tot basic study skills mind

144
TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 1 Modul MD-02 Mind- Set Belajar di Perguruan Tinggi Oleh: Dr. Arlina Gunarya,MSc 1. Pengantar Modul ini merupakan suatu ajakkan untuk jedah sebentar dari perjalanan pembelajaran diri selama ini, khususnya setelah penggal yang kita lalui di UNHAS selama beberapa hari ini. Jedah ini dimaksudkan agar kita bisa menoleh ke belakang, mencermati apa yang telah kita alami, dan merefleksikannya untuk memperoleh insight atas perjalanan tersebut. Jedah ini dimaksudkan pula untuk menerawang ke depan, ke titik perspektif yang hendak kita tuju. Apakah nampak jelas, samar-samar ataukah samasekali tidak nampak sebab terhalang oleh ’kabut’. Dalam jedah ini pula, manakala kita sudah menemukan peng-alam-an kita dan sudah punya kejelasan tujuan yang hendak kita capai; marilah kita menyetel ( set up ) mental kita, sehingga mempunyai ’mind-set’ yang sesuai untuk memasuki penggal perjalanan pembelajaran berikutnya. Diharapkan dengan ’mind-set’ yang sudah lebih sesuai perjalanan pembelajaran diri bisa lebih lancar dan mulus, Insya Allah. Akan tetapi apa sebenarnya mind-set? Dimana posisi dan perannya dalam diri kita? Mengapa harus ’menyetel ’ mind-set?, Mengapa perlu jedah? Bagaimana setelan mind-set belajar di Perguruan Tinggi? Bagaimana cara nyetelnya, dst. Itu semua adalah beberapa

Upload: alalana

Post on 30-Jun-2015

287 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 1

Modul MD-02

Mind- Set Belajar di Perguruan TinggiOleh: Dr. Arlina Gunarya,MSc

1. PengantarModul ini merupakan suatu ajakkan untuk jedah sebentar dari perjalanan pembelajaran diri selama ini, khususnya setelah penggal yang kita lalui di UNHAS selama beberapa hari ini. Jedah ini dimaksudkan agar kita bisa menoleh ke belakang, mencermati apa yang telah kita alami, dan merefleksikannya untuk memperoleh insight atas perjalanan tersebut. Jedah ini dimaksudkan pula untuk menerawang ke depan, ke titik perspektif yang hendak kita tuju. Apakah nampak jelas, samar-samar ataukah samasekali tidak nampak sebab terhalang oleh kabut. Dalam jedah ini pula, manakala kita sudah menemukan peng-alam-an kita dan sudah punya kejelasan tujuan yang hendak kita capai; marilah kita menyetel ( set up ) mental kita, sehingga mempunyai mind-set yang sesuai untuk memasuki penggal perjalanan pembelajaran berikutnya. Diharapkan dengan mind-set yang sudah lebih sesuai perjalanan pembelajaran diri bisa lebih lancar dan mulus, Insya Allah. Akan tetapi apa sebenarnya mind-set? Dimana posisi dan perannya dalam diri kita? Mengapa harus menyetel mind-set?, Mengapa perlu jedah? Bagaimana setelan mind-set belajar di Perguruan Tinggi? Bagaimana cara nyetelnya, dst. Itu semua adalah beberapa pertanyaan yang jawabannya hendak dicari lewat modul MD-02 ini. Oleh karena itu, modul ini, terdiri dari 5 bagian, yaitu : (1) Pendahuluan, mencari tahu apa arti mind-set, dimana kedudukannya dalam diri kita, dan mengapa kita perlu menyetelnya.; (2) Jedah sejenak, mencari tahu mengapa masuk di Perguruan Tinggi ? Apa mind-set ketika masuk dan selama ini. ; (3) Mind-set belajar di Perguruan Tinggi, menjelaskan setelan pikiran yang seyogyanya TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 2 dimiliki civitas academika di Perguruan Tinggi; (4) Action Plan : Bagaimana kita dapat memutahirkan setelan mind-set kita agar lebih sesuai; (5) Rangkuman , menutup modul ini. Demikian isi modul ini, diharapkan setelah mengikuti modul ini mahasiswa dapat lebih secara sadar mengenali isi dan corak mind-set nya selama satu semester lalu, dan mengetahui mindset apa yang seyogyanya ada didiri mereka, kemudian bisa belajar menjadi mahasiswa dengan mind-set yang sesuai. Sekarang marilah kita memasuki bahasan yang pertama yaitu bagaian Pendahuluan.

1. Pendahuluan

1.1 Arti dan makna mind-set Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan mind-set , yang terdiri dari kata mind dan kata set. Secara harafiah, bila dilihat di kamus 1 , arti kata mind adalah : what a person thinks or feels; way o thinking, feeling, wishing; opinion, intention; purpose . Apa yang dipikirkan atau dirasakan seseorang; cara seseorang berpikir, merasa, berharap, ber maksud, dan bertujuan ; Sedangkan kata set menunjukkan banyak arti, antara lain yang bersesuaian dengan konteks mind adalah : menjadikan sesuatu, mempersiapkan sesuatu untuk ditangani, menyebabkan seseorang melakukan sesuatu, nyetel, menata sesuatu

untuk tujuan tertentu. Jadi secara harafiah, mind-set berarti : setelan/tatanan pikiran, perasaan, harapan seseorang dalam menghadapai situasi. Dalam pengertian teknis -Technical term, Mind-set, yang juga disebut mental-set adalah A habitual or characteristic mental attitude that determines how you will1 Oxford

Learners Pocket dictionary

TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 3 interpret and respond to situations Dengan perkataan lain mind-set adalah mentalitas atau sikap mental yang sudah mejadi kebiasaan seseorang, dan yang menentu kan bagaimana ia memaknakan dan memberi respon kepada situasi yang dihadapinya. 1.2 Posisi di diri dan bagaimana terbentuknya? Dalam diri manusia , terdapat tiga ranah yaitu ranah spiritual, ranah kejiwaan atau mental dan ranah fisik. Intisari dari ranah spiritual adalah sanubari atau qalbu, yang berisi berbagai kebijaksanaan-kearifan ( wisdom ) tentang apa yang dianggap benar dan salah. Dengan perkataan lain dalam sanubari seseorang tersimpan nilai-nilai yang dianutnya, yang ia peroleh dari olahan atas pengalaman hidupnya. Selanjutnya, ranah kejiwaan, didalam mana terdapat berbagai perangkat psikologik, dibangun dari tiga pilar utama , yaitu mind ( mental/pikiran) , perasaan dan kehendak. Di antara ketiga pilar tersebut terdapat interaksi saling pengaruh timbal balik. Dengan perkataan lain apa yang dipikirkan mind, dibarengi dengan perasaan dan kehendak iringan pikiran tersebut.. Begitu pula suatu perasaan dihasilkan oleh suatu pikiuran dan juga menghasilkan pikiran dan kehendak yang sesuai. Kehendak juga ditentukan dan menghasilkan suatu pikiran dan perasaan iringannya. Kemudian kesemuanya ini, untuk menjadi tindakan membutuhkan ranah fisik, tubuh kita. Mencermati defenisi mind-set di atas, mind-set merupakan perlengkapan mental ranah psikologik, yang mendapat corak dari ranah spiritual; dan merupakan kecenderungan bertindak dalam situasi sebagaimana nampak kepadanya. Mind-set , sebagai sikap mental TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 4 mental attitude ( Gunarya, 1995) terbentuk dari apa yang diyakini (belief-cognitif), dirasakan ( affectif) dan dikehendaki siap untuk diwujudkan dalam bentuk tindakan (connatif-psikomotor). Dengan demikian, terjadinya tindakan seseorang disebabkan mind-set yang melahir kannya. Selama seseorang tidak merubah mind-setnya selama itu pula arah tindakannya tidak berubah. Itu sebabnya, seyogyanya orang yang ingin maju , perlu memutahirkan mind-set nya sesuai dengan perkembangan diri dan lingkungannya. Sebagai ilustrasi, misalnya sering kita dengar orang mengatakan : Badan dan kakinya sudah naik mercy, tetapi kepalanya masih di pedati Artinya, meskipun ia mempergunakan teknologi canggih, tetapi apabila mind-setnya tidak berubah, maka perilaku secara keseluruhan, terasa janggal. Anda bisa mencari contoh lain? Cobalah temukan sekurangnya satu contoh yang terjadi di lingkugan Anda, sehingga pemahaman tentang mind-set ini menjadi lebih jelas. Selanjutnya, mengapa sekarang mahasiswa ( Anda ) perlu menyetel kembali mindset Anda? Kita bahas pada bagian berikut. 1.3 Mengapa mesti nyetel mind set ?? Anda baru saja meninggalkan sekolah Lanjutan , dan baru beberapa hari mengikuti perkuliahan di Perguruan Tinggi. Barangkali, dari pengalaman beberapa hari ini, Anda

sependapat bahwa ada perbedaan cara belajar di sekolah lanjutan dengan cara belajar di perguruan tinggi. TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 5 Di sekolah Lanjutan ( Pertama maupun Atas) pada hakekatnya Anda belajar fakta dan prosedur dasar, yang biasanya dilakukan dengan cara menghafal memorization. Cara ini memang sesuai untuk mulai memperlajari bagaimana cara belajar ( level pertama). Di Perguruan Tinggi, Anda diharapkan berpikir, sehingga Anda perlu belajar bagaimana cara berpikir. Itu sebabnya membutuhkan skill yang lebih dari skill belajar yang selama ini Anda miliki. Apabila Anda enggan berpikir sebab terbiasa menerima apapun yang disodorkan dijejalkan kepada Anda, berarti mind-set Anda tidak sesuai. Melalui belajar di Perguruan Tinggi, seyogyanya Anda dapat mentransformasi diri menjadi seorang pemikir kritis yang bisa membedakan mana fakta dari opini; dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data - yang punya keterbatasan; bisa mengenali berbagai asumsi dibalik suatu pernyataan atau kesimpulan; Bisa mengembangkan solusi dari persoal an yang dihadapi; Dapat mengekpresikan diri baik secara verbal, oral maupun tulisan, Dengan perkataan lain, seorang luaran perguruan tinggi bisa secara nyaman beroperasi di keenam level tingkatan belajar menurut taksonomi Bloom ( Gunarya, 2004) - yang mencakup domain kognitif dan domain affektif. Artinya secara kognitif, luaran Perguruan Tinggi dapat beroperasi pada level pengetahuan - Knowledge, pemahaman -Comprehension, Penerapan Application, Analisis Analysis, sisntesis - Synthesis dan Evaluatif Evaluation. Sementara secara affektif, ia dapat memberi perhatian pada belajar, secara aktif dapat bereaksi terhadap belajar; Dapat menghargai belajar; dapat mensintesakan sistim nilai yang dianutnya ; dan pada akhirnya dapat menerapkan apa yang ia yakini kedalam kehidupannya sehari hari. Semakin cepat Anda memulai belajar menjadi pemikir kritis, semakin baik. Untuk keperluan TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 6 itulah Anda perlu mengkaji ulang mind-set Anda, apakah sudah sesuai dengan ajakkan belajar di Perguruan Tinggi.

2. Jedah sejenakSilahkan Anda mengambil lembar Metaforik Belajar. Anda diminta merenungkan sejenak pengalaman belajar Anda selama ini, sekurangnya selama semester yang baru berlalu, kemudian lanjutkanlah kalimat di lembaran tersebut sesuai dengan penghayatan Anda secara metaforik.

Penghayatan Metaforik BelajarDari pengalaman selama ini bagi saya belajar dapat diibaratkan sebagai : Saya ibaratkan demikian karena : TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 7 Setelah saya mendengar beberapa ungkapan metaforik teman-teman, dapat saya petik sejumlah insight, sebagai hasil olah pengalaman tersebut, yakni: Setelah kita pahami betapa perlunya menyetel kembali mind-set kita, sebab tuntutan belajar di Perguruan Tinggi tidak memungkinkan kita memakai mind-set yang kita perguna kan selama jadi siswa. Marilak kita jedah sejenak, coba cermati sejumlah pertanyaan di

bawah ini, dan cobalah merenungkan jawabannya bagi diri Anda sendiri.

Monitoring Diri2.1 Mengapa Anda masuk Perguruan Tinggi, untuk maksud dan tujuan apa ? TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 8 2.2 Atas pilihan siapa Anda masuk ke jurusan/fakultas yang Anda belajar saat ini? 2.3 Berapa lama Anda rencana menyelesaikan study? 2.4 Apa tujuan hidup Anda jauh di depan? 2.5 Apa rencana Anda di semester ini? 2.6 Apakah Anda rasa Anda akan berhasil mencapai tujuan tersebut? TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 9 2.7 Selama semester lalu 2.7.1 Apakah Anda dapat mengikuti pembelajaran di semester lalu ? 2.7.2 Apakah Anda puas dengan prestasi Anda di ujian akhir semester baru-baru ini ? 2.7.3 Hal apakah yang mengganggu Anda belajar lebih lancar dan efektif ? 2.8 Skill apakah yang Anda rasa perlu Anda kuasai untuk bisa lebih berhasil ? 2.9 Penyesuaian apakah yang perlu Anda lakukan agar bisa belajar dengan lebih baik? TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 10 2.10 Apa yang perlu Anda ubah di diri Anda agar Anda bisa belajar lebih mandiri?

3. Mind-set Belajar di Perguruan TinggiSetiap orang terpanggil untuk belajar, di hidup dan selama hidup ini; Sebab pada hake katnya belajar adalah panggilan hidup 2 . Setiap orang pun memiliki cita-cita, memiliki tujuan hidup, meski banyak yang bahkan tidak peduli untuk memikirkannya apalagi meru muskannya. Lalu apa yang membedakan mereka yang berke-sempatan belajar di Perguruan Tinggi dengan yang tidak pernah ? Pada bagian sebelumnya, telah kita bahas bahwa salah satu peran perguruan tinggi adalah memandu Anda untuk belajar menjadi orang yang mampu berpikir kritis. Sebagaima na kita sepakat bahwa pendidikan merupakan kegiatan sepanjang hidup, dan belajar di pergu ruan tinggi menolong kita untuk bisa melakukan proses belajar seumur hidup tersebut; yakni dengan menyediakan sejumlah skill yang diperlukan untuk itu. Sehingga Anda selalu bisa memutahirkan pengetahuan dan keterampilan Anda; dan dengan demikian karir Anda dapat berjalan terus.2 Mengenai

hal ini, dibahas dengan lebih rinci dalam bagian pertama dari Modul MD-02: Hakekat Belajar.

TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 11 Berbagai pengetahuan, teknologi dan sains terbuka bagi semua orang, akan tetapi tidak semua orang dapat memilikinya, sebab untuk dapat menguasainya orang perlu memiliki sejumlah skill dan attitude yang tepat , mind-set yang tepat. Sikap mental yang bagaimana kah yang tepat bagi mereka yang ingin belajar mandiri ?

3.1 Sadar diri, kenal diri dan tahu diri.

Setiap orang dewasa, termasuk Anda, perlu mengenal dan memahami identitas dirisiapa Anda sejatinya, punya keinginan dan mimpi menjadi orang yang bagaimana, sesuai yang Anda yakini untuk apa Anda diciptakan dan dilahirkan. Untuk kepentingan ini, ada beberapa langkah yang perlu Anda upayakan, antara lain : Belajar mengambil jarak dari diri Anda sendiri, sehingga Anda bisa berpikir secara obyektif tentang diri Anda dan apa yang hendak Anda laku-kan. Juga Anda bisa melihat diri Anda sebagaimana orang lain melihat Anda. Dengan wawasan yang lebih nyata tentang diri, Anda bisa menjadi orang yang lebih mawas diri, dan bertindak lebih responsif 3 - bukan reaktif atas apa yang terjadi pada diri Anda. Dengan begitu locus of control ada di diri Anda, dalam hal ini menjadi internal locus of control.3 Ada

perbedaan nyata antara bertindak responsif artinya tindakan yang Anda ambil merupakan suatu alternatif yang Anda pilih dari berbagai kemungkinan, berdasarkan hasil pemikiran dan pertimbangan Anda; dibandingan dengan bertindak reaktif artinya tindakan yang Anda ambil merupakan satu-satunya tindakan yang saat itu muncul dalam pikiran Anda dan segera Anda jalankan.

TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 12 Selanjutnya Anda dapat dan mampu bertanggung jawab atas hidup Anda, tidak tergantung pada pilihan orang lain; dan dengan demikian tidak juga menyalahkan orang lain manakala Anda menghadapi hambatan. Dari pengalaman banyak orang sukses, keberhasilan mereka dikarenakan kesediaan mereka mengambil tanggung jawab atas peri-kehidupan mereka sendiri. Ini pula sebabnya mengenal dan memahami diri menjadi sangat penting , karena dengan Anda mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, Anda bisa berbuat sesuatu mengatasi hal tersebut. Lebih lanjut, bertanggung jawab tidak cukup hanya kesediaan, tetapi butuh komitmen dan upaya. Jadi apabila Anda adalah seorang mahasiswa yang bertanggung jawab, maka hal itu berarti Anda punya kesediaan untuk belajar menjadi cendekiawan yang semakin maju dan berkembang; dengan komitmen tinggi berupaya menjalani proses pembelajaran di berbagai lingkup kehidupan kemahasiswaan, baik bersifat akademik maupun non-akademik, termasuk didalamnya pengertian jatuh-bangun melalui likalikunya. Pada hakikatnya, dalam hidup ini tidak ada yang gratis, dan yang perlu secara sinambung dipertanyakan dan dicari jawabannya adalah: Apa yang Anda rela dan ikhlas mau korbankan hari ini, untuk kepentingan hari esok. Lebih jauh, Anda perlu menyadari bahwa kesempatan selama di perguruan tinggi merupakan peluang emas untuk menemukan apa yang sebenarnya Anda ingin lakukan dengan hidup Anda. Sebab perguruan tinggi menyediakan dan memberi kesempatan pertumbuhan dan perkembangan diri; bukan sekedar indeks prestasi atau tawuran atau latihan demo. Disamping semua hal di atas, tentu saja Anda memerlukan arah perspektif sebagai orientasi berjalan dan belajar. Arah dapat Anda peroleh dari visi-misi hidup Anda, TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 13 yang menurunkan sejumlah tujuan hidup Anda. Tujuan tersebut akan bisa menarik perhatian Anda, sehingga pada gilirannya Anda dapat memilah dan memilih apa yang menjadi fokus berbagai upaya Anda ke arah tujuan tersebut. Dengan demikian, Anda

menjadi lebih bisa membuka diri belajar memiliki kemampuan dan keterampilan di banyak model dan tingkatan belajar.

3.2 Fokus dan proses pembelajaran

Pembelajaran di Perguruan Tinggi, sejatinya bervariasi tergantung siapa fokus kegiatan dan oleh siapa proses pembelajaran terutama dilakukan. Mengenai siapa fokus dari kegiatan pembelajaran, dapat bergerak dalam rentangan mulai fokus pada individual peserta pembelajaran sampai pada kelas sebagai group secara keseluruhan. Jadi, individual mahasiswa bisa menjadi fokus pembelajaran, misalnya telaah jurnal pribadi, log, dsb; bisa juga team kecil ( group 2-3 orang), misalnya dalam role playing, tidak tertutup juga kemungkinan fokus kegiatan pembelajaran pada kelompok yang lebih besar ( 5 s/d 8 orang), misalnya dalam focus-group, bahkan bisa fokusnya pada kelas secara keseluruhan seperti selalu kita alami dalam kuliah tradisional one way traffic . Di sisi lain, proses pembelajaran juga bisa bervariasi, sesuai oleh siapa proses tersebut di-berlangsung-kan. Rentangan variasinya bisa mulai dari proses pembelajaran dipandu sepenuhnya oleh seorang individu ( dosen, asisten, tutor atau seorang mahasiswa yang bertugas untuk memproses segmen pembelajaran tersebut), misalnya dalam hal pemberian kuliah, penjelasan suatu konsep, dst. Variasi lain, bisa proses pembelajarandilakukan oleh kelompok yang lebih besar, misalnya pmbelajaran lewat model focus-home group. Di TOT , ujung maha memp Karak T Basic StuJanuari 2008

g rentangan, asiswa sekela Lebih jauh, peroleh setid Coba Anda kter Ajakan tudy Skills8

bisa juga pr as secara kes apabila ked daknya 4 ku cermati diag Modus PemD

Pusat Bimb

roses pembel seluruhan, m dua rentang t adran yang v gram 01: Va mbelajaran ba

Diagram 1: Va

bingan dan K

lajaran dilan misalnya pem tersebut kita variatif. ariasi Modus awah ini :ariasi Modus

1243Konseling UN

ngasungkan s mbelajaran y kombinasik s PembelajarPembelajaran

Mind-seHAS

secara bersa ang bersifat kan, maka kit ran dan diagn

et belajar MD-02 ama oleh sem kolaboratif. ta bisa gram 02:14

mua TOT , pada terseb ajaka menu direc T Basic StuJanuari 2008

Pertama, p individual, d but, modus an modus pad unjukkan sej cted dan int Self-respect di perpusta

sehing ga kesempatan tudy Skills8

pada kuadra demikian pu modus pad da kuadran i umlah karak ternal locus t, artinya ma kaan, atau d ia bisa den n, waktu daPusat BimbDiagram 2: K

an 1, terdapa ula individua da kuadran in ini, sebagaim kter seperti : of control.M asing-masing di mana saja ngan penuh an suasanabingan dan KKarakter Ajak

at variasi mo al bersangkut ni diberi labe mana bisa dil self-respec Mari kita tel g mahasiswa a, perlu mem h tekad, sem yang nyamKonseling UNkan Modus Pe

odus yang fo tan yang me el : Belajar lihat pada D ct, otonomi laah satu per a yang hend miliki rekpek mangat dan

man untuk b Mind-seHASmbelajaran

okus kegiatan elangsungkan r sendiri. L iagram 2 di i,focus own rsatu. dak belajar s k diri yang sukacita m belajar selam et belajar MD-02 nnya bertum n pembelajar Lebih jauh, s bawahnya, n thought, s sendiri, di ru cukup mem memberi dir ma kurun w15

mpu ran sifat selfumah, madai, ri-nya waktu TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 16 tertentu (sesuai rencana yang diagendakannya). Dengan demikian ia pun ikhlas mengijinkan dirinya memberi perhatian penuh dan berkonsentrasi hanya kepada sejumlah bahan relevan yang telah dipersiapkannya untuk dipelajarinya saat itu. Dengan demikian pula ia pun berkomitmen untuk melindungi dirinya dari berbagai gangguan baik dari dalam dirinya maupun dari luar yang bisa meng-alihkan perhatiannya. O leh karena tu segala sesuatunya telah ia persiapkan dengan sebaik-baiknya, sebab ia respek kepada hak pribadinya untuk belajar. Di sisi lain, iapun berkewajib an untuk respek kepada orang lainlain, dosen, dan siapapun yang sedang mempergunakan hak pribadinya. Sejalan dengan terbangunnya respek diri di atas, mahasiswa bersangkutan memiliki otonomi, paling tidak selama kurun waktu belajar tersebut, ia mempunyai hak mengatur diri dalam segala sesuatunya. Ia berhak menyampaikan bahwa ia tidak

bersedia berbagi waktu, perhatian dan ruang pribadinya dengan orang-orang lain. Itu sebabnya seyogyanya ia memilih ruang dan kurun waktu tertentu untuk belajarnya. Ruang belajar ini tidak selalu mesti dalam bentuk ruang/kamar, bisa saja hanya suatu sudut di kamarnya, di kebun ataupun di perpustakaan, bahkan di sudut meja makan pun bisa. Yang terpenting ada suatu tempat di mana ia bisa secara otonom mengatur dirinya belajar tanpa ada banyak gangguan. Selanjutnya pada kurun waktu tersebut, ia memiliki kebebasan akademik dengan pikirannya sendiri -focus own thought, memutahirkan dan mengembangkannya sambil mere-integrasikan dengan hasil perolehan belajarnya. Manakala pikirannya tidak bisa atau belum bisa memadukan informasi yang baru didapat dari hasil belajarnya, selalu TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 17 mungkin ia mencari tahu pendapat orang lain, baik secara langsung maupun lewat teknologi, pada waktu yang bersesuaian dengan jaringan supportive-nya. Dengan demikian, bisa dipahami bahwa untuk modus belajar sendiri, modus-modus lain pada kuadran 1 ini, mahasiswa perlu berinisiatif , self-directed mengatur diri, ruang dan kegiatannya dan terutama memiliki internal locus of control. Kedua, pada kuadran 2, terdapat variasi modus pembelajaran yang berfokus pada individual, akan tetapi dilangsungkan bersama dengan teman sebaya, dengan kelompok. Di kuadran ini mahasiswa belajar bersama- sama, boleh jadi kelompok belajar di salah satu rumah teman, ataupun di kampus; Secara fisik mereka berada dalam ruang dan waktu bersama, dalam kegiatan belajar, namun fokus kegiatannya pada individual. Masing-masing orang bisa saja mempelajari hal/bagian yang berbeda. Kebersamaannya bisa berfungsi saling menunjang dalam hal bertahan belajar. Dalam kegiatan seperti ini diperlukan sejumlah karakter antara lain Mutual respect, demokratis, partisipatory , competing dan ada multiple priorities serta Multiple values. Bila demikian ajakannya, maka sebelum mengikuti kegiatan belajar tersebut, mahasiswa perlu menyetel pikirannya ( mindsetting) antara lan menyiapkan sikap mental yang respek ke diri cukup memadai, sehingga juga bisa salng respek (Mutual respect) kepada semua teman lain sekelompoknya, yang berbeda satu sama lain baik dalam sikap, cara belajar, tingkatan kemampuan maupun kepentingan belajarnya (multi priorities dan Multiple values). Oleh sebab itu, masing-masing mahasiswa perlu ber-partisipasi TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 18 (partisipatory) dalam kegiatan bersama, secara demokratis, sehingga setiap orang dapat menikmati kebersamaan tetapi juga kepenyingannya belajar terpenuhi secara optimal, bahkan tetap bisa saling bersaing secara sehat ( competing). Mereka yang datang dengan min-set lain, misalnya saja yang ingin maksimal sesuai kepentingan dan kebiasaannya, akan memaksakan kepada yang lain, maka akan terjadi kekacauan pikirannya dan tentu saja tidak bisa belajar bahkan bisa terjadi bentrokan malah semuanya tidak bisa melangsungkan kegiatan belajarnya, Oleh karena itu, penting untuk masing-masing menyetel sikap mentalnya memasuki ajang belajar bareng. Ketiga, pada kuadran ketiga terdapat modus pembelajaran yang berfokus pada group dan diberlangsu((ngkan oleh group atau bersama teman-sebaya juga. Kegiatan pembelajaran di kuadran ini banyak macamnya, diberi label: belajar secara kolaboratif. colaborative learning. Ajakan pembelajaran di kuadran ini mengharuskan pesertanya nyaman dengan

kegiatan yang bercorak : Shared values, communities, cooperatif dan consencus seeking Dengan perkataan lain, mengikuti modus kegiatan pembelajaran di kuadran ini, orang perlu bersedia berada bersama sebagai layaknya suatu komuniti yang utuh dengan berbagai karakternya (communities). Segala sesuatunya dilakukan secara cooperatif, (, cooperatif). sehingga tentu saja perlu siap berbagi nilai-nilai, ( Shared values,). kalau perlu bergeser sejauh masing-masing memang bisa mencari konsensus bersama (consencus seeking). Apabila ada peserta yang mind-setnya tidak demikian, maka proses pembelajarannya tidak akan berjalan dengan baik, sebab selalu mungkin ada yang tidak melakukan sesuai yang sudah disepakati bersama, maka akan kacau. TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 19 Ke-empat, pada kuadran ke-empat terdapat modus pembelajaran yang berfokus pada group dan dipandu keberlangsungannya oleh seseorang / sendirian . Saya kira kita masingmasing sudah hafal modus kegiatan belajar seperti ini, sejak di SD, kegiatan belajar lebih banyak sama dengan sifat ajakan di kuadran 4 ini, yaitu antara lain: Autority, Autocracy, listening, constrained dan tempo. Dalam hal ini, seorang pemandu (guru, dosen, presenter) mempunyai otoritas (Autority), yang cukup besar, ia perlu otoritas tersebut untuk bisa menguasai situasi kelas, apalagi kelas besar, sehingga ia bisa mengelola proses belajarnya dengan baik. Pemandu biasanya lebih otokarasi (Autocracy ) menentukan lingkup dan alur pembelajaran, disesuaikan dengan waktu yang biasanya terbatas, dan dipertimbangkan keadaan kelas secara keseluruhan ( setidaknya mereka yang kebanyakan average sekitar 68-70 %). Jadi di kelas selalu mungkin ada sejumlah kecil mahasiswa yang merasa bosan karena menghayati proses pembelajaran terlalu lambat, sementara ada juga sebagian kecil lainnya yang merasa kewalahan, karena menghayati proses pembelajaran berjalan terlalu cepat. Disamping itu terdapat pula berbagai keterbatasan lainnya, seperti lingkungan belajar yang kurang kondusif, panas, kurang terang, pengap dsb (constrained & tempo). Di fihak lain mahasiswa seyogyanya proses utamanya adalah berkonsentrasi mendengar dengan sungguh-sungguh (listening) sekaligus berfikir secara kritis mengintegrasi dan re-integrasi kognisi yang sudah ada di kepala nya. Oleh karena itu, mind-set mahasiswa yang belajar dari kuliah, perlu disetel sesuai ajakannya. Bila ia terlambat masuk kelas, atau mengobrol, melamun di dalam kelas, TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 20 maka proses pembelajaran di dirinya tidak berjalan lancar. Bisa saja konfigurasi kognisi di pikiran mahasiswa tersebut setelah selesai kuliah persis sama dengan kondisi pada saat ia masuk ke ruang kuliah, tidak ada tambahan atau perubahan pengetahuannya. Dari uraian berbagai modus di atas, nampak jelas bahwa setiap model pembelajaran mengandung ajakan yang berbeda-beda. Universitas Hasanuddin telah mengambil langkah transformasi penyelenggaraan pembelajaran lebih bertumpu pada mahasiswa (student centre learning). Dosen dilengkapi dengan upaya transformasi dari proses pembelajaran yang lebih bertumpu di kuadran 4 ke arah semua kuadran. Sehingga, ke depan Anda akan mengalami lebih banyak variasi pembelajaran dengan ajakan masing-masing. Oleh karena itu, sangatlah wajar apabila Anda mengembangkan kemampuan fleksible menyetel sikap mental Anda ( mind-setting ) sesuai dengan ajakan model pembelajarannya, setiap memasuki kegiatan pembelajaran yang berbeda. Selanjutnya, muncul pertanyaan bagaimana kita bisa memiliki

kemampuan menyetel mind-set sesuai yang diperlukan. Pada bagian berikut kita akan coba telusuri jalan membangun dan merawat kemampuan mind-setting, untuk belajar.

4 Acton Plan : Bagaimana menyetel mind-set.Pada bagian Pendahuluan telah dibahas bagaimana mind-set terbentuk, dan bahwa ketiga ranah dalam diri kita turut berperan. Oleh karena itu upaya perubahan mind-set perlu menelusuri jalur yang sama. Kita akan coba melihatnya ranah demi ranah. 4.1 Ranah Spiritual TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 21 Tadi dijelaskan bahwa kita perlu menyadari secara obyektif mengenali siapa diri kita sebenarnya ? Apa yang hendak kita perbuat dengan hidup ini. Apa tujuan hidup ini ? Barang kali kita perlu bertanya lebih mendasar lagi, atas kehendak siapa kita hadir di dunia ini? Yang pasti bukanlah kehendak diri kita sendiri. Apabila kita sependapat bahwa kehadiran kita masing-masing di dunia ini atas kehendak Sang Pencipta, maka kedaulatan atas hidup ini sesungguhnya ada pada Nya. Namun demikian, syukur Alhamdulillah, kita tidak diperlaku kan sebagai robot, tetapi diberi kebebasan berkehendak dan kebebasan memilih, dan dengan begitu menjadi selayaknya kita bertanggung jawab. Masing-masing kita diciptakan unik, sejagat raya tidak ada yang sama. Masing-masing kita dibekali sejumlah potensi yang berbeda-beda. Kita pun sepaham bahwasanya Yang Maha Kuasa adalah Maha Adil. Jadi, konsekwensi logiknya, kepada mereka yang diberi potensi banyak, pasti dilekatkan tugas misi yang membutuhkan banyak potensi. Mereka yang dibekali potensi sedikit, tidaklah munkin diberi tugas yang melebihi potensinya. Jadi kenyata an bahwa Anda saat ini adalah mahasiswa UNHAS, berarti potensi yang dibekalkan kepada Anda berada di atas rerata orang-orang sebaya Andapaling tidak di Indonesia. Dari sudut peluang belajar diperguruan Tinggi, Anda termasuk the top 10 percent bangsa ini. Maka apabila perilaku Anda sama saja dengan mayoritas orang Indonesia, maka it must be something wrong with you . Arti nya masih ada sejumlah potensi di diri Anda yang mubazir. Persoalannya sekarang, apakah Anda siap mempertanggung jawabkan nya kepada Sang Pencipta ata kemubaziran tersebut? Kita tahu Dia tidak suka kemubaziran. TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 22 Bila demikian halnya, apa yang perlu kita lakukan dengan hidup ini ? Mudah-mudahan Anda bisa sepakat dengan saya, bahwa yang paling tahu hidup kita untuk apa adalah Yang menciptakan kita, sebab blue print-nya ada padaNya. Maka, sangat wajarlah apabila kita berkonsultasi kepadaNya, mencari tahu dari apa yang dibekalkan kepada kita, dari berbagai peluang yang disuguhkan kepada kita, dan dari berbagai hal yang dapat kita belajar; apa maksud dan peruntukkan kita dihadirkan di dunia ini. Jawaban kita masing-masing atas pencarian ini, akan merupakan fondasi dari mind-set kita masing-masing. Maka salah satu tujuan penting dihidup ini adalah mencari tahu hal hal hakiki ini, yang mungkin saja mem butuhkan waktu sepanjang dan seumur hidup kita. Hal lainnya adalah kita perlu belajar menjadi orang sebagaimana dimaksudkan Pencipta ketika menciptakan kita., atau dalam bahasa agama, sesuai fitrah, sesuai blue print. Selanjutnya, di atas fondasi itulah kita menurunkan segala sesuatunya yang lebih normative praktis. Tentu saja dalam perjalanan kehidupan seringkali kita tergeser beralih arah. Itu sebabnya, secara berkala kita perlu melakukan pemutahiran jawaban-jawaban atas pertanyaan hakiki tadi, dan dengan demikian mind-set kita dapat pula dimutahirkan tanpa

kehilangan fondasinya. 4.2 Ranah Kejiwaan - Psikologik Pikiran, perasaan dan kehendak sebagai pilar-pilar utama ranah ini, memerlukan perhatian dan perawatan. Mind-set mempunyai aspek cognitif ( pikiran) , affective ( perasaan) dan connatif ( kehendak-tindak). Oleh karena itu , pembentukkan dan perubahan mind-set bisa melalui ketiga jalur tersebut. Artinya, bisa mulai dari aspek kognitif, dengan mempertanyaTOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 23 kan kembali gagasan-gagasan yang selama ini kita anggap benar, berlaku. Dalam proses pemutahiran (updating) ini, tidak selamanya gagasan lama akan digantikan oleh gagasan baru. Bisa saja setelah kita mengkaji ulang gagasan tersebut, kita tetap beranggapan bahwa idea tersebut baik dan perlu dipertahankan; bahkan setelah mempertimbangkan berbagai informasi baru yang kita terima sekalipun. Juga bisa terjadi, dengan adanya informasi/fakta baru, kita meyakini bahwa memang gagasan tersebut sudah usang (out of date), jadi perlu kita ganti dengan modifikasinya atau samasekali baru. Dengan begitu aspek kognitif dari mind-set telah dimutahirkan. Bayangkan ada orang yang tidak pernah mengkaji ulang apa yang ada di kognisinya, berarti mind-set nya, asli-untouch, kuno, bukan klasik. Selanjutnya proses pemutahiran ini berlanjut ke aspek affektif, dengan mengkaji perasaan kita, dan selalu mungkin valensi perasaan ini bisa menguat atau mengecil dengan arah yang sama ataupun yang berlawanan. Lebih lanjut, komitmen akan mengarahkan kehendak menjadi tindakan, sejalan gagasan dan perasaan kita. Dengan perkataan lain, kita bertindak sudah berdasarkan pada mind-set yang baru. Jalur lain, melalui pemutahiran perasaan terlebih dahulu. Kadang-kadang valensi perasaan begitu kuat di satu arah ( terlalu positif ataupun terlalu negatif), menghalangi proses pemutakhiran. Oleh karena itu, sebaiknya perasaan trlebih dahulu dimutakhirkan, lewat mengalami arah baru, sehingga valensinya bisa berkurang, bahkan sampai netral, barulah dibarengi dengan pemutahiran gagasan dan kehendak. Jalur lain lagi lewat pembiasaan perilaku baru (conditioning). Dengan jalur ini, kita tanpa banyak berpikir dan terlepas dari perasaan terpaksa melakukan tindakan-tindakan TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 24 baru. Setelah menjadi kebiasaan baru, muncul perasaan baru dan kemudian diberi makna baru. Pada akahirnya menjadi mind-set baru. Namun demikian, untuk jalur ini perlu lebih berhati-hati, sebab jarang sekali pembiasaan ini dibarengi perasaan netral, biasanya muncul perasaan negatif, yang justru bisa menjadi bumerang dalam proses pemutahiran gagasan nantinya; Sehingga perubahan tingkah laku terjadi tanpa perubahan mind-set, lalu jadilah seperti yang dikatakan kaki sudah berada di mercy, tetapi kepalanya masih di pedati. Menjadi jelas bahwa proses pemutakhiran mind-set hanya bisa dilakukan oleh yang bersangkutan. Fihak lain bisa memfasilitasi, tetapi pemutahiran hanya bisa dilakukan yang bersngkutan. Proses pemutahiran ini sendiri seyogyanya menjadi kebiasaan orang yang ingin maju. Hanya dengan selalu berupaya mutakhir-lah kita bisa berpacu dengan perubahan ling kungan global ini. Sebagai ilustrasi, Anda sulit maju kalau Anda tidak bersedia memutakhir kan perangkat belajar Anda seperti: kemampuan membaca (termasuk bahasa asing), kemam puan meng-akses informasi lewat perpustakaan, apalagi dari global resources lewat internet, dst. Sehingga mau tidak mau, menjadi civitas academica punya konsekwensi terbuka untuk kemutakhiran. Hal ini bisa dimungkinkan apabila secara sadar Anda men-nyetel mind-set

Anda, sehingga sesuai. 4.3 Ranah Jasmani - Fisik Semua proses dalam diri kita didukung oleh instrumen (perangkat keras ?!?) yang di bekalkan dalam tubuh kita. Ada yang sudah jadi sejak lahir ( misalnya trio tulang di ruang tengah telinga) ; tetapi sebagian besar diperbaharui, berkembang sejalan dengan perkem bangan manusianya ( misalnya otak, relung otak dan dendrit syaraf bertumbuh dan berkem TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 25 bang sejalan dengan aktifitas perilaku manusia pemiliknya) . Oleh karena itu, pemutakhiran tubuh menjadi sangat penting. Tubuh sendiri telah mempunyai perangkat dan mekanisme untuk selalu memperbaharui dirinya, pergantian sel-sel mati, pertumbuhan, penguatan dsb Prosesnya berjalan bahkan hampir tanpa kita sadari. Namun demikian ada sejumlah kondisi yang perlu ada , agar proses tersebut berlangsung, antara lain: nutrisi yang seimbang dalam jumlah maupun komposisi sebagai asupan, juga keurutan dan timing masuknya ke dalam tubuh.; Tubuh memerlukan asupan vital yaitu oksigen dalam udara segar ( dalam 5 menit otak tidak mendapat supply udara segar (O2) maka sistemnya akan segera shut down, Tubuh juga membutuhkan kondisi relax, istirahat agar proses pergantian sel bisa berlangsung. Oleh karena itu kitapun perlu mencari tahu, apa dan bagaimana cara merawat dan memelihara tubuh ini, agar segala sesuatunya bisa berjalan sesuai rancangannya, ( default dari design-nya) untuk keperluan itu perlu dipelajari buku manual yang diterbitkan Sang Pencipta. Dari uraian di atas, nampak jelas bahwa interaksi antar komponen di ketiga ranah bekerjasama membentuk dan memodifikasi mind-set kita. Mind-set sendiri sangat penting karena persepsi dan perilaku kita diarahkan oleh mind-set . Sering hampir tanpa kita sadari, mind-set kita memandu kita memaknai dunia dan ia juga yang memimpin kita memasuki dunia dengan cara dan corak yang ia anggap benar. TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 26 Sebelum mengakhiri modul ini, berikut ada sejumlah tips untuk merawat mind set kita agar tetap mutakhir. Putuskan tujuan hidup Anda, jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek Rencanakanlah secara backward ke hari ini, maka Anda akan tahu apa yang perlu hendak Anda lakukan hari ini, dan setiap harinya ke depan. Be open-minded terhadap gagasan ataupun pengalaman baru Be whole-hearted dalam menjalani komitmen terhadap tujuan hidup yang sudah kita pilih dan tentukan. Be responsible untuk semua yang kita putuskan, lakukan dengan segala konsekwensi dan resikonya. Bersiaplah maju, lakukan proses pemutakhiran dari waktu ke waktu Secara praktikal, buatlah jurnal pribadi, sebab dengan menuliskan jurnal pribadi , Anda bisa menambah kesadaran diri, memaksa Anda membuat refleksi pikiran Anda. Lakukanlah ini setiap kali Anda selesai dengan suatu segmen kehidupan ( seusai kulaih, seusai baca buku,dst.) Tulisan itu akan

merupakan asset penting bagi hidup Anda. Ketika Anda membacanya kembali suatu saat, Anda dapat melihat bagaimana perkembangan pemutakhiran mindset Anda dari hari ke hari.

5 RingkasanKita baru saja menyelesaikan bahasan tentang mind-set, dimulai dengan menggali arti harafiah maupun makna teknisnya., ternyata mind-set merupakan hal penting dibalik segala TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 27 perilaku kita. Perubahan perilaku didukung dengan perubahan mind-set. Juga telah kita ulas mengapa perlu me-nyetel mind-set untuk lancer belajar di Perguruan Tinggi, terutama karena UNHAS memilih SCL. Secara singkat keperluannya mendesak, sebab belajar berpikir kritis membutuhkan mind-set yang sesuai yang memungkinkan kita belajar mandiri sepanjang kehidupan kita. Pembentukan dan perubahan mind-set pada hakikatnya hasil kerja kolaborasi ber bagai komonen dari ketiga ranah dimensi diri, bersifat dinamis dapat berubah. Jalur perubah annya bisa melalui kognisi, affeksi ataupun psiko-motor. Masing-masing jalur punya kelebihan dan kekurangannya. Namun pada akhirnya perlu perubahan total, sehingga mencipta kan mind-set yang mutakhir. Sejumlah langkah kita kaji dan di akhir modul ini telah kita lihat beberapa tips untuk secara praktikal melatihnya. Semua yang ada di modul ini, masih dalam bentuk kognitif, Anda perlu membawanya ke affektif dan konatif Anda. Selamat memulai belajar menjadi seorang pemikir kritis dengan cara membentuk kebiasaan memutakhirkan diri terus menerus.

Daftar Bacaan Lanjut

Calne, Donald B., 2004, BATAS NALAR Rasionalitas dan Perilaku Manusia, KP Gramedia, Jakarta Chang, & Simpson, D. (1997). The circle of learning: Individual and group processes. Education Policy Analysis Archives. V5, No. 7. http://olam.ed.asu.edu/epaa/v5n7/

TOT Basic Study Skills Mind-set belajar MD-02 , Januari 2008 Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS 28Dweck, Carol S, 2006, MINDSET : The New Psychology of Succes, Random House, New York. Dweck, Carol S, 2007, Change Your MIND-SET Change Your Life Cara Baru melihat Dunia dan Hidup Sukses tak Terhingga, PT Serambi Ilmu Semesta, Jakarta Jones, R.Nelson, 1989, Effective Thinking Skills, Cassell Educational limited, London hapiro, Stephen M, 2006, GOAL - FREE LIVING , John Wisley & Sons, Inc Kanosuke Matsushita,1992, AS I SEE IT, PHP Institute, Inc, Tokyo. Rhenald Kasali, 2007, RE-CODE Your Change DNA- Membebaskan Belenggu Belenggu untuk Meraih Keberanian dan Keberhasilan dalam Pembaharuan, Cetakan ke 3 , PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Rokeach, Mlton, 1960, The OPEN and CLOSED MIND, Basic Books, Inc, New York

TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 1 Januari 2006 1

Modul MD-01

Model Perilaku BelajarOleh : Dr. Arlina Gunarya, MSc

1. Pengantar

Pembahasan mengenai perilaku belajar sangat luas, mencakup banyak aspek. Sejumlah pertanyaan bisa menolong kita untuk mengulitinya, seperti: Apa yang dimaksud dengan perilaku belajar ?; Siapa yang terlibat dalam belajar ? ; Kapan/bilamana sebaiknya waktu belajar agar menjadi efektif ?; Dimana tempat yang efektif bagi kita untuk belajar?; Bagaimana belajar yang efisien dan efektif? Bahkan kitapun bisa menanyakan - mengapa kita harus belajar? Dst,dst.masih banyak lagi. Namun pada kesempatan ini, kita fokuskan bahasan kita pada hal yang lebih mendasar yaitu hakekat belajar yang merupakan proses seumur hidup dan yang membentuk (shaping) kehidupan Anda. Kemudian bahasan berikutnya adalah mekanisme belajar. Ada banyak teori menerangkan mekanisme perilaku belajar; dalam modul ini dipilih model Biopsikologik, sebab model tersebut bisa menolong kita untuk memantapkan diri belajar secara mandiri. Selanjutnya, sesuai dengan tujuan pelatihan Basic Study Skills adalah untuk meningkatkan skill belajar masing-masing kita, maka seyogyanya kita memahami pula faktor-faktor penghambat belajar. Oleh karena itu, modul ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama, mengenai hakekat belajar; bagian kedua, Dinamika perilaku belajar dan bagian ketiga Faktor berpengaruh dalam belajar. Bagian empat merupakan rangkuman modul MD-02 secara keseluruhan, diikuti oleh Daftar Bacaan . Sebagai lampiran, disertakan assesmen bagi Anda bila ingin mengetahui pola belajarnya selama ini. Dengan demikian bila Anda usai mempelajari bahan modul ini dengan tuntas, maka diharapkan Anda bisa menjelaskan: makna hakiki dari konsep belajar, menjelaskan mekanisme belajar melalui salah satu model dinamika perilaku belajar, yakni model Biopsikologik,

dengan segala alternatif komponennya. Disamping itu, Anda pun dapat menye butkan dan mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat menghambat proses belajar. Lebih jauh diharapkan pula agar Anda dapat mengidentifikasi pola belajar yang selama ini biasa Anda lakukan, dengan mempergunakan assesment model bio-psychologic. Sekarang, kita siap memasuki bagian pertama : Hakekat belajar TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 2 Januari 2006 2

Bagian 1

Hakekat Belajar1. 0 Latihan awalSebelum kita membahas tentang hakekat belajar, cobalah diam sejenak, pikirkanlah apa yang hakiki dalam hal belajar? Tulislah semua ide yang muncul di pikiran Anda tentang hakiki belajar. Bila telah selesai menuliskannya, marilah kita masuki pembahasannya.

1.1. PendahuluanKata belajar pasti tidak asing lagi bagi kita. Barangkali sudah ribuan kali kita mendengarnya, mungkin kata itu mendatangkan nuansa kegembiraan ke diri kita, tetapi juga ada kemungkinan membawa kemurungan, kebosanan , ketegangan dan sebagainya seribu rasa. Namun demikian, pernahkan kita mempertanyakan ke diri kita, apa sebenarnya makna kata belajar itu ? Mengapa selama hidup kita selalu disarankan untuk belajar , belajar dan belajar? Apakah hakekat belajar semasa kanak-kanak sama dengan bagi orang dewasa? Apakah semua manusia melakukan hal belajar? Apa beda belajar dan berlatih? Apa yang dihasilkan dari belajar; Apakah belajar membuat orang jadi pintar, jadi baik, jadi bijak? Dst. Pada bagian ini, kita akan mendiskusikannya secara umum, supaya kita sedikit mempunyai wawasan, tetapi juga tidak pusing kepala, karena seakan memperumit diri dengan sejuta tanya. Oleh karena itu, bahasan kita kelompokkan dalam sub-bagian, yaitu : (1) Belajar adalah panggilan hidup manusia sepanjang hayatnya (2) Instrumen belajar pada manusia (3) Belajar punya kadar (4) Pembelajaran dimulai di keluarga.

1. 2 Belajar adalah panggilan hidupSecara hakiki, sebagai orang beriman, kita meyakini bahwa kehadiran kita di dunia ini atas kehendak Sang Pencipta, dengan dibekali sejumlah potensi (lengkap) untuk menjadi TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 3 Januari 2006 3 seseorang yang dimaksudkan olehNya. Artinya, bila kita meminjam istilah teknik, cetak biru blue print diri kita, ada pada Sang Pencipta; dan segala potensi serta perlengkapan yang diperlukan untuk menjadi yang tercetak di blue print tersebut telah dibekalkan dalam diri kita. Selanjutnya, tugas kitalah membangun diri ke arah tersebut. Tentu saja, kita perlu mengenali-mencari tahu apa sih yang dibekalkan kepada kita masing-masing; seperti apakah blue-print nya; perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk membangunnya? Hal-hal apa yang masih perlu ditambahkan, dari mana bisa diperoleh, bagaimana mendapatkannya? Mengapa disainnya demikian, untuk keperluan apa, untuk kepentingan siapa, dst, dst. Upaya mengenali dan mencari tahu ini menjadi amat penting, sebab merupakan prasarat untuk upaya menjadi orang yang sesuai dengan yang dimaksudkan Pencipta. Menurut saya, upaya mengenali dan mencari tahu ini merupakan dasar hakikinya belajar, Seyogyanya upaya itu berlangsung terus menerus sepanjang hidup kita, sambil memonitor diri apakah sudah dalam track yang sesuai blue print, apakah ada kesalahan konstruksi kita, bagaimana menyesuaikannya kembali, dst. Secara logika kita perlu senantiasa meng

konsultasikannya dengan Perancangnya. Jadi, belajar adalah panggilan hidup kita, bukan karena disuruh orang tua/guru/dosen atau siapapun, tetapi merupakan konsekwensi logik dari kehidupan. Tanpa belajar, kita tidak dapat melakukan proses menjadi diri kita, apalagi diri kita sesuai fitrah, sesuai kehendak-Nya, yang saya yakin baik adanya.

1.3 Instrumen belajar pada manusiaManusia diciptakan sungguh menakjubkan. Apabila kita mencermati tubuh manusia, coba Anda cermati tubuh Anda, sungguh luar biasa. Betapa lengkap dan canggihnya instrumen yang dibekalkan dalam tubuh manusia agar bisa belajar. Instrumen untuk menangkap informasi, instrumen untuk mengolahnya, instrumen untuk menanggapinya, instrumen untuk memberi respon, dsb. TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 4 Januari 2006 4 (a) Instrumen menangkap informasi Instrumen untuk menangkap informasi yang kita miliki, sungguh kompleks, baik dari ragam, mekanisme, maupun fungsinya. Kita memiliki sekurangnya panca indera, indra penglihatan, pendengaran , penciuman, pengecapan dan perabaan. Mari kita melakukan telaahan sepintas pada kelima indra tersebut1 Indra penglihatan, yang merupakan indra utama yang menolong kita mengenali dan memahami dunia sekeliling kita. Bahkan Leonardo da Vinci, pelukis terkenal di dunia pernah berdecak kagum, hampir tidak bisa percaya bagaimana ruang begitu kecil bisa berisi semua citra di alam semesta? Sungguh menakjubkan. Itu semua bisa kita alami, karena instrumen mata kita yang luar biasa. Indra penglihatan manusia merupakan jaringan kom pleks dari ratusan juta sel yang beragam bentuk dan fungsinya, yang memungkinkan kita dapat menangkap dan membedakan cahaya, bentuk dan warna secara rinci. Gabungan sekitar 120 juta sel batang dan 7 juta sel kerucut memungkinkan kita menerima dan merekam cahaya, menangkap citra fisik dari luar yang berhenti di retina; untuk kemudian ditransfor masi kedalam pesan elektonik dan dilanjutkan ke sekitar satu juta serabut saraf di otak kita, yang akhirnya melemparkannya ke dalam visual kortex dan ............... muncullah keajaiban penglihatan. Sementara kerja kortexpun sungguh di luar yang dapat kita bayangkan; sekitar satu milyar pesan per detik diterimanya dari retina untuk diolah dan menghasilkan image penglihatan kita. Indra pendengaran tidak kalah dahsyat rancangannya. Alat pendengaran manusia relatif kecil dengan kepekaan yang relatif kurang, dibandingkan beberapa machluk lainnya ( misalnya gajah, anjing,dst). Akan tetapi kita dapat menangkap nuansa perbedaan suara suara yang ada di sekeliling kita dengan begitu rinci. Saya bersyukur, dengan keterbatasan kepekaan tersebut, sebab tidak terbayangkan betapa menderitanya kita bila sedikit saja 1 Sumber untuk ulasan butir ini : buku In His Image dan Fearfully and Wonderfully Made yang sangat inspiratif dan indah, ditulis oleh kolaborasi seorang dokter ahli penyakit kusta, bedahtangan dan spesialis rehabilitasi medik -Dr Paul Brand dengan seorang jurnalis penerima enam penghargaan internasional ( Gold Medalion Award) - Philip Yancey .

TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 5 Januari 2006 5 pendengaran kita lebih peka, maka gerakan molekul udara akan terdengar selalu berdesis ditelingan kita. ( Bandingkan terganggunya kita ketika ada setitik air masuk di telinga). Seperti halnya indra penglihatan, organ instrumen pendengaranpun luar biasa. Ketiga tulang mungil di telinga ( martil, landasan dan sanggurdi) bekerja keras berkolaborasi dengan berbagai irama dan tempo meneruskan sambil memperbesar getaran yang mereka terima dari

gendang telinga ke organ Corti di telinga tengah. Sungguh indah transformasi dari molekul udara di luar ke getaran gendang telinga; kemudian hantaman mekanik ketiga tulang mungil dan berakhir di pusaran cairan, diterima sekitar dua puluh lima ribu sel receptor bunyi, yang bila terkena akan mengirimkan sinyal elektrik ke bagian auditory di otak, yang akan memberi makna dan emosi. Maka muncullah suara dengan makna dan perasaan iringannya. Lebih menakjubkan lagi setelah beberapa waktu berlalu, saya masih bisa kembali mendengar serangkaian nada bunyi yang pernah saya dengar lama sebelumnya, lengkap dengan makna dan perasaan iringannya. Seakan masih sedang berlangsung mekanismenya. . Tidak kalah mencengangkan adalah indra penciuman, yang sanggup memberi dorongan untuk bertindak. Itu sebabnya ketika kita serius berkonsentrasi belajar, selalu mungkin terganggu hanya oleh harumnya bau makanan yang singgah di hidung, dan bisa membuat kita bertindak meninggalkan belajar dan pergi mencari arah datangnya keharuman tersebut; atau sebaliknya kala kita mencium bau busuk. Penciuman beroperasi melalui aksi kimia langsung yang dilakukan receptor olfaktori. Sel-sel tersebut melakukan pengujian kimiawi atas molekul apapun yang mengapung ke dalamnya. Dengan begitu kita dapat membedakan bau sesuatu dari bau lainnya, dan katanya kapasitas kemampuan manusia untuk membeda bedakan, berkisar sekitar sepuluh ribu bebauan yang berbeda. Meski demikian, setiap orang berbeda-beda mengembangkan kemampuan tersebut. Disamping itu, sama hal nya dengan pendengaran, penciuman kitapun dapat bernostalgia, mencium bau tertentu yang berasosiasi dengan pikiran kita. Itu sebabnya kita dapat membayangkan enaknya kopi, sekali gus menghirup harumnya aroma kopi tersebut. Ketika kita mengingat kembali kenangan kunjungan kita di tepi pantai, di perkampungan nelayan, segera bau menyengat jemuran ikan kering tercium kembali. TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 6 Januari 2006 6 Demikian pula halnya dengan pengecapan, meski sedikit berbeda cara kerjanya, tetapi amat mengesankan. Dalam keseharian, pengecapan ini nampaknya berkaitan erat dengan penciuman. Ketika hidung kita tersumbat, maka pengecapan kita juga tidak terlalu bisa merasakan lezatnya makanan. Papil pengecapan pada lidah menunjukkan struktur yang menarik, yang dilukiskan dengan sangat indah oleh Brand & Yansey, versi terjemahan bahasa Indonesianya saya kutipkan : Papil pengecapan lidah mengungkap struktur yang mengagumkan: bukit dan lembah-lembah yang dramatis, bungan-bunga kaktus, kumpulan tangkai-tangkai tinggi yang berayun-ayun, dedauanan eksotik. Mereka bekerja cukup baik untuk menjangkiti sebagian besar dari kita dengan selera makan yang bermacam macam dan ngidam yang tidak kenal puas. (Brand & Yansey ( 2001b :134 ) .Namun demikian, untuk memicu papil pengecapan yang elok itu, dibutuhkan jumlah zat dua puluh lima ribu kali lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk memicu reseptor pen ciuman. Lebih lanjut umurnyapun tidak lama hanya bisa bertahan tiga sampai lima hari , lalu mati. Dengan begitu satu-satunya pengalaman rasa hanya ada di dalam otak. Itu sebabnya peng-alaman pengecapan tetap dapat merangsang enzim percernaan , seperti halnya aroma ikan yang sedang dibakar dapat membangkitkan rasa lapar. Indra peraba, dengan organ kulit sebagai agen utamanya, juga luar biasa perancangan Nya. Kulit banyak memberi informasi tentang keberadaan tubuh seseorang, apakah ada gangguan penyakit, melalui warna warni yang sesuai dengan penyakitya., ataupun melalui sinyal-sinyal lain. Ketika Anda baru begadang, maka kulit Anda akan mengekspresikan nya, begitu pula kulit akan mengumumkan apakah si pemiliknya rajin mandi atau tidak.

Selain itu kulit juga memberi informasi tentang dunia dalam kita, tentang kegundah-gulanaan ataupun kebahagiaan kita. Dalam hal ini seakan kulit kurang bisa diajak kompromi untuk menyembunyikan perasaan. Padahal berat kulit hanya sekitar empat kg, hadir dalam konfigurasi yang utuh membungkus tubuh, tetapi sebenarnya terdiri dari sambungan aplikasi beragam macam kulit sesuai posisi dan perannya. Gurat-gurat halus melintang di kulit kita memberi tekstur dan kekuatan untuk daya cengkeram. Satu hal menarik dengan guratan halus di ujung-ujung jari kita, tidak ada manusia yang punya guratan yang sama, padahal TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 7 Januari 2006 7 hanya selebar kurang lebih dua cm persegi, sejagat raya tidak ada yang sama . Setiap individual manusia punya konfigurasi guratan tersendiri, seakan stempel dari Penciptanya.. Jadi kehadiran kulit selain untuk mengemas tubuh, tetapi juga memberi informasi vital yang kita dapat dari dunia luar. Betapa aneka ragamnya informasi yang datang dan merangsang kulit, seperti angin, partikel, parasit, suhu dan perubahannya, cahaya dan radiasinya, dstnya.. Itu sebabnya di seluruh permukaan kulit tersebar receptor, yang kapasitas penerimaannya diperkuat oleh bulu bulu yang menyelimuti seluruh kulit.; dan juga terdapat sekitar setengah juta transmiter mungil, yang akan mengubah rangsang menjadi pesan siap kirim ke otak. Indra peraba ini, merupakan indra yang paling siaga selama kita tidur, dan paling menggugah emosional kita. Juga merupakan indra yang paling bisa diandalkan. Menjadi jelas dari uraian kelima indra kita, bahwa perlengkapan, instrumen yang dibekalkan kepada kita untuk melakukan upaya mencari tahu dan menelaah menelusuri dunia, sangatlah mengagumkan, canggih , dahsyat. Jadi , daya cerap bagi kita belajar cukup besar, tinggal lagi apakah kita mempergunakannya ataukah tidak. Sebab kelenturan dan kepekaan alat-alat canggih tersebut, efektifitasnya tergantung dari pemanfaatan oleh yang bersangkutan. (b) Instrumen pengolah informasi Kita baru saja selesai membahas instrumen untuk menangkap informasi, sekarang kita coba membahas instrumen pengolah informasi tersebut yaitu otak dengan segala perlengkapannya. Pertama, otak dibentengi dengan suatu kubah yang amat kokoh, kuat , nyaris tidak bisa ditembus, tertutup rapat dari berbagai gangguan dari luar; Padahal, didalam otak inilah tersimpan seluruh pengetahuan pemiliknya tentang dunia luar. Mahasiswa kedokteran mungkin hafal bahwa otak ini dibungkus 3 selaput pembugkus ( dura mater, arachnoid dan pia mater ). Otak yang nampak bergulung-gulung, dengan lanskap melekuk berkelok-kelok, dilintasi banyak garis merah dan biru saluran vital darah. Tampilan nya kelihatan lunak dan putih. TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 8 Januari 2006 8 Otak tidak memiliki sensasi sentuhan atau nyeri, tetapi dengan rangsangan elektrik di area tertentu, sensasinya akan dirasakan di bagian tubuh lain yang berhubungan dengan area otak tersebut. Dengan teknik semacam itulah, sedikit demi sedikit ahli anatomi bisa membuat peta otak yang cukup memadai. Banyak riset telah dilakukan, terutama pada lapisan atas otak, korteks serebri. Ternyata kortex ini mengandung neuron-neuron yang menyaring, memilah, menggabungkan, dst yang pada dasarnya mengolah informasi yang masuk dari berbagai indra. Begitulah aktivitas belajar dan ingatan juga dilakukan pada kortex ini. Dengan perkataan lain, sejumlah besar populasi sel saraf hidup di lapisan ini. Sir Charles Sherrington mengelompokkan sel-sel saraf ini kedalam dua bagian, yaitu jalan masuk- sel aferen , semua sel yang membawa impuls dari organ tubuh lainnya ke otak dan jalan keluar- sel eferen., semua sel saraf yang membawa instruksi dari otak ke anggota

tubuh.. Sebagai gambaran kerja otak, berikut ini disampaikan sejumlah data. Setiap detiknya ratusan juta pesan dimasukkan oleh serabut-serabut aferen kedalam otak, ditampung oleh se kitar hanya sepersepuluh dari satu persen sel-sel otak. Dua per sepuluh lainnya dari yang satu persen itu mengendalikan semua aktivitas motorik Selanjutnya diantara kedua kelomjalan masuk dan jalan keluar tersebut terletak semua sel lainnya, yang bekerja sama dalam jaringan interkomunikasi maha luas2, yang memungkinkan proses pikiran dan kehendak be bas. Dibandingkan dengan jalur telepon, maka setiap sel saraf di otak memiliki sampai sepuluh ribu jalur pribadi. Di sepanjang jalur ini, dendrit-dendrit menjulur keluar mem bentuk hu bungan dengan neuron lain. Secara fisiologik, seluruh proses mental berasal dari sepuluh milyar sel ini, yang saling menyemburkan bahan kimia terhadap satu sama lain melintasi sinapsis. Bayangkan dalam satu milimeter kubik, seukuran ujung jarum, terkandung satu mil yar hubungan antar sel; satu gram jaringan otak bisa mengandung sekitar empat ratus milyar sambungan sinaptik. Jadi setiap sel bisa berkomunikasi dengan sel lainnya dengan kecepatan kilat. Pada saat tidurpun komunitas sel saraf tidak pernah berhenti mengobrol. Otak adalah pusaran awan listrik potensial, yang setiap detiknya melakukan sekitar lima trilyun operasi2 Menurut

Ahli biologi J.Z Young jaringan ini menyerupai jaringan sepuluh milyar birokrat yang selalu saling menelpon untuk membicarakan rencana dan insatruksi agar Negara tetap berjalan baik.

TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 9 Januari 2006 9 kimia. Segala sesuatunya berjalan cepat sekali, sehingga nyaris tidak kita sadari prosesnya. Misalnya saya memutuskan untuk menulis suatu kalimat, dalam sekejap otak mempertim bangkan pemikiran konsepnya, kosakata yang digunakan, lalu membuat instruksi ke organorgan bersangkutan (otot-otot, tendon, tulang yang diperlukan), kemudian mengkoordinasi kannya, sehingga terjadilah kita menuliskan suatu kalimat. Dan seterusnya, tanpa kita sadari proses yang sebenarnya rumit. Namun demikian, kapasitas kerja otak menjadi relatif dari orang ke orang, dipengaruhi oleh volume dan kualitas masuknya informasi yang disampaikan kepadanya untuk diolah. Semakin banyak dan variatif informasi yang perlu diolah, semakin berkembang perlengkapan otak terutama jumlah serabut dendritnya; semakin efisien pula kerja otak Sebaliknya otak yang tidak terlalu sibuk, memiliki dendrit-dendrit yang kuruskerontang (Jensen ,1996 : 144) Oleh karena itu tidaklah heran apabila otak menggunakan seperempat dari seluruh oksigen yang dihirup pemilik tubuh itu, dan tanpa oksigen selama lima menit saja, otak akan lumpuh total-mati. Wajar sekali apabila setiap kita makan, seyog yanya kita mempertimbang kan asupan untuk otak, dan menghindari asupan yang sekiranya mengganggu kerja otak. Dengan uraian tentang intrumen pengolahan informasi di otak kita, barangkali kita bisa sepakat bahwa perlengkapan untuk kita belajar sudah tersedia amat istimewa, tinggal lagi kita mau memanfaatkannya dengan sebaiknya, agar instrumen itu tidak mubajir. (c) Instrumen untuk merespon Pikiran saja tidak cukup, kita membutuhkan tubuh yang mau bekerja sama dengan pikiran untuk menjalankan respons pikiran. Tubuh yang sehat, memiliki saluransaluran dari otak ke seluruh bagian tubuh, yang berfungsi baik; tetapi untuk bisa mengexpresikan diri dan berkomunikasi dengan lingkungan, tubuh masih membutuhkan komitmen dari sel-sel satuan untuk mau melakukan kehendak otak. Bila tidak demikian, timbul kerancuan. Tentu saja ada gerak lain yang bersifat refleksif, tetapi tanpa tujuan. Otak sehat menugaskan area-area tertentu untuk mengatur setiap bagian tubuh. Asosiasi antara

TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 10 Januari 2006 10 area otak tersebut dengan bagian tubuh yang bersangkutan akan terjalain semakin baik, sehingga bagian otak tersebut akan berisi semua asosiasi dengan bagian tubuh tersebut. Apabila karena satu dan lain hal ada gangguan pada bagian tubuh tersebut, sehingga kita harus mempergunakan bagian tubuh lainnya ( misalnya tangan kanan ke kiri atau sebalik nya), maka perlu ada proses penyesuaian asosiasi baru. Setelah terbina asosiasi baru, akan kembali berlangsung dengan baik. Dengan perkataan lain, kita dapat membiasakan hubungan area otak tertentu dengan bagian tubuh kita, lewat pembelajaran. Kita sudah secara sepintas membahas instrumen yang dibekalkan dalam tubuh kita, baik untuk mendaatkan informasi, mengolahnya dan juga untuk mengembalikan umpan balik dan respons. Dengan begitu menjadi jelas bagi kita betapa lengkap Sang Pencipta telah menyediakan segala sesuatunya untuk kita bisa belajar. Menjadi jelas pula sepanjang hidup kita tidak pernah bisa berhenti belajar. Terpulang kepada kita, kita mau belajar menjadi apa, atau menjadi siapa. Cetak birunya ada pada Yang Empunya kita, barangkali mencari tahu cetak biru merupakan langkah strategik (wisdom) apabila kita hendak hidup berhasil, sukses dipandanganNya.

1. 4 Belajar punya kadar dan kualitasSetelah kita memahami bahwasanya belajar adalah panggilan hidup, telah mengenali pula instrumen belajar yang dibekalkan di tubuh kita, kini kita telaah lebih jauh makna belajar itu sendiri, apakah semua proses otak adalah belajar apa bedanya dengan latihan. Apa pula yang dihasilkan oleh proses belajar. Sejak awal telah diuraikan bahwa seyogyanya kita mengisi hidup ini dengan berupaya menjadi orang untuk mana kita telah diciptakan, yang dalam bahasa psikologinya A. Maslow: kita berupaya untuk bisa beraktualisasi diri. Bahkan lebih tepatnya seyogyanya kita berupaya meng-aktualisasi diri, yaitu berproses menjadi orang yang kita bisa menjadi, yang menurut bahasa agama sesuai fitrah, sesuai blue print yang sudah dirancang Pencipta. Jadi kata kuncinya adalah kita belajar dalam proses menjadi, belajar menjadi. saya TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 11 Januari 2006 11 sebagaimana Ia maksudkan. Kepada saya dibekalkan sejumlah potensi (bisa saya telusuri), sejumlah bakat/talenta ( bisa saya kenali), sejumlah peluang ( seringkali tidak saya kenali, sehingga tidak tertangkap). Lalu untuk apa semua itu dibekalkan kepada saya? Pertanyaan menggelitik kesadaran ini, bisa memandu kita untuk mencari tahu kita perlu belajar menjadi saya yang bagaimana. Ignas Kleden mempertajam insight saya tentang belajar ketika ia menunjukkan kelebihan manusia dari binatang yaitu, bahwa manusia bisa belajar tentang sesuatu dan belajar menjadi dirinya sendiri. Sedangkan binatang bisa belajar, tetapi tidak bisa belajar tentang apalagi belajar menjadi. Lebih jauh Kleden mengutarakan bahwa belajar berarti mempraktekan sesuatu, sedangkan belajar tentang untuk mengetahui sesuatu. Selama pengetahuan yang dihasilkan dari belajar belum diberi nilai guna manfaat, dijadikan milik alaminya, maka selama itu masih merupakan hasil belajar tentang. Sebagai ilustrasi dapat diutarakan sebagai berikut : Saya belajar tentang permainan sepak bola, berarti saya mempelajari teori permainan sepak bola, bahwa sepak bola dimainkan oleh dua kelompok yang saling berhadapan. Masing-masing kelompok terdiri dari sebelas orang, dengan sejumlah peran, bentuk lapangannya, aturan permainannya, dst dst. Hasil belajarnya adalah saya memiliki pengetahuan tentang permainan sepak bola. Saya juga bisa belajar tentang

bagaimana bermain sepak bola ; berarti saya mempelajari bagaimana cara membawa bola, menendang bola agar bisa masuk ke gawang, dengan sudut tendang berapa derajat, dan kecepatan berapa. Apa dan bagaimana cara menjaga gawang supaya tidak kebobolan tendangan lawan, bagaimana cara menghalangi gerak lawan, bagaimana cara merebut bola dari kaki lawan, dst. Apabila saya mempelajari semua itu dari buku, atau dari penjelasan verbal sesorang, tanpa saya melakukannya sendiri, maka berarti saya masih tetap belajar tentang. Apabila saya langsung praktek bermain sepak bola, sambil dikoreksi, dilatih, maka berarti saya belajar bagaimana bermain sepak bola. Namun demikian, tidak semua orang yang bermain sepak bola bisa menjadi pemain sepak bola., hanya mereka yang belajar menjadi pemain sepak bola-lah yang bisa menjadi pemain sepak bola. Dalam hal ini bukan hanya wawasan (knowledge), dan TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 12 Januari 2006 12 atau keterampilan ( technical know how), tetapi disamping keduanya termasuk juga kebijaksanaan (wisdom), sikap mental ( mind-set) dan moralitas, sportifitas, dll. Selanjutnya, menurut Andrias Harefa ( Harefa, 2005) pengajaran membawa orang pada belajar tentang, sedangkan pelatihan memandu orang belajar, sementara pembelajaran memungkinkan orang belajar menjadi. Lebih jauh , lanjut Harefa, belajar tentang memerlukan mengetahui diri, belajar membutuhkan praktek, sedangkan belajar menjadi butuh perenungan diri.. Kita bisa belajar menjadi, apabila kita mengetahui mau menjadi orang yang bagai mana. Hal ini bisa diketahui, apabila kita mau bertanya pertanyaan mendasar, mengapa saya dilahirkan, untuk maksud apa saya diciptakan, bagi siapa sebenarnya kehadiran saya di dunia ini, dst; Mengingat hidup ini dipertanggung jawabkan kepada Yang Empunya. Dengan perkataan lain, kita perlu menentukan kedaulatan atas diri saya ada pada siapa ( Siapa) ? Jawaban atas pertanyaan ini, akan membawa kita menentukan tujuan hidup kita. Hal ini penting. Selanjutnya, tujuan hidup inilah yang akan memandu kita untuk mengisi kehidupan dengan berbagai kegiatan (action) yang pada hakekatnya belajar menjadi. Hanya apabila kita mempunyai kejelasan tentang tujuan hidup ini, maka kita bisa selektif dalam memilih apa yang seyogyanya kita belajar, apa yang perlu kita belajar tentang, dan kesemuanya dalam rangka kita belajar menjadi apa yang kita tuju. Dengan begitu pula kita menjadi tahu bagaimana meletakan prioritas-prioritas sehingga kitapun bisa mengatur alokasi waktu, dsb. Pada intinya kata kunci untuk bisa belajar menjadi, kita memerlukan mengkolaborasikan ketiga ranah di diri kita, ranah spiritual, ranah mental dan ranah fisik. Kembali kepada hakekat belajar di perguruan tinggi , seyogyanya mencakup ketiga jenis belajar tersebut. Dengan demikian bisa dihasilkan alumni yang siap belajar menjadi. Basic Study skills, merupakan skill dasar untuk bisa melakukan belajar tentang, belajar dan belajar menjadi, siap mengikuti pembelajaran ( education). TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 13 Januari 2006 13

1. 5 Pembelajaran dimulai di keluargaPada hakekatnya, pertumbuhan dan perkembangan manusia, merupakan hasil interaksi antara apa yang ia bawa sejak lahir (bakat, potensi) dengan apa yang ia peroleh dari tanggapannya terhadap lingkungannya, yang seyogyanya terus menerus di up-dated. Kebanyakkan dari apa yang kita miliki saat ini, dasar (basic) nya merupakan hasil perolehan belajar kita di usia Balita (Fulghum, R, 1994). Itu sebabnya penting sekali proses belajar semasa Balita. Dalam suatu keluarga, kehadiran seorang anak (bayi), bahkan sejak kehadirannya sebagai foetus (janin), seluruh keluarga seyogyanya berada dalam proses

pembelajaran, Calon Ayah belajar menjadi Ayah, calon Ibu belajar menjadi ibu, kakak, nenek, kakek, semuanya melewati proses pembelajaran masuk kedalam posisi dan perannya.. Sayangnya, dalam kenyataan banyak orang tua yang tidak sempat melakukan proses pembelajaran menjadi orang tua, sehingga tentu saja berdampak pada pendidikan anakanaknya. Sedangkan proses belajar si anak, dari sejak masih dalam kandungan, lahir, masa bayi dilanjutkan masa kanak-kanak dan bahkan hingga masa remaja, banyak tergantung kepada orang-orang dewasa disekitarnya. Perlu ada Asih-Asah-Asuh . Selain itu, semasa Balita ini, perlu sekali kita belajar fleksible dan keterampilan untuk meng-updating hasil belajar yang kita punya. Artinya keluwesan, keterbukaan dan kelincahan dalam belajar. Lebih jauh, saya meyakini ( berharap Anda juga sama meyakini) bahwa kehadiran kita di keluarga kita masing-masing, bukanlah sesuatu yang kebetulan, tetapi merupakan kehendak-pilihan Sang Pencipta - Yang Maha Arif, dalam kaitan kesesuaian dengan blue print kita. Tersirat pengertian bahwa keluarga dimana kita dihadirkan merupakan lingkungan pertama yang seyogyanya kondusif untuk proses kita belajar menjadi apa yang ada di blue print kita. Bila demikian halnya, maka institusi pertama dan utama dalam hal pembelajaran adalah keluarga.. Tanggungjawab pembelajaran anak-anak, sebelum mereka bisa mandiri adalah keluarga. Sekolah bisa menambahkan, melengkapi, tetapi tidak bisa menggantikan peran keluarga. Setelah anak tersebut akil-balik, maka mereka sudah mulai bisa bertanggung jawab atas upaya pembelajaran dirinya. Mahasiswa seyogyanya telah mulai dewasa, sehingga tanggung jawab pembelajarannya ada pada mahasiswa sendiri. TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 14 Januari 2006 14 Fihak lain, orang tua, dosen, teman hanya bisa memberikan pendampingan dalam upaya pembelajaran tersebut. Namun pada kenyataannya banyak keluarga yang belum tuntas mengantar anakanaknya untuk bisa bertanggung jawab atas pembelajaran dirinya. Banyak orang, termasuk mahasiswa bahkan dosen yang belum sepenuhnya memiliki skill untuk belajar menjadi, banyak pula yang belum siap untuk belajar dan masih canggung dalam belajar tentang.. Pelatihan Basic study skill merupakan salah satu upaya untuk melengkapi kita masingmasing dengan skill yang diperlukan. Asumsinya Anda telah memiliki sedikit modal untuk belajar menjadi, kemudian belajar skill untuk keperluan belajar tentang. Harapan yang tersirat setelah paham pengetahuan akan skill tersebut, Anda mau mempraktekannya. Dengan begitu, Anda akan memiliki skill tersebut. Dengan kelengkapan lainnya, sebagai hasil belajar tadi, Anda akan gemar belajar, lebih terarah lalu Anda akan semakin mahir dan lancar belajar menjadi. diri Anda sebagaimana dimaksudkan Sang Pencipta dalam penciptaan Anda. Sebelum kita menutup bagian pertama ini, kiranya kita dapat selalu diingatkan bahwa jalannya pembelajaran seyogyannya bermula dari kebijaksanaan hakiki (wisdom) yang merupakan ranah spiritual, berlanjut pada pemahaman (understanding), yang bisa kita peroleh melalui memaknakan penginderaan kita dari karya Sang Pencipta, barulah kita mendapatkan pengetahuan ( knowledge.). TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 15 Januari 2006 15

Bagian 2

Dinamika Perilaku Belajar2.1 Pendahuluan

Ada banyak teori yang menjelaskan tentang dinamika perilaku belajar. Namun sebagaimana kami paparkan sebelumnya, kami memilih model perilaku belajar bio-psycho logik dari Eric Jensen ( Jensen, 1996). Model ini cukup lengkap, dapat mewadahi berbagai kecenderungan pola belajar manusia.. Pada intinya, model bio-psychologik, menyatakan bahwa perilaku belajar selalu dalam konteks tertentu, dimana asupan belajar (input) diolah dalam proses-nya menghasilkan alternatif luaran, yang pilihan final-nya ditentukan melalui sistim saringan (filter) yang dianut oleh individu bersangkutan. Dengan demikian, ada empat aspek utama yang membangun sekaligus membedakan perilaku belajar sesorang dengan orang lainnya, yaitu (1) konteks belajar, (2) asupan belajar, (3) cara mem-proses asupan dan (4) sistim penyaringan respons. Bagian kedua dari modul MD-02 ini membahas keempat aspek tersebut dalam dinamikanya..

2.2 Belajar selalu dalam konteksSetiap kali orang belajar, ia selalu berada dalam konteks tertentu, yaitu kondisi yang melingkupi proses belajarnya.. Konteks ini memberi corak kepada proses belajarnya, secara berbeda-beda tergantung kecenderungan yang ada pada orang tersebut. Sekurangnya dapat dipilah dalam empat variabel, yaitu (1) lingkup belajar; (2) area belajar, (3) teman belajar dan (4) pemicu belajarnya. (1) Lingkup Belajar Variabel pertama yang membangun konteks belajar adalah lingkup belajar, yang mempunyai dua kutub yaitu Field dependent dan Field independent. Sebagian orang lebih memilih belajar dalam kondisi alamiahnya, pada kehidupan nyata, di lapangan; mereka disebut Field dependent. Sebagian lainnya tidak ter lalu mempersoalkan lingkungan, di TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 16 Januari 2006 16 mana dan dari mana pun mereka bisa belajar, bisa dari kenyataan hidupnya, tetapi bisa juga dari hasil olah orang lain seperti dari komputer, buku, dst. Mereka dikategorikan sebagai Field independent (2) Area belajar Variabel kedua adalah tempat/area belajar dengan kutub fleksibel di satu sisi dan kutub terstruktur di sisi lain. Sejumlah orang bisa fleksibel belajar di mana saja, bervariasi tidak harus pada area tertentu. Mereka tergolong dalam kutub Flexible environment. Sedangkan sejumlah lainnya baru bisa belajar, pada area tertentu. Dengan perkataan lain mereka membutuhkan lingkungan yang tertentu, dengan aturan tertentu. Dalam variabel area belajar, mereka termasuk dalam golongan Structured environment (3) Teman belajar Teman belajar juga merupakan variabel ketiga yang membangun konteks belajar. Sekelompok orang cenderung lebih efektif belajarnya, apabila mereka sendirian, dan mereka digolongkan sebagai orang yang independent. Sementara sebagian orang lain, lebih memilih belajar bersama teman, apakah berpasangan atau dalam kelompok kelompok kecil, karena merasa lebih bisa efektif beljar bersama teman. Mereka tergolong sebagai dependent. Sedangkan kelompok lainnya lagi, mereka bisa belajar baik sendiri maupun bersama teman, dan mereka digolongkan sebagai kelompok yang interdependent (4) Pemicu Belajar Variabel keempat adalah pemicu belajar. Sebagian orang bisa atau tidak bisa belajar nya terpengaruh oleh siapa yang memberi pelajaran, artinya tergantung pada kualitas hubungan dirinya dengan orang yang mengajar. Mereka digolongkan dalam kelompok Relationship driven, sementara kelompok lainnya yang disebut Content driven, semangat belajarnya lebih terpacu oleh isi subyek yang dipelajari, yang mereka anggap penting;

mereka tidak terlalu mem persoalkan siapa yang memberikan pembelajaran.. TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 17 Januari 2006 17

2.3 Pilihan asupan belajar - input.Berkenaan dengan asupan belajar, orang bisa mengindera dari luar, tetapi juga bisa dari dalam. Sesuai dengan jumlah indera kita, maka sekurangnya ada lima type asupan, yaitu visual melalui penglihatan, auditory melalui pendengaran, kinesthetic melalui perabaangerakan, olfactory melalui penciuman dan gustatory melalui pengecapan. Bahkan ada pula yang menganggap lebih dari kelima asupan diatas, seperti ; vestibular- gerakan-gerakan otot berulang, magnetic orientasi yang bersifat feromagnetic, ionic charges atmosfir elektrostatik, geogravimetric merasakan perbedaan massa , proximal kedekatan secara fisik, dst. Namun demikian, yang umum dipergunakan orang dalam belajar adalah tiga asupan yang pertama, yaitu visual, auditory, dan kinesthetic (1) Asupan visual external atau internal Variabel asupan visual, mempunyai dua ktub, yaitu kutub eksternal, dari luar ke dalam diri, sedangkan kutub internal, kebalikkannya dari dalam terlebih dahulu . Ada orang yang belajar melalui asupan Visual eksternal, yaitu melalui apa yang dilihatnya, kontak dengan lingkungan yang terlihat olehnya, kontak dengan presenter, dosen atau fasilitator dan juga teman-temannya, kontak dengan bacaan dari buku atau bahan lainnya; kemudian ia akan membentuk mental image dalam pikirannya. Sebaliknya, ada juga orang yang lebih berorientasi pada Visual internal, melihat melalui pembayangan di pikirannya terlebih dahulu, dalam hal ini ia membutuhkan persiapan kajian di pikirannya sebelum bahan asupan tersebut disajikan. (2) Asupan auditory external atau internal Ada dua kemungkinan bagi variabel asupan auditory , eksternal mendengar dari luar, dan internal lewat percakaan kalbu. Sejumlah orang cenderung belajar dari asupan Auditory eksternal : misalnya dengan mendengarkan apa yang dikuliahkan, berdiskusi, meminta pendapat teman,dst. Kemudian ia akan mendengar ulang ( replay) di pikirannya. Mereka lebih senang dibacakan ketimbang baca sendiri. Biasanya mereka lebih berorientasi social . Pada umumnya mereka agak kesulitan dalam mengikuti pelajaran mathematik TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 18 Januari 2006 18 ataupun pelajaran menulis- writing Sebaliknya, ada orang yang lebih berorientasi pada Auditory internal, mereka cenderung melakukan percakapan kalbu sebelum belajar. (3) Asupan Kinestetik - kinestetik taktil atau Kinestetik internal Variabel Asupan kinestetik, juga mempunyai dua opsi, yaitu kinestetik taktil yang diperoleh dari pengalaman kongkrit, dan Kinestetik internal yang lebih berorientasi pada intuisinya. Sejumlah orang terbiasa belajar dengan asupan melalui Kinestetik taktil, sehingga mereka lebih suka input yag bersifat fisik mengalami sendiri secara kongkrit apa yang mereka pelajari , lewat aktivitas kelas, jadi learning by doing , lewat experiental learning atau lewat praktikum. Di fihak lain, ada orang-orang yang lebih kinestetik internal : lebih suka secara intuitif, lewat film, ada cerita, ada perasaan, kena dihati, dst; Mereka lebih tertarik pada cues yang bukan verbal ( tone, tempo, posture, gesture, expresi, dst.) yang juga bisa dicapai lewat experiental learning. Mereka cenderung lebih memperhati kan cara bagaimana sesuatu disampaikan/dilakukan ketimbang isi penyampaiannya.

2.4 Mem-proses Asupan.Dalam memproses asupan belajar, type orang juga berbeda-beda. Setidaknya dapat dipilah kedalam empat tipe, Yaitu (1) tipe global, (2) tipe keurutan, (3) tipe konseptual dan

(4) tipe kongkrit. Berikut kita bahas satu persatu. (1) Kelompok global - Contekstual globnal : Orang-orang yang tergolong dalam kelompok ini, biasanya memproses asupan informasi secara keseluruhan ( overview) terlebih dahulu, jadi cenderung gestalt, holistik, dan lateral. Mereka mencari visi tematik, tujuan dan relevansi terlebih dahulu. Dengan demikian, mereka lebih terbiasa menggunakan belahan otak kanannya. (2) Kelompok keurutan - Sequential detailed Mereka yang tergolong dalam kelompok ini, memproses asupan informasi secara bertahap sesuai keurutan, jadi cenderung linier. Biasanya mereka kuat dalam TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 19 Januari 2006 19 matematik, computer, bahasa, dsb yang membutuhkan keurutan berpikir. Pada umumnya mereka lebih memanfaatkan belahan otak kirinya . (3) Kelompok Konseptual Mereka yang tergolong dalam kelompok ini, biasa memproses asupan informasi dari buku, artikel, internet, gagasan, perckapan,dsb . Mereka lebih senang memproses secara abstrak di pikiran mereka, bermain dengan idea, tetapi tidak begitu suka berbuat, bertindak atau bergerak. (4) Kelompok Kongkrit Orang-orang di kelompok ini lebih senang memproses objek yang bisa secara kongkrit mereka indera, raba, lihat dan tangani secara nyata. Pada umumnya mereka lebih menyukai segala sesuatu yang membutuhkan gerak tubuhnya.

2.5 Hasil Proses akan melalui saringan responsSetelah asupan diproses, diolah akan dihasilkan bakal respon. Bakal respon ini akan melalui suatu saringan/ayakkan respon, barulah menjadi respon. Dengan perkataan lain respon belajar seseorang, selain ditentukan oleh prosesing dari asupan informasi, ditentukan juga oleh saringan atau ayakkan respon yang dianut/dipakai oleh yang bersangkutan. Saringan respon ini berbeda-beda, tergantung dari tipenya. Sekurangnya ada 3 macam perangkat saringan, yaitu (1) Rujukan eksternal/internal, (2) kecenderungan menyepakati /menyandingi dan (3) impulsive/reflektif (1) Rujukkan eksternal atau rujukan internal, Salah satu saringan adalah apa yang menjadi rujukan orang bersangkutan. Dalam hal ini ada orang yang ber-respons atas dasar apa kata orang, apa harapan orang lain. Mereka sangat mempertimbangkan etiket, nilai-nilai kekeluargaan, dst. Mereka tergolong pada kelompok dengan saringan rujukan eksternal - externally reference TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 20 Januari 2006 20 Di fihak lain ada orang yang rujukkannya lebih ke dalam dirinya (internal). Artinya respon didasarkan pada nilai-nilai yang dianutnya, bisa saja berbeda dari nilai-nilai yang dianut masyarakat sekelilingnya. Kelompok ini disebut internally reference . (2) Kecenderungan menyepakati atau menyandingi Saringan berikut berdasarkan kecenderungan yang sudah terpola pada diri yang bersangkutan, ada yang berkecenderungan menyepakati, ada pula yang cenderung menyandingi. Dalam hal ini, sejumlah orang saringan responnya didasarkan pada kecende rungannya untuk menyetujui/menyekapati orang lain, selalu ingin lebih konform dengan lingkungan, meski hasil prosesingnya bertentangan dengan hal tersebut. Mereka disebut golongan matcher. Sementara kelompok lainnya disebut Mis-matcher , cenderung

memberi respon dengan merujuk pada perbedaan, bersikap skeptik, cenderung ingin menemu kan kekecualian, terobosan, dst. Mereka tidak semata-mata ingin ber-oposisi, tetapi ingin tampil berbeda dari yang lainnya. (3) Kecenderungan cepat atau lambat : reaksi impulsive atau reaksi reflektif Saringan berikutnya adalah tempo reaksi, ada yang cenderung cepat bereaksi impulsif , tetapi ada juga yang biasa bereaksi lambat- penuh pertimbangan reflektif. Artinya, sejumlah orang cenderung cepat merespons, walaupun responsnya lebih pada trial & error, tetapi cepat dan segera. Mereka disebut impulsive experimental. Di fihak lain, sejumlah orang lainnya, lebih lambat merespons, karena mereka lebih bersifat Analytical reflecktive , merespons didalam terlebih dulu, baru kemudian direfleksikan. Dengan perkataan lain, mereka membutuhkan jedah waktu untuk bisa mengeluarkan respon. Demikian uraian keempat aspek yang membangun sekaligus membedakan dinamika perilaku belajar orang perorang. Keempat aspek tersebut saling berkaitan membentuk model belajar bio-psikologik. Dapat digambarkan sebagaimana tertera pada halaman berikut : TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 21 Januari 2006 21 Diagram MD02 - 1 : Skema Model Dinamika Perilaku Belajar ( dirancang sesuai teori Jensen, 1996 : -129-141) TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 22 Januari 2006 22

Bagian 3 Faktor Berpengaruh terhadap Belajar3.1 PendahuluanAda sejumlah faktor dalam diri manusia, yang diyakininya berpengaruh dan memang dapat berpengaruh, baik dalah arah positif, maupun arah negatif. Faktor tersebut dapat dikelompokan kedalam sejumlah kategori yaitu: (1) hal-hal yang bersifat intuitif emosional, (2) hal-hal logik-kritikal, (3) Hal-hal yang me nyangkut Moral ethik, (4)Hal hal yang berkaitan dengan biologik-medik (5) Hal-hal yang menyangkut aspek socio-kultural dan (6) Hal-hal yang berkaitan dengan kelembagaan-fisikal; dalam kadar yang tepat dapat berdampak positif terhadap kegiatan belajar. Akan tetapi mankala kadarnya sudah berlebih dari yang sepantasnya, akan menimbulkan dampak negatif, bahkan dapar merupakan penghambat belajar. Baiklah, kita telaah satu persatu.

3.2 Hal-hal yang bersifat Intuitif EmosionalPada dasarnya individu (Anda, saya) mempunyai kekhawatiran, ketakutan, kepedulian, keprihatianan, dan berbagai perasaan lainnya. Sebagai ilustrasi seseorang, siapapun dia mempunyai sejumlah kekhawatiran, kuatir penampilannya tidak menarik, kuatir tidak bisa menjawab, dsb. Dalam kadar yang tepat , kekuatiran ini akan mendorongnya untuk belajar dengan sungguh-sungguh, bagaimana berpenampilan baik, iapun belajar bahan kuliah, sehingga apabila berada di kelas ditanya dosen, ia bisa menjawab. Namun demikian, manakala kekhawatiran itu dirasakannya dalam kadar dan intensitas yang berlebihan, maka hal itu akan memberikan tekanan (stress) yang bukan lagi mendorong nya untuk belajar, tetapi justru menghambatnya, sehingga ia tidak bisa belajar.

3.3 Hal-hal yang bermatra logik-kritikalPeserta belajar telah membangun seperangkat keyakinan akan kemampuan dirinya, sejak kanak-kanak, dari hasil interaksinya dengan orang-orang yang signifikan bagi dirinya,

TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 23 Januari 2006 23 seperti orang tua, teman dekat, guru favorit, dst) Apabila selama ini ia) mendapat masukkan bahawa ia belum cukup mampu, mendapat umpan balik bahwa hasil belajarnya masih kurang, maka ia bisa terpacu untuk belajar agar dapat meningkatkan hasil belajarnya. Akan tetapi apabila ia seringkali mendengar ungkapan dari orangorang dekat yang signifikan baginya, yang pada dasarnya menunjukkan ia tidak mampu, maka ia cenderung yakin benar bahwa memang dirinya tidak mampu, dan tentu saja belajarnya menjadi terhambat.

3.4 Hal-hal menyangkut Moral ethikBanyak hal yang menyangkut moral dan etika ini, misalnya nilai-nilai yang dianut keluarga, nilai-nilai keyakinan agama, dan berbagai nilai yang dianut komunitasnya.Sebagai ilustrasi ada banyak keluarga meyakini bahwa belajar merupakan upaya serius yang membutuhkan perjuangan. Dengan demikian dalam keluarga itu perilaku belajar perlu terbaca keserius-an dan kerja-keras. Sehingga apabila salah seorang anggota keluarganya, yang karena ia pintar, belajarnya relax dan cepat, maka keluarganya menjadi kuatir, sebab mereka menduga anak tersebut belum sungguh-sungguh belajar, sehingga mereka menegur, menasehati bakan memarahinya. Apabila hal ini banyak kali terulang, maka teguran/nasehan tersebut bukan lagi sebagai pendorong, tetapi malah sebagai penghambat.

3.5 Hal berkaitan dengan biologik-medikDalam kelompok ini, bisa kita perhatikan aspek-aspek nutrisi, biochemistri dan berbagai keidak berdayaan. Belajar sangat bermatra biologikal dan biochemical. Asupan makan an amat berpengaruh pada perilaku belajar. Begitu juga minuman dan obat-obatan. Oleh karena itu , berupayalah mendapatkan informasi dan belajarlah tentang asupan nutrisi yang seimbang, dan mana yang dibutuhkan otak ketika belajar/berpikir, terutama dalam minggu-minggu Anda ujian. TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 24 Januari 2006 24

3.6 Hal-hal yang menyangkut aspek socio-kultural

Ada banyak aspek sosial kulturan yang mempengaruhi mekanisme dan gaya belajar seseorang. Misalnya pilihan mata kuliah favorit seringkali dipengaruhi oleh nilai-nilai kultural. Sebagai ilustrasi, banyak orang cenderung memilih masuk fak Kedokteran, sebab menjadi dokter mempunyai status sosial yang baik, selain juga status ekonomiknya. Seringkali orang tua kurang mempertimbangkan kemampuan si anak, bakat dan mintanya. Ilustrasi lain orang sering melihat dengan penuh tandatanya apabila mengetahui ada seorang anak perempuan yang menyukai matematik, suka berdiskusi politik, dst. Sebaliknya banyak juga orang heran mengapa ada lelaki yang mengambil jurusan sastra atau Psikologi Perkembangan, atau Fak kedokteran, jurusan keperawatan.

3.7 Hal-hal yang berkaitan dengan kelembagaan-fisikalAda hal-hal yang tidak tergolong kedalam kelima hal di atas, dan lebih bersifat pribadi, seperti peserta belajar menghadapi situasi diskriminasi, karena ia tergolong minoritas di kelasnya ( bisa financial, agam,a ataupun suku bangsa ataupun karena memiliki keterbatasan/cacat fisik) Dari uraian diatas, kiranya dapat kita pahami bahwa keberhasilan belajar bukan hanya ditentu-kan oleh potensi atau motivasi saja, tetapi juga bisa jadi prestasi belajar menurun disebabkan hambatan-hambatan di atas, yang kadangkala tidak begitu mudah dideteksi. Oleh

karena itu, para peserta belajar perlu menyadari apoa yang sedang terjadi di dirinya. Temukan adakan hambatan di atas berlaku pada Anda ?! Apabila ragu-ragu, Anda bisa mendapatkan bantuan konsultasi dengan sejumlah konselor Akademik. Bisa meminta bantuan Penasehat Akademiknya ataupun datang di Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS, untuk berdiskusi dengan konselor /psikolog yang ada di Lembaga tersebut. TOT Basic Study Skills Model Perilaku Belajar A.G Page 25 Januari 2006 25

Bagian 4

RangkumanBaiklah, para peseta belajar, pada modul MD-02 ini, kita sudah mempelajari beberapa hal tentang perilaku belajar. Telah kita phami bahwa pada hakekatnya belajar merupakan proses yang bersifat kumulatif dan holistik, berlangsung sejak kita lahir hingga sesaat menjelang ajal tiba. Dengan demikian kita perlu selalu meng-updated hasil belajar kita dari waktu ke waktu. Kitapun menyadari bahwa tubuh kita diperlengkapi dengan amat canggih berbagai instrumen untuk belajar, menangkap informasi, mengolah dan memproduksi respon kembali. Kitapun menyadari bahwa pada hakekatnya kita perlu memiliki tujuan hidup agar kita dapat menata diri untuk belajar menjadi seseorang yang dimaksudkan oleh kelahiran kita, untuk itu kita perlu belajar dan belajar tentang segala sesuatu yang diperlukan. Kitapun telah memahami bahwa bagaimana kita belajar dapat dilihat melalui suatu model teoretik, yang salah satunya adalah model Bio-psikologik, yang pada intinya mengemukakan bahwa Belajar selalu berlangsung dalam suatu konteks, yang amat mempengaruhi proses belajar. Setidaknya dapat dikemukan lingkup belajar, area belajar, teman belajar dan pemicu belajar, sebagai konteks . Setiap orang memiliki preferensi berbeda dalam keempat konteks tersebut. Lebih lanjut, belajar membutuhkan asupan, melalui indera kita. Ada orang yang lebih menyukai asupan visual melalui penglihatan, ada pula yang auditory melalui pendengaran, atau kinesthetic melalui perabaan-geraka