transnational crime: drug trafficking and security in colombia

23
TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA Short Paper Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Politik Internasional Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Oleh: Indah Chartika Sari 0901113588 Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau

Upload: chartika-chika

Post on 13-Apr-2017

126 views

Category:

News & Politics


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

Short Paper

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Politik Internasional

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Riau

Oleh:

Indah Chartika Sari

0901113588

Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Riau

2012

Kata Pengantar

Page 2: TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

Assalamua’laikum Wr..Wb..

Salam sejahtera bagi semuanya. Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan

Yang Maha Esa karena telah mengizinkan penulis untuk menyelesaikan paper ini. Paper

ini mengangkat tema mengenai Transnational Crime: Drug Trafficking and Security

in Colombia. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis ucapkan untuk dosen

pembimbing mata kuliah Politik Internasional, yaitu Bapak Indra Pahlawan, S.Ip., M.Si,

atas bantuannya dalam penulisan paper ini sehingga tidak ada masalah yang cukup

berarti dalam proses penyelesaian paper ini. Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang membantu penulis dalam proses penyelesaian makalah ini.

Pada akhirnya, penulis berharap agar paper ini dapat menjadi referensi bagi mata

kuliah Politik Internasional. Paper ini jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritikan

dan saran yang membangun akan penulis terima agar makalah ini dapat menjadi lebih

baik. Terima Kasih.

05 April 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

Page 3: TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

1.1 Latar Belakang

Isu-isu mengenai keamanan mulai menjadi fokus perhatian bagi negara-negara, baik

keamanan yang bersifat tradisional maupun keamanan non-tradisional. Pasca

berakhirnya Perang Dingin, isu-isu mengenai keamanan mulai merebak di kawasan

Amerika Latin dan tidak hanya sebatas isu mengenai militer saja tetapi juga mengenai

ancaman non-militer. Keamanan non-tradisional dikategorikan dalam beberapa masalah

seperti; kesejahteraan ekonomi, organisasi kriminal transnasional, kesejahteraan

ekonomi dan juga masalah migrasi penduduk. Ancaman-ancaman terhadap keamanan

non-tradisional tersebut merupakan fokus ancaman utama di kawasan Amerika Latin

yang merupakan kawasan rawan akan konflik kekerasan dan krisis politik.

Meluasnya ruang lingkup kajian Ilmu Hubungan Internasional mengakibatkan isu-

isu mengenai perdagangan narkotika mulai menjadi fokus dalam kajian kejahatan non

tradisonal yang menjadi ancaman bagi negara-negara di dunia. Pada tahun 2005

menurut data dari berbagai sumber menyebutkan bahwa efek dan pengaruh obat bius

telah melahirkan lebih dari 70 juta pencandu baru.1 Bahkan di beberapa negara

produsen obat bius, bisnis obat bius merupakan peluang besar bagi organisasi kejahatan

untuk tumbuh besar karena dapat mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda. Di

kawasan Amerika Latin, negara-negara yang terletak dibawah pegunungan Andean

terkenal sebagai negara-negara produsen obat bius, seperti; Kolombia, Peru, Bolivia

dan lain-lain.

Adapun latar belakang penulis mengangkat tema ini adalah karena Kolombia

merupakan negara produsen narkotika jenis kokain, ganja dan opium. Kolombia

menjadi negara yang menyuplai 90% kokain ke pasar internasional seperti; Amerika

Serikat, Kuba, Trinidad and Tobago, Mexico, Republik Dominika, Puerto Rico dan

banyak lagi. Hal tersebut menempatkan Kolombia pada posisi pertama sebagai negara

penghasil obat bius dunia. Oleh karena itu, penulis memandang bahwa Kolombia

1 Treatment Approaches for Drug Addiction, http://www.nida.nih.gov/Infofacts/treatmeth.html, diakses tanggal 27 Mei 2010.

Page 4: TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

merupakan contoh kasus yang sesuai dalam perdagangan narkotika yang termasuk

dalam jenis kejahatan non tradisional. Drug trafficking atau perdagangan narkotika

merupakan ancaman bagi keamanan negara-negara pada saat ini. Hal ini disebabkan

karena perdagangan narkotika merupakan kejahatan lintas batas negara yang

terorganisir dengan sangat baik.

1.2 Rumusan Masalah

Kolombia menempati posisi pertama sebagai negara produsen obat bius jenis

kokain. Luasnya wilayah yang menjadi tujuan perdagangan narkotika menjadi

perhatian penuh dari negara-negara di kawasan Amerika Latin. Perdagangan narkotika

atau drug trafficking telah menjelma menjadi kejahatan lintas batas negara yang tidak

mudah untuk dihentikan. Melalui pemaparan latar belakang diatas, maka penulis

mengajukan rumusan masalah yaitu;

“Bagaimana metode penyelesaian yang dilakukan oleh pemerintah Kolombia

untuk mengatasi kejahatan drug trafficking atau perdagangan narkotika yang

mengancam stabilitas keamanan Kolombia dan negara-negara di kawasan

pegunungan Andean (Colombia's Andean Neighbors) ?”

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengaruh narkoba terhadap kestabilan keamanan di

Kolombia.

b. Untuk mengetahui tidakan apa saja yang telah diambil untuk menyelesaikan

permasalahan terkait kejahatan transnasional di Kolombia.

BAB II ISI

Page 5: TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

Kawasan Andean, khususnya Kolombia, Peru dan Bolivia merupakan negara yang

bertanggung jawab terhadap 90% dari jumlah keseluruhan produksi global daun ganja

dan kokain.2 Kolombia dan Meksiko memainkan peran yang sangat penting dalam

menghasilkan heroin dan memasoknya ke pasar Amerika Serikat. Obat bius ini

diidentifikasikan sebagai ancaman keamanan oleh pemerintah-pemerintah di kawasan

Amerika Latin termasuk juga Amerika Serikat. Pada tahun 1990-an industri kokain

memproduksi obat bius secara besar-besaran termasuk memimpin pertumbuhan dari

aktor-aktor regional yang illegal. Organisasi Kejahatan Transnasional (Transnational

Organize Crime) biasanya terlibat dalam berbagai bentuk perdagangan narkotika secara

serentak, mereka juga mendapatkan kekuasaan dalam akses ekonomi. Pendapatan dari

bisnis narkotika global ini mencapai $320 per tahun yaitu melebihi hampir 88% GDP

dari negaranya.3 Target dari kejahatan transnasional biasanya adalah negara-negara

dunia ketiga, hal ini didukung fakta bahwa negara-negara yang lemah, kecil dan miskin

lebih mudah melakukan korupsi dan hanya memiliki sedikit kemampuan untuk

memberantas kegiatan-kegiatan kriminal secara efektif.

Pada tahun 2001-2002, ditemukan 144,450 hektar ladang kokain yang 25%

diantaranya adalah ladang opium dan ganja. 4 Keadaan Kolombia yang terbukti mampu

menjadi negara produsen kokain terbesar menjadikannya sebagai tempat yang subur

bagi lahan industri obat bius dunia. Peningkatan pada lahan koka di Kolombia yang

membuat produksi kokain Kolombia meningkat sejak tahun 2001 secara mengagetkan

terjadi bersamaan ketika upaya-upaya pemberantasan kokain oleh pemerintah

Kolombia dilaksanakan. Adapun gejala-gejala yang menunjukkan bahwa Kolombia

adalah negara penyuplai narkoba terbesar bagi pasar internasional adalah yang

pertama, Kolombia memproduksi opium yang potensial sekitar tahun 2001-2002 yang

2 United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), Andean Coca Cultivation Survey 2005, June 2006, lihat dalam www.unodc.org/pdf/andean/Part1_excutive_summary.pdf. Diakses pada 01 Maret 2011.

3 United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), World Drug Report 2005, lihat dalam www.unodc.org/unodc/world_drug_report.html. Diakses pada 01 Maret 2011.

4 http:geography.about.com/library/cia/blccolumbia.html.Diakses Pada 01 Maret 2011

Page 6: TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

mencapai 91 ton dan heroin mencapai 11,3 ton. Kedua, Kolombia merupakan penyedia

ladang koka terluas didunia yang digunakan sebagai bahan dasar dari kokain. Ketiga,

Kolombia mempunyai kedudukan penting dalam pencucian atau investasi di Kolumbia

melalui penukaran peso di pasar gelap.

Menurut Badan Anti Narkotika Amerika Serikat, DEA (Drug Enforcement

Administration), menyatakan bahwa Kolombia bisa menghasilkan produksi kokain

500-800 ton per tahunnya.5 Melalui penguasaan produksi kokain hingga 80%, dapat

dinilai bahwa Kolombia sudah memiliki jaringan khusus untuk memasarkan

dagangannya di kantong-kantong potensial. Sampai saat ini, pasar potensial peredaran

narkoba itu ada di Amerika, Eropa, Afrika, bahkan sudah menjamah Asia. Seperti

halnya opium di Afganistan yang ditanam diwilayah yang berada dibawah kekuasaan

Taliban, di Kolombia mayoritas kokain yang ditanam berada dibawah lahan yang

dikuasai oleh kelompok pemberontak. Kolombia dapat memproduksi kokain dengan

jumlah yang fantastis serta mampu memenuhi 80% permintaan kokain di pasar dunia

dan juga dilengkapi dengan jaringan khusus yang sudah sangat terlatih dalam

mengedarkan kokain ke pasar dunia.

Sebelumnya juga telah disinggung bahwa sebagian besar dari lahan yang ditanami

koka berada diwilayah yang dikuasai oleh kelompok pemberontak. Aktor-aktor non

negara ini merupakan dua kelompok besar gerilya yaitu FARC (Fuerzas Armadas

Revolucionarias de Colombia) dan ELN (Ejercito Liberacion Nacional). FARC

merupakan kelompok pemberontak terbaik, tercanggih dan terlengkap yang berbasis di

Kolombia yang didirikan tahun 1964 dengan pemimpin utamanya Manuel Marulanda

Velez. FARC dibentuk sebagai sayap militer Partai Komunis Kolombia. Tercatat pada

tahun 2001 jumlah anggota dari FARC adalah 16.000 orang dan pada tahun 2008 susut

menjadi 9000 orang.6 Pemerintah Kolombia sangat yakin bahwa FARC telah menerima

sebanyak $ 2 juta per hari dari hasil perdagangan obat-obat bius.

Sedangkan ELN (Ejercito Liberacion Nacional) yang didirikan oleh Fabio

Vasquez Castano. Pada awal berdirinya kelompok ini mendapat bantuan dari Kuba 5 http://www.dea.gov diakses pada tanggal 8 Juni 2010.

6 http://www.cfr.org/colombia/farc-eln-colombias-left-wing-guerrillas/ Diakses pada 10 Mei 2010.

Page 7: TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

dimulai dari pendanaan hingga persenjataan. ELN pada saat ini dipimpin oleh Antonio

Garcia. ELN merupakan kelompok pemberontak yang lebih kecil jika dibandingkan

dengan FARC karena ELN hanya memiliki 2.200-3000 anggota. Beberapa unit ELN

dilatih untuk operasi khusus dan terampil untuk merakit bahan peledak. Beberapa aksi

teror yang dilakukan oleh ELN terhadap masyarakat sipil dan perusahaan-perusahaan

asing khususnya di Kolombia bagian utara. Salah satu aksi mereka adalah mengebom

pipa-pipa minyak jaringan listrik.

Menurut Arlene B. Tickner dalam tulisannya yang berjudul Latin America and the

Caribbean: Domestic and Transnational Insecurity menyatakan bahwa,”Many states in

the region, most notably in the Andes, Central America, and some areas of the

Caribbean, are unable to carry out many of their core functions, including the exercise

of authority over the national territory and population and the provision of basic public

goods”.7 Sebagian besar negara-negara di kawasan khususnya di bawah pegunungan

Andean, Amerika Tengah dan beberapa daerah di Karibia tidak dapat melaksanakan

fungsi-fungsi utama mereka, termasuk didalamnya pelaksanaan kewenangan penuh

terhadap wilayah territorial dan populasi serta ketentuan dasar hak-hak publik.

Didukung oleh pendapat dari Arlene B. Tickner, maka tidak menjadi sesuatu yang

mengejutkan ketika Kolombia sering mengalami kekerasan politik akibat konflik

perebutan kekuasaan antar berbagai aktor yang ada di Kolombia yang menyebabkan

pemerintah kehilangan beberapa fungsinya, seperti menjalankan pemerintahan yang

efektif, kontrol atas wilayahnya, penegakan hukum dan sebagainya. Oleh karena itu,

beberapa ahli Hubungan Internasional mengindikasikan Kolombia sebagai weak state.

Krisis yang dialami Kolombia sangat kompleks. Diawali dengan sejarah awal

berdirinya negara Kolombia yang mengakibatkan kegagalan pendistribusian tanah serta

proses state building yang tidak sempurna hingga sebelum masuknya industri obat bius

di Kolombia. Kondisi Kolombia sebagai weak state sebagai akibat terus menerus didera

krisis ini menciptakan peluang bagi drug trafficking untuk dapat beroperasi di

wilayahnya dengan low risk dan prospects for large profit. Kompleksitas permasalahan

internal yang terjadi di Kolombia secara langsung melemahkan stabilitas keamanan 7 Tickner, Arlene B. Latin America and the Caribbean: Domestic and Transnational Insecurity, (International Peace Academy, 2007), hlm.2.

Page 8: TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

internal Kolombia dan menimbulkan masalah-masalah yang baru yang melewati lintas

batas negara. Jadi, siapa yang merasakan efek dari masalah lintas batas negara tersebut?

Hal ini tentu saja negara-negara yang berbatasan langsung dengan Kolombia serta

negara-negara yang masih berada di sekitar kawasan pegunungan Andean, seperti;

Venezuela, Peru, Ekuador, Panama, dan Brazil, serta beberapa negara yang sedikit

lebih jauh seperti Bolivia dan Panama yang terletak di wilayah Karibia. Negara-negara

tersebut merupakan negara-negara yang terletak di kawasan Andean (Andean Region)

sehingga dalam studi keamanan regional negara-negara tersebut lebih terkenal dengan

sebutan Colombia's Andean neighbors.

Jika melihat Kolombia sebagai weak state maka diperlukan indikator-indikator

sebagai alat ukur dari weak state tersebut. Kekuatan negara merupakan sebuah konsep

yang relatif, yang salah satunya bisa dilakukan dengan mengukur kemampuan negara

(state’s ability) dan kemauan negara (state’s willingness) untuk menyediakan political

goods yang dibutuhkan masyarakat, seperti; keamanan fisik, institusi politik yang

legitimate, menejemen ekonomi, dan kesejahteraan sosial.8 Berikut ini beberapa

indicator weak state menurut Robert Jackson dalam tulisannya yang berjudul Quasi

State : Sovereignty, International Relations and The Third World diantaranya;

1) Lemah adalah sifatnya (inherently weak) karena letak geografis, ekonomi

yang pada dasarnya kuat tetapi lemah karena actor-aktor internal yang

menentang negara.

2) Ketidak cocokan manajemen pemerintahan yang mengakibatkan kudeta dari

dalam negeri dan juga serangan dari luar negeri.

3) Secara tipikal mengandung konflik antar etnis, agama dan kelompok dalam

negeri sehingga intensitas kejahatan di daerah urban cenderung meningkat.

4) Ketidak mampuan dalam menyediakan public goods, seperti; keamanan

secara individu, institusi politik dan sebagainya.

5) Infrastruktur yang tidak memadai dan semakin memburuk, seperti; sekolah,

rumah sakit dan jalan-jalan umum di kawasan perkotaan.

8 Jackson, Robert, Quasi State: Sovereignty, International Relations and the Third World, Cambridge. CUP, 1990

Page 9: TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

6) Menurunnya perekonomian yang ditandai dengan pendapatan per kapita

menurun drastis, semakin tinggi dan meningkatnya tindakan korupsi dan

sebagainya.

7) Tidak adanya law enforcement dan penjaminan keamanan masyarakat sipil.

Sejak awal 1990-an banyak negara yang berada dibawah tingkatan negara yang

memiliki struktur lemah. Tumbuhnya pelanggaran hukum terhadap institusi-institusi

politik, perpecahan partai-partai politik dan miskinnya penyelenggaraan pemerintahan

yang mengakibatkan kemerosotan dalam pelaksanaan demokrasi. Berdasarkan laporan

World Bank World Development Indicators, diperkirakan 20% dari populasi yang

menetap di kawasan pegunungan Andean seperti; Bolivia, Kolombia, Ekuador, El

Salvador, Guatemala, Haiti, Honduras, Nicaragua dan Peru hidup dalam kemiskinan

akut dan lebih dari 50% dari populasi tersebut hidup dibawah garis kemiskinan.9

Menurut Arlene B. Tickner dalam tulisannya yang berjudul Latin America and the

Caribbean: Domestic and Transnational Insecurity menyatakan bahwa,”Low state

capacity and high levels of poverty and inequality largely account for growing levels of

crime and violence in Latin America and the Caribbean”. Negara yang memiliki

kapasitas rendah, kemiskinan tingkat tinggi dan ketidaksetaraan akan mengakibatkan

tumbuhnya intensitas kriminal dan kekerasan khususnya di Amerika Latin dan negara-

negara di Karibia.

Sekitar hampir 75% terjadi kejahatan di wilayah Amerika Latin khususnya di

kawasan pegunungan Andean dimana sebagian besar kejahatan dilakukan di daerah

urban. Adapun kejahatan-kejahatan yang termasuk didalamnya adalah pembunuhan,

kekerasan gender dan penculikan.10 Selama era 1990-an jumlah rata-rata pembunuhan

yang terjadi di Amerika Latin dan kawasan Karibia telah mencapai 22,9 per 100.000

9 Tickner, Arlene B, Loc, Cit.,

10 Perhitungan Statistik dalam kasus penculikan di Amerika Latin dan kawasan Karibia telah menjadi rata-rata tertinggi kasusu penculikan di dunia. Meskipun masalah ini belum berada ditingkat akut di wilayah Kolombia, tetapi tersebar luas di Brazil dan Meksiko yang kemudian terdaftar sebagai kasus penculikan tertinggi di dunia per kapita pada tahun 2005.

Page 10: TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

orang yaitu lebih dari dua kali rata-rata global ketika Kolombia, El Salvador, Brazil,

Venezuela, Puerto Rico, Ekuador, Meksiko dan Panama telah terdaftar sebagai delapan

besar jumlah rata-rata tingkat pembunuhan tertinggi di dunia.11

Seperti yang telah dikatakan pada penjelasan sebelumnya, kompleksitas masalah

internal yang terjadi di Kolombia menimbulkan masalah-masalah baru bersifat lintas

batas negara. Ketika berbicara mengenai lintas batas negara maka akan berkaitan

dengan globalisasi. Globalisasi merupakan suatu gejala dimana mengglobalnya sosial

dan budaya antar bangsa, sehingga budaya antar bangsa yang ada didunia seolah-olah

melebur menjadi satu yaitu ‘budaya global’ yang berakibat pada kaburnya batas-batas

antar negara dan membuat negara-negara menjadi lebih dekat. Konsep utama

globalisasi ditekankan sebagai sebuah perenggangan dari aktivitas-aktivitas sosial,

politik dan ekonomi melintasi batas-batas seperti kejadian-kejadian, keputusan-

keputusan dan aktivitas dalam sebuah wilayah dunia yang dapat menjadi signifikan

bagi individu-individu dan komunitas-komunitas yang ada di wilayah lain dunia.

Menurut Robert Keohane dan Joseph Nye,”Globalisasi merupakan sebuah situasi

dunia yang melibatkan jaringan-jaringan interdependesi pada jarak yang

multikontinental dimana interdependensi meliputi lima bidang yaitu; ekonomi, budaya,

masyarakat, lingkungan dan militer”.

Mempertimbangkan situasi dan kondisi yang terjadi di Kolombia dapat berakibat

secara langsung terhadap negara-negara yang berada disekitarnya, maka mulai

bermunculan pemikiran-pemikiran untuk mengurangi intensitas kejahatan lintas batas

negara khususnya perdagangan narkotika. Adapun beberapa metode penyelesaian drug

trafficking di Kolombia diantaranya; Organization of American States (OAS), United

Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) dan sebagainya. OAS pertama kali

dibentuk pada Konferensi ICAS ke 9 di Bogota dimana 21 negara menandatangani

Charter of Organization of American States pada tanggal 30 April 1948. Adapun tujuan

dari beririnya OAS adalah untuk mencapai sebuah tatanan yang damai dan adil,

mempromosikan solidaritas, memperkuat kolaborasi, membela kedaulatan, integritas

teritorial dan independensi negara anggota (Pasal 1). Selain itu tujuan OAS secara 11 World Health Organization (WHO),World Health Report on Violence and Health, 2002, lihat dalam www.who.int/violence_injury_prevention/violence/world_report/en/ diakses pada 11 Maret 2011.

Page 11: TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

lengkap tercantum pada pasal 2 Charter of Organization of American States,

diantaranya;

Meningkatkan perdamaian dan keamanan benua

Mempromosikan dan mengkonsolidasi demokrasi dengan prinsip non

intervensi

Mencegah timbulnya masalah dan memastikan penyelesaian permasalahan

secara damai

Mempersiapkan tindakan bersama untuk menindaklanjuti tindakan agresi

Mencari penyelesaian masalah yang menyangkut politik, hukum dan

ekonomi

Mempromosikan pembangunan ekonomi, sosial dan budaya melalui

kerjasama antar negara

Menghapus kemiskinan, yang menjadi penghalang demokrasi

Mencapai limitasi senjata konvensional dan mengalihkan sumber daya yang

digunakan kepada pembangunan ekonomi dan sosial

Pembentukan UNODC diawali ketika PBB menilai bahwa masalah perdagangan

narkotika merupakan masalah yang serius dan memerlukan jalan penyelesaian. Oleh

karena itu, PBB mengadakan pertemuan pertama yang fokus membahas mengenai

narkotika yang diselenggarakan di New York pada tahun 1961 dalam Singel

Convention on Narcotics Drugs. Dalam pertemuan pertama ini diputuskan bahwa coca

leaf termasuk kedalam jenis narkotika. Selanjutnya beberapa jenis obat-obat baru juga

mulai dilarang beredar, hal ini dibuktikan melalui ratifikasi yang dilakukan oleh negara-

negara di dunia terkait dengan hasil konvensi internasional yang membahas masalah

hukum dan penyalahgunaan narkotika. Setelah itu PBB membentuk suatu badan yang

bertugas untuk mengontrol kejahatan narkotika yaitu United Nations Office on Drugs

Page 12: TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

and Crime (UNODC). UNODC juga bertugas untuk memerangi kejahatan

transnasional seperti; terorisme, pencucian uang, penjualan mausia, serta

penyelundupan barang-barang palsu atau bajakan di seluruh dunia.12

UNODC memberikan laporan mengenai narkotika di kawasan pegunungan Andean

dengan tema Coca Cultivation in the Andean Region. Dalam laporan ini dipaparkan

secara lengkap mengenai jumlah lahan yang digunakan untuk menanam kokain di

Bolivia, Kolombia, dan Peru pada tahun 2007 yang mengalami peningkatan hingga 181

ribu hektar. Jumlah tersebut meningkat 16% dibandingkan dengan angka yang dirilis

pada 2006 dan mencapai jumlah produksi koka tertinggi sejak 2001. Kolombia yang

masih menduduki peringkat satu negara produsen koka dan kokain selama tujuh tahun

mendapat suntikan dana dari UNODC sebesar US$5 miliar untuk menghancurkan

tanaman tersebut justru mengalami peningkatan dramatis sebesar 27%. Bolivia hanya

meningkat sebesar 5%, sedangkan Peru yang terus menggalangkan perang melawan

petani koka mengalami peningkatan 4%.13

Pada tahun 1999 Pemerintah Kolombia dan pemerintah Amerika Serikat

mengadakan kerja sama melalui Operasi Millenium. Operasi ini merupakan operasi

untuk melakukan penyerangan terhadap kartel-kartel narkotika di Kolombia.

Keberhasilan operasi ini ditandai dengan dilumpuhkannya Alejandro Bernal,

pemimpin kartel narkotika besar yang berbasis di Kolombia. Akan tetapi keberhasilan

ini hanya sementara, hal ini dikarenakan organisasi-organisasi kecil lainnya semakin

bermunculan dan mampu memproduksi kokain sebesar 20-30 metric ton dimana

sebagian di ekspor ke pasar gelap Amerika Serikat. Berbagai upaya telah dilakukan

oleh pemerintah Kolombia untuk menekan lajunya pertumbuhan perdagangan narkotika

di Kolombia. Akan tetapi dinilai tidak mudah untuk benar-benar menghentikan lajunya

tingkat perdagangan narkotika. Oleh karena itu, peran dari organisasi regional OAS dan

juga badan bentukan PBB, UNODC diharapkan dapat membantu pemerintah Kolombia

dalam mengatasi kejahatan perdagagan narkotika di Kolombia. UNODC lebih

diprioritaskan untuk lebih efektif dalam menghambat lajunya peningkatan kejahatan

12 //en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Office_on_Drugs_and_Crime diakses pada 01 Maret 2011.

13 http://www.unodc.org/documents/wdr/WDR_2008/WDR_2008_eng_web.pdf diakses pada 11 Maret 2011.

Page 13: TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

lintas batas negara yang terjadi tidak hanya di Kolombia, tetapi hampir disebagian besar

negara-negara Amerika Latin khususnya negara-negara di kawasan pegunungan

Andean (Colombia's Andean Neighbors).

Simpulan

Kolombia dan Meksiko memainkan peran yang sangat penting dalam menghasilkan heroin dan memasoknya ke pasar Amerika Serikat. Obat bius ini

Page 14: TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

diidentifikasikan sebagai ancaman keamanan oleh pemerintah-pemerintah di kawasan Amerika Latin termasuk juga Amerika Serikat. Pada tahun 1990-an industri kokain memproduksi obat bius secara besar-besaran termasuk memimpin pertumbuhan dari aktor-aktor regional yang illegal. Organisasi Kejahatan Transnasional (Transnational Organize Crime) biasanya terlibat dalam berbagai bentuk perdagangan narkotika secara serentak, mereka juga mendapatkan kekuasaan dalam akses ekonomi. Kolombia dapat memproduksi kokain dengan jumlah yang fantastis serta mampu memenuhi 80% permintaan kokain di pasar dunia dan juga dilengkapi dengan jaringan khusus yang sudah sangat terlatih dalam mengedarkan kokain ke pasar dunia. Kondisi Kolombia sebagai weak state sebagai akibat terus menerus didera krisis ini menciptakan peluang bagi drug trafficking untuk dapat beroperasi di wilayahnya dengan low risk dan prospects for large profit. Kompleksitas permasalahan internal yang terjadi di Kolombia secara langsung melemahkan stabilitas keamanan internal Kolombia dan menimbulkan masalah-masalah yang baru yang melewati lintas batas negara. Adapun beberapa metode penyelesaian drug trafficking di Kolombia diantaranya; Organization of American States (OAS), United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) dan sebagainya. Peran dari organisasi regional OAS dan juga badan bentukan PBB, UNODC diharapkan dapat membantu pemerintah Kolombia dalam mengatasi kejahatan perdagagan narkotika di Kolombia.

Referensi

Page 15: TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

Books

Jackson, Robert. 1990. Quasi State: Sovereignty, International Relations and the Third World, Cambridge University.

Tickner, Arlene B. 2007. Latin America and the Caribbean: Domestic and Transnational Insecurity. International Peace Academy.

Internet

//en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Office_on_Drugs_and_Crime diakses pada 01 Maret 2011.

http:geography.about.com/library/cia/blccolumbia.html. Diakses Pada 01 Maret 2011

http://www.cfr.org/colombia/farc-eln-colombias-left-wing-guerrillas/ Diakses pada 10 Mei 2010

http://www.dea.gov diakses pada tanggal 8 Juni 2010

Treatment Approaches for Drug Addiction, http://www.nida.nih.gov/Infofacts/treatmeth.html, diakses tanggal 27 Mei 2010.

United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), World Drug Report 2005 , lihat dalam www.unodc.org/unodc/world_drug_report.html. Diakses pada 01 Maret 2011.

World Health Organization (WHO),World Health Report on Violence and Health, 2002, lihat dalam www.who.int/violence_injury_prevention/violence/world_report/en/ diakses pada 11 Maret 2011.

Journals

Arnson, Cynthia J. U.S. Interests and Options in Colombia: An Alternative Framework. Woodrow Wilson International Center for Scholars.

Boniface, Dexter S. Is There a Democratic Norm in the Americas? An Analysis of the Organization of American States. Global Governance 8. July-September 2002.

Bouvier, Virginia M. Harbingers of Hope: Peace Initiative for Colombia. Washington: United States Institute of Peace. August 2006.

http://www.unodc.org/documents/wdr/WDR_2008/WDR_2008_eng_web.pdf diakses pada 11 Maret 2011.

Page 16: TRANSNATIONAL CRIME: DRUG TRAFFICKING AND SECURITY IN COLOMBIA

United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), Andean Coca Cultivation Survey 2005, June 2006, lihat dalam www.unodc.org/pdf/andean/Part1_excutive_summary.pdf. Diakses pada 01 Maret 2011.