unhi part iii

Upload: ilma-mardiah

Post on 07-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    1/21

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, bahwa jumlah

    penduduk di 12 kota besar di Indonesia sebesar 29.328.386 dengan rata-rata

    sebesar 2.444.032. Besarnya jumlah penduduk di kota-kota besar dapat

    mengakibatkan berbagai masalah penduduk seperti masalah kebersihan kota

    sampai masalah kebutuhan air bersih. Namun kita sering mengeksploitasi air

    secara berlebihan. Di harian Republika 27 Maret 2003 memberitakan bahwa

    World Water Assesment Programme (WWAP), lembaga bentukan

    UNESCO,  meramalkan dunia akan menghadapi kelangkaan air menjelang

    tahun 2025 yang hampir dua per tiga penduduk dunia akan tinggal di daerah-

    daerah yang mengalami kekurangan air. Hal tersebut juga akan melanda

    Indonesia, walaupun termasuk dalam 10 negara kaya air. Hal tersebut

    diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan air, pemakaian air yang tidak efisien

    dan air banyak yang sudah tercemar,  fluktuasi debit air sungai yang sangat

    besar, dan kelembagaan yang masih lemah dan peraturan perundang-undangan

    yang masih lemah. Di lain pihak, kontaminasi dan kerusakan sumber daya air

    tanah serta banyaknya terdapat pencemaran air.

    Padahal dalam UUD 1945, pasal 33 ayat 2 dan 3 disebutkan bahwa air dan

    bumi dilindungi oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk

    kemakmuran rakyat. Dengan demikian, sumber daya air menjadi milik bersama

    yang harus dikelola secara adil dan bukan milik perorangan. Dari hal tersebut

    dapat disimpulkan bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban

    yang sama dalam memperoleh, mengelola, dan menggunakan air.Sumber air yang bisa digunakan untuk kehidupan manusia sebetulnya

    terbatas sedangkan kandungan air di bumi sangat berlimpah. Menurut Agung

    Suprihati dalam I Wayan Sudiarsa (2006) menyebutkan bahwa volume seluruh

    air di muka bumi ini mencapai 1.400.000.000 km3. Lebih kurang 97%

    merupakan air asin yang tidak dapat digunakan secara langsung dalam

    kehidupan manusia sehari-hari. Sedangkan sebanyak 2% air berupa gunung-

    gunung es di kedua kutub bumi. Sebanyak 0,75% merupakan air tawar yang

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    2/21

    2

    mendukung kehidupan makhluk hidup yang terdapat di darat seperti danau,

    sungai, dan dalam tanah.

    Dibalik semua itu, Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM), pada umumnya

    mengambil air disungai untuk diolah menjadi air minum yang didistribusikan

    ke masing-masing rumah tangga. Namun kenyataannya, sungai-sungai di kota-

    kota besar banyak tercemar oleh polusi, seperti sampah, limbah pabrik,

    kotoran manusia dan lain sebagainya. Keadaan sungai saat ini ialah

    berdasarkan ..... menyatakan bahwa % sungai tercemar akibat,,,,, hal tersebut

    disebabkan karena kurang sigapnya pemerintah dalam mengeluarkan suatu

    kebijakan dan kurang sadarnya masyarakat betapa akan pentingnya manfaat

    sungai. Ini akan mengakibatkan air PDAM di kota besar menjadi keruh dan

    bau selain permasalahan pergiliran distribusi air. Tentu ini akan menyebabkan

    kurang nyamannya konsumen dalam menggunakan air PDAM dan dapat

    berdampak pada kesehatan, seperti masalah timbulnya masalah kesehatan

    pencernaan, masalah kesehatan kulit dan lain sebagainya. Maka perlu pemikir

     jangka panjang untuk menciptakan air sungai yang bersih dan bebas kuman.

    Walaupun PDAM sudah menerapkan standar kualitas air PDAM.

    Salah satu langkah yang kami sarankan adalah menciptakan desain baru

    pada bendungan untuk menciptakan bendungan yang multifungsi. Karena

    selama ini kita mengenal bahwa bendungan hanya sebagai mengatur debit air

    yang disalurkan untuk air irigasi, Pembangkit Listrik Tenaga Air, dan

    mengukur kecepatan air sungai (http://id.wikipedia.org/wiki/Bendungan).

    Desain yang kami tawarkan adalah bendungan yang memiliki jaring pada pintu

    air untuk menyaring sampah dan memperkuat bangunan bendungan dengan

    penenggelaman karung beris potongan kaca, arang, ijuk dal lain - lain yangberfungsi untuk menjernihkan air atau membunuh kuman.

    Dari uraian tersebut kami menulis karya ilmiah remaja berjudul, “ Inovasi

     Design Bendungan Dalam Menciptakan Sumber Air PDAM Yang Layak”.

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    3/21

    3

    1.2.1 Bagaimanakah design bendungan untuk menciptakan sumber air PDAM

    yang layak?

    1.2.2 Apakah keunggulan design bendungan untuk menciptakan sumber air

    PDAM yang layak ?

    1.2.3 Seberapa besar investasi yang diperlukan untuk design bendungan untuk

    menciptakan sumber air PDAM yang layak ?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan peneitian ini, yaitu:

    1.3.1  Untuk mengetahui design bendungan untuk menciptakan sumber air

    PDAM yang layak.

    1.3.2  Untuk mengetahui keunggulan design bendungan untuk menciptakan

    sumber air PDAM yang layak.

    1.3.3  Untuk mengetahui investasi investasi yang diperlukan untuk design

    bendungan untuk menciptakan sumber air PDAM yang layak.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapakan mampu:

    1.4.1  Memberikan inovasi dalam sistem bendungan di Bali.

    1.4.2  Memberdayakan masyarakat kurang mampu.

    1.4.3  Memberikan solusi untuk mencegah pencemaran sungai di perkotaan.

    1.4.4  Meningkatkan kualitas sumber air PDAM.

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    4/21

    4

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Bendungan

    Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk

    menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali

    bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit

    Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut

    pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau

    berkelanjutan. Bendungan(dam) dan bendung(weir) sebenarnya merupakan

    struktur yang berbeda. Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala

    rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya

    terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas

    melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai

    pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai

    penggerak pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan

    sungai yang cukup besar dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat

    dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia, bendung

    dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari

    muka tanah yang akan diairi.

    2.1.1 Fungsi Bendungan

    Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau

    penyediaan air di perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga

    hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan

    lainnya, pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industriseperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam yang dibangun untuk

    semua tujuan di atas. Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15

    meter dan dam utama lebih dari 150 m. Sedangkan, dam rendah kurang dari

    30 m, dam sedang antara 30 - 100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m.

    Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah

    sebuah dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk

    melindungi tanah di sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    5/21

    5

    tembok yang dibuat sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi

    tanah di sekitarnya dari kebanjiran.

    Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk

    mengurangi dan mengontrol arus erosi tanah. Bendungan kering dry dam

    adalah bendungan yang didisain untuk mengontrol banjir. Ia biasanya kering,

    dan akan menahan air yang bila dibiarkan akan membanjiri daerah

    dibawahnya.

    2.1.2 Jenis-jenis Bendungan

    Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat

    diklasifikasikan sebagai dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam",

    dengan berbagai subtipenya.Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air

    untuk irigasi atau penyediaan air di perkotaan, meningkatkan navigasi,

    menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat

    untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan menahan pembuangan

    dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam

    yang dibangun untuk semua tujuan di atas.Menurut ketinggian, dam besar  

    lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari 150 m. Sedangkan, dam

    rendah  kurang dari 30 m, dam sedang  antara 30 - 100 m, dan dam tinggi 

    lebih dari 100 m.Kadang-kadang ada yang namanya  Bendungan Sadel 

    sebenarnya adalah sebuah dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi

    danau untuk melindungi tanah di sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan

    tanggul, yaitu tembok yang dibuat sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk

    melindungi tanah di sekitarnya dari kebanjiran.Bendungan Pengecek check

    dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk mengurangi dan mengontrol

    arus erosi tanah.Bendungan kering dry dam adalah bendungan yang didisainuntuk mengontrol banjir. Ia biasanya kering, dan akan menahan air yang bila

    dibiarkan akan membanjiri daerah dibawahnya.

    a.  Bendungan separuh  diversionary dam adalah bendungan yang

    tidak menutup sungai. sebagian dari arus ditampuh di danau

    terpisah, di depan bendungan.

    b.  Bendungan kayu  kadang-kadang digunakan orang karena

    keterbatasan lokasi dan ketinggian di tempat ia dibangun. Di

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    6/21

    6

    Lokasi tempat bendungan kayu dibuat, kayulah bahan yang paling

    murah, semen mahal dan sulit untuk diangkut. Bendungan kayu

    dulu banyak digunakan, tapi kebanyakan sudah diganti dengan

    beton, khususnya di negara-negara industri. Beberapa bendungan

    dam masih dipakai. Kayu juga bahan dasar yang digunakan berang-

    berang, sering juga ditambah lumpur dan bebatuan untuk membuat

    bendungan berang-berang.

    2.2 Pengertian Air Bersih

    Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu

    baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam

    melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya untuk

    konsumsi. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah

    tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam

    berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat

    risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya  Escherichia coli)

    atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air

    hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat

    dihilangkan dengan cara ini.

    2.2.1  Sumber air bersih

    1.  Sungai Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh

    dari sungai-sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari

    7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas terlihat cukup untuk

    menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi

    kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang

    tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazonwalupun ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini

    tidak ekonomis untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang

    memerlukan. 

    2.  Curah hujan  Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air

    bersih, individu perorangan/ berkelompok/ pemerintah biasanya

    membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    7/21

    7

    air bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan

    kerusakan musibah banjir.

    3.  Air permukaan dan air bawah tanah

    2.3 

    Teknik Penjernihan Air

    Penjernihan air dapat dilakukan secara sederhana melalui teknik

    penjernihan air secara alami. Teknik penjernihan air dilakukan dengan

    melewati beberapa tahapan, yaitu:

    2.3.1 Potongan kaca, berfungsi sebagai Air bersih didapatkan dengan jalan

    penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik

    menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan

    membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada

    dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan

    menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah penyumbatan

    yang terlalu sering maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu

    keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini dapat

    dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang

    mengalir.

    2.3.2 

    Arang tempurung, berfungsi untuk ini sangat efektif dalam

    menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang

    digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk

    hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif.

    2.3.3 Pasir, berfungsi sebagai Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring

    air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian

    melewati lapisan pasir.

    2.3.4 

    Kerikil, berfungsi sebagai Air disaring dengan menggunakan pori-poridari batu cadas.

    Adapun perbandingan komposisi bahan-bahan tersebut, yaitu potongan

    kaca: ijuk: arang tempurung: pasir: ijuk: kerikil = 2: 2: 2: 4: 1: 4. Susunan

    teknik penjernihan air secara sederhana dapat dilihat pada gambar di bawah

    ini:

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    8/21

    8

    2.4  Bahan Bangunan

    Dalam membuat suatu bangunan diperlukan bahan-bahan seperti:

    2.4.1 Semen  terbuat dari batu kapur (kaya akan kalsium karbonat) dan

    tanah lempung yang banyak mengandung silika (sejenis mineral

    berbentuk pasir), aluminium oksida (alumina) serta oksida besi. Agar

    tak mengeras seperti batu, ramuan diberi bubuk gips dan dihaluskan

    hingga berbentuk partikel-partikel kecil mirip bedak. Untuk mencapaikekuatan tertentu, semen berkolaborasi dengan bahan lain. Jika

    bertemu air akan memunculkan reaksi kimia yang sanggup mengubah

    semen jadi sekeras batu. Jika ditambah pasir, terciptalah perekat

    tembok yang kokoh. Namun untuk membuat pondasi bangunan,

    campuran tadi biasanya masih ditambah dengan bongkahan batu atau

    kerikil, biasa disebut concrete  atau beton 

    (http://id.wikipedia.org/wiki/Semen, 14:23).

    2.4.2 Batako,  sejenis batu bata yang dibuat dari puing-puing bahan

    bangunan (http://id.wikipedia.org/wiki/Batako, 14:27).

    2.4.3 Pasir  adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya

    berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir

    adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis

    umumnya dibentuk dari batu kapur (http://id.wikipedia.org/wiki/Pasir,

    14:28).

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    9/21

    9

    2.4.4 Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak

    digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari

    (http://id.wikipedia.org/wiki/Besi, 14:30).

    2.4.5 

    Batu  adalah sejenis bahan yang terdiri daripada mineral dan

    dikelaskan menurut komposisi mineral. Kerak Bumi (termasuk

    litosfer) dan mantelnya terbuat dari batu. Dalam bangunan  batu

    biasanya dipakai pada pondasi bangunan untuk bangunan dengan

    ketinggian kurang dari 10 meter, Batu juga dipakai untuk

    memperindah fasade bangunan dengan memberikan warna dan tekstur

    unik dari batu alam. (http://id.wikipedia.org/wiki/Batu, 14:31).

    2.4.6 

    Pipa besi adalah pipa atau tabung yang banyak terbuat dari polivinil

    klorida (PVC), saluran besi, polietilena, atau tembaga yang membawa

    air bersih dan diberi tekanan udara. Pipa dari bahan besi adalah

    alternatif tembaga, kemudian ditemukan bahan plastic untuk

    pembuatan pipa (http://id.wikipedia.org/wiki/Pipa_air, 4:57).

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    10/21

    10

    BAB III

    METODELOGI PENELITIAN

    3.1 

    Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di PDAM, Kabupaten Gianyar dan

    bendungan yang PDAM Kabupaten Gianyar pada tanggal 16 Oktober s.d

    30 Oktober 2011.

    3.2  Populasi dan Sampel

    3.2.1 Populasi

    Populasi penelitian ini sebanyak 34 kepada pegawai PDAM,

    kabupaten Gianyar. Dan petugas bendungan terletak di desa

    Kabupaten Gianyar

    3.3.2 Sampel 

    Dengan menggunakan sampal penelitian proposive yang dijadikan

    sampel penelitian hanya 17 pegawai.

    3.3  Metode Pengumpulan Data

    Penelitian ini menggunakan dua metode penelitian, yaitu:

    3.3.1 

    Teknik Observasi

    Teknik observasi dilakukan pengamatan secara langsung ke PDAM,

    Kabupaten Gianyar.

    3.3.2 Metode Wawancara

    Teknik wawancara digunakan kepada pegawai PDAM Kabupaten

    Gianyar. (format isian wawancara terlampir). Langkah penerapan

    teknik wawancara adalah sebagai berikut :

    1. 

    Menyusun pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber.2.  Membuat janji kepada narasumber mengenai tempat dan waktu

    pelaksaan wawancara.

    3.  Menyiapkan alat-alat yang diperlukan dalam teknik wawancara.

    4.  Memulai wawancara dengan narasumber sesuai dengan jadwal

    yang telah ditentukan.

    5.  Mencatat hal-hal penting mengenai hasil dari wawancara.

    3.3.3 Teknik Kuisioner

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    11/21

    11

    Teknik kuesioner ini dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2011

    khususnya disebarkan kepada sample penelitian Langkah-langkah

    dalam penyebaran kuesioner:

    4. 

    Menyusun pertanyaan tentang masalah yang dikaji.

    5.  Mengkonsultasikan isi kuesioner kepada guru pembina.

    6.  Memperbaiki kuesioner hasil dari koreksi pembina.

    7.  Menyebarkan kuisioner ke responden (sample penelitian).

    8.  Dari hasil kuesioner, penulis melakukan tabulasi dan

    mempresentasekan jawaban dari responden para siswa terhadap

    kuesioner.

    3.3.4 Teknik Dokumen

    Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, metode dokumentasi yaitu

    mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang merupakan catatan,

    transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti notulen rapat, lengger,

    agenda dan sebagainya (Arikunto Suharsimi, Prof.Dr. Prosedur

    Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, 2002, hlm. 2004). Dalam penelitian

    ini penulis memperoleh data dari catatan PDAM Kabupaten Gianyar.

    3.4  Metode Pengolahan Data

    Data-data yang terkumpul dari metode pengumpulan data,

    kemudian diolah secara terpadu untuk menjawab semua rumusan

    masalah. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

    Yaitu penyajian data melalui penggambaran terhadap rumusan masalah

    dan didukung oleh data-data yang didapatkan dari perhitungan.

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    12/21

    12

    KERANGKA BERFIKIR

    Kesenjangan Masyarakat

    Perlindungan air

    UUD pasal 33 ayat 2

    dan 3 dan

    Kehidupan rumah

    tan a

    Dunia

    Usaha/Pariwisata

    a.  Air yang kurang bersih

    b.  Terkontaminasi bahan kimia

    c.  Distribusi oleh PDAM an kuran

    Air yang sulit

    dikelola oleh PDAM

    Bendungan yang

    bermasalah

    Inovasi Design Bendungan Dalam MenciptakanSumber Air PDAM

    Yang Layak

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    13/21

    13

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1  Design Bendungan Untuk Menciptakan Sumber Air PDAM Yang

    Layak

    Desain bendungan yang baru untuk membersihkan sampah dari

    sungai adalah dengan menambahkan penyaringan pada pintu air

    bendungan. Penyaringan itu diletakkan di belakang pintu pengatur debit

    air. Sedangkan dibelakang tembok bendungan atau pintu air, pada dasar

    sungai digali lebih dalam sehingga menyebabkan dasar sungai di bagain

    hulu lebih tinggi daripada dasar sungai di hilir. Pada bagian tersebut

    dibatasi oleh tembok yang dibawahnya diberi lubang sebagai jalan

    keluarnya air sungai. Antara kedua tembok bendungan tersebut, disusun

    teknik penjernihan air dengan susunan  potongan kaca: ijuk: arang

    tempurung: pasir: ijuk: kerikil dengan perbandingan 2: 2: 2: 4: 1: 4.

    Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam karung. Dengan satu karung

    dianggap sebagai 1 satuan perbandingan. Karung-karung yang berisi

    bahan-bahan tersebut disusun secara memanjang mengikuti lebar sungai.

    Pada lubang di tembok kedua ditambahkan dengan penyaringan agar

    bahan-bahan penjernihan air tidak hanyut karena karung yang tidak kuat

    pada air.

    Mekanisme penyaringan dan penjernihan air sungai oleh bendungan

    sebagai berikut:

    1. Air sungai dari hulu akan diatur debitnya oleh pintu bendungan yang

    dapat naik dan turun. Disesuaikan dengan kebutuhan irigasi maupun

    kebutuhan di hilir sungai.2. Sampah-sampah yang hanyut bersama air akan tersangkut pada

    penyaringan. Sampah-sampah yang tersangkut tersebut dapat diangkat

    oleh dinas kebersihan kabupaten atau oleh petugas bendungan. Dan

    sampah-sampah tersebut dapat diolah menjadi kompos atau barang-

    barang daur ulang.

    3. Air yang telah melalui pintu air akan terjun ke dalam teknik

    penjernihan air. Air yang kotor dan keruh akan dijernihkan oleh

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    14/21

    14

    potongan-potongan kaca untuk memisahkan partikel, selanjutnya akan

    dijernihkan oleh ijuk untuk sebagai penyaring partikel-partikel kecil dan

    kotoran-kotoran kecil yang lolos dari lapisan atasnya. Lapisan ijuk ini

    bisa berasal dari serabut kelapa yang juga berfungsi sebagai penetralisir

    bau dan warna kemudian oleh arang tempurung untuk mejernihkan air ,

    kerikil untuk untuk sebagai penyaring partikel dan berukuran besar dan

    terakhir

    4. Selanjutnya air yang sudah dijernihkan akan keluar melalui lubang di

    tembok bendungan kedua dan akan masuk kembali kedalam aliran

    sungai.

    Endapan Lumpur

    Pecahan Kaca &

    Arang

    Batu Kali

    Katup Penguras

    Lumpur

    Air Irigasi

    DENAH & POTONGAN BENDUNGAN

    Jaring Kawat Besi

    Plat Beton

    Air Irigasi

    Pintu Air

    Plat Penyaring

    Lumpur

    Air Irigasi Air Irigasi

    Jaring Kawat Besi

    Plat Beton Pecahan Kaca &

    Arang

    Pintu Air

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    15/21

    15

    4.2  Keunggulan dan Kekurangan Design Bendungan Untuk Menciptakan

    Sumber Air PDAM Yang Layak

    Adanya penambahan desain atau komponen memberikan dampak baik

    positif maupun negatif. Adapun keunggulan dari desain ini, yaitu mampu

    menciptakan sungai yang bersih, jernih, bebas dari kuman, dan dapat

    digunakan oleh masyarakat untuk keperluan mandi dan mencuci maupun

    kegiatan lainnya. Dengan demikian, akan meningkatkan kenyamanan

    masyarakat dalam menggunakan kembali sungai terutama sungai-sungai

    di kota besar. Selain itu, sungai yang bersih dan didukung oleh

    pemandangan sekitarnya yang indah, dapat menjadikan salah satu

    alternatif tempat pariwisata. Seperti pembangunan tempat rekreasi,

    tempat memancing, wisata naik perahu di sungai dan lain sebagainya.

    Dalam menyediakan bahan-bahan penjernih air tentu membutuhkan

    bahan yang sangat banyak. Solusinya adalah pemerintah harus

    memberdayakan masyarakat miskin yang mempunyai usaha seperti

    pembuatan Barket (arang), kerikil, pasir dan lain sebagainya. Sehingga

    dengan desain bendungan yang baru ini akan memberikan dampak positif

    terhadap masyarakat. Selain itu masalah sampah seperti potongan kaca

    dapat diperoleh oleh pemerintah melalui pemulung atau pengumpul

    barang-barang bekas sehingga ini akan membantu dalam mengurangi

    sampah kaca yang susah terurai.

    Selain itu juga ada kekurangannya, yaitu dari segi biaya operasional yang

    besar, karung yang tidak tahan lama terhadap air, dan pengkaratan besi

    oleh air. Kelemahan tersebut dapat diantisipasi, salah satunya masalah

    biaya operasional yang besar. Setiap kabupaten atau daerah mempunyaianggaran untuk pembangunan wilayah. Maka pemerintah kabupaten

    berhak menggunakan dana tersebut untuk pembangunan infrastruktur

    yang memadai. Pembangunan tersebut dapat direalisasikan secara

    bertahap. Apalagi di setiap kabupaten telah memiliki bendungan, jadi

    hanya pada bagian penyaringan, tembok kedua, dan bahan-bahan

    penjernihan air yang perlu ditambahkan.

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    16/21

    16

    Masalah kedua yaitu mengenai karung yang tidak tahan lama terhadap

    air. Solusinya adalah memasang penyaringan dengan diameter lubang

    yang sangat kecil sehingga akan mencegah bahan-bahan material

    penjernih air agar tidak terhanyut oleh air sungai. Atau dapat juga

    mengganti karung tersebut dengan bahan yang mudah dilalui oleh air tapi

    tahan di dalam air tanpa mengalami kerusakan. Serta permasalahan yang

    terakhir, yaitu besi yang mudah mengkarat. Tentu dalam pembuatan

    bendungan ini akan menggunakan besi dengan tujuan tidak mudah rusak.

    Namun, secara alami besi akan mudah mengkarat di dalam air, sehingga

    akan menimbulkan resiko besi keropos. Hal tersebut dapat diatasi dengan

    menerapkan prinsip reaksi reduksi dan oksidasi, yaitu dengan

    menambahkan logam korban. Logam korban yaitu logam yang memiliki

    nilai oksidasi lebih tinggi dari besi sehingga mudah mengalami oksidasi

    dibandingkan besi. Salah satu yang biasa digunakan adalah logam

    magnesium (Mg) dengan pertimbangan harganya murah, mudah

    didapatkan serta mudah menggantinya.

    Berdasarkan hasil kuesioner, didapatkan informasi bahwa, sebanyak

    18% menyatakan sebelum adanya rancangan ide design bendungan untuk

    PDAM sering terjadi kesulitan dalam pengelolaan air bersih. Sedangkan,

    sebanyak 100% menyatakan rancangan ide design bendungan untuk

    PDAM dapat mempermudah dalam mengatasi kesulitan dalam

    pengelolaan air bersih. Sehingga hambatan menjadi sangat kecil dan air

    pengelolaan air bersih dari PDAM untuk masyarakat lancar dan baik.

    Berdasarkan hasil kuesioner, didapatkan informasi sebanyak 88%

    menyatakan permasalahan pada sampah sulit diatasi dibendungansehingga menghambat proses pengelolaan air. Sedangkan sebanyak 6%

    menyatakan permasalahan pada sampahsulit diatasi dibendungan

    sehingga menghambat proses pengelolaan air. Hal ini disebabkan karena

    pada rancangan ide design PDAM yang layak terdapat suatu penyaringan

    sampah, sehingga pengelola PDAM dapar meringankan pekerjaan

    dengan mengambil sampah pada jaringan yang ada.

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    17/21

    17

    Sebanyak 88% menyatakan terjadi kerusakan bendungan selama ini

    terjadi karena adanya tekanan debit air yang tidak teratur. Sedangkan

    sebanyak 6% menyatakan bahwa dengan sebelum adanya rancangan ide

    design bendungan yang layak akan dapat meminimalisir terjadinya

    kerusakan pada bendungan. Sebanyak 6 % menyatakan bahwa saat

    sebelum menggunakan adanya rancangan ide design bendungan PDAM

    yang layak kondisi bendungan tidak bagus, seperti banyakknya sampah

    yang sulit diatasi, kurang jernihnya air sehingga proses pengelolaan air

    bersih dari PDAM mterjadi hambatan. Sedangkan sebanyak 100%,

    menyatakan bahwa satelah adanya rancangan ide design bendungan yang

    layak akan dapat meminimalisir terjadinya kerusakan pada bendungan.

    Sebanyak 6 % menyatakan bahwa saat sebelum menggunakan adanya

    rancangan ide design bendungan PDAM yang layak kondisi bendungan

    lebih bagus, karena adanya suatu keunggulan seperti adanya penyaringan

    sampah yang dapat mempermudah pengegola PDAm, adanya bahan

    penjernihan air sehingga dapat mempermudah melakukan pengelolaan air

    oleh pengelola PDAM:

    Grafik 01. Keunggulan Design Bendungan

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    18/21

    18

    Tabel 01. Tingkat Kenyamanan Pengelola PDAM

    Permasalahan Sebelum Sesudah

    Sering Jarang Tidak

    Pernah

    Sering Jarang Tidak

    Pernah

    Pengkontrolan 24% 47% 29% 0% 0% 100%

    Pembersihan

    sampah

    35% 41% 24% 0% 0% 100%

    Kerusakan 41% 24% 35% 0% 29% 71%

    Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa sebelum penggunaandesign bendungan PDAM yang baik juga mempengaruhi kinerja penglola PDAM

    tersebut seperti kesulitan dalam mengatasi permasalahan sampah di saat

    mengelola air bersih, dan juga harus mengkontrol secara intensif. Serta tingkat

    kerusakan bendungan lebih tinggi dibandingkan dengan selama ini. Dengan

    demikian sebanyak 100%, menyatakan nyaman nyaman dan tenang dalam

    melaksanakan pekerjaan dalam pengkontrolan suatu bendunganmaupun.

    Sebnayak 100% pembersihan sampah lebih mudah diatasi oleh pengelola PDAM

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    19/21

    19

    saat melalukan pengelolaan air bersuh, sehingga dapat mempermudah kinerjanya

    dan sebanyak 71% kerusakan pada bendungan tidak pernah terjadi

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    20/21

    20

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Dari paparan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

    berikut;

    5.1.1  Berdasarkan hasil penelitian, design bendungan untuk PDAM yang

    layak yaitu dengan menggunakan penyaringan di bagian tempat

    pertama air masuk kebendungan dan tempat air mengalir ke DAS

    berfungsi untuk mengurangi adanya berbagai macam sampah yang

    mengalir, selain itu terdapat suatu penjernihan air yang terdiri dari

    arang, ijuk, pecahan keramik dan potongan – potongan kaca yang

    dibungkus karung yang berfungsi untuk menjernihkan air.

    5.1.2  Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa rancangan design

    bendungan ini memiliki beberapa keunggulan seperti adanya

    pengkontrolan air yang mudah dilakukan oleh pengelola PDAM yang

    dinyatakan prosenstasenya sebesar 100%, adanya permasalahan sampah

    yang mudah diatasi sebanyak 6%, kerusakan bendungan sebesar 6%

    dan kondisi bendungan dinyatakan baik sejumlah 100%. Selain itu juga

    dapat memberikan tingkat kenyamanan kinerja pengelola PDAM untuk

    mengelola air bersih dan dapat disalurkan ke masyarakat.

    5.2 

    Saran-Saran

    5.2.1  Bagi Para Peneliti perlu diadakannya penelitian lebih lanjut, tentang

    design model bendungan yang menggunakan pembaharuan paradigma

    bendungan yang layak untuk PDAM dengan perhitungan yang lebih akuratdan tingkat efesiensitas penggunannya.

    5.2.2  Bagi PDAM agar menerapkan rancangan ide design tentang model

    bendungan yang layak sehingga dapat meminimalisir penggunaan bahan

    kimia dalam mengelola air bersih.

  • 8/19/2019 Unhi Part III

    21/21

    21

    5.3  Rekomendasi

    5.3.1  Bagi pemerintah kebijakan agar membantu

    kelancaran design model bendungan yang menggunakan pembaharuan

    paradigma bendungan yang layak untuk PDAM