tutorial caesar ii _bagaian 1
DESCRIPTION
piping engineerTRANSCRIPT
1
DAFTAR ISI
1. INTRODUCTION
1.1 Philosophy ............................................................................................. 3
1.2 Tentang Caesar II ................................................................................... 3
2. MENU UTAMA PADA CAESAR
2.1 New File ................................................................................................ 4
2.2 Input Menu ............................................................................................ 5
2.3 Analysis Menu ....................................................................................... 6
2.4 Output Menu .......................................................................................... 7
2.5 Tools Menu ............................................................................................ 8
3. PIPE STRESS REQUIREMENT
3.1 Tegangan Pada Pipa .............................................................................. 12
3.2 Code & Standard yang digunakan CAESAR II v. 5.1 ............................ 13
4. INPUT PIPING
4.1 Spreadsheet Overview ........................................................................... 14
4.2 Data Field ............................................................................................. 15
4.2.1 Nomor Node ................................................................................. 15
4.2.2 Elements Length ........................................................................... 15
4.2.3 Pipe Section Properties .................................................................. 16
4.2.4 Operating Conditions .................................................................... 16
4.2.5 Special Element Information ......................................................... 17
4.2.6 Boundary & Loading Condition .................................................... 17
4.2.7 Piping Material, Density & Elastic Properties ............................... 18
2
5. APLIKASI KHUSUS
5.1 Bend, Valve, Expansion joint, Reducer dan Tee .................................... 19
5.2 Restrain, Hanger, Noozle dan Displacement ......................................... 27
5.3 Latihan .................................................................................................. 31
3
1. INTRODUCTION
1.1 Philosophy
Untuk merancang/modifikasi sistem perpipaan, engineer harus memahami
perilaku sistem dibawah pembebanan dan juga persyaratan Code yang harus
dipenuhi
Parameter fisik yang dapat digunakan untuk quantifikasi perilaku suatu
“mechanical system” antara lain : percepatan, kecepatan, temperatur, gaya
dalam & momen, stress, strain, perpindahan, reaksi tumpuan, dll
Nilai batas yang diijinkan untuk setiap parameter ditetapkan untuk
mencegah kegagalan system
WHY DO WE PERFORM STRESS ANALYSIS ???
Untuk menjaga tegangan di dalam pipa dan fitings tetap dalam range yang
diijinkan Code
Untuk menghitung ‘design load’ yang diperlukan untuk menentukan support
dan restraints
Untuk menentukan perpindahan pipa _ interference checks
Untuk mengatasi problem getaran pada sistem perpipaan
Untuk membantu optimasi design sistem perpipaan
1.2 Tentang Caesar II
CAESAR II adalah program computer untuk perhitungan Stress Analysis
yang mampu mengakomodasi kebutuhan perhitungan Stress Analysis seperti
tersebut dalam par. 1.1. Software ini sangat membantu dalam Engineering
terutama di dalam desain Mechanical dan system perpipaan. Pengguna Caesar
4
II dapat membuat permodelan system perpipaan dengan menggunakan “simple
beam element” kemudian menentukan kondisi pembebanan sesuai dengan
kondisi yang dikehendaki. Dengan memberikan/membuat inputan tersebut,
Caesar II mampu menghasilkan hasil analisa berupa stress yang terjadi, beban,
dan pergeseran terhadap system yang kita analisa.
CAESAR STRESS DOCUMENTATION
Data masukan :
dimensi dan jenis material
parameter operasi : temperatur, tekanan, fluida
parameter beban : berat isolasi, perpindahan, angin, gempa, dll
Code yang digunakan
Pemodelan : Node, elemen, tumpuan
Aturan penempatan node:
definisi geometri : system start, interseksi, perubahan arah, end
perubahan parameter operasi : perubahan temp, tekanan, isolasi
definisi parameter kekakuan elemen : perubahan ukuran pipa, valve, tee, dll.
posisi kondisi batas : restrain, anchor
aplikasi pembebanan : aplikasi gaya, berat isolasi, gempa, dll
pengambilan informasi dari hasil analisis : gaya dalam, stress, displacement,
reaksi tumpuan, dll
2. MENU UTAMA PADA CAESAR
2.1 New File
Untuk memulai program Caesar II, kita pilih “File - New”
5
Ketika memilih “new” kita harus memilih apakah pekerjaan yang akan kita buat
adalah “piping input” atau “structural input” .
Dalam hal ini kita akan melakukan pemodelan piping sehingga kita pilih
“piping input”
Kemudian klik ”OK”
2.2 Input Menu
Di dalam Input Menu ada 3 pilihan yang dapat kita pilih yaitu :
Piping - adalah input Caesar II untuk pemodelan piping
Underground – adalah input Caesar Ii untuk pemodelan “Burried Pipe”
Structural Steel – adalah input Caesar II iuntuk pemodelan Struktur.
6
2.3 Analysis Menu
Di dalam analysis menu memberikan kita pilihan untuk melakukan
perhitungan yang kita inginkan sesuai dengan permasalahan yang kita
simulasikan, yaitu sebagai berikut :
Static – Analisa ini digunakan untuk analisa pemodelan pipa / struktur
dengan beban statis / tetap.
Dynamics – Analisa ini digunakan untuk analisa pemodelan pipa / struktur
dengan beban yang dinamis
SIFs – Digunakan untuk menghitung Stress Intensification Factor pada
Intersection dan Bend.
WRC 107/297 – Untuk menghitung stress pada vessel akibat dari
sambungan dengan pipa.
Flanges – Melakukan perhitungan stress dan kebocoran pada flange.
B 31.G – Memperkirakan ketahanan / umur pipeline
7
Expansion Joint Rating – Mengevaluasi expansion joint dengan
menggunakan persamaan EJMA.
AISC – Melakukan pengecekan kode AISI pada elemen structural steel.
NEMA SM23 – Mengevalusi beban pipa pada steam turbin noozle
API 610 – Mengevaluasi beban pipa pada pompa centrifugal
API 617 – Mengevalusi beban pipa pada compressor.
HEI Standard – Mengevalusi beban pipa pada feedwater heater
API 650 – Mengevalusi beban pipa pada fired heater.
2.4 Output Menu
8
2.5 Tools Menu
Tools menu merupakan salah satu fungsi yang penting dalam Caesar dimana
didalamnya terdapat berbagai macam fungsi,penting antara lain :
Konfigurasi - Pada menu ini kita dapat membuat setup yang berbeda tentang
berbagai macam hal seperti interval node, min. tebal pipa yg ditoleransi, dll.
Sesuai dengan project data atau kehendak klien.
Kalkulator – Menjalankan fungsi kalkulator pada layar
Make Unit Files – Membuat unit file sesuai yg kita butuhkan
9
Setting default CAESAR II adalah menggunakan unit “English”, oleh karena
itu jika kita menginginkan untuk menggunakan unit yang lain misalnya ke
dalam SI unit, maka kita harus membuat unit yang baru.
Cara untuk membuat unit file tersebut adalah seperti di bawah ini :
Kita klik review existing unit file (unit fie yang aktif saat ini), kemudian kita
create unit file dengan nama yang dikehendaki dan selanjtnya klik view/edit
file.
Kemudian akan muncul spreadsheet seperti di bawah ini :
10
Setelah kita sesuaikan dengan unit file yang diinginkan, klik OK/save dan
kemudian pada menu “Tools” kita pilih convert input to new unit seperti terlihat
di bawah ini :
Browse file yang ingin kita ubah unit filenya, kemudian kita cari nama unit
yang telah kita buat dan selanjtnya kita pilih “OK”.
Material Data Base – Melakukan editing atau menambahkan material baru
pada data base Caesar II.
Edit Material
11
Kita pilih Edit material pada slah satu tools yang terdapat di dalam spreadsheet
di atas, kemudial akan muncul :
Selanjtnya kita tinggal pilih material apa yang ingin kita edit propertisnya,
kemudian kita simpan (save), spt contoh di bawah:
12
Menambahkan Material
Dengan langkah-langkah yang sama seperti tersebut di atas kita dapat
menambahkan jenis material yang ingin kita tambahkan apabila material yang
kita inginkan tidak terdapat di dalam data base Caesar II ini.
3. PIPE STRESS REQUIREMENT
3.1 Tegangan Pada Pipa
Secara umum tegangan pada pipa dapat dibagi menjadi dua : tegangan
normal dan tegangan geser
Tegangan normal
Tegangan arah longitudinal _ longitudinal stress
Tegangan arah tangensial _ hoop stress
Tegangan arah radial _ radial stress
Tegangan geser
Tegangan akibat gaya geser _ shear stress
Tegangan akibat momen puntir _ torsional stress
13
PIPING CODE PUBLICATION REVISION ANSI B31.1 (2004) August 16, 2004
ANSI B31.3 (2004) April 29, 2005 ANSI B31.4 (2002) October 4, 2002
ANSI B31.4 Chapter IX (2002) October 4, 2002 ANSI B31.5 (2001) May 30, 2005
ANSI B31.8 (2003) February 6, 2004 ANSI B31.8 Chapter VIII (2003) February 6, 2004
ANSI B31.11 (2002) May 30, 2003 ASME SECT III CLASS 2 (2004) July 1, 2005
ASME SECT III CLASS 3 (2004) July 1, 2005 U.S. NAVY 505 (1984) N/A CANADIAN Z662 (9/95) N/A
CANADIAN Z662 Ch 11 (9/95) N/A BS 806 1993, ISSUE 1, SEPTEMBER 1993 N/A
SWEDISH METHOD 1 2ND EDITION STOCKHOLM 1979 N/A
SWEDISH METHOD 2 2ND EDITION STOCKHOLM 1979 N/A ANSI B31.1 (1967) N/A
STOOMWEZEN (1989) N/A RCC-M C (1988) N/A
RCC-M D (1988) N/A CODETI (2001) June 2004
NORWEGIAN (1999) N/A FDBR (1995) N/A
BS7159 (1989) N/A UKOOA (1994) N/A IGE/TD/12 (2003) N/A
DnV (1996) N/A EN-13480 (3/2002) N/A
GPTC/192 (1998) N/A
3.2 Code & Standard yang digunakan CAESAR II v. 5.1
14
4. INPUT PIPING
4.1 Spreadsheet Overview
Spreadsheet di atas adalah fungsi utama yang akan menjelaskan elemen
demi elemen tentang desain piping yang kita buat. Di dalamnya terdapat data
field yang berguna untuk memasukkan berbagai informasi tentang masing-
masing kondisi elemen piping dan beberapa menu perintah dan toolbars yang
mana dapat digunakan untuk menjalankan perintah yg kita inginkan.
Disebelah samping piping input adalah tampilan gambar dari input yang kita
buat/masukkan.
15
Pada contoh diatas kita masukkan panjang ke arah sumbu X dengan nilai
100 in (unit default menggunakan English) maka secara langsung hasil inpu
akan ditampilkan pada gambar di samping piping input tsb.
Untuk membuat input berikutnya kita pilih continue pada navigation tools
seperti di
bawah ini :
4.2 Data Field
4.2.1 Nomor Node
Dalam desain piping Caesar, masing-masing elemen pipa akan
diidentifikasikan dengan nomor node. Setting default pada CAESAR II
memberikan nilai interval node sebesar 10. Jika anda ingin mengubah
interval tersebut dapat dilakukan dengan mengganti setting interval pada
4.2.2 Elements Length
Panjang elemen yang kita masukkan dalam CAESAR adalah dalam bentuk 3
dimensi dimana memilii koordinat (X, Y, dan Z). Sumbu Y adalah sebagai
16
sumbu vertical. DX,DY,DZ adalah mendeskribsikan pengukuran terhadap
X,Y,Z antara node awal (from node) dan node tujuan ( To node).
4.2.3 Pipe Section Properties
Sebelum kita melanjutkan untuk membuat modelling kita harus mengisi
properties pipa sesuai dengan kondisi yang diinginkan.
4.2.4 Operating Conditions
Caesar II memiliki 9 kondisi temperature dan tekanan serta tekanan
hydrotest yang dapat diberikan untuk masing-masing elemen pipa.
Caesar II mempergunakan data temperature tersebut untukmendapatkan
thermal strain/regangan akibat temperature dan allowable stress/tegangan
yang diijinkan dari suatu elemen dari material data base. Input temperature
17
dan takanan ini juga berfungsi untuk mensimulasikan kondisi pembebanan
ketika kita akan melakukan analysis.
Caesar II menggunakan parameter standard untuk temperature sebesar 70
deg. F, jika kita ingin merubahnya sesuai dengan kondisi lingkungan dapat
dilakukan dengan menggunakan Special Execution Parameters Option pada
box yg terdapat di spreadsheet sheet input piping.
4.2.5 Special Element Information
Komponen khusus seperti bend, rigid, expansion joint, reducer dan Tee
diberikan di dalam check box di atas. Jika akhir node elemen pada
spreadsheet adalah bend, elbow, atau mitered joint, maka bend checkbox
harus dipilih dengan meng-klik 2 kali.
Untuk Rigid checkbox digunakan untuk valve dan flange.
Untuk penerapannya akan kita bahas dalam Bab 5
4.2.6 Boundary & Loading Condition
Checkbox di atas memiliki fungsi untuk membatasi pergerakan pipa.
Pembahasan lebih lanjut tantang restrain akan diberikan pada Bab 5.
18
Checkbox diatas mengijinkan pengguna untuk menentukan beban dari
luar yang terjadi pada pipa. Pembebanan ini kemungkinan adalah sebuah
gaya atau moment yang terjadi pada point tertentu, sebuah beban
seragam/merata (yang dapat di spesifikasikan dalam gaya per satuan
panjang), atau beban akibat tekanan angin ( beban angin di spesifikasikan
sebagai wind shape factor).
4.2.7 Piping Material, Density & Elastic Properties
Caesar II membutuhkan spesifikasi material pipa, elastic modulus,
poisons ratio, density,dll. Sebagai parameter dasar yang akan digunakan
untuk perhitungan. Caesar II telah memiliki berbagai data base tentang
material dimana kita dapat memilih sesuai dengan spesisifasi yang
dikehendaki, dan atau kita dapat merubah/membuat material data base
sendiri dengan menggunakan Caesar II material data base editor.
Nilai Elastic Modulus dalam CAESAR II 5.1 akan diberikan dengan 4
nilai dimana nilainya akan diberikan secara otomatis oleh CAESAR II.
19
5. APLIKASI KHUSUS
5.1 Bend, Valve, Expansion joint, Reducer dan Tee
5.1.1 Bend
Dalam program ini terdapat 2 macam bend yang biasa di aplikasikan, yaitu :
Elbow
Elbow banyak digunakan jika kita mendesain piping di dalam suatu
pabrik/plant dimana system perpipaannya berada above ground ( di atas
tanah).
Contoh di bawah ini menunjukkan cara membuat elbow dalam
spreadsheet :
20
Pada node 20 to 30 kita klik 2 kali pada toolbox “bend” pada spreadsheet
di atas. Artinya pada akhir node (yaitu node 30) Caesar II membaca akan
diberikannya elbow/bend oleh pengguna. Kemudian pada node selanjutnya
(node 30 to 40) kita berikan panjang sebesar 100 in sehingga akan
ditampilkan seperti gambar di atas.
Ketika kita memilih bend pada spreadsheet di atas, maka Caesar II akan
secara otomatis memberikan nilai radius pada kolom “radius” di atas dengan
anggapan “elbow 900”.
Dalam contoh di atas kita menggunakan pipa dengan diameter 12”
sehingga radius akan secara otomatis diberikan oleh Caesar II sebesar 18 in
(elbow 90 deg.).
Jika kita ingin membuat elbow dengan besaran selain 900 (misalnya450),
maka kita harus terlebih dahulu mengerti tentang besaran radius sesuai
dengan diameter pipa yang kita masukkan, atau kita sebaiknya memiliki
“piping standard drawing” sebagai acuan dalam menetukan radius elbow
tersebut.
21
Bend
Di dalam pekerjaan pipa terutama pipeline seringkali kita harus
melakukan bending terhadap pipa dimana biasanya sudut yang diperlukan di
bawah 900, maka kita harus mendesain radius bending tersebut sesuai
dengan besaran yang kita inginkan/klien inginkan.
Ada 3 jenis bending yang digunakan dalam pipeline yaitu :
Hot Bend : memiliki besaran radius max 5D (5 kali diameter pipa); dan
Cold Bend : memiliki besaran radius max 40D (40 kali diameter pipa)
Tampilan berikut memperlihatkan bending sebesar 22.50 pada node 30.
5.1.2 Valve / Flange
Untuk membuat / memberikan valve / flange pada piping dapat kita lakukan
dengan langkah-langlah berikut :
22
Jika kita ingin memasukkan valve/fitting dalam spreadsheet harus pada node
yang kosong/baru dengan memilih valve flange database seperti terlihat pada
gambar di atas.
Kemudian akan tampil sheet berikut :
Kita pilih type valve / flange pada box di atas sesuai yang dikehendaki
kemudian “OK” maka pada node 50 – 60 akan diberikan valve/flange seperti
berikut ini :
23
5.1.3 Expansion Joint
Expansion joint digunakan untuk sambungan pipa dimana biasanya
terletak pada pipa yang dekat dengan sumber getaran seperti pompa atau
compressor.
Ada 2 cara yang bisa kita pergunakan untuk membuat pemodelan
expansion joint pada piping system yaitu dengan :
Pilih expansion joint modeler pada icon di seperti tampak atas, kemudian
kita akan diberikan pilihan yang telah tersedia di dalam data base CAESAR
II sbb:
24
Kemudian pada spreadsheet akan ditampilkan model expansion joint yang
telah kita buat seperti di bawa ini :
Kemudian cara kedua yang dapat kita lakukan yaitu dengan klik 2 kali
expansion joint pada check box seperti terlihat di bawah ini :
25
Pemodelan cara ke-2 ini kita lakukan jika kita telah mengetahui terlebih
dahulu nilai axial, translation, bending, dan torsi stiffnessnya sehingga kita
masukkan nilai tersebut di dalam kotak yang tersedia.
5.1.4 Reducer
Pemodelan reducer pada piping dapat kita lakukan dengan cara sebagai
berikut :
26
Klik reducer pada spreadsheet kemudian kita isikan diameter 2 dan tebal
pipa dan memberikan panjang reducer tersebut.
5.1.5 SIF / Tee
Jika kita ingin membuat tee, klik SIFs & Tees pada node yang ingin kita beri
tee kemudian isi type tee yang diinginkan dan SIF (jika ada).
27
Untuk tee reducer kita dapat memodelkan dengan menggunakan langkah
yang sama namun pada elemen yang tereduksi kita ubah diameter pipa pada
spreadsheet sesuai dengan yang diinginkan.
5.2 Restrain, Hanger, Noozle dan Displacement
5.2.1 Restrain
Untuk memberikan restrain pada piping kita dilakukan dengan cara memilih
restrain pada check box di atas dan memasukkan type restrain di dalam
kotak sebelah kanan yang telah tersedia.
Ada berbagai macam type restrain yang dapat di aplikasikan di dalam Caesar
II sesuai dengan fungsi yang diinginkan, yaitu :
Restraint Type Abbreviation
1. Anchor _ANC
2. Translational Double Acting _X, Y, or Z
3. Rotational Double Acting_ RX, RY, or RZ
28
4. Guide, Double Acting_ GUI
5. Double Acting Limit Stop_LIM
6. Translational Double Acting Snubber_XSNB,YSNB, ZSNB
7. Translational Directional_ +X, -X, +Y, -Y, +Z, -Z
8. Rotational Directional_ +RX, -RX, +RY, etc.
9. Directional Limit Stop_ +LIM, -LIM
10. Large Rotation Rod_XROD, YROD, ZROD
11. Translational Double Acting Bilinear_X2, Y2, Z2
12. Rotational Double Acting Bilinear_ RX2, RY2, RZ2
13. Translational Directional Bilinear_ -X2, +X2, -Y2, etc.
14. Rotational Directional Bilinear_ +RX2, -RX2, +RY2, etc.
15. Bottom Out Spring_ XSPR, YSPR, ZSPR
16. Directional Snubber _+XSNB, -XSNB, +YSNB, etc
5.2.2 Hanger
Dengan cara klik 2 kali Hanger checkbox pada pipe spreadsheet untuk
memasukkan hanger spring data untuk node-node khusus. Untuk modeling
hanger sederhana tidak memerlukan input tambahan karena Caesar akan
secara otomatis memberikan nilainya dengan memilih salah satu “hanger
table” yang telah disediakan seperti contoh berikut :
29
Ilustrasi hanger drawing dari input di atas :
(simple hanger design)
30
5.2.3 Flexible Nozzle
Fungsi tampilan di atas adalah sebagai pelengkap untuk mendeskripsikan
koneksi fleksibel nozzle pada pipa. Jika memasukkan fungsi ini, CAESAR II
akan menghitung secara otomatis fleksibilities-nya dan menempatkannya di
lokasi yang dikehendaki. CAESAR II melakukan perhitungan nozze load
berdasarkan kriteria WRC 297, API 650 atau BS 5500.
5.2.4 Displacement
31
Tampilan di atas berfungsi untuk memberikan nilai pergeseran
(displacement) hingga 2 node untuk tiap-tiap spreadsheet. Jika nilai
pergeseran dimasukkan dengan nilai “0.0” maka system akan dianggap
“fully restrain” pada arah tersebut.
5.3 Latihan
32
Perintah :
1. Buatlah Pemodelan di atas dengan panjang seperti diketahui dengan
beberapa ketentuan sebagai berikut :
Di awal node (node 5) adalah discharge pompa
Di akhir node (40) adalah nozzle dan vessel.