tugas paper psda 1 maria manda kleden
DESCRIPTION
maria mansa kledenTRANSCRIPT
TUGAS PAPER
“Strategic Research for Evidenced-based water Resources
Management, Infrastructure Technology and Regulation & Policy
Development”
OLEH:
Maria Manda Kleden
082.11.026
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS ARSITEKTUR LANSEKAP DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sumber Daya Air (SDA) Indonesia adalah yang terbesar di kawasan ASEAN.
Namun kini pengelolaan SDA di Indonesia menunjukan gejala yang semakin
mengkhawatirkan, hal ini disebabkan oleh adanya berbagai masalah antara lain
masalah banjir dan kekeringan yang semakin parah dari tahun ketahun, ditambah
lagi konflik penggunaan air dan sumber daya air baik antar sektor dan antar
wilayah yang semakin serius
Selain itu, ketidakjelasan pembagian wewenang dan tangung jawab
pengelolaan sumber daya air mengakibatkan kinerja prasarana sumber daya air
yang ada cepat mengalami penurunan. Kurangnya perhatian masyarakat dan
lembaga pemerintah maupun swasta terhadap aspek pengaturan, pengendalian dan
pengawasan, semakin terbatasnya data dan informasi sumber daya air baik
menyangkut kualitas dan kuantitasnya, serta kurangnya peran serta masyarakat.
Hal tersebut harus diperbaiki melalui berbagai upaya baik aspek ketatalaksanaan,
kelembagaan, maupun sumberdaya manusianya.
Menyangkut aspek ketatalaksanaan, masyarakat dunia telah menyadari bahwa
pengelolaan SDA harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan
pendekatan Wilayah Sungai, yang dikenal dengan Integrated Water Resources
Management (Prinsip IWRM). Di Indonesia, hal ini telah dituangkan ke dalam
Undang undang Nomor 07 /2004, Tentang Sumber Daya Air, dengan cakupan
pengelolaan SDA yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi
dan pemeliharan dalam rangka upaya konservasi SDA, pendayagunaan SDA,
pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai, pemberdayaan dan partisipasi
masyarakat serta pemanfaatan sistem informasi. Proses pengelolaan SDA harus
melibatkan semua stakeholders, memperhatikan prinsip desentralisasi dan
otonomi daerah, serta menjamin terjalinnya keseimbangan antara fungsi –fungsi
sosial, lingkungan hidup dan ekonomi.
Di Indonesia sendiri, masalah krisis air menjadi salah satu masalah utama. Hal
ini disebabkan karena banyaknya sumber air yang tercemar. Oleh sebab itu
penggunaan air danau sebagai sumber air di Indonesia perlu ditingkatkan. Hal ini
dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor baik dalam segi kualitas,
kuantitas dan kontinuitas. Peraturan yang berkaitan dengan pemanfaatan air danau
tertuang dalam Deklarasi Bali Tahun 2009 tentang Pengelolaan Danau
Berkelanjutan.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Pemanfaatan Air Danau Sebagai Sumber Air Bersih.
2. Teknologi Infrastruktuktur Pengelolaan Air Secara Terpadu.
3. Deklarasi Bali tahun 2009 Tentang Pengelolaan Danau Berkelanjutan
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengelolaan Sumber Daya Air
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang
sumber daya air
• Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di
dalamnya.
• Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan
tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan
air laut yang berada di darat.
• Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
• Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
• Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat
pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.
• Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air
yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan
penghidupan manusia serta lingkungannya.
Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,
memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumberdaya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Adapun visi
dan misi pengelolaan sumber daya air adalah mewujudkan kemanfaatan sumber
daya air bagi kesejahteraan seluruh rakyat dan konservasi sumber daya air yang
adil untuk berbagai kebutuhan masyarakat. Salah satu tujuan pengelolaan sumber
daya air adalah mendukung pembangunan regional dan nasional yang
berkelanjutan dengan mewujudkan keberlanjutan sumber daya air (Sunaryo,
2004).
Berdasarkan data dari Sutardi dan Boer (2009), hanya 9 km3 dari total tahunan
aliran permukaan air yang ditangkap oleh waduk. Sebagian besar hilang dalam
penguapan atau langsung mengalir keo laut. Dari data yang terlihat pada grafik
dibawah ini, penyimpanan air tiap orang hanya mencapai 54 m3 di Indonesia dan
43 m3 di Ethiopia. Berdasarkan data tersebut, Indonesia memiliki krisis air yang
hampir sama dengan Ethiopia padahal sumber air di Indonesia jauh lebih banyak
dari pada di Ethiopia.
2.2 Pemanfaatan Sumber Daya Air
Pemanfaatan air dapat dikategorikan sebagai penggunaan konsumtif dan non-
konsumtif. Air dikatakan digunakan secara konsumtif jika air tidak dengan segera
tersedia lagi untuk penggunaan lainnya, misalnya irigasi (di mana penguapan dan
penyerapan ke dalam tanah serta penyerapan oleh tanaman dan hewan ternak terjadi
dalam jumlah yang cukup besar). Jika air yang digunakan tidak mengalami
kehilangan serta dapat dikembalikan ke dalam sistem perairan permukaan (setelah
diolah jika air berbentuk limbah), maka air dikatakan digunakan secara non-konsumtif
dan dapat digunakan kembali untuk keperluan lainnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
a. Pertanian
Diperkirakan 69% penggunaan air diseluruh dunia untuk irigasi.
Dibeberapa wilayah irigasi dilakukan terhadap semua tanaman pertanian,
sedangkan di wilayah lainnya irigasi hanya dilakukan untuk tanaman pertanian
yang menguntungkan, atau untuk meningkatkan hasil. Berbagai metode irigasi
melibatkan perhitungan antara hasil pertanian, air, biaya produksi, penggunaan
peralatan dan bangunan.
Saat populasi dunia meningkat, dan permintaan terhadap bahan pangan
juga konsumsi meningkat dengan suplai air yang tetap, terdapat dorongan
untuk mempelajari bagaimana memproduksi bahan pangan dengan sedikit,
melalui peningkatan metode dan teknologi irigasi, manajemen air pertanian,
tipe tanaman pertanian, dan pemantauan air.
b.Industri
Diperkirakan bahwa 15% air di seluruh dunia dipergunakan untuk
industri. Banyak pengguna industri yang menggunakan air, termasuk
pembangkit listrik yang menggunakan air untuk pendingin atau sumber energi,
pemurnian bahan tambang dan minyak bumi yang menggunakan air untuk
proses kimia, hingga industri manufaktur yang menggunakan air sebagai
pelarut. Air juga digunakan untuk membangkitkan energi. Pembangkit listrik
tenaga air mendapatkan listrik dari air yang menggerakkan turbin air yang
dihubungkan dengan generator. Energi ini pada dasarnya disuplai oleh
matahari; matahari menguapkan air di permukaan, yang lalu mengalami
pengembunan di udara, turun sebagai hujan, dan air hujan mensuplai air bagi
sungai yang mengaliri pembangkit listrik tenaga air. Bendungan Three Gorges
merupakan bendungan pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia.
c. Rumah tangga
Diperkirakan 15% penggunaan air di seluruh dunia adalah di rumah
tangga. Hal ini meliputi air minum, mandi, memasak, sanitasi, dan berkebun.
Kebutuhan minimum air yang dibutuhkan dalam rumah tangga menurut Peter
Gleick adalah sekitar 50 liter per individu per hari, belum termasuk kebutuhan
berkebun. Air minum haruslah air yang berkualitas tinggi sehingga dapat
langsung dikonsumsi tanpa risiko bahaya. Di sebagian besar negara-negara
berkembang, air yang disuplai untuk rumah tangga dan industri adalah air
minum standar meski dalam proporsi yang sangat kecil digunakan untuk
dikonsumsi langsung atau pengolahan makanan.
d.Rekreasi
Penggunaan air untuk rekreasi biasanya sangatlah kecil, namun terus
berkembang. Air yang digunakan untuk rekreasi biasanya berupa air yang
ditampung dalam bentuk reservoir, dan jika air yang ditampung melebihi
jumlah yang biasa ditampung dalam reservoir tersebut, maka kelebihannya
dikatakan digunakan untuk kebutuhan rekreasional. Pelepasan sejumlah air
dari reservoir untuk kebutuhan arung jeram atau kegiatan sejenis juga disebut
sebagai kebutuhan rekreasional.
e. Lingkungan dan ekologi
Penggunaan bagi lingkungan dan ekologi secara eksplisit juga sangat kecil
namun terus berkembang. Penggunaan air untuk lingkungan dan ekologi
meliputi lahan basah buatan, danau buatan yang ditujukan untuk habitat alam
liar, konservasi satwa ikan, dan pelepasan air dari reservoir untuk membantu
ikan bertelur.
Seperti penggunaan untuk rekreasi, penggunaan untuk lingkungan dan
ekologi juga termasuk penggunaan non konsumtif, namun juga mengurangi
ketersediaan air untuk kebutuhan lainnya di suatu tempat pada suatu waktu
tertentu.
2.3 Pemanfaatan Air Danau Sebagai Sumber daya Air
Danau adalah cekungan alamiah dipermukaan bumi dan terdapat
genangan air yang mempunyai volume yang besar. Danau sangat potensial
dalam penyediaan sumber daya air yang sangat besar, sehingga dalam
pengelolaan dan pemanfaatannya akan memerlukan bangunan air lainnya.
Pemanfaaatan danau dapat mengatasi krisis air bersih di Indonesia karena
merupakan 72% dari sumber air di Indonesia dan memiliki keuntungan yakni
self purification paling tinggi.
BAB IIIPEMBAHASAN
3.1 Pemanfaatan Air Danau
Indonesia terdiri dari 75% air yang merupakan strategis air Mas biru
dan ketahanan pangan strategis prospek ekonomi biru. Oleh sebab itu, sumber
daya air bisa dikatakan indikator paling penting dari kebijakan dan kerangka
kerja pengelolaan lingkungan, karena air secara kolektif mencerminkan
keberhasilan dan kegagalan dari berbagai upaya kebijakan dan manajemen.
Pemanfaaatan danau dapat mengatasi krisis air bersih di Indonesia karena
merupakan 72% dari sumber air di Indonesia dan memiliki keuntungan yakni
self purification paling tinggi.
Berbagai kegiatan yang berlangsung pada perairan danau juga
berpotensi merusak ekosistem akuatik, yaitu:
a. Penangkapan ikan dengan cara merusakan sumber daya
b. Pembudidayaan ikan dengan keramba jaring apung yang tidak terkendali
sehingga berpotensi pembuangan limbah pakan ikan dan pencemaran air
c. Pengambilan air danau sebagai air baku ataupun sebagai tenaga air (PLTA)
yang kurang memperhitungkan keseimbangan hidrologi danau
Salah satu sumber pencemaran air danau adalah limbah domestik yang berupa
bahan organik dari permukiman penduduk di daerah tangkapan air dan sempadan
danau. Adanya kegiatan lain berupa usaha pertanian, perternakan, industri rumah
dan pariwisata menambah limbah bahan organik yang masuk keperairan danau.
Limbah tersebut teruarai menjadi bahan anorganik, yaitu unsur hara nitrogen dan
pospor yang sangat berpotensi menyuburkan air danau.
Salah satu sumber air di Indonesia adalah Danau Singkarak. Berdasarkan data
Danau Singkarak, kondisi anoxic dari semi-permanen air dalam yang terkunci
sudah pada kedalaman 40-50 m di danau yang dalam 268 m. Volume air anoxic
adalah 19 km3 (80%) dari total volume 24 km3, berisi 60.000 ton karbon
dioksida, 18.000 ton hidrogen sulfida, 12.800 ton dari total nitrogen dan 1.760 ton
dari total fosfor. Perubahan sifat hidrodinamika, sehingga mengakibatkan
percampuran antara anoxic air dalam dan air oxic air dangkal menyebabkan danau
kaya nutrisi dan menjadi danau eutrofik.
3.2 Teknologi Infrastruktuktur Pengelolaan Air Secara Terpadu
Infratruktur air di Indonesia tidak cukup memadai untuk adaptasi perubahan iklim
karena kapasitas air bendungan sendiri tidak cukup menampung debit puncak air
hujan. Oleh sebab itu banjir tetap terjadi. Ditambah lagi fasilitas drainase yang kurang
menunjang mengakibatkan banjir yang terjadi baik di pedesaaan maupun di kota-kota
besar.
Sesuai dengan kebijakan pembangunan di dalam RPJMN 2004–2009,
pembangunan sumber daya air pada masa mendatang tetap diutamakan pada upaya
konservasi air melalui pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi dalam suatu
wilayah sungai dengan memperhatikan asas keadilan dan keberlanjutan.
Pembangunan infrastruktur bidang sumber daya air dilakukan melalui program
sebagai berikut: (1) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai,
Danau dan Sumber Air Lainnya, (2) Program Pengembangan dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan Pengairan Lainnya, (3) Program Pengendalian
Banjir dan Pengamanan Pantai; dan (4) Program Penyediaan dan Pengelolaan Air
Baku.
3.2.1 Prinsip & Kebijakan Pengelolaan Air Secara Terpadu Prinsip Dasar
a. Prinsip Dasar
1. Berupa pengembangan, perlindungan, pernanfaatan dan pengendalian.
2. Berlandaskan azas kelestarian, kemanfaatan, keadilan, kemandirian dan
akuntabilitas.
3. Direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan dengan wilayah sungai sebagai
kesatuan pengelolaan.
4. Lingkup pengelolaan:
Pengelolaan daerah tangkapan hujan (Watershed Management).
Pengelolaan kuantitas air (Water Quantity Management).
Pengelolaan kualitas air (Water Quality Management).
Pengendalian banjir (Flood Management).
Pengelolaan lingkungan sungai (River Environment Management).
Pengelolaan sarana dan prasarana pengairan (Infrastructure
Management).
b. Kebijakan Dasar
1. Dilakukan secara menyeluruh, terencana, dan berkelanjutan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan melestarikan lingkungan.
2. Dilakukan berdasar prinsip "Satu sungai, satu rencana, satu pengelolaan
terpadu" dengan memperhatikan sistem pemerintahan yang desentralistis
sesuai jiwa otonomi, dengan tetap berdasar satuan wilayah sungai sebagai
kesatuan wilayah pengelolaan.
3. Dilaksanakan dengan pendekatan parisipatif dengan melibatkan
masyarakat dalam pengambilan keputusan untuk seluruh aspek kegiatan
dalam rangka mendorong tumbuhnya komitmen semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders).
4. Semua pihak yang memperoleh manfaat secara bertahap wajib
menanggung biaya pengelolaan berdasarkan prinsip kecukupan dana (cost
recovery principle).
3.2.2 Operasi & Pemeliharaan Prasarana Pengairan Kegiatan Operasi
Kegiatan operasi dimaksudkan sebagai upaya untuk dapat memanfaatkan air
dan sumber sumber air secara optimal dan mengendalikan pengaruh negatifnya, yang
berupa banjir, kekeringan dan pencemaran air. Kegiatan pemeliharaan dimaksudkan
sebagai upaya menjaga air dan sumber air serta prasarana pengairan untuk tetap dapat
berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Pelaksanaan pemeliharaan yang meliputi:
Pemeliharaan preventif (rutin, berkala, perbaikan kecil) dan pemeliharaan darurat.
3.3 Deklarasi Bali tahun 2009 Tentang Pengelolaan Danau Berkelanjutan
Dalam kesepakatan tersebut terdapat tujuh point utama yaitu,
1. Pengelolaan Ekosistem Danau. Pengelolaan ekosistem danau yang
umumnya berada di Indonesia dengan melakukan upaya pengendalian
pencemaran air, konservasi keanekagaraman hayati, pengaturan dan
pengawasan kegiatan budidaya pada perairan, pengaturan dan penertiban
tata guna lahan serta pengaturan sertifikasi perijinan dan pengendalian tata
guna lahan
2. Pemanfaatan sumber daya air danau untuk pemenuhan kebutuhan air dapat
diizinkan setelah melakukan kajian
3. Pengembangan Sistem Monitoring, Evaluasi dan Informasi Danau
dilakukan oleh instansi terkait dan pemerintah daerah
4. Penyiapan Langkah-langkah adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
terhadap danau berdasarkan penerapan kaidah ilmu pengetahuan dan
teknologi
5. Pengembangan kapasitas, kelembagaan dan koordinasi
6. Peningkatan peran masyarakat melalui pembinaan dan penyuluhan kepada
masyarakat
7. Pendanaan yang berkelanjutan
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Pengelolaan Sumber Air perlu dilakukan agar kulitas, kuantitas dan
kontuitas air tetap terjaga.
2. Pemanfaat air danau di Indonesia perlu ditingkatkan mengingat
banyaknya sumber danau di Indonesia yang dapat dijadikan sumber
air baku.
3. Dalam pengelolaan Sumber Daya Air, perlu adanya peran serta dari
pemerintah pusat maupun daerah, lembaga swasta dan masyarakat
agar menjamin keberlangsungan air.
4.2 Saran
Peningkatan infrastruktur pengelolaan air di Indonesia perlu
dilakukan agar tidak terjadi dampak negatif seperti banjir dan
kekeringan. Selain itu, perlu penegakan hukum dan sanksi yang telah
di buat agar tidak terjadi pelanggaran dalam pemanfaatan sumber air
baku.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/YAVYSTA/makalah-sumber-daya-air diakses
pada tanggal 3 Januari 2014 pukul 19:14.
http://sda.pu.go.id/index.php/berita-sda/datin-sda/item/252-penyusunan-pola-
pengelolaan-sumber-daya-air-selesai-pada-tahun-2015 diakses pada
tanggal 3 Januari 2014 pukul 19:50.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/ diakses pada tanggal 3
Januari 2014 pukul 20:00.