tutorial 2 skenario 2

25
MODUL II “HUMANIORA, ETIKA DAN PROFESIONALISME KEDOKTERAN” TUTOR : dr. Ricky Yuliam BLOK BIOETIKA, HUMANIORA DAN PROFESIONALISME KEDOKTERAN

Upload: scribdunitlasoso

Post on 25-Nov-2015

192 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

BRAIN DAMAGE

MODUL IIHUMANIORA, ETIKA DAN PROFESIONALISME KEDOKTERAN

TUTOR : dr. Ricky YuliamBLOK BIOETIKA, HUMANIORA DAN PROFESIONALISME KEDOKTERAN 1NAMA KELOMPOK :1. Moh. Hasdinullah (13777091)2. Vera Hi. Hasan (13777092)3. Muh. Nurul Fikri (13777093)4. Nurul Mukhlisah I (13777094)5. Fariani Gimarudin (13777095)6. Sakinah Sidik B (13777096)7. Andi Agni Aulia (13777097)8. Muh. Hanafi Sahril (13777098)9. Andi Chairum (13777099)10.Sri Rahayu Anggraini (13777100)Skenario iv brain damagePada pukul 4 dini hari, seorang ibu masuk ke rumah sakit karena merasa akan melahirkan. Bidan menghubungi dokter spesialis kebidanan, namun dokter tersebut tidak bisa dihubungi. Pukul 12, ibu tersebut merasakan perutnya sudah mulai berkontraksi, dokter dihubungi kembali, namun tetap tidak datang. Sampai pukul 16.30 dokter masih belum datang. Pukul 17.30 dokter ditelpon lagi, dokter masih belum berangkat dari rumah. Bidan menelpon lagi, tidak ada waktu lagi dok!. Minta datang!. Pukul 18.10 dokter datang. lanjutanDi ruang bersalin, dokter tanya ibu mau anaknya dicesar atau divacum?. Keluarga menjadi bingung dan bertanya pada dokter lain, kalau ini pasien dokter, apa yang akan dokter lakukan sekarang?. Jawaban dokter lain tersebut, akan saya cesar saja. Ketika akan memberikan persetujuan kepada dokter untuk dilakukan cesar, dokter tersebut (dokter pertama) berujar, akan saya vacum saja!. Dokter melakukan vacum 3 kali namun tak berhasil.lanjutanPukul 18.58, kemudian dokter memutuskan untuk dilakukan cesar, namun bayi lahir dengan kondisi tak menangis, tak dapat bernafas, sekujur tubuhnya lemas, apgar score 2/4. bayi langsung dimasukkan ke NICU dan di rawat selama 5 hari. Oleh dokter ahli di NICU, diagnosa: brain damage. Akhirnya setelah 5hari dirawat bayi tersebut meninggal dunia.KATA SULITBrain DamageKerusakan otak adalah kematian atau kerusakan sel-sel otak yang mengakibatkan penurunan kemampuan mental.Cesar Operasi yang dilakukan untuk mengeluarkan janin dari dalam rahim dengan cara membedah dinding perut dan dinding uterus.VacumAlat yang melekat pada kepala bayi yang membantu mengeluarkan bayi dari jalan lahir selama persalinan.

6lanjutanApgar ScoreMetode sederhana secara cepat menilai kondisis kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran.NICU (Neonatal Intensive Care Unit )Sebuah unit di rumah sakit yang ditangani oleh tim yang terditri dari dokter dan perawat yang terlatih dalammerawat bayi lahir prematur atau kebutuhan khusus.Diagnosa Untuk mengidentifikasi atau mengenali suatu penyakit.

Menentukan MasalahKeterlambatan dokter untuk menolong pasienDokter tidak melakukan informed consentTindakan dokter yang kurang tepatTidak mendengar saran dari teman sejawatBayi meninggal duniaAnalisis masalahPertanyaan1). Dari kasus diatas, cobalah anda analisis berdasarkan ranah :a). Aspek humaniora kedokteranb). Aspek etika kedokteranc). Aspek profesionalisme kedokteran

2). Bagaimana jika kasus tersebut diatas, kita melihatnya dalam perspektif islam (humaniora, etika, dan profesionalisme dalam islam).aspek humaniora kedokteranHumaniora adalah humanities merupakan pemikiran yang berkaitan dengan martabat dan kodrat manusia. Dan juga merupakan tindakan positif, seperti halnya belas kasihan yg bukan sekedar perasaan prihatin kepada penderitaan orang lain tapi menolong dengan memberi saran atau tindakan yang meringankan penderitaannyalanjutan Aspek humaniora berdasarkan skenario diatas :

Keterlambatan dokter dalam menangani pasien.Dokter tidak melakukan informed consent.

KODEKI YANG BERKAITAN DENGAN HUMANIORAPasal 7a seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia. Pasal 7dsetiap dokter harus senantiasa mengingat kewajiban melindungi hidup makluk insani. Pasal 13setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.Aspek etika kedokteran Etika kedokteran merupakan pengetahuan tentang perilaku yang benar dalam suatu profesi terutama etika dokter terhadap Tuhan sang pencipta, pasien, teman sejawat, dan diri sendiri.

LANJUTANAspek etika kedokteran berdasarkan skenario diatas :Dokter tidak memenuhi prinsip KDB (Kaidah Dasar Bioetik).Tidak mendengarkan pendapat teman sejawat.

KODEKI YANG BERHUBUNGAN DENGAN ASPEK ETIKA KEDOKTERANPasal 1Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter.Pasal 7cSeorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.Pasal 14Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.Aspek profesionalisme kedokteranMedical professionalism signifies a set of values, behaviours, and relationships that underpins the trust the public has in doctors.RCP , Doctors in Society, 2005lanjutanSeorang dokter dikatakan profesionalisme, apabila memiliki sikap jujur, tanggung jawab, disiplin, dapat bekerja sama, adil, kepedulian kepada sesama manusia, kasih sayang, empati dan lain-lain.

LanjutanAspek profesionalisme kedokteran berdasarkan skenario :Tidak memiliki dasar niat yang tulus dalam bekerjaDokter tidak disiplin waktu.Dokter tidak bekerja secara optimal.Kesalahan dalam pengambilan tindakan medis.

Kodeki yang berhubungan dengan aspek profesionalisme kedokteranPasal 2Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.Pasal 10Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan pasien dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.PERSPEKTIF ISLAMSurah Al Maidah (5) Ayat 32 :

Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia sekuruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumiLANJUTANAyat yang mengatakan bahwa membunuh satu manusia, berarti telah membunuh seluruh umat manusia, dan menyelamatkan satu nyawa manusia, berarti telah menyelamatkan seluruh umat manusia (QS Al-Maidah [5]:32). Ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa manusia secara keseluruhan merupakan satu kesatuan yang utuh, sebab mereka semua sama-sama ciptaan Allah SWT. Oleh sebab itu, saling menyayangi dan menghormati sesama umat manusia merupakan suatu keharusan.

lanjutanNabi bersabda : Sesungguhnya Allah menyukai bila seseorang diantara kalian mengerjakan pekerjaannya dengan teliti .( HR . al- Baihaqi )

Allah bersabda bahwa (yaituTuhan) yang telah menciptkan aku, maka Dialah yang menunjuki aku danTuhanku yang Dia memberikan dan minum kepadaku dan apabila aku sakit , Dialah yang menyembuhkan aku, dan yang akan mematikan aku, kematian akan menghidupkan aku (kembali) Al-Quran surat Asy-Syuara 79-81.

KESIMPULANSeorang dokter memiliki kewajiban dalam melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi tertinggi, rasa kasih sayang dan penghormatan atas martabat manusia, melindungi hidup makhluk insani, tulus ikhlas menerapkan ilmunya, memberi pertolongan darurat, dan memperlakukan teman sejawat sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.REFERENSIJusuf Hanafiah, M, Amir Amri. 2008. Etika Kedokteran Dan Hukum Kesehatan, Ed.4. Jakarta : EGC.Andi Mappaware, Nasrudin. 2010. Bioetika, Hukum Kedokteran, Dan Hak Asasi Manusia. Makassar : PT Umitoha Ukhuwah Grafika.Kumala Poppy, dkk. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland Ed.25. Jakarta : EGC.Apgar, Virginia (1953). A Proposal For A New Method Of Evaluation Of The Newborn Infant. Curr. Res.Anesth. Analg. 32 (4): 260-267.