unhi part iii
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Unhi Part III
1/21
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, bahwa jumlah
penduduk di 12 kota besar di Indonesia sebesar 29.328.386 dengan rata-rata
sebesar 2.444.032. Besarnya jumlah penduduk di kota-kota besar dapat
mengakibatkan berbagai masalah penduduk seperti masalah kebersihan kota
sampai masalah kebutuhan air bersih. Namun kita sering mengeksploitasi air
secara berlebihan. Di harian Republika 27 Maret 2003 memberitakan bahwa
World Water Assesment Programme (WWAP), lembaga bentukan
UNESCO, meramalkan dunia akan menghadapi kelangkaan air menjelang
tahun 2025 yang hampir dua per tiga penduduk dunia akan tinggal di daerah-
daerah yang mengalami kekurangan air. Hal tersebut juga akan melanda
Indonesia, walaupun termasuk dalam 10 negara kaya air. Hal tersebut
diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan air, pemakaian air yang tidak efisien
dan air banyak yang sudah tercemar, fluktuasi debit air sungai yang sangat
besar, dan kelembagaan yang masih lemah dan peraturan perundang-undangan
yang masih lemah. Di lain pihak, kontaminasi dan kerusakan sumber daya air
tanah serta banyaknya terdapat pencemaran air.
Padahal dalam UUD 1945, pasal 33 ayat 2 dan 3 disebutkan bahwa air dan
bumi dilindungi oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Dengan demikian, sumber daya air menjadi milik bersama
yang harus dikelola secara adil dan bukan milik perorangan. Dari hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban
yang sama dalam memperoleh, mengelola, dan menggunakan air.Sumber air yang bisa digunakan untuk kehidupan manusia sebetulnya
terbatas sedangkan kandungan air di bumi sangat berlimpah. Menurut Agung
Suprihati dalam I Wayan Sudiarsa (2006) menyebutkan bahwa volume seluruh
air di muka bumi ini mencapai 1.400.000.000 km3. Lebih kurang 97%
merupakan air asin yang tidak dapat digunakan secara langsung dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Sedangkan sebanyak 2% air berupa gunung-
gunung es di kedua kutub bumi. Sebanyak 0,75% merupakan air tawar yang
-
8/19/2019 Unhi Part III
2/21
2
mendukung kehidupan makhluk hidup yang terdapat di darat seperti danau,
sungai, dan dalam tanah.
Dibalik semua itu, Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM), pada umumnya
mengambil air disungai untuk diolah menjadi air minum yang didistribusikan
ke masing-masing rumah tangga. Namun kenyataannya, sungai-sungai di kota-
kota besar banyak tercemar oleh polusi, seperti sampah, limbah pabrik,
kotoran manusia dan lain sebagainya. Keadaan sungai saat ini ialah
berdasarkan ..... menyatakan bahwa % sungai tercemar akibat,,,,, hal tersebut
disebabkan karena kurang sigapnya pemerintah dalam mengeluarkan suatu
kebijakan dan kurang sadarnya masyarakat betapa akan pentingnya manfaat
sungai. Ini akan mengakibatkan air PDAM di kota besar menjadi keruh dan
bau selain permasalahan pergiliran distribusi air. Tentu ini akan menyebabkan
kurang nyamannya konsumen dalam menggunakan air PDAM dan dapat
berdampak pada kesehatan, seperti masalah timbulnya masalah kesehatan
pencernaan, masalah kesehatan kulit dan lain sebagainya. Maka perlu pemikir
jangka panjang untuk menciptakan air sungai yang bersih dan bebas kuman.
Walaupun PDAM sudah menerapkan standar kualitas air PDAM.
Salah satu langkah yang kami sarankan adalah menciptakan desain baru
pada bendungan untuk menciptakan bendungan yang multifungsi. Karena
selama ini kita mengenal bahwa bendungan hanya sebagai mengatur debit air
yang disalurkan untuk air irigasi, Pembangkit Listrik Tenaga Air, dan
mengukur kecepatan air sungai (http://id.wikipedia.org/wiki/Bendungan).
Desain yang kami tawarkan adalah bendungan yang memiliki jaring pada pintu
air untuk menyaring sampah dan memperkuat bangunan bendungan dengan
penenggelaman karung beris potongan kaca, arang, ijuk dal lain - lain yangberfungsi untuk menjernihkan air atau membunuh kuman.
Dari uraian tersebut kami menulis karya ilmiah remaja berjudul, “ Inovasi
Design Bendungan Dalam Menciptakan Sumber Air PDAM Yang Layak”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
-
8/19/2019 Unhi Part III
3/21
3
1.2.1 Bagaimanakah design bendungan untuk menciptakan sumber air PDAM
yang layak?
1.2.2 Apakah keunggulan design bendungan untuk menciptakan sumber air
PDAM yang layak ?
1.2.3 Seberapa besar investasi yang diperlukan untuk design bendungan untuk
menciptakan sumber air PDAM yang layak ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneitian ini, yaitu:
1.3.1 Untuk mengetahui design bendungan untuk menciptakan sumber air
PDAM yang layak.
1.3.2 Untuk mengetahui keunggulan design bendungan untuk menciptakan
sumber air PDAM yang layak.
1.3.3 Untuk mengetahui investasi investasi yang diperlukan untuk design
bendungan untuk menciptakan sumber air PDAM yang layak.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan mampu:
1.4.1 Memberikan inovasi dalam sistem bendungan di Bali.
1.4.2 Memberdayakan masyarakat kurang mampu.
1.4.3 Memberikan solusi untuk mencegah pencemaran sungai di perkotaan.
1.4.4 Meningkatkan kualitas sumber air PDAM.
-
8/19/2019 Unhi Part III
4/21
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk
menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali
bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit
Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut
pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau
berkelanjutan. Bendungan(dam) dan bendung(weir) sebenarnya merupakan
struktur yang berbeda. Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala
rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya
terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas
melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai
pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai
penggerak pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan
sungai yang cukup besar dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat
dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia, bendung
dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari
muka tanah yang akan diairi.
2.1.1 Fungsi Bendungan
Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau
penyediaan air di perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga
hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan
lainnya, pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industriseperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam yang dibangun untuk
semua tujuan di atas. Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15
meter dan dam utama lebih dari 150 m. Sedangkan, dam rendah kurang dari
30 m, dam sedang antara 30 - 100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m.
Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah
sebuah dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk
melindungi tanah di sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu
-
8/19/2019 Unhi Part III
5/21
5
tembok yang dibuat sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi
tanah di sekitarnya dari kebanjiran.
Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk
mengurangi dan mengontrol arus erosi tanah. Bendungan kering dry dam
adalah bendungan yang didisain untuk mengontrol banjir. Ia biasanya kering,
dan akan menahan air yang bila dibiarkan akan membanjiri daerah
dibawahnya.
2.1.2 Jenis-jenis Bendungan
Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat
diklasifikasikan sebagai dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam",
dengan berbagai subtipenya.Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air
untuk irigasi atau penyediaan air di perkotaan, meningkatkan navigasi,
menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat
untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan menahan pembuangan
dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam
yang dibangun untuk semua tujuan di atas.Menurut ketinggian, dam besar
lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari 150 m. Sedangkan, dam
rendah kurang dari 30 m, dam sedang antara 30 - 100 m, dan dam tinggi
lebih dari 100 m.Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel
sebenarnya adalah sebuah dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi
danau untuk melindungi tanah di sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan
tanggul, yaitu tembok yang dibuat sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk
melindungi tanah di sekitarnya dari kebanjiran.Bendungan Pengecek check
dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk mengurangi dan mengontrol
arus erosi tanah.Bendungan kering dry dam adalah bendungan yang didisainuntuk mengontrol banjir. Ia biasanya kering, dan akan menahan air yang bila
dibiarkan akan membanjiri daerah dibawahnya.
a. Bendungan separuh diversionary dam adalah bendungan yang
tidak menutup sungai. sebagian dari arus ditampuh di danau
terpisah, di depan bendungan.
b. Bendungan kayu kadang-kadang digunakan orang karena
keterbatasan lokasi dan ketinggian di tempat ia dibangun. Di
-
8/19/2019 Unhi Part III
6/21
6
Lokasi tempat bendungan kayu dibuat, kayulah bahan yang paling
murah, semen mahal dan sulit untuk diangkut. Bendungan kayu
dulu banyak digunakan, tapi kebanyakan sudah diganti dengan
beton, khususnya di negara-negara industri. Beberapa bendungan
dam masih dipakai. Kayu juga bahan dasar yang digunakan berang-
berang, sering juga ditambah lumpur dan bebatuan untuk membuat
bendungan berang-berang.
2.2 Pengertian Air Bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu
baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam
melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya untuk
konsumsi. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah
tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam
berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat
risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli)
atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air
hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat
dihilangkan dengan cara ini.
2.2.1 Sumber air bersih
1. Sungai Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh
dari sungai-sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari
7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas terlihat cukup untuk
menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi
kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang
tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazonwalupun ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini
tidak ekonomis untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang
memerlukan.
2. Curah hujan Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air
bersih, individu perorangan/ berkelompok/ pemerintah biasanya
membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan
-
8/19/2019 Unhi Part III
7/21
7
air bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan
kerusakan musibah banjir.
3. Air permukaan dan air bawah tanah
2.3
Teknik Penjernihan Air
Penjernihan air dapat dilakukan secara sederhana melalui teknik
penjernihan air secara alami. Teknik penjernihan air dilakukan dengan
melewati beberapa tahapan, yaitu:
2.3.1 Potongan kaca, berfungsi sebagai Air bersih didapatkan dengan jalan
penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik
menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan
membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada
dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan
menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah penyumbatan
yang terlalu sering maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu
keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini dapat
dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang
mengalir.
2.3.2
Arang tempurung, berfungsi untuk ini sangat efektif dalam
menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang
digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk
hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif.
2.3.3 Pasir, berfungsi sebagai Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring
air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian
melewati lapisan pasir.
2.3.4
Kerikil, berfungsi sebagai Air disaring dengan menggunakan pori-poridari batu cadas.
Adapun perbandingan komposisi bahan-bahan tersebut, yaitu potongan
kaca: ijuk: arang tempurung: pasir: ijuk: kerikil = 2: 2: 2: 4: 1: 4. Susunan
teknik penjernihan air secara sederhana dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:
-
8/19/2019 Unhi Part III
8/21
8
2.4 Bahan Bangunan
Dalam membuat suatu bangunan diperlukan bahan-bahan seperti:
2.4.1 Semen terbuat dari batu kapur (kaya akan kalsium karbonat) dan
tanah lempung yang banyak mengandung silika (sejenis mineral
berbentuk pasir), aluminium oksida (alumina) serta oksida besi. Agar
tak mengeras seperti batu, ramuan diberi bubuk gips dan dihaluskan
hingga berbentuk partikel-partikel kecil mirip bedak. Untuk mencapaikekuatan tertentu, semen berkolaborasi dengan bahan lain. Jika
bertemu air akan memunculkan reaksi kimia yang sanggup mengubah
semen jadi sekeras batu. Jika ditambah pasir, terciptalah perekat
tembok yang kokoh. Namun untuk membuat pondasi bangunan,
campuran tadi biasanya masih ditambah dengan bongkahan batu atau
kerikil, biasa disebut concrete atau beton
(http://id.wikipedia.org/wiki/Semen, 14:23).
2.4.2 Batako, sejenis batu bata yang dibuat dari puing-puing bahan
bangunan (http://id.wikipedia.org/wiki/Batako, 14:27).
2.4.3 Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya
berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir
adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis
umumnya dibentuk dari batu kapur (http://id.wikipedia.org/wiki/Pasir,
14:28).
-
8/19/2019 Unhi Part III
9/21
9
2.4.4 Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari
(http://id.wikipedia.org/wiki/Besi, 14:30).
2.4.5
Batu adalah sejenis bahan yang terdiri daripada mineral dan
dikelaskan menurut komposisi mineral. Kerak Bumi (termasuk
litosfer) dan mantelnya terbuat dari batu. Dalam bangunan batu
biasanya dipakai pada pondasi bangunan untuk bangunan dengan
ketinggian kurang dari 10 meter, Batu juga dipakai untuk
memperindah fasade bangunan dengan memberikan warna dan tekstur
unik dari batu alam. (http://id.wikipedia.org/wiki/Batu, 14:31).
2.4.6
Pipa besi adalah pipa atau tabung yang banyak terbuat dari polivinil
klorida (PVC), saluran besi, polietilena, atau tembaga yang membawa
air bersih dan diberi tekanan udara. Pipa dari bahan besi adalah
alternatif tembaga, kemudian ditemukan bahan plastic untuk
pembuatan pipa (http://id.wikipedia.org/wiki/Pipa_air, 4:57).
-
8/19/2019 Unhi Part III
10/21
10
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PDAM, Kabupaten Gianyar dan
bendungan yang PDAM Kabupaten Gianyar pada tanggal 16 Oktober s.d
30 Oktober 2011.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi penelitian ini sebanyak 34 kepada pegawai PDAM,
kabupaten Gianyar. Dan petugas bendungan terletak di desa
Kabupaten Gianyar
3.3.2 Sampel
Dengan menggunakan sampal penelitian proposive yang dijadikan
sampel penelitian hanya 17 pegawai.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua metode penelitian, yaitu:
3.3.1
Teknik Observasi
Teknik observasi dilakukan pengamatan secara langsung ke PDAM,
Kabupaten Gianyar.
3.3.2 Metode Wawancara
Teknik wawancara digunakan kepada pegawai PDAM Kabupaten
Gianyar. (format isian wawancara terlampir). Langkah penerapan
teknik wawancara adalah sebagai berikut :
1.
Menyusun pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber.2. Membuat janji kepada narasumber mengenai tempat dan waktu
pelaksaan wawancara.
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan dalam teknik wawancara.
4. Memulai wawancara dengan narasumber sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
5. Mencatat hal-hal penting mengenai hasil dari wawancara.
3.3.3 Teknik Kuisioner
-
8/19/2019 Unhi Part III
11/21
11
Teknik kuesioner ini dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2011
khususnya disebarkan kepada sample penelitian Langkah-langkah
dalam penyebaran kuesioner:
4.
Menyusun pertanyaan tentang masalah yang dikaji.
5. Mengkonsultasikan isi kuesioner kepada guru pembina.
6. Memperbaiki kuesioner hasil dari koreksi pembina.
7. Menyebarkan kuisioner ke responden (sample penelitian).
8. Dari hasil kuesioner, penulis melakukan tabulasi dan
mempresentasekan jawaban dari responden para siswa terhadap
kuesioner.
3.3.4 Teknik Dokumen
Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, metode dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang merupakan catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti notulen rapat, lengger,
agenda dan sebagainya (Arikunto Suharsimi, Prof.Dr. Prosedur
Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, 2002, hlm. 2004). Dalam penelitian
ini penulis memperoleh data dari catatan PDAM Kabupaten Gianyar.
3.4 Metode Pengolahan Data
Data-data yang terkumpul dari metode pengumpulan data,
kemudian diolah secara terpadu untuk menjawab semua rumusan
masalah. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.
Yaitu penyajian data melalui penggambaran terhadap rumusan masalah
dan didukung oleh data-data yang didapatkan dari perhitungan.
-
8/19/2019 Unhi Part III
12/21
12
KERANGKA BERFIKIR
Kesenjangan Masyarakat
Perlindungan air
UUD pasal 33 ayat 2
dan 3 dan
Kehidupan rumah
tan a
Dunia
Usaha/Pariwisata
a. Air yang kurang bersih
b. Terkontaminasi bahan kimia
c. Distribusi oleh PDAM an kuran
Air yang sulit
dikelola oleh PDAM
Bendungan yang
bermasalah
Inovasi Design Bendungan Dalam MenciptakanSumber Air PDAM
Yang Layak
-
8/19/2019 Unhi Part III
13/21
13
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Design Bendungan Untuk Menciptakan Sumber Air PDAM Yang
Layak
Desain bendungan yang baru untuk membersihkan sampah dari
sungai adalah dengan menambahkan penyaringan pada pintu air
bendungan. Penyaringan itu diletakkan di belakang pintu pengatur debit
air. Sedangkan dibelakang tembok bendungan atau pintu air, pada dasar
sungai digali lebih dalam sehingga menyebabkan dasar sungai di bagain
hulu lebih tinggi daripada dasar sungai di hilir. Pada bagian tersebut
dibatasi oleh tembok yang dibawahnya diberi lubang sebagai jalan
keluarnya air sungai. Antara kedua tembok bendungan tersebut, disusun
teknik penjernihan air dengan susunan potongan kaca: ijuk: arang
tempurung: pasir: ijuk: kerikil dengan perbandingan 2: 2: 2: 4: 1: 4.
Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam karung. Dengan satu karung
dianggap sebagai 1 satuan perbandingan. Karung-karung yang berisi
bahan-bahan tersebut disusun secara memanjang mengikuti lebar sungai.
Pada lubang di tembok kedua ditambahkan dengan penyaringan agar
bahan-bahan penjernihan air tidak hanyut karena karung yang tidak kuat
pada air.
Mekanisme penyaringan dan penjernihan air sungai oleh bendungan
sebagai berikut:
1. Air sungai dari hulu akan diatur debitnya oleh pintu bendungan yang
dapat naik dan turun. Disesuaikan dengan kebutuhan irigasi maupun
kebutuhan di hilir sungai.2. Sampah-sampah yang hanyut bersama air akan tersangkut pada
penyaringan. Sampah-sampah yang tersangkut tersebut dapat diangkat
oleh dinas kebersihan kabupaten atau oleh petugas bendungan. Dan
sampah-sampah tersebut dapat diolah menjadi kompos atau barang-
barang daur ulang.
3. Air yang telah melalui pintu air akan terjun ke dalam teknik
penjernihan air. Air yang kotor dan keruh akan dijernihkan oleh
-
8/19/2019 Unhi Part III
14/21
14
potongan-potongan kaca untuk memisahkan partikel, selanjutnya akan
dijernihkan oleh ijuk untuk sebagai penyaring partikel-partikel kecil dan
kotoran-kotoran kecil yang lolos dari lapisan atasnya. Lapisan ijuk ini
bisa berasal dari serabut kelapa yang juga berfungsi sebagai penetralisir
bau dan warna kemudian oleh arang tempurung untuk mejernihkan air ,
kerikil untuk untuk sebagai penyaring partikel dan berukuran besar dan
terakhir
4. Selanjutnya air yang sudah dijernihkan akan keluar melalui lubang di
tembok bendungan kedua dan akan masuk kembali kedalam aliran
sungai.
Endapan Lumpur
Pecahan Kaca &
Arang
Batu Kali
Katup Penguras
Lumpur
Air Irigasi
DENAH & POTONGAN BENDUNGAN
Jaring Kawat Besi
Plat Beton
Air Irigasi
Pintu Air
Plat Penyaring
Lumpur
Air Irigasi Air Irigasi
Jaring Kawat Besi
Plat Beton Pecahan Kaca &
Arang
Pintu Air
-
8/19/2019 Unhi Part III
15/21
15
4.2 Keunggulan dan Kekurangan Design Bendungan Untuk Menciptakan
Sumber Air PDAM Yang Layak
Adanya penambahan desain atau komponen memberikan dampak baik
positif maupun negatif. Adapun keunggulan dari desain ini, yaitu mampu
menciptakan sungai yang bersih, jernih, bebas dari kuman, dan dapat
digunakan oleh masyarakat untuk keperluan mandi dan mencuci maupun
kegiatan lainnya. Dengan demikian, akan meningkatkan kenyamanan
masyarakat dalam menggunakan kembali sungai terutama sungai-sungai
di kota besar. Selain itu, sungai yang bersih dan didukung oleh
pemandangan sekitarnya yang indah, dapat menjadikan salah satu
alternatif tempat pariwisata. Seperti pembangunan tempat rekreasi,
tempat memancing, wisata naik perahu di sungai dan lain sebagainya.
Dalam menyediakan bahan-bahan penjernih air tentu membutuhkan
bahan yang sangat banyak. Solusinya adalah pemerintah harus
memberdayakan masyarakat miskin yang mempunyai usaha seperti
pembuatan Barket (arang), kerikil, pasir dan lain sebagainya. Sehingga
dengan desain bendungan yang baru ini akan memberikan dampak positif
terhadap masyarakat. Selain itu masalah sampah seperti potongan kaca
dapat diperoleh oleh pemerintah melalui pemulung atau pengumpul
barang-barang bekas sehingga ini akan membantu dalam mengurangi
sampah kaca yang susah terurai.
Selain itu juga ada kekurangannya, yaitu dari segi biaya operasional yang
besar, karung yang tidak tahan lama terhadap air, dan pengkaratan besi
oleh air. Kelemahan tersebut dapat diantisipasi, salah satunya masalah
biaya operasional yang besar. Setiap kabupaten atau daerah mempunyaianggaran untuk pembangunan wilayah. Maka pemerintah kabupaten
berhak menggunakan dana tersebut untuk pembangunan infrastruktur
yang memadai. Pembangunan tersebut dapat direalisasikan secara
bertahap. Apalagi di setiap kabupaten telah memiliki bendungan, jadi
hanya pada bagian penyaringan, tembok kedua, dan bahan-bahan
penjernihan air yang perlu ditambahkan.
-
8/19/2019 Unhi Part III
16/21
16
Masalah kedua yaitu mengenai karung yang tidak tahan lama terhadap
air. Solusinya adalah memasang penyaringan dengan diameter lubang
yang sangat kecil sehingga akan mencegah bahan-bahan material
penjernih air agar tidak terhanyut oleh air sungai. Atau dapat juga
mengganti karung tersebut dengan bahan yang mudah dilalui oleh air tapi
tahan di dalam air tanpa mengalami kerusakan. Serta permasalahan yang
terakhir, yaitu besi yang mudah mengkarat. Tentu dalam pembuatan
bendungan ini akan menggunakan besi dengan tujuan tidak mudah rusak.
Namun, secara alami besi akan mudah mengkarat di dalam air, sehingga
akan menimbulkan resiko besi keropos. Hal tersebut dapat diatasi dengan
menerapkan prinsip reaksi reduksi dan oksidasi, yaitu dengan
menambahkan logam korban. Logam korban yaitu logam yang memiliki
nilai oksidasi lebih tinggi dari besi sehingga mudah mengalami oksidasi
dibandingkan besi. Salah satu yang biasa digunakan adalah logam
magnesium (Mg) dengan pertimbangan harganya murah, mudah
didapatkan serta mudah menggantinya.
Berdasarkan hasil kuesioner, didapatkan informasi bahwa, sebanyak
18% menyatakan sebelum adanya rancangan ide design bendungan untuk
PDAM sering terjadi kesulitan dalam pengelolaan air bersih. Sedangkan,
sebanyak 100% menyatakan rancangan ide design bendungan untuk
PDAM dapat mempermudah dalam mengatasi kesulitan dalam
pengelolaan air bersih. Sehingga hambatan menjadi sangat kecil dan air
pengelolaan air bersih dari PDAM untuk masyarakat lancar dan baik.
Berdasarkan hasil kuesioner, didapatkan informasi sebanyak 88%
menyatakan permasalahan pada sampah sulit diatasi dibendungansehingga menghambat proses pengelolaan air. Sedangkan sebanyak 6%
menyatakan permasalahan pada sampahsulit diatasi dibendungan
sehingga menghambat proses pengelolaan air. Hal ini disebabkan karena
pada rancangan ide design PDAM yang layak terdapat suatu penyaringan
sampah, sehingga pengelola PDAM dapar meringankan pekerjaan
dengan mengambil sampah pada jaringan yang ada.
-
8/19/2019 Unhi Part III
17/21
17
Sebanyak 88% menyatakan terjadi kerusakan bendungan selama ini
terjadi karena adanya tekanan debit air yang tidak teratur. Sedangkan
sebanyak 6% menyatakan bahwa dengan sebelum adanya rancangan ide
design bendungan yang layak akan dapat meminimalisir terjadinya
kerusakan pada bendungan. Sebanyak 6 % menyatakan bahwa saat
sebelum menggunakan adanya rancangan ide design bendungan PDAM
yang layak kondisi bendungan tidak bagus, seperti banyakknya sampah
yang sulit diatasi, kurang jernihnya air sehingga proses pengelolaan air
bersih dari PDAM mterjadi hambatan. Sedangkan sebanyak 100%,
menyatakan bahwa satelah adanya rancangan ide design bendungan yang
layak akan dapat meminimalisir terjadinya kerusakan pada bendungan.
Sebanyak 6 % menyatakan bahwa saat sebelum menggunakan adanya
rancangan ide design bendungan PDAM yang layak kondisi bendungan
lebih bagus, karena adanya suatu keunggulan seperti adanya penyaringan
sampah yang dapat mempermudah pengegola PDAm, adanya bahan
penjernihan air sehingga dapat mempermudah melakukan pengelolaan air
oleh pengelola PDAM:
Grafik 01. Keunggulan Design Bendungan
-
8/19/2019 Unhi Part III
18/21
18
Tabel 01. Tingkat Kenyamanan Pengelola PDAM
Permasalahan Sebelum Sesudah
Sering Jarang Tidak
Pernah
Sering Jarang Tidak
Pernah
Pengkontrolan 24% 47% 29% 0% 0% 100%
Pembersihan
sampah
35% 41% 24% 0% 0% 100%
Kerusakan 41% 24% 35% 0% 29% 71%
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa sebelum penggunaandesign bendungan PDAM yang baik juga mempengaruhi kinerja penglola PDAM
tersebut seperti kesulitan dalam mengatasi permasalahan sampah di saat
mengelola air bersih, dan juga harus mengkontrol secara intensif. Serta tingkat
kerusakan bendungan lebih tinggi dibandingkan dengan selama ini. Dengan
demikian sebanyak 100%, menyatakan nyaman nyaman dan tenang dalam
melaksanakan pekerjaan dalam pengkontrolan suatu bendunganmaupun.
Sebnayak 100% pembersihan sampah lebih mudah diatasi oleh pengelola PDAM
-
8/19/2019 Unhi Part III
19/21
19
saat melalukan pengelolaan air bersuh, sehingga dapat mempermudah kinerjanya
dan sebanyak 71% kerusakan pada bendungan tidak pernah terjadi
-
8/19/2019 Unhi Part III
20/21
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari paparan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut;
5.1.1 Berdasarkan hasil penelitian, design bendungan untuk PDAM yang
layak yaitu dengan menggunakan penyaringan di bagian tempat
pertama air masuk kebendungan dan tempat air mengalir ke DAS
berfungsi untuk mengurangi adanya berbagai macam sampah yang
mengalir, selain itu terdapat suatu penjernihan air yang terdiri dari
arang, ijuk, pecahan keramik dan potongan – potongan kaca yang
dibungkus karung yang berfungsi untuk menjernihkan air.
5.1.2 Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa rancangan design
bendungan ini memiliki beberapa keunggulan seperti adanya
pengkontrolan air yang mudah dilakukan oleh pengelola PDAM yang
dinyatakan prosenstasenya sebesar 100%, adanya permasalahan sampah
yang mudah diatasi sebanyak 6%, kerusakan bendungan sebesar 6%
dan kondisi bendungan dinyatakan baik sejumlah 100%. Selain itu juga
dapat memberikan tingkat kenyamanan kinerja pengelola PDAM untuk
mengelola air bersih dan dapat disalurkan ke masyarakat.
5.2
Saran-Saran
5.2.1 Bagi Para Peneliti perlu diadakannya penelitian lebih lanjut, tentang
design model bendungan yang menggunakan pembaharuan paradigma
bendungan yang layak untuk PDAM dengan perhitungan yang lebih akuratdan tingkat efesiensitas penggunannya.
5.2.2 Bagi PDAM agar menerapkan rancangan ide design tentang model
bendungan yang layak sehingga dapat meminimalisir penggunaan bahan
kimia dalam mengelola air bersih.
-
8/19/2019 Unhi Part III
21/21
21
5.3 Rekomendasi
5.3.1 Bagi pemerintah kebijakan agar membantu
kelancaran design model bendungan yang menggunakan pembaharuan
paradigma bendungan yang layak untuk PDAM