
dikarenakan intensitas tatap muka dengan guru yang menurun. Untuk mengatasi hal tersebut,
mereka bisa belajar bareng melalui buku paket yang dipinjami dari sekolah, buku lembar kerja
siswa, diskusi secara berkelompok, sehingga anak-anak tidak ketinggalan materi pelajaran. Konten-
konten buku juga disesuaikan dengan kurikulum yang ada, jadi anak-anak tidak perlu khawatir
ketinggalan pelajaran meski harus belajar di rumah. Meyakinkan kepada anak-anak harus tetap giat
belajar di rumah meskipun minimnya pendampingan seorang guru. Di satu sisi ini dapat menjadi
kendala terutama buat anak-anak yang merasa lebih mudah menguasai materi jika diterangkan
secara langsung. Namun di sisi lain hal ini juga dapat menjadi kesempatan buat anak-anak untuk
melakukan eksperimen metode belajar. Siapa tahu mereka malah lebih mudah menguasai materi
jika belajar di tempat yang tenang dan dalam keadaan yang santai dan tidak formal seperti di raung
kelas. Jadikan keadaan ini sebagai sebuah kesempatan, bukan sebagai halangan.
Kalau biasanya anak-anak jam tujuh pagi sudah harus duduk di kelas, maka belajar kelompok
disini memberikan banyak kesempatan untuk mengatur sendiri kapan sebaiknya anak-anak belajar.
Jika hubungan anak-anak dengan orang tuanya selama ini kurang baik, maka menggunakan waktu
bersama dengan belajar kelompok ini dapat menjadi salah satu solusi untuk
memperbaikinya. Terkadang, sekolah tidak dapat menyediakan segala hal yang dibutuhkan oleh
muridnya. Misalkan siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran jika kamu belajar sambil
mendengarkan musik klasik tetapi hal tersebut tidak dapat dipenuhi oleh sekolah karena
kebanyakan murid lebih nyaman belajar dalam suasana yang tenang. Kebutuhan khusus anak
tersebut dapat dipenuhi saat menjalani kegiatan belajar di rumah.
Pemerintah memang belum mengumumkan apakah siswa di Indonesia harus memindahkan
kegiatan belajarnya dari sekolah ke rumah. Meski demikian, tidak ada salahnya anak-anak dalam
hal ini para peserta didik bersiap sedia. Ada sekian manfaat yang bisa mereka peroleh jika kebijakan
tersebut ditetapkan, mereka bisa memanfaatkan kegiatan belajar kelompok sebagai teman belajar
tentunya, serta memanfaatkan waktu yang banyak untuk melatih kemampuan.
Adapun kegiatan belajar kelompok dalam upaya meningkatkan minat belajar anak agar
berhasil dengan efektif dan efisien, yang kami terapkan adalah sebagai berikut :
a) Setelah materi pelajaran dijelaskan kepada anak-anak, maka untuk mengawali belajar
kelompok yang baik kami memilih satu anak sebagai koordinator kelompok yang dirasa paling
cocok untuk bergabung dalam satu kelompok yang terdiri dari 3-5 orang, dengan anggota yang
tidak terlalu banyak diharapkan lebih fokus dalam berdiskusi.
b) Tentukan dan sepakati bersama, kapan, di mana dan apa yang akan dibahas serta apa yang
perlu dipersiapkan untuk keperluan belajar kelompok. Hal ini penting dilakukan agar semua
anggota dapat mempersiapkan diri akan materi yang akan didiskusikan.
c) Setelah berkumpul secara bergilir tetapkan siapa pimpinan kelompok yang akan mengatur
diskusi dan siapa penulis yang akan mencatat hasil diskusi.
d) Menciptakan suasana belajar yang serius tapi santai.
e) Rumuskan pertanyaan atau permasalahan yang akan dipecahkan bersama dan batasi ruang
lingkupnya agar pembahasan tidak menyimpang.
f) Bahas dan pecahkan setiap persoalan satu persatu sampai tuntas. Memberikan kesempatan
kepada setiap anggota untuk berpendapat, lalu kaji bersama manakah yang paiing tepat.
g) Bila terdapat persoalan yang tidak dapat dipecahkan atau tidak ada kesepakatan antar anggota,
tangguhkan saja kemudian minta pendapat guru pembimbing. Kemudian melanjutkan ke
persoalan yang lain.
h) Kesimpulan hasil diskusi dicatat penulis, lalu dibagikan kepada anggota kelompok untuk
dipelajari lebih lanjut di rumah masing-masing.
Selanjutnya penulis memberi informasi kepada pembaca bahwa dalam melakukan Pengabdian
Masyarakat Berbasis Riset, ada beberapa hal yang dilakukan penulis agar progam pengabdian ini
kedepannya agar bisa dicontoh oleh orang lain, yakni :
81
1. Mencari partner yang tepat
Upaya untuk meningkatkan minat belajar anak melalui kegiatan belajar kelompok di
tengah masa pandemi seperti saat ini bukan perkara yang mudah. Karenanya program kegiatan
ini dalam praktiknya membutuhkan waktu, tempat, media dan personil/partner yang tepat.
Dalam praktiknya, belajar kelompok membutuhkan ketelatenan, kesabaran yang luar biasa,
sehingga sudah barang tentu kita membutuhkan rekanan/ partner yang bisa membantu dan
diajak kerjasama demi lancarnya kegiatan yang dimaksud sehingga pada akhirnya akan
menghasilkan dampak yang positif terutama untuk meningkatkan minat belajar siswa. Partner
yang dimaksud disini misalnya guru, ustadz yang mengajar ngaji anak-anak tersebut.
2. Dukungan dan kepedulian orang tua dan masyarakat yang saling bersinergi
Kegiatan belajar kelompok merupakan bagian kecil dari proses pendidikan, maka
sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua agar meluangkan sedikit waktunya bersama
masyarakat mendukung dan memberikan apresiasi terhadap upaya peningkatan minat belajar
anak di tengah kondisi pandemi global. Caranya adalah memberikan kesempatan dan porsi
waktu belajar bagi anak, mengingatkan, membimbing dan mendampingi anak.
3. Perlu lokasi yang strategis, akses yang mudah dijangkau oleh orang tua dan anak-anak, dan
jadwal belajar kelompok
Faktor jumlah penduduk dan tradisi masyarakat juga memberikan pengaruh terhadap
pelaksanaan program kegiatan belajar kelompok yang kami selenggarakan. Oleh karena itu,
kami memilih tempat belajar kelompok sesuai dengan keinginan orang tua dan tokoh
masyarakat setempat, termasuk mengatur waktu belajar kelompok dengan tepat
4. Memberikan bimbingan yang inovatif dan kreatif agar anak tidak bosan
Kegiatan layanan bimbingan kelompok belajar ini kami lakukan sesuai dengan
perkembangan jiwa anak-anak, kemampuan dan kemauan belajar serta disesuaikan dengan
media yang ada. Strategi yang digunakan dalam pemberian layanan bimbingan kelompok
belajar bisa melalui : sistem bimbingan klasikal, bimbingan kelompok dengan memanfaatkan
teknik diskusi, role playing. Materi layanan yang akan diberikan mencakup materi-materi yang
dapat membantu siswa memiliki pemahaman mengenai pentingnya minat dan motivasi belajar
sehingga dengan adanya minat dan motivasi belajar yang tinggi, maka ada keinginan untuk
semakin meningkatkan minat dan prestasi belajar.
Bimbingan kelompok sangat efektif untuk memperoleh informasi dari individu, untuk
menerima dukungan sosial, mengembangkan makna dari permasalahan yang ada, memperoleh
keterampilan, dan berperilaku yang adaptif dengan cara mengatasi permasalahan yang ada.
Kaitannya dengan hal tersebut, maka bimbingan kelompok dalam meningkatkan minat belajar
siswa sekolah dasar, perlu dirancang dan dibuat misalnya bisa melalui permainan kelompok
yang sesuai dengan tujuan yang ingin diharapkan.
5. Memberikan reward bagi yang berprestasi, dan menunjukkan perubahan yang signifikan
selama mengikuti program tersebut.
Reward yang dimaksud di sini adalah tanda penghargaan baik berupa hadiah dan pujian
atau penghormatan yang berhubungan dengan kegiatan proses belajar. reward tidak diberikan
kepada semua siswa, akan tetapi diberikan secara khusus untuk siswa yang memiliki potensi
paling baik dan unggul di anatara teman-temannya sehingga adanya reward ini dapat digunakan
untuk memotivasi dan menumbuhkan semangat minat belajar siswa menjadi lebih tinggi lagi.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas menunjukkan bahwa di dalam melakukan sebuah penelitian perlu
mengetahui tentang pentingnya belajar dan cara meningkatkan minat belajar, yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana cara siswa mendapatkan materi pelajaran yang cukup sebagaimana
yang diharapkan walaupun anak-anak harus dihadapkan dengan kondisi dan situasi masa pandemi
global, melalui proses belajar dengan sistem belajar kelompok yang kami selenggarakan secara sift
harapan besar kami anak-anak dapat memanfaatkan waktunya dengan baik selama masa pandemi
82
untuk tetap belajar dan meningkatkan minat belajarnya, selanjutnya di rumah pun anak-anak akan
didampingi oleh orang tua mereka.
Pelaksanaan kegiatan PkM-BR di Dusun Gumukrejo Desa Karangsono, Kecamatan
Bangsalsari berlangsung dari tanggal 29 Juli sampai tanggal 1 September 2020 dapat disimpulkan
bahwa kegiatan tersebut berjalan dengan baik dan lancar meskipun dengan tempat dan waktunya
yang terbatas, adanya program kegiatan ini memberikan awal pengalaman belajar yang baik untuk
anak-anak dalam menghadapi masa pandemi Covid-19. Terbukti mereka lebih mandiri dan
bertanggung jawab dalam belajar, mau menghargai waktu, tidak malu untuk bertanya, mau
berkomunikasi secara aktif dan sebagainya. Dengan harapan besar mudah-mudahan program
kegiatan ini bisa berkelanjutan dalam jangka panjang dan mendapatkan dukungan dari semua pihak.
Saran
Setelah melakukan pengabdian masyarakat berbasis riset ini, ada beberapa saran yang
disampaikan penulis kepada pembaca yaitu :
Masa Pandemi seharusnya tidak menyurutkan semangat anak-anak untuk tetap belajar demi meraih
prestasi dan masa depan yang gemilang, hanya saja banyak waktu yang terbuang sia-sia untuk
aktifitas yang kurang bermanfaat. Oleh karena itu, dalam menyikapi masa pandemi global ini guru
dan orang tua harus bijak memanfaatkan tenaga dan waktu, media dan fasilitas yang tepat guna,
termasuk agar lebih memiliki perhatian penuh kepada anak-anaknya.
Dan progam pengabdian ini memunculkan beberapa saran kepada :
1. Orang tua
Mengajak dan menyadarkan kepada orang tua tentang pentingnya belajar, dan ilmu
pengetahuan akan didapatkan hanya dengan semangat dan kemauan yang keras, tidak patah
semangat meskipun aral melintang, termasuk faktor pandemi global. Anak belajar dari rumah
adalah tantangan bagi orang tua dan anak. kegiatan yang telah berlangsung sejak awal pandemi
ini ternyata perlahan membuat sebagian orang tua mulai merasa kewalahan, terbebani oleh dua
peran dan tanggung jawab ganda. Orang tua harus bisa menjaga semangat belajar anak sampai
kendor, sesekali temani anak saat waktunya belajar, karena cara ini bisa membuat anak menjadi
lebih semangat dalam belajar karena merasa orang tua memberikan perhatian. Orang tua harus
bisa menahan segala emosi. Pahami kondisi anak yang mungkin bosan dengan pandemi ini
sehingga membuatnya harus melewati proses belajarnya dari rumah seperti saat ini. Hindari
memaksa anak untuk terus belajar, berikan waktu untuk anak agar memiliki porsi istirahat yang
cukup bilamana mereka lelah sehingga ada jeda waktu anak-anak bisa belajar dengan tenang
dan tetap fokus. Berikanlah bacaan atau referensi yang bermanfaat, alangkah baiknya jika
memenuhi rumah dengan bahan bacaan sehingga ini bisa mendorong anak untuk ingin tahu dan
mencari jawaban lewat sumber informasi terbaik.
2. Masyarakat Dusun Gumukrejo – Desa Karangsono
Masyarakat akan maju jika generasi mudanya mau merubah keadaan dan berubah menjadi
pribadi yang lebih baik. Dengan adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis riset
ini hendaknya masyarakat mengerti dan memahami bahwa kegiatan kami bukan hanya untuk
kepentingan mahasiswa saja tetapi kepentingan masyarakat desa setempat, sehingga
masyarakat harus lebih antusias dan dengan tangan terbuka menerima dan mau mengikuti
bahkan membantu berbagai kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa dimana mahasiswa hanya
bertindak sebagai motivator yang membantu memecahkan masalah dan membantu membangun
desa dan SDM desa Karangsono.
3. Teman-teman pembaca
Tetap semangat menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam pengabdian kepada masyarakat
berbasis riset, karena progam ini banyak memberikan bekal pengalaman dan pelajaran yang
berharga kepada kita sekaligus sebagai langkah awal tentang cara hidup dan beradaptasi
bersama orang lain.
83
Referensi
Grafura, Lubis. Wijayanti, Ari. Armi, Endah. 2016. 40 Seni Manajemen Kelas. Yogyakarta: AR-
RUZZ Media
Prasetyono, Dwi Sunar. 2008. Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada anak sejak usia dini.
Yogyakarta: THINK
Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: UPG UNM PRESS
Slameto, 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Toyyibah, Ibay. 2017. Cara Belajar Gue Bangeet. Yogyakarta: Elex Media Komputindo
Winkel W.S dan M.M Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi