theory of constraint in construction management especially

25
THEORY OF CONSTRAINT DALAM MANAJEMEN KONSTRUKSI KHUSUSNYA DI BIDANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DI SURABAYA Sentosa Limanto ¹, Jonathan H. Kusuma¹, Andy Untoyo W.² dan Herri P. S.² ¹Dosen Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Universitas Kristen Petra, Surabaya ² Alumni Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Universitas Kristen Petra, Surabaya ABSTRAK Theory of Constraints (TOC) adalah teori yang mengoptimalkan proses pelaksanaan pembangunan perumahan dengan cara mengidentifikasi dan mencari solusi dari kendala yang ada. Penelitian dilakukan dengan menerapkan TOC ke dalam bidang pelaksanaan konstruksi. Hal ini diawali dengan studi literatur dan dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner secara bertahap ke beberapa kontraktor pembangunan perumahan. Kuesioner pertama mendapatkan kendala – kendala yang ada dilapangan pada proses konstruksi, dan berdasar langkah- langkah pada TOC diperoleh kendala-kendala tersebut. Hasil penyelesaian dari kuesioner pertama menjadi dasar dari pembuatan kuesioner kedua, hasil analisa mean menunjukkan bahwa langkah penyelesaian proses konstruksi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang timbul adalah dengan melakukan perbaikan di bidang manajemen. Kemudian dengan perhitungan regresi liner yang dibantu dengan program SPSS

Upload: vandat

Post on 17-Jan-2017

232 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: theory of constraint in construction management especially

THEORY OF CONSTRAINT DALAM MANAJEMEN KONSTRUKSI

KHUSUSNYA DI BIDANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

PERUMAHAN DI SURABAYA

Sentosa Limanto ¹, Jonathan H. Kusuma¹, Andy Untoyo W.² dan Herri P. S.²

¹Dosen Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Universitas Kristen Petra, Surabaya² Alumni Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Universitas Kristen Petra,

Surabaya

ABSTRAK

Theory of Constraints (TOC) adalah teori yang mengoptimalkan proses pelaksanaan pembangunan perumahan dengan cara mengidentifikasi dan mencari solusi dari kendala yang ada. Penelitian dilakukan dengan menerapkan TOC ke dalam bidang pelaksanaan konstruksi. Hal ini diawali dengan studi literatur dan dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner secara bertahap ke beberapa kontraktor pembangunan perumahan.

Kuesioner pertama mendapatkan kendala – kendala yang ada dilapangan pada proses konstruksi, dan berdasar langkah-langkah pada TOC diperoleh kendala-kendala tersebut. Hasil penyelesaian dari kuesioner pertama menjadi dasar dari pembuatan kuesioner kedua, hasil analisa mean menunjukkan bahwa langkah penyelesaian proses konstruksi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang timbul adalah dengan melakukan perbaikan di bidang manajemen. Kemudian dengan perhitungan regresi liner yang dibantu dengan program SPSS 13.0 menunjukkan bahwa cara penyelesaian yang pasti yang dipilih belum tentu dapat menyelesaikan masalah yang ada.

Kata kunci : Theory of Constraints , Kendala, Optimal.

I. PENDAHULUAN

Pembangunan perumahan memperlihatkan perkembangan yang pesat,

terutama di kota – kota di Jawa Timur antara lain kawasan Sidoarjo, Mojokerto, Gresik

dan Surabaya. Industri konstruksi untuk perumahan dalam segala variasi dan tipenya

Page 2: theory of constraint in construction management especially

mulai tumbuh dan bermunculan.Bangunan - bangunan semacam rumah sederhana dengan

rumah tipe 21 sampai dengan rumah mewah ataupun apartemen serta bentuk – bentuk

bangunan lainnya mulai bermunculan di pinggiran kota.

Dalam suatu proses pelaksanaan konstruksi tentunya terdapat berbagai masalah

dan halangan yang beraneka ragam serta kondisi yang berbeda antara satu proyek dengan

proyek yang lainnya. Fakta ini memicu munculnya teori – teori yang lahir dari kondisi

yang ada ini. Beberapa dari teori ini bahkan diambil dari luar dunia konstruksi namun

dicoba untuk bisa di implementasikan ke dalam dunia konstruksi. Theory of Constraint

adalah salah satu dari sederetan teori tersebut dan berhasil digunakan dalam dunia

industri. Theory of Constraints adalah suatu teori yang memfokuskan perhatian manajer

pada kendala yang memperlambat proses produksi (Blocher et al, 2000). Mengingat

konstruksi juga merupakan suatu bentuk dari industri maka dicoba untuk

mengimplementasikan teori ini kedalamnya. Penelitian dilakukan pada proyek

perumahan di Surabaya dengan menggunakan penyebaran kuesioner bertahap. Kuesioner

pertama untuk mendapatkan kendala-kendala yang terjadi pada pelaksanaan proyek

perumahan. Hasil dari pengolahan kuesioner pertama ditindaklanjuti dengan kuesioner

kedua untuk mendapatkan langkah-langkah penyelesaian dari kendala yang ada.

Responden Kuesioner 1

6%

21%

12%

18%9%

34%

CV Pola Bangun Perkasa PT Surya Graha Semesta PT Tata Mulia Nusantara Indah

PT Trivi Redatu Cipta CV Tritunggal Bangun Karya PT Waringin Megah

Page 3: theory of constraint in construction management especially

Dari hasil analisa kuesioner pertama atas enam kontraktor tersebut didapat

jumlah responden 2 orang untuk CV Pola Bangun Perkasa (6%), 7 orang untuk PT Surya

Graha Semesta (21%), 4 orang untuk PT Tata Mulia Nusantara Indah (12%), 6 orang

untuk PT Trivi Redatu Cipta (8%), 4 orang untuk CV Tritunggal Bangun Karya (9%),

dan 11 orang untuk PT Waringin Megah (34%). Data lama bekerja pada perusahaan

ditunjukkan di Tabel 1.

Tabel 1. Data lama bekerja kuesioner pertama

Lama bekerja Jumlah Responden0 - 2 Tahun 42 - 5 Tahun 205< Tahun 10Total 34

Responden Kuesioner 2

4%19%

15%

22%

11%

29%

CV Pola Bangun Perkasa PT Surya Graha Semesta PT Tata Mulia Nusantara Indah

PT Trivi Redatu Cipta CV Tritunggal Bangun Karya PT Waringin Megah

Dari hasil analisa kuesioner kedua atas enam kontraktor tersebut didapat jumlah

responden 1 orang untuk CV Pola Bangun Perkasa (4%), 5 orang untuk PT Surya Graha

Page 4: theory of constraint in construction management especially

Semesta (19%), 4 orang untuk PT Tata Mulia Nusantara Indah (15%), 6 orang untuk PT

Trivi Redatu Cipta (22%), 3 orang untuk CV Tritunggal Bangun Karya (11%), dan 8

orang untuk PT Waringin Megah (29%). Data lama bekerja pada perusahaan dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Data lama bekerja kuesioner kedua

Lama bekerja Jumlah Responden0 - 2 Tahun 62 - 5 Tahun 115< Tahun 10Total 27

II. LANDASAN TEORI

Theory of Constraints

Pembangunan yang sebanyak-banyaknya serta meminimumkan biaya

produksi dapat dilakukan oleh perusahaan konstruksi untuk meningkatkan pendapatan

perusahaan. Upaya untuk meminimumkan biaya produksi dapat dilakukan dengan

pengendalian biaya pelaksanaan konstruksi secara efektif dan efisien, sehingga persoalan

ini menyebabkan timbulnya filosofi dalam manajemen yang dikenal dengan Theory of

Constraints (TOC). Teori ini menawarkan suatu cara untuk mengatasi hambatan dalam

produksi dan lebih dari itu TOC memusatkan perhatian pada peningkatan produktivitas

secara berkesinambungan serta pengukuran secara global atas throughput, inventory dan

total biaya. Beberapa definisi tentang TOC antara lain: "The theory of constraints

recognizes that the performance of any organization is limited by its constraints. The

theory of contraints than develops a specific approach to manage constraints to support

the objective of continous improvement" ( Hansen and Mowen, 2000:826).

TOC adalah suatu teori yang memfokuskan perhatian manajer pada kendala atau

pemborosan yang memperlambat proses produksi (Blocher et al, 2001:175). Sedangkan

menurut Garrison and Noreen (2003:2I ): "Theory of Constraints maintains that

effectively managing the constraints is a key to success".

Dari definisi tersebut, TOC merupakan filosofi manajemen yang memfokuskan

untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang mempengaruhi proses produksi suatu

perusahaan, kemudian mengoptimalkan pengunaan sumber daya yang memiliki kendala

tersebut untuk memaksimumkan throughput dan meningkatkan keuntungan.

Page 5: theory of constraint in construction management especially

Langkah-langkah TOC

Ada lima langkah TOC yang digunakan untuk mencapai tujuan yang berhubungan

dengan proses pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan daya saing

perusahaan. Langkah-langkah tersebut menurut Hansen and Mowen (2000:827) adalah

sebagai berikut: langkah pertama mengidentifikasi kendala yang berpengaruh dalam

proses produksi, langkah kedua mengeksploitasi sumber daya yang berkendala, langkah

ketiga menyesuaikan aktivitas pada sumber daya yang tidak berkendala dengan aktivitas

yang berkendala, langkah keempat memaksimumkan penggunaan sumber daya yang

berkendala dan upaya mencari jalan untuk mengatasi kendala tersebut, kemudian

langkah kelima memantau proses produksi yang sudah dibenahi dan memulai pencarian

kendala baru yang mungkin muncul ( Hansen and Mowen, 2000).

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan studi literatur dan

penelitian lapangan. Studi literatur diperlukan untuk mengetahui dan memahami

mengenai Theory of Constraint ( TOC ) atau yang disebut dengan teori kendala.

Sedangkan untuk penelitian lapangan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada

perusahaan kontraktor yang pernah/sedang menangani proyek perumahan di Surabaya.

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner bertahap yang dibagi menjadi dua tahap,

yaitu kuesioner pertama tentang kendala-kendala yang dihadapi dalam konstruksi proyek

perumahan dan kuesioner kedua (lanjutan) tentang langkah – langkah penyelesaian

kendala-kendala yang ada.

Perancangan Kuesioner

Kuesioner digunakan sebagai sarana untuk mengumpulkan data dan sebagai

pembuktian hipotesis. Kuesioner dibentuk dengan menggunakan kalimat yang jelas dan

sesuai dengan konsep yang ada, agar memudahkan responden dalam menjawab

pertanyaan – pertanyaan dalam kuesioner.

Kuesioner pertama:

Pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner pertama antara lain:

Data pribadi responden yang meliputi

Nama responden, jabatan, usia, lama bekerja, nama perusahaan.

Page 6: theory of constraint in construction management especially

Skala penelitian responden

Dalam skala penelitian terhadap responden digunakan skala likert dimana

responden diminta untuk memberikan penilaian 5 tingkatan skala. Skala

likert yang digunakan adalah :

1 = Selalu terjadi = poin 1

2 = Sering terjadi = poin 2

3 = Cukup = poin 3

4 = Jarang terjadi = poin 4

5 = Tidak pernah terjadi = poin 5

Kuesioner Kedua:

Pertanyaan yang terdapat dalam kesioner kedua antara lain :

Data pribadi responden yang meliputi

Nama responden, jabatan, usia, lama bekerja, nama perusahaan.

Skala penelitian responden

Dalam skala penelitian terhadap responden digunakan skala likert dimana

responden diminta untuk memberikan penilaian 5 tingkatan skala. Skala

likert yang digunakan adalah :

1 = Tidak pernah dilakukan = poin 5

2 = Jarang dilakukan = poin 4

3 = Cukup = poin 3

4 = Sering dilakukan = poin 2

5 = Selalu dilakukan = poin 1

Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan ada 2 macam, yaitu analisa deskriptif dan analisa

inferensial. Analisa deskriptif yang digunakan adalah analisa deskriptif mean (rata-rata),

median, modus, standart deviasi dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel.

Sedangkan analisa inferensial yang digunakan adalah dengan regresi linear dengan dua

atau lebih variabel independent yaitu metode statistik untuk mengetahui hubungan

variabel satu dengan variabel lainnya. Uji regresi linier dengan menggunakan program

Page 7: theory of constraint in construction management especially

SPSS 13.0 digunakan untuk mengetahui hubungan antara penyelesaian suatu kendala

suatu bidang dengan bidang lainnya.

Analisa Deskriptif

Analisa Deskriptif adalah analisa yang berhubungan dengan metode

pengelompokan dan peringkasan data sehingga penyajian data akan lebih informatif.

Analisa deskriptif yang dipakai adalah analisa mean (rata-rata), median, modus, standart

deviasi. Penghitungan dan penyajiannya dengan menggunakan Microsoft Excel.

Mean atau rata - rata adalah jumlah semua hasil observasi (pengamatan)

dibagi banyaknya pengamatan itu. Untuk N pengamatan:

………………(1)

Median suatu himpunan N buah bilangan yang tersusun beraturan dari bawah ke atas

atau sebaliknya (naik atau turun) adalah bilangan tengah - tengah himpunan itu jika

N ganjil dan merupakan mean dua bilangan tengah jika N genap.

…………(2)

Modus adalah nilai dari bilangan-bilangan yang paling banyak terlihat atau mempunyai

frekuensi terbesar.

Standart deviasi (S) adalah akar kuadrat simpangan.

………….(3)

Page 8: theory of constraint in construction management especially

Analisa Inferensial

Analisa inferensial dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel satu dengan yang

lain kemudian menentukan sebuah kesimpulan terhadap variabel tersebut. Analisa

inferensial yang dipakai adalah regresi linear dengan dua atau lebih variabel independent.

Analisa perhitungan menggunakan software Statistical Package for Social Scientist13.0

(SPSS 13.0).

Uji regresi linier dua atau lebih variabel independent digunakan untuk

meramalkan suatu variabel dependent Y berdasar dua atau lebih variabel independent

( X1, X2, X3 dan X4 ) dalam suatu persamaan linear.

Y= a + b1X1 + b2 X2 + b3X3 + b4X4 ……………(4)

Dimana :

Y = variabel dependent

X1, X2, X3,X4 = variabel independent

a = konstanta

b1, b2, b3,b4 = koefisien regresi

Pada regresi ini ada beberapa uji yang harus dilakukan disamping uji koefisien

dan uji kelinieran. Uji tersebut adalah uji autokorelasi dan uji kolinieritas. Uji

autokorelasi dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson ( DW ) sebagai berikut :

Bila: 1.65 < DW < 2.35 Artinya tidak terjadi auto korelasi

Bila: 1.21 < DW < 1.65 Artinya tidak dapat disimpulkan

Bila: 2.35 < DW < 2.79 Artinya tidak dapat disimpulkan

Bila: DW < 1.21atauDW > 2.79 Artinya terjadi auto korelasi

Sedang uji kolinearitas adalah uji yang menunjukkan apakah terjadi korelasi yang

kuat antara variabel – variabel independentnya. Cara pengujiannya adalah sebagai berikut

Nilai korelasi dua variabel independent tersebut mendekati satu

Nilai korelasi parsialnya akan mendekati nol.

Apabila terjadi kolinearitas maka variabel yang dimasukkan dalam persamaan linear

hanya variabel independent yang memiliki korelasi parsial yang tinggi.

Page 9: theory of constraint in construction management especially

Metode seleksi variabel pada regresi linier digunakan metode stepwise. Berikut

cara kerja metode stepwise. Untuk tiap tahap, variabel independent yang mempunyai

korelasi paling kuat dengan variabel dependent yang dimasukkan dalam model terlebih

dahulu. Selanjutnya disusul oleh variabel lain dengan tetap menguji apakah variabel

pertama yang masuk masih tetap dipertahankan pada model. Jika probabilitas variabel

pertama masih signifikan dalam model maka variabel tidak dikeluarkan. Jika probabilitas

variabel pertama tidak signifikan lagi maka variabel tersebut dikeluarkan dari analisis.

Proses ini berhenti bila sudah tidak ada lagi variabel independent yang harus masuk atau

dikeluarkan dalam persamaan. Selanjutnya persamaan regresi diuji untuk mengetahui

apakah persamaan regresi tersebut berlaku atau tidak.

IV. PEMBAHASAN

Responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 6 kontraktor

perumahan yang pernah/sedang mengerjakan proyek perumahan di wilayah Kotamadya

Surabaya, yaitu: CV. Pola Bangun Perkasa, PT. Surya Graha Semesta, PT. Tata Mulia

Nusantara Indah, PT. Trivi Redatu Cipta, CV. Tritunggal Bangun Karya dan PT.

Waringin Megah. Kesemua kontraktor tersebut berdomisili di Surabaya.

Dengan analisa deskriptif dilakukan analisa mean pada kuesioner yang didapat

dari para responden untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi di dalam

pelaksanaan proyek. Hambatan – hambatan yang terjadi di dalam pelaksanaan proyek di

tunjukkan dengan hasil mean yang terendah dari pernyataan – pernyataan yang

didapatkan dari olah kuesioner pertama. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Dari enam pernyataan (Tabel 3.) dijadikan dasar untuk membuat kuesioner

kedua (lanjutan) yang membahas mengenai penyelesaian dari masalah yang timbul dari

hasil kuesioner pertama. Dari ke enam pernyataan di atas dibuatkan empat diskripsi

penyelesaian masalah. Keempat diskripsi yang terdapat dalam kuesioner kedua adalah

perbaikan bidang manajemen, perbaikan pada waktu, perbaikan di bidang kuantitas dan

perbaikan masalah mutu.

Page 10: theory of constraint in construction management especially

Tabel 3. Hasil Analisa Mean Terendah Pada Kuesioner Pertama

PernyataanJumlah

poin Modus Median Mean Max Min St DevI. Pengiriman material sering terlambat dan menghambat jalannya pelaksanaan

109 4 4 3,206 4 1 1,008

II. Mesin dan alat kerja yang tersedia di lapangan tidak dapat bekerja sesuai dengan rencana yang telah di plot

99 2 2 2,9118 4 1 0,8637

III. Pemasangan alat yang terlambat dan berdampak mundurnya rencana kerja

105 4 3 3,088 5 1 0,996

IV. Banyaknya gangguan non teknis dalam pelaksanaan di akibatkan kondisi lokasi yang ada

107 4 3 3,147 5 1 1,234

V. Produktivitas pekerja rendah sehingga hasil yang ditarget seringkali tidak tercapai

125 4 4 3,676 5 2 1,036

VI. Kurangnya komunikasi antara bagian perencanaan dan pengawasan sehingga pelaksanaan terganggu

89 2 2 2,618 5 1 0,888

Catatan : N=34, Min: nilai terkecil yang dipilih responden, Max : nilai terbesar yang dipilih responden

Kuesioner kedua di susun berdasarkan kendala yang didapatkan dari kuesioner

pertama. Penyebaran kuesioner pertama dan yang kedua (lanjutan) adalah pada

kontraktor yang sama. Pada analisa deskriptif dari hasil uji mean pada kuesioner kedua

didapatkan hasil yang terlihat pada Tabel 4., yang menunjukkan hasil nilai mean tertinggi

untuk masing-masing jenis penyelesaian masalah pada pernyataan adalah sebagai

berikut: pernyataan I, melakukan perbaikan memperoleh nilai = 3,9630 (1); pernyataan

II, mempersiapkan perencanaan alat, nilai = 4,0741 (1); pernyataan III, merencanakan

persiapan pemasangan alat berat, nilai = 3,8889 (1); pernyataan IV, persiapkan sebelum

proyek mulai lebih diperhatikan, nilai = 4,1481 (1); pernyataan V, pekerja disesuaikan

dengan keahliannya, nilai = 4,2222 (1); pernyataan VI, diadakan rapat, nilai = 3,9259 (1).

Hasil nilai mean tertinggi untuk jenis penyelesaian masalah pada pernyataan I sampai

dengan VI ditunjukkan pada diskripsi no (1), yaitu pada bidang manajemen.

Page 11: theory of constraint in construction management especially

Tabel 4. Jenis Penyelesaian Masalah dan Hasil Analisa mean Pada Kuesioner Kedua

Pernyataan

Jenis Penyelesaian MasalahJumlah poin Min Max Mean

Std. Deviasi

I

(1)Melakukan perbaikan bidang logistik 106 2 5 3.9630 0.8077

(2) Memajukan jadwal 105 2 5 3.8889 1.0500 (3)

Kapasitas penyimpanan diperbesar

98 2 53.6296 0.9260

(4)Melakukan kerjasama yang baik dengan supplier 105 2 5 3.8889 0.8916

II

(1) Mempersiapkan perencanaan alat 110 2 5 4.0741 0.9168

(2)Mengatur jadwal penggunaan mesin 105 2 5 3.8889 0.9337

(3) Menambah jumlah mesin 84 1 5 3.1111 1.0500(4) Menjaga kondisi mesin 102 1 5 3.7778 1.0860

III

(1)Merencanakan persiapan pemasangan alat berat 105 2 5 3.8889 0.6980

(2)Jadwal pengiriman alat berat dimajukan 95 2 5 3.5185 0.7530

(3) Jumlah pekerja ditambah 99 2 5 3.6667 0.8771(4) Mencari alat alternatif 89 1 5 3.2963 1.1030

IV

(1)Persiapkan sebelum proyek lebih diperhatikan 112 2 5 4.1481 0.8182

(2)Jam pelaksanaan proyek disesuaikan 97 2 5 3.5926 0.6939

(3) Waktu tambahan 94 2 5 3.5185 0.9352(4) Mengurus izin proyek 112 2 5 4.1481 0.8182

V(1)

Pekerja disesuaikan dengan keahliannya 114 2 5 4.2222 0.8916

(2) Mengatur jam kerja 108 2 5 4.0000 0.8321(3) Menambah jumlah pekerja 100 2 5 3.7037 1.0675(4) Mencari pekerja yang kompeten 103 2 5 3.8148 0.9214

VI

(1) Diadakan rapat 106 2 5 3.9259 0.8286(2) Menambah waktu pertemuan 87 2 5 3.2222 0.9740(3) Menambah pengawas 80 2 5 2.9630 0.9799

(4)Mencari pengawas yang kompeten 87 1 5 3.2222 1.0860

Catatan : N=27, Min: nilai terkecil yang dipilih responden, Max : nilai terbesar yang dipilih responden

Jenis penyelesaian masalah: (1) Bidang Manajemen, (2) Bidang Waktu, (3) Bidang Kuantitas, (4) Bidang

Mutu. Pernyataan I s/d VI lihat Tabel 3.

. Analisa Regresi

Analisa regresi dilakukan untuk menghindari kendala yang mungkin muncul.

Untuk mengetahui hubungan antara penyelesaian - penyelesaian yang ada dalam sebuah

pernyataan, maka perlu dilakukan uji regresi linier. Sebelum dilakukan pengolahan data

Page 12: theory of constraint in construction management especially

maka perlu ditentukan variabel dependent dan independentnya. Mekanisme analisa

regresi linier terhadap pernyataan I adalah sebagai berikut:

Variabel Dependent : Y = Keterlambatan material tiba di lapangan

Variabel Independent : X1= Melakukan perbaikan dibidang logistik

X2= Memajukan jadwal

X3= Kapasitas penyimpanan diperbesar

X4= Melakukan kerjasama yang baik dengan

supplier

Tabel 5. Uji Korelasi I.

Model R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 0.489 0.239 0.101 0.941 1.429 Catatan : Tabel dari hasil perhitungan SPSS 13.0

a

Predictors: (Constant), Melakukan kerjasama yang baik, Memajukan jadwal, Melakukan perbaikan, Kapasitas penyimpanan diperbesar

b Dependent Variable: Keterlambatan material tiba di lapangan

Dari Tabel 5. dapat dilihat hasil regresi nilai korelasi antara variabel dependent

dengan seluruh variabel independent secara umum (R) sebesar 0.489. Sedangkan

besarnya koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.239, hal ini berarti 23.9% dari

keterlambatan material bisa dijelaskan dari variabel independentnya. Sisanya 76.1%

dipengaruhi faktor lain. Tabel 3. menunjukkan nilai Durbin-Watson (DW) = 1.429 maka

tidak dapat disimpulkan.

Koefesien Durbin watson

1.65 < DW < 2.35 Tidak terjadi auto korelasi

1.21 < DW < 1.65 Tidak dapat disimpulkan

2.35 < DW < 2.79 Tidak dapat disimpulkan

DW < 1.21 / DW > 2.79 Terjadi auto korelasi

Hipotesis :

H0 = Model linear antara variabel dependent dengan semua variabel independent tidak

signifikan

Page 13: theory of constraint in construction management especially

H1 = Model linear antara variabel dependent dengan semua variabel independent

signifikan

Tabel 6. Uji Kelinieran

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 6.137 4 1.534 1.732 0.179  Residual 19.493 22 0.886      Total 25.630 26      

Catatan : Tabel dari hasil perhitungan SPSS 13.0

a

Predictors: (Constant), Melakukan kerjasama yang baik, Memajukan jadwal, Melakukan perbaikan, Kapasitas penyimpanan diperbesar

b Dependent Variable: Keterlambatan material tiba di lapangan

Tabel 6. menunjukkan nilai 1.732 (F hitung) < 2.82 [F tabel (4;22;0.05)], nilai F

hitung lebih kecil daripada F tabel sehingga pernyataan H0 diterima. Jadi model linear

variabel dependent dengan variabel independent tidak signifikan.

Disamping menggunakan perbandingan F hitung dan F tabel, dapat melakukan

perbandingan terhadap Signifikan (Sig.) < 0.05

Tabel 7. Uji Koefisien

Model Unstandardized

CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.

    B Std. Error Beta    1 (Constant) 5.981 2.226   2.687 0.013

 Melakukan perbaikan -0.348 0.260 -0.281 -1.340 0.194

  Memajukan jadwal 0.514 0.240 0.501 2.148 0.043

 

Kapasitas penyimpanan diperbesar -0.222 0.299 -0.198 -0.742 0.466

 

Melakukan kerjasama yang baik -0.653 0.334 -0.565 -1.958 0.063

Catatan : Tabel dari hasil perhitungan SPSS 13.0

a = Keterlambatan material tiba di lapangan

Y = 5.981 -0.348 X1 + 0.514 X2 -0.222 X3 -0.653 X4

Hipotesis : uji koefisien a

H0= Koefesien a tidak signifikan

H1= Koefesien a signifikan

Page 14: theory of constraint in construction management especially

Dilihat dari nilai signifikan yang ada pada Tabel 7. sebesar 0.013 maka Ho ditolak

karena lebih kecil daripada nilai signifikan α sebesar 0.05. Sehingga pernyataan H0

ditolak dan koefisien a dinyatakan signifikan dan bisa digunakan sebagai prediksi.

Hipotesis : uji koefisien b

H0= Koefesien b tidak signifikan

H1= Koefesien b signifikan

Dilihat dari nilai signifikan yang ada pada Tabel 7. sebesar 0.043 maka Ho pada

variabel b2 ditolak karena lebih kecil daripada nilai signifikan α sebesar 0.05. Sehingga

pernyataan H0 ditolak dan koefisien b2 dinyatakan signifikan dan bisa digunakan sebagai

prediksi. Tanda “+” (positif) pada variabel keterlambatan material menunjukkan

hubungan searah dengan variabel memajukan jadwal, artinya jika keterlambatan material

meningkat maka memajukan jadwal akan ikut menurun dengan sendirinya. Jika X

(keterlambatan material) bertambah 1 satuan maka Y (memajukan jadwal) akan menurun

0.514 satuan.

Jika tidak ada memajukan jadwal yang diterapkan, maka keterlambatan material

yang sudah ada sebesar 5.981 satuan. Tipe langkah perbaikan yang lain yang tidak

termasuk dalam persamaan regresi final seperti melakukan perbaikan, kapasitas

penyimpanan diperbesar, dan melakukan kerjasama yang baik tidak bisa dibilang tidak

ikut mempengaruhi keterlambatan material. Pendekatan regresi linear menunjukkan

langkah perbaikan dengan cara memajukan jadwal sebagai langkah perbaikan yang

paling kritis mempengaruhi keterlambatan material. Langkah perbaikan yang lain juga

turut mempengaruhi tetapi dengan porsi yang lebih sedikit. Dari semua analisa yang ada

diatas menunjukkan bahwa memajukan jadwal atau perbaikan secara waktu berhubungan

erat dengan keterlambatan material dan keduanya saling mempengaruhi. Maka apabila

langkah perbaikan di bidang manajemen yaitu dengan memperbaiki bagian logistik

dilakukan maka untuk menghindari munculnya masalah baru maka perbaikan di bidang

waktu dengan memajukan jadwal juga harus ikut diperhatikan. Hasil-hasil analisa regresi

pada pernyataan yang lain dapat dilihat pada Tabel 8. dibawah ini

Page 15: theory of constraint in construction management especially

Tabel 8. Hasil Analisa Regresi yang Lain

Kendala yang Terjadi

Langkah-Langkah Penyelesaian yang Dipih

Langkah Penyelesaian Berdasarkan Regresi

Analisa Regresi

      Uji Korelasi

Uji kelinearan

Uji koefisien a, b

I.Keterlambatan Material

Perbaikan di bidang logistik

Memajukan jadwal

Tidak dapat disimpulkan Ho diterima

Ho ditolak, Ho ditolak

II. Mesin dan alat kerja tidak berjalan sesuai rencana

Mempersiapkan perencanaan alat dengan baik

Menjaga kondisi mesin

Tidak dapat disimpulkan Ho diterima

Ho ditolak, Ho ditolak

III.Pemasangan alat berat terlambat

Merencanakan persiapan pemasangan alat berat

 ---------------- Tidak terjadi auto korelasi Ho diterima

Ho ditolak,Ho diterima

IV.Banyaknya gangguan nonteknis

Mengurus izin proyek dengan baik

 ---------------- Tidak terjadi auto korelasi Ho diterima

Ho ditolak,Ho diterima

V.Produktivitas pekerja rendan

Pekerja disesuaikan dengan keahliannya

 --------------- Tidak dapat disimpulkan Ho diterima

Ho diterima, Ho diterima

VI. Kurangnya komunikasi bagian perencanaan dan pelaksanaan

Diadakan rapat dengan seluruh staff

Diadakan rapat dengan seluruh staff

Tidak terjadi auto korelasi Ho ditolak

Ho ditolak, Ho ditolak

KESIMPULAN

Analisa dengan menggunakan Theory of Constraint (TOC) atau disebut juga

dengan teori kendala pada bidang pelaksanaan konstruksi teknik sipil. Penelitian

dilakukan dengan menggunakan kuesioner bertahap. Kuesioner pertama untuk

menentukan kendala yang ada dilapangan (Tabel 3.). Kuesioner kedua berisi tentang jenis

penyelesaian masalah yang disusun berdasarkan langkah-langkah yang ditentukan dalam

TOC setelah melihat kendala yang ada dari kuesioner pertama (Tabel 4). Hasil analisa

menunjukkan langkah penyelesaian yang digunakan terhadap kendala – kendala yang

didapatkan berdasarkan analisa nilai mean tertinggi ditunjukkan pada diskripsi no.1 yang

terdapat pada setiap pernyataan, yaitu: 3,9630; 4,0741; 3,8889; 4,1481; 4,2222 dan

3,9259 (Tabel 4.).Hal mengindikasikan bahwa langkah penyelesaian yang diambil untuk

Page 16: theory of constraint in construction management especially

mengatasi kendala yang muncul seperti yang ditunjukkan pada diskripsi no.1 adalah

dengan melakukan perbaikan dibidang manajemen.

Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara bidang manajemen, waktu,

kuantitas dan mutu sehubungan dengan penyelesaian terhadap kendala yang muncul

maka dilanjutkan dengan analisa regresi linier dengan menggunakan software SPSS 13.0

(Tabel 5., Tabel 6.dan Tabel 7.).

Rangkuman analisa regresi linier terhadap pernyataan I sampai dengan VI dapat

diketahui pada Tabel 8. yang menunjukkan bahwa tidak semua langkah penyelesaian

yang dipilih dapat menyelesaikan masalah yang ada didalam pelaksanaan proyek.

DAFTAR PUSTAKA

1. Blocher, Edward J., Kung H. Chen, dan, Thomas W Lin, (2001), Manajemen Biaya

Dengan Tekanan Stratejik, McGraw Hill, USA.

2. Campbell, Robert J., (1992), Competitive Cost-Based Pricing System for Modern

Manufacturing, USA : Quorum Books.

3. Chase, Richard B., dan Nicholas J. Aquilano, (1995), Production and Operations

Management: Manufacturing and Services, 7th ed., Richard D, Irwin Inc.

4. Dilworth, James B., (1996), Operations Management, 2nd ed., New York, McGraw

Hill, Inc.

5. Everette E, Adam Jr., dan.Ebert Ronald J, (1996), Production and Operations

Management: Concepts, Models, and Behavior, 5th ed., Englewood Cliffs, New Jersey

: Prentice-Hall, Inc.

6. Garrison, Ray H., dan. Norren, Eric W (2003), Managerial Accounting, 10th ed.,

McGraw-Hill Companies, Inc.

7. Hansen, Don R., dan Mowen, Maryanne M (2000), Management Accounting, 6th ed.,

USA : International Thompson Publishing.

8. Hilton, Ronald W., (1996), Managerial Accounting, 4th ed., New York : McGraw Hill,

Inc.

Page 17: theory of constraint in construction management especially

9. Hongren, Charles T., Foster George, dan Datar, Srikant (1994), Cost Accounting: A

Managerial Emphasis, 8th ed., Prentice Hall International, Englewood Cliffs, New

Jersey.

10 Tersine, Richard J., (1994), Principles of Inventory and Material Management, 4th ed.,

Englewood Cliffs, New Jersey : PTR Prentice-Hall, Inc.